Anda di halaman 1dari 159

Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu:

1. membaca dan menyajikan data dalam bentuk tabel distribusi dan histogram;
2. mendeskripsikan dan menghitung berbagai ukuran pemusatan, ukuran letak, dan ukuran penyebaran;
3. menerapkan konsep ukuran pemusatan, ukuran letak, dan ukuran penyebaran dalam menyelesaikan masalah.
Berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, siswa mampu bersikap cermat dalam menganalisis setiap
permasalahan.

Statistika

Tabel Distribusi Frekuensi dan Ukuran Pemusatan Ukuran Letak dan Ukuran
Histogram Penyebaran

• Membaca data dalam bentuk • Mendeskripsikan pengertian • Mendeskripsikan pengertian


tabel distribusi frekuensi dan mean, median, dan modus. kuartil, desil, dan persentil.
histogram. • Menghitung nilai mean, me- • Menghitung nilai kuartil, desil,
• Mendeskripsikan unsur-unsur dian, dan modus data tunggal. dan persentil data tunggal.
yang terdapat dalam tabel • Menghitung nilai mean, me- • Menghitung nilai kuartil, desil,
distribusi frekuensi dan histo- dian, dan modus data ber- dan persentil data berkelompok.
gram. kelompok.
• Menyajikan data dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi dan
histogram.

• Bersikap cermat dalam menganalisis setiap permasalahan.


• Mampu membaca data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan histogram.
• Mampu menjelaskan unsur-unsur yang terdapat dalam tabel distribusi frekuensi dan histogram.
• Mampu menyajikan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan histogram.
• Mampu menjelaskan pengertian mean, median, dan modus.
• Mampu menghitung nilai mean, median, dan modus data tunggal.
• Mampu menghitung nilai mean, median, dan modus data berkelompok.
• Mampu menjelaskan pengertian kuartil, desil, dan persentil.
• Mampu menghitung nilai kuartil, desil, dan persentil data tunggal.
• Mampu menghitung nilai kuartil, desil, dan persentil data berkelompok.

Matematika Kelas XI 1
A, Pilihan Ganda Batang tertinggi berada di kelas interval yang
memiliki tepi bawah 60,5 dan tepi atas 70,5, maka:
1. Jawaban: c
batas bawah kelas interval = 60,5 + 0,5 = 61
Tepi atas kelas interval = 12,5 + 8
batas atas kelas interval = 70,5 – 0,5 = 70
= 20,5
Dengan demikian, diperoleh kelas interval 61–70.
Batas atas kelas interval = 20,5 – 0,5
Jadi, nilai yang paling banyak diperoleh siswa
= 20
adalah 61–70.
Jadi, batas atas kelas interval tersebut 20.
7. Jawaban: e
2. Jawaban: b
Perbandingan banyak benda yang berusia antara
Misalkan batas bawah kelas interval = Bb, batas
8–10 tahun dan 14–16 tahun adalah 1:5.
atas kelas interval = Ba, dan panjang kelas = p.
Misalkan banyak benda yang berusia 8–10 tahun
1
Titik tengah kelas interval = 2 ( Bb + Ba) = x, maka banyak benda yang berusia 14–16 tahun
= 5x
1

44,5 = 2 ( Bb + Bb + p – 1) Banyak benda seluruhnya = 10 + 20 + x + 15
+ 5x + 5x
⇔ 89 = 2Bb + 10 – 1
⇔ 100 = 45 + 11x ⇔ 11x = 55
⇔ 2Bb = 80
⇔ x =5
⇔ Bb = 40
Banyak benda yang berusia 14–16 tahun = 5x
Jadi, batas bawah kelas interval tersebut 40.
= 5 × 5 = 25
3. Jawaban: d Banyak benda yang berusia 17–19 tahun = banyak
Titik tengah kelas interval IV benda yang berusia 14–16 tahun = 25
1 Jadi, benda yang berusia antara 17–19 tahun
= 2 (61 + 67)
sebanyak 25 buah.
1
= 2 × 128 8. Jawaban: d
Nilai data yang kurang dari 15 berada di kelas
= 64
interval 7–10 dan 11–14.
4. Jawaban: b Frekuensi kelas interval 7–10 = p + 4
Kelas interval II adalah 47–53. Frekuensi kelas interval 11–14 = p + 6
Kelas interval III adalah 54–60. Nilai data yang kurang dari 15 sebanyak 34, maka:
Tepi atas kelas interval 47–53 adalah 53 + 0,5 (p + 4) + (p + 6) = 34
= 53,5. ⇔ 2p + 10 = 34
Tepi bawah kelas interval 54–60 adalah 54 – 0,5 ⇔ 2p = 24
= 53,5. ⇔ p = 12
Dengan demikian, tepi kelas 53,5 sebagai tepi atas Nilai data yang lebih dari 18 berada di kelas
kelas interval II dan sekaligus sebagai tepi bawah interval 19–22 dan 23–26.
kelas interval III. Frekuensi kelas interval 19–22 = 2p – 4
5. Jawaban: a Frekuensi kelas interval 23–26 = p – 3
Jumlah siswa = 9 + 8 + 6 + 5 + 4 = 32 Nilai data yang lebih dari 18 = (2p – 4) + (p – 3)
Berat badan siswa lebih dari 60 kg berada di kelas = 3p – 7
interval 61–67 dan 68–74. = 3 × 12 – 7
Frekuensi kelas interval 61–67 adalah 5. = 36 – 7 = 29
Frekuensi kelas interval 68–74 adalah 4. Jadi, nilai data yang lebih dari 18 sebanyak 29.
Banyak siswa yang berat badannya lebih dari 60 9. Jawaban: e
= 5 + 4 = 9. Poligon frekuensi merupakan diagram yang
Persentase banyak siswa yang memiliki berat menyajikan titik-titik tengah nilai data.
9 1
badan lebih dari 60 kg = 32 × 100% = 28,125%. Titik tengah kelas interval 152–157 = 2 (152 + 157)
6. Jawaban: c = 154,5
Kelas interval yang memiliki batang tertinggi Titik tengah 154,5 mempunyai frekuensi 6.
menunjukkan nilai yang paling banyak diperoleh Jadi, banyak siswa yang mempunyai tinggi badan
siswa. 152–157 cm ada 6 anak.

2 Statistika
10. Jawaban: e Dari kelas interval pada tabel di atas diperoleh tabel
Titik tengah kelas interval yang mempunyai distribusi frekuensi relatif sebagai berikut.
frekuensi 9 adalah 160,5.
Tinggi Bibit Cabai Frekuensi
Titik tengah 160,5 berada pada kelas interval (mm) Relatif
keempat.
110–116 6,7%
Titik tengah kelas 154,5 dan 160,5 saling 117–123 10%
berurutan, maka panjang kelas: 124–130 16,7%
p = 160,5 – 154,5 = 6. 131–137 20%
Letak tepi bawah, titik tengah, dan tepi atas kelas 138–144 25%
145–151 13,3%
interval keempat dapat digambarkan pada diagram 152–158 8,3%
berikut.
p=6 3. Data setelah diurutkan sebagai berikut.
Tb4 = 157,5 x4 = 160,5 Ta4 = 163,5 41 41 42 42 43 43 44 45 46 46
47 47 48 49 50 51 52 53 54 56
3 3 56 57 58 59 60 61 62 63 66 67
Dari diagram di atas diperoleh tepi bawah Tb4 = Banyak data = n = 30
157,5 dan tepi atas Ta4 = 163,5, maka: Nilai data terkecil = 41
batas bawah = Tb4 + 0,5 = 157,5 + 0,5 = 158 Nilai data terbesar = 67
batas atas = Ta4 – 0,5 = 163,5 – 0,5 = 163. Jangkauan = nilai data terbesar – nilai data terkecil
Dengan demikian, diperoleh kelas interval keempat = 67 – 41 = 26
yaitu 157–163. Banyak kelas = k
Jadi, sebanyak 9 siswa mempunyai tinggi badan = 1 + 3,3 log n
158–163 cm. = 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3 × 1,477
B. Uraian = 1 + 4,8741
= 5,8741
1. a. Bambu yang panjangnya tidak kurang dari ≈6
6,7 meter berada di kelas interval 6,7–8,0 dan Panjang kelas:
8,1–9,4.
jangkauan
Frekuensi kelas interval 6,7–8,0 = 15 p = banyak kelas
Frekuensi kelas interval 8,1–9,4 = 20
Banyak bambu yang panjangnya tidak kurang 26
= 6
dari 6,7 meter = 15 + 20 = 35
Jadi, banyak bambu yang dapat digunakan = 4,33
Pak Ahmad untuk membuat kepang 35 lonjor. ≈5
b. Bambu yang panjangnya tidak lebih dari 5,2 Menentukan batas atas dan batas bawah kelas
meter berada di kelas interval 2,5–3,8 dan interval pertama.
3,9–5,2. Bb1 = nilai data terkecil = 41
Frekuensi kelas interval 2,5–3,8 = 12 Ba1 = Bb1 + p –1 = 41 + 5 – 1 = 45
Frekuensi kelas interval 3,9–5,2 = 16 Diperoleh kelas interval pertama : 41–45
Banyak bambu yang panjangnya tidak lebih Menentukan batas atas dan batas bawah kelas
dari 5,2 meter = 12 + 26 = 28 interval kedua.
Jadi, banyak bambu yang dapat digunakan Bb2 = Ba1 + 1 = 45 + 1 = 46
Pak Ahmad untuk membuat pagar 28 lonjor. Ba2 = Bb2 + p – 1 = 46 + 5 – 1 =50
Diperoleh kelas interval kedua : 46–50
2. Dari histogram diperoleh batas bawah, batas atas, Dengan cara yang sama diperoleh:
dan kelas interval sebagai berikut. Kelas interval ketiga : 51–55
Batas Bawah Batas Atas Kelas Interval Kelas interval keempat : 56–60
109,5 + 0,5 = 110 116,5 – 0,5 = 116 110–116
Kelas interval kelima : 61–65
116,5 + 0,5 = 117 123,5 – 0,5 = 123 117–123 Kelas interval keenam : 66–70
123,5 + 0,5 = 124 130,5 – 0,5 = 130 124–130
130,5 + 0,5 = 131 137,5 – 0,5 = 137 131–137
137,5 + 0,5 = 138 144,5 – 0,5 = 144 138–144
144,5 + 0,5 = 145 151,5 – 0,5 = 151 145–151
151,5 + 0,5 = 152 158,5 – 0,5 = 158 152–158

Matematika Kelas XI 3
Tabel distribusi frekuensi Skor Frekuensi 5. Titik tengah kelas interval ke-1 = 3
skor ujian penerimaan Titik tengah kelas interval ke-2 = 4,1
41–45 8
calon karyawan PT Sido 46–50 7 Panjang kelas = p = 4,1 – 3 = 1,1
Makmur sebagai berikut. 51–55 4 Tepi bawah dan tepi atas setiap kelas interval
56–60 6 sebagai berikut.
61–65 3
66–70 2 Kelas Titik Batas Bawah Tepi Atas
interval Tengah 1 1
4. Jumlah apel = 22, maka: ke-i (Tbi = xi – p) (Tai = xi + p)
(x i) 2 2
n + (n + 2) + 3 + 2 + (n + 1) + 5 = 22
1 3 3 – 0,55 = 2,45 3 + 0,55 = 3,55
⇔ 3n + 13 = 22 2 4,1 4,1 – 0,55 = 3,55 4,1 + 0,55 = 4,65
⇔ 3n = 9 3 5,2 5,2 – 0,55 = 4,65 5,2 + 0,55 = 5,75
⇔ n=3 4 6,3 6,3 – 0,55 = 5,75 6,3 + 0,55 = 6,85
Tabel distribusi frekuensi berat apel secara 5 7,4 7,4 – 0,55 = 6,85 7,4 + 0,55 = 7,95
6 8,5 8,5 – 0,55 = 7,95 8,5 + 0,55 = 9,05
lengkap sebagai berikut. 7 9,6 9,6 – 0,55 = 9,05 9,6 + 0,55 = 10,15
Berat Apel (gram) Frekuensi Dari tepi bawah dan tepi atas setiap kelas interval
200–204 3 pada tabel di atas diperoleh batas bawah dan batas
205–209 5 atas sebagai berikut.
210–214 3
215–219 2 Batas Bawah Batas Atas Kelas
220–224 4 (Tbi + 0,05) (Tai – 0,05) interval
225–229 5
2,45 + 0,05 = 2,5 3,55 – 0,05 = 3,5 2,5–3,5
Histogram berat apel sebagai berikut. 3,55 + 0,05 = 3,6 4,65 – 0,05 = 4,6 3,6–4,6
4,65 + 0,05 = 4,7 5,75 – 0,05 = 5,7 4,7–5,7
Frekuensi
5,75 + 0,05 = 5,8 6,85 – 0,05 = 6,8 5,8–6,8
6 6,85 + 0,05 = 6,9 7,95 – 0,05 = 7,9 6,9–7,9
7,95 + 0,05 = 8,0 9,05 – 0,05 = 9,0 8,0–9,0
5 9,05 + 0,05 = 9,1 10,15 – 0,05 = 10,1 9,1–10,1
4
Dari batas bawah dan
3 Nilai Frekuensi
batas atas setiap kelas
2 2,5–3,5 8
interval pada tabel di atas
3,6–4,6 7
1 diperoleh tabel distribusi 4,7–5,7 6
0 frekuensi berikut. 5,8–6,8 6
205–209
200–204

210–214

215–219

220–224

225–229

Berat Apel 6,9–7,9 5


(gram) 8,0–9,0 4
9,1–10,1 3

A. Pilihan Ganda Banyak data = 30.


Oleh karena banyak data genap maka:
1. Jawaban: b
Modus pada diagram batang adalah nilai data yang 1 30 30
Median = 2 (nilai data ke- 2 + nilai data ke-( 2 + 1))
mempunyai batang paling tinggi.
Nilai 6 mempunyai batang paling tinggi, maka 1
modus data = 6. = 2 (nilai data ke-15 + nilai data ke-16)

2. Jawaban: c 1
= 2 (6 + 7)
Usia
Tahun fi fk = 6,5 tahun
Jadi, median usia anak 6,5 tahun.
5 7 7
6 8 15
7 3 18
8 5 23
9 4 27
10 3 30

4 Statistika
3. Jawaban: c 6. Jawaban: d
Rata-rata usia Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
∑ fixi berikut.
= ∑ fi
Nilai fi fk
7 ⋅ 5 + 8 ⋅ 6 + 3 ⋅ 7 + 5 ⋅ 8 + 4 ⋅ 9 + 3 ⋅ 10 fk
= 30
41–50 4 4 Me
51–60 5 9 ←
35 + 48 + 21+ 40 + 36 + 30 61–70 3 12 ← Kelas Me
= 30 71–80 2 14
210 81–90 6 20
= 30
= 7 tahun
Jadi, rata-rata usia anak yang belajar melukis di Banyak data = n = 20
sanggar tersebut 7 tahun. Median = nilai data ke- (20 + 1)
1
2
4. Jawaban: d 1
Rata-rata hasil panen teh = 75.000 = nilai data ke-10
2
(700 + n + 950 + n + 750 + 900) ⋅ 100 1
⇔ = 75.000 Median adalah nilai data ke-10 di kelas interval
6 2
3.300 + 2n 61–70.
⇔ 6
= 750 L = 61 – 0,5 = 60,5
⇔ 3.300 + 2n = 4.500 fkM = 9
e
⇔ 2n = 1.200 fM = 3
⇔ n = 600 e

Hasil panen teh tahun 2007 = n = 60.000 ton. p = 70 – 61 + 1 = 10


Hasil panen teh tahun 2008 = 95.000 ton.  1 n − fk 
Median = L + 2 Me  ·p
Persentase kenaikan hasil panen teh tahun 2007–2008  fMe 
 
95.000 − 60.000
= 60.000
× 100%  1 ⋅ 20 − 9 
= 60,5 +  2  · 10
35.000  3 
= 60.000 × 100% ≈ 58,3%  
10
= 60,5 + ≈ 60,5 + 3,33 = 63,83
5. Jawaban: d 3
Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
7. Jawaban: b
berikut.
Kelas interval yang mempunyai frekuensi paling
Nilai fi fk banyak adalah kelas interval 25–29, berarti kelas
10–19 2 2
fk modus di kelas interval 25–29.
Me

20–29 8 10 ← Lo = 25 – 0,5 = 24,5


30–39 12 22 ← fk
M e
d1 = 11 – 7 = 4
40–49 7 29 d2 = 11 – 10 = 1
50–59 3 32 p = 29 – 25 + 1 = 5
 32 + 1  d 
Me = nilai data ke-   Modus = Mo = L +  d +1d  · p
 2   1 2
= nilai data ke-16,5
 4 
Median adalah nilai data ke-16,5 di kelas interval = 24,5 +  4 + 1  · 5
 
30–39.
L = 30 – 0,5 = 29,5 = 24,5 + 4
fk = 10 = 28,5
Me Jadi, modus dari data tersebut 28,5.
fM = 12
e 8. Jawaban: d
p = 39 – 30 + 1 = 10 Batang tertinggi memiliki frekuensi 12, maka
 1 ⋅ n − fk  frekuensi kelas modus = 12.
Me = L + 2 Me  ·p
 fMe  Frekuensi 12 dimiliki kelas interval yang mem-
 
punyai tepi bawah 13,5 dan tepi atas 16,5.
 32 
− 10 Frekuensi kelas interval sebelum kelas modus
= 29,5 +  2 12  · 10 = 3.
 
16 − 10
= 29,5 + 12
· 10

Matematika Kelas XI 5
Frekuensi kelas interval setelah kelas modus B. Uraian
= 6.
1. Misalkan banyak siswa yang memerlukan waktu
Dengan demikian diperoleh:
5 menit = n, maka banyak siswa yang memerlukan
L = 13,5
waktu 20 menit = n.
p = 16,5 – 13,5 = 3
Rata-rata waktu = 11,9
d1 = 12 – 3 = 9
d2 = 12 – 6 = 6 5n + 5 ⋅ 8 + 12 ⋅ 10 + 10 ⋅ 12 + 11⋅ 15 + 20n
⇔ n + 5 + 12 + 10 + 11+ n
= 11,9
 d1 
Mo = L +   ·p 25n + 40 + 120 + 120 + 165
 d1 + d2  ⇔ = 11,9
2n + 38
 9 
= 13,5 + 9+6 ·3 ⇔ 25n + 445 = 11,9(2n + 38)
 
⇔ 25n + 445 = 23,8n + 452,2
9 ⇔ 1,2 n = 7,2
= 13,5 + 5
⇔ n=6
= 13,5 + 1,8 Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
= 15,3 berikut.
Jadi, modus panjang ikan lele 15,3 cm.
Waktu fi fk
9. Jawaban: d (Menit)
Rataan sementara ( xs ) = 37. 5 6 6
8 5 11
Titik Tengah Frekuensi Simpangan 10 12 23
fi di
(x i) (f i ) di = xi – x s
12 10 33 ← Letak median
31 12 –6 –72
15 11 44
34 15 –3 –45
20 6 50
37 18 0 0
40 8 3 24 Jumlah siswa = 50
43 6 6 36
46 11 9 99 1 50 50
Median = 2 (nilai data ke- 2 + nilai data ke-( 2 + 1))
Jumlah 70 42
1
6
= 2 (nilai data ke-25 + nilai data ke-26)
∑ fi di
i=1
x = xs + 6 1
∑ fi = 2 (12 + 12)
i=1
42 = 12 menit
= 37 + 70 Jadi, median waktu yang diperlukan siswa dari
= 37 + 0,6 = 37,6 rumah ke sekolah 12 menit.
Jadi, rata-rata volume benda 37,6. 2. Kelas modus adalah 82–98.
10. Jawaban: e L = 82 – 0,5 = 81,5
d1 = 22 – (3n + 1) = 21 – 3n
Titik Tengah (xi) fi fi xi
d2 = 22 – (2n + 1) = 21 – 2n
1
(19,5 + 24,5) = 22 6 132
p = 98 – 82 + 1 = 17
2
1  d 
(24,5 + 29,5) = 27 8 216 Mo = L +  1  · p
2
 d1 + d2 
1
(29,5 + 34,5) = 32 9 288
2  21− 3n 
1 ⇔ 85,75 = 81,5 +   · 17
2
(34,5 + 39,5) = 37 18 666  21− 3n + 21− 2n 
1
(39,5 + 44,5) = 42 13 546  21− 3n 
2 ⇔ 4,25 =  42 − 5n  · 17
1  
2
(44,5 + 49,5) = 47 6 282
21− 3n
6
∑ fi = 60
6
∑ fx
⇔ 0,25 = 42 − 5n
i i = 2.130
i=1 i=1
⇔ 0,25(42 – 5n) = 21 – 3n
Rata-rata usia karyawan bagian produksi: ⇔ 10,5 – 1,25n = 21 – 3n
6
∑ fi x i ⇔ 1,75n = 10,5
2.130
x =
i=1
= = 35,5 tahun ⇔ n=6
6 60
∑ fi
i=1

6 Statistika
Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai Tepi bawah dan tepi atas setiap kelas interval
berikut. sebagai berikut.
Tebal Buku Titik Tepi Bawah Tepi Atas
fi fk
(Halaman) Tengah 1 1
(Tbi = xi – p) (Tai = xi + p)
48–64 20 20
fk (x i) 2 2
Me

65–81 19 39 ←
4 4 – 1,5 = 2,5 4 + 1,5 = 5,5
82–98 22 61 ← Kelas Me 7 7 – 1,5 = 5,5 7 + 1,5 = 8,5
99–115 13 74 10 10 – 1,5 = 8,5 10 + 1,5 = 11,5
116–132 15 89 13 13 – 1,5 = 11,5 13 + 1,5 = 13,5
133–149 11 100 16 16 – 1,5 = 13,5 16 + 1,5 = 17,5

Banyak data = 100 Dari tepi bawah dan tepi atas setiap kelas interval
1 pada tabel di atas diperoleh tabel distribusi frekuensi
Median = nilai data ke- 2 (100 + 1)
kumulatif berikut.
= nilai data ke-50,5
Median adalan nilai data ke-50,5 di kelas interval Berat Balita (kg) fi fk
f
82–98. 3–5 2 2 kM
e

L = 81,5 6–8 7 9 ←
9–11 12 21 ← Kelas Me
fMe = 22
12–14 6 27
fkM = 20 + 19 = 39 15–17 3 30
e

 1 n − fk  Jumlah balita = n = 30
Me = L +  2 Me 

·p 1
 fMe Median = nilai data ke- (30 + 1)
  2
1
 1 ⋅ 100 − 39  = nilai data ke-15
2  2
= 81,5 +  22  · 17 1
  Median adalah nilai data ke-15 di kelas interval
2
11 9–11.
= 81,5 + 22 · 17
L = 9 – 0,5 = 8,5
= 81,5 + 8,5 p = 11 – 9 + 1 = 3
= 90 fk =9
Jadi, median tebal buku 90. Me

3. Kelas modus pada histogram adalah kelas inter- fM = 12


e
 1
n − fkM 
val yang mempunyai batang tertinggi.  2 e 

Kelas interval dengan tepi bawah 80,5 dan tepi Me = L +  f Me  ·p


 
atas 90,5 mempunyai batang tertinggi, maka kelas
modus adalah 81–90.  1
⋅ 30 − 9 
 2
L = 80,5 = 29,5 +  12
·3
 
d1 = 10 – 2 = 8 6
d2 = 10 – 6 = 4 = 8,5 + 4
p = 90,5 – 80,5 = 10 = 8,5 + 1,5
 
= 10
d
Mo = L +  1  · p Jadi, median berat badan balita 10 kg.
 d1 + d2 
5.
= 80,5 + 
8  Frekuensi
· 10
8+4
  21
20
2
= 80,5 + 3
· 10 17
16
15
≈ 80,5 + 6,67 = 87,17
11
Jadi, modus data 87,17.
4. Titik tengah kelas interval ke-1 = 4
Titik tengah kelas interval ke-2 = 7
Panjang kelas = p = 7 – 4 = 3
9, 14 19 24 29 34 39
5 ,5 ,5 ,5 ,5 ,5 ,5

Diameter pohon (cm)

Matematika Kelas XI 7
Rata-rata diameter pohon:
6
∑ fi x i
i=1 2.390
x = 6
= 100 = 23,9 cm
∑ fi
i=1

Jadi, rata-rata diameter pohon di hutan kota


tersebut 23,9 cm.

A. Pilihan Ganda 3
Kuartil atas (Q3) = nilai data ke- (40 + 1)
1. Jawaban: c 4
Data yang telah diurutkan sebagai berikut. 3
= nilai data ke-30
60 65 66 68 72 78 80 83 86 88 90 4
Jumlah data = n = 11 3
Kuartil atas adalah nilai data ke-30 di kelas interval
n+1 4
Q1 = nilai data ke- 4 61–70.
11 + 1 L3 = 61 – 0,5 = 60,5
= nilai data ke- 4 fQ = 10
3
= nilai data ke-3 fk = 29
Nilai data ke-3 = 66. Q3

Jadi, kuartil bawah data tersebut 66. p = 70 – 61 + 1 = 10


Kuartil atas:
2. Jawaban: e
 3n−f 
Ukuran Sepatu fi fk 4 kQ 3 
Q3 = L3 +  f  ·p
35 3 3  Q3 
 
36 7 10
37 10 20
 3 ⋅ 40 − 29 
38 12 32
= 60,5 +  4 · 10
39 16 48  10 
 
40 19 67
41 7 74 = 60,5 + 1
= 61,5
Jumlah data = n = 74
9 4. Jawaban: d
D9 = nilai data ke- (74 + 1)
10 Nilai fi fk
= nilai data ke-67,5
80–83 5 5
= x67 + 0,5(x68 – x67) 84–87 6 11
= 40 + 0,5 (41 – 40) 88–91 4 15 ← Kelas Q1
= 40 + 0,5 = 40,5 92–95 8 23 ← Kelas P45
96–99 10 33 ← Kelas Q3
Jadi, desil ke-9 data tersebut 40,5. 100–103 4 37
104–107 10 47
3. Jawaban: b
Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
Banyak data = n = 47
berikut.
47 + 1
Nilai fi fk Q1 = nilai data ke-
4
31–40 5 5 = nilai data ke-12
41–50 9 14 fk
51–60 15 29 ←
Q3
Q1 adalah nilai data ke-12 terletak di kelas interval
61–70 10 39 ← Kelas Q3 88–91.
71–80 1 40 L1 = 88 – 0,5 = 87,5
fkQ = 11
Banyak data = n = 40 1
fQ1 = 4
p = 91 – 88 + 1 = 4

8 Statistika
 1n − f  6. Jawaban: a
4 kQ 
Q1 = L1 +  fQ 1
1
 ·p Banyak Pengunjung fi fk
 
1–8 3 3
 47 − 11 9–16 11 14
 4 
= 87,5 +  4  ·4 17–24 16 30
  25–32 6 36
33–40 1 37
 11,75 − 11 41–48 2 39
= 87,5 + 



·4
4
6
= 87,5 + 0,75 D6 = nilai data ke- 10 (39 + 1)
= 88,25
6
3(47 + 1) = nilai data ke- 10 × 40
Q3 = nilai data ke-
4 = nilai data ke-24
= nilai data ke-36 Desil ke-6 adalah nilai data ke-24 terletak di kelas
Nilai data ke-36 terletak di kelas interval 100–103. interval 17–24.
L3 = 100 – 0,5 = 99,5 L6 = 17 – 0,5 = 16,5
fkQ = 33 fkD = 14
3 6
fQ3 = 4 fD6 = 16
 3n− f  p = 24 – 17 + 1 = 8
4 kQ3 
Q3 = L3 +  ·p  6 ⋅n − f 
fQ 3   10 kD 
  D6 = L6 + 6
·p
 fD6 
 141 − 33   
 4 
= 99,5 +  4 
·4  6
⋅ 39 − 14 
 = 16,5 +  10  ·8
 16 
 35,25 − 33 
= 99,5 + 



·4  9,4 
4 = 16,5 +  16  · 8
= 99,5 + 2,25
= 16,5 + 4,7
= 101,75
= 21,2
Jangkauan antarkuartil: Jadi, desil ke-6 data tersebut 21,2.
H = Q3 – Q1
= 101,75 – 88,25 7. Jawaban: e
= 13,5 8
∑ xi
Jadi, jangkauan antarkuartil data tersebut 13,5. 9 + 10 + 11 + 8 + 7 + 6 + 5 + 8 64
x= i=1
= = 8 =8
n 8
5. Jawaban: e 8
45 ∑ (xi − x) 2 = (9 – 8)2 + (10 – 8)2 + (11 – 8)2 + (8 – 8)2
P45 = nilai data ke- 100 (47 + 1) i=1
+ (7 – 8)2 + (6 – 8)2 + (5 – 8)2 + (8 – 8)2
= nilai data ke-21,6 = 1 2 + 2 2 + 3 2 + 0 2 + (–1) 2 + (–2) 2
P45 adalah nilai data ke-21,6 terletak di kelas + (–3) 2 + 0 2
interval 92–95. =1+4+9+0+1+4+9+0
L35 = 92 – 0,5 = 91,5 = 28
fkP = 15 Simpangan baku:
45
fP45 = 8 8
∑ (xi − x)
2
S = i=1
p =4
n
 45 ⋅ n − f 
 100 kP  28
P45 = L35 +  f P45
45
 ·p =
  8
 45 ⋅ 47 − 15  14
= 91,5 +  100  ·4 =
 8  4
 
1
= 91,5 + 3,075 = 2
14
= 94,575
Jadi, persentil ke-45 data tersebut 94,575.

Matematika Kelas XI 9
8. Jawaban: c Simpangan kuartil:
xi fi fk 1 1
Qd = 2 (Q3 – Q1) = 2 (29,39 – 12,17)
8 8 8
13 6 14 ← Kelas Q1 1
= 2 (17,22)
18 5 19
23 4 23 = 8,61
28 9 32 ← Kelas Q3 9. Jawaban: a
33 8 40
xi fi fixi
Banyak data = n = 40 8 8 64
1 13 6 78
Q1 = nilai data ke- 4 (40 + 1) 18 5 90
23 4 92
= nilai data ke-10,25 252
28 9
Q1 adalah nilai data ke-10,25 terletak di kelas 33 8 264
interval yang memuat titik tengah 13. 8
∑ 40 840
1 i=1
L1 = 2
(8 + 13) = 10,5
6
fkQ = 8 ∑ fx
i i
1 – r =1 840
x= = 40 = 21
fQ1 = 6 6
∑ fi
i =1
p = 13 – 8 = 5
6
 1n − f  ∑ fi | xi − x | = 8|8 – 21| + 6|13 – 21| + 5|18 – 21| +
4 kQ  i=1
Q1 = L1 +  fQ
1
 ·p 4|23 – 21| + 9|28 – 21| + 8|33 – 21|
 1
 = 8 × 13 + 6 × 8 + 5 × 3 + 4 × 2
 1
⋅ 40 − 8  + 9 × 7 + 8 × 12
= 10,5 +  4  ·5 = 104 + 48 + 15 + 8 + 63 + 96
 6 
  = 334
1 6
= 10,5 + 3 · 5 ≈ 10,5 + 1,67 ∑ fi | xi − x |
r =1 334
SR = = = 8,35
= 12,17 ∑ fi
6
40
i=1
3
Q3 = nilai data ke- 4 (40 + 1) 6
= nilai data ke-30,75 10. ∑ f(x
i i − x) 2 = 8(8 – 21)2 + 6(13 – 21)2 + 5(18
i=1
Q3 adalah nilai data ke-30,75 terletak di kelas
– 21)2 + 4(23 – 21)2 + 9(28 – 21)2 + 8(33 – 21)2
interval yang memuat titik tengah 28.
1 = 8 × (–13)2 + 6 × (–8)2 + 5 × (–3)2
L3 = 2 (23 + 28) = 25,5 + 4 × 22 + 9 × 72 + 8 × 122
fkQ = 8 + 6 + 5 + 4 = 23 = 1.352 + 384 + 45 + 16 + 441 + 1.152
3
= 3.390
fQ3 = 9
Ragam:
 3n− f  6
2
4 kQ  i i − x)
∑ f(x
3.390
Q3 = L3 +  fQ
3
 ·p S2 =
i=1
= = 84,75
6
 3
 ∑ fi 40
i=1
 3 ⋅ 40 − 23 
= 25,5 + 4  ·5 B. Uraian
 9 
 
1. Usia (Tahun) fi xk
7
= 25,5 + 9 · 5 ≈ 25,5 + 3,89 10 7 7
11 3 10
= 29,39 12 2 12
13 1 13
14 4 17
15 3 20
16 1 21
17 2 23

10 Statistika
Banyak data = n = 23. 3. a. Tabel distribusi frekuensi kumulatif data
n+1 sebagai berikut.
Q1 = nilai data ke-
4 Panjang (cm) fi fk
24
= nilai data ke- 45–54 2 2
4 55–64 2 4
= nilai data ke-6 65–74 3 7 ← Kelas Q1
= 10 75–84 4 11
3(n + 1) 85–94 3 14
Q3 = nilai data ke- 95–104 4 18 ← Kelas Q3
4
105–114 2 20
3 × 24
= nilai data ke-
4 Banyak data n = 20
= nilai data ke-18
1
= 15 Q1 = nilai data ke- 4 (20 + 1)
H = Q3 – Q1 = 15 – 10 = 5 = nilai data ke-5,25
Jadi, jangkauan antarkuartil data 5.
Q1 adalah nilai data ke-5,25 terletak di kelas
2. Data dalam bentuk tabel sebagai berikut. interval 65–74.
Banyak Pengunjung (xi) fi fi x i
L1 = 65 –0,5 = 64,5
fkQ = 4
15 8 120 1
18 5 90 fQ1 = 3
20 3 60
24 5 120
p = 74 – 65 + 1 = 10
25 6 150  1n − f 
30 3 90 4 kQ 
Q1 = L1 +  fQ
1
 ·p
6  1

∑ 30 630
i=1
 1 ⋅ 20 − 4 
6 = 64,5 + 4  ·5
∑ fx  3 
i i
630  
a. –
x=
i=1
= = 21
6 1
30
∑ fi = 64,5 + 3 · 5
i=1
6
∑ fi | xi − x | = 8|15 – 21| + 5|18 – 21| + 3|20 – 21| ≈ 64,5 + 1,67
i=1
+ 5|24 – 21| + 6|25 – 21| + 3|30 – 21| = 66,17
= 8×6+5×3+3×1+5×3 3
+6×4+3×9 Q3 = nilai data ke- 4 (20 + 1)
= 48 + 15 + 3 + 15 + 24 + 27 = nilai data ke-15,75
= 132 Q3 adalah nilai data ke-30,75 terletak di kelas
interval 95–104.
6
∑ fi | xi − x | L3 = 95 – 0,5 = 94,5
r =1 132
SR = 6 = = 3,3 fkQ = 14
∑ fi 40 3
i=1 fQ3 = 4
Jadi, simpangan rata-rata data 3,3.
6  3n− f 
b. ∑ f(x
i i − x)2 = 8(15 – 21) 2 + 5(18 – 21) 2 Q3 = L3 + 4 kQ
3 
·p
i=1  fQ 
+ 3(20 – 21)2 + 5(24 – 21)2  3

+ 6(25 – 21)2 + 3(30 – 21)2  3 ⋅ 20 − 14 
= 8 × (–6)2 + 5 × (–3)2 + 3 × (–1)2 = 94,5 + 4  · 10
 4 
+ 5 × 32 + 6 × 42 + 3 × 92  
= 288 + 45 + 3 + 45 + 96 + 243 1
= 720 = 94,5 + 4 · 10
= 94,5 + 2,5
6
∑ fi | xi − x |
2
= 97
i=1 720
S = 6 =
40
∑ fi
i=1

= 18 = 9×2 = 3 2
Jadi, simpangan baku data 3 2 .

Matematika Kelas XI 11
Simpangan kuartil:  8 
⋅ 60 − fk
D8 = L8 + 
10 D8 

Qd =
1
(Q3 – Q1) =
1
(97 – 66,17) f   ·p D8 
2 2  
1  48 − 43 
= 2 (30,83) = 21,5 +  9 
 ·4

5
= 15,415 = 21,5 + · 4 ≈ 21,5
+ 2,2 = 23,7
9
Jadi, simpangan kuartil 15,415.
Jadi, desil kedelapan data tersebut 23,7 cm.
b. Panjang (cm) fi xi fi x i xi − x 39
b. P39 = nilai data ke- 100 (60 + 1)
45–54 2 49,5 99 32
55–64 2 59,5 119 22 = nilai data ke-23,79
65–74 3 69,5 208,5 12 P39 adalah nilai data ke-23,79 terletak di kelas
75–84 4 79,5 318 2
85–94 3 89,5 268,5 8 interval 18–21.
95–104 4 99,5 398 18 L39 = 18 – 0,5 = 17,5
105–114 2 109,5 219 28
fkP = 22
7 39
∑ 20 1.630 122 fP39 = 21
i=1

⋅ n − fk  39 
P39 = L39 + 
7 100 P39 
∑ f i xi f   ·p P39 
i=1  
x = 7
∑ fi  39
⋅ 60 − 22 
i=1 = 17,5 +  100  ·4
 21 
1.630
= 20 1,4
= 17,5 + 21 · 4 ≈ 17,5 + 0,27
= 81,5
= 17,77
Simpangan rata-rata: Jadi, nilai persentil ke-39 data tersebut 17,77.
7 5. a. Data dalam bentuk tabel sebagai berikut.
∑ f i xi − x
i=1 xi fi fi · xi
SR = 7
∑ fi 12 3 36
i=1
17 6 102
122 22 2 44
= 20
27 1 27
= 6,1 32 5 160
37 3 111
Jadi, simpangan rata-rata data tersebut 6,1.
6

4. a. Tabel distribusi frekuensi kumulatif data ∑ 20 480


i=1
sebagai berikut. 6
∑ fi x i
i=1 480
Tinggi (m) fi fk x = = 20 = 24
6
6–9 9 9 ∑ fi
i=1
10–13 6 15
14–17 7 22 Jadi, rata-rata data 24.
18–21 21 43 ← Kelas P39 b. xi fi xi – x fi(xi – x )2
22–25 9 52 ← Kelas D8
12 3 –12 432
26–29 8 60 17 6 –7 294
22 2 –2 8
8
D8 = nilai data ke- 10 (60 + 1) 27 1 3 9
32 5 8 320
= nilai data ke-48,8 37 3 13 507
D8 adalah nilai data ke-48,8 terletak di kelas 6
∑ 20 1.570
interval 22–25. i=1

L8 = 22 – 0,5 = 21,5 6
fkD = 43 ∑ fi (xi − x)2
i=1 1.570
8 S2 = 6 = 20
= 78,5
fD8 = 9 ∑ fi
i=1
p = 25 – 22 + 1 = 4
Jadi, variansi data tersebut 78,5.

12 Statistika
A. Pilihan Ganda 6. Jawaban: d
Banyak siswa yang memperoleh nilai 41–50 =
1. Jawaban: c
10% × 120 = 12
Batas atas = Ba = 32,5
Banyak siswa yang memperoleh nilai 51–60 =
Panjang kelas = p = 6
20% × 120 = 24
Batas bawah = Bb
Banyak siswa yang memperoleh nilai 71–80 =
Ba = Bb + p – 1
15% × 120 = 18
⇔ 32,5 = Bb + 6 – 1
Banyak siswa yang memperoleh nilai 81–90 =
⇔ Bb = 32,5 – 5 = 27,5
12,5% × 120 = 15
1 1
Titik tengah = 2 (Bb + Ba) = 2 (27,5 + 32,5) = 30 Jadi, sebanyak 15 siswa memperoleh nilai 81–90.
Jadi, titik tengah kelas interval tersebut 30. 7. Jawaban: c
2. Jawaban: d Jarak per Liter Bensin fi fk
Tabel distribusi frekuensi relatif data sebagai 40–45 8 8

 
berikut. 46–51 12 20 Tidak irit
52–57 20 40
Tinggi Badan fi frelatif ––––––––––––––––––––––––––
58–63 11 51
(cm) Irit
64–69 9 60
145–149 20 25%
150–154 21 26,25% Sepeda motor yang tidak tergolong irit mengguna-
155–159 15 18,75% kan 1 liter bensin untuk menempuh jarak kurang
160–164 10 12,5% dari 58 km.
165–169 8 10%
170–174 6 7,5% Banyak sepeda motor yang tidak tergolong irit ada
40 unit.
Dari tabel frekuensi relatif di atas diperoleh: Persentase banyak sepeda motor yang tidak
Sebanyak 26,25% siswa yang memiliki tinggi 40
badan 150–154 cm. tergolong irit = 60 × 100% = 66,67%.
Sebanyak 18,75% siswa yang memiliki tinggi 8. Jawaban: b
badan 155–159 cm. Tabel distribusi frekuensi relatif data sebagai
Dengan demikian, persentase banyak siswa yang berikut.
memiliki tinggi badan 150–159 cm adalah
Jarak per Liter Bensin fi frelatif
26,25% + 18,75% = 45%
40–45 8 13,3%
3. Jawaban: c 46–51 12 20%
Dari tabel frekuensi relatif di atas diperoleh, 52–57 20 33,3%
58–63 11 18,3%
sebanyak 26,25% siswa memiliki tinggi badan
64–69 9 15%
150–154 cm.
Dari tabel di atas diperoleh sebanyak 20% sepeda
4. Jawaban: e motor menggunakan 1 liter bensin untuk menempuh
Tinggi badan minimal 160 cm, maka kelas inter- jarak 46–51 km.
val yang memenuhi 160–164, 165–169, dan
9. Jawaban: c
170–174.
Data tinggi tanaman dalam bentuk tabel sebagai
Persentase siswa yang memiliki tinggi badan mini-
berikut.
mal 160 cm = 12,5% + 10% + 7,5% = 30%
Jadi, siswa kelas XI yang bisa menjadi anggota Tinggi Tanaman (cm) fi fk
paskibraka ada 30%. 10–13 3 3 Tinggi


14–17 6 9 tanaman
5. Jawaban: d 18–21 5 14 kurang
Kelas interval yang memiliki nilai kurang dari 61 22–25 7 21 dari 26 cm
adalah 41–50 dan 51–60. ––––––––––––––––––––––––––
26–29 9 30
Sebanyak 10% siswa memperoleh nilai 41–40 dan
sebanyak 20% siswa memperoleh nilai 51–60. Banyak tanaman yang mempunyai tinggi kurang
Banyak siswa yang memperoleh nilai kurang dari dari 26 cm adalah 21.
61 = (10% + 20%) × 120 = 36 21
Presentase = 30 × 100% = 70%.

Matematika Kelas XI 13
10. Jawaban: d Rata-rata sumbangan setiap kelompok:
Banyak tanaman yang memiliki tinggi 10–17 = x1 + x 2 + x 3 + x 4 + x 5
3+6=9 x =
6 + 8 + 10 + 11 + 15
Banyak tanaman yang memiliki tinggi 14–21 = 30.000 + 36.000 + 35.000 + 44.000 + 30.000
6 + 5 = 11 = 50
Banyak tanaman yang memiliki tinggi 18–21 = 5 175.000
Banyak tanaman yang memiliki tinggi 18–25 = = 50
5 + 7 = 12 = 3.500
Jadi, sebanyak 12 tanaman memiliki tinggi Jadi, rata-rata sumbangan setiap kelompok
18–25 cm. Rp3.500,00.
11. Jawaban: c 14. Jawaban: a
Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai Banyak siswa di kelas A = nA = 15
berikut. Banyak siswa di kelas B = nB = 10
Data fi fk Banyak siswa di kelas C = nC = 25
25 20 20 Rata-rata nilai gabungan = x = 58,6
26 14 34 Rata-rata nilai di kelas A = x A = 62
27 16 50
28 35 85
Rata-rata nilai di kelas C = x C = 60
29 6 91 nA ⋅ x A + nB ⋅ xB + nC ⋅ xC
30 9 100 x= nA + nB + nC

Oleh karena banyak data genap, nilai median: 15 ⋅ 62 + 10 ⋅ xB + 25 ⋅ 60


⇔ 58,6 = 15 + 10 + 25
data ke-50 + data ke-51
Me = 2 10xB + 2 ⋅ 430
27 + 28 ⇔ 58,6 = 50
= 2 ⇔ 2.930 = 10xB + 2.430
= 27,5
Jadi, median data tersebut 27,5. ⇔ 10xB = 500
⇔ x B = 50
12. Jawaban: c
234 + 242 + 250
Jadi, rata-rata nilai di kelas B adalah 50.
x =
3 15. Jawaban: e
726 6
= 3 ∑ fi x i
i=1
= 242 x = 6
∑ fi
Jadi, rata-rata hasil susu kambing etawa pada i=1
3 periode terakhir 242 liter. 375
= 30
13. Jawaban: c
Sumbangan kelompok I: = 12,5
x1 = 6 × Rp5.000,00 Jadi, rata-rata poin pemain tersebut 12,5.
= Rp30.000,00 16. Jawaban: a
Sumbangan kelompok II: Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
x2 = 8 × Rp4.500,00 berikut.
= Rp36.000,00 Poin fi fk
Sumbangan kelompok III: 5–7 6 6
x3 = 10 × Rp3.500,00 8–10 5 11
= Rp35.000,00 11–13 4 15
14–16 10 25 ← Kelas Me
Sumbangan kelompok IV: 17–19 3 28
x4 = 11 × Rp4.000,00 20–22 2 30
= Rp44.000,00
Banyak data = n = 30
Sumbangan kelompok V: 30 + 1
x5 = 15 × Rp2.000,00 Me = nilai data ke-
2
= Rp30.000,00 = nilai data ke-15,5
Median adalah nilai data ke-15,5 terletak di kelas
interval 14–16.

14 Statistika
L = 14 – 0,5 = 13,5 19. Jawaban: b
fk = 15 Tabel distribusi frekuensi data sebagai berikut.
Me
fM = 10 Berat Pasir (kg) fi fk
e
p = 16 – 14 + 1 = 3 84–86 4 4
87–89 6 10

n − fkM
1 
Me = L +  2 e 
 ·p
90–92 7 17
 fMe  93–95 10 27
 
96–98 5 32
 1
⋅ 30 − 15 
  99–101 8 40
= 13,5 + 2
·3
 10 
  Banyak data = n = 40
40 + 1
= 13,5 + 0 · 5 Median = nilai data ke-
2
= 13,5 = nilai data ke-20,5
Jadi, mediannya adalah 13,5. Median adalah nilai data ke-20,5 terletak di kelas
17. Jawaban: c interval 93–95.
Data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi L = 93 – 0,5 = 92,5
sebagai berikut. fk = 17
Me
Berat Pasir (kg) fi xi fi xi fM = 10
e
84–86 4 85 340 p =3
87–89 6 88 528
 1
n − fkM  
90–92 7 91 637
93–95 10 94 940 Me = L +  2 e
 ·p
 fMe 
96–98 5 97 485  
99–101 8 100 800  20 − 17 
= 92,5 + 
 10 
 ·3
6
∑ 40 3.730 = 92,5 + 0,9
i=1
= 93,4
6
∑ fi x i Jadi, median berat pasir dalam karung 93,4 kg.
i=1
x = 5 20. Jawaban: c
∑ fi Tabel distribusi frekuensi data sebagai berikut.
i=1

3.730 Berat Badan (kg) fi fk


= 40
50–54 4 4
= 93,25 55–59 6 10
Jadi, rata-rata berat pasir dalam karung 93,25 kg. 60–64 8 18
65–69 10 28 ← Kelas Mo
18. Jawaban: e
70–74 8 36
Mo terletak pada kelas interval yang memuat titik
75–79 4 40
tengah 93–95.
L = 93 – 0,5 = 92,5 Mo terletak di kelas interval 65–69.
d1 = 10 – 7 = 3 L = 65 – 0,5 = 64,5
d2 = 10 – 5 = 5 d1 = 10 – 8 = 2
p = 95 – 93 + 1 = 3 d2 = 10 – 8 = 2
 d  p = 69 – 65 + 1 = 5
Mo = L +  1  · p
 d1 + d2   d 
Mo = L +  1  · p
 d1 + d2 
 3 
= 92,5 +   ·3  2 
3 + 5 = 64,5 +   ·5
2 + 2
9
= 92,5 + 8 = 64,5 + 2,5
= 92,5 + 1,125 = 67
= 93,625 Jadi, modus berat berat badan siswa 67 kg.
Jadi, modus berat pasir dalam karung 93,625 kg.

Matematika Kelas XI 15
21. Jawaban: d 23. Jawaban: a
Tabel distribusi frekuensi data sebagai berikut. Mo terletak di kelas interval yang memuat titik
xi fi fixi tengah 28,5.
1
1
(49,5 + 54,5) = 52 4 208
L = 2 (24,5 + 28,5)
2
1
(44,5 + 59,5) = 57 6 342 1
2 = 2 (53) = 26,5
1
(59,5 + 64,5) = 62 8 496
2 d1 = 11 – 3 = 8
1
2
(64,5 + 69,5) = 67 10 670 d2 = 11 – 10 = 1
1 p = 28,5 – 24,5 = 4
2
(69,5 + 74,5) = 72 8 576
1  d 
(74,5 + 79,5) = 77 4 308 Mo = L +  1  · p
 d1 + d2 
2

6
∑ 40 2.600  8 
i=1
= 26,5 +   ·4
 8 + 1
Rata-rata berat badan siswa:
8
6 = 26,5 + 9 · 4
∑ fx
i i
i=1 1 5
–x = 2.600
6 = = 65 kg = 26 2 + 3 9
∑ fi 40
i=1
1
Jadi, rata-rata berat badan siswa 65 kg. = 30 18

22. Jawaban: e 1
Jadi, modus data 30 18 .
Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
berikut. 24. Jawaban: b
Titik Tengah fi fk fk Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai

Me
berikut.
5 8 8
8 16 24 ← Kelas Me Nilai fi fk
11 6 30
23–26 5 5
14 7 37
27–30 11 16
17 4 41
20 3 44 31–34 10 26 ← Kelas Me

35–38 6 32
Banyak data = n = 44 39–42 8 40
1
Median = nilai data ke- 2 (44 + 1) Banyak data = n = 40
1 1
= nilai data ke-22 2 Median = nilai data ke- 2 (40 + 1)
= nilai data ke-20,5
1
Median adalah nilai data ke-22 2 di kelas interval Median adalah nilai data ke-20,5 terletak di kelas
yang mempunyai titik tengah 8. interval 31–34.
5+8 L = 31 – 0,5 = 30,5
L= = 6,5; fkMe = 8; fM = 16; p = 8 – 5 = 3
2 e fk = 5 + 11 = 16
Me
 1 n − fk  fMe = 10
Median = L + 2 Me  ·p
 fM  p = 34 – 31 + 1 = 4
 e

 1 ⋅ 44 − 8   1 n − fk 
= 6,5 +  2  ·3 Me = L +  2 Me 
·p


16 
  fMe 
 
14
= 6,5 + ·3  1
⋅ 40 − 16 
16
= 30,5 +  2 10  · 4
≈ 6,5 + 2,63  
= 9,13 4
Jadi, median data 9,13. = 30,5 + 10 · 4
= 30,5 + 1,6 = 32,1
Jadi, median data 32,1.

16 Statistika
25. Jawaban: c Jadi, kuartil bawah dari data tinggi badan adalah
Data setelah diurutkan: 157,5 cm.
5 6 7 7 9 9 10 10 27. Jawaban: e
11 12 12 15 18 18 21 21 Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
16 + 1 berikut.
Q1 = nilai data ke-
4 Usia (Tahun) fi fk
= nilai data ke-4,25
= x4 + 0,25(x5 – x4) = 7 + 0,25(9 – 7) 20–23 3 3
24–27 4 7
= 7 + 0,5
28–31 4 11 ← Kelas P30
= 7,5
32–35 10 21
3(16 + 1) 36–39 3 24 ← Kelas D7
Q3 = nilai data ke-
4 40–43 6 30
= nilai data ke-12,75
= x12 + 0,75(x13 – x12) = 15 + 0,75(18 – 15) 7
D7 = nilai data ke- 10 (30 + 1)
= 15 + 2,25
= 17,25 = nilai data ke-21,7
1
D7 adalah nilai data ke-21,7 terletak pada kelas
Simpangan kuartil = (Q3 – Q1) interval 36–39.
2
1 L7 = 36 – 0,5 = 35,5
= (17,25 – 7,5) fD = 3
2
7
1 fk = 21
= (9,75) = 4,875 D7
2 p =4
Jadi, simpangan kuartil data tersebut 4,875.
 7
⋅ n − fk 
26. Jawaban: c D7 = L7 +  10 D3 
 ·p
 fD3 
Jumlah siswa = n = 40  
1 21 − 21
Kuartil bawah (Q1) = nilai data ke- (40 + 1)
4 = 35,5 +   ·4
 3 
1
= nilai data ke-10 = 35,5 + 4
4
Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai = 35,5
berikut. Jadi, desil ke-7 data tersebut 35,5.
28. Jawaban: a
Tinggi Badan fi fk 30
(cm) fk P30 = nilai data ke- 100 (30 + 1)
Q1

150–154 4 4 ← = nilai data ke-9,3


155–159 10 14 ← Kelas Q1 P30 adalah nilai data ke-9,3 terletak di kelas inter-
160–164 6 20 val 28–31.
165–169 8 28
170–174 4 32
L30 = 28 – 0,5 = 27,5
175–179 8 40 fkP = 7
1 30
Kuartil bawah adalah data ke-10 pada kelas fP30 = 4
4
interval 155–159.

⋅ n − fk
30 
L1 = 155 – 0,5 = 154,5
P30 = L30 + 
100 P30 

fQ = 10 f  ·pP30 
1  
fk = 4
Q1  900 − 7 
p = 159 – 155 + 1 = 5 = 27,5 +  100  ·4
 4 
Kuartil bawah:  
= 27,5 + 2
 1n − f 
4 kQ
1  = 29,5
Q1 = L1 +   ·c Jadi, persentil ke-30 data tersebut 29,5.
 fQ 1 
 

 1
⋅ 40 − 4 
= 154,5 +  4 10  · 5
 
 
= 154,5 + 3 = 157,5

Matematika Kelas XI 17
29. Jawaban: d Nilai data terkecil = 1
Nilai data terbesar = 28
Tinggi (meter) fi xi fi xi xi – –
x fi(xi – –
x)2
Jangkauan = nilai data terbesar – nilai data terkecil
19–21 9 20 180 –3 81
22–24 4 23 92 0 0
= 28 – 1 = 27
25–27 5 26 130 3 45 Banyak kelas = k
28–30 2 29 58 6 72 = 1 + 3,3 log n
4 = 1 + 3,3 log 40
∑ 20 460 198 = 1 + 3,3 × 1,602
i=1
= 1 + 5,2866
4
∑ fi xi = 6,2866
460
x = i=1
= 20 = 23 ≈6
4
∑ fi jangkauan
i=1 Panjang kelas (p) = banyak kelas
4
∑ fi (xi − x)2 27
i=1 198 = 6
S2 = 4 = = 9,9 20
∑ fi = 4,5
i =1
Jadi, ragam data tersebut 9,9. ≈5
Menentukan batas atas dan batas bawah kelas
30. Jawaban: c interval pertama.
xi fi fixi Bb1 = nilai data terkecil = 1
Ba1 = Bb1 + p –1 = 1 + 5 – 1 = 5
1
2
(9,5 + 14,5) = 12 15 180 Diperoleh kelas interval pertama : 1–5
1
Menentukan batas atas dan batas bawah kelas
2
(14,5 + 19,5) = 17 6 102 interval kedua.
1
(19,5 + 24,5) = 22 9 198 Bb2 = Ba1 + 1 = 5 + 1 = 6
2
1
Ba2 = Bb2 + p – 1 = 6 + 5 – 1 = 10
2
(24,5 + 29,5) = 27 12 324 Diperoleh kelas interval kedua : 6–10
1
(39,5 + 34,5) = 32 18 576 Dengan cara yang sama diperoleh:
2
Kelas interval ketiga : 11–15
5
∑ 60 1.380 Kelas interval keempat : 16–20
i=1
Kelas interval kelima : 21–25
5 Kelas interval keenam : 26–30
∑ fx
i i Tabel distribusi frekuensi data pemakaian air PAM
– i=1 1.380
x= 5 = 60
= 23 per keluarga dalam sebulan di Kampung Palapa
∑ fi
i=1 sebagai berikut.
5 Volume Air (m 3) fi
∑ fi | xi − x | = 15|12 – 23| + 6|17 – 23| + 9|22 – 23|
i=1 1–5 4
+ 12|27 – 23| + 18|32 – 23| 6–10 13
= 15 × 11 + 6 × 6 + 9 × 1 + 12 × 4 + 11–15 8
18 × 9 16–20 7
21–25 5
= 165 + 36 + 9 + 48 + 162
26–30 3
= 420
Simpangan rata-rata: 2. xi fi fi xi

|xi – x |
5 4 2 8 3,5
∑ fi | xi − x | 5 6 30 2,5
i=1 420
SR = 5
= 60
=7 6 4 24 1,5
∑ fi 7 1 7 0,5
i=1
8 5 40 0,5
9 4 36 1,5
B. Uraian 10 8 80 2,5
7
1. Data setelah diurutkan sebagai berikut. ∑ 30 225 12,5
1 2 3 4 6 6 6 7 7 7 i=1

8 8 8 9 9 10 10 11 11 12
12 13 13 14 15 16 16 17 17 18
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Banyak data = n = 40

18 Statistika
a. Rata-rata berat benda: 4. a. Tinggi Badan (cm) fi xi fi xi
7
∑ fi x i 150–156 16 153 2.448
i=1 225 157–163 10 160 1.600
x = 7
= 30 = 7,5 16 167
164–170 2.672
∑ fi x 174
i=1 171–177 174x
178–184 20 181 3.620
Benda yang mempunyai berat minimal 1 kg
5
di atas rata-rata berat benda adalah benda ∑ 62 + x 10.340 + 174x
yang mempunyai berat minimal 7,5 kg. i=1

Banyak benda yang mempunyai berat minimal


5
7,5 kg = 5 + 4 + 8 = 17. ∑ fi x i
Jadi, terdapat 17 benda yang mempunyai berat x = i=1
5
minimal 1 kg di atas rata-rata berat benda. ∑ fi
i=1
b. Simpangan rata-rata berat benda:
10.340 + 174x
5 ⇔ 168,4 =
∑ fi | xi − x | 62 + x
12,5
SR = i=1
7
= 30 ≈ 0,42 ⇔ 10.440,8 + 168,4x = 10.340 + 174x
∑ fi ⇔ 100,8 = 5,6x
i=1

Jadi, simpangan rata-rata berat benda 0,42. ⇔ x = 18


Jadi, banyak orang bertinggi badan antara
3. Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai 171 cm dan 177 cm ada 18 orang.
berikut.
b. Orang yang bertinggi badan lebih dari 163 cm
Nilai (xi) fi fk adalah orang yang bertinggi badan 164–170 cm,
2 5 5 171–177 cm, dan 178–184 cm.
4 2 7 Banyak orang yang bertinggi badan lebih dari
7 8 15
10 3 18 163 cm = 16 + 18 + 20 = 54 orang.
13 2 20 Jadi, ada 54 orang yang bertinggi badan lebih
dari 163.
Banyak data = n = 20
1
5. Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
Q1 = nilai data ke- (20 + 1) berikut.
4
= nilai data ke-5,25 Tinggi Badan
= x5 + 0,25(x6 – x5) = 2 + 0,25(4 – 2) Balita (cm) fi fk
= 2 + 0,5 50–54 4 3
= 2,5 55–59 3 7
60–64 9 16
3
Q3 = nilai data ke- (20 + 1) 65–69 6 22 ← Kelas Me
4
= nilai data ke-15,75 70–74 2 24
75–79 5 29
= x15 + 0,75(x16 – x15) = 7 + 0,75(10 – 7) 80–84 5 34
= 7 + 2,25
= 9,25 34 + 1
Me = nilai data ke- 2
1
Simpangan kuartil = (Q3 – Q1) = nilai data ke-17,5
2
1 Median adalah nilai data ke-17,5 terletak di kelas
= (9,25 – 2,5) interval 65–69.
2
L = 65 – 0,5 = 64,5
1
= (6,75) p = 69 – 65 + 1 = 5
2
= 3,375 fkM = 16
e
Jadi, simpangan kuartil data tersebut 3,375. fMe = 6

Matematika Kelas XI 19
n −f  3
 2 kMe  Q3 = nilai data ke- 4 (80 + 1)
Me = L +  f  · p
Me
 = nilai data ke-60,75
Q3 adalah nilai data ke-60,75 terletak di kelas
 34 
 2 − 6 interval 157–160.
= 64,5 +  10  ·5
  L3 = 157 – 0,5 = 156,5
= 64,5 + 0,5 = 65 fkQ = 53
3
Jadi, median data di atas adalah 65 cm. fQ3 = 14
6. Titik tengah yang frekuensinya paling banyak  3 n − fk 
Q3 = L3 +  
4 Q3
·p
adalah 28. Berarti modus data terletak di kelas  fQ3 
 
interval yang memuat titik tengah 28.
1 3
⋅ 80 − 53 
Tepi bawah kelas modus L = 2 (23 + 28) = 25,5 = 156,5 +  4  ·4

 14 
p = 28 – 23 = 5
7
d1 = 13 – 4 = 9 = 156,5 + 14
·4
d2 = 13 – 7 = 6
= 156,5 + 2 = 158,5
 d1  Jangkauan antarkuartil:
Mo = L +   ·p
 d1 + d2  H = Q3 – Q1
 9  = 158,5 – 149,5
= 25,5 +  9 + 6  · 5 =9
 
= 25,5 + 3 Jadi, jangkauan antarkuartil tinggi siswa putri 9 cm.
= 28,5 8. Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
Jadi, modus data 28,5. berikut.
7. Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai Nilai fi fk
berikut. 12–16 10 10
17–21 5 15
Tinggi Badan (cm) fi fk
22–26 8 23
145–148 15 15 27–31 6 29
32–36 18 47
149–152 20 35 ← Kelas Q1
37–41 10 57 ← Kelas D7
153–156 18 53
← Kelas Q3 42–46 13 70
157–160 14 67
161–164 8 75 Banyak data = n = 70
165–168 5 80
7
D7 = nilai data ke- (70 + 1)
1 10
Q1 = nilai data ke- 4 (80 + 1)
= nilai data ke-49,7
= nilai data ke-20,25 D7 adalah nilai data ke-49,7 terletak di kelas interval
Q1 adalah nilai data ke-20,25 terletak di kelas 37–41.
interval 149–152. L7 = 37 – 0,5 = 36,5
L1 = 149 – 0,5 = 148,5 fD = 10
7
fk = 15 fk = 47
Q1
D7
fQ1 = 20 p = 41 – 37 + 1 = 5
 1 n − fk   7
⋅ n − fkD 
Q1 = L1 + 4 Q1  ·p D7 = L7 +  10 7 
 ·p
 fQ   fD7 
 1
  
 ⋅ 70 − 47 
7

 1  = 36,5 +  10  ·5
⋅ 80 − 15  10 
= 148,5 +  4  ·4

 
 20  2
 
= 36,5 +   ·5
 10 
5
= 148,5 + 20
·4 = 36,5 + 1
= 148,5 + 1 = 37,5
= 149,5 Jadi, nilai desil ke-7 data tersebut 37,5.

20 Statistika
9. Banyak data = n = 35 + p 7
P30 terletak di kelas interval 105–109. b. ∑ f(x
i i − x)2
i=1
L30 = 105 – 0,5 = 104,5 = 6(12 – 28)2 + 10(17 – 28)2 + 5(22 – 28)2 +
fk = 8 15(27 – 28)2 + 20(32 – 28)2 + 5(37 – 28)2
Me
fM = p + 9(42 – 28)2
e
= 6(–16)2 + 10(–11)2 + 5(–6)2 + 15(–1)2 +
p = 109 – 105 + 1 = 5
20(4)2 + 5(9)2 + 9(14)2
 30
⋅ n − fkP  = 1.536 + 1.210 + 180 + 15 + 320 + 405 +
P30 = L30 +  30 
100
·p
fP30 1.764
 
  = 5.430
 0,3 ( 35 + p ) − 8 
⇔ 108,5 = 104,5 +   ·5 Variansi:
 p 
7
 10,5 + 0,3p − 8  ∑ fi (xi − x)
2
⇔ 4=  p  ·5 i=1 5.430 4
  S2 = = = 77 7
7 70
2,5 + 0,3p ∑ fi
⇔ 0,8 = p
i=1

Jadi, variansi panjang potongan bambu


⇔ 0,8p = 2,5 + 0,3p 4
⇔ 0,5p = 2,5 77 7 cm.
⇔ p=5
Banyak potongan logam yang beratnya kurang dari
110 gram = 8 + p = 8 + 5 = 13.
10. a.
Panjang (cm) fi xi fi x i
10–14 6 12 72
15–19 10 17 170
20–24 5 22 110
25–29 15 27 405
30–34 20 32 640
35–39 5 37 185
40–44 9 42 378
7
∑ 70 1.960
i=1

7
∑ fi x i
i=1 1.960
x = 7
= 70
= 28
∑ fi
i=1

Jadi, rata-rata panjang potongan bambu


28 cm.

