Anda di halaman 1dari 129

PERANCANGAN ALAT PERAGA CENTRAL LOCK SEBAGAI MEDIA

PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAAN PEMELIHARAAN


KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN DI KELAS XI
SMK NEGERI 1 SIMPANG ULIM

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari Syarat-syarat


Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Alief Hidayatullah
180750042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK MESIN


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU TERAPAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2023
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Alief Hidayatullah
NIM : 180750042
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa di dalam skripsi ini tidak

terdapat bagian atau satu kesatuan yang utuh dari skripsi, buku, atau bentuk lain

yang saya kutip dari karya orang lain tanpa saya sebutkan sumbernya yang dapat

dipandang sebagai tindakan penjiplakan. Sepanjang pengetahuan saya juga tidak

terdapat reproduksi karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh

orang lain yang dijadikan seolah-olah karya asli saya sendiri. Apabila ternyata

terdapat dalam skripsi saya bagian-bagian yang memenuhi standar penjiplakan,

saya menyatakan kesediaan untuk dibatalkan sebahagian atau seluruh hak gelar

kesarjanaan saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan

dari pihak manapun.

Aceh Utara, 18 januari 2023


Yang membuat pernyataan,

Alief Hidayatullah
Nim. 180750042

i
PENGESAHAN PROGRAM STUDI

Judul : Perancangan Alat Peraga Central Lock Sebagai Media


Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Pemeliharaan Kelstrikan
Kendaraan Ringan Di Kelas XI SMK Negeri 1 Simpang
Ulim.
Nama : Alief Hidayatullah
NIM : 180750042
Prodi : Pendidikan Vokasional Teknik Mesin
Tanggal Sidang : 13 Januari 2023

Aceh Utara, 18 Januari 2023


Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Abubakar, ST., MT Nuraina, S.Pd., M.Pd


NIP. 196808202002121001 NIPK. 201406198706302001

Penguji I, Penguji II,

Jumadi, ST., MT Muliana S.Pd.I, M.Pd


NIP. 201605198402031001 NIPK. 201406198809232001

Mengetahui: Mengetahui:
Ketua Jurusan Ketua Program Studi
Pendidikan Ilmu Terapan Pendidikan Vokasional Teknik Mesin

Dr. Fajriana, S.Si., M.Si Dr. Abubakar, ST., MT


NIP. 197607202005012001 NIP. 196808202002121001.

ii
LEMBAR PENGESAHAN FAKULTAS

Judul : Perancangan Alat Peraga Central Lock Sebagai Media


Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Pemeliharaan Kelstrikan
Kendaraan Ringan Di Kelas XI SMK Negeri 1 Simpang
Ulim.
Nama : Alief Hidayatullah
NIM : 180750042
Prodi : Pendidikan Vokasional Teknik Mesin
Tanggal Sidang : 13 Januari 2023

Aceh Utara, 18 Januari 2023

Disahkan oleh, Disetujui oleh,


Dekan Fakultas Ketua Jurusan
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Pendidikan Ilmu Terapan.

Dr. Ir. Azhari, M.Sc., IPM., ASEAN.,Eng. Dr. Fajriana, S.Si., M.Si
NIP. 196512312002121012 NIP. 197607202005012001.

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil'alamin. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas

berkat rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada peneliti. Shalawat bernadakan

salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, beserta

kerabat dan para sahabat beliau sekalian. Adapun judul dari Skripsi ini adalah

“Perancangan Alat Peraga Central Lock Sebagai Media Pembelajaran Pada Mata

Pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Di Kelas XI SMK Negeri 1 Simpang Ulim’’,

yang merupakan syarat dalam rangka menyelesaikan studi guna mencapai gelar

Sarjana pada Prodi Pendidikan Vokasional Teknik Mesin Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Malikussaleh.

Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak terlepas dari bantuan dan

kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Herman Fithra, S.T., M.T., IPM., ASEAN., Eng selaku

Rektor Universitas Malikussaleh.

2. Bapak Dr. Ir. Azhari, S.T., M.Sc., IPM., ASEAN., Eng selaku Dekan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Malikussaleh.

3. Ibu Dr. Fajriana, S.Si., M.S.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Terapan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Malikussaleh

4. Bapak Dr. Abubakar, S.T., M.T selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Vokasional Teknik Mesin Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Malikussaleh, dan selaku Dosen Pembimbing I dalam penulisan

iv
skripsi ini yang telah memberikan ilmu, motivasi, dan semangat yang luar

biasa kepada peneliti.

5. Ibu Nuraina, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing II dalam penulisan

skripsi ini yang telah memberikan ilmu, motivasi, dan semangat yang luar

biasa kepada peneliti.

6. Bapak Jumadi, S.T., M.T selaku dosen pembahas I dan Ibu Muliana S.Pd.I,

M.Pd selaku dosen pembahas II yang sudah memberikan koreksi perbaikan

secara komprehensif terhadap tugas akhir skripsi ini.

7. Bapak/ibu seluruh dosen dan karyawan jurusan Pendidikan Vokasional

Teknik Mesin yang telah banyak membantu selama kuliah.

8. Teristimewa kepada Ayahanda Rusli dan ibunda Fitria tercinta serta

keluarga besar dan Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan

semangat yang tidak dapat disebutkan disini.

Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di atas

menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapat balasan dari Allah SWT dan

Tugas Akhir ini menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau pihak lain yang

membutuhkannya.

Aceh Utara, November 2022


Penulis,

Alief Hidayatullah
180750042

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas kehendaknya penulis bisa

menyelesaikan Pendidikan S1 dalam masa empat tahun setengah. Shalawat dan

salam kepada baginda nabi Muhammad SAW yang membawa ummat dari alam

jahiliah menuju alam islamiah seperti yang kita rasakan saat ini. Ucapan

terimakasih kepada pembimbing yang telah banyak memberikan motivasi dan

saran terhadap proses pembuatan skripsi. Juga kepada penguji sidang yang

senantiasa memberikan saran sehingga saya mampu mencetak skripsi saya ini.

Terimakasih sebesar-besarnya orang tua dan keluarga,ayahanda Rusli dan

ibunda Fitria yang memberikan segenap kasih sayangnya kepada ananda agar bisa

menjadi anak yang berguna terhadap bangsa dan agama, kepada kedua orang tua

terimakasih atas perjuanganmu selama ini dalam memberikan bantuan finansial,

motivasi serta doa disetiap langkah anakmu hingga saat ini, semoga kelak jasa-jasamu

bisa terbalaskan.

Terimakasih kepada pihak yang ikut memberikan dukungan, kepada

sanak keluarga dikampung yang selalu memberikan nasehat dan juga doa kepada

saya, terkhusus kepada cecek saya Mujiburahman ST, yang telah sangat berjasa

dalam membimbing pembuatan alat peraga dan juga sangat membantu

memberikan arahan dalam berbagai proses kehidupan yang saya jalani, dan

ucapan terimakasih juga kepada Retno ayu anjani L, yang telah berperan dan

memberikan motivasi dan bantuan dalam proses masa perkuliahan yang sudah

dijalani.

vi
ABSTRAK

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, membuat banyak


teknologi yang terbaru terutama pada sistem kelistrikan kendaraan ringan,
sehingga pada mata pelajaran pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan di SMK
Negeri 1 Simpang Ulim belum tersedia media pembelajaran untuk siswa belajar,
terutama pada materi kelistrikan central lock. Sehingga upaya dilakukan, salah
satunya dengan perancangan media pembelajaran berupa alat peraga. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui:(1) cara perancangan media kelistrikan central
lock, (2) untuk mengetahui kelayakan desain alat kelistrikan central lock (3) hasil
respon siswa dari alat peraga. Jenis penelitian ini adalah metode pengembangan
research and development. Subjek pada penelitian ini ahli materi dan ahli media
serta siswa sedangkan objeknya adalah bahan ajar dan siswa. Instrumen yang
digunakan yaitu: observasi, angket, dan dokumentasi. Prosedur penelitian
meliputi potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain,
perbaikan desain, dan uji coba produk. Teknik analisis data yang digunakan pada
penelitian ini ialah teknik analisis deskriptif dengan memaparkan hasil
perancangan produk berupa media pembelajaran, menguji validitas dan
kesesuaian produk untuk diimplementasikan pada materi kelistrikan. Hasil
penelitian ini menghasilkan sebuah alat peraga central lock yang bisa digunakan
sebagai media pembelajaraan. (1) Perancangan alat peraga central lock adapun
prosedur perancangannya adalah: mendesain produk, pembuatan rangka dudukan
papan, pemotongan bahan, perakitan rangka, pengecetan rangka, perakitan
komponen, pembuatan buku saku, ujicoba produk, (2) hasil validasi dari
perancangan alat peraga diperoleh nilai validasi ahli materi I sebesar 95,8% dan
ahli materi II 97,9% dan nilai validasi dari ahli media I sebesar 96,87%, ahli
media II 95,82%, rata-rata persentase dari keempat validator menunjukkan
kategori “Sangat Layak”, (3) hasil respon siswa sebanyak 23 siswa setelah
penelitian dengan skor yang diperoleh 97,33%. dan kualifikasi respon siswa
terhadap alat peraga yang dikembangkan ialah ‟Sangat Praktis”.

