Anda di halaman 1dari 105

RESUME

KEGIATAN
LITBANG
PUSLITBANG KEBIJAKAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
KATA
PENGANTAR
Infrastruktur merupakan tulang punggung penggerak roda perekonomian dan pengentasan
kemiskinan. Agenda Pembangunan Tahun 2017 adalah: “Memacu Pembangunan Infrastruktur dan
Ekonomi untuk Meningkatkan Kesempatan Kerja serta Mengurangi Kemiskinan dan Kesenjangan
Antar wilayah.”
Untuk itu, Kementerian PUPR dituntut untuk semakin cepat dan terpadu dalam penyediaan
infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Peran Badan Litbang PUPR untuk
mendukung pembangunan infrastruktur PUPR diharapkan juga semakin berperan efektif sebagai
scientific backbone dan techno-structure untuk menyediakan produk teknologi dan rekomendasi
kebijakan yang inovatif dan mampu menjawab isu strategis dan kebutuhan pasar.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Pusat Litbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi berperan
sebagai “policy-input” untuk menyediakan rekomendasi kebijakan penyelenggaraan infrastruktur
PUPR berupa policy brieft, Draft
Permen, Draft Kepmen atau Surat Edaran yang inovatif dan sebagai “technology-intermediator”
untuk mendorong penerapan teknologi litbang dalam rangka percepatan pembangunan
infrastruktur PUPR
Penyusunan rekomendasi kebijakan terdiri atas dua bagian: Penelitian Kebijakan Penyelenggaraan
Infrastruktur PUPR dan Penelitian Kebijakan Penerapan Teknologi Hasil Litbang. Sementara
Penerapan Teknologi meliputi:
1) Pemetaan Kebutuhan Teknologi untuk menjawab isu, tantangan dan kebutuhan pasar
2) Penyiapan Kesiapterapan Teknologi yang meliputi Dokumen Teknis dan Dokumen Rencana
Bisnis
3) Forum Bisnis Teknologi untuk menciptakan kerjasama pengembangan dan industrialisasi
teknologi
4) Replikasi Perdana sebagai pembuktian kesiapterapan teknologi
5) Monev dan Alih Teknologi dalam rangka keberlanjutan teknologi
Kegiatan Litbang TA. 2017 yang terdiri atas Penyusunan Rekomendasi Kebijakan yang dilaksanakan
oleh Bidang Kajian Kebijakan dan Kerjasama. Sementara Kegiatan Penerapan Teknologi
dilaksanakan di Balai Litbang Penerapan Teknologi (3 Balai). Seluruh Kegiatan Litbang di Puslitbang
KPT TA. 2017 dapat tercapai dengan baik sesuai dengan target dan rencana.
Kiranya Resume Kegiatan Litbang TA. 2017 ini dapat menjadi sumber informasi untuk para
pemangku kepentingan dalam rangka mengakselerasi percepatan pembanguna infrastruktur PUPR
yang bermanfaat bagi masyarakat.

Jakarta, Januari 2018


Kepala Pusat Litbang Kebijakan dan
Penerapan Teknologi

Ir. Rezeki Peranginangin, M.Sc. MM

[i]
DAFTAR ISI
KEGIATAN UTAMA 1
• Kebijakan Penyelenggaraan Infrastruktur PUPR 1
• Kebijakan Penerapan Teknologi 1
• Policy Brief Permasalahan Publik PUPR 1
• Pemetaan Kebutuhan Teknologi 1
• Penyusunan Kesiapterapan Teknologi 1
• Forum Bisnis Teknologi 1
• Replikasi Perdana Teknologi 1
• Monev dan Advis Penerapan Teknologi 1
• Penilaian Kesesuaian Teknologi 1

KEGIATAN PENDUKUNG 1
• Penyusunan Program dan Anggaran 1
• 1
• lihat dari paparan Kickoff Balitbang) 1

KEGIATAN PENUNJANG 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI
KEGIATAN UTAMA Ii
Kebijakan Penyelenggaraan Infrastruktur PUPR
• Kajian Kebijakan Pengembangan Infrastruktur PUPR Koridor Trans Papua 2
• Rekomendasi Pengembangan Infrastruktur PUPR Mendukung Pertumbuhan 4
Ekonomi di Kawasan PLBN 6
• Pengembangan dan Pengamanan Bendungan
• Penelitian Kebijakan dan Strategi Penyelenggaraan Infrastruktur PUPR pada
Wilayah Strategis Cepat Tumbuh
• Kajian Kebijakan Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau-pulau Kecil
• Kebijakan Pengembangan Infrastruktur pada Perumahan Nelayan Khusus di Atas
Air
Kebijakan Penerapan Teknologi
• Legalisasi Kebijakan Penerapan Teknologi
Policy Brief Permasalahan Publik PUPR
• Pelayanan Advis dan Pendampingan Teknis
Pemetaan Kebutuhan Teknologi
• Pemetaan Kebutuhan Teknologi Bidang Sumber Daya Air Mendukung Ketahanan
Pangan melalui Pengembangan Teknologi Bendungan, Irigasi, dan Penyediaan Air
Baku
• Pemetaan Kebutuhan Teknologi Air Bersih dan Sanitasi Permukiman
• Pemetaan Kebutuhan Teknologi Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan
Perbatasan Mendukung Konektivitas
Penyusunan Kesiapterapan Teknologi
• Penyiapan Kesiapterapan Teknologi Embung Sederhana
• Penyiapan Kesiapterapan Teknologi Pintu Air Fiber
• Penyiapan Kesiapterapan Teknologi Pompa Air Tenaga Hidro
• Penyiapan Kesiapterapan Teknologi Saluran Irigasi Modular
• Penyiapan Kesiapterapan Teknologi Perumahan dan Permukiman (Model
Kemitraan dalam Penataan Kawasan Kumuh)
• Penyiapan Kesiapterapan Teknologi IPAL Biotour
• Penyiapan Kesiapterapan Teknologi Preservasi Jalan: Material Lokal
• Penyiapan Kesiapterapan Teknologi Preservasi Jalan: Aspal Karet
• Penyiapan Kesiapterapan Teknologi Preservasi Jalan: Timbunan Ringan
Forum Bisnis Teknologi
Replikasi Perdana Teknologi
• Replikasi Perdana Teknologi Pengaman Pantai di Morotai
• Replikasi Perdana Teknologi Pengolahan Air Limbah (Biofilter dan Kolam Sanita)
• Replikasi Perdana Teknologi Menara Pengolah Air untuk Menurunkan Kandungan
Fe fan Mn pada Air Baku
• Replikasi Perdana Penerapan Jalan Wisata di Morotai

[ iii ]
DAFTAR ISI
Monev dan Advis Penerapan Teknologi
• Monev Hasil Penerapan Replikasi Perdana Teknologi Sumber Daya Air
Penilaian Kesesuaian Teknologi (Clearing House)

KEGIATAN PENDUKUNG
Penyusunan Rencana Program Kegiatan dan Anggaran
Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Akuntabilitas Kinerja
Penyiapan Materi Teknis Alih Teknologi Hasil Litbang PUPR
Penyelenggaraan Data Lab. Kebijakan Infrastruktur PUPR
Pengelolaan Website dan E-marketing
Pengelolaan Jurnal
Fasilitasi, Koordinasi, Monitoring Perlaksanaan Reformasi Birokrasi, dan Pembinaan SMM
Pengembangan Kemitraan Kerjasama dan Akselerasi Teknologi Hasil Litbang PUPR
Diseminasi Hasil Litbang dan Publikasi / Pameran

KEGIATAN PENUNJANG
Pengelolaan Administrasi dan Pelaporan Keuangan
Pengelolaan Administrasi dan Pelaporan BMN
Pengelolaan Kehumasan Kearsipan dan Rumah Tangga
Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Pengelolaan Administrasi Kepegawaian

[ iv ]
KEGIATAN UTAMA
KEBIJAKAN
PENYELENGGARAAN
INFRASTRUKTUR
PUPR
KEGIATAN UTAMA
KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR PUPR KORIDOR TRANS PAPUA

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1

Penguatan konektivitas merupakan salah satu LINGKUP KEGIATAN:


agenda pembangunan nasional yang harus
1. Studi literatur dan kebijakan-kebijakan.
dicapai dalam rentang tahun 2015-2019.
2. Diskusi dengan stakeholders kunci di level
Selama ini lemahnya konektivitas antar daerah
instansi yang berwenang dan tokoh-tokoh
di wilayah Papua mengakibatkan harga-harga
masyarakat.
barang lebih mahal dibanding wilayah lain di
3. Analisis pengembangan potensi-potensi
Indonesia sehingga menyebaban wilayah
ekonomi, sosial budaya di wilayah jalan
Papua dan Papua Barat berada dalam posisi
Trans Papua
terbawah dalam pembangunan manusianya.
4. Analisis infrastruktur PUPR prioritas yang
Jalan Trans Papua dibangun untuk membuka
dibutuhkan untuk mendongkrak
keterisolasian wilayah di Papua. Tujuan dari
perkembangan pusat-pusat pertumbuhan
penelitian ini adalah untuk memprediksi pusat-
ekonomi baru
pusat pertumbuhan ekonomi baru yang
5. Analisis road map (rencana program)
potensial berdampak positif meningkatkan
dalam jangka pendek, menengah dan
kondisi perekonomian regional, serta
panjang terkait infrastruktur PUPR dan
merumuskan road map (rencana program)
sektor lain.
dalam jangka pendek,menengah dan panjang
6. Perumusan memo kebijakan
terkait infrastruktur PUPR dan sektor lain.

[2]
OUTPUT: PAGU ANGGARAN:
Rekomendasi kebijakan (policy brief) terkait Rp 1.206.476.000 (Satu Milyar Dua Ratus Enam
rencana program (road map) infrastruktur Juta Empat Ratus Tujuh Puluh Enam Ribu Rupiah)
prioritas PUPR dan sektor lain yang mampu secara swakelola.
memicu pertumbuhan pusat-pusat ekonomi
baru di wilayah Papuadan Papua Barat yang
dilalui trase jalan Trans Papua
REKOMENDASI:
1. Optimalisasi Pusat Pertumbuhan Eksisting
(rounding-up dari kondisi eksisting,
OUTCOME: rekomendasi yang dibutuhkan agar
Untuk mengetahui lokasi-lokasi potensial pusat infrastruktur di lokasi tersebut lengkap).
pertumbuhan ekonomi baru di koridor Trans 2. Pengembangan pusat pertumbuhan baru
Papua dan sebagai arahan kebijakan kebutuhan (kebutuhan infrastruktur di lokasi-lokasi
infrastruktur prioritas mendukung potensi tersebut agar potensinya semakin
pusat pertumbuhan baru. berkembang), yang terdiri dari :
• Kebijakan dan Strategi Pengembangan
PENERIMA MANFAAT: Wilayah Berbasis Kampung adat
1. Ditjen SDA • Kebijakan dan Strategi Mewujudkan
Kawasan Lindung
2. Ditjen Bina Marga • Kebijakan Mewujudkan Penguatan
3. Ditjen Cipta Karya Interaksi Antar Kota
4. BPIW • Kebijakan (Center) Mewujudkan Pusat
5. Balitbang Ekonomi Berbasis Sumber daya Alam
6. Kementerian PDT Berkelanjutan
• Kebijakan Mengembangkan Pertanian
7. Kementerian Perhubungan yang Berkelanjutan
8. Pemda Kawasan Papua • Kebijakan Mewujudkan
9. Akademisi Pengembangan Ekonomi SDA
• Kebijakan Mewujudkan Pusat
LOKASI: Pariwisata berbasis Ekowisata dan
Bahari Berskala Internasional
• Trans Papua Segmen 2: Kabupaten Deiyai, • Kebijakan Mewujudkan
Kabupaten Nabire, Kabupaten Painai. Pengembangan Pusat Pertumbuhan
• Trans Papua Segmen 5: Kabupaten Berbasis Mitigasi dan Adaptasi
Jayawijaya, Kabupaten Lanny Jaya, Bencana
Kabupaten Nduga. • Indikasi Program

[3]
KEGIATAN UTAMA
REKOMENDASI PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR PUPR MENDUKUNG
PERTUMBUHAN EKONOMI DI KAWASAN PLBN

Pembangunan PLBN diharapkan dapat LINGKUP KEGIATAN:


menggerakanroda ekonomi di kawasan
1. Telaah dan penyusunan instrumen
perbatasan, sehingga kebijakan pengembangan
penelitian
wilayah perbatasan tidak hanya ditujukan
2. Survey lapangan dan FGD
untuk mengatasi isu perbatasan semata
3. Analisis dan penyusunan model
(border policy for border areas), namun juga
• Model Pengembangan Kawasan PLBN
untuk peningkatan ekonomi wilayah yang
• Model Dukungan Infrastruktur untuk
berujung pada kesejahteraan masyarakatnya
Peningkatan Daya Saing
(border policy for the improvement of regional
4. Penyusunan roadmap
development and people’s prosperity). Tujuan
5. Penyusunan rekomendasi kebijakan
policy brief ini untuk mengetahui kebijakan dan
strategi yang harus dilakukan untuk
menumbuhkan ekonomi di kawasan OUTPUT:
perbatasan, mengetahui tantangan yang akan Policy brief penyiapan pengembangan
dihadapi dalam mewujudkan instruksi Presiden infrastruktur PUPR mendukung pertumbuhan
tersebut, dan untuk mengetahui rekomendasi ekonomi di kawasan PLBN.
yang dapat diusulkan untuk mengembangkan
infrastruktur PUPR agar dapat menjadi
“magnet” pertumbuhan ekonomi di kawasan
PLBN.

[4]
OUTCOME: sektor/komoditas yang lebih kompetitif,
Rekomendasi kebijakan diharapkan dapat contohnya retail dan pelayanan dasar di
memberikan manfaat yangseluas-luasnya bagi Kawasan Belu.
para pengambil kebijakan agar pembangunan 2. Pemda perlu mendorong pengembangan
kawasan PLBN dapat lebih masif dan dirasakan sektor yang less competitive di sektor
hasilnya secara optimal oleh seluruh pertanian, antara lain dengan penerapan
masyarakat Indonesia. teknologi yang dapat meningkatkan
produktivitas pertanian, pendampingan
budidaya kepada petani, pemberian
PENERIMA MANFAAT: subsidi, penggunaan peralatan/teknologi
BPIW, Ditjen CK dan pihak lain (BNPP, Kemenko tepat guna yang murah dan efektif, serta
Perekonomian) dalam mengelola dan penampungan hasil pertanian dengan
mengembangkan kawasan perbatasan sistem non-ijon.
3. Pemerintah dan Pemda juga harus
LOKASI: mendorong keberadaan local champion.
Pos Lintas Batas Entikong dan Pos Lintas Batas 4. Perlu didorong Inovasi-inovasi digital
Mota’ain. seperti kolaborasi dengan pengembang
apps (Airy Rooms, Airbnb, iGrow,dll) dan
PAGU ANGGARAN: diimbangi dengan pembangunan fasilitas
pendukung pariwisata.
Rp 826.615.000 (Delapan Ratus Dua Puluh 5. Melengkapi PLBN dengan fasilitas
Enam Juta Enam Ratus Lima Belas Ribu Rupiah) komersial (etalase) untuk pemasaran
secara Swakelola. produk-produk khas daerah.
6. Memadukan Pendekatan teknis dengan
KESIMPULAN & social engineering agar output yang
REKOMENDASI: dicapai bisa segera memberikan outcome
1. Barang/jasa yang akan dikembangkan di dan positive impact.
kawasan sekitar PLBN sebaiknya
sektor/komoditas yang lebih kompetitif,
contohnya retail dan pelayanan dasar di
Kawasan Belu.

[5]
KEGIATAN UTAMA
PENGEMBANGAN DAN PENGAMANAN
BENDUNGAN

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1

1
Selain bermanfaat dalam menunjang LINGKUP KEGIATAN:
peningkatan status sosial ekonomi dengan
1. Merumuskan konsep kajian penelitian,
pemenuhan swasembada pangan, irigasi,
studi literatur, dan kebijakan-kebijakan
upaya konservasi, PLTA, pengendalian banjir,
yang sudah ada.
pariwisata dan sebagainya, bendungan juga
2. Melakukan survey, investigasi,
menyimpan potensi bahaya yang cukup besar
danpengolahan data.
jika tidak dikeloladengan baik. Terlebih jika
3. Mengidentifikasi kondisi eksisting fisik dan
investasi PLTA yang telah dibenamkan pada
pengamanan bendungan.
bendungan tidak didukung dengan upaya
4. Mengidentifikasi kondisi iklim investasi
pengamanan (konservasi) di catchment area
(kebijakan, kelembagaan, tata kelola
agar terwujud kualitas, kuantitas, dan
pengusahaan, termasuk urusan perizinan)
kontinuitas air untuk berlangsungnya operasi
di lokasi penelitian.
PLTA. Saat ini akan dibangun 49 bendungan,
5. Mengidentifikasi kondisi dan kapasitas
untuk itu diperlukan upaya pengamanan dan
pengamanan asset bendungan.
pengembangan bendungan agar tetap
6. Mengolah data hasil identifikasi di
berfungsi dengan baik dan memberikan nilai
lapangan dan menyusun rekomendasi
tambah (added value) berkelanjutan.
kebijakan.

[6]
OUTPUT: PAGU ANGGARAN:
Naskah Kebijakan berupa masukan kebijakan Rp 840.156.000 (Delapan Ratus Empat Puluh
untuk internal Kementerian PUPR dalam hal Juta Seratus Lima Puluh Enam Ribu Rupiah)
perencanaan pengembangan dan secara Swakelola.
pengamananbendungan serta masukan
kebijakan untuk dukungan sektor lain yang
dapat dikaitkandengan perencanaan
KESIMPULAN &
pembangunan infrastruktur khususnya REKOMENDASI:
bendungan. 1. Memastikan rencana pengelolaan
bendungan juga meliputi daerah tangkapan
OUTCOME: air(catchment area) dan dimasukkanke
RTRW dan Peraturan Daerah serta kawasan
Untuk meningkatkan nilai tambah
sekitar waduk/bendungan dan sempadan
bendunganmelalui usulan-usulan kebijakan,
waduk dibuat zona hijau, dapat berupa
kelembagaan, tata kelola pengusahaan SDA,
taman atau arboretum.
(termasuk urusan perizinan) pada bendungan-
2. Penataan kawasan waduk dengan konsep
bendungan di lokasi penelitian dan bagaimana
ekonomi kerakyatan yang mendidik untuk
mengelola catchment area di sekitar
memberikan added value bagi seluruh
bendungan dengan baik
masyarakat yang tinggal di sekitar waduk .
3. agar kapasitas energi listrik terpasang
PENERIMA MANFAAT: mendekati angka 10 MW (mendekati feed
1. Ditjen SDA in tariff) sehingga dapat dikategorikan
2. Ditjen Bina Konstruksi cukup layak.
3. BPIW 4. Sebelum tahap pembangunan dimulai,
4. Balitbang beberapa prasyarat seperti Permit, Location
5. Pemda di lokasi penelitian Permit, MoU dengan PLN, Power
6. BKPM Purchasing Agreement (PPA) antara Badan
7. Kemenko Perekonomian Usaha dengan PLN harus dipersiapkan
8. Akademisi dengan baik.
5. Pemerintah harusmemfasilitasi proses
LOKASI: pemanfaatan BMN untuk
• Sumatera Selatan (Bendungan Tiga Dihaji) PLTA/PLTM/PLTMH agar bisnis ini menarik.
• Jawa Barat (Bendungan Kuningan) Salah satu caranya adalah dengan
• Nusa Tenggara Barat (Bendungan Tanju) menstrukturkan proyek dengan baik
• Sulawesi Selatan (Bendungan Pamukkulu) mengingat lama konsesi bisa mencapai 15
s/d 40 tahun.