Matematika Kelas XI 21
Setelah mempelajari bab ini peserta didik mampu:
1. mendeskripsikan dan menerapkan konsep aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi dalam pemecahan masalah;
2. menentukan ruang sampel dan kejadian dari suatu percobaan;
3. menghitung peluang suatu kejadian dan peluang kejadian majemuk.
Berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, peserta didik jeli dalam menganalisis setiap permasalahan dan
memilih cara yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Aturan Pencacahan dan Peluang

Aturan Pencacahan Peluang Suatu Kejadian Peluang Kejadian Majemuk

• Mendeskripsikan konsep aturan • Mendefinisikan pengertian ruang • Mendefinisikan pengertian kejadian


perkalian, permutasi, dan kombinasi. sampel suatu percobaan. saling lepas dan tidak saling lepas.
• Menerapkan konsep aturan per- • Menentukan ruang sampel suatu • Mendefinisikan pengertian peluang
kalian, permutasi, dan kombinasi percobaan. gabungan kejadian saling lepas
dalam pemecahan masalah nyata. • Mendefinisikan pengertian peluang dan tidak saling lepas.
• Memilih dan menggunakan aturan suatu kejadian dan peluang • Menentukan peluang gabungan
pencacahan yang sesuai dalam komplemen suatu kejadian. kejadian saling lepas dan tidak
pemecahan masalah nyata serta • Menentukan peluang suatu kejadi- saling lepas.
memberikan alasannya. an dan peluang komplemen suatu • Mendefinisikan pengertian kejadian
• Mengidentifikasi masalah nyata kejadian. saling bebas dan tidak saling bebas.
dan menerapkan aturan perkalian, • Menjelaskan kisaran nilai peluang. • Mendefinisikan pengertian peluang
permutasi, dan kombinasi dalam • Mendefinisikan pengertian frekuensi irisan kejadian saling bebas dan
pemecahan masalah tersebut. harapan suatu kejadian. tidak saling bebas.
• Menentukan frekuensi harapan • Menentukan peluang irisan kejadi-
suatu kejadian. an saling bebas dan tidak saling
bebas.

• Bersikap jeli dalam menganalisis setiap permasalahan dan memilih cara yang tepat untuk menyelesaikan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
• Mampu menjelaskan konsep aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi.
• Mampu mengidentifikasi masalah nyata dan menerapkan aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi dalam
pemecahan masalah tersebut.
• Mampu menjelaskan pengertian ruang sampel suatu percobaan dan mampu menentukan ruang sampel suatu
percobaan.
• Mampu menjelaskan pengertian peluang suatu kejadian dan peluang komplemen suatu kejadian serta mampu
menentukan peluang suatu kejadian dan peluang komplemen suatu kejadian.
• Mampu menjelaskan pengertian frekuensi harapan suatu kejadian dan mampu menentukan frekuensi harapan
suatu kejadian.
• Mampu menjelaskan pengertian kejadian saling lepas dan tidak saling lepas.
• Mampu menentukan peluang gabungan kejadian saling lepas dan tidak saling lepas.
• Mampu menjelaskan pengertian kejadian saling bebas dan tidak saling bebas.
• Mampu menentukan peluang irisan kejadian saling bebas dan tidak saling bebas.

22 Aturan Pencacahan dan Peluang


A. Pilihan Ganda dibentuk genap, maka angka yang menempati
1. Jawaban: d tempat satuan adalah 2 dan 4. Berarti ada 2 cara
untuk menempati nilai tempat satuan.
10! 6! 10 × 9 × 8 × 7! 6 × 5 × 4 × 3!
+ 3!3! = 7! × 4 × 3 × 2 × 1 + 3! × 3 × 2 × 1 Nilai tempat ratusan dapat ditempati 4 angka ter-
7!4!
sisa setelah 1 angka menempati nilai tempat satuan.
= 10 × 3 + 5 × 4 Nilai tempat puluhan dapat ditempati 3 angka
= 30 + 20 tersisa setelah 1 angka menempati nilai tempat
= 50 satuan dan 1 angka menempati tempat ratusan.
2. Jawaban: b Banyak cara menempati nilai tempat ratusan,
puluhan, dan satuan disusun dalam tabel berikut.
n + 1P3 = 9 × nP2
(n + 1)! n! Ratusan Puluhan Satuan
⇔ (n + 1− 3)!
= 9 × (n − 2)!
4 cara 3 cara 2 cara
(n + 1)! n!
⇔ (n − 2)!
=9× (n − 2)! Banyak bilangan genap yang terbentuk
(n + 1)! (n − 2)! = 4 × 3 × 2 = 24.
⇔ × =9
(n − 2)! n!
6. Jawaban: c
(n + 1)n! Akan dipilih 5 orang sebagai ketua, wakil ketua,
⇔ n!
=9
sekretaris, bendahara, dan humas.
⇔ n+1=9 Pemilihan ketua, wakil ketua, sekretaris,
⇔ n=8 bendahara, dan humas merupakan pemilihan yang
Jadi, nilai n yang memenuhi adalah 8. memperhatikan urutan (permutasi).
3. Jawaban: d Banyak cara memilih 5 pengurus dari 7 pengurus
Perlengkapan skateboard: = permutasi 5 unsur dari 7 unsur
Papan ada 3 pilihan. = 7P5
Set roda ada 2 pilihan. 7!
Set sumbu ada 1 pilihan. = (7 − 5)!
Set perlengkapan kecil ada 2 pilihan.
7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2!
Jadi, banyak skateboard berbeda yang dapat dibuat = 2!
= 3 × 2 × 1 × 2 = 12
=7×6×5×4×3
4. Jawaban: c = 2.520
Bilangan tiga angka memiliki nilai tempat ratusan, Jadi, banyak cara memilih pengurus 2.520 cara.
puluhan, dan satuan. Bilangan yang dibentuk nilai-
7. Jawaban: a
nya lebih dari 200, maka angka yang menempati
Resa dapat berdiri di ujung kanan atau kiri sehingga
nilai tempat ratusan adalah 2, 3, 4, atau 5. Berarti
ada 2 cara Resa berdiri di salah satu ujung. Sisanya
terdapat 4 cara untuk menempati nilai tempat
ada 4 anak yang dapat diatur dengan 4P4 cara.
ratusan.
Dengan demikian, banyak urutannya
Angka yang dapat menempati nilai tempat puluhan
= 2 × 4P4
adalah 1, 2, 3, 4, atau 5 ada 5 angka. Oleh karena
= 2 × 4!
angka dalam setiap bilangan berbeda, terdapat
=2×4×3×2×1
(5–1) angka yang dapat menempati nilai tempat
= 48 urutan
puluhan.
Berarti ada (5–1) = 4 cara untuk menempati nilai 8. Jawaban: a
tempat puluhan. Begitu juga dengan nilai tempat Banyak susunan kata yang dapat dibentuk dari
satuan, terdapat (4–1) = 3 cara untuk menempati kata WIYATA
nilai tempat satuan. Dengan demikian, banyak = permutasi 6 elemen dengan 2 elemen sama
bilangan lebih dari 200 yang dapat dibentuk 6!
= 4 × 4 × 3 = 48. = 2!
6 × 5 × 4 × 3 × 2!
5. Jawaban: b = 2!
Bilangan tiga angka mempunyai nilai tempat = 360
ratusan, puluhan, dan satuan. Bilangan yang Jadi, ada 360 kata yang dapat dibentuk.

Matematika Kelas XI 23
9. Jawaban: a Komposisi 3 jenis buah tersebut dapat dicari
B, C, dan D selalu berdampingan berarti dianggap menggunakan cara berikut.
1 kelompok atau 1 unsur yaitu BCD. Jumlah 3 buah tersebut dapat diwakili dengan
Banyak unsur yang disusun ada 4 yaitu A, BCD, angka 0, 1, 2, dan 3.
E, dan F, berarti banyak cara menyusun ke-4 unsur Apel (a) Jeruk (j) Mangga (m) Komposisi Buah
= 4P4 = 4!. 0 3 

→ (0a, 0j, 3m)
Banyak cara menyusun B, C, dan D = 3P3 = 3!.
1 2 

→ (0a, 1j, 2m)
Banyak cara berfoto = 4P4 × 3P3 0
= 4! × 3! 2 1 

→ (0a, 2j, 1m)
= 24 × 6 = 144 3 0 

→ (0a, 3j, 0m)
Jadi, cara berfoto ada 144. 0 2 

→ (1a, 0j, 2m)
10. Jawaban: b 1 1 1 

→ (1a, 1j, 1m)
Ketua, wakil ketua, sekretaris, dan 3 anggota
dewan akan duduk melingkar. 2 0 

→ (1a, 2j, 0m)
Ketua, wakil ketua, dan sekretaris dipandang 0 1 

→ (2a, 0j, 1m)
2
sebagai 1 unsur sehingga permasalahan menjadi 1 0 

→ (2a, 1j, 0m)
permutasi siklis dari 1 + 3 = 4 unsur.
3 0 0 

→ (3a, 0j, 0m)
Banyak susunan duduk ketua di antara wakil ketua
dan sekretaris = 2!
Banyak susunan duduk dari ketujuh anggota DPRD (0a, 0j, 3m) berarti membeli 5 apel, 5 jeruk, dan
= (4 – 1)! × 2! 8 mangga.
= 3! × 2! (0a, 1j, 2m) berarti membeli 5 apel, 6 jeruk, dan
= 6 × 2 = 12 7 mangga.
Jadi, banyak cara duduk dalam rapat tersebut ada (0a, 2j, 1m) berarti membeli 5 apel, 7 jeruk, dan
12 cara. 6 mangga, dan seterusnya.
Oleh karena terdapat 10 komposisi 3 buah yang
11. Jawaban: e
akan dibeli, maka komposisi banyak buah yang
Jumlah soal yang harus dikerjakan 5. Dua soal
mungkin dibeli Andi ada 10.
(nomor 1 dan 2) wajib dikerjakan, berarti ada 3 soal
yang harus dipilih siswa. 14. Jawaban: b
Tiga soal tersebut dapat dipilih dari 5 soal, yaitu Kemungkinan tim yang terbentuk paling sedikit 1
nomor 3, 4, 5, 6, dan 7. Banyak pilihan soal yang putri yaitu terdiri atas (2 putra dan 1 putri),
mungkin dikerjakan siswa (1 putra dan 2 putri), atau (3 putri).
= memilih 3 soal dari 5 soal n1 = banyak kemungkinan anggota tim 2 putra dan
= kombinasi 3 unsur dari 5 unsur 1 putri
= 5C3 = memilih 2 putra dari 5 putra dan memilih
5! 5 × 4 × 3! 1 putri dari 6 putri
= 3!(5 − 3)! = 3! × 2 × 1 = 10 = 5C2 × 6C1
Jadi, banyak pilihan soal yang mungkin dikerjakan 5! 6!
ada 10. = 2!3! × 1!5!
12. Jawaban: d = 10 × 6 = 60
Banyak cara menyusun ketiga merek motor = 3! n2 = banyak kemungkinan anggota tim 1 putra dan
Banyak cara menyusun motor Honda = 4! 2 putri
Banyak cara menyusun motor Yamaha = 3! = memilih 1 putra dari 5 putra dan memilih
Banyak cara menyusun motor Suzuki = 2! 2 putri dari 6 putri
Banyak penyusunan barisan dengan setiap merek = 5C1 × 6C2
tidak boleh terpisah = 3! 4! 3! 2! = 1.728
5! 6!
13. Jawaban: c = 4!1! × 4!2!
Jumlah buah yang dibeli Andi = 18 = 5 × 15 = 75
Andi membeli paling sedikit 5 buah untuk setiap n3 = banyak kemungkinan anggota tim 3 putri
jenis buah, maka sebanyak 15 buah yang terdiri = memlih 3 putri dari 6 putri
atas 5 apel, 5 jeruk, dan 5 mangga sudah pasti = 6C3
dibeli Andi.
6!
Dengan demikian, sebanyak 3 buah belum = 3!3! = 20
diketahui komposisi masing-masing jenis buah
yang akan dibeli Andi.

24 Aturan Pencacahan dan Peluang


Banyak cara memilih anggota tim c. n · 6P2 = nP3
= n1 + n2 + n3 n ⋅ 6! n!
= 60 + 75 + 20 ⇔ 4!
= (n − 3)!
= 155 n ⋅ 6 ⋅ 5 ⋅ 4! n(n − 1)(n − 2)(n − 3)!
⇔ 4!
= (n − 3)!
15. Jawaban: a
⇔ 30 = (n – 1)(n – 2)
n1 = banyak kupon bernomor terdiri atas 4 angka
⇔ n2 – 3n + 2 = 30
(boleh berulang) yang dapat dibuat dari
⇔ n2 – 3n – 28 = 0
5 angka
⇔ (n – 7)(n + 4) = 0
Angka I Angka II Angka III Angka IV ⇔ n – 7 = 0 atau n + 4 = 4
⇔ n = 7 atau n = –4
5 cara 5 cara 5 cara 5 cara
P
n 3 mempunyai syarat n ≥ 3.
=5×5×5×5 Jadi, nilai n yang memenuhi 7.
= 625
n2 = banyak kupon bernomor terdiri atas 4 angka 2. a. Bola merah ada 9 buah.
(boleh berulang) dengan angka terakhir 0 dan Banyak cara pengambilan tiga bola merah
angka pertama 0 = kombinasi 3 dari 9
= 9C3
Angka I Angka II Angka III Angka IV 9!
= 3!(9 − 3)!
1 cara 5 cara 5 cara 1 cara
9 × 8 × 7 × 6!
=1×5×5×1 = 3 × 2 × 1× 6! = 84
= 25 Jadi, banyak cara pengambilan ketiganya bola
Banyak kupon bernomor terdiri atas 4 angka merah adalah 84.
dengan angka pertama atau terakhir tidak nol b. Dari tiga bola yang diambil, terambil 2 bola
= n1 – n2 biru. Artinya, bola yang terambil 2 bola biru
= 625 – 25 dan 1 bola merah.
= 600 Banyak cara pengambilan 2 bola biru dan
1 bola merah
B. Uraian = 5C2 × 9C1
1. a. 2 · 2n + 1C2 = 3! · nP2 5! 9!
= 2!3! × 1!8!
2 ⋅ (2n + 1)! 3!n!
⇔ 2!(2n + 1− 2)!
= (n − 2)! 5 × 4 × 3!
= 2 × 1× 3! × 1× 8!
9 × 8!

(2n + 1)(2n + 1− 1)(2n + 1− 2)! 6n(n − 1)(n − 2)! = 10 × 9 = 90


⇔ (2n + 1− 2)!
= (n − 2)! Jadi, banyak cara pengambilan 2 bola biru
⇔ (2n + 1) · 2n = 6n(n –1) adalah 90.
⇔ 2n + 1 = 3(n – 1) 3. Banyak cara memilih 3 huruf konsonan dari 5 huruf
⇔ 2n + 1 = 3n – 3 konsonan
⇔ n=4 = 5C3
Jadi, nilai n = 4.
5! 5 × 4 × 3!
9 Cn 3 = 3!2! = 2 × 1× 3! = 10 cara
b. =
10 Cn + 1 10
Banyak cara memilih 2 huruf vokal dari 3 huruf
⇔ 10 · 9Cn = 3 · 10Cn + 1 vokal
10 ⋅ 9! 3 ⋅ 10! = 3C2
⇔ n!(9 − n)!
= (n + 1)!(10 − n − 1)!
3! 3 × 2!
10! 3 ⋅ 10! = 2!1! = 2! × 1 = 3 cara
⇔ n!(9 − n)!
= (n + 1)n!(9 − n)! Banyak cara menyusun 5 huruf
1 3 = 5P5
⇔ = n+1
1 = 5! = 120 cara
⇔ n+1=3
Banyak password yang terbentuk
⇔ n=2
= 5C3 × 3C2 × 5P5
Jadi, nilai n = 2.
= 10 × 3 × 120 = 3.600
Jadi, banyak password yang terbentuk ada 3.600.

Matematika Kelas XI 25
4. Orang-orang dari 4 negara duduk secara melingkar n1 = banyak bilangan yang lebih dari 520 dan
dengan (4 – 1)! = 3!. kurang dari 600
3 orang dari Amerika dapat duduk dengan 3! cara. = 30 – 1
2 orang dari Irlandia dapat duduk dengan 2! cara. = 29
4 orang dari Korea dapat duduk dengan 4! cara. Banyak bilangan 3 angka yang nilainya lebih besar
2 orang dari Filipina dapat duduk dengan 2! cara. dari 599 yang dapat disusun sebagai berikut.
Banyak cara duduk 11 orang = 3! 3! 2! 4! 2!
Ratusan Puluhan Satuan
= 6 × 6 × 2 × 24 × 2
= 3.456 cara 2 cara 7 cara 6 cara
Jadi, banyak cara peserta duduk adalah 3.456.
Dua angka sudah digunakan.
5. Bilangan terdiri atas 3 angka akan disusun dari Jadi, tersisa 6 cara.
angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 tanpa ada angka Dapat ditempati angka selain 6 atau 7.
yang sama dalam setiap bilangan. Jadi, ada 7 cara.
Banyak bilangan 3 angka yang nilainya di antara Dapat ditempati angka 6 atau 7.
520 dan 600 yang dapat disusun sebagai berikut. Jadi, ada 2 cara.

Ratusan Puluhan Satuan n2 = banyak bilangan 3 angka yang nilainya lebih


besar dari 599
1 cara 5 cara 6 cara
=2×7×6
= 84
Angka 5 dan sebuah angka
sudah digunakan. Banyak bilangan 3 angka yang bernilai lebih besar
Jadi, tersisa 8 – 2 = 6 cara. dari 520 dan tidak boleh berulang
Dapat ditempati angka 2, 3, 4, 6, atau 7. = n1 + n2
Jadi, ada 5 cara. = 29 + 84
Ditempati angka 5. = 113
Jadi, ada 1 cara.
Jadi, ada 113 bilangan yang dapat disusun.
Banyak bilangan yang tersusun = 1 × 5 × 6 = 30.
Bilangan 520 tidak termasuk karena syaratnya
lebih dari 520.

A. Pilihan Ganda Peluang terambil kedua bohlam dalam kondisi baik:


1. Jawaban: c n(A) 465 31
P(A) = n(S) = 630 = 42
Jumlah bohlam = 3 × 12 = 36
Banyak bohlam dalam kondisi baik = 36 – 5 = 31 Jadi, peluang terambil kedua bohlam dalam kondisi
Ruang sampel S = kejadian pengambilan 2 bohlam 31
baik adalah .
dari 36 bohlam. 42
n(S) = banyak cara mengambil 2 bohlam dari 2. Jawaban: c
36 bohlam Jumlah kelereng = 5 + 3 + 2 = 10
= 36C2 Ruang sampel S = kejadian terambil 3 bola dari
=
36! 10 bola.
2!(36 − 2)! n(S) = banyak cara mengambil 3 bola dari 10 bola
36 × 35 × 34!
= = 18 × 35 = 630 = 10C3
2 × 1× 34!
10!
Misalkan A = kejadian terambil dua bohlam dalam = 3!(10 − 3)!
kondisi baik dari 31 bohlam dalam kondisi baik
n(A) = banyak cara mengambil 2 bohlam dari 10 × 9 × 8 × 7!
= 3 × 2 × 1× 7! = 10 × 3 × 4 = 120
31 bohlam
= 31C2 =
31! Misalkan A = kejadian terambil 2 bola merah dan
2!(31 − 2)! 1 bola kuning.
31× 30 × 29!
= = 31 × 15 = 465
2 × 1× 29!

26 Aturan Pencacahan dan Peluang


n(K) = banyak pasangan blus bermotif batik dan rok
n(A) = banyak cara mengambil 2 bola merah dari
pendek
5 bola merah dan 1 bola kuning dari 3 bola = 3× 2 = 6
kuning Peluang Leni memakai blus bermotif batik dan rok
= 5C2 × 3C1 pendek:
n(K) 6 2
5! 3! P(K) = n(S) = 45 = 15
= 2 !(5 − 2)!
× 1!(3 − 1)!
5. Jawaban: e
5 × 4 × 3! 3 × 2!
= 2 × 1× 3! × 1× 2! = 5 × 2 × 3 = 30 Bilangan ratusan terdiri atas 3 angka.
Ruang sampel S = himpunan bilangan ratusan yang
Peluang terambil 2 bola merah dan 1 bola kuning:
dibentuk dari angka-angka 1, 2,
n(A) 30 3
P(A) = n(S) = 120 = 12 4, 6, 8, dan 9.
= himpunan bilangan yang terdiri
Jadi, peluang terambil 2 bola merah dan 1 bola
atas 3 angka yang dibentuk
3
kuning adalah 12 . dari 6 angka
n(S) = banyak cara membentuk bilangan yang
3. Jawaban: b terdiri atas 3 angka dari 6 angka
Ruang sampel S = kejadian terpilihnya 2 angka 6! 6 × 5 × 4 × 3!
dari 12 angka. = 6P3 = 3! = 3!
= 6 × 5 × 4 = 120
n(S) = banyak cara memilih 2 angka dari 12 angka Misalkan A = kejadian terbentuknya bilangan genap
12! 12 ⋅ 11 ⋅ 10!
= 12C2 = = = 6 × 11 = 66 kurang dari 500, maka n(A) = banyak bilangan
2!(12 − 2)! 2 × 1× 10!
genap kurang dari 500.
Faktor dari 12 ada 6, yaitu 1, 2, 3, 4, 6, dan 12. Bilangan yang dibentuk nilainya kurang dari 500,
Misalkan A = kejadian terpilihnya 2 angka faktor maka angka-angka yang menempati nilai tempat
dari 12 ratusan ada 3, yaitu 1, 2, dan 4.
= kejadian terpilih 2 angka dari 6 angka Bilangan yang dibentuk ratusan genap, maka
n(A) = banyak cara memilih 2 angka dari 6 angka angka-angka yang menempati nilai tempat satuan
6! 6 × 5 × 4! ada 4, yaitu 2, 4, 6, dan 8.
= 6C2 = = = 3 × 5 =15
2! (6 − 2)! 2 × 1× 4! Oleh karena angka-angka dalam setiap bilangan
Peluang terpilih dua angka faktor dari 12: berbeda, maka angka-angka yang dapat me-
n(A) 15 5 nempati nilai tempat ratusan, puluhan, dan satuan
P(A) = = 66 = 22
n(S) sebagai berikut.
Jadi, peluang terpilih dua angka faktor dari 12
5 Ribuan Puluhan Satuan
adalah 22 .
1 ... 2, 4, 6 atau 8
4. Jawaban: b
2 ... 4, 6, atau 8
Ruang sampel S = himpunan pasangan blus dan rok.
n(S) = banyak pasangan blus dan rok 4 ... 2, 6, atau 8
Banyak pasangan blus bermotif batik dan rok panjang
=3× 3 = 9 Untuk bilangan dengan angka ribuan 1, angka-
Banyak pasangan blus bermotif batik dan rok pendek angka yang dapat menempati nilai tempat satuan
=3× 2 = 6 ada 4, yaitu 2, 4, 6, dan 8 sehingga ada 4 cara
Banyak pasangan blus bermotif garis dan rok panjang untuk menempati nilai tempat satuan.
=2× 3 = 6 Untuk bilangan dengan angka ribuan 2, angka-
Banyak pasangan blus bermotif garis dan rok pendek angka yang dapat menempati nilai tempat satuan
=2× 2 = 4 ada 3, yaitu 4, 6, dan 8 sehingga ada 3 cara untuk
Banyak pasangan blus bermotif kotak-kotak dan rok menempati nilai tempat satuan.
panjang = 4 × 3 = 12 Untuk bilangan dengan angka ribuan 4, angka-
Banyak pasangan blus bermotif kotak-kotak dan rok angka yang dapat menempati nilai tempat satuan
pendek = 4 × 2 = 8 ada 3, yaitu 2, 6, dan 8 sehingga ada 3 cara untuk
n(S) = 9 + 6 + 6 + 4 + 12 + 8 = 45 menempati nilai tempat satuan.
Misalkan K = kejadian Leni memakai blus bermotif Angka-angka yang dapat menempati nilai tempat
batik dan rok pendek. puluha ada 6, yaitu 1, 2, 4, 6, 8, dan 9.

Matematika Kelas XI 27
Setelah 2 angka menempati nilai tempat ribuan Misalkan A = kejadian terpilih dua angka ganjil
dan satuan, tersisa (6 – 2) = 4 angka sehingga n(A) = banyak dua angka ganjil yang jika dijumlah
ada 4 cara untuk menempati nilai tempat puluhan. genap
Banyak bilangan genap kurang dari 500 dengan = 5C2 = 10
angka ribuan 1 = 1 × 4 × 4 = 16 Peluang terpiling dua angka ganjil:
Banyak bilangan genap kurang dari 500 dengan n(A) 10 5
P(A) = n(S) = 16 = 8
angka ribuan 2 atau 4 = 2 × 4 × 3 = 24
Dengan demikian, diperoleh n(A) = 16 + 24 = 40 Jadi, peluang terpilih dua angka ganjil adalah 8 .
5
Peluang terambil bilangan genap kurang dari 500:
n(A) 40 1 8. Jawaban: a
P(A) = n(S) = 120 = 3
Jumlah kartu bridge = 52.
Jadi, peluang terambil bilangan genap kurang dari
Ruang sampel S = kejadian terambil 2 kartu bridge.
1
500 adalah 3 . Banyak anggota ruang sampel = n(S)
6. Jawaban: a n(S) = banyak cara megambil 2 kartu dari 52 kartu
Ruang sampel S = kejadian 6 anak duduk = 52C2
melingkar.
= 52 × 51× 50!
52!
= = 26 × 51 = 1.326
n(S) = permutasi siklis 6 unsur 2!(52 − 2)! 2 × 1× 50!
= (6 – 1)! = 5! = 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 120 Banyak kartu King = 4.
Misalkan A = kejadian Tera duduk bersebelahan Misalkan A = kejadian terambil dua kartu King.
dengan Wisnu dan Lisa duduk bersebelahan n(A) = banyak cara mengambil 2 kartu King dari
dengan Rina 4 kartu King
Tera dan Wisnu dipandang sebagai 1 unsur, Lisa
= 4 × 3 × 2! = 2 × 3 = 6
4!
dan Rina dipandang sebagai 1 unsur sehingga = 4C2 =
2!(4 − 2)! 2 × 1× 2!
permasalahan menjadi permutasi siklis 4 unsur.
Peluang terambil dua kartu King:
Cara duduk Tera dan Wisnu ada 2! dan cara duduk
Lisa dan Rina ada 2!. n(A) 6 1
P(A) = n(S) = 1.326 = 221
n(A) = 2! × 2! × permutasi siklis 4 unsur
= 2! × 2!(4 – 1)! Peluang terambil bukan kartu King:
= 2!2!3! = 2 × 1 × 2 × 1 × 3 × 2 × 1 = 24 1 220
P(A′) = 1 – P(A) = 1 – 221 = 221
Peluang Tera duduk bersebelahan dengan Wisnu
dan Lisa duduk bersebelahan dengan Rina: 220
Jadi, peluang terambil bukan kartu King 221 .
n(A) 24 1
P(A)= = = 9. Jawaban: c
n(S) 120 5
Jumlah koin = 2 + 4 + 6 = 12
Jadi, peluang Tera duduk bersebelahan dengan Ruang sampel S = kejadian terambil 6 koin dari
Wisnu dan Lisa duduk bersebelahan dengan Rina 12 koin.
1
adalah 5 . n(S) = banyak cara mengambil 6 koin dari 12 koin
= 12C6
7. Jawaban: c 12!
Banyak angka ganjil = 5, yaitu 1, 3, 5, 7, dan 9. =
6!(12 − 6)!
Banyak angka genap = 4, yaitu 2, 4, 6, dan 8.
Ruang sampel S = himpunan dua angka berjumlah = 12 × 11× 10 × 9 × 8 × 7 × 6!
6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1× 6!
genap.
Dua angka berjumlah genap jika terdiri atas dua = 11 × 2 × 3 × 2 × 7 = 924
angka ganjil atau dua angka genap. Misalkan K = kejadian terambil 6 koin yang memiliki
n(S) = banyak dua angka berjumlah genap jumlah minimal Rp5.000,00.
= banyak dua angka ganjil + banyak dua angka Kemungkinan kejadian 6 koin yang terambil
genap sebagai berikut.
= 5C2 + 4C2 a. K1 = Kejadian terambil 4 koin Rp1.000,00 dan
5! 4! 2 koin Rp500,00.
= 2! (5 − 2)! + 2! (4 − 2)! n(K1) = Banyak cara mengambil 4 koin
Rp1.000,00 dari 6 koin Rp1.000,00 dan
5 × 4 × 3! 4 × 3 × 2!
= 2 × 1× 3! + 2 × 1× 2! 2 koin Rp500,00 dari 4 koin Rp500,00
= 5 × 2 + 2 × 3 = 10 + 6 = 16 = 6C4 × 4C2

28 Aturan Pencacahan dan Peluang


6! 4! Misalkan K = kejadian terambilnya 2 huruf vokal
= 4! (6 − 4)! × 2! (4 − 2!
= kejadian terambil 2 huruf vokal dan
6 × 5 × 4! 4 × 3 × 2! 1 huruf konsonan
= 4! × 2 × 1 × 2 × 1× 2! n(K) = banyak cara mengambil 2 huruf vokal dari
= 3 × 5 × 2 × 3 = 90 4 huruf vokal dan 1 huruf konsonan dari
b. K2 = kejadian terambil 5 koin Rp1.000,00 4 huruf konsonan
dan 1 koin Rp200,00. = 4C2 × 4C1
n(K2) = banyak cara mengambil 5 koin 4! 4!
Rp1.000,00 dari 6 koin Rp1.000,00 dan = 2! (4 − 2)! × 1! (4 − 1)!
1 koin Rp200,00 dari 2 koin Rp200,00
4 × 3 × 2! 4 × 3!
= 6C5 × 2C1 = 2 × 1× 2! × 1× 3! = 6 × 4 = 24
6! 2! Peluang terambil dua huruf vokal:
= 5! (6 − 5)! × 1! (2 − 1!
n(K) 24 3
6 × 5!
P(K) = n(S) = 56 = 7
2 ×1
= 5! × 1
× 1× 1 Frekuensi harapan terambil dua huruf vokal:
= 6 × 2 = 12 3
Fr(K) = n × P(K) ⇔ 90 = n × 7
c. K3 = Terambil 5 koin Rp1.000,00 dan 1 koin
Rp500,00. 7
⇔ n = 90 × 3 = 210
n(K3) = banyak cara mengambil 5 koin
Rp1.000,00 dari 6 koin Rp1.000,00 dan Jadi, pengambilan tiga huruf tersebut dilakukan
1 koin Rp500,00 dari 4 koin Rp500,00 sebanyak 210 kali.
= 6C5 × 4C1
B. Uraian
6! 4!
= 5! (6 − 5)!
× 1! (4 − 1!
1. Jumlah ahli = 5 + 3 + 4 = 12
Ruang sampel S = kejadian terpilih 6 orang dari 12
6 × 5! 4 × 3!
= 5! × 1 × 1× 3! = 6 × 4 = 24 orang ahli.
n(S) = banyak cara memilih 6 orang dari 12 orang
d. K4 = Terambil 6 koin Rp1.000,00
= 12C6
n(K4) = banyak cara mengambil 6 koin
Rp1.000,00 dari 6 koin Rp1.000,00 12!
=
6! 6!(12 − 6)!
= 6C6 = 6! (6 − 6)!
=1
= 12 × 11× 10 × 9 × 8 × 7 × 6!
n(K) = n(K1) + n(K2) + n(K3) + n(K4) 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1× 6!
= 90 + 12 + 24 +1 = 127 = 11 × 2 × 3 × 2 × 7 = 924
Peluang enam koin yang terambil memiliki jumlah a. Misalkan A = kejadian terpilih 4 ahli
minimal Rp5.000,00: matematika dan 2 ahli ekonomi.
n(K) 127 n(A) = banyak cara memilih 4 ahli matematika
P(K) = n(S) = 924
dari 5 ahli matematika dan 2 ahli
ekonomi dari 3 ahli ekonomi
10. Jawaban: d
= 5C4 × 3C2
Misalkan pengambilan tiga huruf tersebut dilakukan
sebanyak n kali. 5! 3!
= 4! (5 − 4)! × 2! (3 − 2)!
Jumlah huruf = 8
Ruang sampel S = kejadian pengambilan tiga huruf 5 × 4! 3 × 2!
dari 8 huruf. = 4! × 1 × 2! × 1 = 5 × 3 = 15
n(S) = banyak cara mengambil 3 huruf dari 8 huruf Peluang terpilih 4 ahli matematika dan 2 ahli
= 8C3 ekonomi:
8!
= 3! (8 − 3)! n(A) 15 3
P(A) = n(S) = 924 = 308
8 × 7 × 6 × 5! Jadi, peluang terpilihnya 4 ahli matematika
= 3 × 2 × 1× 5! = 8 × 7 = 56
3
Banyak huruf vokal = 4 dan 2 ahli ekonomi adalah 308 .
Banyak huruf konsonan = 4

Matematika Kelas XI 29
b. Misalkan B = kejadian terpilih 2 orang dari n(B) = banyak cara mengambil 4 huruf vokal
tiap-tiap kelompok dari 7 huruf vokal
= kejadian terpilihnya 2 ahli = 7C4
matematika, 2 ahli ekonomi, 7!
dan 2 ahli bahasa = 4! (7 − 4)!
n(B) = banyak cara memilih 2 ahli matematika
dari 5 ahli matematika, 2 ahli ekonomi 7 × 6 × 5 × 4!
= 4! × 3 × 2 × 1
dari 3 ahli ekonomi, dan 2 ahli bahasa
dari 4 ahli bahasa = 35
= 5C2 × 3C2 × 4C2 Peluang terambil keempatnya huruf vokal:
5! 3! 4! n(B) 35
= 2! (5 − 2)! × 2! (3 − 2)! × 2! (4 − 2)! P(B) = n(S) = 715

5 × 4 × 3! 3 × 2! 4 × 3 × 2!
= 2 × 1× 3! × 2! × 1 × 2 × 1× 2! Peluang terambil keempatnya bukan huruf
vokal.
= 10 × 3 × 6 = 180 P(B′) = 1 – P(B)
Peluang terpilih dua orang dari tiap-tiap
kelompok: 35
= 1 – 715
180 15
P(B) = 924 = 77
680 136
= 715 = 143
Jadi, peluang terpilih dua orang dari tiap-tiap
15
kelompok 77 . Jadi, peluang terambil keempatnya bukan
136
2. Ruang sampel = S = kejadian terambil 4 huruf dari huruf vokal adalah 143 .
13 huruf
n(S) = banyak cara mengambil 4 huruf dari 13 huruf 3. a. Bilangan empat angka merupakan bilangan
= 13C4 ribuan.
Bilangan ribuan memiliki nilai tempat ribuan,
13! 13 × 12 × 11× 10 × 9!
= = = 715 ratusan, puluhan, dan satuan.
4! (13 − 4)! 4 × 3 × 2 × 1× 9!
Ruang sampel S = himpunan bilangan ribuan
a. Banyak huruf vokal = 7
yang terbentuk dari angka-angka 1, 2, 3, 4,
Banyak huruf konsonan = 6
dan boleh berulang.
Misalkan:
n(S) = banyak bilangan ribuan yang terbentuk
A = kejadian terambil 1 huruf vokal dan
dari angka-angka 1, 2, 3, 4, dan boleh
3 huruf konsonan
berulang.
n(A) = banyak cara mengambil 1 huruf vokal
Oleh karena angka-angka dalam setiap
dari 7 huruf vokal dan 3 huruf konsonan
bilangan boleh diulang, maka angka-angka
dari 6 huruf konsonan
yang dapat menempati nilai tempat ribuan,
= 7C1 × 6C3
ratusan, puluhan, dan satuan masing-masing
7! 6! ada 4, yaitu 1, 2, 3, dan 4 sehingga ada 4
= 1! (7 − 1)! × 3! (6 − 3!)
cara untuk menempati nilai tempat ribuan,
7 × 6! 6 × 5 × 4 × 3! ratusan, puluhan, dan satuan.
= 1× 6! × 3! × 3 × 2 × 1 Dengan demikian, dapat disusun sebagai
= 7 × 20 = 140 berikut.
Peluang terambil 1 huruf vokal dan 3 huruf Ribuan Ratusan Puluhan Satuan
konsonan:
n(A) 140 28 4 cara 4 cara 4 cara 4 cara
P(A) = n(S) = 715 = 143
Jadi, peluang terambil 1 huruf vokal dan n(S) = 4 × 4 × 4 × 4 = 256
28 Misalkan A = kejadian terbentuk bilangan
3 huruf konsonan adalah 143 . ribuan lebih dari 2.000 yang dibentuk dari
b. Banyak huruf vokal = 7 angka-angka 1, 2, 3, 4 dan angka boleh
Misalkan berulang.
B = kejadian terambil keempatnya huruf vokal n(A) = banyak bilangan ribuan lebih dari 2.000
B′ = kejadian terambil keempatnya bukan yang dibentuk dari angka-angka 1, 2, 3, 4 dan
huruf vokal angka boleh berulang.

30 Aturan Pencacahan dan Peluang


Bilangan yang dibentuk nilainya lebih dari Dengan demikian, dapat disusun sebagai
2.000, maka angka-angka yang menempati berikut.
nilai tempat ribuan ada 3, yaitu 2, 3, dan 4
Ribuan Ratusan Puluhan satuan
sehingga ada 3 cara untuk menempati nilai
tempat ribuan. 3 cara 3 cara 2 cara 1 cara
Angka-angka dalam setiap bilangan boleh
diulang, maka angka-angka yang dapat n(B) = 3 × 3 × 2 × 1 = 18
menempati nilai tempat ratusan, puluhan, dan Peluang bilangan yang terbentuk lebih besar
satuan masing-masing ada 4, yaitu 1, 2, 3, daripada 2.000 dan angka-angka dapat berulang:
dan 4 sehingga ada 4 cara untuk menempati n(B) 18 3
P(B) = n(S) = 24 = 4
nilai tempat ratusan, puluhan, dan satuan.
Dengan demikian, dapat disusun sebagai Jadi, peluang bilangan yang terbentuk lebih
berikut. besar daripada 2.000 dan angka-angka dapat
3
Ribuan Ratusan Puluhan Satuan berulang adalah 4 .
3 cara 4 cara 4 cara 4 cara
4. Banyak huruf ada 5 dan banyak angka ada 5.
n(A) = 3 × 4 × 4 × 4 = 192 Ruang sampel S = himpunan kode terdiri atas 3
Peluang bilangan yang terbentuk lebih besar huruf berbeda dan 4 angka berbeda.
daripada 2.000 dan angka-angka dapat Huruf Angka
berulang:
n(A) 192 3
P(A) = n(S) = 256 = 4  
Jadi, peluang bilangan yang terbentuk lebih 5P3 5P4

besar daripada 2.000 dan angka-angka dapat n(S) = banyak cara membentuk kode terdiri atas
3 3 huruf berbeda dari 5 huruf dan 4 angka
berulang adalah 4 . berbeda dari 5 angka
b. Ruang sampel S = himpunan bilangan ribuan = 5P3 × 5P4
yang dibentuk dari angka-angka 1, 2, 3, dan 4 5! 5!
= (5 − 3)! × (5 − 4)!
serta angka tidak boleh berulang.
n(S) = banyak cara membentuk bilangan 5 × 4 × 3 × 2! 5 × 4 × 3 × 2 × 1!
= ×
4 angka dari 4 angka 2! 1!
= 4P4 = 4! = 4 × 3 × 2 × 1 = 24 = 60 × 120 = 7.200
Misalkan B = kejadian terbentuk bilangan ribuan Misalkan A = kejadian terambil kode terdiri atas 2
lebih dari 2.000 yang dibentuk dari angka-angka huruf vokal berbeda dan keempat angka mem-
1, 2, 3, 4 dan angka tidak boleh berulang. bentuk bilangan genap.
Bilangan yang dibentuk nilainya lebih dari Huruf vokal ada 2, yaitu A dan E.
2.000, maka angka-angka yang menempati
nilai tempat ribuan ada 3, yaitu 2, 3, dan 4 2
cara
sehingga ada 3 cara untuk menempati nilai  
tempat ribuan. 2P2 4P3 Dapat ditempati
Angka-angka yang dapat menempati nilai angka 2 dan 4
tempat ratusan, puluhan, dan satuan ada 4, n(A) = 2P2 × 4P3 × 2
yaitu 1, 2, 3, dan 4. 2! 4!
Setelah satu angka menempati nilai tempat = (2 − 2)! × (4 − 3)! × 2
ribuan, tersisa (4 – 1) = 3 angka sehingga = 2 × 4 × 3 × 2 × 2 = 96
ada 3 cara untuk menempati nilai tempat
Peluang terambil kode terdiri atas 2 huruf vokal
ratusan.
berbeda dan keempat angka membentuk bilangan
Setelah dua angka menempati nilai tempat
genap:
ribuan dan ratusan, tersisa (4 – 2) = 2 angka
n(A) 96 1
sehingga ada 2 cara untuk menempati nilai P(A) = n(S) = 7.200 = 75
tempat puluhan.
Setelah tiga angka menempati nilai tempat Jadi, peluang terambil kode terdiri atas 2 huruf
ribuan, ratusan, dan puluhan, tersisa (4 – 3) vokal berbeda dan keempat angka membentuk
= 1 angka sehingga ada 1 cara untuk 1
bilangan genap adalah 75 .
menempati nilai tempat satuan.

Matematika Kelas XI 31
5. Banyak percobaan = 680 kali b. Misalkan B = kejadian terambil bendera
Jumlah bendera = 7 + 4 + 6 = 17 berbeda warna
Ruang sampel S = kejadian terambil 3 bendera = kejadian terambil 1 bendera
dari 17 bendera. hijau, 1 bendera kuning, dan 1
n(S) = banyak cara mengambil 3 bendera dari bendera merah.
17 bendera n(B) = banyak cara mengambil 1 bendera
= 17C3 hijau dari 7 bendera hijau, 1 bendera
17!
kuning dari 4 bendera kuning, dan
= 3! (17 − 3)! 1 bendera merah dari 6 bendera merah.
= 7C1 × 4C1 × 6C1
17 × 16 × 15 × 14!
= 3 × 2 × 1× 14!
= 17 × 8 × 5 = 680 7! 4! 6!
= 1! (7 − 1)! × 1! (4 − 1)! × 1! (7 − 1)!
a. Misalkan A = kejadian terambil 3 bendera
kuning. 7 × 6! 4 × 3! 6 × 5!
= 1! 6! × 3! × 1! 5!
n(A) = banyak cara mengambil 3 bendera
kuning dari 4 bendera kuning = 7 × 4 × 6 = 168
4! 4 × 3!
= 4C3 = 3! (4 − 3)! = 3! × 1 = 4 Peluang terambil bendera berbeda warna:
n(C) 168
Peluang terambil 3 bendera kuning: P(B) = n(S) = 680
n(A) 4 Frekuensi harapan terambil bendera berbeda
P(A) = n(S) = 680
warna:
Frekuensi harapan terambil 3 bendera kuning:
168
4 Fh(B) = P(B) × n = 680 × 680 = 168
Fh(A) = P(A) × n = × 680 = 4
680 Jadi, frekuensi harapan terambil bendera
Jadi, frekuensi harapan terambil 3 bendera berbeda warna adalah 168 kali.
kuning adalah 4 kali.

A. Pilihan Ganda c. Misalkan E = kejadian terlihat kedua mata


1. Jawaban: c dadu memiliki selisih 2
a. Misalkan A = kejadian terlihat mata dadu = {(1, 3), (2, 4), (3, 1), (3, 5), (4, 2),
berjumlah 7 (4, 6), (5, 3), (6, 4)}
= {(1, 6), (2, 5), (3, 4), (4, 3), (5, 2), F = kejadian terlihat kedua mata
(6, 1)} dadu hasil kalinya 6
B = kejadian terlihat kedua mata = {(1, 6), (2, 3), (3, 2), (6, 1)}
dadu hasil kalinya 12 Oleh karena E ∩ F = ∅, maka kejadian E dan
= {(2, 6), (3, 4), (4, 3), (6, 2)} F saling lepas.
A ∩ B = {(3, 4), (4, 3)} d. Misalkan G = kejadian terlihat mata dadu
Oleh karena A ∩ B ≠ ∅, maka kejadian A dan pertama genap
B tidak saling lepas. = {(2, 1), (2, 2), (2, 3), (2, 4), (2, 5),
b. Misalkan C = kejadian terlihat mata dadu (2, 6), (4, 1), (4, 2), (4, 3), (4, 4),
pertama 4 (4, 5), (4, 6), (6, 1), (6, 2), (6, 3),
= {(4, 1), (4, 2), (4, 3), (4, 4), (4, 5), (6, 4), (6, 5), (6, 6)}
(4, 6)} H = kejadian terlihat kedua mata
D = kejadian terlihat kedua mata dadu berjumlah 6
memiliki selisih 1 = {(1, 5), (2, 4), (3, 3), (4, 2), (5, 1)}
= {(1, 2), (2, 1), (2, 3), (3, 2), (3, 4), G ∩ H = {(2, 4), (4, 2)}
(4, 3), (4, 5), (5, 4), (5, 6), (6, 5)} Oleh karena G ∩ H ≠ ∅, maka kejadian G
C ∩ D = {(4, 3), (4, 5)} dan H tidak saling lepas.
Oleh karena C ∩ D ≠ ∅, maka kejadian C dan
D tidak saling lepas.

32 Aturan Pencacahan dan Peluang


e. Misalkan K = kejadian terlihat mata dadu Kejadian A dan B saling bebas.
pertama genap Peluang terlihat sisi angka pada uang logam dan
= {(2, 1), (2, 2), (2, 3), (2, 4), (2, 5), mata dadu prima:
(2, 6), (4, 1), (4, 2), (4, 3), (4, 4), 1 1 1
P(A ∩ B) = P(A) × P(B) = × =
(4, 5), (4, 6), (6, 1), (6, 2), (6, 3), 2 2 4
(6, 4), (6, 5), (6, 6)} Frekuensi harapan terlihat sisi angka pada uang
L = kejadian terlihat mata dadu logam dan mata dadu prima:
kedua ganjil 1
= {(1, 1), (2, 1), (3, 1), (4, 1), (5, 1), Fh(A ∩ B) = P(A ∩ B) × n = × 240 = 60 kali
4
(6, 1), (1, 3), (2, 3), (3, 3), (4, 3),
4. Jawaban: a
(5, 3), (6, 3), (1, 5), (2, 5), (3, 5),
Banyak kelereng merah n(m) = 5.
(4, 5), (5, 5), (6, 5)}
Banyak kelereng hijau n(h) = 4.
K ∩ L = {(2, 1), (2, 3), (2, 5), (4, 1), (4, 3),
Ruang sampel S = himpunan kelereng di dalam
(4, 5), (6, 1), (6, 3), (6, 5)}
kantong.
Oleh karena K ∩ L ≠ ∅, maka kejadian K dan
Banyak anggota ruang sampel n(S) = jumlah
L tidak saling lepas.
kelereng = 5 + 4 = 9.
Jadi, pasangan kejadian yang saling lepas adalah
Misalkan M1 = kejadian anak pertama mengambil
pilihan c.
1 kelereng merah dan M2 = kejadian anak kedua
2. Jawaban: e mengambil 1 kelereng merah.
Jumlah bola = 5 + 4 + 3 = 12 Kelereng pertama yang telah terambil tidak
Ruang sampel S = kejadian terambil 2 bola dari 12 dikembalikan ke kantong, maka kejadian M1 dan
bola M2 tidak saling bebas.
n(S) = banyak cara mengambil 2 bola dari 12 bola Pada saat anak pertama mengambil kelereng
tersedia 5 kelereng merah dan jumlah seluruh
= 12 × 11× 10! = 6 × 11 = 66
12!
= 12C2 =
2!(12 − 2)! 2 × 1× 10! kelereng = 9.
A = kejadian terambil 2 bola merah dari 5 bola merah Peluang anak pertama mengambil 1 kelereng
n(A) = banyak cara mengambil 2 bola merah dari n(m) 5
5 bola merah merah = P(M1) = n(S) = 9 .
Kelereng pertama yang telah terambil tidak
= 5 × 4 × 3! =
5!
= 5C2 = 5 × 2 = 10
2!(5 − 2)! 2 × 1× 3! dikembalikan ke kantong. Pada saat anak kedua
n(A) 10 mengambil kelereng, kelereng merah berkurang
P(A) = n(S)
= satu dan jumlah seluruh kelereng berkurang satu.
66
B = kejadian terambil 2 bola hijau dari 3 bola hijau Peluang anak kedua mengambil 1 kelereng merah
n(B) = banyak cara mengambil 2 bola hijau dari dengan syarat anak pertama telah mangambil 1
3 bola hijau kelereng merah:
3! 3 × 2! n(m) − 1 4 1
= 3C2 = = = 3 P(M2|M1) = n(S) − 1 = 8 = 2 .
2!(3 − 2)! 2! × 1
n(B) 3 Peluang kejadian anak pertama mengambil 1
P(B) = =
n(S) 66 kelereng merah dan anak kedua juga mengambil
A dan B merupakan kejadian saling asing. 1 kelereng merah:
Peluang terambil dua bola merah atau dua bola 5 1 5
P(M1 ∩ M2) = P(M1) × P(M2|M1) = 9
× 2
= 18
hijau:
10 3 13
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) = 66 + 66 = 66 5. Jawaban: c
Ruang sampel S = kejadian melambungkan dua
Jadi, peluang terambil dua bola merah atau dua
13
dadu sebanyak satu kali
bola hijau adalah 66 . n(S) = 6 × 6 = 36
A = kejadian terlihat mata dadu berjumlah 5
3. Jawaban: d = {(1, 4), (2, 3), (3, 2), (4, 1)}
Sekeping uang logam dan sebuah dadu n(A) = 4
dilambungkan bersama-sama.
Banyak percobaan n = 240 kali n(A) 4
P(A) = n(B) = 36
A = kejadian terlihat sisi angka pada uang logam
B = kejadian terlihat mata dadu prima B = kejadian terlihat mata dadu berjumlah 9
1 1 = {(3, 6), (4, 5), (5, 4), (6, 3)}
P(A) = dan P(B) = n(B) = 4
2 2

Matematika Kelas XI 33
n(B) 4 B = kejadian terpilih 1 murid berambut keriting dari
P(B) = n(S) = 36
15 murid berambut keriting
Oleh karena A ∩ B = ∅, maka A dan B saling lepas. n(B) = 15C1 = 15
Peluang terlihat mata dadu berjumlah 5 atau 9: n(B) 15
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) P(B) = n(S) = 30
4 4
= 36 + 36 A ∩ B = kejadian terpilih 1 murid laki-laki
berambut keriting dari 5 murid laki-laki
8
= 36 berambut keriting
n(A ∩ B) = 5C1 = 5
Jadi, peluang terlihat mata dadu berjumlah 5 atau 9
8 n(A ∩ B) 5
adalah 36 . P(A ∩ B) = = 30
n(S)
Peluang terpilih 1 murid itu laki-laki atau berambut
6. Jawaban: e
keriting:
S = kejadian terambil 1 kartu bernomor
= {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10} P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
n(S) = 10 10 15 5
= 30 + 30 – 30
A = kejadian terambil kartu bernomor bilangan
komposit 20 2
= 30 = 3
= kejadian terambil kartu bernomor bilangan asli
Jadi, peluang terpilih murid itu laki-laki atau
lebih dari 1 yang bukan bilangan prima
2
= {4, 6, 8, 9, 10} berambut keriting adalah 3 .
n(A) = 5
B = kejadian terambil kartu bernomor bilangan ganjil 8. Jawaban: b
= {1, 3, 5, 7, 9} S1 = kejadian terambil 1 bola dari 5 bola di
n(B) = 5 kotak A
A ∩ B = {9} K = kejadian terambil 1 bola merah dari 2 bola
n(A ∩ B) = 1 merah di kotak A
Peluang terambil kartu bernomor bilangan komposit n(K) 2 C1 2
atau bilangan ganjil: P(K) = n(S1)
=
= 5
5 C1
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B) S2 = kejadian terambil 1 bola dari 8 bola di
n(A) n(B) n(A ∩ B) kotak B
= n(S) + n(S) – n(S) L = kejadian terambil 1 bola putih dari 3 bola putih
5 5 1 di kotak B
= 10 + 10 – 10
n(K) 3 C1 3
9 P(L) = = =
= n(S2 ) 8 C1 8
10
K dan L merupakan dua kejadian yang saling bebas.
= 0,9 Peluang terambil 1 bola merah dari kotak A dan
Jadi, peluang terambil kartu bernomor bilangan 1 bola putih dari kotak B:
komposit atau bilangan ganjil adalah 0,9. P(K ∩ L) = P(K) × P(L) = 5 × 8 = 20
2 3 3

7. Jawaban: e Jadi, peluang terambil 1 bola merah dari kotak A


Murid Murid 3
Jumlah dan 1 bola putih dari kotak B adalah 20 .
Perempuan Laki-Laki

Berambut keriting 10 5 15 9. Jawaban: e


Berambut tidak 10 5 15 Jumlah buku = 4 + 7 + 5 = 16
keriting Ruang sampel S = kejadian terambil 3 buku dari
Jumlah 20 10 30 16 buku
n(S) = banyak cara mengambil 3 buku dari 16 buku
S = kejadian terpilih 1 murid dari 30 murid
= 16C3
n(S) = 30C1 = 30
16!
A = kejadian terpilih 1 murid laki-laki dari 10 murid = 3!13!
laki-laki
16 × 15 × 14 × 13!
n(A) = 10C1 = 10 = 3 × 2 × 1 × 13!
n(A) 10 = 560
P(A) = n(S) = 30

34 Aturan Pencacahan dan Peluang


Kemungkinan buku yang terambil adalah (2 buku Kemungkinan terambil paling sedikit 2 kelereng
komik, 1buku novel) atau (2 buku komik, 1 buku putih adalah (2 kelereng putih, 1 kelereng merah)
dongeng, ). atau (3 kelereng putih).
A = kejadian terambil 2 buku komik dan 1 buku novel A = kejadian terambil 2 kelereng putih dan
n(A) = banyak cara mengambil 2 buku komik dari 1 kelereng merah
7 buku komik dan 1 buku novel dari 4 buku n(A) = banyaknya cara mengambil 2 kelereng putih
novel dari 4 kelereng putih dan 1 kelereng merah
= 7C2 × 4C1 dari 3 kelereng merah
7! 4! = 4C2 × 3C1
= 2! 5! × 1! 3! 4! 3!
= 2!2! × 1!2!
7 × 6 × 5! 4 × 3!
= 2 × 1× 5! × 1× 3! 4 × 3 × 2! 3 × 2!
= 2 × 1× 2! × 1× 2!
= 21 × 4 =6×3
= 84 = 18
n(A) 84 n(A) 18
P(A) = n(S) = 560 P(A)= n(B) = 35
B = kejadian terambil 2 buku komik dan 1 buku B = kejadian terambil 3 kelereng putih
dongeng n(B) = banyak cara mengambil 3 kelereng putih
n(B) = banyak cara mengambil 2 buku komik dari dari 4 kelereng putih
7 buku komik dan 1 buku dongeng dari 5
= 4C3
buku dongeng
= 7C2 × 5C1 4!
= 3!1!
7! 5!
= 2! 5! × 1!4! 4 × 3!
= 3! × 1
7 × 6 × 5! 5 × 4!
= 2 × 1× 5! × 1× 4! =4
= 21 × 5 n(B) 4
= 105 P(B) = n(S) = 35

n(B) 105 Kejadian A dan B saling lepas.


P(B) = n(S) = 560 Peluang terambil paling sedikit 2 kelereng putih
Kejadian A dan B saling lepas. = P(A) + P(B)
Peluang terambil 2 buku komik 18 4
= 35 + 35
= P(A) + P(B)
84 105 22
= 560 + 560 = 35
189 Jadi, peluang terambil paling sedikit 2 kelereng
= 560
22
189 putih adalah 35 .
Jadi, peluang terambil 2 buku komik adalah 560
.
11. Jawaban: d
10. Jawaban: e Ruang sampel S = kejadian pasangan suami istri
Jumlah kelereng = 3 + 4 = 7 mempunyai 3 anak
Ruang sampel S = kejadian terambil 3 kelereng = {PPP, PPL, PLP, LPP, LLL,
dari 7 kelereng LLP, LPL, PLL}
n(S) = banyak cara mengambil n(S) = 8
3 kelereng dari 7 kelereng Kemungkinan 3 anak yang dimiliki pasangan suami
= 7C3 istri adalah (2 laki-laki dan 1 perempuan) atau (3
7! laki-laki).
= 3!4!
A = kejadian pasangan suami istri memiliki dua
7 × 6 × 5 × 4! anak laki-laki dari 3 anak yang dimiliki
= 3 × 2 × 1× 4! = {LLP, LPL, PLL)}
= 35 n(A) = 3

Matematika Kelas XI 35
n(A) 3 K1M2K3 = kejadian terambil pertama kartu kuning,
P(A) = n(S) = 8 kedua kartu merah, ketiga kartu kuning
B = Kejadian keluarga memiliki tiga anak laki-laki P(K1M2K3) = P(K1) × P(M2) × P(K3)
= {LLL} n(K) n(M) n(K)
n(B) = 1 = × ×
n(S) n(S) n(S)
n(B) 1 2 4 2
P(B) = n(S) = 8 = 6 × 6 × 6
2
Kejadian A dan B saling bebas. = 27
Peluang pasangan tersebut memiliki paling sedikit K1K2M3 = kejadian terambil pertama kartu kuning,
dua anak laki-laki kedua kartu kuning, ketiga kartu merah
= P(A) + P(B)
P(K1K2M3) = P(K1) × P(K2) × P(M3)
3 1
= 8 + 8 n(K) n(K) n(M)
= × ×
n(S) n(S) n(S)
4 1
= 8 = 2 2 2 4
= 6
× 6 × 6
Jadi, peluang pasangan suami istri tersebut
1 2
memiliki paling sedikit dua anak laki-laki 2 . = 27
Peluang terambil satu kartu merah:
12. Jawaban: d
3
P = P(M1K2K3) + P(K1M2K3) + P(K1K2M3)
P(G) = P(gol) = 5 2 2 2
= 27 + 27 + 27
3 2
P(T) = P(tidak gol) = 1 – P(gol) = 1 – 5 = 5 6 2
A = kejadian terjadi 3 kali tendangan penalti = 27 = 9
dengan 2 tendangan gol 2
Jadi, peluang terambil satu kartu merah adalah 9 .
= {(G, G, T), (G, T, G), (T, G, G)}
Kejadian tendangan penalti 3 kali merupakan 14. Jawaban: c
kejadian saling bebas. S = kejadian Ari, Beta, Cika, Devi, dan Erna duduk
3 3 2 18 secara acak pada 5 kursi
P(G, G, T) = 5 × 5 × 5 = 125
n(S) = 5P5 = 120
3 2 3 18
P(G, T, G) = 5 × 5 × 5 = 125 Kemungkinan kejadian Ari atau Erna duduk di kursi
paling pinggir adalah Ari duduk di kursi pinggir atau
2 3 3 18
P(T, G, G) = 5 × 5 × 5 = 125 Erna duduk di kursi pinggir atau Ari dan Erna duduk
di kursi pinggir.
Peluang terjadi 2 tendangan penalti gol
= P(G, G, T) + P(G, T, G) + P(T, G, G) A = kejadian Ari duduk di pinggir
18 18 18 54
= 125 + 125 + 125 = 125
 ↑
Jadi, peluang Ali untuk membuat 2 gol dalam
4P4
Ari
54
3 kali tendangan penalti adalah 125 .

13. Jawaban: b 



Banyak kartu kuning = n(K) = 2
Ari 4P4
Banyak kartu merah = n(M) = 4
Banyak anggota ruang sampel = n(S) = 6 n(A) = 2 × 4P4 = 48
Kemungkinan kartu yang terambil M 1 K 2 K 3 , B = kejadian Erna duduk di pinggir
K1M2K3, atau K1K2M3.
M1K2K3 = kejadian terambil pertama kartu merah,
kedua kartu kuning, ketiga kartu kuning  ↑
P(M1K2K3) = P(M1) × P(K2) × P(K3) 4P4
Erna
n(M) n(K) n(K)
= × ×
n(S) n(S) n(S)
4 2 2 2 ↑ 
= 6
× 6 × 6 = 27 Erna 4P4

36 Aturan Pencacahan dan Peluang


n(B) = 2 × 4P4 = 48 n(B) = 9 × 4 × 8
A ∩ B = kejadian Erna dan Ari duduk di pinggir = 288
A ∩ B = kejadian terpilih ketua laki-laki dan
sekretaris wanita
↑  ↑ Ketua Sekretaris Bendahara
Ari P3 Erna
6 cara 4 cara 8 cara

↑  ↑ 2 orang telah terpilih.


Erna P3 Ari Sisa 8 orang.
Dipilih dari 4 wanita
n(A ∩ B) = 2 × 3P3 = 12
Dipilih dari 6 lelaki
Peluang Ari atau Erna duduk di pinggir:
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B) n(A ∩ B) = 6 × 4 × 8 = 192
n(A) n(B) n(A ∩ B) A dan B merupakan dua kejadian tidak saling lepas
= n(S) + n(S) – n(S) Peluang terpilih ketua laki-laki atau sekretaris wanita:
48 48 12 P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
= 120 + 120 – 120
n(A) n(B) n(A ∩ B)
84 7 = n(S) + n(S) – n(S)
= 120
= 10 432 288 192
Jadi, peluang Ari atau Erna duduk di kursi paling = 720 + 720 – 720
7 528 11
pinggir adalah 10 . = 720 = 15
Jadi, peluang terpilih ketua laki-laki atau sekretaris
15. Jawaban: d
11
Ruang sampel S = kejadian terpilih ketua, sekretaris, wanita adalah 15 .
dan bendahara dari 10 orang
n(S) = banyak cara memilih ketua, sekretaris, dan B. Uraian
bendahara dari 10 orang 1. a. Misalkan dadu pertama = dadu merah dan dadu
= 10P3 kedua = dadu putih
10! 10 × 9 × 8 × 7! A = kejadian terlihat mata dadu 3 pada dadu
= 7! = = 720
7! merah
A = kejadian terpilih ketua laki-laki = {(3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4), (3, 5), (3, 6)}
n(A) = 6
Ketua Sekretaris Bendahara
n(A) 6
P(A) = n(S) = 36
6 cara 9 cara 8 cara
B = kejadian terlihat mata dadu 5 pada dadu
putih
2 orang telah terpilih.
Sisa 8 orang.
= {(1, 5), (2,5), (3, 5), (4, 5), (5, 5), (6, 5)}
n(B) = 6
1 orang telah terpilih sebagai ketua.
Sisa 9 orang. n(B) 6
P(B) = n(S) = 36
Dipilih dari 6 laki-laki
A ∩ B = {(3, 5)}
n(A) = 6 × 9 × 8 = 432
n(A ∩ B) = 1
B = kejadian terpilih sekretaris wanita
n(A ∩ B) 1
Ketua Sekretaris Bendahara P(A ∩ B) = =
n(S) 36

9 cara 4 cara 8 cara Peluang terlihat mata dadu 3 pada dadu merah
atau mata dadu 5 pada dadu putih:
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
2 orang telah terpilih. 6 6 1 11
Sisa 8 orang. = 36 + 36 – 36 = 36
Dipilih dari 4 wanita Jadi, peluang terlihat mata dadu 3 pada dadu
1 orang telah terpilih sebagai sekretaris. merah atau mata dadu 5 pada dadu putih
Sisa 9 orang. 11
adalah 36 .