Kata Kunci: Alat peraga, central lock, kendaraan ringan.

vii
DAFTAR ISI

Halaman
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................... i
PENGESAHAN PROGRAM STUDI................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN FAKULTAS ......................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
1.5 Definisi Operasional .................................................................................. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 9


2.1 Media Pembelajaran .................................................................................. 9
2.2 Alat Peraga.............................................................................................. 13
2.3 Pengertian Sistem Kelistrikan mobil ........................................................ 14
2.4 Central Lock .......................................................................................... 16

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 30


3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian .............................................................. 30
3.2 Subjek dan Objek Penelitian .................................................................... 31
3.3 Prosedur Penelitian dan Pengembangan................................................... 31
3.4 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 33
3.5 Analisis Kebutuhan ................................................................................. 34

viii
3.6 Kebutuhan Alat dan Bahan ...................................................................... 35
3.7 Rancangan Rangka dan Komponen ......................................................... 35
3.8 Prosedur Perancangan ............................................................................. 37
3.9 Instrumen Penelitian ................................................................................ 38
3.10 Teknik Analisis Data ............................................................................... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 43


4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 43
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 61

BAB V PENUTUP........................................................................................... 64
5.1 Simpulan ................................................................................................. 64
5.2 Saran ....................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 66


LAMPIRAN A: PERANGKAT PENELITIAN ............................................. 69
LAMPIRAN B: INSTRUMEN PENELITIAN .............................................. 73
LAMPIRAN C: GAMBAR DOKUMENTASI PENELITIAN .................... 107
LAMPIRAN D: DOKUMEN ADMINISTRASI PENELITIAN .................. 113
LAMPIRAN E. BIODATA PENULIS .......................................................... 116

ix
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Daftar Alat ......................................................................................... 35


Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Ahli Materi .......................................................... 38
Tabel 3.3 Rancangan Questioner Uji Produk ...................................................... 39
Tabel 3.4 Pedoman Skala Likert ......................................................................... 41
Tabel 3 5 Kriteria Kelayakan oleh Ahli Validasi ................................................ 41
Tabel 3.6 Pedoman Skala Likert ......................................................................... 42
Tabel 3. 7 Kriteria Respon Peserta Didik............................................................ 42
Tabel 4.1 Batang besi yang dibutuhkan.................................................................47
Tabel 4.2 Hasil Validasi Ahli Materi .................................................................. 58
Tabel 4.3 Hasil Validasi Ahli Media .................................................................. 59
Tabel 4.5 Hasil Respon Siswa Terhadap Alat Peraga.......................................... 60

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Rangkaian Centra Lock................................................................... 16


Gambar 2.2 Baterai ........................................................................................... 20
Gambar 2.3 Main Board .................................................................................... 21
Gambar 2.4 Actuator.......................................................................................... 22
Gambar 2.5 Switch ............................................................................................. 23
Gambar 2.6 Kunci Kontak ................................................................................. 24
Gambar 2.7 Sirine .............................................................................................. 25
Gambar 2.8 Remote............................................................................................ 26
Gambar 2.9 Fuse ................................................................................................ 27
Gambar 2.10 Kabel ............................................................................................ 28
Gambar 2. 11 Lampu Kabin ............................................................................... 29
Gambar 3.1 Langkah Langkah Penggunaan Metode R&D.................................. 30
Gambar 3.2 Desain Penelitian Perancangan..........................................................32
Gambar 3.3 Desain Sketsa Rancangan..................................................................36
Gambar 3.4 Diagram Alir Perancangan.................................................................37
Gambar 4.1 Pemotongan Besi Untuk Papan Peraga ............................................ 48
Gambar 4.2 Desain rancangan rangka ................................................................ 48
Gambar 4.3 Perakitan Rangka Menggunakan Mesin Las .................................... 50
Gambar 4.4 Pengamplasan Rangka .................................................................... 51
Gambar 4.5 Pengecetan Papan Peraga ................................................................ 52
Gambar 4.6 Pengecetan Rangka ......................................................................... 52
Gambar 4.7 Pemasangan komponen di papan ..................................................... 54
Gambar 4.8 Proses Instalasi Komponen ............................................................. 55
Gambar 4.9 Hasil Rancangan Alat Peraga .......................................................... 57
Gambar 4.10 Hasil Validasi Ahli Materi I dan II ................................................ 59
Gambar 4.11 Hasil Validasi Ahli Media ............................................................. 60
Gambar 4.12 Hasil Respon Siswa Terhadap Alat Peraga .................................... 61

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A: Perangkat Penelitian........................................................................69


Lampiran B: Instrumen Penelitian........................................................................73
Lampiran C: Gambar dan Dokumentasi............................................................107
Lampiran D: Dokumen Administrasi Penelitian.................................................113
Lampiran E: Biodata Penulis...............................................................................116

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah sarana untuk mengembangkan dan membangun

generasi bangsa. Maju atau tidaknya suatu bangsa tidak luput dari kualitas sumber

daya manusia pada bangsa tersebut. Dengan demikian, pendidikan harus

diutamakan. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU NO. 20 Tahun 2003).

Lebih lanjut Sudjana (2019:29) mengatakan, “Pendidikan merupakan upaya untuk

mambantu jiwa anak-anak didik baik lahir maupun batin, dari sifat kodratinya

menuju kearah peradaban manusiawi dan lebih baik”. Saat ini pendidikan sudah

menjadi kebutuhan bagi setiap manusia, peningkatan kualitas generasi bangsa dan

menjadi salah satu indikator kemajuan suatu negara.

Menciptakan suatu pendidikan yang berkualitas dan berkesinambungan

tidak terlepas dari negara itu sendiri, negara memiliki tanggung jawab serta

berperan penting untuk bisa mencapai dan mewujudkannya. “Upaya peningkatan

mutu pendidikan terus dilakukan oleh pemerintah, diantaranya adalah dengan

melakukan perluasan penyediaan fasilitas pendidikan, peningkatan tenaga

pendidik, perbaikan kualitas kurikulum, dan perluasan kesempatan untuk

1
2

memperoleh pendidikan bagi semua negara Indonesia” (Wa’dah, 2021:1). Salah

satu jenjang pendidikan yang sekarang menjadi pusat perhatian pemerintah adalah

pendidikan menengah kejuruan. Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu

lembaga yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia

melalui proses pembelajaran.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan

pendidikan formal yang orientasinya memberikan bekal kepada siswa untuk

memasuki dunia kerja atau melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, berbeda

dengan SMA (Sekolah Menengah Atas) dan pendidikan sederajat lainnya yang

memfokuskan siswa melanjutkan jenjang pendidikan keperguruan tinggi. Wibowo

(2016:46) mengatakan, “Dalam penelitiannya Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) dituntut harus mampu menciptakan sumber daya manusia yang dapat

beradaptasi dengan kemajuan ilmu teknologi dan ilmu pengetahuan, dalam proses

pembelajaran di SMK tugas utamanya adalah pencetak tenaga kerja yang siap

pakai peserta didik harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang

sesuai dengan kompetensi program keahlian masing-masing”.

Kualitas pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut

Saputri (2019:2) “Dapat dilihat dari penguatan pendidikan kejuruan atau keahlian

yang diimplementasikan pada mata pelajaran produktif”. Berbeda dengan mata

pelajaran umum lainnya, mata pelajaran kejuruan adalah mata pelajaran khusus

pada jurusan tersebut yang mendukung kompetensi keahlian. Salah satu mata

pelajaran produktif yang penting pada jurusan Teknik Kendaraan Ringan


3

Otomotif (TKRO) adalah pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan. Dimana,

pada mata pelajaran ini ruang lingkup pembahasannya tentang perawatan starter,

pengisian dan pengapian konvensional, sistem penerangan, audio, serta sistem

kelistrikan body, central lock dan power window serta prinsip kerjanya. Materi-

materi tersebut harus dipelajari dan dipahami oleh peserta didik, baik secara teori

maupun praktik, sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal. Salah

satu SMK yang terdapat mata pelajaran pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan

adalah SMK Negeri 1 Simpang Ulim.

Berhasilnya proses pendidikan apabila peserta didik mengalami perubahan

ke arah yang lebih baik dalam berbagai aspek. Dalam hal ini media akan sangat

membantu dalam pencapaian perubahan tersebut. Pembelajaran dan media

merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran tanpa adanya buku panduan akan membuat peserta didik terpaksa

mencatat materi secara terus menerus yang akan menyebabkan tidak efektifnya

waktu pembelajaran, selain itu juga siswa menjadi jenuh dan bosan. Tafonao

(2018:104) mengatakan, “Guru harus membangkitkan minat belajar siswa, karena

itu adalah tugas para pendidik”. Oleh karena itu, guru harus benar-benar

menguasai keterampilan yang dibutuhkan dalam pengajaran, antara lain

menguasai materi, memiliki media pembelajaran yang menarik dan bervariasi.

Namun guru juga diharapkan mampu dalam membimbing atau mengarahkan

siswa untuk menjadikan suasana belajar yang baik.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada 11 Mei

2022 di jurusan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO) pada mata pelajaran
4

pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan, guru di SMK Negeri 1 Simpang Ulim

hanya menggunakan buku yang disediakan disekolah. Masih terbatas untuk

melakukan praktik, belum adanya inisiatif guru untuk mengembangkan media

pembelajaran, terutama pada materi materi kelistrikan central lock. Pada materi

ini terdapat proses-proses yang tidak bisa dijelaskan hanya dengan teks, sehingga

relatif sulit membantu siswa memahami materi. dengan ada masalah ini

diperlukan suatu alternatif media pembelajaran yang dapat menarik dan

membantu siswa memahami materi dengan proses belajar mengajar yang efektif

dan interaktif, salah satunya adalah dengan cara praktikum di laboratorium

sekolah.

Media pembelajaran adalah suatu alat bantu berupa fisik maupun nonfisik

yang sengaja digunakan sebagai perantara antara guru dan peserta didik dalam

memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Media

pembelajaran dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Materi yang sulit akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik dengan adanya

media pembelajaran. Dengan kata lain, media pembelajaran merupakan alat bantu

yang disesuaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu contoh

media pembelajaran adalah media berbasis audio visual. Media audio visual

adalah berbagai macam media yang mengandung suara yang bisa didengar serta

mengandung gambar yang bisa dilihat, contohnya yaitu gambar, contoh alat

praktik dan lainnya. Media ini dianggap lebih menarik karena dinilai sangat

optimal karena dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa serta dapat

memperjelas materi yang disampaikan.


