Edisi Kesatu
Cetakan pertama, Juli 1986
Cetakan kedua, September 2014
Cetakan ketiga, November 2016
368
SEM SEMBIRING, RK
m Materi pokok asuransi I; 1 – 9; STAT4331/
3 sks/ RK Sembiring., -- Cet.3; Ed.1 --.Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka, 2016.
352 hal; ill.; 30 cm
I. Judul
iii
Daftar Isi
Kegiatan Belajar 2:
Nilai Harapan ....................................................................................... 1.12
Latihan …………………………………………................................. 1.14
Rangkuman …………………………………...................................... 1.15
Tes Formatif 2 ……………………………..……................................ 1.15
Kegiatan Belajar 3:
Peluang Lanjutan ................................................................................ 1.18
Latihan …………………………………………................................. 1.22
Rangkuman …………………………………...................................... 1.24
Tes Formatif 3 ……………………………..……................................ 1.24
Kegiatan Belajar 2:
Harapan Hidup dan Macam Tabel Mortalitas ...................................... 2.16
Latihan …………………………………………................................. 2.24
iv
Kegiatan Belajar 2:
Anuitas Hidup ...................................................................................... 3.15
Latihan …………………………………………................................. 3.30
Rangkuman …………………………………...................................... 3.32
Tes Formatif 2 ……………………………..……................................ 3.32
Kegiatan Belajar 2:
Premi Tahunan ..................................................................................... 4.16
Latihan …………………………………………................................. 4.24
Rangkuman …………………………………...................................... 4.25
Tes Formatif 2 ……………………………..……................................ 4.26
v
Kegiatan Belajar 2:
Anuitas Hidup Membesar .................................................................... 5.18
Latihan …………………………………………................................. 5.32
Rangkuman …………………………………...................................... 5.33
Tes Formatif 2 ……………………………..……................................ 5.34
Kegiatan Belajar 2:
Meto d e Fa c kle r Ser ta cad a n ga n A wa l d a n ca d an g a n 6.21
Ra taa n … …... ...... ...... ... ........ ...... ...... ...... ...... ... ..
Latihan …………………………………………................................. 6.32
Rangkuman …………………………………...................................... 6.33
Tes Formatif 2 ……………………………..……................................ 6.33
vi
Kegiatan Belajar 2:
Metode kanada, Illinois, dan new Jersey.............................................. 7.19
Latihan …………………………………………................................. 7.35
Rangkuman …………………………………...................................... 7.36
Tes Formatif 2 ……………………………..……................................ 7.37
Kegiatan Belajar 2:
Premi Kotor…………………………………………………………... 8.15
Latihan …………………………………………................................. 8.22
Rangkuman …………………………………...................................... 8.23
Tes Formatif 2 ……………………………..……................................ 8.24
Kegiatan Belajar 2:
Anuitas Kontinu................................................................................... 9.22
Latihan …………………………………………................................. 9.43
Rangkuman …………………………………...................................... 9.45
Tes Formatif 2 ……………………………..……................................ 9.45
PEN D A HU L UA N
A suransi berasal dari kata assurance atau insurance, yang berarti jaminan
atau pertanggungan. Hidup penuh dengan ketidakpastian dan manusia
selalu berusaha memperkecil atau meminimalkan ketidakpastian tersebut.
Pendidikan yang Anda tempuh sekarang ini juga merupakan salah satu usaha
Anda untuk memperkecil ketidakpastian dalam usaha Anda mendapatkan
jaminan pekerjaan sesuai dengan keinginan Anda. Pendidikan yang makin
tinggi merupakan jaminan atas lapangan pekerjaan yang makin luas.
Seorang kepala keluarga tentunya ingin berusaha menjamin
kesejahteraan keluarganya. Kesejahteraan tersebut akan terganggu bila dia
jatuh sakit, cacat ataupun dia meninggal. Sebagian dari jaminan
kesejahteraan dapat diperoleh bila si kepala keluarga mengasuransikan
dirinya; asuransi dapat berupa asuransi kesehatan, asuransi untuk biaya
sekolah anak, ataupun santunan asuransi bila dia pensiun ataupun meninggal.
Begitupun seorang pengusaha tentunya ingin memperkecil risiko kerugian
dalam usahanya. Risiko seperti itu dapat diperkecil dengan mengasuransikan,
misalnya gedung tempatnya berusaha, kendaraan yang dia pakai dalam
usahanya, malahan bahan dagangannyapun dapat diasuransikan. Jadi banyak
hal yang dapat diasuransikan. Dalam dunia yang makin maju,
bidang asuransipun terlihat telah terlibat dalam banyak segi kehidupan .
manusia. Perusahaan asuransipun telah tumbuh menjadi perusahaan besar di
dunia dan bersamaan dengan itu permintaan akan tenaga ahli asuransi seperti
aktuaris semakin meningkat pula. Di Indonesia sudah ada suatu ketentuan
dari pemerintah dalam hal ini Departemen Keuangan, bahwa setiap
perusahaan asuransi harus memiliki aktuaris sendiri. Peraturan ini masih
lama, baru akan dapat dilaksanakan di Indonesia mengingat masih langkanya
tenaga aktuaris.
Usaha asuransi, pada dasarnya, adalah usaha bersama, mirip koperasi.
Dalam usaha ini, setiap anggota, disebut pemegang polis asuransi, menyetor
1.2 Asuransi 1
sejumlah uang pada suatu dana yang akan digunakan untuk menolong
anggotanya yang kena musibah yang diperkirakan akan terlalu berat dipikul
oleh anggota yang kena musibah tersebut. Musibah tersebut dapat berupa
penyakit, kecelakaan yang mengakibatkan cacat dan ataupun kematian
terutama kepala keluarga sebagai pencari nafkah yang tentunya akan
mengakibatkan penurunan penghasilan keluarga yang ditinggalkan.
Asuransi menjadi penting karena musibah yang dicakupnya tak dapat
ditentukan dengan tepat kapan munculnya. Kita tahu, bahwa semua orang
akan meninggal pada suatu ketika. Masalahnya ialah kapan seseorang itu
akan meninggal. Orang akan sakit atau mendapat kecelakaan pada suatu
ketika, tetapi kapan musibah itu muncul tak dapat ditentukan. Karena tak
dapat ditentukan maka tentunya sulit mempersiapkan diri terhadap musibah
yang akan mucul. Karena itu, sebaiknya siap-siap jauh sebelumnya, ibarat
pepatah sedia payung sebelum hujan. Salah satu bentuk payung itu adalah
asuransi.
Kendati kematian seseorang tak dapat diramalkan dengan tepat
terjadinya, secara statistika peluang meninggalnya seseorang dapat dihitung
dengan cukup tepat. Pengamatan menunjukkan bahwa. Pada umumnya,
peluang meninggalnya seseorang naik bersama dengan makin tuanya orang
tersebut. Dari sekelompok besar orang, secara statistika dapat ditentukan
dengan cukup teliti, peluang seseorang berumur tertentu, yang dipilih secara
acak, akan meninggal dalam waktu setahun, misalnya. Memang tidak dapat
ditentukan siapa dari kelompok itu yang akan meninggal, tetapi jumlahnya
yang akan meninggal dapat ditaksir dengan cukup tepat. Anda mungkin
mengatakan, soal hidup matinya seseorang di tangan Tuhan. Baik, Tapi
rupanya Tuhan juga menciptakan dunia ini dengan aturan tertentu, dan bila
kita mampu membaca aturan tersebut maka kita dapat membuat perkiraan
atau ramalan. Itulah tugas para ilmuwan, dalam hal ini statistikawan.
Perkiraan atau ramalan tadi sayangnya (atau, barangkali, syukuri) jarang
sekali tepat, tapi cukup mendekati keadaan sesungguhnya. Ini karena alam
(Penciptanya) tidak membukakan semua rahasianya pada manusia ataupun
manusia belum mampu membaca seluruh rahasia alam.
Pada pelajaran ini hanya akan dibicarakan asuransi jiwa; asuransi
kerugian seperti kebakaran, kecelakaan lalu lintas dan sebagainya tidak
dibahas di sini.
Pada dasarnya, asuransi jiwa dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:
STAT4331/MODUL 1 1.3
Kegiatan Belajar 1
Pengertian Peluang
T eori peluang (probabilitas) sesungguhnya lahir dari meja judi, karena itu
tidaklah heran bila contoh yang sering dipakai juga berasal dari meja
judi, seperti dadu, kartu bridge, atau malahan rolet.
Contoh 1
Ambil satu mata uang logam yang setangkup, salah satu sisinya
sebut muka (M), dan sisi yang lain sebut belakang (B). Bila uang logam
tersebut dilantunkan maka hampir pasti salah satu dari kedua sisi M
atau B akan terletak sebelah atas (muncul). (Pada pelajaran ini kita
akan menganggap hanya M atau B yang dapat muncul). Kita katakan bahwa
peluang muncul M atau B adalah setengah, dalam lambang matematika,
P(M)=P(B) = 1 .Dalam penulisan ini P menyatakan peluang.
2
Contoh 2
Misalkan suatu dadu yang berisi enam, masing-masing sisinya
diberi nomor 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Bila dadu itu setangkup maka peluang
1
muncul, salah satu bilangan di atas adalah 1 ditulis P(1) = … = P(6)
6 6
Contoh 3
Sekarang masalahnya dibuat sedikit lebih rumit. Misalkan satu uang
logam dilantunkan dua kali, berapakah peluangnya ke dua lantunan
menghasilkan M? Masalahnya akan lebih mudah dipahami bila hasil ke dua
lantunan dituliskan: MM, MB, BM, BB; huruf pertama menyatakan hasil
lantunan pertama sedangkan yang ke dua menyatakan hasil lanturan ke
dua. Bila uang tersebut setangkup maka keempat hal di atas mempunyai
1 1 1
peluang muncul yang sama, yaitu (atau, . ). Jadi peluang ke dua
4 2 2
1
lantunan muncul M, P(MM) =
4
STAT4331/MODUL 1 1.5
Contoh4
Dengan jalan yang mirip sama dapat dihitung peluang hasil satu dadu di
Lantun dua kali sebagai berikut. Pasangan hasil ke dua lanturan adalah: (1,1),
(1,2),…, (1,6), (2,1), (2,2),…(2,6),…(6,1), (6,2),(6,3)…(6,6). Jumlah tiap
pasangan: 2, 3,4, 5, 6, 7, 3,4, 5, 6, 7, 8,4, 5, 6, 7, 8, 9, 5, 6, 7, 8, 9 10, 6, 7, 8,
9 , 10 , 11 , 7, 8, 9, 10, 11, 12. Cara lebih sederhana menyajikan hasil ini
ialah dalam bentuk apa yang disebut distribusi frekuensi, sebagai berikut:
Jumlah 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Frekuensi 1 2 3 4 5 6 5 4 3 2 1 36
muncul
Perhatikan bahwa p + q = 1.
Contoh 5.
Kejadian munculnya jumlah 10 bila dua dadu dilantunkan sekali
bersama-sama, dapat muncul dalam 3 cara; jadi m untuk kejadian tersebut 3,
sedangkan n, banyaknya cara 10 gagal muncul., adalah 33 ( = 36 - 3 ) betul-
betul setangkup, sukar diharapkan dalam 100 lanturan menghasilkan 50 M
(atau 50 B). Hasilnya akan berkisar atau bervariasi sekitar 50 M. Artinya
kalau percobaan itu kita ulangi berkali-kali, dan tiap percobaan terdiri atas
100 lantunan, maka sebagian dari hasilnya akan memberikan lebih sedikit
dari 50 M dan sebagian lagi lebih banyak dari 50 M. Bila dalam suatu
percobaan dengan 100 lanturan uang tadi 45 kali muncul muka, maka
45
taksiran peluang muncul muka pada satu lanturan uang tadi adalah atau
100
dengan lambang, taksiran P(M) = 0,45. Bila pada percobaan berikutnya
ternyata muncul muka sebanyak 52 kali, maka taksiran P(M) dari percobaan
kedua ini adalah 0,52. Setiap percobaan akan memberikan taksiran P(M)
yang agak berlainan, tapi tiap taksiran akan berkisar pada bilangan 0,5. Bila
percobaan tersebut dilakukan tak terhingga kali banyaknya, maka dalam
keadaan P(M) = 0,5.
Secara umum bila dalam percobaan ke i, di lakukan ni kali usaha (suatu
usaha, misalnya, melantun satu uang logam sekali) dan kejadian A muncul m i
kali (jadi, gagal sebanyak ni – mi kali) maka taksiran terjadinya A pada
percobaan ke i , nyatakan dengan pi, adalah:
STAT4331/MODUL 1 1.7
m
pi
n
Dalam praktik, tentunya, p(A) tak dapat dihitung, karena tak mungkin
melakukan percobaan tak terhingga kali banyaknya. Karena itu, kita harus
merasa puas dengan taksirannya saja. Taksirannya akan makin lebih baik bila
banyaknya usaha n makin besar.
Contoh 6
Misalkan, dari satu juta penduduk yang tepat berumur 20 tahun,
sebanyak 996.500 yang mencapai 21 tahun setahun kemudian. Suatu taksiran
peluang seseorang dari kelompok tersebut akan mencapai usia 21 tahun
adalah:
996.500
0,9665
1.000.000
Contoh 7
Misalkan, pada contoh 6 di atas terdapat keterangan lebih lanjut bahwa
100 dari ke 3500 yang meninggal sebelum mencapai usia 21 tahun adalah
karena kecelakaan lalu lintas, 50 orang karena sakit paru-paru, 20 karena
narkotik. Sekarang kita dapat menyatakan bahwa peluang seseorang yang
berusia 20 tahun akan meninggal sebelum usia 21 tahun adalah:
100 50
0, 0001 karena kecelakaan lalu lintas, 0, 00005
1.000.000 1.000.000
1.8 Asuransi 1
20
karena sakit paru-paru, dan 0, 00002 karena narkotik.
1.000.000
Bila p menyatakan peluang terjadinya suatu kejadian dan q menyatakan
peluangnya kejadian tersebut tidak terjadi, maka selalu berlaku p + q = 1, dan
0 p 1. Bila p = 0 (q = 1) maka dikatakan bahwa kejadian tersebut tidak
mungkin terjadi sedangkan bila p = 1 (q = 0) dikatakan bahwa kejadian itu
pasti terjadi.
LAT IH A N
2) Tiap kelereng berpeluang sama untuk terambil dan peluang tiap warna.
sebanding dengan banyaknya kelereng warna tersebut.
3) Gunakan cara pada contoh 6 dan 7
4) Tuliskan semua kejadian yang memberikan jumlah 9 dan kemudian
hitung jumlah semua kejadian yang dapat muncul
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
3
C.
8
1
D.
2
4) Dari 80.000 orang yang berusia 25 tahun, 300 meninggal karena sakit
dan 10 diantaranya karena kecelakaan dalam setahun. Berapakah
peluang seorang anggota kelompok tersebut meninggal dalam
kecelakaan setahun….
A. 0,000125
B. 0,00375
C. 0,03333
D. 0,999875
STAT4331/MODUL 1 1.11
Kegiatan Belajar 2
Nilai Harapan
Dalam contoh ini menang diberi tanda +, sedangkan kalah -. Begitu pula,
si Badu rata-rata menang sebesar
pm + (1 - p)n
pn i i
i 1
Contoh 1
Misalkan, dalam lantunan sebuah dadu si Ali mendapat 10 rupiah bila
bilangan 1 muncul, sebelah atas dan mendapat - 3 rupiah (membayar
3 rupiah) bila bilangan lainnya sebelah atas, berapakah nilai harapannya bila
dadu dimisalkan setangkup?
Peluang si Ali mendapat 10 rupiah i, sedangkan peluang kalah
3 - rupiah sebesar %', jadi nilai harapannya adalah (10)(* + (-3)(6) = - %.
Contoh 2
Ambil sekotak kartu bridge yang berisi 52 kartu yang terkocok
secara sempurna. Si Ali menarik sebuah kartu dan mendapat:
100 rupiah bila dia mendapat Ace,
10 rupiah bila dia mendapat King, dan
-10 rupiah bila dia mendapat kartu lainnya.
Berapakah nilai harapannya?
Dalam sekotak kartu bridge terdapat 4 Ace (spade, heart, diamond, dan
club) dan juga 4 King dengan warna yang sama. Jadi, peluang menarik Ace
4 4
dan peluang menarik King juga peluang menarik kartu lainnya
52 52
44
(52 - 8)/52 =
52
Jadi, nilai harapan si Ali
4 4 44
(100)( ) + (10)( ) + ( - 10)( ) = 0.
52 52 52
Suatu judi dengan nilai harapan nol dianggap judi yang jujur, umumnya
judi tidak jujur, artinya nilai harapan bandar selalu lebih besar dari
nol, karena itu bandar jarang sekali kalah.
1.14 Asuransi 1
LAT IH A N
R A NG KU M AN
n1 Dengan peluang p1
n2 Dengan peluang p2
Pk
n K dengan peluang
1
TES F OR M AT IF 2
1) Si Ali melantunkan sebuah uang logam dua kali. Bila dalam ke dua
lantunan muncul M dia mendapat 10 rupiah, bila dalam lantunan pertama
muncul M dan lantunan kedua B dia mendapat 5 rupiah dalam hal
lainnya dia tidak mendapat apa-apa. Berapakah nilai harapannya?
A. 0
B. 1,25
C. 2,5
D. 3,75
1.16 Asuransi 1
4) Sebuah dadu dilantun. Bila bilangan genap yang muncul si Ali mendapat
Rpl0.,bila bilangan 6 yang muncul dia mendapat tambahan Rp60.
Berapakah dia harus membayar bila bilangan ganjil yang muncul agar
judi tersebut adil (nilai harapan 0)?
A. Rp15
B. Rp30
C. Rp45
D. Rp90
Kegiatan Belajar 3
Peluang Lanjutan
Teorema 1
Bila P1, P2, P3, …., Pn merupakan peluang terjadinya n kejadian yang
saling meniadakan. Maka peluang salah satu dari padanya akan terjadi
adalah:
p1+p2+p3 … +pn
Contoh 1
Pandanglah percobaan melantun sebuah dadu sekali. Kejadian
munculnya sisi bernomor 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 saling meniadakan. Peluang
terjadinya salah satu adalah:
1 1 1 1 1 1
+ + + + + =1
6 6 6 6 6 6
Jadi, salah satu daripadanya pasti terjadi.
STAT4331/MODUL 1 1.19
Teorema 2
Bila P1, P2, P3, … , Pn merupakan peluang terjadinya n kejadian yang
saling bebas, maka peluang terjadinya seluruh kejadian tersebut adalah:
P1 . P2 . P3 . … . Pn
Contoh 2
Misalkan dua dadu dilantunkan, Misalkan A kejadian muncul, bilangan
genap pada dadu pertama dan B kejadian muncul, bilangan yang lebih dari 5.
3
Maka P(A) = dan P(B) = 4/6. Kedua kejadian saling bebas, sehingga
6
3 4 12 1
P(A.B)= P(A) . P(B)= ( ) ( ) =
6 6 36 3
Contoh3
Misalkan peluang si Ali dan si Badu hidup paling sedikit setahun
lagi, masing-masing, 0,8 dan 0,9. Berapakah peluangnya
a) keduanya hidup paling sedikit setahun lagi?
b) paling sedikit seorang akan meninggal?
Jawab
a) Misalkan kejadian meninggalnya si Ali dan si Badu merupakan dua
kejadian yang saling bebas, Jadi peluang keduanya akan hidup paling
sedikit setahun lagi adalah (0,8)(0,9) = 0,72.
b) Paling sedikit seorang meninggal berarti salah seorang atau keduanya
mereka meninggal dan keduanya merupakan kejadian yang saling
meniadakan. Sekarang pandanglah kejadian berikut:
si Ali hidup 0,8, si Ali meninggal 0,2,
si Badu hidup 0,9, si Badu meninggal 0,1,
Teorema 3
Bila peluang terjadinya kejadian pertama p1 dan peluang terjadinya
kejadian ke dua setelah kejadian pertama terjadi adalah p2 maka peluang
terjadinya kejadian pertama dan ke dua dalam urutan seperti itu adalah. p 1.
p2.
Contoh 4
Si Ali dan si Badu melantun suatu uang logam secara bergantian dan
yang mendapat muka terlebih dahulu dinyatakan menang. Bila Ali mendapat
giliran pertama, berapakah peluang Badu menang?
Jawab
Ada bermacam-macam cara bagi si Badu untuk menang. Dia menang
bila pada giliran pertama si Ali mendapat B dan Badu mendapat M, atau pada
giliran pertama keduanya mendapat dan pada giliran ke dua si Ali masih
mendapat B tapi Badu mendapat M, dan seterusnya. Kalau digambarkan
maka kejadian yang memberikan Badu menang adalah:
STAT4331/MODUL 1 1.21
Urutan Peluang
2
1
1) BM 2
4
1
1) BB.BM 2
6
1
1) BB.BB.BM 2
8
1
1) BB.BB.BB.BM 2
1 2
Peluang si Ali menang, tentunya, 1 - . Hasil ini dapat pula Anda
3 3
periksa sendiri dengan bekerja seperti di atas
Contoh 5
Peluang seseorang berusia 20 tahun dan seorang lainnya berusia 40
tahun keduanya akan hidup 20 tahun lagi adalah 0,6. Dari 50.000 orang yang
hidup pada usia 20 tahun, 3000 diantaranya akan meninggal sebelum berusia
25 tahun. Hitunglah peluang seseorang yang sekarang berusia 25 tahun akan
meninggal sebelum mencapai usia 60 tahun.
Jawab
Untuk menyingkat penulisan, misalkan 1x = jumlah orang yang tepat
berusia x. Jadi diketahui 120 = 50.000 orang dan 125= 50.000 - 3000 = 47.000
1.22 Asuransi 1
yaitu banyaknya yang meninggal dari orang yang berusia 25 tahun sebelum
mencapai 60 tahun dibagi dengan banyaknya orang yang berusia 25 tahun.
Kita masih perlu menghitung 160. Misalkan lagi nPx = peluang seseorang
(tepat) berusia x akan hidup mencapai usia x + n, maka diketahui
LAT IH A N
2) Dua kartu diambil dari sekotak kartu bridge. Berapakah peluang paling
sedikit satu kartu adalah ace? Paling sedikit satu kartu heart? Paling satu
kartu berwarna merah?
3) Tiga kartu diambil dari sekotak kartu bridge. Berapakah peluang
ketiganya ace? Salah satu ace, salah satu lagi King dan satunya lagi 10?
4) Si Ali dan Badu bermain catur, Dari data mengenai permainan mereka di
waktu lalu, 3 dari 5 papan yang tidak remis dimenangkan si Ali
Berapakah peluang si Badu menang paling sedikit 2 dari 3 papan
berturutan bila remis tidak dihitung?
5) Dari catatan administrasi suatu universitas, 5% mahasiswa tidak lulus
suatu pelajaran tertentu. Bila 6 mahasiswa pengikut kuliah tadi diambil
secara acak, berapakah peluangnya tepat dua orang tidak lulus?
6) Peluang tepat satu dari tiga orang yang masing-masing berusia 20, 35,
dan 50 tahun akan hidup 15 tahun lagi ialah 0,092, peluang ketiganya
akan meninggal dalam waktu 15 tahun adalah 0,006. Bila peluang
seseorang berusia 20 tahun akan meninggal sebelum usia 35 tahun
adalah 0,1, hitunglah peluang bahwa orang itu akan hidup mencapai usia
65 tahun.
R A NG KU M AN
Inti dari Kegiatan Belajar 3 ini adalah ketiga teorema dalam bagian
ini, Teorema 1 menjelaskan sifat kejadian yang saling meniadakan
(mutually exclusive), teorema 2 mengenai kejadian yang saling bebas
dan teorema 3 mengenai kejadian yang bersyarat. Teorema 3 sering
ditulis sebagai:
P A. B p( A) . P( B A),
TES F OR M AT IF 3
3) Peluang seseorang berusia 20 tahun akan hidup 20 tahun lagi 0,9 dan
peluang seseorang berusia 40 tahun akan hidup 10 tahun lagi 0,8.
Berapakah peluang seseorang berusia 20 tahun akan hidup 30 tahun
lagi?
A. 0,09
B. 0,18
C. 0, 72
D. 0,8
Tes Formatif 1
1) D (Tuliskan semua cara yang mungkin yang dihasilkan 2 M dan 3 M)
2) C (Tuliskan semua kombinasi ketiga dadu yang menghasilkan
jumlah 5)
3) D
4) A
5) A
Tes Formatif 2
1) D (Cari peluang mendapat 10 rupiah, peluang mendapat 5 rupiah dan
peluang mendapat 0 rupiah),
2) B (Cari peluang membayar 10 rupiah dan ingat bahwa pemenang
sesungguhnya tidak mendapat 100 rupiah, tapi 100 - 10 = 90
rupiah)
3) B (Sama dengan 2)
4) B (Misalkan, x yang di bayarkan si Ali bila bilangan ganjil yang
muncul, hitunglah peluangnya membayar x).
5) C (Sama dengan 4)
Tes Formatif 3
1) A (Gunakan teorema 3).
2) A (Gunakan teorema 3).
3) C (Idem soal 2).
4) B
5) B (Perhatikan contoh 13).
Modul 2
Tabel Mortalitas
R. K. Sembiring, Ph.D.
PE N DA H UL U AN
Kegiatan belajar 1
P ada pelajaran ini Anda akan berkenalan dengan banyak sekal.i, simbol
matematika dan usahakan menghafalkannya sambi lalu, karena hal itu
akan banyak sekal i memudahkan Anda dalam pelajaran berikutnya. Pada
modul 1 telah kita gunakan simbol lx yang menyatakan jurnlah orang yang
tepatberusia x. Mereka tentunya lahir pada saat yang bersamaan (sebanyak 10
orang) dan tinggal hanya sebanyak lx orang yaqg mencapai usia x tahun ,
Kelompok orang seperti ini yang mempunyai ciri yang sama (di sini, sama
saat lahirnya) disebut kohort.
Salah satu cara pembuatan tabel mortalitas, kendati, tidak praktis
dan karena itu jarang sekali. dikerjakan orang, ialah mengamati sejurnlah
banyak orang yang lahir pada saat yang bersamaan, kemudian mencatat
berapa banyak orang tersebut yang meninggal setiap tahun sampai anggota
tersebut meninggal seluruhnya. Kesulitan cara seperti ini ialah si
pencatat (si peneliti) mungkin meninggal semuanya dan begitu selesai
pekerjaan tersebut mungkiri hasilnya tidak lagi berguna karena kemajuan
jaman yang pesat yang mengakibatkan peluang meninggal juga ikut
berubah dengan membaiknya tingkat kesehatan masyarakat , Keuntungan
cara ini tadi mudah dibayangkan.