Matematika Kelas XI 37
b. Misalkan: b. Kejadian terambil 3 bangun sama = kejadian
A = kejadian terlihat jumlah kedua mata dadu 6 terambil 3 kubus, terambil 3 kerucut, atau
= {(5, 1), (4, 2), (3, 3), (2, 4), (1, 5)} terambil 3 limas.
n(A) = 5 P(D) = peluang terambil ketiganya kubus
n(A) 5 1
P(A) = n(S) = 36 =
36

B = kejadian terlihat jumlah mata dadu 10 P(E) = peluang terambil ketiganya kerucut
= {(6, 4), (5, 5), (4, 6)} 1 3 2 1
= × × =
n(B) = 3 6 6 6 36
P(F) = Peluang terambil ketiganya limas
n(B) 3
P(B) = n(S) = 36 2 1 3 1
= × × =
6 6 6 36
Oleh karena A ∩ B = ∅, maka kejadian Kejadian D, E, dan F saling lepas. Peluang
A dan B saling asing terambil ketiganya bangun yang sama:
5 3 8 2
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) = 36 + 36 = 36 = 9 P(D ∪ E ∪ F) = P(D) + P(E) + P(F)
1 1 1
Jadi, peluang terlihat jumlah kedua mata dadu = 36 + 36 + 36
2 3 1
6 atau 10 adalah 9 . = 36 = 12
c. Kejadian terlihat kedua mata dadu bilangan
Jadi, peluang terambil ketiganya bangun yang
genap = kejadian terlihat mata dadu genap
pada dadu merah dan dadu putih 1
sama 12 .
Misalkan:
A = terlihat mata dadu genap pada dadu 3. a. Pengambilan dilakukan secara acak dua
merah sekaligus.
B = terlihat mata dadu genap pada dadu putih Banyak buah = 9 + 6 = 15 buah
1 1 Ruang sampel S = kejadian terambil 2 buah
P(A) = 2 dan P(B) = 2
dari 15 buah.
Oleh karena A ∩ B ≠ ∅ maka kejadian A dan n(S) = 15C2
B saling bebas. 15!
Peluang terlihat kedua mata dadu bilangan = 2!(15 − 2)!
genap: 15 × 14 × 13!
1 1 1 = 2 × 1× 13!
P(A ∩ B) = P(A) × P(B) = 2
× 2
= 4
Jadi, peluang terlihat kedua mata dadu genap = 15 × 7 = 105
1
adalah . Kemungkinan 2 buah yang terambil adalah 2
4
jeruk atau 2 apel.
2. a. Kejadian terambil 3 kubus = kejadian terambil Misalkan A = kejadian terambil 2 jeruk dan
1 kubus dari kotak A, 1 kubus dari kotak B, B = kejadian terambil 2 apel.
dan 1 kubus dari kotak C. n(A) = banyak cara mengambil 2 jeruk dari 6 jeruk
P(A) = peluang terambil satu kubus dari kotak A = 6C2
3 1 6! 6 × 5 × 4!
= = = 2!(6 − 2)! = 2 × 1× 4! = 3 × 5 = 15
6 2
P(B) = peluang terambil satu kubus dari kotak B
Peluang terambil 2 jeruk:
2 1
= 6 = n(A) 15
3
P(A) = n(S) = 105
P(C) = peluang terambil satu kubus dari kotak C
1 n(B) = banyak cara mengambil 2 apel dari 9 apel
= 6 = 9C2
Kejadian A, B, dan C saling bebas. 9! 9 × 8 × 7!
= 2!(9 − 2)! = 2 × 1× 7! = 9 × 4 = 36
Peluang terambil ketiganya kubus:
1 1 1 1
P(A ∩ B ∩ C) = × × = Peluang terambil 2 apel:
2 3 6 36
1 n(B) 36
Jadi, peluang terambil ketiganya kubus . P(B) = n(S) = 105
36

38 Aturan Pencacahan dan Peluang


Kejadian A dan B saling lepas.
Peluang terambil dua buah dengan jenis yang sama:
15 36 51
P = P(A) + P(B) = 105 + 105 = 105
b. Pengambilan dilakukan satu per satu tanpa pengembalian.
Ruang sampel S = himpunan apel dan jeruk dalam kotak.
n(S) = banyak apel dan jeruk dalam kotak
= 15
Kemungkinan kejadiannya adalah terambil jeruk pada pengambilan pertama dan kedua atau terambil
apel pada pengambilan pertama dan kedua.
Misalkan Q1 = kejadian terambil 1 jeruk pada pengambilan pertama dan Q2 = kejadian terambil 1 jeruk
pada pengambilan kedua.
9 8
Diperoleh P(Q1) = 15 dan P(Q2|Q1) = 14
Peluang terambil 1 jeruk pada pengambilan pertama dan 1 jeruk pada pengambilan kedua:
9 8 72
P1= P(Q1) × P(Q2|Q1) = 15 × 14 = 210
Misalkan R1 = kejadian terambil 1 apel pada pengambilan pertama dan R2 = kejadian terambil 1 apel
pada pengambilan kedua.
6 5
Diperoleh P(R1) = 15 dan P(R2|R1) = 14 .
Peluang terambil 1 apel pada pengambilan pertama dan 1 apel pada pengambilan kedua:
6 5 30
P2= P(R1) × P(R2|R1) == 15 × 14 = 210

Peluang terambil dua buah dengan jenis yang sama:


30 72 102 17
P = P1 + P2 = 210 + 210 = 210 = 35

4. Kemungkinan hasil pelambungan sebagai berikut.


Pelambungan I Pelambungan II Pelambungan III Pelambungan IV Pelambungan V
Gambar

Gambar Mata dadu


genap
Angka Mata dadu
genap
Gambar Mata dadu
ganjil
Mata dadu Mata dadu
genap ganjil
Angka Mata dadu
genap
Mata dadu
ganjil
Mata dadu
Mata dadu ganjil
genap
Angka Mata dadu
genap
Mata dadu
ganjil
Mata dadu
ganjil

Matematika Kelas XI 39
B = kejadian tidak pernah terjadi pelemparan dadu Misalkan A = kejadian terambilnya ketiga kamus
= kejadian selalu muncul mata uang berbeda
= {Gambar, Gambar, Gambar} = kejadian terambil 1 kamus Bahasa
1 1 1 1 Inggris, 1 kamus Bahasa Mandarin,
P(B) = 2 × 2 × 2 = 8
dan 1 kamus Bahasa Jepang
Jadi, peluang kejadian tidak pernah terjadi
n(A) = banyak cara mengambil 1 kamus Bahasa
1 Inggris dari 5 kamus Bahasa Inggris,
pelemparan dadu 8 .
1 kamus Bahasa Mandarin dari 3 kamus
5. Jumlah kamus = 5 + 3 + 2 = 10 Bahasa Mandarin, dan 1 kamus Bahasa
Ruang sampel S = kejadian terambilnya 3 kamus Jepang dari 2 kamus Bahasa Jepang
dari 10 kamus. = 5C1 × 3C1 × 2C1 = 5 × 3 × 2 = 30
n(S) = banyak cara mengambil 3 kamus dari 10 kamus n(A) 30 1
P(A)= n(S) = 120 = 4
= 10C3
1
=
10! Fh(A) = P(A) × n = 4 × 20 = 5 kali
3! (10 − 3)!
Jadi, frekuensi harapan terambil ketiga kamus
10 × 9 × 8 × 7! berbeda 5 kali.
= = 10 × 3 × 4 = 120
3 × 2 × 1× 7!

A. Pilihan Ganda 5. Jawaban: c


1. Jawaban: b 1) Banyak jabat tangan antarsiswa sekolah A
Banyak warna = 7 = 78
Banyak warna baru yang dapat dibuat = 7C2 = 21. nC2 = 78
n!
2. Jawaban: e ⇔ 2!(n − 2)!
= 78
Banyak cara menempatkan bendera-bendera
tersebut n(n − 1)(n − 2)!
⇔ 2(n − 2)!
= 78
8!
= 8P5 = (8 − 5)! ⇔ n(n – 1) = 156
8! ⇔ n2 – n – 156 = 0
= 3! ⇔ (n + 12)(n – 13) = 0
8 × 7 × 6 × 5 × 4 × 3! ⇔ n = –12 atau n = 13
= 3! Nilai n yang memenuhi adalah 13.
= 6.720 cara
Banyak siswa sekolah A = 13 orang.
3. Jawaban: c 2) Banyak jabat tangan antarsiswa sekolah B
Anggap 4 pemuda sebagai satu kelompok dan 3 = 105
pemudi sebagai satu kelompok. Banyak cara nC2 = 105
duduk 4 pemuda dalam satu kelompok adalah 4P4. n!
Banyak cara duduk 3 pemudi dalam satu ⇔ 2!(n − 2)!
= 105
kelompok adalah 3P3. n(n − 1)(n − 2)!
Banyak cara duduk berselang-seling pemuda dan ⇔ 2(n − 2)!
= 105
pemudi. ⇔ n(n – 1) = 210
= 4P4 × 3P3 ⇔ n2 – n – 210 = 0
= pemuda = 4! cara
= 4! × 3! ⇔ (n – 15)(n + 14) = 0
= 144 = pemudi = 3! cara ⇔ n = 15 atau n = –14
Nilai n yang memenuhi adalah 15.
4. Jawaban: e Banyak siswa sekolah A = 15 orang.
Banyak cara menyusun 2 huruf berlainan dari Banyak siswa seluruhnya = 13 + 15 = 28 orang
24 huruf = 24P2 = 552. Banyak jabat tangan dari 28 orang
Banyak cara menyusun 4 angka berlainan dari 28! 28 × 27 × 26!
10 angka = 10P4. = 28C2 = 2!26! = 2 × 26!
Banyak cara menyusun pelat nomor = 552 × 10P4. = 14 × 27 = 378 cara.

40 Aturan Pencacahan dan Peluang


6. Jawaban: c Banyak cara mengambil dan meletakkan buku
n1 = banyak bilangan 35xx = 5C3 × 3P3
= 10 × 6
Ribuan Ratusan Puluhan Satuan
 = 60
1 cara 1 cara 3P2 cara
Cara lain:
Permasalahan tersebut merupakan permutasi 3 dari 5.
= 1 × 1 × 3P2 Banyak cara mengambil dan meletakkan buku
=1×1×6 = 5P3 = 60
=6 Jadi, ada 60 cara.
n2 = banyak bilangan di antara 3.600 dan 4.000
9. Jawaban: b
Ribuan Ratusan Puluhan Satuan Kata ANALISIS terdiri atas 8 huruf.
 Banyak huruf A = 2
1 cara 3 cara 3P2 cara Banyak huruf I = 2
Dapat ditempati angka
Banyak huruf S = 2
= 1 × 3 × 3P2 6, 7, atau 9 Banyak susunan huruf
=1×3×6 8! 40.320
= 2!2!2!1!1! = = 5.040
= 18 8
n3 = banyak bilangan lebih dari 4.000 Jadi, ada 5.040 susunan huruf.

Ribuan Ratusan Puluhan Satuan 10. Jawaban: b


 Terdapat 3 kelas. Banyak susunan duduk
4 cara berdasarkan kelasnya ada 3! cara.
4P3 cara

Dapat ditempati angka 5, 6, 7, atau 9 Wakil kelas XI IPA 1 dapat duduk dengan 4! cara.
Wakil kelas XI IPA 2 dapat duduk dengan 2! cara.
= 4 × 4P3
Wakil kelas XI IPA 3 dapat duduk dengan 3! cara.
= 4 × 24 = 96
Banyak cara mereka duduk
Banyak bilangan bernilai lebih dari 3.500
= 3! × 4! × 2! × 3!
= n1 + n2 + n3
= 6 × 24 × 2 × 6 = 1.728
= 6 + 18 + 96 = 120
11. Jawaban: c
7. Jawaban: d Jumlah buah yang dibeli Andi = 18
Bilangan yang kurang dari 1.000 terdiri atas 3 angka Andi membeli paling sedikit 5 buah untuk setiap
dengan urutan diperhatikan sehingga digunakan jenis buah, maka sebanyak 15 buah yang terdiri
permutasi. atas 5 apel, 5 jeruk, dan 5 mangga sudah pasti
Banyak bilangan yang dapat disusun sebagai dibeli Andi.
berikut. Dengan demikian, sebanyak 3 buah belum
3! diketahui komposisi masing-masing jenis buah
a. 0, 0, dan 6 ada 2!1! = 3 bilangan
yang akan dibeli Andi.
b. 0, 1, dan 5 ada 3! = 6 bilangan
Komposisi 3 jenis buah tersebut dapat dicari
c. 0, 2, dan 4 ada 3! = 6 bilangan
menggunakan cara berikut.
3!
d. 0, 3, dan 3 ada 2!1! = 3 bilangan Jumlah 3 buah tersebut dapat diwakili dengan
angka 0, 1, 2, dan 3.
e. 1, 2, dan 3 ada 3! = 6 bilangan
Apel(a) Jeruk(j) Mangga(m) Komposisi Buah
3!
f. 1, 4, dan 1 ada 2!1! = 3 bilangan 

→
0 3 (0a, 0j, 3m)
3! 1 2 

→ (0a, 1j, 2m)
g. 2, 2, dan 2 ada 3!
= 1 bilangan 0
2 1 

→ (0a, 2j, 1m)
Banyak bilangan kurang dari 1.000 dengan jumlah
angka penyusunnya 6 3 0 

→ (0a, 3j, 0m)
= 3 + 6 + 6 + 3 + 6 + 3 + 1 = 28 0 2 

→ (1a, 0j, 2m)
Jadi, ada 28 bilangan.
1 1 1 

→ (1a, 1j, 1m)
8. Jawaban: d 2 0 

→ (1a, 2j, 0m)
Banyak cara mengambil 3 buku = 5C3 0 1 

→ (2a, 0j, 1m)
Banyak cara meletakkan 3 buku secara berderet 2
= 3P3 1 0 

→ (2a, 1j, 0m)
3 0 0 

→ (3a, 0j, 0m)

Matematika Kelas XI 41
(0a, 0j, 3m) berarti membeli 5 apel, 5 jeruk, dan 8 Kode urutan ke-10 sampai ke-12.
mangga.
Angka I Angka II Angka III Angka IV Angka V
(0a, 1j, 2m) berarti membeli 5 apel, 6 jeruk, dan 7
mangga. 2 8 
(0a, 2j, 1m) berarti membeli 5 apel, 7 jeruk, dan 6 3! = 3 cara
2!
mangga, dan seterusnya.
Oleh karena terdapat 10 komposisi 3 buah yang Kode urutan ke-13 sampai ke-36.
akan dibeli, maka komposisi banyak buah yang Angka I Angka II Angka III Angka IV Angka V
mungkin dibeli Andi ada 10.
3 
12. Jawaban: d
4P4 = 24 cara
Juara I dapat dipilih dari 10 finalis.
Juara II dapat dipilih dari 9 finalis. Kode urutan ke-37 sampai ke-39.
Juara I dapat dipilih dari 8 finalis.
Angka I Angka II Angka III Angka IV Angka V
Banyak susunan juara yang mungkin terjadi =
10 × 9 × 8 = 720 5 2 
3! = 3 cara
13. Jawaban: d 2!

Dari 6 angka yang tersedia akan dibuat bilangan 3 Kode urutan ke-40 adalah 53238.
angka berlainan yang nilainya antara 300 dan 700. Kode urutan ke-41 adalah 53283.
Bilangan tiga angka memiliki nilai tempat ratusan, Jadi, kode 53283 pada urutan ke-41.
puluhan, dan satuan.
Angka-angka yang dapat menempati nilai tempat 16. Jawaban: d
ratusan adalah 3, 4, 5, atau 6, berarti ada 4 cara Bilangan ratusan memiliki nilai tempat ratusan,
untuk menempati nilai tempat ratusan. puluhan, dan satuan.
Setelah satu angka menempati nilai tempat Angka pertama menempati nilai tempat ratusan
ratusan, tersisa 5 angka sehingga ada 5 cara untuk dan angka terakhir nilai tempat satuan.
menempati nilai tempat puluhan. Pasangan angka pertama dan terakhir yang
Setelah dua angka menempati nilai tempat ratusan mempunyai selisih 3 sebagai berikut.
dan puluhan, tersisa 4 angka sehingga ada 4 cara No. Ribuan Puluhan Satuan
untuk menempati nilai tempat satuan.
Banyak bilangan antara 300 dan 700 yang dapat 1. 3 10 cara 0
dibentuk = 4 × 5 × 4 = 80. 2. 4 10 cara 1
14. Jawaban: d 3. 5 10 cara 2
Isi martabak ada 2 pilihan, yaitu mentega dan keju.
Dua isi tambahan dapat dipilih dari 4 pilihan, yaitu 4. 6 10 cara 3
keju, cokelat, pisang, dan kacang. 5. 7 10 cara 4
Banyak isi tambahan yang dapat dipilih merupakan
kombinasi 2 dari 4 (4C2). 6. 8 10 cara 5
Banyak jenis martabak berbeda yang dapat dipilih
7. 9 10 cara 6
4!
Pipit = 2 × 4C2 = 2 × = 2 × 6 = 12.
2! 2!
Angka-angka yang menempati nilai tempat puluhan
15. Jawaban: d ada 10, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.
Susunan kode kupon sebagai berikut. Susunan angka pertama dan terakhir pada bilangan
Kode urutan ke-1 sampai ke-6. urutan ke-1 tidak dapat dipertukarkan sehingga ada
10 cara untuk menyusun bilangan ratusan yang
Angka I Angka II Angka III Angka IV Angka V
diawali angka 3.
2 3  Susunan angka pertama dan terakhir pada bilangan
3P3 = 6
urutan ke-2 sampai ke-7 dapat dipertukarkan
Kode urutan ke-7 sampai ke-9. sehingga ada 2 cara untuk menyusun angka
pertama dan terakhir.
Angka I Angka II Angka III Angka IV Angka V
Dengan demikian, diperoleh banyak bilangan yang
2 5  terbentuk = 10 + 10 × 6 × 2 = 130
3! = 3 cara Jadi, banyak bilangan ratusan dengan angka pertama
2!
dan terakhir mempunyai selisih 3 adalah 130.

42 Aturan Pencacahan dan Peluang


17. Jawaban: a B = kejadian terambil 2 bola hitam dari 2 bola
A = kejadian terpilih dua orang merupakan hitam
suami istri n(B) = 2C2 = 1
= kejadian terpilih 1 pasangan suami istri dari n(B) 1
6 pasang suami istri P(B) = n(S) = 10
n(A) = 6C1 = 6
Kejadian A dan B saling lepas.
n(S) = banyak cara memilih dua orang dari 6 Peluang bola yang terambil berwarna sama
pasangan suami istri (12 orang) = P (2 putih) + P (2 hitam)
= 12C2 = 66 = P(A) + P(B)
n(A) 6 1 3 1
P(A) = n(S) = 66 = 11 = 10 + 10
Peluang terpilih dua orang merupakan suami istri 4 2
= 10 = 5
1
adalah 11 . Jadi, peluang bola yang terambil berwarna sama 5 .
2

18. Jawaban: b 20. Jawaban: d


A = kejadian jumlah mata dadu yang terlihat Kemungkinan panitia yang terbentuk (2 putri,
kurang dari 7 2 putra), (1 putri, 3 putra), atau 4 putra.
= {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (1, 4), (1, 5), (2, 1), (2, 2), Jumlah siswa = 5 + 5 = 10.
(2, 3), (2, 4), (3, 1), (3, 2), (3, 3), (4, 1), (4, 2), Ruang sampel S = kejadian terpilih 4 siswa dari
(5, 1)} 10 siswa.
n(A) 15 Banyak anggota ruang sampel = n(S) = 10C4
P(A) = n(S) = 36 A = kejadian panitia yang terbentuk 2 putri dan
B = kejadian jumlah mata dadu yang terlihat 2 putra
bilangan prima (2, 3, 5, 7, atau 11) 5C2 × 5C2
P(A) =
= {(1, 1), (1, 2), (1, 4), (1, 6), (2, 1), (2, 3), 10 C4

(2, 5), (3, 2), (3, 4), (4, 1), (4, 3), (5, 2), 10 × 10 10
= = 21
(5, 6), (6, 1), (6, 5)} 210
n(B)
B = kejadian panitia yang terbentuk 1 putri dan
15
P(B) = n(S) = 36 3 putra
5C1 × 5C3
A ∩ B = {(1, 1), (1, 2), (1, 4), (2, 1), (2, 3), (3, 2), (4, 1)} P(B) =
10 C4
n(A ∩ B) 7 5 × 10 5
P(A ∩ B) = = 36
n(S) = 210 = 21
Peluang jumlah mata dadu yang terlihat kurang C = kejadian panitia yang terbentuk 4 putra
dari 10 atau bilangan prima: 5C4
P(C) =
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B) 10 C4

15 15 7 21 7 5 1
= 36 + 36 – 36 = 36 = 12 = 210 = 42
Kejadian A, B, dan C saling lepas.
Jadi, peluang jumlah mata dadu yang terlihat
Peluang panitia yang terbentuk terdiri paling banyak
7 2 siswa putri:
kurang dari 7 atau bilangan prima 12 .
10 5 1 31
P = P(A) + P(B) + P(C) = 21 + 21 + 42 = 42
19. Jawaban: c
Jumlah bola = 3 + 2 = 5. 21. Jawaban: d
S = kejadian terambil 2 bola dari 5 bola 1
n(S) = 5C2 = 10 Peluang terpilih dompet I = 2 .
Kemungkinan bola yang terambil 2 putih atau Dompet I berisi 5 keping uang logam lima ratusan
2 hitam. dan 2 keping dua ratusan rupiah.
A = kejadian terambil 2 bola putih dari 3 bola putih 2
n(A) = 3C2 = 3 Peluang terpilih uang logam dua ratusan = 7 .
n(A) 3 A = kejadian terpilih dompet I dan terpilih uang
P(A) = n(S) = 10
logam dua ratusan rupiah

Matematika Kelas XI 43
1 2 1 P(B|A) = peluang kejadian pengambilan kedua
P(A) = 2 × 7 = 7
mendapat dua bola lampu hidup dengan
1 syarat telah terambil dua bola lampu mati
Peluang terpilih dompet II = 2 . pada pengambilan pertama
Dompet II berisi 1 keping lima ratusan dan 3 keping n(B) 16 C2 120 40
dua ratusan rupiah. = n(S) = C = 153 = 51
18 2

3 Peluang kejadian pengambilan pertama mendapat


Peluang terpilih uang logam dua ratusan = 4 .
dua bola lampu mati dan pengambilan kedua
B = kejadian terpilih dompet II dan terpilih uang mendapat dua bola lampu hidup:
logam dua ratusan P(A ∩ B) = P(A) × P(B|A)
1 3 3 3 40 8
P(B) = 2 × 4 = 8 = 95 × 51 = 323
Jadi, peluang pengambilan pertama mendapat dua
Kejadian A dan B saling lepas.
bola lampu mati dan pengambilan kedua mendapat
Peluang mendapatkan uang logam dua ratusan 8
rupiah: dua bola lampu hidup adalah 323 .
P = P(A) + P(B)
24. Jawaban: d
1 3
= 7 + 8
Pria Wanita Jumlah
8 21 29
= 56
+ 56
= 56 Berambut keriting 5 6 11
Berambut tidak keriting 5 6 11
Jadi, peluang terambil uang logam dua ratusan ru-
Jumlah 10 12 22
29
piah adalah 56
. Ruang sampel S = kejadian terpilih 3 orang dari
22 orang
22. Jawaban: a
Lisa, Tera, dan Wisnu dipandang sebagai 1 unsur, 22! 22 × 21× 20 × 19!
n(S) = 22C3 = 3! 19! = = 1.540
maka permasalahan menjadi permutasi siklis 3 × 2 × 1× 19!
dari 4 unsur. Adapun cara duduk Lisa, Tera, dan A = kejadian terpilih 3 pria dari 10 pria
Wisnu ada 3! cara. 10! 10 × 9 × 8 × 7!
A = kejadian Lisa, Tera, dan Wisnu duduk ber- n(A) = 10C3 = 3! 7! = 3 × 2 × 1× 7! = 120
sebelahan
B = kejadian terpilih 3 orang berambut keriting
n(A) = 3! × permutasi siklis 4 unsur
dari 11 orang
= 3!(4 – 1)! = 36
11! 11× 10 × 9 × 8!
n(S) = permutasi siklis 6 unsur n(B) = 11C3 = 3! 8! = 3 × 2 × 1× 8! = 165
= (6 – 1)! = 5! = 120 A ∩ B = kejadian terpilih 3 orang pria dan berambut
n(A) 36 3 keriting
P(A) = n(S) = 120 = 10
5! 5 × 4 × 3!
Jadi, peluang Lisa, Tera, dan Wisnu duduk ber- n(A ∩ B) = 5C3 = 3! 2! = 3! × 2 × 1 = 10

sebelahan 10 .
3 A ∪ B = kejadian terpilih ketiganya pria atau
berambut keriting:
23. Jawaban: c P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
Dalam kotak terdapat 4 bola lampu mati dan n(A) n(B) n(A ∩ B)
= + –
16 bola lampu hidup. n(S) n(S) n(S)
A = kejadian pengambilan pertama mendapat dua 120 165 10 275
bola lampu mati = 1.540 + 1.540 – 1.540 = 1.540
B = kejadian pengambilan kedua mendapat dua Jadi, peluang terpilih ketiganya pria atau berambut
bola lampu hidup 275
n(A) 6 3 keriting adalah 1.540 .
4 C2
P(A) = n(S)
= = 190
= 95
20 C2
25. Jawaban: a
Dua bola lampu mati yang telah terambil tidak
Jumlah siswa dari tim A dan tim B = 13
dikembalikan. Sekarang dalam kotak terdapat
Ruang sampel S = kejadian terpilih 2 siswa dari
2 bola lampu mati dan 16 bola lampu hidup.
13 siswa.

44 Aturan Pencacahan dan Peluang


n(S) = 13C2 n(A) = 4P4 × 4P2
4! 4!
13! = (4 − 4)! × (4 − 2)!
= 2!(13 − 2)!
4 × 3 × 2 × 1! 4 × 3 × 2!
= ×
13 × 12 × 11! 1! 2!
= 2 × 1× 11!
= 13 × 6 = 78 = 24 × 12
= 288
Kemungkinan siswa yang terpilih adalah 1 siswa
laki-laki dari tim A dan 1 siswa perempuan dari B = kejadian 3 anak duduk di baris1 dan 3 anak
tim A, 1 siswa laki-laki dari tim A dan 1 siswa laki- duduk di baris 2
laki dari tim B, atau 1 siswa laki-laki dari tim A dan n(B) = 4P3 × 4P3 × 2
1 siswa perempuan dari tim B. 4! 4!
= (4 − 3)! × (4 − 3)! × 2
K1 = kejadian terpilih 1 siswa laki-laki dari tim A
dan 1 siswa perempuan dari tim A 4 × 3 × 2 × 1! 4 × 3 × 2 × 1!
= 1!
× 1!
×2
n(K1) = 3C1 × 2C1 = 3 × 2 = 6
= 24 × 24 × 2
n(K1) 6 = 1.152
P(K1) = n(S)
= 78
C = kejadian 2 anak duduk di baris1 dan 4 anak
K2 = kejadian terpilih 1 siswa laki-laki dari tim A duduk di baris 2
dan 1 siswa laki-laki dari tim B n(C) = 4P2 × 4P4
n(K2) = 3C1 × 5C1 = 3 × 5 = 15 4! 4!
= (4 − 2)! × (4 − 4)!
n(K ) 15
P(K2) = n(S)2 = 78 4 × 3 × 2! 4 × 3 × 2 ×1
= 2!
× 1
K3 = kejadian terpilih 1 siswa laki-laki dari tim A
dan 1 siswa perempuan dari tim B = 12 × 24
n(K3) = 3C1 × 3C1 = 3 × 3 = 9
= 288
n(K 3 ) 9 n(S) = n1 + n2 + n3
P(K3) = n(S)
= 78
= 288 + 1.152 + 288
Kejadian K1, K2, dan K3 saling lepas. = 1.728
Peluang terpilih 1 siswa laki-laki dari tim A: Peluang 3 anak duduk dalam satu baris:
P = P(K1) + P(K2) + P(K2)
n(B) 1.152 2
6 15 9 P(B) = n(S) = 1.728 = 3
= 78 + 78 + 78
2
30 5 Jadi, peluang 3 anak duduk dalam satu baris 3 .
= 78 = 13
Jadi, peluang terpilih satu siswa laki-laki dari tim 27. Jawaban: e
5 Ruang sampel S = kejadian terpilih 2 siswa dari 9
A adalah 13 . siswa.
n(S) = banyak cara memilih 2 siswa dari 9 siswa
26. Jawaban: b
= 9C2
Kemungkinan 6 anak duduk di kursi sebagai berikut
9!
Kemungkinan Baris 1 Baris 2 = 2!(9 − 2)!
I 4 anak 2 anak 9 × 8 × 7!
II 3 anak 3 anak = 2 × 1× 7! = 9 × 4 = 36
III 2 anak 4 anak Kemungkinan pasangan ketua dan sekretaris yang
Ruang sampel S = kejadian 4 anak duduk di baris1 terpilih sebagai berikut.
dan 2 anak duduk di baris 2, kejadian 3 anak duduk Ketua Sekretaris
di baris1 dan 3 anak duduk di baris 2, atau
kejadian 2 anak duduk di baris1 dan 4 anak duduk Asal Kelas XI X
di baris 2. XII X
A = kejadian 4 anak duduk di baris1 dan 2 anak
duduk di baris 2 XII XI

Matematika Kelas XI 45
Misalkan A = kejadian terpilih ketua dari kelas XI Frekuensi harapan terambil sekurang-kurangnya
dan sekretaris dari kelas X dua bola putih:
B = kejadian terpilih ketua dari kelas XII Fh(A) = n × P(A)
dan sekretaris dari kelas X 50
C = kejadian terpilih ketua dari kelas XII = 84 × 84
dan sekretaris dari kelas XI = 50 kali
n(A) = 4C1 × 3C1 = 4 × 3 = 12 Jadi, frekuensi harapan terambil sekurang-
n(B) = 2C1 × 3C1 = 2 × 3 = 6 kurangnya 2 bola putih adalah 50 kali.
n(B) = 2C1 × 4C1 = 2 × 4 = 8
Kejadian A, B, dan C saling lepas. 29. Jawaban: d
Peluang terpilih keduanya dari kelas yang berbeda Banyak percobaan = n.
dan ketua harus berasal dari kelas yang lebih tinggi Ruang sampel S = himpunan pasangan mata dadu
dari sekretaris: pada pelambungan dua dadu.
n(A) n(B) n(C) n(S) = 6 × 6 = 36
P = n(S) + n(S) + n(S) A = kejadian terlihat mata dadu pertama 3
12 6 8 26 = {(3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4), (3, 5), (3, 6)}
= 36 + 36 + 36 = 36
n(A) = 6
B = kejadian terlihat mata dadu kedua 5
28. Jawaban: a
= {(1, 5), (2, 5), (3, 5), (4, 5), (5, 5), (6, 5)}
Jumlah bola = 5 + 4 = 9
n(B) = 6
S = kejadian terambil 3 bola dari 9 bola
A ∩ B = kejadian muncul mata dadu pertama 3
n(S) = 9C3
dan mata dadu kedua 5
9! = {(3, 5)}
= 3!(9 − 3)!
Oleh karena A ∩ B ≠ ∅, kejadian A dan B tidak
9 × 8 × 7 × 6! saling lepas.
= 3 × 2 × 1× 6! peluang terlihat mata dadu pertama 3 atau mata
= 84 dadu kedua 5:
Kemungkinan bola yang terambil adalah 2 bola P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
n(A) n(B) P(A ∩ B)
putih dan 1 bola hitam atau 3 bola putih. = n(S) + n(S) – n(S)
A1 = kejadian terambil 2 bola putih dan 1 bola hitam
6 6 1 11
n(A1) = 5C2 × 4C1 = 36 + 36 – 36 = 36
5! 4! Frekuensi harapan terlihat mata dadu pertama 3
= 2! 3! × 1! 3! atau mata dadu kedua 5:
Fr(A ∪ B) = P(A ∪ B) × n
5 × 4 × 3! 4 × 3!
= 2 × 3!
× 1× 3! 11
⇔ 33 = 36 × n ⇔ n = 33 × 36 = 1.188
= 10 × 4
= 40 Jadi, dua dadu dilambungkan sebanyak 108 kali.
n(A ) 40 30. Jawaban: b
P(A1) = n(S)1 = 84
Banyak percobaan n = 165
A2 = kejadian terambil 3 bola putih Jumlah uang logam dalam mangkuk = 8 + 3 = 11
n(A2) = 5C3 Kemungkinan uang logam yang terambil adalah
pertama uang logam seribuan dan kedua uang
5 × 4 × 3!
= logam seribuan atau pertama uang logam seribuan
3! 2!
dan kedua uang logam lima ratusan.
= 10 A = kejadian terambil pertama uang logam
n( A ) 10 seribuan dan kedua uang logam seribuan
P(A2) = = 84
n(S )
8 7 56
Kejadian A1 dan A2 saling lepas. P(A) = 11 × 10 = 110
Peluang terambil sekurang-kurangnya 2 bola putih: B = kejadian terambil pertama uang logam
P(A) = P(A1) + P(A2) seribuan dan kedua uang logam lima
40 10 ratusan
= 84 + 84
8 3 24
50 P(B) = 11 × 10 = 110
= 84

46 Aturan Pencacahan dan Peluang


Kejadian A dan B saling lepas. Jadi, banyak cara menyusun 6 foto
Peluang terambil uang logam seribuan pada dengan 2 foto tidak pernah bersama-sama
pengambilan pertama: = 720 – 240 = 480 cara.
56 24 80 8
P = P(A) + P(B) = 110 + 110 = 110 = 11 3. a. Banyak cara membentuk kelompok
Frekuensi harapan terambil uang logam seribuan = banyak cara memilih 7 siswa dari 12 siswa
pada pengambilan pertama: = 12C7
8 1!
Fh = P × N = 11 × 165 = 120 = 7!(12 − 7)!
Jadi, frekuensi harapan terambil uang logam seribuan
12 × 11× 10 × 9 × 8 × 7!
pada pengambilan pertama adalah 120 kali. = 7! × 5 × 4 × 3 × 2 × 1

B. Uraian = 12 × 11 × 2 × 3 = 792
b. Kemungkinan anggota tim yang terpilih adalah
1. Bilangan genap antara 2.000 dan 5.000 terdiri atas
6 siswa putra dan 1 siswa putri atau 7 siswa
nilai tempat ribuan, ratusan, puluhan, dan satuan.
putra.
Angka-angka yang dapat menempati nilai tempat
n1 = banyak cara membentuk kelompok
ribuan adalah 2, 3, atau 4.
beranggotakan 6 putra dan 1 putri
Angka-angka yang dapat menempati nilai tempat
= 8C6 × 4C1
satuan adalah 2, 4, 6, atau 8.
8! 4!
Ribuan Ratusan Puluhan Satuan = 6!(8 − 6)! × 1!(4 − 1)!
2 ... ... 4, 6, atau 8 8 × 7 × 6! 4 × 3!
3 ... ... 2, 4, 6, atau 8 = 6! × 2 × 1 × 1× 3!
4 ... ... 2, 6, atau 8

= 4 × 7 × 4 = 112
5P2
n2 = banyak cara membentuk kelompok
Banyak bilangan genap antara 2.000 dan 5.000 beranggotakan 7 siswa putra
yang dapat dibentuk = 8C7
= 5P2 × 3 + 5P2 × 4 + 5P2 × 3 8!
= 7!(8 − 7)!
= 5P2(3 + 4 + 3)
= 20 × 10 = 200 8 × 7!
= 7 × 1! = 8
2. a. 2 foto yang disusun selalu bersama-sama
Banyak cara membentuk kelompok dengan
dianggap sebagai 1 unsur.
anggota paling sedikit enam siswa putra
Permasalahan menjadi permutasi dari 6 – 1 =
= n1 + n2
5 unsur yaitu ada 5P5 cara.
= 112 + 8
Penyusunan 2 foto yang selalu bersama-
= 120
sama ada 2P2 cara.
Banyak cara seluruhnya 4. Bentuk taman yang diinginkan
= 2P2 × 5P5
= 2! × 5! I
=2×1×5×4×3×2×1 II II
= 240 cara
Jadi, banyak cara menyusun foto dengan II II
2 foto selalu bersama-sama ada 240 cara. I II II I
b. Banyak 6 foto dipasang dengan tidak ada
batasan cara = 6P6 Banyak cara menanam pohon I = (3 – 1)!
= 6! = 2!
=6×5×4×3×2×1 =2
= 720 cara Banyak cara menanam pohon II = (6 – 1)!
Banyak foto dipasang dengan 2 foto selalu = 5!
bersama-sama = 2P2 × 5P5 = 120
= 2! × 5! Banyak cara menanam pohon-pohon itu
=2·1×5·4·3·2·1 = 2 × 120 = 240 cara.
= 240 cara

Matematika Kelas XI 47
5. Password terdiri atas 4 huruf. Huruf pertama diawali 4! 4 × 3 × 2!
n(A) = 4C2 = = =2×3=6
dengan huruf s. Ketiga huruf lain dapat dipilih dari 2! (4 − 2)! 2 × 1× 2!
huruf p, q, r, t, u, dan v. n(A) 6 2
Banyak cara memilih 4 huruf dari 6 huruf P(A) = = 21 = 7
n(S A )
= 6C3 Kotak B berisi 6 + 2 = 8 kartu
6! SB = kejadian terambil 2 kartu dari kotak B
= 3! 3!
n(SB) = 8C2
6 × 5 × 4 × 3!
= =
8!
=
8 × 7 × 6!
= 4 × 7 = 28
3! × 3 × 2 × 1 2! (8 − 2)! 2 × 1× 6!
= 20 cara
B = kejadian terambil 2 kartu putih dari kotak B
Angka prima kurang dari 10 ada 4, yaitu 2, 3, 5, n(B) = 2C2 = 1
dan 7.
n(B) 1
Banyak cara memilih 2 angka dari 4 angka P(B) = = 28
n(SB )
= 4C2
Kejadian A dan B merupakan dua kejadian saling
4!
= 2! 2! bebas.
Peluang terambil dua kartu merah dari kotak A dan
4 × 3 × 2!
= dua kartu putih dari kotak B:
2! × 2
P(A ∩ B) = P(A) × P(B)
= 6 cara
2 1 1
Banyak susunan password yang dapat disusun = 7 × 28 = 98
= 5P5 = 5! = 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 120 cara. Jadi, peluang terambil 2 kartu merah dari kotak A
Banyak password yang dapat disusun 1
= 20 × 6 × 120 dan 2 kartu putih dari kotak B adalah 98 .
= 14.400 cara
Jadi, banyak password yang dapat disusun ada 8. Ruang sampel S = himpunan pasangan mata dadu
14.400 cara. pada pelambungan dua mata dadu secara
bersamaan.
6. S = kejadian A memperoleh 13 kartu dari 52 kartu n(S) = 6 × 6 = 36
n(S) = 52C13 A = kejadian terlihat mata dadu pertama 6
R = kejadian A memperoleh 4 kartu Jack = {(6, 1), (6, 2), (6, 3), (6, 4), (6, 5), (6, 6)}
= kejadian A memperoleh 4 kartu Jack dan n(A) = 6
9 kartu sembarang dari 48 kartu selain Jack n(A) 6
n(R) = 4C4 × 48C9 P(A) = n(S) = 36
n(R) 4 C4 × 48 C9 B = kejadian terlihat jumlah kedua mata dadu 8
P(R) = n(S) =
52 C13 = {(2, 6), (3, 5), (4, 4), (5, 3), (6, 2)}
48!
1× 9! 39! n(B) = 5
= 52! n(B) 5
13! 39! P(B) = n(S) = 36
48! 13!
= 9! × 52! A ∩ B = kejadian terlihat mata dadu pertama 6
dan jumlah kedua mata mata dadu 8
48! × 13 × 12 × 11× 10 × 9! = {(6, 2)}
= 9! × 52 × 51× 50 × 49 × 48!
n(A ∩ B) = 1
11 1
= 17 × 5 × 49 P(A ∩ B) = 36
11 Peluang terlihat mata dadu pertama 6 atau jumlah
= 4.165
kedua mata dadu 8:
Jadi, peluang A memperoleh 4 kartu Jack 4.165 .
11 P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
6 5 1 10 5
= 36 + 36 – 36 = 36 = 18
7. Kotak A berisi 4 + 3 = 7 kartu
SA = kejadian terambil 2 kartu dari kotak A 9. Ruang sampel S = kejadian terambil 2 kelereng
n(SA) = 7C2 dari 20 kelereng.
7! 7 × 6 × 5! n(S) = 20C2
= = = 7 × 3 = 21
2! (7 − 2)! 2 × 1× 5! 20! 20 × 19 × 18!
A = kejadian terambil 2 kartu merah dari kotak A = = = 10 × 19 =190
2! (20 − 2)! 2 × 1× 18!

48 Aturan Pencacahan dan Peluang


Kemungkinan kelereng yang terambil adalah A = kejadian bola yang terambil 1 putih dan 1 hijau
(1 putih, 1 kuning), (1 putih, 1 hijau), atau (1 hijau, n(A) = 6C1 × 4C1
1 kuning). =6×4
A = kejadian terambil 1 kelereng putih dan = 24
1 kelereng kuning B = kejadian bola yang terambil 1 putih dan
n(A) = 5C1 × 8C1 = 5 × 8 = 40 1 kuning
B = kejadian terambil 1 kelereng putih dan n(B) = 6C1 × 8C1
1 kelereng hijau
=6×8
n(B) = 5C1 × 7C1 = 5 × 7 = 35
= 48
C = kejadian terambil 1 kelereng hijau dan
1 kelereng kuning C = kejadian bola yang terambil 1 kuning dan
n(C) = 7C1 × 8C1 = 7 × 8 = 56 1 hijau
Kejadian A, B, dan C saling lepas. n(C) = 8C1 × 4C1
Peluang terambil 1 kelereng putih atau 1 kelereng =8×4
hijau: = 32
P = P(A) + P(B) + P(C) Kejadian A, B, dan C saling lepas.
n(A) n(B) n(C) Peluang terambil bola berbeda warna:
= n(S) + n(S) + n(S) P = P(A) + P(B) + P(C)
40 35 56 n(A) n(B) n(C)
= 190 + 190 + 190 = n(S) + n(S) + n(S)
131
= 190 24 48 32
= 153 + 153 + 153
Jadi, peluang terambil 1 kelereng putih dan
131 104
1 kelereng hijau adalah 190 . = 153
10. Jumlah bola = 6 + 4 + 8 = 18
Fh(P) = P × n
S = kejadian terambil 2 bola dari 18 bola
n(S) = 18C2 104
= 153 × 306
18! 18 × 17 × 16!
= 2! 16! = 2 × 1× 16! = 9 × 17 = 153 = 208
Kemungkinan bola yang terambil adalah Jadi, frekuensi harapan terambil bola berbeda
(1P, 1H), (1P, 1K), dan (1K, 1H) warna adalah 208.

Matematika Kelas XI 49
Setelah mempelajari bab ini peserta didik mampu:
1. menjelaskan konsep persamaan lingkaran dan menganalisis sifat garis singgung lingkaran;
2. menjelaskan konsep kurva lingkaran dengan titik pusat tertentu dan menentukan persamaan umum lingkaran;
3. membuat model matematika berupa persamaan lingkaran dan menyelesaikan permasalahan tersebut;
4. merancang dan menyelesaikan permasalahan nyata yang berkaitan dengan garis singgung lingkaran.
Berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, peserta didik berperilaku disiplin dan kritis menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.

Persamaan Lingkaran

Persamaan Lingkaran Persamaan Garis


Singgung Lingkaran

• Mendeskripsikan lingkaran. • Mendeskripsikan garis singgung


• Menjelaskan persamaan lingkaran lingkaran.
yang berpusat di O(0, 0) dan • Menjelaskan cara menentukan
P(a, b). persamaan garis singgung lingkaran
• Menjelaskan bentuk umum per- yang diketahui gradiennya.
samaan lingkaran. • Menjelaskan cara menentukan
• Menjelaskan kedudukan titik dan persamaan garis singgung
garis terhadap lingkaran. lingkaran di suatu titik.
• Berdiskusi menentukan jarak titik • Berdiskusi menentukan persama-
terhadap suatu garis. an garis singgung lingkaran yang
melalui titik di luar lingkaran.

• Memiliki sikap logis, kritis, kreatif, disiplin, dan rasa ingin tahu, serta
memiliki rasa percaya diri dalam menyelesaikan masalah.
• Berperilaku jujur dan bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan
lingkungan sosial.
• Menentukan persamaan lingkaran dan menganalisis sifat garis singgung
lingkaran.
• Membuat model matematika berupa persamaan lingkaran dari
permasalahan nyata dan menyelesaikannya.
• Merancang dan menyelesaikan permasalahan nyata yang berkaitan
dengan garis singgung lingkaran.

50 Persamaan Lingkaran
A. Pilihan Ganda 6. Jawaban: a
1. Jawaban: e Titik pusat lingkaran terletak di tengah diameter,
Lingkaran berpusat di titik O(0, 0) dan berjari-jari 9. koordinatnya:
Persamaan lingkaran:  −4 + 6 −3 + 1
 ,  = (1, –1)
x2 + y2 = r2  2 2 
⇔ x2 + y2 = 92 Persamaan lingkaran: (x – 1)2 + (y + 1)2 = r2
⇔ x2 + y2 = 81 Lingkaran melalui titik (6, 1), diperoleh:
Jadi, persamaan lingkarannya x2 + y2 = 81. (6 – 1)2 + (1 + 1)2 = r2
2. Jawaban: d ⇔ r2 = 25 + 4 = 29
Dari gambar diperoleh koordinat titik pusat lingkaran Persamaan lingkaran:
P(10, –6) dan jari-jarinya 10. Persamaan lingkarannya: (x – 1)2 + (y + 1)2 = r2
(x – 10)2 + (y – (–6))2 = 102 ⇔ x2 – 2x + 1 + y2 + 2y + 1 = 29
⇔ (x – 10)2 + (y + 6)2 = 100 ⇔ x2 + y2 – 2x + 2y – 27 = 0
Jadi, persamaan lingkarannya (x – 10)2 + (y + 6)2 7. Jawaban: d
= 100. Lingkaran x2 + y2 + 6x – 2y + a = 0 melalui titik
3. Jawaban: d (1, 4), diperoleh:
Persamaan lingkaran dengan pusat O(0, 0) adalah 12 + 42 + 6 · 1 – 2 · 4 + a = 0
x2 + y2 = r2. ⇔ 1 + 16 + 6 – 8 + a = 0
Lingkaran melalui titik (4, –2): ⇔ a = –15
x2 + y2 = r2 ⇒ (4)2 + (–2)2 = r2 Diperoleh persamaan lingkaran x2 + y2 + 6x – 2y – 15
⇔ r2 = 16 + 4 = 20 = 0.
Jadi, persamaan lingkarannya x2 + y2 = 20. Jari-jari lingkaran:
1 1
4. Jawaban: a r = (− A)2 + (− B)2 − C
2 2
x2 + y2 – 6x – 4y – 3 = 0
⇔ x2 – 6x + 9 + y2 – 4y + 4 = 3 + 9 + 4 6 −2 2
= (− )2 + (− ) − (−15)
⇔ (x – 3)2 + (y – 2)2 = 16 2 2
Diperoleh koordinat titik pusat lingkaran (3, 2) dan
= 9 + 1+ 15
jari-jarinya 4. Grafik lingkaran yang sesuai ada
pada pilihan a. = 25 = 5
5. Persamaan lingkaran yang berpusat di titik M(–4, 8) Jadi, panjang jari-jarinya 5 satuan.
dan melalui titik N(1, 5) adalah . . . . 8. Jawaban: e
a. x2 + y2 – 8x + 16y – 98 = 0 Oleh karena titik A terletak pada lingkaran,
b. x2 + y2 + 8x – 16y + 46 = 0 substitusikan titik (p, 1) ke dalam persamaan
c. x2 + y2 – 4x + 8y – 62 = 0 lingkaran.
d. x2 + y2 + 4x – 8y + 10 = 0 (x – 2)2 + (y + 4)2 = 26
e. x2 + y2 – 8x + 4y – 38 = 0 ⇔ (p – 2)2 + (1 + 4)2 = 26
Jawaban: b ⇔ p2 – 4p + 4 + 25 = 26
Persamaan lingkaran yang berpusat di titik M(–4, 8): ⇔ p2 – 4p + 3 = 0
(x – (–4))2 + (y – 8)2 = r2 ⇔ (p – 3)(p – 1) = 0
⇔ (x + 4)2 + (y – 8)2 = r2 ⇔ p – 3 = 0 atau p – 1 = 0
Lingkaran melalui titik N(1, 5) diperoleh: ⇔ p = 3 atau p =1
(x + 4)2 + (y – 8)2 = r2 Jadi, nilai p yang memenuhi adalah 1 atau 3.
⇔ (1 + 4)2 + (5 – 8)2 = r2 9. Jawaban: b
⇔ r2 = 52 + (–3)2 Misalkan titik P(24, 7) terletak pada lingkaran,
= 25 + 9 = 34 diperoleh:
Persamaan lingkarannya: x2 + y2 = a2
(x + 4)2 + (y – 8)2 = 34 ⇔ 242 + 72 = a2
⇔ x + 8x + 16 + y – 16y + 64 – 34 = 0
2 2
⇔ 576 + 49 = a2
⇔ x2 + y2 + 8x – 16y + 46 = 0 ⇔ a2 = 625
⇔ a = 25

Matematika Kelas XI 51
Oleh karena titik P harus di dalam lingkaran, jarak 12. Jawaban: b
titik P terhadap titik O(0, 0) harus kurang dari 25. Persamaan lingkaran L dengan pusat (–1, 3) dan
Jadi, nilai a yang memenuhi adalah 0 < a < 25. jari-jari r = 1:
(x + 1)2 + (y – 3)2 = 12
10. Jawaban: a
⇔ x + y2 + 2x – 6y + 9 = 0
2 . . . (1)
Lingkaran x2 + y2 + px + 8y + 9 = 0 berpusat di
Garis g: ax + y = 0 ⇔ y = –ax . . . (2)

titik  – 2 p, –4  .
1
Substitusikan y = –ax ke dalam persamaan (1).
  x2 + (–ax) 2 + 2x – 6(–ax) + 9 = 0
⇔ x2 + a2x2 + 2x + 6ax + 9 = 0
( 21 p)
2
r = − + (−4)2 – 9 ⇔ (a2 + 1)x2 + (2 + 6a)x + 9 = 0
Syarat garis menyinggung lingkaran adalah D = 0.
1 2
p + 16 – 9 (2 + 6a)2 – 4(a2 + 1) · 9 = 0
=
4 ⇔ 4 + 24a + 36a2 – 36a2 – 36 = 0
⇔ 24a = 32
1 p2 +7 4
= ⇔ a= 3
4
Lingkaran menyinggung sumbu X maka Jadi, syarat agar garis ax + y = 0 menyinggung
r = |ordinat pusat| 4
lingkaran L adalah nilai a = 3 .
Diperoleh:
13. Jawaban: e
1 p2 + 7 = |–4|
4
Lingkaran L menying- Y y = 2x
2
gung sumbu Y di titik
 1 2  (0, 6) dan pusatnya di
⇔  4 p + 7  = |–4|2 garis y = 2x.
r
6 ------- P
 

------------
y = 6 ⇔ 2x = 6
1
⇔ 4
p2 + 7 = 16 ⇔ x=3
Pusat lingkaran P(3, 6) 0 3
X
1
⇔ 4
p2 = 9 dan jari-jari 3.
⇔ p2 = 36 Jadi, persamaan ling-
karan L adalah
⇔ p=±6
(x – 3)2 + (y – 6)2 = 32
Jadi, pusat lingkarannya (3, –4) atau (–3, –4).
⇔ x – 6x + 9 + y2 – 12y + 36 = 9
2

11. Jawaban: b ⇔ x2 + y2 – 6x – 12y + 36 = 0


x – 2y = 5 ⇔ x = 5 + 2y
14. Jawaban: b
Substitusikan x = 5 + 2y ke dalam persamaan
Lingkaran L: 2x2 + 2y2 – 4x + 3py – 30 = 0 melalui
lingkaran x2 + y2 – 4x + 8y + 10 = 0 diperoleh:
titik (–2, 1), diperoleh:
(5 + 2y)2 + y2 – 4(5 + 2y) + 8y + 10 = 0 2x2 + 2y2 – 4x + 3py – 30 = 0
⇔ 25 + 20y + 4y2 + y2 – 20 – 8y + 8y + 10 = 0 ⇔ 2(–2) + 2(1)2 – 4(–2) + 3p(1) – 30 = 0
2
⇔ 5y2 + 20y + 15 = 0 ⇔ 8 + 2 + 8 + 3p – 30 = 0
⇔ y2 + 4y + 3 = 0 ⇔ 3p – 12 = 0
⇔ (y + 3)(y + 1) = 0 ⇔ p=4
⇔ y1 = –3 atau y2 = –1 Lingkaran L:
y1 = –3 ⇒ x1 = 5 + 2(–3) = –1 ⇒ A(–1, –3) 2x2 + 2y2 – 4x + 12y – 30 = 0
⇔ x2 + y2 – 2x + 6y – 15 = 0
y2 = –1 ⇒ x2 = 5 + 2(–1) = 3 ⇒ B(3, –1)
Pusat lingkaran L adalah (1, –3).
Panjang ruas garis AB
Jari-jari lingkaran L= 12 + (−3)2 − (−15)
2 2
= (3 – (–1)) + (–1– (–3))
= 25
2 2
= 4 +2 =5
Persamaan lingkaran M yang berpusat di (1, –3)
= 16 + 4 dan jari-jarinya 2(5) = 10 sebagai berikut.
= 20 (x – a)2 + (y – b)2 = r2
⇔ (x – 1)2 + (y + 3)2 = 102
= 2 5 satuan ⇔ x – 2x + 1 + y2 + 6y + 9 = 100
2

52 Persamaan Lingkaran
⇔ x2 – 2x + y2 + 6y + 10 = 100 Oleh karena lingkaran melalui titik (3, –2),
⇔ x2 + y2 – 2x + 6y – 90 = 0 diperoleh:
Jadi, persamaan lingkaran M adalah x2 + y2 – 2x x2 + y2 = r2
+ 6y – 90 = 0. ⇔ 3 + (–2)2 = r2
2

⇔ 9 + 4 = r2
15. Jawaban: c
⇔ r2 = 13
Perhatikan gambar berikut.
Jadi, persamaan lingkarannya x2 + y2 = 13.
Y
1 1
1 b. Jari-jari = 2 · diameter = 2 · 12 = 6
X
–7 –6 –5 –4 –3 –2 –1 0
–1
1 Persamaan lingkaran yang berpusat di A(–3, 1)
–2 dengan jari-jari 6 satuan adalah
–3 (x – a)2 + (y – b)2 = r2
–4 ⇔ (x + 3)2 + (y – 1)2 = 62
2x – 4y – 4 = 0 –5 ⇔ x + 6x + 9 + y2 – 2y + 1 = 36
2
–6 ⇔ x2 + 6x + y2 – 2y – 26 = 0
⇔ x2 + y2 + 6x – 2y – 26 = 0
Misalkan titik pusat lingkaran L adalah (a, b). Jadi, persamaan lingkarannya x2 + y2 + 6x
Titik (a, b) terletak pada garis 2x – 4y – 4 = 0, – 2y – 26 = 0.
diperoleh: 3. a. L1 : x2 + y2 – 4x + 8y + 15 = 0
2x – 4y – 4 = 0 ⇔ x – 4x + 4 + y2 + 8y + 16 = –15 + 4 + 16
2
⇔ 2a – 4b – 4 = 0 . . . (1) ⇔ (x – 2)2 + (y + 4)2 = 5
Oleh karena lingkaran L menyinggung sumbu X Lingkaran L1 berpusat di titik (2, –4) dan
dan sumbu Y maka jari-jari lingkaran r = a = b.
Substitusikan a = b ke dalam persamaan (1). berjari-jari r = 5.
2a – 4b – 4 = 0 b. Persamaan lingkaran L 2 yang berpusat di
⇔ 2b – 4b – 4 = 0
(2, –4) dan berjari-jari 2 5 adalah:
⇔ –2b – 4 = 0
⇔ b = –2 (x – 2)2 + (y + 4)2 = (2 5 )2
Diperoleh titik pusat (a, b) = (–2, –2). ⇔ x2 – 4x + 4 + y2 + 8y + 16 = 20
Persamaan lingkaran L: ⇔ x2 + y2 – 4x + 8y = 0
(x – a)2 + (y – b)2 = r2 4. x2 + y2 – 8x – 12y + n = 0
⇔ (x + 2)2 + (y + 2)2 = 22
a. Lingkaran melalui titik (–1, 3), diperoleh:
⇔ x + 4x + 4 + y2 + 4y + 4 = 4
2
(–1)2 + 32 – 8(–1) – 12(3) + n = 0
⇔ x2 + 4x + y2 + 4y + 4 = 0
⇔ 1 + 9 + 8 – 36 + n = 0
⇔ x2 + y2 + 4x + 4y + 4 = 0
⇔ n = 18
Jadi, persamaan lingkarannya x2 + y2 + 4x + 4y + 4 2 2
= 0. b. x + y – 8x – 12y + 18 = 0

Pusat: – 2 (–8), – 2 (–12) = (4, 6)
1 1
B. Uraian  
1. a. x2 + y2 – 12x – 8y + 3 = 0
A = –12, B = –8, dan C = 3. Jari-jari: r = 42 + 62 − 18

A B = 16 + 36 − 18 = 34
Pusat lingkaran = (– 2 , – 2 ) = (6, 4)
Jarak titik O(0, 0) ke titik pusat lingkaran (4, 6).
Jari-jari = 62 + 42 − 3 = 49 = 7 d= 42 + 62 = 16 + 36 = 52
b. x2 + y2 = 6x – 18y + 6
Oleh karena d > r maka titik O(0, 0) berada di
⇔ x + y – 6x + 18y – 6 = 0
2 2
luar lingkaran.
A = –6, B = 18, dan C = –6.
c. Jarak garis y = 2x – 5 ⇔ 2x – y – 5 = 0 ke
A B
Pusat lingkaran = (– 2 , – 2 ) = (3, –9) titik pusat lingkaran (4, 6) adalah:
2(4) − (6) − 5
s =
Jari-jari = 32 + (−9)2 − (−6) = 96 = 4 6 22 + ( − 1)2

2. a. Persamaan lingkaran berpusat di O(0, 0) 8−6−5 −3 3 5 3


= = = × = 5
adalah x2 + y2 = r2. 4+1 5 5 5 5

Matematika Kelas XI 53
3 b. Jarak titik P(–2, 1) ke garis 2x – y + 1 = 0:
Oleh karena s = 5 ≈ 1,34 < r = 34 ≈ 5,83
5 2 ⋅ (−2) − 1 + 1 4
maka garis y = 2x – 5 memotong lingkaran di d= =
2
2 + (−1) 2 5
dua titik. 4
Oleh karena d = < r = 3 maka garis
5. Perhatikan gambar berikut. 5
Y 2x – y + 1 = 0 memotong lingkaran L.
7
c. Jarak titik P(–2, 1) ke garis 3x – 4y – 5 = 0:
6
5 3 ⋅ (−2) − 4 ⋅ 1 − 5 −15
4 d= = =3
32 + (−4)2 5
3
2 Oleh karena d = r = 3 maka garis 3x – 4y – 5 = 0
1 menyinggung lingkaran L.
X
10 1 (2,0) 3 4 5 6 7 d. Jarak titik P(–2, 1) ke garis 2x + 2y – 1 = 0:
2 ⋅ (−2) + 2 ⋅ 1 − 1 3
Lingkaran menyinggung sumbu X di titik (2, 0). d= =
2
2 +2 2 2 2
Oleh karena jari-jari lingkaran 3 satuan, titik pusat- 3
nya (2, 3). Oleh karena d = < r = 3 maka garis
2 2
Persamaan lingkarannya adalah 2x + 2y – 1 = 0 memotong lingkaran L.
(x – a)2 + (y – b)2 = r2
⇔ (x – 2)2 + (y – 3)2 = 32 7. l: 2x + y = k Û y = k – 2x
⇔ x – 4x + 4 + y2 – 6y + 9 = 9
2 Substitusikan  ke dalam persamaan lingkaran L.
⇔ x2 – 4x + y2 – 6y + 4 = 0 x2 + (k – 2x)2 = 4
⇔ x2 + y2 – 4x – 6y + 4 = 0 ⇔ x + k – 4kx + 4x2 = 4
2 2

Lingkaran memotong sumbu Y pada saat x = 0, ⇔ 5x2 – 4kx + k2 – 4 = 0


diperoleh: Syarat garis  tidak memotong lingkaran L di dua
x2 + y2 – 4x – 6y + 4 = 0 titik yaitu D < 0.
⇔ 0 + y2 – 4(0) – 6y + 4 = 0
2
(–4k)2 – 4 · 5 · (k2 – 4) < 0
⇔ y2 – 6y + 4 = 0 ⇔ 16k2 – 20k2 + 80 < 0
2
Bentuk y – 6y + 4 = 0 merupakan persamaan ⇔ –4k2 + 80 < 0
kuadrat dengan a = 1, b = –6, dan c = 4.
⇔ k2 – 20 > 0
Misalkan titik potong terhadap sumbu Y adalah
y1 dan y2. Jarak antara y1 dan y2 dirumuskan: ⇔ (k – 20 )(k + 20 ) > 0
⇔ (k – 2 5 )(k + 2 5 ) > 0
D b2 − 4ac
y1 – y2 = a = a + – +

36 − 16 –2 5 2 5
= 1
⇔ k < –2 5 atau k > 2 5
= 20 = 2 5 Jadi, batas-batas nilai k adalah k < –2 5 atau
Jadi, panjang AB = y1 – y2 = 2 5 satuan panjang. k > 2 5.

6. Titik pusat lingkaran: P(–2, 1). 8. Perhatikan gambar berikut.


Y (5,10)
Jari-jari lingkaran: r = (−2)2 + 12 + 4 = 3 y = 10

a. Jarak titik P(–2, 1) ke garis x + y – 8 = 0:


(5,b)
−2 + 1 − 8 9
d= =
12 + 12 2
9 X
Oleh karena d 1 = > r = 3 maka garis 0 5
2
x + y – 8 = 0 tidak berpotongan dengan
Lingkaran menyinggung garis y = 10 di titik (5, 10)
lingkaran L. berarti koordinat titik pusatnya (5, b) dan jari-jarinya
r = 10 – b. Persamaan lingkaran tersebut (x – 5)2
+ (y – b)2 = (10 – b)2.

54 Persamaan Lingkaran
Lingkaran melalui titik (1, 2), diperoleh: Titik pusat kedua lingkaran pada garis y = 3
(1 – 5)2 + (2 – b)2 = (10 – b)2
berarti ordinat titik pusat adalah 3 .
⇔ 16 + 4 – 4b + b2 = 100 – 20b + b2
⇔ 20 – 4b = 100 – 20b Kedua lingkaran menyinggung sumbu Y (x = 0),
⇔ 16b = 80 maka absis pusatnya sama dengan jari-jari (r).
⇔ b=5 Diperoleh pusat lingkaran adalah (r, 3 ) dan per-
Jadi, persamaan lingkaran tersebut (x – 5)2 + (y – 5)2 samaannya:
= 25. (x – r)2 + (y – 3 )2 = r2
9. Segitiga ABC siku-siku di A, maka sisi BC 1
Lingkaran juga menyinggung garis y = 3 x 3 .
merupakan diameter lingkaran.
Titik tengah diameter BC merupakan titik pusat 1
Substitusikan y = 3 x 3 ke dalam persamaan
lingkaran, yaitu titik (3, 6).
Panjang diameter sama dengan panjang BC, yaitu: lingkaran.
1 2
d = BC = (6 − 0)2 + (0 − 12)2 (x – r)2 +  3 x 3 – 3  = r2
 
1
= 36 + 144 = 180 ⇔ x2 – 2rx + r2 + 3 x2 – 2x + 3 = r2
4 2
1 1 180 ⇔ x – (2r + 2)x + 3 = 0
Jari-jari: r = 2 d = 2 180 = = 45 3
4
Oleh karena lingkaran menyinggung garis, maka
Persamaan lingkaran dengan pusat (3, 6) dan jari-
diskriminan (D) = 0, yaitu:
jari r = 45 : 4
b2 – 4ac = 0 ⇒ (2r + 2)2 – 4 · 3 · 3 = 0
(x – 3)2 + (y – 6)2 = ( 45 )2
⇔ 4r2 + 8r + 4 – 16 = 0
⇔ x2 – 6x + 9 + y2 – 12y + 36 = 45
⇔ 4r2 + 8r – 12 = 0
⇔ x2 + y2 – 6x – 12y = 0
⇔ r2 + 2r – 3 = 0
Jadi, persamaan lingkaran luar segitiga ABC adalah ⇔ (r + 3)(r – 1) = 0
x2 + y2 – 6x – 12y = 0. ⇔ r = –3 atau r = 1
10. Perhatikan gambar berikut. Diperoleh titik pusat P1(–3, 3 ) dan P2(1, 3 ).
Y Jarak kedua titik pusat:

1
P1P2 = (1 − (−3))2 + ( 3 − 3)2
y= 3x 3
P1 P P2
y= 3
r1
r2 r2 = 42 + 02
r1
T2
O X =4

A. Pilihan Ganda ⇔ 16p2 – 20p2 + 400 = 0


1. Jawaban: b ⇔ –4p2 + 400 = 0
Substitusikan y = 2x + p ke dalam persamaan ⇔ p2 = 100
lingkaran. ⇔ p = 10 atau –10
x2 + y2 = 20 Jadi, nilai p yang memenuhi adalah 10 atau –10.
⇔ x + (2x + p)2 = 20
2
2. Jawaban: d
⇔ x + 4x2 + 4px + p2 = 20
2
Garis x + y = 4 mempunyai gradien m1 = –1.
⇔ 5x2 + 4px + p2 – 20 = 0
Diperoleh a = 5, b = 4p, dan c = p2 – 20. y = 4 − x2
Syarat garis menyinggung lingkaran yaitu D = 0. ⇔ y2 = 4 – x2
D=0 ⇔ x2 + y2 = 4
⇔ b2 – 4ac = 0 Oleh karena garis singgung sejajar dengan garis
⇔ (4p)2 – 4(5)(p2 – 20) = 0 x + y = 4 maka m = m1 = –1.