5

Penggunaan bahan ajar yang masih sulit dipahami oleh siswa

menyebabkan minat belajar siswa berkurang dan sulit ditingkatkan. Terlebih

rendahnya motivasi belajar siswa sehingga tidak adanya kesadaran siswa belajar

secara mandiri. Hal ini berpengaruh terhadap suasana pembelajaran yang

berlangsung pasif tidak adanya interaksi anatara siswa untuk menanggapi

pembelajaran yang berlangsung, tentunya ini menyebabkan kurangnya

pemahaman siswa terhadap suatu teori yang menyebabkan siswa tidak dapat

melakukan praktikum secara maksimal.

Cara mengatasi permasalahan di atas adalah dengan cara membuat siswa

lebih aktif dalam proses pembelajaran dan meningkatkan minat dan motivasi

belajar siswa yaitu dengan menggunakan media pembelajaran berupa panel peraga

agar pencapaian hasil belajar siswa yang maksimal dan dapat meningkat kualitas

belajar.alat peraga pembelajaran adalah salah satu bentuk bahan ajar yang

dikemas secara sistematis dan menarik sehingga mudah untuk dipelajari secara

mandiri. Setelah diamati, proses pembelajaran selain belajar di sekolah, belajar

secara mandiri dianggap merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap

prestasi belajar siswa. (Murdiyanto, 2018) mengatakan, “Alat peraga adalah suatu

alat yang dapat diserap oleh mata & telinga dengan tujuan membantu guru agar

proses belajar mengajar siswa lebih efektif & efisien”.

Penggunaan alat peraga pada penelitian ini diperkuat dengan adanya

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini seperti Rosyid dan

Hidayatullah (2017;21) menyatakan, “Pembuatan alat peraga berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa, sehinga dengan mengembangkan media


6

pembelajaran tersebut siswa lebih aktif dan dapat meningkat minat, motivasi

siswa, dan mengalami peningkatan hasil belajar”.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti

menganggap bahwa media pembelajaran menjadi salah satu pelengkap perangkat

pembelajaran pada mata pelajaran pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan

(PLKR) yang diharapkan dapat mejadikan siswa lebih aktif saat proses

pembelajaran berlangsung, meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan prestasi

akademik tentang kelistrikan, maka peneliti tertarik meneliti dengan judul

“Perancangan alat peraga central lock sebagai media pembelajaran pada mata

pelajaraan pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan (PLKR) di kelas XI SMK

Negeri 1 Simpang Ulim”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana cara merancang alat peraga Central Lock pada materi

kelistrikan?

2. Bagaimana uji kelayakan dari peraga Central Lock pada materi

kelistrikan?

3. Bagaimana hasil respon siswa terhadap media pembelajaran kelistrikan

Central Lock?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini:
7

1. Untuk mengetahui cara perancangan media kelistrikan central lock sebagai

sumber belajar bagi siswa.

2. Untuk mengetahui kelayakan desain alat kelistrikan central lock sebagai

media pembelajaran teknik kendaraan ringan di SMK Negeri 1 Simpang

Ulim.

3. Untuk mengetahui hasil respon siswa desain terhadap alat kelistrikan

central lock sebagai media pembelajaran teknik kendaraan ringan di SMK

Negeri 1 Simpang Ulim.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Manfaat praktis

Memperoleh bahan praktik bagi guru berupa rancangan alat untuk

mendukung proses pembelajaran kelistrikan central lock sebagai media.

Dan bagi siswa media pembelajaran dapat digunakan sebagai sumber

belajar yang dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi

pembelajaran.

2. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis dapat dijadikan kajian studi yang akan

menambah pengetahuan bagi para pembaca tentang pengembangan bahan

ajar berupa alat media pembelajaran.


8

1.5 Definisi Operasional

1. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala yang digunakan untuk menyampaikan

pesan atau informasi dalam kegiatan belajar mengajar, yang dapat merangsang

perhatian siswa dengan memberikan stimulus kepada siswa sehingga dapat

meningkatkan minat siswa dalam belajar.

2. Central Lock

Sistem pengaman central door lock mempunyai fungsi utama untuk

mengunci semua pintu mobil secara bersamaan. Central door lock dapat

dikendalikan oleh pengunci pada pintu sisi pengemudi. Jika knop atau tuas yang

berada pada sisi pengemudi ditarik atau ditekan maka semua pintu akan terkunci

atau terbuka secara bersamaan.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Media Pembelajaran

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima

pesan. Secara lebih utuh media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai alat

bantu berupa fisik maupun nonfisik yang sengaja digunakan sebagai perantara

antara guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif

dan efisien (Musfiqon, 2016: 28). Menurut Hamalik (2017:64) mendefinisikan

media sebagai teknik yang digunakan dalam mengefektifkan komunikasi antara

pendidik dan peserta didik dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Maka secara konseptual, media pembelajaran adalah sarana pendidikan

yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk

mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran.

Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas media pembelajaran adalah alat,

metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan

komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses

pembelajaran di kelas.

Media pengajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas

fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu pengetahuan yang bersumber dari

kurikulum dan dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran (Sudjana dan

Rizal: 2010). Dalam proses belajar mengajar seorang guru harus mampu

menggunakan alat peraga yang tersedia dan dituntut untuk dapat mengembangkan

9
10

keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya. Media

sebagai alat bantu dalam pendidikan dan pengajaran, media pembelajaran

mempunyai sifat untuk meningkatkan persepsi, pengertian, pengalihan daya ingat

dan serap pelajaran dengan mudah dan realitas.

Media pembelajaran yang digunakan sebagai penunjang pembelajaran di

kelas berupa video, gambar, foto, alat peraga, dan lain-lain. Sedangkan menurut

Naz dan Akbar (2011:35) Media adalah sarana untuk mentransmisikan atau

menyampaikan pesan dan perspektif belajar-mengajar yang memberikan konten

kepada peserta didik, untuk mencapai pengajaran yang efektif.

Cakupan media pembelajaran sangat luas, manusia, materi atau kajian

yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, sikap, maupun

keterampilan juga termasuk sebagai media pembelajaran. Oleh karena itu, Sanaky

(2013:3), mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan substansinya

sebagai berikut:

(1) bentuk saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi


atau bahan pelajaran kepada penerima pesan atau pembelajar, (2) berbagai
jenis komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat merangsang
mereka untuk belajar, (3) bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan
serta merangsang peserta didik untuk belajar, dan (4) bentuk-bentuk
komunikasi dan metode yang dapat merangsang peserta didik untuk
belajar, baik cetak maupun audio, visual, dan audio visual

2.1.1 Macam-Macam Media Pembelajaran

Media pembelajaran mempunyai banyak jenis, hal ini didasarkan bahwa

penggunaan media pembelajaran harus disesuaikan dengan materi pembelajaran

yang akan disampaikan kepada siswa, secara garis besar media pembelajaran

dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu:


11

a) Media hasil teknologi cetak adalah media pembelajaran yang dihasilkan

melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis, beberapa media

pembelajaran yang termasuk dalam hasil teknologi cetak adalah teks,

grafik, dan foto.

b) Media hasil teknologi audio visual merupakan media pembelajaran yang

digunakan untuk menyampaikan materi dengan piranti perangkat keras,

seperti proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual, sehingga materi

diserap oleh siswa melalui indera pengelihatan dan indera pendengaran.

c) Media hasil teknologi komputer adalah media pembelajaran yang cara

penyampaian materi belajarnya berasal dari sumber-sumber yang berbasis

mikroprosesor. Materi-materi belajar disimpan secara digital bukan dalam

bentuk cetak ataupun visual.

d) Media hasil gabungan adalah media yang disampaikan dengan

menggunakan perpaduan beberapa media yang dikendalikan oleh

komputer. Mamonto (2013: 3) membedakan media pembelajaran menjadi

tiga jenis, yaitu: 1) media auditif media auditif merupakan media yang

menggunakan suara/audio sebagai pengantar pesan pembelajaran. Media

ini menekankan pada indera pendengaran sebagai penangkap informasi

belajar. media auditif dapat berupa radio, casset recorder, piringan hitam,

dan sebagainya. 2) media visual media visual merupakan media yang

menyangkut dengan indra penglihatan sebagai penangkap informasi

belajar. media visual dapat berupa film bingkai, film rangkai, gambar,

foto, cetakan, dan sebagainya. 3) media audiovisual media audiovisual


12

merupakan media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar

sehingga media ini lebih baik dikarenakan media ini memiliki kedua jenis

media (media auditif dan media visual). media ini berhubungan dengan

indra penglihatan dan pendengaran yang saling melengkapi. Contoh media

audiovisual televisi dan video.

2.1.1 Fungsi Media Pembelajaran

Fungsi media pembelajaran adanya media pembelajaran yang mendukung

pembelajaran di dalam maupun di luar kelas sangat berpengaruh terhadap

keoptimalan suatu pembelajaran. Media pembelajaran memiliki beberapa fungsi

terkait dengan siswa. Levie dan Lentz (dalam Kustandi dan Sutjipto, 2013: 19-20)

mengemukakan empat fungsi media pembelajaran khususnya media visual, yaitu:

(1) fungsi atensi; (2) fungsi afektif; (3) fungsi kognitif; dan (4) fungsi

kompensatoris.

Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan

perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan

makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Sering kali

pada awal pelajaran, siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau materi

pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka

sehingga mereka tidak memperhatikan. Fungsi afektif media visual dapat terlihat

dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang

bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa,

misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras. fungsi kognitif

media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa


13

lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami

dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. Fungsi

kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media

visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang

lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan

mengingatnya kembali. dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk

mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima serta memahami isi

pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

2.2 Alat Peraga

Menurut Arsyad (2013: 9) alat peraga adalah media alat bantu

pembelajaran dan segala macam benda yang digunakan untuk memperagakan

materi pelajaran. Penjelasan yang menggambarkan bahwa alat peraga yang

mengandung pengertian bahwa segala sesuatu yang masih bersifat abstrak,

kemudian dikonkretkan dengan menggunakan alat agar dapat dijangkau dengan

pikiran yang sederhana dan dapat dilihat, dipandang, serta dirasakan. Anderson

(2014) berpendapat bahwa harus ada sesuatu untuk mengomunikasikan materi

(pesan kurikuler) supaya terjadi proses belajar. Karena itu dia mendefinisikan alat

peraga sebagai wahana fisik yang mengandung materi pembelajaran.

Alat peraga memegang peranan penting dalam menciptakan proses

pembelajaran seperti penggunaan alat bantu lebih diutamakan untuk mempercepat

proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang

diberikan oleh guru. Perbedaan media dengan alat peraga terletak pada fungsinya,

media memiliki peran utama dalam keberhasilan pendidikan sedangkan alat


14

peraga hanya menjadi perantara dalam memudahkan penyampaian informasi dari

guru kepada peserta didik. Berdasarkan fungsinya media pembelajaran dapat

berbentuk alat peraga dan sarana pembelajaran, sedangkan fungsi utama alat

peraga itu sendiri adalah untuk memperjelas keabstrakan konsep yang diberikan

oleh guru agar siswa mampu memahami arti dari konsep abstrak tersebut dengan

lebih mudah.

Penggunaan alat peraga sistem central lock ini diharapkan dapat

mendorong pemahaman siswa dalam mengikuti praktik kelistrikan bodi, karena

siswa langsung mengamati komponen-komponen yang ada dalam sistem central

lock sehingga dapat membantu memberikan daya ingat yang kuat terhadap praktik

sistem central lock. Setelah praktik sistem kelistrikan bodi menggunakan alat

peraga yang dikembangkan diharapkan kualitas pembelajaran mahasiswa lebih

efektif. Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa alat peraga

merupakan salah satu media visual yang digunakan sebagai alat bantu

pembelajaran untuk memperagakan materi pelajaran agar materi pembelajaran

lebih mudah dipahami.

2.3 Pengertian Sistem Kelistrikan mobil

Kelistrikan merupakan komponen penting dari suatu sistem untuk

menghasilkan arus listrik yang dapat digunakan sumber listrik. Maka dari itu

kelistrikan dapat dibilang sebagai hal pokok contohnya pada mobil. Tanpa

kelistrikan tentunya tidak dapat berjalan (Fawaid: 2017). Berikut adalah sekilas

konsep dasar dari sistem kelistrikan.


15

1. Arus listrik

Arus listrik adalah faktor penting dalam sebuah sepeda motor yang

memungkinkan sistem penerangan dan sistem peringatan bekerja. Arus

listrik merupakan sejumlah elektron yang mengalir dalam tiap detiknya

pada suatu penghantar. Arus mengalir dari terminal positif sumber arus

melewati beban dan kembali ke terminal negatif sumber arus. Banyaknya

elektron yang mengalir ini ditentukan oleh dorongan yang diberikan pada

elektron-elektron dan kondisi jalan yang dilalui elektron-elektron tersebut.

Besarnya arus yang mengalir di semua bagian rangkaian listrik sama. Arus

listrik dilambangkan dengan huruf I dan diukur dalam satuan Ampere.

2. Tegangan listrik

Tegangan listrik adalah gaya listrik yang menggerakkan arus untuk

mengalir di sepanjang rangkaian listrik. Besaran satuan untuk tegangan

listrik adalah volt, dengan simbol V. Tegangan listrik dibedakan menjadi

dua macam, yaitu:

a.Tegangan listrik searah (direct current /DC)

b.Tegangan listrik bolak-balik (alternating current / AC)

3. Hukum Ohm

Hukum Ohm dapat digunakan untuk menentukan suatu tegangan V, arus I

atau tahanan R pada sirkuit kelistrikan, seperti pada rangkaian lampu

penerangan, pengisian dan pengapian. Tegangan, arus dan tahanan tersebut

ditentukan tanpa pengukuran yang aktual, bila diketahui harga dari dua

faktor yang lain .


16

4. Tahanan, arus dan tegangan pada rangkaian.

Pada satu rangkaian kelistrikan yang terdapat pada sepeda motor biasanya

digabungkan lebih dari satu tahanan listrik atau beban. Beberapa tahanan

listrik mungkin dirangkaikan di dalam satu rangkaian/sirkuit .

2.4 Central Lock

Sistem pengaman central door lock mempunyai fungsi utama untuk

mengunci semua pintu mobil secara bersamaan. Central door lock dapat

dikendalikan oleh pengunci pada pintu sisi pengemudi. Jika knop atau tuas yang

berada pada sisi pengemudi ditarik atau ditekan maka semua pintu akan terkunci

atau terbuka secara bersamaan. Selain dapat dioperasikan secara manual. Sistem

ini juga dapat dioperasikan menggunakan remote central untuk posisi lock dan

unlock. (Harjono:2016).

Gambar 2. 1 Rangkaian centra lock


Sumber: Putra Nugraha (2013)

2.4.1 Konsep kerja dari central door lock

Konsep kerjanya secara garis besar dari rangkaian central lock berpusat

pada bagian mainboard sebagai komponen pengatur sinyal ke masing masing

komponen yang lain:


17

1. Saat kerja manual

jika saklar kontrol penguncian pintu dioperasikan di posisi mengunci,

maka arus listrik akan dialirkan ke CPU module central lock. Setelah menerima

arus listrik, CPU menyalakan Tr1 kurang lebih 0,2 detik. Kemudian Tr 1

menyalakan relai pengunci. Dalam keadaan ini relai pengunci membentuk

rangkaian massa, dan arus akan mengalir dari baterai ke massa melalui motor

sehingga motor penggerak kontrol penguncian berputar sehingga actuator akan

bergerak dan pintu akan terkunci. kemudian actuator 1 mengalirkan arus ke

actuator yang lain sehingga semua pintu akan terkunci.

2. Cara Kerja Mengunci Menggunakan Alarm

ECU Wereless menerima sinyal dengan kode kunci, relai kombinasi

menerima kode dari ECU wereless untuk mengaktifkan Tr1 supaya relai sentral

lock mengaktifkan motor guna mengunci semua pintu.

3. Cara Kerja Saat Membuka Kunci Menggunakan Remote Kontrol

Sistem pengaman mobil central door lock dengan remote control sistem

ini mempunyai fungsi utama untuk mengunci semua pintu mobil secara

bersamaan yang dapat dikendalikan dari salah satu pengunci pintu mobil yang

terletak pada pintu pengemudi. Jika knop yang berada pada pintu pengemudi

sebelah kanan ditarik atau ditekan dari dalam maka dengan sistem ini semua

pintu akan terkunci atau terbuka secara bersamaan. Selain dapat dioperasikan

secara manual tersebut, sistem ini dapat dioperasikan menggunakan remote

control dari jarak jauh yaitu untuk posisi lock dan unlock. Sistem pengaman ini

mempunyai beberapa komponen utama yaitu actuator (motor), main unit,


18

module, motor door lock, sirene, LED, dan remote control yang kesemuannya

itu jika dirangkai akan menjadi satu kesatuan untuk mendukung cara kerjanya

a. Alarm terkunci

Pada kondisi alarm terkunci sirine akan berbunyi sekali dan lampu akan

berkedip sekali. Kemudian bila dilengkapi dengan kunci central lock pintu

akan terkunci secara otomatis, sehingga LED akan berkedip bila alarm

terkunci.

b. Alarm terbuka

Pada kondisi alarm terbuka sirine akan berbunyi dua kali dan lampu akan

berkedip tiga kali. Kemudian pintu akan terkunci atau terbuka secara

otomatis sehingga, alarm terbuka central door lock kembali ke status

normal. Saat mode terbuka apabila menekan tanda petir (ϟ) untuk

menyalakan sirine dan lampu akan tetap menyala sebagai tanda bantuan

darurat, untuk menghentikan sirine dan lampu yaitu dengan menekan

kembali tanda petir (ϟ).

c. Alarm mute

Pada mode alarm mute (tidak mengeluarkan bunyi) sirine tidak akan

berbunyi dan lampu akan berkedip sekali. Jika alarm terjadi guncangan,

maka akan lampu akan berkedip tapi tidak bersuara. Jika pintu terbuka,

maka alarm akan aktif setelah 15 detik kemudian.

d. Mencari kendaraan

Pada mode mencari kendaraan akan berfungsi ketika kita menggunakan

remote, yaitu: menekan tanda petir (ϟ) pada mode penguncian normal sirine
19

akan berbunyi dan lampu akan menyala selama beberapa detik. Kemudian,

menekan kembali tanda petir (ϟ) untuk menghentikannya.

e. Menggunakan sistem keaamanan

Alarm peringatan akan berbunyi atau menyala ketika remote ditekan pada

posisi lock akan tetapi switch pintu belum ditutup/belum rapat.kondisi ini

juga bisa terjadi pada saat keaadan lock tetapi pintu dibuka secara paksa

tanpa menekan tombol remot unlock dalam artian terjadi kemalingan.

f. Alarm Alarm peringatan akan berbunyi atau menyala ketika remote

ditekan pada posisi lock dan switch pintu ditutup. Tetapi kunci kontak

dihidupkan kondisi ini adalah simulasi ketika kaca mobil dipecahkan dan

mobil mau diaktifkan atau dihidupkan.