Selanjutnya, misalkanlah dx jurnlah orang yang meninggal dari dx
orang sebelurn mencapai usia x + 1 tahun . Jadi,
1x 1 1x dx
Contoh:
1. Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa:
10 1.023.102 orang; 19 973.869 orang,
w 99 tahun; d23 2.531orang ;
q13 1,98 /1000 0,001198; e 34 34, 29 tahun
qx 1x 1x 1 /1x d x /1x
2. Hitunglah 10 dalam tabel CSO 1941 bila diketahui 1000q0=22,58 dan 11=
1.000.000 orang
Jawab:
d0 10 11 10.q0
Jadi diperoleh 10 0,02258 10 100.000
10 1 0, 02258 100.000
Atau, 1.000.000
sehingga 10 1.023.102 orang
1 0, 02258
Dari sini dapat dihitung
d0 10 11 1.023.102 1.000.000 23102 orang
lajur terakhir e x yaitu harapan hidup pada usia x menyatakan rata- rata
usia yang akan ditempuh oleh anggota kohort yang berusia x. e 0 tahun
berarti bahwa menurut tabel CSO 1941, seseorang yang baru lahir, pada rata-
ratanya dapat mengharapkan akan mencapai usia 62,33 tahun.
Ini tidak berarti bahwa anggota kohort hanya akan mencapai usia
tertinggi 62,33 tahun. Sebagian dari anggotanya akan meninggal sebelun
usia tersebut dan sebagian lagi sesudah itu. Dari tabel kita lihat
bahwa anggota yang tertua mencapai usia 99 tahun. Ini pun tidak berarti
bahwa di sekitar tahtm 1941 tidak ada orang Amerika yang berusia di
atas 99 tahun, Mungkin saja ada tapi jumlahnya amat sedikit sehingga
secara statistika dapat diabaikan. cara menghitung e x akan diberikan pada
bagian akhir modul ini.
Sebelun kita meneruskan pembahasan mengenai penggunaan tabel
mortalitas kita memerlukan beberapa simbol baru. (Pada pelajaran ini
Anda akan banyak sekali menemukan simbol matematika yang sebaiknya
anda usahakan mengingatnya. Matematika asuransi merupakan cabang
matematika yang banyak sekali menggunakan simbol dan yang disajikan di
sini bersifat internasional. Dengan latihan sedikit Anda lama-lama akan
mudah mengingatnya asalkan hati Anda tidak dingin menghadapinya. Sedikit
gairah amat membantu.
nP x menyatakan peluang seseorang berusia x akan hidup (paling
sedikit) n tahun.
2.8 Asuransi 1
nP x 1x n /1x
nq x 1 npx
1 1x n /1x
1x 1x n /1x
Seperti sebelumnya 1d x dx 1x 1x 1
q
m / n x menyatakan peluang seseorang yang berusia x akan hidup m
tahun, tetapi meninggal dalam n tahun kemudian, yaitu meninggal antara usia
x+m dan x + m + n tahun.
m / nq x 1x m 1x m n /1x
nd x m /1x
STAT4331/MODUL 2 2.9
Jawab:
155 160 754191 677771
15 / 5q 40 0, 08651
140 883342
15 / 5q 40 15 p 40.5q 55
155 155 160
.
140 155
155 160
seperti diatas
140
Jawab
Dalam mengerjakan soal seperti ini selalu kita misalkan bahwa
walaupun orang tersebut bersaudara dianggap bahwa peluang meninggalanya
salah seorang diantaranya tidak mempengaruhi/ dipengaruhi oleh peluang
meninggalnya yang lainnya.
Tepat seorang meninggal berarti salah seorang di antara keduanya,
tetapi tidak keduanya, meninggal. Peluang yang tertua meninggal.
Sebelum usia 50 tahun, jadi meninggal dalam waktu 50 - 11 = 39 tahun,
sedangkan yang muda mencapai usia 50 tahun adalah 39q11.49 p1 .Peluang
yang muda meninggal sebelum usia 50 tahun sedangkan yang tua mencapai
usia 50 tahun adalah 49 p1.39 p11 Jawaban soal diperoleh bila kedua
perkalian di atas dijumlahkan, dan diperoleh
Jawab:
Pertama –tama kita hitung peluang meninggal selama setahun, sebagai
berikut
Usia Peluang meninggal setahun
43 0,00750
44 0,00803
45 0,00860
46 0,00919
47 0,00989
Peluang meninggal dihitung dengan membagi banyaknya yang
meninggal oleh banyaknya orang yang diamati menurut umur.
Sekarang pilih radix tabel tersebut. Misalnya kita ambil
143 100.000 (pemilihan ini sembarang sifatnya). Dengan demikian maka
tabel mortalitas dapat dibuat.
X 1x dx 1000 qx
43 100.000 750 7,50
44 99.250 797 8,03
45 98.453 847 8,60
46 97.606 897 9,19
47 96.709 956 9,89
48 95.753
Mula-mula kita hitung d43 100.000 0,00750 750 . Dengan
demikian diperoleh
LAT IH A N
3) Buktikanlah bahwa
a. m / nq x mP x . nq x m
b. m n p x m p x m / nq x
petunjuk: a) perluasan dari contoh 3
b) sederhanakan ruas kanan
4) Seorang pria dan wanita menikah waktu mereka masing-masing berusia
30 tahun. Pada waktu mereka berusia 50 tahun mereka mempunyai anak
yang berumur 18 dan 15 tahun. Berapakah peluang keempatnya masih
hidup pada pesta emas perkawinan mereka (50 tahun kawin)?
Petunjuk: Anggap peluang masing-masing bebas sama satu sama lain.
x qx 1x dx
99 0,8
100 1
101 0
Petunjuk: mengikuti contoh 5
6) Peluang seseorang berusia 18 akan mencapai usia 28 tahun 0,95 dan
peluang orang tersebut mencapai usia 48 tahun 0,75.Carilah peluang
seseorang yang berusia 28 tahun akan meninggal
sebelum mencapai usia 48 tahun.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
B. px px 1 px 2 ... Px n 1
C. px qx 1 px 1 qx 2 ... Px n 1 qx n
D. px . px 1 px 2 ...p x n 1
Kegiatan Belajar 2
L ajur terakhir pada tabel 1 berisi harapan hidup menurut usia, ex o Ada dua
macam harapan hidup dari segi perhitungarnya. Yang pertama, kita
namakan saja harapan hidup ringkas , dalam bahasa Inggris disebut 'curtate
expectation of life' (curtate = dipendekkan, diringkas) menyatakan rata-rata
junlah tahun yang lengkap yang masih akan dialami oleh seseorang yang
sekarang berusia x tahun. Tahun yang lengkap maksudnya bahwa dalam
penghitungan harapan hidup tersebut hanya diperhitungkan tahun yang penuh
dialami, jadi bagian tahun (pecahan) tidak diperhitungkan. Jadi kalau
seseorang lahir pada 2 Juli 1951 dan meninggal 18 september 1984 maka
dalam perhitungan harapan hidup ringkas, orang tersebut dianggap
meninggal tanggal 2 Juli 1984, sehingga umurnya waktu meningggal 31
tahun dan bukan 31,2 tahun , misalnya. Jadi bagian tahun yang tidak lengkap
dialami (dalam contoh 0,2) dibuang. Ini berarti setiap orang dianggap
meninggal pada hari ulang tahunnya yang terakhir. Harapan hidup ringkas
dinyatakan dengan simbol ex, tanpa lingkaran kecil di atasnya. Pandanglah
sebanyak 1x orang yang semua tepat berusia x tahun. Sebanyak 1x+1 orang
daripadanya masih akan hidup pada hari ulang tahunnya yang ke x + 1, 1 x+2
daripadanya masih akan hidup pada hari ulang tahunnya yang ke x + 2,
dan seterusnya, dan tinggal 1w yang masih dapat merayakan hari ulang
tahunnya yang terakhir kalinya. Jadi jumlah tahun yang dialaminya oleh 1x
orang sampai semua meninggal (hanya dihitung tahun yang lengkap)
adalah
1x+1+1x+1+…+1w
1x 1 1x 2 ... 1w
ex
1x
STAT4331/MODUL 2 2.17
(1x+1+1x+2+1x+3+…+1w)/1x km
1
exo 1x t
1x
0
w
0
t p x dt
2.18 Asuransi 1
Bentuk fungsi 1x dalam praktek amat sulit diketahui. Kendati dari dulu
sampai sekarang para aktuaris (ahli matematika asuransi) dan ahli demografi
telah berusaha keras menemukannya, usaha itu masih belum berhasil dengan
memuaskan. Saya sendiri telah mencobanya selama dua tiga bulan dan gagal.
Apakah di antara Anda tidak ada yang ingin mencobanya? Siapa tahu Anda
lebih mujur dan nama Anda akan abadi di dunia asuransi dan demografi. ltu
adalah suatu kenikmatan besar yang tak dapat dibeli dengan uang,
Suatu cara menghitung integral di atas ialah dengan menaksirnya secara
numerik, Hal itu mudah dikerjakan dengan bantuan kanputer. Cara yang lebih
sederhana lagi, tapi hasilnya lebih kasar , ialah dengan memisahkan bahwa
kematian terjadi secara merata sepanjang tahun. Dalem pelajaran statistika ini
namanya menggunakan distribusi uniform. Dengan demikian maka kematian
dalam setahun dapat dimisalkan terjadi pada pertengahan tahun. Ini berarti,
secara aproksimasi,
1
exo ex
2
Jawab
Dari contoh 6 telah diperoleh e95 = 1,13, jadi,
o
e95 1,13 0,5 1,63
Perhatikan bahwa hasil ini sama dengan yang tertera pada tabel 1.
Dengan jalan yang sama Anda dapat menghitung exo untuk usia x yang
lainnya.
Sudah di terangkan, mudah mudahan cukup jelas, semua lajur pada tabel
mortalitas dan hubungannya. Karena tabel mortalitas merupakan alat
utama seorang aktuaris maka Anda perlu memahami dengan baik isi,
simbol yang digunakan tabel tersebut dan hubungan antara simbol simbol
itu.
STAT4331/MODUL 2 2.19
8) Buktikan ex = Px (1 + ex+1)
Jawab
Cara yang mudah menyelesaikan soal seperti ini ialah dengan
menyederhanakannya, jadi sederhanakanlah ruas kanan
1x 1 1x 2 1x 3 ...1w
p x 1 ex 1
1x 1x 1
1 1 1 ... 1w
x 1 x 1 x 2
1x 1x 1
1 1 ... 1
x 1 x 2
1x
=ex (terbukti)
qx+px.qx+1+2px.qx+2+…=1
qx+px.qx+1+2px.qx+2+….
d 1 d 1 d
x x 1 . x 1 x 2 . x 2 ...
1x 1x 1x 1 1x 1x 2
1
d x d x 1 d x 2 ....
1x
1
1x 1x 1 1x 1 1x 2 1x 2 1x 3 1x 3...
1x
1x
1 terbukti
1x
Soal ini dapat pula dipahami dari penjelasan berikut. Suku pertama qx
menyatakan peluang orang yang berusia x akan meninggal pada selang umur
(x, x + 1). Suku kedua, px.qx+ 1 menyatakan peluang orang tersebut
mencapai usia x + 1 dan kanudian meninggal pada tahun berikutnya, jadi
2.20 Asuransi 1
meninggal pada selang umur (x + 1), x + 2). Suku ketiga, 2px .qx +2
menyatakan peluang orang tadi mencapai usia. x + 2 dan meninggal pada
selang umur (x + 2, x + 3), dan seterusnya. Jadi kalau kita jumlahkan semua
maka sesungguhnya jumlah tersebut, tidak lain dan tidak bukan, adalah
peluang orang tadi meninggal pada tahun tahun berikutnya. Karena orang
tadi pada akhirnya pasti akan meninggal, jadi jelas bahwa jumlah tersebut
harus sama dengan satu.
Seperti sudah disebut di depan, tabel mortalitas yang kita pakai dalam
modul ini berasal dari Amerika Serikat. Sampai saat ini perusahaan asuransi
di Indonesia belum memiliki tabel yang berasal dari pengalaman sendiri ,
karena itu terpaksa harus meminjam dari luar negeri. Ketidakadaan tabel itu
sebagian besar bukan karena kita tidak mampu membuatnya dari segi
matematikanya tapi karena datanya tidak cukup tersedia dalam keadaan yang
baik. Berapa perusahaan asuransi di Indonesia masih menggunakan tabel
CSO, karena itu cukup beralasan memakainya sebagai contoh di sini. Tabel
CSO didasarkan pada pengalaman asuransi jiwa di Amerika selama jangka
waktu 1930 sampai dengan 1940. Itu tidak berarti bahwa peluang meninggal
dalam tabel tersebut betul- betul menggambarkan pengalaman pemegang
polis dalam kurun waktu tersebut di Amerika Keadaan sesungguhnya sedikit
lebih baik, artinya peluang meninggal yang sebenarnya dialami sedikit lebih
rendah daripada yang tertera didalam tabel CSO. Hal ini sengaja dibuat agar
perusahaan asuransi dapat berusaha dengan aman.
Dengan mengamati nilai-nilai qx pada tabel 1 terlihat dengan jelas
bahwa q merupakan fmsi dari x, artinya nilai q x berubah menurut usia. Dari
tabel terlihat bahwa qx merupakan fungsi, yang monoton turun dari x = 0
sampai x = 11 dan kemudian naik per lahan-lahan beberapa saat dan naik
dengan cepat dari usia 60 an sampai mencapai maksimum 1 pada usia 99
tahun.
Sekarang akan kita bicarakan tabel mortalitas yang tidak hanya
bergantung pada usia x, Bila sekelompok orang mendatangi perusahaan
asuransi untuk diasuransikan jiwanya maka belun tentu semuanya akan
diterima. Sebagian dari mereka, karena alasan kesehatan yang bersangkutan,
akan ditolak oleh perusahaan, Perusahaan asuransi tidak menawarkan
menjual polis asuransi pada orang yang sedang sekarat di rumah sakit tapi
bagi orang yang kelihatannya sehat. Jadi orang-orang yang untuk pertama
kalinya diterima untuk diasuransikan adalah mereka yang terlihat sehat.
Malahan untuk jenis asuransi tertentu, perusahaan asuransi mengharuskan
STAT4331/MODUL 2 2.21
1 2 3
19 20 21 22
Usia meninggal
Diasuransikan antara 21-22
2.22 Asuransi 1
Tabel 2
AMERICAN MEN MORTALITY TABLE
RATE OF MORTALITY PER 1000
Jawab
a) Agar orang itu dapat meninggal antara usia 20 tahun dan 21 tahun , dia
harus: hidup mencapai usia 20 tahun dan meninggal setahun kemudian.
Peluang yang dicari diperoleh dengan memperhatikan peluang kedua
kejadian tersebut.
Usia orang tersebut waktu diasuransikan adalah 19 - 2 = 17 tahun.
Peluangnya hidup mencapai usia 20 tahun adalah 1- 0.00355. (Lihat
bilangan 3.55 pada baris ketiga , usia dikeluarkan [17]. di bawah lajur 3.)
Peluang yang dicari adalah
(1 - 0.00355)(0.00373) = 0.00372.
b) Peluangnya mencapai usia 21 tahun adalah
(1 - 0.00355)(1 - 0.00373) = 0.99273.
c) Dengan menggunakan cara seperti di atas diperoleh
(1-0,00355)(1-0,00373)(1-0,00392)(1-0,00412)
(1 - 0,00418)(0,00425) = 0,00417
LAT IH A N
1 ) Buktikanlah
qx + 1/qx + 2/qx + 3/qx + … = 1
Petunjuk: Rumus ini adalah bentuk lain dari rumus pada contoh 9.
2) Buktikanlah
n p x n 1 p x
n px
qx n
Petunjuk: Nyatakanlah ruas kanan dalam 1x kemudian sederhanakan
3) Selesaikanlah tabel berikut
x 1x dx qx px ex exo
85 10000 3/10
86 3/7
87 3/4
88 9/10
89 1
90 0
4) Buktikanlah
ex.ex 1.ex 2 ...ex n 1
p
1 ex 1 1 ex 2 1 ex 3 ... 1 ex n n x
Petunjuk: Gunakan contoh 8 dan Tes Formatif 1 soal 5
Petunjuk: Anggap peluang kedua orang bebas dan gunakan CSO 1941
R A NG KU M AN
Telah kita pelajari struktur tabel mortalitas dan beberapa jenis
tabel mortalitas. Inti tabel tersebut adalah lajur q x , yang dihitung
berdasarkan pengalaman perusahaan asuransi. Semua lajur lainnya
diturunkan dari lajur qx setelah memilih radiks 1 o sembarang, misalnya
105 atau 106
qx mengatakan tingkat kematian atau peluang meninggal seseorang
yang tepat berusia x akan .meninggal sebelum mencapai hari ulang
tahunnya yang ke x + 1.
Px adalah peluang seseorang yang tepat berusia x akan mencapai
hari ulang tahunnya yang ke x + 1. Karena setiap orang pasti hidup atau
mati (orang yang setengah mati masih hidup) maka je1as bahwa p x +
qx=1
nqx adalah peluang seseorang (tepat) berusia x akan meninggal
sebelum mencapai usia x + n, sedangkan npx peluangnya mencapai x + n.
Tadi juga jelas bahwa npx + nqx = 1
Simbol sebelah kanan bawah, seperti qx,Pz+x,1y+n, dan sebagainya
menyatakan usia yang dicapai. Sedangkan simbo1 sebe1ah kiri bawah
seperti m dan n pada mqx, npx menyatakan waktu sesudah usia x.
m/nqx menyatakan peluang seseorang berusia x akan meninggal
antara usia x + m dan x + m + n. Bilangan m di sebelah kiri garis tegak
menyatakan jangka waktu penundaan. Simbol m/npx tidak punya arti,
karena hidup tak dapat ditunda. Jadi 2/7q18 berarti peluang seseorang
berusia 18 akan mencapai usia 20 tahun dan meninggal sebelum
mencapai usia 27 tahun, yaitu meninggal antara usia 20 dan 27 tahun.
1x adalah jumlah orang pada tabel mortalitas yang tepat berusia x.
1o disebut radiks dan ditentukan agak sembarang.
1x .px = 1x +1,1x .qx = dx banyaknya orang yang meninggal (dalam
tabel mortalitas) antara usia x dan x + 1. 1x+1= 1x-dx.
1x.npx=1x+n, 1x.nqx=ndx
1x+n=1x-ndx
exo menyatakan harapan hidup lengkap dari orang yang (tepat)
berusia x, yaitu usia rata-rata yang dapat diharapkan masih akan
dipunyai oleh orang yang berusia x.
2.26 Asuransi 1
TES F OR M AT IF 2
A.
1
10000 x 2
2 / 3.10 6
100 x x 1
B.
1
10000 x 2
2 / 3.10 6
104 x 1/ 3.x3
C.
1
10000 x 2
2 / 3.10 6
104.x 1/ 3.x3
D.
1
10000 x 2
2 / 3.10
6
100 x x 1
STAT4331/MODUL 2 2.27
Daftar Pustaka
Anuitas
R. K. Sembiring, Ph.D.
PENDAHULUAN
Kegiatan belajar 1
Anuitas
Pn P niP
P 1 ni
P1 P1 i
3.4 asuransi 1
P iP i i
Pada akhir tahun ke dua besarnya bunga adalah 1 , jadi pada
akhir tahun ke dua, besar bunga dengan pokonya adalah
2
P1 iP1 P1 1 i P1 i
.
Jadi pada permulaan tahun ke tiga diperoleh pokok yang baru yaitu:
2
P2 P1 i
Dengan jalan yang sama diperoleh jumlah pokok dengan bunganya pada
akhir tahun ke n (atau permulaan tahun ke n +1)
n
Pn P1 i
……………………………………………………………(1)
1
1 i
Bentuk akan sering sekali kita gunakan karena itu untuk
menghemat penulisan akan disingkat dengan symbol v.
1
V 1/ 1 i 1 i
P Pn .V n
sehingga
Contoh 1
1) Rp. 1000 di bungakan selama 3 tahun dengan tingkat bunga 7% setahun.
Berapakah besarnya seluruh uang pada akhir tahun ke tiga ?
Jawab
a) Bunga Tunggal
P3 1000 1 3i
1000 1 0, 21
1.210
stat4331/MODUL 3 3.5
b) Bunga Majemuk
3
P3 1000 1 0, 07
1000 1, 22504
1.225, 04
Contoh 2
1) Seorang ayah mempunyai seorang anak berumur 8 tahun. Si ayah ingin
mendepositokan uangnya di bank dan akan memberikannya pada si anak
sebagai biayanya di perguruan tinggi waktu si anak tepat berusia 18
tahun. Bila bank memberi bunga majemuk 12% setahun dan si ayah
ingin
menyerahkan Rp 1 juta pada si anak 10 tahun kemudian, berapakah dia
harus mendopositokan uangnya sekarang?
Jawab
P10 1 juta, n 10, i 0,1
Jadi
10
P 1.000.000 1 0,12
1.000.000 0,32197324
321.973, 24
Saran
Sebaiknya, mulai sekarang dalam mempelajari modul ini sediakan
selalu sebuah kalkulator di samping anda. Dengan adanya kalkulator anda
tidak lagi memerlukan daftar logaritma sehingga semua perhitungan yang
diperlukan dalam pelajaran ini dengan cepat anda dapat selesaikan. Jika
anda membeli kalkulator, belilah yang dapat mengerjakan logaritma dan
eksponen ,
n
1 i 1 i
Untuk rnemudahkan perhitungan, tabel dan untuk
nilai i dan n yang bermacam-macam telah banyak dibuat orang anda tidak
3.6 asuransi 1
A. ANUITAS TENTU
2 1 3
J 1 i 1 i 1 1 i 1 /i
n n 1
J 1 i 1 i ... 1 i 1
n
1 i 1 /i
n
V 1 /i
Nilai tunainya menjadi
A V V2 ... V n 1 Vn /i
……………….……………………..(2)
Ini berarti bahwa nilai tunai dari sn adalah an , ataupun nilai akhir
dari an adalah sn , suatu hal yang dengan mudah dapat dirasakan.
Jika pembayaran dilakukan pada permulaan tiap tahun, sebesar 1 tiap
kali pembayaran selama n tahun, maka anuitas seperti itu disebut anuitas
awal dan ditulis dengan symbol an .
an 1 v v2 ... v n 1
1 vn / 1 v 1 v n / iv
…………………………………….(3)
Jika rumus ini dibandingkan dengan rumus (2) maka dengan mudah
an 1 an 1
terlihat bahwa
Begitupun mudah dipahami, bahwa an v.an
Contoh 3
1) Hitunglah nilai tunai dan akhir dari suatu rangkaian pembayaran sebesar
Rp. 150 tiap tahun selama 20 tahun bila tingkat bunga (majemuk) 5%
setahun.
stat4331/MODUL 3 3.9
Jawab
1
n 20, i 0, 05, v 1, 05
20
Jadi 150. a20 150 1 1, 05 / 0, 05
150 1 0,376889 / 0, 05
150 12, 4622
1869,33.
150.s 20 150 a20 v 20
1869,33 2, 6533298
4959,89
Jadi nilai tunai pembayaran tersebut adalah Rp. 1869,33 dan nilai
akhirnya Rp. 4959,89. (Penulisan tanda Rupiah, Rp, akan sering dihilangkan
untuk memudahkan pembacaan).
Contoh 4
1) Suatu polis asuransi, jiwa memerikan pilihan sebagai berikut: Bila si
Ali meninggal Ny. Ali dapat memilih menerima uang tunai sebesar Rp 1
juta atau menerima pembayaran tahunan selama 10 tahun, pembayaran
dilakukan tiap permulaan tahun, tingkat bunga diperhitungkan 6%
setahun, Hitunglah besarnya pembayaran tahunan tersebut.
Jawab
Nilai tunai ke sepuluh pembayaran tahunan tersebut haruslah sama
dengan Rp 1 juta. Misalkanlah x besamya pembayaran tahunan itu, jadi
x a10 1.000.000.
a10 1 a19
10
1 1 1, 06 / 0, 06
1 1 0,558395 / 0, 06
1 7,360087
a10 8,360087
3.10 asuransi 1
Contoh 5
1) Suatu rangkaian pembayaran sebesar Rp 500 tiap tahun,pembayaran
pertama dilakukan lima tahun dari sekarang, selama 20 tahun. Hitunglah
nilai tunai dari pembayaran tersebut bila I = 4% setahun.
Jawab
Anuitas seperti ini disebut tertunda disini tertunda selama 5 tahun, lihat
500 500 500
0 1 2 3 4 5 6 24 25
v 4 .500 a20 500 a20
4
v 4 .500 a20 1,04 500 1 1,04 20
/ 0,04
0,854804 500 0,543613 / 0,04
5808,53
v5 .500.a20
Perhatikan nilai ini sama saja dengan
Contoh 6
Buktikanlah
an m an 1 vn vn 1
... vn m
Bukti
an m
v v2 ... v n 1
vn v n 1... v n m
an 1
v v2 ... v n 1
an m
an 1
vn vn 1
... v n m
stat4331/MODUL 3 3.11
Contoh 7
Buktikanlah
i an 1 i v n 1
Bukti
Dari rumus (3) diperoleh
i an i 1 v n / iv
1 vn / v
1
v v vn 1
/v
1
v vn 1
1 i vn 1
LATIHAN
an an 1
vn
1) a.
sn sn 1
v n 1
b.
6) Sebuah rumah dibeli dengan uang muka Rp 2 juta dan cicilan tiap
akhir tahun sebesar Rp 500.000. selama 10 tahun. Bila bunga uang
sebesar 5% setahun, berapakah harga rumah tersebut bila dibeli
tunai?
Jawaban
1) Sederhanakan ruas kanan
2)
3) Nilai akhir, untuk masing-masing tingkat bunga, pada soal no 2 di
bungakan selama 10 tahun, yaitu sampai akhir tahun ke 20.
4)
5) Hitung nilai tunai anuitas akhir yang ditunda selama 6 tahun
6) Harga rumah tunai = Rp 2 juta + nilai tunai anuitas akhir sebesar Rp
500.000 per tahun selama 10 tahun.
RANGKUMAN
Telah kita pelajari pada bagian pertama modul ini masalah anuitas
tentu. Anuitas tentu dibedakan menurut pembayararnya, apakah di awal
atau di akhir tahun, apakah ada penundaan atau tidak. Kita ingin
mengetahui nilai tunai (nilai awal) dan nilai akhirnya untuk tingkat
bmga (majemuk) tertentu.