Matematika Kelas XI 55
Persamaan garis singgung lingkaran:
⇔ y = 2x – 11 ± 400
y = mx ± r m + 1 2 ⇔ y = 2x – 11 ± 20
5. Jawaban: c
y = –x ± 2 ( −1) + 1
2

x2 + y2 – 6x – 4y – 12 = 0
⇔ y = –x ± 2 2 ⇔ x2 – 6x + y2 – 4y = 12
⇔ x2 – 6x + 9 + y2 – 4y + 4 = 12 + 9 + 4
⇔ x+y±2 2=0 ⇔ (x – 3)2 + (y – 2)2 = 25
Oleh karena kurva y = 4 − x 2 berada di atas Diperoleh pusat lingkaran (3, 2) dan jari-jari r = 5.
sumbu X, persamaan garis singgung yang memenuhi Garis y = x + 4 bergradien 1, maka garis yang
tegak lurus dengan garis tersebut bergradien –1.
adalah x + y – 2 2 = 0. Persamaan garis singgung:
3. Jawaban: a y – 2 = m(x – 3) ± 5 1 + m2
5
Garis 5x – 12y + 8 = 0 mempunyai gradien m1 = 12 . ⇔ y – 2 = –1(x – 3) ± 5 1 + (−1)2
Titik pusat lingkaran: (a, b) = (1, –2)
⇔ y – 2 = –x + 3 ± 5 2
Jari-jari lingkaran: r = 12 + ( −2)2 − ( −4) = 3
⇔ y = –x + 5 ± 5 2
Oleh karena garis singgung sejajar dengan garis
5
Jadi, salah satu persamaan garis singgungnya
5x – 12y + 8 = 0 maka m = m1 = 12 . y = –x + 5 – 5 2 .
Persamaan garis singgung lingkaran:
6. Jawaban: a
y – b = m(x – a) ± r m2 + 1 L: (x + 1)2 + (y – 3)2 = 9
y = 3 ⇒ (x + 1)2 + (3 – 3)2 = 9
5 2 5
⇔ y + 2 = 12 (x –1) ± 3 ( 12 ) + 1 ⇔ (x + 1)2 = 9
⇔ x + 1 = ±3
5 25 ⇔ x = –1 ± 3
⇔ y + 2 = 12 (x – 1) ± 3 +1
144
⇔ x = 2 atau x = –4
5 169
⇔ y + 2 = 12 (x – 1) ± 3 Diperoleh titik potong (2, 3) dan (–4, 3).
144
Persamaan garis singgung di titik (2, 3):
5 13
⇔ y + 2 = 12 (x – 1) ± 3( 12 ) (2 + 1)(x + 1) + (3 – 3)(y – 3) = 9
⇔ 12(y + 2) = 5(x – 1) ± 39 ⇔ 3x + 3 + 0 = 9
⇔ 12y + 24 = 5x – 5 ± 39 ⇔ x=2
⇔ 5x – 12y – 29 ± 39 = 0 Persamaan garis singgung di titik (–4, 3):
⇔ 5x – 12y – 29 + 39 = 0 atau 5x – 12y – 29 – 39 (–4 + 1)(x + 1) + (3 – 3)(y – 3) = 9
=0 ⇔ –3x – 3 + 0 = 9
⇔ 5x – 12y + 10 = 0 atau 5x – 12y – 68 = 0 ⇔ x = –4
Jadi, persamaan garis singgung lingkarannya Jadi, persamaan garis singgungnya x = 2 dan
adalah 5x – 12y + 10 = 0 dan 5x – 12y – 68 = 0. x = –4.

4. Jawaban: a 7. Jawaban: a
Garis y – 2x + 5 = 0 mempunyai gradien m1 = 2. Persamaan lingkaran dengan pusat O(0, 0) adalah
Titik pusat lingkaran: P(3, –5). x2 + y2 = r2.
Jari-jari lingkaran: r = 80 Lingkaran melalui titik A(3, 1):
x2 + y2 = r2 ⇒ (3)2 + (1)2 = r2
Misalkan gradien garis singgung lingkaran adalah m.
⇔ r2 = 9 + 1 = 10
Oleh karena garis singgung lingkaran sejajar garis Diperoleh persamaan lingkaran x2 + y2 = 10.
y – 2x + 5 = 0 maka m = m1 = 2. Persamaan garis singgung lingkaran di titik A(3, 1):
Persamaan garis singgung lingkaran: x1x + y1y = r2 ⇒ (3)x + (1)y = 10
⇔ 3x + y = 10
y – b = m(x – a) ± r 1 + m2 Jadi, persamaan garis singgung lingkaran di titik A
adalah 3x + y = 10.
⇔ y – (–5) = 2(x – 3) ± 80 · 1 + 22
8. Jawaban: b
⇔ y + 5 = 2x – 6 ± 80 ⋅ 5 Pada titik (x, y), x disebut absis dan y disebut
ordinat.

56 Persamaan Lingkaran
Substitusikan x = 5 ke dalam persamaan lingkaran. ⇔ 4x – 2y = 0
x2 + y2 – 2x + 6y – 7 = 0 ⇔ 2x – y = 0
⇔ 5 + y2 – 2(5) + 6y – 7 = 0
2 Jadi, salah satu persamaan garis singgungnya
⇔ 25 + y2 – 10 + 6y – 7 = 0 2x + y + 16 = 0.
⇔ y2 + 6y + 8 = 0
11. Jawaban: d
⇔ (y + 2)(y + 4) = 0
Cek kedudukan titik (3, –1) terhadap lingkaran.
⇔ y + 2 = 0 atau y + 4 = 0
x2 + y2 = 32 + (–1)2 = 9 + 1 = 10
⇔ y = –2 atau y = –4
Titik (3, –1) terletak pada lingkaran.
Diperoleh dua titik pada lingkaran, yaitu (5, –2) dan
Persamaan garis k: 3x – y = 10.
(5, –4).
Garis k mempunyai gradien m1 = 3. Oleh karena
Persamaan garis singgung lingkaran di titik (5, –2). garis yang melalui titik (4, –1) tegak lurus dengan
5x – 2y – (x + 5) + 3(y – 2) – 7 = 0 garis m, diperoleh:
⇔ 5x – 2y – x – 5 + 3y – 6 – 7 = 0 m · m1 = –1
⇔ 4x + y – 18 = 0 ⇔ m · 3 = –1
Persamaan garis singgung lingkaran di titik (5, –4). 1
5x – 4y – (x + 5) + 3(y – 4) – 7 = 0 ⇔ m=–3
⇔ 5x – 4y – x – 5 + 3y – 12 – 7 = 0 Persamaan garis yang melalui (4, –1) dengan
⇔ 4x – y – 24 = 0 1
Jadi, persamaan garis singgungnya adalah m = – 3 adalah
4x + y – 18 = 0 dan 4x – y – 24 = 0. 1
y – (–1) = – 3 (x – 4)
9. Jawaban: d
1
x2 + y2 – 6x + 4y – 12 = 0 ⇔ y + 1 = – 3 (x – 4)
Untuk x = 7 dan y = 1 diperoleh: ⇔ 3y + 3 = –x + 4
72 + 12 – 6(7) + 4(1) – 12 ⇔ x + 3y – 1 = 0
= 49 + 1 – 42 + 4 – 12
=0 12. Jawaban: d
Titik (7, 1) terletak pada lingkaran sehingga per- Diketahui lingkaran x2 + y2 = 4 berpusat di titik (0, 0)
samaan garis singgungnya: dan berjari-jari r = 2.
6 4 Untuk x = 0 dan y = 4 diperoleh:
7x + 1y – 2 (x + 7) + 2 (y + 1) – 12 = 0 02 + 42 = 0 + 16 = 16 > 4
⇔ 7x + y – 3x – 21 + 2y + 2 – 12 = 0 Titik (0, 4) berada di luar lingkaran.
⇔ 4x + 3y – 31 = 0 Misalkan garis singgung lingkaran x2 + y2 = 4
bergradien m, persamaannya:
10. Jawaban: a
Lingkaran (x + 4)2 + (y – 2)2 = 20 memotong sumbu X y = mx + 2 1 + m2
pada saat y = 0. Garis tersebut melalui titik (0, 4), maka:
(x + 4)2 + (0 – 2)2 = 20
⇔ (x + 4)2 + 4 = 20 4 = m · 0 + 2 1 + m2
⇔ (x + 4)2 = 16 ⇔ 4 = 2 1 + m2
⇔ x+4=±4
⇔ x = –4 ± 4 ⇔ 1 + m2 = 2
⇔ x = –8 atau x = 0 ⇔ 1 + m2 = 4
Diperoleh titik potong lingkaran terhadap sumbu X ⇔ m2 = 3
adalah (–8, 0) dan (0, 0).
⇔ m=± 3
Persamaan garis singgung di titik (–8, 0):
(–8 + 4)(x + 4) + (0 – 2)(y – 2) = 20 Persamaan garis singgung melalui titik (4, 0) dan
⇔ –4(x + 4) + (–2)(y – 2) = 20 bergradien m = 3 adalah y = 3 x + 4.
⇔ –4x – 16 – 2y + 4 – 20 = 0 Persamaan garis singgung melalui titik (4, 0) dan
⇔ –4x – 2y – 32 = 0
⇔ 2x + y + 16 = 0 bergradien m = – 3 adalah y = – 3 x + 4.
Jadi, salah satu persamaan garis singgungnya
Persamaan garis singgung di titik (0, 0):
(0 + 4)(x + 4) + (0 – 2)(y – 2) = 20 y = – 3 x + 4.
⇔ 4(x + 4) + (–2)(y – 2) = 20 13. Jawaban: e
⇔ 4x + 16 – 2y + 4 – 20 = 0 Titik A(0, 1) terletak di luar lingkaran L karena
(0 – 2)2 + (1 + 1)2 > 4.

Matematika Kelas XI 57
Persamaan garis kutub titik A(0, 1) terhadap Y
lingkaran L: 4
(0 – 2)(x – 2) + (1 + 1)(y + 1) = 4 3
P r
⇔ –2x + 4 + 2y + 2 = 4 2
B1
r
⇔ –2x + 2y = –2 B2 1
X
⇔ x–y=1 –6 –5 –4 –3 –2 –1 0 1 2 3 4 5
–1
⇔ y=x–1 –2
A
Substitusikan y = x – 1 ke dalam persamaan
lingkaran.
(x – 2)2 + (x – 1 + 1)2 = 4 Garis singgung dari titik A menyinggung lingkaran L
⇔ x2 – 4x + 4 + x2 – 4 = 0 di titik B1 dan B2.
⇔ 2x2 – 4x = 0 Panjang garis AB1 = AB2 = s.
⇔ 2x(x – 2) = 0
s = (AP)2 − r 2
⇔ x = 0 atau x = 2
Untuk x1 = 0 maka y1 = 0 – 1 = –1. = (x A − xP )2 + (y A − yP )2 − r 2
Untuk x2 = 2 maka y2 = 2 – 1 = 1.
Diperoleh titik singgung (0, –1) dan (2, 1). 5
2 2
=   + ( − 4)2 −  5 
14. Jawaban: d 2 2
Titik (0, 0) terletak di luar lingkaran x2 + y2 – 6x
= 16
+ 2y + 5 = 0. =4
Garis melalui O(0, 0): y = mx Jadi, panjang garis AB adalah 4 satuan.
Substitusikan y = mx ke dalam persamaan lingkaran.
x2 + (mx)2 – 6x + 2(mx) + 5 = 0 B. Uraian
⇔ (1 + m2)x2 + (2m – 6)x + 5 = 0 1. a. Persamaan garis singgung lingkaran x2 + y2
Garis y = mx menyinggung lingkaran, berarti: 1
= 80 yang bergradien m = – 2 adalah:
D=0 ⇒ (2m – 6)2 – 4(1 + m2) · 5 = 0
⇔ 4m2 – 24m + 36 – 20 – 20m2 = 0 1 1
2
y = –2x ± 80   + 1
⇔ –16m2 – 24m + 16 = 0  2
⇔ 2m2 + 3m – 2 = 0 1 5
⇔ y = –2x ± 80
⇔ (2m – 1)(m + 2) = 0 4
1
⇔ m = 2 atau m = –2 1
⇔ y = – 2 x ± 10
1
Jadi, gradiennya 2 dan –2. Diperoleh persamaan garis singgung
15. Jawaban: c 1
y = – x + 10 dan y = – x – 10.
1
Misalkan L: x2 + y2 + 3x – 4y = 0. 2 2

3  b. x2 + y2 – 10x + 6y – 66 = 0
Titik pusat lingkaran L: P – 2 , 2 . ⇔ x2 – 10x + 25 + y2 + 6y + 9 = 66 + 25 + 9
 
⇔ (x – 5)2 + (y + 3)2 = 100
2
 3 4
Jari-jari lingkaran L: r = −  + 22 − 0 Garis singgung dengan m = 3
 2
2
9 4 4
= +4 y + 3 = 3 (x – 5) ± 100   +1
4 3

25 5 4 25
= = 2 ⇔ y + 3 = 3 (x – 5) ± 10
4 9
Titik A(1, –2) di luar lingkaran L. Garis AB 4 20 50
⇔ y + 3 = 3x – 3 ± 3
merupakan garis singgung lingkaran L yang ditarik
dari titik A. ⇔ 3y + 9 = 4x – 20 ± 50
⇔ 4x – 3y – 29 ± 50 = 0

58 Persamaan Lingkaran
⇔ 4x – 3y – 29 + 50 = 0 b. Persamaan: x2 + y2 + 4x – 2y – 5 = 0
atau 4x – 3y – 29 – 50 = 0 Untuk x = 1 dan y = 2 diperoleh:
⇔ 4x – 3y + 21 = 0 atau 4x – 3y – 79 = 0 (1)2 + (2)2 + 4(1) – 2(2) – 5
Jadi, persamaan garis singgungnya 4x – 3y =1+4+4–4–5=0
+ 21 = 0 dan 4x – 3y – 79 = 0. Titik (1, 2) terletak pada lingkaran sehingga
persamaan garis singgungnya:
2. x2 + y2 + 2x – 6y = 0 4 −2
⇔ x2 + 2x + 1 + y2 – 6y + 9 = 1 + 9 x1x + y1y + 2 (x + x1) + 2 (y + y1) – 5 = 0
⇔ (x + 1)2 + (y – 3)2 = 10 ⇒ 1x + 2y + 2(x + 1) – 1(y + 2) – 5 = 0
Diperoleh koordinat titik pusat (–1, 3) dan jari-jari ⇔ x + 2y + 2x + 2 – y – 2 – 5 = 0
r = 10 . ⇔ 3x + y – 5 = 0
g: 2x + 6y – 5 = 0 5. Misalkan titik singgung lingkaran L: (x – 2)2 + (y + 1)2
1 5 = 13 adalah T(–1, b) diperoleh:
⇔ y = –3x + 6 (–1 – 2)2 + (b + 1)2 = 13
⇔ 9 + b2 + 2b + 1 – 13 = 0
1
Diperoleh gradien garis g adalah – 3 . ⇔ b2 + 2b – 3 = 0
⇔ (b + 3)(b – 1) = 0
Garis singgung yang tegak lurus garis g bergradien 3.
⇔ b + 3 = 0 atau b – 1 = 0
Persamaan garis singgung lingkaran L yang
⇔ b = –3 atau b=1
bergradien m = 3 adalah:
Diperoleh titik singgung T1(–1, –3) dan T2(–1, 1).
y – 3 = 3(x + 1) ± 10 1 + 32 Persamaan garis singgung di titik T1(–1, –3) pada
lingkaran L:
⇔ y – 3 = 3x + 3 ± 10 10
(–1 – 2)(x – 2) + (–3 + 1)(y + 1) = 13
⇔ 0 = 3x – y + 6 ± 10 ⇔ –3x + 6 – 2y – 2 = 13
Jadi, persamaan garis singgungnya 3x – y + 16 ⇔ –3x – 2y – 9 = 0
= 0 dan 3x – y – 4 = 0. ⇔ 3x + 2y + 9 = 0
3. L: x2 + y2 – 8x – 8y + 24 = 0 Persamaan garis singgung di titik T2(–1, 1) pada
⇔ x2 – 8x + y2 – 8y = –24 lingkaran L:
⇔ x – 8x + 16 + y2 – 8y + 16 = –24 + 16 + 16
2
(–1 – 2)(x – 2) + (1 + 1)(y + 1) = 13
⇔ (x – 4)2 + (y – 4)2 = 8 ⇔ –3x + 6 + 2y + 2 = 13
Diperoleh titik pusat lingkaran P(4, 4) dan jari-jari ⇔ –3x + 2y – 5 = 0
r = 8. ⇔ 3x – 2y + 5 = 0
Jadi, persamaan garis singgungnya adalah
Garis y = x melalui titik pusat lingkaran sehingga
3x + 2y + 9 = 0 dan 3x – 2y + 5 = 0.
garis singgung lingkaran yang melalui titik potong
antara lingkaran L dan garis y = x tegak lurus 6. a. Persamaan lingkaran dengan pusat O(0, 0)
dengan garis y = x. adalah x2 + y2 = r2.
Oleh karena garis y = x bergradien 1, garis singgung- Lingkaran melalui titik (–1, 2):
nya bergradien –1. x2 + y2 = r2 ⇒ (–1)2 + (2)2 = r2
Persamaan garis singgungnya: ⇔ r2 = 1 + 4 = 5
y – 4 = –1(x – 4) ± 8 1 + (−1)2 Diperoleh persamaan lingkaran: x2 + y2 = 5.
Persamaan garis singgung lingkaran di titik
⇔ y – 4 = –x + 4 ± 8 2
A(–1, 2):
⇔ y = –x + 8 ± 4
x1x + y1y = r2 ⇒ (–1)x + (2)y = 5
⇔ y = –x + 12 atau y = –x + 4
⇔ –x + 2y = 5
Jadi, persamaan garis singgungnya y = –x + 12
Jadi, persamaan lingkaran x2 + y2 = 5 dan
dan y = –x + 4.
garis singgungnya di titik A adalah –x + 2y = 5.
4. a. Persamaan: x2 + y2 = 34 b. Lingkaran dan garis singgungnya:
Y
Untuk x = –3 dan y = 5 diperoleh:
(–3)2 + (5)2 = 9 + 25 = 34
A 2
Titik (–3, 5) terletak pada lingkaran sehingga
persamaan garis singgungnya:
x1x + y1y = 34 ⇒ –3x + 5y = 34 –5 –1 0 X
⇔ 3x – 5y + 34 = 0

Matematika Kelas XI 59
7. Titik T(–4, 1) terletak pada lingkaran L1 karena: Titik M(9, –4) terletak pada garis singgung, diperoleh:
(–4)2 + 12 + 10(–4) + 4(1) + 19 3 · (–4) = –4 · 9 ± 5r
= 16 + 1 – 40 + 4 + 19 = 0 ⇔ –12 = –36 ± 5r
Persamaan garis singgung lingkaran L1 di titik T: ⇔ 24 = ± 5r
g: –4x + y + 5(x – 4) + 2(y + 1) + 19 = 0 24
⇔ r=± = ±4,8
5
⇔ –4x + y + 5x – 20 + 2y + 2 + 19 = 0
Oleh karena jari-jari (r) menyatakan panjang, r ber-
⇔ x + 3y + 1 = 0
nilai positif.
Jari-jari lingkaran L 2 sama dengan jarak titik
Jadi, panjang jari-jari lingkaran adalah r = 4,8 satuan.
P(4, –1) ke garis singgung g.
Jari-jari lingkaran L2: 10. Titik pusat lingkaran L1: P1(–2, 2).

r2 =
4 + 3 ⋅ (−1) + 1
=
2 Jari-jari lingkaran: r1 = (−2)2 + 22 + 17 = 25 = 5.
12 + (−3)2 10
Titik pusat lingkaran L2: P2(10, –7).
Persamaan lingkaran L2:
 2 
2
Jari-jari lingkaran: r2 = 102 + (−7)2 − 49 = 100
(x – 4)2 + (y + 1)2 =  
 10  = 10.
2 Y 
⇔ x2 – 8x + 16 + y2 + 2y + 1 = 5
⇔ 5x2 + 5y2 – 40x + 10y + 83 = 0 P1 2

–2 X
8. Cek kedudukan titik (12, –5) terhadap lingkaran 10
Q
x2 + y2 = 169.
122 + (–5)2 = 144 + 25 = 169 –7 P2
Titik (12, –5) terletak pada lingkaran.
Persamaan garis singgung lingkaran di titik
(12, –5) adalah 12x – 5y = 169.
Oleh karena garis 12x – 5y = 169 juga menyinggung Lingkaran L1 dan L2 bersinggungan di titik Q.
lingkaran (x – 5)2 + (y – 12)2 = p, diperoleh: Garis  adalah garis singgung persekutuan
ap + bq + r lingkaran L1 dan L2.
d= Gradien garis P1P2.
p2 + q2
yP1 − yP2 2 − (−7) 9 3
5(12) + 12(−5) − 169 m1 = = =– =–4
⇔ d= xP1 − xP2 −2 − 10 12
122 + (−5)2
Misalkan gradien garis  adalah m.
−169
⇔ d= Garis  tegak lurus garis P1P2 maka
169
3 4
⇔ d = 13 m1m = –1 ⇒ – 4 m = –1 ⇔ m = 3
Jari-jari lingkaran (x – 5)2 + (y – 12)2 = p adalah Menentukan koordinat titik Q.
13, diperoleh: L1: x2 + y2 + 4x – 4y – 17 = 0
r2 = p L2: x2 + y2 – 20x + 14y + 49 = 0
⇔ 132 = p ––––––––––––––––––––––––– –
⇔ p = 169 24x – 18y – 66 = 0
Jadi, nilai p yang memenuhi adalah 169. ⇔ 4x – 3y – 11 = 0
4x − 11
9. Persamaan garis singgung lingkaran x2 + y2 = r2 ⇔ y = 3
4
dengan gradien m = – 3 : 4x − 11
Substitusikan y = 3
ke dalam persamaan L1.
2
4  4 4x − 11  2
y = – 3 x ± r 1+  −  4x − 11 
x2 +  3  + 4x – 4  3  – 17 = 0
 3
   
4 16 16x 2 − 88x + 121 16 44
⇔ y= –3x ±r 1+ ⇔ x2 + + 4x – 3 x + 3 – 17 = 0
9 9
⇔ 9x2 + 16x2 – 88x + 121 + 36x – 48x + 132
4 25
⇔ y = –3x ± r – 153 = 0
9
⇔ 25x2 – 100x + 100 = 0
⇔ y = –3x ± 3
4 5r ⇔ x2 – 4x + 4 = 0
⇔ (x – 2)2 = 0
⇔ 3y = –4x ± 5r ⇔ x=2

60 Persamaan Lingkaran
Substitusikan x = 2 ke dalam persamaan 4
Garis  bergradien 3 dan melalui titik Q(2, –1)
4x − 11
y= 3
. maka persamaan garis :
4 ⋅ 2 − 11 4
y= = –1 y + 1 = 3 (x – 2)
3
Diperoleh koordinat titik Q(2, –1). ⇔ 3y + 3 = 4x – 8
Persamaan garis yang bergradien m dan melalui ⇔ 4x – 3y – 11 = 0
titik (x1, y1): Jadi, persamaan garis singgung di titik singgung
y – y1 = m(x – x1) lingkaran L1 dan L2 adalah 4x – 3y – 11 = 0.

A. Pilihan Ganda 4. Jawaban: b


1. Jawaban: a Perhatikan gambar di Y

Lingkaran berpusat di titik (1, 0) dan melalui (3, 0). samping.


Lingkaran tersebut mempunyai persamaan (x – 1)2 Oleh karena lingkaran
+ (y – 0)2 = r2. Oleh karena lingkaran melalui titik menyinggung garis x = 8,
(–2,6)
(3, 0), diperoleh: dapat ditarik jari-jari dari titik
(x – 1)2 + (y – 0)2 = r2 (–2, 6) ke garis singgung X
⇔ (3 – 1)2 + (0 – 0)2 = r2 diperoleh r = 8 – (–2) = 10.
Persamaan lingkaran: x=8
⇔ 4 + 0 = r2
2 2
(x + 2) + (y – 6) = r 2
⇔ 4 = r2
Persamaan lingkarannya: ⇔ (x + 2)2 + (y – 6)2 = 102
(x – 1)2 + (y – 0)2 = r2 ⇔ x + 4x + 4 + y2 – 12y + 36 = 100
2

⇔ (x – 1)2 + (y – 0)2 = 4 ⇔ x2 + 4x + y2 – 12y + 40 = 100


⇔ x2 – 2x + 1 + y2 = 4 ⇔ x2 + y2 + 4x – 12y – 60 = 0
⇔ x2 + y2 – 2x – 3 = 0 Jadi, persamaan lingkarannya x2 + y2 + 4x – 12y
Jadi, persamaan lingkarannya x2 + y2 – 2x – 3 = 0. – 60 = 0.

2. Jawaban: b 5. Jawaban: a
Lingkaran berdiameter 12 berarti jari-jarinya r = 6. x2 + y2 – 6x + 2 = 0
Persamaan lingkaran dengan pusat (2, 7) dan jari- ⇔ x2 – 6x + 9 + y2 = –2 + 9
jari r = 6 adalah: ⇔ (x – 3)2 + y2 = 7
(x – 2)2 + (y – 7)2 = 62 Diperoleh koordinat titik pusat (3, 0).
⇔ (x – 2)2 + (y – 7)2 = 36 Persamaan lingkaran yang berpusat di titik (3, 0)
dan berjari-jari 1 adalah:
3. Jawaban: b (x – 3)2 + y2 = 12
Lingkaran yang berpusat di titik (2, –3) dan ⇔ x – 6x + 9 + y2 = 1
2
menyinggung sumbu X sebagai berikut. ⇔ x2 + y2 – 6x + 8 = 0
Y
6. Jawaban: d
y = 2x – 3 ⇔ 2x – y – 3 = 0
0 2 X Jari-jari lingkaran L sama dengan jarak titik O(0, 0)
r=3 ke garis 2x – y – 3 = 0, yaitu:
–3 2(0) − (0) − 3 −3 9
r= 2 2
= 5
⇔ r2 = 5
2 + (−1)
Persamaan lingkaran L:
9
Dari gambar diperoleh koordinat titik pusat lingkaran x2 + y2 = r2 ⇒ x2 + y2 = 5
(2, –3) dan jari-jari 3. Persamaan lingkaran: ⇔ 5x2 + 5y2 = 9
(x – 2)2 + (y – (–3))2 = 32
⇔ (x – 2)2 + (y + 3)2 = 9 7. Jawaban: e
⇔ x – 4x + 4 + y2 + 6y + 9 – 9 = 0
2 2x2 + 2y2 = 49
⇔ x2 + y2 – 4x + 6y + 4 = 0 49
⇔ x2 + y2 = 2

Matematika Kelas XI 61
2
49 7
r2 = 2 ⇔ r =
49
=
7
= 2 2 ⇔ 4 + p − 25 = 2
2 2 4
7 p2
Jadi, panjang jari-jari lingkaran r = 2
2 satuan. ⇔ – 21 = 22
4
8. Jawaban: c p2
⇔ = 25
4
x2 + y2 + 4x – 12y – 9 = 0
⇔ p2 = 100
⇔ x2 + 4x + y2 – 12y = 9
⇔ x2 + 4x + 4 + y2 – 12y + 36 = 9 + 4 + 36 ⇔ p = ± 100 = ±10
⇔ (x + 2)2 + (y – 6)2 = 49 Jadi, nilai p adalah ±10.
⇔ (x + 2)2 + (y – 6)2 = 72 13. Jawaban: c
Diperoleh koordinat titik pusat (–2, 6) dan jari-jari 7.
x2 + y2 – 8x + 5y – 17 = 0
9. Jawaban: c Titik (x1, y1) berada di dalam lingkaran, berarti
Substitusikan titik (2, –2) ke dalam persamaan x12 + y12 – 8x1 + 5y1 – 17 < 0.
lingkaran. (0, 0) ⇒ 0 + 0 – 0 + 0 – 17 = –17 < 0
x2 + y2 + 2x – 4y + p = 0 (4, 1) ⇒ 16 + 1 – 32 + 5 – 17 = –27 < 0
⇔ 2 + (–2)2 + 2(2) – 4(–2) + p = 0
2
(–4, 2) ⇒ 16 + 4 + 32 + 10 – 17 = 45 > 0
⇔ 4+4+4+8+p=0 (4, –2) ⇒ 16 + 4 – 32 – 10 – 17 = –39 < 0
⇔ 20 + p = 0 (–2, –2) ⇒ 4 + 4 + 16 – 10 – 17 = –3 < 0
⇔ p = –20 Diperoleh titik (0, 0), (4, 1), (4, –2), dan (–2, –2)
Diperoleh lingkaran x2 + y2 + 2x – 4y – 20 = 0. terletak di dalam lingkaran, sedangkan titik (–4, 2)
Jari-jari lingkaran: terletak di luar lingkaran.
r = (−1)2 + 22 − (−20) 14. Jawaban: a
= 25 = 5 Lingkaran: x2 + y2 = 36
Pusat: (0, 0) dan jari-jari r = 36 = 6
Jadi, panjang jari-jari lingkaran tersebut 5 satuan.
3x + 4y + 20 = 0
10. Jawaban: d 3
Lingkaran x2 + y2 + 8x – 2y + a = 0 berpusat di ⇔ y = –4x – 5
3
8 −2 Diperoleh gradien m = – 4 .
titik (– 2 , – 2 ) = (–4, 1).
Persamaan garis singgung:
Persamaan lingkaran yang berpusat di titik (–4, 1)
2
dan berjari-jari 6 adalah 3
y = – 4 x ± 6  − 3  + 1
(x + 4)2 + (y – 1)2 = 62  4
⇔ x + 8x + 16 + y2 – 2y + 1 = 36
2
3 9 16
⇔ x + y2 + 8x – 2y + 16 + 1 – 36 = 0
2 ⇔ y = –4x ± 6 +
16 16
⇔ x2 + y2 + 8x – 2y – 19 = 0
3 5
Jadi, nilai a = –19. ⇔ y = –4x ± 6 · 4
11. Jawaban: c ⇔ 4y = –3x ± 30
Jari-jari lingkaran merupakan jarak titik pusat (–2, 3) Salah satu persamaan garis singgungnya:
dengan garis singgungnya 4x – 3y + 7 = 0. 4y = –3x – 30
⇔ 3x + 4y + 30 = 0
4(−2) − 3(3) + 7 −8 − 9 + 7 −10
r= = = = |–2| = 2 15. Jawaban: c
2
4 + (−3) 2 25 5
Persamaan lingkaran: (x – 2)2 + (y + 4)2 = 10
Jadi, diameter lingkaran: d = 2r = 2 · 2 = 4 satuan. Persamaan garis singgung yang bergradien m = –3:
12. Jawaban: a y – b = m(x – a) ± r 1+ m2
1 
Titik pusat lingkaran:  2, – 2 p  . 1+ (−3)2
  ⇔ y + 4 = –3(x – 2) ± 10
Lingkaran menyinggung sumbu Y maka ⇔ y + 4 = –3x + 6 ± 10 10
r = | absis titik pusat|| ⇔ 3x + y = 2 ± 10
2 ⇔ 3x + y = 2 + 10 atau 3x + y = 2 – 10
⇒ 22 +  − 1 p  − 25 = 2 ⇔ 3x + y = 12 atau 3x + y = –8
 2 
Jadi, persamaan garis singgungnya 3x + y = 12
dan 3x + y = –8.

62 Persamaan Lingkaran
16. Jawaban: e ⇔ a – 3 = 0 atau a – 1 = 1
Garis 5x + y = 10 mempunyai gradien m1 = –5. ⇔ a = 3 atau a=1
Oleh karena garis singgung tegak lurus dengan Diperoleh titik singgung T1(1, –2) dan T2(3, –2).
garis 5x + y = 10 diperoleh:
Persamaan garis singgung di T1 (1, –2):
m · m1 = –1
4 8
⇔ m · –5 = –1 x – 2y – 2 (x + 1) + 2 (y – 2) + 15 = 0
1 ⇔ x – 2y – 2x – 2 + 4y – 8 + 15 = 0
⇔ m= 5
⇔ –x + 2y + 5 = 0
Lingkaran x2 + y2 + 10x – 6y + 8 = 0 dapat ⇔ x – 2y – 5 = 0
disederhanakan menjadi: Persamaan garis singgung di T2 (3, –2):
x2 + y2 + 10x – 6y + 8 = 0 4 8
⇔ x2 + 10x + y2 – 6y = –8 3x – 2y – 2 (x + 3) + 2 (y – 2) + 15 = 0
⇔ x + 10x + 25 + y2 – 6y + 9 = –8 + 25 + 9
2
⇔ 3x – 2y – 2x – 6 + 4y – 8 + 15 = 0
⇔ (x + 5)2 + (y – 3)2 = 26 ⇔ x + 2y + 1 = 0
Persamaan garis singgung lingkaran dengan Jadi, salah satu persamaan garis singgungnya
1 x – 2y – 5 = 0.
gradien 5 adalah
19. Jawaban: b
y – b = m(x – a) ± r 1+ m2 x2 + y2 = 13
1 1 Untuk x = –3 dan y = 2 diperoleh:
⇔ y – 3 = 5 (x + 5) ± 26 1 + ( )2 (–3)2 + 22 = 9 + 4 = 13
5
Titik (–3, 2) terletak pada lingkaran, sehingga
1 26
⇔ y – 3 = 5 (x + 5) ± 26 persamaan garis singgungnya:
25
x1x + y1y = r2 ⇒ –3x + 2y = 13
1 26 Garis singgung memotong sumbu Y, berarti:
⇔ y – 3 = 5 (x + 5) ± 5
x=0 ⇒ –3(0) + 2y = 13
⇔ 5(y – 3) = x + 5 ± 26 ⇔ 2y = 13
⇔ 5y – 15 = x + 5 ± 26 13
⇔ x – 5y + 20 ± 26 = 0 ⇔ y= 2
⇔ x – 5y + 20 + 26 = 0 atau x – 5y + 20 – 26 = 0 Jadi, garis singgung memotong sumbu Y di titik
⇔ x – 5y + 46 = 0 atau x – 5y – 6 = 0 13
(0, 2 ).
Jadi, persamaan garis singgungnya x – 5y + 46 = 0
dan x – 5y – 6 = 0. 20. Jawaban: a
17. Jawaban: c Persamaan: x2 + y2 + 3x + 4y – 12 = 0
(x + 2)2 + (y – 1)2 = 26 Untuk x = 0 dan y = 2 diperoleh:
Untuk x = –3 dan y = 6 diperoleh: (0)2 + (2)2 + 3(0) + 4(2) – 4
(–3 + 2)2 + (6 – 1)2 = 0 + 4 + 0 + 8 – 12 = 0
= 1 + 25 = 26 Titik (0, 2) terletak pada lingkaran, sehingga
Titik (–3, 6) terletak pada lingkaran sehingga per- persamaan garis singgungnya:
samaan garis singgungnya: 3 4
x1x + y1y + 2 (x + x1) + 2 (y + y1) – 12 = 0
(x1 + 2)(x + 2) + (y1 – 1)(y – 1) = 26
⇔ (–3 + 2)(x + 2) + (6 – 1)(y – 1) = 26 3
⇒ 0x + 2y + 2 (x + 0) + 2(y + 2) – 12 = 0
⇔ (–1)(x + 2) + (5)(y – 1) = 26
3
⇔ –x – 2 + 5y – 5 – 26 = 0 ⇔ 2y + 2 x + 2y + 4 – 12 = 0
⇔ –x + 5y – 33 = 0 ⇔ 4y + 3x + 4y – 16 = 0
⇔ x – 5y + 33 = 0 ⇔ 3x + 8y – 16 = 0
18. Jawaban: c y = 0 ⇒ 3x + 8(0) – 16 = 0
Misalkan titik singgung lingkaran x2 + y2 – 4x + 8y ⇔ 3x = 16
+ 15 = 0 adalah T(a, –2), sehingga: 1
⇔ x =53
a2 + (–2)2 – 4a + 8 · (–2) + 15 = 0
⇔ a2 + 4 – 4a – 16 + 15 = 0 Jadi, garis singgung lingkaran berpotongan dengan
⇔ a2 – 4a + 3 = 0 1
sumbu X di titik (5 3 , 0).
⇔ (a – 3)(a – 1) = 0

Matematika Kelas XI 63
21. Jawaban: b ⇔ (y + 5)(y – 1) = 0
Lingkaran L berpusat di titik (2, –2), yaitu: ⇔ y + 5 = 0 atau y – 1 = 0
(x – 2)2 + (y + 2)2 = r2 ⇔ y = –5 atau y=1
Lingkaran L melalui titik (3, –1) berarti: Diperoleh titik A(0, 1) dan B(0, –5).
(3 – 2)2 + (–1 + 2)2 = r2
Persamaan garis singgung di titik A:
⇔ r2 = 12 + 12 = 2
0 + 1 · y – 3(x + 0) + 2(y + 1) – 5 = 0
Persamaan lingkaran L: (x – 2)2 + (y + 2)2 = 2.
⇔ y – 3x + 2y + 2 – 5 = 0
Persamaan garis singgung di titik (3, –1):
⇔ –3x + 3y – 3 = 0
(x1 – 2)(x – 2) + (y1 + 2)(y + 2) = 2
⇔ x–y+1=0
⇔ (3 – 2)(x – 2) + (–1 + 2)(y + 2) = 2
⇔ x–2+y+2–2=0 Persamaan garis singgung di titik B:
⇔ x+y–2=0 0 – 5 · y – 3(x + 0) + 2(y – 5) – 5 = 0
⇔ –5y – 3x + 2y – 10 – 5 = 0
22. Jawaban: d ⇔ –3x – 3y – 15 = 0
Lingkaran berpusat di O(0, 0) mempunyai ⇔ x+y+5=0
persamaan x2 + y2 = r2. Oleh karena lingkaran Jadi, persamaan garis singgung lingkaran adalah
melalui titik P(4, –2), diperoleh: x – y + 1 = 0 dan x + y + 5 = 0.
x2 + y2 = r2
25. Jawaban: c
⇔ 4 + (–2)2 = r2
2
Misalkan koordinat titik P(x1, y1).
⇔ 16 + 4 = r2
Titik P di luar lingkaran L.
⇔ 20 = r2
Garis singgung di titik A melalui AP dan garis
Diperoleh persamaan lingkaran x2 + y2 = 20.
singgung di titik B melalui BP.
Persamaan garis singgung lingkaran di titik
Garis g: 7x – y = 25 merupakan garis kutub dari
P(4, –2) adalah 4x – 2y = 20 ⇔ 2x – y = 10.
titik P pada lingkaran L.
23. Jawaban: d Persamaan garis kutub dari titik P pada lingkaran
Dari persamaan lingkaran x2 + y2 + 2x – 6y + 6 = 0 L: x1x + y1y = 25. Sehingga diperoleh x1 = 7 dan
diperoleh: y1 = –1.
Titik pusat lingkaran: P(–1, 3). Jadi, koordinat titik P(7, –1).
26. Jawaban: e
Jari-jari lingkaran: r = (−1)2 + 32 − 6 = 2.
L: (x + 5)2 + (y – 6)2 = 9
Garis yang sejajar sumbu Y mempunyai Substitusikan x = –5 ke dalam lingkaran L.
persamaan x = a atau x – a = 0. (–5 + 5)2 + (y – 6)2 = 9
Jari-jari lingkaran sama dengan jarak titik P(–1, 3) ⇔ (y – 6)2 = 9
ke garis x – a = 0. ⇔ y – 6 = ±3
−1 − a ⇔ y=6±3
r= = | –1 – a | ⇔ y = 9 atau y = 3
12
⇔ r2 = | –1 – a | 2 Diperoleh titik potong (–5, 9) dan (–5, 3).
⇔ 22 = 1 + 2a + a2 Persamaan garis singgung di titik (–5, 9):
⇔ a2 + 2a – 3 = 0 (–5 + 5)(x + 5) + (9 – 6)(y – 6) = 9
⇔ (a + 3)(a – 1) = 0 ⇔ 0(x + 5) + 3(y – 6) = 9
⇔ a + 3 = 0 atau a – 1 = 0 ⇔ y–6=3
⇔ a = –3 atau a=1 ⇔ y=9
Jadi, persamaan garis singgungnya x = –3 atau Persamaan garis singgung melalui (–5, 3):
x = 1. (–5 + 5)(x + 5) + (3 – 6)(y – 6) = 9
24. Jawaban: d ⇔ 0(x + 5) – 3(y – 6) = 9
Titik pusat lingkaran: (3, –2). ⇔ y – 6 = –3
⇔ y=3
Jari-jari lingkaran: r = 32 + (−2)2 − (−5) Jadi, garis singgungnya y = 3 dan y = 9.
27. Jawaban: b
= 18 = 3 2 . Misalkan garis singgung lingkaran L di titik A
Lingkaran memotong sumbu Y maka x = 0. 1
02 + y2 – 6 · 0 + 4y – 5 = 0 adalah g dan gradiennya mg = – 2 .
⇔ y2 + 4y – 5 = 0 OA merupakan jari-jari lingkaran L.

64 Persamaan Lingkaran
Persamaan garis yang melalui OA: 30. Jawaban: b
y−0 x−0 Perhatikan gambar berikut.
yA − 0
= xA − 0 Y
(4,6)
y x
⇔ =
2 a
2
⇔ y= x Q(a, b)
a
2 b
Gradien garis yang melalui OA: m = a b
2
Garis g tegak lurus garis yang melalui OA maka X
O a
mg · m = –1 P

1 2
⇒ – · a = –1
2
⇔ a= 1 Misalkan lingkaran M berpusat di Q(a, b) sehingga
Jadi, nilai a = 1 persamaannya (x – a)2 + (y – b)2 = r2. Oleh karena
28. Jawaban: d melalui titik (4, 6) diperoleh:
L: x2 + y2 – 24x – 12y + 168 = 0 (x – a)2 + (y – b)2 = r2
⇔ x2 – 24x + 144 + y2 – 12y + 36 = –168 + 144 ⇔ (4 – a)2 + (6 – b)2 = b2
+ 36 ⇔ a – 8a + 16 + b2 – 12b + 36 = b2
2

⇔ (x – 12)2 + (y – 6)2 = 12 ⇔ a2 – 8a – 12b + 52 = 0 . . . (1)


Diperoleh koordinat titik pusat (2, 3) dan jari-jari r Perhatikan segitiga OPQ.
OQ2 = OP2 + PQ2 Q
= 12 = 2 3 . ⇔ (2 + b)2 = a2 + b2 b
Titik A dan B merupakan titik singgung dari dua ⇔ 4b + 4 = a2 2+ b
garis singgung yang sejajar sehingga panjang AB ⇔ 4b = a2 – 4
sama dengan panjang diameter. O P
a2 − 4 a
⇔ b=
4
Jadi, panjang AB = d = 2r = 4 3 satuan.
a2 − 4
Substitusikan b = ke dalam persamaan (1).
29. Jawaban: d 4
Y a2 – 8a – 12b + 52 = 0
a2 − 4
B1
1 ⇔ a2 – 8a – 12( ) + 52 = 0
4
5)

7
2,

4 ⇔ a2 – 8a – 3(a2 – 4) + 52 = 0
(–
Q

P(5, b) ⇔ a2 – 8a – 3a2 + 12 + 52 = 0
r ⇔ –2a2 – 8a + 64 = 0
⇔ 2a2 + 8a – 64 = 0
B2
⇔ a2 + 4a – 32 = 0
X
O 2 ⇔ (a + 8)(a – 4) = 0
⇔ a + 8 = 0 atau a – 4 = 0
Garis singgung 1 tegak lurus PB1 dan garis ⇔ a = –8 atau a=4
singgung 2 tegak lurus PB2. Nilai a yang memenuhi adalah 4.
Untuk a = 4 diperoleh:
Jarak PQ = PB12 + QB12
a2 − 4 42 − 4
2 2 b= = =3
(x Q − xP ) + (yQ − yP ) = 2
4 +7 2 4 4
Lingkaran M berpusat di titik (4, 3) dan berjari-jari 3.
⇔ (−2 − 5)2 + (5 − b)2 = 65 Persamaan lingkaran M:
⇔ (–7)2 + (5 – b)2 = 65 (x – a)2 + (y – b)2 = r2
⇔ 49 + 25 – 10b + b2 = 65 ⇔ (x – 4)2 + (y – 3)2 = 32
⇔ b2 – 10b + 9 = 0 ⇔ x – 8x + 16 + y2 – 6y + 9 = 9
2

⇔ (b – 1)(b – 9) = 0 ⇔ x2 + y2 – 8x – 6y + 16 = 0
⇔ b = 1 atau b = 9 Jadi, persamaan lingkaran M adalah x2 + y2 – 8x
Jadi, nilai b = 1 atau b = 9. – 6y + 16 = 0.

Matematika Kelas XI 65
B. Uraian −2 + 3 + 0 1
1. a. Lingkaran berpusat di O(0, 0) mempunyai r= =
12 + 12 2
persamaan x2 + y2 = r2. Oleh karena lingkaran 1
menyinggung garis y = 6 maka r = 6, diperoleh: ⇔ r2 = 2
x2 + y2 = r2
⇔ x2 + y2 = 62 Persamaan lingkaran:
1
⇔ x2 + y2 = 36 (x – (–2))2 + (y – 3)2 = 2
Jadi, persamaan lingkarannya x2 + y2 = 36. 1
⇔ (x + 2)2 + (y – 3)2 = 2
b. Lingkaran berpusat di A(2, 7) mempunyai
persamaan (x – 2)2 + (y – 7)2 = r2. Oleh karena 1
⇔ x2 + 4x + 4 + y2 – 6y + 9 = 2
lingkaran melalui titik (5, 2), diperoleh:
(x – 2)2 + (y – 7)2 = r2 ⇔ 2x2 + 8x + 8 + 2y2 – 12y + 18 = 1
⇔ (5 – 2)2 + (2 – 7)2 = r2 ⇔ 2x2 + 2y2 + 8x – 12y + 25 = 0
⇔ 32 + (–5)2 = r2 b. 2x2 + 2y2 + 8x – 12y + 25 = 0
⇔ 9 + 25 = r2 Untuk x = –3 dan y = 2 diperoleh:
⇔ 34 = r2 2(–3)2 + 2(2)2 + 8(–3) – 12(2) + 25
Jadi, persamaan lingkarannya (x – 2)2 + (y – 7)2 = 18 + 8 – 24 – 24 + 25 = 3 > 0
= 34. Oleh karena hasilnya positif, maka titik Q
terletak di luar lingkaran L.
2. L: x2 + y2 + 6x – 14y + 9 = 0
5. Titik pusat L1: P1(0, –4).
 1 1 
a. Pusat:  – 2 (6), – (–14)  = (–3, 7)
 2  Jari-jari L1: r1 = 02 + (−4)2 − 3 = 13 .
Jari-jari: r = 2 2
(−3) + 7 − 9 Titik pusat L2: P2(4, 2).

= 9 + 49 − 9 Jari-jari L2: r2 = 42 + 22 − 7 = 13 .
= 49 = 7 Oleh karena jari-jari r1 = r2 maka titik P3 merupakan
Jadi, pusat lingkaran L(–3, 7) dan jari-jarinya 7. titik tengah garis P1P2.
xP1 + xP2 yP1 + yP2 
b. Persamaan lingkaran dengan pusat (–3, 7) Koordinat titik pusat: P3  , 
 2 2 
dan r = 5:
(x + 3)2 + (y – 7)2 = 52 0+4 −4 + 2 
= P3  2 , 2 
⇔ x + 6x + 9 + y – 14y + 49 – 25 = 0
2 2

⇔ x2 + y2 + 6x – 14y + 33 = 0 = P3(2, –1)
Jadi, persamaan lingkarannya x2 + y2 + 6x
Jari-jari L3: r3 = 2r1 = 2r2 = 2 13 .
– 14y + 33 = 0.
3. L: x2 + y2 – 2x + py – 12 = 0 Persamaan lingkaran L3:
(x – xP )2 + (y – yP )2 = r32
a. Titik A(2, –3) terletak pada lingkaran L, berarti: 3 3

22 + (–3)2 – 2(2) + p(–3) – 12 = 0 ⇒ (x – 2)2 + (y + 1)2 = (2 13 )2


⇔ 4 + 9 – 4 – 3p – 12 = 0 ⇔ x2 – 4x + 4 + y2 + 2y + 1 = 52
⇔ 3p = –3 ⇔ x2 + y2 – 4x + 2y – 47 = 0
⇔ p = –1 Jadi, persamaan lingkaran L3: x2 + y2 – 4x + 2y
Jadi, nilai p = –1. – 47 = 0
b. L: x2 + y2 – 2x – y – 12 = 0 6. a. Persamaan lingkaran
B(–4, 0) ⇒ (–4)2 + 02 – 2(–4) – 0 – 12 Lingkaran N berpusat di O(0, 0) mempunyai
= 16 + 0 + 8 – 12 persamaan x2 + y2 = r2. Oleh karena lingkaran
= 12 > 0 melalui titik (2, 4), diperoleh:
Titik B terletak di luar lingkaran. x2 + y2 = r2
C(2, 3) ⇒ 22 + 32 – 2(2) – 3 – 12 ⇔ 22 + 42 = r2
= 4 + 9 – 4 – 3 – 12 ⇔ 4 + 16 = r2
= –6 < 0 ⇔ 20 = r2
Titik C terletak di dalam lingkaran. Jadi, persamaan lingkaran N adalah x2 + y2
= 20.
4. a. Pusat lingkaran: P(–2, 3)
Jari-jari lingkaran sama dengan jarak titik
pusat ke garis x + y = 0, yaitu:

66 Persamaan Lingkaran
b. Persamaan garis singgung dengan gradien –2 b. Persamaan garis singgung lingkaran di titik
2
P(–2, –6) yaitu:
y = mx ± r 1 + m (x1 – 2)(x – 2) + (y1 + 3)(y + 3) = 25
⇔ (–2 – 2)(x – 2) + (–6 + 3)(y + 3) = 25
⇔ y = –2x ± 20 1 + (−2)2 ⇔ –4(x – 2) – 3(y + 3) = 25
⇔ –4x + 8 – 3y – 9 = 25
⇔ y = –2x ± 20 5 ⇔ 4x + 3y + 26 = 0
⇔ y = –2x ± 100 9. Ordinat titik pusat = 2.
⇔ y = –2x ± 10 Misalkan koordinat titik pusat lingkaran P(a, 2).
⇔ y = –2x + 10 atau y = –2x – 10 Garis g: x – 3y + 5 = 0 melalui titik pusat lingkaran
Jadi, persamaan garis singgungnya berarti titik P(a, 2) terletak pada garis g.
y = –2x + 10 dan y = –2x – 10. Sehingga:
7. L: x2 + y2 + 4x – 2y – 15 = 0 a–3·2+5=0⇔a=1
⇔ x + 4x + 4 + y2 – 2y + 1 = 15 + 4 + 1
2 Diperoleh titik pusat: P(1, 2).
⇔ (x + 2)2 + (y – 1)2 = 20 Jari-jari lingkaran sama dengan jarak titik P(1, 2)
Diperoleh koordinat titik pusat (–2, 1) dan jari-jari ke titik A(0, –1):
r = 20 . r = (xP − x A )2 + (yP − y A )2
g: 6x + 3y – 1 = 0
= (1 − 0)2 + (2 − (−1))2
1
⇔ y = –2x + 6 = 12 + 32 = 1 + 9 = 10
Diperoleh gradien garis g adalah –2. ⇔ r2 = 10
a. Garis singgung yang sejajar dengan garis g Persamaan lingkaran:
bergradien m = –2. (x – xP)2 + (y – yP)2 = r2 ⇔ (x – 1)2 + (y – 2)2 = 10
Persamaan garis singgung lingkaran L yang
Persamaan garis singgung di titik A(0, –1):
bergradien m = –2 adalah:
(0 – 1)(x – 1) + (–1 – 2)(y – 2) = 10
y – 1 = –2(x + 2) ± 20 1+ (−2)2 ⇔ –x + 1 – 3y + 6 = 10
⇔ y – 1 = –2x – 4 ± 20 5 ⇔ –x – 3y – 3 = 0
⇔ y = –2x – 3 ± 10 ⇔ x + 3y + 3 = 0
⇔ 2x + y = –3 ± 10 Jadi, persamaan garis singgung di titik A
Jadi, persamaan garis singgungnya 2x + y x + 3y + 3 = 0.
= –3 ± 10. 10. L: x2 + y2 – 4x + 8y – 5 = 0
b. Garis singgung yang tegak lurus garis g Titik pusat: P(2, –4)
1 a. : x – 2y + 6 = 0
bergradien m = 2 .
⇔ 2y = x + 6
Persamaan garis singgung lingkaran L yang 1
1 ⇔ y = 2x + 3
bergradien m = 2
adalah:
1
1 1
Gradien garis : m = 2
y–1= (x + 2) ± 20 1+ ( )2
2 2 Garis g tegak lurus garis  maka gradien garis g
5 adalah m1 = –2.
⇔ y–1=x+1± 20 Persamaan garis g: y = –2x + c dengan c > 0
4
⇔ y=x+2±5 karena memotong sumbu Y positif.
⇔ 2y = x + 4 ± 10 Persamaan garis g menjadi 2x + y – c = 0.
⇔ x – 2y = –4 ± 10 Jarak garis g dari titik pusat P(2, –4) adalah
Jadi, persamaan garis singgungnya x – 2y 2 5 maka:
= –4 ± 10. 2
2⋅2− 4 − c −c
8. Persamaan lingkaran: (x – 2)2
+ (y + 3)2
= 25 2 5 = ⇔ (2 5 )2 =
22 + 12 5
a. Untuk x = –2 dan y = –6 diperoleh:
c2
(x – 2)2 + (y + 3)2 = (–2 – 2)2 + (–6 + 3)2 ⇔ 20 =
5
= 16 + 9 = 25
⇔ c2 = 100
Jadi, titik (–2, –6) terletak pada lingkaran.
⇔ c = ± 10

Matematika Kelas XI 67
Oleh karena c > 0 maka c = 10. Untuk x1 = 7 maka y1 = –2 · 7 + 10 = –4
Persamaan garis g: 2x + y – 10 = 0 Untuk x2 = 5 maka y2 = –2 · 5 + 10 = 0
Diperoleh titik M(7, –4) dan N(5, 0).
⇔ y = –2x + 10
c. Persamaan garis singgung L di titik M(7, –4):
b. Mencari koordinat titik potong M dan N. 7x – 4y – 2(x + 7) + 4(y – 4) – 5 = 0
Substitusikan y = –2x + 10 ke dalam persama- ⇔ 7x – 4y – 2x – 14 + 4y – 16 – 5 = 0
an lingkaran L. ⇔ 5x – 35 = 0
x2 + (–2x + 10)2 – 4x + 8(–2x + 10) – 5 = 0 ⇔ x=7
⇔ x2 + 4x2 – 40x + 100 – 4x – 16x + 80 – 5 = 0 Persamaan garis singgung L di titik N(5, 0):
⇔ 5x2 – 60x + 175 = 0 5x – 0 – 2(x + 5) + 4(y + 0) – 5 = 0
⇔ x2 – 12x + 35 = 0 ⇔ 5x – 2x – 10 + 4y – 5 = 0
⇔ (x – 7)(x – 5) = 0 ⇔ 3x + 4y – 15 = 0
⇔ x = 7 atau x = 5 Jadi, persamaan garis singgungnya adalah
x = 7 dan 3x + 4y – 15 = 0.

68 Persamaan Lingkaran
A. Pilihlah jawaban yang tepat.
Me = (data ke- + data ke-( + 1))

1. Jawaban: d

Data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi relatif = (data ke-15 + data ke-16)

sebagai berikut.

= (7 + 7)
Berat Satwa (kg) frelatif

98 – 100 16% =7
101 – 103 32% Jadi, median data tersebut 7.
104 – 106 4%
107 – 109 8% 4. Jawaban: a
110 – 112 24%
113 – 115 16%
Data dalam bentuk tabel sebagai berikut.
xi fi fi xi
Dari tabel di atas diperoleh 24% satwa mempunyai
berat 110–112 kg. 2 41 82
5 22 110
2. Jawaban: c 8 19 152
Nilai rata-rata ujian Matematika: 11 8 88
14 3 42
–  ×  +  ×  +  ×  +  ×  +  ×
 +  ×  17 5 85
x =
 +  +  +  + + 20 2 40

 +  +  +  +
+ Jumlah 100 599
=


 ∑  
=
= = 

= 5,99
 =
=7 Σ
Siswa yang lulus adalah siswa yang memperoleh Jadi, rata-rata dari data tersebut 5,99.
nilai 7, 8, 9, dan 10.
Banyak siswa yang lulus = 4 + 6 + 1 + 1= 12 5. Jawaban: b
Persentase banyak siswa yang lulus Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
berikut.

= × 100%
Pendapatan fi fk
= 60% (ribuan rupiah
12–15 1 1
3. Jawaban: d 16–19 7 8
Data dalam bentuk tabel sebagai berikut. 20–23 6 14
24–27 4 18
Nilai fi fk 28–31 4 22
5 4 4 32–35 3 25
6 7 11
7 12 23
Banyak data = n = 25
Median = nilai data ke-(  + )
8 5 28
9 2 30
= nilai data ke-13
Banyak data = 30 (genap) Median adalah nilai data ke-13 terletak di kelas
interval 20–23.
L = 20 – 0,5 = 19,5

Matematika Kelas XI 69
fM = 6 8. Jawaban: d
e
fk = 8 Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
Me
p = 23 – 20 + 1 = 4 berikut.
 ⋅ −  
   Berat Badan (kg) fi fk
Me = L +    ·p
  41 – 45 3 3
 ⋅  −   46 – 50 7 10
  ← kelas Q1
= 19,5 +    ·4 51 – 55 10 20
  24 44
56 – 60
= 19,5 + 3 = 22,5 ← kelas Q3
61 – 65 10 54
Jadi, median pendapatan harian pekerja
66 – 70 4 58
Rp22.500,00. 71 – 75 2 60
6. Jawaban: c
Banyak data = n = 60
Rata-rata berat badan 8 orang anggota sebuah tim
 +
olahraga adalah  = 94 kg, maka: Q1 = nilai data ke-  = nilai data ke-15,25

Σ  Q1 adalah nilai data ke-15,25 terletak di kelas
 =  = interval 51– 55.

 L1 = 51 – 0,5 = 50,5
⇔ Σ  = 8 ×  = 8 × 94 fk = 10
 = Q1
= 752 kg fQ = 10
1
Rata-rata beratnya berkurang menjadi  = 92 kg p = 55 – 51 + 1 = 5
ketika seorang pemain cadangan digabungkan.  −  
Misalkan berat pemain cadangan = x9, maka: Q1 = L3 +   
·p
  
  
Σ  + 

 =  ⋅  − 
 =
= 50,5 +    ·5
 
 + 
 −
⇔ 92 =
= 50,5 +
⇔ x9 = 9 × 92 – 752 = 50,5 + 2,5 = 52,5
= 828 – 752
 + 
= 76 Q3 = nilai data ke- = nilai data ke-45,75

Jadi, berat badan pemain cadangan tersebut
76 kg. Q3 adalah nilai data ke-45,75 terletak di kelas
interval 61 – 65.
7. Jawaban: e L3 = 61 – 0,5 = 60,5
Modus di kelas interval 09.33–09.35. fk = 44
Q
L = 09.33 – 30'' = 09.32'.60'' – 30'' = 09.32'.30'' fQ 3 = 10
3
d1 = 32 – 20 = 12   −  
d2 = 32 – 28 = 4 Q3 = L3 +    
·p
   
p = 09.35 – 09.33 + 1' = 3'  
     ⋅  −  
= 60,5 +   ·

Mo = L +   +   · p 
5
 
 
 
= 09.32'.30'' +  +   · 3'  − 
  = 60,5 +
   = 60,5 + 0,5 = 61
= 09.32'.30'' +  
   Jangkauan antarkuartil:
= 09.32'.30'' + 2,25 H = Q3 – Q1
= 09.32'.30'' + 2'.15'' = 61 – 52,5
= 09.34'.45'' = 8,5
Jadi, modus waktu kedatangan bus 09.34'.45''. Jadi, jangkauan antarkuartil data adalah 8,5.

70 Ulangan Tengah Semester


9. Jawaban: a 12. Jawaban: e
Tiga orang yang selalu duduk berdampingan

∑   dianggap 1 unsur sehingga permasalahan menjadi
 =
 =  permutasi siklis dari 6 unsur.
∑  Banyak cara duduk 3 orang yang berdampingan =
 =
P = 3!
3 3
 ×  +  ×  +  ×  +  ×  +  ×
+ ×
= Banyak cara duduk delapan orang = 3! (6 – 1)!
+++++
= 3! 5!

+  +  +  +  + 
= = 6 × 120
+++++
= 720
=  13. Jawaban: d

Dari angka-angka 1, 2, 3, 4, dan 5 dibentuk
= 17 bilangan ganjil lebih dari 2.000.
Simpangan rata-rata Bilangan lebih dari 2.000 memiliki nilai tempat
ribuan, ratusan, puluhan, dan satuan.
∑    −   Angka-angka yang dapat menempati nilai tempat
 =
= ribuan adalah 2, 3, 4, dan 5.
∑ 
 = Angka-angka yang dapat menempati nilai tempat
   −   +    −   +    −   +    −   +  
−   +  −   satuan adalah 1, 3, dan 5.
= +++++ Banyak bilangan yang dapat dibentuk dapat di cari
 × +  × +  × +  × +  × + ×  menggunakan tabel berikut.
= Ribuan Ratusan Puluhan Satuan
+  + +  +  +  2 ... ... 1
=
2 ... ... 3
 
=
=
= 1,5 2 ... ... 5

10. Jawaban: d 3 ... ... 1



∑    −  = 6(15 – 17)2 + 3(16 – 17)2 + 3(17 – 17)2
3 ... ... 5
=
+ 3(18 – 17) 2 + 3(19 – 17) 2 4 ... ... 1
+ 2(20 – 17)2
4 ... ... 3
=6×4+3×1+3×0+3×1+3×4
+2×9 4 ... ... 5
= 24 + 3 + 0 + 3 + 12 + 18
5 ... ... 1
= 60
 5 ... ... 3
∑   − 

Variansi: s = 2  =
= 
=3 


∑  P
3 2
 =
Banyak bilangan yang dapat dibentuk
11. Jawaban: a = 10 × 3P2 = 10 × 6 = 60
Jumlah huruf = 12
14. Jawaban: b
Banyak huruf N = 2
Kemungkinan 5 anak yang terpilih adalah 2 anak
Banyak huruf A = 2
laki-laki dan 3 anak perempuan, 1 anak laki-laki
Banyak huruf I = 2
dan 4 anak perempuan, atau 5 anak perempuan.
Banyak huruf S = 2
Banyak cara memilih 2 anak laki-laki dari 10 anak
 laki-laki dan 3 anak perempuan dari 5 anak
Banyak susunan huruf =
    perempuan = 10C2 × 5C3
×   
= = ×
    

 ×
×   ×  × 
=  × 11! = ×
× ×   × ×
= 45 × 10 = 450

Matematika Kelas XI 71
Banyak cara memilih 1 anak laki-laki dari 10 anak n(A) = banyak cara mengambil 3 kelereng merah
laki-laki dan 4 anak perempuan dari 5 anak dari 4 kelereng merah dan 1 kelereng hijau
perempuan = 10C1 × 5C4 dari 4 kelereng hijau
  = 4C3 × 4C1
= ×

    
 × 
=   × 
×

= ×

  ×
 ×   × 
= 10 × 5 = 50 = × 

Banyak cara memilih 5 anak perempuan dari 5 anak
= 4 × 4 = 16

perempuan = 5C5 = =1  
  P(A) =  = 

Jadi, banyaknya cara memilih paling banyak 2 anak
laki-laki disertakan adalah 450 + 50 + 1 = 501 cara. Jadi, peluang terambilnya 3 kelereng merah dan 1

15. Jawaban: a kelereng hijau adalah 
 .
Misalkan:
A = kejadian terlihat mata dadu genap pada dadu 17. Jawaban: b
pertama Dua buah dadu dilambungkan bersama-sama
= {(2, 1), (2, 2), (2, 3), (2, 4), (2, 5), (2, 6), (4, 1), sekali, maka banyak anggota ruang sampel adalah
(4, 2), (4, 3), (4, 4), (4, 5), (4, 6), (6, 1), (6, 2), n(S) = 6 × 6 = 36.
(6, 3), (6, 4), (6, 5), (6, 6)} Jumlah kedua mata dadu merupakan bilangan
B = kejadian terlihat mata dadu 4 pada dadu kedua prima adalah 2, 3, 5, 7, dan 11.
= {(1, 4), (2, 4), (3, 4), (4, 4), (5, 4), (6, 4)} Misalkan:
A ∩ B = {(2, 4), (4, 4), (6, 4)} A = kejadian terlihat jumlah kedua mata dadu 2
Diperoleh n(A) = 18, n(B) = 6, dan n(A ∩ B) = 3. = {(1, 1)}
Oleh karena A ∩ B ≠ ∅, kejadian A dan B tidak B = kejadian terlihat jumlah kedua mata dadu 3
saling lepas. = {(1, 2), (2, 1)}
Peluang terlihat mata dadu genap pada dadu C = kejadian terlihat jumlah kedua mata dadu 5
pertama atau mata dadu 4 pada dadu kedua: = {(1, 4), (2, 3), (3, 2), (4, 1)}
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B) D = kejadian terlihat jumlah kedua mata dadu 7
= {(1, 6), (2, 5), (3, 4), (4, 3), (5, 2), (6, 1)}
   ∩ 
= + – E = kejadian terlihat jumlah kedua mata dadu 11
  
= {(5, 6), (6, 5)}
   Diperoleh n(A) = 1, n(B) = 2, n(C) = 4, n(D) = 6,
=  +  – 
n(E) = 2.
Kejadian A, B, C, D, dan E saling lepas.
=  Peluang terlihat jumlah kedua mata dadu prima:
    
 P =  +  +  +  + 
=
 
16. Jawaban: e =  +  +  +  + 
Banyak anggota ruang sampel:  
=  =
n(S) = banyak cara mengambil 4 kelereng dari
12 kelereng Jadi, peluang terlihat jumlah kedua mata dadu
= 12C4 
merupakan bilangan prima adalah .

=   18. Jawaban: a
Misalkan:
× × ×
× 
=  × ×  × ×  K1 = kejadian terambil bola putih pada
pengambilan pertama
= 11 × 5 × 9
K2= kejadian terambil bola kuning pada
= 495 pengambilan kedua
Misalkan A = kejadian terambil 3 kelereng merah Jumlah bola = 12, maka n(S) = 12.
dan 1 kelereng hijau. Banyak bola putih = 4, maka n(K1) = 4.
Banyak bola kuning = 3, maka n(K2) = 3.

