Puskesmas dan Klinik sebagai gate keeper dalam memberikan pelayanan klinis kepada
masyarakat, harus dapat menyediakan pelayanan klinis tingkat pertama yang aman dan bermutu.
Para pengelola dan praktisi yang menyediakan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Klinik,
perlu mengupayakan keselamatan dan meminimalkan risiko dalam pelayanan baik bagi pasien,
petugas kesehatan yang menyediakan pelayanan, dan risiko terhadap lingkungan dan masyarakat.
Untuk menilai apakah sistem pelayanan klinis dan sistem manajemen mutu di Puskesmas dan
Klinik berjalan dengan baik, aman dan minimal dari risiko, serta selalu dilakukan upaya
perbaikan proses pelayanan secara berkesinambungan dan konsisten, maka perlu dilakukan
penilaian akreditasi terhadap Puskesmas dan Klinik dalam memberikan pelayanan klinis kepada
masyarakat. Permenkes No. 46 tahun 2015 mengamanatkan bahwa Puskesmas dan Klinik
Pratama wajib terakreditasi setiap 3 (tiga) tahun. Sejalan dengan itu maka diperlukan
pemahaman yang tepat terkait keselamatan pasien dan manajemen risiko, agar dapat
mengimplementasikan secara optimal dalam penyediaan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan
Klinik.
Sarana pelayanan kesehatan merupakan tempat yang diketagorikan tidak aman, sekitar 10%
pasien yang di rawat disarana pelayanan kesehatan di Negara maju dal lebih dari 10% di Negara
berkembang mengalami kejadian yang tidak di harapkan.
Tidak hanya pelayanan klinis saja yang berisiko terhadap pasien, pengunjung dan lingkungan
tetapi kegiatan-kegiatan dalam peyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat juga berisiko
terhadap keselamatan sasaran, kegiatan, masyarakat dan lingkungan.
Pelayanan kesehatan yang tidak menjamin keselamatan bagi pasien, pengunjung dan pengguna
pelayanan akan menjadi beban bagi masyarakat, pemerintah dan sarana kesehatan sendiri. Untuk
risiko – risiko yang mungkin terjadi dalam pelayanan kesehatan perlu di identifikasi dan
dikelolah dengan baik untuk mengupayakan keselamatan pasien, pengunjung dan masyarakat
yang dilajani. Untuk dapat melakukan upaya keselamatan pasien dan manajemen risiko di sarana
kesehatan maka dibutuhkan kompetensi petugas.
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu melakukan upaya keselamatan pasien dan
manajemen risiko di Puskesmas masing-masing
b. Tujuan Khusus