Begitupun telah dipelajari mengenai faktor diskonto V = (1 + i) -1.
Anuitas tentu awal dilakukan dengan faktor diskonto menghasilkan
anuitas tentu akhir. Faktor diskonto ini akan sering sekali kita pada
pelajaran seterusnya, karena itu anda usahakan memakainya dengan
baik.
stat4331/MODUL 3 3.13
TES FORMATIF 1
Kegiatan belajar 2
Anuitas Hidup
A. BERBAGAI MACAM ANUITAS HIDUP
ax 1 ax ……………………………………………………………….(4)
anuitas tersebut seumur hidup maka simbolnya menjadi max untuk anuitas
a
akhir dan m / x untuk anuitas awal. sudah terlihat bahwa
m 1 ax m | ax , dan
a
m 1| n x m / n a x ……………………………………………….……(6)
Contoh 7
ax:n n / ax ax
………………..………………………………………..(7)
ax:n
Secara verbal: menyatakan nilai tunai suatu anuitas akhir
(pembayaran sebesar 1 tiap akhir tahun) selama n tahun, pembayaran pertama
pada akhir tahun pertama sedangkan yang terakhir (asal saja (x) masih hidup)
pada waktu usia x n. n / ax menyatakan nilai tunia suatu anuitas akhir
dikeluarkan bagi orang berusia x tahun, pembayaran pertama sebesar 1
dilakukan pada waktu usia x + n +1 (Akhir tahun ke x + n) dan berlangsung
seumur hidup. Keduanya, bila dijumlahkan menghasilkan nilai tunai suatu
3.18 asuransi 1
anuitas hidup bagi orang berusia x tahun pembayaran 1 dilakukan tiap akhir
tahun selama hidup.
ax:n n|ax ax
Tiap orang menyetor A rupiah dan ada banyak 1x orang, jadi besarnya
1
uang dalam dana sekarang adalah A x . Pada permulaan tahun berikutnya ada
1
sebanyak x 1 orang yang masih hidup dari 1x sekarang, dan tiap orang dari
mereka mendapat. Jadi besarnya uang yang harus dikeluarkan dari dana
1
sebesar 1x.1 rupiah. Dua tahun berikutnya terdapat x 2 orang yang masih
1x 2
hidup, jadi uang yang harus dibayarkan dari dana adalah rupiah dan
seterusnya. Jadi
Didepan, symbol untuk a ialah x, dan disebut premi tunggal bersih atau
nilai tunai anuitas akhir (hidup). Cara penurunan rumus ini disebut “cara dana
bersama”, mirip gotong royong.
Contoh 8
1) Bila tingkat bunga 2,5% setahun, hitunglah a50 dengan menggunakan
CSO 1941.
Jawab
1x ,1x 1,...,1w
dapat dilihat pada halaman tabel 1 buku materi pokok II.
Bila I = 5% maka v = 1/(1,025) = 1,025-1
Jadi
1 2 49
1, 025 800910 1, 025 790282 ... 1, 025
a50 15,316571
810900
perhitungannya sama sekali tidak sulit tapi amat membosankan. Untuk
menyederhanakan perhitungan maka orang telah membuat symbol komutasi
atau symbol perantara, sebagai berikut:
Dx v x 1x
Nx Dx i Dx Dx 1 ... Dw
i 0
3.20 asuransi 1
Sx Nx i Nx Nx 1 ... Nw
i 0
i 1 Dx i Dx 2 Dx 1 3Dx 2 ... Dw
i 0
x 1
Cx v dx
Mx Cx i Cx Cx 1 ... Cw
i 0
Rx Mx i Mx Nx 1 ... Mx
i 0
i 1 Cx i Cx 2C x 1 3C x 2 ... Cw
i 0
Untuk memudahkan perhitungan orang membuat tabel yang berisi nilai
numerik dari symbol- symbol tersebut. Tabel 2 memberikan nilai numerik
dari keenam symbol komutasi dengan menggunakan tabel mortalitas CSO
1
2 %
1941 dengan tingkat bunga 2 .
Dengan menggunakan symbol komutasi maka rumus ax diatas dapat
disederhanakan menjadi (kalikan pembanding dan penyebut dengan vx).
v x 1 1x 1 v x 2 1x 2 ... v w1w
ax
v x 1x
Dx 1 Dx 2 ... Dw
Dx
Nx 1 / Dx
Contoh 9
Hitunglah a50
dengan menggunakan symbol komutasi. (untuk
1
2 %
seterusnya, akan selalu digunakan tabel CSO dengan tingkat bunga 2
Jawab
a50 N51 / D50
Contoh 10
Buktikanlah bahwa
1 i ax
ax 1
Px
Bukti
Cara terbaik menyelesaikan persamaan seperti ini ialah dengan
menyederhanakan bentuk yang di sebelah kanan.
Kita tahu dari pelajaran yang lalu bahwa (1 i) = 1/V dan
Px 1x 1 /1x , jadi
1 i ax ax 1x ax
Px VPx 1x 1 v
3.22 asuransi 1
stat4331/MODUL 3 3.23
3.24 asuransi 1
v x 11 ax Dx
ax
v x 1x 1 v Dx 1
Dx N x 1 Nx 1
. ax 1
Dx 1 Dx Dx 1
Contoh 11
1) Hitunglah nilai tunai atau premi tunggal bersih suatu anuitas awal
(hidup) dengan pembayaran Rp 1.500 setahun untuk seseorang berusia
20 tahun dan 60 tahun.
Jawab:
premi tunggal bersih = 1500 a20
1500 N 20 / D20 1500 15.744.046, 23
40.671,35 rupiah
1500a60 1500 1.865.613,58 / 154.046, 23
18.166,11 rupiah
Perhatikan bahwa premi tunggal bersih untuk orang yang lebih muda
lebih tinggi dari pada untuk orang yang lebih tua karena orang yang lebih
muda lebih lama. Jadi lebih banyak, menerima anuitas sebab dia masih akan
lebih lama hidup.
1
x x n
dibayarkan 1 bila (x) mencapai usia n+x.
n
v , peluangnya dibayarkan ialah nPx, yaitu peluang (x) mencapai usia x + n,
jadi
n E x v n .n p x
v n 1x n /1x
x n
v 1x n / vx x
Dx / Dx
n ………………………….……………………….(10)
ax:n
dapat dipandang sebagai gabungan dari serangkaian endowmen
murni:
ax:n 1E x 2E x ... nE x
3.26 asuransi 1
atau
Dx 1 Dx 2 Dx n
ax:n ...
Dx Dx Dx
Dx 1 Dx 2 ... Dx n
Dx
Nx Nx / Dx
1 n 1
………………………………………(11)
a a
Untuk menurunkan rumus m | n x dan m | n x kita akan menggunakan
a
endowmen murni. Pembayaran untuk m | n x dapat digambarkan sebagai
Contoh 12
1) Hitunglah nilai tunai suatu endowmen murni sebesar Rp 1.000.000 yang
dikeluarkan bagi seseorang berusia 25 tahun selama 40 tahun
Jawab
D
1.000.000 40 E 25 1.000.000 65
D25
1.000.000 116.088.15 / 506.594, 02
229.154, 22 rupiah
Cara lain
3.28 asuransi 1
40
1.000.000 40E 25 1.000.000 1 i 165 /125
40
1.000 1,025 577.882 / 937.197
229.154, 22 rupiah
Contoh 13
1) Pada hari ulang tahunnya yang ke 30 si Ali membeli endowmen murni
sebesar Rp 5.000 untuk selama 35 tahun (yaitu sampai usia 65 tahun).
Bila dia mencapai usia 65 tahun, berapa besarkah yang akan dia terima?
Jawab
35E 30 adalah nilai tunai dari 1, jadi dengan nilai tunai Rp 5.000 dia
akan dapat membeli enodwmen murni dengan besar pembayaran.
5000 5000
E
5.000 D30 / D65
35 30 D65 / D30
5.000 440.800,58 /116.088,15
18.985, 60 rupiah
Contoh 14
1) Si Ali, yang sekarang berusia 25 tahun, ingin membeli suatu rencana
pensiun mulai usia 55 tahun dengan penerimaan 3 juta rupiah setahun,
pembayaran pertama pada hari ulang tahunnya yang ke 55. Untuk itu dia
akan melakukan pembayraan tahunan, pada permulaan tiap tahun, mulai
sekarang dan berakhir pada hari ulang tahunnya yang ke 54. Berapa
besarkah pembayaran tahunan tersebut?
Jawab:
Nilai tunai dari penerimaan tahunan sebesar 3 juta bagi seseorang
berusia 25 tahun ditunda 30 tahun adalah
N 25 N55
B a25:30 B
D25
Dengan menyamakan ke dua nilai tunai anuitas tersebut maka nilai B
dapat diperoleh:
N 25 N55
B 3.000.000 N55 / D25
D25
Atau
B 3.000.000 N55 / N 25 N55
3.000.000 2.754.768,79 / 12.992.619,10 2.754.768,79
807.230,63 rupiah
Contoh 15
1) Pada usia 65 si Ali mempunyai dua pilihan (a) menerima 25 juta rupiah
dari suatu perusahaan asuransi yang akan membungakannya dengan
tingkat
bunga 2,5% setahun, dan dia akan menerima dengan cara tentu tiap
permulaan tahun selama 20 tahun (anuitas tentu selama 20 tahun)
sejumlah uang yang sama besarnya dan sedudah 20 kali pembayaran
dana
tadi habis, atau (b) membiarkan uangnya pada perusahaan tadi dan
menerima jumlah uang yang sama besarnya tiap permulaan tahun selama
20
tahun bila dia hidup (anuitas hidup). Hitunglah besarnya penerimaan si
Ali tiap tahun dalarn ke dua hal. Bila si ali meninggal tepat sebelum
mencapai usia 80 tahun, berapa besarkah yang akan diterima oleh ahli
warisnya?
Jawab
Misalkanlah penerimaan tahunan si ali B rupiah. Nilai tunai anuitas awal
tentu selama 20 tahun dengan pembayaran B tiap tahun adalah
B a:20 25.000.000
3.30 asuransi 1
Bila si ali meninggal tepat sebelum berusia 80 tahun maka masih tersisa
5 kali pembayaran yang harus dilaksanakan yang akan diterima oleh si ali.
Nilai tunai sisa pembayaran ini adalah:
LATIHAN
1) Buktikanlha bahwa
ax 1 vpx ax 1
x 1x dx qx px ax ex e x
90 1000 0.2000
91 240
stat4331/MODUL 3 3.31
x 1x dx qx px ax ex e x
92 0.7000
93
94 196
95 0
3) Buktikanlah bahwa
a ax:m m E x. ax m:n
a) x:n n
E E E
b) m n x m x.n x m
Nx Nx n
nU x
Dx n
…………….……………………………………………(17)
Dana seperti inisering disebut dana tonti, menurut penemuannya seorang
italia bernama Tonti (1630-1695). Bila n = 1 pada rumus diatas, biasanya
U U
tidak ditulis, jadi 1 x x x
5) Buktikanlah bahwa
a x:n n E x. nU x
a)
mU x
m nU x nU n m
b) nE x m
ax 1 U x ax
c)
3.32 asuransi 1
Jawaban
1) Sederhanakan ruas kanan
3) Sederhanakan ruas kanan, kalau perluubah dulu ke symbol komutasi
4) Mislakan tingkat bunga i, hitunglah nilai akhir (tepa pada usia x+n) dari
semua pembayaran kemudian bagilah nilai tersebut dengan jumlah orang
yang masih hidup, 1x+n
5) Sederhanakan dan gunakan symbol komutasi
RANGKUMAN
Pada bagian ke dua modul ini telah kita pelajari berbagai bentuk
anuitas hidup, endowmen murni dan dana tonti. Pembayaran premi
asuransi akan selalu berbentuk anuitas hidup, begitupun pembayaran
pensiun. Besarnya jumlah asuransi yang akan dibayarkan oleh
perusahaan asuransi tentunya akan tergantung atas besarnya premi yang
dibayar oleh pemegang polis 9 (orang yang diasuransikan). Dari anuitas
tadi kita akan umumnya akhirnya, jika diketahui besarnya pembayaran
berkala, atau sebaliknya, yaitu bila diketahui nilai tunainya ataupun nilai
akhirnya kita ingin tahu besarnya pembayaran berkalanya. Besarnya
pembayaran akan dipengaruhi oleh tingkat bunga, peluang meninggal
dan lamanya pembayaran.
TES FORMATIF 2
1) Si Ali pensiun pada usia 57 tahun dan menerima sepuluh juta rupiah
dari perusahaan tempatnya bekerja, Berapakah besarnya penerimaan
tahunan yang dia akan terima bila uang tersebut dia pakai untuk
membeli anuitas seumur hidup pembayaran pada akhir tiap tahun mulai
usia 57.
A. Rp 748.433,48
B. Rp 772.674,87
C. Rp 808.980,27
D. Rp 837.376,88
2) Lanjutan soal 1.
Berapa besarnya penerimaan tahunannya bila uang tersebut dia
belikan anuitas seumur hidup, pembayaran pertarna pada hari ulang
tahurmya yang ke 65?
stat4331/MODUL 3 3.33
A. Rp 990.403,57
B. Rp 1.099.276,26
C. Rp 1.371.944,98
D. Rp 1.516.508,08
Daftar Pustaka
Robert E. Larson & Erwin A. Gaumnit: Life Insurance Mathematics, 1951
New York, John Wiley & Son, Inc
Modul 4
Asuransi Jiwa
R.K. Sembiring, Ph.D.
PE N DA H UL U AN
P ada rnodul ini akan kita pelajari berbagai jenis asuransi, cara
menentukan besarnya premi tahunan. Dalam pembahasan dalam modul
ini, dianggap biaya tidak ada, dengan perkataan lain, premi yang dibahas
adalah premi bersih atau netto.
Cara pembayaran premi telah kita bahas pada pokok bahasan III,
yaitu anuitas hidup yang beranekaragam.
Pada dasarnya asuransi jiwa adalah usaha kerjasama atau koperasi
dari sejumlah orang yang sepakat memikul kesulitan keuangan bila
terjadi musibah terhadap salah seorang anggotanya. Usaha kerjasama ini
dilakukan melalui perusahaan asuransi dengan mananfaatkan apa yang
disebut dalam statistika hukum bilangan besar (law of large numbers).
Perusahaan yang besar dengan pemegang saham yang banyak akan mudah
mengatasi santunan asuransi dari anggota yang meninggal. Dengan
administrasi yang efisien dan investasi dana yang aman dengan tingkat
bunga yang wajar perusahaan asuransi akan berkembang dengan sehat dan
merupakan usaha pengumpulan modal yang amat penting.
Setiap orang yang mengasuransikan jiwanya pada suatu perusahaan
asuransi berarti sepakat terhadap suatu kontrak tertulis antara dia
dengan perusahaan. Dalam kontrak di terakan, antara lain, besarnya
premi yang harus dia bayar ke perusahaan dan jadwal pembayarannya
besarnya santunan asuransi yang akan dibayarkan perusahaan jika suatu
peristiwa terjadi. Kontrak tersebut sering disebut polis asuransi.
Dalam polis juga diterakan waktu mulai berlakunya polis tersebut dan
disebut tanggal polis dikeluarkan dan biasanya diambil sebagai tanggal
yang paling dekat ke hari ulang tahunnya yang terdekat.
Besarnya santunan asuransi (claim) tergantung atas premi, sedangkan
besarnya tergantung atas tiga hal: peluang meninggal, tingkat bunga,
dan biaya. Peluang meninggal tergantung atas umur, jenis kelamin,
pekerjaan , kebiasaan seseorang, dan berbagai hal lain. Dana yang
terkumpul pada perusahaan asuransi akan di investasikan dengan tingkat
4.2 Asuransi 1
Kegiatan belajar 1
Cx Cx 1 ... C x n 1 / Dx
Mx Mx n / Dx
Jadi …………..(2)
Mx Cx i
Perhatikan bahwa i 0 dan
n 1
Mx n Cx n i , Jadi Mx Mx n Cx i
i 0 i 0
Contoh
1) Hitunglah premi tunggal bersih suatu asuransi berjangka 10 tahun bagi
seseorang berusia 30 tahun bila besarnya santunan Rp 1 juta Rupiah
STAT4331/MODUL 4 4.5
Jawab
Premi tunggal bersih untuk asuransi 1 juta rupiah bagi seseorang
berumur 30 tahun selama 10 tahun adalah
Nilai M30, M40 dan D30 anda lihat di table 2 buku materi pokok III.
2) Buktikanlah bahwa
A1x:10 Mx Mx 10 / Dx
E 1
10 x . A x 10:10 Dx 10 / Dx . M x 10 Mx 20 / Dx 10
A1x 10:10
pada usia x+10 sebesar bila di diskontokan pada usia x menjadi
E 1
10 x A x 10:10 . A1x:20
jadi jumlah tepat sama dengan . Perhatikan gambar
dibawah.
nE x
10 E x . A1x 10:10
A1x 10:10
x x 10 x 20
Contoh 3
Carilah premi tunggal bersih dari suatu polis asuransi jiwa yang besar
santunannya selam 10 tahun pertama adalah 1 juta rupiah dan 2 juta rupiah
sesudah itu bagi orang yang berumur 20 tahun.
Jawab
Ada berbagai cara mengerjakan soal ini.
Cara 1
1 juta 2 juta
20 30
Cara 2
1 juta
1 juta
20 30
Anggap bahwa ada asuransi seumur hidup dengan santunan 1 juta rupiah
sejak usia 20 tahun ditambah asuransi seumur hidup sebesar 1 juta rupiah
sejak usia 30 tahun. Premi tunggal bersih adalah
106 A20 10 E 20. A30
Contoh 4
E
Ax n .n x Ax A1x:n
Buktikanlah:
Ruas Kiri:
Ax A1x:n M x / Dx Mx Mx n / Dx
Mx Mx Mx n / Dx
Mx n / Dx
Karena ruas kiri = ruas kanan maka soal telah terbukti
Contoh 5:
Buktikanlah bahwa
Ax V qx px . Ax 1
Jawab
dx 1 1x 1
v qx px . Ax 1 v Ax 1
1x 1x
v x .vd x v x .v1x 1 M x 1
.
v x .1x v x .1x Dx 1
x 1 x 1
v dx v 1x 1 Mx 1
x x Dx
v 1x v 1x 1
Cx Dx 1 M x 1
.
Dx Dx Dx 1
Cx Mx / Dx
M x / Dx
Ax
STAT4331/MODUL 4 4.9
C. ENDOWMEN
Perhatikan bahwa premi untuk orang yang lebih tua lebih tinggi dari
pada untuk yang lebih muda karena peluangnya meninggal lebih tinggi.
4.10 Asuransi 1
Contoh 7
Jelaskan dengan perkataan santunan asuransi atau premi tunggal bersih
yang dinyatakan oleh
107 A120:40 106 .40 E 20 500.000.40 / a20
Jawab
107 A120:40
Premi tunggal bersih dari asuransi berjangka 40 tahun sebesar
10 juta bagi orang berusia 20 tahun
106 .40E 20 endowmen sebesar sejuta bagi orang berusia 20 tahun selama
60 tahun
D. ASURANSI TERTUNDA
Pembayaran Rp1bila
x meninggal di sini
x x m x m n
STAT4331/MODUL 4 4.11
Cx m Cx m 1 ... Cx m n 1 / Dx
Mx Mx / Dx
m m n ……………………………(5)
Contoh 8:
Buktikanlah bahwa
m | Ax:n Ax:m n A1x:m
Jawab
Ax:m n A1x:m Mx Mx m n Dx m n / Dx Mx Mx m / Dx
Mx m Mx m n Dx m n / Dx m | Ax:n
4.12 Asuransi 1
LAT IH A N
1) Buktikanlah bahwa
V .q x Ax V . Ax 1 / 1 Ax 1
3) Buktikanlah bahwa
m | Ax Ax A1x:m
Petunjuk: sederhanakan ruas kanan dengan mengubahnya ke bentuk
symbol komutasi
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
Kegiatan Belajar 2
Premi Tahunan
PE N DA H UL U AN
Tentunya, nilai tunai premi bersih dari tiap rencana sama, yaitu Rp
338,68. Gambaran yang mirip sama juga berlaku untuk jenis asuransi yang
lain.
Tingkat bunga jelas juga mempengaruhi besarnya premi. Makin tinggi
tingkat bunga makin rendah premi yang harus dibayar untuk besar santunan
yang sama, seperti dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Usia waktu polis
dikeluarkan 20 tahun.
Rencana
i = 2% i = 2,25% i = 2,5% i = 3%
Asuransi
Endowmen
sampai usia Rp 17,05 Rp 16,23 Rp 15,46 Rp 14,02
65 tahun
Endowmen
Rp 41, 99 Rp 40,92 Rp 39,87 Rp 37,85
20 tahun
P1x:n A1x:n
: Menyatakan premi bersih tahunan untuk
Px:n Ax:n
: Menyatakan premi bersih tahunan untuk
mp x : n Ax:n
: Menyatakan premi bersih tahunan untuk dengan
m n
pembayaran premi maksimum m kali
Nilai Tunai premi yang akan datang = nilai tunai santunan (benefit) yang
akan datang.
STAT4331/MODUL 4 4.19
Contoh 9:
Hitunglah premi bersih tahunan untuk asuransi biasa dengan santunan 2
juta rupiah bagi orang berusia 30 tahun.
Jawab
Misalkan premi bersih tahunan P. Menurut persamaan dasar diatas
diperoleh
Pa30 2 106 A30
Jadi
P 2 106 A30 / a30
2 106 M 30 / N30
2 106 182403, 4951 /10594280,39
34.434,33 rupiah
Contoh 10:
Hitunglah premi bersih tahunan untuk asuransi endowmen sampai usia
65 tahun bagi orang berusia 30 tahun dengan pembayaran premi 20 kali,
besar santunan sejuta rupiah.
Jawab:
Misalkan premi tahunannya P,
Maka
Contoh 11:
Nyatakanlah dalam symbol komutasi 10p20:40
Jawab:
Besarana ini menyatakan premi bersih tahunan untuk endowmen sebesar
Rp 1 bagi orang bersuia 20 tahun selama 40 tahun dengan pembayaran premi
tahunan selama 10 kali. Jadi
10 P 20 : 40 . a20:10 A20:40
atau
10 P 20:40 A20:40 / a20:10
M 20 M 60 D60 N 20 N30
:
D20 D20
M 20 M 60 D60 / ( N 20 N30 )
Contoh 12:
Bila qx= 0,01 x dan v = 0,9 hitunglah P98
Jawab:
Dari qx = 0,01x kita tahu
Bahwa
q98 0,98 P98 1 0,98 0, 02
q99 0,99 P99 1 0,99 0, 01
q100 1 P100 1 1 0
Jadi P98 adalah premi bersih tahunan asuransi seumur hidup bagi orang
bersuia 98 tahun dengan santunan asuransi Rp 1, asuransi itu sesungguhnya
hanya sampai usia 100 tahun, dan premi dibayar paling banyak tiga kali.
Nilai tunai seluruh premi adalah
Jadi
P98 1,01818 / 0,8981838
Catatan
Dalam soal ini kita tidak menggunakan CSO Karena peluang meninggal
dan tingkat bunga sudah diberikan dlaam soal, jadi untuk menjawabnya harus
menggunakan prinsip dasar dan persamaan dasar.
Contoh 13:
Buktikanlah bahwa
a. C x vDx Dx 1
b. M x vN x Nx 1
c. Rx vS x Sx 1
Bukti
a) Menurut Definisi
Cx vx 1
dx
vx 1
1x 1x 1
x x 1
v.v 1x v 1x 1
vd x Dx 1
Cx 1 vDx i Dx 1 i
i 0 i 0 i 0
Atau
M x vN x Nx 1
Mx i v Nx i Nx 1 i
i 0 i 0 i 0
Atau
Rx v.Sx Sx 1
Contoh 14:
Butkikanlah bahwa
Ax vax ax
M vN x Nx
Bukti dari x 1 diperoleh
Contoh 15
Buktikanlah bahwa
Ax .ux K x Ax 1
Bukti
Ruas kiri adalah
Ax u x M x / Dx .Dx / Dx 1
M x / Dx 1
Ruas kanan,
K x Ax 1 C x / Dx 1 Mx 1 / Dx 1
Cx Mx 1 / Dx 1
M x / Dx 1
Contoh 16:
Buktikanlah
Px .ux kx Ax 1 Px ax 1
Bukti
Px adalah bersih tahunan asuransi biasa, jadi
px ax Ax Px M x / Nx
Contoh 17
Buktikanlah bahwa
Ax ax ax
Bukti
Sesungguhnya ketidaksamaan ini sudah cukup jelas karena Ax adalah
nilai tunai dari 1, Ax 1 , atau
Ax ax 1 ax ax
Cara lain
Dari contoh 13 b, kita tahu
M x vN x N x 1
jadi
Mx Nx 1
Ax ax
Dx Dx
Mx Nx 1 / Dx
vN x Nx 1 Nx 1 / Dx
vN x / Dx
vax
Tapi
1
v , sebab i 0
1 i jadi terbukti.
LAT IH A N
1) Buktikanlah
vq Ax vAx 1 / 1 Ax 1
a) x
Au Ax 1 qx / px
b) x x
Petunjuk : Gunakan symbol komutasi kemudian sederhanakan
STAT4331/MODUL 4 4.25
2) Buktikanlah
Px vqx px 1 . ax / ax
Petunjuk : Px dan Px+1 adalah premi bersih tahunan asuransi biasa,
masing- masing untuk usia x dan x+1.
3) Buktikanlah
Ax:n vax:n ax:n 1
Petunjuk : soal ini mirip contoh 13
4) Buktikanlah
px Cx 1/ Dx 1
Px Px 1
ax 1
Petunjuk: sama dengan soal 2
5) Buktikanlah
P1x:n . nu x n k x
a)
nu x ax:n
nk x
b) 1 i nE x
1
A1x:n 1 Ax:n
c) nk x
petunjuk: gunakan symbol komutasi, kemudian sederhanakan.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
1) B
2) A
3) D
4) A
5) A
4.30 Asuransi 1
DAFTAR PUSTAKA
Kegiatan Belajar 1
1 i
m2
1 2 n
1 i m 1 i ... 1 i
......................................................................
rumus a pembayaran dilakukan 1/m tahun lebih awal dari pada a ,jadi
m m
n n
m m
1 i
1/ m
an an
m
1 i
1/ m
an sn …(3)
i=2,5% i=6%
m m m m
m s1 s1 1,025
1/ m
s1 s1 1,061/ m
2 1,0062114 1,0187114 1,0147815 1,0447815
3 1,0082876 1,0166209 1,0197410 1,0397410
4 1,0093268 1,0155768 1,0222269 1,0372269
12 1,0114072 1,0134905 1,0272108 1,0322108
Contoh 1
Hitunglah nilai tunai suatu anuitas tentu akhir dengan pembayaran bulanan
selama 15 tahun bila besar pembayaran setahun adalah Rp300.000,00 dan
tingkat bunga 6%.