2.4.2 Komponen dari central door lock

1. Baterai

Baterai menurut Mustamant (2014:8) baterai berfungsi sebagai sumber

arus searah DC (Dirrect Current) pada sistem kelistrikan otomotif. Sedangkan

baterai pada rangkaian sistem central lock berfungsi sebagai sumber arus utama

yang digunakan untuk mengaktifkan main board, mengaktifkan komponen utama,

dan komponen pendukung pada rangkaiaan sistem central lock.

Cara kerja aki dapat dibagi menjadi dua tujuan proses kimiawi, yaitu

sebagai discharge dan recharge. Pada saat aki berkontraksi dan melepas arus,

terjadi proses kimiawi yang menghasilkan arus listrik (discharge). Selanjutnya,

cara kerja pengisian aki mobil terjadi dengan cara arus listrik akan kembali

melalui proses kimiawi terbalik seperti keadaan semula (recharge) Sistem kerja
20

aki yang dua arah (bolak-balik) akan terjadi secara terus-menerus selama volume

elektrolit aki masih ada.

Gambar 2.2 Baterai


Sumber: Buntarto (2015:13)

2. Main board

Menurut Buntarto (2015:32) “Main board berfungsi sebagai modul

pengolah data yang menerima input dari berbagai komponen pendukung seperti

door switch, ignition swich, dan brake swich kemudian meneruskan kembali

sebagai sinyal output kedalam komponen lainya seperti control module klakson,

tail light, dan memori led sebagai perintah kerja seperti perintah kerja motor untuk

lock dan unlock. Sistem pengaman pintu mobil secara otomatis atau yang sering

disebut dengan central door lock bekerja secara sederhana namun teknologi yang

digunakan merupakan teknologi yang canggih. Central lock pada mobil bekerja

dengan otomatis, yaitu jika tuas atau knop yang berada di pintu sisi pengemudi

ditekan maka semua pintu mobil akan otomatis terkunci. Ketika tuas atau knop

yang berada di pintu pengemudi ditarik maka otomatis seluruh pintu yang

terkunci akan terbuka.

Konsep garis besar dari kinerja central door lock ini berpusat pada

mainboard, yaitu merupakan pengatur sinyal yang bekerja untuk menerima sinyal
21

input dari sensor yang ada pada rangkaian mesin. Kemudian diteruskan ke

komponen-komponen mesin sebagai output. selanjutnya, output yang berasal dari

mainboard ini akan meneruskan sinyal arus ke motor utama dan menjalankan

perintah kerja pengaman untuk memposisikan penguncian dalam keadaan lock

maupun unlock. Pada mainboard yang terdapat pada mobil memiliki kabel-kabel

utama yang berfungsi sebagai sumber arus dari baterai mobil, sebagai masa,

sebagai saluran input yang diteruskan kepada mainboard, kemudian ada 8 kabel

yang berfungsi sebagai saluran output dari mainboard sendiri. kabel tersebut yaitu

kabel memory LED, kabel Tail light, kabel sirene, kabel control module, dan kabel

actuator.

Gambar 2.3 Main board


Sumber: Buntarto (2015:16)

3. Motor central lock /actuator

Menurut Hidayatullah dan Safrodin (2011:29) fungsi actuator adalah

untuk mendorong dan menarik tombol kunci sesuai dengan sinyal listrik yang

dialirkan. Motor central lock adalah motor listrik jenis DC yang dilengkapi

dengan roda gigi untuk merubah gerak putar dari motor menjadi gerak translasi

yang digunakan sebagai actuator bertujuan untuk menarik ataupun mendorong

bagian pengunci pintu sehingga dapat dilakukan penguncian dan pembukaan pintu
22

secara sentral (Toyota 2012:267), actuator di dalam sistem central lock terdapat 2

macam, yaitu:

a) Lock actuator utama komponen ini berfungsi sebagai pengatur penguncian, jadi

ketika mengunci pintu dengan menekan knop pengunci, maka actuator akan

memberi informasi kepada central lock modul untuk menggerakkan lock actuator

yang lain (Hidayatullah dan Safrodin 2014:32). Biasanya lock actuator utama

memiliki 5 kabel : hijau, biru, coklat, putih, dan hitam.

b) Lock actuator tambahan komponen ini digunakan untuk pintu-pintu atau tutup

bensin, umumnya hanya memiliki 2 kabel : kabel warna hijau dan biru.

Gambar 2.4 Actuator


Sumber: New Avanza step 2 (2019)

4. Switch pintu

Menurut Buntarto (2015:46) switch berfungsi untuk mengalirkan arus

secara otomatis kedalam main board sebagai salah satu komponen yang

memberikan sinyal input kedalam main board tersebut. Secara langsung fungsi

door switch pada saat unit central door lock diaktifkan yaitu untuk mengontrol

aktif nya sirine dan kedipan lampu hazard secara otomatis pada saat motor sudah

dalam kondisi lock dan pintu mobil belum menutup rapat.


23

Gambar 2.5 Switch


Sumber: Abdul Rosyid (2017)

5. Kunci kontak

Menurut Buntarto (2015:46) kunci kontak merupakan serangkaian sistem

kunci pada kendaraan yang terhubung dengan ignition switch. Ignition Switch

sendiri adalah rangkaian sakelar khusus dalam sistem kontrol kendaraan bermotor

yang berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan sistem kelistrikan utama

dari sumber energi listrik di kendaraan.

Ignition switch terhubung langsung dengan cylinder key yang di desain

khusus agar cylinder key tersebut hanya bisa digunakan oleh satu desain key (anak

kunci) saja. Jadi, ketika key diputar sesuai posisi pada (sering disebut kunci

kontak), maka ignition switch tersebut akan berputar sesuai dengan posisi yang

sama dengan cylinder key.

Khusus pada rangkaian unit central door lock, kunci kontak merupakan

salah satu komponen yang berfungsi sebagai sumber input sinyal kerja langsung

kedalam main board berupa arus listrik yang bersumber dari baterai pada saat

kunci kontak dalam posisi ON. Sehingga arus listrik mengalir dari baterai melalui

kunci kontak akan diteruskan kedalam main board.


24

.
Gambar 2. 6 Kunci Kontak
Sumber: Buntarto (2018)

6. Sirine

Untuk mencegah pencurian kendaraan, sistem ini dirancang untuk

memberikan peringatan apabila ada pintu atau penutup/kap mesin yang dibuka

secara paksa atau baterai terminal diputuskan kemudian di sambung lagi saat pintu

dalam keadaan terkunci. Alarm akan membuat klakson (spiker sirine) berbunyi

terputus-putus dan lampu depan, lampu belakang serta lampu interior menyala.

Saat kondisi kendaraan di parkir bila sistem alarm diaktifkan, lampu indikator

akan menyala untuk memberitahukan ke sekeliling bahwa kendaraan ini di

lengkapi dengan sistem anti pencurian. Fungsi alarm bervariasi tergantung jenis

dan merek suatu kendaraan, biasanya fungsi alarm dilengkapi dengan fungsi door

lock. Ada jika yang dikombinasi dengan tidak bekerjanya relay stater saat alarm

bekerja, sehingga kendaraan tidak bisa dihidupkan.

Sirene merupakan salah satu komponen pendukung pada sistem central

lock menurut Buntarto (2015:40) klakson pada rangkaian central door lock

berfungsi sebagai indikator suara pada saat posisi kerja dari central door lock

pada saat proses lock dan unlock.


25

Gambar 2.7 Sirine


Sumber: Romat agung (2012)

7. Remote control

Biasanya, kunci remote hanya digunakan sebatas mengunci pintu mobil

dan membukanya cukup menekan tombol bergambar gembok di benda berukuran

kecil ini, maka pintu mobil akan terkunci dan sebaliknya. Kecanggihan dari

teknologi ini selalu melekat pada mobil-mobil keluaran teranyar. Tak perlu

memasukkan kunci ke lubang pintu, hanya cukup menekannya dari jarak jauh. Di

benda kecil bertenaga baterai ini, terdapat tiga sampai empat tombol. Dua tombol

bergambar gembok, satu tombol bergambar pintu bagasi, dan satu tombol lagi

bergambar alarm. Rupanya, tombol-tombol tersebut bukan hanya berfungsi untuk

menutup buka kunci saja. Fungsi ini berguna untuk menjaga keamanan dari

gangguan orang lain. Tombol yang memiliki fungsi lain itu ialah tombol alarm.

Tombol bergambar spiker itu akan mengeluarkan suara jika ditekan bukan.mobil

akan mengeluarkan suara yang sangat kencang. Tak banyak yang tahu

bagaiamana cara mengusir maling dari rumah dengan menggunakan kunci remote

mobil ini. Caranya, simpan kunci remote ini di samping tempat tidur. Saat anda

tertidur di malam hari jika mendengar suara mencurigakan cukup tekan tombol
26

bergambar spiker itu biasanya pada remote terdapat empat tombol, yaitu untuk

membuka dan mengunci pintu, membuka pintu bagasi, serta satunya lagi untuk

alarm. Adanya remote control alarm ini akan membantu untuk mencari kendaraan

yang terparkir di tempat luas dan ramai.

Remote control merupakan salah satu komponen central door lock yang

berfungsi untuk memberikan sinyal ke dalam main board untuk menjalankan

fungsi lock maupun unlock dari jarak dekat maupun jarak jauh. Sehingga dengan

kendali remote control ini maka proses lock dan unlock pintu mobil dapat

dilakukan dari jarak jauh tanpa menggunakan kunci manual pintu.

Modul ini memiliki 2 perangkat elektronik: 1. Transmitter (pengirim)

adalah sebuah perangkat yang bertugas mengirimkan sinyal gelombang

elektromagnetik. 2. Receiver (penerima) adalah sebuah perangkat yang bertugas

menerima sinyal gelombang elektromagnetik yang dikirimkan dari transmitter.