72 Ulangan Tengah Semester


Dua bola diambil berurutan secara acak tanpa 20. Jawaban: b
pengembalian. Banyak percobaan = n = 108 kali.
   Misalkan:
P(K1) =  = =  A = kejadian terlihat mata dadu bilangan prima
Satu bola yang telah terambil tidak dikembalikan. = {2, 3, 5}
Sekarang dalam kotak tersisa 11 bola dengan B = kejadian terlihat mata dadu bilangan ganjil
banyak bola putih 3. = {1, 3, 5}
Peluang kejadian terambil bola kuning pada A ∩ B = {3, 5}
pengambilan kedua dengan syarat telah terambil Diperoleh n(A) = 3, n(B) = 3, dan n(A ∩ B) = 2.
bola putih pada pengambilan pertama: Oleh karena A ∩ B ≠ ∅, maka kejadian A dan B
   tidak saling lepas.
P(K2|K1) =  − = Peluang kejadian terlihat mata dadu bilangan prima
Peluang terambil sebuah bola putih pada atau ganjil:
pengambilan pertama dan sebuah bola kuning pada P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
pengambilan kedua:    ∩ 
=  +  –
P(K1 ∩ K2) = P(K1) × P(K2|K1) 
 
 =  +  – 
=  × =

Jadi, peluang terambil sebuah bola putih pada =  = 
pengambilan pertama dan sebuah bola kuning Frekuensi harapan terlihat mata dadu bilangan
prima atau ganjil:
pada pengambilan kedua adalah .

Fh = P(A ∪ B) × n =  × 108 = 72
19. Jawaban: c
Satu set kartu bridge berisi 52 kartu, maka banyak 21. Jawaban: e
anggota ruang sampel adalah n(S) = 52. Lingkaran yang berpusat di titik (0, 0) mempunyai
Satu set kartu bridge terdiri atas 4 jenis kartu, yaitu persamaan x2 + y2 = r2. Oleh karena lingkaran
13 kartu hati, 13 kartu wajik, 13 kartu sekop, dan melalui titik (4, 1) diperoleh:
13 kartu keriting. x2 + y2 = r2
Kartu hati dan wajik berwarna merah, sedangkan ⇔ 42 + 12 = r2
kartu sekop dan keriting berwarna hitam. ⇔ 16 + 1 = r2
Setiap jenis kartu terdiri atas kartu bernomor 2 ⇔ 17 = r2
sampai dengan 10 dan 4 kartu bergambar. Jadi, persamaan lingkarannya x2 + y2 = 17.
Misalkan:
22. Jawaban: b
A = kejadian terambil kartu berwarna hitam
Titik pusat lingkaran terletak di tengah diameter,
B = kejadian terambil kartu berangka 10
koordinatnya:
A ∩ B = kejadian terambil kartu berwarna hitam
dan berangka 10  − − 
 "#  = (–2, 1)
= kejadian terambil kartu sekop bernomor  
10 dan kartu keriting bernomor 10 Lingkaran tersebut mempunyai persamaan (x + 2)2
Dengan demikian, diperoleh n(A) = 26, n(B) = 4, + (y – 1)2 = r2. Oleh karena melalui titik (2, 4)
dan n(A ∩ B) = 2. diperoleh:
Oleh karena n(A ∩ B) ≠ 0, maka kejadian A dan B (x + 2)2 + (y – 1)2 = r2
tidak saling lepas. ⇔ (2 + 2)2 + (4 – 1)2 = r2
Peluang terambil kartu berwarna hitam atau kartu ⇔ 42 + 32 = r2
berangka 10: ⇔ 16 + 9 = r2
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B) ⇔ 25 = r2
   ∩  Persamaan lingkaran:
= + – (x + 2)2 + (y – 1)2 = r2
  
  ⇔ (x + 2)2 + (y – 1)2 = 25
= 
+  –  ⇔ x + 4x + 4 + y2 – 2y + 1 = 25
2

  ⇔ x2 + y2 + 4x – 2y – 20 = 0
=  = 

Matematika Kelas XI 73
23. Jawaban: d Substitusikan y = x – 4 ke dalam persamaan
x2 + y2 – 4x + 10y + c = 0 lingkaran.
Diperoleh A = –4, B = 10, dan C = c. x2 + y2 – 8x – 8y + 24 = 0
r=3 ⇔ x + (x – 4)2 – 8x – 8(x – 4) + 24 = 0
2

⇔ x + x2 – 8x + 16 – 8x – 8x + 32 + 24 = 0
2

(−  ) + (−  )



−$ = 3 ⇔ 2x2 – 24x + 72 = 0
⇔ 2(x2 – 12x + 36) = 0
⇔ 2(x – 6)2 = 0
⇔ + − − $ = 3 ⇔ x–6=0
⇔ x=6
⇔  +  − $ = 3
Substitusikan x = 6 ke dalam y = x – 4.

− $ = 3 y=x–4=6–4=2
⇔ 29 – c = 32 Jadi, garis tersebut menyinggung lingkaran di titik
⇔ 29 – c = 9 (6, 2).
⇔ c = 20 27. Jawaban: b
Jadi, nilai c yang memenuhi adalah 20. Cara 1:
24. Jawaban: c x2 + y2 + 6x – 2y – 35 = 0
Substitusikan x = a dan y = –2 ke dalam persamaan Titik pusat = (–3, 1)
lingkaran.
(x – 3)2 + (y + 2)2 = 25 Jari-jari = r = − + − − =  =  
⇔ (a – 3)2 + (–2 + 2)2 = 25 Jarak titik pusat lingkaran ke garis singgung sama
⇔ (a – 3)2 + 0 = 25 dengan jari-jari lingkaran.
⇔ (a – 3)2 = 25 y = –2x + n ⇔ 2x + y – n = 0
⇔ a – 3 = 5 atau a – 3 = –5 r=  
⇔ a = 8 atau a = –2 − ⋅ + ⋅ −
Jadi, nilai a yang memenuhi adalah –2 atau 8. ⇔ =  
+
25. Jawaban: b − + −
2x – y + 1 = 0 ⇔ 
=  
⇔ y = 2x + 1
− −
Substitusikan y = 2x + 1 ke dalam persamaan ⇔ 
=  
lingkaran.

x2 + y2 – 8x + 2y – 8 = 0 − −
⇔ = (   )2
⇔ x + (2x + 1) – 8x + 2(2x + 1) – 8 = 0
2 2 
⇔ x2 + 4x2 + 4x + 1 – 8x + 4x + 2 – 8 = 0
 + 
⇔ 5x2 – 5 = 0 ⇔ = 45

⇔ 5(x2 – 1) = 0
⇔ 5(x – 1)(x + 1) = 0 ⇔ (5 + n)2 = 225
⇔ x – 1 = 0 atau x + 1 = 0 ⇔ 5 + n = 15 atau 5 + n = –15
⇔ x = 1 atau x = –1 ⇔ n = 10 atau n = –20
Untuk x = 1 maka y = 2 · 1 – 1 = 1 Cara 2:
Untuk x = –1 maka y = 2 · (–1) – 1 = –3 Substitusikan y = –2x + n ke dalam persamaan
Diperoleh titik P(1, 1) dan Q(–1, –3). lingkaran.
x2 + y2 + 6x – 2y – 35 = 0
Panjang PQ = − −  + − −  ⇔ 2 2
x + (–2x + n) + 6x – 2(–2x + n) – 35 = 0
⇔ x2 + 4x2 – 4nx + n2 + 6x + 4x – 2n – 35 = 0
=  +  ⇔ 5x2 – 4nx + n2 + 10x – 2n – 35 = 0
= ⇔ 5x2 + (10 – 4n)x + (n2 – 2n – 35) = 0
Oleh karena garis bersinggungan dengan lingkaran,
=  diperoleh:
Jadi, panjang ruas garis PW adalah  . D=0
⇔ (10 – 4n)2 – 4 · 5 · (n2 – 2n – 35) = 0
26. Jawaban: e ⇔ (100 – 80n + 16n2) – 20 · (n2 – 2n – 35) = 0
x–y–4=0 ⇔ 100 – 80n + 16n2 – 20n2 + 40n + 700 = 0
⇔ y=x–4 ⇔ –4n2 – 40n + 800 = 0
⇔ –4(n2 + 10n – 200) = 0

74 Ulangan Tengah Semester


⇔ –4(n + 20)(n – 10) = 0 Persamaan garis singgung:
⇔ n + 20 = 0 atau n – 10 = 0
⇔ n = –20 atau n = 10 y – b = m(x – a) ± r + &
Jadi, salah satu nilai n yang memenuhi adalah 10.
⇔ y + 2 = –3(x – 3) ± + −
28. Jawaban: b
x2 + y2 – 2x – 44 = 0 ⇔ y + 2 = –3x + 9 ±
⇔ x2 – 2x + y2 = 44 ⇔ y = –3x + 7 ± 10
⇔ x – 2x + 1 + y2 = 44 + 1
2 ⇔ y = –3x + 7 + 10 atau y = –3x + 7 – 10
⇔ (x – 1)2 + y2 = 45 ⇔ y = –3x + 17 atau y = –3x – 3
Garis 4x + 2y = 7 mempunyai gradien m1 = –2. Jadi, persamaan garis singgungnya y = –3x + 17
Oleh garis singgung sejajar dengan garis 4x + 2y dan y = –3x – 3.
= 7 maka m = m1 = –2.
Persamaan garis singgung:
B. Kerjakan soal-soal berikut.
y – b = m(x – a) ± r + &
1. Panjang kelas p = selisih dua titik tengah kelas
⇔ y = –2(x – 1) ±  + −  interval yang saling berurutan.
Titik tengah kelas interval ke-1 = 55,5
⇔ y = –2x + 2 ±    Titik tengah kelas interval ke-2 = 65,5
⇔ y = –2x + 2 ± 15 Panjang kelas = p = 65,5 – 55,5 = 10
⇔ y = –2x + 2 + 15 atau y = –2x + 2 – 15 Tepi bawah dan tepi atas setiap kelas interval
⇔ y = –2x + 17 atau y = –2x – 13 sebagai berikut.
Jadi, persamaan garis singgungnya adalah
y = –2x + 17 dan y = –2x – 13. Titik Tepi Bawah Tepi Atas
Tengah fi
(x i) (Tbi = xi – p) (Tai = xi + p)
29. Jawaban: a

Lingkaran berpusat di titik P(2, 3) mempunyai


55,5 55,5 – 5 = 50,5 55,5 + 5 = 60,5 4
persamaan (x – 2)2 + (y – 3)2 = r2. Oleh karena 65,5 65,5 – 5 = 60,5 65,5 + 5 = 70,5 9
melalui titik Q(5, 0) diperoleh: 75,5 75,5 – 5 = 70,5 75,5 + 5 = 80,5 15
(x – 2)2 + (y – 3)2 = r2 85,5 85,5 – 5 = 80,5 85,5 + 5 = 90,5 12
⇔ (5 – 2)2 + (0 – 3)2 = r2 95,5 95,5 – 5 = 90,5 95,5 + 5 = 100,5 5
⇔ 32 + (–3)2 = r2
⇔ 9 + 9 = r2 Dari tepi bawah dan tepi atas setiap kelas interval
⇔ 18 = r2 pada tabel di atas diperoleh tabel distribusi frekuensi
Persamaan lingkaran: (x – 2)2 + (y – 3)2 = 18. berikut.
Persamaan garis singgung di titik Q(5, 0):
Nilai Frekuensi
(x1 – 2)(x – 2) + (y1 – 3)(y – 3) = 18
⇔ (5 – 2)(x – 2) + (0 – 3)(y – 3) = 18 51–60 4
61–70 9
⇔ (3)(x – 2) + (–3)(y – 3) = 18
71–80 15
⇔ 3x – 6 – 3y + 9 = 18 81–90 12
⇔ 3x – 3y – 15 = 0 91–100 5
⇔ x–y=5
Jadi, persamaan garis singgungnya x – y = 5. 2. xi fi f ix i
30. Jawaban: b
5 5 25
x2 + y2 – 6x + 4y + 3 = 0 10 2n 20n
⇔ x2 – 6x + y2 + 4y = –3 15 15 225
⇔ x – 6x + 9 + y2 + 4y + 4 = –3 + 9 + 4
2 20 5n 100n
⇔ (x – 3)2 + (y + 2)2 = 10 25 30 750
30 15 450

Garis x – 3y = 7 mempunyai gradien m1 =  . Jumlah 65 + 7n 1.450 + 120n
Oleh karena garis singgung tegak lurus dengan
garis x – 3y = 7 diperoleh: Σ
 
m · m1 = –1  = Σ
* +
⇔ m ·  = –1 ⇔ 20,5 =  + 
⇔ m = –3 ⇔ 1.332,5 + 143,5n = 1.450 + 120n

Matematika Kelas XI 75
⇔ 23,5 n = 117,5 fQ = 15
3
⇔ n =5 p = 154 – 150 + 1 = 5
Banyak data = 65 + 7n = 65 + 7 × 5 = 65 + 35 = 100.
  −  
Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
Q3 = L3 +   
  

berikut.   · p
 


Nilai fi fk
  ⋅  −  
3–7 5 5 = 149,5 +    

·5
8 – 12 10 15  
13 – 17 15 30
 " − 
18 – 22 25 55 ← kelas Me = 149,5 +

23 – 27 30 85
28 – 32 15 100 "
= 149,5 +

Banyak data = n = 100 = 149,5 + 3,5 = 153

Median = nilai data ke- (100 + 1) P30 = nilai data ke- (70 + 1)
= nilai data ke-21,3
= nilai data ke-50,5 P30 adalah nilai data ke-21,3 terletak di kelas
Median adalah nilai data ke-50,5 terletak di kelas interval 140–144.
interval 18 – 22. L30 = 140 – 0,5 = 139,5
L = 18 – 0,5 = 17,5 fk = 9
P30
fk = 30 fP = 20
Me 30
fM = 25  
⋅ − / 
P30 = L30 +  
e
/   ·p

−    
Me = L +   
·p
      ⋅  −

   
= 139,5 +   ·5
 
 
 ⋅ −   = 139,5 +

= 17,5 +   ·5 
  
  = 139,5 + 3 = 142,5
Jadi, nilai Q3 = 153 dan P30 = 142,5.

= 17,5 +  4. Komite yang terbentuk kemungkinan terdiri atas 5
= 17,5 + 4 = 21,5 guru laki-laki dan 1 guru perempuan atau 4 guru
Jadi, median data tersebut 21,5. laki-laki dan 2 guru perempuan.
Banyak cara memilih 5 guru laki-laki dari 7 guru
3. Tabel distribusi frekuensi data sebagai berikut. laki-laki dan 1 guru perempuan dari 5 guru
Ukuran fi fk perempuan = 7C5 × 5C1
 
135 – 139 9 9 =   × 
140 – 144 20 22 ← kelas P30
145 – 149 13 42  ×  ×   × 
=  × × × 
150 – 154 15 57 ← kelas Q3
155 – 159 4 61 = 21 × 5 = 105
160 – 164 9 70 Banyak cara memilih 4 guru laki-laki dari 7 guru
laki-laki dan 2 guru perempuan dari 5 guru
Banyak data = n = 70 perempuan = 7C4 × 5C2

Kuarti atas (Q3) = nilai data ke-  (70 + 1)  
=  × 
= nilai data ke-53,25  ×  ×  ×   ×  × 
Kuartil atas (Q3) adalah nilai data ke-53,25 terletak =  ×  × × × × × 
di kelas interval 150 – 154.
= 35 × 10
L3 = 150 – 0,5 = 149,5 = 350
fk = 42 Banyak cara membentuk komite = 105 + 350 = 455
Q3

76 Ulangan Tengah Semester


5. Banyak kelereng kuning = 8 Diperoleh n(Q) = 4 dan n(R) = 5.
Banyak kelereng merah = 6 Oleh karena Q ∩ R = ∅, maka kejadian Q dan R
Banyak kelereng biru = 2 saling lepas.
Banyak kelereng putih = 4 Peluang terlihat kedua mata dadu berjumlah 5 atau 8:
Jumlah kelereng dalam kotak = 20. P(Q ∪ R) = P(Q) + P(R)
Pasangan kelereng yang mungkin terambil adalah  ;
(putih, kuning), (putih, merah), (putih, biru), atau =  + 
(putih, putih).  
A = kejadian terambil kelereng pertama putih dan =  + 
kelereng kedua kuning

 
=  = 
P(A) =
×
Jadi, peluang terlihat kedua mata dadu berjumlah

 5 atau 8 adalah  .
= 
B = kejadian terambil kelereng pertama putih dan 7. Kotak I berisi 8 bola, terdiri atas 5 bola merah dan
kelereng kedua merah 3 bola biru.
Misalkan A = kejadian terambil 2 bola merah dari
 
P(B) = ×
kotak I.
n(A) = banyak cara mengambil 2 bola merah dari
 5 bola merah
= 
= 5C2
C = kejadian terambil kelereng pertama putih dan 
kelereng kedua biru = 

=  ×  ×  = 10

P(C) = ×

× × 

 n(SA) = banyak cara mengambil 2 bola dari 8 bola


=  = 8C2
D = kejadian terambil kelereng pertama putih dan 
= 
kelereng kedua putih:

=  ×  ×  = 28
 
P(D) = ×

× × 

Peluang terambil 2 bola merah dari kotak I:


= 

P(A) =   
Kejadian A, B, C, dan D saling lepas.
Peluang terambil kelereng pertama putih:
P = P(A) + P(B) + P(C) + P(D) = 
  
=  +  +  +  
= 

=  Kotak II berisi 10, terdiri atas 6 bola merah dan 4
bola putih.

=  Misalkan B = kejadian terambil 1 bola putih dari
Jadi, peluang terambil kelereng pertama putih kotak II.

Diperoleh n(B) = 4 dan n(SB) = 10.
adalah  . Peluang terambil 1 bola putih dari kotak II:
6. Dua buah dadu dilambungkan bersama-sama 
P(B) =  
sekali, sehingga banyak anggota ruang sampel
adalah n(S) = 6 × 6 = 36. 
Misalkan: =
Q = kejadian terlihat kedua mata dadu berjumlah 5

= {(1,4), (2,3), (3,2), (4,1)} = 
R = kejadian terlihat kedua mata dadu berjumlah 8 Kejadian A dan B saling bebas.
= {(2,6), (3,5), (4,4), (5,3), (6,2)}

Matematika Kelas XI 77
Peluang terambilnya 2 bola merah dari kotak I dan Persamaan lingkaran L:
1 bola putih dari kotak II: (x – 7)2 + (y + 3)2 = r2
 ⇔ (x – 7)2 + (y + 3)2 = (  )2
P = P(A) × P(B) =  ×  =  ⇔ x – 14x + 49 + y2 + 6y + 9 = 13
2

Jadi, peluang terambil 2 bola merah dari kotak I ⇔ x2 – 14x + y2 + 6y + 58 = 13


⇔ x2 + y2 – 14x + 6y + 45 = 0

dan 1 bola putih dari kotak II adalah  . Jadi, persamaan lingkarannya x2 + y2 – 14x + 6y
+ 45 = 0.
8. Lingkaran L: x2 + y2 + 2x – 8y – 8 = 0
10. Cek kedudukan titik A(6, 2) terhadap lingkaran.
Titik pusat = (–1, 4)
x2 + y2 = 62 + 22 = 36 + 4 = 40 > 20
Jari-jari = rL = −  +  − − Ternyata titik A(6, 2) terletak di luar lingkaran.
Persamaan garis kutub:
= 
x1x + y1y = 20
=5
⇔ 6x + 2y = 20
Lingkaran M mempunyai pusat (–1, 4) dan berjari-
⇔ 3x + y = 10
jari rM = 3 × rL = 3 × 5 = 15.
⇔ y = 10 – 3x
Persamaan lingkaran M: Substitusikan y = 10 – 3x ke dalam persamaan
(x + 1)2 + (y – 4)2 = rM2 lingkaran.
⇔ (x + 1)2 + (y – 4)2 = 152 x2 + y2 = 20
⇔ x + 2x + 1 + y2 – 8y + 16 = 225
2
⇔ x + (10 – 3x)2 = 20
2
⇔ x2 + 2x + y2 – 8y + 17 = 225 ⇔ x + (100 – 60x + 9x2) = 20
2
⇔ x2 + y2 + 2x – 8y – 208 = 0 ⇔ 10x2 – 60x + 100 = 20
Jadi, persamaan lingkaran M: x2 + y2 + 2x – 8y – ⇔ 10x2 – 60x + 80 = 0
208 = 0. ⇔ 10(x2 – 6x + 8) = 0
9. Persamaan garis g: ⇔ 10(x – 4)(x – 2) = 0
⇔ x – 4 = 0 atau x – 2 = 0
< − <  − 
= ⇔ x = 4 atau x = 2
< − <  − 
Untuk x = 4 maka y = 10 – 3 · 4 = –2
<+ −
⇔ +
= − − Untuk x = 2 maka y = 10 – 3 · 2 = 4
Diperoleh titik pada lingkaran (4, –2) dan (2, 4).
<+ −
⇔ = −

Persamaan garis singgung di titik (4, –2):
⇔ –6(y + 4) = 4(x – 2) x1x + y1y = 20
⇔ –6y – 24 = 4x – 8 ⇔ 4x – 2y = 20
⇔ 4x + 6y + 16 = 0 ⇔ 2x – y = 10
⇔ 2x + 3y + 8 = 0
Persamaan garis singgung di titik (2, 4):
Jari-jari lingkaran L sama dengan jarak titik
P(7, –3) ke garis g, diperoleh: x1x + y1y = 20
⇔ 2x + 4y = 20
 ⋅ + − ⋅  + 
r = ⇔ x + 2y = 10
+ 
Jadi, persamaan garis singgungnya 2x – y = 10
 −
+  dan x + 2y = 10.
= 


= 
= 

78 Ulangan Tengah Semester


Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu:
1. menjelaskan pengertian transformasi geometri meliputi translasi, refleksi, dilatasi, dan rotasi;
2. menentukan bayangan titik oleh translasi, refleksi, dilatasi, dan rotasi;
3. menentukan persamaan bayangan kurva oleh translasi, refleksi, dilatasi, dan rotasi;
4. menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan translasi, refleksi, dilatasi, dan rotasi.
Berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, peserta didik mampu menunjukkan sikap motivasi internal,
kemampuan bekerja sama, konsisten, disiplin, rasa percaya diri, jujur, tangguh, kritis, dan toleran dalam perbedaan strategi
berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah.

Transformasi Geometri

Translasi dan Refleksi Rotasi dan Dilatasi

• Mendiskripsikan translasi. • Mendiskripsikan rotasi.


• Menjelaskan cara menentukan bayangan titik oleh • Menjelaskan cara menentukan bayangan titik
sebuah translasi. oleh sebuah rotasi.
• Mendiskripsikan pengertian refleksi. • Mendiskripsikan pengertian dilatasi.
• Menentukan bayangan titik oleh sebuah refleksi. • Menjelaskan cara menentukan bayangan titik
• Menjelaskan cara menentukan persamaan oleh sebuah dilatasi.
bayangan kurva oleh translasi. • Menentukan persamaan bayangan kurva oleh
• Menjelaskan cara menentukan persamaan rotasi.
bayangan kurva oleh refleksi. • Menjelaskan cara menentukan persamaan
bayangan kurva oleh dilatasi.

• Memiliki sikap percaya diri, motivasi internal, serta sikap peduli lingkungan melalui kegiatan kemanusiaan, bisnis, dan dalam
kehidupan sehari-hari.
• Mampu menentukan koordinat titik bayangan oleh translasi, refleksi, rotasi, atau dilatasi.
• Mampu menentukan persamaan bayangan kurva oleh translasi, refleksi, rotasi, atau dilatasi.

Matematika Kelas XI 79
A. Pilihan Ganda 6. Jawaban: b
y=xM
1. Jawaban: c A(x, y)  → A′(y, x) sehingga:
M
y=x
T = ( −2, − 5)
A(6, –1) → A′(6 – 2, –1 – 5) = A′(4, –6) A(3, –5)  → A′(–5, 3)
Jadi, bayangan titik A adalah A′(4, –6). Jadi, bayangan titik A adalah A′(–5, 3).

2. Jawaban: b 7. Jawaban: a
M
y = −x
Misalkan translasi tersebut T = (a, b). B(x, y)  → B′(–y, –x)
T = (a, b) My = − x
C(10, –8) → C′(10 + a, –8 + b) = C′(6, 2) B(4, –2)  → B′(a + 3, b – 2) = B′(2, –4)
Diperoleh: Diperoleh:
10 + a = 6 ⇔ a = 4 a + 3 = 2 ⇔ a = –1
–8 + b = 2 ⇔ b = 10 b – 2 = –4 ⇔ b = –2
Jadi, translasinya adalah T = (4, 10). Jadi, nilai a = –1 dan b = –2.
3. Jawaban: d 8. Jawaban: e
Misalkan translasinya T = (a, b). y=5 T
D(–1, –6) → D′(–1, 2 × 5 – (–6)) = D′(–1, 16)
T = (a, b)
Q(–4, 2) → Q′(–4 + a, 2 + b) = Q′(–1, 6) Jadi, hasil pencerminan titik D adalah D′(–1, 16).
Diperoleh:
9. Jawaban: e
–4 + a = –1
Bayangan titik (x, y) oleh pencerminan terhadap
⇔ a=3
garis y = –1 adalah (x′, y′) = (x, –2 – y).
2+b=6 x′ = x ⇔ x = x′
⇔ b=4 y′ = –2 – y ⇔ y = –2 – y′
Diperoleh T = (3, 4). Substitusi x dan y ke persamaan garis diperoleh:
T = (3, 4)
R(3, –2) → R′(3 + 3, –2 + 4) = R′(6, 2) y = 2x + 5 ⇒ –2 – y′ = 2(x′) + 5
Jadi, R′(6, 2). ⇔ –2 – y′ = 2x′ + 5
⇔ y′ = –2x′ – 7
4. Jawaban: d ⇔ y = –2x – 7
Titik C(2, 3) ditranslasikan oleh T = (a, b) menghasil- Jadi, persamaan bayangannya y = –2x – 7.
kan bayangan C′(0, 5).
T = (a, b)
10. Jawaban: e
C(2, 3) → C′(2 + a, 3 + b) = C′(0, 5) Puncak parabola dengan persamaan y = a(x – p)2 + q
2 + a = 0 ⇔ a = –2 adalah (p, q).
3+b=5⇔b=2 y = 2x2 – 8x + 11
Diperoleh T = (–2, 2) ⇔ y = 2(x2 – 4x + 4) + 3
T = ( −2, 2) ⇔ y = 2(x – 2)2 + 3
A(–1, –2)  → A′(–3, 0)
Diperoleh puncak parabola P adalah (2, 3).
T = ( −2, 2)
B(5, –1)  → B′(3, 1) Puncak parabola tersebut dicerminkan terhadap
Jadi, koordinat A′(–3, 0) dan B′(3, 1). garis y = –1.
Bayangan titik (2, 3) oleh pencerminan terhadap
5. Jawaban: a garis y = –1 adalah (x′, y′) dengan:
 2 My = −1
(2, 3)  → (2, 2 · (–1) – 3) = (2, –5)
Bayangan titik (x, y) oleh translasi T =   adalah
 3
(x′, y′) = (x + 2, y + 3). Jadi, koordinat puncak parabola P′ adalah (2, –5).
x′ = x + 2 ⇔ x = x′ – 2
y′ = y + 3 ⇔ y = y′ – 3 B. Uraian
Substitusikan x dan y ke persamaan garis g. 1. a. Diketahui lingkaran (x – 3)2 + (y + 10)2 = 25
2x – 3y + 4 = 0 ⇒ 2(x′ – 2) – 3(y′ – 3) + 4 = 0 sehingga titik A(3, –10).
⇔ 2x′ – 4 – 3y′ + 9 + 4 = 0 T = ( −6, 8)
⇔ 2x′ – 3y′ + 9 = 0 A(3, –10)  → A′(3 – 6, –10 + 8)
Jadi, persamaan garis g′ adalah 2x – 3y + 9 = 0. = A′(–3, –2)
Jadi, bayangan titik A adalah A′(–3, –2).

80 Transformasi Geometri
b. Misalkan translasi tersebut T = (a, b). b. Bayangan titik (x, y) oleh refleksi terhadap
T = (a, b) garis x = 2 adalah (x′, y′) = (4 – x, y).
A(3, –10) → A′(3 + a, –10 + b)
x′ = 4 – x ⇔ x = 4 – x′
= A′(9, 1) y′ = y ⇔ y = y′
Diperoleh: Substitusikan x = 4 – x′ dan y = y′ ke per-
3+a=9⇔a=6 samaan parabola.
–10 + b = 1 ⇔ b = 11 y = x2 – 2x + 6
Jadi, translasinya adalah T = (6, 11). ⇔ y′ = (4 – x′)2 – 2(4 – x′) + 6
2. a. Misalkan T = (a, b). ⇔ y′ = 16 – 8x′ + (x′)2 – 8 + 2x′ + 6
T = (a, b) ⇔ y′ = (x′)2 – 6x′ + 14
B(1, 2) → B′(1 + a, 2 + b) = B′(4, 2)
⇔ y = x2 – 6x + 14
Diperoleh: Jadi, persamaan bayangan parabola adalah
1+a=4 y = x2 – 6x + 14.
⇔ a=3
2+b=2 (x − 1)2
5. Misalkan titik (x, y) terletak pada elips +
6
⇔ b=0 2
(y + 2)
Jadi, translasinya T = (3, 0). = 1.
4
b. Bayangan titik A(–2, 2); C(–2, –1); dan D(1, –1) Bayangan titik (x, y) oleh pencerminan terhadap
T = (3, 0) garis y = –x:
A(–2, 2) → A′(–2 + 3, 2 + 0)
My = − x
= A′(1, 2) (x, y)  → (x′, y′) = (–y, –x)
T = (3, 0)
C(–2, –1) → C′(–2 + 3, –1 + 0) Diperoleh:
= C′(1, –1) x′ = –y ⇔ y = –x′
T = (3, 0)
D(1, –1) → D′(1 + 3, –1 + 0) y′ = –x ⇔ x = –y′
= D′(4, –1) Substitusikan y = –x′ dan x = –y′ ke persamaan
Jadi, bayangan titik A, C dan D adalah (x − 1)2 (y + 2)2
+ = 1.
A′(1, 2); C′(1, –1); dan D′(4, –1). 6 4
(x − 1)2 (y + 2)2
My=x + =1
3. a. C(5, –6)  → D(–6, 5) 6 4
Jadi, koordinat titik D(–6, 5). (( − y′) − 1)2 ((−x′) + 2)2
⇔ + =1
Mx
6 4
b. D(–6, 5)  → D′(–6, –5) (−(y′ + 1))2 (−(x′ − 2))2
Jadi, koordinat titik D′(–6, –5). ⇔ + =1
6 4

4 (y′ + 1)2 (x′ − 2)2


4. a. Bayangan titik (x, y) oleh translasi T =   ⇔ + =1
6 4
 −2 
(y + 1)2 (x − 2)2
adalah (x′, y′) = (x + 4, y – 2). ⇔ + =1
6 4
x′ = x + 4 ⇔ x = x′ – 4 (x − 2)2 (y + 1)2
y′ = y – 2 ⇔ y = y′ + 2 ⇔ + =1
4 6
Substitusikan x = x′ – 4 dan y = y′ + 2 ke (x − 2)2
persamaan parabola. Jadi, persamaan bayangannya adalah +
4
y = x2 – 2x + 6 (y + 1)2
= 1.
⇔ y′ + 2 = (x′ – 4)2 – 2(x′ – 4) + 6 6
⇔ y′ = (x′)2 – 8x′ + 16 – 2x′ + 8 + 6 – 2
⇔ y′ = (x′)2 – 10x′ + 28
⇔ y′ = x2 – 10x + 28
Jadi, persamaan bayangan parabola adalah
y = x2 – 10x + 28.

Matematika Kelas XI 81
A. Pilihan Ganda 4. Jawaban: a
Diketahui P′(–10, –2) dan P(a, b)
1. Jawaban: a π
R[O(0, 0), − ]
R[O(0,0), 45°] P(a, b)  2 → P′(b, –a) = P′(–10, –2)
A(6, –1)  → A′(x′, y′)
x′ = x · cos 45° – y · sin 45° Diperoleh:
1 1 b = –10
= 6 · 2 2 – (–1) · 2 2 –a = –2
1 ⇔ a= 2
=3 2 + 2 2
Diperoleh a = 2, b = –10 sehingga
7 a + 2b = 2 + 2 · (–10) = –18
= 2 2
Jadi, nilai a + 2b = –18.
y′ = x · sin 45° + y · cos 45°
5. Jawaban: b
1 1 Misalkan pusat rotasi P(a, b).
= 6 · 2 2 + (–1) · 2 2
R[P(a, b), 90°]
1 5
(4, –5)  → (10, 5)
=3 2 – 2 2 = 2 2 x′ = (x – a) · cos θ – (y – b) · sin θ + a
7 ⇔ 10 = (4 – a) · cos 90° – (–5 – b) · sin 90° + a
Jadi, koordinat bayangannya adalah A′( 2 2 ,
⇔ 10 = (4 – a) · 0 – (–5 – b) · 1 + a
5 ⇔ 10 = 5 + b + a
2 ).
2 ⇔ a + b = 5 . . . (1)
2. Jawaban: c y′ = (x – a) · sin 90° + (y – b) · cos 90° + b
R[O(0,0), 90°] ⇔ 5 = (4 – a) · sin 90° + (–5 – b) · cos 90° + b
B(4, 2)  → B′(x′, y′)
⇔ 5 = (4 – a)1 + 0 + b
x′ = –2 ⇔ 5=4–a+b
y′ = 4 ⇔ –a + b = 1 . . . (2)
Diperoleh B′(a, 2 + b) = B′(–2, 4)
a = –2 Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh:
2+b=4 a+b=5
⇔ b=2 –a + b = 1
a + b = –2 + 2 –––––––– +
=0 2b = 6
Jadi, nilai a + b = 0. ⇔ b=3
Substitusikan nilai b = 3 ke a + b = 5.
3. Jawaban: e a+3=5⇔a=2
R[P(1, 2), 180° ] Diperoleh a = 2 dan b = 3.
C(8, 4) → C′(x′, y′)
Jadi, koordinat pusat rotasi (2, 3).
x′ = (x – a) · cos 180° – (y – b) · sin 180° + a
= (8 – 1) · (–1) – (4 – 2) · 0 + 1 6. Jawaban: e
= –7 + 1 Ambil titik (x, y) yang terletak pada persamaan
= –6 y = 2x2 + 3x – 6.
y′ = (x – a) · sin 180° + (y – b) · cos 180° + b R[O(0, 0), − 90° ]
(x, y) → (x′, y′) = (y, –x)
= (8 – 1) · 0 + (4 – 2) · (–1) + 2 = 0 Diperoleh:
Diperoleh C′(–6, 0) y = x′
R[P(1, 2), 180° ]
D(–5, 6)  → D′(x′, y′) –x = y′ ⇔ x = –y′
x′ = (x – a) · cos 180° – (y – b) · sin 180° + a Substitusikan x = –y′ dan y = x′ ke persamaan
= (–5 – 1) · (–1) – (6 – 2) · 0 + 1 y = 2x2 + 3x – 6.
=6+1 7 y = 2x2 + 3x – 6
y′ = (x – a) · sin 180° + (y – b) · cos 180° + b ⇔ x′ = 2(–y′)2 + 3(–y′) – 6
= (–5 – 1) · 0 + (6 – 2) · (–1) + 2 = –2 ⇔ x′ = 2(y′)2 – 3(y′) – 6
Jadi, bayangan titik C dan D berturut-turut ⇔ x = 2y2 – 3y – 6
C′(–6, 0) dan D′(7, –2). Jadi, persamaan bayangan kurvanya adalah
x = 2y2 – 3y – 6.

82 Transformasi Geometri
7. Jawaban: c x′ + 1 y′ + 2
Substitusikan x = 2
dan y = 2
ke persamaan
[O(0, 0), k]
B(–9, 3)  → B(–9k, 3k) = (–18, 6)
(x – 5)2 + (y + 1)2
= 25.
–18 = –9k (x – 5)2 + (y + 1)2 = 25
⇔ k=2 2 2
 x′ + 1   y′ + 2
Jadi, faktor skalanya k = 2. ⇔  2 − 5 +  + 1 = 25
   2 
8. Jawaban: e  x′ + 1 − 10 
2
 y′ + 2 + 2 
2

Y ⇔   +   = 25
 2   2 
(x′ − 9)2 (y′ + 4)2
K ⇔ + = 25
4 4 4
Luas KLMN ⇔ (x′ – + (y′ + 9)2= 100 4)2
8 satuan

= ML · LK ⇔ (x – 9)2 + (y + 4)2 = 100


X Jadi, persamaan bayangan lingkaran tersebut
–2 0 3 =5·8
= 40 satuan luas (x – 9)2 + (y + 4)2 =100.
–4
M 5 satuan L B. Uraian
Luas persegi panjang KLMN setelah didilatasi R[O(0, 0), 45° ]
1. a. A(–6, 2) → (x′, y′)
dengan faktor skala k = 3 adalah L.
x′ = x · cos 45° – y · sin 45°
L = k2 · LKLMN = 32 · 40 = 360 satuan luas
1 1
= –6 · 2 2 – 2 · 2 2
9. Jawaban: e
Bayangan titik (x, y) oleh dilatasi [O(0, 0), –2] = –3 2 – 2
adalah (x′, y′) = (–2x, –2y).
Diperoleh: = –4 2
y′ = x · sin 45° + y · cos 45°
1
x′ = –2x ⇔ x = – 2 x′ 1 1
= –6 · 2 2 + 2 · 2 2
1
y′ = –2y ⇔ y = – 2 y′ = –3 2 + 2
1 1
Substitusikan x = – x′ dan y = – y′ ke = –2 2
2 2
persamaan garis. Jadi, A′(–4 2 , –2 2 ).
R[O(0, 0), − 90° ]
4x – y + 6 = 0
1 1
⇔ 4(– 2 x′) – (– 2 y′) + 6 = 0 b. A′(–4 2 , 2 2 ) → B′(x′, y′)
x′ = x · cos (–90°) – y · sin (–90°)
1

–2x′ + 2 y′ + 6 = 0 = (–4 2 ) · 0 – (–2 2 ) · (–1)
⇔ 4x′ – y′ – 12 = 0 = –2 2
⇔ 4x – y – 12 = 0 y′ = x · sin (–90°) + y · cos (–90°)
Jadi, persamaan bayangannya 4x – y – 12 = 0. = (–4 2 ) · (–1) + (–2 2 ) · 0
10. Jawaban: b =4 2
Ambil titik (x, y) yang terletak pada lingkaran Jadi, B′(–2 2 , 4 2 ).
(x – 5)2 + (y + 1)2 = 25.
[P(4, − 2), 1 ]
[P(1, 2), 2]
(x, y)  → (x′, y′) 2. a. C(6, –8)  2
→ C¢(x¢, y¢)
x′ = kx – ka + a x′ = kx – ka + a
= 2x – 2 · 1 + 1 1
= 2 ·6– 2 ·4+4
1
= 2x – 1
y′ = kx – kb + b =3–2+4
= 2y – 2 · 2 + 2 =5
= 2y – 2 y′ = ky – kb + b
Diperoleh: 1 1
= 2 · (–8) – 2 · (–2) – 2
x′ = 2x – 1
= –4 + 1 – 2
x′ + 1
⇔ x= = –5
2
y′ = 2y – 2 Jadi, C′(5, –5).
y′ + 2
⇔ y= 2

Matematika Kelas XI 83
R[O(0, 0), 90° ] b. A(0, –2) sehingga:
b. C′(5, –5) → (x′, y′) = (–y, x) x′ = kx – ka + a
Diperoleh: =3·0–3·3+3
x′ = 5 = –6
y′ = 5 y′ = ky – kb + b
Jadi, koordinat titik D(5, 5). = 3 · (–2) – 3 · 2 + 2
3. Akan dicari nilai a dan b pada pusat rotasi P(a, b). = –10
Diperoleh A′(–6, –10).
R[P(a, b), −π ]
A(–3, –3)  → A′(7, –5) B(5, –4) sehingga:
Diperoleh: x′ = kx – ka + a
x′ = (x – a) · cos (–π) – (y – b) · sin (–π) + a =3·5–3·3+3
⇔ 7 = (–3 – a) · (–1) – (–3 – b) · 0 + a =9
⇔ 7=3+a+a y′ = ky – kb + b
⇔ 2a = 4 = 3 · (–4) – 3 · 2 + 2
⇔ a=2 = –16
y′ = (x – a) · sin (–π) + (y – b) · cos (–π) + b Diperoleh B′(9, –16).
⇔ –5 = (–3 – a) · 0 + (–3 – b) · (–1) + b c. Y
⇔ –5 = 3 + b + b
⇔ 2b = –8 5 satuan
⇔ b = –4 2
C
Diperoleh P(a, b) = P(2, –4).
Bayangan titik B(6, –3), C(6, 1), dan D(–3, 1) X
0 5 6 satuan
sebagai berikut.
–2
R[P(2, − 4), −π ] A
B(6, –3) → B′(x′, y′)
–4
x′ = (6 – 2) · cos (–π) – (–3 + 4) · sin (–π) + 2 B
= 4 · (–1) – 0 + 2 1
= –2 Luas ∆ABC = 2 · alas · tinggi
y′ = (6 – 2) · sin (–π) + (–3 + 4) · cos (–π) – 4 1
= 2 ·6·5
=0–1–4
= –5 = 15 satuan luas
Diperoleh B′(–2, –5).
R[P(2, − 4), −π ]
Luas ∆A′B′C′ = k2 · luas ∆ABC
C(6, 1) → C′(x′, y′) = 32 · 15
x′ = (6 – 2) · cos (–π) – (1 + 4) · sin (–π) + 2 = 135 satuan luas
= –4 – 0 + 2 Jadi, luas ∆A′B′C′ = 135 satuan luas.
= –2
5. Ambil titik (x, y) yang terletak pada persamaan
y′ = (6 – 2) · sin (–π) + (1 + 4) · cos (–π) – 4
(x − 1)2 (y + 3)2
=0–5–4 – = 1.
6 4
= –9
[P(2, 1), 3]
Diperoleh C′(–2, –9). (x, y)  → (x′, y′)
R[P(2, − 4), −π ] x′ = kx – ka + a
D(–3, 1) → D′(x′, y′)
x′ = (–3 – 2) · cos (–π) – (1 + 4) · sin (–π) + 2 = 3x – 3 · 2 + 2
=5–0+2=7 = 3x – 4
y′ = (–3 – 2) · sin (–π) + (1 + 4) · cos (–π) + 4 y′ = ky – kb + b
= 0 – 5 – 4 = –9 = 3y – 3 · 1 + 1
Diperoleh D′(7, –9). = 3y – 2
Jadi, koordinat P(2, –4), B′(–2, –5), C′(–2, –9), dan Diperoleh:
D′(7, –9). x′ = 3x – 4
x′ + 4
4. a. C′(9, 2), C(5, 2), P(3, 2) sehingga: ⇔ x= 3
x′ = kx – ka + a y′ = 3y – 2
⇔ 9=k·5–k·3+3 y′ + 2
⇔ 9 = 2k + 3 ⇔ y= 3
⇔ 2k = 6
⇔ k=3
Jadi, nilai k = 3.

84 Transformasi Geometri
x′ + 4 y′ + 2
( ) ( )
2 2
x′ + 1 y ′ + 11
Substitusikan x = 3
dan y = 3
ke per-
⇔ 3
– 3
=1
6 4
(x − 1)2 (y + 3)2
samaan – = 1.
6 4 (x′ + 1)2 (y′ + 11)2
(x − 1) 2
(y + 3) 2 ⇔ 9×6
– 9×4
=1
– =1
6 4
(x′ + 1)2 (y′ + 11)2
⇔ – =1
( ) ( )
2 2
x′ + 4
−1
y′ + 2
+3 54 36
⇔ 3
– 3
=1 (x + 1)2 (y + 11)2
6 4 ⇔ – =1
54 36
( ) ( )
2 2
x′ + 4 − 3 y′ + 2 + 9
(x + 1)2
⇔ 3

3
=1 Jadi, persamaan bayangannya adalah –
6 4 54
(y + 11)2
= 1.
36

1. Jawaban: b Diperoleh T = (–6, 2)


T = (2, 8) T = ( −6, 2)
A(–10, 5) → A′(–10 + 2, 5 + 8) = A′(–8, 13) A(13, –4)  → A′(13 – 6, –4 + 2) = A′(7, –2)
Jadi, bayangan titik A adalah A′(–8, 13). Jadi, bayangan titik adalah A′(7, –2).
2. Jawaban: a 6. Jawaban: d
T = (4, − 9) T = ( −4, 5)
B(6, –3)  → B′(6 + 4, –3 – 9) = B′(10, –12) A(6, –8)  → A′(6 – 4, –8 + 5) = A′(2, –3)
Diperoleh a = 10, b = –12 sehingga: T = (8, 10)
A′(2, –3)  → A′′(2 + 8, –3 + 10) = A′′(10, 7)
a + 2b = 10 – 24 = –14
7. Jawaban: b
Jadi, a + 2b = –14.
 −1
Bayangan titik (x, y) oleh translasi T =   adalah
3. Jawaban: d 3
Koordinat bayangan titik A(x, y) oleh translasi (x′, y′) = (x – 1, y + 3).
x′ = x – 1 ⇔ x = x′ + 1
 3
T =  5  adalah A′(x + 3, y + 5). y′ = y + 3 ⇔ y = y′ – 3
  Substitusikan x = x′ + 1 dan y = y′ – 3 ke persama-
Koordinat titik A′(–2, 1), sehingga: an garis.
x + 3 = –2 ⇔ x = –5 5x + 2y – 8 = 0 ⇔ 5(x′ + 1) + 2(y' – 3) – 8 = 0
y + 5 = 1 ⇔ y = –4 ⇔ 5x′ + 5 + 2y′ – 6 – 8 = 0
Jadi, koordinat titik A(–5, –4). ⇔ 5x′ + 2y′ – 9 = 0
4. Jawaban: a ⇔ 5x + 2y – 9 = 0
T = (a, b) Jadi, persamaan bayangannya 5x + 2y – 9 = 0.
C(–5, –4) → C′(–5 + a, –4 + b) = C′(3, 9)
Diperoleh: 8. Jawaban: e
–5 + a = 3 ⇔ a = 8 Pusat lingkaran L: (x – 3)2 + (y + 1)2 = 4 adalah
–4 + b = 9 ⇔ b = 13 A(3, –1).
Diperoleh T = (8, 13). Bayangan lingkaran L adalah L′.
Bayangan titik D(8, 10) sebagai berikut. Pusat lingkaran L′: (x + 2)2 + (y – 1)2 = 4 adalah
T = (8, 13) A′(–2, 1).
D(8, 10)  → D′(8 + 8, 10 + 13) = D′(16, 23)
Akan dicari nilai a dan b pada T = (a, b) yang
Jadi, bayangan titik D adalah D′(16, 23). mentranslasikan A(3, –1) menjadi A′(–2, 1).
5. Jawaban: e T = (a, b)
A(3, –1) → A′(–2, 1) = A′(3 + a, –1 + b)
Misalkan translasi tersebut T = (a, b).
T = (a, b)
Diperoleh:
B(5, 1) → B′(5 + a, 1 + b) = B′(–1, 3) 3 + a = –2
Diperoleh : ⇔ a = –5
5 + a = –1 –1 + b = 1
⇔ a = –6 ⇔ b=2
1+b=3 a + b = –5 + 2
⇔ b=2 = –3
Jadi, nilai a + b = –3.

Matematika Kelas XI 85
9. Jawaban: a 15. Jawaban: a
D(10, 11) 
MY
→ D′(–10, 11) Misalkan titik (x, y) terletak pada persamaan
Jadi, hasil pencerminannya adalah D′(–10, 11). x2 + y2 – 5x + 7y – 25 = 0.
Bayangan titik (x, y) oleh pencerminan terhadap
10. Jawaban: c garis y = –x adalah (x′, y′) = (–y, –x).
Bayangan (x, y) oleh refleksi terhadap titik O(0, 0) Diperoleh:
adalah (–x, –y) sehingga: x′ = –y ⇔ y = –x′
M0
P(–7, 9)  → (7, –9) y′ = –x ⇔ x = –y′
Substitusikan x = –y′ dan y = –x′ ke persamaan
11. Jawaban: d x2 + y2 – 5x + 7y – 25 = 0.
Bayangan titik P(–2, 5) oleh refleksi terhadap x2 + y2 – 5x + 7y – 25 = 0
sumbu Y adalah P′(2, 5). ⇔ (–y′) + (–x′) – 5(–y′) + 7(–x′) – 25 = 0
2 2
Bayangan titik P(–2, 5) oleh refleksi terhadap ⇔ (y′)2 + (x′)2 + 5y′ – 7x′ – 25 = 0
sumbu X adalah P′(–2, –5). ⇔ y2 + x2 + 5y – 7x – 25 = 0
Bayangan titik P(–2, 5) oleh refleksi terhadap garis ⇔ x2+ y2 – 7x + 5y – 25 = 0
y = x adalah (5, –2). Jadi, persamaan bayangannya adalah x2 + y2
Bayangan titik P(–2, 5) oleh refleksi terhadap garis – 7x + 5y – 25 = 0.
y = –x adalah P′(–5, 2).
Bayangan titik P(–2, 5) oleh refleksi terhadap titik 16. Jawaban: d
asal adalah (2, –5). Bayangan titik (x, y) oleh pencerminan terhadap
Jadi, P′(–5, 2) merupakan bayangan P(–2, 5) oleh sumbu Y adalah (x′, y′) = (–x, y).
refleksi terhadap garis y = –x. x′ = –x ⇔ x = –x′
y′ = y ⇔ y = y′
12. Jawaban: e Substitusikan x = –x′ dan y = y′ ke persamaan
Mx = k
(x, y) → (2k – x, y) parabola.
Mx = k y = x2 + 2x – 5
(2, –6) → (2k – 2, –6) = (–5, –6) ⇔ y′ = (–x′)2 + 2(–x′) – 5
Diperoleh: ⇔ y′ = (x′)2 – 2x′ – 5
2k – 2 = –5 ⇔ y = x2 – 2x – 5
⇔ 2k = –3 Jadi, persamaan bayangan parabola adalah
3 y = x2 – 2x – 5.
⇔ k= – 2
3 17. Jawaban: e
Jadi, nilai k = – 2 . R[O(0, 0), 90° ]
A(3, –9) → A′(x′, y′) = A′(9, 3)
13. Jawaban: d Jadi, koordinat titik bayangannya adalah A′(9, 3).
MX
A(4, –11)  → A′(4, 11)
M 18. Jawaban: a
A′(4, 11) Y=3
→ A′′(4, 2 · 3 – 11) = A′′(4, –5) Diketahui titik C′(–8, 10) sehingga diperoleh:
Jadi, bayangannya adalah A′′(4, –5). x′ = x · cos α – y · sin α
⇔ –8 = x · cos (–270°) – y · sin (–270°)
14. Jawaban: a
⇔ –8 = 0 – y · 1
Misalkan titik (x, y) terletak pada garis 2y – 5x = 15.
⇔ y=8
Bayangan titik (x, y) oleh pencerminan terhadap
y′ = x · sin α + y · cos α
sumbu Y adalah (x′, y′) = (–x, y).
⇔ 10 = x · sin (–270°) + y · cos (–270°)
Diperoleh:
⇔ 10 = x + 0
x′ = –x ⇔ x = –x′
⇔ x = 10
y′ = y ⇔ y = y′
Jadi, koordinat titik C(10, 8).
Substitusikan x = –x′ dan y = y′ ke persamaan
2y – 5x = 15. 19. Jawaban: b
2y – 5x = 15 R[O(0, 0), 30° ]
B(6, 8)  → B′(x′, y′) = B′(a, b + 1)
⇔ 2y′ – 5(–x′) = 15 x′ = x cos α – y sin α
⇔ 2y′ + 5x′ = 15 = 6 · cos (30°) – 8 · sin (30°)
⇔ 2y + 5x = 15 1 1
Jadi, persamaan bayangan garis adalah 2y + 5x = 15. =6· 2 3 –8· 2
= 3 3 –4

86 Transformasi Geometri
y′ = x sin α + y cos α 23. Jawaban: a
= 6 · sin (30°) + 8 · cos (30°) Ambil titik (x, y) yang terletak pada garis 2y – 3x = 18.
1 1 R[O(0, 0), 90° ]
=6· 2+8· 2 3 (x, y) → (x′, y′) = (–y, x)
Diperoleh:
=3+ 4 3
x′ = –y ⇔ y = –x′
Diperoleh a = 3 3 – 4 dan b + 1 = 3 + 4 3 atau y′ = x
b=2+ 4 3. Substitusikan y = –x′ dan x = y′ ke persamaan
a + b = ( 3 3 – 4) + (2 + 4 3 ) 2y – 3x = 18.
2y – 3x = 18
= 7 3 –2
⇔ 2 · (–x′) – 3y′ = 18
Jadi, nilai a + b = 7 3 – 2. ⇔ –2x′ – 3y′ = 18
20. Jawaban: c ⇔ 2x + 3y = –18
Untuk rotasi pertama diperoleh: Jadi, persamaan bayangan garis tersebut adalah
R[O(0, 0), 90°]
D(7, 1) → D′(x′, y′) = D′(–1, 7) 2x + 3y = –18.
Bayangan titik D′ oleh rotasi kedua adalah 24. Jawaban: a
D′′(x′′, y′′). Diperoleh: Misalkan titik (x, y) terletak pada garis 3x + 2y – 4
x′′ = x′ cos α – y′ sin α = 0 dan (x′, y′) adalah bayangan titik (x, y) oleh
= (–1) · cos (–45°) – 7 · sin (–45o) π
rotasi [O(0, 0), 2 ] .
1 1
= (–1) · 2 2 + 7 · 2 2 = 3 2 R[O(0, 0), ]
π
(x, y) →
2
(x′, y′) = (–y, x)
y′′ = x′ sin α + y′ cos α
= (–1) · sin (–45°) + 7 · cos (–45°) Diperoleh:
=
1
2 +7·
1
2 = 4 2 x′ = –y ⇔ y = –x′
2 2 x = y′
Jadi, koordinat titik D′′( 3 2 , 4 2 ).
Substitusikan y = –x′ dan x = y′ ke persamaan 3x +
21. Jawaban: c 2y – 4 = 0.
2 3x + 2y – 4 = 0
Bayangan titik (x, y) oleh rotasi [O(0, 0), 3 π]
⇔ 3y′ + 2(–x′) – 4 = 0
sebagai berikut.
⇔ 3y′ – 2x′ – 4 = 0
x′ = x cos α – y sin α
⇔ 2x′ – 3y′ + 4 = 0
2 2
= 8 · cos 3 π – (–6) · sin 3 π ⇔ 2x – 3y + 4 = 0
Jadi, bayangannya adalah 2x – 3y + 4 = 0.
1 1
= 8 · (– 2) + 6 · 2 3 25. Jawaban: d
= –4 + 3 3 Bayangan titik A(–4, 11) oleh dilatasi [P(2, –1), 2 ]
1
y′ = x sin α + y cos α
sebagai berikut.
2 2
= 8 · sin 3 π + (–6) · cos 3 π x′ = kx – ka + a
1 1
1 1 = 2 · (–4) – 2 · 2 + 2
= 8 · 2 3 – 6 · (– 2)
= –2 – 1 + 2
=4 3 + 3
= –1
Jadi, bayangan titik B(8, –6) adalah (–4 + 3 3 , y′ = ky – kb + b
4 3 + 3). 1 1
= 2 · 11 – 2 · (–1) – 1
22. Jawaban: e
Bayangan (xQ, yQ) oleh rotasi [P(–1, 3), –90°] 11 1
= 2 + 2 –1
sebagai berikut.
x′ = (x – a) cos α – (y – b) sin α + a =5
= (6 + 1) · cos (–90°) – (–3 – 3) · sin (–90°) – 1 Jadi, bayangan titik A adalah (–1, 5).
= 0 + 6 · (–1) – 1 = –7 26. Jawaban: e
y′ = (x – a) sin α + (y – b) cos α + b Diketahui P(4, 32) sehingga a = 4, b = 32.
= (6 + 1) · sin (–90°) + (–3 – 3) · cos (–90°) + 3 Dari titik B(16, –12) dan B′(7, 21) diperoleh x = 16,
= 7 · (–1) + 0 + 3 = –4 y = –12, x′ = 7, dan y′ = 21.
Jadi, bayangan titik Q adalah Q′(–7, –4).

Matematika Kelas XI 87
x′ = kx – ka + a x2 + (y – 4)2 = 16
⇔ 7 = k · 16 – k · 4 + 4 2 2
 x′  y′
⇔ 7 = 12k + 4 ⇔ 3 +  − 4  = 16
  3 
⇔ 12k = 3 2
(x′)2  y′ − 12 
1 ⇔ +  3  = 16
⇔ k= 4 9  
1 (x′)2 (y′ − 12)2
Jadi, nilai k = 4 . ⇔ + = 16
9 9
27. Jawaban: d ⇔ (x′)2 + (y′ – 12)2 = 144
Misalkan P(a, b) ⇔ x2 + (y – 12)2 = 144
x′ = kx – ka + a Jadi, persamaan bayangannya adalah
⇔ –11 = 3 · (–5) – 3a + a x2 + (y – 12)2 = 144.
⇔ –11 = –15 – 2a
⇔ –2a = 4 30. Jawaban: b
⇔ a = –2 Ambil titik (x, y) yang terletak pada persamaan
y′ = ky – kb + b (x − 1)2 (y − 6)2
+ = 1.
⇔ 4 = 3 · 2 – 3b + b 5 10
Titik (x, y) didilatasi dengan pusat (2, 3) dan faktor
⇔ 4 = 6 – 2b
skala 2 sehingga diperoleh:
⇔ –2b = –2
x′ = kx – ka + a
⇔ b=1
= 2x – 2 · 2 + 2
Jadi, koordinat titik P(–2, 1).
= 2x – 2
28. Jawaban: e y′ = ky – kb + b
Diketahui Q(–9, 12), pusat dilatasi O(0, 0), dan = 2y – 2 · 3 + 3
Q′(3, –4). = 2y – 3
x′ = kx Diperoleh:
⇔ 3 = k · (–9) x′ = 2x – 2
1 x′ + 2
⇔ k=– ⇔ x =
3 2
k=–
1
sehingga 6k = –2. y′ = 2y – 3
3 y′ + 3
Bayangan P(–7, 5) oleh [O(0, 0), 6k] = [O(0, 0), –2] ⇔ y =
2
sebagai berikut. x′ + 2 y′ + 3
x′ = kx Substitusikan x = dan y = ke persama-
2 2
= –2 · (–7) (x − 1) 2
(y − 6)2
= 14 an + = 1.
5 10
y′ = ky (x − 1) 2
(y − 6)2
= –2 · 5 + =1
5 10
= –10
( ) ( )
2 2
 x′ + 2   y′ + 3 
−1   −6
Jadi, bayangan titik P adalah (14, –10). ⇔

 2 

+  2 
=1
5 10
29. Jawaban: d
( ) ( )
2 2
 x′ + 2  2  y′ + 3  12
Ambil titik (x, y) yang terletak pada lingkaran x2 +   −   −
⇔  2  2
+  2  2
=1
(y – 4)2 = 16. 5 10
( ) ( )
2 2
Bayangan titik (x, y) oleh dilatasi dengan pusat x′ y′ − 9
2 2
O(0, 0) dan faktor skala 3 sebagai berikut. ⇔ + =1
5 10
x′ = kx
(x ′)2 (y ′ + 9)2
= 3x
y′ = ky ⇔ 4
+ 4
=1
5 10
= 3y
(x′)2 (y′ + 9)2
x′ y′ ⇔ + =1
Diperoleh x = dan y = . 20 40
3 3
x2 (y + 9)2
x′ y′ ⇔ + =1
Substitusikan x = dan y = ke persamaan 20 40
3 3
x2 + (y – 4)2 = 16. Jadi, persamaan bayangan elips tersebut
x2 (y + 9)2
+ = 1.
20 40

88 Transformasi Geometri
B. Uraian Diperoleh:
T = ( −10, 12)
2b – 3 = –9
1. a. A(17, –7)  → A′(17 – 10, –7 + 12) ⇔ 2b = –6
= A′(7, 5) ⇔ b = –3
Jadi, A′(7, 5) a + 1 = –7
b. T = ( −10, 12)
B(8, 19)  → B′(8 – 10, 19 + 12) = ⇔ a = –8
B′(–2, 31) 2a+ 3b = 2 · (–8) + 3 · (–3)
Jadi, B′(–2, 31) = –16 – 9
T = ( −10, 12) = –25
c. C(–18, 4)  → C′(–18 – 10, 4 + 12)
Jadi, nilai 2a + 3b = –25
= C′(–28, 16) b. Diketahui a = –8, b = –3, dan A(a + 1, 2b – 3)
Jadi, C′(–28, 16). sehingga A(–7, –9).
T = ( −1, 5)
2. a. A(5, –9)  T = ( −8, − 7)
→ A′(5 – 8, –9 – 7) A(–7, –9)  → A′(–7 – 1, –9 + 5)
= A′(–3, –16) = A′(–8, –4)
Diperoleh A′(2a + 1, b – 5) = A′(–3, –16) Jadi, bayangan titik A oleh translasi
sehingga: T = (–1, 5) adalah A′(–8, –4).
2a + 1 = –3 6. Misalkan titik (x, y) terletak pada garis g ≡ x + y = 1
⇔ 2a = –4 a. Bayangan titik (x, y) oleh pencerminan
⇔ a = –2 terhadap titik A(1, 2):
b – 5 = –16 M(1, 2)
(x, y)  → (x′, y′) = (2 × 1 – x, 2 × 2 – y)
⇔ b = –11
Jadi, nilai a dan b berturut-turut –2 dan –11. = (2 – x, 4 – y)
Diperoleh:
b. A′(–3, –16)  T = ( −8, − 7)
→ A′′(–3 – 8, –16 – 7) x′ = 2 – x ⇔ x = 2 – x′ . . . (1)
= A′′(–11, –23) y′ = 4 – y ⇔ y = 4 – y′ . . . (2)
Jadi, A′′(–11, –23). Substitusikan x = 2 – x′ dan y = 4 – y′ ke
3. a. Misalkan translasi T = (a, b), maka: persamaan garis g ≡ x + y = 1.
x′ = x + a x+y=1
⇔ 4 =2+a ⇔ (2 – x′) + (4 – y′) = 1
⇔ a =2 ⇔ 6 – x′ – y′ = 1
y′ = y + b ⇔ x′ + y′ = 5
⇔ 1 =5+b ⇔ x+y=5
⇔ b = –4 Jadi, bayangan garis g oleh pencerminan
Jadi, translasi T = (2, –4). terhadap titik A(1, 2) adalah x + y = 5.
b. Koordinat titik A(2, 1). b. M( x, x + 1)
(x, y)  → (x′, y′) = (2x – x, 2(x + 1) – y)
T = (2, − 4)
A(2, 1)  → A′(2 + 2, 1 – 4) = A′(4, –3) Diperoleh:
x′ = 2x – x
Jadi, koordinat bayangan titik A adalah
=x
A′(4, –3).
y′ = 2(x + 1) – y
c. Koordinat titik B′(–3, 4).
T = (2, − 4)
⇔ y′ = 2x + 2 – y
B(x, y)  → B′(x + 2, y – 4) ⇔ y = 2x + 2 – y′
x+2=x+a ⇔ y = 2x′ + 2 – y′
⇔ x=2+a Substitusikan x = x′ dan y = 2x′ + 2 – y′ ke
y–4=4 persamaan x + y = 1.
⇔ y=8 x+y=1
Jadi, koordinat titik B(–5, 8). ⇔ x′ + (2x′ + 2 – y′) = 1
M ⇔ 3x′ + 2 – y′ = 1
4. a. A(16, –9)  X
→ A′(16, 9)
⇔ 3x′ – y′ + 1 = 0
Jadi, A′(16, 9). ⇔ 3x – y + 1 = 0
M
b. A(16, –9)  y = −x

→ A′(9, –16) Jadi, persamaan bayangan adalah 3x – y + 1
Jadi, A′(9, –16). = 0.
M
5. a. A(a + 1, 2b – 3) 
y=x
→ A′(2b – 3, a + 1) =
A′(–9, –7)

Matematika Kelas XI 89
7. Diketahui titik D(–14, 1) sehingga diperoleh: b. x′ = kx – ka + a
x′ = x cos α – y sin α =2·6–2·6+6
= (–14) · cos (60°) – 1 · sin (60°) = 12 – 12 + 6 = 6
1 1 y′ = ky – kb + b
= (–14) · 2 – 1 · 2 3
= 2 · (–15) – 2 · 7 + 7
1 = –30 – 14 + 7 = –37
= –7 – 2 3
Jadi, bayangannya adalah A′(6, –37).
y′ = x sin α + y cos α
= (–14) · sin (60°) + 1 · cos (60°) 10. a. Ambil titik (x, y) yang terletak pada lingkaran
1 1 (x + 3)2 + (y + 7)2 = 16.
= (–14) · 3 + 1·
2 2 Bayangan titik (x, y) oleh dilatasi dengan pusat
1 O(0, 0) dan faktor skala 4 sebagai berikut.
= –7 3 + 2
x′ = kx = 4x
1
Jadi, bayangan titik D adalah D′(–7 – 2 3 , y′ = ky = 4y
1 x′ y′
–7 3 + ).2
Diperoleh x = 4 dan y = 4 .
8. Ambil titik (x, y) yang terletak pada lingkaran x′ y′
Substitusikan x = 4 dan y = 4 ke persama-
(x + 1)2 + (y + 3)2 = 25.
R[O(0, 0), 90° ]
an (x + 3)2 + (y + 7)2 = 16.
(x, y)  → (x′, y′) = (–y, x) (x + 3)2 + (y + 7)2 = 16
Diperoleh: 2 2
 x′ ′
x′ = –y ⇔ y = –x′ ⇔ 4 + 3  +  y + 7  = 16
  4 
y′ = x
2 2
Substitusikan y = –x′ dan x = y′ ke persamaan  x′ + 12   y′ + 28 
⇔  4  +   = 16
(x + 1)2 + (y + 3)2 = 25.    4 
(x + 1)2 + (y + 3)2 = 25 (x′ + 12)2 (y′ + 28)2
⇔ + = 16
⇔ (y′ + 1)2 + ((–x′) + 3)2 = 25 16 16
⇔ (y′ + 1)2 + (–(x′ – 3))2 = 25 ⇔ (x′ + 12)2 + (y′ + 28)2 = 256
⇔ (y′ + 1)2 + (x′ – 3)2 = 25 ⇔ (x + 12)2 + (y + 28)2 = 256
⇔ (y + 1)2 + (x – 3)2 = 25 Jadi, persamaan bayangannya adalah
⇔ (x – 3)2 + (y + 1)2 = 25 (x + 12)2 + (y + 28)2 = 256.
Jadi, persamaan bayangan lingkaran tersebut b. Diketahui jari-jari bayangan lingkaran = 256
adalah (x – 3)2 + (y + 1)2 = 25. = 16 sehingga luasnya:
9. a. x′ = kx – ka + a L = π r2
1 1 = 3,14 · 256
= 3 · 6 – 3 · (–12) + (–12) = 803,84
= 2 + 4 – 12 = –6 Jadi, luas bayangan lingkaran tersebut
y′ = ky – kb + b 803,84 satuan luas.
1 1
= 3 · (–15) – 3 · 3 + 3
= –5 – 1 + 3 = –3
Jadi, bayangannya adalah A′(–6, –3).