STAT4331/MODUL 5 5.5
Jawab
Nilai tunainya 300.000 a15 = 300.000 a15 s
12 12
1
= ( 300.000 )( 9,712249 )( 1,0272108)
= Rp2.992.958,12.
Contoh 2
Hitunglah premi tunggal bersih untuk asuransi seumur hidup bagi orang
berusia 30 tahun, dengan santunan pada waktu meninggal si tertanggung
berupa 240 kali pembayaran bulanan sebesar Rp100.000,00 yang akan
dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pewarisnya, pembayaran
pertama dimulai pada akhir tahun si tertanggung meninggal. Gunakan
1
i= 2 % seperti biasa
2
Jawab
Jumlah pembayaran setahun adalah 12 x Rp100.000, 00 = 1,2 juta rupiah.
Pembayaran sebanyak 240 kali, atau 20 tahun, merupakan anuitas tentu awal,
anuitas awal karena pembayaran harus segera dilakukan pada akhir tahun si
tertanggung meninggal, jadi permulaan tahun pertama sesudah meninggal.
Misalkan besar premi tunggal bersih tersebut A30 untuk santunan sebesar 1
(rupiah), maka premi tunggal bersih tersebut adalah
12
1.200.000 a20 . A30
12 M 30
1.200.000 a20 s1 1, 0251/12
D30
1.200.000 15,589162 1, 0134905 182.403, 4951 / 440.800,58
7.845.392,88 rupiah.
Anuitas hidup adalah anuitas tentu yang dikaitkan dengan peluang hidup,
pembayaran hanya dilaksanakan bila orang yang memiliki anuitas tersebut
masih hidup. Seperti pada modul terdahulu, peluang hidup setahun akan
dinyatakan dengan Px, sedangkan nPx menyatakan peluang seseorang berusia
x akan mencapai usia x + n. Dalam pembicaraan di sini n akan menyatakan
bagian tahun, misalnya setengah tahun, triwulan, kuartal, atau bulan.
5.6 Asuransi 1
dapat kita uraikan atas m anuitas hidup dengan pembayaran 1/m tiap tahun,
m 1
tiap anuitas tertunda masing-masing selama 0, l/m, 2/m, …. , tahun
m
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1
m.a x
m
x 1/m
1 1 1
ax
x x+1 x+2
1 1 1
STAT4331/MODUL 5 5.7
1
/ ax
m
x x+1 x+2
1 1 1
2
/ ax
m
x x+1 x+2
1 1
m 1
/ ax
m
x x+1 x+3
m.ax ax 1/ m ax 2/ m ax ... m 1 ax
m
…(5)
m
Untuk menghitung ruas kanan kita akan gunakan interpolasi lineal
sebagai berikut.
Kita mulai dari kedua persamaan:
0 ax ax 0 dan 1 ax ax 1
2/ m ax ax 2 / m
dan umumnya, untuk 1 k m - 1
k / m ax ax k / m
m
1
m.ax 1 2 ... m 1
m
1 m 1
m ax .m
2 2
m 1
m ax .m
2
m 1
m ax
2
Jadi,
m 1
ax ax
m
…(6)
2m
STAT4331/MODUL 5 5.9
m 1
ax …(8)
2m
m 1
n Ex ax n …(9)
2m
Begitu pula
5.10 Asuransi 1
ax n Ex a x n
m m
n
m 1
n Ex ax n …(10)
2m
m 1 m 1
ax n Ex ax n
2m 2m
m 1
ax n Ex ax n 1 n Ex
2m
m 1
ax n ax 1 n Ex
2m
m 1
ax:n 1 n Ex …(11)
2m
12
n ax n Ex ax n 11/ 24 ;
ax n Ex ax n 11/ 24 ;
12
n
12 11
ax:n ax:n 1 n Ex ; dan
24
12 11
ax:n ax:n 1 n E x .
24
Contoh 3
STAT4331/MODUL 5 5.11
Jawab
Pembayaran 240 yang pertama merupakan anuitas hidup dan sesudah itu
merupakan anuitas hidup seumur hidup. Besarnya pembayaran setahun
12 x Rp100.000,00 = 1,2 juta rupiah. Nilai tunai seluruhnya adalah
12 12
1, 2 x106 a20 20 a30
1, 2 x106 a20 s1
12
20 E30 A50 11/ 24
20
1 v n 1 1, 025
a20 15,589162
i 0, 025
12
s1 1,0114072 (lihat tabel di depan)
20E30=D50/D30=0,53521944
a50 a50 1 15,316571
(lihat tabel anuitas hidup di Buku Materi Pokok III)
Contoh 4
Hitunglah premi kuartalan untuk suatu asuransi berjangka sampai usia 65
bagi orang berusia 40 tahun bila besar santunannya 1 juta rupiah.
Jawab
Ada dua cara menghitung premi seperti ini, untuk mudahnya kita sebut
premi seperti ini premi pecahan, yaitu premi yang dibayar lebih dari
sekali setahun.
5.12 Asuransi 1
Cara 1:
Cara ini premi pecahan cicilan dan dihitung dengan menggunakan rumus
m
m.P .a1 P
m
Atau
N 40 N 65 M M 64
P. 106 40
D40 D40
Atau
M 40 M 65
P 14, 06322873
N 40 N 65
4 4
a1 a1 s1 1,0251/4
4
a1 v 1,0251 , s1 1,0251/4 1,0155768
4
Sehingga a 0,9908066
1
Jadi diperoleh premi kuartalan
P(4) = 14,06322873 / (4)(0,9908066)
= 3,55 rupiah
m m
m.P a40:25 106 A40:25
1
236, 66912
4
a40:25 a40:25 3 / 8 1 25 E40
16,828932 3 / 8 1 0,35286912
16,586258
Jadi, p(4) = 236,66912 / ( 4 )( 16,586258 )
= 3,57 rupiah
ax:n N x 1 N x n 1 Dx Dx n / Dx
Jadi,
ax:n 1 n Ex,
Tetapi hasil ini, menurut rumus (12) untuk m = 2, sama saja dengan ruas kiri.
5.14 Asuransi 1
Contoh 6
Buktikanlah bahwa
12
ax:1 11vpx 13 / 24
LAT IH A N
1) Bila s , nilai akhir suatu anuitas tentu awal dengan pembayaran m kali
m
n
setahun sebesar 1/m tiap pembayaran maka buktikanlah bahwa
m m
sn an 1 i
n
4) Buktikanlah bahwa
4
ax:n 1/ 8 5ax:n 3ax:n
5) Hitunglah premi kuartalan untuk suatu polis dengan santunan 1 juta
rupiah bagi orang yang berusia 25 tahun bila selama lima tahun pertama
preminya setengah dari premi setelah lima tahun pertama.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
4
1) Hitunglah: a ….
20
A. 15,59
B. 15,69
C. 15,73
D. 15,83
5.16 Asuransi 1
2) Hitung nilai tunai suatu anuitas seumur hidup bagi seseorang berusia
20 tahun dengan pembayaran bulanan sebesar Rp.10.000,00 pada
permulaan tiap bulan bila pembayaran 5 tahun pertama harus dikerjakan
tanpa memandang orang tersebut masih hidup atau sudah meninggal….
A. Rp.3.195.724,95
B. Rp.3.200.936,12
C. Rp.3.204.016,93
D. Rp.3.298.066,13
5) Hitunglah nilai tunai suatu anuitas tentu awal selama 10 tahun dan
dilanjutkan dengan anuitas seumur hidup bagi seseorang berusia 40
tahun dengan pembayaran bulanan Rp10.000,00 ….
A. Rp.2.426.924,12
B. Rp.2.429.112,10
C. Rp.2.965.216,59
D. Rp.2.967.404,57
Kegiatan Belajar 2
P ada bagian modul ini akan dibahas anuitas (hidup) yang membesar. Cara
yang sama dapat pula dipakai untuk anuitas yang mengecil.
Misalkan, Ia x menyatakan nilai tunai pada usia x suatu anuitas hidup
awal yang membesar dengan pembayaran pertama sebesar 1 (rupiah) ,
pembayaran kedua sebesar 2, ketiga sebesar 3, dan seterusnya naik sebesar 1
tiap tahun seumur hidup, Dengan menggunakan prinsip dasar seperti semula,
di peroleh
1 2 3 4 n+1 n+1
x x+1 x+2 x+3 x+n x+n+1
1
Dx
Dx 2Dx1 3Dx 2 4Dx3 ... n 1 Dx n ...
STAT4331/MODUL 5 5.19
Tetapi karena
Nx = Dx+Dx+1+Dx+2Dx+3+...Dw
Nx+1 = Dx+1+Dx+2Dx+3+...Dw
Nx+2 = Dx+2+Dx+3+...Dw
Nx+3 = Dx+3+...Dw
................................................................
Nw = Dw
+
w
N
i 0
x i Dx 2 Dx 1 3Dx 2 4 Dx 3 ... ( w x 1 Dw
w
Dan Sx N
i 0
x i
Maka
Ia x S x / Dx ...(13)
Misalkan, Ia x:n menyatakan nilai tunai pada usia x suatu anuitas hidup
awal berjangka dengan pembayaran pertama sebesar 1 (rupiah), yang kedua
2, ketiga 3, dan seterusnya naik sebesar 1 tiap tahun, dan yang terakhir
sebesar n pada usia x + n - 1. Dengan jalan yang sama seperti semula,
diperoleh
Ia x:n 1 2vpx 3v22 px ...nvn1n1 px
1
Dx 2Dx1 3Dx2 ... n Dxn1
Dx
Tetapi kita tahu bahwa
Nx-Nx+n =Dx+Dx+1+Dx+2+...Dx+n-1
Nx+1-Nx+n = Dx+1+Dx+2+...Dx+n-1
Nx+2-Nx+n = Dx+2+...+Dx+n-1
.........................................................
Nx+n-1-Nx+n= Dx+n-1
+
Nx+Nx+1+Nx+2+...+Nx+n-1-n Nx+n=
Dx+2Dx+1+3Dx+2+...+n Dx+n-1
5.20 Asuransi 1
Begitu pula
Sx-Sx+n=Nx+Nx+1+Nx+2+...+Nx+n-1
Jadi,
1
Ia x:n Sx Sxn n N xn ...(14)
Dx
Rumus-rumus anuitas hidup membesar lainnya dapat diturunkan dengan
hanya menggunakan prinsip dasar seperti digunakan di atas.
Bila n Ia x menyatakan anuitas hidup membesar bagi orang berusia x
ditunda selama n tahun, jadi pembayaran pertama sebesar 1 pada usia x + n,
yang kedua sebesar 2 pada usia x + n + 1, dan seterusnya , maka
1
n Ia x Dx n 2Dx n1 ...
Dx
S x n / Dx
Contoh 7
Seseorang berusia 30 tahun mempunyai suatu anuitas hidup dengan
pembayaran tiap permulaan tahun sebesar (rupiah) 100, 90, 80, 70, 60, 50,50,
50, dan seterusnya 50 tiap tahun selama hidupnya. Hitunglah nilai tunai
anuitas tersebut.
Jawab
Kita dapat memandang anuitas tersebut sebagai terdiri atas tiga bagian, yaitu
a) anuitas seumur hidup sebesar 100 tiap tahun mulai usia 30tahun,
dikurangi dengan;
b) anuitas membesar berjangka sampai usia 34 tahun ditunda setahun
dengan pembayaran 10 pada usia 31, 20 pada usia 32, 30 pada usia 33,
40 pada usia 34, dan 50 pada usia 35, dan dikurangi dengan;
STAT4331/MODUL 5 5.21
Cara lain
Kita juga dapat mengerjakan soal di atas dengan langsung menggunakan
prinsip dasar.
Jadi,
1
a (100 D30 90 D31 80 D32 70 D33 60 D34 50 D35
D30
50 D36 ... 50 Dw )
50
a.D30 D30 D31 D32 ... Dw
D30
10
5 D30 4 D31 3 D32 2 D33 D34
D30
1
[50 N30 10{ D30 D31 ... D34 ( D30 D31
D30
D32 D33 ) D30 D31 D32 D30 D31 D30 }]
1
[50 N30 10{ N30 N 35 N 30 N 34
D30
5.22 Asuransi 1
Contoh 8
Carilah nilai tunai suatu anuitas hidup awal berjangka pada orang berusia
x dengan pembayaran sebesar n pada usia x, n-1 pada usia x+1, n-2 pada usia
x+2, demikian seterusnya berkurang satu tiap tahun sampai akhirnya habis
sesudah pembayaran ke n ,
Jawab
Kita gunakan lagi prinsip dasar seperti semula maka nilai tunainya adalah
1
Dx
n Dx n 1 Dx1 n 2 Dx 2 ... Dx n1
1
Dx Dx 1 Dx 2 ... Dx n 1
Dx
Dx Dx 1 Dx 2 ... Dx n 2 ...
.......................................................
Dx Dx 1 Dx 2
Dx Dx 1
Dx )
1
{ N x N x n N x N x n 1 ... N x N x 3
Dx
N x N x 2 N x N x 1 }
1
Dx
n N x N x 1 N x 2 N x 3 ... N x n1 N x n
1
Dx
n N x S x 1 S x n1
STAT4331/MODUL 5 5.23
Sejauh ini kita hanya membahas anuitas hidup awal yang membesar atau
mengecil. Sesungguhnya, anuitas hidup akhir dapat diturunkan dengan cara
yang sama dengan menggunakan prinsip dasar. Hal ini diserahkan pada Anda
sebagai latihan.
Contoh 9
Jelaskan anuitas yang nilai tunainya dinyatakan oleh
Jawab
Untuk memahami bentuk seperti ini, paling mudah jadikanlah bentuk ini ke
bentuk yang lebih dasar sehingga dapat langsung dibaca.
S 25 S50 25 N 50
D20
1
N 25 N 26 ... N 49 25 N50
D20
1
{D25 D26 ... D49 D50 D51 ...
D20
D26 ... D49 D50 D51 ...
..............................................
D49 D50 D51 ...
25 1 D50 D51 ...
1
D25 2 D26 ... 25 D49
D20
Bagian terakhir ini jelas menyatakan suatu anuitas hidup awal berjangka
pada orang berusia 20 tahun yang ditunda 5 tahun dengan pembayaran
sebesar 1 pada usia 25, pembayaran sebesar 2 pada usia 26, sebesar 3 pada
usia 27, dan seterusnya naik satu tiap tahun dan terakhir sebesar 25 pada usia
49 tahun.
5.24 Asuransi 1
A. ASURANSI MEMBESAR
dx d d d
IA x v 2 v 2 x 1 3 v3 x 2 ... w x 1 v w x 1 w
1x 1x 1x 1w
1
x
(v x 1d x 2 v x 2 d x 1 3v x 3 d x 2 ...
v 1x
w x 1V w x 1d w )
1
Dx
Cx 2 Cx 1 3 C X 2 ... w x 1 Cw
1
M x M x 1 M x 2 ... M w
Dx
=Rx/Dx ...(15)
IAx Ax 1 Ax 2 Ax ...w x Ax
tiap tahun selama n tahun, tapi tidak ada pembayaran bila (x) hidup mencapai
usia x + n. Maka
IA1x:n A1x:n 1 A1x:n 1 2 A1x:n 2 ... n 1 A1x:1
1
{ M x M x n M x 1 M x n M x 2 M x n
Dx
... M x n 1 n M x n }
1
Rx Rx n n M x n ...(16)
Dx
Contoh 10
Seorang pria berusia 20 tahun memiliki suatu polis asuransi berjangka
dengan santunan 1 juta rupiah pada tahun pertama, 1,1 juta rupiah pada tahun
kedua, 1,2 juta rupiah pada tahun ketiga, dan seterusnya naik 100 ribu rupiah
tiap tahun selama jangka waktu 20 tahun. Hitunglah premi tunggal bersih
polis tersebut.
Jawab
Dengan menggunakan prinsip di atas, diperoleh premi tunggal bersih =
106 A20:20
1
0,1 1 A20:19
1
0,1 2 A20:18
1
... 0,1 19 A20:1
1
106
D20
M 20 M 40 0,1 M 21 M 40 M 22 M 40 ... M 39 M 40
106
D20
M 20 0,1 R21 R40
106
D20
M 20 0,1 R21 R41 3 M 40
=108.317,39 rupiah
5.26 Asuransi 1
Contoh 11
Jelaskan suatu jenis asuransi yang premi bersih tahunannya dinyatakan oleh
106 M 20 2 R21
N 20 N50
Jawab
Misalkan, premi bersih tahunannya adalah P, jadi
atau
Ruas kiri adalah P a20:30 menyatakan cara pembayaran premi, yaitu lunas pada
usia 50 tahun dimulai pada usia 20 tahun.
Ruas kanan
106
D20
M 20 2 M 21 M 22 ... M w
106
D20 3 D21 5 D22 7 D23 ...
D20
Ruas kanan ini menyatakan besar dan cara pembayaran santunan. Bila si
tertanggung meninggal pada tahun pertama maka santunannya 1 juta, bila
meninggal tahun kedua 3 juta, tahun ketiga 5 juta, dan seterusnya naik 2 juta
tiap tahun.
Contoh 12
Suatu polis dikeluarkan buat orang berusia 20 tahun dengan ketentuan
sebagai berikut: a) bila orang tersebut meninggal sebelum berusia 30 tahun
maka semua premi kotor yang telah dibayar dikembalikan tanpa bunga, b)
bila meninggal setelah berusia 30 tahun santunannya 1 juta rupiah, c) premi
dibayar tahunan dan lunas dalam sepuluh tahun dan d) premi kotor besarnya
10% lebih besar dari premi bersih. Hitunglah besarnya premi bersih.
STAT4331/MODUL 5 5.27
Jawab
Misalkan, premi bersih tahunan adalah P maka premi kotor tahunan adalah
P + 0,1 P = 1,1 P.
Bila si tertanggung meninggal pada tahun pertama maka santunannya
adalah pengembalian premi kotor, nilai tunai premi tersebut adalah
1,1 P C20/D20. Bila dia meninggal pada tahun ke dua maka telah dua kali
terjadi pembayaran premi, besar keduanya adalah 2,2 P, nilai tunainya adalah
2,2 P C21/D20. Bila dia meninggal di tahun ketiga maka nilai tunai
santunannya adalah 3,3 P C22 / D20 , dan seterusnya, nilai tunai santunan bila
meninggal pada tahun kesepuluh (sebelum berusia 30 tahun) adalah
11 P C29/D20. Bila dia meninggal setelah berusia 30 tahun maka nilai tunai
santunannya adalah 10 M30 / D20. Jadi diperoleh
C C C C M
P a20:10 1,1 P 20 2, 2 P 21 3,3 P 22 ... 11 P 29 106 30
D20 D20 D20 D20 D20
atau
P( N20 - N30 ) = 1,1 P( C20 + 2C21 + 3C22 + … + 10C29 ) + 106M30.
=1,1 P (M20 + M21 + M22 + … + M29 - 10 M30 ) + 106 M30
=1,1 P (R20 - R30 - 10 M30 ) + 106 M30
atau
P(N20-N30-1,1 R20+1,1 R30+M30)=106 M30
atau
106 M 30
P
N 20 N30 1,1 R20 1,1 R30 11 M 30
106 182.403, 4951
5.062.456, 546
= 36.030,63 rupiah
Contoh 13
Suatu polis asuransi dikeluarkan bagi orang berusia 45 tahun dengan
ketentuan bahwa bila dia meninggal sebelum berusia 65 tahun, pewarisnya
akan menerima 100 ribu rupiah pada akhir tiap bulan selama 20 tahun,
pembayaran pertama dilakukan pada akhir tahun polis meninggal. Bila
pembayaran premi terbatas sampai 10 tahun, hitunglah premi bersih tahunan
polis tersebut.
5.28 Asuransi 1
Jawab
Santunan sebesar 100 ribu rupiah sebulan (jadi, setahun 1,2 juta Rp)
merupakan suatu anuitas tentu awal selama 20 tahun. dan nilai tunainya pada
akhir tahun polis meninggal adalah
12
1, 2 x106 a20
12
1, 2 x106 a20 A45:20
1
P a45:10
12
1, 2 x106 a20 . A45:20
1
P a45:10
atau
atau
12
1, 2 X 106 a20 s1 1 i 1/12 M 45 M 65
P
N 45 N55
=529.559,62 rupiah
STAT4331/MODUL 5 5.29
Sering sekali premi tidak dibayar tahunan tapi beberapa kali setahun,
misalnya semesteran, kuartalan ataupun bulanan. Masalahnya kemudian ialah
menentukan besarnya premi berkala tersebut. Karena tingkat bunga
menggunakan patokan tahunan maka premipun perlu disesuaikan dengan
patokan tersebut.
Misalkan, p(m) menyatakan besarnya premi bersih setahun yang dibayar
1
m kali setahun, jadi tiap kali pembayaran besarnya adalah . P(m)..
m
Besarnya p(m) harus memenuhi persamaan dasar.
P.a A
Px . ax Ax
m m
…(17)
m m
Px:n Ax:n / ax:n
dan seterusnya.
Bila tidak ada keraguan maka penulisan lambang premi bersih dengan
pembayaran m kali setahun akan kita tuliskan dengan p (m) saja. Seperti dapat
diduga, bentuk (17) di atas sulit di hitung dengan tepat sehingga kita terpaksa
menggunakan hampiran. Di depan telah kita gunakan
m 1
hampiran ax ax
m
2m
Bila nilai hampiran ini kita masukkan dalam persamaan (17) maka kita
peroleh
P Ax / ax
m m
5.30 Asuransi 1
m 1
Ax / a x
2m
m 1
M x / Nx Dx …(18)
2m
Dengan menggunakan tabel komutasi maka P(m) dapat dihitung dari (18).
(m)
P dapat pula dinyatakan dalam premi bersih tahunan P, sebagai berikut:
m 1
P Ax / a x
m
2m
m 1 1
P P / 1
m
.
2m a x
Dengan demikian
P Ax / ax 1/ ax d
Atau 1/ ax P d
m 1
P P / 1
m
P d
2m
Barangkali tidak berlebihan bila di sini diingatkan bahwa p (m) tidak sama
dengan P. Padahal premi tahunan yang dibayarkan tiap permulaan tahun,
sedangkan p(m) jumlah premi setahun yang dibayarkan m kali setahun, tiap
1 (m)
kali sebesar P .
m
Dengan jalan yang sama dapat kita turunkan rumus premi untuk jenis
asuransi yang lain. Bila menyatakan premi bersih tahunan asuransi berjangka
n tahun dan premi berkalanya yang dibayar m kali
1 m m 1 1
Px:n Px1:n / 1
P d
2m x:n
Akan tetapi untuk asuransi endowment bentuknya sedikit berbeda
m m 1
P x:n Px:n / 1
2m
Px:n 1 d
Contoh:
Suatu asuransi seumur hidup dengan santunan 1 juta rupiah dikeluarkan
untuk orang berusia 30 tahun dengan pembayaran premi bulanan. Hitunglah
besarnya preminya!
Jawab:
Premi tahunan adalah
LAT IH A N
106 M 30 M 50
N30
Jelaskan! Apakah menurut Anda jenis asuransi ini mudah diterapkan
dalam praktik?
b) 100 ribu pada usia 20 tahun, 101 ribu pada usia 21 tahun, 102 ribu
pada usia 22 tahun, naik seribu tiap tahun sampai mencapai 130 ribu
dan sesudah itu tetap tiap tahun.
4) Suatu asuransi endowment selama 20 tahun bagi seseorang pria berusia
45 tahun mempunyai ketentuan bahwa bila si tertanggung meninggal
dalam waktu 20 tahun maka santunannya sebesar setengah juta rupiah
ditambah dengan pengembalian semua premi kotor yang telah
dibayarkan dan dilakukan pada akhir tahun polis meninggal, bila si
tertanggung mencapai usia 65 tahun maka kepadanya di bayarkan satu
juta rupiah. Bila premi kotor adalah 20% dari premi bersih dan premi
dibayar bulanan selama jangka waktu asuransi, hitunglah premi bersih
tahunannya.
5) Suatu polis asuransi jiwa seumur hidup mempunyai santunan yang
membesar yang besarnya sama dengan ( 1,01)n pada tahun ke n, Bila
perusahaan asuransi menghitung premi bersih dengan tingkat bunga
1
2 % maka premi bersih tahunannya adalah Ax ax , dengan ax
2
1
dihitung menggunakan tingkat bunga 2 % sedangkan Ax pada tingkat
2
bunga i%. Hitunglah i %.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
M x M x n 2 Rx 1
B.
1 1
N x N x 5 N x n
2 2
STAT4331/MODUL 5 5.35
M x 2 Rx 1 2n 1 M x n
C.
3 N x N x 5 2 N x n
M x 2 Rx 1 2n 1 M x n
D.
1 1
N x N x 5 N x n
2 2
Daftar Pustaka
Cadangan Premi
R. K. Sembiring, Ph. D.
PE N DA H UL U AN
Kegiatan Belajar 1
Dari tabel ini terlihat dengan jelas bahwa premi asuransi berjangka
setahun, 1000 cx' sampai usia 50 tahun masih lebih rendah dari premi
asuransi seumur hidup dengan besar santunan yang sama, Rpl.000. Cx ini
sering disebut dengan nama premi yang sesungguhnya (natural premium)
dan menggambarkan biaya asuransi tahunan dengan santunan sebesar 1.
Membeli asuransi tahunan seperti ini, tentu amat ringan pada waktu
sitertanggung masih muda tapi akan sangat memberatkan bila usianya
sudah di atas 60 tahun, pada waktu mana orang sudah di atas 60 tahun,
pada waktu mana orang sudah umumnya pensi un, j adi penghasi lan sudah
banyak berkurang. Karena itu, dalam prakteknya asuransi seperti ini
sama sekali tidak populer,
Pada tahun-tahun permulaan terlihat bahwa prerni yang dibayarkan di
bawah asuransi seumur hidup dengan prerni datar , jauh melarnpaui biaya
asuransi yang diperlukan (1000 cx). Dengan lain perkataan, prerni yang
terkurnpul dari asuransi seurnur hidup pada t ahun-t.ahun perrnulaan jauh
rnelampaui jurnlah sant.unan yang harus dibayarkan oleh perusahaan.
