Anda di halaman 1dari 110

SKRIPSI

EVALUASI FASILITAS PENYEBERANGAN JALAN DI SMPN 1 SOKARAJA


JALAN JENDERAL SUDIRMAN

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar Sarjana Sains


Terapan pada Program Studi Diploma DIV Manajemen Keselamatan Transportasi
Jalan

Diajukan oleh :

ASRI MAHARANI ASMARA DEWI


Notar : 14.I.0222

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV MANAJEMEN KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN


POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN
TEGAL, 2018
SKRIPSI

EVALUASI FASILITAS PENYEBERANGAN JALAN DI SMPN 1 SOKARAJA


JALAN JENDERAL SUDIRMAN

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar Sarjana Sains


Terapan pada Program Studi Diploma DIV Manajemen Keselamatan Transportasi
Jalan

Diajukan oleh :

ASRI MAHARANI ASMARA DEWI


Notar : 14.I.0222

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV MANAJEMEN KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN


POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN
TEGAL, 2018

i
SKRIPSI
EVALUASI FASILITAS PENYEBERANGAN JALAN DI SMPN 1 SOKARAJA
JALAN JENDERAL SUDIRMAN

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar Sarjana Sains


Terapan pada Program Studi Diploma IV Manajemen Keselamatan Transportasi
Jalan

Diajukan Oleh :

ASRI MAHARANI ASMARA DEWI

Notar : 14.I.0222

Telah disetujui untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pembimbing I

Hanendyo Putro, ATD., M.T Tanggal :


NIP. 19700519 199301 1 001

Pembimbing II

Alfan Baharuddin, S.SiT., M.T Tanggal :


NIP. 19840923 200812 1 002

ii
SKRIPSI
EVALUASI FASILITAS PENYEBERANGAN JALAN DI SMPN 1 SOKARAJA
JALAN JENDERAL SUDIRMAN

dipersiapkan dan disusun oleh :

ASRI MAHARANI ASMARA DEWI


Notar : 14.I.0222
Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji
Pada Tanggal 31 Juli 2018

Susunan Dewan Penguji

Ketua Sidang

Alfan Baharuddin, S.SiT., M.T


NIP. 19840923 200812 1 002

Penguji I Penguji II

Agus Sasmito, A.TD., M.T Riyanto, ST. M.Eng


NIP. 19600828 198403 1 005

Mengetahui,
Ketua Program Studi Diploma IV
Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan

Naomi Srie Kusumastuti, S. Psi., M. Sc.


NIP. 19800202 200812 2 001

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebena-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya


dan berdasarkan hasil penelusuran berbagai karya ilmiah, gagasan dan masalah
ilmiah yang diteliti dan diulas di dalam skripsi ini adalah asli dari pemikiran saya.
Tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan
dan daftar pustaka.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Jika di kemudian
hari terbukti bahwa skripsi saya merupakan hasil jiplakan maka saya bersedia
untuk menanggalkan gelar Sarjana Sains Terapan yang saya peroleh.

Tegal, 26 Juli 2018

Asri Maharani Asmara Dewi

iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan, saya yang
bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Asri Maharani Asmara Dewi


Notar : 14.I.0222
Program Studi : Diploma IV Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, mengetahui untuk memberikan kepada


Politeknik Keselamatan Trasnportasi Jalan Hak Bebas Royalti Noneksklusif
(None-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Evaluasi Fasilitas Penyeberangan Jalan Di SMPN 1 Sokaraja Jalan
Jenderal Sudirman beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak
Bebas Royalty / Noneksklusif ini Politeknik Keselamatan Trasnportasi Jalan
berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengeolah dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat dan memublikasikan skripsi saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagau pemilik
Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Tegal
Pada Tanggal : 26 Juli 2018

Yang menyatakan

(Asri Maharani Asmara Dewi)

v
PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT taburan cinta dan kasih sayang-
Mu telah memberikan saya kekuatan dengan bekal ilmu. Atas karunia serta
kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat
terselesaikan tepat waktu. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kehariban
Rasullah Muhammad SAW.
Karya sederhana ini akan saya persembahkan kepada orang-orang yang saya
sayangi. Semoga skripsi ini dapat menjadi sarana ibadah agar saya tetap selalu
ingat dan bertakwa kepada Allah SWT.

Kepada Ibunda tercinta (Sri Hartati) dan Ayahanda tercinta (Pelda Agus
Purwanto) serta keluarga besar saya, terimakasih atas segala doa dan kasih
sayang yang telah diberikan kepada saya. Maka saya persembahkan karya
sederhana ini sebagai tanda bakti hormat dan rasa terima kasih yang tiada
terhingga. Semoga saya bisa menjadi kebanggan Kalian selalu. Adik kandung
saya, Gustian Bhagaskara Adyatma Putra kakak senang menggodamu hingga
marah. Kamu adalah satu-satunya alasan yang membuatku rindu ingin pulang
namun nyatanya kakak tak kau rindu.

Kepada seseorang yang saat ini selalu menemani dan memberikan saya support
ketika saya malas meskipun sekarang sedang dalam ruang yang berbeda,
terimakasih telah meyakinkan saya untuk lebih bisa menjadi yang terbaik, Reza
Dwi Haryanto, S.ST.

Rekan-rekan XXV Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan yang memberikan


semangat terutama untuk kelas MKTJ B dan motivasi serta kakak-kakak dan
adik-adik yang tak sempat kusebutkan satu per satu yang juga memberikan
gurauan kepada saya untuk lebih semangat.

vi
Kepada para sahabat saya yang telah berjuang bersama dari titik awal hingga
titik akhir, terimakasih Kalian lah yang setiap hari bisa merangkul dan
mengajakku melangkah menuju kesuksesan bersama dengan ribuan dongeng
menarik yang tiada ujungnya. Citra Ayu Anandita teman 24 jam serta Rofi Gani
Fahmawati, Nur Fatihah Salimah, Wahyuning Wulan Agustina yang selalu
mengingatkan saya untuk melakukan hal baik. See you on top!

Kepada tiga perempuanku Putri Nurpravita, Rizka Hartanti dan Raudatul Jannah
yang pertama kali menjadi saudara dan teman tidur ataupun ngrumpi di kamar
ternyaman kita Flamboyan 35, terima kasih telah menularkan saya banyak ilmu
dan banyak kegilaan kepada saya. Lababies!!

Teruntuk kakak asuh saya Ika Febri L, S. ST, Dea Safitri P, S. ST dan Nindia Nur
Jannah Ray, Amd. Pkb terima kasih banyak telah membimbing saya dengan
nasihat-nasihat yang membuat saya jauh lebih baik untuk menjadi sarjana. Serta
teruntuk adik asuh saya Keke Inggriani, Astri Arianto, Nofa Mia K, Syifa Amalia,
Ezzri Andriyani, Nurul Faridah, Eva Junita dan Hana Nafis yang telah
memberikan saya dukungan dan semangat untuk saya hingga detik ini.

Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para
dosen Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan yang telah memberikan banyak
ilmu yang bermanfaat, terutama kepada dosen pembimbing saya Bapak
Hanendyo Putro, A.TD, MT dan Bapak Alfan Baharuddin, M.T yang selalu sabar
membimbing dan mengarahkan saya sehingga karya ini dapat terselesaikan
dengan baik. Yang terakhir, terima kasih untuk Bapak Agus Sasmito, A. TD, MT
dan Bapak Riyanto, ST. M.Eng sebagai dosen penguji yang memberikan
masukan agar skripsi saya memilki nilai bobot ilmu yang tinggi.

vii
ABSTRAK

Kawasan pusat pertokoan dan sekolah merupakan kawasan yang akan banyak
menimbulkan tumbuhnya pejalan kaki. Hasil pengamatan survei pada kawasan
mix landuse pada Kecamatan Sokaraja terdapat fasilitas penyeberangan jalan
yang terletak tepat di depan sekolah yaitu SMPN 1 Sokaraja. Fasilitas
penyeberangan jalan tersebut adalah zebra cross. Pada jam sibuk sekolah
kawasan ini banyak muncul masalah lalu lintas. Tingginya volume kendaraan
dan kecepatan kendaraan pada ruas jalan tersebut dapat menimbulkan akibat
riskan bagi penyeberang jalan. Dalam penelitian ini evaluasi fasilitas
penyeberang jalan perlu dilakukan untuk meningkatkan keselamatan pejalan
kaki terutama bagi pelajar SMPN 1 Sokaraja.
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
hitungan PV2 dimana tujuan dari penelitian ini adalah akan memberikan hasil
rekomendasi terhadap hasil evaluasi kebutuhan fasilitas penyeberangan jalan di
kawasan tersebut. Dalam penelitian ini juga mengkaji mengenai kapasitas ruas
jalan dan tingkat pelayanan jalan yang mana nantinya akan diprediksi kapasitas
jalan selama 5 tahun ke depan setelah diadakannya rekomendasi.
Hasil dari penelitian tersebut direkomendasikan untuk diterapkan Pelican
Crossing pada kawasan SMPN 1 Sokaraja. Tingkat pelayanan ruas Jalan Jenderal
Sudirman adalah B dengan kecepatan lalu lintas 48 km/jam dari arah
Purbalingga – Purwokerto dan 58 km/jam dari arah Purwokerto – Purbalingga.
Volume penyeberang jalan 429 orang/jam pada jam sibuk pagi dengan
kecepatan rata-rata 13,4 detik.

Kata Kunci: Evaluasi, Fasilitas Penyeberangan, Pelican Crossing, ,


Keselamatan Pejalan Kaki, Keselamatan Lalu Lintas

viii
ABSTRACT

The central area of shops and schools is an area that will cause a lot of
pedestrian growth. The result of survey observation in mix landuse area at
Sokaraja Subdistrict is crossing road facility which is located right in front of
school that is Junior High School 1 Sokaraja. The crossing facility is a zebra
cross. During rush hour the school area has a lot of traffic problems. The high
volume of vehicles and the speed of vehicles on those roads can result in risky
for road crossers. In this study the evaluation of the pedestrian facility needs to
be done to improve the safety of pedestrians, especially for students of Junior
High School 1 Sokaraja.
The method to be used in this research is to use PV2 count where the purpose
of this research is to give recommendation result to the evaluation result of
requirement of road crossing facility in the area. In this study also examines the
capacity of road segments and the level of road services which will later predict
the capacity of the road for the next 5 years after the recommendation is made.
The results of the study are recommended to be applied to Pelican Crossing in
the Junior High School 1 Sokaraja area. The service level of Jalan Jenderal
Sudirman is B with a traffic speed of 48 km/hour from the direction of
Purbalingga - Purwokerto and 58 km/hour from the direction of Purwokerto -
Purbalingga. The crossing volume of 429 people/hour in the morning rush hour
with an average speed of 13.4 seconds.

Keywords: Evaluation, Crossing Facilities, Pelican Crossing, Pedestrian


Safety, Traffic Safety

ix
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang
Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga dengan segala
keterbatasan penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi
Fasilitas Penyeberangan Jalan Di SMPN 1 Sokaraja Jalan Jenderal
Sudirman” ini tepat pada waktunya.
Penulisan skripsi merupakan salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana
Sains Terapan (S.ST) pada program studi Diploma IV Manajemen Keselamatan
Transportasi Jalan di Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Tegal. Penulisan
skripsi ini juga merupakan hasil dari penerapan ilmu yang diperoleh selama
menempuh pendidikan sekaligus hasil realisasi pelaksanaan Praktek Kerja Profesi
(PKP).
Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Syafek Jamhari, M.Pd, selaku Direktur Politeknik Keselamatan Transportasi
Jalan.

2. Naomi Srie Kusumastutie., S.Psi, M.Sc, selaku Kepala Jurusan Program


Studi Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan.

3. Hanendyo Putro, ATD., M.T, selaku Dosen Pembimbing I yang telah


memberikan sumbangsih, nasehat, saran yang sangat berarti selama
penyusunan skripsi.

4. Alfan Baharuddin, S.SiT., M.T, selaku Dosen Pembimbing II yang telah


membimbing dan memberikan saran selama penyusunan skripsi.

5. Seluruh Dosen Program Studi Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan


Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan atas ilmu yang telah diberikan
dan diajarkan.

6. Orang tua dan segenap keluarga yang telah mendukung, menguatkan,


serta selalu tiada hentinya mendoakan demi kelancaran pendidikan
penulis.

x
7. Kakak-kakak, rekan-rekan serta adik-adik Taruna dan Taruni Politeknik
Keselamatan Transportasi Jalan.

8. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut


membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan,


maka dari itu kami akan dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan skripsi dan diri penulis di masa yang akan datang.
Akhir kata dengan harapan yang besar penulis bahwa skripsi ini dapat berguna
bagi semua pihak pembaca khususnya bagi Politeknik Keselamatan Transportasi
Jalan serta bagi instansi Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas untuk
memajukan dan meningkatkan kinerja keselamatan jalan.

Tegal, 26 Juli 2018


Penulis

Asri Maharani Asmara Dewi

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS..................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi
ABSTRAK ................................................................................................ viii
ABSTRACT .............................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL........................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................... 3
C. Rumusan Masalah.............................................................. 3
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 3
1. Tujuan Penelitian ......................................................... 4
2. Manfaat Penelitian ........................................................ 4
E. Ruang Lingkup .................................................................. 4
F. Keaslian Penelitian ............................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................. 8
A. Evaluasi ........................................................................... 8
B. Keselamatan Jalan ............................................................. 8
C. Pejalan Kaki ...................................................................... 8
D. Fasilitas Pejalan Kaki .......................................................... 9
1. Trotoar........................................................................ 9
2. Fasilitas Penyeberangan ................................................ 10
E. Kriteria Pemilihan Penyeberangan ....................................... 14

xii
1. Penyeberangan Sebidang .............................................. 14
2. Penyeberangan Tidak Sebidang ..................................... 15
F. Karakteristik Menyeberang Jalan ......................................... 16
1. Kecepatan Berjalan....................................................... 16
2. Time Mean Speed......................................................... 15
3. Space Mean Speed ....................................................... 15
4. Volume Pejalan Kaki ..................................................... 16
5. Aliran Per Satuan Lebar ................................................ 16
6. Platoon ....................................................................... 16
7. Kecepatan Pejalan Kaki ................................................. 17
8. Ruang Pejalan Kaki ....................................................... 17
G. Karakteristik Jalan ............................................................. 17
1. Jalan Berdasarkan Fungsi .............................................. 17
a. Jalan Arteri ............................................................. 17
b. Jalan Kolektor ......................................................... 17
c. Jalan Lokal ............................................................. 18
d. Jalan Lingkungan .................................................... 18
2. Volume Arus Lalu Lintas ................................................ 18
3. Kecepatan ................................................................... 22
H. Hubungan Kecepaan dan Kecelakaan................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 24
A. Lokasi Penelitian ................................................................ 24
B. Bagan Alir ......................................................................... 25
C. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 26
1. Data Primer ................................................................. 26
2. Data Sekunder ............................................................. 27
D. Teknik Analisis Data ........................................................... 27
1. Analisis Volume Lalu Lintas ............................................ 27
2. Analisis Kecepatan Kendaraan ....................................... 27
3. Analisis Kecepatan Menyeberang Pejalan Kaki ................. 27
4. Analisis Pemilihan Fasilitas Penyeberangan ..................... 28
5. Analisis Inventarisasi Jalan ............................................ 28

xiii
E. Peralatan Survei ................................................................ 28
F. Jadwal Pelaksanaan ........................................................... 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 30
A. Kondisi Eksisting ................................................................ 30
1. Volume Lalu Lintas ....................................................... 32
2. Kapasitas ..................................................................... 35
3. Tingkat Pelayanan ........................................................ 35
4. Volume Pejalan Kaki Mneyeberang ................................. 36
5. Kecepatan Lalu Lintas ................................................... 37
6. Kecepatan Menyeberang ............................................... 41
B. Evaluasi Fasilitas Penyeberangan Jalan ................................ 41
C. Desain Fasilitas Penyeberangan .......................................... 42
1. Pelican Crossing .......................................................... 43
2. Fasilitas Perlengkapan Jalan .......................................... 49
3. Fasilitas Pendukung ...................................................... 60
BAB V PENUTUP ............................................................................ 63
A. Kesimpulan ....................................................................... 63
B. Saran ............................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 65