[7]
KEGIATAN UTAMA
PENELITIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR PUPR
PADA WILAYAH STRATEGIS CEPAT TUMBUH

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
Pada beberapa Wilayah Pengembangan LINGKUP KEGIATAN: 1
Strategis, terdapat beberapa wilayah strategis 1. Identifikasi tingkat kesenjangan ekonomi
cepat tumbuh yang harus direspon dengan antarwilayah strategis cepat tumbuh
kebijakan penyelenggaraan infrastruktur PUPR dengan wilayah lainnya.
untuk menurunkan tingkat ketimpangan 2. Identifikasi potensi ekonomi sumber daya
pembangunan antar wilayah. Namun demikian, di lokasi strategis cepat tumbuh
kebutuhan infrastruktur tersebut dapat dibandingkan dengan wilayah-wilayah
bervariasi antar wilayah. Untuk itu, identifikasi lainnya.
kebutuhan infrastruktur yang tepat, dapat 3. Identifikasi gambaran tingkat/status
membuat peran pembangunan infrastruktur kawasan/subkawasan di lokasi wilayah
dalam menurunkan tingkat ketimpangan antar strategis cepat tumbuh.
wilayah menjadi lebih efektif. Atas dasar 4. Identifikasi kondisi dan kebutuhan
ini,diperlukan suatu kajian untuk melihat infrastruktur PUPR ke depan diwilayah-
Wilayah Pengembangan Strategis khususnya di wilayah strategis cepat tumbuh, termasuk
Pusat Pertumbuhan Terpadu di mana termasuk potensi penerapanteknologi infrastruktur
Wilayah Strategis Cepat Tumbuh. PUPR hasil litbang.
5. Identifikasi kebijakan dan strategi
pengembangan infrastruktur PUPR dalam
rangka mengakselerasi pertumbuhan
ekonomi dan pengurangan kesenjangan
di wilayah strategis cepat tumbuh.

[8]
OUTPUT: WPS sehingga dapat menjadi model
Naskah kebijakan berupa materi teknis untuk diterapkan di tempat lain.
kebijakan dan strategi pembangunan b. Penerapan teknologi secara
infrastruktur PUPR (termasuk jenis-jenis hasil menyebar pada sejumlah titik
litbang) pada wilayah pengembangan strategis sehingga sekalgus menjadi solusi
(WPS) khususnya kawasan strategis cepat langsung dari permasalahan
tumbuh. pemenuhan kebutuhan teknologi
hasil litbang PUPR.
OUTCOME: 3. Mereview kembali, penetapan batas
Mengakselerasi pembangunan infrastruktur atau deliniasi WPS berdasarkan kab./kota
PUPR pada wilayah strategis cepat tumbuh yang telah ditetapkan dengan dua
sehingga dapat menjadi pemicu bagi wilayah alternatif kebijakan:
sekitarnya melalui rekomendasi kebijakan yang a. Mendorong agar kawasan dengan
dapat diimplementasikan.
batas kab./kota pada WPS Cepat
Tumbuh yang telah ditetapkan
PENERIMA MANFAAT: tersebut terus dipacu
Badan Pengembangan Wilayah (BPIW), pengembangannya melalui
Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat pembangunan infrastruktur PUPR
Jenderal SDA, Direktorat Jenderal Cipta Karya di
sesuai RTRW, namun juga tetap
lingkungan Kementerian PUPR; Kementerian
dikendalikan agar tetap sesuai
Dalam Negeri; Kementerian Desa,
koridor pengendalian pemanfaatan
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi; Bappenas; dan Pemerintah ruang.
Daerah (Provinsi dan Kab./Kota). b. Melakukan review terhadap
kab./kota yang termasuk dalam WPS
LOKASI: Cepat Tumbuh yang statusnya
mengalami perubahan.
Sumatera (Metro Medan, Tebing Tinggi,
c. Khusus untuk WPS Bali, mengingat
Dumai, dan Pekanbaru), Bali (Gilimanuk,
Denpasar, dan Padang Bay), dan Kalimantan dari 9 kabupaten/kota yang ada
(Balikpapan, Samarinda, dan Maloy). ProvinsiBali dan hanya 2 kabupaten
yang tidak termasuk dalam WPS
PAGU ANGGARAN: Cepat Tumbuh(Kab. Buleleng dan
Kab. Bangli) dan semuanya masih
Rp 856.268.000 (Delapan Ratus Lima Puluh
Enam Juta Dua Ratus Enam Puluh Delapan Ribu dalam satu pulau, makasebaliknya 2
Rupiah) secara Swakelola. kabupaten tersebut dimasukkan ke
dalam WPS yang sama.
REKOMENDASI: d. Untuk mendukung akselerasi
pengembangan WPS Cepat Tumbuh,
1. Melakukan akselerasi pembangunan
selain pembangunan infrastruktur
infrastruktur PUPR terutama pada lokasi
PUPR, dibutuhkan kebijakan dan
yang tingkat pemenuhan kebutuhan
strategi dari sektor lain, terutama
infrastrukturnya masih di bawah SPM.
pada sektor-sektor unggulan seperti
2. Perlunya penerapan teknologi terutama
pertanian,kehutanan, perkebunan,
sektor air bersih, persampahan, dan
dan perikanan, namun di saat yang
perkerasan jalan dengan alternatif:
sama juga tetap menekan tingkat
a. Penerapan teknologi secara terpusat
kesenjangan.
pada suatu lokasi tertentu di setiap

[9]
KEGIATAN UTAMA
KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR PUPR DI PULAU-PULAU KECIL

Selain daerah perbatasan, wilayah pinggiran LINGKUP KEGIATAN:


seperti pulau-pulau kecil juga menjadi agenda 1. Identifikasi kondisi infrastruktur eksisting
pembangunan nasional, di mana jumlah pulau (terutam aair bersih dan sanitasi), potensi
kecil yang sudah bernama paling sedikit ada sosekling, dan kendala pembangunan
13.466. Sebanyak 60% populasi penduduk infrastruktur dan pengembangan wilayah.
Indonesia tinggal di wilayah pesisir yang mata 2. Identifikasi kondisi tatanan kelembagaan
pencahariannya mengandalkan sumberdaya lokal eksisting.
laut dan perikanan. Namun, masih terdapat 3. Analisis daya dukung, tingkat kerentanan
permasalahan yang dihadapi di pulau kecil, (fisik dan non fisik), inovasi/
seperti Indeks Kerentanan Tinggi (kejadian pengembangan teknologi berbasis
tsunami, pertumbuhan dan kepadatan komunitas.
penduduk, elevasi, kemiringan, dan 4. Perumusan kebijakan.
penggunaan lahan), rendahnya mutu
infrastruktur, dan Pulau Tarakan menghadapi
situasi unstainability infrastruktur dan OUTPUT:
teknologi. Kegiatan ini secara umum dilakukan Policy brief dalam pengembangan infrastruktur
untuk melihat permasalahan yang dihadapi PUPR di pulau-pulau kecil.
masyarakat di pulau-pulau kecil.

[ 10 ]
OUTCOME: PAGU ANGGARAN:
1. Untuk memperoleh gambaran kondisi Rp 659.073.000 (Enam Ratus Lima Puluh
infrastruktur dan masyarakat di lokasi Sembilan Juta Tujuh Puluh Tiga Ribu Rupiah)
studi. secara Swakelola.
2. Konsep Road map pengembangan
infrastruktur dalam kurun beberapa tahun
kedepan.
KESIMPULAN &
3. Aktor-aktor kelembagaan dan wacana REKOMENDASI:
kolektif yang dominan terkait Berdasarkan hasil kajian, dalam mengatasi
pengembangan infrastruktur. permasalahan yang dihadapi di setiap lokasi
4. Konsep delivery system kajian, secara bertahap perlu dilakukan
pengembanganinfrastruktur yang program-program sebagai berikut:
potensial dikembangkan • Kabupaten Rote Ndao
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan,
PENERIMA MANFAAT: kebutuhan mendesak di wilayah ini adalah air
Pihak internal Kementerian PUPR antara lain: baku baik itu untuk keperluan sehari hari dan
Ditjen Cipta Karya, Ditjen Bina Marga, Ditjen irigasi pertanian.
Sumber Daya Air, Badan Pengembangan • Kabupaten Bintan
Infrastruktur Wilayah, Balitbang. Sedangkan Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan,
untuk pihak eksternal, kajian ini akan menyasar kebutuhan mendesak di wilayah ini adalah di
antara lain:Kementrian Desa, Daerah Tertinggal sektor air baku, aksesibilitas dan kualitas jalan
dan Transmigrasi serta Pemerintah daerah serta penanganan abrasi pantai.
• Kawasan Mandeh, Kabupaten Pesisir
Selatan
LOKASI: Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan,
Rote Ndao - Nusa Tenggara Timur, Bintan - kebutuhan mendesak di wilayah ini adalah di
Kepulauan Riau, dan Mandeh - Sumatera Barat. sektor SDA (Air baku), Cipta Karya (sanitasi dan
persampahan) serta kelistrikan.

[ 11 ]
KEGIATAN UTAMA
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
PADA PERUMAHAN NELAYAN KHUSUS
DI ATAS AIR

Kepulauan yang memiliki potensi besar di LINGKUP KEGIATAN:


sektor perikanan, namun profesi sebagai 1. Identifikasi karakteristik masyarakat
nelayan berkurang setiap tahunnya. Hal ini nelayan yang tinggal di atas air.
disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya 2. Identifikasi karakteristik permukiman
minimnya kesejahteraan, terlihat dari nelayan di atas air.
permukiman nelayan yang identik dengan 3. Identifikasi pengelolaan keberlanjutan
kumuh karena keterbatasan fasilitas rumah nelayan di atas air.
penunjang. Diperlukan infrastruktur
permukiman yang mendukung kehidupan para
nelayan sesuai kearifan lokal setempat, OUTPUT:
khususnya infrastruktur penyedia air baku, Sebagai rekomendasi kebijakan bagi
pengolahan air limbah, dan persampahan. Di stakeholder terkait dalam menyediakan
sisi lain, fakta menunjukkan bahwa sebagian infrastruktur PUPR, khususnya untuk
nelayan yang bermukim di atas air sejak turun meningkatkan kualitas rumah nelayan khusus
temurun (suku Bajau) mengalami persoalan di atas air.
legalitas rumah. Jumlah Suku Bajau di
Indonesiasangat banyak, tersebar dari Sabang OUTCOME:
hingga Merauke. Suku Bajau memiliki kearifan Sebagai rekomendasi kebijakan bagi
lokal hidupdi atas laut dan menangkap ikan stakeholder terkait dalam menyediakan
merupakan satu-satunya mata pencahariannya. infrastruktur PUPR, khususnya untuk
Tujuan kegiatan ini untuk mengidentifikasi meningkatkan kualitas rumah nelayan khusus
aspek teknis, peraturan, sosial budayadan di atas air.
lingkungan pada rumah nelayan khusus di atas
air. Tujuan penelitian ini adalahmenyusun
konsep rumah khusus nelayan di atas air dan
strategi pengelolaannya.

[ 12 ]
PENERIMA MANFAAT: REKOMENDASI:
Penerima manfaat dari kegiatan penelitian ini 1. Menyiapkan peraturan untuk
meliputi Ditjen Penyediaan Perumahan, Ditjen permukiman nelayan khusus di atas air.
Cipta Karya - Kementerian PUPR, Kementerian 2. Penyediaan infrastruktur pengolahan air
Kelautan dan Perikanan limbah dan persampahan.
3. Edukasi kepada masyarakat terkait
LOKASI: kesadaran lingkungan.
1. Sulawesi Tengah, Kabalutan, Tojo Una- 4. Konsep pengelolaan septic tank komunal.
Una 5. Optimalisasi wisata perikanan dan produk
2. Sulawesi Tengggara, Wakatobi, Pulau hasil laut.
Wangi-Wangi. 6. Wisata budaya rumah di atas air.
3. Kalimantan Barat, Kabupaten Kubu Raya, 7. Koordinasi standarisasi rumah dan
Kampung Nelayan Sungai Kakap. pemrograman.
4. Kalimantan Timur, Bontang, Kampung 8. Pembentukan kelembagaan pengelolaan
Nelayan Bontang Kuala. lingkungan.
9. Kajian terkait daya dukung permukiman di
atas air.
PAGU ANGGARAN: 10. Pembentukan zonasi penataan ruang
Rp 634.978.000 (Enam Ratus Tiga Puluh Empat permukiman di atas air.
Juta Sembilan Ratus Tujuh Puluh Delapan Ribu
Rupiah) secara Swakelola.

[ 13 ]
KEGIATAN UTAMA
KEBIJAKAN
PENERAPAN
TEKNOLOGI
KEGIATAN UTAMA
LEGALISASI KEBIJAKAN PENERAPAN TEKNOLOGI

Selain daerah perbatasan, wilayah pinggiran LOKASI:


seperti pulau-pulau kecil juga menjadi agenda Jawa Barat, Yogyakarta, Surabaya
pembangunan nasional, di mana jumlah pulau
kecil yang sudah bernama paling sedikit ada
13.466. Sebanyak 60% populasi penduduk PAGU ANGGARAN:
Indonesia tinggal di wilayah pesisir yang mata Rp 451.239.000 (Empat Ratus Lima Puluh Satu
pencahariannya mengandalkan sumberdaya juta Dua Ratus Tiga Puluh Sembilan Ribu
laut dan perikanan. Namun, masih terdapat Rupiah) secara Swakelola.
permasalahan yang dihadapi di pulau kecil,
seperti Indeks Kerentanan Tinggi (kejadian KESIMPULAN &
tsunami, pertumbuhan dan kepadatan
penduduk, elevasi, kemiringan, dan
REKOMENDASI:
1. Rancangan Surat Edaran Menteri tentang
penggunaan lahan), rendahnya mutu
Tata Cara Penerapan Teknologi di
infrastruktur, dan Pulau Tarakan menghadapi
Kementerian PUPR sebagai acuan kepada
situasi unstainability infrastruktur dan
Unit Organisasi Pelaksana terkait
teknologi. Kegiatan ini secara umum dilakukan
pelaksanaan penerapan teknologi untuk
untuk melihat permasalahan yang dihadapi
pembangunan infrastruktur bidang
masyarakat di pulau-pulau kecil.
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Rancangan SE ini berisi:
LINGKUP KEGIATAN: • Tata cara pelaksanaan penerapan
1. Identifikasi rancangan peraturan yang teknologi
dibutuhkan user dalam menerapkan • Tata cara pelaksanaan kerjasama
teknologi hasil litbang. penerapan teknologi
2. identifikasi bagaimana rancangan • Monitoring dan evaluasi penerapan
peraturan tentang penilaian kesesuaian teknologi
teknologi 2. Rancangan Surat Edaran Kepala Badan
Litbang tentang Penilaian Kesesuaian
OUTPUT: Teknologi sebagai upaya mendukung
1. Draft SE Menteri PUPR tentang Pedoman pembangunan infrastruktur melalui
Penerapan Teknologi Hasil Litbang. penerapan teknologi dari hasil litbang
2. Draft SE Kepala Badan Litbang atau hasil kliring terhadap teknologi dari
Kementerian PUPR tentang Penilaian luar dalam upaya melakukan alih
Kesesuaian Teknologi. teknologi di lingkungan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
SE ini berisi:
OUTCOME: • Pengenalan teknologi dari luar
Menyediakan payung hukum bagi user (sektor) Badan Litbang PUPR
sebagai acuan dalam menerapkan (replikasi) • Indikator penilaian kesesuaian
teknologi hasil litbang. Tujuan penelitian ini teknologi
adalah menyusun rancangan peraturan • Pemeriksaan administrasi
tentang penerapan teknologi hasil litbang • Audiensi
Kementerian PUPR (termasuk tentang penilaian • Ekspose teknis
kesesuaian teknologi). • Uji laboratorium
• Uji gelar
PENERIMA MANFAAT: • Surat keterangan hasil uji dan
Direktorat Jenderal teknis di lingkungan penilaian kesesuaian teknologi
Kementerian PUPR • Monitoring dan evaluasi

[ 15 ]
KEGIATAN UTAMA
POLICY BRIEF
PERMASALAHAN
PUBLIK PUPR
KEGIATAN UTAMA
PELAYANAN ADVIS DAN PENDAMPINGAN TEKNIS

Dalam rangka mendukung tugas pelaksanaan 4. Kajian Ekologi Danau di Indonesia


penelitian dan pengembangan, pengkajian 5. Meikarta: Problematika, Potensi
kebijakan dan strategi pengembangan Dampak, dan Ulasan Kebijakan
infrastruktur serta penerapan teknologi hasil 6. Rencana Joint Research
penelitian dan pengembangan di bidang Pengembangan Teknologi 3D Printing
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 7. Inovasi Kebijakan KPBU dalam
Puslitbang KPT memberikan layanan advis Pemenuhan Layanan Sosial (Edukasi
teknis kepada Unit Organisasi di lingkungan dan Pendidikan)
Kementerian PUPR, Pemda dan stakeholders
8. Kebijakan Pembangunan Infrastruktur
lainnya, agar rekomendasi Kebijakan untuk
di Kawasan Konservasi Cagar Budaya
penanganan permasalahan publik dapat
dan Cagar Alam: Studi Kasus Taman
dimanfaatkan sesuai dengan kondisi yang
terjadi di lapangan. Nasional Bukit Barisan Selatan
9. Penjajakan Kerjasama Penerapan
Teknologi Recycling Concrete dengan
LINGKUP KEGIATAN: Uni Eropa
1. Kebijakan Penerapan Building
Information Modelling (BIM) di
lingkungan Kementerian PUPR OUTPUT:
2. Manajemen Penanganan Bencana: Output kegiatan berupa policy brief (dalam
Tantangan, Rekomendasi Kebijakan, dan bentuk nota dinas) untuk Pimpinan disiapkan
Peluang Riset oleh Tim agar Pimpinan Kementerian PUPR
3. Partisipasi Masyarakat Mendukung dapat memperoleh insight dari rekomendasi
Pembangunan Jembtan Gantung kebijakan yang ditawarkan.

