Anda di halaman 1dari 10

STATISTIKA

MAPEL : MATEMATIKA
GURU MAPEL :
A. Membaca dan Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel Distribusi Frekuensi dan Histogram
Data Jumlah Penduduk Kabupaten Malang Menurut Kelompok Umur

pada Tahun 2010

Histogram jumlah penduduk Kabupaten Malang menurut kelompok umur 2010

1. Membaca dan Menyajikan Data Berkelompok dalam Bentuk Tabel Distribusi Frekuensi

Dalam berkelompok merupakan data yang dituliskan dalam suatu interval. Umumnya data umumnya

digunakan untuk menukliskan data yang memiliki jumlah anggota banyak. Sebagai contoh penyajian data

jumlah penduduk Kabupaten Malang berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin pada tahun 2010 di awal

bab yang disajian dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi adalah penyusunan data

kedalam kelas-kelas interfal dimana setiap nilai data hanya termasuk kedalam salah satu kelas interval. Dari

tabel distribusi frekuensi awal bab diperoleh beberapa informasi sebagai berikut.

a. Jumlah penduduk Kabupaten Malang pada tahun 2010 ada 2.447.051 jiwa, terdiri atas 1.232.841 jiwa

penduduk laki-laki dan 1.214.210 jiwa penduduk perempuan.

b. Jumlah penduduk balita (usia < 5 tahun) ada 212.684 jiwa.


c. Jumlah penduduk perempuan usia 15-19 tahun ada 73.338 jiwa.
d. Jumlah penduduk laki-laki usia 30-34 tahun ada 93.326 jiwa.
e. Jumlah penduduk lansia(usia ≥65 tahun ada 237.835 jiwa.

Unsur-unsur atau bagian-bagian suatu tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

a. Kelas interval yaitu kelompok nilai data yg ditulis dalam bentuk interval.
Pada tabel data jumlah penduduk Kabupaten Malang berdasarkan kelompok umur pada tahun 2010 di
awal bab, nilai yang terdapat dalam kolom kelompok umur merupakan kelas interval. Kelas interval pertama
0-4, kelas interval kedua 5-9, kelas interval ketiga 10-14, dan seterusnya.
b. Batas bawah kelas(Bb) yaitu nilai data yang terletak di sebelah kiri untuk setiap kelas interval.
Batas bawah kelas interval 0-4 adalah 0, batas bawah kelas interval 5-9 adalah 5, batas bawah kelas
interval 10-14 adalah 10, dan seterusnya.
c. Batas atas kelas (Ba) yaitu nilai data yang terletak di sebelah kanan untuk setiap kelas interval.
Batas atas kelas interval 0-4 adalah 4, batas atas interval 5-9 adalah 9, batas atas kelas 10-14 adalah 14
dan seterusnya.
Dalam menyusun tabel distribusi frekuensi, nilai data terkecil tidak harus menjadi batas bawah kelas
interval pertama, tetapi dapat dipilih sebagai batas bawah kelas interval pertama. Nilai data terkecil harus
terletak pada kelas interval pertama dan nilai data terbesar herus terletak pada kelas interval terbesar.
d. Tepi bawah kelas (Tb) yaitu batas bawah kelas dikurangi ketelitian data.
1) Jika data berupa bilangan bulat, ketelitian datanya 0,5.
2) Jika data berupa bilangan satu desimal, ketelitian datanya 0,05 dan seterusnya,
Tepi bawah kelas interval 0-4 adalah -0,5, tepi bawah kelas interval 5-9 adalah -4,5, tepi bawah interval 10-
14 adalah 9,5 dan seterusnya.
e. Tepi atas kelas (Ta) yaitu batas atas kelas ditambah ketelitian data.
Tepi atas kelas interval 0-4 adalah 4,5, tepi atas kelas 5-9 adalah 9,5, tepi atas kelas 10-14 adalah 14,5 dan
seterusnya.
1 1
f. Titik tengah (x) yaitu (Bb + Ba) atau (Tb + Ta).
2 2
Titik tengah kelas interval pertama:
1 1
x1 = (0 + 4) = 2 atau x1 = (-0,5 + 4,5) = 2
2 2
Titik tengah kelas interval kedua:
1 1
x2 = (5 + 9) = 7 atau x2 = (4,5 + 9,5) = 7
2 2
Titik tengah kelas interval ketiga:
1 1
x3 = (10 + 14) = 12 atau x3 = (9,5 + 14,5) = 12, dan seterusnya.
2 2
g. Banyak kelas (k) merupakan bilangan bulat. Banyak kelas pada tabel distribusi frekuensi di awal bab ada 14.
Untuk menyusun tabel distribusi frekuensi, banyak kelas dapat dihitung menggunakan rumus k = 1 + 3,3 log
n, dengan n = banyak data.
h. Panjang kelas (p) yaitu hasil pengurangan antara tepi atas dan tepi bawah kelas. Setiap kelas interval dalam
tabel distribusi frekuensi memiliki panjang kelas yang sama. Oleh karena itu, untuk menentukan panajng
kelas cukup menghitung panjang salah satu panjang interval. Panjang kelas juga dapat dihitung mnggunakan
dua rmus berikut.
1) P = batas atas – batas bawah + 1
P = 4-0 + 1 =9- 5 + 1 = 14-10 + 1 = 5
2) P = selisih dua titik tengah kelas interval yang saling berurutan atau p = xi+1 – xi.
Kelas interval pertama dan kedua saling berurutan.
Titk tengah kelas interval pertama adalah x1 = 2.
Titik tengah kelas interval kedua adalah x2 = 7.
P = x2 – x 1 = 7 – 2 = 5
R
Untuk menyusun tabel distribusi frekuensi panjang kelas dapat dihitung menggunakan rumus p = .R
k
adalah jangkauan atau range yaitu hasih pengurangan nilai data terbesar oleh nilai data terkecil. Panjang
kelas selalu berupa bilangan bulat hasil pembulatan ke atas (berapa pun hasil perhitungan panjang kelas
yang diperoleh), supaya semua nilai data dapat tercakup dalam tabel distribusi frekuensi. Misalnya 5,2
dibulatkan menjadi 6 dan 5,8 dibulatkan menjadi 6.
Nilai p, xi, Tb, dan Ta pada kelas interval pertama, kedua, dan ketiga dari tabel distribusi frekuensi di awal bab
sebagai berikut.