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian .................................................................. 5


Tabel 2.1 Standar Pengoperasian Penyeberangan Pelican Crossing di
Indonesia ............................................................................... 12
Tabel 2.2 Kriteria Pemilihan Fasilitas Penyeberangan Sebidang .................. 14
Tabel 2.3 Kriteria Pemilihan Fasilitas Penyeberangan Tidak Sebidang .......... 15
Tabel 2.4 Nilai Ekivalen Mobil Penumpang ............................................... 19
Tabel 2.5 Kapasitas Dasar Jalan Antar Kota.............................................. 20
Tabel 2.6 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Lebar Jalur Lalu Lintas ........ 20
Tabel 2.7 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Lebar Jalur Lalu Lintas ........ 21
Tabel 2.8 Faktor Penyesuaian Akibat Hambatan Samping .......................... 21
Tabel 2.9 Tingkat Pelayanan Jalan .......................................................... 21
Tabel 4.1 Volume Lalu Lintas Per Arah Purbalingga – Purwokerto ............... 33
Tabel 4.2 Volume Lalu Lintas Per Arah Purwokerto – Purbalingga ............... 34
Tabel 4.3 Tingkat Pelayanan Jalan Jenderal Sudirman ............................... 36
Tabel 4.4 Volume Pejalan Kaki Menyeberang ........................................... 36
Tabel 4.5 Analisis Persentil 85 Ruas Jalan Jenderal Sudirman SMPN 1 Sokaraja
Purbalingga - Purwokerto ........................................................ 38
Tabel 4.6 Analisis Persentil 85 Ruas Jalan Jenderal Sudirman SMPN 1 Sokaraja
Purwokerto - Purbalingga ........................................................ 40
Tabel 4.7 Perhitungan Nilai PV2............................................................... 42
Tabel 4.8 Waktu Siklus Pelican Crossing .................................................. 45
Tabel 4.9 Skala Intensitas Kebisingan dan Sumbernya .............................. 48
Tabel 4.10 Tingkat Pelayanan Jalan Jenderal Sudirman ............................... 51
Tabel 4.11 Prediksi 5 Tahun Tanpa Water Barrier ....................................... 52
Tabel 4.12 Prediksi 5 Tahun dengan Water Barrier ..................................... 53
Tabel 5.1 Rekomendasi Waktu Siklus Pelican Crossing .............................. 64

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Trotoar ................................................................... 9


Gambar 2.2 Contoh Zebra Cross ............................................................ 11
Gambar 2.3 Contoh Pelican Crossing ...................................................... 11
Gambar 2.4 Contoh Jembatan Penyeberangan Orang ............................... 13
Gambar 2.5 Contoh Terowongan atau Underground................................. 13
Gambar 2.6 Dampak Kecepatan Pada Tingkat Keparahan Pejalan Kaki ....... 23
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian.......................................................... 24
Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian ........................................................... 25
Gambar 4.1 Penampang Jalan Jenderal Sudirman .................................... 30
Gambar 4.2 Visualisasi Kondisi Eksisting ................................................. 30
Gambar 4.3 Fasilitas Penyeberangan SMPN 1 Sokaraja ............................. 31
Gambar 4.4 Fasilitas Halte Bus SMPN 1 Sokaraja ..................................... 32
Gambar 4.5 Trotoar Jalan Jenderal Sudirman .......................................... 32
Gambar 4.6 Grafik Volume Lalu Lintas Purbalingga – Purwokerto .............. 33
Gambar 4.7 Grafik Volume Lalu Lintas Purwokerto – Purbalingga .............. 34
Gambar 4.8 Persentil 85 Ruas Jalan Jenderal Sudirman SMPN 1 Sokaraja
Purbalingga - Purwokerto .................................................... 39
Gambar 4.9 Persentil 85 Ruas Jalan Jenderal Sudirman SMPN 1 Sokaraja
Purwokerto - Purbalingga .................................................... 40
Gambar 4.10 Penempatan Pelican Crossing ............................................... 43
Gambar 4.11 Visualisasi Penempatan Pelican Crossing ............................... 43
Gambar 4.12 Ukuran Lampu Pelican Crossing............................................ 44
Gambar 4.13 Spesifikasi Tiang Lampu Pelican Crossing .............................. 45
Gambar 4.14 Tombol Pelican Crossing ...................................................... 46
Gambar 4.15 Visualisasi Desain Pelican Crossing ....................................... 47
Gambar 4.16 Water Barrier ..................................................................... 49
Gambar 4.17 Populasi Kendaraan Kabupaten Banyumas 2012-2017.............. 51
Gambar 4.18 Marka Profile ..................................................................... 54
Gambar 4.19 Tipikal Lampu Penerangan Jalan Kiri Kanan Berhadapan ......... 54
Gambar 4.20 Tinggi Rambu Fasilitas Pejalan Kaki ...................................... 56

xvi
Gambar 4.21 Rambu Petunjuk Halte Bus .................................................. 56
Gambar 4.22 Rambu Peringatan Banyak Pejalan Kaki ................................. 57
Gambar 4.23 Spesifikasi Rambu Peringatan .............................................. 58
Gambar 4.24 Spesifiakasi Rambu Larangan ............................................... 59
Gambar 4.25 Rambu Batas Kecepatan Maksimal ........................................ 59
Gambar 4.26 Rambu Larangan Menyalip ................................................... 60
Gambar 4.27 Spesifikasi Halte Bus .......................................................... 60
Gambar 4.28 Tampak Depan Halte Bus .................................................... 61
Gambar 4.29 Tampak Samping Halte Bus ................................................. 61
Gambar 4.30 Visualisasi Halte Bus............................................................ 62
Gambar 5.1 Rekomendasi Waktu Siklus Pelican Crossing .......................... 63

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Formulir Survei Volume Lalu Lintas ......................................... 66


Lampiran 2 Formulir Survei Penyeberang Jalan ........................................ 70
Lampiran 3 Formulir Survei Kecepatan Penyeberangan Jalan .................... 72
Lampiran 4 Formulir Survei Kecepatan Kendaraan .................................... 72
Lampiran 5 Rekomendasi ....................................................................... 75

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fenomena kecelakaan lalu lintas menjadi salah satu perbincangan serius di
dunia. Berdasarkan data kecelakaan KORLANTAS POLRI 2017, ada 24.985 kasus
kecelakaan di Indonesia. Jumlah kecelakaan 3 (tiga) tertinggi di Indonesia yaitu
Jawa Timur 5.929 kasus, Jawa Tengah 4.252 kasus dan Sulawesi Selatan 1.866
kasus. Jawa Tengah merupakan provinsi di Indonesia dengan jumlah angka
tertinggi kedua setelah Jawa Timur, dimana jumlah korban meninggal dunia ada
967 jiwa, luka berat 21 jiwa dan luka ringan 4.865 jiwa sehingga total korban
kecelakaan ada 5.853 jiwa. Dari jumlah kecelakaan di Indonesia sesuai dengan
pengelompokan jenis kecelakaan, pejalan kaki juga sering terlibat dalam
kecelakaan. Ada 4.195 kasus kecelakaan yang terjadi di Indonesia dalam dua
triwulan terakhir yang melibatkan pejalan kaki.

Kabupaten Banyumas merupakan salah satu wilayah terluas di provinsi Jawa


Tengah. Menurut Kepolisian Resor Banyumas, Banyumas menempati posisi
pertama dengan 1.002 kasus kecelakaan tertinggi pada tahun 2016 dan pada
tahun 2017 kasus kecelakaan di Banyumas menurun hingga menempati ururtan
ketiga yaitu 978 kasus kecelakaan. Dalam jumlah angka kasus kecelakaan
tersebut tidak hanya melibatkan pengendara kendaraan melainkan juga
melibatkan pejalan kaki. Tercatat pada data lantas Kepolisian Banyumas pada
tahun 2017 ada 26 kasus kecelakaan yang melibatkan pejalan kaki. Jalan
Jenderal Sudirman merupakan salah satu ruas jalan di Banyumas dengan
volume lalu lintas yang cukup padat. Keadaan tersebut ditunjang dengan
keberadaan pusat kegiatan pendidikan dan fasilitas umum lainnya, sehingga
pada waktu-waktu tertentu volume arus lalu lintas meningkat diatas rata rata
dan menyulitkan pejalan kaki untuk menyeberang. Jalan Jenderal Sudirman,
Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas merupakan jalan kolektor yang
berkecepatan tinggi di atas 60km/jam dan tergolong ke dalam daerah rawan
kecelakaan dengan panjang jalan 1,60 km. Pada kondisi nyatanya, banyak
kendaraan baik angkutan maupun bus yang melewati ruas jalan tersebut

1
menaikturunkan penumpang di ruas jalan tersebut dan hampir seluruh siswa
SMPN 1 Sokaraja menggunakan moda angkutan umum yang pada akhirnya
siswa dan masyarakat akan melakukan kegiatan menyeberang. Adanya fasilitas
penyeberangan jalan berupa zebra cross tepat di depan pintu gerbang SMPN 1
Sokaraja mengakibatkan konflik ketika jam berangkat dan pulang sekolah. Selain
itu, keberadaan petugas yang membantu mengatur kegiatan penyeberangan
sangat berpengaruh terhadap keselamatan penyeberang jalan. Namun
sebaliknya jika tidak ada petugas yang membantu dalam pengaturan lalu lintas
maka kondisi di lapangan akan sangat berbahaya khususnya untuk keselamatan
penyeberang jalan.

Pejalan kaki merupakan bagian dari arus lalu lintas, maka posisinya selalu
dipihak yang lemah diantara arus lalu lintas lainnya, terutama dari aspek
keselamatan (safety), dan keadilan (equity ), oleh karena itu keberadaannya
harus dilindungi oleh semua pihak (Zilhardi Idris, 2007). Berdasarkan Undang-
undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
pasal 106 ayat (2), menegaskan bahwa setiap orang yang mengemudikan
kendaraan bermotor di jalan wajib mengutamakan keselamatan pejalan kaki dan
pesepeda. Undang-undang tersebut menjelaskan bahwa pejalan kaki
merupakan salah satu pengguna jalan raya yang wajib menjadi prioritas
utama terhadap upaya perlindungan keselamatan di jalan raya. Artinya
semua pengguna jalan lain seharusnya mendahulukan pengguna jalan ini.
Namun pada kenyataannya masih banyak pengguna jalan yang mengabaikan
keselamatan pejalan kaki.

Keberadaan pejalan kaki sebagai salah satu bagian dari sistem transportasi, oleh
karena itu perlu dibuatkan fasilitas yang baik. Menurut HCM ( Highway Capacity
Manual, 2000), fasilitas penyeberang adalah suatu fasilitas pejalan kaki di jalan
untuk mengkonsentrasikan pejalan kaki yang menyeberang. Setiap pejalan kaki
yang menyeberang pada fasilitas penyeberangan ini memperoleh prioritas
beberapa saat untuk berjalan lebih dahulu. Namun, semakin banyak dan
semakin cepat kendaraan yang melintasi suatu ruas jalan yang padat dan ramai

2
maka akan semakin sulit pula pejalan kaki melakukan kegiatan menyeberang
jalan.

Untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan bagi pejalan kaki khususnya


pada ruas Jalan Jenderal Surdirman, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas
khususnya fasilitas penyeberangan pejalan kaki, maka perlu dilakukan
penelitian mengenai Evaluasi Fasilitas Penyeberangan Jalan Di SMPN 1
Sokaraja Jalan Jenderal Sudirman sebagai strategi penanganan masalah
yang dapat diterapkan di ruas Jalan Jenderal Surdirman, Kecamatan Sokaraja,
Kabupaten Banyumas.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan yaitu :
1. Pejalan kaki khususnya penyeberang jalan dengan volume yang tinggi
diabaikan oleh pengguna jalan lain;
2. Ruas Jalan Jenderal Surdirman, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten
Banyumas merupakan jalan kolektor yang berfungsi melayani angkutan
utama dengan ciri perjalanan jarak jauh dan kecepatan rata-rata tinggi,
sehingga volume lalu lintas pada ruas jalan tersebut tinggi;
3. Tidak adanya petugas yang membantu arus penyeberangan dapat
membahayakan bagi penyeberang jalan.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, maka peneliti membuat
suatu rumusan masalah antara lain :
1. Bagaimana kondisi eksisting ruas Jalan Jenderal Sudirman ?
2. Bagaimana evaluasi fasilitas penyeberangan jalan apabila tidak ada
petugas pengatur lalu lintas ?
3. Bagaimana rencana desain fasilitas penyeberangan pejalan kaki yang
tepat untuk siswa siswi SMPN 1 Sokaraja dan masyarakat sekitar di Ruas
Jalan Jenderal Surdirman, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas ?

3
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan antara lain:
a. Mengetahui kondisi eksisting ruas jalan Jenderal Sudirman pada
kawasan SMP N 1 Sokaraja;
b. Dapat mengevaluasi fasilitas penyeberangan jalan berdasarkan
kondisi eksisting apabila tidak ada petugas pengatur lalu lintas;
c. Memberikan rekomendasi pada Pemerintah Daerah Kabupaten
Banyumas khususnya Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas
mengenai rancangan desain fasilitas penyeberangan pejalan kaki
yang tepat untuk siswa siswi SMPN 1 Sokaraja dan masyarakat
sekitar sesuai dengan kebutuhan.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil pada penelitian ini :
a. Bagi Peneliti
1) Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan serta keterampilan yang bermanfaat mengenai
penentuan tipe fasilitas penyeberangan berdasarkan kondisi
eksisting;
2) Peneliti dapat merencanakan desain fasilitas penyeberangan yang
berkeselamatan di Ruas Jenderal Surdirman, Kecamatan Sokaraja,
Kabupaten Banyumas terutama untuk kalangan pelajar;
3) Peneliti dapat memberikan rekomendasi kepada Pemerintah
Daerah Kabupaten Banyumas khususnya Dinas Perhubungan
Kabupaten Banyumas dalam merencanakan fasilitas
penyeberangan jalan di Ruas Jenderal Surdirman, Kecamatan
Sokaraja, Kabupaten Banyumas;
b. Bagi Pengguna Jalan
1) Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang
keselamatan menyeberang jalan dan dapat mengubah perilaku
pengguna jalan;

4
2) Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan
keselamatan pejalan kaki di Kabupaten Banyumas, khususnya di
kalangan pelajar.

E. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini dengan tujuan untuk
merencanakan desain fasilitas penyeberangan jalan sesuai isi dari
penelitian ini. Penelitian ini hanya membatasi pada:
1. Lokasi penelitian adalah di ruas Jenderal Surdirman, Kecamatan
Sokaraja, Kabupaten Banyumas dengan studi kasus SMPN 1 Sokaraja.
2. Penelitian dilakulan pada jam sibuk sekolah (peak hour) pagi dan siang.
3. Objek penelitian adalah penyeberang jalan khususnya siswa siswi
SMPN 1 Sokaraja di Ruas Jenderal Surdirman, Kecamatan Sokaraja,
Kabupaten Banyumas.
4. Melakukan rancang bangun sesuai kebutuhan penyeberangan serta
fasilitas pendukung dengan memperhatikan kondisi eksisting.
5. Penulisan ini tidak memperhitungkan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

F. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelusuran terhadap judul penelitian yang ada di Indonesia,
ditemukan beberapa judul penelitian yang terkait dengan fasilitas
penyeberangan jalan, yaitu:

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


No. Judul Penelitian Penulis Keterangan
1. Sarana Soehartono Penelitian ini digunakan untuk
Penyeberangan (2013) menganalisa kebutuhan sarana
Dan Perilaku penyeberangan pejalan kaki
Pejalan Kaki disertai dengan perilaku pejalan
Menyeberang Di kaki yang menyeberang dan
Ruas Jalan Prof. hasilnya dapat disimpulkan bahwa
Sudarto, SH volume penyeberang jalan dan
Kecamatan volume kendaraan berdasarkan
Banyumanik Kota hasil survei yang telah dianalisis

5
No. Judul Penelitian Penulis Keterangan
Semarang. dengan PV hasilnya lebih tinggi
2

maka direkomendasikan sarana


penyeberangan yang tepat yaitu
pelican crossing dengan pelindung.
2. Kajian Kebutuhan Wira Sahari, Dalam penelitian tersebut
Fasilitas Slamet Widodo disimpulkan bahwa jenis
Penyeberangan dan Siti Mayuni penyeberangan dari enam area
Pada Ruas Jalan Di (2016) yang telah diamati terdapat empat
Area Komersial area yang layak untuk dibangun
Kota Pontianak fasilitas penyeberangan bagi
pejalan kaki yaitu pada area sekitar
gerbang kedua Pontianak Mall
fasilitas penyeberangan yang
direkomendasikan adalah Pelican
Crossing dengan durasi lampu
hijau 13 detik, area di ujung Jalan
Teuku Umar pada kawasan Pasar
Mawar berupa zebra cross dengan
lampu kelap-kelip, area di kaki
persimpangan Pasar Mawar berupa
zebra cross dan zebra cross
dengan lampu kelap-kelip dan yang
terakhir area di jalan keluar
sekunder Pasar Mawar berupa
pelican crossing.
3. Analisis Herman Penelitian ini bertujuan untuk
Karakteristik dan Tumengkol, menganalisis karakteristik
Penyediaan Joice E. Waani, penyebereng jalan dan perilaku
Fasilitas F. Jansen penyeberangan jalan di Jalan Tiere
Penyeberangan (2016) Tendean di Kota Manado. Hasil
Bagi Pejalan Kaki menunjukkan bahwa karakteristik
Studi Kasus Jalan pejalan kaki yang menyeberang
Tiere Tendean di jalan lebih besar pada hari libur.
Kota Manado. Kecepatan normal pejalan kaki
yang menyeberang lebih besar dari
orang yang menyeberang pada hari
libur. Perbandingan persen pejalan
kaki yang menyeberang tanpa
waktu tunggu masih lebih tinggi
dari pada pejalan kaki yang

6
No. Judul Penelitian Penulis Keterangan
menyeberang dengan waktu
tunggu.
4. Analisa Kebutuhan Arief Budiman, Penelitian ini bertujuan untuk
Fasilitas Irma Suryani, mengetahui jenis fasilitas
Penyeberangan Rio Wijanto penyeberangan jalan yang
Jalan Di Depan (2014) dibutuhkan dan layak digunakan di
Kampus FT. depan kampus FT.Untirta dan
Untirta Kota mengetahui design fasilitas
Cilegon. penyeberangan jalan didepan
kampus FT.Untirta. Berdasarkan
hasil perhitungan didapat bahwa
jenis fasilitas penyeberangan jalan
didepan FT.Untirta ialah pelican
cross.
5. Hubungan Volume Dasdo Yessa Penelitian ini dilakukan untuk
Kendaraan Dan (2012) menganalisis hubungan volume
Volume kendaraan dan volume
Penyeberang penyeberang dalam menentukan
Dalam Penentuan faslitas penyeberangan dan tingkat
Jenis Fasilitas pelayanan pejalan kaki pada
Penyeberangan fasilitas penyeberangan di
Kasus Jalan Margocity. Hasil dari penelitian
Margonda tersebut pada lokasi Pondok Indah
dalam hitungan PV2 adalah zebra
cross dengan lampu pengatur dan
di Margocity adalah jembatan
penyeberangan dengan tingkat
pelayanan fasilitas pejalan kaki E.
Menggunakan GAP maka
disarankan untuk menjadikan
tingkat pelayanan faslitas
penyeberangan jalan C.

7
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Evaluasi
Evaluasi merupakan saduran dari bahasa Inggris "evaluation" yang diartikan
sebagai penaksiran atau penilaian. Nurkancana (1983) menyatakan bahwa
evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan berkenaan dengan proses untuk
menentukan nilai dari suatu hal. Sementara Raka Joni (1975) menjelaskan
bahwa evaluasi adalah proses untuk mempertimbangkan sesuatu barang,
hal atau gejala dengan mempertimbangkan beragam faktor yang kemudian
disebut Value Judgment.

B. Keselamatan Jalan
Menurut Undang – undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan, keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan adalah
suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari resiko kecelakaan selama
berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia. Wedha dalam Ahmad
Idham 2017 menjelaskan bahwa keselamatan lalu lintas merupakan
salah satu bagian dari tujuan teknik lalu lintas yang meliputi :
keamanan, kenyamanan, dan keekonomisan dalam transportasi orang
maupun barang. Keselamatan lalu lintas sangat terkait pada proses
pengembangan suatu perencanaan jalan raya.

C. Pejalan Kaki (Pedestrian)


Pejalan kaki adalah setiap orang yang berjalan di ruang lalu lintas jalan.
Dirjen Perhubungan Darat (1999) menyatakan bahwa pejalan kaki
adalah suatu bentuk transportasi yang penting di daerah perkotaan.
Pejalan kaki merupakan kegiatan yang cukup esensial dari sistem
angkutan dan harus mendapatkan tempat yang selayaknya. Pejalan
kaki pada dasarnya lemah, mereka terdiri dari anak-anak, orang tua,
dan masyarakat yang berpenghasilan rata-rata kecil. Pejalan kaki meliputi
pejalan kaki yang menyeberang dan pejalan kaki yang menyusuri. Pejalan
kaki yang menyeberang atau penyeberang jalan ialah setiap orang yang

8
melintasi badan jalan untuk berpindah dari tempat asal ke tempat tujuan.
Sementara itu, pejalan kaki yang menyusuri ialah setiap orang yang berjalan
di sisi badan jalan untuk berpindah dari tempat asal ke tempat tujuan.

D. Fasilitas Pejalan kaki


Fasilitas pejalan kaki dapat ditempatkan disepanjang jalan atau pada suatu
kawasan yang akan mengakibatkan pertumbuhan pejalan kaki dan biasanya
diikuti oleh peningkatan arus lalu lintas serta memenuhi syarat-syarat atau
ketentuan-ketentuan untuk pembuatan fasilitas tersebut. Tempat-tempat
tersebut antara lain daerah-daerah industri, pusat perbelanjaan, pusat
perkantoran, sekolah, terminal bus, perumahan maupun pusat hiburan.
Fasilitas pedestrian adalah seluruh bangunan pelengkap yang disediakan
untuk pejalan kaki guna memberikan pelayanan demi kelancaran, keamanan
dan kenyamanan, serta keselamatan bagi pejalan kaki (Dirjen Bina Marga,
1999). Keberadaan pejalan kaki sebagai salah satu bagian dari sistem dan
jaringan transportasi perlu memiliki fasilitas yang baik dan terencana.
Fasilitas pejalan kaki dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu:
1. Trotoar
Trotoar merupakan jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan
jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin
keamanan pejalan kaki.

Gambar 2.1 Contoh Trotoar

9
2. Fasilitas penyeberangan
Pada hakikatnya, aktivitas pejalan kaki bertujuan untuk menempuh
jarak sesingkat mungkin anatara suatu tempat dengan tempat lain
dengan nyaman dan aman dari gangguan. (Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Ruang Pejalan Kaki di Perkotaan :
Dirjen Penataan Ruang, 2000). Maka dibutuhkan sarana tersebut yaitu
fasilitas penyeberangan. Fasilitas penyeberangan adalah fasilitas
pejalan kaki untuk menyeberang jalan. (Keputusan Direktur Jendral
Perhubungan Darat : SK 43/AJ 007/DRJD/97). Fasilitas penyeberangan
dibagi dalam 2 kelompok tingkatan yaitu :
a. Penyeberangan sebidang terdiri atas 2 macam yaitu :
1) Penyeberangan Zebra (Zebra Cross)
Zebra Cross adalah fasilitas penyeberangan yang ditandai dengan
garis-garis berwarna putih searah arus kendaraan dan dibatasi
dengan jumlah aliran penyeberangan jalan atau arus yang relative
rendah sehingga penyeberang masih mudah memperoleh
kesempatan yang aman untuk menyeberang.
Persyaratan penggunaan Zebra Cross antara lain :
a) Dipasang dikaki persimpangan tanpa alat pemberi isyarat lalu
lintas atau diruas jalan.
b) Apabila persimpangan diatur dengan lampu pengatur lalu lintas,
pemberian waktu penyeberangan bagi pejalan kaki menjadi satu
kesatuan dengan lampu pengatur lalu lintas persimpangan.
c) Apabila persimpangan tidak diatur dengan lampu pengatur lalu
lintas, maka kriteria batas kecepatan kendaraan bermotor
adalah <40 km/jam.

10
Gambar 2.2 Contoh Zebra Cross
2) Penyeberangan Pelican
Pelican adalah Zebra Cross yang dilengkapi dengan lampu pengatar
bagi penyeberang jalan dan kendaraan. Fase berjalan bagi
penyeberang jalan dihasilkan dengan menekan tombol pengatur
dengan dengan kama periode berjlan yang telah ditentukan.
Fasilitas ini bermanfaat bila ditempatkan di jalan dengan arus
penyeberang jalan yang tinggi.
Penggunaan dari Pelican dengan syarat :
a) Dipasang pada ruas jalan, minimal 300 meter dari persimpangan
atau;
b) Pada jalan dengan kecepatan operasional rata-rata lalu lintas
kendaraan >40km/jam.

Gambar 2.3 Contoh Pelican Crossing


Periode lampu lalu lintas pada pelican crossing didesain dengan
menentukan waktu lampu bagi penyeberang jalan dengan durasi
bagi penyeberang jalan sesuai dengan kondisi penempatannya

11
sesuai standar Dirjen Perhubungan Darat tahun 1997 seperti
terlihat pada tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1 Standar Pengoperasian Penyeberangan Pelican Crossing di Indonesia


Lampu Untuk Durasi
Periode
Kendaraan Pejalan Kaki (detik)
1 Hijau Merah Tidak ditentukan
2 Kuning Merah 3
3 Merah Merah 3
4 Merah Hijau Dihitung dengan
rumus
5 Merah Hijau berkedip 3
6
( Merah Merah 3
Sumber: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1997

Penentuan periode :

L 𝑁
𝐏𝐓 = + 𝟏, 𝟕 ( )
1,2 𝑊−1

Dimana
PT = waktu hijau minimum untuk pejalan kaki (detik)
L = panjang bidang penyeberangan (meter)
N = jumlah pejalan kaki
W = lebar bidang penyeberangan (meter)
1,2 merupakan standar ketentuan kecepatan pejalan kaki per detik.
b. Penyeberangan Tidak Sebidang (Elevated atau Underground)
Penyeberangan tidak sebidang terdiri atas 2 kategori yaitu :
1) Elevated atau Jembatan
Adalah jembatan yang dibuat khusus bagi para pejalan kaki.
Fasilitas ini bermanfaat jika ditempatkan di jalan dengan arus
penyeberangan jalan dan kendaraan yang tinggi, khususnya pad
ajalan dengan arus kendaraan berkecepatan tinggi. Persyaratan
penggunaan jembatan penyeberangan antara lain:
a) Jenis atau jalur penyeberangan tidak dapat menggunakan
penyeberangan zebra.
b) Pelican sudah mengganggu lalu lintas kendaraan yang ada.

12
c) Pada ruas jalan dengan frekuensi terjadinya kecelakaan pejalan
kaki yang cukup tinggi.
d) Pada ruas jalan yang mempunyai arus lalu lintas dengan
kecepatan tinggi dan arus pejalan kaki yang cukup ramai.

Gambar 2.4 Contoh Jembatan Penyeberangan Orang


2) Underground atau Terowongan
Sama halnya dengan jembatan penyeberangan, namun
pembangunan terowongan dilakukan dibawah tanah.
Pembuatan terowongan bawah tanah untuk penyeberangan
membutuhkan perencanaan yang lebih rumit dan lebih mahal
daripada pembuatan jembatan penyeberangan. Underground
atau terowongan digunakan apabila :
a) Jenis jalur penyeberangan dengan menggunakan elevated
atau jembatan tidak dimungkinkan untuk diadakan.
b) Lokasi lahan atau medan memungkinkan untuk dibangun
underground atau terowongan.

Gambar 2.5 Contoh Terowongan atau Underground

13
E. Kriteria Pemilihan Penyeberangan
Kriteria pemilihan penyeberangan sebidang dan tidak sebidang berdasarkan
pada :
1. Penyeberangan Sebidang
Penyeberangan sebidang (at-grade crossing) yaitu tipe fasilitas
penyeberangan yang paling banyak digunakan karena biaya pengadaan
dan operasional murah. Berdasarkan peraturan Direktorat Jenderal Bina
Marga No.: 011/T/Bt/1995 tentang Tata Cara Perencanaan Fasilitas
Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan, maka ditentukan perhitungan untuk
mengidentifikasi permasalahan yang mungkin terjadi yaitu konflik
pejalan kaki dengan kendaraan.

P.V2

Dengan:

P = Arus lalu lintas pejalan kaki yang menyeberang jalur lalu lintas
sepanjang 100 meter (pejalan kaki/jam)

V = Arus lalu lintas dua arah per jam (kendaraan/jam)

Nilai P dan V diatas merupakan arus rata-rata pejalan kaki dan


kendaraan dalam kurun waktu 4 jam sibuk. Dari nilai PV 2
direkomendasikan pemilihan jenis fasilitas penyeberangan.

Tabel 2.2 Kriteria Pemilihan Fasilitas Penyeberangan Sebidang


P.V2 P V Rekomendasi
(orang/Jam) (kendaraan/jam)
>108 50-1100 300-500 Zebra Cross
>2 x 108 50-11 400-750 Zebra Cross dengan
lapak tunggu
>108 >50-1100 >500 Pelican Crossing
>108 >1100 >300 Pelican Crossing
>2 x 108 50-1100 >750 Pelican Crossing
dengan lapak tunggu
>2 x 10 8
>1100 >400 Pelican Crossing
dengan lapak tunggu
Sumber: Perekayasaan Fasilitas Pejalan Kaki di Perkotaan DPU-1997,
dalam Zilhardi Idris

14
2. Penyeberangan Tidak Sebidang
Penyeberangan tidak sebidang (segregated crossing) yaitu pemisahan
ketinggian antara pejalan kaki dan kendaraan. Pertamadikenalkan oleh
Leonardo da Vinci yang merencanakan kota dengan sistem jalan raya
berganda (double network streets) dimana para pejalan kaki berada di
level atas dan kendaraan di level bawah.
Jenis fasilitas penyeberangan tidak sebidang dapat beruda jembatan
penyeberangan atau terowongan penyeberangan. Fasilitas ini
ditempatkan pada ruas jalan yang memiliki kriteria sebagai berikut :
a. PV2 lebih dari 2 x 108 , arus pejalan kaki (P) lebih dari 1.100
orang/jam, arus kendaraan 2 arah (V) lebih dari 750 kendaraan/jam,
yang diambil dari arus rata-rata selama 4 (empat) jam sibuk.
b. Pada ruas jalan dengan kecepatan rencana 70 Km/Jam.
c. Pada kawasan strategis, tetapi tidak memungkinkan para
penyeberang jalan untuk menyeberang jalan selain jembatan
penyeberangan.