[ 17 ]
OUTCOME: Bencana: Tantangan, Rekomendasi
Kebijakan, dan Peluang Riset” akan segera
Tujuan kegiatan ini adalah termanfaatkannya
disampaikan kepada Pimpinan.
rekomendasi Kebijakan untuk penanganan
3. Kegiatan Partisipasi Masyarakat
permasalahan public.
Mendukung Pembangunan Jembatan
Gantung dikemas dalam bentuk [Draft]
PENERIMA MANFAAT: Panduan untuk disampaikan kepada
1. Stakeholder di lapangan, yaitu Ditjen Bina Marga.
Direktorat Jenderal teknis di lingkungan 4. Kajian Ekologi Danau di Indonesia telah
Kementerian Pekerjaan Umum dan disampaikan kepada Pimpinan dan UNOR
Perumahan Rakyat. terkait.
2. Pemerintah dan Pemerintah Daerah 5. Policy Brief Meikarta: Problematika,
Provinsi maupun Pemerintah Daerah Potensi Dampak, dan Ulasan Kebijakan
Kabupaten/ Kota. akan menjadi lessons learned bagaimana
agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di
sektor properti tanah air.
LOKASI: 6. Puslitbang KPT akan melakukan
Lokasi pelaksanaan advis adalah Jawa Barat, komunikasi intens dengan PT. PP
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Timur, (Persero) terkait Rencana Joint Research
Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan, Pengembangan Teknologi 3D Printing.
Bali dan Maluku Utara. 7. Policy Brief Inovasi Kebijakan KPBU akan
difokuskan pada ide asuransi bencana
PAGU ANGGARAN: (dilaksanakan pada awal TA. 2019).
Rp 638.168.000 (Enam Ratus Tiga Puluh 8. [Draft} Policy Brief “Kebijakan
Delapan Juta Seratus Enam Puluh Delapan Ribu Pembangunan Infrastruktur di Kawasan
Rupiah) secara Swakelola. Konservasi Cagar Budaya dan Cagar Alam :
Studi Kasus Taman Nasional Bukit Barisan
KESIMPULAN & Selatan” akan segera disampaikan kepada
Pimpinan sebagai bentuk keberpihakan
REKOMENDASI: Kementerian PUPR terhadap
1. Mempersiapkan proposal dan laporan keberlanjutan ekosistem dan biodiversity.
kepada Menteri PUPR terkait action plan 9. Penjajakan Kerjasama Penerapan
implementasi Penerapan Building Teknologi Recycling Concrete dengan Uni
Information Modelling (BIM) di lingkungan Eropa akan dilanjutkan pada TA. 2019
Kementerian PUPR pada pilot project. dengan the most possible options untuk
2. Policy Brief “Manajemen Penanganan pengembangan teknologi secara mas.
Bencana : Tantangan, Rekomendasi

[ 18 ]
KEGIATAN UTAMA
PEMETAAN
KEBUTUHAN
TEKNOLOGI
KEGIATAN UTAMA
PEMETAAN KEBUTUHAN TEKNOLOGI BIDANG
SUMBER DAYA AIR MENDUKUNG KETAHANAN
PANGAN MELALUI PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI BENDUNGAN, IRIGASI, DAN
PENYEDIAAN AIR BAKU
Pembangunan waduk, penyediaan air baku,
serta pembangunan dan rehabilitasi irigasi
merupakan program untuk mendukung
ketahanan pangan. Mengacu pada hal
tersebut, Puslitbang SDA telah menghasilkan
berbagai teknologi bidang SDA yang berpotensi
mendukung pencapaian sasaran program
ketahanan pangan nasional.
Tujuan penelitian ini adalah menyusun
rekomendasi kebutuhan teknologi yang perlu
dikaji / dikembangkan lebih lanjut oleh
Puslitbang SDA untuk menjawab isu strategis /
kebutuhan pasar / tantangan infrastruktur SDA.

LINGKUP KEGIATAN:
1. Identifikasi isu strategis (hasil kajian,
tantangan, permintaan user, direktif
pimpinan).
2. Analisis kebutuhan akan teknologi
3. Identifikasi ketersediaan teknologi
(Balitbang dan luar).
4. Pengembangan teknologi eksisting
Balitbang / modifikasi teknologi luar /
inovasi baru.
5. Rekomendasi: Kisi-kisi untuk Litbang
(Pengembangan teknologi dan teknologi
mendukung ketahanan pangan).

OUTPUT:
1 (Satu) Naskah rekomendasi perencanaan
Litbang (kisi-kisi pengembangan teknologi
mendukung ketahanan pangan).

OUTCOME:
Menjadi dasar penerapan dan program riset
pengembangan teknologi pada tahun anggaran
berikutnya, sehingga dapat membantu dalam
mendukung ketahanan pangan.

[ 20 ]
Sedimentasi Saluran Irigasi Keramba Ikan dan Gulma di
Batang Anai Bendungan Cengklik

PENERIMA MANFAAT: 2. Teknologi untuk mengatsi Kerusakan


Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah Infrastruktur Irigasi: Pintu Sorong Tonjol
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balitbang Berbahan GFRP serta Pengembangan
Kementerian PUPR, Pemerintah Daerah, Alat Ukur Debit Real Time dan Akumulasi
masyarakat setempat. Volume.
3. Teknologi untuk mengatasi kondisi lahan
pertanian yang berada di atas saluran
LOKASI: irigasi: Pompa Air Tenaga Hidro (PATH).
Lokasi Studi kegiatan ini terdapat di Provinsi
Jawa Barat (WS Citarum, WS Cimanuk-
Cisanggarung, dan WS Citanduy), Jawa Timur REKOMENDASI:
(WS Brantas dan WS Bengawan Solo), 1. Perlunya evaluasi kinerja teknologi yang
Kalimantan Selatan (WS Barito), dan Sumatera dihasilkan oleh Puslitbang SDA secara
Barat (WS Indragiri-Akuaman dan WS berkelanjutan.
Batanghari). 2. Teknologi yang dikembangkan harus
mempertimbangkan tidak hanya aspek
PAGU ANGGARAN: teknis, namun juga aspek sosial, ekonomi,
Rp. 635.416.000 (Enam Ratus Tiga Puluh Lima dan lingkungan.
Juta Empat Ratus Enam Belas Ribu Rupiah) 3. Teknologi SDA yang dikembangkan harus
secara Swakelola. lebih sinkron dengan permasalahan dan
kebutuhan pengguna.
4. Perlunya dilakukan kerjasama/kolaborasi
KESIMPULAN: pengembangan teknologi SDA, baik
1. Teknologi untuk mengatasi Kebocoran dengan litbang lainnya, perguruan tinggi,
saluran irigasi: Saluran irigasi berbahan maupun produsen / industri penghasil
ferosemen, Jaringan Irigasi Perpipaan, teknologi di dalam maupun luar negeri.
dan Saluran Irigasi Modular

[ 21 ]
KEGIATAN UTAMA
PEMETAAN KEBUTUHAN TEKNOLOGI AIR
BERSIH DAN SANITASI PERMUKIMAN

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
Target gerakan nasional 100-0-100 oleh LINGKUP KEGIATAN: 1
Direktorat Cipta Karya dilakukan dengan 3 1. Identifikasi isu strategis (hasil kajian,
pendekatan, yaitu membangun sistem, fasilitasi 1
tantangan, permintaan user, direktif
pemerintah daerah, serta pemberdayaan pimpinan).
masyarakat. 2. Analisis kebutuhan akan teknologi. 1
3. Identifikasi ketersediaan teknologi
Demikian dengan pembangunan sarana dan
(Balitbang dan luar).
prasarana air minum dan sanitasi yang
4. Pengembangan teknologi eksisting
menggunakan prinsip pemberdayaan Balitbang / modifikasi teknologi luar /
masyarakat. Salah satunya dilakukan melalui inovasi baru.
program Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan 5. Rekomendasi: kisi-kisi Litbang
Sanitasi Berbasis Masyarakat) dan Sanimas (Pengembangan teknologi mendukung
(Sanitasi Berbasis Masyarakat). Dengan kebutuhan air minum & sanitasi.
partisipasi masyarakat, sarana dan prasarana
yang dibangun melalui program-program OUTPUT:
tersebut diharapkan dapat dioperasikan dan 1 (Satu) Naskah rekomendasi perencanaan
diperlihara sehingga tercapai keberlanjutan. Litbang (kisi-kisi pengembangan teknologi
mendukung kebutuhan air minum dan sanitasi
Tujuan penelitian ini adalah menyusun
permukiman).
rekomendasi kebutuhan teknologi air minum
dan sanitasi permukiman di lokasi terpilih di
Indonesia yang perlu dikaji / dikembangkan
OUTCOME:
Menjadi dasar penerapan dan program riset
lebih lanjut oleh Puslitbang Perumahan dan
pengembangan teknologi pada tahun anggaran
Permukiman untuk menjawab isu strategis /
berikutnya, sehingga dapat membantu
kebutuhan pasar / tantangan infrastruktur
meningkatkan pengolahan air bersih dan
Perumahan dan Permukiman. sanitasi permukiman bagi masyarakat sekitar.

[ 22 ]
PENERIMA MANFAAT: destilator Atam Kaca, Sub Reservoir Air Hujan
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah dan Aquifer Storage and Recovery (ASR).
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Balitbang 2. Teknologi Balitbang Perumahan dan
Kementerian PUPR, Pemerintah Daerah, Permukiman yang perlu pengembangan,
Asosiasi Kelompok Sanitasi Seluruh Indonesia
antara lain: Instalasi IPA Merotek dengan
(Aksansi), Asosiasi Badan Pengelola Sistem
penambahan proses elektrolisis, Teknologi
Pengolahan Air dan Sanitasi (BPSPAMS) serta
masyarakat. Saringan Rumah Tangga dilengkapi dengan
proses desinfeksi, Teknologi Meteran Air
LOKASI: dengan Sistem Prabayar, dan Teknologi
Penangkapan dan Pengolahan Air Hujan
Kebumen, Rembang, Kepulauan Selayar.
Sistem Komunal.

PAGU ANGGARAN: 3. Rekomendasi ketersediaan Teknologi


Rp. 485.322.000,00 (Empat Ratus Delapan Eksternal yang dapat diadopsi dan
Puluh Lima Juta Tiga Ratus Dua Puluh Dua Ribu dikembangkan, antara lain: Pengembangan
Rupiah) secara Swakelola. Decision Support System untuk
Pendistribusian Air (FIGARO) dan
KESIMPULAN & Pengembangan Teknologi menggunakan
REKOMENDASI: Material Polimer Kalium Poliakrilat (Solid
Rain).
1. Analisa klasifikasi teknologi Balitbang
Perumahan dan Permukiman yang sudah 4. Inovasi teknologi baru yang dapat di adopsi
siap terap, antara lain: Pompa Hidram, dan diterapkan antara lain: Sistem
Biokontaktor, Meralis, Teknologi Pembayaran dengan Sistem IOT (Internet
Pengolahan Air Payau Sistem Membram of Things) dan Modular Water Treatment
ALS, Pengolahan Air Payau Sistem System.
destilator Atam Kaca, Sub Reservoir Air

[ 23 ]
KEGIATAN UTAMA
PEMETAAN KEBUTUHAN TEKNOLOGI BIDANG
JALAN DAN JEMBATAN DI KAWASAN
PERBATASAN MENDUKUNG KONEKTIVITAS

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1

1
Pemerintah saat ini melalui kebijakan Nawa
Cita, menyinggung pentingnya pembangunan
LINGKUP KEGIATAN:
1. Identifikasi isu strategis (hasil kajian,
di perbatasan. Implementasi dari kebijakan itu
tantangan, permintaan user, direktif
adalah mulai gencarnya pembangunan di
pimpinan).
daerah pinggiran seperti kawasan perbatasan
2. Analisis kebutuhan akan teknologi.
yang tersebar di berbagai penjuru Nusantara.
3. Identifikasi ketersediaan teknologi
Dengan pembangunan infrastruktur Jalan dan (Balitbang dan luar).
Jembatan, diharapkan dapat meningkatkan 4. Pengembangan teknologi eksisting
mobilitas dan mengurangi biaya logistik Balitbang / modifikasi teknologi luar /
sehingga daya saing nasional meningkat dan inovasi baru.
disparitas antar wilayah di Indonesia 5. Rekomendasi: kisi-kisi Litbang
berkurang. (Pengembangan teknologi bidang jalan
dan jembatan di kawasan perbatasan
Tujuan penelitian ini adalah menyusun
mendukung konektivitas.
rekomendasi kebutuhan teknologi bidang jalan
dan jembatan di kawasan perbatasan
mendukung konektivitas yang perlu dikaji / OUTPUT:
dikembangkan lebih lanjut oleh Puslitbang 1 (Satu) Naskah rekomendasi perencanaan
Jalan dan Jembatan untuk menjawab isu Litbang (kisi-kisi pengembangan teknologi dan
strategis / kebutuhan pasar / tantangan kisi-kisi pengembangan teknologi di perbatasan
infrastruktur Jalan dan Jembatan. mendukung konektivitas).

[ 24 ]
OUTCOME: KESIMPULAN &
Menjadi dasar penerapan dan program riset REKOMENDASI:
pengembangan teknologi pada tahun anggaran 1. Teknologi Balitbang bidang JATAN yang
berikutnya, sehingga dapat membantu
perlu pengembangan untuk isu di PPKT
meningkatkan konektivitas bagi masyarakat
sekitar. adalah timbunan ringan mortar busa,
proteksi lereng vegetatif dan jembatan
ringan (judesa)
PENERIMA MANFAAT: 2. Modifikasi teknologi eksternal bidang
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah
JATAN untuk isu di PPKT adalah spray
Direktorat Jenderal Bina Marga, Balitbang
Kementerian PUPR, Pemerintah daerah. dan injected patching, perkuatan lereng
masyarakat. geogrid, zat aditif untuk stabilisasi tanah,
road barrier silinder jalan dan spek khusus
LOKASI: jalan PPKT
Pulau Weh (D.I. Aceh), Pulau Bintan (Kepulauan 3. Inovasi teknologi bidang JATAN untuk isu
Riau) dan Pulau Rote (Nusa Tenggara Timur). di PPKT adalah beton polimer tanpa
agregat batu, peningkatan kualitas
PAGU ANGGARAN: material lokal substandar, jalan sebagai
Rp.732.758.000 (Tujuh Ratus Tiga Puluh Dua tanggul embug, sampah plastik sebagai
Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Delapan Ribu pengganti agregat, sistem manajemen
Rupiah) secara Swakelola. pemeliharaan jalan lingkup kota /
kabupaten

[ 25 ]
KEGIATAN UTAMA
PENYUSUNAN
KESIAPTERAPAN
TEKNOLOGI
KEGIATAN UTAMA
PENYIAPAN KESIAPTERAPAN
TEKNOLOGI EMBUNG SEDERHANA

Pembangunan Embung Sederhana di Kupang

Pembangunan waduk dan embung dilakukan LINGKUP KEGIATAN:


sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas
1. Melakukan analisis kesiapterapan
sumber air. Berdasarkan data potensi sumber
air Indonesia sebesar 3,9 Triliun m3/tahun. Teknologi Embung Sederhana.
Potensi tersebut baru dimanfaatkan kurang 2. Melakukan penilaian Dokumen Teknis
lebih 13,8 Miliar m3 atau 58 m3/kapita yang Teknologi.
dikelola melalui reservoir. Embung merupakan 3. Melakukan kajian rencana bisnis, meliputi:
salah satu reservoir, berfungsi sebagai kajian kelayakan ekonomi, finansial,
bangunan penyimpan air hujan yang
peluang pasar atau beneficiaries, rantai
dimanfaatkan selama musim kering untuk
berbagai kebutuhan masyarakat. Teknologi pasok, resiko, kelembagaan dan tenaga
Embung sederhana perlu dikaji kerja, sosial budaya dan lingkungan.
kesiapterapannya sebelum dimanfaatkan oleh
pengguna. OUTPUT:
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah : 1 (Satu) rekomendasi kesiapterapan yang
1. Mengidentifikasi Dokumen Teknis 1-6, terdiri dari Dokumen Teknis serta kajian
serta Dokumen Rencana Bisnis Teknologi Dokumen Rencana Bisnis Teknologi Embung
Embung Sederhana. Sederhana.
2. Menganalisis kelayakan Teknologi
Embung Sederhana dari berbagai aspek.

[ 27 ]
OUTCOME: (1) Bahan baku blanket embung di kelurahan
Memberikan kepercayaan di kalangan tuatuka memanfaatkan kapur karena
pengguna bahwa teknologi tersebut layak ketersediaannya melimpah, namun tidak
untuk diterapkan dengan menyusun Dokumen berlaku untuk daerah lain,
Kesiapterapan Teknologi. (2) Masih terjadi permasalahan kekurangan
bahan baku dan ketidaksesuaian mutu saat
PENERIMA MANFAAT: pemesanan, penerimaan barang, dan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air proses konstruksi, dan
Kementerian PUPR, Puslitbang Sumber Daya (3) Kurang kontrolnya kinerja SDM (konsultan,
Air Kementerian PUPR, Pemerintah Daerah, kontraktor, dan pekerja) selama proses
dan masyarakat. konstruksi.

LOKASI: REKOMENDASI:
Kupang, Nusa Tenggara Timur. 1. Perlu percepatan legalisasi Dokumen
Teknis 1-6 yang sah untuk digunakan oleh
PAGU ANGGARAN: user.
Keseluruhan kegiatan penyiapan kesiapterapan 2. Perlu memperhatikan ketersediaan bahan
teknologi SDA yaitu Rp. 837.524.000 (Delapan baku blanket embung dilihat dari
Ratus Tiga Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Dua sumberdaya lokal yang ada (kapur, tanah
Puluh Empat Ribu Rupiah) secara Swakelola. lempung, geotekstil, dll).
3. Perlu meningkatkan pengawasan, seperti
mengecek kuantitas dan kualitas bahan
KESIMPULAN: baku/barang jadi pada saat pemesanan,
Teknologi Embung Sederhana sudah penerimaan barang, dan proses
memenuhi persyaratan minimal kelengkapan konstruksi untuk menghindari kekurangan
Dokumen Teknis 1-6 dan memenuhi bahan baku dan ketidaksesuaian mutu
persyaratan kelayakan serta memiliki tingkat yang dipersyaratkan.
manfaat yang tinggi, namun sangat 4. Perlu melakukan pemantauan secara real
terpengaruh oleh kondisi lokasi penerapan time pada saat proses konstruksi.
teknologi, antara lain:

[ 28 ]
KEGIATAN UTAMA
PENYIAPAN KESIAPTERAPAN
TEKNOLOGI PINTU AIR FIBER

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Jenis Fiber Glass Reinforcement untuk Plastik 1


1
1
Dalam mendukung program pembangunan LINGKUP KEGIATAN: 1
jaringan irigasi baru seluas 1 juta hektar dan 1. Melakukan analisis kesiapterapan
program rehabilitasi jaringan irigasi seluas 3
juta hektar perlu dilakukan pembangunan
Teknologi Pintu Air Fiber. 1
saluran irigasi yang cepat, kuat, dan mudah 2. Melakukan penilaian Dokumen Teknis
diterapkan. Teknologi Saluran Irigasi Modular Teknologi.
merupakan salah satu teknologi saluran irigasi 3. Melakukan kajian rencana bisnis, meliputi:
yang dapat meminimalisir kebocoran, sehingga kajian kelayakan ekonomi, finansial,
lebih efektif dan efisien dalam peluang pasar atau beneficiaries, rantai
mendistribusikan air. Sebagai pelengkap sistem
pasok, resiko, kelembagaan dan tenaga
irigasi, Balai Litbang Irigasi juga
kerja, sosial budaya dan lingkungan.
mengembangkan Teknologi Pintu Air Fiber
sebagai alternatif pintu air konvensional.
Teknologi tersebut di atas telah melalui OUTPUT:
serangkaian proses penelitian, namun 1 (Satu) rekomendasi kesiapterapan yang
teknologi tersebut perlu dikaji terdiri dari Dokumen Teknis serta kajian
kesiapterapannya sebelum dimanfaatkan oleh Dokumen Rencana Bisnis Teknologi Pintu Air
pengguna. Fiber.
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah :
1. Mengidentifikasi Dokumen Teknis 1-6, OUTCOME:
serta Dokumen Rencana Bisnis Teknologi Memberikan kepercayaan di kalangan
Pintu Air Fiber. pengguna bahwa teknologi tersebut layak
2. Menganalisis kelayakan Teknologi Pintu untuk diterapkan dengan menyusun Dokumen
Air Fiber dari berbagai aspek. Kesiapterapan Teknologi.

[ 29 ]
PENERIMA MANFAAT: KESIMPULAN DAN
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air REKOMENDASI:
Kementerian PUPR, Puslitbang Sumber Daya Teknologi Pintu Air Fiber sudah memenuhi
Air Kementerian PUPR, Pemerintah Daerah, persyaratan minimal kelengkapan Dokumen
dan masyarakat. Teknis 1-6 dan persyaratan kelayakan serta
memiliki tingkat manfaat yang tinggi, namun
LOKASI: sangat terpengaruh oleh kondisi lokasi
Situbondo, Jawa Timur. penerapan teknologi, antara lain:
(1) Terdapat perubahan harga bahan baku
PAGU ANGGARAN: pintu air fiber sehingga mempengaruhi
biaya produksi,
Keseluruhan kegiatan penyiapan kesiapterapan (2) Masih terjadi permasalahan kekurangan
teknologi SDA yaitu Rp. 837.524.000 (Delapan bahan baku dan ketidaksesuaian mutu
Ratus Tiga Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Dua saat pemesanan, penerimaan barang,
Puluh Empat Ribu Rupiah) secara Swakelola. dan proses konstruksi, dan
(3) Kurang kontrolnya kinerja SDM
(konsultan, kontraktor, dan pekerja)
selama proses konstruksi.