90 Transformasi Geometri
Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu:
1. mendeskripsikan konsep turunan dengan menggunakan konteks matematika;
2. menjelaskan aturan dan sifat turunan fungsi aljabar dari aturan dan sifat limit fungsi;
3. menjelaskan gradien garis singgung, persamaan garis singgung, dan garis normal;
4. menjelaskan fungsi naik dan fungsi turun;
5. menjelaskan titik stasioner (titik maksimum, titik minimum, dan titik belok);
6. menerapkan permasalahan yang berkaitan dengan nilai maksimum dan minimum.
Berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, peserta didik:
1. menampilkan sikap rasa ingin tahu dan kritis dalam mempelajari turunan fungsi;
2. berperilaku disiplin dan bertanggung jawab menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Turunan Fungsi

Turunan Fungsi Aljabar Penggunaan Turunan Fungsi

• Menjelaskan konsep turunan fungsi. • Menjelaskan gradien garis singgung.


• Menjelaskan aturan turunan fungsi aljabar dari aturan • Menjelaskan persamaan garis singgung dan garis
limit fungsi. normal.
• Menjelaskan sifat-sifat turunan fungsi. • Menjelaskan fungsi naik dan fungsi turun.
• Menjelaskan aturan rantai. • Menjelaskan titik stasioner.
• Berdiskusi menentukan turunan fungsi dengan aturan • Menjelaskan nilai maksimum dan minimum.
rantai. • Berdiskusi menentukan persamaan garis singgung
dan garis normal.

• Memiliki sikap logis, kritis, kreatif, disiplin, dan rasa ingin tahu, serta memiliki rasa percaya diri dalam
menyelesaikan masalah.
• Berperilaku jujur dan bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial.
• Menggunakan konsep turunan fungsi untuk menentukan persamaan garis singgung dan garis normal.
• Menggunakan konsep turunan fungsi untuk menentukan nilai maksimum dan nilai minimum suatu fungsi.
• Menentukan biaya minimum produksi.
• Menentukan luas atau volume maksimum suatu bangun.

Matematika Kelas XI 91
df(x)
A. Pilihan Ganda f′(x) = dx
1. Jawaban: d df(x) du
f(x) = 5x3 – 3x2 – 5x + 3 = du · dx
f′(x) = 5 · 3x2 – 3 · 2x – 5 = 4u3 · (4x – 3)
= 15x2 – 6x – 5 = 4(2x2 – 3x + 1)3(4x – 3)
Substitusikan x = 2 ke dalam f′(x). = 4(4x – 3)(2x2 – 3x + 1)3
f′(x) = 15x2 – 6x – 5 = (16x – 12)(2x2 – 3x + 1)3
⇔ f′(2) = 15 · 22 – 6 · 2 – 5
= 60 – 12 – 5 6. Jawaban: d
= 43 Misalkan: u = 2x – 1 maka u′ = 2
Jadi, nilai f′(2) = 43. v = (1 – 4x)5 maka v′ = 5 · (1 – 4x)4 · (–4)
= –20(1 – 4x)4
2. Jawaban: d h′(x) = vu′ + uv′
Misalkan: u = 2x – 5 maka u′ = 2 = (1 – 4x)5 · 2 + (2x – 1) · (–20(1 – 4x)4)
= 2(1 – 4x)4((1 – 4x) – 10(2x – 1))
v = 3x – 4 maka v′ = 3 = 2(1 – 4x)4(11 – 24x)
u = (22 – 48x)(1 – 4x)4
Turunan f(x) = v adalah: Jadi, turunan pertama fungsi h(x) adalah h′(x)
vu′ − uv′ = (22 – 48x)(1 – 4x)4.
f′(x) =
v2 7. Jawaban: c
(3x − 4) · 2 − (2x − 5) · 3 1
= (3x − 4)2 f(x) = x +x=x2 +x
6x − 8 − 6x + 15 1
= 1 – 1
(3x − 4)2 f′(x) = 2 x 2 +1= +1
2 x
7
= (3x − 4)2 1 1 5
f′(4) = +1= 4 +1= 4
7 7 2 4
Nilai f′(1) = (3 · 1 − 4)2
= 1 = 7.
8. Jawaban: a
3. Jawaban: d 2

y = 2x3 – 4x2 + 2 f(x) = 3


(2x 3 + 3x + 3)2 = (2x3 + 3x + 3) 3
y′ = 2 · 3x2 – 4 · 2x = 6x2 – 8x 2
Misalkan: u = 2x3 + 3x + 3 maka f(u) = u 3 .
4. Jawaban: c df(x)
f(x) = (3x2 – 7)4 f′(x) = dx
Misalkan: u = 3x2 – 7 maka f(x) = u4
df(x) du
du df(x) = du · dx
dx
= u′ = 6x dan du = 4u3
2 1
df(x) = 3 u– 3 · (6x + 3)
f′(x) = dx
2(2x + 1)
df(x) du = 1
= du · dx u3
= 4u3 · 6x 2(2x + 1)
= 24x(3x2 – 7)3 = 1
3
(2x + 3x + 3) 3
5. Jawaban: e
Misalkan: u = 2x2 – 3x + 1 maka f(x) = u4 2(2x + 1)
=
3
(2x 3 + 3x + 3)
du df(x)
dx
= 4x – 3 dan du
= 4u3

92 Turunan Fungsi
2(2 · 1 + 1) ⇔ (4a – 2)(a + 5) = 0
f′(1) = 3 ⇔ 4a – 2 = 0 atau a + 5 = 0
3
2 ·1 + 3 ·1+ 3
1
⇔ a = 2 atau a = –5
2·3
= 2 1
Jadi, nilai a yang memenuhi adalah –5 atau 2 .
=3
13. Jawaban: a
Jadi, nilai f′(1) = 3.
f(x) = 2x3 + nx2 + 4x + 3
9. Jawaban: e f′(x) = 6x2 + 2nx + 4
Misalkan: a = x + 1 ⇔ x = a – 1 f′′(x) = 12x + 2n
f(x + 1) = 3x2 + 5x + 7 f′′(–1) = –22 ⇔ 12 · (–1) + 2n = –22
⇔ f(a) = 3(a – 1)2 + 5(a – 1) + 7 ⇔ 2n = –10
= 3(a2 – 2a + 1) + 5a – 5 + 7 ⇔ n = –5
= 3a2 – 6a + 3 + 5a + 2 14. Jawaban: e
= 3a2 – a + 5 Cara 1:
f′(a) = 6a – 1 3−a
f′(x – 1) = –x2 Misalkan: a = 3 – 2x ⇔ x = 2
⇔ 6(x – 1) – 1 = –x2
f(3 – 2x) = (1 + 3x)4
⇔ 6x – 6 – 1 = –x2
⇔ x2 + 6x – 7 = 0 3−a
⇔ f(a) = (1 + 3( 2 ))4
⇔ (x + 7)(x – 1) = 0
⇔ x + 7 = 0 atau x – 1 = 0 2 + 9 − 3a 4
⇔ x = –7 atau x=1 =( 2
)
Jadi, nilai x yang memenuhi adalah 1 dan –7. 11 − 3a 4
=( )
10. Jawaban: a 2
f′(x) = 3px2 – 2x 11 − 3a 3 3
f′′(x) = 6px – 2 f′(a) = 4 · ( 2
) · (– 2 )
f′′(1) = 10 ⇔ 6p · 1 – 2 = 10
11 − 3a 3
⇔ 6p = 12 = –6 · ( )
2
⇔ p=2
Substitusikan a = 3 ke dalam f′(a).
Diperoleh f′(x) = 3 · 2x – 2x = 6x2 – 2x.
2

f′(–1) = 6 · (–1)2 – 2 · (–1) 11 − 3 · 3 3


f′(3) = –6 · ( 2
)
=6+2
=8 11 − 9 3
= –6 · ( 2
)
Jadi, nilai f′(–1) = 8.
= –6 · (1)3
11. Jawaban: c = –6
f(x) = ax2 – (a + 1)x + 8 Cara 2:
f′(x) = 2ax – (a + 1) Misalkan: u = 3 – 2x, v = (1 + 3x)4, dan w = 1 + 3x
f′(a) = 14 ⇔ 2a · a – (a + 1) = 14 maka f(u) = v(w) dan v = w4.
⇔ 2a2 – a – 1 = 14 Jika kedua ruas persamaan f(u) = v(w) diturunkan,
⇔ 2a2 – a – 15 = 0 diperoleh:
⇔ (2a + 5)(a – 3) = 0 f′(u) · u′ = v′(w) · w′
⇔ 2a + 5 = 0 atau a – 3 = 0
⇔ f′(3 – 2x) · (–2) = 4w3 · 3
5
⇔ a = – 2 atau a=3 ⇔ f′(3 – 2x) = –6w3
Oleh karena a > 0 maka a = 3. ⇔ f′(3 – 2x) = –6(1 + 3x)3
Jadi, nilai a = 3. f′(3) = f′(3 – 2 · 0)
= –6(1 + 3 · 0)3
12. Jawaban: c = –6 · 1
f′(x) = 4x2 + 18x – 11 = –6
f′(a) = –1 Jadi, nilai f′(3) = –6.
⇔ 4a2 + 18a – 11 = –1
⇔ 4a2 + 18a – 10 = 0

Matematika Kelas XI 93
15. Jawaban: a 17. Jawaban: a
Misalkan: u = 2x – 1 maka u′ = 2 f(x)
Misalkan: h(x) = g(x) = 2x – x2
1
v= x + 1 maka v′ = f(1)
2 x +1 h(1) = g(1) = 2 · 1 – 12
u f(1)
Turunan f(x) = v adalah ⇔ =1
2
vu′ − uv′ ⇔ f(1) = 2
f′(x) = g′(1) = f′(1) = f(1) = 2
v2
1
Jadi, nilai g′(1) = 2.
x + 1 · 2 − (2x − 1) ·
2 x +1
= 18. Jawaban: d
( x + 1)2
t= x − 1 ⇔ t2 = x – 1
4(x + 1) − (2x − 1) ⇔ x = t2 + 1
= 2(x + 1) x + 1
dy dy dx
dt
= dx · dt
4x + 4 − 2x + 1
=
2 (x + 1)3 1
= · 2t
2 x
2x + 5
=
2 (x + 1)3 t
= 2
t +1
2(x − 1) + 5
f′(x – 1) = 19. Jawaban: d
2 ((x − 1) + 1)3
2x − 2 + 5 x= t +1 ⇔ t =x–1
= 3 ⇔ t = (x – 1)2
2 x
dt
2x + 3 ⇔ dx = 2(x – 1)
=
2 x3 dy dy dt
dx
= dt · dx
16. Jawaban: b
= (3t2 – 4t) · 2(x – 1)
h(x) = (g D f)(x)
= g(f(x)) = (3(x – 1)4 – 4(x – 1)2) · 2(x – 1)
= g(2x2 + 4x) = 2(x – 1)(x – 1)2(3(x – 1)2 – 4)
= 2(x – 1)3(3(x2 – 2x + 1) – 4)
= 2x 2 + 4x − 3 = 2(x – 1)3(3x2 – 6x + 3 – 4)
1 = 2(x – 1)3(3x2 – 6x – 1)
= (2x2 + 4x – 3) 2
= (x – 1)3(6x2 – 12x – 2)
1
Misalkan: u = 2x2 + 4x – 3 maka h(x) = u 2 .
20. Jawaban: c
1 1
dh(x)
h′(x) = dx
g(x) = x− x + 1 = (x − (x + 1) 2 ) 2
1 1
dh(x) du
= du
· dx Misalkan: u = x – (x + 1) 2 maka g(x) = u2 .
1 1

1
= 2 u– 2 · (4x + 4) du 1
= 1 – 2 (x + 1) 2
·1
dx
2x + 2 1
= 1
=1–
u2 2 x+1
2x + 2
= 2 x + 1−1
2x 2 + 4x − 3 =
2x + 2 2 x+1
Jadi, h′(x) = .
2x 2 + 4x − 3

94 Turunan Fungsi
dg(x) dg(x) du 1 −
1
2 x + 1−1 Oleh karena b bilangan bulat maka b = –1.
dx
= du
· dx = 2 u 2
· 2 x+1 Nilai a + b = –2 + (–1) = –3.
Jadi, nilai a + b = –3.
1 2 x + 1−1
= · 1
2 x− x+1 2 x+1 3. g(x) = x x + 1 = x 2 (x + 1) = (x3 + x2) 2
1
2 x +1−1
= Misalkan: u = x3 + x2 maka g(x) = u 2 .
4 (x + 1)(x − x + 1)
dg(x) dg(x) du
Nilai turunan g(x) di x = 3 adalah = · dx
dx du
dg(3) 2 3 +1−1
= 1 1
dx 4 (3 + 1)(3 − 3 + 1) = 2 u– 2 · (3x2 + 2x)
2⋅2−1
= x(3x + 2)
4 4(3 − 2) =
2 u
3 3 3
= = = x(3x + 2)
4 4 4⋅2 8
=
2 x3 + x2
B. Uraian
x(3x + 2)
1. f(t) = t3 – at2 + b =
2 x 2 (x + 1)
f′(t) = 3t2 – 2at
f′(2) = –4 x(3x + 2) 3x + 2
⇔ 3 · 22 – 2a · 2 = –4 = = 2 x +1
2x x + 1
⇔ 12 – 4a = –4
⇔ –4a = –16 d
dx
g(a + 1) = a+2
⇔ a =4
f(1) = 2 3(a + 1) + 2
⇔ = a+2
⇔ 13 – a · 12 + b = 2 2 a + 1+ 1
⇔ 1–4·1+b =2
⇔ –3 + b = 2 ⇔ 3a + 3 + 2 = 2 a + 2 · a+2
⇔ b =5 ⇔ 3a + 5 = 2(a + 2)
Nilai a + b = 4 + 5 = 9. ⇔ 3a + 5 = 2a + 4
Jadi, nilai a + b = 9. ⇔ a = –1
2. f(x) = ax3 – 5x2 + (a + b)x – 4 Jadi, nilai a = –1.
f′(x) = 3ax2 – 5 · 2x + (a + b) dy
4. y = 3t2 maka dt = 6t
= 3ax2 – 10x + a + b
f′′(x) = 3a · 2x – 10
dx dt 1
f′′(a) = 14 ⇔ 3a · 2a – 10 = 14 x = 2t2 + t – 1 maka dt = 4t + 1 ⇔ dx = 4t + 1
⇔ 6a2 = 24
⇔ a2 = 4 dy dy dt
dx
= dt · dx
⇔ a= ± 4
⇔ a=±2 = 6t · 4t + 1
1
Oleh karena a < 0 maka a = –2.
f′(b) = 1 ⇔ 3ab2 – 10b + a + b = 1 6t
= 4t + 1
⇔ 3 · (–2)b2 – 10b – 2 + b = 1
⇔ –6b2 – 9b – 3 = 0 Substitusikan x = 2 ke dalam x = 2t2 + t – 1
⇔ 3(2b2 + 3b + 1) = 0 diperoleh:
⇔ (2b + 1)(b + 1) = 0 2 = 2t2 + t – 1
⇔ 2b + 1 = 0 atau b + 1 = 0 ⇔ 2
2t + t – 3 = 0
⇔ 2b = –1 atau b = –1 ⇔ (2t + 3)(t – 1) = 0
1 ⇔ 2t + 3 = 0 atau t – 1 = 0
⇔ b = – 2 atau b = –1
3
⇔ t = – 2 atau t=1

Matematika Kelas XI 95
Oleh karena t > 0 maka t = 1. ab · 12 − 6a · 1
dy 6t f′(1) = –4 ⇔ (b · 1 − 3)2
= –4
Substitusikan t = 1 ke dalam dx = 4t + 1
diperoleh:
⇔ ab – 6a = –4(b – 3)2
dy 6 ⋅1 6 ⇔ (3 – b)b – 6(3 – b) = –4(b2 – 6b + 9)
dx
= = ⇔ 3b – b2 – 18 + 6b = –4b2 + 24b – 36
4 ⋅1+ 1 5
⇔ 3b2 – 15b + 18 = 0
dy 6
Jadi, nilai dx di x = 2 adalah . ⇔ 3(b2 – 5b + 6) = 0
5
⇔ 3(b – 3)(b – 2) = 0
u
5. Misalkan: u = at2 dan v = bt – 3 maka f(t) = v . ⇔ b – 3 = 0 atau b – 2 = 0
vu′ − uv′
⇔ b = 3 atau b=2
f′(t) = Oleh karena b ≠ 3 maka b = 2.
v2
Dengan demikian, diperoleh:
(bt − 3) · 2at − at 2 · b
= a=3–b=3–2=1
(bt − 3)2
1· 2 · t 2 − 6 · 1· t 2t 2 − 6t
2abt 2 − 6at − abt 2 f′(t) = (2t − 3)2
= (2t − 3)2
= (bt − 3)2
(f′ D f)(1) = f′(f(1)) = f′(–1)
abt 2 − 6at 2 · (−1)2 − 6 · (−1)
= (bt − 3)2 = (2 · (−1) − 3)2
2 ·1+ 6 8 8
a · 12 = ( −2 − 3)2
= ( −5)2
= 25
f(1) = –1 ⇔ b ·1− 3
= –1
8
⇔ a=3–b Jadi, nilai (f′ D f)(1) = 25 .

A. Pilihan Ganda Persamaan gradien kurva:


1. Jawaban: b m = f′(x) = 6x + 2
5
Persamaan gradien garis singgung kurva: Gradien garis singgung kurva di titik P(– 3 , 4):
f′(x) = 2x + 1 5 5
m = f′(xP) = f′(– 3 ) = 6 · (– 3 ) + 2 = –8
Kurva f(x) = x2 + x – 20 menyinggung garis A di
5
titik A(3, –8) maka gradien garis A adalah m = f′(xA). Jadi, gradien garis singgung kurva di titik P(– 3 , 4)
m = f′(xA) = f′(3) adalah –8.
=2·3+1
=7 3. Jawaban: d
Jadi, gradien garis A adalah 7. Persamaan gradien garis singgung kurva:
m = y′ = 2x – 4
2. Jawaban: a Gradien garis singgung kurva di titik (1, –8):
Kurva f(x) = 3x2 + 2x – 1 melalui titik P(a, 4) maka m = y′(1) = 2 · 1 – 4 = –2
f(a) = 4. Persamaan garis singgung melalui titik (1, –8) dan
f(a) = 3a2 + 2a – 1 bergradien m = –2 sebagai berikut.
⇔ 4 = 3a2 + 2a – 1 y + 8 = –2(x – 1)
⇔ 2
3a + 2a – 5 = 0
⇔ y = –2x + 2 – 8
⇔ (3a + 5)(a – 1) = 0
⇔ y = –2x – 6
⇔ 3a + 5 = 0 atau a – 1 = 0
5
Jadi, persamaan garis singgung kurva yang melalui
⇔ a = – 3 atau a=1 titik (1, –8) adalah y = –2x – 6.
5
Oleh karena a < 0 maka a = – 3 sehingga koordinat 4. Jawaban: d
5 Gradien garis yang sejajar garis y + 2x = 5 adalah
titik P(– 3 , 4). m = –2.

96 Turunan Fungsi
Garis g sejajar garis y + 2x = 5 dan menyinggung 7. Jawaban: e
kurva f(x) = 2x2 – 6x + 1 maka gradien garis g: Persamaan gradien garis singgung kurva:
mg = f′(x) = –2 m = f′(x) = 3 – 2x
⇔ 4x – 6 = –2 Gradien garis singgung di x = 3 adalah m = f′(3) =
⇔ 4x = 8 3 – 2 · 3 = –3.
⇔ x=2 1 1
Diperoleh absis titik P, xp = 2. Gradien garis normal di x = 3 adalah mn = – m = 3 .
Ordinat titik P: Ordinat titik singgung sebagai berikut.
yp = f(2) y = f(3) = 1 + 3 · 3 – 32 = 1
= 2 · 22 – 6 · 2 + 1 Dengan demikian, diperoleh titik singgung (3, 1).
= 8 – 12 + 1
= –3 Persamaan garis normal di titik (3, 1) sebagai
Jadi, koordinat titik P(2, –3). berikut.
y – 1 = mn(x – 3)
5. Jawaban: b
Persamaan gradien garis singgung kurva: 1
⇔ y – 1 = 3 (x – 3)
m = f′(x) = 6x – a
Garis y = (a + 2)x – 2b mempunyai gradien ⇔ 3y – 3 = x – 3
m = a + 2. ⇔ 3y – x = 0
Oleh karena garis y = (a + 2)x – 2b menyinggung
Jadi, persamaan garis normal kurva f(x) = 1 + 3x – x2
kurva di titik (1, a) maka m = f′(1).
di x = 3 adalah 3y – x = 0.
m = f′(1)
⇔ a+2=6·1–a 8. Jawaban: d
⇔ 2a = 4 Persamaan gradien garis singgung kurva:
⇔ a=2 m = f′(x) = 3x2 – 4x – 2.
Jadi, nilai a = 2. Gradien garis singgung kurva di titik T(2, 2):
6. Jawaban: b m = f′(xT) = f′(2) = 3 · 22 – 4 · 2 – 2 = 2
Persamaan parabola: y = f(x) = 4x – x2. Garis normal y = ax + b mempunyai gradien
Turunan pertamanya: y′ = f′(x) = 4 – 2x. mn = a.
1 1
Gradien garis singgung parabola di titik M(1, 3) mn = – f′(2) ⇔ a = – 2
adalah m = y′ = f′(xM) = f′(1). 1
m = f′(1) = 4 – 2 · 1 = 2 Persamaan garis normal menjadi y = – 2 x + b.
Persamaan garis singgung parabola Garis normal melalui titik T(2, 2) diperoleh:
y = 4x – x2 di titik M(1, 3) sebagai berikut. 1
2 = – 2 · 2 + b ⇔ 2 = –1 + b
y – yM = m(x – xM)
⇔ y – 3 = 2(x – 1) ⇔ b=3
⇔ y = 2x – 2 + 3 1 1
Nilai a + b = –2 +3=22.
⇔ y = 2x + 1
1
Substitusikan y = 2x + 1 ke dalam y = x2 – 6x + k Jadi, nilai a + b = 2 2 .
diperoleh persamaan kuadrat sebagai berikut.
2x + 1 = x2 – 6x + k 9. Jawaban: d
⇔ x – 8x + (k – 1) = 0
2 Fungsi f(x) turun jika f′(x) < 0.
Garis menyinggung parabola maka nilai ⇔ 3x2 – 6x – 9 < 0
diskriminan (D = b2 – 4ac) persamaan kuadrat ⇔ 3(x2 – 2x – 3) < 0
sama dengan nol. ⇔ (x – 3)(x + 1) < 0
Persamaan kuadrat x2 – 8x + (k – 1) = 0 mem- Diagram tanda f′(x) sebagai berikut.

punyai nilai a = 1, b = –8, dan c = k – 1. ▲
D=0 ⇔ b2 – 4ac = 0 +++ ––– +++

⇔ (–8) – 4 · 1 · (k – 1) = 0
2

⇔ 64 – 4k + 4 = 0 –1 3
⇔ 4k = 68 Dari diagram tanda di atas kelihatan bahwa grafik
⇔ k = 17 fungsi f(x) turun pada interval –1 < x < 3.
Nilai 5 – k −1 = 5 – 17 − 1 Jadi, grafik fungsi f(x) turun pada interval –1 < x < 3.

= 5 – 16
=5–4 =1

Matematika Kelas XI 97
10. Jawaban: d Nilai maksimum fungsi dapat ditentukan dengan
Fungsi f(x) monoton turun maka f′(x) tidak positif menggunakan turunan kedua.
(definit negatif). g′′(x) = 2x
Grafik definit negatif di bawah sumbu X. Untuk x = 1 maka g′′(1) = 2 > 0 (minimum)
Fungsi f(x) stasioner untuk x = 6 maka f′(6) = 0 Untuk x = –1 maka g′′(–1) = –2 < 0 (maksimum)
(menyinggung sumbu X).
Nilai maksimum g(x) dicapai pada saat x = –1,
Jadi, grafik yang benar pilihan d.
diperoleh:
11. Jawaban: e 1
g(–1) = 3 · (–1)3 – (–1) + 1
2 3 1 2 1
f(x) = 3
x – 2
x – 3x + 6 1
=–3 +2
2 1 1
g(x) = f(1 – x) = 3
(1 – x)3 – 2 (1 – x)2 – 3(1 – x) + 6 5
= 3
2 1
g′(x) = 3 · 3(1 – x)2(–1) + 2 · 2(1 – x) + 3 5
Jadi, nilai maksimum g(x) adalah 3 .
= –2(1 – x)2 + (1 – x) + 3
13. Jawaban: b
Fungsi g(x) naik jika g′(x) > 0. Fungsi f(x) = ax3 + bx2 + 12x + 1 naik pada
Misalkan: p = 1 – x, diperoleh: interval –1 < x < 2 maka f(x) stasioner di x = –1
–2p2 + p + 3 > 0 dan x = 2.
⇔ 2p2 – p – 3 < 0 f(x) stasioner di x = –1 dan x = 2 maka f′(–1) = 0
⇔ (2p – 3)(p + 1) < 0 dan f′(2) = 0.
3 f′(x) = 3ax2 + 2bx + 12
⇔ –1 < p < 2
f′(–1) = 0 ⇔ 3a · (–1)2 + 2b · (–1) + 12 = 0
⇔ –1 < 1 – x < 2
3 ⇔ 3a – 2b = –12
⇔ 3a = 2b – 12
1 f′(2) = 0 ⇔ 3a · 22 + 2b · 2 + 12 = 0
⇔ –2 < – x < 2
⇔ 12a + 4b + 12 = 0
1
⇔ –2 < x<2 ⇔ 3a + b = –3
⇔ 2b – 12 + b = –3
12. Jawaban: b ⇔ 3b = 9
f(x) = g(2x – 1) ⇔ b=3
1 Dengan demikian, diperoleh nilai a sebagai berikut.
= 3 (2x – 1)3 – A2(2x – 1) + 1 3a = 2b – 12 ⇔ 3a = 2 · 3 – 12
⇔ 3a = –6
1
f′(x) = 3 · 3(2x – 1)2 · 2 – 2A2 ⇔ a = –2
Persamaan fungsi menjadi f(x) = –2x3 + 3x2 + 12x + 1.
= 2(2x – 1)2 – 2A2
f(–1) = –2 · (–1)3 + 3 · (–1)2 + 12 · (–1) + 1
Substitusikan x = 1 ke dalam f′(x) = 0.
= 2 + 3 – 12 + 1 = –6
2(2x – 1)2 – 2A2 = 0
f(2) = –2 · 23 + 3 · 22 + 12 · 2 + 1
⇔ 2(2 · 0 – 1)2 – 2A2 = 0
= –16 + 12 + 24 + 1 = 21
⇔ 2(1)2 – 2A2 = 0
Oleh karena f(–1) < f(2), nilai maksimum fungsi
⇔ A2 = 1
2 f(x) adalah f(2) = 21.
Substitusikan A = 1 ke dalam g(x).
Jadi, nilai maksimum fungsi f(x) adalah 21.
1
g(x) = 3 x3 – A2x + 1 14. Jawaban: c
1 3 Fungsi f(x) mencapai stasioner jika f′(x) = 0
⇔ g(x) = x –x+1
3 f′(x) = 6x2 – 12x = 0
Nilai stasioner g(x) dicapai pada saat g′(x) = 0. ⇔ 6x(x – 2) = 0
1 ⇔ x = 0 atau x = 2
g′(x) = 3 · 3x2 – 1 = 0 Untuk x = 0 maka f(0) = 2 · 03 – 6 · 02 + 3
⇔ x2 – 1 = 0 = 3 (maksimum)
⇔ (x – 1)(x + 1) = 0 Untuk x = 2 maka f(2) = 2 · 23 – 6 · 22 + 3
⇔ x – 1 = 0 atau x + 1 = 0 = –5 (minimum)
⇔ x = 1 atau x = –1 Jadi, titik balik minimum fungsi (2, –5).

98 Turunan Fungsi
15. Jawaban: b Dari diagram tersebut tampak bahwa fungsi V
Fungsi f(x) mencapai stasioner jika f′(x) = 0. mencapai maksimum di x = 4.
f′(x) = 6x2 – 18x – 24 = 0 Volume balok terbesar adalah V(4).
⇔ 6(x2 – 3x – 4) = 0 1
⇔ (x – 4)(x + 1) = 0 V(4) = 24 · 4 – 2 · 43
⇔ x – 4 = 0 atau x + 1 = 0 = 96 – 32 = 64 cm3
⇔ x = 4 atau x = –1 Jadi, volume balok terbesar 64 cm3.
Untuk x = 4 tidak masuk dalam interval –2 ≤ x ≤ 2.
17. Jawaban: d
Nilai f(x) di x = –1 sebagai berikut. Biaya proyek per hari:
f(–1) = 2 · (–1)3 – 9 · (–1)2 – 24 · (–1) + 10 100
= –2 – 9 + 24 + 10 b(p) = (4p + p – 40) juta rupiah
= 23 Biaya proyek p hari:
Nilai f(x) di ujung-ujung interval –2 ≤ x ≤ 2 sebagai B(p) = p · B(p)
berikut. 100
= p(4p + p – 40)
f(–2) = 2 · (–2)3 – 9 · (–2)2 – 24 · (–2) + 10
= 4p2 + 100 – 40p
= –16 – 36 + 48 + 10 = 6 = 4p2 – 40p + 100
f(2) = 2 · 23 – 9 · 22 – 24 · 2 + 10 Biaya proyek akan minimum jika B′(p) = 0.
= 16 – 36 – 48 + 10 = –58 B′(p) = 8p – 40 = 0
Fungsi f(x) pada interval –2 ≤ x ≤ 2 mempunyai ⇔ 8p = 40
nilai terendah –58. ⇔ p=5
Jadi, pada interval –2 ≤ x ≤ 2 fungsi f(x) = Diagram tanda B′(p) sebagai berikut.
2x3– 9x2 – 24x + 10 mempunyai nilai minimum
–58. --- +++
16. Jawaban: b 5
Luas sisi-sisi balok = 2x2 + 4xt = 96 Dari diagram tanda B′(p) di atas tampak bahwa
⇔ 4xt = 96 – 2x2 fungsi B(p) mencapai minimum di p = 5.
96 − 2x 2 Jadi, proyek tersebut harus diselesaikan dalam
⇔ t=
4x waktu 5 hari agar biaya proyek tersebut minimum.
24 1
⇔ t= x
– 2 x 18. Jawaban: c
Volume balok: Biaya setiap pasang sandal:
V = x2t 600
B(x) = (2x – 60 + x ) ribu
24 1 t
= x2( x – 2 x) Biaya total:
1 T(x) = x · B(x)
= 24x – 2 x3 600
= x · (2x – 60 + x ) ribu
Fungsi V mencapai x
x = (2x2 – 60x + 600) ribu
dV Biaya produksi minimum terjadi pada saat
stasioner jika dx = 0.
T′(x) = 0.
dV 3 T′(x) = 0
dx
= 24 – 2 x2 = 0
⇔ 2 · 2x – 60 = 0
3
⇔ 2 x2 = 24 ⇔ 4x – 60 = 0
⇔ x = 15
⇔ x2 = 16 Biaya produksi minimum:
⇔ x = ±4 T(x) = (2x2 – 60x + 600) ribu
dV ⇔ T(15) = (2 · 152 – 60 · 15 + 600) · 1.000
Diagram tanda dx sebagai berikut. = (2 · 225 – 900 + 600) · 1.000
= (450 – 900 + 600) · 1.000
--- +++ --- = 150.000
dV
dx Jadi, biaya produksi total minimum per jam sebesar
–4 4
↑ ↑
Rp150.000,00.
Minimum Maksimum

Matematika Kelas XI 99
19. Jawaban: b B. Uraian
Biaya produksi: 1. a. f(x) = (2x – 1)2 – (2x – 3)
B(x) = (2x2 – 180x + 2.500) ribu rupiah = 4x2 – 4x + 1 – 2x + 3
Biaya produksi akan minimum jika B′(x) = 0. = 4x2 – 6x + 4
B′(x) = 4x – 180
⇔ 0 = 4x – 180 Kurva f(x) memotong sumbu Y jika x = 0
⇔ 4x = 180 maka:
⇔ x = 45 f(0) = 4 · 02 – 6 · 0 + 4 = 4
Diagram tanda B′(x) sebagai berikut. Kurva memotong sumbu Y di titik T(0, 4).
Gradien kurva di titik T(0, 4) adalah m = f′(0).
--- +++ f′(x) = 8x – 6
m = f′(0) = 8 · 0 – 6 = –6
45 Jadi, gradien garis singgung kurva di titik T
Dari diagram tanda B′(x) di atas tampak bahwa adalah –6.
fungsi B(x) mencapai minimum di x = 45. b. Persamaan garis singgung di titik T(0, 4)
Jadi, biaya produksi akan minimum jika diproduksi dengan gradien m = –4 sebagai berikut.
45 unit barang. y – yT = m(x – xT)
20. Jawaban: a ⇔ y – 4 = –6(x – 0)
Ukuran kotak yang terbentuk sebagai berikut. ⇔ y – 4 = –6x
⇔ y = –6x + 4
x Jadi, persamaan garis singgung kurva di titik T
adalah y = –6x + 4.
2x

2. Fungsi f(x) naik pada saat f′(x) > 0.



30

x2 + 3
(30 – 2x) f(x) = x −1
Misalkan: u = x2 + 3 maka u′ = 2x
Volume kotak: v = x – 1 maka v′ = 1
V = (30 – 2x)2 · x u
= (900 – 120x + 4x2) x Turunan f(x) = v adalah
= 900x – 120x2 + 4x3 vu′ − uv′ (x − 1)(2x) − (x 2 + 3)(1)
f′(x) = 2 =
dV v (x − 1)2
Fungsi V mencapai stasioner jika dx = 0. 2 2
(2x − 2x) − (x + 3)
= (x − 1)2
dV
dx
= 900 – 240x + 12x2 = 0 x 2 − 2x − 3 (x − 3)(x + 1)
= (x − 1)2
= (x − 1)2
⇔ 12(x2 – 20x + 75) = 0
Fungsi f(x) naik:
⇔ (x – 15)(x – 5) = 0
⇔ x – 15 = 0 atau x – 5 = 0 (x − 3)(x + 1)
(x − 1)2
>0
⇔ x = 15 atau x=5
Pembuat titik nol:
dV
Diagram tanda dx sebagai berikut. • x – 3 = 0 maka x = 3
• x + 1 = 0 maka x = –1
▲ ▲
• x – 1 = 0 maka x = 1
+++ ––– +++
▲ Penyelesaian:
5 15
+ – – +

Dari diagram tersebut tampak bahwa fungsi V men- –1 1 3


capai maksimum di x = 5. Dengan demikian,
volume kotak terbesar diperoleh jika x = 5. ⇔ –1 < x < 1 atau 1 < x < 3
Volume kotak terbesar: Dapat juga dinyatakan dengan:
V = (30 – 2 · 5)2 · 5 = (30 – 10)2 · 5 ⇔ –1 < x < 3; x ≠ 1
= 202 · 5 = 400 · 5 = 2.000 cm3

100 Turunan Fungsi


3. Fungsi f(x) = x3 + 6x2 – 15x + 3 mencapai stasioner Sketsa grafik B′(x):
jika f′(x) = 0. ▲ ▲
f′(x) = 3x2 + 12x – 15 = 0
+++ ––– +++
⇔ 3(x2 + 4x – 5) = 0 ▲
⇔ (x + 5)(x – 1) = 0 20 30
⇔ x + 5 = 0 atau x – 1 = 0
⇔ x = –5 atau x=1 Dari sketsa grafik B′(x) tampak bahwa fungsi B(x)
Diagram tanda fungsi f′(x) sebagai berikut. mencapai minimum di x = 30.

Jadi, proyek harus diselesaikan dalam waktu

30 hari agar biaya proyek minimum.
+++ ––– +++
▲ 5. Harga per unit barang:
–5 1
2.000 x
H(x) = 16 + –
Dari diagram tanda di atas terlihat fungsi f(x) x 4
mencapai maksimum di x = –5 dan minimum di Pendapatan total:
x = 1 sehingga (–5, f(–5)) merupakan titik balik TR = x · H(x)
maksimum dan (1, f(1)) merupakan titik balik 2.000 x
minimum. = x(16 + – )
x 4
f(–5) = (–5)3 + 6 · (–5)2 – 15 · (–5) + 3 x 2
= 16x + 2.000 –
= –125 + 150 + 75 + 3 = 103 4
f(1) = 13 + 6 · 12 – 15 · 1 + 3 dTR
Pendapatan akan maksimum jika dx = 0.
= 1 + 6 – 15 + 3 = –5
dTR x
Jadi, titik stasioner fungsi f(x) = x3 + 6x2 – 15x + 3 =16 – 2 = 0
dx
adalah (–5, 103) sebagai titik balik maksimum dan x
(1, –5) sebagai titik balik minimum. ⇔ 2
= 16
4. Biaya proyek per hari: ⇔ x = 32
5.000
Pendapatan maksimum perusahaan:
b(x) = (x2 – 75x + 1.800 – ) ratus ribu rupiah
x 322
Biaya proyek x hari: TR(32) = (16 · 32 + 2.000 – ) · 100.000
4
B(x) = x · b(x) = 2.256 · 100.000
5.000
= x(x2 – 75x + 1.800 – ) = 225.600.000
x
= (x3 – 75x2 + 1.800x – 5.000) ratus ribu rupiah Jadi, pendapatan maksimum perusahaan
B′(x) = 3x2 – 150x + 1.800 Rp225.600.000,00.
Fungsi B(x) mencapai stasioner jika B′(x) = 0.
3x2 –150x + 1.800 = 0
⇔ 3(x2 – 50x + 600) = 0
⇔ x2 – 50x + 600 = 0
⇔ (x – 30)(x – 20) = 0
⇔ x – 30 = 0 atau x – 20 = 0
⇔ x = 30 atau x = 20

A. Pilihan Ganda 2. Jawaban: b


1. Jawaban: d 1
f(x) = 3 x3 + 3x2 + 4x + 5
f(a) − f(a + x) 1 f(a) − f(a + x)
lim = 2 · lim 1
x→0 2x x→0 x f′(x) = 3 · 3x2 + 3 · 2x + 4
1 −(f(a + x) − f(a)) = x2 + 6x + 4
= 2 · lim x
x→0
3. Jawaban: b
1 f(a + x) − f(a) f(x) = 2x3 + x2 – 10
= –2 · lim
x→0 x f′(x) = 2 · 3x2 + 2x
1 = 6x2 + 2x
= – 2 · f′(a)

Matematika Kelas XI 101


Substitusikan x = 1 ke dalam f′(x). 8. Jawaban: d
f′(x) = 6x2 + 2x 1
3 2
⇔ f′(1) = 6 · 12 + 2 · 1 f(3x + 2) = x x + 1 = x + x = (x 3 + x 2 )2
=6+2 Jika kedua ruas persamaan diturunkan diperoleh:
=8
1
1 −
4. Jawaban: b 3 2
f′(3x + 2) · 3 = 2 (x + x )
2
· (3x2 + 2x)
Misalkan: u = 20x – 2 dan v = 2x – 1 maka
u 3x 2 + 2x
f(x) = v , diperoleh u′ = 20 dan v′ = 2. ⇔ 3f′(3x + 2) =
2 x3 + x2
vu′ − uv′
f′(x) = Ambil x = 2, diperoleh:
v2
3 ⋅ 22 + 2 ⋅ 2
(2x − 1) · 20 − (20x − 2) · 2 ⇔ 3f′(8) =
= 2 23 + 22
(2x − 1)2
12 + 4
40x − 20 − 40x + 4 ⇔ 3f′(8) = 2 8 + 4
= (2x − 1)2
16
16 ⇔ 3f′(8) = 2 12
=–
(2x − 1)2
3⋅8
16 16 ⇔ 3 · 3f′(8) = 2 3
f′(1) = – = – 1 = –16
(2 · 1 − 1)2
Jadi, nilai f′(1) = –16. ⇔ 9f′(8) = 4 3

5. Jawaban: a Jadi, nilai 9f′(8) = 4 3 .


Misalkan: u = 5x – 2x2 dan v = (3x – 1)3 maka 9. Jawaban: c
f(x) = uv, diperoleh u′ = 5 – 4x. y = (x + 1) x
v′ = 3(3x – 1)2 · 3 = 9(3x – 1)2
f′(x) = vu′ + uv′ = (x + 1)2 x
= (3x – 1)3 · (5 – 4x) + (5x – 2x2) · 9(3x – 1)2
= (3x – 1)2((3x – 1)(5 – 4x) + 9(5x – 2x2))
= (x 2 + 2x + 1)x
1
= (3x – 1)2(15x – 5 – 12x2 + 4x + 45x – 18x2) = (x3 + 2x2 + x) 2
= (3x – 1)2(–30x2 + 64x – 5) 1
1
= –(3x – 1)2(30x2 – 64x + 5) y′ = 0 ⇔ 2 (x3 + 2x2 + x)– 2 · (3x2 + 4x + 1) = 0

6. Jawaban: e 3x 2 + 4x + 1
⇔ =0
 f ′
1
g(x)f ′(x) − f(x)g′(x) 2(x 3 + 2x 2 + x)

2
  (x) =
 g (g(x))2
⇔ 3x2 + 4x + 1 = 0
 f ′ g(0)f ′(0) − f(0)g′(0) ⇔ (3x + 1)(x + 1) = 0
  (0) =
g
  (g(0))2 ⇔ 3x + 1 = 0 atau x + 1 = 0
−4 ⋅ (−4) − 2 ⋅ 2
= 1
( −4)2 ⇔ x = – 3 atau x = –1
12
= 16 1
Jadi, nilai x yang memenuhi adalah – 3 dan –1.
3
= 4
10. Jawaban: e
Misalkan: panjang rusuk kotak = s.
7. Jawaban: d
Luas permukaan kotak = L = 6s2.
h′(x) = g(x)f′(x) + f(x)g′(x)
Panjang rusuk kotak bertambah dengan laju 0,02
h′(x) – f′(x)g(x) – 5
ds
= g(x)f′(x) + f(x)g′(x) – f′(x)g(x) – 5 mm/detik maka = 0,02 mm/detik.
dt
= f(x)g′(x) – 5
= f(x)f(x) – 5
= f2(x) – 5

102 Turunan Fungsi


dL 14. Jawaban: a
Laju pertambahan luas permukaan kotak = dt .
1
dL dL ds Garis x + 5y = 2 mempunyai gradien m1 = – 5 .
= ·
dt ds dt Persamaan gradien garis singgung kurva:
= 12s · 0,02 m = f′(x) = 4x – 3.
= 0,24s Garis singgung kurva tegak lurus dengan garis
Laju pertambahan luas permukaan kotak pada saat x + 5y = 2, diperoleh:
s = 3 cm = 30 mm sebagai berikut. 1
dL m · m1 = –1 ⇔ (4x – 3) · (– 5 ) = –1
= 0,24 · 30 = 7,2 mm2/detik
dt ⇔ 4x – 3 = 5
11. Jawaban: a ⇔ 4x = 8
⇔ x =2
Volume balon bertambah dengan laju 1,08π cm3/detik
Diperoleh absis titik singgung x = 2.
dV
maka dt = 1,08π cm3/detik. Ordinat titik singgung:
f(2) = 2 · 22 – 3 · 2 + 1 = 3
dr
Laju pertambahan panjang jari-jari balon = dt . Diperoleh koordinat titik singgung (2, 3).
Gradien garis singgung di x = 2 adalah m = f′(1) =
dV
Laju pertambahan volume balon = dt . 4 · 2 – 3 = 5.
Persamaan garis singgung di titik (2, 3) dan ber-
dV dV dr
= dr · dt gradien 5 sebagai berikut.
dt
y – 3 = 5(x – 2)
dr
⇔ 1,08π = 4πr2 · dt ⇔ y – 3 = 5x – 10
⇔ y = 5x – 7
dr 0,27
⇔ = Jadi, persamaan garis singgungnya y = 5x – 7.
dt r2
dr 0,27 15. Jawaban: b
Pada saat r = 3 cm, nilai dt = 2 1
3
= 0,03 cm/detik Garis x + 3y + 12 = 0 mempunyai gradien m1 = – 3 .
Jadi, laju pertambahan panjang jari-jari balon pada Garis A tegak lurus dengan garis x + 3y + 12 = 0,
saat r = 3 cm adalah 0,03 cm/detik. diperoleh:
1
12. Jawaban: b m1 · mA = –1 ⇔ – 3 · mA = –1
Persamaan gradien garis singgung kurva: ⇔ mA = 3
m = f′(x) = 2ax – 3 Garis A menyinggung kurva f(x) = x2 – x – 6 di titik T
Garis g mempunyai gradien 5 dan menyinggung maka:
kurva f(x) di x = a maka f′(a) = 5. f′(xT) = mA ⇔ 2xT – 1 = 3
f′(a) = 2a · a – 3 ⇔ xT = 2
⇔ 5 = 2a2 – 3 Untuk x = 2 nilai f(xT = 2) = 22 – 2 – 6 = –4.
⇔ 2
2a – 8 = 0 Jadi, ordinat titik T adalah –4.
⇔ 2(a2 – 4) = 0
16. Jawaban: a
⇔ (a – 2)(a + 2) = 0 Persamaan gradien garis singgung kurva:
⇔ a – 2 = 0 atau a + 2 = 0 f′(x) = 3x2 + 2bx
⇔ a = 2 atau a = –2 Titik singgung garis dan kurva adalah (1, 2), diperoleh:
Jadi, nilai a = 2 atau a = –2. y(1) = 2
13. Jawaban: c ⇔ a·1+5=2
f′(x) = 3ax2 + 2(a + 1)x – 3 ⇔ a = –3
Persamaan garis g menjadi y = –3x + 5.
Gradien garis singgung kurva di x = –2 adalah 1 Garis g mempunyai gradien mg = –3.
maka f′(–2) = 1.
Gradien garis singgung kurva di x = 1 adalah
f′(–2) = 3a · (–2)2 + 2(a + 1) · (–2) – 3= 1
⇔ 12a – 4a – 4 – 3 = 1 mg = f′(1).
⇔ 8a = 8 mg = f′(1) ⇔ –3 = 3 · 12 + 2b · 1
⇔ a=1 ⇔ 2b = –6
Jadi, nilai a = 1. ⇔ b = –3
Jadi, nilai a + b = –3 – 3 = –6.

Matematika Kelas XI 103


17. Jawaban: b 20. Jawaban: e
Persamaan gradien garis singgung kurva: Nilai minimum fungsi f(x) = ax3 – 3x5 + b dicapai
m = f′(x) = 9x2 – 3 di x = 1 maka f′(1) = 0.
Gradien garis normal di x = 1: f′(x) = 3ax2 – 15x4
1 1 1 1 f′(1) = 3a · 12 – 15 · 14 = 0
mn = – =– ′ =– =–6 ⇔ 3a = 15
m f (1) 9 · 12 − 3
⇔ a=5
Persamaan garis normal kurva di x = 1 sama
Jadi, nilai a = 5.
dengan persamaan garis normal di titik (1, f(1)).
f(1) = 3 · 13 – 3 · 1 + 2 = 2 21. Jawaban: d
1 Fungsi f(x) mencapai stasioner jika f′(x) = 0.
Persamaan garis normal dengan gradien mn = – 6 f′(x) = 12x – 3x2 = 0
di titik (1, 2) sebagai berikut. ⇔ 3x(4 – x) = 0
y – 2 = mn(x – 1) ⇔ x = 0 atau x = 4
Untuk x = –1 maka f(–1) = 6 · (–1)2 – (–1)3 = 7.
1
⇔ y – 2 = – 6 (x – 1) Untuk x = 0 maka f(0) = 6 · 02 – 03 = 0 (minimum).
Untuk x = 3 maka f(3) = 6 · 32 – 33 = 27 (maksimum).
⇔ 6y – 12 = –x + 1 Jadi, nilai maksimum fungsi adalah 27.
⇔ x + 6y = 13
22. Jawaban: c
18. Jawaban: c
f′(x) = 6x2 + 2(a + 6)x – 36
Fungsi f(x) mencapai stasioner jika f′(x) = 0.
Fungsi f(x) mencapai nilai maksimum di x = a
f′(x) = 6x2 – 30x + 36 = 0
⇔ 6(x2 – 5x + 6) = 0 maka f′(a) = 0.
⇔ (x – 2)(x – 3) = 0 f′(a) = 6a2 + 2(a + 6)a – 36 = 0
⇔ x – 2 = 0 atau x – 3 = 0 ⇔ 3a2 + a2 + 6a – 18 = 0
⇔ x = 2 atau x=3 ⇔ 4a2 + 6a – 18 = 0
Diagram tanda f′(x) sebagai berikut. ⇔ 2a2 + 3a – 9 = 0
▲ ▲ ⇔ (2a – 3)(a + 3) = 0
+++ ––– +++ ⇔ 2a – 3 = 0 atau a + 3 = 0
▲ 3
2 3
⇔ a = 2 atau a = –3
Oleh karena a < 0 maka a = –3.
Dari diagram tanda di atas tampak bahwa fungsi
f(x) turun pada interval 2 < x < 3. 23. Jawaban: b
Jadi, fungsi f(x) turun pada interval 2 < x < 3. n + 2m = 40 ⇔ n = 40 – 2m
19. Jawaban: e p = m2 + n2
Kurva f(x) = 3x4 – 8x3 + 6x2 + 3 mencapai stasioner = m2 + (40 – 2m)2
jika f′(x) = 0. = m2 + 1.600 – 160m + 4m2
f′(x) = 12x3 – 24x2 + 12x = 0 = 5m2 – 160m + 1.600
dp
⇔ 12x(x2 – 2x + 1) = 0 Nilai p akan minimum jika dm = 0.
⇔ 12x(x – 1)2 = 0
dp
= 10m – 160 = 0 ⇔ 10m = 160
⇔ x = 0 atau (x – 1)2 = 0 dm
⇔ m = 16
⇔ x = 0 atau x =1 Dengan demikian, diperoleh:
Menentukan jenis titik stasioner menggunakan uji n = 40 – 2 · 16 = 40 – 32 = 8
turunan kedua. Nilai minimum p dicapai jika m = 16 dan n = 8
f′′(x) = 36x2 – 48x + 12 sehingga nilai minimum p:
f′′(0) = 12 > 0 p = m2 + n2
f′′(1) = 36 – 48 + 12 = 0 = 162 + 82
Oleh karena f′′(0) > 0 maka titik (0, f(0)) merupakan = 256 + 64 = 320
titik balik minimum, sedangkan f′′(1) = 0 maka Jadi, nilai minimum p adalah 320.
titik (1, f(1)) merupakan titik belok. 24. Jawaban: b
f(1) = 3 · 14 – 8 · 13 + 6 · 12 + 3 = 4 Misalkan: x = bilangan pertama dan y = bilangan
Diperoleh titik belok (1, 4). kedua diperoleh:
Jadi, titik belok kurva (1, 4). x + y = 15 ⇔ x = 15 – y

104 Turunan Fungsi


Perkalian bilangan pertama dengan kuadrat 27. Jawaban: c
bilangan kedua = p diperoleh: dC(x)
Fungsi C(x) mencapai stasioner jika = 0.
p = xy2 = (15 – y)y2 = 15y2 – y3 dx
Nilai p akan maksimum jika p′ = 0. dC(x)
dx
= 0,03x2 – 12x + 900 = 0
p′ = 0
⇔ 3x2 – 1.200x + 90.000 = 0
⇔ 2 · 15y – 3y2 = 0
⇔ 3(x2 – 400x + 30.000) = 0
⇔ 30y – 3y2 = 0
⇔ (x – 100)(x – 300) = 0
⇔ 3y(10 – y) = 0
⇔ x – 100 = 0 atau x – 300 = 0
⇔ 3y = 0 atau 10 – y= 0
⇔ x = 100 atau x = 300
⇔ y = 0 atau y = 10
dC(x)
Uji turunan kedua: Diagram tanda dx sebagai berikut.
p′′ = 30 – 6y
▲ ▲
Untuk y = 0 maka p′′ = 30 – 6 · 0 = 30 (minimum)
Untuk y = 10 maka p′′ = 30 – 6 · 10 = –30 +++ ––– +++

(maksimum)
100 300
Substitusikan y = 10 ke dalam persamaan x =
15 – y. dC(x)
Dari diagram tanda dx
di atas terlihat bahwa
x = 15 – y = 15 – 10 = 5
Nilai maksimum: fungsi C(x) mencapai minimum di x = 300.
p = xy2 = 5 · 102 = 5 · 100 = 500 Jadi, banyak barang yang harus diproduksi
300 unit per hari agar biaya produksi minimum.
25. Jawaban: c
Biaya tiap unit: 28. Jawaban: b
3.000.000 Biaya perakitan satu motor per hari:
B(x) = (2x – 1.200 + x
) 600
b(x) = (3x + x – 18) ribu rupiah
Biaya total:
T(x) = x · B(x) Satu motor dapat dirakit dalam x hari sehingga
3.000.000 biaya perakitan satu motor.
= x · (2x – 1.200 + x
) B(x) = x · b(x)
= 2x2 – 1.200x + 3.000.000 600
= (x(3x + x – 18)) ribu rupiah
Biaya produksi minimum dicapai jika T′(x) = 0.
T′(x) = 0 = (3x2 + 600 – 18x) ribu rupiah
⇔ 2 · 2x – 1.200 = 0 Biaya perakitan satu motor akan minimum jika
⇔ 4x – 1.200 = 0 B′(x) = 0.
⇔ 4x = 1.200 B′(x) = 6x – 18 = 0
⇔ x = 300 ⇔ 6x = 18
Jadi, banyak barang yang diproduksi adalah ⇔ x=3
300 unit. Biaya minimum perakitan satu motor
= B(3)
26. Jawaban: c = (3 · 32 + 600 – 18 · 3) ribu rupiah
Biaya total: = (27 + 600 – 54) · 1.000 rupiah
1 = 573.000 rupiah
TC = B(x) = 3 x2 – 10x + 25
Jadi, biaya minimum yang harus dikeluarkan
2
Penerimaan total: TR = 50x – 3 x2 perusahaan untuk merakit satu motor adalah
Rp573.000,00.
Laba akan maksimum jika MP = 0.
MP = MR – MC 29. Jawaban: a
dTR dTC Persamaan biaya marginal:
⇔ 0= dx
– dx C′(x) = 3x2 + 24x – 53
4 2 Kenaikan biaya produksi jika produksi bertambah
⇔ 0 = 50 – 3 x – ( 3 x – 10)
20 unit:
⇔ 60 – 2x = 0 C′(20) = (3 · 202 + 24 · 20 – 53) · 10.000
⇔ x = 30 = (1.200 + 480 – 53) · 10.000
Jadi, laba maksimum diperoleh jika diproduksi = 16.270.000
30 m kain batik. Jadi, kenaikan biaya produksinya Rp16.270.000,00.

Matematika Kelas XI 105


30. Jawaban: d vu′ − uv′
Fungsi penerimaan total: f′(x) =
v2
TR = H(x) (x + 3)(2) − (2x − 5)(1)
= 2x3 – 100x2 + 13.000x – 150.000 = (x + 3)2
Fungsi biaya total: (2x + 6) − (2x − 5) 11
TC(x) = x · B(x) = (x + 3)2
= (x + 3)2
= x(x2 + 110x – 500)
= x3 + 110x2 – 500x 2. Jika kedua ruas persamaan f(2x + 1) = 2x – 2x
Fungsi laba: diturunkan, diperoleh:
L(x) = TR(x) – TC(x) 2 1
= (2x3 – 100x2 + 13.000x – 150.000) 2f′(2x + 1) = 2 + ⇔ f′(2x + 1) = 1 +
2 2x 2 2x
– (x3 + 110x2 – 500x)
= x3 – 210x2 + 13.500x – 150.000 f′(5) = f′(2 · 2 + 1)
Fungsi L(x) mencapai stasioner jika L′(x) = 0. 2
=1+
L′(x) = 3x2 – 420x + 13.500 = 0 2 2·2
⇔ 3(x2 – 140x + 4.500) = 0 1
=1+
⇔ (x – 50)(x – 90) = 0 2·2
⇔ x – 50 = 0 atau x – 90 = 0 1 1
=1+ 4 =14
⇔ x = 50 atau x = 90
Diagram tanda L′(x) sebagai berikut. 1
Jadi, nilai f′(5) = 1 4 .

+++ --- +++ 3. x = 2t – 3 ⇔ 2t = x + 3


50 90 x+3

⇔ t= 2
Maksimum ↑
Minimum dt 1
⇔ dx = 2
Dari diagram tanda L′(x) di atas tampak bahwa dy dy dt
fungsi L(x) mencapai maksimum di x = 50. dx
= dt · dx
Laba maksimum 1
= L(50) = (2t – 2) · 2
= (503 – 210 · 502 + 13.500 · 50 – 150.000) ribu =t–1
= (125.000 – 525.000 + 675.000 – 150.000) ribu x+3
= 125.000 ribu = 2
–1
= 125.000.000 x+3−2
Jadi, laba maksimum per hari yang akan diperoleh = 2
perusahaan 125 juta rupiah. 1 1 1
= 2 (x + 1) = 2
x+ 2
B. Uraian 2
d y d dy 1 1
1. a. f(x) = 3x3 – 4x2 + 6x – 8 = dx ( dx ) = +0= 2
dx 2 2
f′(x) = 3 · 3x2 – 4 · 2x + 6 d2 y 1
= 9x2 – 8x + 6 Jadi, 2 = 2 .
dx
b. f(x) = (2x2 – x + 1)8 4. Jari-jari benda bertambah dengan laju
Misalkan:
dr
u = 2x2 – x + 1 maka u′ = 4x – 1 0,02 mm/detik maka dt = 0,02 mm/detik.
f′(x) = 8u7 · u′ Luas permukaan benda = 0,8π cm2 = 8.000π mm2.
= 8u7 · (4x – 1) A = 2πr2 + 2πrh
= 8(2x2 – x + 1)7 · (4x – 1) ⇔ 8.000π = 2πr2 + 2πr · 60
= (32x – 8)(2x2 – x + 1)7 ⇔ 2
2r + 120r – 8.000 = 0
2x − 5 ⇔ r2 + 60r – 4.000 = 0
c. f(x) = x + 3 ⇔ (r + 100)(r – 40) = 0
Misalkan: u = 2x – 5 maka u′ = 2 ⇔ r + 100 = 0 atau r – 40 = 0
v = x + 3 maka v′ = 1 ⇔ r = –100 atau r = 40
Oleh karena r > 0 maka r = 40 mm.

106 Turunan Fungsi


dV f′(–1) = 0 ⇔3a · (–1)2 + 2b · (–1) – 9 = 0
Laju pertambahan volume benda = dt .
⇔ 3a – 2b = 9 . . . (1)
dV dV
= dr · dt
dr f(–1) = 7 ⇔ a · (–1)3 + b · (–1)2 – 9 · (–1) + 2 = 7
dt ⇔ –a + b + 9 + 2 = 7
= 2πrh · 0,02 ⇔ –a + b = –4 . . . (2)
= 0,04π · 40 · 60 Eliminasi b dari persamaan (1) dan (2).
= 96π mm3/detik 3a – 2b = 9 ×1 3a – 2b = 9
Jadi, laju pertambahan volume benda pada saat –a + b = –4 × 2 –2a + 2b = –8
luas permukaan 0,8π cm2 adalah 96π mm3/detik. ––––––––––––– +
5. f′(x) = 2ax + b a=1
Titik P(2, 4) pada kurva f(x) = ax2 + bx + 2 maka Substitusikan a = 1 ke dalam –a + b = –4.
f(2) = 4. –1 + b = –4 ⇔ b = –3
f(2) = a · 22 + b · 2 + 2 = 4 Dengan demikian, diperoleh persamaan:
⇔ 4a + 2b = 2 f(x) = x3 – 3x2 – 9x + 2
⇔ 2a + b = 1 f′(x) = 3x2 – 6x – 9
⇔ b = 1 – 2a Fungsi f(x) mencapai stasioner jika f′(x) = 0.
Garis y = 5x – 6 mempunyai gradien m = 5. f′(x) = 3x2 – 6x – 9 = 0
Gradien garis singgung kurva di titik P(2, 4) adalah ⇔ 3(x2 – 2x – 3) = 0
m1 = f′(2) = 2a · 2 + b = 4a + b. ⇔ (x – 3)(x + 1) = 0
Garis singgung sejajar dengan garis y = 5x – 6 ⇔ x – 3 = 0 atau x + 1 = 0
maka m1 = m. ⇔ x = 3 atau x = –1
4a + b = 5 Diagram tanda f′(x) sebagai berikut.
⇔ 4a + 1 – 2a = 5
⇔ 2a = 4 +++ --- +++
⇔ a=2 –1 3
Untuk a = 2 maka b = 1 – 2 · 2 = –3. Maksimum Minimum
Jadi, nilai a = 2 dan b = –3. Dari diagram tanda f′(x) di atas tampak bahwa
6. Titik A(1, (a + 2)) pada kurva f(x) = ax2 – (a + 1)x + 6 fungsi f(x) mencapai minimum di x = 3.
maka f(1) = a + 2. Nilai minimum = f(3)
f(1) = a · 12 – (a + 1) · 1 + 6 = a + 2 = 33 – 3 · 32 – 9 · 3 + 2
⇔ a–a–1+6=a+2 = 27 – 27 – 27 + 2 = –25
⇔ 5=a+2 Diperoleh titik balik minimum (3, f(3)) = (3, –25).
⇔ a=3 Jadi, titik balik minimum fungsi adalah (3, –25).
Dengan demikian, diperoleh persamaan kurva f(x) 8. a. Biaya produksi setiap unit barang:
= 3x2 – 4x + 6 dan koordinat titik A(1, 5). b(x) = (x2 + 250x – 15.000) ratus rupiah
Persamaan gradien garis singgung kurva adalah Biaya produksi x unit barang:
m = f′(x) = 6x – 4. B(x) = x · b(x)
Gradien garis normal di titik A(1, 5) adalah = x(x2 + 250x – 15.000)
1 1 1 = (x3 + 250x – 15.000x) ratus rupiah
mn = – =– =–2. Harga jual setiap unit barang:
f ′(1) 6 ·1− 4
Persamaan garis normal kurva di titik A(1, 5) h(x) = (2x2 – 275x + 75.000)
sebagai berikut. Harga jual x unit barang:
y – 5 = mn(x – 1) H(x) = x · h(x) = (2x3 – 275x2 + 75.000x)
1 Biaya total:
⇔ y – 5 = – 2 (x – 1) TC(x) = biaya produksi x unit barang + biaya
⇔ 2y – 10 = –x + 1 tetap
⇔ x + 2y = 11 = (x3 + 250x2 – 15.000x + 150.000) ratus
Jadi, persamaan garis normal kurva di titik A adalah rupiah
x + 2y = 11. Laba = penjualan – biaya total
⇔ L(x) = H(x) – TC(x)
7. f(x) = ax3 + bx2 – 9x + 2
= (2x3 – 275x2 + 75.000x)
f′(x) = 3ax2 + 2bx – 9
– (x3 + 250x2 – 15.000x + 150.000)
Fungsi f(x) mempunyai titik balik maksimum
= (x3 – 525x2 + 90.000x – 150.000)
(–1, 7) maka f′(–1) = 0 dan f(–1) = 7.
ratus rupiah

Matematika Kelas XI 107


Fungsi L(x) mencapai stasioner jika L′(x) = 0. Luas persegi panjang mencapai maksimum jika
L′(x) = 3x2 – 1.050x + 90.000 = 0 L′ = 0.
L′ = 0
⇔ 3(x2 – 350x + 30.000) = 0
⇔ 4 – 2 · 2b = 0
⇔ (x – 150)(x – 200) = 0 ⇔ 4 – 4b = 0
⇔ x – 150 = 0 atau x – 200 = 0 ⇔ 4 = 4b
⇔ x = 150 atau x = 200 ⇔ b=1
Diagram tanda L′(x) sebagai berikut. Substitusikan b = 1 ke dalam persamaan
a = 4 – 2b.
a = 4 – 2b = 4 – 2 · 1 = 4 – 2 = 2
+++ --- +++ Luas maksimum: L = ab = 2 · 1 = 2
150 200 Jadi, luas maksimum persegi panjang tersebut
Maksimum Minimum 2 satuan luas.
10. Perhatikan gambar berikut.
Dari diagram tanda L′(x) di atas tampak bahwa
fungsi L(x) mencapai maksimum di x = 150.
Jadi, banyak barang yang harus diproduksi
b
setiap bulan 150 unit agar perusahaan
memperoleh laba maksimum.
b. Laba maksimum: a
L(150) = (150 3 – 525 · 1502 + 90.000 · 150 a
– 150.000) ratus
Misalkan: a = panjang rusuk alas kotak
= 4.912.500 · 100 b = tinggi kotak
= 491.250.000 Volume kotak:
Jadi, laba maksimum yang diperoleh V = luas alas · tinggi
perusahaan Rp491.250.000,00 per bulan. ⇔ 108 = a2 · b
108
9. Perhatikan gambar berikut. ⇔ b=
a2
Y
Luas permukaan kotak:
3 L = luas alas + 4 · bidang tegak
= a2 + 4 · ab
2
108
a (a, b) = a2 + 4 · a ·
1 a2
b 432
= a2 + a
X
0 1 2 3 4
Luas permukaan mencapai maksimum jika L′ = 0.
x + 2y = 4 L′ = 0
Misalkan: titik (a, b) terletak pada garis x + 2y = 4 432
diperoleh: ⇔ 2a – =0
a2
a + 2b = 4 ⇔ a = 4 – 2b ⇔ 2a3 – 432 = 0
Luas persegi panjang: ⇔ a3 = 216
L =p·A
3
=a·b ⇔ a= 216 = 6
= (4 – 2b) · b Jadi, panjang rusuk alas kotak adalah 6 cm.
= 4b – 2b2

108 Turunan Fungsi


Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu:
1. menguraikan konsep integral tak tentu;
2. menentukan hasil integral tak tentu;
3. menentukan hasil integral menggunakan metode substitusi;
4. menggunakan integral untuk menentukan fungsi asal.
Berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, peserta didik berperilaku disiplin dan kritis dalam kehidupan sehari-
hari.