Departement of Transport, Road and Local Transport, memberi


rekomendasi dalam dokumen Departemental Advice Note TA/10/80,
bahwa kriteria untuk menentukan fasilitas penyeberangan adalah
seperti ketentuan berikut:

Tabel 2.3 Pemilihan Fasilitas Penyeberangan Tidak Sebidang

P.V2 P V Rekomendasi
(orang/Jam) (kendaraan/jam)

>5×108 100-1250 2000-5000 Zebra Cross (ZC)


>1010 100-1250 3500 – 7000 Zebra Cross dengan
lampu pengatur
>5×109 100-1250 >5000 Dengan lampu
pengatur atau
jembatan
>5×109 >1250 >2000 Dengan lampu
pengatur atau
jembatan
>1010 100-1250 >7000 Jembatan
>1010 >1250 >3500 Jembatan
Sumber: Departemental Advice Note TA/10/80, dalam Zilhardi Idris

15
F. Karakteristik Menyeberang Jalan
Karakteristik menyeberang jalan adalah salah satu faktor utama dalam
perancangan, perencanaan maupun pengoperasian dari fasilitas-fasilitas
transportasi. Berikut adalah parameter yang digunanakan dalam analisa
pejalan kaki.
1. Kecepatan Berjalan
Kecepatan berjalan atau kecepatan individual pejalan kaki yaitu panjang
perjalanan pejalan kaki dalam daerah pengamatan dibagi dengan waktu
perjalanan yang diperlukan dengan satuan menit/m. Kecepatan berjalan
dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain: volume pejalan kaki, usia
pejalan kaki, jenis kelamin pejalan kaki, tingkat kesehatan fisik pejalan
kaki, kepadatan pejalan kaki dari arah berlawanan, kemiringan jalan,
lebar penyeberangan, jarak terhadap kendaraan yang datang,
kecepatan kendaraan yang datang dan kondisi cuaca.
2. Time Mean Speed (TMS), adalah kecepatan berjalan rata-rata dari
sejumlah pejalan kaki.
3. Space Mean Speed (SMS)
Merupakan kecepatan rata-rata dari panjang perjalanan pejalan kaki
melintasi daerah pengamatan, atau total panjang perjalanan sejumlah
pejalan kaki dibagi dengan total waktu berjalan dari sejumlah pejalan
kaki.
4. Volume Pejalan Kaki
Volume pejalan kaki adalah jumlah pejalan kaki yang melewati titik
tertentu setiap satuan waktu. Volume pejalan kaki biasanya dinyatakan
dalam pejalan kaki/m/detik atau pejalan kaki/m/menit.
5. Aliran Per Satuan Lebar, adalah rata-rata aliran pejalan kaki per satuan
lebar efektif jalur jalan, dinyatakan dalam satuan pejalan
kaki/menit/meter.
6. Platoon, menggambarkan sejumlah pejalan kaki berjalan berjajar atau
berkelompok, biasanya tanpa disengaja dan disebabkan antara lain oleh
faktor lampu lalu lintas atau faktor lain.

16
7. Kepadatan Pejalan Kaki, adalah jumlah rata-rata pejalan kaki per satuan
luas dalam jalur berjalan kaki atau daerah antrian, yang dinyatakan
dalam pejalan kaki / meter2.
8. Ruang Pejalan Kaki, adalah rata-rata ruang yang tersedia untuk setiap
pejalan kaki dalam daerah jalur berjalan kaki atau antrian, dinyatakan
dalam meter2/pejalan kaki. parameter ini adalah kebalikan dari
kepadatan dan merupakan stauan yang praktis untuk analisa fasilitas
pejalan kaki.

G. Karakteristik Jalan
Adapun karakteristik jalan yang harus diketahui sebagai studi literatur dalam
penelitian ini.
1. Jalan Berdasarkan Fungsi
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang
Jalan Pasal 8 menjelaskan jalan umum menurut fungsinya
dikelompokkan ke dalam:
a. Jalan Arteri
Merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama
dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan
jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. Jalan arteri
merupakan jalan arteri dalam skala wilayah tingkat nasional,
sedangkan jalan arteri sekunder merupakan jalan arteri dalam skala
perkotaan. Angkutan utama adalah angkutan bernilai ekonomis
tinggi dan volume besar.
b. Jalan Kolektor
Merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang,
kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan
kolektor meliputi jalan kolektor primer dan jalan kolektor sekunder.
Jalan kolektor primer merupakan jalan kolektor dalam skala
wilayah, sedangkan jalan kolektor sekunder dalam skala perkotaan.

17
c. Jalan Lokal
Merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata
rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan lokal meliputi
jalan lokal primer dan jalan lokal sekunder. Jalan lokal primer
merupakan jalan lokal dalam skala wilayah tingkat lokal sedangkan
jalan lokal sekunder dalam skala perkotaan.
d. Jalan Lingkungan
Merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-
rata rendah. Jalan lingkungan meliputi jalan lingkungan primer dan
jalan lingkungan sekunder. Jalan lingkungan primer merupakan
jalan lingkungan dalam skala wilayah tingkat lingkungan seperti di
kawasan pedesaan di wilayah kabupaten, sedangkan jalan
lingkungan sekunder merupakan jalan lingkungan dalam skala
perkotaan, seperti di lingkungan perumahan, perdagangan, dan
pariwisata di kawasan perkotaan.
2. Volume Arus Lalu Lintas
Volume lalu lintas adalah banyaknya kendaraan yang lewat pada suatu
ruas jalan selama satu satuan jam. Namun demikian pengamatan lalu
lintas yang biasanya untuk mengetahui terjadinya volume puncak
sepanjang jam kerja baik jam kerja pagi, siang dan sore. Volume lalu-
lintas dua arah pada jam paling sibuk dalam sehari dipakai sebagai
dasar untuk analisa unjuk kerja ruas jalan dan persimpangan yang ada.
Data hasil survai per-jenis kendaraan tersebut selanjutnya
dikonversikan dalam Satuan Mobil Penumpang (SMP) guna
menyamakan tingkat penggunaan ruang keseluruhan jenis kendaraan.
Untuk keperluan ini, MKJI (1997) telah merekomendasikan nilai
konversi untuk masing-masing klasifikasi kendaraan sebagaimana dapat
dilihat pada Tabel dibawah ini.

18
Tabel 2.4 Nilai Ekivalen Mobil Penumpang
Tipe Arus Total (kend/jam) Emp
Alinyemen Jalan terbagi per arah Jalan tak terbagi
MHV LB LT MC
kend/jam total kend/jam
Datar 0 0 1,2 1,2 1,6 0,5
1000 1700 1,4 1,4 2,0 0,6
1800 3250 1,6 1,7 2,5 0,8
>2150 >3950 1,3 1,5 2,0 0,5
Bukit 0 0 1,8 1,6 4,8 0,4
750 1350 2,0 2,0 4,6 0,5
1400 2500 2,2 2,3 4,3 0,7
>1750 >3150 1,8 1,9 3,5 0,4
Gunung 0 0 3,2 2,2 5,5 0,3
550 1000 2,9 2,6 5,1 0,4
1100 2000 2,6 2,9 4,3 0,6
>1500 >2700 2,0 2,4 3,8 0,3
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
Menurut MKJI (1997), kinerja ruas jalan dapat diukur berdasarkan
beberapa parameter, diantaranya :
1) Derajad Kejenuhan (DS), yakni rasio arus lalu-lintas (smp/jam)
terhadap kapasitas (smp/jam) pada bagian jalan tertentu.

2) Kecepatan tempuh (V), yakni kecepatan rata-rata (km/jam) arus


lalu-lintas dihitung dari panjang jalan dibagi waktu tempuh rata-rata
yang melalui segmen.
Berdasarkan hal tersebut maka karakteristik lalu-lintas dapat dihitung
dengan pendekatan sebagai berikut :
1) Kapasitas dasar
Kapasitas dasar adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat
melintasi suatu penumpang pada suatu jalur atau jalan selama 1
(satau) jam dalam keadaan jalan dan lalu lintas yang mendekati
ideal dapat dicapai. Besarnya kapasitas jalan dapat dujabarkan
sebagai berikut :
C = C0 x FCW x FCSP x FCSF
Dimana :
C = kapasitas ruas jalan (SMP/Jam)
Co = kapasitas dasar
FCw = faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu-lintas

19
FCsp = faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah
FCSF = faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping
FCcs = faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota.
Besarnya beberapa faktor penyesuaian dapat dilihat pada tabel
berikut:

Tabel 2.5 Kapasitas Dasar Jalan Perkotaan


Tipe Jalan Kapasitas dasar (smp/jam) Catatan
Empat lajur terbagi atau jalan 1650 Per lajur
satu arah
Empat lajur tak terbagi 1500 Per lajur
Dua lajur tak terbagi 2900 Total dua arah
Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

Tabel 2.6 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Lebar Jalur Lalu Lintas
Lebar Efektif Jalur Lalu
Tipe Jalan FCw
Lintas (Wc) (m)
Per lajur
0,91
3,0
Empat lajur terbagi
3,25 0,96
Enam lajur terbagi
3,50 1,00
3,75 1,03
Per lajur
0,91
3,00
Empat lajur tak
3,25 0,96
terbagi
3,50 1,00
3,75 1,03
Total kedua arah
0,69
5
6 0,91
Dua lajur tak 7 1,00
terbagi 8 1,08
9 1,15
10 1,21
11 1,27
Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

20
Tabel 2.7 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Lebar Jalur Lalu Lintas
Pemisahan arah SP
50 – 50 55 – 45 60 – 40 56 – 35 70 – 30
%-%
Dua lajur
1,00 0,97 0,94 0,91 0,88
2/2
FCSP
Empat
1,00 0,975 0,95 0,925 0,90
lajur 4/2
Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

Tabel 2.8 Faktor Penyesuaian Akibat Hambatan Samping


Tipe Kelas Faktor Penyesuaian Akibat Hambatan Samping
Jalan Hambatan (FCSF)
Samping Lebar Bahu Efektif
≤0,5 1,0 1,5 ≥2,0
4/2 D VL 0,99 1,00 1,01 1,03
L 0,96 0,97 0,99 1,01
M 0,93 0,95 0,96 0,99
H 0,90 0,92 0,95 0,97
VH 0,88 0,90 0,93 0,96
2/2 UD VL 0,97 0,99 1,00 1,02
4/2 UD L 0,93 0,95 0,97 1,00
M 0,88 0,91 0,94 0,98
H 0,84 0,87 0,91 0,95
VH 0,80 0,83 0,88 0,93
Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

21
Tabel 2.9 Tingkat pelayanan jalan
Tingkat Batas Lingkup
Factor Ukuran Kota (Fcs)
Pelayanan V/C
Kondisi arus lalu lintas bebas dengan
A kecepatan tinggi dan volume lalu 0,00 – 0,20
lintas rendah
Arus stabil tetapi kecepatan operasi
B 0,20 – 0,44
mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas
Arus stabil tetapi kecepatan dan gerak
C 0,45 – 0,74
kendaraan dikendalikan
Arus mendekati stabil, kecepatan
D masih dapat dikendalikan V/C masih 0,75 – 0,84
dapat ditolelir
Arus tidak stabil kecepatan terkadang
E terhenti, perminaan sudah mendekati 0,85 – 1,00
kapasitas
Arus dipaksakan, kecepatan rendah,
F volume diatas kapasita, antrian ≥1,00
panjang (macet)
Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

3. Kecepatan
Kecepatan didefinisikan sebagai jumlah jarak perpindahan dalam satu
satuan waktu. Hasil pengamatan kecepatan dari sejumlah kendaraan
dapat memberikan gambaran yang lebih mendekati dari keadaan
sebenarnya. Besarnya kecepatan berkaitan dengan jarak dan waktu
perpindahan. Selain itu kecepatan juga dipengaruhi oleh kepadatan lalu
lintas, keamanan, kenyamanan, dan murah atau mahalnya biaya
perjalanan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka kecepatan
dirumuskan dengan :
𝐬
𝒗=
𝐭

Dimana :
v = Kecepatan kendaraan (Km/jam)
s = Jarak yang dilalui masing-masing kendaraan (Km)
t = Waktu tempuh yang diperlukan masing-masing kendaraan

22
H. Hubungan Kecepatan dan Kecelakaan
Kecepatan dan kecelakaan jelas memiliki hubungan utama pada
pelaksanaan transportasi. Untuk menciptakan transportasi yang aman,
nyaman dan selamat diperlukan adanya peraturan yang mengatur batas
kecepaan maksimum dan penegakan hukum yang menegaskan.
Keselamatan pada transportasi adalah tujuan paling penting bagaimana
terwujud lebih cepat, aman, nyaman dan murah. Maka kedua hal tersebut
apabila dikaitkan akan saling berhubungan dan jika akan meningkatkan
kecepatan perjalanan maka memperhatikan ketersediaan kapasitas jalan
raya.

Gambar 2.6 Dampak Kecepatan pada Tingkat Keparahan Pejalan Kaki

Kecepatan merupakan faktor utama dari resiko kecelakaan lalu lintas


dimana kecelakaan mempengaruhi kecelakaan lalu lintas jalan dan
keparahan yang terjadi pada saat kecelakaan. Apabila kecepatan tinggi
maka resiko kecelakaan akan lebih besar dan tingkat keparahan korban
kecelakaan meningkat. Semakin tinggi kecepatan maka akan menyebabkan
semakin besar pula jumah energi mekanik atau energi kinetik yang harus
diserap oleh korban yang dapat menyebabkan cidera serius. Tubuh manusia
akan mengalami cidera 80% pada kecepatan 30km/jam dan apabila
mengalami tabrakan dengan kecepatan 50km/jam akan mengalami
kematian.

23
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Ruas Jalan Jenderal Surdirman, Kecamatan


Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Untuk lokasi penelitian ini berada di jalan
kolektor, yang menghubungkan perjalanan menuju Kabupaten Tegal. Lokasi
penelitian ini terdiri dari SMPN 1 Sokaraja yang mana pada kawasan ini
merupakan Jalan Utama untuk akses kendaraan perjalanan jarak jauh atau
antar kota.

24
B. Bagan Alir

MULAI

IDENTIFIKASI MASALAH

RUMUSAN MASALAH

PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER
DATA SEKUNDER
1. Survei volume lalu lintas
ruas jalan 1. Peta Lokasi
2. Survei volume penyeberang
Penelitian
jalan
3. Data survei kecepatan 2. Data Jumlah Siswa
sesaat kendaraan SMPN 1 Sokaraja
4. Data survei kecepatan
menyeberang pejalan kaki
5. Data inventarisasi jalan

ANALISIS DATA

KEBUTUHAN FASILITAS PENYEBERANGAN


JALAN

DESAIN FASILITAS PENYEBERANGAN JALAN

KESIMPULAN DAN SARAN

SELESAI

Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian

25
C. Teknik pengumpulan Data
Ada dua jenis data yang perlu diperoleh untuk mendukung penelitian ini.
1. Data Primer
a. Survei Volume Lalu Lintas Pada Ruas Jalan (TC)
Survei volume lalu lintas dilakukan untuk memperoleh data yang
akurat mengenai jumlah pergerakan kendaraan atau pejalan kaki di
dalam atau melalui suatu daerah, atau pada titik-titik yang dipilih
pada daerah-daerah tersebut melalui sistim jalan raya. Survei
volume lalu lintas harian rata-rata kendaraan (LHR) dan pejalan
kaki dilakukan di Ruas Jalan Jenderal Sudirman, Sokaraja
Banyumas. LHR dan pejalan kaki yang dihitung yaitu gerak
kendaraan sepanjang ruas jalan tersebut dengan mengelompokan
per jenis kendaraan. Penghitungan LHR dan pejalan kaki dapat
dilakukan menggunakan kamera video sebagai alat bantu dalam
merekam data kondisi jalan. Hal ini dilakukan demi menghindari
terejadinya kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada saat
pengambilan data.
b. Survei Volume Penyeberang Jalan
Survei volume penyeberang jalan dilakukan untuk memperoleh
data jumlah pergerakan penyeberang jalan yang melakukan
kegiatan menyeberang.
c. Survei Kecepatan Sesaat Kendaraan
Survei kecepatan dilakukan untuk mendapatkan kecepatan tiap
kendaraan yang melewati lokasi jalan yang ditentukan. Survei ini
dilakukan dengan menggunakan alat pengukur kecepatan berupa
speed gun dan dilakukan pada jam sibuk sekolah pagi, siang atau
sore sesuai dengan rencana waktu pelaksanaan penelitian.
d. Survei Kecepatan Menyeberang Pejalan Kaki
Survei kecepatan menyebrang dilakukan dengan cara mengamati
pejalan kaki yang sedang menyebrang dan kemudian ditulis pada
formulir terkait waktu tempuh selama menyebrang ruas jalan.

26
e. Survei Inventarisasi Jalan
Survei inventarisasi jalan dilakukan untuk mengetahui dimensi,
kondisi sarana dan prasarana serta geometrik jalan. Survei ini
dilakukan pada saat keadaan sangat sepi sehingga tidak
menganggu lalu intas dan menjamin keamanan surveyor dari
kecelakaan. Pada pengukuran panjang ruas diukur hingga
persimpangan terdekat baik bersinyal maupun tidak bersinyal.
2. Data Sekunder
a. Lokasi Penelitian
Mengenai data terkait lokasi sekolah dan termasuk data
administrasi jalan untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian.
b. Jumlah Siswa
Untuk mengetahui jumlah siswa SMPN 1 Sokaraja.

D. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang dilakukan untuk mengolah data survey yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Analisis Volume Lalu Lintas
Survei volume lalu lintas dilakukan dengan cara mengamati lalu lintas
pada lokasi penelitian dan kemudian ditulis pada formulir
pengamatan volume lalu lintas. Survei dilakukan ketika peak hour
dan ketika waktu datang dan pulang sekolah yaitu pada pukul 06.00-
08.00 WIB dan pukul 14.00-16.00 WIB.
2. Analisis Kecepatan Sesaat Kendaraan
Dilakukan dengan cara menghitung waktu tempuh kendaraan dalam
jarak 100 m dengan mengambil beberapa sample kendaraan per jenis
kendaraan per jam. Hasilnya dicantumkan dalam formulir pengamatan
dianalisis menggunakan persentil 85 guna untuk mengetahui kecepatan
sesaat kendaraan yang melintasi kawasan tersebut.
3. Analisis Kecepatan Menyeberang Pejalan Kaki
Dilakukan dengan cara menghitung waktu tempuh ketika penyeberang
jalan menyeberangi suatu ruas jalan menggunakan alat stopwatch yang

27
kemudian hasilnya ditulis pada formuliir pengamatan. Penghitungan
menggunakan beberapa sample penyeberang jalan saja per jam.
4. Analisis Pemilihan Fasilitas Penyeberangan
Metode umum untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan
yang mungkin terjadi adalah melalui pengukuran konflik kendaraan
dengan pejalan kaki, baik PV maupun PV2. Dimana P adalah volume
pejalan kaki yang menyeberangi jalan pada panjang 100 meter,
sedangkan V adalah volume kendaraan perjam pada jalan dua arah
yang tidak terbagi.
5. Analisis Inventarisasi Jalan
Survei inventarisasi jalan dilakukan pada ruas Jalan Jenderal
Sudirman, Sokaraja Banyumas sepanjang 235,6 m. Survei ini dilakukan
untuk mengetahui kondisi pada lokasi penelitian.

E. Peralatan Survei
Dalam penelitian ini digunakan beberapa alat untuk menunjang pelaksanaan
penelitian di lapangan sebagai berikut ini:
1. Alat pengukur geometrik jalan
a. Formulir survei, digunakan untuk mencatat data geometrik jalan.
b. Meteran, digunakan untuk mengukur geometrik jalan.
2. Alat pengukur jumlah kendaraan
a. Formulir survei, digunakan untuk mencatat jumlah dan jenis
kendaraan.
b. Tally counter, digunakan untuk menghitung jumlah kendaraan.
3. Alat pengukur kecepatan
a. Formulir survei, digunakan untuk mencatat kecepatan dan jenis
kendaraan.
b. Meteran, digunakan untuk penunjuk waktu saat mulai dan
berakhirnya waktu penelitian.
c. Speed Gun, digunakan untuk mengukur kecepatan kendaraan.
d. Stopwatch, digunakan untuk mengukur kecepatan pejalan kaki.
4. Seperangkat komputer untuk memproses dan menganalisis data.

28
F. Jadwal Pelaksanaan
Penelitian dilakukan di Jalan Jenderal Sudirman Kecamatan Sokaraja
Kabupaten Banyumas tepatnya pada kawasan SMPN 1 Sokaraja.
Pengumpulan data skripsi mulai dilaksanakan pada bulan Februari hingga 31
Juli 2018 melaksanakan siding skripsi.

29
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Eksisting

Gambar 4.1 Penampang Jalan Jenderal Sudirman

Gambar 4.2 Visualisasi Kondisi Eksisting

30
Ruas Jalan Jenderal sudirman merupakan mix landuse yaitu pusat
perbelanjaan, pendidikan dan perniagaan. Ruas Jalan Jenderal Sudirman
merupakan jalan Kolektor primer dengan status Jalan Nasional dengan
geometrik jalan yang rata dan lurus. Tipe jalan tersebut adalah tipe 2/2UD
atau lajur dua arah tidak terbagi (tanpa median) dengan lebar jalan 7,5
meter, lebar trotoar kanan kiri jalan 2 meter dan lebar drainase kanan kiri
jalan 0,2 meter.
Pada ruas jalan tersebut masih sangat minim perambuan khususnya pada
fasilitas penyeberangan zebra cross yang terletak di depan SMPN 1 Sokaraja
juga tidak disertai dengan rambu. Fasilitas penyeberangan tersebut setiap
jam berangkat dan pulang sekolah dijaga oleh petugas dan dari pihak
kepolisian untuk membantu pejalan kaki yang akan menyeberang jalan.
Terdapat fasilitas halte bus SMPN 1 Sokaraja dengan ukuran 1.5 × 5 meter.

Gambar 4.3 Fasilitas penyeberangan SMPN 1 Sokaraja

31
Gambar 4.4 Fasilitas halte bus SMPN 1 Sokaraja

Gambar 4.5 Trotoar Jalan Jenderal Sudirman

1. Volume Lalu Lintas


Volume lalu lintas pada Jalan Jenderal Sudirman merupakan akses jalan
yang dilalui kendaraan dari Kabupaten Purbalingga menuju Kabupaten
Banyumas atau Purwokerto.
Berikut adalah rekapitulasi volume lalu lintas per arah pada Jalan Jenderal
Sudirman Kecamatan Sokaraja.

32
Tabel 4.1 Volume Lalu Lintas Per Arah Purbalingga - Purwokerto
JENIS KENDARAAN
LV (Mobil
penumpang, HV (Bis, Truk 2 UM
NO WAKTU MC TOTAL
Oplet, AS, Truk 3 AS, (Sepeda,
(roda 2
Mikrobis, Truk becak,
atau 3)
Pick Up dan Gandeng/tempel) gerobak)
truk kecil)
06.00 -
1 286 122 93.6 17
07.00
1106.1
07.00 -
2 248.4 179 152.1 8
08.00
14.00 –
3 240 111 122.2 8
15.00
1130.9
15.00-
4 358.4 122 157.3 12
16.00
Sumber : Hasil analisis, 2018

Volume Kendaraan Purbalingga - Purwokerto


400
MC (roda 2 atau 3)
350 358.4

300
286
250 248.4 LV (Mobil penumpang,
240
Oplet, Mikrobis, Pick
200 Up dan truk kecil)
179
150 152.1 157.3
HV (Bis, Truk 2 AS,
122 122.2
111 122
100 93.6 Truk 3 AS, Truk
Gandeng/tempel)
50
17 8 8 12 UM (Sepeda, becak,
0
gerobak)
06.00 - 07.00 - 14.00 - 15.00 -
07.00 08.00 15.00 16.00

Gambar 4.6 Grafik Volume Lalu Lintas Purbalingga - Purwokerto

Tabel dan grafik di atas menjelaskan bahwa kendaraan yang dominan


melewati Jalan Jenderal Sudirman dari arah Purbalingga menuju Purwokerto
pada peak pagi dan siang adalah sepeda motor dengan jumlah 534.4
smp/jam dan 598.4 smp/jam kemudian mobil penumpang dengan 301
smp/jam dan 233 smp/jam. Total kendaraan yang melewati jalan tersebut

33
dari arah Purbalingga menuju Purwokerto adalah 1106.1 smp/jam dan
1130.9 smp/jam.

Tabel 4.2 Volume Lalu Lintas Per Arah Purwokerto - Purbalingga


JENIS KENDARAAN
LV (Mobil
penumpang, HV (Bis, Truk 2 UM
MC
NO WAKTU Oplet, AS, Truk 3 AS, (Sepeda, TOTAL
(roda 2
Mikrobis, Pick Truk becak,
atau 3)
Up dan truk Gandeng/tempel) gerobak)
kecil)
06.00 -
1 226 133 62.4 4
07.00
1000.1
07.00 -
2 297.6 146 126.1 5
08.00
14.00 -
3 199.2 117 105.3 15
15.00
904.7
15.00 -
4 226.8 116 114.4 11
16.00
Sumber : Hasil analisis, 2018

Volume Kendaraan Purwokerto - Purbalingga


350
MC (roda 2 atau 3)
300 297.6
250
226 226.8 LV (Mobil penumpang,
200 199.2 Oplet, Mikrobis, Pick
Up dan truk kecil)
150 146
133 126.1 HV (Bis, Truk 2 AS,
117
105.3 116
114.4
100 Truk 3 AS, Truk
50 62.4 Gandeng/tempel)

5 15 11 UM (Sepeda, becak,
0 4
gerobak)
06.00 - 07.00 - 14.00 - 15.00 -
07.00 08.00 15.00 16.00

Gambar 4.7 Grafik Volume Lalu Lintas Purwokerto - Purbalingga

34
Tabel dan grafik di atas menjelaskan bahwa kendaraan yang dominan
melewati Jalan Jenderal Sudirman dari arah Purwokerto menuju Purbalingga
pada peak pagi dan siang adalah sepeda motor dengan jumlah 523.6
smp/jam dan 394 smp/jam kemudian mobil penumpang dengan 279
smp/jam dan 333 smp/jam. Total kendaraan yang melewati jalan tersebut
dari arah Purbalingga menuju Purwokerto adalah 1000,1 smp/jam dan
904,7 smp/jam.

2. Kapasitas
Jalan Jenderal Sudirman Kabupaten Banyumas merupakan jalan kolektor
primer dengan tipe jalan empat lajur dua arah tak terbagi (2/2UD) dengan
lebar jalan 7,5 meter dan beralinyemen datar sehingga setiap lajur memiliki
lebar 3,75 meter. Kapasitas Dasar (Co) jalan tersebut adalah 29000
sehingga faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu lintas (FCw)
adalah 1,00. Faktor penyesuaian kapasitas akibat pemisahan arah adalah
1,00. Faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping adalah 1,00.

𝐶 = 𝐶𝑜 × 𝐹𝐶𝑤 × 𝐹𝐶𝑠𝑝 × 𝐹𝐶𝑠𝑓 × 𝐹𝐶𝑐𝑠


𝐶 = 2900 × 1,00 × 1,00 × 1,00 × 1,00
𝐶 = 2900 𝑠𝑚𝑝/𝑗𝑎𝑚

Maka setelah dilakukan perhitungan tersebut didapatkan kapasitas Jalan


Jenderal Sudirman, Sokaraja Banyumas sebesar 2900 smp/jam.

3. Tingkat Pelayanan
Untuk mendapatkan tingkat pelayanan jalan harus berdasarkan kecepatan
dan juga angka rasio (perbandingan) volume dan kapasitas. Hasil dari
perhitungan rasio per kapasitas dan tingkat pelayanan pada Jalan Jenderal
Sudirman, Sokaraja Banyumas dapat dilihat pada tabel berikut :

35
Tabel 4.3 Tingkat Pelayanan Jalan Jenderal Sudirman

Kapasitas Jalan Tingkat


Waktu Volume V/C
(smp/jam) Pelayanan
06.00 -
944 2900 0,325517 B
07.00
07.00 -
1162,2 2900 0,400759 B
08.00
14.00 -
917,7 2900 0,316448 B
15.00
15.00 -
1117,9 2900 0,385483 B
16.00
Sumber : Hasil analisis, 2018

Dari tabel di atas diperoleh bahwa pada peak pagi hingga peak siang
tepatnya pada berangkat dan pulang sekolah arus lalu lintas stabil tetapi
kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas.

4. Volume Pejalan Kaki Menyeberang


Jalan Jenderal Sudirman merupakan kawasan campuran yang ramai, volume
pejalan kaki yang menyeberang dikategorikan tinggi. Adanya SMPN 1
Sokaraja di ruas jalan tersebut menambah arus pejalan kaki yang
menyeberang tinggi. Volume pejalan kaki menyeberang berdasarkan hasil
survei selama 2 jam per waktu sibuk yaitu pada jam sibuk pagi (06.00 –
08.00) dan jam sibuk siang (14.00 – 16.00) ada ruas Jalan Jenderal
Sudirman Sokaraja adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4 Volume Pejalan Kaki Menyeberang

Waktu Volume Pejalan Kaki

06.00 – 07.00 429


Pagi
07.00 – 08.00 80

14.00 – 15.00 205


Siang
15.00 – 16.00 154

Sumber : Hasil analisis, 2018

36
Hasil dari data tersebut dapat disimpulkan volume penyeberang jalan
tertinggi di ruas Jalan Jenderal Sudirman pada jam sibuk pagi jam 06.00 –
07.00 yaitu sejumlah 429 org/jam sedangkan jam sibuk siang jam 14.00 –
15.00 sejumlah 205 org/jam.

5. Kecepatan Lalu Lintas


Kecepatan kendaraan merupakan faktor yang sangat mempeng-aruhi
tingkat fatalitas korban kecelakaan baik kecelakaan antar kendaraan,
kecelakaan dengan pedestrian maupun kecelakaan dengan menabrak objek
tetap (fixed objec). Tinggi rendahnya kecepatan paling berpengaruh
terhadap tingkat keparahan korban ketika terjadi kecelakaan lalu lintas.
Potensi tabrakan akan lebih besar pada saat kendaraan melaju dengan
kecepatan tinggi. Kecepatan kendaraan juga berpengaruh terhadap kondisi
yang tidak dapat diduga. Jalan Jenderal Sudirman Kecamatan Sokaraja
sebagai jalan kolektor primer sehingga berdasarkan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 111 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penetapan Batas
Kecepatan, batas kecepatan paling tinggi untuk jalan kolektor sekunder
yang tidak ada lajur khusus sepeda motor dan jalur lalu lintas tanpa median
dengan kegiatan yang padat maka batas kecepatan maksimal 30 km/jam.
Untuk mengetahui besarnya kecepatan pada Jalan Jenderal Sudirman
kawasan SMPN 1 Sokaraja maka dilakukan survei kecepatan dengan
menggunakan bantuan alat speed gun pada saat jam sibuk sekolah. Hasil
survei dilakukan pengolah dengan menggunakan metode persentil 85
dimana metode ini digunakan untuk mengetahui kecepatan 85% kendaraan
yang melewati lokasi tersebut. Penetuan sampel kendaraan sangat
diperlukan sebelum dilakukan survei kecepatan, yakni untuk populasi
kendaraan yang melewati Jalan Jenderal Sudirman sebannyak 1794
kendaraan, maka survei kecepatan hanya mengambil sample dari beberapa
kendaraan yang melewati. Perhitungan untuk mengambil sample
menggunakan metode solvin sebagai berikut.