[ 30 ]
KEGIATAN UTAMA
PENYIAPAN KESIAPTERAPAN
TEKNOLOGI POMPA AIR TENAGA HIDRO

PATH dengan Turbin Cross Flow/ Aliran Silang

Teknologi Pompa Air Tenaga Hidro (PATH) LINGKUP KEGIATAN:


merupakan salah satu inovasi Balai Litbang
1. Melakukan analisis kesiapterapan
Sungai yang mendukung sistem penyediaan air
yang berkelanjutan, baik untuk pertanian Teknologi Pompa Air Tenaga Hidro.
maupun air baku. Dengan teknologi ini proses 2. Melakukan penilaian Dokumen Teknis
pemompaan air tidak memerlukan energi listrik Teknologi.
atau bahan bakar minyak dengan biaya 3. Melakukan kajian rencana bisnis, meliputi:
operasional yang tinggi, namun langsung kajian kelayakan ekonomi, finansial,
memanfaatkan energi tinggi jatuh aliran untuk peluang pasar atau beneficiaries, rantai
menggerakkan turbin dan pompa. Teknologi
pasok, resiko, kelembagaan dan tenaga
tersebut di atas telah melalui rangkaian proses
penelitian, namun teknologi tersebut perlu kerja, sosial budaya dan lingkungan.
dikaji kesiapterapannya sebelum dimanfaatkan
oleh pengguna.
OUTPUT:
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah : 1 (Satu) rekomendasi kesiapterapan yang
1. Mengidentifikasi Dokumen Teknis 1-6, terdiri dari Dokumen Teknis serta kajian
serta Dokumen Rencana Bisnis Teknologi Dokumen Rencana Bisnis Teknologi Pompa Air
Pompa Air Tenaga Hidro. Tenaga Hidro.
2. Menganalisis kelayakan Teknologi Pompa
Air Tenaga Hidro dari berbagai aspek.

[ 31 ]
OUTCOME: terpengaruh oleh kondisi lokasi penerapan
Memberikan kepercayaan di kalangan teknologi, antara lain:
pengguna bahwa teknologi tersebut layak (1) Vendor turbin untuk PATH yang sesuai
untuk diterapkan dengan menyusun Dokumen spesifikasi yang dipersayaratkan masih
Kesiapterapan Teknologi. terbatas,
(2) Masih terjadi permasalahan kekurangan
bahan baku dan ketidaksesuaian mutu saat
PENERIMA MANFAAT: pemesanan, penerimaan barang, dan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air proses konstruksi, dan
Kementerian PUPR, Puslitbang Sumber Daya (3) Kurang kontrolnya kinerja SDM (konsultan,
Air Kementerian PUPR, Pemerintah Daerah, kontraktor, dan pekerja) selama proses
dan masyarakat. konstruksi.

LOKASI: REKOMENDASI:
Temanggung, Jawa Tengah. 1. Perlu percepatan legalisasi Dokumen
Teknis 1-6 yang sah untuk digunakan oleh
PAGU ANGGARAN: user.
2. Perlu memperhatikan waktu pemesanan
Keseluruhan kegiatan penyiapan kesiapterapan
turbin untuk PATH karena vendor PATH
teknologi SDA yaitu Rp. 837.524.000 (Delapan
masih terbatas.
Ratus Tiga Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Dua
3. Perlu meningkatkan pengawasan, seperti
Puluh Empat Ribu Rupiah) secara Swakelola.
mengecek kuantitas dan kualitas bahan
baku/barang jadi pada saat pemesanan,
KESIMPULAN: penerimaan barang, dan proses
Teknologi Pompa Air Tenaga Hidro sudah konstruksi untuk menghindari kekurangan
memenuhi persyaratan minimal kelengkapan bahan baku dan ketidaksesuaian mutu
Dokumen Teknis 1-6 dan memenuhi yang dipersyaratkan.
persyaratan kelayakan serta memiliki tingkat 4. Perlu melakukan pemantauan secara real
manfaat yang tinggi, namun sangat time pada saat proses konstruksi.
terpengaruh oleh kondisi lokasi penerapan
teknologi, antara lain:

[ 32 ]
KEGIATAN UTAMA
PENYIAPAN KESIAPTERAPAN
TEKNOLOGI SALURAN IRIGASI MODULAR

Saluran Irigasi Modular

Dalam mendukung program pembangunan LINGKUP KEGIATAN:


jaringan irigasi baru seluas 1 juta hektar dan 1. Melakukan analisis kesiapterapan
program rehabilitasi jaringan irigasi seluas 3 Teknologi Saluran Irigasi Modular.
juta hektar perlu dilakukan pembangunan
2. Melakukan penilaian Dokumen Teknis
saluran irigasi yang cepat, kuat, dan mudah
diterapkan. Teknologi Saluran Irigasi Modular Teknologi.
merupakan salah satu teknologi saluran irigasi 3. Melakukan kajian rencana bisnis, meliputi:
yang dapat meminimalisir kebocoran, sehingga kajian kelayakan ekonomi, finansial,
lebih efektif dan efisien dalam peluang pasar atau beneficiaries, rantai
mendistribusikan air. Teknologi tersebut di atas pasok, resiko, kelembagaan dan tenaga
telah melalui rangkaian proses penelitian, kerja, sosial budaya dan lingkungan.
namun teknologi tersebut perlu dikaji
kesiapterapannya sebelum dimanfaatkan oleh
pengguna. OUTPUT:
1 (Satu) rekomendasi kesiapterapan yang
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah : terdiri dari Dokumen Teknis serta kajian
1. Mengidentifikasi Dokumen Teknis 1-6, Dokumen Rencana Bisnis Teknologi Saluran
serta Dokumen Rencana Bisnis Teknologi Irigasi Modular.
Saluran Irigasi Modular.
2. Menganalisis kelayakan Teknologi Saluran
Irigasi Modular dari berbagai aspek.

[ 33 ]
OUTCOME: (1) Metode pelaksanaan saluran irigasi
Memberikan kepercayaan di kalangan modular dapat dilakukan dengan precast
pengguna bahwa teknologi tersebut layak plant dan precast on workshop,
untuk diterapkan dengan menyusun Dokumen (2) Masih terjadi permasalahan kekurangan
Kesiapterapan Teknologi . bahan baku dan ketidaksesuaian mutu saat
pemesanan, penerimaan barang, dan
proses konstruksi, dan
PENERIMA MANFAAT: (3) Kurang kontrolnya kinerja SDM (konsultan,
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air kontraktor, dan pekerja) selama proses
Kementerian PUPR, Puslitbang Sumber Daya konstruksi.
Air, Pemerintah Daerah, dan masyarakat.
REKOMENDASI:
LOKASI: 1. Perlu percepatan kelengkapan dan
Serang, Banten. legalisasi Dokumen Teknis 1-6 yang sah
untuk digunakan oleh user.
PAGU ANGGARAN: 2. Perlu memperhatikan metode yang cocok
digunakan untuk pelaksanaan konstruksi
Keseluruhan kegiatan penyiapan kesiapterapan saluran irigasi modular dengan cara
teknologi SDA yaitu Rp. 837.524.000 (Delapan precast (precast plant) atau insitu (precast
Ratus Tiga Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Dua on workshop).
Puluh Empat Ribu Rupiah) secara Swakelola. 3. Perlu meningkatkan pengawasan, seperti
mengecek kuantitas dan kualitas bahan
KESIMPULAN: baku/barang jadi pada saat pemesanan,
Teknologi Saluran Irigasi Modular sudah penerimaan barang, dan proses
memenuhi persyaratan minimal kelengkapan konstruksi untuk menghindari kekurangan
Dokumen Teknis 1-6 dan persyaratan bahan baku dan ketidaksesuaian mutu
kelayakan serta memiliki tingkat manfaat yang yang dipersyaratkan.
tinggi, namun sangat terpengaruh oleh kondisi 4. Perlu melakukan pemantauan secara real
lokasi penerapan teknologi, antara lain: time pada saat proses konstruksi.

[ 34 ]
KEGIATAN UTAMA
PENYIAPAN KESIAPTERAPAN TEKNOLOGI
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN (MODEL
KEMITRAAN DALAM PENATAAN KAWASAN KUMUH)

Dalam RPJMN 2015-2019, Pengentasan


LINGKUP KEGIATAN:
kawasan kumuh menjadi target utama. Secara
1. Melakukan analisis kesiapterapan
nasional, luasan kawasan kumuh di Indonesia
Teknologi Model Kemitraan dalam
seluas 38.431 hektar yang tersebar di 416
kabupaten/kota. Tiga provinsi yang memiliki Penataan Kawasan Kumuh.
kawasan kumuh terluas adalah: Jawa Tengah, 2. Melakukan penilaian Dokumen Teknis
Nanggroe Aceh Darussalam, dan Jawa Barat. Teknologi.
Pengentasan kawasan kumuh menjadi 3. Melakukan kajian rencana bisnis, meliputi:
tantangan berbagai pihak, sehingga diperlukan kajian kelayakan ekonomi, finansial,
upaya kolaboratif yang memerlukan kemitraan peluang pasar atau beneficiaries, rantai
pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, pasok, resiko, kelembagaan dan tenaga
dan, masyarakat setempat (Industri Bisnis, kerja, sosial budaya dan lingkungan.
2018). Upaya kemitraan tersebut diperlukan
dalam pembangunan infrastruktur agar
OUTPUT:
program-program yang dijalankan dari masing-
1 (satu) rekomendasi kesiapterapan yang
masing pihak lebih terpadu sehingga kegiatan terdiri dari kelengkapan Dokumen Teknis serta
dapat berjalan lancar, komprehensif, dan tidak kajian Dokumen Rencana Bisnis Teknologi
tumpang tindih. Model Kemitraan dalam Penataan Kawasan
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah : Kumuh.
1. Mengidentifikasi Dokumen Teknis 1-6,
serta Dokumen Rencana Bisnis Teknologi OUTCOME:
Model Kemitraan dalam Penataan Memberikan kepercayaan di kalangan
Kawasan Kumuh. pengguna bahwa teknologi tersebut layak
2. Menganalisis kelayakan Teknologi Model untuk diterapkan dengan menyusun Dokumen
Kemitraan dalam Penataan Kawasan Kesiapterapan Teknologi.
Kumuh dari berbagai aspek.

[ 35 ]
PENERIMA MANFAAT: kawasan kumuh di Indonesia. Pendekatan
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Balitbang kemitraan dapat menjadi alternatif pendekatan
Kementerian PUPR, Pemerintah Daerah, dan penataan kawasan secara terpadu dengan
masyarakat. melibatkan banyak stakholders. Keterlibatan
banyak mitra ini dapat menjadi keuntungan
dengan pembagian peran dalam penataan
LOKASI: kawasan kumuh. Setiap mitra dapat
Hunian sub komunal, di Kawasan permukiman berkontribusi sesuai dengan keahlian masing-
kumuh RW 23 Semanggi, Kota Surakarta dan masing. Namun Pemerintah Daerah sebagai
Cigugur Tengah, Kota Cimahi. pimpinan dalam kemitraan perlu untuk
mengkoordinasikan seluruh mitra agar tetap
PAGU ANGGARAN: berada dalam kemitraan dan menjalankan
Keseluruhan kegiatan penyiapan kesiapterapan peran sesuai dengan kesepakatan antar mitra.
teknologi permukiman yaitu Rp. 1.006.356.000
(Satu Milyar Enam Juta Tiga Ratus Lima Puluh REKOMENDASI:
Enam Ribu Rupiah) secara Swakelola. Berdasarkan kasus penataan kawasan
permukiman kumuh RW 23 Semanggi, model
KESIMPULAN: kemitraan yang dilaksanakan telah berjalan
Penataan kawasan permukiman kumuh yang dengan baik. Namun model kemitraan ini
dilakukan sebelumnya lebih bersifat penataan apabila akan diterapkan di lokasi lain, wajib
secara fisik dan tidak mengatur tentang memperhatikan hal berikut:
kemitraan. Pendekatan yang digunakan juga • Komitmen dari pemerintah daerah.
lebih bersifat top-down dengan program yang • Pendanaan dalam melaksanakan penataan
dirancang dan dilaksanakan oleh pemerintah kawasan permukiman kumuh
tanpa melibatkan peran serta masyarakat. • Waktu pelaksanaan
Penataan kawasan permukiman kumuh dengan • Keberlanjutan kegiatan
menggunakan model kemitraan sangat • Karakteristik lokasi dan masyarakat
potensial untuk diterapkan dalam penataan
kawasan kumuh di Indonesia. Pendekatan

[ 36 ]
KEGIATAN UTAMA
PENYIAPAN KESIAPTERAPAN
TEKNOLOGI IPAL BIOTOUR

Pemerintah secara operasional menetapkan LINGKUP KEGIATAN:


target jangka menengah 2015–2019 dengan 1. Melakukan analisis kesiapterapan
kebijakan tercapainya 100% pelayanan sanitasi Teknologi IPAL Biotour.
pada tingkat kebutuhan dasar. Data Direktorat
2. Melakukan penilaian Dokumen Teknis
Jenderal Cipta Karya pada pertengahan tahun
Teknologi.
2017 menunjukkan akses air limbah domestik
3. Melakukan kajian rencana bisnis, meliputi:
sebesar 76,08% dengan perincian 67,20%
akses layak dan 8,88% akses dasar. Sementara kajian kelayakan ekonomi, finansial,
masih terdapat 6 juta penduduk tanpa akses air peluang pasar atau beneficiaries, rantai
limbah domestik. Dari penduduk yang telah pasok, resiko, kelembagaan dan tenaga
memiliki akses, sebagian besar berupa sistem kerja, sosial budaya dan lingkungan.
individual yang kondisinya belum sesuai
dengan standar pemenuhan baku mutu air. OUTPUT:
Untuk menjawab tantangan pemenuhan baku 1 (Satu) rekomendasi kesiapterapan yang
terdiri dari Dokumen Teknis serta kajian
mutu air limbah domestik, Puslitbang
Dokumen Rencana Bisnis Teknologi IPAL
Perumahan dan Permukiman telah
Biotour.
menghasilkan teknologi biotour yang telah diuji
coba pada skala 1 : 1 dengan hasil telah OUTCOME:
memenuhi seluruh parameter baku mutu air Memberikan kepercayaan di kalangan
limbah terbaru. Kemudian untuk menunjang pengguna bahwa teknologi tersebut layak
upaya replikasi perdana dari teknologi ini, maka untuk diterapkan dengan menyusun Dokumen
harus disiapkan kelengkapan seluruh dokumen Kesiapterapan Teknologi.
khususnya dokumen teknis dan dokumen
rencana bisnis teknologi biotour. PENERIMA MANFAAT:
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah : Direktorat Jenderal Cipta Karya, Balitbang
Kementerian PUPR, Pemerintah Daerah, Pelaku
1. Mengidentifikasi Dokumen Teknis 1-6,
yang bergerak di bidang Perumahan Komersial
serta Dokumen Rencana Bisnis Teknologi
melalui Asosiasi Pengembang Perumahan, serta
IPAL Biotour.
pelaku pengembang Rumah susun bersubsidi
2. Menganalisis kelayakan Teknologi IPAL
Asosiasi Kelompok Sanitasi Seluruh Indonesia
Biotour dari berbagai aspek.
(Aksansi) dan masyarakat.

[ 37 ]
LOKASI: IPAL Biotour lebih memenuhi baku mutu
Desa Sindangpakuon, Cimanggung, Jawa Barat; sesuai dengan peraturan yang terbaru.
Rumah Susun Cingised, Bandung, Jawa Barat; • IPAL Biotur terbukti memiliki kelayakan
dan Desa Sukaresmi, Megamendung, Bogor. finansial dengan menggunakan metode LCC
adalah sebesar Rp 355.747.945,-
• Beneficiaries teknologi IPAL Biotour yang
PAGU ANGGARAN: bersentuhan langsung dengan produk akhir
Keseluruhan kegiatan penyiapan kesiapterapan adalah kelompok masyarakat yang
teknologi permukiman yaitu Rp. 1.006.356.000 tergabung dalam KSM dan KPP, Pihak
(Satu Milyar Enam Juta Tiga Ratus Lima Puluh Swasta (Pengembang Perumahan
Enam Ribu Rupiah) secara Swakelola. Komersial), dan Pemerintah Daerah selaku
pengelola rusun.
KESIMPULAN & • Rantai pasok dari aspek kelancaran sudah
REKOMENDASI: terpenuhi, namun aspek ketersediaan
belum mencukupi khususnya apabila
• Dalam metode perencanaan, aspek terdapat banyak pesanan di berbagai
kerentanan bencana khususnya banjir dan wilayah dalam waktu bersamaan.
tanah longsor belum dimasukkan sebagai • Teknologi IPAL Biotour merupakan
kriteria dalam pemilihan lokasi unit IPAL teknologi yang minim risiko baik secara
Biotur. operasional (teknis dan non-teknis) dan
• Dalam metode pelaksanaan pekerjaan, legal. Risiko-risiko yang muncul masih dapat
koordinasi antara pembuatan chasing dikendalikan dengan sumber daya yang
biofilter dengan pemasangan tangki biofilter tersedia.
belum efektif antara pelaksana pekerjaan • Penerapan teknologi IPAL Biotour dapat
lapangan (kontraktor atau kelompok menyerap tenaga kerja local pada proses
masyarakat) dengan vendor biofilter. pembangunan dan operasional
• Dalam metode operasional dan pemeliharaan. Namun, dalam proses
pemeliharaan, IPAL Biotur khususnya dalam operasional dan pemeliharaan, kompetensi
pemeliharaan kolam sanita, aspek dan kapasitas KSM masih rendah, sehingga
keamanan dari jangkauan anak-anak belum operasi dan pemeliharaan kurang optimal.
terpenuhi. • IPAL Biotour terbukti ramah lingkungan
• IPAL Biotur terbukti memiliki kelayakan dengan kemampuannya mengolah air
ekonomi berupa penyerapan tenaga kerja limbah sesuai dengan baku mutu Kemen
baik dalam proses produksi biofilter dan LHK yang terbaru dan mampu mendaur
proses pembangunan IPAL dan operasional ulang air limbah tersebut untuk kebutuhan
pemerliharaan, Lebih ekonomis, yaitu pertanian dan perikanan.
dengan harga yang relative sama namun
IPAL Biotour lebih memenuhi baku mutu
sesuai dengan peraturan yang terbaru.

[ 38 ]
KEGIATAN UTAMA
PENYIAPAN KESIAPTERAPAN TEKNOLOGI
PRESERVASI JALAN: MATERIAL LOKAL

Di Indonesia pada daerah tertentu sulit 3. Melakukan kajian rencana bisnis,


mendapatkan material bangunan sesuai meliputi: kajian kelayakan ekonomi,
standar bahan jalan. Kebutuhan material untuk finansial, peluang pasar atau
konstruksi jalan dan jembatan di tiap daerah
beneficiaries, rantai pasok, resiko,
berbeda, begitu pula dengan ketersediaan
kelembagaan dan tenaga kerja, sosial
material. Untuk meningkatkan efisiensi dalam
pengadaan dalam bidang prasarana jalan, budaya dan lingkungan.
pemanfaatan bahan lokal perlu ditingkatkan.
Dalam menjawab isu ini, Puslitbang Jalan dan LINGKUP KEGIATAN:
Jembatan telah mengembangkan teknologi 1. Melakukan analisis kesiapterapan
material lokal dimana fokus utama adalah Teknologi Preservasi Jalan: Material lokal.
pemanfaatan material lokal untuk penerapan di 2. Melakukan penilaian Dokumen Teknis
bidang jalan dan jembatan. Teknologi.
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah : 3. Melakukan kajian rencana bisnis, meliputi:
1. Mengidentifikasi Dokumen Teknis 1-6, kajian kelayakan ekonomi, finansial,
serta Dokumen Rencana Bisnis Teknologi peluang pasar atau beneficiaries, rantai
Preservasi Jalan: Material lokal.
pasok, resiko, kelembagaan dan tenaga
2. Menganalisis kelayakan Teknologi Material
kerja, sosial budaya dan lingkungan.
lokal tersebut dari berbagai aspek.

LINGKUP KEGIATAN: OUTPUT:


1. Melakukan analisis kesiapterapan 1 (Satu) rekomendasi kesiapterapan yang
terdiri dari Dokumen Teknis serta kajian
Teknologi Preservasi Jalan: Material lokal.
Dokumen Rencana Bisnis Teknologi teknologi
2. Melakukan penilaian Dokumen Teknis preservasi jalan: Material Lokal.
Teknologi.

[ 39 ]
OUTCOME: KESIMPULAN DAN
Memberikan kepercayaan di kalangan REKOMENDASI:
pengguna baik Ditjen Kementerian PUPR,
1. Fokus pada pasar eksisting yang ada dan
Pemerintah Daerah ataupun pihak swasta
bahwa teknologi tersebut layak untuk terus meningkatkan promosi agar pangsa
diterapkan dengan menyusun Dokumen pasar dapat meluas sampai pada pasar
Kesiapterapan Teknologi. potensial (potential market).
2. Perluasan pasar untuk kawasan di sekitar
PENERIMA MANFAAT: lokasi material dapat menjadi salah satu
Direktorat Jenderal Bina Marga, Balitbang alternatif untuk pemanfaatan material
Kementerian PUPR, Pemerintah Daerah lokal.
(Provinsi, Kabupaten atau Kota). 3. Perlu adanya kajian keberlanjutan quarry
sehingga terdapat pembatasan pada
LOKASI: jumlah dan frekuensi tertentu agar
Ruas sp. Bango – Kempo, Kabupaten Dompu, kualitas lingkungan tetap terjaga.
Nusa Tenggara Barat.

PAGU ANGGARAN:
Keseluruhan kegiatan penyiapan kesiapterapan
teknologi Bidang Jalan dan Jembatan yaitu: Rp.
756.348.000 (Tujuh Ratus Lima Puluh Enam
Juta Tiga Ratus Empat Puluh Delapan Ribu
Rupiah) secara Swakelola.

[ 40 ]
KEGIATAN UTAMA
PENYIAPAN KESIAPTERAPAN TEKNOLOGI
PRESERVASI JALAN: ASPAL KARET

Menurunnya kondisi ekonomi dunia, LINGKUP KEGIATAN:


permintaan ekspor karet alam dalam negeri
1. Melakukan analisis kesiapterapan
menurun cukup signifikan sehingga harga karet
alam jatuh dan membuat para petani karet Teknologi Preservasi Jalan: Aspal Karet.
merugi. Mengatasi hal ini pemerintah 2. Melakukan penilaian Dokumen Teknis
mendorong pemanfaatan karet alam untuk Teknologi.
kebutuhan dalam negeri serta 3. Melakukan kajian rencana bisnis, meliputi:
mengembangkan pengolahan karet alam kajian kelayakan ekonomi, finansial,
khususnya yang dapat mendukung peluang pasar atau beneficiaries, rantai
pembangunan infrastruktur nasional.
pasok, resiko, kelembagaan dan tenaga
Dalam menjawab isu ini, Puslitbang Jalan dan kerja, sosial budaya dan lingkungan.
Jembatan telah mengembangkan teknologi
Aspal Karet Lateks. Teknologi aspal karet
memiliki beberapa jenis, aspal karet yang akan OUTPUT:
dibahas pada penelitian kesiapterapan aspal 1 (Satu) rekomendasi kesiapterapan yang
karet ini adalah aspal karet lateks. terdiri dari Dokumen Teknis serta kajian
Dokumen Rencana Bisnis Teknologi Preservasi
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah : Jalan: Aspal Karet.
1. Mengidentifikasi Dokumen Teknis 1-6,
serta Dokumen Rencana Bisnis Teknologi
Preservasi Jalan: Aspal Karet.
OUTCOME:
Memberikan kepercayaan di kalangan
2. Menganalisis kelayakan Teknologi Aspal
pengguna baik Ditjen Kementerian PUPR (Bina
Karet dari berbagai aspek.
Marga), Pemerintah Daerah ataupun pihak
swasta bahwa teknologi tersebut layak untuk
diterapkan dengan menyusun Dokumen
Kesiapterapan Teknologi .

[ 41 ]
PENERIMA MANFAAT: KESIMPULAN DAN
Direktorat Jenderal Bina Marga, Balitbang REKOMENDASI:
Kementerian PUPR, Pemerintah Daerah
1. Adanya kebijakan dalam penggunaan
(Provinsi, Kabupaten atau Kota).
teknologi buatan dalam negeri dapat

LOKASI: mendominasi penggunaan teknologi pada


target pasar tertentu, seperti pemerintah
Kabupaten Lahat – Tebing Tinggi – Muara
Beliti, Sumatera Selatan. pusat & pemerintah daerah.
2. Permasalahan adalah pada keterbatasan
PAGU ANGGARAN: alat (bitumen plant) untuk mencampur
Keseluruhan kegiatan penyiapan kesiapterapan aspal dengan karet lateks dimana
teknologi Bidang Jalan dan Jembatan yaitu: Rp. ketersediaan untuk saat ini Bitumen
756.348.000 (Tujuh Ratus Lima Puluh Enam Pencampur karet lateks dengan aspal
Juta Tiga Ratus Empat Puluh Delapan Ribu hanya terdapat di lampung, sehingga
Rupiah) secara Swakelola. diperlukan bitumen pencampur karet
lateks dilokasi lain untuk mempermudah
distribusi.
3. Kebutuhan akan pedoman teknis dalam
pelaksanaan untuk menunjang
pelaksanaan dilapangan untuk
meminimalisir kesalahan seperti pada
saat seperti pencampuran, konstruksi dan
penghamparan.

[ 42 ]
KEGIATAN UTAMA
PENYIAPAN KESIAPTERAPAN TEKNOLOGI
PRESERVASI JALAN: TIMBUNAN RINGAN

Tanah lunak di Indonesia sangat banyak dan LINGKUP KEGIATAN:


tersebar di berbagai daerah. Hal ini 1. Melakukan analisis kesiapterapan
menyebabkan banyak terjadinya keruntuhan
Teknologi Preservasi Jalan: Timbunan
timbunan, instabilitas tanah timbunan dan
penurunan berlebih baik pada orpit jembatan Ringan.
maupun pondasi jalan. Karena permasalahan 2. Melakukan penilaian Dokumen Teknis
tersebut, maka dibutuhkan teknologi jenis Teknologi.
timbunan yang memiliki berat ringan namun 3. Melakukan kajian rencana bisnis, meliputi:
tetap mempunyai kekuatan yang memadai. kajian kelayakan ekonomi, finansial,
Dalam menjawab isu ini, Puslitbang Jalan dan peluang pasar atau beneficiaries, rantai
Jembatan (Pusjatan) telah mengembangkan pasok, resiko, kelembagaan dan tenaga
teknologi timbunan ringan. Permasalahan pada kerja, sosial budaya dan lingkungan.
turunnya tanah menjadi salah satu latar
belakang. Timbunan ringan merupakan
alternative teknologi untuk konstruksi OUTPUT:
timbunan dimana mencampurkan aditif foam 1 (Satu) rekomendasi kesiapterapan yang
agent ke dalam mortar (campuran beton) terdiri dari Dokumen Teknis serta kajian
sehingga mortar tersebut memiliki berat jenis Dokumen Rencana Bisnis Teknologi Preservasi
yang lebih kecil dibanding dengan timbunan Jalan: Timbunan Ringan.
tanah.
OUTCOME:
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah : Memberikan kepercayaan di kalangan
1. Mengidentifikasi Dokumen Teknis 1-6, pengguna baik Ditjen Kementerian PUPR (Bina
serta Dokumen Rencana Bisnis Teknologi Marga), Pemerintah Daerah ataupun pihak
Preservasi Jalan: Timbunan Ringan. swasta bahwa teknologi tersebut layak untuk
2. Menganalisis kelayakan Teknologi diterapkan dengan menyusun Dokumen
Timbunan Ringan tersebut dari berbagai Kesiapterapan Teknologi.
aspek.

[ 43 ]
PENERIMA MANFAAT: KESIMPULAN DAN
Direktorat Jenderal Bina Marga, Balitbang
Kementerian PUPR, Pemerintah Daerah REKOMENDASI:
(Provinsi, Kabupaten atau Kota). 1. Fokus pada pasar eksisting yang ada dan
terus meningkatkan promosi agar pangsa
LOKASI: pasar dapat meluas sampai pada pasar
Ekang, Anculai, Kangboi (Kep. Riau), Kota Lahat potensial (potential market).
(Sumatera Selatan), Siak dan Arenka (Riau), 2. Adanya kebijakan dalam penggunaan
Pangkalan Lima – Kumai (Kalimantan tengah), teknologi buatan dalam negeri dapat
Antapani (Bandung), Kedaton (Cirebon), mendominasi penggunaan teknologi pada
Sinapeul (Sumedang), Dermoleng, Kretek,
target pasar tertentu, seperti pemerintah
Kosambi, Klonengan (Brebes), Manahan (Solo)
serta Probolinggo. pusat dan pemerintah daerah.
3. Adanya sosialisasi secara menyeluruh
PAGU ANGGARAN: terkait teknologi timbunan ringan,
Keseluruhan kegiatan penyiapan kesiapterapan metode kerja ideal serta penerapan yang
teknologi Bidang Jalan dan Jembatan yaitu: Rp. sudah dilakukan.
756.348.000 (Tujuh Ratus Lima Puluh Enam
Juta Tiga Ratus Empat Puluh Delapan Ribu
Rupiah) secara Swakelola.

[ 44 ]
KEGIATAN UTAMA
PENYIAPAN KESIAPTERAPAN TEKNOLOGI
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
(SUB KEGIATAN RUSUN PRACETAK MODULAR)

Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman LINGKUP KEGIATAN:


menghasilkan teknologi rusun pracetak 1. Melakukan analisis kesiapterapan
modular. Teknologi ini memiliki beberapa
Teknologi Rusun Pracetak Modular.
keunggulan dibanding teknologi pembangunan
rusun secara konvensional. Salah satunya rusun 2. Melakukan penilaian Dokumen Teknis
pracetak modular dapat diterapkan di seluruh Teknologi.
wilayah rawan gempa, dengan bangunan 3. Melakukan kajian rencana bisnis, meliputi:
terstandarisasi, dan pelaksanaan konstruksi kajian kelayakan ekonomi, finansial,
lebih cepat. peluang pasar atau beneficiaries, rantai
Sebagai bentuk dukungan terhadap penerapan pasok, resiko, kelembagaan dan tenaga
teknologi hasil litbang PUPR, Balai Litbang kerja, sosial budaya dan lingkungan.
Penerapan Teknologi Permukiman
melaksanakan kegiatan “Penyiapan
Kesiapteraan Teknologi Rusun Pracetak
OUTPUT:
1 (Satu) rekomendasi kesiapterapan yang
Modular” pada tahun anggaran 2018. Kegiatan
terdiri dari Dokumen Teknis serta kajian
ini diharapkan dapat membantu mengetahui
Dokumen Rencana Bisnis Teknologi Rusun
kesiapterapan teknologi tersebut sehingga
Pracetak Modular .
dapat direplikasi dan diindustrilisasi untuk
pemenuhan kebutuhan perumahan bagi
masyarakat. OUTCOME:
Memberikan kepercayaan di kalangan
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah : pengguna baik Ditjen Kementerian PUPR,
1. Mengidentifikasi Dokumen Teknis 1-6, Pemerintah Daerah ataupun pihak swasta
serta Dokumen Rencana Bisnis Teknologi bahwa teknologi tersebut layak untuk
Preservasi Jalan: Timbunan Ringan. diterapkan dengan menyusun Dokumen
2. Menganalisis kelayakan Teknologi Rusun Kesiapterapan Teknologi.
Pracetak Modular dari berbagai aspek.

[ 43 ]
PENERIMA MANFAAT: KESIMPULAN DAN
Direktorat Jenderal Bina Marga, Balitbang
Kementerian PUPR, Pemerintah Daerah REKOMENDASI:
(Provinsi, Kabupaten atau Kota). 1. Berdasarkan hasil analisis pada 8 aspek
dokumen rencana bisnis, Teknologi Rusun
LOKASI: Pracetak Modular telah siap untuk
Rusun Modular Asrama Mahasiswa ITB diterapkan, dengan analisis pada aspek:
Jatinangor yang berada di lingkungan Kampus a. Aspek Ekonomi dan Finansial (Value
ITB, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa for Money, Cost Benefit, Finansial)
Barat. b. Aspek Peluang Industri dan Pasar
(Peluang Pasar, Peluang Industri)
PAGU ANGGARAN:N c. Aspek Rantai Pasok
Keseluruhan kegiatan penyiapan kesiapterapan
d. Aspek Risiko
teknologi Bidang Jalan dan Jembatan yaitu: Rp.
e. Apek Kelembagaan dan
756.348.000 (Tujuh Ratus Lima Puluh Enam
Juta Tiga Ratus Empat Puluh Delapan Ribu Ketenagakerjaan
Rupiah) secara Swakelola. f. Aspek Sosial Budaya
g. Aspek Lingkungan

2. Berdasarkan kajian terhadap dokumen


teknis, teknologi ini tidak siap terap
karena tidak memenuhi standar
kelayakan pada spesifikasi teknis dan
metode perencanaan.

[ 44 ]
KEGIATAN UTAMA
FORUM BISNIS
TEKNOLOGI
KEGIATAN UTAMA
FORUM BISNIS TEKNOLOGI

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka OUTPUT:. 1
menyebarluaskan informasi teknologi hasil
penelitian dan pengembangan Kementerian 1
Kegiatan ini menghasilkan Surat Pernyataan
(menjadi aplikator hasil litbang) yang
PUPR sekaligus memberikan edukasi kepada ditandatangani pada akhir acara Forum Bisnis
masyarakat, serta sebagai intermediator antara 1
2018. Selanjutnya, akan dilakukan koordinasi
peneliti teknologi, produsen, dan pengguna dengan Puslitbang terkait untuk teknologi
(mempertemukan konsumen dan produsen untuk menghasilkandokumen Perjanjian
teknologi litbang) dalam membahas bisnis Kerjasama Aplikator yang menunjukkan
proses dalam memasarkan teknologi hasil kemitraan antara Puslitbang teknis dengan
litbang. para aplikator dan produsen dalam rangka
penyebarluasan informasi teknologi hasil
LINGKUP KEGIATAN: penelitian dan pengembangan, penerapan, dan
1. Inventarisasi dokumen kesiapterapan pemasaran teknologi hasil litbang
teknologi hasil litbang PUPR
2. Koordinasi dan Kesepakatan dengan OUTCOME:
Pusat-Pusat Litbang atas teknologi Hasil 1. Meningkatkan mutu hasil penelitian dan
Litbang yang akan diforum-bisniskan pengembangan yang dilakukan oleh pusat
3. Pemaparan teknologi unggulan dan dan balai-balai di lingkungan Puslitbang
rencana dan prospek bisnis teknologi Kebijakan dan Penerapan Teknologi.
4. Tindak lanjut: Observasi kantor, kapasitas 2. Mengoptimalkan pendayagunaan sumber
produksi daya yang ada untuk melaksanakan
5. Fasilitasi networking antara calon mitra penelitian, pengembangan dan
bisnis dan Pusat-pusat Litbang penerapan teknologi yang lebih baik,
6. Fasilitasi dan administrasi perjanjian lebih cepat, dan tepat sasaran.
kerjasama antara calon mitra bisnis
dengan Pusat-pusat Litbang

[ 46 ]
PENERIMA MANFAAT: KESIMPULAN &
1. Stakeholder di lapangan, yaitu Direktorat REKOMENDASI:
Jenderal Teknis di lingkungan Kegiatan ini diharapkan dapat
Kementerian Pekerjaan Umum dan menyebarluaskan produk-produk Litbang dan
Perumahan Rakyat. teknologi andalan baik inovasi sains dan
2. Pemerintah dan Pemerintah Daerah teknologi, serta menyebarluaskan produk-
Propinsi maupun Pemerintah Daerah produk hasil penelitian dan pengembangan,
Kabupaten/Kota. khususnya hasil Litbang terapan yang didukung
3. Masyarakat, asosiasi profesi, akademisi, dengan visualisasi produk dan demo
swasta, aparat hukum, dan pelaku usaha penerapan teknologi yang diharapkan dapat
yang ingin memproduksi teknologi litbang menghasilkan masukan dan gagasan yang
PUPR maupun memanfaatkan teknologi bermanfaat bagi kegiatan litbang di Pusat
tersebut Litbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi
untuk membangun konsep yang lebih inovatif
LOKASI: dan aplikatif yang dapat mempertemukan
DKI Jakarta, Jawa Barat kepentingan pemerintah dan masyarakat.

PAGU ANGGARAN:
Rp 383.193.000 (Tiga Ratus Delapan Puluh Tiga
Juta Seratus Sembilan Puluh Tiga Ribu Rupiah)
secara Swakelola.

[ 47 ]
KEGIATAN UTAMA
PENGEMBANGAN KEMITRAAN KERJASAMA DAN
AKSELERASI TEKNOLOGI HASIL LITBANG PUPR
Kegiatan ini diselenggarakan untuk menjalin
kemitraan atau kerjasama dalam negeri antara
OUTCOME:
1. Meningkatkan mutu hasil penelitian dan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan
pengembangan yang dilakukan oleh pusat
dan Penerapan Teknologi, Badan Penelitian
dan balai-balai di lingkungan Puslitbang
dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan
Kebijakan dan Penerapan Teknologi.
Umum dan Perumahan Rakyat dengan mitra
2. Mengoptimalkan pendayagunaan sumber
kerjasama yaitu kementerian atau lembaga
daya yang ada untuk melaksanakan
pemerintah dan non kementerian seperti dinas
penelitian, pengembangan dan
di pemerintah daerah, serta perguruan tinggi.
penerapan teknologi yang lebih baik,
Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah
lebih cepat, dan tepat sasaran.
untuk menyiapkan dokumen perjanjian
kerjasama dan tata cara operasional kemitraan
atau kerjasama dalam negeri antara Pusat PENERIMA MANFAAT:
Penelitian dan Pengembangan Kebijakan dan Internal Kementerian Pekerjaan Umum dan
Penerapan Teknologi, Badan Penelitian dan Perumahan Rakyat, kementerian/lembaga
Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum pemerintah, pemerintah daerah, dan
dan Perumahan Rakyat dengan mitra perguruan tinggi.
kerjasama atas penerapan produk penelitian
dan jasa layanan litbang sesuai dengan kriteria LOKASI:
yang ditetapkan dalam rangka optimalisasi Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya baik Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur,
teknis maupun administratif. Sumatera Utara, dan Bali.

LINGKUP KEGIATAN: PAGU ANGGARAN:


1. Penjajagan kerjasama. Rp 343.141.000 (Tiga Ratus Empat Puluh Tiga
2. Monitoring tindak lanjut perjanjian Juta Seratus Empat Puluh Satu Ribu Rupiah)
kerjasama. secara Swakelola.
3. Evaluasi perjanjian kerjasama.
KESIMPULAN &
OUTPUT:.
Kegiatan ini akan menghasilkan dokumen REKOMENDASI:
legalitas Perjanjian Kerjasama yang Penjajagan dengan HAGI akan menjadi bahan
menunjukkan kemitraan antara Puslitbang masukan untuk penyusunan perjanjian
Kebijakan dan Penerapan Teknologi dengan kerjasama pada tahun anggaran 2019.
institusi/lembaga pemerintah dan non
pemerintah dalam rangka penelitian dan
pengembangan serta penerapan teknologi hasil
litbang.

[ 48 ]
KEGIATAN UTAMA
DISEMINASI HASIL LITBANG DAN
PUBLIKASI/PAMERAN

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1

1
Mempublikasikan hasil kegiatan litbang OUTPUT:.
melalui kegiatan pameran ataupun kegiatan
Output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah
lain seperti diseminasi hasil litbang, seminar,
Laporan Pendahuluan dan Laporan Akhir
workshop, dan sosialisasi baik yang
Kegiatan.
diselenggarakan secara terpadu, sendiri
maupun pihak lain, serta menyebarluaskan
informasi melalui pameran dan ataupun OUTCOME:
kegiatan lain seperti Seminar, workshop, dan Termanfaatkannya / tersebarluaskannya hasil
sosialisasi. litbang PUPR.

LINGKUP KEGIATAN: PENERIMA MANFAAT:


1. Workshop Policy Brief dan Penerapan Puslitbang Teknis dan Direktorat Jenderal di
Teknologi lingkungan kementerian PUPR, BUMN dan
2. Diseminasi/Pameran Terpadu Rencana Swasta
Program Litbang
3. Seminar Terpadu Hasil Litbang
4. Pencetakan Materi Publikasi: Company
Profile, Katalog, Leaflet, Booklet, Buku
Hasil Litbang, Kalender

[ 49 ]
LOKASI: KESIMPULAN &
1. Keikutsertaan Dalam Pameran Pra REKOMENDASI:
Konsultasi Regional: Semarang, Kendari, Diharapkan dari kegiatan-kegiatan yang telah
Banjarmasin, dan Jambi. dilakukan ini, dapat menyebarluaskan produk-
2. Pelaksanaan Diseminasi / Bimbingan produk Litbang dan teknologi andalan baik
Teknis Terintegrasi Penyelenggaraan inovasi sains dan teknologi, serta
Infrastruktur PUPR Kewenangan menyebarluaskan produk-produk hasil
Pemerintah Daerah Wilayah Tengah, penelitian dan pengembangan, khususnya hasil
Barat dan Timur: Yogyakarta, Medan, dan Litbang terapan yang didukung dengan
Lombok. visualisasi produk dan demo penerapan
3. Pelaksanaan Pameran Teknologi Tepat teknologi yang diharapkan dapat menghasilkan
Guna: Surabaya, Pekanbaru, Palembang, masukan dan gagasan yang bermanfaat bagi
Bandung, Jakarta, Palu, Denpasar, kegiatan litbang di Pusat Litbang Kebijakan dan
Surabaya, dan Tangerang. Penerapan Teknologi untuk membangun
konsep yang lebih inovatif dan aplikatif yang
PAGU ANGGARAN: dapat mempertemukan kepentingan
Rp 693.403.000 (Enam Ratus Sembilan Puluh pemerintah dan masyarakat
Tiga Juta Empat Ratus Tiga Ribu Rupiah) secara .
Swakelola.

[ 50 ]
KEGIATAN UTAMA
REPLIKASI
PERDANA
TEKNOLOGI
KEGIATAN UTAMA
REPLIKASI PERDANATEKNOLOGI PENGAMAN
PANTAI DI MOROTAI

Dalam rangka meningkatkan daya tarik wisata, LINGKUP KEGIATAN:


pemerintah daerah akan mengembangkan 1. Konstruksi Fisik Teknologi dalam Skala 1:1
pusat Pulau Morotai yang terletak di Desa 2. Pelatihan OP (Alih Teknologi) kepada
Daruba Pantai dengan melakukan reklamasi pemanfaat
untuk dimanfaatkan sebagai ruang terbuka • Pelatihan Operasi (Sebelum PHO)
hijau. Teknologi blok beton 3B dipilih karena • Pelatihan Pemeliharaan (Sebelum FHO)
selain berfungsi sebagai bangunan penahan 3. Penyusunan Dokumen Replikasi Perdana
gelombang (revetmen) untuk lahan reklamasi, 4. Penyusunan Dok. Rencana Bisnis (apabila
dapat juga dimanfaatkan oleh nelayan sebagai belum dilakukan tahun sebelumnya)
akses dari daratan ke laut dan sebaliknya. 5. Penyerahan Dokumen Teknis dan Dokumen
Penggunaan Blok Beton 3B juga sebagai salah Rencana Bisnis kepada UNOR
satu upaya diseminasi produk hasil Balitbang 6. Penyusunan Panduan Penerapan Teknologi
Kementerian PUPR melalui kegiatan replikasi
perdana oleh Puslitbang KPT.
OUTPUT:
Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah: 1. Terbangunnya 1 (satu) teknologi pengaman
1. Menerapkan teknologi pengaman pantai pantai sepanjang 200 meter kombinasi batu
blok beton 3B kombinasi revetmen batu kali dan Blok Beton 3B.
hasil Balitbang PUPR sebagai perlindungan 2. Dokumen Rencana Bisnis.
lahan reklamasi di Desa Daruba, Kabupaten 3. Dokumen Replikasi Perdana (Buku Laporan
Pulau Morotai. Hasil pelaksanaan Replikasi Perdana dan
2. Mengevaluasi dan menyusun rencana bisnis Buku Penerapan teknologi).
teknologi teknologi pengaman pantai Blok
Beton 3B hasil Balitbang PUPR.

[ 52 ]
OUTCOME: menggunakan kapal laut. Porsi biaya
Sebagai showcase teknologi perlindungan logistic dan transportasi sebesar 26% dari
total biaya (termasuk margin penjualan).
pantai yang teruji bagi Ditjen SDA maupun
3. Untuk analisis kelembagaan diperoleh
Pemerintah Daerah.
hasil bahwa pengelolaan dan perawatan
akan dilakukan oleh Dinas PUPR Kab.
PENERIMA MANFAAT: Pulau Morotai setelah dilakukan proses
Pemerintah Kab. Morotai, Pemerintah serah terima.
Provinsi Maluku Utara, Masyarakat di Desa 4. Masyarakat Desa Daruba secara umum
Daruba, Ditjen SDA Kementerian PUPR, dan memiliki tingkat keberterimaan yang
Puslitbang SDA. tinggi/positif terhadap rencana
pembangunan pengaman pantai blok
LOKASI: beton 3B baik dilihat dari para pemangku
kepentingan maupun secara keseluruhan.
Desa Daruba, Pulau Morotai.

PAGU ANGGARAN: REKOMENDASI:


Rp. 8.740.512.000,- (Delapan Milyar Tujuh 1. Berdasarkan penerapan teknologi blok
Ratus Empat Puluh Juta Lima Ratus Dua Belas beton pengaman pantai di Kab. Pulau
Rupiah) secara Swakelola dan Kontraktual. Morotai dapat dirumuskan bahwa dalam
proses pembuatan blok beton 3B harus
KESIMPULAN: cepat diambil keputusan apakah akan
melakukan cetak di tempat atau pabrikasi
1. Teknologi pengaman pantai blok beton 3B
di luar lokasi.
kombinasi revetment batu hasil penelitian
2. Ketersediaan material, pekerja dan alat
dari Balai Litbang Pantai, Puslitbang
harus dipastikan dari awal kegiatan.
Sumber Daya Air dapat diterapkan di
3. Pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilakukan
Kabupaten Pulau Morotai.
secara bersamaan harus dijadwalkan
2. Gambaran proses rantai pasok dengan
dengan baik sehingga mempercepat
metode pembuatan blok beton 3B melalui
proses konstruksi.
pabrikasi di pulau jawa dan dikirim
menggunakan kapal laut. Porsi biaya
logistic dan transportasi sebesar 26% dari

[ 53 ]
KEGIATAN UTAMA
REPLIKASI PERDANA PENERAPAN JALAN
WISATA DI MOROTAI

Pulau Morotai sebagai salah satu KSPN LINGKUP KEGIATAN:


memiliki potensi wisata berupa alam bahari 1. Konstruksi Fisik Teknologi dalam Skala 1:1
(pantai, bentang laut, dan bawah laut) wisata 2. Pelatihan OP (Alih Teknologi) kepada
alam pegunungan (air terjun, tempat pemanfaat
pemandian, trekking), dan wisata sejarah • Pelatihan Operasi (Sebelum PHO)
hingga dijuluki "Mutiara di Bibir Pasifik". • Pelatihan Pemeliharaan (Sebelum
Sebagai wujud dukungan terhadap FHO)
pembangunan infrastruktur PUPR di KSPN 3. Penyusunan Dokumen Replikasi Perdana
Morotai, Balai Litbang Penerapan Teknologi 4. Penyusunan Dok. Rencana Bisnis (apabila
Jalan dan Jembatan akan melakukan replikasi belum dilakukan tahun sebelumnya)
Perdana teknologi jalan wisata yang telah 5. Penyerahan Dokumen Teknis dan
dihasilkan oleh Puslitbang Jalan dan Jembatan. Dokumen Rencana Bisnis kepada UNOR
Teknologi tersebut meliputi Teknologi Fasilitas 6. Penyusunan Panduan Penerapan
Pejalan Kaki dan Fasilitas Jalur Sepeda. Teknologi

[ 58 ]
OUTPUT:
1. Terbangunnya 1 (satu) unit penerapan
teknologi jalan wisata
2. Dokumen Rencana Bisnis
3. Dokumen Replikasi Perdana (Buku Laporan
Hasil pelaksanaan Replikasi Perdana dan
Buku Penerapan teknologi)

OUTCOME:
Sebagai showcase teknologi penerapan jalan
wisara bagi Ditjen Bina Marga maupun
Pemerintah Daerah.

PENERIMA MANFAAT:
Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, dan
Puslitbang Jalan dan Jembatan, Pemerintah
Daerah, Masyarakat yang berada di Kabupaten
Morotai

LOKASI:
Kab. Morotai, Maluku Utara

PAGU ANGGARAN:
Rp. 5.915.575.000 (Lima Milyar Sembilan Ratus
Lima Belas Juta Lima Ratus Tujuh Puluh Lima
Ribu Rupiah) secara Swakelola dan Kontraktual

KESIMPULAN &
REKOMENDASI:

[ 59 ]
KEGIATAN UTAMA
REPLIKASI PERDANATEKNOLOGI
TOILET UMUM WISATA DI MOROTAI

• isu/agenda prioritas yang didukung KSPN LINGKUP KEGIATAN:


(Kawasan Perbatasan dan Kawasan Pulau- 1. Konstruksi Fisik Teknologi dalam Skala 1:1
pulau terluar). 2. Pelatihan OP (Alih Teknologi) kepada
• Merupakan rangkaian menuju pemanfaat
kesiapterapan teknologi melalui penerapan • Pelatihan Operasi (Sebelum PHO)
teknologi dalam skala 1:1 untuk • Pelatihan Pemeliharaan (Sebelum
membuktikan teknologi Balitbang telah FHO)
PROVEN Ddlam rangka mendukung 3. Penyusunan Dokumen Replikasi Perdana
program prioritas pengembangan KSPN 4. Penyusunan Dok. Rencana Bisnis (apabila
khususnya KSPN Morotai. belum dilakukan tahun sebelumnya)
5. Penyerahan Dokumen Teknis dan
Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah: Dokumen Rencana Bisnis kepada UNOR
1. Mempertemukan Aplikator dengan 6. Penyusunan Panduan Penerapan
Peneliti dalam rangka menyebarluaskan Teknologi
hasil teknologi dan menginisiasi kerjasama
pengembangan
teknologi.
dan industrialisasi
OUTPUT:
2. Melakukan replikasi perdana teknologi di 1. Terbangunnya 1 (satu) Unit MCK Plus dan
KSPN Morotai. Plaza
3. Memperkenalkan produk teknologi hasil 2. Dokumen Rencana Bisnis
Litbang PUPR, sehingga dapat dicontoh 3. Dokumen Replikasi Perdana, Buku Laporan
dan diterapkan oleh para pihak terkait Hasil pelaksanaan Replikasi Perdana dan
dalam rangka penyediaan air bersih dan Buku Penerapan teknologi
sanitasi yang memadai.

[ 54 ]
OUTCOME: PAGU ANGGARAN:
Sebagai showcase teknologi toilet umum wisata Rp. 6.800.000.000 (Enam Milyar Delapan Ratus
yang teruji bagi Ditjen Cipta Karya, Ditjen Juta Rupiah) secara Kontraktual dan Swakelola.
Penyediaan Perumahan, maupun Pemerintah
Daerah. KESIMPULAN &
PENERIMA MANFAAT: REKOMENDASI:
Ditjen Cipta Karya, Ditjen Penyediaan
Perumahan, Puslitbang Perumahan dan
Permukiman, Pemda dan Masyarakat.

LOKASI:
Daruba Pantai, Kabupaten Pulau Morotai,
Provinsi Maluku Utara.

[ 55 ]
KEGIATAN UTAMA
REPLIKASI PERDANATEKNOLOGI RISHA
(RUMAH INSTAN SEDERHANA SEHAT)
DI LOMBOK DAN SUMBAWA, NTB

Kawasan Lombok dan sekitarnya merupakan 2. Pelatihan OP (Alih Teknologi) kepada


daerah yang rawan diguncang gempa karena pemanfaat
terdapat pengaruh patahan atau sesar Flores • Pelatihan Operasi (Sebelum PHO)
dari timur laut Pulau Bali, Lombok, Sumbawa, • Pelatihan Pemeliharaan (Sebelum
hingga Flores.Struktur bangunan yang tahan FHO)
gempa sangat penting diaplikasikan khususnya 3. Penyusunan Dokumen Replikasi Perdana
untuk merekonstruksi rumah dan bangunan 4. Penyusunan Dok. Rencana Bisnis (apabila
yang telah hancur dalam gempa lalu.Badan belum dilakukan tahun sebelumnya)
Litbang PUPR telah menghasilkan beberapa 5. Penyerahan Dokumen Teknis dan
teknologi rumah tahan gempa, salah satunya Dokumen Rencana Bisnis kepada UNOR
ialah Rumah Instan Sehat Sederhana (RISHA). 6. Penyusunan Panduan Penerapan
Keunggulan dari model Rumah contoh Tahan Teknologi
Gempa, yaitu lebih cepat, lebih murah, lebih
ramah lingkungan, lebih tahan gempa, movable OUTPUT:
(knock down), lebih ringan, dapat dimodifikasi, 1. Terbangunnya RISHA sebanyak 20 Unit
serta dibuat dari komponen beton sederhana, (Tahap I) dan 80 unit (tahap II)
ringan, dan tidak memerlukan alat berat, serta 2. Dokumen Rencana Bisnis.
mudah dibuat oleh kalangan umum atau UKM. 3. Dokumen Replikasi Perdana (Buku Laporan
Hasil pelaksanaan Replikasi Perdana dan
LINGKUP KEGIATAN: Buku Penerapan teknologi).
1. Konstruksi Fisik Teknologi dalam Skala 1:1

[ 54 ]
OUTCOME: PAGU ANGGARAN:
• Untuk mendorong penyebarluasan Rp. 11.700.000.000 (Sebelas Milyar Tujuh
produk teknologi litbang berupa rumah Ratus Juta Rupiah) secara Kontraktual dan
tahan gempa di wilayah Lombok, Swakelola.
Sumbawa dan sekitarnya.
• Agar rehabilitasi dan rekonstruksi rumah KESIMPULAN &
dan bangunan fasilitas umum serta
bangunan fasilitas sosial dapat REKOMENDASI:
berlangsung dengan cepat sesuai dengan
target yang sudah dicanangkan Presiden
Joko Widodo, didukung oleh penerapan
teknologi rumah tahan gempa RISHA.
• Terbentunya fasilitator lapangan yang
terampil dalam membuat panel, merakit
panel dan membangun RISHA.
• Masyarakat luas mampu mengenal dan
memahami cara membangun rumah
tahan gempa yang baik dan benar melalui
pendampingan teknis fasilitator lapangan
(FL).
• Terwujudnya kemandirian masyarakat
untuk membangun kembali rumah dan
bangunan dengan teknologi rumah tahan
gempa di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

PENERIMA MANFAAT:
Ditjen Cipta Karya, Ditjen Penyediaan
Perumahan, Puslitbang Perumahan dan
Permukiman, Pemda dan Masyarakat sekitar
yang terdampak.

LOKASI:
Provinsi Nusa Tenggara Barat (Kabupaten
Lombok Timur, Lombok Utara, Lombok Barat,
Lombok Tengah, Kota Mataram, dan Sumbawa)

[ 55 ]
KEGIATAN UTAMA
MONEV&ADVIS
PENERAPAN
TEKNOLOGI
KEGIATAN UTAMA
MONEV HASIL PENERAPAN REPLIKASI
PERDANA TEKNOLOGI SUMBER DAYA AIR

Saluran Irigasi PEGAR karung Jaringan Irigasi


Ferosemen geotekstil rangka Perpipaan
bamboo

Dalam rangka mencapai tujuan Rencana LINGKUP KEGIATAN:


Strategis Kementerian PUPR, Ditjen SDA
1. Mengukur kinerja dari teknologi beton
membutuhkan dukungan infrastruktur berupa
teknologi hasil litbang bidang SDA yang ferosemen untuk jaringan irigasi tersier,
disediakan Balitbang, khususnya Puslitbang teknologi jaringan irigasi perpipaan dan
SDA. Sebanyak 74 teknologi sumber daya air teknologi PEGAR karung geotekstil rangka
yang telah dikembangkan Puslitbang SDA bambu.
belum dimanfaatkan oleh Ditjen SDA. Hal ini 2. Menyusun materi teknis rekomendasi
disebabkan Ditjen membutuhkan teknologi kebijakan penerapan ketiga teknologi.
hasil litbang yang dapat memenuhi kebutuhan
3. Menyiapkan modul pelatihan yang efektif
infrastruktur PUPR di lapangan.
untuk alih teknologi dari ketiga teknologi.
Tujuan monev penerapan teknologi adalah:
1. Melakukan monitoring dan evaluasi fungsi
dan kinerja dari teknologi beton
OUTPUT:
ferosemen untuk jaringan irigasi tersier, 1. Laporan kinerja teknologi beton
teknologi jaringan irigasi perpipaan dan ferosemen untuk jaringan irigasi tersier,
teknologi PEGAR karung geotekstil rangka teknologi jaringan irigasi perpipaan dan
bambu. teknologi PEGAR karung geotekstil rangka
2. Menyusun rekomendasi untuk bambu.
peningkatan kinerja ketiga teknologi
2. Rekomendasi peningkatan kinerja ketiga
tersebut.
3. Menyusun materi teknis rekomendasi teknologi tersebut.
kebijakan penerapan ketiga teknologi 3. Materi teknis rekomendasi kebijakan
tersebut. penerapan ketiga teknologi tersebut.
4. Menyusun dan mengembangkan modul 4. Modul pelatihan untuk alih teknologi dari
pelatihan untuk alih fungsi dari ketiga ketiga teknologi tersebut.
teknologi tersebut.

[ 61 ]
OUTCOME:
sebagai bahan rekomendasi dalam
penyempurnaan penerapan teknologi bagi
penerima manfaat.

PENERIMA MANFAAT:
Dirjen Sumber Daya Air, Pemerintah Daerah,
Pengguna teknologi, Penyedia jasa, dan
BPSDM Kementrian PUPR.

LOKASI:
Teknologi Ferosemen untuk Jaringan Irigasi
Tersier diterapkan di Kabupaten Sleman,
Teknologi Jaringan Irigasi Pipa Sederhana
diterapkan di Kabupaten Magelang dan
Teknologi PEGAR Karung Geotekstil Rangka
Bambu diterapkan di Kabupaten Demak.

PAGU ANGGARAN:
Rp. 774.276.000 (Tujuh Ratus Tujuh Puluh
Empat juta Dua Ratus Tujuh Puluh Enam Ribu
Rupiah) secara Swakelola.

KESIMPULAN:
1. Kondisi fisik atau konstruksi teknologi
tidak terdapatnya kerusakan.
2. Kinerja teknologi berfungsi dengan baik.
3. Adanya potensi untuk menjamin
keberlanjutan teknologi.

REKOMENDASI:
Untuk menjamin keberlanjutan teknologi, perlu
adanya mekanisme dalam pelaksanaan Operasi
dan Pemeliharaan, serta panduan operasi
pemeliharaan yang disusun dan disepakati oleh
penerima manfaat.

[ 62 ]
KEGIATAN UTAMA
PENILAIAN
KESESUAIAN
TEKNOLOGI
KEGIATAN PENDUKUNG
PENILAIAN KESESUAIAN TEKNOLOGI
(CLEARING HOUSE)

Penilaian Kesesuaian Teknologi (PKT) dari luar


Balitbang PUPR diperlukan untuk membuktikan
OUTCOME:
bahwa teknologi tersebut sesuai dan dapat
digunakan pada proyek-proyek infrastruktur
bidang PUPR baik secara teknis, sosial,
ekonomi, linghkungan, finansial, maupun
keberlanjutannya. PENERIMA MANFAAT:
Puslitbang Teknis, Direktorat Jenderal di
LINGKUP KEGIATAN: lingkungan Kementerian PUPR
1. Memerikasa berkas administrasi
permohonan dan audiensi LOKASI:
2. Ekspose pengenalan teknologi, DKI Jakarta, Jawa Barat
3. Uji laboratorium (difasilitasi Puslitbang
Teknis) PAGU ANGGARAN:
4. Uji gelar
Rp. 670.000.000 (Enam Ratus Tujuh Puluh Juta
5. Penyiapan konsep rekomendasi
Rupiah) secara Swakelola.
kesesuaian teknologi
6. Penyampaian sertifikat kelayakan dan
rekomendasi yang sudah ditandatangai KESIMPULAN &
Kepala Balitbang kepada Penyedia REKOMENDASI:
teknologi Sarana lab yang lengkap dan memadai, serta
SDM yang berkualitas sangat dibutuhkan
OUTPUT: mengingat semakin banyaknya permintaan
29 permohonan yang masuk ke Balitbang: 5 permintaan Clearing House terkait teknologi
aplikator siap ekspose, 7 aplikator belum infrastruktur didang pekerjaan umum dan
audiensi, 3 aplikator tidak lolos audiensi, 14 perumahan rakyat
aplikator sudah ditindaklanjuti untuk
penyelesaiannya (koordinasi dengan Pus Teknis
dan Unor terkait)

[ 63 ]
KEGIATAN PENDUKUNG
PENYUSUNAN
RENCANA
PROGRAM
KEGIATAN DAN
ANGGARAN
KEGIATAN PENDUKUNG
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM
KEGIATAN DAN ANGGARAN

Untuk mewujudkan pemenuhan Renstra 2015- OUTPUT:


2019 , maka perlu dibuat kegiatan penyusunan
1. Reviu Renstra Puslitbang KPT Tahun 2015-
program, kegiatan, dan anggaran di lingkungan
2019
Puslitbang KPT.
2. Formulir RKP dan Renja K/L

LINGKUP KEGIATAN: 3. Struktur KRISNA Tahun 2019


4. Matrik Sinkronisasi Program dengan
1. Review Renstra Puslitbang KPT 2015-2019
Ditjen
2. Mengikuti rangkaian Trilateral Meeting
5. Usulan Program dan Kegiatan Tahun 2019
dan Multilateral Meeting
6. TOR dan RAB TA. 2019
3. Penyusunan program dan kegiatan
7. RKA-KL TA. 2019
prioritas tahun 2019 (Rencana Kerja
Pemerintah) 8. Konsep DIPA TA. 2019
4. Penyusunan Renja KL sesuai dengan Pagu
Indikatif TA. 2019 OUTCOME:
5. Need Assesment ke Balai/Bidang/Bagian Terselenggaranya program, kegiatan dan
(longlist) anggaran Puslitbang KPT TA. 2019 sesuai
6. Penajaman Usulan Kegiatan dengan Ditjen dengan Renstra dan TUSI Puslitbang KPT.
dan stakeholders lain
7. Penyusunan RKA-KL Pagu Anggaran dan PENERIMA MANFAAT:
RKA-KL Pagu Alokasi Anggaran Bidang / Bagian dan Balai di lingkungan
8. Reviu KRISNA Puslitbang KPT.
9. Penelitian dan Penelaahan RKA-KL
10. Finalisasi RKA-KL LOKASI:
11. Penyusunan Kurva - S dan Konsep DIPA DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, DIY

[ 62 ]
PAGU ANGGARAN:
Rp 754.615.000 (Tujuah Ratus Lima Puluh Empat
Juta Enam Ratus Lima Belas Ribu Rupiah) secara
Swakelola.

KESIMPULAN:
• Penyusunan program dan anggaran
Puslitbang KPT TA. 2019 sudah mengikuti
kaidah-kaidah dan kebijakan penganggaran:
money follow program, holistik, tematik dan
spasial.
• Pagu definitif hanya memenuhi 87,18% dari
kebutuhan Renstra.
• Porsi anggaran kegiatan litbang (core
business) (59,1%) vs porsi anggaran
pendukung (40,9%)  cukup ideal.
• Dinamika perubahan usulan program dan
kegiatan sesuai dengan arahan dan
petunjuk pimpinan.
• Ketidaksiapan Readiness Criteria penerapan
teknologi (perubahan lokasi).
• Perlunya pembahasan finalisasi reviu
renstra dan core business Puslitbang KPT.
• Kualitas data dukung TOR/KAK kegiatan TA.
2019 perlu perbaikan kedepannya.

[ 62 ]
KEGIATAN PENDUKUNG
MONITORING
EVALUASI
PELAKSANAAN
KEGIATAN DAN
AKUNTABILITAS
KINERJA
KEGIATAN PENDUKUNG
MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN
KEGIATAN DAN AKUNTABILITAS KINERJA
Kegiatan pemantauan dan evaluasi 8. Mengkoordinir Penyusunan RENSTRA
dimaksudkan untuk memantau dan dan LKIP 2018 Balai
mengendalikan pelaksanaan kegiatan dalam 9. Mengupload semua dokumen terkait
tahun berjalan/tertentu yang telah
penerapan SAKIP (Renstra, PK, Rencana
diperjanjikan di dalam Perjanjian Kinerja (PK)
dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Aksi, Laporan Bulanan, LKIP) ke dalam
kegiatan tersebut. Hasil kegiatan evaluasi aplikasi e-SAKIP Kementerian
dituangkan dalam bentuk Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah (LKIP) OUTPUT:
1. Perjanjian Kinerja (PK) Eselon III dan
LINGKUP KEGIATAN: Eselon II TA. 2018
1. Penyusunan PK Puslitbang KPT TA. 2018, 2. Rencana Aksi (B0) dan Laporan Bulanan
rencana aksi, Laporan Bulanan, LKIP TA. (B1-B12) Eselon III (Balai) dan Eselon II TA.
2018
2017, dan laporan kegiatan (laporan
3. LKIP Eselon III (Balai) dan Eselon II TA.
pendahuluan dan laporan akhir), 2017
2. Panduan Substansi Dokumen Output 4. Laporan Hasil Penilaian/ Evaluasi SAKIP di
Kegiatan Tingkat Eselon II TA.2017
3. Rapat koordinasi, 5. Draft LKIP Eselon III (Balai) dan Eselon II
4. Diskusi dengan para narasumber, TA 2018
5. Pemantauan dan evaluasi progres fisik 6. Laporan Pendahuluan dan Akhir TA. 2018;
7. Panduan Substansi Dokumen Output
dan keuangan pelaksanaan kegiatan
Kegiatan (9 Panduan)
penelitian dan manajemen di lingkungan
Puslitbang KPT
6. Identifikasi kendala-kendala pelaksanaan OUTCOME:
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas,
kegiatan penelitian dan manajemen di
efisiensi, dan efektifitas pelaksanaan program
lingkungan Puslitbang KPT kegiatan yang dilaksanakan tim peneliti dan
7. Pemantauan lapangan kegiatan replikasi manajemen di lingkungan Puslitbang KPT untuk
perdana tahun anggaran berjalan dan tahun anggaran
berikutnya.

[ 63 ]
PENERIMA MANFAAT: 3. LKIP Puslitbang KPT 2017 telah disusun dan
diserahkan kepada Sekretariat Balitbang
Bidang / Bagian dan Balai di lingkungan serta menjadi gambaran penerapan Sistem
Puslitbang KPT. Akuntabilitas Kinerja Puslitbang KPT selama
tahun 2017.
LOKASI: 4. Draft LKIP Puslitbang KPT 2018 telah
DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. disusun dan akan difinalkan di Bulan Januari
Yogyakarta, Jawa Timur, Maluku Utara, 2019
Sumatera, Nusa Tenggara. 5. Kendala yang dihadapi dalam
melaksanakan kegiatan tersebut
PAGU ANGGARAN: diantaranya :
• Pelaksanaan pembahasan laporan
Rp 717.207.000 (Tujuh Ratus Tujuh Belas Juta • Jadwal pelaksanaan pembahasan
Dua Ratus Tujuh Ribu Rupiah) secara laporan dapat berubah sewaktu-
Swakelola. waktu.
• Draf laporan terlambat dikumpulkan
KESIMPULAN: ke Subbid Monev.
1. Secara keseluruhan, Sub bidang • Evaluasi secara substansi laporan
Pemantauan dan Evaluasi telah belum ada panduannya.
menyelesaikan seluruh kegiatan yang • Pelaksanaan penyusunan LKIP.
menjadi ruang lingkup sesuai dengan KAK • Rekapitulasi data bahan LKIP belum
2018. tersedia secara otomatis (perlu
2. Pemantauan PK, Laporan Bulanan / menunggu lama sampai terkumpul).
Rencana Aksi (B0-B12) Puslitbang KPT telah • Pelaksanaan Penyusunan Panduan
disusun dan dijadikan acuan dalam Substansi Dokumen Output.
pelaksanaan kegiatan selama tahun 2018. • Mengalami Revisi beberapa kali.

[ 63 ]
KEGIATAN PENDUKUNG
PENYIAPAN
MATERI TEKNIS
ALIH TEKNOLOGI
HASIL LITBANG
PUPR
KEGIATAN PENDUKUNG
PENYIAPAN MATERI TEKNIS ALIH
TEKNOLOGI HASIL LITBANG PUPR

Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang OUTPUT:


Keterbukaan Informasi Publik. Pasal yang Keluaran dari kegiatan Penyiapan Materi Teknis
menjadi acuan kegiatan ini adalah pasal 1 dan Alih Teknologi Hasil Litbang PUPR ini adalah
pasal 9. Melalui kegiatan ini diharapkan kualitas Laporan Akhir Penyiapan Materi Teknis Alih
infrastruktur bidang kebijakan dan penerapan Teknologi Hasil Litbang PUPR.
teknologi akan meningkat seiring
bertambahnya pengetahuan, pemahaman dan
kesadaran masyarakat/stakeholder akan OUTCOME:
penggunaan hasil litbang. Kegiatan ini Terselenggaranya Kegiatan Penyiapan Materi
merupakan pendampingan terhadap Teknis Alih Teknologi Hasil Litbang PUPR.
pelaksanaan jasa konsultansi Penyiapan Materi
Teknis Alih Teknologi. PENERIMA MANFAAT:
Bidang/Bagian, Balai di lingkungan Puslitbang
LINGKUP KEGIATAN: KPT, Stakeholder & Masyarakat Luas.
1. Melakukan koordinasi dengan pihak –
pihak terkait LOKASI:
2. Melakukan penyiapan dokumentasi 1. Denpasar, Bali
administrasi untuk peninjauan lapangan 2. Nusa Tenggara Timur
3. Buleleng, Bali
3. Melakukan pendampingan terhadap pihak
4. D.I Yogyakarta & Jawa Tengah
konsultan untuk meninjau lapangan 5. Kabupaten Samosir, Sumatera Utara
4. Melakukan diskusi teknis audio visual dan
sistem e-learning dengan staf/pihak PAGU ANGGARAN:
terkait Rp. 2.071.442.000 (Dua Milyar Tujuh Puluh
5. Melakukan evaluasi sistem informasi e- Satu Juta Empat Ratus Empat Puluh Dua Ribu
learning Rupiah) secara Swakelola dan Kontraktual.

[ 63 ]
KESIMPULAN: REKOMENDASI:
Kegiatan ini telah melakukan pendampingan Perlu dibentuk personil khusus yang mengelola
terhadap pembuatan e-learning teknologi aplikasi ini, terutama untuk menangani segala
sebagai berikut : pertanyaan dari masyarakat terhadap teknologi
• E-learning terdiri dari Audio Visual (AV) yang tersedia dalam sistem e-learning
Teknologi, Modul Teknologi, dan Materi sehingga dapat memperbesar penetrasi
Sosialisasi pemakaian teknologi hasil Litbang PUPR di
• Audio visual tersusun sebanyak 32 buah, tengah – tengah masyarakat
terdiri dari 16 teaser (durasi 1-2 menit) dan
16 sosialisasi (durasi 3-7 menit)

[ 63 ]
KEGIATAN PENDUKUNG
PENYELENGGARAAN
DATA LAB.
KEBIJAKAN
INFRASTRUKTUR
PUPR
KEGIATAN PENDUKUNG
PENYELENGGARAAN DATA LAB.
KEBIJAKAN INFRASTRUKTUR PUPR

Memaksimalkan resource data yang telah ada OUTCOME:


dan mengintegrasikannya agar siap digunakan
dalam pengambilan kebijakan pimpinan, pusat- Terselenggaranya kegiatan Penyelenggaraan
pusat litbang serta unit lain di lingkungan Data Laboratorium kebijakan Infrastruktur
Kementerian PUPR. PUPR dengan hasil seperti updating 159 data
kebijakan dan pemetaan 204 teknologi hasil
litbang PUPR.
LINGKUP KEGIATAN:
1. Koordinasi kebutuhan
2. Inventarisasi dan pengumpulan data PENERIMA MANFAAT:
3. Pembuatan data katalog Pihak internal (Bidang dan Balai Puslitbang KPT)
dan pihak eksternal (para pengambil kebijakan
4. Pembuatan konsep pengembangan
di lingkungan Kementerian PUPR).
Penyelenggaraan Data Laboratorium
Kebijakan Infrastruktur PUPR
LOKASI:
DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, DIY
OUTPUT:
1. Website / aplikasi Penyelenggaraan Data PAGU ANGGARAN:
Laboratorium kebijakan Infrastruktur PUPR
Rp.195.577.000,- (Seratus Sembilan Puluh Lima
2. Laporan Pendahuluan
Juta Lima Ratus Tujuh Puluh Tujuh Ribu Rupiah)
3. Laporan Akhir
secara Swakelola.

[ 63 ]
KESIMPULAN: REKOMENDASI:
Lab Kebijakan Infrastruktur PUPR dapat Dikarenakan data kebijakan dan regulasi
mendukung data dan regulasi mengenai mengenai kebijakan infrastruktur PUPR masih
kebijakan infrastruktur PUPR seperti updating terbatas maka harus dilakukan koordinasi
159 data kebijakan, pemetaan 204 teknologi dengan pihak luar/stakeholder untuk
hasil litbang PUPR, dan memberikan sarana menambah data kebijakan umum, membuat
bagi pelaksanaan kegiatan penelitian dan tampilan daftar teknologi hasil litbang yang
penyusunan policy brief mendukung dapat menunjukan teknologi yang siap dan
pembangunan infrastruktur PUPR. lengkap dokumen teknisnya dan melengkapi
kekurangan data dukung dan detail mengenai
produk litbang.

[ 63 ]
KEGIATAN PENDUKUNG
PENGELOLAAN
WEBSITE
DAN
E-MARKETING
KEGIATAN PENDUKUNG
PENGELOLAAN WEBSITE DAN E-MARKETING

Pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Website dan OUTPUT:


E-Marketing sesuai dengan Peraturan Menteri 1. Pengembangan konten dan tampilan
PUPR Nomor: 17/PRT/M/2016 Tentang website Puslitbang KPT (website Puslitbang
Penyelenggaraan Teknologi Informasi dan KPT menduduki peringkat 6 dari 21
Komunikasi (TIK) di Kementerian PUPR dan website Unit Kerja di Lingkungan
Peraturan Menteri PUPR Nomor: Kementerian PUPR pada lomba website
35/PRT/M/2016 Tentang Cetak Biru Teknologi 2018)
Informasi dan Komunikasi (TIK) di Kementerian 2. Penerbitan Berita dan Artikel di Website
PUPR. Puslitbang KPT
3. Pengembangan aplikasi Puslitbang KPT
LINGKUP KEGIATAN: berbasis mobile (Android dan IOS)
1. Pengembangan aplikasi Puslitbang KPT 4. Laporan Pendahuluan
berbasis website dan mobile (Android dan 5. Laporan Akhir
IOS)
2. Pengembangan konten aplikasi e-
marketing OUTCOME:
3. Pemeliharaan website Puslitbang KPT Tersebarluaskannya berita dan informasi
4. E-kliping media informasi Puslitbang KPT kegiatan litbang kebijakan dan penerapan
5. Penulisan berita website dan pengelolaan teknologi dan produk-produk litbang melalui
media sosial Puslitbang KPT website dan aplikasi mobile.

[ 63 ]
PENERIMA MANFAAT:
• Penerima manfaat adalah masyarakat
umum, pemda dan instansi yang
membutuhkan informasi mengenai
kebijakan dan penerapan teknologi hasil
litbang PUPR.
• Mahasiswa yang membutuhkan data dan
informasi mengenai kebijakan infrastruktur
PUPR.
• Stakeholders terkait dan calon aplikator.

LOKASI:
Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta,
Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT.

PAGU ANGGARAN:
Rp.273.675.000,- (Dua Ratus Tujuh Puluh Tiga
Enam Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah)
secara Swakelola.

KESIMPULAN
• Pengelolaan website Puslitbang KPT
terselenggara dengan baik dan efisien.
• Website Puslitbang KPT berhasil masuk
peringkat 6 dari 21 peserta pada lomba
konten website dan aplikasi di
Kementerian PUPR.
• Puslitbang KPT mengembangkan aplikasi
berbasis Android dan IOS yang dapat
diunduh di google playstore dan appstore.
• Peningkatan jumlah berita dan artikel
sebesar 120 tulisan dalam kurun waktu
satu tahun.

REKOMENDASI:
Meningkatkan penulisan berita dan artikel
untuk memperkaya konten website Puslitbang
KPT.

[ 63 ]
KEGIATAN PENDUKUNG
PENGELOLAAN
JURNAL
KEGIATAN PENDUKUNG
PENGELOLAAN JURNAL

Memuat artikel ilmiah hasil litbang sosial OUTPUT:


ekonomi lingkungan dan kebijakan 1. Sertifikat dan SK Akreditasi Jurnal Ilmiah
infrastruktur ke-PUan dalam Jurnal Sosial 2. Jurnal Sosial Ekonomi PU Volume 10.1
Ekonomi PU dan mempublikasikannya ke Edisi April 2018
berbagai instansi pemerintah, pemerintah 3. Jurnal Sosial Ekonomi PU Volume 10.2
daerah, Perguruan Tinggi, perpustakaan terkait Edisi November 2018
serta institusi lainnya. 4. Laporan Pendahuluan
5. Laporan Akhir
LINGKUP KEGIATAN:
1. Reakreditasi Jurnal
2. Menghimpun naskah masuk OUTCOME:
3. Seleksi bahan naskah oleh Dewan Redaksi Terakreditasinya Jurnal Sosial Ekonomi
4. Rapat dengan Dewan Editor Pekerjaan Umum oleh Kemenristekdikti dan
5. Proses Editing dan pengecekan naskah tersebarluaskannya karya tulis ilmiah litbang
oleh Dewan Editor kebijakan dan penerapan teknologi melalui
6. Distribusi naskah ke Mitra Bestari Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum.
7. Revisi naskah oleh Penulis
8. Layout naskah oleh Dewan Redaksi
9. Publishing dan Pencetakan Proof Reading PENERIMA MANFAAT:
10. Pencetakan Jurnal Para peneliti dan perekayasa di lingkungan
11. Distribusi Jurnal Puslitbang KPT, Puslitbang ABC, UNOR lain,
Pemda, Masyarakat pemerhati teknologi,
Lembaga litbang lain dan Akademisi.

[ 63 ]
LOKASI:
DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, DIY.

PAGU ANGGARAN:
Rp.321.451.000,- (Tiga Ratus Dua Puluh Satu
Juta Empat Ratus Lima Puluh Satu Ribu Rupiah)
secara Swakelola.

KESIMPULAN:
• Jurnal Sosek PU pada tahun 2018 telah
terbit sebanyak 2 kali yaitu Volume 10.1
Edisi April dan Volume 10.2 Edisi
November sesuai jadwal yang
direncanakan. Setiap terbitan jurnal
memuat enam sampai tujuh karya tulis
yang telah melewati proses penyaringan
oleh Dewan Redaksi dan Mitra Bestari.
Proses penerbitan naskah melalui e-jurnal
dengan link
http://jurnalsosekpu.pu.go.id/index.php
/sosekpu/index
• Terakreditasinya Jurnal Sosek PU sebagai
“peringkat 2” oleh Kemenristekdikti
Tanggal 09 Juli 2018 Nomor
21/E/KPT/2018 hingga tahun 2020.
• Komposisi penulis Volume 10.1 Edisi April
dan Volume 10.2 Edisi November 2018
sudah sesuai dengan aturan di Perka LIPI
yaitu 60% penulis eksternal dan 40%
penulis internal.

REKOMENDASI:
• Mekanisme Call for paper maupun
permohonan langsung yang lebih efektif
untuk menjaring naskah yang sesuai
dengan ruang lingkup jurnal.
• Diperlukan percepatan bagi peneliti
internal dalam menyusun tulisan yang
dimuat di jurnal terbitan berikutnya,
melalui pelatihan pengelolaan karya tulis
ilmiah.
• Diperlukan pelatihan penggunaan OJS
kepada dewan editor, mitra bestari dan
peneliti untuk memudahkan proses
penerbitan jurnal.

[ 63 ]
KEGIATAN PENDUKUNG
FASILITASI,
KOORDINASI,
MONITORING
PERLAKSANAAN
REFORMASI
BIROKRASI,DAN
PEMBINAAN SMM
KEGIATAN PENDUKUNG
FASILITASI, KOORDINASI, MONITORING
PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI, DAN
PEMBINAAN SMM

FOTO

Mengakomodasi seluruh sistem yang terkait OUTPUT:


penjaminan mutu seluruh proses kegiatan yang 1. SOP Makro dan Teknis
dilaksanakan oleh Kementerian PUPR. Hal ini 2. SK Plt. Kaba tentang pembentukan tim
merupakan salah satu bagian dari upaya counterpart dan responden penilaian
melaksanakan Reformasi Birokrasi di maturitas pelaksanaan Sistem
Kementerian PUPR untuk melakukan Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di
pembaharuan dan perubahan mendasar lingkungan Balitbang Kementerian PUPR
terhadap sistem penyelenggaraan 3. Kuesioner SPIP dengan responden Pusat
pemerintahan terutama menyangkut aspek- dan Balai-Balai dilingkungan Puslitbang KPT
aspek: Kelembagaan (organisasi), 4. Laporan Pedahuluan
Ketatalaksanaan (Business Process), dan SDM 5. Laporan Akhir
Aparatur.

LINGKUP KEGIATAN: OUTCOME:


1. Persiapan dan koordinasi (Penajaman KAK Terselenggaranya kegiatan litbang kebijakan
dan Koordinasi) dan penerapan teknologi yang sesuai dengan
2. Implementasi SMM/ISO 9001:2008 standar SMM dan penerapan SPIP.
3. Pembahasan Pengembangan Institusi
Puslitbang KPT terkait pelaksanaan
Reformasi Birokrasi di Kementerian PUPR PENERIMA MANFAAT:
4. Koordinasi kegiatan RB dengan Pusat- • Bidang/Bagian/Balai di lingkungan Pus KPT
Pusat Litbang di lingkungan Balitbang • Para peneliti dan perekayasa di lingkungan
Kementerian PUPR Puslitbang KPT
5. Diskusi HKI • Stakeholders lainnya
6. Penyusunan dokumen Sistem Operasional
Prosedur (SOP)
7. Konsolidasi pelaksanaan SPIP
8. Pengisian kuesioner

[ 63 ]
LOKASI:
DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, DIY

PAGU ANGGARAN:
Rp.261.455.000,- (Dua Ratus Enam Puluh Satu
Juta Empat Ratus Lima Puluh Lima Ribu Rupiah)
secara Swakelola.

KESIMPULAN:
• SOP Makro dan Teknis yang telah disusun
lalu didistribusikan kepada unit eselon 3
Pusat dan Balai-Balai di lingkungan
Puslitbang KPT. Dengan adanya SOP
sangat mempermudah perincian atau
standar yang tetap mengenai aktivitas
pekerjaan yang berulang-ulang yang
diselenggarakan dalam suatu organisasi.
• Telah mengikuti pelatihan pemahaman
peraturan HKI (Hak Cipta, Desain Industri,
Merek) dan drafting paten yang
diselenggarakan oleh Sekertariat
Balitbang pada 6-7 Desember 2018 di
Pusjatan.
• SK Plt. Kaba tentang pembentukan tim
counterpart dan responden penilaian
maturitas pelaksanaan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di
lingkungan Balitbang Kementerian PUPR.
• Kuesioner SPIP dengan responden Pusat
dan Balai-Balai dilingkungan Puslitbang
KPT.

REKOMENDASI:
• Koordinasi intensif dengan Sekertariat
Balitbang mengenai penerapan SPIP.

[ 63 ]
KEGIATAN PENUNJANG
PENGELOLAAN
ADMINISTRASI
DAN
PELAPORAN
KEUANGAN
KEGIATAN PENDUKUNG
PENGELOLAAN ADMINISTRASI DAN
PELAPORAN KEUANGAN

Guna mewujudkan Laporan Keuangan Satker OUTCOME:


Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi Terwujudnya Laporan Keuangan Puslitbang
Balitbang PUPR yang mendapatkan opini Wajar Kebijakan dan Penerapan Teknologi Balitbang
Tanpa Pengecualian (WTP). PUPR yang mendapatkan opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP).
LINGKUP KEGIATAN:
1. Koordinasi Pelaksanaan Rekonsiliasi dan
Penyusunan Laporan Keuangan PENERIMA MANFAAT:
2. Mengikuti Sosialisasi dan Workshop Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi.
Peraturan Keuangan
3. Pelaksanaan Rekonsiliasi SAIBA dan LOKASI:
Penyusunan Laporan Keuangan Semester Jakarta, Bekasi, Bandung, Solo, Surabaya,
II TA 2017 Yogyakarta, Banjarmasin, Makassar.
4. Pelaksanaan Rekonsiliasi SAIBA dan
Penyusunan Laporan Keuangan Semester
I TA 2018
PAGU ANGGARAN:
5. Pelaksanaan Rekonsiliasi SAIBA dan Rp. 347.354.000,- (Tiga Ratus Lima Puluh Juta
Penyusunan Laporan Keuangan Triwulan Rupiah) secara Swakelola.
III TA 2018
KESIMPULAN:
OUTPUT: Kegiatan penunjang, menghasilkan 3 Laporan,
1. Laporan Keuangan Semester II TA 2017 yaitu Laporan Keuangan Semester II TA 2017,
2. Laporan Keuangan Semester I TA 2018 Laporan Keuangan Semester I TA 2018, dan
3. Laporan Keuangan Triwulan III TA 2018 Laporan Keuangan Triwulan III TA 2018.

[ 63 ]
KEGIATAN PENUNJANG
PENGELOLAAN
ADMINISTRASI
DAN
PELAPORAN
BMN
KEGIATAN PENDUKUNG
PENGELOLAAN ADMINISTRASI
DAN PELAPORAN BMN

Mewujudkan pengelolaan dan penatausahaan OUTCOME:


BMN Satker Puslitbang Kebijakan dan Terwujudnya pengelolaan dan penatausahaan
Penerapan Teknologi Balitbang PUPR sesuai BMN Satker Puslitbang Kebijakan dan
dengan peraturan yang berlaku guna Penerapan Teknologi Balitbang PUPR sesuai
mempertahankan opini Wajar Tanpa dengan peraturan yang berlaku guna
Pengecualian (WTP). mempertahankan opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)
LINGKUP KEGIATAN:
1. Koordinasi Pelaksanaan Rekonsiliasi dan
Penyusunan Laporan BMN PENERIMA MANFAAT:
2. Mengikuti Sosialisasi dan Workshop Internal Puslitbang Kebijakan dan Penerapan
Peraturan tentang Penatausahaan BMN Teknologi.
3. Pelaksanaan Rekonsiliasi BMN dan
Penyusunan Laporan BMN Semester II TA
2017 LOKASI:
4. Penyusunan Laporan BMN Tahunan (TA Jakarta, Bekasi, Bandung, Surabaya,
2017) Yogyakarta, Makassar, Bali
5. Pelaksanaan Rekonsiliasi BMN dan
Penyusunan Laporan BMN Semester I TA
2018
PAGU ANGGARAN:
Rp. 326.028.000,- (Tiga Ratus Tiga Puluh Juta
Rupiah) secara Swakelola.
OUTPUT:
1. Laporan BMN Semester II TA 2017
2. Laporan BMN Tahunan (TA 2017) KESIMPULAN:
3. Laporan BMN Semester I TA 2018 Kegiatan penunjang, telah menghasilkan 3
Laporan, yaitu Laporan BMN Semester II TA
2017, Laporan BMN Tahunan (TA 2017), dan
[ 63 ] Laporan BMN Semester I TA 2018.
KEGIATAN PENUNJANG
PENGELOLAAN
KEHUMASAN
KEARSIPAN
DAN RUMAH
TANGGA
KEGIATAN PENUNJANG
PENGELOLAAN KEHUMASAN KEARSIPAN
DAN RUMAH TANGGA

Mewujudkan pengelolaan kehumasan, OUTCOME:


kearsipan, dan rumah tangga Puslitbang Terwujudnya pengelolaan kehumasan,
Kebijakan dan Penerapan Teknologi Balitbang kearsipan, dan rumah tangga Puslitbang
PUPR sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kebijakan dan Penerapan Teknologi Balitbang
PUPR sesuai dengan peraturan yang berlaku
LINGKUP KEGIATAN:
1. Fasilitasi Penyelenggaraan Rapim Pus KPT
2. Fasilitasi Penyusunan Buku Rekam Jejak
PENERIMA MANFAAT:
PusKPT Internal Puslitbang Kebijakan dan Penerapan
3. Pelaksanaan Sewa 2 (dua) unit Kendaraan Teknologi.
Dinas Operasional dan 1 (satu) unit
Kendaraan Dinas Pejabat Eselon II LOKASI:
4. Pengelolaan Arsip TA 2018 Jakarta, Bekasi, Bandung, Bogor, Surabaya
5. Penataan Arsip TA 2014, 2015, dan 2017
6. Penyimpanan Arsip
PAGU ANGGARAN:
Rp. 617.019.000,- (Enam Ratus Tujuh Belas Juta
OUTPUT: Sembilan Belas Ribu Rupiah) secara Swakelola.
1. Terselenggaranya Rapim Pus KPT (24
Januari di Jakarta, 21 Februari di Surabaya,
3 April di Bandung, 18-19 Juli di Surabaya,
KESIMPULAN & SARAN:
26 November di Jakarta, 10-17-31 Kegiatan ini merupakan kegiatan penunjang
Desember di Jakarta) dan telah menyelenggarakan Rapim Pus KPT,
2. Tersusunnya Buku Rekam Jejak Pus KPT menyusun Buku Akseptabilitas Penerapan
dengan judul “Akseptabilitas Penerapan Inovasi Teknologi, menyewa Kendaraan Dinas
Inovasi Teknologi” Operasional dan Pejabat, mengelola Arsip TA
3. Tersewanya 2 (dua) unit Kendaraan Dinas 2018, menata dan menyimpan Arsip TA 2014,
Operasional dan 1 (satu) unit Kendaraan 2015, dan 2017. Untuk perbaikan ke depan,
Dinas Pejabat Eselon II disarankan agar penyelenggaraan Rapim.
4. Terkelolanya Arsip TA 2018
5. Tertatanya Arsip TA 2014, 2015, dan 2017
6. Tersimpannya Arsip dalam Ruang Arsip

[ 63 ]
KEGIATAN PENUNJANG
PENGEMBANGAN
KAPASITAS
SUMBER DAYA
MANUSIA
KEGIATAN PENUNJANG
PENGEMBANGAN KAPASITAS
SUMBER DAYA MANUSIA

Untuk mendorong motivasi pegawai agar selalu OUTCOME:


dapat meningkatkan kinerja kompetensi serta Terselenggaranya kegiatan pengembangan
produktivitas kerja, maka perlu dibuat kegiatan kapasitas SDM sesuai dengan target.
pengembangan kapasitas sumber daya
manusia.
PENERIMA MANFAAT:
LINGKUP KEGIATAN: Bidang / Bagian dan Balai di lingkungan
1. Penyusunan daftar nominatif pegawai Puslitbang KPT.
tugas belajar
2. Penyusunan daftar PNS yang telah LOKASI:
mengikuti diklat penjenjangan dan non
DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, D.I
penjenjangan
Yogyakarta
3. Penyusunan kebutuhan diklat pegawai

OUTPUT: PAGU ANGGARAN:


Rp 992.793.000,- (Sembilan Ratus Sembilan
1. Daftar nominatif pegawai tugas belajar
Puluh Dua Juta Tujuh Ratus Sembilan Puluh
dalam dan luar negeri
Tiga Ribu Rupiah) secara Swakelola.
2. Daftar PNS yang telah mengikuti
diklat/pelatihan penjenjangan dan non
penjenjangan selama tahun 2018
3. Penyelenggaraan in house training SDM
Puslitbang Kebijakan d33an Penerapan
Teknologi
4. Kebutuhan diklat pegawai

[ 63 ]
KESIMPULAN : • Diklat Teknis:
1. Pada tahun 2018 Puslitbang KPT telah ⁻ Diklat Sistem Akuntansi Instansi
menyelenggarakan Bimbingan Teknis in ⁻ Pelatihan dan Ujian Sertifikasi
housing antara lain: Keahlian Pengadaan Barang/Jasa
• Training of Tariner (ToT) Alih Teknologi Pemerintah
bidang jalan dan jembatan, air dan ⁻ Diklat Penilaian Potensi dan
permukiman Kompetensi untuk administrator
• Bimbingan Teknis Manajemen dan pengawas
Konstruksi ⁻ Diklat Purna Karya Bakti
• On The Job Training (OJT) kegiatan ⁻ Diklat Assesment
pengenalan kelitbangan CPNS formasi • Tugas belajar:
2017 ⁻ ADB-Japan Scholarship Program
2. Puslitbang KPT mengirimkan pegawai (ADB-JSP) program studi S2 –
untuk mengikuti berbagai jenis International Development di
diklat/pelatihan antara lain: Jepang
• Diklat fungsional:
⁻ Diklat Jafung Peneliti Tingkat REKOMENDASI
Pertama 1. Memfasilitasi pegawai yang memerlukan
⁻ Diklat Jafung Perekayasa diklat/pelatihan untuk meningkatkan
• Diklat Struktural: keahlian atau keterampilannya.
⁻ Diklat PIM IV 2. Memberikan penugasan kepada pegawai
⁻ Diklat PIM II untuk mengikuti diklat/pelatihan agar
⁻ Seleksi Diklat PPRA Lemhanas LIX dapat mengaplikasikan keahlian maupun
keterampilannya.

[ 63 ]
KEGIATAN PENUNJANG
PENGELOLAAN
ADMINISTRASI
KEPEGAWAIAN
KEGIATAN PENDUKUNG
PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN

Agar tercapainya kondisi budaya kerja baru OUTCOME:


yang lebih efisien dan efektif maka perlu
melakukan identifikasi dan layanan terkait Terselenggaranya kegiatan pengelolaan
kegiatan pengelolaan administrasi adminitrasi kepegawaian yang efektif dan
kepegawaian di lingkungan Puslitbang efisien.
Kebijakan dan Penerapan Teknologi.
PENERIMA MANFAAT:
LINGKUP KEGIATAN: Bidang/Bagian dan Balai di lingkungan
1. Penyusunan dan pemrosesan usul KP PNS Puslitbang KPT.
2. Penyusunan dan pemrosesan KGB PNS
3. Penyusunan dan pemrosesan usul
penghargaan PNS LOKASI:
4. Penyusunan dan pemrosesan DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, D.I
pengangkatan jafung PNS Yogyakarta.
5. Penyusunan dan pengolahan DUK PNS
6. Penyusunan dan pemrosesan formulir PAGU ANGGARAN:
isian LP2P PNS Rp 228.732.000,- (Dua Ratus Dua Puluh
7. Penyusunan dan pemrosesan PNS yang Delapan Tujuh Ratus Tiga Puluh Dua Ribu
akan pensiun Rupiah) secara Swakelola.

OUTPUT: KESIMPULAN :
1. Daftar Nominatif KP pegawai periode April Kegiatan pengelolaan administrasi
dan Oktober 2018 kepegawaian yang tertata dan baik dapat
2. Daftar Nominatif Kenaikan Gaji Berkala membuat pekerjaan administrasi menjadi lebih
2018 mudah baik dalam hal pengurusan kenaikan
3. Daftar Nominatif Pemberian Tanda pangkat, data-data kepegawaian, pegawai yang
Penghargaan periode Agustus dan akan pensiun, kenaikan gaji berkala, SKP dan
Desember 2018 administrasi lainnya.
4. Daftar Nominatif Pengangkatan Jabatan
Fungsional Peneliti dan Jafung lainnya REKOMENDASI
5. Daftar Urut Kepangkatan PNS tahun 2018 Dalam melakukan kegiatan pembinaan
pengelolaan administrasi kepegawaian
6. Daftar Nominatif PNS wajib LP2P tahun
diperlukan sarana dan prasarana yang
2018
memadai serta ruang untuk penyimpanan
7. Daftar Penilaian SKP PNS tahun 2018 dokumen-dokumen kepegawaian.
8. Daftar Nominatif PNS yang akan pensiun
tahun 2018

[ 63 ]

Anda mungkin juga menyukai