Integral Tak Tentu

Konsep Integral Tak Tentu Integral Substitusi

• Mengidentifikasi integral sebagai antiturunan. • Mengidentifikasi konsep integral substitusi.


• Menentukan integral fungsi aljabar. • Menentukan hasil pengintegralan fungsi ber-
• Menggunakan sifat-sifat integral tak tentu. pangkat menggunakan integral substitusi.
• Menggunakan integral untuk menentukan
fungsi asal.

• Memiliki sikap logis, kritis, kreatif, disiplin, dan rasa ingin tahu, serta memiliki rasa percaya diri
dalam menyelesaikan masalah.
• Mampu menguraikan konsep integral tak tentu sebagai kebalikan dari turunan.
• Mampu menentukan hasil integral tak tentu fungsi aljabar.
• Mampu menggunakan integral untuk menentukan fungsi asal.
• Mampu menentukan hasil pengintegralan fungsi berpangkat menggunakan integral substitusi.

Matematika Kelas XI 109


A. Pilihan Ganda 5. Jawaban: b
1. Jawaban: d ∫ (4x3 – 6x2 + 2x + 3) dx
Antiturunan dari f(x) = axn adalah:   

= 4 ·  +  x3 + 1 – 6 ·  +  x2 + 1 + 2 · +  x1 + 1 + 3x + c
F(x) = +
xn + 1 + c.

 = x4 –  x3 +  x2 + 3x + c
f(x) = 10x  = 10  
= x4 – 2x3 + x2 + 3x + c
 
 + 
F(x) =  +c=   + c = 4x2  + c 6. Jawaban: c

+ 
 
f(x) = (3x – 1)(x + 3)
Jadi, antiturunan f(x) adalah F(x) = 4x2  + c. ∫ f(x) dx = ∫ (3x – 1)(x + 3) dx
2. Jawaban: d = ∫ (3x2 + 8x – 3) dx

−  
∫  
dx = ∫   dx = 3 ·  x3 + 8 ·  x2 – 3x + c


− = x3 + 4x2 – 3x + c
=∫   dx
 7. Jawaban: d
 −
=   +c    − 
− ∫ dx = ∫  (2  – x) dx


 
= − +c 
 = ∫ (2x –   ) dx

3. Jawaban: b  
= 2 ·  x2 –    + c
∫ f(x) dx = ∫  dx

 = x2 –  x2  + c
= ∫ x dx 

 
+1
8. Jawaban: a
= x + c1 
∫ (2 – 3  )2 dx = ∫ (4 – 12   + 9x) dx


+



  
=  x  + c1 = 4x – 12 ·    + 9 ·  x2 + c


= 4x – 8x  +  x2 + c

= 
x  + c1
9. Jawaban: c
∫ g(x) dx = ∫ 2x3 dx f′(x) = 6x2 + 2x – 3

= 2 ·  +  x3 + 1 + c2 f(x) = ∫ (6x2 + 2x – 3) dx = 2x3 + x2 – 3x + c
Grafik fungsi f(x) melalui titik (1, 4), berarti:

= x4 + c2 f(1) = 4 ⇔ 4 = 2 + 1 – 3 + c
 ⇔ c=4
=  x4 + c2
Jadi, rumus fungsi f(x) = 2x3 + x2 – 3x + 4.
 
∫ f(x) dx + ∫ g(x) dx =  x  +  x4 + c 10. Jawaban: c
Percepatan = a(t) = 5 – t
4. Jawaban: b  
 = a(t) ⇒ v(t) = ∫ a(t) dt = ∫ (5 – t) dt
∫ (4x – 
) dx = ∫ (4x – 3x–2) dx 
 2
  = 5t – t +c

= 4 ·  x2 – 3 · − x–1 +c
Benda bergerak dari keadaan diam maka

= 2x2 +  + c v(0) = 0 ⇒ c = 0.

110 Integral Tak Tentu


Kecepatan benda dirumuskan v(t) = 5t –
 2
t. c. ∫ x2 (2x + 15) dx

= ∫ (2x3 + 15x2) dx
Pada saat benda berhenti berarti kecepatannya 0.
 2  
v(t) = 0 ⇔ 5t – t =0 = 2 · x4 – 15 ·  x3 + c

 
⇔ t(10 – t) = 0 =  x4 – 5x3 + c

⇔ t = 0 atau t = 10 d. ∫ (2t – 5)2 dt
Jadi, benda berhenti setelah 10 detik. = ∫ (4t2 – 20t + 25) dt
 
B. Uraian = 4 ·  t3 – 20 ·  t2 + 25t + c
1. Antiturunan dari f(x) = xn adalah:
=  t3 – 10t2 + 25t + c

F(x) =  +  xn + 1 + c.
+
a. Antiturunan dari f(x) = x5 adalah: 3. a. ∫ f(x) dx = ∫ 
dx
   

F(x) =  +  x5 + 1 + c =
x6 + c = ∫ (3   +   ) dx
  
b. g(x) = = x–4 
 = 3 · 2  +   + c
Antiturunan dari g(x) adalah: 

=6  + x  + c
G(x) = − + 
x–4 + 1 +c

 –3 b. ∫ f(x) dx = ∫ (2  –  )2 dx
= −
x +c


 = ∫ (4x – 12   + 9x–2) dx
= –  +c
  


 −
 = 4 ·  x2 – 12 ·    + 9 · − x–1 + c
c. h(x) =  
=  

= 2x2 – 24  –  + c
Antiturunan dari h(x) adalah:


− + c. ∫ f(x) dx = ∫ (3 –  )(4 + 2  ) dx
H(x) =    +c
− + = ∫ (12 + 2  – 2x) dx
 
− 
= –2   +c=– +c = ∫ (12 + 2   – 2x) dx


   
 − = 12x + 2 ·    – 2 ·  x2 + c
d. k(x) = =   =  


Antiturunan dari k(x) adalah: = 12x +  x  – x2 + c

 + 
K(x) = 
+
 +c d. ∫ f(x) dx = ∫ (2x + 
)(4 –  ) dx

  

= ∫ (8x – 2   + 4 

=   + c  – 1) dx

 
  
=
 2
x  +c = 8 ·  x2 – 2 ·    + 4 ·    – x + c


2. a. ∫ (2x2 – 10x) dx = 4x2 –  x2  + 8  – x + c
 
= 2 ·  x3 – 10 ·  x2 + c 4. a. f′(x) = mx – 4

f′(1) = 6 ⇔ m(1) – 4 = 2
=  x3 – 5x2 + c ⇔ m=6
b. ∫ (6x2 + 8x + 3) dx Diperoleh: f′(x) = 6x – 4
  f(x) = ∫ f′(x) dx
= 6 ·  x3 + 8 ·  x2 + 3x + c
= ∫ (6x – 4) dx
= 2x3 + 4x2 + 3x + c = 3x2 – 4x + c

Matematika Kelas XI 111


f(–1) = 3 ⇔ 3(–1)2 – 4(–1) + c = 3 Diketahui ketinggian bola mula-mula 8 meter,
⇔ 3+4+c=3 berarti h(0) = 8.
⇔ c = –4 h(0) = 8 ⇔ 24(0) – 5(0)2 + c = 8
Jadi, f(x) = 3x2 – 4x – 4. ⇔ 0–0+c=8
⇔ c=8
b. ∫ f(x) dx = ∫ (3x2 – 4x – 4) dx
Jadi, ketinggian bola setelah t detik dinyata-
= x3 – 2x2 – 4x + c kan dengan fungsi h(t) = 6t – 5t2 + 8.
5. a. v(t) = 24 – 10t b. Untuk t = 2:
  h(2) = 24(2) – 5(2)2 + 8
v(t) = 
, maka:
= 24 – 20 + 8
h(t) = ∫ v(t) dt
= 12
= ∫ (24 – 10t) dt Jadi, ketinggian bola pada detik kedua adalah
= 24t – 5t2 + c 12 meter.

A. Pilihan Ganda 
∫  + 
dx = ∫

·  du
1. Jawaban: c
Misalkan: u = x – 3 = 2 ∫ u–2 du

= 1 ⇔ du = dx 
 = 2 · − u–1 + c


∫   −  dx = ∫ (x – 3)  dx 
= –  + c = −  + + c



= ∫  du 4. Jawaban: a


∫ (x2 – 4x + 4)2 dx = ∫ ((x – 2)2)2 dx
=  +c = ∫ (x – 2)4 dx



Misalkan: u = x – 2

= u + c 

= 1 ⇔ du = dx

=
(x – 3)  − +c ∫ (x – 2)4 dx = ∫ u4 du
 
2. Jawaban: d =  u5 + c =  (x – 2)5 + c
Misalkan: u = 4 – x 
Jadi, ∫ (x2 – 4x + 4)2 dx =  (x – 2)5 + c.


= –1 ⇔ –du = dx
5. Jawaban: e
∫ (4 – x)3 dx = ∫ u3 (–du) Misalkan: u = x2 – 2
= – ∫ u3 du


= 2x ⇔ du = 2x dx

= – u4 + c
∫ 2x   −  dx = ∫   −  · 2x dx

= – (4 – x)4 +c =∫  du

3. Jawaban: e = ∫  du

Misalkan: u = 2x + 9 
=   + c
 

= 2 ⇔  du = dx 
= u +c

=  (x2 – 2)   −  + c

112 Integral Tak Tentu


6. Jawaban: b 9. Jawaban: a
Misalkan: u = 9 – x3 Misalkan: u = x3 + 6x + 1 maka:
  

= –3x2 ⇔ du = –3x2 dx = 3x2 + 6 = 3(x2 + 2) ⇔ (x2 + 2) dx = 


⇔ –  du = x2 dx Sehingga diperoleh:


 −
 ∫ (x2 + 2)(x3 + 6x + 1)  dx
∫  dx = ∫ (9 – x3)  · x2 dx 

−    = ∫ (x3 + 6x + 1)  (x2 + 2) dx
− 
= ∫ 
· (–  ) du 

= ∫  · 

 −
= –  ∫ 
du 

=  ∫  du

 − 
= –  (–2)u  +c  
=  ·   + c

= +c 
  = u  +c
 
=
 − 
+c = (x3 + 6x + 1)   
   + c

7. Jawaban: c 10. Jawaban: e


 + 
Misalkan: u = x2 – 6x + 2 Misalkan: u = = 1 +  = 1 + x–1

 

= 2x – 6 ⇔ 
= 2(x – 3) 
= –x–2 ⇔ –du = x–2 dx


⇔ du = (x – 3) dx  +  –4
 +
 ∫( 
) (  ) dx = 6 ∫ (  )–4 (x–2 dx)
∫ (x – 3)(x2 – 6x + 2) dx = ∫ (x2 – 6x + 2)(x – 3) dx 

 = 6 ∫ (u)–4 (–du)
= ∫ u ·  du
 = –6 ∫ u–4 du
=  ∫ u du

  = –6 · − u–3 + c
= 
·  u2 + c
 2 = 2u–3 + c
= u +c
 + 
 2 = (  )–3 + c = 2(  +  )3 + c
=
(x – 6x + 2)2 +c
B. Uraian
8. Jawaban: b 1. a. ∫ f(x) dx = ∫ (x + 7)3 dx
Misalkan: u = x2 – 2x Misalkan: u = x + 7
 

= 2x – 2 = 2(x – 1)

= 1 ⇔ du = dx

⇔ (x – 1) dx =  Sehingga diperoleh:
Sehingga diperoleh: ∫ (x + 7)3 dx = ∫ u3 du
 −  −
 
∫ dx = ∫ (x2 – 2x) 
(x – 1) dx = u4 + c
  − 



 = (x + 7)4 + c
=∫   · 

Jadi, hasil pengintegralan f(x) adalah
 −
=  ∫  du 
(x + 7)4 + c.


 
=  · 2  + c b. ∫ f(x) dx = ∫ − dx

=  −  + c Misalkan: u = 4 – x


= –1 ⇔ dx = –du

Matematika Kelas XI 113


Sehingga diperoleh: 



dx = ∫

(–du) = ∫  du
− 


 
=–∫   du =   + c
 
= –2  + c =  (2x – 3)2  −  + c

4. Misalkan: u = x2 – 4x + 8 maka:
= –2 −  + c

Jadi, hasil pengintegralan f(x) adalah 
= 2x – 4 = –2(2 – x)

–2 −  + c. ⇔ (2 – x) dx = −

2. a. Misalkan: u = x2 – 3 Sehingga diperoleh:



− −

= 2x ⇔ 2x dx = du ∫ dx = ∫ (x2 – 4x + 8) 
(2 – x) dx
   −  + 

∫ 2x(x2 – 3)3 dx = ∫ (x2 – 3)3 · 2x dx − 
=∫   · −
= ∫ u3 du 
 −
=
 4
u +c
=– ∫  du

 2 
= (x – 3)4 + c = –  · 2 + c 

b. Misalkan: u = 4 – 3x2 = –   −    + c
 
= –6x ⇔ x dx = −


5. Diketahui f′(x) = −  , maka f(x) = ∫ −  dx.

∫ −   
dx = 3 ∫ (4 – 3x2)–2 · x dx Misalkan: u = 4 – 3x maka:
 
= 3 ∫ u–2 · −

= –3


= −
∫ u–2 du ⇔ dx = −

  Sehingga diperoleh:
= –  · − u–1 + c
f(x) = ∫ −  dx

=  + c

 =∫  · −
=  −  
+c 

 =– ∫  du
=  −
 
+ c

 
= –  ·   + c
3. g(x) = (4x – 6)  − 



=– u  +c
= 2(2x – 3)(2x – 3)

= – (4 – 3x) −  + c


= 2(2x – 3) 
Misalkan: u = 2x – 3 maka: Diketahui f(1) = 12, maka:
 
=2 – (4 – 3) −  + c = 12

⇔ 2 dx = du ⇔

– + c = 12
Sehingga diperoleh: 

⇔ c = 12
∫ g(x) dx = ∫ 2(2x – 3) dx 

 

Jadi, fungsi f(x) = (4 – 3x) −  + 12 .
= ∫ (2x – 3)  · 2 dx

114 Integral Tak Tentu


A. Pilihan Ganda 9. Jawaban: c
1. Jawaban: d ∫ 3  (2  + 1) dx = ∫ (6x + 3  ) dx
f(x) = x3 

Antiturunan f(x) adalah: = ∫ (6x + 3x  ) dx



   
F(x) =  +  x3 + 1 + c = x4 + c = 6 ·  x2 + 3 ·  x  + c

2. Jawaban: c = 3x2 + 2x  + c


∫ 
dx = ∫ x2  dx 10. Jawaban: a
 Antiturunan sama dengan integral, maka antiturunan
= ∫ x dx
dari f(x) adalah:
 

=  x + c F(x) = ∫ f(x) dx = ∫ (3x – 

)2 dx



=  x3  + c = ∫ (3x – 2x  )2 dx
 

3. Jawaban: e = ∫ (9x2 – 12x  + 4x  ) dx

∫ 
dx = 4 ∫ x–5 dx    
= 9 ·  x3 – 12 ·  x  + 4 · 3x  + c
 
= 4 · − x-4 + c = – + c 

 = 3x3 –  x   + 12   + c
4. Jawaban: c
 11. Jawaban: d
∫ 3x3  dx = 3 ∫ x  dx

∫ (f(x) + g(x)) dx = ∫ ((4x – 5) + (6x2 + 3)) dx
  4
=3·
x +c=


x  +c = ∫ (6x2 + 4x – 2) dx
= 2x3 + 2x2 – 2x + c
5. Jawaban: a
 1+1 12. Jawaban: c
∫ (2x + 3) dx = + 
x + 3x + c
f′(x) = 4x – 3

=  x2 + 3x + c = x2 + 3x + c f(x) = ∫ f′(x) dx
= ∫ (4x – 3) dx
6. Jawaban: d = 2x2 – 3x + c
 
f(–1) = 9
∫ (8x3 + 2x + 3) dx = 8 · x4 + 2 ·  x2 + 3x + c ⇔ 2(–1)2 – 3(–1) + c = 9
⇔ 2+3+c=9
= 2x4 + x2 + 3x + c
⇔ c=4
7. Jawaban: a Jadi, f(x) = 2x2 – 3x + 4.
∫ 2x(1 – 3x) dx = ∫ (2x – 6x2) dx 13. Jawaban: a
=2·
 2
x –6·
 3
x +c f(x) = ∫ f′(x) dx
 
 3  2
= x2 – 2x3 + c = ∫ (x2 + 3x – 1) dx = x + x –x+c
 
8. Jawaban: b    
f(1) = ⇔ · 13 + · 12 –1+c=
∫ (x + 3)(3x – 5) dx
 

  
= ∫ (3x2 + 4x – 15) dx ⇔ + –1+c=
 

= 3 ∫ x2 dx + 4 ∫ x1 dx – 15 ∫ x0 dx ⇔

+c=


 1+1  0 + 1
= +
x2 + 1 + + 
x –  +
x +c ⇔ c=0
 3  2
= x3 + 2x2 – 15x + c Jadi, f(x) = x + x – x.
 

Matematika Kelas XI 115


14. Jawaban: d ∫ (1 – x)5 dx = ∫ u5 (–du)


= 3x2 + 4x – 2 = – ∫ u5 du
  
y = ∫  dx = –
u6 + c = –
(1 – x)6 + c

= ∫ (3x2 + 4x – 2) dx 18. Jawaban: c


= + x3 2x2
– 2x + c Misalkan: u = x + 2
Kurva melalui titik (–1, 5) berarti: 

= 1 ⇔ du = dx
5 = (–1)3 + 2(–1)2 – 2(–1) + c 

⇔ 5 = –1 + 2 + 2 + c ∫  +  dx = ∫ (x + 2)  dx
⇔ 5=3+c 
= ∫  du
⇔ c=2

Jadi, persamaan kurva: y = x3 + 2x2 – 2x + 2. 
=   + c
15. Jawaban: c 

f(x) = ∫ (2ax2 + (a – 1)x) dx



= u  + c
 
=  ax3 +  (a – 1)x2 + c 
=  (x + 2)  +  + c
f(2) = 24
 
19. Jawaban: e
⇔ 
a(2)3 +  (a – 1)(2)2 + c = 24 Misalkan: u = 2x + 5

 
⇔ a + 2(a – 1) + c = 24 
=2 ⇔ du = dx
 
⇔ 16a + 6a – 6 + 3c = 72


∫  
dx = ∫ 
· du
⇔ 22a + 3c = 78 . . . . (1) 
f(1) = 7 = 3∫ u–2 du
  
⇔ 
a
+  (a – 1) + c = 7 = 3 · − u–1 + c
⇔ 4a + 3a – 3 + 6c = 42  
= –  + c = –  +  + c
⇔ 7a + 6c = 45 . . . . (2)
Eliminasi c dari persamaan (1) dan (2). 20. Jawaban: e
22a + 3c = 78 × 2 44a + 6c = 156 Misalkan: u = 4 – 3x maka:
7a + 6c = 45 × 1 7a + 6c = 45  
–––––––––––– – 
= –3 ⇔ dx = −
37a = 111
⇔ a=3 Sehingga diperoleh:

Jadi, nilai a = 3. ∫ 2(4 – 3x)4 dx = 2 ∫ u4 · −
16. Jawaban: d 
MC = 8x – 5 = − ∫ u4 du
C = ∫ MC dx 
= –  ·  u5 + c


= ∫ (8x – 5) dx

= 4x2 – 5x + c = –  (4 – 3x)5 + c
C(5) = 80
21. Jawaban: c
⇔ 4(52) – 5(5) + c = 80
Misalkan u = x2 – 12
⇔ 100 – 25 + c = 80 
⇔ 75 + c = 80 
= 2x ⇔ 2x dx = du
⇔ c=5 ∫ 2x(x2 – 12)4 dx = ∫ (x2 – 12)4 · 2x dx
Jadi, fungsi biaya total adalah C = 4x2 – 5x + 5.
= ∫ u4 du
17. Jawaban: d 
=  u5 + c
Misalkan: u = 1 – x
 
= –1 ⇔ –du = dx =  (x2 – 12)5 + c


116 Integral Tak Tentu


22. Jawaban: c 
= (1 + 2x – x2)–2 + c
Misalkan: u = 3x2 + 1 maka:
  
= 6x ⇔ 3x dx =  =  +  −   
+c

Sehingga diperoleh: 26. Jawaban: c

Misalkan: u = x2 – 3x + 8
∫ 3x   +  dx = ∫ (3x2 + x) · (3x) dx 



 = 2x – 3 ⇔ du = (2x – 3) dx
= ∫  ·  

  −

=

∫  du ∫ dx = ∫ (x2 – 3x +   · 2(2x – 3) dx
   − 

 −
=

·
 
 + c = ∫ 
· 2 du
 


=

(3x2 + 1)   +  + c =2∫  
du


23. Jawaban: b
= 2 · 2  + c
Misalkan u = 1 – 2x2
 =4  +c

= –4x ⇔ du = –4x dx
  = 4   −  + c
∫ dx = – ∫ (1 – 2x2)–  (–4x dx)
 −   27. Jawaban: d

=–∫u
–
du Misalkan: u = x2 + 5x – 11 maka:
 

=–u +c 

= 2x + 5 ⇔ du = (2x + 5) dx

Sehingga diperoleh:
= –2  + c ∫ (6x + 15)(x2 + 5x – 11)5 dx
= –2  −  + c
 = ∫ 3(2x + 5)(x2 + 5x – 11)5 dx
= 3 ∫ (x2 + 5x – 11)5 · (2x + 5) dx
24. Jawaban: e
= 3 ∫ u5 du
Misalkan: u = 3 – 2x3

 = 3 ·
u6 + c

= –6x2 ⇔ du = –6x2 dx


   =  (x2 + 5x – 11)6 + c

∫  −   
dx = – ∫ (3 – 2x3)  (–6x2 dx)
28. Jawaban: a


=–∫   du Misalkan: u = x + 1




= 1 ⇔ du = dx

=–   +c
− ∫ (x2 + 2x + 1)  dx


  
= 
+c= +c = ∫ (x + 1)2 (x + 1)  dx
 −  

25. Jawaban: d = ∫ (x + 1)  dx
Misalkan: u = 1 + 2x – x2 

  = ∫  du

= 2 – 2x = –2(x – 1) ⇔ (x – 1) dx = − 

 −
∫  +  −   
dx = ∫ (1 + 2x – x2)–3 · (x – 1) dx = 

 + c


= ∫ u–3 · − = 

 + c

= − ∫ u–3 du = 

  + c
 
= –  · − u–2 + c

Matematika Kelas XI 117


29. Jawaban: c   +    
b. ∫ dx = ∫ ( + ) dx
Misalkan f(x) = 4x dan g(x) =
 −  , maka:  
    

∫ (4x –
 −  ) dx = ∫ (f(x) – g(x)) dx = ∫ (5  +

) dx

= ∫ f(x) dx – ∫ g(x) dx 
= ∫ (5   + 4x–2) dx
∫ f(x) dx = ∫ 4x dx

 
= 2x2 + c1 = 5 ·    + 4 · − x–1 + c
∫ g(x) dx = ∫
 −  dx 
=  x  –  +c
Misalkan: u = 6x – 1
  2. Antiturunan sama dengan integral, berarti
= 6 ⇔
du = dx

antiturunan dari f(x) adalah F(x) = ∫ f(x)dx.

∫ g(x) dx = ∫  ·
du a. F(x) = ∫ (2x + 3)(3x – 2) dx
= ∫ (6x2 + 5x – 6) dx


=

∫  du 

 
 

= 6 ·  x3 + 5 ·  x2 – 6x + c
=

· 
 + c2



 
= 2x3 +  x2 – 6x + c
=
 + c2
 b. F(x) = ∫ (3 – 2  )2 dx
=
 −   + c2 
= ∫ (9 – 12x  + 4x) dx

Jadi, ∫ (4x –
 −  ) dx = 2x2 –

 −   + c.  

= 9x – 12 ·  x  + 4 ·  x2 + c
30. Jawaban: d
= 9x – 8x  + 2x2 + c
∫ f(x) dx = 6x2 + c
Misalkan: u = 2x + 15 3. a. ∫ y dx = ∫ (2x + 1) dx = x2 + x + c

= 2 ⇔  = dx
 b. ∫ (y2 – y) dx = ∫ ((2x + 1)2 – (2x + 1)) dx

 = ∫ (4x2 + 4x + 1 – 2x – 1) dx
∫ f(2x + 15) dx = ∫ f(u)  = ∫ (4x2 + 2x) dx

=  ∫ f(u) du
=  x3 + x2 + c

=  (6u2 + c) 4. a. f′(x) = mx – 4
= 3u2 +

c f′(1) = 2 ⇔ m – 4 = 2

⇔ m =6
= 3(2x + 15)2 + k Diperoleh f′(x) = 6x – 4
f(x) = ∫ f′(x) dx
B. Uraian
= ∫ (6x – 4) dx

  −
1. a. ∫  
dx = ∫ 3  
dx = 3x2 – 4x + c
 f(–1) = 3 ⇔ 3(–1)2 – 4(–1) + c = 3
=3∫  
dx ⇔ 3+4+c=3

⇔ c = –4
= 3 ·  + c Jadi, f(x) = 3x2 – 4x – 4.

=  x4  + c b. ∫ f(x) dx = ∫ (3x2 – 4x – 4) dx
= x3 – 2x2 – 4x + c

118 Integral Tak Tentu


5. a. Misalkan: u = 2x – 7 maka:  
f(–2) = –   +  + 8
  

= 2 ⇔ dx =   
= –  (27) + 8 
Sehingga diperoleh:
 

∫  − 
dx = ∫ 
·  = –9 + 8  = – 
 
− Jadi, nilai f(–2) = –  .
=2∫   du
 7. Misalkan: u = x2 – x + 8
= 2 · 2  + c 

= 2x – 1 ⇔ du = (2x – 1) dx
= 4  −  + c
∫ (6x – 3)   −  +  dx
b. Misalkan: u = x2 + 9 maka:

= 2x ⇔ 2x dx = du =3∫   −  +  (2x – 1) dx

Sehingga diperoleh: =3∫  du
∫ 6x dx = 3 ∫

(x2 + 9)5 (x2 + 9)5 · 2x dx = 3 ∫ u du 

= 3 ∫ u5 du  


= 3 ·  u + c
= 3 ·
u6 + c

= 2  + c
= 
(x2 + 9)6 +c
= 2u  + c
6. f’(x) =  −  = 2(x2 – x + 8)   −  +  + c

f(x) = ∫ f′(x) dx = ∫  −  dx 8. Misalkan: u = x2 – 4x + 2


Misalkan: u = 5 – 2x 

= 2x – 4 ⇔ du = (2x – 4) dx
 
= –2 ⇔ = dx  − 

 − ∫ dx = ∫ (x2 – 4x + 2)–2 · 4(2x – 4) dx


Sehingga diperoleh:   −  

f(x) = ∫  ·
 = 4 ∫ u–2 du
−
 
=–

∫  du = 4 · − u–1 + c

  =– +c
= –  ·   + c

 
= –   −  +  + c
=– 
 +c
 9. a. ∫ y3 dx = ∫ (3 – 4x)3 dx
=–  −  + c 
Misalkan: u = 3 – 4x

Diketahui f(2) = 8, maka:  
= –4 ⇔ − = dx


–  −  + c = 8 Sehingga diperoleh:
 
⇔ – +c=8 ∫ y3 dx = ∫ u3 · −
 
⇔ c=8 =– ∫ u3 du
Diperoleh:  
= – · u4 + c
 
f(x) = –  −  + 
8 

= – 
(3 – 4x)4 + c

Matematika Kelas XI 119


 4 Sehingga diperoleh:
b. ∫ y3 dy = y +c


∫ f(8 – 3x) dx = ∫ f(u) dx
= (3 – 4x)4 + c 
=– ∫ f(u) du
10. a. ∫ (8 – 3f(x)) dx = ∫ 8 dx – ∫ 3f(x) dx 
=–  − + c
= 8 ∫ dx – 3 ∫ f(x) dx 

=–   −  − + c
= 8x – 3(  − ) + c 

=–  −
 + c
= 8x – 3  − + c 

b. ∫ f(8 – 3x) dx
Misalkan: u = 8 – 3x
 

= –3 ⇔ − = dx

120 Integral Tak Tentu


A. Pilihan Ganda 3. Jawaban: c
Tabel distribusi frekuensi data sebagai berikut.
1. Jawaban: c
Tabel distribusi frekuensi data sebagai berikut. Tinggi Badan (cm) Banyak Siswa

Nilai Frekuensi 145–149 7


150–154 13 – 7 = 6
61–65 2,5% × 40 = 1 155–159 21 – 13 = 8 ← Kelas Mo
66–70 12,5% × 40 = 5 160–164 27 – 21 = 6
71–75 12,5% × 40 = 5 165–169 32 – 27 = 5
76–80 37,5% × 40 = 15 170–174 38 – 32 = 6
81–85 20% × 40 = 8 175–179 41 – 38 = 3
86–90 10% × 40 = 4
91–95 5% × 40 = 2 Modus terletak di kelas interval 155–159.
Lo = 155 – 0,5 = 154,5
Dari tabel diperoleh sebanyak 15 siswa memper- d1 = 8 – 6 = 2
oleh nilai 76–80. d2 = 8 – 6 = 2
2. Jawaban: b p = 159 – 155 + 1 = 5
Data dalam bentuk tabel sebagai berikut.   
Mo = Lo +  +  ·p
   
Kecepatan fi xi fixi
(km/jam)   
= 154,5 +  +  ·5
 
50–54 2 52 104
55–59 n 57 57n = 154,5 + 2,5
60–64 30 62 1.860
65–69 36 67 2.412
= 157
70–74 18 72 1.296 Jadi, modus data adalah 157.
75–79 14 77 1.078
80–84 6 82 492
4. Jawaban: a
 Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
∑ 106 + n 7.242 + 57n
= berikut.
 Skor fi fk
∑ 
–  + 

x= =
 ⇔ 67 =  +
10 7 7
∑ 
⇔ 7.102 + 67n = 7.242 + 57n
= 20 8 15
⇔ 10n = 140 30 8 23
⇔ n = 14 40 3 26
Mobil yang berkecepatan kurang dari
50 4 30
60 km/jam adalah mobil yang berkecepatan
50–54 km/jam dan 55–59 km/jam. Banyak data = 30
Banyak mobil yang berkecepatan 50–54 km/jam = 2 
Banyak mobil yang berkecepatan 55–59 km/jam = 14 Q1 = nilai data ke- (30 + 1)

Jadi, banyak mobil yang berkecepatan kurang dari = nilai data ke-7,75
60 km/jam = 14 + 2 = 16. = x7 + 0,75(x8 – x7)
= 20 + 0,75(20 – 10)
= 20 + 0,75 × 10
= 20 + 7,5 = 27,5

Matematika Kelas XI 121

heru
Q3 = nilai data ke- (30 + 1)
 Σfi (xi –  )2 = 4(53 – 64)2 + 5(58 – 64)2 + 9(63 – 64)2
 + 5(68 – 64)2 + 7(73 – 64)2
= nilai data ke-23,25 = 4 × (–11) 2 + 5 × (–6) 2 + 9 × (–1) 2
= x23 + 0,25(x24 – x23) + 5 × (4) 2 + 7 × (9) 2
= 30 + 0,25(40 – 30) = 4 × 121 + 5 × 36 + 9 × 1 + 5 × 16
+ 7 × 81
= 30 + 0,25 × 10
= 484 + 180 + 9 + 80 + 567
= 30 + 2,5 = 32,5 = 1.320
Jangkauan antarkuartil = Q3 – Q1
Σ (  −  )

= 32,5 – 27,5 = 5 S=
Σ
Jadi, jangkauan antarkuarti data adalah 5.
5. Jawaban: d 
=

Nilai (xi) 3 4 5 6 7 8 9
=  =  ×  = ×  = 2 
Frekuensi (fi) 4 3 3 5 5 4 1 Jadi, simpangan baku data tersebut 2  .
fi xi 12 12 15 30 35 32 9 7. Jawaban: d
Bilangan ratusan kurang dari 400 akan dibentuk
Σfi = 25 dari angka-angka 0, 1, 2, 4, dan 5.
Σfi xi = 145 Bilangan ratusan memiliki nilai tempat ratusan,
Σ  puluhan, dan satuan.
 = Σ Bilangan ratusan kurang dari 400 dapat dibentuk
 dengan cara berikut.
=  = 5,8
Ratusan Puluhan Satuan
Σfi |xi –  | = 4|3 – 5,8| + 3|4 – 5,8| + 3|5 – 5,8| 2 cara 5 cara 5 cara
+ 5|6 – 5,8| + 5|7 – 5,8| + 4|8 – 5,8|
+ 1|9 – 5,8| dapat diisi
angka 0, 1, 2, 4, 5
= 4 × 2,8 + 3 × 1,8 + 3 × 0,8 + 5 × 0,2
dapat diisi angka 0, 1, 2, 4, 5
+ 5 × 1,2 + 4 × 2,2 + 1 × 3,2
= 11,2 + 5,4 + 2,4 + 1 + 6 + 8,8 + 3,2 dapat diisi angka 1, 2

= 38 Banyak bilangan ratusan kurang dari 400 yang


Simpangan rata-rata: dapat dibentuk = 2 × 5 × 5 = 50.
Σ  − 
SR = Σ 8. Jawaban: c
Susunan benda yang mungkin sebagai berikut.

=  = 1,52 A x x x x x F
Jadi, simpangan rata-rata data 1,52. F x x x x x A


6. Jawaban: b 5! cara
Berat Badan (kg) fi xi fi x i Bendera yang terletak di antara A dan F dapat
diatur dengan 5! cara.
51–55 4 53 212
Banyak cara mengatur bendera
56–60 5 58 290
61–65 9 63 567 = 2 × 5!
66–70 5 68 340 =2×5×4×3×2×1
71–75 7 73 511 = 2 × 120
= 240
Σfi = 30
Σfixi = 1.920 9. Jawaban: a
Banyak anak yang masih harus dipilih
Σ
  = 5 – (1 + 2) = 2 anak
 =
Σ
Kemungkinan 2 anak yang terpilih adalah 2 anak
 laki-laki atau 1 anak laki-laki dan 1 anak perempuan
= 
= 64
atau 2 anak perempuan.

122 Ulangan Akhir Semester


Misalkan: Peluang terambil kedua kartu bernomor prima:
A = kejadian terpilih 2 anak laki-laki

B = kejadian terpilih 1 anak laki-laki dan 1 anak P(A) =
 = 
perempuan Peluang kedua kartu yang terambil tidak bernomor
C = kejadian terpilih 2 anak perempuan prima:
n(A) = banyak cara memilih 2 anak laki-laki dari 7 P(A′) = 1 – P(A)
anak laki-laki  
  × ×  = 1 –  =  = 
= 7C2 =  
=  × × 
= 21
Jadi, peluang kedua kartu yang terambil tidak
n(B) = banyak cara memilih 1 anak laki-laki dari 7 
anak laki-laki dan 1 anak perempuan dari 4 bernomor prima  .
anak perempuan
= 7C1 × 4C1 12. Jawaban: b
Jumlah kelereng dalam kotak = 3 + 5 + 4 = 12.
 
=   ×   Tiga kelereng diambil dari 12 kelereng, maka
banyak anggota ruang sampel:
 ×   × 
= ×  × ×  n(S) = 12C3
= 7 × 4 = 28   ×  ×  × 
n(C) = banyak cara memilih 2 anak perempuan dari =   =  ×  × ×  = 2 × 11 × 10 = 220
4 anak perempuan Kemungkinan kelereng yang terambil (2 biru,
  ×  ×  1 kuning) atau (2 biru, 1 merah).
= 4C2 =   =  × ×  = 6
Misalkan:
Banyak cara memilih 2 anak lainnya = n(A) + n(B)
A = kejadian terambil 2 kelereng biru dan 1 kelereng
+ n(C) = 21 + 28 + 6 = 55 cara.
kuning
Jadi, banyak cara memilih 5 anak tersebut apabila
satu anak laki-laki dan dua anak perempuan harus B = kejadian terambil 2 kelereng biru dan 1 kelereng
disertakan adalah 55. merah
n(A) = banyak cara mengambil 2 kelereng biru dari
10. Jawaban: e
4 kelereng biru dan 1 kelereng kuning dari 3
Banyak soal yang harus dikerjakan = 5.
kelereng kuning
Sisa soal yang dapat dipilih siswa untuk dikerjakan
ada 3. Tiga soal tersebut dapat dipilih dari 5 soal. = 4C2 × 3C1
Banyak pilihan soal = 5C3  
=  × 

=   ×  ×   × 
=  × ×  × ×  = 6 × 3 = 18
×  × 
=  × × 
n(B) = banyak cara mengambil 2 kelereng biru dari
= 10
4 kelereng biru dan 1 kelereng merah dari 5
Jadi, banyak pilihan soal yang dapat dikerjakan
kelereng merah
siswa ada 10.
= 4C2 × 5C1
11. Jawaban: e
 
Dua kartu diambil dari 20 kartu, maka banyak =  × 
anggota ruang sampel:
 ×  ×  × 
   ×  ×  =  × ×  × ×  = 6 × 5 = 30
n(S) = 20C2 =  
=  × × 
= 10 × 19 = 190
Kejadian A dan B saling lepas.
Kartu bernomor prima ada 4, yaitu 53, 59, 61, dan 67.
Peluang terambil 2 kelereng biru
Misalkan A = kejadian terambil kedua kartu
bernomor prima, maka A′ = kejadian terambil kedua = P(A) + P(B)
kartu tidak bernomor prima.


=
 +

n(A) = banyak cara mengambil 2 kartu bernomor
 
prima dari 4 kartu bernomor prima =  + 
  ×  ×   
= 4C2 =   =  × ×  = 2 × 3 = 6 =  =

Matematika Kelas XI 123

heru
13. Jawaban: a Kejadian A dan B saling lepas.
Dua buah dadu dilambungkan bersama-sama Peluang terambil bola merah:
sekali, maka banyak anggota ruang sampel adalah
P = P(A) + P(B)
n(S) = 6 × 6.
Misalkan:


= +



A = kejadian terlihat kedua mata dadu sama
 
= {(1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4), (5, 5), (6, 6)} = +
B = kejadian terlihat hasil kali kedua mata dadu
lebih dari 20 =
= {(4, 6), (5, 5), (5, 6), (6, 4), (6, 5), (6, 6)} 
A ∩ B = {(6, 6)} = 
Diperoleh n(A) = 6, n(B) = 6, dan n(A ∩ B) = 1. Frekuensi harapan terambil 2 bola merah:
Oleh karena A ∩ B = ∅, maka kejadian A dan B Fh = P × n
tidak saling lepas. 
Peluang terlihat kedua mata dadu sama atau hasil =  × 132
kali kedua mata dadu tersebut lebih dari 20:
= 112
P = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
15. Jawaban: b



 ∩ 
= + – Lingkaran yang berpusat di titik P(2, –5) mem-




punyai persamaan (x – 2)2 + (y + 5)2 = r2. Oleh

= + – karena diameter lingkaran 18 maka jari-jarinya 9,
  
diperoleh:

=  (x – 2)2 + (y + 5)2 = r2
⇔ (x – 2)2 + (y + 5)2 = 92
14. Jawaban: c ⇔ x – 4x + 4 + y2 + 10y + 25 = 81
2
Banyak percobaan = n = 132 kali ⇔ x2 – 4x + y2 + 10y + 29 = 81
S = kejadian terambil 2 bola dari 12 bola ⇔ x2 – 4x + y2 + 10y – 52 = 0
n(S) = banyak cara mengambil 2 bola dari 12 bola ⇔ x2 + y2 – 4x + 10y – 52 = 0
= 12C2 Jadi, persamaan lingkarannya x2 + y2 – 4x + 10y
  ×  ×   – 52 = 0.
=    =  × ×   = 6 × 11= 66
16. Jawaban: a
Kemungkinan bola yang terambil adalah 2 bola Jari-jari lingkaran M sama dengan jarak titik pusat
merah atau 1 bola merah dan 1 bola kuning. P(2, 5) terhadap garis 2x + 3y – 6 = 0.
Misalkan:
 −
A = kejadian terambil 2 bola merah r =
 
B = kejadian terambil 1 bola merah dan 1 bola
kuning  −
=
n(A) = banyak cara mengambil 2 bola merah dari 
7 bola merah 
=

  × × 
= 7C2 =  
=  × × 
= 7 × 3 = 21
= 
n(B) = banyak cara mengambil 1 bola merah dari Persamaan lingkaran M:
7 bola merah dan 1 bola kuning dari 5 bola (x – 2)2 + (y – 5)2 = r2
kuning ⇔ (x – 2)2 + (y – 5)2 = (  )2
= 7C1 × 5C1 ⇔ (x – 2)2 + (y – 5)2 = 13
  Jadi, persamaan lingkarannya (x – 2)2 + (y – 5)2 = 13.
=   × 
17. Jawaban: e
 ×  ×  x2 + y2 + ax – 8y + 4 = 0
= × 
× × 

= 7 × 5 = 35 Titik pusat = (–  a, 4).

124 Ulangan Akhir Semester


Oleh karena lingkaran menyinggung sumbu X, ⇔ 4x + 3y ± 15 = 0
diperoleh: ⇔ 4x + 3y + 15 = 0 atau 4x + 3y – 15 = 0
r = |ordinat pusat| Jadi, persamaan garis singgungnya 4x + 3y + 15
⇔ r=4 = 0 atau 4x + 3y – 15 = 0.
⇔ 
−   +  −  = 4 20. Jawaban: a
Lingkaran memotong sumbu X positif ketika
⇔  

 +  −  = 4 y = 0, diperoleh:
(x – 3)2 + (y + 2)2 = 20
⇔  

 +  = 4 ⇔ (x – 3)2 + (0 + 2)2 = 20
 2 ⇔ (x – 3)2 + 4 = 20
⇔ 
a + 12 = 16 ⇔ (x – 3)2 = 16
 2 ⇔ x – 3 = 4 atau x – 3 = –4
⇔ 
a =4 ⇔ x = 7 atau x = –1
⇔ a2
= 16 Oleh karena memotong sumbu X positif, maka titik
⇔ a = 4 atau –4 singgungnya (7, 0).
Jadi, nilai a yang memenuhi adalah –4 atau 4. Persamaan garis singgung di titik (7, 0):
(x1 – 3)(x – 3) + (y1 + 2)(y + 2) = 20
18. Jawaban: b
⇔ (7 – 3)(x – 3) + (0 + 2)(y + 2) = 20
x2 + y2 – 4x + 8y = 0
⇔ (4)(x – 3) + (2)(y + 2) = 20
⇔ x2 – 4x + y2 + 8y = 0
⇔ 4x – 12 + 2y + 4 = 20
⇔ x – 4x + 4 + y2 + 8y + 16 = 0 + 4 + 16
2
⇔ 4x + 2y – 8 = 20
⇔ (x – 2)2 + (y + 4)2 = 20
⇔ 4x + 2y = 28
Persamaan garis singgung yang bergradien 2:
⇔ 2x + y = 14
y + 4 = 2(x – 2) ± r  Jadi, persamaan garis singgungnya 2x + y = 14.
⇔ y + 4 = 2x – 4 ±   21. Jawaban: a
Cek kedudukan titik (2, 3) terhadap lingkaran.
⇔ y + 4 = 2x – 4 ± 
(x + 2)2 + (y – 1)2
⇔ y = 2x – 8 ± 10 = (2 + 2)2 + (3 – 1)2
⇔ y = 2x – 8 + 10 atau y = 2x – 8 – 10 = 4 2 + 22
⇔ y = 2x + 2 atau y = 2x – 18 = 16 + 4
Jadi, persamaan garis singgungnya y = 2x + 2 = 20 > 16
dan y = 2x – 18. Ternyata titik (2, 3) terletak di luar lingkaran.
19. Jawaban: b Persamaan garis kutub:
 (x1 + 2)(x + 2) + (y1 – 1)(y – 1) = 16
Garis 3x – 4y = 12 mempunyai gradien m1 =

. ⇔ (2 + 2)(x + 2) + (3 – 1)(y – 1) = 16
Oleh karena garis singgung tegak lurus dengan ⇔ (4)(x + 2) + (2)(y – 1) = 16
garis 3x – 4y = 12, diperoleh: ⇔ 4x + 8 + 2y – 2 = 16
⇔ 4x + 2y + 6 = 16
m · m1 = –1 ⇔ 4x + 2y = 10


m ·  = –1 ⇔ 2x + y = 5
⇔ y = 5 – 2x

⇔ m=– Substitusikan y = 5 – 2x ke dalam persamaan
lingkaran.
Persamaan garis singgung: (x + 2)2 + (y – 1)2 = 16
y = mx ± r  ⇔ (x + 2)2 + (5 – 2x – 1)2 = 16
 
⇔ (x + 2)2 + (4 – 2x)2 = 16
⇔ y = –  x ± 3  −   ⇔ x + 4x + 4 + 16 – 16x + 4x2 = 16
2

⇔ 5x2 – 12x + 20 = 16
 
⇔ y = –  x ± 3  
⇔ 5x2 – 12x + 4 = 0
⇔ (5x – 2)(x – 2) = 0
 
⇔ y=– x±3 ⇔ 5x – 2 = 0 atau x – 2 = 0
 

 ⇔ x = atau x=2
⇔ y=–x±5
⇔ 3y = –4x ± 15

Matematika Kelas XI 125

heru
   ⇔ 5x′ + 3y′ = 4
Untuk x = maka y = 5 – 2 · =
⇔ 5x + 3y = 4
Untuk x = 2 maka y = 5 – 2 · 2 = 1 Jadi, persamaan bayangan garis tersebut adalah
  5x + 3y = 4.
Diperoleh titik pada lingkaran, yaitu ( , ) dan
(2, 1). 24. Jawaban: b
  A(–9, a + 3) "
→ A′(x′, y′) = A′(y, x)
Persamaan garis singgung di titik ( , ):
= A′(2a, b + 2)
(x1 + 2)(x + 2) + (y1 – 1)(y – 1) = 16 Diperoleh:
  a + 3 = 2a
⇔ ( + 2)(x + 2) + ( – 1)(y – 1) = 16
⇔ a=3
  b + 2 = –9
⇔ ( )(x + 2) + ( )(y – 1) = 16
⇔ b = –11
⇔ (12)(x + 2) + (16)(y – 1) = 80 a + b = 3 – 11 = –8
⇔ 12x + 24 + 16y – 16 = 80 Jadi, nilai a + b = –8.
⇔ 12x + 16y + 8 = 80
⇔ 12x + 16y – 72 = 0 25. Jawaban: b
⇔ 3x + 4y – 18 = 0 Misalkan titik (x, y) terletak pada lingkaran
(x + 1)2 + (y + 6)2 = 9.
Persamaan garis singgung di titik (2, 1):
#
(x1 + 2)(x + 2) + (y1 – 1)(y – 1) = 16 (x, y) 
"
→ (x′, y′) = (x, 2 · 4 – y)
⇔ (2 + 2)(x + 2) + (1 – 1)(y – 1) = 16
Diperoleh:
⇔ (4)(x + 2) + (0)(y – 1) = 16
x′ = x
⇔ 4x + 8 + 0 = 16
y′ = 2 · 4 – y
⇔ 4x = 8
⇔ y = 8 – y′
⇔ x=2
Substitusikan x = x′ dan y = 8 – y′ ke persamaan
Jadi, persamaan garis singgungnya adalah
(x + 1)2 + (y + 6)2 = 9.
3x + 4y – 18 = 0 dan x = 2.
(x + 1)2 + (y + 6)2 = 9
22. Jawaban: d ⇔ (x′ + 1)2 + ((8 – y′) + 6)2 = 9
Diketahui A′(–8, 5) ⇔ (x′ + 1)2 + (14 – y′)2 = 9
 − 
A(4, –12)  → ⇔ (x′ + 1)2 + (–(y′ – 14))2 = 9
A′(4 + (a – 1), –12 + (b + 2) ⇔ (x′ + 1)2 + (y′ – 14)2 = 9
Diperoleh: ⇔ (x + 1)2 + (y – 14)2 = 9
4 + (a – 1) = –8 Jadi, persamaan bayangannya adalah (x + 1)2 +
⇔ a + 3 = –8 (y – 14)2 = 9.
⇔ a = –11 26. Jawaban: b
–12 + (b + 2) = 5
$&'   ° *
⇔ b – 10 = 5 A(a + 2, b – 1) → A′(–b + 1, a + 2)
⇔ b = 15 Diketahui pula A′(–2b, 2a – 1) sehingga diperoleh:
a + b = –11 + 15 = 4 –2b = –b + 1
Jadi, nilai a + b = 4. ⇔ b = –1
23. Jawaban: a 2a – 1 = a + 2
Misalkan titik (x, y) terletak pada garis 5x + 3y = 20. ⇔ a=3
 − 
(x, y)  Koordinat titik A(a + 2, b – 1) sehingga A(3 + 2, –1 – 1)
→ (x′, y′) = (x + 1, y – 7)
= A(5, –2).
Diperoleh:
Jadi, koordinat titik A(5, –2).
x′ = x + 1
⇔ x = x′ – 1 27. Jawaban: a
y′ = y – 7 Misalkan titik (x, y) terletak pada persamaan
⇔ y = y′ + 7  " − 
+ = 1.
Substitusikan x = x′ – 1 dan y = y′ + 7 ke  
persamaan 5x + 3y = 20. $&'   −  °*
(x, y)  → (x′, y′) = (y, –x)
5x + 3y = 20
⇔ 5(x′ – 1) + 3(y′ + 7) = 20
⇔ 5x′ – 5 + 3y′ + 21 = 20

126 Ulangan Akhir Semester


Diperoleh: Turunan f(x) = u5 adalah
–x = y′ f′(x) = 5u4 · u′
⇔ x = –y′ = 5u4 · (6x2 – 4x + 1)
y = x′
= 5(2x3 – 2x2 + x + 4)4 · (6x2 – 4x + 1)
Substitusikan x = –y′ dan y = x′ ke persamaan
= 5(6x2 – 4x + 1)(2x3 – 2x2 + x + 4)4
 " − 
+ = 1. Nilai f′(–1)
 
 
" −   = 5(6 · (–1)2 – 4 · (–1) + 1)(2 · (–1)3 – 2 · (–1)2
+ =1 – 1 + 4)4
 
 − "′ 
′ −  = 5(6 + 4 + 1)(–2 – 2 – 1 + 4)4
⇔ + =1
  = 5(11)(–1)4
 − "′ −  
′ −  
= 55
⇔ + =1
 
31. Jawaban: d
"′ −  
′ −  
⇔ + =1 Misalkan:
 
a = 2x – 1
" −  
 − 
⇔ + =1 ⇔ 2x = a + 1
 
 −  
" −   
⇔ + =1 ⇔ x= 
 
 −  f(2x – 1) = 8x2 – 2
Jadi, persamaan bayangannya adalah +
 
  
" −  ⇔ f(a) = 8   –2
= 1.   

= 2(a2 + 2a + 1) – 2
28. Jawaban: d = 2a2 + 4a + 2 – 2
Dilatasi oleh faktor skala –2 dan titik pusat (3, 6) = 2a2 + 4a
sebagai berikut.
f′(a) = 2 · 2a + 4
x′ = kx – ka + a
= 4a + 4
= (–2) · 2 – (–2) · 3 + 3
Nilai f′(–2) = 4 · (–2) + 4 = –8 + 4 = –4.
= –4 + 6 + 3
=5 32. Jawaban: e
y′ = ky – kb + b Gradien garis singgung kurva:
= (–2) · (–1) – (–2) · 6 + 6 m = f′(x) = 3x – a
= 2 + 12 + 6 Substitusikan x = a – 1 ke dalam m = 3x – a,
= 20 diperoleh:
Jadi, bayangan titik B adalah B′(5, 20). m = 3x – a
= 3(a – 1) – a
29. Jawaban: b
= 3a – 3 – a

< (f(x + h) – f(x)) = 2a – 3
; → ;
Garis normal x + ay – 5 = 0 mempunyai gradien
 
= · < (f(x + h) – f(x)) 
 ; → ; mn = – .

 ; −  Oleh karena garis singgung dan garis normal saling
= · < ;
 ; → tegak lurus, diperoleh:
 m · mn = –1
= · f′(x)
 
⇔ (2a – 3) · (– ) = –1
 
= · (2 · 4x3 – 4 · 2x + 0)
 ⇔ 2a – 3 = a
=

· (8x3 – 8x) ⇔ 2a – a = 3
 ⇔ a=3
= 2x3 – 2x
Diperoleh koordinat titik T(3 – 1, b) = T(2, b).
30. Jawaban: e Substitusikan x = 2 dan a = 3 ke dalam persamaan
f(x) = (2x3 – 2x2 + x + 4)5 kurva.
Misalkan:
u = 2x3 – 2x2 + x + 4 maka u′ = 6x2 – 4x + 1.

Matematika Kelas XI 127

heru
 2 ⇔ 3a2 = 432
f(x) = x – ax + 1 ⇔ a2 = 144

 ⇔ a = ±12
⇔ b= · 22 – 3 · 2 + 1
 Oleh karena ukuran panjang harus positif, nilai a
=6–6+1 yang memenuhi adalah 12.
=1 Volume maksimum:
Jadi, koordinat titik T(2, 1).  − 
V =
33. Jawaban: a 
Fungsi f(x) turun ketika f′(x) < 0.  − 
=
f′(x) < 0 
⇔ 3 · 4x3 – 16 · 3x2 + 24 · 2x < 0  − 
=
⇔ 12x3 – 48x2 + 48x < 0 
⇔ 12x(x2 – 4x + 4) < 0 = 864
⇔ 12x(x – 2)2 < 0 Jadi, volume maksimum kotak tersebut 864 cm3.
Pembuat titik nol: 35. Jawaban: e
12x = 0 dan x – 2 = 0 Banyak barang yang diproduksi x unit.
⇔ x = 0 atau x = 2 Biaya total produksi:
B(x) = (25x2 – 2.000x + 50.000) ribu
– + +
Harga penjualan per unit:
0 2
H(x) = (0,1x2 – 20x + 4.000) ribu
⇔ x<0 Harga total penjualan:
Jadi, grafik fungsi f(x) turun pada interval x < 0. T(x) = x · H(x)
34. Jawaban: d = x · (0,1x2 – 20x + 4.000) ribu
Perhatikan kotak berikut. = (0,1x3 – 20x2 + 4.000x) ribu
Keuntungan:
U(x) = T(x) – B(x)
t = (0,1x3 – 20x2 + 4.000x) – (25x2 – 2.000x
+ 50.000) ribu
= (0,1x3 – 45x2 + 6.000x – 50.000) ribu
a
a Keuntungan maksimum dicapai ketika U′(x) = 0.
U′(x) = 0
Alas kotak berukuran a cm dan tingginya t cm.
⇔ 0,1 · 3x2 – 45 · 2x + 6.000 = 0
Luas permukaan = 432
⇔ 0,3x2 – 90x + 6.000 = 0
⇔ luas alas + 4 · luas bidang tegak = 432
⇔ 0,3(x2 – 300x + 20.000) = 0
⇔ a2 + 4 · at = 432
⇔ 0,3(x – 100)(x – 200) = 0
⇔ a2 + 4at = 432
⇔ x – 100 = 0 atau x – 200 = 0
⇔ 4at = 432 – a2
⇔ x = 100 atau x = 200
 −  
⇔ t= Cek turunan kedua U(x).

U′′(x) = 0,6x – 90
Volume kotak:
Untuk x = 100 diperoleh
V = luas alas · tinggi
U′′(100) = 0,6 · 100 – 90 = –30 (maksimum)
= a2 · t
Untuk x = 200 diperoleh
 −   U’’(200) = 0,6 · 200 – 90 = 30 (minimum)
= a2 ·

Jadi, keuntungan maksimum dicapai pada saat
 −   banyak produksi 100 unit.
=

 −  36. Jawaban: d
=
 
Volume kotak maksimum ketika V′(a) = 0.
∫  dx = 4 ∫ x–3 dx
V′(a) = 0 
=4· x–2 + c
  −

⇔ – =0 
  =– +c
   
⇔ =
 

128 Ulangan Akhir Semester


37. Jawaban: e Mean:
∫ x(3x – 8) dx = ∫ (3x2 – 8x) dx
 3  2 ∑ 
 
=3· x –8· x +c  =  =

  ∑ 
 =
= x3 – 4x2 +c

38. Jawaban: a =
= 59,7
f′(x) = 6x + 5 Jadi, rata-rata berat badan siswa 59,7 kg.
Persamaan kurva:
b. Tabel distribusi frekuensi kumulatif data
f(x) = ∫ (6x + 5) dx
sebagai berikut.

= 6 ·  x2 + 5x + c = 3x2 + 5x + c Berat
fi fk
Badan (kg)
Grafik fungsi f(x) melalui titik (2, –3), berarti:
42–48 3 3
f(2) = –3 ⇔ 3(2)2 + 5(2) + c = –3 49–55 10 13
⇔ 12 + 10 + c = –3 56–62 20 33 ← Kelas Me
⇔ 22 + c = –3 63–69 13 46
⇔ c = –25 70–76 4 50
2
Jadi, rumus fungsi f(x) = 3x + 5x – 25. Banyak data = n = 50
39. Jawaban: c 
Misalkan: u = x – 3 Median = nilai data ke- (50 + 1)

@ = nilai data ke-25,5

= 1 ⇔ du = dx
Median adalah nilai data ke-25,5 terletak di
Sehingga diperoleh: kelas interval 56–62.
∫ (x – 3)5 dx = ∫ u5 du L = 56 – 0,5 = 55,5
 6 fM = 20
= u +c e

 f kM = 13
= (x – 3)6 + c e
p = 62 – 56 + 1 = 7.
40. Jawaban: b 
− I# 

Misalkan: u = 2x + 1 maka: Me = L +  E 

 ·p
 #E
@  

=2
@   ⋅ −  
⇔ dx =  = 55,5 +    ·7
  
 
Sehingga diperoleh:
 −  
  @ = 55,5 +   ·7
∫  + 
dx = ∫
@
·    
 
− = 55,5 +  · 7
= ∫ 2@ 
du
 = 55,5 + 4,2

=2∫@ 
du = 59,7
 Jadi, median berat badan siswa 59,7 kg.
= 2 · 2 @ + c = 4  + c

2. a. Sajian data dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi kumulatif sebagai berikut.
B. Uraian
Usia fi fk
1. a. (tahun)
Berat Badan (kg) fi xi fixi
22–26 18 18 ← Kelas Q1
42–48 3 45 135 27–31 13 31
49–55 10 52 520 32–36 11 42
56–62 20 59 1.180 37–41 5 47 ← Kelas Q3
63–69 13 66 858 42–46 7 54
70–76 4 73 292 47–51 6 60

∑ 50 2.985
= Banyak data = n = 60

Matematika Kelas XI 129

heru

∑   − 

  =  
Q1 = nilai data ke- (60 + 1) Ragam: S2 = = = 70

 ∑ 
 =
= nilai data ke-15,25 
Jadi, ragam data 70 .

Q1 adalah nilai data ke-15,25 terletak di kelas
interval 22–26. 3. Tim beranggotakan 3 orang, terdiri atas sekurang-
L1 = 22 – 0,5 = 21,5 kurangnya 1 orang wanita.
Kemungkinan anggota tim terdiri atas 1 wanita dan
fQ1 = 18
2 pria, 2 wanita dan 1 pria, atau 3 wanita.
fkQ1 = 0 Banyak cara memilih 1 wanita dari 4 wanita dan
p = 26 – 22 +1 = 5 2 pria dari 6 pria = 4C1 × 6C2
  ⋅
− I   
=  × 
Q1 = L1 + 
 W 
 ·p
 W
   ×  × × 
= ×  ×  × × 
  ⋅ − 
= 21,5 +    ·5 = 4 × 15 = 60
  
 
Banyak cara memilih 2 wanita dari 4 wanita dan
   1 pria dari 6 pria = 4C2 × 6C1
= 21  + 4 = 25 
 
=  ×  

Q3 = nilai data ke- (60 + 1)
  ×  ×  × 
= nilai data ke-45,75 =  × ×  × × 

Q3 adalah nilai data ke-45,75 terletak di kelas = 6 × 6 = 36


interval 37 – 41. Banyak cara memilih 3 wanita dari 4 wanita = 4C3
L3 = 37 – 0,5 = 36,5   × 
= = ×  = 4
fQ3 = 5  
fkQ3= 42 Jadi, banyak cara memilih anggota tim sekurang-
kurangnya terdiri atas 1 wanita = 60 + 36 + 4 = 100.
  ⋅
− I 
Q3 = L3 +  
 W
·p 4. Sebuah bola diambil secara acak dari kotak A
 W 
  kemudian dimasukkan ke kotak B.
  ⋅ −   Kemungkinan bola yang terambil dari kotak A
= 36,5 +    ·5 adalah 1 bola merah atau 1 bola kuning.
 
  Kotak A berisi 7 bola, terdiri atas 3 bola merah
= 36,5 + 3 = 39,5 (3M) dan 4 bola kuning (3K).
Kotak B berisi 7 bola, terdiri atas 2 bola merah
Jangkauan antarkuartil (2M) dan 5 bola kuning (5K).
= Q3 – Q1 Misalkan:
  A = kejadian terambil 1 bola merah dari kotak A
= 39  – 25  = 13
dan 1 bola kuning dari kotak B
B = kejadian terambil 1 bola kuning dari kotak A
Jadi, jangkauan antarkuartil data adalah 13
dan 1 bola kuning dari kotak B
tahun. Proses pengambilan bola dan peluang kejadian A
b. fi xi fixi (xi –  )2 fi (xi –  )2 dan B dapat digambarkan seperti skema berikut.
Kotak B
18 24 432 81 1.458 P(MA) P1(KB)
13 29 377 16 208  3M 
11 34 374 1 11 Kotak A M K – (MK)
 5K
5 39 195 36 180
7 44 308 121 847 3M
6 49 294 256 1.536 4K Kotak B
P2(KB)
 2M 
60 1.980 4.240 P(KA)  K M – (KM)
6K


∑  
 = 
 = =
= 33 Peluang pengambilan Peluang pengambilan
∑  bola dari kotak A bola dari kotak B
 =

130 Ulangan Akhir Semester


Peluang terambil 1 bola merah dari kotak A = P(MA) Persamaan garis singgung di titik (–2, 2):
 x1x + y1y + 4(x + x1) – 3(y + y1) + 20 = 0
= 
. ⇔ –2x + 2y + 4(x – 2) – 3(y + 2) + 20 = 0
Peluang terambil 1 bola kuning dari kotak B setelah ⇔ –2x + 2y + 4x – 8 – 3y – 6 + 20 = 0
⇔ 2x – y + 6 = 0

1 bola merah dimasukkan = P1(KB) =  . Persamaan garis singgung di titik (–5, 1):
x1x + y1y + 4(x + x1) – 3(y + y1) + 20 = 0
 
P(A) = P(MA) × P1(KB) =  ×  = ⇔ –5x + y + 4(x – 5) – 3(y + 1) + 20 = 0
Peluang terambil 1 bola kuning dari kotak A = ⇔ –5x + y + 4x – 20 – 3y – 3 + 20 = 0
⇔ –x – 2y – 3 = 0

P(KA) =  . ⇔ x + 2y + 3 = 0
Jadi, persamaan garis singgungnya 2x – y + 6
Peluang terambil 1 bola kuning dari kotak B setelah = 0 dan x + 2y + 3 = 0.