37
𝑵 𝟏𝟕𝟗𝟒
𝒏= = = 𝟑𝟐𝟕 𝒌𝒆𝒏𝒅𝒂𝒓𝒂𝒂𝒏
𝟏 + 𝑵(𝒆)𝟐 𝟏 + 𝟏𝟕𝟗𝟒(𝟎, 𝟎𝟓)𝟐

Dengan:
n = ukuran sample
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidakefektifan karena kesalahan pengambilan
sample yang masih dapat ditoleransi atau diinginkan yaitu 5%

Setelah dilakukan perhitungan sample dengan 1794 kendaraan maka


ditemukan 327 sample kendaraan. Hasil pengukuran kecepatan mencatat
lebih dari sample minimal, yaitu sebanyak 350 kendaraan. Berikut hasil data
persentil 85 pada ruas Jalan Jenderal Sudirman kawasan SMPN 1 Sokaraja
dari arah Purbalingga - Purwokerto.

Tabel 4.5 Analisis Persentil 85 Ruas Jalan Jenderal Sudirman SMPN 1 Sokaraja
Purbalingga - Purwokerto

Interval Frekuensi
Nilai Presentase
Frekuensi Presentasi FX
NO Batas Batas Tengah Frekuensi
Kumulatif
Bawah Atas

1 21 25 23 9 5.1 5.1 202.5


2 26 30 28 22 12.6 17.7 605
3 31 35 33 50 28.6 46.3 1625
4 36 40 38 17 9.7 56.0 637.5
5 41 45 43 43 24.6 80.6 1827.5
6 46 50 48 7 4.0 84.6 332.5
7 51 55 53 13 7.4 92.0 682.5
8 56 60 58 8 4.6 96.6 460
9 61 65 63 6 3.4 100.0 375
Sumber: Hasil Analisis, 2018

38
120.0

100.0
Prosentase Komulatif (%)

80.0 P85;48

60.0
Semua
40.0
Kendaraan

20.0

0.0
23 28 33 38 43 48 53 58 63
Kecepatan Kendaraan (km/jam)

Gambar 4.8 Persentil 85 Ruas Jalan Jenderal Sudirman SMPN 1 Sokaraja–


Purbalingga - Purwokerto

Kecepatan persentil 85 pada ruas Jalan Jenderal Sudirman SMPN 1


Sokaraja arah dari Purbalingga - Purwokerto 48 km/jam, maka 85%
kendaraan yang melewati jalan tersebut 48 km/jam dan 15% kendaraan
yang melewati Jalan Jenderal Sudirman SMPN 1 Sokaraja memliki kecepatan
di atas 48 km/jam. Kecepatan tertinggi semua kendaraan yang melewati
Jalan Jenderal Sudirman SMPN 1 Sokaraja adalah 65 km/jam dan
kecepatan yang terendah semua kendaraan yang melewati Jalan Jenderal
Sudirman SMPN 1 Sokaraja 21 km/jam. Kecepatan sepeda motor terendah
yaitu 32 km/jam, dan kecepatan tertinggi sepeda motor adalah 65 km/jam.
Kecepatan tertinggi yang dilakukan oleh mobil adalah 56 km/jam, dan
kecepatan terendah dilakukan oleh mobil 27 km/jam. Kecepatan tertinggi
dilakukan oleh truk adalah 52 km/jam, dan kecepatan terendah 29 km/jam.

39
Tabel 4.6 Analisis Persentil 85 Ruas Jalan Jenderal Sudirman SMPN 1 Sokaraja
Purwokerto - Purbalingga

Interval Frekuensi
Nilai Presentase
NO Batas Batas Frekuensi Presentasi FX
Tengah Frekuensi
Bawah Atas Kumulatif
1 28 34 30.5 48 27.42857143 27.42857143 1464
2 35 41 37.5 15 8.571428571 36 562.5
3 42 48 44.5 32 18.28571429 54.28571429 1424
4 49 55 51.5 34 19.42857143 73.71428571 1751
5 56 62 58.5 26 14.85714286 88.57142857 1521
6 63 69 65.5 17 9.714285714 98.28571429 1113.5
7 70 76 72.5 2 1.142857143 99.42857143 145
8 77 83 79.5 1 0.571428571 100 79.5
9 84 90 86.5 0 0 100 0
10 91 97 93.5 0 0 100 0
Sumber: Hasil Analisis, 2018

120

100
Prosentase Komulaltif (%)

P85;58
80

60
Semua
40
Kendaraan

20

0
30.5 37.5 44.5 51.5 58.5 65.5 72.5 79.5 86.5 93.5
Kecepatan Kendaraan (Km/jam)

Gambar 4.9 Persentil 85 Ruas Jalan Jenderal Sudirman SMPN 1 Sokaraja


Purwokerto – Purbalingga

40
Kecepatan persentil 85 pada ruas Jalan Jenderal Sudirman SMPN 1 Sokaraja
arah dari Purwokerto – Purbalingga 58 km/jam, maka 85% kendaraan yang
melewati jalan tersebut 58 km/jam dan 15% kendaraan yang melewati
Jalan Jenderal Sudirman SMPN 1 Sokaraja memliki kecepatan di atas 58
km/jam. Kecepatan tertinggi semua kendaraan yang melewati Jalan
Jenderal Sudirman SMPN 1 Sokaraja adalah 83 km/jam dan kecepatan yang
terendah semua kendaraan yang melewati Jalan Jenderal Sudirman SMPN 1
Sokaraja 21 km/jam. Kecepatan sepeda motor terendah yaitu 21 km/jam
dan kecepatan tertinggi sepeda motor adalah 83 km/jam. Kecepatan
tertinggi yang dilakukan oleh mobil adalah 56 km/jam, dan kecepatan
terendah dilakukan oleh mobil 21 km/jam. Kecepatan tertinggi dilakukan
oleh truk adalah 47 km/jam dan kecepatan terendah 23 km/jam.

6. Kecepatan Menyeberang
Berdasarkan survei yang telah dilakukan yaitu dengan pengamatan selama
2 jam sibuk yaitu jam 06.00 – 08.00 dan 14.00 – 16.00 WIB maka dirata-
rata bahwa 13,4 detik.

B. Evaluasi Fasilitas Penyeberangan Jalan


Untuk menentukan fasilitas penyeberangan adalah menggunakan
perhitungan PV2. Pada lokasi penelitian terdapat zebra cross dengan
petugas pengatur arus penyeberangan pada saat jam sibuk sekolah.
Keadaan bahaya sangat riskan terjadi pada saat jam sibuk sekolah. Maka
pemasangan fasilitas penyeberangan diperlukan adanya evaluasi apakah
fasilitas tersebut sudah sesuai dengan kondisi lapangan atau belum dan
menimbulkan masalah lainnya. Dengan begitu akan didapatkan sebuah
rekomendasi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Berikut
merupakan perhitungan rekomendasi fasilitas penyeberangan pejalan kaki di
Jalan Jenderal Sudirman depan SMPN 1 Sokaraja.

41
Tabel 4.7 Perhitungan Nilai PV2

P V
Waktu V2 PV2
kend/jam kend/jam

06.00 - 07.00 429 1676 2808976 1205050704


07.00 - 08.00 80 1917 3674889 293991120
14.00 - 15.00 195 1524 2322576 452902320
15.00 - 16.00 110 1933 3736489 411013790
Nilai 4P Nilai 4V Fasilitas
Total 814 5374 Pelican Crossing dengan
Rata-rata 203.5 1343.5 Lapak Tunggu
P.V2 590739483.5
5 × 108
Sumber : Hasil analisis, 2018

Berdasarkan hasil perhitungan nilai PV 2 dapat disimpulkan sesuai dengan


nilai P dan V maka tipe fasilitas penyeberangan jalan yang sesuai dengan
kondisi eksisting dan kriteria penentuan tipe fasilitas penyeberangan jalan di
lokasi penelitian tersebut adalah Pelican Crossing dengan lapak tunggu.
Pada lokasi penelitian terdapat zebra cross yang lebih dominan digunakan
oleh siswa SMPN 1 Sokaraja. Namun dengan kecepatan kendaraan yang
tinggi dan volume lalu lintas yang ramai maka dalam penggunaan fasilitas
penyeberangan jalan tersebut setiap harinya dibantu oleh petugas dan
pihak kepolisian serta dengan pemasangan traffic cone pada marka tengah
jalan. Untuk mengatasi pemilihan pemasangan Pelican Crossing akan lebih
efektif dikarenakan adanya lampu pengontrol pengguna jalan baik
penyeberang jalan maupun pengendara kendaraan.

C. Desain Fasilitas Penyeberangan Jalan


Pada perhitungan rumus PV2 didapatkan hasil yang merupakan hasil evaluasi
dari fasilitas penyeberangan jalan yang telah ada pada lokasi penelitian.
Dalam perencanaan rancang desain Pelican Crossing mencangkup beberapa
aspek.

42
1. Desain Pelican Crossing
a. Pelican Crossing

Gambar 4.10 Penempatan Pelican Crossing

Gambar 4.11 Visualisasi Penempatan Pelican Crossing

1) Pelican Crossing dipasang dengan jarak paling dekat 60 cm dari tepi


badan jalan sesuai dengan lampiran RPD Juknis Perlengkapan Jalan.

43
Gambar 4.12 Ukuran Lampu Pelican Crossing
2) Pelican Crossing yang dipasang ada 2 (dua) buah pelican crossing yaitu
pada sisi kanan jalan dan sisi kiri jalan. Kedua lampu dipasang pada
kotakan dengan ukuran panjang 60 cm dengan diameter masing-
masing lampu 20 cm.
3) Patok pengaman diletakkan 50 cm dari tiang alat pemberi isyarat lalu
lintas atau rumah perangkat kendali alat pemberi isyarat lalu lintas
dengan sedemikian rupa sehingga tiang alat pemberi isyarat lalu lintas
aman dari kendaraan yang oleh sebab keluar dari jalur kendaraan dan
jumlah patok pengaman paling sedikit 3 (tiga) buah untuk setiap alat
pemberi isyarat lalu lintas maupun rumah perangkat kendali alat
pemberi isyarat lalu lintas.

b. Durasi Lampu Pelican Crossing


Pada perencanaan durasi lampu pelican crossing yang dihitung
hanya pada periode 4, sementara untuk periode 1 dipakai waktu
standar dari buku The Design of Pedestrian Crossings (Department
for Transport of United Kingdom, 1995) yaitu sebesar 7 detik.

𝟏𝟎, 𝟗 𝟖𝟏𝟒⁄𝟔𝟎
𝑷𝑻 = + 𝟏, 𝟕 ( ) = 𝟐𝟎, 𝟓 ≈ 𝟐𝟎 𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌
𝟏, 𝟐 𝟑 −𝟏

44
Tabel 4.8 Waktu Siklus Pelican Crossing
Lampu Untuk Durasi
Periode
Kendaraan Pejalan Kaki (detik)
1 Hijau Merah 7
2 Kuning Merah 3
3 Merah Merah 3
4 Merah Hijau 20
Hijau
5 Merah 3
berkedip
6 Merah Merah 3
Sumber: Hasil analisis, 2018

c. Tinggi Tiang Pelican Crossing dan tinggi tombol Pelican Crossing

Gambar 4.13 Spesifikasi Tiang Lampu Pelican Crossing

Tinggi tiang lampu Pelican Crossing berpedoman pada PM 49 Tahun


2014 tentang Alat Pemberi Isyarat yaitu 400 meter diukur dari
permukaan jalan tertinggi sampai dengan sisi armatur bagian bawah.

45
Desain tiang lampu yang sesuai adalah seperti gambar 4.14 yaitu
dengan menggunakan tiang lurus.

Gambar 4.14 Tombol Pelican Crossing

Sedangkan tinggi tombol Pelican Crossing didesain berdasarkan dengan


tinggi anak usia 12 – 20 tahun dimana usia tersebut adalah anak
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dalam penelitian ini desain pelican
crossing lebih diprioritaskan fungsinya kepada anak sekolah. Maka
berdasarkan data rata-rata tinggi badan usia anak 12-20 tahun laki-laki
dan perempuan diperoleh 164.4 m. Dari tinggi rata-rata tersebut dapat
dijadikan panduan dalam rencana desain pada tombol pelican crossing
yaitu 150 cm diukur setengah dari tinggi tiang pelican crossing dan
tidak melebihi tingi rata-rata anak laki-laki dan perempuan usia 12-20
tahun.

46
Gambar 4.15 Visualisasi Desain Pelican Crossing

d. Penanda Suara Pelican Crossing


Pelican Crossing identik dengan lampu pengontrol. Untuk
memaksimalkan fungsi dari pelican crossing perlu adanya penambahan
bunyi atau suara untuk menandakan akan adanya penyeberang jalan.
Dengan penambahan suara maka pengendara akan lebih peka dan
tahu. Besarnya dB sangat mempengaruhi kondisi pada kawasan
tersebut karena letaknya di depan sekolah.
Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES) menggolongkan
intensitas suara berdasarkan sumber kebisingan. Berikut adalah tabel
penggolongan yang dapat dijadikan sebuah acuan untuk menentukan
seberapa kuat dan keras suara pelican crossing yang aman.

47
Tabel 4.9 Skala Intensitas Kebisingan dan Sumbernya
Skala Intensitas (dB) Sumber Kebisingan
Kerusakan alat
120 Batas dengar tertinggi
pendengaran
Menyebabkan
100 – 110 Halilintar, meriam, mesin uap
tuli
Hiruk pikuk jalan raya,
Sangat hiruk 80 – 90 perusahaan sangat gaduh, peluit
polisi
Kantor bisisng, jalanan pada
Kuat 60 – 70
umumnya, radio, perusahaan
Rumah gaduh, kantor pada
Sedang 40 – 50 umumnya, percakapan kuat radia
perlahan
Tenang 20 – 30 Auditorium, percakapan
Suara daun berbisilk (batas
Sangat tenang 10 – 20
pendengaran terendah)
Sumber : Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES)

Dari sumber di atas untuk menentukan intensitas suara pelican crossing


yang lebih aman adalah pada skala sangat hiruk yaitu 80 – 90 dB.
Menurut PP 55 tahun 2012 tentang Kendaraan, batas maksimal bunyi
klakson adalah paling rendah 83 dB dan paling tinggi 118 dB. Oleh
karena itu, intensitas 80 – 120 dB lebih sesuai apabila diterapkan
karena mempertimbangkan batas maksimal bunyi klakson kendaraan
bermotor.
Tipe suara yang sesuai untuk pelican crossing lebih terdengar nyaring
menggunakan suara dengan huruf vokal “O“ dan dengan huruf
konsonan awal dan akhir “T”. Maka suara pelican crossing adalah “TOT”
yang dibunyikan berkali-kali selama durasi waktu hijau pelican crossing.