Saat sinyal frekuensi radio merambat melalui udara, sinyal tersebut akan

kehilangan amplitudonya apabila jarak antara pengirim dan penerima bertambah

yang berakibat amplitudo sinyal menurun secara eksponensial. Jadi, sinyal harus

memiliki cukup energi untuk mencapai jarak di mana tingkat sinyal bisa diterima

sesuai yang dibutuhkan oleh penerima (Hasan.8:2021)

Gambar 2. 8 Remote
Sumber: Buntarto (2018)
27

8. Sekering (Fuse)

Mustamant (2014:10) Berpendapat bahwa sekering adalah komponen

kelistrikan yang berfungsi untuk membatasi beban arus yang berlebihan, selain itu

berfungsi untuk menghindari terjadinya kerusakan pada rangkaian saat terjadi

konsleting atau hubungan singkat. Sedangkan menurut pendapat Buntarto

(2015:44) Fuse pada rangkaian kelistrikan central door lock berfungsi sebagai alat

pengaman rangkaian dari arus berlebihan akibat hubungan pendek maupun beban

yang terlalu besar. Sekring dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu tipe

tabung kaca (cartridge) dan sekering tipe bilah (blade). Tipe yang sering

digunakan adalah tipe sekring blade. Tipe sekring blade dirancang lebih kompak

dengan elemen metal dan rumah pelindung yang tembus pandang. Tipe ini diberi

kode warna untuk masing-masing tingkatan arus (5A – 30A). Sekring untuk mobil

umunya 7 jenis. Warna oranye 5A, cokelat 7,5A, merah 10A, birum 15A, kuning

20A, putih 25A dan hijau 30A. Untuk besaran Ampere pada sekring dilihat pada

kepala rumah sekring.

Gambar 2.9 fuse


Sumber:Romat agung (2012)
28

9. Kabel

Kabel listrik atau dalam bahasa Inggris disebut dengan

electrical cable adalah media untuk menghantarkan arus listrik yang terdiri dari

konduktor dan isolator. Konduktor atau bahan penghantar listrik ini biasanya

digunakan oleh kabel listrik yaitu bahan tembaga dan yang berbahan aluminium.

Menurut pendapat Mustamant (2014:12) kabel adalah komponen yang

digunakan untuk menghubungkan komponen satu ke komponen lainya yang

dibuat dari tembaga dan diberi isolasi supaya tidak terjadi konsleting. Sedangkan

Buntarto (2015:42) berpendapat bahwa kabel adalah media untuk menyalurkan

energi listrik.

Gambar 2.10 Kabel


Sumber: Buntarto (2015)

10. Lampu Kabin

Lampu kabin bekerja berdasarkan saklar yang berada tepat di atas pelafon

supir , ada 3 pilihan pada switch lampu kabin mobil bila swicth pada lampu kabin

di geser ke kiri maka seketika lampu akan menyala atau posisi " on”bila switch

pada lampu kabin di geser dan diposisikan di tengah tengah , maka lampu akan

padam atau posisi " off” Namun bila switch pada lampu kabin di geser ke arah
29

kanan , maka lampu akan menyala bila kondisi pintu terbuka atau posisi " door”

lampu kabin pada posisi door juga bisa berfungsi sebagai indikator untuk

memberi tahukan bahwa terdapat salah satu pintu yang belum dalam keadaan

tertutup rapat sehingga dapat menimbulkan resiko terbuka.

Gambar 2. 11 Lampu Kabin


Sumber:Romat agung (2012)
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D),

Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,

dan menguji kefektifan produk tersebut. Menurut (Sugiyono, 2016: 297) model ini

meliputi 1) Potensi dan masalah, 2) Pengumpulan data, 3) Desain Produk, 4)

Validasi Desain, 5) Revisi Desain, 6) Uji Coba Produk, 7) Revisi Produk, 8) Uji

Coba Pemakaian, 9) Revisi Produk, 10) Produk Masal. Secara umum model

penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut

Potensi dan Pengumpulan Desain Produk Validasi Desain


Masalah data

Ujicoba Revisi Ujicoba Revisi desain


Pemakaian
Produk Produk

Revisi Produksi Masal


Produk

Gambar 3. 1 Langkah Langkah Penggunaan Metode R&D


Sumber: Sugiyono (2016:298)

30
31

3.2 Subjek dan Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:32) “Subjek penelitian merupakan suatu atribut

atau sifat, atau nilai dari orang”. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah para

ahli materi dan ahli media yang merupakan dosen dan guru yang memiliki

keahlian dibidang kelistrikan kendaraan ringan pada kelas XI TKRO di SMK

Negeri 1 Simpang Ulim. Sedangkan pengertian objek menurut Sugiyono

(2013:32) adalah “Objek merupakan kegiatan yang mempunyai variabel tertentu,

yang diterapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan”. Adapun yang menjadi

sasaran subjek (objek) dalam penelitian ini adalah bahan ajar yang digunakan

dalam pembelajaran pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan, serta siswa kelas

XI TKRO yang berjumlah 23 siswa.

3.3 Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Penelitian ini akan dilakukan di SMK Negeri 1 Simpang Ulim.

Pelaksanaan dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2022/2023. Penelitian

perancangan ini menggunakan adopsi dari langkah-langkah penelitian menurut

Sugiyono yang dilakukan hanya sampai tahap keenam saja sesuai dengan

kebutuhan yang terbatas hanya sampai tahap rancangan, efisiensi waktu, tenaga

dan dana dari peneliti, sehingga prosedur penelitiannya hanya sampai tahap revisi

desain. Sugiyono (2016:298), mengemukakan, langkah penelitian dan

pengembangan pada model Borg and Gall yang dimodifikasi menjadi enam

langkah meliputi 1). Potensi dan masalah, 2). Pengumpulan data, 3). Desain

produk, 4). Validasi desain, 5). Revisi desain. 6). Ujicoba produk.
32

Potensi masalah Pengumpulan Desain


Produk
data

Ujicoba Revisi Validasi


Produk desain desain

Gambar 3.2 Desain Penelitian Perancangan


Sumber: Sugiyono (2013:298)

1. Potensi dan masalah

Potensi dan masalah adalah segala sesuatu yang bila digunakan akan

memiliki nilai tambah masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan

dengan yang terjadi.

2. Mengumpulkan data

Data perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai

bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi

masalah. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan 2 cara yaitu

metode observasi dan kuesioner (angket).

3. Desain produk

Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga

dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya.

4. Validasi desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah

rancangan produk lebih efektif dari yang sebelumnya. Validasi dapat dilakukan

dengan beberapa ahli yang sudah berpengalaman.


33

5. Revisi desain

Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para

ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kekurangannya. Kekurangan tersebut

kemudian dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain.

6. Ujicoba produk

Ujicoba produk bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat

layak digunakan atau tidak.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian dan pengembangan ini menggunakan 3 cara dalam metode

pengumpulan data. Metode yang digunakan adalah metode observasi

angket/questioner, dokumentasi.

1. Observasi

Observasi adalah aktivitas yang dilakukan terhadap suatu proses atau objek

dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari

sebuah fenomena, menurut Sugiyono (2013:145), menerangkan “observasi

merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikologis”. Observasi secara langsung dengan

melihat dan mengamati bagaimana keadaan sebenarnya yang terjadi

dilapangan dan bagaimana proses pembelajaran berlangsung. Dengan tujuan

utama untuk mengetahui kekurangan dan kebutuhan yang diperlukan serta

solusi yang sesuai untuk mengatasi permasalahan yang terjadi serta

bagaimana lingkungan sekitar tempat dilaksanakannya proses belajar

mengajar.
34

2. Quesioner (Angket)

Quesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir yang berisi

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau

sekumpulan orang. Menurut Sugiyono (2013:142), menerangkan “quesioner

atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya”. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket. Angket digunakan untuk memperoleh data

kelayakan central lock yang ditinjau dari aspek materi, aspek karakteristik,

aspek tampilan central lock, dan aspek manfaat central lock. Angket yang

digunakan dalam penelitian menggunakan skala likert. Para ahli diminta

untuk memberikan pendapat mengenai instrumen kelayakan alat peraga

dalam angket yang telah disusun. Sugiyono (2013:125) mengatakan “para

ahli akan memberi keputusan instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan,

ada perbaikan, dan mungkin dirombak total”.

3. Dokumentasi

Dokumentasi berupa gambar-gambar dari hasil observasi, pelaksanaan uji

validasi, serta pelaksanaan penelitian yang dilakukan di sekolah dan

digunakan sebagai hasil penunjang dan memperkuat bukti pelaksanaannya

kegiatan.

3.5 Analisis Kebutuhan

Kebutuhan media pembelajaran Pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan

(PLKR) ini harus mampu mencapai standar kompetensi, yaitu dapat


35

mengidentifikasi sistem kelistrikan dan instrument, adapun yang termasuk dalam

bagian-bagian dari pelajaran pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan yaitu

sistem central lock. Kegiatan dari media pembelajaraan kelistrikan central lock

yaitu untuk mempermudah dalam memahami sistem kelistrikan pengamanan pintu

central lock. Untuk membuat sistem tersebut dapat terlihat dan bisa dipelajari

dengan baik kejelasan rangkaiannya maka dibuatlah media pemebelajaran berupa

panel peraga kelistrikan.

3.6 Kebutuhan Alat dan Bahan

Berikutnya alat dan bahan yang digunakan pada perancangan media

pembelajaran alat peraga kelistrikan pada central lock bagi siswa kelas XI SMK

Negeri 1 Simpang Ulim.

