Materi Mengelola Kartu Persediaan
Materi Mengelola Kartu Persediaan
1.500
Jadi besarnya nilai/harga pokok persediaan akhir sebesar 1.100 unit adalah:
1.100 x Rp. 550 = Rp. 605.000
d. Rata-Rata Tertimbang
Jumlah persediaan 1.100 unit
Harga rata-rata per unit:
(1.000 x Rp. 500) + (800 x Rp. 550) + (700 x Rp. 600)
1000 + 800 + 700
= (Rp. 500.000 + Rp. 440.000 + Rp. 420.000) : 2.500 = Rp. 544
Jadi besarnya nilai/harga pokok persediaan akhir sebesar 1.100 unit adalah:
1.100 x Rp. 544 = Rp. 598.400
b. Menurut system Perpetual
Jika perusahaan menggunakan sistem perpetual, penentuan harga pokok barang yang dijual dan
persediaan akhir dilakukan setiap perusahaan menjual barang. Untuk mempermudah pekerjaan
menentukan harga pokok ini digunakan suatu kartu yang lazim disebut Kartu Persediaan. Satu
jenis barang disediakan satu Kartu. Dengan demikian sistem ini baru cocok untuk persediaan
yang nilainya tinggi.
Contoh:
PT. Angkasa Putra selama bulan Januari 2011 mempunyai data tentang persediaan sebagai
berikut:
Jan. 1 Persediaan 1.000 unit @ Rp. 500/unit
Jan. 10 Pembelian 800 unit @ Rp. 550/unit
Jan. 18 Penjualan 900 unit
Jan. 20 Pembelian 700 unit @ Rp. 600/unit
Jan. 27 Penjualan 500 unit
Tentukan nilai persediaan tanggal 31 Januari 2011 apabila besarnya persediaan akhir adalah
1.100 unit. dengan metode FIFO, LIFO, Rata-rata bergerak !
a. Metode FIFO:
Dalam metode ini diasumsikan bahwa harga pokok dari persediaan yang pertama kali
masuk dari pembelian, dikeluarkan terlebih dahulu pada saat terjadi penjualan.
Tgl Diterima Dikeluarkan Persediaan (saldo)
Ket
Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah
Jan
Persediaan 1000 500 500.000
1
1000 500 500.000
Pembelian 800 550 440.000
10 800 550 440.000
1 100 500 50.000
Dijual 900 500 450.000
8 800 550 440.000
100 500 50.000
2
Pembelian 700 600 420.000 800 550 440.000
0
700 600 420.000
100 500 50.000 400 550 220.000
27 Dijual
400 550 275.000 700 600 420.000
Dari kartu persediaan tersebut, besarnya nilai persediaan akhir adalah :
400 @ Rp. 550 = Rp. 220.000
700 @ Rp. 600 = Rp. 420.000
1.100 Rp. 640.000
b. Metode LIFO:
Dalam metode ini diasumsikan bahwa harga pokok dari persediaan yang terakhir
masuk dari pembelian, dikeluarkan terlebih dahulu pada saat terjadi penjualan.
Tgl Diterima Dikeluarkan Persediaan (saldo)
Ket
Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah
Jan1 Persediaan 1000 500 500.000
1000 500 500.000
10 Pembelian 800 550 440.000
800 550 440.000
800 550 440.000 900 500 450.000
18 Dijual
100 500 50.000
900 500 450.000
20 Pembelian 700 600 420.000
700 600 420.000
500 600 300.000 900 500 450.000
27 Dijual
200 600 120.000
Dari kartu persediaan tersebut, besarnya nilai persediaan akhir adalah :
900 @ Rp. 500 = Rp. 450.000
200 @ Rp. 600 = Rp. 120.000
1.100 Rp. 570.000
c. Metode Rata-Rata Bergerak:
Metode rata-rata yang digunakan pada metode perpetual ini biasanya disebut dengan
Rata-rata bergerak. Dikatakan bergerak karena harga per unit persediaan selalu bergerak /
berubah sesuai dengan terjadinya perubahan / mutasi pada jumlah unit persediaan yang
dimiliki perusahaan. Berikut ini bentuk kartu persediaan dengan metode rata-rata bergerak:
Tgl Diterima Dikeluarkan Persediaan (saldo)
Dari harga perhitungan diatas maka besarnya nilai persediaan sebanyak 1.100 unit adalah
sebesar Rp. 611.820
LATIHAN
Pilihan ganda !