48
2. Fasilitas Perlengkapan Jalan
a. Marka Jalan
Berdasarkan Peraturan Menteri No. 34 Tahun 2014 tentang Marka
Jalan, marka jalan berfungsi untuk mengatur lalu lintas,
memperingatkan atau menuntun pengguna jalan dalam berlalu lintas.
1) Marka Jalan Berupa Peralatan

Gambar 4.16 Water Barrier

Marka Jalan berupa peralatan adalah paku jalan, alat pengarah lalu
lintas dan pembagi lalu lintas. Disesuaikan dengan kondisi eksisting
dan permaslahan yang timbul pada lokasi penelitian, maka pemasangan
Water Barrier merupakan salah satu alternatif cara untuk mencegah
permasalahan kendaraan yang melakukan pergerakan putar balik yang
mengganggu kegiatan menyeberang di zebra cross secara situasional
ataupun bersifat jangka pendek.
Pembagi lajur atau jalur yang dimaksudkan adalah berfungsi untuk
mengatur lalu lintas dengan jangka waktu sementara, pejalan kaki dan
pekerja dari daerah yang berpotensi tinggi akan menimbulkan
kecelakaan. Pembagi lajur atau jalur terdiri atas pembagi bahan plastik
dan pembagi bahan beton. Apabila diterapkan pembagi lajur berupa
plastik, maka yang perlu diperhatikan adalah

49
a) Spesifikasi Water Barrier
Ukuran Water Barrier pembagi lajur yaitu:
(1) Panjang minimal 120 cm;
(2) Lebar atas minimal 10 cm;
(3) Lebar alas maksimal 50 cm;
(4) Tinggi minimal 80 cm;
(5) Berat minimal 15 kg.
Water barrier dilengkapi dengan pemantul cahaya berwarna putih.
Banyaknya water barrier yang dipasang adalah dengan menyesuaikan
panjangnya marka solid 20 meter, maka banyaknya water barrier
dengan panjang 150 cm adalah 13 buah water barrier.

b) Kondisi Setelah Pemasangan Water Barrier


Pemasangan pembagi lajur berupa water barrier dapat mempengaruhi
kapasitas jalan. Pemasangan water barrier dilakukan pada saat jam
sibuk sekolah, hal ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan adanya
gerakan putar balik kendaraan. Untuk mengetahui kapasitas jalan
selama 5 (lima) tahun ke depan menggunakan data pertumbuhan
kendaraan di Kabupaten Banyumas.
Setelah adanya pemasangan water barrier maka tipe jalan empat lajur
dua arah terbagi (4/2D) dengan lebar jalan 7 meter dan beralinyemen
datar sehingga setiap lajur memiliki lebar 3,5 meter. Kapasitas Dasar
(Co) jalan tersebut adalah 1650 sehingga faktor penyesuaian kapasitas
untuk lebar jalur lalu lintas (FCw) adalah 1,00. Faktor penyesuaian
kapasitas akibat pemisahan arah adalah 1,00. Faktor penyesuaian
kapasitas akibat hambatan samping adalah 0,99. Dan jumlah penduduk
1 – 3 juta penduduk adalah 1,00.

𝐶 = 𝐶𝑜 × 𝐹𝐶𝑤 × 𝐹𝐶𝑠𝑝 × 𝐹𝐶𝑠𝑓 × 𝐹𝐶𝑐𝑠


𝐶 = 2900 × 1,00 × 1,00 × 0,99 × 1,00
𝐶 = 1633,5 𝑠𝑚𝑝/𝑗𝑎𝑚

50
Untuk mendapatkan tingkat pelayanan jalan harus berdasarkan
kecepatan dan juga angka rasio (perbandingan) volume dan kapasitas.
Hasil dari perhitungan rasio per kapasitas dan tingkat pelayanan pada
Jalan Jenderal Sudirman, Sokaraja Banyumas setelah adanya
pemasangan water barrier pada saat jam sibuk sekolah dapat dilihat
pada tabel berikut :

Tabel 4.10 Tingkat Pelayanan Jalan Jenderal Sudirman


Total Kapasitas
Tingkat
Waktu Kendaraan Jalan V/C
Pelayanan
(smp/jam) (smp/jam)
06.00 -
944 1633,5 0,577900214 C
07.00
07.00 -
1162,2 1633,5 0,711478421 C
08.00
14.00 -
917,7 1633,5 0,561799816 C
15.00
15.00 -
1117,9 1633,5 0,684358739 C
16.00
Sumber : Hasil analisis, 2018
Dari tabel perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat
pelayanan jalan Jenderal Sudirman pada kawasan SMPN 1 Sokaraja
pada saat jam sibuk sekolah yaitu C, dimana memiliki arus stabil
tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan.

Jumlah Kendaraan 2012 - 2017 Kabupaten.


Banyumas
800000
600000
400000
200000
0
1 2 3 4 5 6
Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah 358,436 413,671 462,753 572,688 618,018 660,734

Gambar 4.17 Populasi Kendaraan Kabupaten Banyumas 2012 –


2017

51
Diagram di atas merupakan jumlah kendaraan di Kabupaten
Banyumas selama 6 (enam) tahun terakhir 2012 – 2017. Rata-rata
pertumbuhan kendaran per tahun yaitu 11%. Maka untuk
menghitung kapasitas jalan setelah adanya pemasangan water
barrier, pertumbuhan kendaraan per tahun dikalikan dengan 5
tahun hasilnya 55 %. Dengan mengkaji kinerja ruas pada 5 tahun
ke depan maka perhitungan tingkat pelayanan ruas jalan sebagai
berikut:
(1) Prediksi 5 Tahun Tanpa Water Barrier
Tabel 4.11 Prediksi 5 Tahun Tanpa Water Barrier
Perubaha
Volume Prosentase n Total C Tingkat
Waktu V/C
(smp/jam) Pertumbuhan (smp/ja (smp/jam) (smp/jam) Pelayanan
m)
06.00 - 0,54
1012,9 55% 557,095 1569,995 2900 C
07.00 1378

07.00 - 0,62
1162,2 55% 639,21 1801,41 2900 C
08.00 1176

14.00 - 0,49
917,7 55% 504,735 1422,435 2900 C
15.00 0495

15.00 - 0,59
1117,9 55% 614,845 1732,745 2900 C
16.00 7498
Sumber : Hasil Analisis, 2018

Dari tabel perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat


pelayanan jalan Jenderal Sudirman pada kawasan SMPN 1 Sokaraja
5 (lima) tahun yang akan datang tanpa dipasang water barrier
pada saat jam sibuk sekolah tetap sama yaitu C, dimana memiliki
arus stabil tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan.

52
(2) Prediksi 5 Tahun dengan Water Barrier
4.12 Prediksi 5 Tahun dengan Water Barrier

Volume Prosentase Perubahan Total C Tingkat


Waktu V/C
(smp/jam) Pertumbuhan (smp/jam) (smp/jam) (smp/jam) Pelayanan
06.00
0,96
- 1012,9 55% 557,095 1569,995 1633,5 E
1123
07.00
07.00
1,10
- 1162,2 55% 639,21 1801,41 1633,5 F
2792
08.00
14.00
0,87
- 917,7 55% 504,735 1422,435 1633,5 E
079
15.00
15.00
1,06
- 1117,9 55% 614,845 1732,745 1633,5 F
0756
16.00
Sumber : Hasil analisis, 2018

Dari tabel perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat


pelayanan jalan Jenderal Sudirman pada kawasan SMPN 1 Sokaraja
5 (lima) tahun yang akan datang dipasang water barrier pada saat
jam sibuk sekolah tetap sama yaitu E dan F, dimana memiliki arus
stabil tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan.

2) Marka Jalan Berupa Tanda


Penggunaan marka jalan pada perencanaan sesuai dengan KM PU
Tahun 1993 Tentang Marka atau PM 34 Tahun 2014 tentang Marka
Jalan. Pemasangan halte bus digeser pada 20 meter setelah zebra cross
sejajar dengan akhir marka solid, hal ini dimaksudkan untuk
mengantisipasi tundaan yang disebabkan oleh Pelican Crossing ketika
menurunkan penumpang. Sebagai pendukung, ditambahkan marka tulis
“Lajur Bus / Drop Zone” sebelum Pelican Crossing. Marka tepi
sepanjang 30 meter dipotong sepanjang 4 meter dimaksudkan untuk
celah bus berpindah ke lajur utama.

53
Marka profile merupakan marka tanda yang berfungsi untuk
memperingatkan pengguna jalan agar tetap pada lajurnya. Dalam
Effectiveness Of Rumble Strips On Texas Highways, disebutkan
mengenai spesifikasi pemasangan marka profile. Pemasangan marka ini
adalah untuk rekomendasi jangka panjang secara permanen.

Gambar 4.18 Marka Profile

b. Penerangan Jalan Umum


Berdasarkan Direktorat Pembinaan Jalan Kota tentang Spesifikasi
Lampu Penerangan Jalan Perkotaan, tipikal lampu penerangan yang
sesuai dengan kondisi eksisting lokasi penelitian pada jalan dua arah
yaitu lampu penerangan jalan ditempatkan di kiri dan kanan
berhadapan dengan jarak 0,7 meter dari luar perkerasan jalan. Jarak
interval tiang minimal 30 meter.

Gambar 4.19 Tipikal Lampu Penerangan Jalan Kiri Kanan


Berhadapan

54
Pada lokasi penelitian tipikal lampu penerangan jalan hanya ada pada
satu sisi jalan saja, untuk lebih memaksimalkan penerangan maka
ditambahkan lampu penerangan dengan menjadi tipikal berhadapan
dan penempatan menyesuaikan dengan lampu penerangan yang sudah
ada.

c. Pita Penggaduh
Pemasangan pita penggaduh dirancang untuk memberikan efek getaran
mekanik maupun suara. Pada prakteknya fasilitas ini efektif digunakan
pada jalan antar kota dengan maksud untuk meningkatkan daya
konsentrasi pengemudi sehingga akan meningkatkan daya antisipasi,
reaksi dan perilaku. Spesifikasi ukuran pita penggaduh yaitu dipasang
50 meter sebelum fasilitas penyeberangan jalan dengan tinggi pita 4 cm
yang dipasang 5 pita penggaduh. Lebar pita penggaduh 25 cm dan
jarak antara pita penggaduh 50 cm.

d. Rambu Lalu Lintas


Rambu-rambu lalu lintas yang dipasang pada lokasi penelitian untuk
mendukung fungsi dari pelican crossing antara lain:
1) Rambu Petunjuk Fasilitas Penyeberangan
Ketinggian penempatan rambu di lokasi fasilitas pejalan kaki
minimum 2,00 meter dan maksimum 2,65 meter diukur dari
permukaan fasilitas pejalan kaki sampai dengan sisi daun rambu
bagian bawah atau papan tambahan bagian bawah, apabila
rambu dilengkapi dengan papan tambahan. Rambu tersebut
dipasang pada jarak 0,6 meter pada sisi terluar jalan dan
bersebelahan dengan pelican crossing serta dipasang 45˚
menghadap ke jalan.

55
Gambar 4.20 Tinggi rambu fasilitas pejalan kaki
(Sumber: Juknis Perlengkapan Jalan)

2) Rambu Bus Stop


Rambu ini termasuk jenis rambu perintah yaitu perintah bus
untuk berhenti menurun naikkan penumpang pada fasilitas halte
bus yang sudah ada. Ketinggian penempatan rambu di lokasi
fasilitas pejalan kaki minimum 2,00 meter dan maksimum 2,65
meter diukur dari permukaan fasilitas pejalan kaki sampai dengan
sisi daun rambu bagian bawah atau papan tambahan bagian
bawah, apabila rambu dilengkapi dengan papan tambahan.
Rambu tersebut dipasang pada jarak 0,6 meter pada sisi terluar
jalan dan dipasang 45˚ menghadap ke jalan. Jarak rambu dengan
halte adalah 1 meter.

Gambar 4.21 Rambu Petunjuk Halte Bus

56
3) Peringatan banyak pejalan kaki

Gambar 4.22 Rambu Peringatan Banyak Pejalan Kaki


(Sumber: Juknis Perlengkapan Jalan)

Ketinggian penempatan rambu pada sisi jalan minimum 1,75


meter dan maksimum 2,65 meter diukur dari permukaan jalan
sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah, atau papan
tambahan bagian bawah apabila rambu dilengkapi dengan papan
tambahan. Rambu peringatan penyeberang jalan dipasang 50
meter sebelum adanya fasilitas penyeberangan jalan. Dipasang
pada trotoar pada jarak 0,6 meter dari sisi terluar trotoar dan
dipasang 5˚ menghadap ke jalan.

4) Peringatan hati-hati
Ketinggian penempatan rambu pada sisi jalan minimum 1,75
meter dan maksimum 2,65 meter diukur dari permukaan jalan
sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah, atau papan
tambahan bagian bawah apabila rambu dilengkapi dengan papan
tambahan. Dipasang pada trotoar pada jarak 0,6 meter dari sisi
terluar trotoar dan dipasang 5˚ menghadap ke jalan. Dipasang
dengan ditambahkan papan tambahan “100 meter Pelican
Crossing”.

57
Gambar 4.23 Spesifikasi rambu peringatan
(Sumber: Juknis Perlengkapan Jalan)

5) Rambu Peringatan Adanya APILL (Alat Pemberi Isyarat)


Ketinggian penempatan rambu pada sisi jalan minimum 1,75
meter dan maksimum 2,65 meter diukur dari permukaan jalan
sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah, atau papan
tambahan bagian bawah apabila rambu dilengkapi dengan papan
tambahan. Dipasang pada trotoar pada jarak 0,6 meter dari sisi
terluar trotoar dan dipasang 5˚ menghadap ke jalan.

6) Rambu larangan parkir


Rambu ini ditempatkan sedekat mungkin pada awal bagian jalan
dimulainya rambu larangan. Ketinggian penempatan rambu pada
sisi jalan minimum 1,75 meter dan maksimum 2,65 meter diukur
dari permukaan jalan sampai dengan sisi daun rambu bagian
bawah, atau papan tambahan bagian bawah apabila rambu
dilengkapi dengan papan tambahan. Rambu larangan
ditempatkan secara berulang dengan jarak lebih dari 15 meter,
dapat dilengkapi dengan papan tambahan yang menyatakan jarak
tertentu. Dipasang pada trotoar pada jarak 0,6 meter dari sisi
terluar trotoar dan dipasang 5˚ menghadap ke jalan.

58
Gambar 4.24 Spesifikasi rambu larangan
(Sumber: Juknis Perlengkapan Jalan)

7) Rambu Batas Kecepatan


Rambu ini ditempatkan sedekat mungkin pada awal bagian jalan
dimulainya rambu larangan. Ketinggian penempatan rambu pada
sisi jalan minimum 1,75 meter dan maksimum 2,65 meter diukur
dari permukaan jalan sampai dengan sisi daun rambu bagian
bawah, atau papan tambahan bagian bawah apabila rambu
dilengkapi dengan papan tambahan. Rambu larangan
ditempatkan lebih dari 50 meter sebelum dan sesudah Pelican
Crossing. Dipasang pada trotoar pada jarak 0,6 meter dari sisi
terluar trotoar dan dipasang 5˚ menghadap ke jalan.

Gambar 4.25 Rambu Batas Kecepatan Maksimal

8) Rambu Larangan Menyalip


Rambu larangan menyalip digunakan untuk menegaskan kepada
pengguna jalan bahwa area tersebut tidak boleh melakukan
penyalipan. Tiang rambu dipasang 60 cm setelah tepi badan jalan
sama dengan pemasangan tiang rambu lainnya dan dipasang

59
menghadap miring 5˚ ke arah jalan. Rambu larangan
ditempatkan lebih dari 50 meter sebelum dan sesudah Pelican
Crossing.

Gambar 4.26 Rambu Larangan Menyalip

3. Fasilitas Pendukung
Fasilitas pendukung jalan yang terdapat di Jalan Jenderal Sudirman
kawasan SMPN 1 Sokaraja adalah halte bus. Adapun penambahan
pemasangan halte bus di depan sekolah. Berikut adalah desain halte bus di
Jalan Jenderal Sudirman kawasan SMPN 1 Sokaraja.