Tabel 3.1 Daftar Alat


NO Alat Yang Digunakan Bahan Yang Digunakan
1 Kunci ring Cat
2 Multimeter Mata gerinda
3 Gerinda potong Alarm
4 Mistar Kabel
5 Mesin las Baterai
6 Penanda Akuator
7 Kikir Besi holo
8 Dioda las Modul central
9 Kaca mata Switch
10 Obeng (-) Kuas
Sumber:Peneliti (2022).
3.7 Rancangan Rangka dan Komponen

Dalam proses perancangan rangka untuk dudukan komponen central lock

memerlukan proses perakitan adalah pembuatan sketsa mengunakan sketchup.

papan peraga merupakan tempat diletakkan komponen tersebut Sebelum


36

melakukan penempatan komponen hal yang harus diperhatikan adalah membuat

desain dari letak-letak komponen seperti pada gambar dibawah ini:

(Tampak depan 1) (Tampak depan 2)

Tampak Perspektif
Gambar 3.3 Desain rancangan
Sumber peneliti(2022)
37

3.8 Prosedur Perancangan

Dalam perancangan alat peraga central lock dibuatlah diagram alur

perancangan, sebagai berikut:

Mulai

Buku sistem central


lock Penelitian

Perancangan Desain
Media Pembelajaran

Pembuatan dan Perakitan


Media Pembelajaran

Revisi
UjiCoba Alat
dan Validasi
Media

Hasil

Gambar 3.4 Diagram alir perancangan


Sumber : Parawangsa, (2020: 491)
38

3.9 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan salah satu alat yang digunakan untuk

mencari jawaban atas permasalahan di dalam penelitian. Kuesioner (angket)

merupakan teknik pengumpulan data dalam pengumpulan data yang dilakukan

dalam penelitian ini. “Angket adalah alat yang digunakan untuk memperoleh

informasi yang dikehendaki yang berisi pertanyaan atau pernyataan tertulis”

(Arikunto, 2012:214). Dari kutipan dapat dipahami bahwa angket merupakan

suatu alat yang berisi pertanyaan atau pernyataan untuk memperoleh informasi.

Untuk memperoleh data tentang validasi media pembelajaran. Validator dalam

penelitian ini yaitu ahli materi dan ahli media

a. Instrumen Untuk Ahli Materi

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Ahli Materi


Nilai
Kriteria Indikator
S S T S
S T S TS
Aspek 1. Kesesuaian materi dengan KD
Kelayakan Isi 2. Keluasan materi
3. Kedalaman materi
4. Keakuratan konsep dan definisi
5. Keakuratan fakta dan data
6. Keakuratan contoh
7. Keakuratan gambar
8. Keakuratan istilah

Aspek 1. Keruntutan penyajian materi


Kelayakan dengan media pembelajaran
Penyajian sistem central lock

2. Kerurutan konsep
3. Keterlibatan peserta didik

4.Ketertautan antar kegiatan


belajar/sub kegiatan
39

Aspek 1. Ketetapan struktur kalimat


Kelayakan 2. Keefektifan kalimat
Bahasa 3. Kebakuan istilah
4 .Pemahaman terhadap pesan
atau informasi
5. Kemampuann memotivasi
peserta didik
6 .Kesesuaian dengan
perkembangan intelektual
peserta didik
7 .Kesesuaian dengan
perkembangan emosional
peserta didik
8. Ketetapan tata bahasa

Jumlah

b. Instrumen kelayakan ahli media

Pengujian kelayakan media alat peraga central lock mobil yang telah dibuat

ini dengan menggunakan lembar penilaian tertulis yang ditunjukan kepada satu

guru pengajar di jurusan Teknik kendaraan ringan SMK Negeri 1 Simpang Ulim,

tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah alat peraga central lock

pada mobil yang telah dibuat tersebut layak digunakan pada praktikum kelistikan

kendaraan ringan di bengkel TKRO SMK Negeri 1 Simpang Ulim. Adapun

rancangan.

Tabel 3.3 Rancangan Questioner Uji Produk


Alternatif penilaian
Indikator penilaian Butir penilaian 1 2 3 4

a. Aspek media 1. Apakah alat peraga Central


pembelajaran Lock dapat dijelaskan dengan
mudah?
2. Apakah alat peraga Central
Lock di demonstratikan?
3. Apakah alat peraga dapat
mempermudah pemahaman
40

dalam mengenal sistem Central


Lock?
b. Aspek ergonomi 4. Apakah alat peraga dapat
dipindahkan dengan mudah
5. Apakah perawatan komponen
Central Lock dapat dilakukan
dengan mudah?
6. Apakah simbol-simbol pada
alat terlihat jelas dan
membantu pada saat praktik?
c. Aspek estetika 7. Apakah tampilan penempatan
komponen terlihat rapi?
8. Apakah warna simbol-simbol
terlihat menarik?
d. Aspek K3 9. Apakah alat peraga central
lock aman saat digunakan?
Jumlah

3.10 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini ialah teknik

analisis deskriptif dengan memaparkan hasil perancangan produk berupa media

pembelajaran, menguji validitas dan kesesuaian produk untuk diimplementasikan

pada materi kelistrikan

1. Uji Validasi

Validasi instrumen menunjukkan bahwa hasil dari suatu pengukuran

menggambarkan segi atau aspek yang diukur. Pengujian validasi konstruksi dapat

dilakukan dengan mengadakan konsultasi kepada para ahli (Sugiyono, 2018:352),

validasi instrumen dilakukan sampai terjadi kesepakatan dengan para ahli.

Instrumen dikonsultasikan mengenai aspek-aspek yang akan diukur berlandaskan

teori tertentu yang dikonsultasikan kepada para ahli dalam bidang pendidikan

adalah dosen Pendidikan Vokasional Teknik Mesin Universitas Malikussaleh dan

guru Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Simpang Ulim.


41

2. Validasi Ahli Materi dan Ahli Media

Data angket dari masing-masing yang digunakan dalam kategori tersebut

dapat ditunjukan pada tabel sebelumnya

Tabel 3.4 Pedoman Skala Likert


Alternatif jawaban Skor
Sangat Sesuai (SS) 4
Sesuai (S) 3
Kurang Sesuai (KS) 2
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2016:94)

Skor yang diperoleh dari seluruh aspek yang dinilai kemudian diubah

dalam bentuk presentase dengan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2008:110 )


Nilai validitas = ∑

Keterangan:

∑x: Skor yang diperoleh

∑s: Skor maksimum

Tabel 3 5 Kriteria Kelayakan oleh Ahli Validasi


Tingka Pencapaian (persen) Kualifikasi
1 ≤ 55 Tidak layak
2 56 - 75 Kurang layak
3 76- 85 Layak
4 86- 100 Sangat Layak
Sumber : Sugiyono (2012:133)

Berdasarkan hasil tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa validasi

produk media pembelajaran dapat dikatakan layak apabila nilai presentasenya

76%-85% maka produk tersebut dikatakan layak.


42

3. Validasi siswa

Data angket dari masing-masing tanggapan peserta didik terhadap media

pembelajaran central lock dengan lembaran angket skala likert dianalisis secara

deskriptif presentase.

Tabel 3.6 Pedoman Skala Likert


Alternatif Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (ST) 2
Tidak Setuju (TS) 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2013:93)

Skor yang diperoleh dari seluruh aspek yang dinilai kemudian diubah dalam

bentuk presentase dengan rumus sebagai berikut (arikunto, 2008:110)


Nilai validitas = ∑

Keterangan :

∑x : Skor yang diperoleh

∑s : Skor maksimum .

Tabel 3. 7 Kriteria Respon Peserta Didik


No Tingkat Pencapaian (persen) Kualifikasi
1 ≤ 55 Tidak Praktis
2 56 - 75 Kurang Praktis
3 76 - 85 Praktis
4 86- 100 Sangat Praktis
Sumber : Sugiyono (2012:133)

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat presentase dari


≤ 55% di katerogikan hasilnya yaitu tidak praktis sedangkan pada tingkat
presentase 86% -100% kategori kelayakan yaitu sangat praktis.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Perancangan alat peraga central lock pada penelitian ini khususnya pada

pelajaran pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan pada materi kelistrikan yang

dilakukan berdasarkan observasi di SMK Negeri 1 Simpang Ulim. Pembuatan alat

peraga ini diperlukan karena masalah yang diperoleh pada studi pendahuluan.

Pada proses perancangan alat peraga central lock menghasilkan sebuah papan

trainer yang sudah dilegkapi dengan komponen-komponen yang sudah

memperlihatkan mekanisme kerja central lock yang dilengkapi alarm sistem dan

buku penggunaan central lock dan alarm sistem pada kendaraan ringan yang

melalui tahap validasi ahli materi dan tahap validasi ahli media. Tujuan dilakukan

validasi agar memperoleh masukan, arahan, kritik dan saran untuk kelayakan

perancangan media pembelajaran central lock.

4.1.1 Hasil Perancangan Alat Peraga Central Lock

Berikut hasil akhir perancangan alat peraga central lock setelah melalui

tahap-tahapan pembuatan dengan adopsi pendekatan Research and development

model Borg and Gall. Berdasarkan prosedur yang sudah dikemukakan dalam

pembuatan alat peraga central lock.

Pembuatan ini dilakukan sampai tahap keenam saja sesuai dengan kebutuhan

dan efisiensi waktu, tenaga dan dana dari peneliti, secara umum model penelitian

ini dapat dilihat dalam beberapa tahapan langkah:

43
44

A. Potensi dan Masalah

-Potensi

Pada tahap ini potensi adalah membuat alat peraga Central Lock pada materi

Kelistrikan Kendaraan Ringan.