Dengan demikian terkurnpul sejurnlah dana di perusahaan asuransi dan dana
inilah yang disebut cadangan. Cadangan ini bukan rnilik perusahaan tapi
rnerupakan liabilitas. Pada usia tua, premi datar yang diterirna
perusahaan akan j auh dari cukup rnenutupi santunan asuransi dan sebagian
dari uang tersebut akan diarnbil dari cadangan yang telah terkumpul
sebelurnnya. Jadi dapat dianggap bahwa cadangan itu adalah milik
pernegang polis yang "dititipkan" di perusahaan asuransi; perusahaan
asuransi tentunya berkewajiban rnenginvestasikan modal tersebut secara
arnan.
Untuk rnernberi garnbaran rnengenai cadangan yang lebih j eLas ,
pandanganlah sejurnlah 160 orang yang sarna-sarna rnembeli asuransi
6.4
berjangka lirna tahun dengan santunan Rpl00. Kita akan menggunakan CSO
1
2 %
1941 dengan tingkat bunga 2 . Anda lihat kernbali tabel morbalitas CSO
1941 di Buku Materi Pokok 2. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada
bagian atas tabel berikut. Prerni bersih tahunannya adalah
Pa60:5 100 A60:5 1
P = 3, 034509127 Rupiah
Pada usia 60 tahun ada sebanyak 677.771 orang jadi, premi yang
dibayarkan adalah (677771)( 3,034509127 ) = 2.056.702,29 rupiah.
Jumlah ini dengan bunga 2,5% rnenjadi 2.108,119,85 rupiah pada akhir
tahun. Selama tahun tersebut sebanyak d60 = 18022 orang yang meninggal,
masing-masing dengan santunan
STAT4331/MODUL 6 6.5
Asuransi berjangka 5 tahun sebesar Rp. 100 untuk orang berusia 60 tahun.
Jangka Jumlah Jumlah Premi yang Cadangan Bunga Santunan Jumlah Cadangan
waktu orang meninggal dibayarkan pada setahun yang cadangan akhir
permulaan setahun, dx permulaan dibayarkan akhir tahun per
tahun, 1x tahun tahun orang
677.771 18.022 2.056.702,29 2.056.702,29 51.417,56 1.802.200 305.919,84 0,46 0,46
659.749 18.988 2.002.014,36 2.307.934,20 57.698,36 1.898.800 466.832,56 0,73 0,73
640.761 19.979 1.944.395,10 2.411.227,66 60.280,69 1.997.900 473.608,35 0,76 0,76
620.782 20.958 1.883.786,85 2.357.377,00 38.934,43 2.095.800 320.511,42 0,53 0,53
599.824 21.942 1.820.171,40 2.140.682,83 53.517,07 2.194.200 -0,10 0 0
* Secara Teoritis sama dengan nol, perbedaan dengan nol akibat pembulatan dalam perhitungan
6.6
Jangka Jumlah Jumlah Premi yang Cadangan Bunga Santunan Jumlah Cadangan
waktu orang meninggal dibayarkan pada setahun yang cadangan akhir
permulaan setahun, dx permulaan dibayarkan akhir tahun per
tahun, 1x tahun tahun orang
da1am resiko. Karena jumlah seluruh santunan rnasih akan 1ebih kecil dari
seluruh premi yang terkumpul, makakekurangan di atas dengan mudah
dapat di tanggulangi perusahaan.
Cara perhitungan cadangan yang di je1askan di atas disebut metode
restrospektif, yaitu melihat mundur dalam waktu untuk melihat apa yang
telah terjadi. Cadangan dapat pula di.hitung dengan metode prospektif,
melihat ke depan dalam waktu.
Waktu suatu polis asuransi ataupun anuitas dikeluarkan, maka si
tertanggung maupun si penaggung (perusahaan asuransi) sepakat melakukan
kewajibarmya sebagai berikut, si tertanggung akan berkewajiban membayar
premi yang telah disepakati besarnya, sedangkan perusahaan berkewajiban
membayar santunan di masa mendatang. Pada waktu polis dikeluarkan nilai
tunai kedua pembayaran ini (premi dan santunan) dibuat sama. Ini yang
disebut persamaan dasar. Akan tetapi nilai tunai keduanya umumnya tidak
lagi akan sama. Nilai tunai santunan umumnya akan turun buat anuitas
karena sebagian telah dilaksanakan sehingga bertambah sedikit di masa
mendatang. Tetapi nilai tunai santunan membesar untuk asuransi karena
pengaruh bunga dan belum ada santunan yang di bayarkan. Jumlah premi
yang masih akan dibayarkan umumnya akan bertambah kecil selama jangka
waktu pembayaran premi. Selisih antara kedua nilai tunai ini (premi dan
santunan) membentuk apa yang kita sebut di atas cadangan.
B. CADANGAN RETROSPEKTIF
tV P . tU x t K x
….……………..……………………………………..(1)
Dalam rumus ini:
x: menyatakan usia waktu polis dikeluarkan
t: tahun yang telah lewat sejak polis dikeluarkan
STAT4331/MODUL 6 6.9
U
Untuk menyegarkan ingatan anda, t x adalah dana tonti yang dipelajari
di buku materi pokok 3, dan dinyatakan bagian tiap yang masih hidup dari
dana yang telah terkumpul dengan bunganya. Perhatikan bahwa dalam hal ini
besar preminya sebesar Rp 1 tiap permulaan tahun. Jadi bila preminya P
rupiah maka bagian tiap orang yang masih hidup t tahun sejak preminya P
rupiah maka bagian tiap orang yang masih hidup t tahun sejak polis
dikeluarkan (mencapai usia x + t) adalah p.tU x . ini adalah nilai premi yang
K
lalu beserta bunganya. t x adalah premi tunggal bersih untuk asuransi
berjangka t tahun sebesar Rp 1, Preminya dibayar pada akhir Jangka Waktu.
Besaran ini sering disebut biaya asuransi dalam arti teknis beserta bunganya.
Besaran ini menyatakan nilai santunan yang lalu beserta bunganya.
Cara lain meyakinkan diri sendiri tentang kebenaran persamaan (1)
diatas ialah dengan membuktikannya secara matematika, dalam hal ini
induksi lengkap. Untuk itu pandanglah suatu asuransi dengan santunan Rp 1.
Dengan premi bersih tahunan sebesar P rupiah. Sesuai dengan cara
perhitungan di fasal sebelumnya kita peroleh cadangan akhir tahun pertama
adalah
1V 1x . P 1 i d x / 1x 1
1x. P 1 i
Perhatikan bahwa premi yang dibayarkan pada permulaan
tahun pertama yang dibungakan selama setahun. d x menyatakan jumlah
santunan dibayarkan pada akhir tahun pertama, yaitu banyaknya yang
meninggal kali Rp 1, jadi jumlahnya dx rupiah. Jumlah seluruh dana pada
akhir tahun pertama dibagi sama rata oleh tertanggung yang masih hidup,
1x 1
. Bagian tiap orang ini disebut cadangan akhir tahun pertama yang diberi
simbol 1v. Dengan jalan yang kita peroleh
2V 1x 1.1V 1x 1. p 1 i dx 1 / 1x 2
1x v
1.1
menyatakan seluruh dana (cadangan) yang berasal dari tahun
1
pertama yang kemudian ditambah dengan premi tahun kedua, x 1. P
6.10
tV 1x t 1.1V 1x t 1. p 1 i dx t 1 /1x t
1x t 1 dx t 1
t 1V p 1 i
1x t 1x t
x t 1
V .V 1x 1 t 1 vx t
dx t 1
x t
t 1V P V x t
V .1x t v .1x t
Dx t 1 Cx t 1
t 1V P
Dx t Dx t
Ux t 1V p Kx
t 1 t 1 ……………………………………..…..(2)
Bila t =1 kita peroleh
1V = P . Ux – K
Jadi rumus (1) benar untuk t=1. Misalkan bahwa (1) benar untuk t-1, jadi
diperoleh.
t 1V P . t 1ux t 1K x
Sesuai dengan langkah induksi, sekarang harus kita buktikan bahwa (1)
juga benar untuk t, jadi harus dibuktikan bahwa
tV P. tU x t t x juga benar
Bukti
Dari (2) kita peroleh
u
tV t 1V P x t 1 k
x t 1
P . t 1u x t 1K x P u
x t 1 k
x t 1
t 1V diganti dengan P. t 1u x t 1k x
tV P . t 1U xu x t 1 t 1k xu x t 1 PU
. x t 1
k
x t 1
STAT4331/MODUL 6 6.11
Nx Nx t 1 Dx t 1 Dx t 1
P . P
Dx t 1 Dx t Dx t
Mx Mx t 1 Dx t 1 Cx t 1
.
Dx t 1 Dx t Dx t
Nx Nx t 1 Dx t 1 Mx Mx t 1 Cx t 1
P
Dx t Dlx t
Nx Nx t Mx Mx t
P
Dx t Dx t
P . t u x t K x (Terbukti)
Contoh 1
Hitunglah dengan metoda retrospektif cadangan akhir tahun ke 10 dan
cadangan akhir tahun ke 20 suatu asuransi berjangka 20 sebesar 1 juta
rupiah bila pembayaran premi dilakukan tiap permulaan tahun bagi orang
yang berusia 30 tahun.
Jawab
Pa30:20 106 A30:20 1
Atau
M 30 M 50
P 106 5.985,120773 rupiah
N30 N50
10V P .10u 30 106 .10 K 30
N30 N50 M 30 M 50
P. 106
D50 D50
M 30 M 50 N30 N50 M 30 M 50
106 .
N30 N50 D50 Dl 50
M 30 M 50 N30 N50 N30 Nl 50 M 30 M 50
106 0
D50 N30 N50
Contoh 2
Hitunglah dengan metode retrospektif cadangan akhir tahun ke 10 dan
cadangan akhir tahun ke 20 suatu asuransi endowmen berjangka 20 tahun
sebesar 1 juta rupiah bagi orang berusia 30 tahun.
Jawab
Pa30:20 106 A30:20
M 30 M 50 D50
P 106
N30 N50
Nx Nx n
tV P tk x
Dx t
…………………………………..……………(3)
t V
t 1 . x V
t 1 kx n 1
t 2 . t
V
t 2 kx t 2 . x t 1 kx t 1
tV t 2V . x t 2 . x t 1 kx t 2 . x t 1 kx t 1
t 3 . x
V
t 3 Kx t 3 x t 2. x t 1
kx t 2 . x t 1 kx t 1
t 3 . x
V
t 3. x t 2 . x t 1 kx t 3. x t 2
. x t 1 kx t 2 . x t 1 kx t 1
nV . x n kx n . x n 1... x t 1
kx n 1. x n 2 ... x t 1 ... kx t 1
P. nu x nk x . x n kx n . x n 1... x t 1
Kx n 1. x n 2 ... x t 1... kx t 1
Dx Dx
P . nu x. x n n k x. x n kx n . n 1
. n 2
...
Dx n 2 Dx n 3
Dx t 1 Cx t 1 Dx n 2 Dx t 1 Cx t 1
. ... ..
Dx t Dx n 2 Dx n 3 Dx t Dx t
Nx Nx n Dx n Mx Mx n Dx n Cx n
P . .
Dx n Dx n 1 Dx n Dx n 1 Dx n 1
Dx n 1 Cx n 1 Cx t 1
. ...
Dx t Dx t Dx t
6.14
Nx Nx n Mx Mx n 1 Mx n 1 Mx t
P
Dx n 1 Dx t Dx t
Nx Nx n Mx Mx t
p
Dx t Dx t
Nx Nx n
p tk x
Dx t
Contoh 3
Carilah cadangan akhir tahun ke 15 dari suatu asuransi endowmen
selama 20 tahun bagi seseorang berusia 30 tahun dengan santunan 1 juta
rupiah bila premi tahunan dibayarkan selama paling banyak 10 kali
Jawab
Pa30:10 106 A30:20
P 71.105, 04741
N N 40
15V P 30 106.15k 30,
D45
Disini n = 10, t = 15
Jadi 15v= 984.515,63-98.585,31
= 885.930, 31 rupiah
C. CADANGAN PROSPEKTIF
Menurut cara ini, cadangan pada suatu ketika selama jangka waktu suatu
polis adalah nilai tunai santunan yang akan dating dikurangi dengan nilai
tunai premi yang akan datang . istilah premi yang akan datang mencakup
premi yang segera harus dibayarkan. Dalam symbol matematika, pernyataan
ini dapat ditulis sebagai
tV Ax t P . ax t
……………………………………………………...(4)
Sesungguhnya, secara matematika, rumus (1) dan rumus (3) untuk setiap
jenis asuransi sama saja. Berikut ini diberikan bukti bahwa dari rumus (3)
dapat diturunkan rumus (1) untuk asuransi seumur hidup. Untuk jenis
asuransi lain buktinya mirip sama.
Untuk asuransi seumur hidup dengan santunan sebesar Rp 1 diperoleh
Pax Ax , Jadi P M x / Nx
Mx t M x Nx t
tV .
Dx t N x Dx t
Mx Mx Mx t M x Nx Nx t M x Nx
. .
Dx t Dx t Nx Dx t N x Dx t
M x Nx
Dx t
(ditambah , kemudian dikurangi dengan
M x Nx Nx t M x M x t
.
Nx Dx t Dx t
P . t u x t k x.(terbukti)
Contoh 4
Hitunglah dengan cara prospektif soal 1.
Jawab
10V 106 A140:10 P a40:10
M 40 M 50 N 40 N50
106 P
D40 D40
70.889,56 52.014, 66
18.884,90 rupiah
Sama dengan hasil sebelumnya, kecuali akibat pembulatan.
Contoh 6
Hitunglah dengan cara prospektif soal pada contoh 3.
6.16
Jawab
Karena pembayaran premi sudah lunas maka P=0 dalam rumus (4)
sehingga diperoleh
15V 106 A45:5
M 45 M 50 D50
106
D45
885.930, 29 rupiah.
Terlihat bahwa bila premi sudah lunas maka cara prospektif memberi
hasil paling cepat. Metode retrospektif akan lebih cepat memberikan hasil
dalam perhitungan cadangan untuk jenis asuransi tertunda selama jangka
waktu penundaan, jadi selama belum ada santunan yang harus dibayarkan.
Jadi bila m | Ax menyatakan asuransi tertunda m tahun, maka bila t < m,
V
perhitungan t lebih cepat dikerjakan dengan metode retrospektif.
Contoh 7
Suatu asuransi endowmen sebesar 1 juta rupiah dikeluarkan bagi orang
yang berusia 30 tahun untuk jangka waktu 10 tahun tapi ditunda 10 tahun,
pembayaran premi 20 tahun. Hitunglah cadangan akhir tahun ke 5.
Jawab
Pa30:20 106 10 | A30:10
P 38.437, 03434 rupiah
Retrospektif :
5V 1065 | A35:10 P . a35:15
678.672, 25 468.993,09
209.679,16 rupiah
Sebelum kita teruskan dengan pembahasan berikutnya, ada baiknya
diperkenalkan dulu symbol baru untuk menyatakan cadangan untuk jenis-
jenis asuransi
tV x = cadangan akhir tahun ke t untuk asuransi biaya sebesar Rp 1,-
untuk(x)
STAT4331/MODUL 6 6.17
LAT I H AN
1) Buktikanlah bahwa
ax t
a) tV x 1
ax
Ax t Ax
b) tV x
1 Ax
2) Buktikanlah bahwa
Px
tV x Ax t 1
Px t
3) Buktikanlah bahwa
ax t:n t
tV x : n 1
ax:n
4) Buktikanlah bahwa
tV x 1 1 1V x 1 1V x 1 1 1V x 2 ... 1 1V x t 1
6.18
5) Buktikanlah bahwa
Px:n
tV x : n Ax t:n t
1
Px t:n t
Px t:n t
Px:n ax t :n t
R A NG KU M AN
Telah kita pelajari arti dan dua cara perhitungan cadangan. Kedua
cara haruslah rnenghasilkan hasil perhitungan yang sarna sehingga cara
yang satu dapat dipakai untuk rnerneriksa hasil perhitungan cara yang
lainnya. Kedua cara rnernpunyai keuntungan rnasing-rnasing. Cara
retrospektif rnernberi pernaharnan yang lebih baiktapi dari segi
kumudahan
perhitungan akan nanti terlihat bahwa cara prospektif lebih sering
dipakai.
Perhitungan cadangan rnerupakan bagian yang arnat penting.dari
pekerjaan seorang aktuaris dan karena itu anda diharapkan betul-betul
rnemahami dan mahir rnengerjakan perhitungan cadangan tersebut.
Walaupun disini contoh-contoh dan soal latihan yang diberikan
hanya rnengenai cadangan asuransi, sesungguhnya cara yang sarna ber
laku juga unt uk perhi tungan cadangan anui tas hi.dup ,
Pada pelajaran berikut ini kita akan rnernpelajari lebih banyak
tentang perhitungan cadangan.
STAT4331/MODUL 6 6.19
TES F OR M AT IF 1
M 30 M 85 N30 N 40 M 30 M 40
A. 106 . 106
N30 N50 D40 D40
M 30 M 85 D85 N30 N 40 M 30 M 40
B. 106 . 106
N30 N50 D40 D40
6.20
M 30 M 85 N30 N 40 M 30 M 40
C. 106 . 106
N30 N50 D30 D30
M 30 M 85 D85 N30 N 40 M 30 M 40
D. 106 . 106
N30 N50 D30 D30
M 52 M 60 D60 M 40 N 60 D66
A. 106
D52 N 40 N 60
M 52 M 60 M 40 M 60 N52 N 60
B. 106 1060 .
D52 N 40 N 60 D52
M 52 M 60 D60 M 40 M 60 D60 N52 N 60
C. 106 1060 .
D52 N 40 N 60 D52
M 52 M 60 D60 M 52 M 60 D60 N52 N 60
D. 106 1060 .
D52 N 40 N 60 D52
Kegiata n belajar 2
Rumus (2) yang telah kita turunkan sebelum ini disebut rumus fackler,
pertama kali diperkenalkan oleh aktuaris AMERIKA David Parks Fackler.
Untuk menyegarkan ingatan anda maka rumus tersebut disajikan lagi
dibawah ini.
t 1V tV P x t kx t
Contoh 8
Hitunglah dengan metode fackler cadangan akhir untuk lima tahun
terakhir dari suatu asuransi endowmen berjangka 20 tahun sebesar 1 juta
rupiah bagi seseorang berusia 30 tahun.
Jawab
Pada contoh 2 telah kita hitung bahwa
P=40.963,96212 rupiah
Bila dalam rumus fackler diatas kita masukan nilai t = 0, 1, 2, 3, dan 4 .
maka kita peroleh
2V 1V P 31 106.K31
79.528,90 1, 0288381 3.744,50
81.822,37 3.744,50
78.077,87
3V 2V P 32 106.k32
119.041,83 1, 02990337 3.935,33
122.498, 05 3.935,33
118.562, 72
4V 3V P 33 106.k33
159.526, 69 1, 0292407 4.137, 22
164.191,36 4.137, 22
160.054,53
Contoh 9
Buktikanlah secara aljabar dan secara verbal persamaan berikut
STAT4331/MODUL 6 6.23
1
r tV x tV x . E
P . rU x t rK x t
r x t
Bukti
Bila kita ubah ruas kanan kedalam lambang komutasi dan kemudian
disederhanakan, maka kita peroleh
1 Nx Nx t Mx Mx t Dx t
tV x . E
p .
r r t Dlx t Dx t Dx t n
u k
P.r x t r x t
N Nx Mr Mx
P x t t r t t r
Dx t r Dx t r
Secara verbal:
tV x tV x / r E x t
x x t x t r
Contoh 10
Suatu polis dikeluarkan bagi orang berusia 30 tahun dengan ketentuan
sebagai berikut. Bila orang tersebut meninggal dalam tahun pertama
santunannya 10 juta rupiah, bila dia meninggal antara usia 31 sampai 40
tahun santunannya 1 juta rupiah. Hitunglah cadangan akhir tahun pertama.
Jawab
Premi bersih tahunan dapat dihitung dari persamaan dasar
10 C30 C31 C32 ... C39
P . a30:10 106
D30
9 C30 M 30 M 40
106.
D30
P 7.932, 667547 rupiah
Cara retrospektif
1V P. u30 107.k30
8.160, 04 35.731,50
27.571, 46
Kebenaran hasil ini dapat diperiksa dengan cara prospektif, sebagai
berikut
1V 107. A131:9 P a31:9
27.571, 42
Hasilnya sama, kecuali karena akibat pembulatan
Suatu cadangan negatif tentunya harus dihindari oleh perusahaan
asuransi, terutarna sekali karena tidak ada jarninan bahwa
STAT4331/MODUL 6 6.25
tv P . t u x t k x dan
t v1 P1 . t u x t k x
Suatu cadangan pada suatu waktu tertentu untuk asuransi biasa (seumur
hidup) dengan santunan sebesar 1 (rupiah) dan dengan pembayaran premi
tahunan dapat dinyatakan secara tepat dengan
t hV V1 h 1 hq x t h 1 hpx t h.A x t 1
P.1 h | ax t h
Rumus cara prospektif ini ternyata sulit dihitung dengan tepat. Rumus
cara retrospektif untuk hal yang sama juga sulit dihitung dengan tepat.
Karena itu biasanya digunakan cara hampiran (aproksimasi), misalnya
dengan interpolasi, interpolasi yang paling sederhana ialah linear sebagai
berikut. Bila, seperti diatas, t+hv mengatakan cadangan (akhir) pada waktu
t+h, t bilangan bulat sedangkan 0<h<1, maka
t hV 1 h t 1i h.t 1V
1 h tV P h.t 1V …………………….……………(5)
1 h . t v h.t 1hV 1 h P.
Perhatikan bahwa rumus (5) diatas, cadangan pada waktu t+h diperoleh
secara interpolasi linear dari cadangan awal, dan cadangan akhir tahun ke
t+1.
Bila h = 0,5 pada rumus (5) maka kita peroleh cadangan rataan pada
tahun ke t, yaitu
1V
t t 1i t 1V / 2
2
1 V
t P t 1V
2
Berikut adalah suatu hubungan antara cadangan awal dan akhir serta
jumlah bersih yang di pertanggungkan yang diturunkan dari rumus akumulasi
Fackler.
STAT4331/MODUL 6 6.27
t 1V tV P ux t kx t
Dx t Cx t
t 1i
Dx t 1 Dx t 1
x t
V 1x t Vx t 1
dx t
t 1i x t 1 x t 1
V 1x t 1 V 1x t 1
t 1i 1 i 1x t 1x t 1
px t 1x t 1
Atau
t 1v. Px t t 1i 1 i 1 Px t
1 qx t t 1.V t 1i 1 i qx t
Jadi
t 1V t 1i 1 i qx t 1 t 1V
1 t 1V disebut jumlah bersih yang dipertanggungkan pada tahun polis ke
(t+1)
qx t 1 t 1v disebut biaya asuransi didasarkan atas jumlah bersih yang
dipertanggungkan
Contoh l l
Hitunglah cadangan rataan ke 10 untuk suatu anuitas hidup tertunda
dengan pembayaran premi tahunan bagi seseorang berusia 27 t ahun dengan
pembayaran anuitas tahunan sebesar 100 ribu rupiah, pembayaran pertama
pada usia 65 tahun dan tidak ada pembayaran pada waktu sitertanggung
meninggal dunia.
Jawab
Seperti biasa, pertama-tama kita hitung terlebih dahulu premi bersih
tahunannya, P. Premi dibayar dari usia 27 sampai 65, jadi nilai tunainya
6.28
adalah P a27:38 . Anuitas diterima mulai sejak usia 65 tahun, nilai tunai
anuitas pada usia 65 tahun adalah 105 a65 nilai tunainya pada usia 27 tahun
adalah 105 a65 . 38E 27
Contoh 12
Suatu polis sebesar 1 juta rupiah dikeluarkan untuk orang berusia 40
tahun dengan biaya asuransi didasarkan atas jumlah bersih yang
dipertanggungkan pada tahun ,polis ke 10 sebesar Rp5000. Hitunglah
cadangan akhir ke 10.
Jawab
Sesuai dengan definisi, biaya asuransi didasarkan atas jumlah bersih
yang dipertanggungkan pada tahun polis ke 10 adalah
106 10V 40 . q49 5000
STAT4331/MODUL 6 6.29
Daeri tabel mortalitas CSO41 (lihat buku materi pokok 2) diperoleh q 49=
0,01145
V m
Lambang t akan kita gunakan untuk menyatakan cadangan pada
akhir tahun polis ke t untuk suatu polis bila premi dibayarkan m kali setahun.
Bila tidak ada keraguan maka lambang untuk premi bersih akan kita nyatakan
dengan P saja, tapi bila keraguan mudah muncul akan kita gunakan lambang
m
yang lebih tepat Px .
Dari segi prospektif diperoleh
V m m
t Ax t P m aa t ………………………………………………..(6)
m m 1
ax t ax t dan
2m
m m 1 m
P P P P d sehingga
2m
V m m m 1
t Ax t P ax t
2m
m 1 m 1
Ax t p P m P d ax t P m
2m 2m
6.30
m 1
Ax t P ax
P m 1 P d ax t
t
2m
Tetapi kita tela’ah dari pelajaran sebelumnya (buku materi pokok 5)
bahwa 1 d ax t Ax t
1 P d ax t 1 d ax t P ax t
Ax t P ax t
V
t
Jadi
V m m 1
t tV P m . tV
2m
m 1
tV 1 P m …………………………..…………………………..(7)
2m
1 m 1 m 2 1 m m 1 m
... P P
2 m m m 2m
Contoh 13
Hitunglah cadangan akhir tahun ke 5 dari asuransi seumur hidup dengan
santunan 1 juta rupiah dengan pembayaran premi bulanan bagi seseorang
berusia 30 tahun.
Jawab
Untuk santunan sebesar 1 rupiah diperoleh
P M30 / N30 0,0172172
11
P 12 P/ 1 P 0, 025 /1, 025
Dan 24
0, 01755188
5V A35 P a35
0, 45661214 0,38357958
0,07303256
V 12 11
5 5V 1 P 12
24
0, 07303256 1, 0080446
0, 03620078
Untuk Santunan 1 juta rupiah diperoleh
5V 73.032,56
12
5V 73.620, 08
Perhatikan bahwa kedua nilai ini tidak jauh bedanya, karena itu untuk
V m
tujuan dalam praktek sering dianggap t tV nilai hampiran ini makin
baik bila m kecil dan makin jelek bila m besar
6.32
LAT IH A N
1) Nyatakanlah
20:10V30
Dalam symbol komutasi
2) cadangan menurut Wright adalah
t 1V tV P Cx t x t
bx
P ax t dengan t < n.
Dx t
Jawaban
1)
2) Gunakan metode Fackler
3) Gunakan Nilai hampiran yang telah baku
4) Nyatakan persamaan tersebut dalam I dan Px
5) Gunakan metode prospektif
STAT4331/MODUL 6 6.33
R A NG KU M AN
Pada bagian kedua modul ini kita telah pelajari metode fackler
untuk menghitung cadangan premi, cadangan awal dan cadangan rataan,
serta cadangan akhir bila pembayaran premi lebih dari sekali setahun.
Metode fackler amat berguna dalam pembuatan tabel cadangan yang
menuntut perhitungan cadangan secara beberapa tahun berurutan.
Metode ini diturunkan dari metode retrospektif untuk meyakinkan diri
kita bahwa perhitungan dengan metode fackler sudah betul.
Cadangan dapat pula dihitung pada setiap saat, misalnya pada awal
tahun polis, pertengahan tahun polis dan sebagainya. Tahun polis, seperti
diketahui, belum tentu sama dengan tahun kalender yang dimulai 1
januari dan berakhir 31 desember setiap tahun. Tahun polis dimulai sejak
polis tersebut mulai berlaku dan berakhir setahun kemudian. Begitupun
tahun pembukuan mungkin sekali berlainan dengan tahun polis ataupun
tahun kalender. Karena tahun pembukuan yang mungkin berlainan
dengan tahun polis, maka perhitungan cadanganpun harus pula mampu
mengikuti pembukuan. Itulah sebabnya kita perlu mengetahui
perhitungan cadangan pada setiap saat. Seperti anada lihat dalam rumus
yang disajikan, perhitungannya hanya suatu hampiran.
Karena premi tidak hanya dibayarkan tahunan tapi malah umumnya
beberapa kali setahun, maka perhitungan cadanganpun perlu disesuaikan
dengan hal tersebut. Ternyata perbedaannya dengan cadangan akhir tidak
besar sehingga untuk tujuan pemakaian kedua besaran dapat dianggap
sama
TES F OR M AT IF 2
C. Rp 39.998,99
D. Rp 79.997,98
1. C
2. D
3. C
4. B
5. B
STAT4331/MODUL 6 6.37
Daftar Pustaka
Cadangan Disesuaikan
R.K. Sembiring, Ph.D.
PEN D A HU L UA N
P ada pelajaran yang lalu telah kita pelajari cadangan premi bersih
datar, yaitu cadangan dihitung berdasarkan premi bersih yang sama
besarnya tiap tahun. Perhitungan cadangan premi seperti itu sering tidak
cocok bagi suatu perusahaan terutama sekali perusahaan yang kecil atau
masih baru tumbuh , malahan untuk perusahaan besarpun, apa lagi kalau
perusahaan itu sedang tumbuh dengan cepat.
Pada modul ini akan kita pelajari apa yang disebut cadangan disesuaikan,
yaitu cara menghitung atau menilai cadangan yang disesuaikan dengan
kemampuan perusahaan. Umumnya perusahaan asuransi di Indonesia
menggunakan salah satu dari cara perhitungan cadangan disesuaikan ini.
Para mahasiswa setelah memelajari modul ini dapat memahami apa yang
dimaksud dengan cadangan disesuaikan, mengapa perlu menggunakannya
dan dapat membedakan serta memahami kebaikan dan kelemahan tiap
macam cadangan disesuaikan.
Para mahasiswa dapat menyebutkan perbedaan berbagai macam
cadangan di sesuaikan dan dapat menghitungnya.
7.2 Asuransi 1
Kegiatan Belajar 1
P ada modul ini akan kita pelajar cadangan yang disesuaikan (modified
reserve). Ada berbagai cadangan disesuaikan yang telah diciptakan
orang, tergantung pada tujuan yang inginkan dicapai. Tiap cara mempunyai
ketentuan tersendiri.
Cadangan yang telah kita pelajari pada pelajaran yang lalu disebut
cadangan premi bersih datar (net level premium reserve). Disebut demikian,
karena cadangan tersebut didasarkan atas premi bersih yang sama tiap tahun,
Kita perlu memeriksa kembali anggapan atau pemisalan yang dibuat dalam
penentuan cadangan premi bersih datar agar mudah memahami mengapa
cadangan perlu disesuaikan.
Perusahaan asuransi memerlukan biaya dalam melaksanakan tugasnya.
Beberapa biaya yang terpenting adalah biaya pemeriksaan kesehatan bagi
orang yang akan diasuransikan (orang yang akan diasuransikan sering
harus menjalani dulu pemeriksaan kesehatan untuk menentukan tingkat
kesehatannya, tingkat kesehatan dapat memengaruhi besar premi, malahan
dapat membuat seseorang ditolak untuk diasuransikan), biaya komisi bagi
agen (orang sering mengasuransikan melalui agen ataupun petugas lapangan
dan mereka diberi komisi sebagai imbalannya), biaya mengadministrasikan
polis, dan biaya waktu menyelesaikan tuntutan asuransi (dalam hal jangka
waktu asuransi sudah habis atau bila si tertanggung meninggal dunia). Masih
ada biaya-biaya lain yang akan terlalu banyak untuk dibicarakan di sini.
Sebagian besar dari biaya di atas harus dibayarkan pada tahun
pertama, seperti biaya pemeriksaan kesehatan, komisi dan pembuatan
polis asuransi. Biaya pada tahun kedua dan seterusnya jauh lebih kecil
dari biaya tahun pertama.
Tabel mortalitas dibuat berdasarkan data tahun-tahun yang lalu dan
tahun yang lalu tentu pasti berbeda dengan tahun mendatang. Karena itu
tabel mortalitas tentu tidak tepat persis berlaku untuk masa mendatang.
Biasanya keadaan mendatang lebih baik dalam tingkat kesehatan dari
tahun sebelumnya karena dokter serta rumah sakit makin banyak dan obat-
obatan makin lebih manjur dan mudah tersedia.
STAT4331/MODUL 7 7.3
< P, karena sebagian dari P dipakai untuk biaya tahun pertama, yaitu
sebesar P - • Jadi dari premi bersih tahun pertama sebesar P, hanya yang
disediakan untuk membayar santunan di tahun tersebut, sisanya
P - "dipinjam" perusahaan dan pinjaman tersebut akan dibayar kelak dari
premi tahun-tahun berikutnya. Karena itu > P, jadi < P < .
Berikut ini akan kita pelajari beberapa cara cadangan dapat disesuaikan.
Tiap cara akan dikenali . melalui lambang yang dituliskan pada bagian atas
kanan dari lambang cadangan, jadi tVz akan menyatakan cadangan
disesuaikan pada akhir tahun ke t menurut cara Zillmer, dan sebagainya.
Salah satu patokan wajar yang dapat dibuat dalam membuat cadangan
disesuaikan ialah mencegah adanya cadangan negatif. Pada pelajaran yang
telah lampau (Buku Materi Pokok 5) telah kita pelajari bahwa besarnya premi
bersih yang tepat dapat menutupi jumlah santunan Rp 1 setahun adalah
A1 X :1 C X / DX . Jika besar premi setahun kurang dari jumlah ini maka akan
terjadi cadangan negatif, kalau tepat sama maka cadangan akhir tahun akan
tepat nol. Jadi jika cadangan negatif hendak dihindari maka haruslah
CX / DX . Bila CX / DX maka diperoleh apa yang disebut penilaian
berjangka permulaan Penuh (bahasa Inggris, full preliminary term). Disebut
demikian karena suatu polis, misalnya asuransi seumur hidup, akan
dipandang dalam perhitungan sebagai terdiri atas asuransi berjangka setahun
(berjangka permulaan dan asuransi seumur hidup yang ditunda setahun),
Perkataan penuh menunjukkan bahwa seluruh premi yang tidak dibutuhkan
untuk membayar santunan dipakai sepenuhnya untuk biaya. Penyesuaian,
dalam hal ini, mencakup seluruh j angka waktu asuransi. Dari ketentuan ini
maka dan dapat ditentukan.
7.6 Asuransi 1
Misalkan, F
dan F, masing-masing, menyatakan premi tahun
pertama dan premi tahun-tahun berikutnya untuk penilaian berjangka
permulaan penuh. Pandanglah asuransi seumur hidup dengan santunan
sebesar Rp 1.
Maka
F=CX/DX … (2)
M X / N X .N X / DX C X / DX
N X 1 / DX
M X CX
M X 1/ N X 1
NX 1
AX 1 / aX 1 PX 1 …(4a)
Contoh 1
Hitunglah cadangan berjangka permulaan penuh lima tahun pertama
untuk suatu asuransi endowment 20 tahun bagi seseorang berusia 40 tahun
sebesar 1 juta rupiah dengan pembayaran premi paling banyak 10 kali.
2V
F
V 1
F
41 106.k41
82557, 616311, 0317993 6633, 43
78549, 46072
3V
F
2V
F
F 42 106 R42
161107, 077 1, 0322569 7079,95
159.223,9419
4V
F
3V
F
F U 43 106 k43
241781,5582 1, 0327555 7566,34
242.134,894
5V
F
4V
F U 44 106.k44
324692,51031, 0333077 8105, 06
32.7402, 211
Pemeriksaan dengan metode prospektif
S V 10 A45:15 . a45:5
F 6 F
Jangka F
tV tV Selisih
waktu t
1 Rp 69.847,30 Rp 0 Rp 69.847,30
2 Rp 141.532,02 Rp 78.549,46 Rp 62.982,56
3 Rp 215.148,25 Rp 159.223,94 Rp 55.924,31
4 Rp 290.796,77 Rp 242.134,89 Rp 48.661,88
5 Rp 368.585,77 Rp 327.402,21 Rp 41.183,56
6 Rp 448.649,20 Rp 415.173,79 Rp 33.475,41
7 Rp 531.133,58 Rp 505.611,69 Rp 25.521,89
8 Rp 616.203,97 Rp 598.898,50 Rp 17.305,47
9 Rp 704.055,75 Rp 695.249,91 Rp 8.805,84
10 Rp 794.904,44 Rp 794.904,42 Rp 0
7.10 Asuransi 1
Terlihat bahwa cadangan premi bersih datar (tV) selalu lebih besar dari
F
tV , terutama sekali pada tahun-tahun permulaan, akan tetapi selisihnya
makin lama makin kecil dan pada akhir jangka waktu pembayaran premi
selisih tersebut menjadi nol, sebagai mana mestinya.
B. METODE COMMISSIONERS
Jenis asuransi P P-
Asuransi biasa Rp 17,22 Rp 13,75
Asuransi seumur hidup,
premi luas pada usia 65
tahun Rp 19,36 Rp 15,89
Asuransi Endowment
Rp 22,40 Rp 18,93
35 tahun
Asuransi seumur hidup,
dengan pembayaran
premi 20 kali Rp 27,04 Rp 23,57
Asuransi Endowment
Rp 89,05 Rp 85,58
10 tahun
Terlihat dari tabel di atas bahwa besarnya pemotongan untuk tiap jenis
asuransi amat berlainan, untuk asuransi endowment 10 tahun besarnya
pemotongan lebih enam kali dari pemotongan asuransi biasa, padahal
biaya yang dikeluarkan pada tahun pertama untuk kedua. jenis asuransi
tidaklah jauh berbeda. Jadi pemotongan sebesar Rp 85,52 untuk endowment
10 tahun terasa terlalu berlebih-lebihan.
Pada tahun 1942, di Amerika Serikat, oleh The National Association of
Insurance Commissioners telah disepakati penggunaan penelitian cadangan
yang untuk seterusnya akan kita sebut metode Commissioner. Metode ini
STAT4331/MODUL 7 7.11
C C 19 PX 1 C X / DX …(6b)
Contoh 2:
Hitunglah cadangan Commissioner lima tahun pertama untuk soal pada
contoh 1.
Jawab
106.19 P41 106 M 41 / N 41 N60
36.193, 46 rupiah
Dalam hal ini F 82557,62 106.19 P41
Pada contoh 1 telah dihitung bahwa
P=73 751,79517 dan 106 C40/D40 =6.029,21
7.12 Asuransi 1
Jadi,
36193, 46 6029, 21
C 73.751, 79517
a40:10
77222, 67615
Metode Fackler:
1V
C
c u40 106 k40
47058, 426151, 031 3738 6218,37
42.316, 46
2V
c
1V c c u41 106 k41
119539,134 1,0317993 6633, 43
116706,96
3V
c
2V
c
c u42 106 k42
193929, 6409 1, 0322569 7079,95
193 105, 26
4V
c
V 3
c
c u43 106 k43
270327,93611, 0327555 7566,34
271616, 32
5V
c
V 4
c
c u44 106 k44
348838,9989 1,0333077 8105,06
352352, 96
Prospektif:
5 V 10 A45:15 a45:5
c 6 c
Jangka
waktu tV tVc tVF
t
1 Rp 69.874,30 Rp 42.316,46 Rp 0
2 Rp 141.532,02 Rp 116.706,96 Rp 78.549,46
3 Rp 215.148,25 Rp 193.105,26 Rp 159.223,94
4 Rp 290.796,77 Rp 271.616,32 Rp 242.134,89
5 Rp 368.585,77 Rp 352.252,96 Rp 327.402,21
6 Rp 448.649,20 Rp 435.454,62 Rp 415.173,79
7 Rp 531.133,58 Rp 521.073,94 Rp 505.611,69
8 Rp 616.203,97 Rp 609.382,90 Rp 598.898,50
9 Rp 704.055,75 Rp 700.584,87 Rp 695.249,91
10 Rp 794.904,44 Rp 794.904,44 Rp 794.904,42
Terlihat bahwa tVF < tVc <tv sebelum premi lunas dibayar dan ketiganya
menjadi sama setelah itu. Kebenaran hubungan ini kiranya mudah di pahami
karena 10 P40:20 c F
Grafik berikut menyajikan hal yang sama dalam bentuk gambar.
LAT IH A N
F P a x t : n t
Petunjuk: Gunakan metode prospektif
2) Buktikan bahwa untuk soal no1 juga berlaku hubungan
1
tV
F
F. F .t 1U x 1 t k x
t Ex
Petunjuk: Gunakan metode prospektif
3) Bila pembayaran premi dalam soal 1 adalah m tahun dan penyesuaian
selama jangka waktu k tahun maka untuk t k m berlaku:
t :m V F x:n Ax t:n t m Px:n . ax t:m t
F
m P x:n ax t:k t
Petunjuk mirip soal no 1
4) Untuk metode penilaian berjangka. permulaan penuh dengan
penyesuaian meliputi seluruh jangka waktu pembayaran premi,
tunjukkan bahwa cadangan tVF berbeda dengan cadangan premi bersih
datar tV untuk polis dengan pembayaran premi n kali (tahun) sebesar:
tV
t V F F P ax t:n t
ax t:n t
F
F
ax:n
Petunjuk: Gunakan soal no 3; P adalah premi bersih datar untuk jenis
asuransi yang dimaksud
STAT4331/MODUL 7 7.15
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
(1) F Rp 240,3242
(2) 3V Rp 577,48
(3) 3V F Rp 481,01
(4) P Rp 201,1217
Jawab:
A.
B.
C.
D.
E.
Jawab:
A.
B.
C.
D.
E.
Kegiatan Belajar 2
k P Px Cx / Dx ...(7a)
Karena pada akhir jangka waktu pembayaran premi nilai tunai premi
bersih mendatang sama dengan nol maka cadangan Kanada sama saja dengan
cadangan premi bersih datar. Karena itu rumus (1) berlaku, sehingga dapat di
tulis :
K K ax:n1 P ax:n
7.20 Asuransi 1
Atau
P ax:n 1 K
K
ax:n 1
Pax:n Px Cx / Dx
ax:n 1
Atau
Px Cx / Dx
K P ...(7b)
ax:n 1
Contoh 3:
Jawab:
Untuk menentukan apakah metode Kanada berlaku atau tidak maka kita
harus menghitung terlebih dahulu P dan P 40.
P a40:10 106 A40:20
P 73751,79517
Sedangkan
P40 . a40 106. A40
P40 24649, 04201
Karena P > P40 maka metode Kanada berlaku untuk polis tersebut.
Dari persamaan (7a) diperoleh
K 73751,79517 24649,04201 0029, 21
55131 ,96316
Dari persamaan (7b) diperoleh
24649, 04201 0029, 21
K 73751, 79517
7, 690661
73751, 79517 2421, 096445 76172,89162
STAT4331/MODUL 7 7.21
Metode Fackler :
1V
K
K u40 106.k40
56861, 66235 6218,37
50643, 29
2V
K
1V K K u41 106 k41
126816,184 1, 0322569
124215, 42
3V
K
V 2
K
K u42 106 k24
200388,3114 1,0322569 7079,95
199772, 27
4V
K
V 3
K
K u43 106 k43
275945,15881,0327555 7566,34
277417,54
5V
K
V 4
K
K u44 106 k44
353590, 43211,0333077 8105,0
357262,66
Prospektif:
5V
K
106 A45;15 K a45:5
713512, 44 76127,89162 4, 676858
357262, 64
Perhatikan bahwa untuk soal ini, F C K P40:10 selama jangka
waktu pembayaran premi, berlaku tVF < tVc < tVK < tV sesudah premi lunas
seluruhnya menjadi sama.
Di Amerika Serikat, sebelum penggunaan metode Commissioner telah
terdapat banyak cara penilaian cadangan disesuaikan, tetapi pada saat ini
secara menyeluruh telah digunakan penilaian cara Commissioners di sana Di
antaranya termasuk metode Kanada. Demi sekadar memperluas wawasan
kita, di bawah ini beberapa dari metode tersebut akan diuraikan secara
singkat.
7.22 Asuransi 1
A. METODE ILLINOIS.
I
tV = tV untuk t = minimum (n,20)
Jadi metode ini menyatakan bahwa pada akhir jangka waktu pembayaran
premi atau pada akhir jangka 20 tahun, yang manapun terjadi duluan, kedua
cadangan harus sama. Di sinilah letak perbedaan dasar antara metode Illinois
dengan Commissioners, dan perbedaan ini akan menghasilkan tVC < tVI. Bila
pada ketiga metode sebelumnya hanya ada dua penilaian premi bersih, yaitu
dan , maka pada metode Illinois terdapat tiga, yaitu I untuk tahun
pertama, I untuk 19 tahun berikutnya, dan P (premi bersih datar untuk
asuransi tersebut) untuk seterusnya.
Metode Illinois menentukan bahwa
I I 19 Px 1 Cx / Dx
I I 19 Px 1 Cx / Dx ….(8a)
STAT4331/MODUL 7 7.23
Karena ada tiga macam besar premi sekarang maka rumus (1) di depan
memerlukan sedikit perubahan dan menjadi berbentuk
I I ax:19 P ax:20
I I ax:n 1 P ax:n
I I ax:k 1 P.ax:k
I 1 ax:k 1 P ax:k 19 Px1 Cx / Dx
1. Polis yang mempunyai premi bersih datar lebih besar dari premi
bersih datar asuransi seumur hidup dengan 20 kali pembayaran premi
dengan santunan dan usia yang sama.
2. Polis yang mempunyai premi bersih datar lebih kecil dari premi bersih
datar asuransi seumur hidup dengan 20 kali pembayaran premi dengan
santunan dan usia yang sama tetapi premi kotornya melebihi 1,5 C x / Dx.
3. polis lainnya.
J Cx / Dx …(9a)
Atau Cx / Dx J . ax:19 P 1 ax:19
Atau ax:19 P ax:19 P C x / Dx
J
P Cx / Dx
Sehingga J P …(9b)
ax:19
STAT4331/MODUL 7 7.25
Contoh 4:
Hitunglah dengan metode retrospektif dan prospektif cadangan Illinois
akhir tahun kelima. Untuk asuransi endowment 25 tahun untuk orang berusia
40 tahun dengan santunan 1 juta rupiah.
Jawab:
P 106 A40:25 / a40:25
589538, 24 / 16,828932
35031, 23312
Untuk asuransi seumur hidup sebesar 1 juta rupiah diperoleh
20 P40 10 A40 / a40:20
6
512190, 02 / 14,151453
36193, 45768
Karena n = 25 maka k = minimum (25 , 20) = 20 maka dari persamaan (8b)
diperoleh
36193, 45768 106 C40 / D4
I 35031, 23312
a40:20
Tetapi 106 C40 / D40 6029, 209175 dan a40:20 14,72097
Sehingga
30164, 24851
I 35031, 23312
14, 720974
37080, 2992
Dari persamaan (8a) diperoleh
I 37080, 2992 (36193, 45768 6029, 20917 )
= 6916,050688
7.26 Asuransi 1
Retrospektif:
Karena selama lima tahun pertama preminya berubah maka rumus
retrospektif seperti rumus pada Buku Materi Pokok 6 harus mendapat
penyesuaian. Cara paling mudah barangkali dengan langsung menggunakan
prinsip dasar: cadangan akhir retrospektif = nilai tumpukan (bunga dan
mortalitas) premi bersih yang lalu nilai tumpukan santunan yang lalu. Atau,
dengan rumus,
5V
I
I . D40 I D41 D42 D43 D44 / D4 106. 5 k40
6916, 0506881,172266 37080, 2992 . 160878, 2907 37853,89
131131,85
Prospektif:
Rumus metode prospektif juga perlu mendapat penyesuaian karena
premi yang akan datang juga ada dua macam, yaitu I sampai 15 tahun lagi
dan P selama lima tahun kemudian. Jadi,
5 V 10 A45:20 - Nilai tunai (pada usia 45 tahun) seluruh premi bersih
I 6
106 A45:20 I P a45:15 P a45:20
653241,97 37080, 2992 350311, 23312 . 11, 74599
35031, 23312 14, 217079
131131,85
Contoh: 5
Hitunglah dengan metode retrospektif dan prospektif cadangan akhir
tahun kelima dengan menggunakan metode New Jersey suatu asuransi
endowment sebesar juta rupiah selama 30 tahun untuk orang berumur
30 tahun bila premi kotor Rp 30.000,-
Jawab:
Dengan jalan seperti pada contoh 4 diperoleh
106 A30:30 517028, 05
P
a30:30 19,80185
26110, 0882
STAT4331/MODUL 7 7.27
C
Ternyata P < 20 P 30 dan premi kotor > (1,5) x 106.
jadi polis masuk
D
kelompok (b) New Jersey, atau perhitungan cadangan menggunakan metode
New Jersey.
J 106 C30 / D30 3473,584359
26.110,0882 3473,584359
J 26110,0882
a30:19
Tapi a30:19 14,30123395
Sehingga J 27692,92391
Retrospektif:
J D30
5V J .4 u31 106. 5 k30
J
D35
4008,31287 119112,5966 20889,38
102231,53
Prospektif:
J 6 J
5 V 10 A35:25 . a35:15 P a35:25 a35:1
106 A35:25 J P a35:15 P a35: 25
575730, 7 1582,835713 12, 201594
26110, 0882 17,395041
102231,54.
C. METODE ZILLMER.
pelajari cara penilaian cadangan menurut Dr. August Zillmer (1831 - 1893)
dan disebut metode Zillmer.
Pada bagian terdahulu telah kita kemukakan bahwa biaya dapat dibagi
atas:
1. Biaya permulaan (tahun pertama), yaitu biaya yang harus dikeluarkan
waktu polis dikeluarkan (komisi, pemeriksa kesehatan, alat-alat tulis, dan
sebagainya).
2. Biaya lanjutan, yaitu biaya tahun-tahun selanjutnya (komisi lanjutan,
biaya mengadministrasikan polis, biaya penyelesaian tagihan, dan
sebagainya). Biaya pada (a) jauh melebihi biaya pada (b)
1
Sehingga P '' .P
1 k
1
P '' P b.
1 k
b di sini menyatakan tambahan biaya yang besarnya tiap tahun tetap dan
sesuai dengan besarnya santunan. Biaya yang masuk dalam kelompok (3)
tidak kita perhatikan di sini karena tidak menimbulkan masalah besar.
Sekarang kita pandang kembali biaya permulaan. Misalkan, f
menyatakan selisih biaya permulaan dengan biaya lanjutan per 1 rupiah
santunan, dan misalkan seperti biasa, premi dibayar tahunan diperoleh
P '' ax P k P '' b ax f .
1 f
jadi P '' P b
1 k ax
Untuk jenis asuransi yang lain rumus premi kotor seperti di atas dengan
mudah dapat diturunkan.
Rumus di atas dapat ditulis sebagai
f
P p '' 1 k b …(10)
ax
Pada waktu t, nilai tunai premi kotor yang akan datang (yang masih
harus diterima perusahaan) adalah
P '' axt
k P '' b axt
7.30 Asuransi 1
tV
z
Ax t P " ax t k P " b ax t
f
Ax t P ax t
a x
(menurut rumus 10)
ax t
Ax t P a x t f …(11)
ax
Tetapi, kita tahu bahwa
t V Axt Paxt (cadangan premi bersih datar)
Ax
Ax t . ax t
ax
Dari pelajaran di Buku Materi Pokok 4, kita tahu bahwa Ax 1 d ax ,
d = i/ (1 + i).
Masukkan rumus terakhir ini dalam persamaan di atas maka diperoleh
ax t
t V 1 d a x t 1 d a x .
ax
ax t
1 d ax t d ax
ax
a
1 x t
ax
Sehingga rumus (11) menjadi
z
tV =tV-f(1-tV)
=(1+f).tV-f …(12)
STAT4331/MODUL 7 7.31
Contoh 6:
Hitunglah cadangan Zillmer lima tahun pertama untuk suatu asuransi
endowment selama 20 tahun, 20 kali pembayaran, bagi orang berusia 30
tahun dengan santunan 1 juta rupiah. Misalkan, selisih biaya adalah
Rp 100.000, - (tahun pertama dengan selanjutnya).