Kelas Interval Titik Tengah (xi) Tepi Bawah (Tb) Tepi Atas (Ta)
0–4 2 –0,5 4,5
5 –9 7 4,5 9,5
10 – 14 12 9,5 14,5

Letak xi, Tb dan Ta kelas interval pertama, kedua, dan ketiga dapat digambarkan pada diagram berikut.

p=5 p=5 p=5

Tb = –0,5 x1 = 2 Ta1 = Tb2 = 4,5 x2 = 7 Ta2 = Tb2 = 9,5 x3= 12 Ta3= Tb3= 14,5

2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

Ada tiga jenis tabel distribusi frekuensi yaitu tabel distribusi frekuensi biasa, tabel distribusi frekuensi relatif,
dan tabel distribusi frekuensi kumulatif.

a. Tabel Distribusi Frekuensi Biasa


Tabel distribusi frekuensi biasa berisikan frekuensi setiap kelas interval. Tabel jumlah penduduk Kabupaten
Malang di awal bab merupakan contoh tabel distribusi frekuensi biasa. Data pada kolom kelompok umur
merupakan kelas intervalnya, sedangkan data pada kolom laki-laki, perempuan, dan jumlah total merupakan
frekuensi.
b. Tabel Distribusi Frekuensi Relatif Tabel Distribusi Frekuensi
Frekuensi relatif merupakan hasi bagi antara frekuensi setiap Relatif
kelas interfal dan jumlah data. Frekuensi relatif dirumuskan: Kelas Interval f relatif
0–4 8,69%
5−9 7,92%
fi
k
10−14 7,77%
frelatif = × 100% 15−19 7,32%
∑ fi 20−24 6,50%
i=1
25−29 6,76%
k = banyak kelas interval 30−34 6,96%
fi = frekuensi kelas interval ke-i 35−39 8,08%
40−44 7,06%
45−49 6,78%
50−54 5,81%
55−59 5,18%
60−64 3,45%
≥65 9,72%
k

∑ fi = jumlah data
i=1

Frekuensi relatif dapat dituliskan dalam bentuk desimal atau persen. Tabel distribusi frekuensi relatif data
jumlah penduduk Kabupaten Malang di awal bab seperti tabel disamping.

c. Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif


Ada dua macam tabel distribusi frekuensi kumukatif yaitu tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang dari
dan tabel distribusi frekuensi kumulatif lebih dari. Frekuansi kumulatif kurang dari (f k kerang dari)
didefinisikan sebagai jumlahan semua frekuensi yang kurang dari atau sama dengan nilai tepi atas pada setiap
kelas interval (dinotasikan dengan fk ≤). Frekuensi kumulatif kurang dari sering dipakai dalam pengolahan data
yang biasa disebut dengan frekuensi kumulatif saja. Frekuensi kumulatif lebih dari ( f k lebih dari ) didefinisikan
sebagai jumlahan semua frekuensi yang lebih dari atau sama dengan nilai tepi bawah pada setiap kelas
interval (dinotasikan dengan fk ≥). Dari tabel distribusi frekuensi data jumlah penduduk Kabupaten Malang
berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin tahun 2010 di awal bab, dapat disusun tabel distribusi
frekuensi kumulatif kurang dari dan tabel distribusi frekuensi kumulatif lebih dari sebagai berikut.

Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif


Kurang Dari Lebih Dari
Tepi Kelas fk ≤ Tepi Kelas fk ≥
≤ 4,5 212.684 212.684 + 193.831 ≥ −0,5 2.447.051 2.447.051 – 212.684
≤ 9,5 406.515 406.515 + 190.136 ≥ 4,5 2.234.367 2.234.367 – 193.831
≤ 14,5 596,651 596.651 + 179.116 ≥ 9,5 2.040.536 2.040.536 – 190.136
≤ 19,5 775.767 775.767 + 159.006 ≥ 14,5 1.850.400 1.850.400 – 179.116
≤ 24,5 944.773 944.773 + 214.460 ≥ 19,5 1.671.284 1.671.284 – 159.006
≤ 29,5 1.149.233 1.149.233 + ≥ 24,5 1.512.278 170.307 1.512.278 – 214.460
≤ 34,5 1.319.540 1.319.540 + ≥ 29,5 1.297.818 197.632 1.297.818 – 170.307
≤ 39,5 1.517.172 1.517.172 + ≥ 34,5 1.127.511 172.713 1.127.511 – 197.632
≤ 44,5 1.689.885 1.689.885 + ≥ 39,5 929.879 165.985 929.879 – 172.713
≤ 49,5 1.855.870 ≥ 44,5 757.166
1.855.870 + 142.171 757.166 – 165.985
≤ 54,5 1.998.041 ≥ 49,5 591.181
1.998.041 + 126.735 591.181 – 142.171
≤ 59,5 2.124.776 ≥ 54,5 449.010
2.124.776 + 84.440 449.010 – 126.735
≤ 64,5 2.209.216 ≥ 59,5 322.275
2.209.216 + 237.835 322.275 – 84.440
≤ 99,5 2.447.051 ≥ 64,5 237.835
Tepi atas kelas Tepi bawah kelas

2. Membaca dan Menyajikan Data Berkelompok dalam Bentuk Histogram dan Poligon Frekuensi
Histogram adalah diagram yang terdiri atas batang-batang yang salig berimpit. Sumbu mendatar mewakili
kelas-kelas interval, sedangkan sumbu tegak mewakili frekuensinya. Terkadang pada sumbu mendatar dituliskan
tepi-tepi kelas interval. Tinggi batang menunjukan frekuensi kelas interval.
Dari suatu histogram dapat digambarkan poligon frekuensi. Caranya dengan menarik garis melalui titk
tengah sisi atas setiap batang pada histogram. Poligon frekuensi terkadang digambarkan bersama-sama dengan
histogramnya. Pada sumbu mendatar poligon frekuensi yang tidak digambarkan bersama-sama dengan
histogram biasanya dituliskan titik-titik tengah kelas interval.
Contoh Soal

Perhatikan data nilai ulangan Matematika kelas XII yang disajikan dalam bentuk histogram.
1. Berapa banyak siswa yang memeperoleh nilai lebih dari 70?
2. Siswa yang memperoleh nilai kurang dari 66 harus mengikuti remedi. Berapa persen siswa yang harus
mengikuti remedi?

Jawaban:

1. Nilai siswa lebih dari 70 berada dikelas interval 71−75 dan 76−80.
Kelas interval 71−75 memiliki frekuensi 5.
Kelas interval 76−80 memiliki frekuensi 3.
Banyak siswa yang memperoleh nilai lebih dari 70 = 5 + 3 = 8.
Jadi, banyak siswa yang memperoleh nilai lebih dari 70 ada 8 anak.
2. Nilai siswa kurang dari 66 berada dikelas interval 51−55, 56−60, dan 61−65.
Kelas interval 51−55 memiliki frekuensi 2.
Kelas interval 56−60 memiliki frekuensi 7.
Kelas interval 61−65 memiliki frekuensi 7.
Banyak siswa mengikuti remedi = 2 + 7 + 7 = 16.
16
Persentase banyak siswa mengikuti remedi = × 100% = 50%
32

Daftar Pustaka
Alders, CJ. 1987. Ilmu Ukur Segitiga. Jakarta: Pradnya Paramira.

AmBrSoft. 2012. Two circles intersection calculator. http://www.ambrsoft.com/TrigoCalc/Circles2/Circle2.htm.


Diakses tanggal 25 juni 2014.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Aneka Cipta.

Ayres Frank dan Phil Schmidt. 2002. Teori dan Soal-soal Matemetika Universitas. Jakarta: Erlangga.

____. 2004. Schaum’S Outine Series Matematika Universitas Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Benny Yong ddk. 2010. Matematika Kelas VIII untuk SMP dan MTs. Klaten: PT Intari Pariwara.

Anda mungkin juga menyukai