Hubungan Nilai Tekanan Tellinga Tengah dr1 PDF
Hubungan Nilai Tekanan Tellinga Tengah dr1 PDF
Laporan Penelitian
ABSTRAK
Latar belakang: Barotrauma telinga tengah merupakan masalah medis yang paling sering kita
jumpai dalam dunia penerbangan. Masalah tersebut terjadi sebagai akibat kegagalan tuba Eustachius
menyamakan perbedaan tekanan yang ada. Hal tersebut mendasari pentingnya pemeriksaan fungsi
tuba sebelum pajanan perubahan tekanan atmosfer, agar barotrauma dapat dihindari. Tujuan: Untuk
melihat adanya korelasi antara nilai tekanan telinga tengah dan fungsi tuba Eustachius dengan derajat
barotrauma pasca-pajanan perubahan tekanan atmosfer. Metode: Desain penelitian adalah potong
lintang. Dilakukan di Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa (LAKESPRA) dr.
Saryanto Jakarta, bulan Februari 2009. Populasi adalah calon penerbang dengan besar percontoh 37
orang. Dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik THT dengan endoskopi, pemeriksaan tekanan telinga
tengah dan fungsi tuba sebelum dan sesudah pajanan menggunakan timpanometri. Data diolah dengan
program SPSS 11.5 untuk melihat korelasi yang ada. Hasil: Terdapat korelasi yang tidak bermakna
antara derajat barotrauma dengan nilai tekanan telinga tengah pasca-pajanan (p=0,136, r=0,175),
korelasi yang bermakna antara derajat barotrauma dengan nilai tekanan telinga tengah saat perasat
Toynbee (p=<0,001, r=0,503), dan korelasi yang tidak bermakna antara derajat barotrauma dengan
nilai tekanan telinga tengah saat perasat Valsava (p=0,820, r=0,027). Kesimpulan: Fungsi tuba yang
baik sangat diperlukan seorang calon penerbang sebelum mendapatkan pajanan tekanan dan
pentingnya melakukan perasat Toynbee dan Valsava secara optimal agar kejadian barotrauma dapat
dihindari.
ABSTRACT
Background: Middle ear barotrauma is one of the most frequent medical problems found in
aviation. It is caused by the Eustachian tube failure to equalize the change of air pressure. That’s why
the function of the Eustachian should be evaluated before encounters the change of the atmosphere
pressure, so that barotrauma can be avoided. Purpose: To find out the correlation between the
degree of middle ear pressure and Eustachian tube function with the degree of barotrauma after
exposure to atmosphere pressure changes. Method: The design of the research is cross sectional. It
2
was done in Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Luar Angkasa (LAKESPRA) dr. Suyanto Jakarta,
in February 2009. Populations are flyer candidates with total sample 37 people. Anamnesis, ENT
physical examination with endoscopy, examination of the middle ear pressure before and after
exposure using tympanometry was performed. The data was calculated with SPSS 11.5 to evaluate the
correlation. Result: There was an insignificant correlation between the degree of barotrauma and
middle ear pressure after exposure (p=0.136, r=0.175), a significant correlation between
barotraumas and middle ear pressures in Toynbee maneuver (p=<0.001, r=0.503), and an
insignificant correlation between the degree of barotraumas and middle ear pressure in Valsava
maneuver (p=0.820, r=0.027). Conclusion: A good Eustachian tube function is needed before the
exposure to pressure changes and it is important to perform the Toynbee and Valsava maneuver
optimally so that barotraumas could be avoid.
Alamat korespondensi: Yupitri Pitoyo, Divisi Neurotologi Departemen THT FKUI-RSCM. Jl.
Diponegoro 71, Jakarta. E-mail: yupitrimd@yahoo.co.id
PENDAHULUAN
membran timpani yang normal belum daPa dan kelenturan membran timpani di
tentu memiliki fungsi tuba yang normal, bawah nilai normal, misalnya pada otitis
seperti pada tuba semipatulous atau media efusi.
patulous. Tipe C, jika puncak kurva berada pada
Jerger-Liden mengklasifikasikan daerah tekanan negatif, ditemukan pada
gambaran timpanogram sebagai tipe A, B keadaan disfungsi tuba Eustachius, yaitu
dan tipe C. Tipe A ditemukan pada saat tuba tidak membuka, maka udara yang
keadaan telinga tengah normal, memiliki terperangkap di telinga tengah akan
puncak kurva dengan ketinggian normal, diserap oleh mukosa telinga tengah. Hal
pada atau sekitar tekanan atmosfer, yaitu 0 ini akan mengakibatkan turunnya tekanan
daPa. Tipe A ini memiliki variasi, yaitu udara di telinga tengah terhadap tekanan di
tipe Ad dan As. liang telinga luar. Perbedaan tekanan yang
Tipe Ad (‘d’= discontinuity), bentuk terjadi akan menyebabkan membran
kurva menyerupai gambaran tipe A, tetapi timpani retraksi dan terdorong ke medial
dengan puncak yang lebih tinggi dari nilai dan pengaruh terhadap gambaran
normal, misalnya ditemukan pada keadaan timpanometri adalah puncak grafik akan
disartikulasi tulang pendengaran. Segala terdorong ke area negatif menjauhi nilai 0.
sesuatu yang menyebabkan rangkaian Pada semua percontoh dilakukan
tulang pendengaran menjadi sangat lentur anamnesis, pemeriksaan fisik THT dengan
akan menyebabkan masuknya energi bunyi endoskopi, pemeriksaan tekanan telinga
secara berlebihan. tengah dan fungsi tuba Eustachius dengan
Tipe As (‘s’= stiffness atau timpanometri. Sebelumnya, semua
shallowness), memiliki kelenturan percontoh mendapatkan informasi tentang
membran timpani di bawah nilai normal, cara melakukan perasat Toynbee dan
misalnya ditemukan pada keadaan fiksasi Valsava dengan benar, kemudian semua
tulang pendengaran, sehingga terjadi percontoh masuk ke dalam ruang simulasi
penurunan aliran energi bunyi yang bertekanan 760 mmHg atau 1 atm (0 kaki
melewati telinga tengah. Bentuk kurva atau ground level), lalu tekanan diturunkan
menyerupai gambaran tipe A, tetapi sampai 670 mmHg (sesuai ketinggian
dengan puncak yang lebih rendah. 5000 kaki) dengan kecepatan perubahan
Tipe B, memiliki gambaran kurva ketinggian 3000−4000 kaki/menit.
dengan puncak yang menghilang atau Selanjutnya tekanan dinaikkan kembali ke
sedikit melengkung, bahkan sampai datar 760 mmHg (sesuai dengan penurunan
dengan nilai tekanan telinga tengah <-100
5
Tabel 1. Sebaran percontoh berdasarkan nilai tekanan telinga tengah dan fungsi tuba
Variabel *Nilai tekanan telinga tengah dan fungsi tuba
Tabel 3. Korelasi antara nilai tekanan telinga tengah dan fungsi tuba Eustachius pajanan
dengan kejadian barotrauma
Tekanan telinga tengah dan Barotrauma
fungsi tuba p r
Tekanan telinga tengah 0,136 0,175
ETF2-1 <0,001 0,503
ETF3-1 0,820 0,027
pajanan perubahan tekanan atmosfer yang jalan pertukaran udara di telinga tengah
Fungsi utama tuba Eustachius adalah penjabaran regulasi tekanan telinga tengah,
menjaga keseimbangan tekanan udara secara fisiologis jalur yang sudah ada
antara telinga tengah dan lingkungan, hal adalah: 1) timpani - antrum - mastoid; 2)
ini tercapai bila tuba terbuka untuk telinga tengah - mukosa telinga tengah -
8
infeksi telinga tengah, adanya riwayat emboli arteri sistemik dan menyebabkan
alergi, sumbatan jalan napas seperti keadaan yang fatal.
septum deviasi dan massa tumor pada Barotrauma yang terjadi pada
daerah telinga, hidung dan tenggorok dan penerbang dapat mempengaruhi
hal lain yang juga penting adalah perasat keselamatan penerbangan. Peraturan
Toynbee dan Valsava yang dilakukan kesehatan standar penerbangan melarang
kurang optimal. para penerbang yang mengalami
Barotrauma dapat terjadi jika rongga- barotrauma untuk bertugas, hal ini
rongga yang berisi udara dalam tubuh membawa dampak terhadap perusahaan
menjadi rongga tertutup, dengan menjadi penerbangan secara ekonomi. Hal ini yang
buntunya jalur ventilasi normal dan telinga mendasari pentingnya suatu pemeriksaan
tengah adalah rongga yang paling sering yang dapat mendeteksi kemungkinan
terkena. Hal ini dikarenakan struktur tuba terjadinya barotrauma pada penerbang,
Eustachius yang kompleks. Barotrauma sehingga barotrauma dapat dihindari.3,8-10
dapat mengenai satu atau kedua telinga.1,3 Barotrauma dapat dicegah dengan
Ventilasi tambahan yang berlebihan dapat memperhatikan gejala klinis atau kondisi-
menyebabkan trauma melalui tekanan kondisi yang dapat menyebabkan
positif yang besar. Trauma langsung akibat gangguan fungsi tuba, sebelum melakukan
tekanan pada daerah kepala dan leher, perjalanan dengan pesawat atau mengikuti
dapat menyebabkan barotrauma melalui simulasi dalam ruang udara bertekanan
gangguan atau kerusakan ruang yang berisi rendah. Semua masalah tersebut dapat
udara. Hal ini dapat dicegah dengan suatu dinilai oleh seorang ahli THT dan
usaha untuk menyamakan tekanan atau sekaligus memberikan pengobatan,
menyimpan kembali volume udara sebagai sehingga barotrauma dapat dicegah. Hal
respons terhadap perubahan tekanan yang penting lain yang juga harus diperhatikan
mendadak. Tekanan udara atau volume adalah kemampuan untuk melakukan
udara yang berlebihan dapat menyebabkan perasat secara benar saat terpajan
kerusakan jaringan secara mekanik. perubahan tekanan.
Penurunan tekanan atau volume dapat Pada saat tekanan dalam ruang udara
mengakibatkan distensi vaskular, bertekanan rendah diturunkan atau dapat
perdarahan dan edema mukosa. Jika udara diperumpamakan seperti pada saat pesawat
masuk ke dalam sirkulasi setelah naik mencapai suatu ketinggian tertentu di
barotrauma, hal ini dapat menyebabkan atas permukaan air laut, biasanya jarang
menimbulkan masalah, karena udara di
10
telinga tengah akan keluar dengan mudah perubahan tekanan atmosfer. Saat seorang
melalui tuba Eustachius ke nasofaring, memiliki perasaan penuh pada telinganya,
sehingga tekanan pada kedua sisi membran biasanya orang tersebut akan berusaha
timpani sama. Hal ini terjadi karena makin secara spontan untuk menghilangkan rasa
besar suatu ketinggian, maka tekanan tidak nyaman tersebut dengan
atmosfer akan makin kecil, sedangkan menyamakan tekanan antara telinga tengah
tekanan di rongga tertutup dalam tubuh dan lingkungan melalui akselarasi sirkulasi
relatif tidak berubah. Kondisi ini membuat udara melalui tuba Eustachius dengan
udara yang terperangkap di dalam telinga menggerakkan rahang, gerakan menelan
2
tengah lebih mudah untuk keluar. atau perasat Toynbee dan Valsava.
Untuk kenyamanan awak pesawat, Apabila ada gangguan pada fungsi tuba
kondisi dalam kabin harus dibuat atau perasat yang dilakukan tidak optimal,
pressurization atau pengaturan tekanan, maka keluhan telinga penuh akan muncul.
sehingga tekanan kabin sesuai dengan Secara patofisiologi, fungsi tuba yang
ketinggian tertentu atau kita sebut cabin baik sangat diperlukan saat terjadi
altitude. Penurunan tekanan kabin akan perubahan tekanan yang besar dan cepat
efektif untuk mengurangi perbedaan saat seorang berada di dalam ruang
tekanan dengan tekanan atmosfer. Yang bertekanan. Apabila tuba gagal melakukan
harus diwapadai saat pesawat mencapai fungsinya, maka tekanan negatif yang
ketinggian di atas 15.000 kaki, karena besar di telinga tengah dapat menyebabkan
risiko terjadinya barotrauma menjadi lebih pelebaran pembuluh darah pada membran
besar. Hal ini adalah faktor yang sangat timpani dan mukosa telinga tengah, dan
penting dalam memutuskan kapan jika kondisi ini terus berlanjut dapat
pengaturan tekanan kabin diberikan disertai ekstravasasi cairan dari
selama pesawat turun.7 mikrovaskular di mukosa telinga tengah ke
Tuba Eustachius memiliki peran yang dalam kavum timpani, seperti yang terjadi
sangat besar dalam menjaga keseimbangan pada barotrauma derajat 4. Fenomena
tekanan antara telinga tengah dan inilah yang kemudian akan menimbulkan
lingkungan. Oleh sebab itu, fungsi tuba keluhan telinga menjadi sakit, namun satu
Eustachius yang baik sangat diperlukan hal yang harus diingat bahwa keluhan
saat seorang terpajan perubahan tekanan. yang dirasa oleh seorang sifatnya sangat
Keluhan telinga terasa penuh pasca- subjektif dan bervariasi dalam hal
pajanan merupakan masalah yang sering persepsi, toleransi dan menyampaikan rasa
dikeluhkan oleh seorang yang terpajan itu.
11
Timpanometri sudah diakui sebagai normal. Hal ini sesuai dengan batasan nilai
metode yang dapat dipercaya untuk normal tekanan telinga tengah berdasarkan
pengukuran tekanan telinga tengah, klasifikasi Jerger. Hal tersebut
kelenturan membran timpani dan fungsi membuktikan bahwa fungsi tuba yang baik
tuba. Sejak industri penerbangan memang dibutuhkan saat seorang terpajan
berkembang dan patensi tuba Eustachius terhadap perubahan tekanan yang
memiliki peran yang penting dalam terjadi.14,15
patofisiologi barotrauma, maka penerbang Pada penelitian ini juga didapat nilai
yang akan mengikuti simulasi dalam ruang tekanan telinga tengah fungsi tuba saat
bertekanan harus mempunyai bernapas biasa, pasca-pajanan masih
timpanogram yang normal. Salah satu dalam nilai batas normal, begitu pula saat
keuntungan pemeriksaan dengan perasat Toynbee dan Valsava. Fungsi tuba
timpanometri yang sangat berguna pada Eustachius dianggap baik apabila saat
penelitian ini adalah dapat dilakukan untuk perasat Toynbee, tekanan yang terbentuk
populasi yang besar dalam waktu yang lebih kecil dibandingkan dengan tekanan
singkat dan bersifat objektif. Dalam dunia semula dan saat perasat Valsava, tekanan
penerbangan, timpanometri sangat yang terbentuk lebih besar dari tekanan
berperan untuk mengevaluasi masalah semula, dan hal tersebut terpenuhi oleh
kesehatan telinga tengah. Mereka subjek penelitian, hal tersebut
menggunakan timpanometri dengan dua dimungkinkan karena fungsi tuba yang
tujuan. Pertama, yaitu untuk penapisan baik. Nilai selisih tekanan telinga tengah
para penerbang termasuk pilot, pramugari saat perasat Toynbee (ETF2-1) dan pada
dan penerjun payung, dengan menilai saat perasat Valsava (ETF3-1) juga dalam
tekanan telinga tengah dan fungsi tuba rentang normal.
sebelum terbang, sehingga dapat diketahui Idealnya pengukuran tekanan telinga
kemampuan untuk menyamakan tekanan. tengah dilakukan selama pajanan
Kedua, yaitu untuk evaluasi para berlangsung, sehingga dapat diketahui
penerbang dengan masalah infeksi saluran nilai tekanan telinga tengah saat itu.
nafas dan alergi, sehingga dapat Sehingga apabila terjadi tekanan negatif
diantisipasi kemungkinan lebih besar yang besar, maka tekanan dalam ruangan
menderita barotrauma.13 dapat diturunkan, namun timpanometri
Pada penelitian ini, didapatkan nilai yang digunakan harus dimodifikasi
angka tengah tekanan telinga tengah terlebih dahulu agar dapat digunakan
pasca-pajanan masih dalam nilai rentang
12
dalam ruang dengan perubahan tekanan jelas dalam penelitian ini, walaupun subjek
yang besar. telah keluar dari ruang simulasi, namun
Di samping itu, pada penelitian ini perubahan patologi yang terjadi pada
agak sulit untuk mengukur tekanan telinga struktur membran timpani dan telinga
tengah secara bersamaan pada tekanan tengah masih bisa kita lihat. Cukup
tertentu, mengingat jumlah percontoh yang tingginya kejadian barotrauma pada
masuk dalam ruang simulasi berjumlah penelitian ini sesuai dengan kondisi
sekitar 15 orang, sehingga pengukuran ekstrem yang terjadi selama pajanan
baru dapat dilakukan segera setelah tersebut, fungsi tuba Eustachius akan
pajanan. Akibatnya, karena percontoh menurun jika terpajan pada perubahan
pada penelitian ini adalah percontoh tekanan atmosfer yang ekstrem, sehingga
dengan fungsi tuba yang baik, maka gangguan fungsi tuba menjadi faktor
walaupun terjadi tekanan negatif yang utama terjadinya barotrauma. Penelitian ini
besar di telinga tengah saat pajanan dan menggunakan klasifikasi dari Wallace
menyebabkan distensi dan pecahnya Teed sebagai pedoman untuk menentukan
pembuluh darah membran timpani dan derajat dari barotrauma.3,7,15,16
mukosa telinga tengah, namun saat Hasil dari perhitungan uji korelasi
pemeriksaan tekanan telinga tengah, antara nilai tekanan telinga tengah pasca-
tekanannya masih ada yang dalam rentang pajanan dengan derajat barotrauma,
normal, walaupun terdapat pengurangan diperoleh korelasi yang lemah (r=0,175).
16
tekanan dibandingkan sebelumnya. Korelasi antara nilai tekanan telinga
Perubahan tekanan dalam ruang udara tengah saat perasat Valsava pasca-pajanan
bertekanan yang besar dan cepat, apabila dengan derajat barotrauma adalah lemah
tidak dapat diantisipasi secara cepat dan (r=0,027). Namun terdapat korelasi yang
tepat dengan melakukan perasat dengan bermakna (p<0,001) antara nilai tekanan
benar, maka perubahan atau kerusakan telinga tengah saat perasat Toynbee
pada membran timpani dan mukosa telinga dengan derajat barotrauma (r=0,503). Hal
tengah menjadi sulit dihindari. Tekanan ini menjelaskan bahwa seorang dengan
yang besar dalam ruang bertekanan fungsi tuba yang baik akan dengan mudah
menyebabkan pecahnya pembuluh darah mengembalikan tekanan telinga tengah
di membran timpani dan mukosa telinga menjadi normal, walaupun telah terjadi
tengah. Hal ini bersifat sementara, namun perubahan struktur membran timpani dan
juga tidak langsung membaik setelah mukosa telinga tengah.
pajanan tekanan berakhir. Hal ini tampak
13
sangat diperlukan saat seorang terpajan 4. Kanick SC, Doyle WJ. Barotrauma during
air travel: predictions of a mathematical
perubahan tekanan atmosfer, sehingga
model. J Appl Physiol 2005; 98:1592-602.
diperlukan pemeriksaan fungsi tuba
5. Uzun C. Evaluation of predictive
dengan timpanometri agar barotrauma
parameters related to Eustachian tube
dapat dihindari. Barotrauma sebenarnya
dysfunction for symptomatic middle ear
suatu kondisi yang dapat dicegah. Seorang barotrauma in divers. Otol Neurotol 2005;
yang memiliki faktor-faktor predisposisi 26:59-64.
suatu gangguan fungsi tuba, sebaiknya 6. Sun Kim C, Wong Jung H, Jong Kim H.
sesaat sebelum melakukan penerbangan Experimental studies on the pathogenesis
atau mengikuti simulasi dalam ruang of barotitis media following hypobaric
bertekanan, menyemprotkan ke setiap sisi chamber flight. Otorhinolaryngol Head
1. Devine JA, Fort VA, Rock PB, Cymerman 9. Patil G, Taneja N. Retrospective analysis
aerotitis media in hypobaric chamber applicants in the Indian Air Force. Indian J
Med 1990; 46:251-5. 10. Ghadiali SN, Swarts JD, Federspiel WJ.
prevent barotrauma on descent from 8000 continuous pressure-flow rate data. Ann
3. Ashton DH, Watson LA. The use of injury. Int J Care Injured 2004; 35:359-70.
oxygen therapy decrease the incidence of 15. Eric Stangerup S, Klokker M, Vesterhauge
middle-ear barotrauma? J Laryngol Otol S, Jayaraj S, Rea P, Harcourt J. Point
2006; 120:446-9. prevalence of barotitis and its prevention
13. Sakata T, Esaki Y, Yamato T, Sueta N, and treatment with nasal ballon inflation: a
Nakagawa T, Kato T. Air pressure-sensing prospective, controlled study. Otol
ability of the middle ear-investigation of Neurotol 2004; 25:89-94.
sensing regions and appropiate 16. Ars B. Middle ear cleft pressure
measurement conditions. Auris Nasus regulation. Balance and imbalance of
Larynx 2009; 39:393-9. pressure variations-state of the art. In: Ars
14. Stach BA. The audiologist’s assessment B, ed. Chronic otitis media: pathogenesis-
tools: electroacoustic and oriented therapeutic management.
electrophysiologic measures. In: Danhauer Philadelphia: Kugler Publisher; 2008. p.
JL, ed. Clinical audiology an introduction. 113-27.
London, San Diego: Kugler Publisher;
1998. p. 257-92.