1 bola kuning dimasukkan = P2(KB) =  . 6. a.  −  − 
A(9, 4) → A′(9 – 3, 4 – 7)
  = A′(6, –3)
P(B) = P(KA) × P2(KB) =  ×  =
Jadi, bayangan titik A adalah A′(6, –3).
Kejadian A dan B saling lepas. A(9, 4)  → A′(2 · 3 – 9, 4) = A′(–3, 4)
b. #

Jadi, peluang terambil satu bola kuning Jadi, bayangannnya adalah A′(–3, 4).
  
= P(A) + P(B) = + = .  − 
7. Misalkan titik (x, y) terletak pada elips +

5. a. Kedudukan titik B "
x2 + y2 + 8x – 6y + 20 = 1.

= (–3)2 + 02 + 8 · (–3) – 6 · 0 + 20 (x, y) didilatasi dengan faktor skala 2 dan titik pusat
= 9 + 0 – 24 – 0 + 20 (1, 6) sehingga diperoleh:
=5>0 x′ = kx – ka + a
Jadi, titik B(–3, 0) terletak di luar lingkaran. ⇔ x′ = 2x – 2 · 1 + 1
b. Persamaan garis singgung ⇔ x′ = 2x – 1
Oleh karena titik B terletak di luar lingkaran, "′
⇔ x= 
persamaan garis singgung dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan garis kutub. y′ = ky – kb + b
Persamaan garis kutub: ⇔ y′ = 2y – 2 · 6 + 6
x1x + y1y + 4(x + x1) – 3(y + y1) + 20 = 0 ⇔ y′ = 2y – 6
⇔ –3x + 0y + 4(x – 3) – 3(y + 0) + 20 = 0 "′
⇔ y=
⇔ –3x + 4x – 12 – 3y + 20 = 0 
⇔ x – 3y + 8 = 0 ′ "′
Substitusikan x = dan y = ke
⇔ x = 3y – 8  
Substitusikan x = 3y – 8 ke dalam persamaan  −  "
persamaan + = 1.

lingkaran.
x2 + y2 + 8x – 6y + 20 = 0  −  "
+ =1
⇔ (3y – 8) + y + 8(3y – 8) – 6y + 20 = 0
2 2 

⇔9y2 – 48y + 64 + y2 + 24y – 64 – 6y + 20 = 0


( ) ( )
 
 ′   "′ 
 −   
     
⇔ 10y2 – 30y + 20 = 0 ⇔ + =1

⇔ 10(y2 – 3y + 2) = 0
⇔ 10(y – 2)(y – 1) = 0  ′ −  
 

 "′  
 


⇔ y – 2 = 0 atau y – 1 = 0 ⇔   
+   
=1

⇔ y = 2 atau y = 1
 
−  "′ 
Untuk y = 2 maka x = 3 · 2 – 8 = –2    
⇔   
+   
=1
Untuk y = 1 maka x = 3 · 1 – 8 = –5 
′ −  "′  
Diperoleh titik pada lingkaran, yaitu (–2, 2) dan    

(–5, 1). ⇔ 

+ 

=1

Matematika Kelas XI 131

heru
′ −  "′   Diperoleh titik stasioner minimum (–1, 9).
⇔ + =1
  Jadi, titik stasioner minimum (2, –18) dan titik
 −  "   stasioner maksimum (–1, 9).
⇔ + =1
 
9. Fungsi f(x) mempunyai titik stasioner ketika f’(x) = 0.
 −  f′(x) = 0
Jadi, persamaan bayangannya adalah +
 ⇔ 2x + b = 0
"  
⇔ 2a + b = 0

= 1. ⇔ b = –2a . . . (1)

8. Titik stasioner kurva dicapai ketika f′(x) = 0. f(a) = –3


f′(x) = 0 ⇔ a2 + ab + 1 = –3
⇔ 2 · 3x2 – 3 · 2x – 12 = 0 ⇔ a2 + a(–2a) + 1 = –3
⇔ 6x2 – 6x – 12 = 0 ⇔ a2 – 2a2 = –4
⇔ 6(x2 – x – 2) = 0 ⇔ –a2 = –4
⇔ 6(x – 2)(x + 1) = 0 ⇔ a = 2 atau a = –2
⇔ x – 2 = 0 atau x + 1 = 0 Untuk a = 2 maka b = –2 · 2 = –4
⇔ x = 2 atau x = –1 Untuk a = –2 maka b = –2 · (–2) = 4
Cek turunan kedua f(x). Nilai ab = 2 · (–4) = –8.
f′′(x) = 6 · 2x – 6 Jadi, nilai ab = –8.
= 12x – 6 10. f(x) = 2x – 3 dan g(x) = x + 2
Untuk x = 2 a. ∫ (f(x) + g(x)) dx = ∫ (2x – 3 + x + 2) dx
f′′(2) = 12 · 2 – 6 = 24 > 0 (minimum)
= ∫ (3x – 1) dx
f(2) = 2 · 23 – 3 · 22 – 12 · 2 + 2 
= 16 – 12 – 24 + 2 = 3 ·  x2 – x + c
= –18 
=  x2 – x + c
Diperoleh titik stasioner minimum (2, –18).
Untuk x = –1 b. ∫ (f(x) × g(x)) dx = ∫ ((2x – 3) × (x + 2)) dx
f′′(–1) = 12 · –1 – 6 = –18 < 0 (maksimum) = ∫ (2x2 + x – 6) dx
f(–1) = 2 · (–1)3 – 3 · (–1)2 – 12 · (–1) + 2  
= –2 – 3 + 12 + 2 = 2 ·  x3 +  x2 – 6x + c
=9  3  2
= x + x – 6x + c
 

132 Ulangan Akhir Semester


SILABUS
Statistika

Mata Pelajaran : Matematika


Satuan Pendidikan : SMA/MA
Kelas/Semester : XI/2
Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Alokasi
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu

1.1 Menghayati dan mengamal- • Mengagumi pengertian Statistika • Mengamati penggunaan Pengamatan Sikap 15 jp 1. Buku Matematika
kan ajaran agama yang dan makna statistika • Tabel Distribusi statistika dalam kehidupan • Saat berlangsung SMA/MA Kelas XI,
dianutnya. serta penggunaannya Frekuensi dan His- sehari-hari. pembelajaran Kementerian Pen-
dalam keseharian. togram • Menjelaskan pengertian didikan dan Kebu-
• Ukuran Pemusatan dan rumus mean, median, dayaan Republik
2.1 Memiliki motivasi internal, • Memiliki sikap konsis- • Ukuran Letak dan dan modus. Pengamatan Sikap Indonesia
kemampuan bekerja sama, ten, teliti dan cermat, Ukuran Penyebaran • Menghitung nilai mean, • Saat berlangsung 2. Buku Guru Mate-
konsisten, sikap disiplin, disiplin, dan rasa ingin median, dan modus data pembelajaran matika SMA/MA
rasa percaya diri, dan sikap tahu dalam menghadapi tunggal. Kelas XI, Kemente-
toleransi dalam perbedaan dan menyelesaikan • Menghitung nilai mean, rian Pendidikan dan
strategi berpikir dalam permasalahan. median, dan modus data Kebudayaan Re-
memilih dan menerapkan • Memiliki sikap dan berkelompok dalam bentuk publik Indonesia
strategi menyelesaikan berperilaku jujur dan tabel distribusi frekuensi 3. Buku PR Matema-
masalah. tangguh menghadapi biasa, tabel distribusi tika Kelas XIB, PT
masalah dalam mem- frekuensi relatif, tabel Intan Pariwara
pelajari statistika. distribusi frekuensi 4. Buku PG Matema-
kumulatif, histogram, dan tika Kelas XIB, PT

Matematika Kelas XI
poligon frekuensi. Intan Pariwara
• Menjelaskan pengertian
dan rumus kuartil, desil,
dan persentil.

255
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar

256
Waktu

2.2 Mampu mentransformasi diri • Memiliki rasa keingin- • Menghitung nilai kuartil,
dalam berperilaku jujur, tahuan mempelajari desil, dan persentil data
tangguh mengadapi masalah, statistika serta ke- tunggal.

Silabus
kritis dan disiplin dalam manfaatannya. • Menghitung nilai kuartil,
melakukan tugas belajar desil, dan persentil data ber-
matematika. kelompok dalam bentuk
2.3 Menunjukkan sikap ber- tabel distribusi frekuensi
tanggung jawab, rasa ingin biasa, tabel distribusi fre-
tahu, jujur, dan perilaku kuensi relatif, tabel distri-
peduli lingkungan. busi frekuensi kumulatif,
histogram, dan poligon
3.12 Mendeskripsikan dan • Mampu menjelaskan frekuensi. Tes Tertulis
menggunakan berbagai pengertian dan rumus • Menjelaskan pengertian • Pilihan Ganda
ukuran pemusatan, letak dan mean, median, dan jangkauan, jangkauan • Uraian
penyebaran data sesuai modus. antarkuartil, simpangan
dengan karakteristik data • Mampu menghitung kuartil, simpangan rata-rata,
melalui aturan dan rumus nilai mean, median, ragam, dan simpangan
serta menafsirkan dan dan modus data baku.
mengomunikasikannya. tunggal dan data • Menghitung nilai jangkauan,
berkelompok. jangkauan antarkuartil, sim-
• Mampu menjelaskan pangan kuartil, simpangan
pengertian dan rumus rata-rata, ragam, dan sim-
kuartil, desil, dan pangan baku data tunggal.
persentil. • Menghitung nilai jangkauan,
• Mampu menghitung jangkauan antarkuartil,
nilai kuartil, desil, dan simpangan kuartil, sim-
persentil data tunggal pangan rata-rata, ragam,
dan data dan simpangan baku data
berkelompok. berkelompok dalam bentuk
• Mampu menjelaskan tabel distribusi frekuensi
pengertian jangkauan, biasa, tabel distribusi
jangkauan antarkuartil, frekuensi relatif, tabel
simpangan kuartil, distribusi frekuensi kumu-
simpangan rata-rata, latif, histogram, dan poligon
ragam, dan simpangan frekuensi.
baku. • Mencermati sajian data
• Mampu menghitung dalam bentuk tabel distri-
nilai jangkauan, jang- busi frekuensi biasa, tabel
kauan antarkuartil, distribusi frekuensi relatif,
simpangan kuartil, tabel distribusi frekuensi
simpangan rata-rata, kumulatif, histogram, dan
ragam, dan simpangan poligon frekuensi.
baku data tunggal dan
data berkelompok.
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar
Waktu

4.9 Menyajikan dan mengolah • Mampu membaca data • Mendeskripsikan unsur- Tes Tertulis
data statistik deskriptif ke dalam bentuk tabel unsur yang terdapat dalam • Pilihan Ganda
dalam tabel distribusi dan distribusi frekuensi tabel distribusi frekuensi • Uraian
histogram untuk memper- dan histogram. biasa, tabel distribusi fre-
jelas dan menyelesaikan • Mampu mendeskripsi- kuensi relatif, tabel distri-
masalah yang berkaitan kan unsur-unsur yang busi frekuensi kumulatif,
dengan kehidupan nyata. terdapat dalam tabel histogram, dan poligon
distribusi frekuensi dan frekuensi.
histogram. • Menyajikan data dalam
• Mampu menyajikan bentuk tabel distribusi
data dalam bentuk tabel frekuensi biasa, tabel
distribusi frekuensi distribusi frekuensi relatif,
dan histogram. tabel distribusi frekuensi
kumulatif, histogram, dan
poligon frekuensi.

Matematika Kelas XI
257
SILABUS

258
Aturan Pencacahan dan Peluang

Mata Pelajaran : Matematika

Silabus
Satuan Pendidikan : SMA/MA
Kelas/Semester : XI/2
Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Alokasi
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu

1.1 Menghayati dan mengamal- • Mengagumi pengerti- Peluang • Mengamati penggunaan Pengamatan Sikap 15 jp 1. Buku Matematika
kan ajaran agama yang an dan makna aturan • Aturan Pencacahan aturan pencacahan dan • Saat berlangsung SMA/MA Kelas XI,
dianutnya. pencacahan dan • Peluang Suatu Ke- peluang dalam kehidupan pembelajaran Kementerian Pen-
peluang serta peng- jadian sehari-hari. didikan dan Kebu-
gunaannya dalam ke- • Peluang Kejadian • Mendeskripsikan konsep dayaan Republik
seharian. Majemuk aturan perkalian. Indonesia
• Mencermati konstruksi 2. Buku Guru Mate-
2.1 Memiliki motivasi internal, • Memiliki sikap konsis- aturan perkalian. Pengamatan Sikap matika SMA/MA
kemampuan bekerja sama, ten, teliti dan cermat, • Menyelesaikan permasa- • Saat berlangsung Kelas XI, Kemente-
konsisten, sikap disiplin, disiplin, dan rasa ingin lahan tentang aturan per- pembelajaran rian Pendidikan dan
rasa percaya diri, dan sikap tahu dalam menghadapi kalian. Kebudayaan Re-
toleransi dalam perbedaan dan menyelesaikan • Menjelaskan konsep publik Indonesia
strategi berpikir dalam permasalahan. faktorial. 3. Buku PR Matema-
memilih, dan menerapkan • Mendeskripsikan konsep tika Kelas XIB, PT
strategi menyelesaikan permutasi. Intan Pariwara
masalah. • Mencermati konstruksi 4. Buku PG Matema-
rumus permutasi. tika Kelas XIB, PT
• Menyelesaikan permasa- Intan Pariwara
lahan tentang permutasi.
• Mendeskripsikan konsep
permutasi dengan bebe-
rapa unsur yang sama.
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar
Waktu

2.2 Mampu mentransformasi diri • Memiliki sikap dan • Mencermati konstruksi


dalam berperilaku jujur, berperilaku jujur dan rumus permutasi dengan
tangguh mengadapi masalah, tangguh menghadapi beberapa unsur yang
kritis dan disiplin dalam masalah dalam mem- sama.
melakukan tugas belajar pelajari aturan pen- • Menyelesaikan permasa-
matematika. cacahan dan peluang. lahan tentang permutasi
2.3 Menunjukkan sikap ber- • Memiliki rasa keingin- dengan beberapa unsur
tanggung jawab, rasa ingin tahuan mempelajari yang sama.
tahu, jujur, dan perilaku aturan pencacahan • Mendeskripsikan konsep
peduli lingkungan. dan peluang, serta ke- permutasi siklis.
manfaatannya. • Mencermati konstruksi
rumus permutasi siklis.
3.13 Mendeskripsikan dan me- • Mampu mendeskrip- • Menyelesaikan permasal- Tes Tertulis
nerapkan berbagai aturan sikan konsep aturan ahan tentang permutasi • Pilihan Ganda
pencacahan melalui bebe- perkalian, permutasi siklis. • Uraian
rapa contoh nyata serta dan kombinasi. • Mendeskripsikan konsep
menyajikan alur perumus- • Mampu menerapkan kombinasi.
an aturan pencacahan konsep aturan per- • Mencermati konstruksi
(perkalian, permutasi dan kalian, permutasi dan rumus kombinasi.
kombinasi) melalui dia- kombinasi dalam pe- • Menyelesaikan permasa-
gram atau cara lainnya. mecahan masalah. lahan tentang kombinasi.
3.14 Menerapkan berbagai • Mampu menjelaskan • Menjelaskan pengertian
konsep dan prinsip per- pengertian percobaan percobaan statistika,
mutasi dan kombinasi dalam statistika, ruang ruang sampel, titik sampel,
pemecahan masalah nyata. sampel, titik sampel, kejadian, dan komplemen
3.15 Mendeskripsikan konsep kejadian, dan kejadian.
ruang sampel dan menen- komplemen kejadian. • Menentukan ruang sampel
tukan peluang suatu • Mampu menentukan suatu percobaan.
kejadian dalam suatu ruang sampel suatu • Menjelaskan pengertian
percobaan. percobaan. peluang suatu kejadian.
3.16 Mendeskripsikan dan • Mampu menjelaskan • Menjelaskan kisaran nilai
menerapkan aturan/rumus pengertian peluang peluang.
peluang dalam mem- suatu kejadian, • Menjelaskan pengertian
prediksi terjadinya suatu peluang komplemen peluang komplemen suatu
kejadian dunia nyata serta suatu kejadian dan kejadian.
menjelaskan alasan- kisaran nilai peluang. • Menghitung peluang suatu
• Mampu menghitung kejadian.
alasannya. peluang suatu kejadian. • Menghitung peluang kom-
3.17 Mendeskripsikan konsep • Mampu menghitung plemen suatu kejadian.
peluang dan harapan peluang komplemen • Mendeskripsikan konsep
suatu kejadian dan suatu kejadian. frekuensi harapan suatu
menggunakannya dalam

Matematika Kelas XI
• Mampu mendeskripsi- kejadian.
pemecahan masalah. kan konsep frekuensi • Menentukan frekuensi
harapan suatu ke- harapan suatu kejadian.
jadian. • Mendeskripsikan konsep

259
kejadian saling lepas.
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar

260
Waktu

• Mampu menentukan • Menghitung peluang Portofolio


frekuensi harapan kejadian saling lepas. • Laporan Tugas
suatu kejadian. • Mendeskripsikan konsep

Silabus
• Mampu mendeskripsi- kejadian saling bebas.
kan konsep kejadian • Menghitung peluang ke-
saling lepas. jadian saling bebas.
• Mampu menghitung • Mendeskripsikan konsep
peluang kejadian saling kejadian bersyarat.
lepas. • Menghitung peluang ke-
• Mampu mendeskripsi- jadian bersyarat.
kan konsep kejadian • Memilih dan mengguna-
saling bebas. kan aturan pencacahan
• Mampu menghitung yang sesuai dalam peme-
peluang kejadian saling cahan masalah nyata
bebas. serta memberikan alasan-
• Mampu mendeskripsi- nya.
kan konsep kejadian • Menyelesaikan masalah
bersyarat. nyata yang berkaitan
• Mampu menghitung dengan aturan pencacah-
peluang kejadian ber- an.
syarat. • Menyelesaikan masalah
nyata yang berkaitan
4.10 Memilih dan menggunakan • Mampu memilih dan dengan peluang. Tes Tertulis
aturan pencacahan yang menggunakan aturan • Pilihan Ganda
sesuai dalam pemecahan pencacahan yang se- • Uraian
masalah nyata serta suai dalam pemecahan Portofolio
memberikan alasannya. masalah nyata serta • Laporan Tugas
4.11 Mengidentifikasi masalah memberikan alasannya.
nyata dan menerapkan • Mampu menyelesai-
aturan perkalian, permutasi, kan masalah nyata yang
dan kombinasi dalam berkaitan dengan aturan
pemecahan masalah pencacahan.
tersebut. • Mampu menyelesai-
4.12 Mengidentifikasi, menyaji- kan masalah nyata yang
kan model matematika dan berkaitan dengan
menentukan peluang dan peluang.
harapan suatu kejadian
dari masalah kontektual.
SILABUS
Persamaan Lingkaran

Mata Pelajaran : Matematika


Satuan Pendidikan : SMA/MA
Kelas/Semester : XI/2
Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Alokasi
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu

1.1 Menghayati dan mengamal- • Mengagumi konsep Persamaan Lingkaran • Mengingat kembali definisi Pengamatan Sikap 12 jp 1. Buku Matematika
kan agama yang dianutnya. persamaan lingkaran • Persamaan Lingkaran lingkaran. • Saat berlangsung SMA/MA Kelas XI,
dalam peranannya • Persamaan Garis • Menentukan persamaan pembelajaran Kementerian Pen-
membantu menyele- Singgung Lingkaran lingkaran yang berpusat didikan dan Kebu-
saikan masalah kese- di O(0, 0) dan berjari-jari r. dayaan Republik
harian. • Menentukan persamaan Indonesia
lingkaran yang berpusat 2. Buku Guru Mate-
2.1 Memiliki motivasi internal, • Memiliki sikap konsis- di P(a, b) dan berjari-jari r. Pengamatan Sikap matika SMA/MA
kemampuan bekerja sama, ten, teliti dan cermat, • Menentukan bentuk umum • Saat berlangsung Kelas XI, Kemente-
konsisten, sikap disiplin, disiplin, dan rasa ingin persamaan lingkaran. pembelajaran rian Pendidikan dan
rasa percaya diri, dan sikap tahu dalam mengha- • Menentukan titik pusat Kebudayaan Re-
toleransi dalam perbedaan dapi dan menyele- dan jari-jari lingkaran jika publik Indonesia
strategi berpikir dalam saikan permasalahan. diketahui persamaan ling- 3. Buku PR Matema-
memilih dan menerapkan karan. tika Kelas XIB, PT
strategi menyelesaikan • Menyebutkan syarat Intan Pariwara
masalah. suatu titik terletak di dalam 4. Buku PG Matema-
2.2 Mampu mentransformasi diri • Memiliki rasa keingin- lingkaran, pada lingkaran, tika Kelas XIB, PT

Matematika Kelas XI
dalam berperilaku jujur, tang- tahuan mempelajari atau di luar lingkaran. Intan Pariwara
guh menghadapi masalah, persamaan lingkaran, • Menghitung jarak suatu
kritis dan disiplin dalam serta kemanfaatan- titik terhadap titik pusat
melakukan tugas belajar nya. lingkaran.

261
matematika.
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar

262
Waktu

2.3 Menunjukkan sikap ber- • Memiliki sikap terbu- • Menyebutkan syarat suatu
tanggung jawab, rasa ingin ka, berperilaku peduli, garis memotong, menying-
tahu, jujur dan perilaku dan toleransi dalam gung, atau tidak memotong

Silabus
peduli lingkungan. menghadapi masalah lingkaran.
dalam mempelajari • Menghitung jarak suatu
persamaan lingkaran. garis terhadap titik pusat
lingkaran.
3.18 Mendeskripsikan konsep • Mampu menentukan • Menentukan persamaan Tes Tertulis
persamaan lingkaran dan persamaan lingkaran garis singgung lingkaran • Pilihan Ganda
menganalisis sifat garis yang diketahui titik yang berpusat di titik • Uraian
singgung lingkaran dengan pusat dan jari-jarinya. O(0, 0) dan bergradien m.
menggunakan metode • Mampu menentukan • Menentukan persamaan
koordinat. kedudukan titik ter- garis singgung lingkaran
3.19 Mendeskripsikan konsep hadap lingkaran. yang berpusat di titik P(a, b)
dan kurva lingkaran dengan • Mampu menentukan dan bergradien m.
titik pusat tertentu dan kedudukan garis ter- • Menentukan persamaan
menurunkan persamaan hadap lingkaran. garis singgung lingkaran
umum lingkaran dengan yang sejajar atau tegak
metode koordinat. lurus dengan suatu garis.
• Menentukan persamaan
4.13 Mengolah informasi dari • Mampu menentukan garis singgung lingkaran di Tes Tertulis
suatu masalah nyata, persamaan garis sing- suatu titik pada lingkaran • Pilihan Ganda
mengidentifikasi sebuah gung lingkaran dengan yang berpusat di titik O(0, 0). • Uraian
titik sebagai pusat ling- gradien tertentu. • Menentukan persamaan
karan yang melalui suatu • Mampu menentukan garis singgung lingkaran di
titik tertentu, membuat persamaan garis sing- suatu titik pada lingkaran
model matematika berupa gung lingkaran di suatu yang berpusat di titik P(a, b).
persamaan lingkaran dan titik pada lingkaran. • Menentukan titik potong
menyelesaikan masalah • Mampu menentukan antara garis kutub dengan
tersebut. persamaan garis sing- lingkaran.
4.14 Merancang dan mengaju- gung lingkaran di suatu • Menentukan persamaan
kan masalah nyata terkait titik di luar lingkaran. garis singgung lingkaran di
garis singgung lingkaran titik potong garis kutub
serta menyelesaikannya dengan lingkaran.
dengan melakukan manipu-
lasi aljabar dan menerap-
kan berbagai konsep ling-
karan.
SILABUS
Transformasi Geometri

Mata Pelajaran : Matematika


Satuan Pendidikan : SMA/MA
Kelas/Semester : XI/2
Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Alokasi
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran Pembelajaran Penilaian Waktu Sumber Belajar

1.1 Menghayati dan mengamal- • Mampu menghayati Transformasi Geometri • Mengamati peristiwa atau Pengamatan Sikap 8 jp 1. Buku Matematika
kan ajaran agama yang dan mengamalkan • Sifat transformasi fenomena yang berkaitan • Saat berlangsung SMA/ MA Kelas XI,
dianutnya konsep transformasi geometri dengan translasi, refleksi, pembelajaran Kementerian Pen-
geometri dalam peran- • Transfomasi geo- dilatasi, dan rotasi. didikan dan Kebu-
nya membantu me- metri terhadap kurva • Menyelidiki ciri-ciri tran- dayaan Republik
nyelesaikan masalah. slasi, refleksi, dilatasi, dan Indonesia
rotasi. 2. Buku Guru Mate-
2.1 Memiliki motivasi internal, • Mampu menunjukkan • Menentukan bayangan Pengamatan Sikap matika SMA/MA
kemampuan bekerja sama, sikap motivasi internal, sebuah titik oleh translasi, • Saat berlangsung Kelas XI, Kemen-
konsisten, sikap disiplin, kemampuan bekerja refleksi, dilatasi, dan rotasi. pembelajaran terian Pendidikan
rasa percaya diri, dan sikap sama, konsisten, sikap • Menentukan persamaan dan Kebudayaan
toleransi dalam perbedaan disiplin, rasa percaya bayangan sebuah kurva Republik Indonesia
strategi berpikir dalam me- diri, dan sikap toleransi oleh translasi, refleksi, 3. Buku PR Matema-
milih dan menerapkan stra- dalam perbedaan stra- dilatasi, dan rotasi. tika Kelas XIB, PT
tegi menyelesaikan masalah. tegi berpikir dalam me- • Menggunakan sifat trans- Intan Pariwara
milih dan menerapkan formasi geometri untuk 4. Buku PG Matema-

Matematika Kelas XI
strategi menyelesai- menyelesaikan masalah. tika Kelas XIB, PT
kan masalah. Intan Pariwara

263
Alokasi
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar

264
Waktu

2.2 Mampu mentransformasi • Mampu menunjukkan


diri dalam berperilaku jujur, sikap berperilaku jujur,
tangguh mengadapi masa- tangguh mengadapi

Silabus
lah, kritis dan disiplin dalam masalah, kritis dan
melakukan tugas belajar disiplin dalam mela-
matematika. kukan tugas belajar
2.3 Menunjukkan sikap ber- matematika.
tanggung jawab, rasa ingin
tahu, jujur dan perilaku
peduli lingkungan.

3.20 Menganalisis sifat-sifat • Mampu memahami Tes Tertulis


transformasi geometri (tran- konsep dasar trans- • Pilihan Ganda
slasi, refleksi garis, dilatasi, formasi geometri yang • Uraian
dan rotasi) dengan pen- meliputi translasi,
dekatan koordinat dan refleksi, dilatasi, dan
menerapkannya dalam rotasi menggunakan
menyelesaikan masalah. sudut pandang koor-
dinat.
• Mampu menjelaskan
sifat-sifat transformasi
geometri.
• Mampu menentukan
bayangan titik oleh
translasi, refleksi,
dilatasi, dan rotasi.

4.15 Menyajikan objek konteks- • Mampu mendeskrip- Tes Tertulis


tual, menganalisis informasi sikan cara mengguna- • Pilihan Ganda
terkait sifat-sifat objek dan kan sifat transformasi • Uraian
menerapkan aturan trans- geometri untuk menen-
formasi geometri (refleksi, tukan persamaan
translasi, dilatasi, dan bayangan kurva oleh
rotasi) dalam memecahkan sebuah transformasi
masalah. geometri.
• Mampu menentukan
persamaan bayangan
kurva oleh sebuah
transformasi geometri.
• Mampu menerapkan
aturan transformasi
geometri dan sifat
objek untuk menyele-
saikan transformasi
geometri terhadap
kurva.
SILABUS
Turunan Fungsi

Mata Pelajaran : Matematika


Satuan Pendidikan : SMA/MA
Kelas/Semester : XI/2
Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar
Waktu
1.1 Menghayati dan mengamal- • Mengagumi konsep Turunan Fungsi • Menentukan laju perubahan Pengamatan Sikap 12jp 1. Buku Matematika
kan agama yang dianutnya. turunan fungsi dalam • Turunan Fungsi suatu fungsi. • Saat berlangsung SMA/MA Kelas XI,
peranannya membantu Aljabar • Menentukan aturan fungsi pembelajaran Kementerian Pen-
menyelesaikan masa- • Penggunaan Turunan aljabar. didikan dan Kebu-
lah keseharian. Fungsi • Menjelaskan notasi turunan dayaan Republik
menggunakan notasi Indonesia
2.1 Memiliki motivasi internal, • Memiliki sikap konsis- Leibnitz. Pengamatan Sikap 2. Buku Guru Mate-
kemampuan bekerja sama, ten, teliti dan cermat, • Membuktikan beberapa • Saat berlangsung matika SMA/MA
konsisten, sikap disiplin, disiplin, dan rasa ingin sifat-sifat turunan fungsi. pembelajaran Kelas XI, Kemen-
rasa percaya diri, dan sikap tahu dalam menghadapi • Menentukan turunan fungsi terian Pendidikan
toleransi dalam perbedaan dan menyelesaikan menggunakan aturan rantai. dan Kebudayaan
strategi berpikir dalam me- permasalahan. • Menentukan nilai turunan Republik Indonesia
milih dan menerapkan strategi • Memiliki rasa keingin- fungsi di suatu titik. 3. Buku PR Matema-
menyelesaikan masalah. tahuan mempelajari • Menentukan turunan ke- tika Kelas XIB, PT
2.2 Mampu mentransformasi diri turunan fungsi, serta dua fungsi aljabar. Intan Pariwara
dalam berperilaku jujur, tang- kemanfaatannya. • Menentukan gradien garis 4. Buku PG Matema-
guh menghadapi masalah, • Memiliki sikap terbuka, singgung kurva. tika Kelas XIB, PT

Matematika Kelas XI
kritis dan disiplin dalam melaku- berperilaku peduli, • Menentukan persamaan intan Pariwara
kan tugas belajar matematika. dan toleransi dalam garis singgung dan garis
2.3 Menunjukkan sikap ber- menghadapi masalah normal.
tanggung jawab, rasa ingin dalam mempelajari

265
tahu, jujur dan perilaku peduli turunan fungsi.
lingkungan.
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar

266
Waktu

3.21 Mendeskripsikan konsep • Mampu menentukan • Menjelaskan pengertian Tes Tertulis


turunan dengan meng- turunan fungsi aljabar. fungsi naik dan fungsi • Pilihan Ganda
gunakan konteks mate- • Mampu menjelaskan turun. • Uraian

Silabus
matika atau konteks lain sifat-sifat turunan • Menyebutkan syarat suatu
dan menerapkannya. fungsi. fungsi naik atau turun.
3.22 Menurunkan aturan dan • Mampu menentukan • Menentukan interval suatu
sifat turunan fungsi aljabar turunan fungsi aljabar fungsi naik dan turun.
dari aturan dan sifat limit menggunakan aturan • Menjelaskan cara menentu-
fungsi. rantai. kan titik stasioner dan
3.23 Memilih dan menerapkan • Mampu menentukan jenisnya.
strategi menyelesaikan nilai turunan fungsi • Menentukan nilai maksi-
masalah dunia nyata dan aljabar di suatu titik. mum dan minimum suatu
matematika yang melibat- • Mampu menentukan fungsi dalam interval ter-
kan turunan dan memeriksa turunan kedua fungsi tutup.
kebenaran langkah- aljabar. • Menjelaskan cara meran-
langkahnya. • Mampu menentukan cang model matematika
3.24 Mendeskripsikan konsep gradien garis singgung. yang berkaitan dengan nilai
turunan dan mengguna- • Mampu menentukan maksimum dan minimum.
kannya untuk menganalisis persamaan garis sing- • Menuliskan model mate-
grafik fungsi dan menguji gung dan garis normal. matika yang berkaitan
sifat-sifat yang dimiliki • Mampu menjelaskan dengan nilai maksimum
untuk mengetahui fungsi fungsi naik dan fungsi dan minimum.
naik dan fungsi turun. turun. • Menyelesaikan model
3.25 Menerapkan konsep dan • Mampu menentukan matematika yang berkaitan
sifat turunan fungsi untuk interval suatu fungsi dengan nilai maksimum
menentukan gradien garis naik atau turun. dan minimum.
singgung kurva, garis • Mampu menentukan • Menafsirkan penyelesaian
tangen, dan garis normal. titik stasioner dan model matematika yang
3.26 Mendeskripsikan konsep jenisnya. berkaitan dengan nilai
dan sifat turunan fungsi • Mampu menentukan maksimum dan minimum.
terkait dan menerapkan- nilai ekstrem suatu
nya untuk menentukan titik fungsi dalam interval
stasioner (titik maksimum, tertutup.
titik minimum, dan titik • Mampu merancang
belok). model matematika
3.27 Menganalisis bentuk model dari permasalahan
matematika berupa per- yang berkaitan dengan
samaan fungsi, serta me- nilai maksimum dan
nerapkan konsep dan sifat minimum.
turunan fungsi dalam me- • Mampu menyelesai-
mecahkan masalah mak- kan model matema-
simum dan minimum. tika dari permasalah-
an yang berkaitan
dengan nilai maksi-
mum dan minimum.
Alokasi
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran Pembelajaran Penilaian Waktu Sumber Belajar

4.16 Memilih strategi yang • Mampu menafsirkan Tes Tertulis


efektif dan menyajikan penyelesaian model • Pilihan Ganda
model matematika dalam matematika dari per- • Uraian
memecahkan masalah masalahan yang ber-
nyata tentang turunan kaitan dengan nilai
fungsi aljabar. maksimum dan mini-
4.17 Memilih strategi yang mum.
efektif dan menyajikan
model matematika dalam
memecahkan masalah
nyata tentang fungsi naik
dan fungsi turun.
4.18 Merancang dan mengaju-
kan masalah nyata serta
menggunakan konsep dan
sifat turunan fungsi terkait
dalam titik stasioner (titik
maksimum, titik minimum,
dan titik belok).
4.19 Menyajikan data dari situasi
nyata, memilih variabel dan
mengomunikasikannya
dalam bentuk model mate-
matika berupa persamaan
fungsi, serta menerapkan
konsep dan sifat turunan
fungsi dalam memecahkan
masalah maksimum dan
minimum.

Matematika Kelas XI
267
SILABUS

268
Integral Tak Tentu

Mata Pelajaran : Matematika

Silabus
Satuan Pendidikan : SMA/MA
Kelas/Semester : XI/2
Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar
Waktu

1.1 Menghayati dan mengamal- • Mampu menghayati Integral Tak Tentu • Mengingat kembali turunan Pengamatan Sikap 12 jp 1. Buku Matematika
kan agama yang dianutnya. dan mengamalkan • Konsep Integral Tak fungsi dan aplikasinya. • Saat berlangsung SMA/MA Kelas XI,
konsep integral tak Tentu • Mengingat kembali rumus pembelajaran Kementerian Pen-
tentu dalam perannya • Integral Substitusi turunan fungsi. didikan dan Kebu-
membantu menyelesai- • Mengamati turunan fungsi dayaan Republik
kan masalah f(x) = xn + c dengan ber- Indonesia
bagai nilai c. 2. Buku Guru Mate-
2.1 Memiliki motivasi internal, • Mampu menunjukkan • Menjelaskan konsep inte- Pengamatan Sikap matika SMA/MA
kemampuan bekerjasama, sikap logis, kritis, gral sebagai lawan dari • Saat berlangsung Kelas XI, Kemen-
konsisten, sikap disiplin, analitik, teliti, bertang- turunan. pembelajaran terian Pendidikan
rasa percaya diri, dan sikap gung jawab, responsif, • Menjelaskan penulisan in- dan Kebudayaan
toleransi dalam perbedaan dan tidak mudah me- tegral dan cara menentu- Republik Indonesia
strategi berpikir dalam me- nyerah dalam meng- kan hasilnya dengan 3. Buku PR Mate-
milih dan menerapkan stra- hadapi dan menyele- konsep antiturunan. matika SMA/MA
tegi menyelesaikan masalah. saikan permasalahan • Menurunkan rumus inte- Kelas XI, PT Intan
2.2 Mampu mentransformasi diri tentang integral tak gral fungsi f(x) = xn. Pariwara
dalam berperilaku jujur, tang- tentu. • Menjelaskan sifat-sifat 4. Buku PG Mate-
guh menghadapi masalah, • Mampu menunjukkan dasar integral fungsi. matika SMA/MA
kritis dan disiplin dalam rasa ingin tahu dan ke- • Bersama-sama mencoba Kelas XI, PT Intan
melakukan tugas belajar tertarikan pada konsep menentukan fungsi asal Pariwara
matematika. integral tak tentu. dari suatu turunan fungsi.
Alokasi
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu

2.3 Menunjukkan sikap ber- • Mampu menunjukkan • Menyelesaikan soal-soal


tanggung jawab, rasa ingin sikap santun, objektif, integral tak tentu.
tahu, jujur dan perilaku menghargai pendapat • Mengingat kembali aturan
peduli lingkungan. dan karya teman dalam rantai pada turunan fungsi.
mempelajari integral • Menjelaskan konsep inte-
tak tentu. gral substitusi sebagai
lawan dari turunan meng-
3.28 Mendeskripsikan konsep • Mampu menentukan gunakan aturan rantai. Tes Tertulis
integral tak tentu suatu antiturunan (integral) • Menurunkan rumus inte- • Pilihan Ganda
fungsi sebagai kebalikan suatu fungsi aljabar gral fungsi berpangkat. • Uraian
dari turunan fungsi. sederhana. • Bersama-sama mengin- • Tugas
3.29 Menurunkan aturan dan • Mampu menjelaskan tegralkan fungsi mengguna-
sifat integral tak tentu dari konsep integral seba- kan metode integral sub-
aturan dan sifat turunan gai antiturunan. stitusi.
fungsi. • Mampu menurunkan • Menyelesaikan soal-soal
rumus integral fungsi integral fungsi mengguna-
f(x) = xn. kan metode integral sub-
• Mampu menjelaskan stitusi.
sifat-sifat dasar inte-
gral.
• Mampu menentukan
hasil pengintegralan
menggunakan metode
integral substitusi.

4.20 Memilih strategi yang • Mampu menentukan Tes Tertulis


efektif dan menyajikan fungsi asal dari rumus • Pilihan Ganda
model matematika dalam turunan suatu fungsi. • Uraian
memecahkan masalah • Mampu menyelesai- • Tugas
nyata tentang integral tak kan pemasalahan
tentu dari fungsi aljabar. menggunakan integral
tak tentu.

Matematika Kelas XI
269
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Sekolah : SMA/MA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : XI/2
Materi/Submateri Pokok : Persamaan Lingkaran
Alokasi Waktu : 12 × 45 menit (5 kali pertemuan)

A. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Indikator:
Mengagumi konsep persamaan lingkaran dalam peranannya membantu menyelesaikan masalah
keseharian.
2.1 Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerja sama, konsisten, sikap disiplin, rasa percaya diri, dan
sikap toleransi dalam perbedaan strategi berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan
masalah.
2.2 Mampu mentransformasi diri dalam berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah, kritis dan disiplin
dalam melakukan tugas belajar matematika.
2.3 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur, dan perilaku peduli lingkungan.
Indikator:
• Memiliki sikap konsisten, teliti dan cermat, disiplin, dan rasa ingin tahu dalam menghadapi dan
menyelesaikan permasalahan.
• Memiliki rasa keingintahuan mempelajari persamaan lingkaran, serta kemanfaatannya.
• Memiliki sikap terbuka, berperilaku peduli, dan toleransi dalam menghadapi masalah dalam
mempelajari persamaan lingkaran.
3.18 Mendeskripsikan konsep persamaan lingkaran dan menganalisis sifat garis singgung lingkaran dengan
menggunakan metode koordinat.
3.19 Mendeskripsikan konsep dan kurva lingkaran dengan titik pusat tertentu dan menurunkan persamaan
umum lingkaran dengan metode koordinat.
Indikator:
• Mampu menentukan persamaan lingkaran yang diketahui titik pusat dan jari-jarinya.
• Mampu menentukan kedudukan titik terhadap lingkaran.
• Mampu menentukan kedudukan garis terhadap lingkaran.
4.13 Mengolah informasi dari suatu masalah nyata, mengidentifikasi sebuah titik sebagai pusat lingkaran
yang melalui suatu titik tertentu, membuat model matematika berupa persamaan lingkaran dan
menyelesaikan masalah tersebut.
4.14 Merancang dan mengajukan masalah nyata terkait garis singgung lingkaran serta menyelesaikannya
dengan melakukan manipulasi aljabar dan menerapkan berbagai konsep lingkaran.
Indikator:
• Mampu menentukan persamaan garis singgung lingkaran dengan gradien tertentu.
• Mampu menentukan persamaan garis singgung lingkaran di suatu titik pada lingkaran.
• Mampu menentukan persamaan garis singgung lingkaran di suatu titik di luar lingkaran.

B. Tujuan Pembelajaran
1. menjelaskan konsep persamaan lingkaran dan menganalisis sifat garis singgung lingkaran;
2. menjelaskan konsep kurva lingkaran dengan titik pusat tertentu dan menentukan persamaan umum
lingkaran;
3. membuat model matematika berupa persamaan lingkaran dan menyelesaiakan permasalahan tersebut;
4. merancang dan menyelesaikan permasalahan nyata yang berkaitan dengan garis singgung lingkaran.

270 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


C. Materi Pembelajaran
• Pengertian Lingkaran
• Persamaan Lingkaran
• Kedudukan Titik terhadap Lingkaran
• Kedudukan Garis terhadap Lingkaran
• Pengertian Garis Singgung Lingkaran
• Persamaan Garis Singgung Lingkaran yang Diketahui Gradiennya
• Persamaan Garis Singgung Lingkaran di Suatu Titik pada Lingkaran
• Persamaan Garis Singgung Lingkaran di Suatu Titik di Luar Lingkaran

D. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Approach
Model : Siklus Belajar (Learning Cycle)
Metode : Problem Solving dan Diskusi

E. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media
Kertas berpetak
2. Alat dan Bahan
a. Jangka
b. Penggaris
3. Sumber Belajar
a. Buku Matematika SMA/MA Kelas XI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia
b. Buku Guru Matematika SMA/MA Kelas XI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia
c. Buku PR Matematika Kelas XIB, PT Intan Pariwara
d. Buku PG Matematika Kelas XIB, PT Intan Pariwara

F. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I (2 jp)
1. Pendahuluan (10 menit)
a. Guru mengajak siswa mengingat kembali pengertian lingkaran dan unsur-unsurnya.
b. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (70 menit)
a. Guru menggambar lingkaran dengan pusat O(0, 0), kemudian guru memilih sembarang titik pada
lingkaran, misalkan titik T(x, y).
b. Guru membimbing siswa menentukan jarak antara titik O(0, 0) dan titik T(x, y).
c. Guru menjelaskan bahwa jarak antara kedua titik tersebut merupakan jari-jari lingkaran. Selanjutnya
guru mengajak siswa merumuskan persamaan lingkaran yang berpusat di titik O(0, 0).
d. Guru menggambar lingkaran dengan titik pusat tidak di titik O(0, 0) melainkan P(a, b), kemudian
guru memilih sembarang titik pada lingkaran, misalkan titik T(x, y).
e. Guru membimbing siswa menentukan jarak antara titik P(a, b) dan titik T(x, y).
f. Guru mengajak siswa merumuskan persamaan lingkaran yang berpusat di titik P(a, b).
g. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuktikan titik pusat dan jari-jari lingkaran.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dan memotivasi siswa agar dapat mampu
merumuskan persamaan lingkaran.
b. Guru memberikan reward (berupa pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada siswa.

Matematika Kelas XI 271


Pertemuan II (3 jp)
1. Pendahuluan (10 menit)
a. Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali pelajaran pada pertemuan sebelumnya.
b. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (115 menit)
a. Guru menggambarkan sebuah lingkaran sembarang. Guru juga membuat beberapa titik sembarang
di sekitar lingkaran.
b. Guru mengajak siswa memahami posisi (kedudukan) titik terhadap lingkaran.
c. Siswa mampu memahami konsep kedudukan titik terhadap lingkaran, yaitu di dalam lingkaran,
pada lingkaran, dan di luar lingkaran.
d. Guru mengajak siswa menentukan aturan atau sifat kedudukan titik terhadap lingkaran.
e. Siswa memahami contoh soal kedudukan titik terhadap lingkaran.
f. Guru menggambarkan sebuah lingkaran sembarang. Guru juga membuat beberapa garis di sekitar
lingkaran.
g. Guru mengajak siswa memahami posisi (kedudukan) garis terhadap lingkaran.
h. Siswa mampu memahami konsep kedudukan garis terhadap lingkaran, yaitu memotong lingkaran,
menyinggung lingkaran, dan tidak memotong lingkaran.
i. Guru mengajak siswa menentukan aturan atau sifat kedudukan garis terhadap lingkaran.
j. Guru mengajak siswa diskusi menentukan jarak sebuah titik terhadap sebuah garis.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dan memotivasi siswa untuk dapat mampu
merumuskan aturan kedudukan titik dan garis terhadap lingkaran.
b. Guru memberikan reward kepada seluruh siswa.

Pertemuan III (2 jp)


1. Pendahuluan (10 menit)
a Guru mengingatkan kembali materi pada pertemuan sebelumnya tentang kedudukan sebuah garis
terhadap lingkaran.
b. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (70 menit)
a. Guru memberikan gambaran tentang garis singgung lingkaran.
b. Guru menjelaskan hubungan antara garis singgung lingkaran dengan jari-jari lingkaran.
c. Guru mengajak siswa mengingat kembali syarat kedua garis saling sejajar dan tegak lurus.
d. Guru membuat sebuah lingkaran yang berpusat di titik O(0, 0) dan garis singgung y = mx + c.
e. Guru mengajak siswa diskusi menentukan persamaan garis singgung dengan cara mensubstitusikan
persamaan y = mx + c ke dalam persamaan lingkaran.
f. Guru membuat sebuah lingkaran yang berpusat di titik P(a, b) dan garis singgung y = mx + c.
g. Guru mengajak siswa diskusi menentukan persamaan garis singgung dengan cara mensubstitusikan
persamaan y = mx + c ke dalam persamaan lingkaran.
h. Siswa menemukan konsep dan rumusan persamaan garis singgung lingkaran yang diketahui
gradiennya.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dan memotivasi siswa untuk dapat mampu
merumuskan persamaan garis singgung lingkaran.
b. Guru memberikan reward (berupa pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada siswa.

272 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Pertemuan IV (3 jp)
1. Pendahuluan (10 menit)
a Guru mengingatkan kembali materi pada pertemuan sebelumnya tentang persamaan garis singgung
lingkaran yang diketahui gradiennya.
b. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (115 menit)
a. Guru membuat sebuah lingkaran yang berpusat di titik O(0, 0) dan memilih sembarang titik pada
lingkaran, misalkan T(x1, y1).
b. Guru mengajak siswa menentukan gradien antara titik T(x1, y1) dan O(0, 0).
c. Guru mengajak siswa untuk menggunakan sifat dua garis yang saling tegak lurus, untuk memperoleh
gradien garis singgung.
d. Siswa merumuskan persamaan garis singgung lingkaran di titik T(x1, y1).
e. Guru membimbing siswa menentukan persamaan garis singgung lingkaran yang berpusat di P(a, b)
dan titik singgung T(x1, y1).
f. Guru membuat sebuah lingkaran yang berpusat di titik O(0, 0) dan memilih sembarang titik di luar
lingkaran, misalkan Q(x1, y1).
g. Guru menjelaskan pengertian garis kutub dan kegunaannya.
h. Guru mengajak siswa berlatih menentukan persamaan garis singgung lingkaran di suatu titik di luar
lingkaran.
i. Siswa mampu menemukan konsep dan rumusan persamaan garis singgung di titik tertentu.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dan memotivasi siswa untuk dapat mampu
merumuskan persamaan garis singgung lingkaran di titik tertentu.
b. Guru memberikan reward kepada seluruh siswa.
c. Guru menyampaikan informasi bahwa pertemuan berikutnya diadakan ulangan harian bab persamaan
lingkaran.

Pertemuan V (2 jp)
1. Pendahuluan (10 menit)
a. Guru meminta siswa memasukkan semua barang yang di atas meja ke laci atau tas dan siswa
menyiapkan bolpoin dan penggaris.
b. Guru membagikan kertas untuk lembar jawaban dan coret-coret.
2. Kegiatan Inti (70 menit)
a. Guru memimpin siswa untuk berdoa sebelum mengerjakan soal ulangan harian.
b. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan teliti dan jujur, kemudian hasilnya dikumpulkan.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil ulangan, kemudian memberikan penjelasan bahwa
hasil ulangan merupakan indikator tingkat penguasaan siswa terhadap materi persamaan lingkaran.
b. Guru memberikan reward (berupa pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada siswa.

G. Penilaian
1. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik
Tes Tertulis Tes Pilihan Ganda dan Uraian
Portofolio Kumpulan Laporan dan Produk

Matematika Kelas XI 273


2. Contoh Instrumen
a. Lembar Pengamatan Sikap

Skor
No. Aspek yang Dinilai Keterangan
3 2 1

1. Mengagumi konsep persamaan lingkaran


dalam perannya membantu menyelesaikan
masalah keseharian.

2. Memiliki sikap konsisten, teliti dan cermat,


disiplin, dan percaya diri dalam menghadapi
dan menyelesaikan permasalahan tentang
persamaan lingkaran.

3. Memiliki sikap dan berperilaku jujur, kritis


dalam menghadapi permasalahan sehari-
hari.

4. Memiliki rasa keingintahuan kegunaan


mempelajari persamaan lingkaran.

b. Rubrik Penilaian Sikap

No. Aspek yang Dinilai Keterangan

1. Mengagumi konsep persamaan lingkaran 3 : Menunjukkan ekspresi kekaguman dan menghayati


dalam perannya membantu menyelesaikan terhadap peluang serta sepenuhnya mengetahui peranan
masalah keseharian. persamaan lingkaran dalam membantu menyelesaikan
masalah nyata.
2 : Kurang menunjukkan ekspresi kekaguman dan
menghayati terhadap persamaan lingkaran dan belum
sepenuhnya mengetahui peranan peluang dalam
membantu menyelesaikan masalah nyata.
1 : Tidak menunjukkan ekspresi kekaguman dan menghayati
terhadap peluang dan tidak mengetahui peranan
persamaan lingkaran dalam membantu menyelesaikan
masalah nyata.

2. Memiliki sikap konsisten, teliti dan cermat, 3 : Menunjukkan sikap konsisten, teliti dan cermat dalam
disiplin, dan percaya diri dalam menghadapi mengerjakan soal. Bersikap disiplin dan percaya diri
dan menyelesaikan permasalahan tentang dalam menghadapi tantangan tanpa ada rasa takut.
persamaan lingkaran. Justru merasa yakin bisa menyelesaikan permasalahan-
nya.
2 : Kurang menunjukkan sikap konsisten, teliti dan cermat
dalam mengerjakan soal. Kurang bersikap disiplin dan
kurang percaya diri dalam menghadapi tantangan.
1 : Tidak menunjukkan sikap konsisten, teliti dan cermat
dalam mengerjakan soal. Tidak bersikap disiplin dan tidak
percaya diri dalam menghadapi tantangan. Sering
merasa takut salah sehingga tidak bertindak menyelesai-
kannya.

3. Memiliki sikap dan berperilaku jujur, kritis 3 : Menunjukkan sikap dan berperilaku jujur, kritis dalam
dalam menghadapi permasalahan sehari- menghadapi permasalahan sehari-hari.
hari. 2 : Kurang menunjukkan sikap dan berperilaku jujur, kritis
dalam menghadapi permasalahan sehari-hari.
1 : Tidak menunjukkan sikap dan berperilaku jujur, kritis
dalam menghadapi permasalahan sehari-hari.

274 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


No. Aspek yang Dinilai Keterangan

4. Memiliki rasa keingintahuan kegunaan 3 : Menunjukkan sikap rasa keingintahuan yang tinggi
mempelajari persamaan lingkaran. tentang kegunaan mempelajari persamaan lingkaran. Hal
ini ditunjukkan dengan sering bertanya hal-hal yang
belum diketahui. Memiliki pola pikir yang kritis terhadap
sesuatu yang baru.
2 : Kurang menunjukkan sikap rasa keingintahuan tentang
kegunaan mempelajari persamaan lingkaran. Hal ini
ditunjukkan dengan kurang aktif dalam bertanya jawab.
Kurang kritis terhadap sesuatu yang baru diketahui.
1 : Tidak menunjukkan sikap rasa keingintahuan tentang
kegunaan mempelajari persamaan lingkaran. Hal ini
ditunjukkan dengan tidak aktif dalam bertanya jawab.
Tidak peduli terhadap sesuatu yang baru diketahui.

Mengetahui
Kepala SMA/MA . . . . Guru Bidang

......................... .........................
NIP__________________ NIP__________________

Matematika Kelas XI 275


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Sekolah : SMA/MA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : XI/2
Materi/Submateri Pokok : Transformasi Geometri
Alokasi Waktu : 8 × 45 menit

A. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Indikator:
Menghayati dan mengamalkan konsep transformasi geometri dalam perannya membantu menyelesaikan
masalah
2.1 Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerja sama, konsisten, sikap disiplin, rasa percaya diri, dan
sikap toleransi dalam perbedaan strategi berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan
masalah.
2.2 Mampu mentransformasi diri dalam berperilaku jujur, tangguh mengadapi masalah, kritis dan disiplin
dalam melakukan tugas belajar matematika.
2.3 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan perilaku peduli lingkungan.
Indikator:
• Mampu menunjukkan sikap motivasi internal, kemampuan bekerja sama, konsisten, sikap disiplin,
rasa percaya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi berpikir dalam memilih dan menerapkan
strategi menyelesaikan masalah.
• Mampu menunjukkan sikap berperilaku jujur, tangguh mengadapi masalah, kritis dan disiplin dalam
melakukan tugas belajar matematika.
3.20 Menganalisis sifat-sifat transformasi geometri (translasi, refleksi garis, dilatasi, dan rotasi) dengan
pendekatan koordinat dan menerapkannya dalam menyelesaikan masalah.
Indikator:
• Mampu memahami konsep dasar transformasi geometri yang meliputi translasi, refleksi, dilatasi,
dan rotasi menggunakan sudut pandang koordinat
• Mampu menjelaskan sifat-sifat transformasi geometri
• Mampu menentukan bayangan titik oleh translasi, refleksi, dilatasi, dan rotasi
4.15 Menyajikan objek kontekstual, menganalisis informasi terkait sifat-sifat objek dan menerapkan aturan
transformasi geometri (refleksi, translasi, dilatasi, dan rotasi) dalam memecahkan masalah.
Indikator:
• Mampu mendeskripsikan cara menggunakan sifat transformasi geometri untuk menentukan
persamaan bayangan kurva oleh sebuah transformasi geometri
• Mampu menentukan persamaan bayangan kurva oleh sebuah transformasi geometri
• Mampu menerapkan aturan transformasi geometri dan sifat objek untuk menyelesaikan transformasi
geometri terhadap kurva
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menganalisis sifat-sifat transformasi geometri (translasi, refleksi, dilatasi, dan rotasi)
dengan pendekatan koordinat dan menerapkannya dalam menyelesaikan masalah;
2. Siswa mampu menyajikan objek kontekstual, menganalisis informasi terkait sifat-sifat objek dan
menerapkan aturan transformasi geometri (refleksi, translasi, dilatasi, dan rotasi) dalam memecahkan
masalah.
C. Materi Pembelajaran
• Translasi dan refleksi terhadap titik
• Translasi dan refleksi terhadap kurva
• Rotasi dan dilatasi terhadap titik
• Rotasi dan dilatasi terhadap kurva

276 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


D. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Approach
Model : Siklus Belajar (Learning Cycle)
Metode : Problem Solving dan Diskusi

E. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Alat dan Bahan
a. Kertas
b. Alat tulis
c. Komputer
2. Sumber Belajar
a. Buku Matematika SMA/MA Kelas XI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
b. Buku Guru Matematika SMA/MA Kelas XI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia
c. Buku PR Matematika Kelas XIB, PT Intan Pariwara
d. Buku PG Matematika Kelas XIB, PT Intan Pariwara

F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I (3 jp)
1. Pendahuluan (15 menit)
Guru mengajak siswa mengamati peristiwa atau fenomena dalam keseharian yang berhubungan dengan
translasi dan refleksi. Sebagai contoh, siswa mengamati fenomena bayangan saat bercermin dan
perpindahan manusia saat manusia bepergian.
2. Kegiatan Inti (110 menit)
a. Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi tentang translasi. Sebagai contoh, guru
mengingatkan kembali prinsip perpindahan dalam translasi. Guru juga mengingatkan kembali materi
mengenai refleksi.
b. Guru melanjutkan pelajaran dengan menjelaskan notasi translasi pada sebuah titik, yaitu
a
T= 
 b
A(x, y)  → A′(x + a, y + b).
c. Guru memberikan contoh permasalahan tentang translasi.
d. Guru menjelaskan rotasi dan notasinya. Setelah itu guru memberikan gambar-gambar posisi sebuah
titik yang direfleksikan terhadap sumbu-sumbu tertentu. Guru juga memberikan tabel tentang hasil
refleksi sebuah titik terhadap sumbu-sumbu tertentu.
e. Guru menjelaskan konsep translasi dan refleksi yang diterapkan pada kurva. Guru memberikan
langkah-langkah yang dapat digunakan siswa untuk menentukan persamaan bayangan kurva.
f. Guru membimbing siswa untuk mengerjakan tugas Pemantapan.
g. Guru membimbing siswa untuk berlatih mengerjakan soal tentang translasi dan refleksi. Guru dapat
menggunakan soal-soal pada bagian Contoh Soal, Latihan 1, mengambil dari sumber lain (misalnya
dari internet), atau guru dapat membuat soal sendiri.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang berkaitan dengan translasi dan refleksi.
Guru juga dapat memberikan siswa soal-soal pekerjaan rumah yang diambil dari Latihan 1.
b. Guru memberikan reward (berupa pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada siswa.

Pertemuan II (3 jp)
1. Pendahuluan (15 menit)
Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi mengenai rotasi dan dilatasi. Materi tersebut
pernah dipelajari saat siswa duduk di bangku SMP. Sebagai contoh guru mengajak siswa mengamati
peristiwa atau fenomena dalam keseharian yang berhubungan dengan rotasi dan dilatasi.

Matematika Kelas XI 277


2. Kegiatan Inti (110 menit)
a. Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi tentang rotasi. Sebagai contoh guru
mengingatkan kembali hubungan antara tanda negatif sudut dan arah putaran dalam rotasi.
b. Guru menjelaskan rotasi dan notasinya. Setelah itu guru memberikan tabel mengenai posisi sebuah
titik yang dirotasi terhadap titik O(0, 0) dan titik (a, b) serta dengan sudut rotasi tertentu.
c. Guru memberikan contoh permasalahan tentang rotasi.
d. Guru juga mengingatkan kembali materi mengenai dilatasi. Selanjutnya guru menjelaskan konsep
dilatasi dan notasinya.
e. Guru melanjutkan pembelajaran dengan memberikan konsep luas benda yang dihasilkan setelah
benda tersebut dikenakan dilatasi.
f. Guru menjelaskan konsep rotasi dan dilatasi yang diterapkan pada kurva. Guru memberikan langkah-
langkah yang dapat digunakan siswa untuk menentukan persamaan bayangan kurva. Guru memberi-
kan contoh permasalahan mengenai persamaan bayangan lingkaran oleh sebuah rotasi.
g. Guru membimbing siswa untuk mengerjakan tugas Pemantapan.
h. Guru membimbing siswa untuk berlatih mengerjakan soal tentang rotasi dan dilatasi. Guru dapat
menggunakan soal-soal pada bagian Contoh Soal, Latihan 2, mengambil dari sumber lain (misalnya
dari internet), atau guru dapat membuat soal sendiri.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang berkaitan dengan rotasi dan dilatasi.
Guru dapat memberikan pekerjaan rumah kepada siswa untuk mengerjakan permasalahan dalam
Mari Berselancar di Internet.
b. Guru memberikan reward (berupa pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada siswa.

Pertemuan III (2 jp)


1. Pendahuluan (10 menit)
a. Guru meminta siswa untuk menyiapkan bolpoin dan alat tulis lain guna menghadapi ulangan harian.
b. Guru membagikan kertas untuk lembar jawaban dan coret-coret.
2. Kegiatan Inti (70 menit)
a. Guru memimpin siswa berdoa sebelum mengerjakan soal ulangan harian.
b. Siswa mengerjakan soal ulangan harian dengan teliti dan jujur, kemudian hasilnya dikumpulkan.
c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang soal-soal ulangan harian yang
belum dimengerti atau kurang jelas maksudnya.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
Guru menginstruksikan kepada siswa untuk mengumpulkan pekerjaannya jika sudah selesai.

G. Penilaian
1. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen

Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik


Tes Tertulis Tes Pilihan Ganda dan Uraian
Portofolio Kumpulan Laporan dan Produk

278 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


2. Contoh Instrumen
a. Lembar Penilaian Sikap
Skor
No. Aspek yang Dinilai Keterangan
3 2 1

1. Mengagumi dan menyadari manfaat ilmu


transformasi geometri dalam keseharian dan
bersyukur atas nikmat tersebut.

2. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

3. Bersikap kritis, disiplin, dan teliti dalam


melakukan kegiatan baik secara individu
maupun kelompok.

4. Memiliki sikap menghargai dan bekerja sama


dalam melakukan sesuatu hal dengan
orang lain.

b. Rubrik Penilaian Sikap

No. Aspek yang Dinilai Keterangan

1. Mengagumi dan menyadari manfaat ilmu 3 : menunjukkan ekspresi kekaguman terhadap transformasi
transformasi geometri dalam keseharian dan geometri dan manfaatnya sehingga merasa sangat penting
bersyukur atas nikmat tersebut. dan perlu mempelajari transformasi geometri.
2 : belum menunjukkan ekspresi kekaguman terhadap
transformasi geometri dan manfaatnya sehingga kurang
bersemangat dalam mempelajari transformasi geometri.
1 : tidak menunjukkan ekspresi kekaguman terhadap
transformasi geometri dan manfaatnya sehingga tidak
bersemangat dalam mempelajari transformasi geometri.

2. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. 3 : menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dengan banyak
bertanya, antusias, terlibat aktif dalam kegiatan belajar,
berani mengemukakan pendapat, dan tidak takut salah.
2 : menunjukkan rasa ingin tahu, tetapi tidak terlalu antusias,
terlibat aktif dalam kegiatan belajar ketika disuruh, dan
masih takut atau ragu dalam mengungkapkan pertanyaan
atau pendapat.
1 : tidak menunjukkan antusias dalam pengamatan, sulit
terlibat aktif dalam kegiatan belajar meskipun telah didorong
untuk terlibat, dan tidak pernah mengemukakan pertanya-
an atau pendapat.

3. Bersikap kritis, disiplin, dan teliti dalam 3 : menunjukkan sikap kritis, disiplin, dan teliti dalam melaku-
melakukan kegiatan baik secara individu kan kegiatan baik secara individu maupun kelompok
maupun kelompok. misalnya sering bertanya hal-hal yang kurang jelas, disiplin
dan teliti dalam menghitung dan menyelesaikan masalah.
2 : kurang menunjukkan sikap kritis, disiplin, dan teliti dalam
melakukan kegiatan baik secara individu maupun
kelompok misalnya masih malu/takut bertanya hal-hal
yang kurang jelas, kurang disiplin dan kurang teliti dalam
menghitung dan menyelesaikan masalah.
1 : tidak mempunyai sikap kritis, disiplin, dan teliti dalam
kegiatan belajar maupun dalam menyelesaikan masalah.

Matematika Kelas XI 279


No. Aspek yang Dinilai Keterangan

4. Memiliki sikap menghargai dan bekerja sama 3 : Mempunyai sikap suka bekerja sama dan menghargai
dalam melakukan sesuatu hal dengan yang tinggi kepada orang lain dan teman dalam berdiskusi
orang lain. atau melakukan tugas bersama. Meskipun ada beberapa
perbedaan pendapat atau pemikiran.
2 : Kurang dalam bersikap bekerja sama dan menghargai
orang lain dan teman dalam berdiskusi atau melakukan
tugas bersama. Di sini bisa ditunjukkan dengan sikap agak
sungkan kepada orang lain.
1 : Tidak mempunyai sikap bekerja sama dan tidak meng-
hargai orang lain dan teman dalam berdiskusi atau melaku-
kan tugas bersama. Segala sesuatu dikerjakan sendiri
padahal membutuhkan pemikiran banyak teman. Tidak
respon terhadap pendapat orang lain.

Mengetahui
Kepala SMA/MA . . . . Guru Bidang

......................... .........................
NIP.___________________ NIP.___________________

280 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai