Anda di halaman 1dari 4

SURAT KESEPAKATAN BERSAMA

TRANSAKSI JUAL BELI / ALIH RAWAT


PEDANG SAMURAI ........................................ TOMBOL .... (...........)
NOMOR : ….../SKB/PSM.ATHC/...../2018
LAMPIRAN : 1 (SATU) Bendel
Pada hari ini ……….., tanggal………………………... bulan……………... tahun dua ribu
delapan belas (.…/…../2018). Yang bertanda tangan di bawah ini, kami :
Nama : ..
Pekerjaan : ..
No KTP : ..
Alamat : ..
..
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemilik/kuasa barang pedang samurai,
selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama (I)/Pemegang Kuasa Jual.
Nama : ..
Pekerjaan : ..
No KTP : ..
Alamat : ..
..
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri/pribadi kuasa buyer pedang samurai,
untuk selanjutnya disebut sebagi Pihak Kedua (II)/Pembeli.
Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah sepakat dan setuju serta penuh kesadaran, keikhlasan
masing–masing untuk mengikat dirinya masing-masing dalam suatu kesepakatan bersama
tentang pelaksanaan jual beli atau perpindahan alih rawat pedang samurai dengan kriteria
barang sebagai berikut :
Nama Barang : PEDANG SAMURAI
Warna : ........................................ Bilah ...........................................
Jenis : ................................... Tombol ...... (....................)
Authentifikasi : KELUAR BILAH DENGAN SEMPURNA
KEDAP UDARA, ANTI MAGNET
TEMPEL PENITI MEMBARA
PUTUS PAKU UKURAN 5 INCH / PANJANG 12,5 CM
TOMBOL DALAM KEADAAN BAIK
PEDANG TIDAK BERKHODAM
BARANG TIDAK SENGKETA
Mengingat benda yang akan ditransaksikan atau dijualbelikan atau dialihrawatkan itu
berdasarkan kriteria, maka harus dengan penelitian dan pengujian terhadap pedang samurai
tersebut, dan karena kedua belah pihak berkedudukan di Negara Republik Indonesia (NKRI),
maka kedua belah pihak sepakat untuk mencapai kata mufakat berdasarkan pedoman Kitab
Undang–undang Hukum Perdata (KUHP) yang digunakan sebagai pedoman sah dan tidaknya
jual beli atau alih rawat di Negara Republik Indonesia. Oleh karenanya transaksi atau jual beli
atau alih rawatnya disepakati bersama akan diatur dalam pasal–pasal berikut ini :

PASAL I
KEWAJIBAN PIHAK PEMILIK ATAU YANG MEWAKILI
Ayat I
Pihak Pertama (I) atau penjual pedang samurai (SM) berkewajiban untuk mengadakan
pedang samurai yang akan dialihrawatkan kepada Pihak Kedua, dengan harga jual
sebesar Rp. .................................................... (.................................................................
rupiah) seperti yang telah disepakati bersama.
Ayat II
Pihak Pertama (I) mengizinkan barang/pedang samurai tersebut diperiksa, atau diteliti
dan diuji hasilnya melalui tes 2 (dua) kali atau dua tahap hingga putus paku yang telah
disepakati sesuai kriteria tersebut di atas, dengan mengingat Kitab Undang–undang
Hukum Perdata (KUHP) Pasal 1463, KUHPdt.

Pasal II
KEWAJIBAN PEMBELI ATAU YANG MEWAKILI
1. Pihak Kedua (II) wajib memberikan uang perikatan sebesar Rp. ….................................
(..................................................... rupiah) kepada Pihak Pertama (I) setelah barang
dinyatakan masuk kriteria dan lulus tes putus paku tahap pertama (TEST–1) oleh
verifikator buyer, kemudian pedang samurai dimasukkan dalam brankas besi di tempat
yang telah disepakati bersama dan dalam pengawasan kedua belah pihak.
2. Maksimal 3x24 jam akan dilakukan tes tahap kedua (TEST-2). Apabila dinyatakan
lulus putus paku oleh tester atau A1 buyer, maka Pihak Kedua (II) wajib
memberikan uang tes sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dan bonus atau
uang tunggu Rp. 20.000.000.000,- (dua puluh miliar rupiah) melalui overbooking bank
kepada Pihak Pertama dengan sistem S-S (dengan pembagian pemilik barang 50% dan
semua mediator 50%). Apabila pada saat tes tahap kedua (TEST-2) gagal/tidak putus
paku, maka dana perikatan sebesar Rp. .......................................... (................................
.......................rupiah) tersebut wajib dikembalikan oleh pihak pertama (I) kepada pihak
kedua (II).
3. Pihak Kedua (II) atau yang mewakili bertanggumg jawab atas pembayaran barang/
pedang samurai tersebut sebesar Rp. ................................................. (.............................
...................................rupiah), dengan sistem pembagian S-S (pemilik barang 50% dan
semua mediator 50%) yang telah disepakati bersama dengan Pihak Pertama (I) hingga
selesai, maksimal dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja Bank.
4. Pihak Kedua (II) sanggup membayar lunas pembayaran pedang samurai di atas dengan
total nilai transaksi jual beli/alih rawat sebesar pada ayat 3 pasal ini dengan sistem
overbooking pada Bank yang ditunjuk Pihak Kedua (II) lengkap dengan sertifikat
legalitas kepemilikan uang (full KYC).
5. Apabila setelah 14 (empat belas) hari kerja bank, Pihak Kedua tidak sanggup
menyelesaikan pembayaran seperti yang tersebut di atas pada ayat 3 pasal ini, maka
seluruh dana pengetesan Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dan bonus sebesar
Rp. 20.000.000.000,- (dua puluh miliar rupiah) yang telah diberikan kepada Pihak
Pertama dinyatakan hangus atau tidak dapat dikembalikan dan atau ditarik
kembali oleh Pihak Kedua.
6. Segala bentuk biaya dan pajak PPN dan PPh yang timbul dalam transaksi tersebut,
menjadi tanggung jawab Pihak Kedua.

Pasal III
WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN TRANSAKSI
1. Tempat pengujian atau eksekusi tes putus paku tahap pertama (TEST-I) disepakati
bersama oleh kedua belah pihak yaitu di tempat Pihak Pertama/sesuai kesepakatan
bersama.
2. Tempat transaksi atau pembayaran di Bank Central Asia (BCA) cabang ….....................
......................................................., Indonesia.
3. Waktu pengetesan disepakati bersama kedua belah pihak yaitu pada hari .......................,
tanggal ..................................... 2018.

Pasal IV
SYARAT DAN KETENTUAN
1. Bilamana barang yang dijanjikan dari Pihak Pertama (I) atau para mediator atau
penunjuk barang telah dinyatakan lulus tes tahap pertama dan tahap kedua, maka Pihak
Kedua (II) wajib memenuhi kewajiban sesuai di pasal II ayat 1, 2, 3, 4.
2. Dan bilamana setelah verifikasi barang tersebut ternyata tidak sesuai dengan kriteria
yang diperlukan oleh Pihak Kedua (II), maka transaksi jual beli atau pemberian uang
jasa alih rawat selama ini dinyatakan batal demi hukum

Pasal V
SANKSI - SANKSI
Bilamana Pihak Pertama (I) mundur/membatalkan Surat Kesepakatan Bersama yang telah
ditandatangani kedua belah pihak atau membatalkan transaksi secara sepihak sebelum
pelaksanaan transaksi pengetesan tahap 1 dan 2, maka Pihak Pertama (I) dikenakan denda
sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), dan harus dibayarkan hari itu juga.
Bilamana Pihak Pertama (I) mundur atau membatalkan Surat Kesepakatan Bersama yang telah
ditandatangani kedua belah pihak atau membatalkan transaksi secara sepihak setelah dilakukan
pengetesan tahap 1 dan 2 maka Pihak Pertama (I) dikenakan denda sebesar Rp. 1.000.000.000,-
(satu miliar rupiah) dan mengembalikan seluruh uang perikatan, uang tes, dan bonus yang telah
dibayarkan Pihak Kedua (II), dan harus dibayarkan hari itu juga.
Pasal VI
KOMPOSISI PEMBAGIAN HASIL TRANSAKSI/KOMPENSASI
Mengenai pemberian jasa mediator yang telah disepakati bersama kedua belah pihak sesuai
pasal II ayat 2 dan 3, dengan rincian sebagai berikut :
1. Pemilik barang SM (50%) : Rp. ......................................................................
2. Semua mediator (50%) : Rp. ......................................................................
a) Mediator barang SM (25%) : Rp. …..................................................................
b) Mediator Pembeli (25%) : Rp. …..................................................................

Demikian Surat Kesepakatan Bersama (SKB) yang telah disetujui oleh kedua belah pihak dan
disaksikan oleh para saksi dengan dasar dan berlandaskan hukum yang berlaku di Negara RI
dan bilamana ada kurang dan lebihnya akan dibenahi dan direvisi dihadapan pejabat yang
berwenang (notaris) yang telah disepakati bersama dan tidak menyalahi ketentuan atau
Undang–undang yang berlaku di Negara RI.
Dan SKB ini dibubuhi tanda tangan semua pihak dan saksi–saksi, di atas meterai yang cukup
dan dibuat rangkap 2 (dua) yang mana masing–masing mempunyai kekuatan hukum yang
sama. Satu eksemplar dipegang oleh Pihak Pertama/Pemilik Barang SM dan satu eksemplar
dipegang oleh Pihak Kedua/Pembeli.

Dibuat di : ..................................................., Indonesia


Tanggal/bulan/tahun : …./…........................./2018

Pihak Pertama (I) Pihak Kedua (II)


Pemilik/Kuasa Jual, Pembeli/Kuasa Beli,

(…..........................................) (..........................................)

Saksi Para Pihak (I) Saksi Para Pihak (II)

1. ................................. (……………….) 1. .............................. ( ………………)

2. ................................... (.……………….) 2. ............................... (………………)

Anda mungkin juga menyukai