Anda di halaman 1dari 5

A-Urat Sensor

Sensor Asam Urat (gout arthritis) dengan Metode Electrode-Based Biosensor

Beny Maulana Achsan (13315025)


Hilmy Adam Jieta Pradana (13314067)
Deni Sutisna Putra (13314007)

Teknik Fisika – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Bandung

“Paper ini benar-benar dibuat oleh kami bertiga. Untuk data, persamaan dan solusi teoritikal beserta sumber tercantum dalam
referensi di akhir paper ini.”

Abstrak - Pemantauan dan pendeteksian penyakit A. Latar Belakang


secara dini penting dilakukan untuk melihat apakah orang Pada tahun 2013, prevelensi Asam Urat berada di
tersebut terjangkit penyakit atau tidak, termasuk penyakit urutan ke-2 tertinggi di Indonesia setelah Hipertensi yaitu
Asam Urat. Pendeteksian tersebut dapat dilakukan 24,7 %. Asam urat (gout arthritis) merupakan hasil
dengan sebuah sensor yang didesain sesuai dengan metabolisme akhir dari senyawa purin. Asam urat
penyakit yang akan dideteksi, seperti deteksi kadar Asam sebenarnya merupakan senyawa antioksidan dari
Urat. Dengan pemantauan penyakit secara berkala, manusia, akan tetapi bila dalam jumlah berlebihan dalam
seseorang dapat mengetahui kondisi kesehatan dan cara darah akan mengalami pengkristalan dan dapat
pengobatan yang tepat sebelum penyakitnya bertambah menimbulkan gout.
parah. Selain itu, pendeteksian dini membantu Asam urat memiliki rumus kimia C5H4N4O3
menghemat uang yang diperlukan untuk pergi ke rumah dengan nama IUPAC 7,9-dihydro-1H-purine-2,6,8(3H)-
sakit. Hal ini juga membantu anggota keluarga yang tidak trione.
punya banyak waktu untuk mengontrolnya tanpa khawatir
aktivitas mereka terganggu. Bisa jadi di masa depan,
sistem kesehatan akan terintegrasi dengan banyak pihak
yang berwenang dan tentunya bisa diakses melalui
smartphone. Dengan adanya sensor pendeteksi Asam
Urat, kadar Asam Urat dapat dipantau secara mudah dan
Gambar 1.1. Rumus Molekul Asam Urat
cepat melalui perangkat mobile smartphone sehingga
dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat luas. Kadar asam urat dapat diketahui melalui hasil
Kata kunci : Asam Urat, Smartphone, Sensor, Kondisi pemeriksaan darah dan urin. Kadar asam urat normal

kesehatan. dalam tubuh manusia adalah sebagai berikut :


i. Perempuan : 2.4–6.0 (mg/dL)
ii. Laki-laki : 3.4–7.0 (mg/dL)
iii. Anak-anak : 2.0–5.5 (mg/dL)

Gambar 2.1. A-Urat Sensor

C. Prinsip Dasar Transduser


Amperometrik merupakan salah satu metode
Gambar 1.2. Penimbunan Asam Urat elektroanalitik yang didasarkan pada proses oksidasi-

Penimbunan kristal Monosodium Urat di dalam reduksi komponen pada permukaan elektroda. Asam urat

tubuh menyebabkan terjadinya penyakit Asam Urat. yang terdeteksi menghasilkan arus listrik. Sinyal listrik ini
kemudian diproses.
Penyakit asam urat ini cenderung lebih diderita oleh laki
Prinsip pengukuran amperometrik adalah
– laki dengan rentang umur pubertas sampai manula.
Sehingga menjadi sebuah keniscayaan akan kebutuhan pengukuran besar arus yang mengalir pada elektroda kerja

alatpendeteksi penyakit asam urat sedari dini. dan elektroda pembantu (auxiliary), dimana beda
potensial eksternal diberikan pada elektroda referensi

