Anda di halaman 1dari 2

WORKSHOP KESELAMATAN PASIEN

DAN MANAJEMEN RISIKO DI FKTP


untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional diselenggarakan berbagai upaya
kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu dan pelayanan kesehatan baik yang
disediakan oleh pemerintah maupun swasta. Puskesmas dan Klinik merupakan ujung tombak
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Masyarakat mempunyai hak untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan aman baik pelayanan kesehatan yang
bersifat promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif.

Puskesmas dan Klinik sebagai gate keeper dalam memberikan pelayanan klinis kepada
masyarakat, harus dapat menyediakan pelayanan klinis tingkat pertama yang aman dan bermutu.
Para pengelola dan praktisi yang menyediakan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Klinik,
perlu mengupayakan keselamatan dan meminimalkan risiko dalam pelayanan baik bagi pasien,
petugas kesehatan yang menyediakan pelayanan, dan risiko terhadap lingkungan dan masyarakat.

Untuk menilai apakah sistem pelayanan klinis dan sistem manajemen mutu di Puskesmas dan
Klinik berjalan dengan baik, aman dan minimal dari risiko, serta selalu dilakukan upaya
perbaikan proses pelayanan secara berkesinambungan dan konsisten, maka perlu dilakukan
penilaian akreditasi terhadap Puskesmas dan Klinik dalam memberikan pelayanan klinis kepada
masyarakat. Permenkes No. 46 tahun 2015 mengamanatkan bahwa Puskesmas dan Klinik
Pratama wajib terakreditasi setiap 3 (tiga) tahun. Sejalan dengan itu maka diperlukan
pemahaman yang tepat terkait keselamatan pasien dan manajemen risiko, agar dapat
mengimplementasikan secara optimal dalam penyediaan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan
Klinik.

Sarana pelayanan kesehatan merupakan tempat yang diketagorikan tidak aman, sekitar 10%
pasien yang di rawat disarana pelayanan kesehatan di Negara maju dal lebih dari 10% di Negara
berkembang mengalami kejadian yang tidak di harapkan.

Tidak hanya pelayanan klinis saja yang berisiko terhadap pasien, pengunjung dan lingkungan
tetapi kegiatan-kegiatan dalam peyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat juga berisiko
terhadap keselamatan sasaran, kegiatan, masyarakat dan lingkungan.

Pelayanan kesehatan yang tidak menjamin keselamatan bagi pasien, pengunjung dan pengguna
pelayanan akan menjadi beban bagi masyarakat, pemerintah dan sarana kesehatan sendiri. Untuk
risiko – risiko yang mungkin terjadi dalam pelayanan kesehatan perlu di identifikasi dan
dikelolah dengan baik untuk mengupayakan keselamatan pasien, pengunjung dan masyarakat
yang dilajani. Untuk dapat melakukan upaya keselamatan pasien dan manajemen risiko di sarana
kesehatan maka dibutuhkan kompetensi petugas.

a. Tujuan Umum

Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu melakukan upaya keselamatan pasien dan
manajemen risiko di Puskesmas masing-masing

b. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu :

1. Memahami konsep mutu dan keselamatan pasien


2. Memahami standar akreditasi FKTP yang terkait dengan keselamatan pasien dan
manajemen risiko
3. Memahami Konsep manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan di FKTP
4. Melakukan Identifikasi risiko dalam pelayanan klinis di FKTP
5. Melakukan analisis risiko dengan mengunakan Severity Assesment, RCA dan FMEA di
FKTP
6. Menerapkan Manajemen risiko pada penyelenggaraan UKM di FKTP
7. Melakukan Penyusunan register risiko di FKTP
8. Tujuan Umum :
9. Terwujudnya mutu pelayanan dan keselamatan pasien di Puskesmas.
10. 2. Tujuan Khusus :
11. a. Meningkatnya pemahaman tentang konsep mutu dan keselamatan pasien.
12. b. Meningkatnya pemahaman tentang standar akreditasi manajemen risiko dan
keselamatan pasien.
13. c. Meningkatnya pemahaman tentang penerapan Permenkes Nomor 11 tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien.
14. d. Dapat diterapkannya standard dan instrument keselamatan pasien.
15. e. Terwujudnya sistem pencatatan laporan insiden di Puskesmas.
16. f. Puskesmas mampu melakukan analisis risiko terhadap laporan insiden

Anda mungkin juga menyukai