Anda di halaman 1dari 13

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM PEMINDAH TENAGA
TRANSMISI 5 KECEPATAN
Semester IV 200 menit
(INERTIAL LOCK PIN SYNCHROMESH)
No. JST/OTO/OTO 321/07 Tgl. : 16 Maret 2015 13 Halaman
A. PENDAHULUAN
I. Kompetensi
Memelihara/servis, memperbaiki dan overhaul sistem pemindah tenaga pada kendaraan
ringan
II. Sub Kompetensi
1. Mengidentifikasi unit mekanisme penggerak transmisi dan komponen-komponennya.
2. Melepas dan memasang unit mekanisme penggerak transmisi dengan cara yang
benar.
3. Menjelaskan cara kerja mekanisme penggerak transmisi dan komponen-
komponennya.
4. Melakukan pemeriksaan, pengukuran dan mengidentifikasi gangguan serta cara
mengatasinya.
III. Alat dan Bahan
1. Unit mekanisme penggerak transmisi engne model dan Mitshubishi L200 atau Fiat
dan Charade
2. Oli dan atau grease
3. Tool box set, tang snap ring, tracker
4. Feller gauge, DTI dan jangka sorong
IV. Keselamatan Kerja
1. Mempergunakan alat sesuai fungsinya
2. Saat membongkar transmisi, tidak mencongkel dengan obeng pada sisi perpak/
paking. Mencongkel pada tempat-tempat yang disediakan.
3. Mengurutkan posisi komponen-komponen yang telah dibongkar, tidak ditaruh secara
acak dan saling menumpuk.
4. Bekerja dengan hati-hati dan teliti
B. KEGIATAN PRAKTEK
1. Dasar Teori
Sistem transmisi dalam otomotif adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi
dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda untuk
diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar yang tinggi
menjadi rendah tetapi lebih bertenaga, ataupun sebaliknya. Kendaraan memerlukan

1
momen yang besar untuk mulai berjalan dan mendaki. Transmisi diletakkan dibelakan
kopling sebelum poros propeller.

Fungsi Transmisi
 Meneruskan tenaga ataupun putaran mesin dari kopling ke poros propeller.
 Merubah momen yang dihasilkan mesin sesuai dengan kebutuhan (beban mesin
dan kondisi jalan)
 Memungkinkan kendaraan dapar berjalan mundur pada kendaraan yang memiliki
lebih dari 2 roda.
Transmisi dibedakan menjadi dua yaitu transmisi manual dan transmisi otomatis.
Transmisi manual adalah sistem transmisi yang memerlukan pengemudi sendiri untuk
menekan atau menarik tuas untuk memindah gigi percepatan. Pada transmisi manual gigi
percepatan dirangkai dalam kotak gigi (gearbox) untuk beberapa percepatan, biasanya
berkisar antara 3 sampai 6 gigi percepatan maju dan ditambah 1 gigi percepatan mundur.

Transmisi Manual terdiri dari empat komponen utama, yaitu :


1. Input Shaft

2
Input shaft berfungsi untuk menerima putaran dari kampas kopling untuk
kemudian diteruskan untuk menggerakkan roda-roda gigi di transmisi. Ujung
input shaft berhubungan dengan kampas kopling, pada input shaft dan kopling
dibuat alur yang sama agar dapat saling berkaitan.
2. Output Shaft

Berfungsi untuk meneruskan putaran yang keluar dari transmisi menuju propeller
shaft.
3. Main Gear (Gigi percepatan)

Gigi percepatan berfungsi untuk mengubah torsi ataupun kecepatan dari input
transmisi. Setelah diubah torsi atau kecepatannya kemudian diteruskan ke output
shaft.

4. Counter Gear

3
Counter gear adalah roda gigi yang letaknya berlawanan dengan roda gigi
percepatan. Bersama-sama dengan roda gigi percepatan roda gigi ini membentuk
perbandingan gigi yang akan menghsailkan percepatan atau perlambatan putaran.
5. Reverse Gear

Berfungsi untuk merubah arah putaran output sahft sehingga berlawan dengan
putaran input shaft agar kendaraan berjalan mundur.

2. Langkah Kerja
Pembongkaran
a. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Melepas penutup trasnmisi bagian depan, atas dan belakang.

c. Amati susunan transmisi dan cek cara kerjanya.