Disini kami mengajukan sensor yang terintegrasi [Grundler, P., 2007, Skoog, D.1992].
Besar arus yang mengalir sebanding dengan
mobile phone sehingga data yang ditampilkan bisa lebih
besar konsentrasi ion unsur yang diukur. Konfigurasi
variatif dan informatif. Juga dapat memudahkan bagi
dokter pengampu pasien asam urat untuk menentukan elektroda pada prinsip amperometrik adalah

tindakan penanganan medis bagi pasien. menggunakan tiga elektroda, dimana ketiga jenis
elektroda yang digunakan adalah elektroda kerja
(working), referensi (reference) dan counter. Elektroda
B. A-Urat Sensor
A-Urat Sensor merupakan sensor untuk kerja berfungsi sebagai tempat dimana reaksi terhadap

mengukur kadar Asam Urat dengan metode analit yang diukur terjadi. Elektroda referensi berfungsi

amperometrik. Sensor ini menggunakan elektoda hanging sebagai sumber potensial standar dan stabil dibandingkan
dengan elektroda kerja, jenis material yang umum
mercury drop (HMD) dengan MIP yang terbuat dari
anilin sebagai monomer dan ammonium peroksodisulfat digunakan adalah Ag|AgCl atau Hg|Hg. Sedangkan jenis

sebagai inisiator. Dengan menggunakan MIP diperoleh material inert seperti platinum, emas atau graphite

cetakan yang sesuai dengan analit yaitu asam urat banyak digunakan sebagai material dasar dari counter

sehingga gangguan dari zat lain dapat dihilangkan. Sensor electrode. Larutan elektrolit pendukung diperlukan untuk

dibuat dengan cara melapiskan MIP pada elektroda HMD mengkontrol potensial yang diberikan sehingga

secara electro-coating. menghilangkan efek migrasi elektron, memperkecil


resistansi larutan dan menjaga konstanta kuat ionik Lancing device yaitu jarum suntik untuk
[Skoog, D., 1992]. mengambil darah. Darah diambil dengan menginjeksi
jari tangan dan setelah darah keluar, darah di letakkan
Besar arus yang mengalir dapat ditentukan pada contact bars dari Test Strip.
dengan persamaan Nernst di bahwa ini, iii. A-Urat Sensor
A-Urat Sensor merupakan sebuah chemical
𝜕𝑐 sensor yang berfungsi mendeteksi keberadaan dari
𝑖 = 𝑛𝐹𝐴𝐷 ( )
𝜕𝑥
senyawa Asam Urat melalui metode amperometrik.
dimana :
Data yang didapat akan di simpan sementara di
i = arus yang mengalir (Ampere)
memory card dan setelah itu akan dikirim ke
n = jumlah mol electron per mol analit
smartphone lewat bluetooth. Dari smartphone, data
F = konstanta Faraday
akan diproses dengan input berupa usia dan jenis
A = luas permukaan elektroda (cm2)
kelamin. Setelah itu, di smartphone melalui sebuah
D = koefisien difusi A (cm2 detik-1)
software A-Urat Sensor, data akan di proses untuk
C = konsentrasi A (mol cm-1)
didapatkan kadar Asam Uratnya dan ditentukan
𝜕𝑐
= kemiringan (gradient) bagian permulaan dari profil
𝜕𝑥 apakah orang tersebut memiliki kadar Asam Urat
konsentrasi normal atau berlebih.

D. Desain A-Urat Sensor


A-Urat Sensor terdiri dari 3 device utama yaitu Sensor Pre-amp ADC
Test Strip, Lanching Device, dan A-Urat Sensor itu
sendiri. Berikut adalah gambar device dari A-Urat Sensor.
Wireless
Mobile Phone Transmitter