Gambar 4.27 Spesifikasi Halte Bus Berseberangan


(Sumber: Pedoman Teknis Perekayasaan Tempat Perhentian Kendaraan
Penumpang Umum)

60
Gambar 4. 23 Tampak Depan Halte Bus

Gambar 4.24 Tampak Samping Halte Bus

61
Gambar 4.30 Visualisasi Halte Bus

Namun pada Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No


271/HK.105/DRJD/96 tentang Pedoman Teknis Perekayasanaan Tempat
Perhentian, minimal lebar halte bus adalah 2 meter. Pada kondisi eksisting
lokasi penelitian untuk memperlebar halte bus kurang sesuai apabila
dijadikan sebagai rekomendasi karena lebar trotoar adalah 2 meter.
Dalam uraian pembahasan di atas merupakan rekomendasi pada
permaslahan di Jalan Jenderal Sudirman kawasn SMPN 1 Sokaraja.

62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan pengolahan data volume lalu lintas ruas Jalan Jenderal
Sudirman pada jam 06.00 – 08.00 adalah 2106,2 smp/jam sedangkan
pada jam 14.00 – 16.00 adalah 2035,6 smp/jam. Sehingga
menghalsilkan analisis tingkat pelayanan jalan ruas jalan tersebut
adalah B.
2. Volume penyeberang jalan tertinggi pada jam sibuk pagi pukul 06.00 –
07.00 yaitu sejumlah 429 orang/jam dan jam sibuk siang terjadi pada
pukul 14.00 – 15.00 dengan jumlah 205 orang/jam. Kecepatan
menyeberang pejalan kaki 13,4 detik.
3. Hasil kecepatan lalu lintas dianalisis menggunakan persentil 85. Arah
Purbalingga – Purwoketo 85% kendaraan yang melewati jalan tersebut
memiliki kecepatan 48km/jam sedangkan 85% kendaraan yang
melewati jalan tersebut dari arah Purwokerto - Purbalingga adalah
58km/jam.
4. Dari hasil analisis kebutuhan fasilitas penyeberangan diperoleh
kesimpulan bahwa ruas Jalan Jenderal Sudirman kawasan SMPN 1
Sokaraja membutuhkan Pelican Crossing sebagai fasilitas
penyeberangan.
5. Spesifikasi pelican crossing dalam PM 49 Tahun 2014 tentang Alat
Pemberi Isyarat Lalu Lintas dan RPD Juknis Perlengkapan Jalan , yaitu
ditempatkan 60 cm dari tepi badan jalan. Tinggi tiang pelican crossing
265 cm dan tinggi tombol permintaan 150cm.
6. Berdasarkan perhitungan waktu siklus pelican crossing bahwa waktu
siklus yang dibutuhkan adalah 20 detik untuk menyeberang jalan.
Tabel 5.1 Rekomendasi Waktu Siklus Pelican Crossing

Kendaraan 7 Hijau 3 kuning 3 merah 20 merah 3m


PejalanKaki 7 Merah 3 merah 3 merah 20 hijau 3 hijau kd
(Sumber: Analisis Data, 2018)

63
7. Penambahan fasilitas perlengkapan jalan mendukung fungsi daripada
Pelican Crossing.
B. Saran
1. Disarankan kepada pemerintah untuk melengkapi ruas Jalan Jenderal
Sudirman kawasan SMPN 1 Sokaraja dengan fasilitas penyeberangan
pelican crossing serta fasilitas lainnya yang mendukung untuk
membuat penyeberang jalan terutama pelajar sekolah SMPN 1
Sokaraja merasa aman, nyaman dan selamat.
2. Mengadakan sosialisasi terhadap pelajar sekolah tentang kesadaran diri
pada keselamatan menyeberang jalan.
3. Usulan pemasangan water barrier untuk mengantisipasi adanya
pergerakan perputaran kendaraan bersifat sementara dan segera
kemudian di tahun berikutnya dilakukan pemasangan marka profil
sesuai dengan desain yang diusulkan.
4. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai penelitian lanjutan
untuk mengkaji beberapa hal bilamana ada permasalahan yang
ditimbulkan dari rekomendasi yang diusulkan.

64
DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Arief dkk. 2014. Analisa Kebutuhan Fasilitas Penyeberangan Jalan Di


Depan Kampus FT. Untirta Kota Cilegon. Cilegon: Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.

Idris, Zilhardi. 2007. Jembatan Penyeberangan Di Depan Kampus UM Sebagai


Fasilitas Pejalan Kaki. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Vol. 7, No. 1, Januari 2007 : 87 – 93.

Sahari, Wira dkk. 2016. Kajian Kebutuhan Fasilitas Penyeberangan Pada Ruas
Jalan Di Area Komersial Kota Pontianak.p Pontianak: Universitas
Tanjungpura.

Soehartono. 2013. Sarana Penyeberangan Dan Perilaku Pejalan Kaki


Menyeberang Di Ruas Jalan Prof. Sudarto, SH Kecamatan Banyumanik
Kota Semarang. Semarang: Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik.
Universitas Pandanaran Semarang.
Tumengkol, Herman dkk. 2016. Analisis Karakteristik dan Penyediaan Fasilitas
Penyeberangan Bagi Pejalan Kaki Studi Kasus Jalan Tiere Tendean di Kota
Manado. Manado: Univeritas Sam Ratulangi. Vol 6, No. 3 Tahun 2016.
World Health Organization, 2015. WHO Angka Kecelakaan Lalu Lintas di
Indonesia Tertinggi Se Asia.
Yessa, Dasdo. 2012. Hubungan Volume Kendaraan Dan Volume Penyeberang
Dalam Penentuan Jenis Fasilitas Penyeberangan Kasus Jalan Margonda .
Depok: Universitas Indonesia.

65
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1

FORMULIR SURVEI VOLUME LALU LINTAS

Nama Surveyor : Asri Maharani Waktu : 06.00 - 08.00


Lokasi : Nasional Jl. Jend Sudirman Hari/Tanggal : 10 April 2018
Arah : Timur – Barat Cuaca : Cerah

JENIS KENDARAAN
LV (Mobil HV (Bis, Truk 2
NO WAKTU UM (Sepeda,
MC (roda 2 penumpang, Oplet, AS, Truk 3 AS,
becak,
atau 3) Mikrobis, Pick Up dan Truk
gerobak)
truk kecil) Gandeng/tempel)
06.00 -
1 124 24 12 2
06.15

06.15 -
2 175 29 17 4
06.30
06.30 -
3 193 35 21 8
06.45

06.45 -
4 223 34 22 3
07.00

07.00 -
5 190 42 22 2
07.15

07.15 -
6 164 38 32 1
07.30

07.30 -
7 175 52 31 2
07.45

07.45 -
8 100 47 32 3
08.00

66
FORMULIR SURVEI VOLUME LALU LINTAS

Nama Surveyor : Asri Maharani Waktu : 14.00 - 16.00


Lokasi : Nasional Jl. Jend Sudirman Hari/Tanggal : 10 April 2018
Arah : Timur – Barat Cuaca : Cerah

JENIS KENDARAAN
LV (Mobil HV (Bis, Truk 2
NO WAKTU UM (Sepeda,
MC (roda 2 penumpang, Oplet, AS, Truk 3 AS,
becak,
atau 3) Mikrobis, Pick Up dan Truk
gerobak)
truk kecil) Gandeng/tempel)
14.00 -
1 101 25 21 3
14.15

14.15 -
2 144 27 23 2
14.30
14.30 -
3 157 28 27 2
14.45

14.45 -
4 198 31 23 1
15.00

15.00 -
5 234 30 29 1
15.15

15.15 -
6 257 37 30 3
15.30

15.30 -
7 216 29 31 3
15.45

15.45 -
8 189 26 31 5
16.00

67
FORMULIR SURVEI VOLUME LALU LINTAS

Nama Surveyor : Asri Maharani Waktu : 06.00 - 08.00


Lokasi : Nasional Jl. Jend Sudirman Hari/Tanggal : 10 April 2018
Arah : Barat - Timur Cuaca : Cerah

JENIS KENDARAAN
LV (Mobil HV (Bis, Truk 2
NO WAKTU UM (Sepeda,
MC (roda 2 penumpang, Oplet, AS, Truk 3 AS,
becak,
atau 3) Mikrobis, Pick Up dan Truk
gerobak)
truk kecil) Gandeng/tempel)
06.00 -
1 111 42 9 0
06.15

06.15 -
2 153 30 11 1
06.30
06.30 -
3 166 32 13 1
06.45

06.45 -
4 135 29 15 2
07.00

07.00 -
5 203 24 20 1
07.15

07.15 -
6 208 35 23 0
07.30

07.30 -
7 175 42 26 3
07.45

07.45 -
8 158 45 28 1
08.00

68
FORMULIR SURVEI VOLUME LALU LINTAS

Nama Surveyor : Asri Maharani Waktu : 14.00 – 16.00


Lokasi : Nasional Jl. Jend Sudirman Hari/Tanggal : 10 April 2018
Arah : Barat - Timur Cuaca : Cerah

JENIS KENDARAAN
LV (Mobil HV (Bis, Truk 2
NO WAKTU UM (Sepeda,
MC (roda 2 penumpang, Oplet, AS, Truk 3 AS,
becak,
atau 3) Mikrobis, Pick Up dan Truk
gerobak)
truk kecil) Gandeng/tempel)
14.00 -
1 122 23 15 2
14.15

14.15 -
2 125 31 16 5
14.30
14.30 -
3 110 27 23 3
14.45

14.45 -
4 141 36 27 5
15.00

15.00 -
5 142 29 24 2
15.15

15.15 -
6 135 33 19 4
15.30

15.30 -
7 145 28 20 2
15.45

15.45 -
8 145 26 25 3
16.00

69
LAMPIRAN 2

FORMULIR SURVEI PENYEBERANG JALAN


Nama Surveyor : Asri Waktu : 06.00 – 08.00
Nama Sekolah : Jl. Jend
Jend Sudirman Hari/Tanggal : 11 April 2018
Jumlah Siswa : Cuaca : Cerah

Cara Menyeberang Cara Menyeberang


No Waktu No Waktu
Non Non
Fasilitas Fasilitas
Fasilitas Fasilitas

06.00 -
1 14 2 5 07.00 - 07.15 56 5
06.15

06.15 -
2 118 7 6 07.15 - 07.30 6 4
06.30

06.30 -
3 134 5 7 07.30 - 07.45 3 2
06.45

06.45 -
4 144 5 8 07.45 - 08.00 2 2
07.00

70
FORMULIR SURVEI PENYEBERANG JALAN
Nama Surveyor : Asri Waktu : 14.00 – 16.00
Nama Sekolah : Jl. Jend
Jend Sudirman Hari/Tanggal : 11 April 2018
Jumlah Siswa : Cuaca : Cerah

Cara Menyeberang Cara Menyeberang


No Waktu No Waktu
Non Non
Fasilitas Fasilitas
Fasilitas Fasilitas

14.00 -
1 16 3 5 15.00 - 15.15 51 4
14.15

14.15 -
2 31 4 6 15.15 - 15.30 36 7
14.30

14.30 -
3 67 7 7 15.30 - 15.45 28 1
14.45

71
14.45 -
4 71 6 8 15.45 - 16.00 23 4
15.00

72
LAMPIRAN 3

FORMULIR SURVEI KECEPATAN MENYEBERANG


Nama Surveyor : Asri Maharani Waktu : 06.00 -08.00
Lokasi : Jl. Jend Sud Hari/Tanggal : 11 April 2018
Arah : Timur – Barat Cuaca : Cerah

Utara - Selatan Selatan - Utara


Jumlah
Kecepatan Jumlah Kecepatan
No Waktu Penyeberan No Waktu
(dtk) Penyeberang (dtk)
g
06.00 1 9
06.00 -
1 - 1 10 1
06.15 2 12
06.15
06.15 1 13
06.15 -
2 - 2 11 2 4 21
06.30
06.30 6 19
12 24
06.30 06.30 -
3 - 3 9 3 3 9
06.45
06.45 9 17
10 22
4 11
2 13
06.45 5 12
06.45 -
4 - 4 7 19
07.00
07.00 11 20
5 12 8 14
14 25
07.00 2 13 5 14
07.00 -
5 - 3 11 5 7 15
07.15
07.15 1 14 4 10
07.15 1 12
07.15 -
6 - 5 12 6
07.30 2 15
07.30
07.30 2 11 1 14
07.30 -
7 - 7
1 9 07.45 1 13
07.45
07.45
8 - 1 15 8 07.45 - 0 0
08.00 08.00

73
LAMPIRAN 4

FORMULIR SURVEI KECEPATAN KENDARAAN


Nama Surveyor : Asri Maharani Waktu : 06.00 -08.00
Lokasi : Jl. Jend Sud Hari/Tanggal : 11 April 2018
Arah : Timur – Barat Cuaca : Cerah

LV HV
MC (km/jam)
NO (km/jam) (km/jam)
1 35 34 22 21 23 56 43
2 42 42 32 33 34 42 31
3 47 35 33 45 32 31 33
4 54 44 47 32 53 43 31
5 33 29 42 43 34 27 42
6 41 34 33 22 23 29 37
7 41 32 45 51 27 35 29
8 56 45 32 32 39 43 30
9 64 56 42 34 28 51 41
10 51 33 29 56 36 38 45
11 30 63 31 42 45 49 52
12 29 41 53 33 22 44 34
13 34 26 45 34 43 42 33
14 32 43 54 39 40 29 37
15 45 51 31 40 34 27 37
16 27 26 32 30 30 37
17 37 44 41 53 55
18 57 32 35 44 42
19 64 41 32 36 33
20 44 45 51 32 29
21 35 27 26 47 35
22 62 37 44 45 35
23 32 57 32 22 31
24 29 42 32 56 42
25 33 22 46 56
26 36 32 45 65
27 44 43 39 43
28 33 29 37 53
29 65 37 46 33
30 32 47 21 42

74
FORMULIR SURVEI KECEPATAN KENDARAAN
Nama Surveyor : Asri Maharani Waktu : 06.00 -08.00
Lokasi : Jl. Jend Sud Hari/Tanggal : 11 April 2018
Arah : Barat – Timur Cuaca : Cerah

LV HV
NO MC (km/jam)
(km/jam) (km/jam)
1 33 54 47 65 58 55 34
2 51 63 61 61 46 45 31
3 45 48 61 50 43 46 23
4 56 46 74 49 24 43 31
5 61 69 43 21 56 21 42
6 55 23 83 56 49 24 37
7 31 68 73 38 60 45 42
8 35 46 62 59 32 54 30
9 64 43 32 58 48 48 41
10 52 61 54 21 52 34 31
11 34 59 54 32 45 53 47
12 63 65 55 32 53 43
13 42 43 65 38 34 53
14 22 58 32 56 63 29
15 54 24 65 54 38 53
16 32 31 62 63 42 43
17 41 45 68 51 65 54
18 29 61 34 21 45 54
19 33 51 58 56 42 46
20 31 41 64 56 43 22
21 41 55 68 28 51 38
22 42 49 53 55 56
23 33 33 53 63 53
24 26 43 64 41
25 58 42 55 31
26 41 21 55 51
27 56 55 62 43
28 49 34 21 32
29 59 41 33 36
30 24 39 62 44

75
LAMPIRAN 5

75
76
77
78
79
80
81
82
WATER BARRIER

MARKA PROFILE

83
84
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Asri Maharani Asmara Dewi


Notar : 14.I.0222
Tempat / Tanggal Lahir : Tegal, 11 April 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Lajang
Alamat asal : Asrama Dodiklatpur Blok K RT/RW 002/008
Glodogan, Klaten Selatan, Klaten
Telp : 085742610088
Email : maharaniasdw@gmail.com

Riwayat Pendidikan
1. SMA Negeri 2 Klaten, 2014
2. SMP Negeri 2 Klaten, 2011
3. SD Negeri 2 Glodogan, 2008
4. TK Kartika IV-16, 2002

Anda mungkin juga menyukai