4
d. Melepas poros shift fork kemudian mengeluarkan garpu pemindah.

e. Melepas roda gigi speedometer.


f. Lepaskan mur perhatikan pengunci mur .
g. Melepas bearing bagian belakang dengan tracker.

h. Melepas bagian input transmisi.


i. Melepas bagian output transmisi.
j. Membongkar roda gigi transmisi.
k. Melepas counter gear dan reverse gear.
l. Melakuan pemeriksaan dan pengamatan pada komponen transmisi.
3. Pengamatan dan Pemeriksaan
a. Rangkaian Perpindahan Putaran
 Gigi Percepatan 1

Input shaft – main gear 4 – counter gear 4 – counter gear 1 – main gear 1 - hub
sleeve – output shaft
 Gigi Percepatan 2
5
Input shaft -main gear 4 – counter gear 4 – counter gear 2 – main gear 2 –
synchronizer hub – synchronizer cone – synchronizer ring –synchronizer pin –
hub sleeve – clutch hub – output shaft
 Gigi Percepatan 3

Input shaft - Main gear 4 – counter gear 4 – counter gear 3– main gear 3–
synchronizer hub – synchronizer cone – synchronizer ring –synchronizer pin –
hub sleeve– clutch hub – output shaft
 Gigi Percepatan 4

Input shaft - Main gear 4 – synchronizer cone – synchronizer ring – hub sleeve –
clutch hub – output shaft
 Gigi Percepatan 5

6
Input shaft - Main gear 4 – counter gear 4 – counter gear 5 – main gear 5
-synchronizer cone – synchronizer ring – hub sleeve – clutch hub – output shaft
 Gigi Mundur

Input shaft - Main gear 4 – counter gear 4 – counter gear reverse – reverse gear –
hub sleeve gear - clutch hub – output shaft

b. Pengamatan dan Pemeriksaan


1. Memeriksa Ring Synchromesh
Memutar dan menekan ring synchromesh, untuk mengetahui kemampuan
pengeremannya

Hasil pemeriksaan: masih bisa mengerem, jadi masih baik


2. Mengukur celah antara ring synchromesh dengan ujung alur roda gigi

7
Celah Standar : 1,0-2,0 mm
Hasil pengukuran :
 celah synchromesh 4th : 1,0 mm
 celah synchromesh 5th : 1,10 mm
Kondisi masih baik karena celahnya sesuai / tidak melebihi celah standar.
3. Mengukur celah antara garpu pemindah dengan hub
Mengukur celah antara hub sleeve dengan garpu pemindah menggunakan feeler
gauge.

Celah maksimum : 1,0 mm


Hasil pengukuran :
 celah garpu 1 : 0,8 mm
 celah garpu 2 : 0,7 mm
 celah garpu 3 : 0,75 mm
 celah garpu 4 : 0,8 mm
 celah garpu 5 : 0,8 mm
Kondisi masih baik karena celahnya sesuai / tidak melebihi celah standar.

4. Memeriksa kondisi bearing

8
kondisi bearing masih baik karena masih bisa diputar dengan halus dan masih
terdapat pelumas grease pada bantalan bearing
5. Perhitungan Jumlah Gigi
Nama Jumlah Nama Jumlah
Main Gear 1 43 Counter Gear 1 14
Main Gear 2 36 Counter Gear 2 22
Main Gear 3 27 Counter Gear 3 31
Main Gear 4 19 Counter Gear 4 39
Main Gear 5 16 Counter Gear 5 42
Reverse Gear (A) 28 Reverse Counter
16
Reverse Gear (B) 25 Gear
c. Gear Ratio ( Rasio Gigi Percepatan )
Rasio gigi percepatan pada transmisi dapat dihitung dengan cara manual maupun
secara matematis. Perhitungan rasio yaitu dengan cara membandingkan jumlah
putaran antara poros input dan poros output transmisi.
Hasil perhitungan rasio gigi secara manual
Perbandingan Jumlah Putaran
Gigi Percepatan
Input Output
1 6,25 1
2 3,25 1
3 2 1
4 1 1
5 0,75 1
Mundur 6 1

4. Analisa dan Pembahasan


SAHID ABDUL ROHIM 1509134004
Pada transmisi 5 percepatan yang kami gunakan sebagai objek praktek ini
kebanyakan komponen-komponen ada yang hilang seperti baut kurang, shifting key
tidak ada serta hilangnya key spring. Komponen-komponen yang hilang ini
9
kemungkinan terjadi karena seringnya di bongkar pasang.Hilangnya baut pada chasing
transmisi akan mengakibatkan terjadinya ketidakrapatan antara bodi transmisi 5
kecepatan dengan shift fork. Sehingga kemungkinan terjadinya kebocoran oli transmisi
sangat besar.
Sifting key yang hilang yaitu bisa mengakibatkan penguncian tidak terjadi sehingga jika
dipindah gigi maka putaran tranmisi akan loss.