Jawab:
Telah kita hitung di Buku Materi Pokok 6, Contoh 8, bahwa untuk
soal ini cadangan premi bersih datar lima tahun pertama adalah
1V=38564,94
2V=78077,87
3V=118562,72
4V=160054,14
5V=202574,53
Rumus (12) dapat kita gunakan, asal kita awas bahwa rumus itu
diturunkan untuk santunan sebesar 1 (rupiah), Dalam contoh soal ini
f = 100.000 / 1000.000 = 0,1. Rumus (12) menjadi
z 6
tV =(1+f) tV-10 . f
=1,1tV - 100.000
Jadi,
z
1V = (1,1) (38564,94) - 100 000 = - 57578,57
z
2V = (1,1) (78077,87) - 100 000 = 30418,99
z
3V = (1,1) (118562,72) - 100 000 = 30418,99
z
4V = (1,1) (160054,14) - 100 000 = 76059,55
z
5V = (1,1)(202574,53) - 100 000 = 122831,97
7.32 Asuransi 1
Sehingga
Cx
f Px 1
Dx
Px 1 Px . ax Px 1.ax
Px 1 1 ax Px . ax
Px 1 Px ax
Bila f di rumus (11) kita ganti dengan hasil yang baru kita peroleh maka
rumus (11) menjadi
ax t
t V Ax t Px . a x t Px 1 Px ax .
z
ax
Ax t Px 1 ax t
A x 1 t 1 Px 1. a x 1 t 1
t 1 Vx 1
tV
z
Ax t P . ax t p ax t
Ax t P p ax t
Ax t P z . ax t …(13)
Contoh 7:
Suatu asuransi endowment sebesar Rp 10.000, - dikeluarkan bagi orang
berusia 50 tahun selama 4 tahun ,
Jika diberikan data berikut (bukan C SO) P = 2290,88
10.000 A50:4 8566, 75 a50:4 3, 7395
Jawab:
f 0, 05 10.00 A50:4
Rp 428,34
Jadi,
p f / a50:4 114,54, dan
P z P p 2290,88 114,54
Rp2405,92
LAT IH A N
t V t V P
c c
. t ux c c
Dx
Dx t
Petunjuk: Gunakan definisi masing-masing cadangan menurut metode
retrospektif.
2) Buktikan bahwa:
ax t:n t
t V t V
c c c
ax:n
Petunjuk: gunakan soal nomor 1 untuk asuransi endowmen
7.36 Asuransi 1
3) Buktikan bahwa
19:19 Vx 1 20:20 Vx
Petunjuk: gunakan metode prospektif
4) Untuk asuransi endowment selama n tahun dengan pembayaran premi m
tahun ( m < n); dan santunan sebesar 1 (rupiah) bagi orang berusia x ,
buktikanlah bahwa rumus (11) berubah menjadi
ax t:m t
t V Ax t:n t P.ax t:m t f .
z
ax:m
Petunjuk: ikuti penurunan rumus (11) dengan mengingat bahwa jangka
waktu pembayaran premi tidak sama dengan jangka waktu endowment
5) Bila t : mVx:n menyatakan cadangan premi datar akhir tahun ke t asuransi
endowment di soal 4, buktikanlah bahwa untuk soal no 4 rumus (12)
berbentuk
tV
z
t:m Vx:n f 1 t Vx:m
Petunjuk: Perhatikan bahwa t V x : m adalah cadangan akhir tahun ke t
asuransi endowment m tahun dengan pembayaran premi selama m tahun,
Untuk membuktikan soal ini, gunakan persamaan di soal no 4, kemudian
buktikan bahwa
ax t:mt
t Vx:m 1
ax:m
R A NG KU M AN
dapat menurunkan rumus yang sesuai, dengan jenis asuransi yang lain.
Akan terlalu tebal modul ini jika seluruh rumus dicakup di sini dan juga
para pembaca akan bosan melihatnya. Jika Anda menguasai prinsip
dasarnya maka Anda tidak akan kesulitan menurunkan rumus lainnya.
TES F OR M AT IF 2
Jawab
A.
B.
C.
D.
E.
2) Hitunglah cadangan rataan lima tahun pertama dengan menggunakan
metode Kanada dari asuransi seumur hidup sebesar Rp 1000, - bagi
orang berusia 21 tahun dengan pembayaran premi paling banyak 20
1
kali. Bila h = maka
2
(1) Rp12, 4347 dan
K
K Rp 25,0411
(2) 1V
K
Rp 8,89 dan h V K Rp11,16
(3) 2 h V
K
Rp 57, 22 dan 3 h V
K
Rp 81,04
(4) 5V
K
Rp105, 40 dan 4 h V
K
Rp105, 20
7.38 Asuransi 1
Jawab
A.
B.
C.
D.
E.
Jawab
A.
B.
C.
D.
E.
4) Hitunglah cadangan premi bersih datar lima tahun pertama dari suatu
asuransi endowment sebesar Rp 1000,- selama 30 tahun, 20 kali
pembayaran premi, bagi orang berusia 30 tahun.
(1) 2V= Rp 53,1047
(2) 3V= Rp 85,7726
(3) 4V= Rp 139,2139
(4) 5V= Rp 163,4397
Jawab
A.
B.
C.
D.
E.
STAT4331/MODUL 7 7.39
Jawab
A.
B.
C.
D.
E.
Petunjuk: Gunakan rumus pada soal latihan nomor 4 atau nomor 5 pada
bagian modul ini
Daftar Pustaka
PEN D A HU L UA N
P ada modul ini akan kita pelajari dua hal. Pertama mengenai nilai tebus
dan yang kedua premi kotor. Pengertian nilai tebus muncul karena
adanya pemegang polis yang tidak meneruskan kontrak polisnya dengan
jalan menghentikan pembayaran premi. Disebut nilai tebus karena dapat
dianggap seolah-olah polis yang tidak diteruskan (batal) akan di tebus
kembali oleh perusahaan.
Kemudian akan dibahas penentuan premi kotor (bruto), Ada banyak
faktor yang ikut menentukan besarnya premi kotor dan faktor-faktor yang
terpenting akan dibahas dalam modul ini.
Para mahasiswa setelah memelajari modul ini diharapkan dapat
memahami pengertian nilai tebus dan cara-cara menentukan premi kotor
(bruto) suatu polis asuransi.
Para mahasiswa diharapkan dapat menghitung nilai tebus serta pilihan
lainnya, sebagai pengganti uang tunai, dalam hal terjadi pemutusan kontrak
polis. Begitupun diharapkan para mahasiswa dapat menghitung premi kotor
suatu polis asuransi bila unsur-unsurnya ditentukan.
8.2 Asuransi 1
Kegiatan Belajar 1
Nilai Tebus
Bila besarnya premi disesuaikan kita nyatakan dengan p,D dan premi
kotor (gross) kita nyatakan dengan G maka ditentukan bahwa
G = PD + B
Misalkan lagi premi tunggal bersih polis tersebut adalah AX premi dibayar
selama n tahun maka diperoleh persamaan premi kotor sebagai berikut:
G.ax;n P D B ax:n Ax B.ax:n B1
A
X BX
PD … (1)
ax:n
8.4 Asuransi 1
P D 1 X :n 1
P D B1 P D a X :n 1
t NT x Ax t P D . ax t , t 1 ... (2 )
Bila PD > $40, maka menurut b),kita peroleh (0,40) (P D) > (0,40) ($40) =
$16;dalam hal ini penambahan di b) adalah $ 16.Begitupun, penambahan di
c) digunakan $ 10 bila yang terkecil, dari PD dan premi disesuaikan untuk
asuransi seumur hidup lebih besar dari$40, karena (0,25)($ 40) = $ 10.
STAT4331/MODUL 8 8.5
dengan selalu mengambil besaran yang terkecil pada setiap tanda kurang;
p D menyatakan premi disesuaikan untuk polis seumur hid~. Pertama-tama
hitung terlebih dahulu PXD, yaitu dari PXD . ax Ax B1 atau
A
x B1
PX D
ax
Dengan B1 = 0,40 PXD + 0,25 PXD +0,02
= 0,65 PXD + 0,02 bila PXD 0,04
Dan B1 = 0,016 + 0,010 + 0,020
= 0,046 bila PXD>0,04
Contoh 1
Hitungiah nilai tebus minimum pada akhir tahun kelima dari suatu
dwiguna selama 30 tahun sebesar $ 1000 bagi orang berusia 25 tahun.
1
Gunakan CSO 41, bunga 2 %
2
Jawab
Pertama-tama hitung terlebih dahulu P25D
P25D a25 = 1000 A25+20+0,65 P25D
Atau
1000 A 25 20
P25D =
25 0,65
a
374, 46329 20
=
25, 647005 0, 65
= 15,780422
Ternyata P25D < $ 40, seandainya P25D > $ 40, maka P25D harus dihitung
kembali dengan menggunakan rumus P25D a25 = 1000 A25 + 20 + 26, yaitu
mengganti 0,65 PXD dengan $ 26.
8.6 Asuransi 1
D
Sekarang, misalkanlah p25:30 menyatakan premi disesuaikan untuk
endowment 30 tahun bagi orang berusia 25 tahun dengan santunan $ 1000.
Maka
P D 25 : 30 a 25 : 30 1000 A 25 : 30 20 0, 4P D 25 : 30 0, 25P D 25
Sehingga
1000 A25 : 30 20, 25P D 25
P D 25 : 30 a
25 : 30 0, 4
Ternyata P D 25:30 < $ 40, seandainya tidak demikian maka P D 25:30 harus
dihitung kembali dengan mengganti 0,4 P D 25:30 pada rumus perhitungan di
atas dengan (0,4)($ 40) = $ 16.
Jadi nilai tebus minimum pada tahun kelima adalah
1000 A30:25 P D 25:30 . a30:25
= 566,226526-(26,299421) (17,784713)
= 98,4989
Secara umum rumus nilai tebus pada akhir tahun ke t adalah
1000 A25t:30t P25:30 a25t:30t
Contoh 2
Hitunglah premi disesuaikan bagi suatu dwiguna sebesar $ 1000 bagi
seseorang berusia 35 tahun selama 15 tahun dengan pembayaran premi 10
tahun dengan menggunakan CSO 1958, i = 3%.
Jawab:
Dari tabel CSO 1958, 3%, diperoleh
10 P 35 :15 0,07490 untuk
santunan $ 1, A35 = 0,35866, a 35 = 22,01926,
dan
STAT4331/MODUL 8 8.7
a35:10 =8,67455
Kita hitung kembali terlebih dahulu PD35. Dari
PD35 a 35=1000 A35+20+0,65PD35
Diperoleh
1000 A35 20
P D35
35 0,65
a
378, 66
21,36926
= 17,719846 <$40
Jadi
649,723795 20 4, 429962
10 p D35:15
8, 27455
= 81,4732
D
Karena 10 P 35 :15 >$40 maka
Kita harus menghitungnya kembali
10 P 35:15 a35:10 1000 A35:15 20 16 0, 25 P 35
D D
Atau
8.8 Asuransi 1
waktu tergantung pada x+m, yaitu usia waktu berhenti dan besarnya nilai
tebus. Mungkin saja nilai tebus yang tersedia melebihi harga untuk membeli
asuransi berjangka. Dalam hal seperti itu, kelebihannya dapat dipakai untuk
membeli endowment murni sampai usia x+n, yaitu akhir jangka waktu
endowment semula. Besarnya santunan endowment mumi tersebut
tergantung pada kelebihan dana sesudah membeli asuransi berjangka di atas.
Tentunya besar santunannya akan lebih kecil dari $ 1000 untuk contoh di
atas.
Contoh 3
Nilai tebus pada contoh 1 merupakan salah satu pilihan bagi pemegang
polis yang berhenti. Hitunglah kedua pilihan lain untuk contoh 1.
Jawab
Dari contoh 1 diperoleh nilai tebus pada akhir bahwa kelima sebesar
$ 98,4989. Misalkan Z menyatakan santunan asuransi (endowment) bebas
premi, maka
98, 4989 Z A30:25
atau
98, 4989
Z =
0,5662265
= $173,9567
= $174 (dibulatkan)
Sulit sekali mencari nilai n secara langsung dari persamaan di atas. Salah
satu cara termudah ialah menaksirnya dengan interpolasi linear. Cara ini
sedikit mengandung unsure coba-coba, yaitu mencari dua nilai n, misalnya n1
dan n2 sehingga
1000 A130:n1 98, 4989 1000 A130;n2
8.10 Asuransi 1
M 30 M 50
1000130:20 1000
D30
= 91,5797(<98,4989)
Dari
1000 A130:22 104, 6894
1000 A130:21 98,0126 -
6,6768
Diperoleh jumlah hari
Contoh 4
Misalkan pemegang polis di contoh 1 mengundurkan diri pada akhir
tahun polis ke-20, hitunglah ketiga pilihan yang dapat dia pilih.
Jawab
Dari contoh 1 diperoleh
P D 25:30 26, 299421
Jadi nilai tebus pada akhir tahun ke-20 adalah
1000 A45:10 26, 299421 a45:10
=790,78863-225,58665
=$565,2010
Ini berarti bahwa bila pilihan ini yang diambil oleh pemegang polis
tersebut maka bila dia meninggal sebelum usia 55 tahun maka ahli
warisnya akan menerima santunan $ 715 (biasanya dibulatkan ke atas)
sedangkan bila dia hidup mencapai usia 55 tahun maka jumlah tersebut
akan dia terima sendiri.
Sebagai pilihan yang ketiga adalah asuransi berjangka diperpanjang. Bila
jangka waktunya kita coba. n = 10 tahun diperoleh
LAT IH A N
R A NG KU M AN
Pada bagian pertama modul ini telah kita bahas pengertian dan
perhitungan nilai tebus, Masalah nilai tebus muncul karena kontrak
polis tidak diteruskan oleh si tertanggung (pemegang polis). Dalam
menentukan besarnya nilai tebus hendaklah diusahakan agar baik
tertanggung maupun perusahaan tidak dirugikan, jadi dipegang prinsip
seadil mungkin. Ketentuan umum mengenai hal ini biasanya diatur oleh
STAT4331/MODUL 8 8.13
TES F OR M AT IF 1
1) Hitunglah nilai tebus minimum pada akhir tahun ke-10 dari suatu
asuransi seumur hidup sebesar $ 1000 rupiah dengan pembayaran premi
20 kali bagi orang berusia 50 tahun….
A. $ 39,70
B. $ 330,23
C. $ 47,99
D. $ 363,50.
4) Hitunglah nilai tebus minimum dan pilihan asuransi yang sesuai pada
akhir tahun ke-5 untuk suatu asuransi seumur hidup sebesar $1000 bagi
orang berusia 24 tahun bila premi lunas dibayar pada usia 65….
A. $ 40,27; $ 99; 10 tahun, 310 hari
B. $ 81; $ 99; 9 tahun, 31 hari
C. $ 40,27; $ 129; 9 tahun, 81 hari
D. $ 81, $ 129; 10 tahun, 310 hari
8.14 Asuransi 1
Kegiatan Belajar 2
Premi Kotor
B. MORTALITAS
C. TINGKAT BUNGA
D. BIAYA
Biaya dapat pula dilihat sebagai biaya tahun pertama dan biaya
tahun-tahun berikutnya. Umumnya komisi bagi agen atau petugas dinas
luar yang memasarkan polis dibayar pada permulaan tahun, yaitu segera
setelah polis dikeluarkan. Biaya permulaan ini menyangkut pemeriksaan:
kesehatan, komisi, biaya mengeluarkan polis, adpertensi, dan segala sesuatu
yang berkaitan dengan biaya untuk terjualnya sampai ke luarnya suatu polis.
Besarnya komisi sering tergantung atas besarnya pertanggungan (santunan),
sedangkan biaya pemeriksaan kesehatan sering tak tergantung dari besarnya
pertanggungan; untuk pertanggungan yang amat besar mungkin memerlukan
pemeriksaan kesehatan yang lebih teliti sehingga biayanya menjadi lebih
besar.
Komisi mungkin pula dibayar selama jangka waktu pembayaran premi
agar ada insentif bagi agen atau petugas dinas luar untuk menarik
secara teratur pembayaran premi. Besarnya komisi ini biasanya sebanding
dengan besarnya premi, misalnya, 3% dari besar premi. Biaya lain yang
termasuk dalam biaya tahun-tahun berikutnya adalah biaya mengadminis-
trasikan polis dari tahun ke tahun, biaya penagihan premi (jika belum
termasuk komisi), biaya investasi dan biaya manajemen. Semua biaya dalam
bagian ini biasanya dinyatakan sebagai persentase dari besar premi.
Sesungguhnya, di samping ketiga bagian besar biaya tersebut di atas
masih ada satu lagi yang sering ditambahkan pada faktor biaya, yaitu
keuntungan bagi perusahaan. Tanpa ada keuntungan maka pemegang saham
akan marah pada pimpinan perusahaan hal ini terutama sekali berlaku
STAT4331/MODUL 8 8.19
Contoh 5
Hitunglah besarnya premi kotor P' untuk asuransi seumur hidup dengan
besar santunan (pertanggungan) Rp 1 bila biaya permulaan 3% dari ' besar
santunan, biaya tahun berikutnya 4% dari premi bersih, keuntungan 4%
dari premi kotor dan tambahan beban untuk keadaan darurat O,2?dari
besar santunan dibayarkan tiap kali pembayaran premi.
Jawab
PX dan PX, masing-masing menyatakan premi bersih dan premi kotor. Biaya
permulaan sebesar 3% dari santunan akan dicicil selama pembayaran premi.
Nilai tunai seluruh cicilan untuk biaya permulaan ini adalah 0,03% / a X
Jadi,
0, 03
P ' X PX 0, 04 PX 0, 04 P ' X 0, 002
aX
Atau
0, 03
P ' X 1 0, 04 PX 1 0, 04 0, 002
aX
Atau
1 0, 03
P 'X 1, 04 PX 0, 002
0,96 aX
Contoh 6
Suatu asuransi seumur hidup bagi orang yang berusia 40 tahun dengan
santunan 1 juta rupiah dengan biaya sebagai berikut: 60% dari premi
(kotor) tahun pertama, 20% dari premi (kotor) tahun kedua, 15% dari
premi (kotor) tahun ketiga sampai kelima dan 5%, setelah itu, ditambah
Rp 15.000 pada permulaan tahun pertama Rp 5.000 pada permulaan tahun
kedua, ketiga, dan seterusnya, dan Rp 10.000 sebagai biaya penyelesaian
santunan (biaya yang timbul waktu penyelesaian dan pembayaran
santunan). Hitunglah premi kotor polis tersebut. Misalkan, tingkat
bunga 6% setahun.
Jawab
Misalkan, P dan P’ masing-masing premi bersih dan kotor polis
tersebut. Maka menurut prinsip Cammack di atas diperoleh
i
P ' a40 106 104 1 A40 0, 6 P ' 0, 2 P ' a40:2 a40:1
2
0,15P ' a40:5 a40:2 0, 05P ' 5 a40 15000
5.000 a40
P ' a40 0,6 0, 2a40:2 0,15 a40:5 0,15a40:2 0,05a40 0,05 a40:5
=1040300A40+15.000+5.000+a40
Atau
1040300 A40 1000 5000 a40
P'
0,95 a40 0, 4 0,1 a40:5 0,005 a40:2
i
Pada jawaban di atas terdapat faktor (106+104) (1+ ) A40.
2
Faktor (106 + 104 ) A40 tentunya karena besar santunan ditambah dengan
i
biaya penyelesaian santunan. Faktor (1 + ) dimasukkan karena anggapan
2
tentang kematian yang terjadi secara rata-rata pada pertengahan tahun.
Pada pemisahan sebelumnya dianggap santunan asuransi dibayarkan pada
akhir tahun meninggal. Pada praktiknya santunan dibayarkan segera
setelah bukti tentang kematian ke perusahaan, Secara aproksimasi dapat
dimisalkan kematian dalam setahun terjadi pada pertengahan tahun dan
STAT4331/MODUL 8 8.21
Contoh 7
Suatu asuransi seumur hidup sebesar 1 juta rupiah dikeluarkan bagi
orang berusia 40 tahun dengan perhitungan biaya sebagai berikut:
1. Komisi: tahun pertama 30%, tahun kedua 15%, tahun ketiga 10%, dan
2% setelah itu dari premi kotor.
2. Biaya administrasi dan lainnya: Rp 5000 untuk tahun pertama dan
Rp 2000 setelah itu.
3. Pajak atas premi 2%.
Misalkan tingkat bunga 6%.
Jawab
Seperti biasa, misalkan P' premi kotor tahunan. Maka diperoleh, menurut
prinsip Cammack
i
P ' a 40 106 1 A 40 0,3P ' 0,15P '1 E40
2
0,1 P ' 2 E 40 0, 02 P '3 a40
3000 2000 a 40 0, 02 P ' a 40
atau, setelah dibagi dengan D[40]'
8.22 Asuransi 1
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
A. P'
1030000 M 25 M 55 106 D55 3000D 25 2000 N 25 N 35
0,98 N 25 0,96 N35 0, 02 N 25 2 0, 4 D 25 0,1D 251
C. P'
103x104 M 25 106 D55 5000 N 25 2000 N 25 N35
0,98 N 25 0,96 N35 0, 02 N 25 2 0, 4 D 25 0,1D251
D. P'
103x104 M 25 M 55 106 D55 5000 N 25 2000 N 25 N35
0,98 N 25 0,96 N35 0, 02 N 25 2 0, 4 D 25
2) Rumus beban (premi kotor - premi bersih) untuk suatu polis asuransi,
bersama (participating) seumur hidup dengan pembayaran premi
tahunan 20 kali adalah 15% dari premi kotornya ditambah 5% dari premi
bersih asuransi seumur hidup pada umur yang sama, Tuliskanlah rumus
premi kotor asuransi tersebut; bila santunan 1 juta rupiah dan usia
dikeluarkan 40 tahun….
Petunjuk: Misalkan P* menyatakan premi kotor yang ditanya
20
A. P* .20 P40
17
STAT4331/MODUL 8 8.25
20
B. P* . 20 P40 0, 05 P40
17
21
C. P* . P40
17
21
D. P* . 20 P40
17
C.
0,93D20
103x104 M 20 8000 D20 2000 N20
D.
0,93D20
8.26 Asuransi 1
Daftar Pustaka
Bahan Lanjutan
R. K. Sembiring, Ph.D.
PE N DA H UL U AN
Kegiatan Belajar 1
P ada modul 1 dan 2 telah kita pelajari peluang meninggal dalam setahun
qx
dx / 1x ix ix 1
1x . Ukuran ini sesungguhnya adalah tingkat
kematian setahun pada usia x ukuran ini dapat kita perhalus, bila kita anggap
lx sebagai fungsi kontinu, menjadi tingkat kematian pada saat yang amat
pendek x pada usia x, lambang x (disebut force of mortality, dalam
bahasa inggris)
M .x lim
Ix Ix A.x ……………………………………………………………...(1)
x 0 Ax.ix
Agar lebih mudah memahami rumus (1) ini kita perlu terlebih dahulu
memahami bentuk atau sifat fungsi lx. seperti telah dikemukakan lx
menyatakan jumlah orang yang hidup tepat berusia x, x dapat mengambil
setiap nilai dari 0 sampai w. untuk radiks l0 dapat kita ambil sembarang
bilangan, misalnya 1 juta orang. Kita dapat pula mengambil l0=1, dan kalua
kita mengambil demikian, maka lx menyatakan peluang hidup dari usia 0
sampai x, karena lx sesungguhnya menyatakan proporsi orang yang lahir
bersamaan dan mencapai usia x akan lebih besar dari pada peluang mencapai
usia x+t, bila t 0 .
Pada minggu-minggu pertama sesudah lahir peluang meninggal biasanya
amat tinggi dan menurun sampai usia sekitar 10-15 tahun, kemudian naik lagi
perlahan- lahan sampai usia sekitar 60 tahun dan kemudian naik makin cepat
menuju I (lihat gbr. 2). Akibatnya lx akan menurun cepat pada tahun
pertama, kemudian turun perlahan-lahan sampai usia sekitar 60 tahun dan
kemudian turun makin cepat mendekati 0bila x w (lihat gbr. 1).
Penentuan umur tertinggi w sesungguhnya juga agak sembarang, misalnya
100, atau 110 jadi kendati secara teoritis lw+1=0, masih masih saja ada satu
dua orang yang hidup pada usia tersebut. Hal ini tidaklah menjadi masalah,
STAT4331/MODUL 9 9.3
karena secara statistika kita tidak melihat orang sebagai pribadi tapi secara
rata-rata.
Gambar 1
Gambar 2
Karena lx turun monoton maka turunannya negatif, jadi
lim lx lx x
lx
x 0 x
Sehingga
d
ln l x
x lx / lx dx ……………………………………………(2)
Atau
x x
t dt d ln lt
0 0
9.4 ASURANSI 1
x
ln lx t dt k1
0
x
t d t
0
lx k .e
Bila x=0 maka diperoleh k=l0 sehingga
x
t dt
0
lx l0 e …………………………………………………………….(3)
x 1
1 e t dt
x ………………………………………………….(4)
Atau
x 1
px e t dt
x
Rumus (1) dapat pula ditulis sebagai berikut:
lx lx h
hq x
lx
STAT4331/MODUL 9 9.5
lx lx h hqx
lx lim
x lim h.l x h
h 0 h 0
Jadi
Contoh 1
Sebagai contoh paling sederhana, misalkanlah x k , k suatu tetapan
positif, biasanya lebih kecil dari 1, untuk 0 x w.
Ini berarti, peluang meninggal setiap saat tidak berubah menurut
umur,yaitu k.
Maka,
x
lx l0 k dt
0
kx
l0 e ,0 x w
ekx e k ( x h)
hqx
e kx
kh
1 e
9.6 ASURANSI 1
Contoh 2
Misalkanlah
1 1
x . ,0 x 100
2 100 x
x
1 dt
2 100 x
0
lx l0 e
1 100 x
l0 e ln
Maka 2 100
Atau
100 x
lx l0
100
l0
100 x
10
Kedua contoh diatas hanyalah contoh sederhana dan sama sekali tidak
menggambarkan keadaan sesungguhnya dari lx. Bentuk lx yang
sesungguhnya untuk penduduk manusia jauh lebih rumit daei yang
digambarkan oleh kedua contoh tersebut. Dengan mengetahui bentuk µx atau
lx maka fungsi lainnya, seperti dx,qx, px, ex dapat diturunkan. Ada dua
macam harapan hidup (expectation of life) : ex (curtate) dan eox (complate).
Definisinya adalah:
1
ex 1x t
1x t 1
Curtate :
STAT4331/MODUL 9 9.7
1
exo 1x t dt
1x
Complate: o
Ex hanya mengandung tahun bulat dari jumlah tahun yang akan dilalui.
Curtate maksudnya tidak memperhitungkan bagian pecahan tahun. Secara
1
ex0 ex
hampiran dapat dinyatakan. 2
Contoh 3
Hitunglah harapan hidup dari kedua contoh diatas.
Jawab:
1
ex0 e kt
dt
lx lo e kx
,0 x w k
1) 0
2)
l0
lx 100 x
10
100 x t dt
2
exo 0
100 x
100 x 3
banyak memberi hasil. Anda juga dapat mencobanya sendiri, sebagai latihan .
. Saya pernah mencobanya selama 3 bulan ; kendati gagal, pengal.arnan yang
diperoleh cukup bermanfaat.
Berikut ini kita akan pelajari dua hukum mortalitas terkenal yang
cukup sering digunakan orange Seperti baru saja dikemukakan, kedua
hukum irii.pun masih jauh dari memuaskan secara keseluruhan, tapi lumayan
baik pada usia tertentu.