1. Persediaan adalah barang berwujud milik perusahan yang.............
a. Tersedia untuk dijual (barang jadi atau barang dagangan)
b. Masih dalam proses produksi untuk diselesaikan, kemudian dijual (barang dalam
prose/pengolahan)
c. Akan dipergunakan untuk produksi barang barang jadi yang kemudian dijual
d. a, b, dan c benar
2. Metode penentuan harga pokok persediaan yaitu.................
a. Metode phisik dan perpetual
b. Metode garis lurus
c. Metode saldo menurun
d. Metode angka tahun
3. Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian dengan menggunakan metode phisik
adalah...............
a. Persediaan barang Rp. xxx
Utang dagang/kas Rp. xxx
b. Pembelian Rp. xxx
Utang dagang/kas Rp. xxx
c. Piutang dagang/kas Rp. xxx
Penjualan Rp. xxx
d. Harga Pokok PenjualanRp. xxx
Persediaan Rp. xxx
4. FIFO singkatan dari First In First Out yang artinya..........
a. Masuk pertama keluar pertama
b. Masuk terakhir keluar pertama
c. Masuk pertama keluar terakhir
d. Masuk terakhir keluar terakhir
5. Metode penilaian persediaan adalah kecuali............
a. Metode Harga pokok atau harga pasar mana yang lebih rendah
b. Metode taksiran laba kotor
c. Metode taksiran harga eceran
d. Metode garis lurus
6. Metode yang sering disebut dengan metode COMWIL adalah..........
a. Metode harga pokok atau harga pasar mana yang lebih rendah
b. Metode laba bersih
c. Metode taksiran harga eceran
d. Metode taksiran laba kotor
7. Persediaan barang dagangan terdapat pada jenis perusahaan dagang yang kegiatan utamanya
adalah........
a. Merusak barang dagangan
b. Membeli dan menjual barang dagangan
c. Mengirim barang dagangan
d. Menyimpan barang dagangan
8. Metode perhitungan persediaan dalam metode perpetual yaitu............
a. Rata-rata sederhana
b. Rata-rata tertimbang
c. Rata-rata bergerak
d. a dan b benar
9. Persediaan awal 1.000 unit harga per unit Rp. 500,00 pembelian 300 unit @ Rp. 550,00
penjualan 750 unit. Berapa besarnya harga pokok persediaan akhir jika menggunakan metode
phisik FIFO adalah.......
a. Rp. 290.000,00
b. Rp. 250.000,00
c. Rp. 300.000,00
d. Rp. 125.000,00
10. Berikut metode harga pokok persediaan di bawah ini, kecuali.........
a. FIFO c. FILO
b. LIFO d. Average
Essay !
1. Jelaskan perbedaan antara metode phisik dengan metode perpetual !
2. Berikut ini transaksi transaksi yang terjadi selama bulan Januari 2008 pada PT. Pelangi.
Jan 5 pembelian 100 unit barang dagang dengan harga Rp. 25.000,00/unit dengan
Jan 11 pembelian 25 unit barang dagang dengan harga Rp. 27.000,00/unit dengan
Jan 22 pembelian 50 unit barang dagang dengan harga Rp. 28.000,00/unit dengan
Persediaan barang dagangan pada tanggal 1 januari 2008 sebanyak 80 unit dengan harga
Diminta :
metode Perpetual.
Februari 26, Pembelian 3.000kg @5.200 kepada PT. Suka Jaya secara kredit faktur no.92
dengan beban angkut pembelian 120.000
Februari 27, Dibayar utang atas transaksi tanggal 4 februari faktur no. 04
Februari 28, Dibayar gaji karyawan 2.000.000
Setelah dilakukan pemeriksaan & perhitungan fisik, sisa barang CX pada tanggal 28 Februari
2011 digudang terdapat sisa sebanyak 6.500kg dengan masing-masing karung berisi 100kg
(neto), yang terdiri dari :
30 karung @5.300
25 karung @5.200
10 karung @5.000
Diminta : Tentukan nilai persediaan akhir barang CX tanggal 28 Februari 2011 dengan
metode FIFO, LIFO, Rata-rata Sederhana, Rata-rata Tertimbang dan Tanda Pengenal
Khusus !
4. Sebutkan beberapa alasan mengapa perusahaan menggunakan metode taksiran laba kotor
didalam menentukan besarnya harga pokok persediaannya!
5. Sebutkan langkah-langkah untuk menentukan harga pokok persediaan dengan menggunakan
metode taksiran laba kotor !
6. Pada tanggal 1 April 2012, perusahaan mengalami kebakaran yang menghabiskan seluruh
gedung perusahaan termasuk persediaan yang tersimpan didalamnya,namun beberapa catatan
akuntansi terutama yang berhubungan dengan persediaan masih dapat diselamatkan. Berikut ini
informasi yang dikutip dari catatan akuntansi tersebut:
Persediaan 1 Januari Rp. 43.200.000,00
Pembelian Rp. 339.000.000,00
Potongan pembelian Rp. 6.500.000,00
Retur pembelian Rp. 3.100.000,00
Penjulan Rp. 478.000.000,00
Potongan penjualan Rp. 5.300.000,00
Retur penjualan Rp. 4.100.000,00
Biaya angkut pembelian Rp. 2.400.000,00
Biaya umum Rp. 28.900.000,00
Biaya penjualan Rp. 55.700.000,00
Diminta :Dengan metode laba kotor, hitunglah jumlah persediaan yang terbakar pada tanggal
1 April 2012 jika selama 4 tahun terakhir, prosentase rata-rata laba kotor terhadap penjualan
bersih adalah 30%