Perhitungan Rasio Gigi Secara Matematis


 Gigi Percepatan 1

X = X = 6,304

Rasio 6,304: 1 mempunyai arti pada transmisi terjadi 6,304 pada putaran input dan
1 putaran pada output

 Gigi Percepatan 2

X = X = 3,358

Rasio 3,358: 1 mempunyai arti pada transmisi terjadi 3,358pada putaran input dan 1
putaran pada output

 Gigi Percepatan 3

X = X = 1,787

Rasio 1,787 : 1 mempunyai arti pada transmisi terjadi 1,787 pada putaran input
dan 1 putaran pada output

 Gigi Percepatan 4

10
Perbandingan Gigi Rasio Pada gigi percepatan 4 adalah 1 : 1 (dihitung secara
langsung dari putaran input : putaran input). Rasio 1 : 1 karena putaran yang dari
poros input langsung diteruskan menuju poros output didak melalui gigi yang
pada counter sehingga putaran yang terjadi yaitu 1:1, 1 putaran poros input dan 1
putaran poros output.

 Gigi Percepatan 5

X = X = 0,790

Rasio 0,790: 1 mempunyai arti pada transmisi terjadi 0,790pada putaran input dan
1 putaran pada output. Pada gigi percepatan 5 ini terjadi dimana putaran output
lebih tinggi dari pada putaran input.. Putaran output yang lebih tinggi dari pada
putaran input ini dinamakan overdrive.

 Gigi Percepatan Mundur

X X =

X X = 6,177

Rasio 6,177: 1 mempunyai arti pada transmisi terjadi 6,177 pada putaran input
dan 1 putaran pada output namun pada gigi mundur ini terjadi putaran yang di
balik karena adanya reverse gear.

Setelah dilakukan perhitungan rasio setiap gigi percepatan baik secara manual
maupun secara matematis didapatkan data sebagai berikut :
Gigi Percepatan Perhitungan Manual Perhitungan Matematis
1 6,25 : 1 6,304: 1
2 3,25 : 1 3,358 : 1
3 2:1 1,787 : 1
4 1:1 1:1
5 0,75 : 1 0,790: 1
Mundur 6:1 6,177: 1

11
Dari tabel tersebut dapat dilihat perbedaan antara perhitungan secara manual
dengan perhitungan secara matematis. Perhitungan matematis menghasilkan hasil
yang akurat dibanding perhitungan secara manual. Karena perhitungan secara
manual ketika menghitung putaran input maupun output hanya dengan perkiraan,
jadi hasilnya kurang presisi. Namun perbedaan hasil perhitungan tersebut tidak
terlalu besar. Dan dari tabel tersebut terlihat bahwa semakin besar gigi percepatan
semakin kecil rasio giginya. Artinya semakin besar gigi percepatan akan lebih
sedikit input shift berputar untuk menenpuh satu kali putaran output shaft.

5. Pemasangan
a) Merangkai gigi transmisi pada poros input sesuai dengan urutan.
b) Memasang counter gear dan reverse gear.
c) Memasang bagian output transmisi.
d) Memasang bearing bagian belakang.
e) Memasang bagian input transmisi.
f) Memasang roda gigi speedometer.
g) Memasang poros shift fork.
h) Memasang penutup transmisi bagian depan dan belakang.

C. PENUTUP

12
1. Kesimpulan
Transmisi 5 percepatan pada dasarnya sama yaitu untuk meredusi putaran dari mesin
ke poros roda yang dimana putaran tersebut akan di reduksi dengan roda roda gigi.
Perbandingan jumlah gigi pada setiap percepatan menghasilkan perbandingan (rasio) gigi
yang berbeda beda. Pada gigi percepatan rendah rasio giginya besar dimana untuk
menempuh 1 kali putaran output membutuhkan putaran input yang lebih banyak, namun
menghasilkan torsi yang besar. Sedangkan pada gigi percepatan yang tinggi rasio giginya
lebih kecil namun kecepatannya lebih tinggi karena poros output berputarnya sama atau
lebih besar dari poros input.
Dari hasil praktikum dan pengamatan maupun pengukuran yang dihasilkan banyak
ditemukan komponen yang hilang maupun tidak terpasang sempurna. Hal ini akan
menyebabkan transmisi sulit untuk dioperasikan. Hilangnya baut pada chasing transmisi
akan mengakibatkan terjadinya ketidakrapatan antara bodi transmisi 5 kecepatan dengan
shift fork. Sehingga kemungkinan terjadinya kebocoran oli transmisi sangat besar.

2. Daftar Pustaka
PPPGT VEDC MALANG 2001. CHASIS
http://otomotif-teknik-blogspot.com/2012/01/sistem-transmisi-tuaspemindah-
kecepatan.html?m=1
http://otomotifsmkn5solo.blogspot.com/2011/10/transmisi-manual.html?m=1

13

Anda mungkin juga menyukai