Benjamin Gompertz, pada tahun 1825, mengemukakan hukum berikut,
Yang kemudian menjadi amat terkenal dikalangan aktuaris dan demografi:
x B C x ……………………………………………………………(5)
x x
x
t dt t dt BC t dt BC x B
x
l0 l0 e 0
tetapi 0 0 = ln c ln c = B C 1 / ln c
Misalnya ln g= -B/lnc
Maka
c x 1 .ln g
lx l0 .e
x 1
lo eln g C
kg cx ………………………..…………………………..(6)
Bila k = l0/g.
x
lx l0 e A BC t dt
Dengan demikian lx menjadi 0
x B cx 1
A BC t dt Ax
ln c
Tetapi 0
Bila
k l0 / g maka
lx k s x g cx
…………………………………………….…….(8)
Perhatikan bahwa kedua fungsi lx diatas turun monoton dari l0 pada usia
x = 0 sampai dekat dengan 0 pada usia x = w. Fungsi ini tidak
memiIiki titik Stasioner (selidiki sendiril). Anda sebaiknya berusaha
menggambarkan grafiknya. Dari grafik I , Camp art c maupun Makeham,
akan t erlihat bahwa grafik Ix disekitar titik noL 'tidak turun. cukup cepat,
sebagaimana kita inginkan (lihat Gb 1). Dari persamaan (2) kita peroleh
9.10 ASURANSI 1
dlx lx x dx
Dan
1
1
qx 1x t x t dt
1x
0
1
tpx x t dt
0 …………………………………………….(10)
Kita juga dapat menurunkan persamaan (10) tanpa aljabar tapi hanya
dengan penalaran saja, sebagai berikut. Peluang seseorang berusia x akan
hidup mencapai usia x+t adalah tpx. peluangnya meninggal pada saaat usia
x t
x+t adalah dt . jadi peluang seseorang berusia x mencapai usia x+t dan
meninggal pasda saat itu adalah tpx x t dt. Jika besaran ini kita jumlahkan
selama setahun, yaitu dari t=0 sampai t=1, diperoleh persamaan (10).
Penjelasan yang sama juga dapat dikerjakan untuk persamaan (9). Anda
sebaiknya mencobanya sendiri sebagai latihan.
Contoh 4
Turunkanlah rumus untuk n|qx, yaitu peluang seseorang berusia x akan
meninggal antara usia x+n dan x+n+l.
STAT4331/MODUL 9 9.11
Jawab
Dari rumus (10) diperoleh.
n 1
n | qx t px x t dt
n
n 1
1 d1 x t
. dt
1x dt
n
1
1x n 1 1x n
1x
dx n
1x
t px x t dt 1
0
Karena besaran ini menyatakan peluang seseorang berusia x akan
meninggal dikemudian hari.
Karena baik x maupun 1x sukar ditentukan bentuknya dalam praktek
maka diperlukan beberapa rumus lampiran. Untuk memperoleh nilai
numeriknya. Kendati hukum Gompertz dan makeham cukup baik untuk
selang umur tertentu tetapi kedua bentuk tersebut agak sulit ditangani secara
numerik karena bentuk fusngsinya yang cukup rumit.
1
e x t dt
0
1
px x t dt
Atau ln 0
Ingat dalil pertengahan harag pada hitungan integral (Mean Valme) dan
x 1/2
gunakan hampiran lampiran untuk pertengahan harganya, maka
diperoleh
1 ln px
x
2 ……………………………………………………(11)
Sekarang pandang
1
x t dt
1
Jadi diperoleh
2 x ln px 1 ln px
STAT4331/MODUL 9 9.13
Atau
1
x ln px 1 ln px
2
1
ln px 1. px
2
1 1x 1x 1
ln .
2 1x 1 1x
1
ln1x 1/1x 1
2
1
ln1x 1 ln1x 1
2 ………………………………………..(12)
Hampiran lain dapat diperoleh dengan menggunakan hampiran
sederhana
1
df x f x h f x h
2h
Untuk sembarang f(x). bila f(x) suatu polinom derajat 2 maka hampiran
ini berubah jadi persamaan. Bila h=1 dan f(x) diganti dengan 1x maka
diperoleh
1
dlx 1x 1 1x 1
2
Atau
dlx 1x 1x
x 1
1x
1
1x 2
1x 1 1x 1x 1x 1
1x
2
dx 1 dx
1x
2
Hampiran yang lebih baik diperoleh bila kita misalkan 1x suatu polinom
derajat 4,
1x a bx cx2 dx3 ex 4
A, b, c, d dan e tetapan
9.14 ASURANSI 1
d
1x b 2cx 3dx 2 4ex3
Maka dx
d
l0 b
Bila x= 0, dx
x 1,1 1 a b c d e
x 1,11 a b c d e
l 1 l1 2b 2d ……………………………………………(*)
Bila
x 2,1 2 a 2b 4c 8d 16e
x 2,12 a 2b 4c 8d 16e
1 2 12 4b 16d …………………………..(**)
Kalikan (*) dengan 8 kemudian kurangi dengan (**) menghasilkan
8 1 1 11 1 2 12 12
Jadi
1 dl0
0
10 dx
1
.b
10
81 1 11 1 2 12
12 l0
7 d 1 d0 d 2 d1
12 l0
Demikian pula
8 1x 1 1x 1x lx 2
x
1 2
12 lx
7 dx 1 dx dx 2 dx 1
12 lx ……………………………….(13)
STAT4331/MODUL 9 9.15
Jadi
dl x 1 1 1
x 1x 2
1x 3
1x ....
dx 1x 2 3
1 1 1 2
dx dx d x ...
1x 2 3
Atau dari
d 1 1
x ln1x ln lx 2
ln lx 3
ln lx ..
dx 2 3
1 1 2
ln px ln px ln px ...
2 3
Catatan: bagi mereka yang belum pernah mendapat operator beda hingga
, definisinya adalah sebagai berikut. Misalkanlah z1, z2, z3, z4, . . .suatu
barisan bilangan.
Maka
Z1 Z2 Z1, Z2 Z3 Z2 , dst
2
Z1 Z2 Z1
Z3 Z2 Z2 Z1
Z3 2Z 2 Z1
2
Z2 Z3 Z2
Z4 2Z3 Z 2 , dst
nZ1 n 1 n 1
Z2 Z1 , dst
9.16 ASURANSI 1
Contoh 5
Dari suatu perhi tungan (di luar jangkauan pelajaran ini) dipero1eh ~o =
0,01542 dan ~1 = 0,01631
Diperoleh
1
50 ln p50 0,01587
2
p50 e 0, 01587
0,98426
Atau
Dan q50 1 p50 0,01574
Contoh 6
Carilah nilai hampiran untuk 40 dengan menggunakan table CSO 1941.
STAT4331/MODUL 9 9.17
Jawab
139 141
40
2.140
1 1 1
40 5459 326 20 0, 006003
Jadi 883342 2 3
LAT IH A N
1) Diketahui bahwa
d
f ( x) 1x
dx
Tunjukan bahwa
w
f ( x) dx 1
a. 0
m n
m / nq0 f ( x) dx
b. m
x
1x 1 f (t) dt
c. 0
p
t x t p x. x
c. t t
STAT4331/MODUL 9 9.19
petunjuk:
a. ruas kiri menyatakan banyaknya yang meninggal antara t =0 sampai
t=w-x dari sebanyak 1x. ingat bahwa seluruh 1x tersebut pada akhirnya akan
x t
t px z dz
meninggal untuk b) dan c). tunjukan lah dulu bahwa x
t p x x t t. q x , 0 t 1, x
4) Bila dianggap tetap, buktikanlah bahwa
t p x x t qx
a.
qx
x t
1 t.qx
b.
Petunjuk:
Pemisahan
t q x t.qx ,0 t 1, berarti tqx dianggap sebagai fungsi
linear dalam t antara x sampai x+1.
Ac x
x
5) Bila 1 Bc x
Hitunglah 1x
Petunjuk ikuti cara makeham.
R A NG KU M AN
gunanya
~erutama dalam menghaluskan data dan dalam apa yang disebut dengan
graduasi dan interpolasi yang diluar bagian pelajaran ini.
TES F OR M AT IF 1
l
1) Bila x
1000 100 x, hitunglah 51 tanpa pembulatan
A. 1/98
B. 1/49
C. 10/98
D. ½
1
lx 100 x, 0 x 100
2) Diketahui 10 Hitunglah 19/17 q0
A. 1/100
B. 1/10
C. 8/10
D. 9/10
q
5) jika dimisalkan t x t.qx ,0 t 1, untuk suatunilai x tertentu,
1
40 ,
hitunglah 4 bila diketahui 140 = 883342 dan 141 = 877883.
A. 0,00154
B. 0,00618
C. 0,00619
D. 0,00634
KEGIATAN BELAJAR 2
Anuitas Kontinu
PE N DA H UL U AN
ax lim ax ( m)
m
1
lim t / m Ex
m t 1
Dx t
dt
Dx
0
vt .t p x dt
0
1 m 1 m2 1dDx
Dx t /m Dx t Dx ...
m t 1 t 1
2m 12m2 dx Sehingga
STAT4331/MODUL 9 9.23
m 1 t 1
ax Ex D t
m t 1
m m.Dx t 1
x
m
1 m 1 m2 1 1 dDx
Dx t . ...
Dx t 1
2m 12m2 Dx dx
1
Dx t ax
Dx t 1
Tetapi
dDx d
V x 1x
Dan dx dx
dl dv x
Vx x 1x
dx dx
dl x dv x
1x x , v x ln v.
Tetapi dx dx
dv x
ln v , maka v x
Misalkan dx
Jadi
m 1 m2 1 1
ax ( m ) ax .
2 D
V x 1x x V x 1x ..
2m 12m x
m 1 m2 1
ax 2
x
2m 12m
m 1 m2 1
ax x
2m 12m 2
1 1
ax x
2 12 …………………………………………(15)
1
ax ax
2 …………………………………………………......(16)
Nx Dx t Dx t dt
t 0 0 ……………..……………………..(18)
Sx Nx t
Dan t 0 ……………………………..………………(19)
t 1 Dx t
t 0
1
Cx V x t 1x t x t dt
0
1
Dx t x t dt
0 ……………………………………….……..(20)
Cx V 1
d x .1x t x t
Perhatikan, Seperti anda masih ingat menyatakan
1
banyaknya yang meninggal pada saat mencapai usia x+t dari sebanyak x t
STAT4331/MODUL 9 9.25
Mx Cx t
t 0
Dx t x t dt
0 ……………………………………..(21)
Dan
Rx Mx t
t 0 …………………………………………… (22)
1
1
Dx t dt D 1 Dx Dx 1
x
2
2
0
1
D Dx Dx 1
Sehingga 2
Dengan demikian
1
Nx Dx t Dx t Dx t 1
t 0 t 0
2
1
Nx Nx 1
2
1 1
Nx Dx N x 1 Dx
2 2
9.26 ASURANSI 1
Dari
1
Cx V x t 1x t x t dt
0
1
Vx V t .1x t x t dt
0
Misalkan
Vt y dy V t ln v V t
1x t x t dt dz z 1x t
Vx V 1x 1 1x Dx
Dx 1 Dx Dx
Mx Cx t Dx t 1 Dx t Dx t
t 0 t 0
Nx 1 Nx Nx
Dx N x,
STAT4331/MODUL 9 9.27
Dan
Rx Mx t Dx t Nx t
t 0 t 0
Nx Sx
Cx sering pula dihampiri sebagai berikut:
1
Cx V x t 1x t x t dt
0
1 1
x
V 2 1x t x t dt x
1 1 1
V 2 dx V 2 Cx 1 i 2 Cx
0
1
1 Cx
2
Dan
1 Nx n
n | ax Dx t dt
Dx Dx
n ……………………………(25)
Ex
n . ax n
Pada pelajaran yang lalu (Modul 6) telah kita pelajari anuitas dan
asuransi yang membesar dengan kenaikan 1 satuan tiap tahun, Sekarang
kita pandang suatu anuitas akhir membesar dengan pembayaran m kali
setahun,
Sebagai contoh, bila m = 4, jadi pembayaran kuartalan, maka selama
1
tahun pertama pembayaran sebesar 4 dilakukan tiap akhir kuartal, pada
9.28 ASURANSI 1
2 3
tahun kedua sebesar 4 tiap akhir kuartal, pada tah un ketiga 4 tiap akhir
kuartal, dan seterusnya, naik 1 tiap tahun. Untuk anuitas seperti ini biasa
digunakan lambang (la) x (m) , sehingga
m m
ia x
t | ax
t 0
m
Ex . ax t
t 0
Dx t m 1
ax t
t 0
Dx 2m
Nx t 1 m 1 Dx t
t 0
Dx 2m Dx
m 1
Sx t Nx
2m
Dx
…………………………………………(26)
t | ax
t 0
Nx t
t 0
Dx
Sx
Dx
………………………………………………………(27)
STAT4331/MODUL 9 9.29
Suatu cara mendapatkan nilai hampiran untuk rumus (27) ialah dengan
membuat m pada rumus hampiran (26), dan diperoleh
1
Sx Nx
ia x 2
Dx
………………………………………….(28)
1
ia x ax
2
Contoh 7
Misalkanlah antara usia x dan x+n, 1x+t = 1x(1-bt), turunkanlah bentuk
ax:n
Jawab
1
Soal ini menyatakan bahwa x t berbentuk linear antara x dan x+n. ini
berarti kematian terjadi secara merata dalam selang umur tersebut. Pemisalan
seperti ini sesungguhnya tidak sesuai dengan keadaan sesungguhnya, tapi
untuk selang satu, dua tahun, pemisalan seperti ini mulai diperkenalkan oleh
de Moivre ditahun 1725.
n
ax:n V t t p x dt
0
n
V t 1 bt dt
0
n n
V t dt b V t .t.dt
0 0
n n n
tvt 1
V t . t . dt vt dt
ln v ln v
0 0 0
9.30 ASURANSI 1
nv n 1
an
ln v ln v
Jadi
b
ax:n an an nv n
ln v
Contoh 8
Buktikanlah bahwa
ax t p x x t at dt
0
Bukti
Dari persamaan (14) kita peroleh
ax V t t p x dt
0
1 vt
t p x x dt
t
0
t p x x t dt 1
Karena 0 (setiap orang akan mati)
t
1 v
ax t p x x dt
t
0
t
1 vt
V y dy at
Tetapi 0
STAT4331/MODUL 9 9.31
Sehingga
ax t p x x t at dt
0
Contoh 9
Carilah
dN
a) x
dx
da
b) x
dx
Jawab
Untuk menghitung
a) kita cukup menggunakan sifat dasar integral tentu:
x
d
f ( y) dy f ( x)
dx
a
dN x d
Dx t dt
dx dx
0
Misalkan x t y dx dy
t 0 y x
Bila
t y
Dx t dt Dy dy
Sehingga 0 x
Atau
d
Dy dy Dx
dx
0
9.32 ASURANSI 1
b)
dN x dDx
Dx . N x.
dax d Nx dx dx
dx dx Dx D2 x
Tetapi
dDx dl dV x
Vx x 1x.
dx dx dx
V x 1x X V x 1x.lnV
V x1x x , ln V
Dx x
dax D2 x N x Dx x
dx 2
D x
Sehingga
Nx
1 x
Dx
1 ax x
Contoh 10
Buktikanlah bahwa
1
ax : n ax : n 1 nE x
2
1
ax : n ax : n
2
Bukti
Didepan telah kita turunkan nilai hampiran untuk
1 1
Nx Nx Nx 1 Nx Dx
2 2
Dari
Nx Nx n
ax : n
Dx
STAT4331/MODUL 9 9.33
diperoleh
1 1
Nx Dx Nx n Dx n
2 2
ax : n
Dx
Nx Nx n 1 1 Dx n
Dx 2 2 Dx
1 E
ax n n x 1
2
1
ax : n 1 nE x
2
1
Nx Nx Nx 1
Atau, bila digunakan hampiran 2
1 1
Nx Nx 1 Nx n Nx n 1
2 2
ax : n
Dx
1 1
Nx Nx 1 Nx n Nx n 1
2 2
Dx
1 1
a a
2 x:n 2 x:n
A. ASURANSI KONTINU
1 t 1
Ax( m) V t /m V1 1 x
1x t 1
m
Maka
1
lim V t /m. 1 t 1
1x t 1
x
m
lim
1
V t dlx t
1x
0 (definisi integral)
dlx l 1x l . x t dt
Karena
1
Ax V t 1x t . x t . dt
1x
Maka 0
V t .t p x . x t dt
0 …………………………………………(29)
p
Integral (29) dapat dipahami dengan mudah kedua t x menyatakan
t p x . x t
peluang seseorang berusia x akan hidup mencapai usia x+t, jadi
menyatakan peluang (x) akan meninggal pada saat mencapai usia x+t. Pada
saat tersebut santunan sebesar 1 dibayarkan. Jadi nilai tunainya diperoleh
STAT4331/MODUL 9 9.35
1
V t 1x t V t 1x t dt
1x
0
Dengan ln v
Atau
Ax 1 ax ………………………………………………..(30)
P Ax
Larnbang Px hendaklah dibedakan dengan yang pertarna
pernbayaran santunannya pada akhir tahun polis sedangkan yang kedua pada
saat sitertanggung rneninggal, pernbayaran prerninya sarna-sarna kontinu.
Dalarn praktek, pernbayaran premi secara kontinu tidaklah rnungkin
dikerjakan, tetapi untuk tujuan teori banyak gunanya.
Kedua rumus di atas dengan mudah dapat disesuaikan untuk jenis
asuransi lainnya, seperti asuransi berjangka, dwiguna, dan sebagainya. Nilai
hampiran untuk preminya diturunkan mengikuti nilai
hampiran anuitas dan asuransi yang sesuai sesuai. Sebagai contoh, untuk
asuransi berjangka n tahun dengan pembayaran premi m kali setahun,
diperoleh:
STAT4331/MODUL 9 9.37
1( m )
Ax:n 1 Mx Mx n / Dx
Px:n
a (xm:n) Nx Nx
m 1
Dx Dx
n n
2m
Mx Mx n
m 1
Nx Nx n Dx Dx n
2m ………….(35)
A1x:n Ax:n 1
p1( m)
a (xm:n) m 1 Dx n
ax:n 1
2m Dx
Bagi pembilang dan penyebut dengan
1m p1x:n
P
m 1
1 1 n E x / ax:nn
2m
x:n
Atau
1m m 1 1m
p1 x : n p p . 1 n E x / ax:n
2m x:n
x:n
9.38 ASURANSI 1
p1x:n
Karena suku kedua pada ruas kanan positif mak terlihat bahwa
1m
px:n
. Hal yang sama juga berlaku untuk premi yang kontinu.
Masalah seperti ini tidak muncul untuk jenis asuransi yang santunnanya
dibayarkan pada saat pemegang polis meninggal. Cadangan premi untuk
asuransi kontinu mempunyai bentuk yang sama dengan asuransi yang tidak
kontinu. Bentuk umum.
t v P. t U x t K x
tV Ax:n
Masih dapat dipertahankan (retrospektif). Jadi bila
menyatakan cadangan akhir tahun dengan pembayaran santunan pada saat
meninggal atau pada akhir tahun polis ke n bila pemegang polis tidak
meninggal, maka
tV Ax:n P .tU x t K x
……………………………………(36)
Dengan
P P Ax:n
dan
Mx Mx t
tK x
Dx t
V m
Lambang t x menyatakan cadangan premi pada akhir tahun ke t
suatu asuransi seumur hidup dengan pembayaran premi m kali setahun dan
tV x menyatakan cadangan premi untuk asuransi yang sama tapi pembayaran
preminya setiap saat. Menurut rumus cadangan prospektif, diperoleh
m m m
tV x Ax t Px , ax t
………………………………(37)
Dan
tV x Ax Px . ax
t t
……………………………………….(38)
Untuk asuransi yang kontinu dengan pembayaran premi tiap saat maka
tV Ax ,
lambang cadangan preminya dinyatakan dengan bila asuransinya
STAT4331/MODUL 9 9.39
seumur hidup. Rumus cadangan untuk asuransi ini dapat diturunkan seperti
sediakala, jadi
tV Ax P . t Ux tK x
……………………………………(39)
Dengan
Nx Nx t
tU x
Dx t
1x t
. Akibat kematian dana tiap saat t berkurang sebesar banyaknya yang
1
meninggal pada saat t adalah x t . x t , sehingga seluruh dana yang
1 tV .1x t 1x t . x t
tinggal adalah P . x t . Jumlah ini merupakan
perubahan dana pada setiap saat, dan perubahan ini dapat pula dinyatakan
d V
t .1x 1
sebagai dt sehingga
9.40 ASURANSI 1
d V
t .1x t P.1x t tV .1x t 1x t x t
dt atau
d V
t .1x t tV .1x t P.1x t 1x t . x t
dt tetapi kita tahu bahwa
d t V
v .t .1x t vt .P.1x t V t 1x t . x t
dt atau, bila diambil integralnya,
menjadi
t t
t V
v .t .1x t P z
v 1x z dz v z 1x z. x z dz
0 0
t t
P 1x v z . zPx dz 1x v z z p x x z dz
0 0
atau
1x
tV t
P ax:t Ax:t1
V .1x t
Dx
P ax:t
Dx t
P . t U x t K x,
Contoh 11
i V
tV Ax 1 t x
Buktikanlah bahwa 2
Bukti
1
Cx 1 Cx
5.1 2
Didepan telah kita turunkan bahwa
i Mx 1
Mx 1 M x , dan Ax . 1 Ax
2 Dx 2
Jadi
STAT4331/MODUL 9 9.41
t v Ax
Seperti rumus (36), bentuk dapat ditulis sebagai
1
P P Ax Ax / ax 1 Px
tV Ax P . tU x t l x 2
dengan dan
Mx Mx t i Mx Mx t
tK x 1
Dx t 2 Dx t
i K
1 .t x
2
Jadi
i
tV Ax 1 Px . tU x t K x
2
i V
1 t x
2
Contoh 12
Dengan menggunakan table CSO, 1941 I =2,5%, taksirlah A40
Jawab
Ada tiga hampiran yang dapat digunakan
i
A40 A40 1 0,502638 1, 0125 0,508921
a. 2
i 0, 025
A40 A40 0,502638
0, 02469
b.
A40 1 a40
N 40 N 41
1
2 D40
6708572, 66 6379589, 08
1 0, 02469
2 328983, 61
1 0, 491181
0,508819
dalam praktek bentuk a) yang sering digunakan
9.42 ASURANSI 1
Contoh 13
Suatu asuransi seumur hidup dikeluarkan bagi orang berusia 20 tahun
dengan ketentuan sebagai berikut. Premi dibayar mingguan sebesar Rp 5000
seminggu (premi kotor). Biaya ditentukan sebesar 50% dari premi kotor pada
tahun pertama dan 20% pada tahun-tahun berikutnya. Bila si tertanggung
meninggal sebelum usia 35 tahun maka hanya akan dikembalikan semua
premi kotor dengan bunga 2,5% setahun efektif. Hitunglah besarnya santunan
dengan menggunakan tabel CSO, 1941, I = 2,5%. Bila santunan dibayar
waktu meninggal.
Jawab
Seperti telah dikemukakan untuk perhitungan premi mingguan akan
digunakan premi kontinu. Premi setahun (diambil 365,25 hari) adalah
365, 25
5000 260892,8571
7
Jumlah ini merupakan premi tunggal kotor daei asuransi tersebut. Jumlah
ini haruslah sama dengan nilai tunai semua biaya ditambah nilai tunai
santunan.
N N 35 1 N 20 N 21 N 35 N 36
a20:15 0, 453147
D20 2 D20
Jadi
S.15 | A20 S. 0,304078
Nilai tunai ini ditambah nilai tunai santunan sebelum usia 35 tahun
ditambah lagi nilai tunai biaya kemudian samakan dengan nilai tunai seluruh
premi diperoleh,
5359327, 087
S
0,304078
Atau Rp 17624830,86
LAT IH A N
d
ax:n x ax:n nE x 1
1) bukanlah bahwa dx
Petunjuk : Gunakan contoh 9
9.44 ASURANSI 1
2) buktikanlah bahwa
i 1
Ax:n 1 A x:n nE x
2
i i
1 1/2
dapat diganti dengan ataupun
2 1 i
Factor .
Petunjuk : gunakan persamaan (32)
3) Buktikanlah
dM x
x . Dx
a) dx
d Ax
Ax x x
b) dx
petunjuk :
a. gunakan persamaan (21)
b. gunakan a)
4) buktikanlah bahwa
1
P Ax:n
ax:n
Petunjuk : gunakan persamaan (32)
5) Buktikanlah bahwa
1
tV Ax tV x 1 P
2
ax ax t
tV Ax
ax
Petunjuk : mula-mula tunjukan bahwa
a ax 1
tV Ax tV x . x 1 P
ax a 2
Dan kemudian x
STAT4331/MODUL 9 9.45
R A NG KU M AN
Pada bagi.an kedua modul terakhir telah kita bahas anuitas dan
asuransi yang kontinu. Bentuk kontinu ini penting untuk tujuan.
teoritis. Pembayaran mingguan sudah dapat dianggap kontinu. Karena
hasilnya tidak banyak bedanya dan bentuk kontinu lebih mudah
menghitungnya. Bentuk asuransi kontinu sesungguhnya lebih sesuai
dengan praktek karena santunan asuransi biasanya langsung dibayar
begitu bukti kematian si tertanggung secara lengkap disampaikan. ke
perusahaan asuransi.
TES F OR M AT IF 2
1) Taksirlah
a40:20
dengan menggunakan table CSO, 1941
A. 14,321313
B. 14,720974
C. 14,455098
D. 14,903850
IA d
2) Taksirlah 40 dengan menggunakan tabel CSO, 1941
A. 13,191313
B. 20,391814
C. 14, 720974
D. 20,645138
Ax:1 ...
3)
Cx 1
1 i
Dx 2
A.
Mx i
1
Dx 2
B.
9.46 ASURANSI 1
1
2
C. V . d x
1
2
D. V . qx
4) Ax ....
1
A. Ax .V 2
dax
x ax
B. dx
1
Ax 1 v
C. 2
D. 1 d . ax
tV Ax ...
5)
ax t
1
ax
A.
ax t
1
ax
B.
i V
1 t x
C. 2
Ax t P . ax t
D.
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
1) c
2) a
3) d
4) b
5) a
STAT4331/MODUL 9 9.49
Daftar Pustaka
C.W Jordan, Jr
2nd Edition
Bab 1 s/d 6