Gambar 4.2 Diagram Blok Desain Sistem A-Urat Sensor

E. Performansi Electro-Based Biosensor


terhadap Pengukuran Konvensional
Pengukuran kadar asam urat konvensional yang
Gambar 4.1. Device A-Urat Sensor ada di rumah sakit menggunakan metode
spektrofotometri. Pada metode spektrofotometri
Penjelasannya yaitu sebagai berikut : digunakan pereaksi asam fosfotungsat atau menggunakan
i. Test Strip enzim uricase. Pada metode ini asam urat dalam serum
Test strip adalah strip mirip seperti test pack. direaksikan dengan asam fosfotungsat dalam suasana
Perbedaannya yaitu test strip berfungsi untuk basa sehingga asam fosfotungsat ini akan direduksi
meletakkan tetesan darah setelah diinjeksi dari jari dengan asam urat sehingga menghasilkan warna biru dan
tangan. diukur secara spektrofotometri pada panjang gelombang
ii. Lancing Device
660 nm. Limit deteksi yang dihasilkan dari pengukuran
ini relatif tinggi (mM). Akan tetapi pemeriksaan dengan
metode ini mengharuskan penderita harus pergi ke
laboratorium untuk pengambilan darah vena yang
pengambilannya memerlukan tenaga ahli.
Untuk itu perlu metode pemeriksaan yang
sekiranya lebih praktis guna pendeteksian awal asam urat.
Berikut akan ditampilkan data hasil perbandingan
berdasarkan jurnal [2]. Subjek penelitian terdiri dari 30
orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Terdapat kesesuaian hasil pengukuran kadar
Kristen Maranatha. Subjek penelitian juga diambil 1-2
asam urat serum yang diukur dengan metode
tetes darah kapiler menggunakan lanset. Darah
spektrofotometri dan metode electrode-based biosensor
dimasukkan pada target strip yang sudah terpasang pada
pada 30 orang subjek penelitian. Adanya perbedaan
alat pengukur lalu dilihat hasil pengukurannya setelah 5
utamanya dikarenakan sampel yang digunakan dengan
detik.
electro-based biosensor lebih sedikit dibandingkan
Tabel 1 Kadar Asam Urat Rerata Orang dengan menggunakan metode spektrofotometri.
Percobaan Laki-laki Menggunakan
Metode Spektrofotometri dan Electrodebased F. Estimasi Biaya Produksi
Biosensor
Biaya produksi untuk 1 unit kit A-Urat Sensor
membutuhkan biaya sebagai berikut.

Tabel 4. Tabel Biaya Produksi 1 Unit


Barang Biaya (Rp)
Arduino Nano 450.000
Transduser 500.000
Pre-amp 100.000
Baterai 5.000
Tabel 2 Kadar Asam Urat Rerata Orang Micro-USB Port 13.500
Percobaan Perempuan Menggunakan Bluetooth Module 64.000
Metode Spektrofotometri dan Electrode-
Total 1.132.500
based Biosensor
Sensor ini akan kami jual dengan harga Rp
1.500.000/unit. Dengan estimasi biaya prototyping dan
produksi sebesar 10x dari biaya per unit maka dibutuhkan
modal sebesar = Rp 1.132.500 x 10 = Rp 11.325.000.
Dengan analisis BEP didapat :

𝐹𝐶 11.325.000
BEPQ = 𝑃−𝑉𝐶 = 1.500.000−1.132.500 = 30,816 = 31 unit
Tabel 3 Kadar Asam Urat Rerata Orang
Percobaan Laki-laki dan Perempuan
Menggunakan Metode Spektrofotometri
dan Electrode-based Biosensor
Sehingga untuk mencapai BEP dibutuhkan 31
unit produk ini terjual. Hal ini akan kami target progress
pengerjaannya dalam waktu 2 bulan. Berikut timeline
rencana pengerjaan A-Urat Sensor.

Tabel 5. Tabel Timeline Rencana Pengerjaan A-Urat Sensor


Minggu ke-
Agenda
1 2 3 4 5 6 7 8
Pematangan
Desain
Penyiapan Alat
Bahan
Pengerjaan
Prototype
Produksi Pertama
Pemasaran
Produk
Produksi Kedua
Pencapaian
Target BEP

Daftar Pustaka

Rina,Julian. (2013). Asam Urat


Maboach, Jessica & Fenny. (2014). Perbandingan
Kadar Asam Urat Darah dengan Metode
Spektrofotometri
dan Metode Electrode-Based Biosensor
Mufidah,Imroatul. (2012). Perbandingan Kadar Asam
Urat Darah dengan Metode Spektrofotometri
dan Metode Electrode-Based Biosensor
Hidayat, Jojo dkk. (2012). Desain dan Fabrikasi
Elektroda Biosensor:
Metode Teknologi Film Tebal
Hiskia, Robeth V. M. (2013). Fabrikasi biotranduser
dengan Metode Amperometrik
Studi Awal Sensor Unsur Hara Tanah

Anda mungkin juga menyukai