-Masalah

Masalah yang didapat berdasarkan observasi dan pengalaman saat menjadi

pengawas uji kompetensi keahlian XII TKRO di SMK Negeri 1 Simpang

Ulim pada mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan di

mana tidak tersedianya alat peraga membuat guru mengalami kesulitan untuk

menyampaikan atau menjelaskan kepada siswa apa itu central lock sehingga

pada saat proses belajar mengajar berlangsung minat atau motivasi belajar

siswa kurang dikarenakan alat peraga tersebut tidak tersedia.

B. Mengumpulkan Data

Data perlu dikumpulkan dari berbagai imformasi yang dapat digunakan

sebagai bahan untuk perencanaaan produk tertentu yang diharapkan dapat

mengatasi masalah.

1. Observasi

Observasi secara langsung dengan melihat dan mengamati bagaimana

keadaan sebenarnya yang terjadi dilapangan dan bagaimana proses

pembelajaran berlangsung. Dengan tujuan utama untuk mengetahui

kekurangan dan kebutuhan yang diperlukan serta solusi yang sesuai untuk

mengatasi permasalahan yang terjadi serta bagaimana lingkungan sekitar

tempat dilaksanakannya proses belajar mengajar. Kegiatan observasi awal


45

dilaksanakan saat peneliti sedang menjadi pengawas uji kompetensi keahlian

kelas XII TKRO semester genap pada tahun 2022 dan pada saat itu peneliti

menjadi pengawas dari bengkel Dr. Mobil yang merupakan tim penilai dari

pihak eksternal sekolah dan secara kebetulan peneliti melakukan observasi

untuk mengetahui dan memperoleh data tentang kegiatan pembelajaran

kelistrikan dengan menggunakan media pembelajaran untuk mengetahui cara

kerja dan prinsip kerja central lock di SMK Negeri 1 Simpang Ulim.

2. Kuisioner atau Angket

Pada penelitian ini menggunakan tiga angket atau lembar kuisioner dalam

proses pengumpulan data yang diperlukan. Pertama, lembar uji kelayakan

oleh ahli media yang digunakan untuk melihat bagaimana hasil produk yang

dikembangkan berdasarkan aspek tampilan kemudahan penggunaan,

konsentrasi, dan format yang telah ditetapkan sebelumnya. Kedua, lembar

uji kelayakan ahli materi dengan aspek penilaian kelayakan isi, kelayakan

penyajian serta penilaian kontekstual yang terdapat pada alat yang

dikembangkan. Ketiga, lembar kuisioner responden oleh siswa untuk melihat

bagaimana respon atau tanggapan siswa setelah penggunaan alat yang

digunakan.

4. Dokumentasi

Dokumentasi berupa gambar-gambar dari hasil observasi, pelaksanaan uji

validasi, serta pelaksanaan penelitian yang dilakukan di sekolah dan

digunakan sebagai hasil penunjang dan memperkuat bukti pelaksanaannya

kegiatan.
46

C. Desain Produk

Rancangan dari penelitian ini dibuat berdasarkan kebutuhan akan media

pembelajaran yang lebih interaktif dan inovatif berupa alat peraga central

lock serta buku pedoman penggunaan alat peraga sebagai media pembelajaran

di SMK Negeri 1 Simpang Ulim.

1. Pembuatan desain sketsa awal rancangan

Sketsa dibuat menggunakan software Autocad. Sketsa awal rancangan

diperlukan agar menjadi pedoman dalam perancangan alat peraga central

lock.

2. Pembuatan buku saku alat peraga

Dalam pembuatan alat peraga central lock tak terlepas dari pembuatan buku

saku dengan ukuran A5 yang efisien dan kegunaanya supaya siswa bisa

belajar mandiri mengenai fungsi komponen dari alat peraga dan mengetahui

teori serta cara kerjanya disaat menggunakan alat peraga central lock.

3. Pembuatan Rangka Dudukan Papan

Dalam pembuatan trainer media pembelajaran hal yang paling utama kita

lakukan adalah menggambar sebuah sketsa bentuk trainer media yang kita

inginkan. Ada pun luasan bidang media yang diperlukan adalah dengan

ukuran tinggi kaki 33cm, panjang 50m dan lebar 65cm dan ukuran tinggi

keseluruhan 83cm. Pada proses penempatan mesin ini dapat memudahkan

siswa untuk melihat bagian-bagian komponen dengan jelas saat melakukan

praktek.
47

4. Langkah pemotongan

Untuk pembuatan trainer yang sudah disesuaikan dengan gambar dan

kebutuhan penempatan komponen, kemudian langkah selanjutnya adalah;

Ukuran potongan besi yang diperlukan dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4. 1Batang besi yang dibutuhkan


No Kegunaan Ukuran Jumlah
1 Batang panjang besi 50cm 2 buah
2 Batang lebar besi 65cm 2 buah
3 Batang tinggi kaki besi 33cm 2 buah
Sumber: Hasil Penelitian (2022)

Langkah-langkahnya yaitu: mempersiapkan alat yang akan digunakan yaitu;

meteran, penanda, mesin gerinda potong, mata potong gerinda, setelah itu

mempersiapkan bahan yang akan dipotong yaitu trainer dudukan berupa besi.

Selanjutunya mengukur panjang batang besi yang akan dipotong dengan

menggunakan meteran. Selanjutunya menandai titik yang akan dipotong

dengan menggunakan penanda, selanjutnya memotong batang besi yang

sudah ditandai dengan menggunakan gerinda potong tahap terakhir di dalam

langkah pemotongan yaitu merapikan bekas potongan.


48

Gambar 4. 1 Pemotongan Besi Untuk Papan Peraga

Setelah proses pemotongan besi selesai dan merapikan hasil potongan

dengan rapi langkah berikutnya adalah merancang hasil pemotongan sesuai dari

rancangan awal sketsa supaya memudahkan disaat perakitan rangka nantinya.

Gambar 4. 2 Desain rancangan rangka


49

3. Merakit Rangka

Setelah semua bahan dipotong maka langkah selanjutnya adalah perakitan

bahan supaya terbentuk trainer yang dapat digunakan sebagai rangka papan

peraga. Berikut langkah cara pengelasan:

1. Membersihkan bahan yang akan dilas gunakan palu untuk membersihkan kerak

pada permukaan area yang akan dilas.

2. Meletakkan bahan yang akan dilas pada tempat yang telah disediakan dan

mengatur kerapatan antara dua bahan

3. Letakkan massa mesin las pada salah satu bagian bahan yang akan dilas

masukkan elektroda pada panel penjepit elektroda di mesin las memasang

kemiringan elektroda menyesuaikan dengan posisi bahan.

4. Setelah bahan siap untuk dilas, perlahan didekatkan ujung elektroda pada

bahan yang akan dilas.

5. Jarak antara ujung elektroda dengan bahan yang akan dilas sangat

mempengaruhi kualitas pengelasan. Jika jarak terlalu jauh, akan timbul

percikan seperti hujan bintik-bintik api proses pengelasan pun akan tidak

sempurna jika jarak terlalu dekat, api tidak menyala dengan sempurna dan

tidak ada cukup jarak untuk tempat lelehan elektroda.

6. Dengan menggunakan masker pelindung atau kacamata las, dapat

memperhatikan bagian elektroda yang sudah mencair yang menyatukan antara

dua bahan yang dilas tersebut. Perlahan gerakkan elektroda ke sepanjang area

yang dilas.
50

7. Setelah diperoleh hasil yang baik saat proses pengelasan dapat dilihat saat

permukaan yang dilas berbentuk seperti gelombang rapat dan teratur menutup

sempurna bagian yang dilas.

8. Setelah selesai, bersihkan kerak yang menutupi bagian yang dilas dengan

menggunakan palu. Periksa kembali apakah terdapat bagian yang belum

sempurna.

Gambar 4. 3 Perakitan Rangka Menggunakan Mesin Las

4. Pengecetan Rangka

Setelah proses pembuatan rangka selesai, langkah yang harus dilakukan

adalah pelapisan atau pengecatan. Pengecetan rangka bertujuan untuk

menghindari terjadinya karat pada besi yang digunakan sebagai bahan pembuatan

rangka alat peraga. Karat dapat menyebabkan korosi, sehingga dapat mengurangi

umur dari besi yang digunakan sebagai rangka. Sedangkan pengecetan pada

komponen bertujuan untuk memperindah komponen agar lebih menarik. Adapun


51

langkah-langkah proses pengecatan ini adalah sebagai berikut: menyiapkan alat

dan bahan yang dibutuhkan, yaitu spray gun, kuas, cat dan thinner, amplas.

Selanjutnya membersihkan permukaan pada bagian yang akan dicat,

menghaluskan permukaan bagian besi dengan menggunakan amplas halus ukuran

800 cw, terakhir mendempul bagian lobang-lobang yang belum sempurna di

bagian sudut pada rangka, dan memberikan lapisan cat dasar primer pada rangka,

memberikan lapisan cat warna hitam pada rangka utama dan warna orange pada

papan central door lock.

Gambar 4. 4 Pengamplasan Rangka

Sebelum dilakukan pengecetan maka terlebih dahulu dilakukan

pengamplasan rangka agar kontruksi rangka menjadi halus serta rata dari bekas

sambungan pengelasan dan memudahkan dalam pengecetan.


52

Gambar 4. 5 Pengecetan Papan Peraga

Setelah pengecetan papan peraga selanjutnya dilakukan pengecetan rangka

Gambar 4. 6 Pengecetan Rangka


53

5. Perakitan Komponen

Proses perakitan ini dilakukan setelah tahap proses pembuatan papan peraga

dan rangka beserta dudukan selesai. Proses perakitan yang dimaksud disini adalah

menyatukan komponen-komponen yang telah disiapkan dalam tahap perakitan ini

juga termasuk tahap penyatuan papan dengan rangka selanjutnya dilakukan

pembuatan lubang komponen pada papan peraga dengan menggunakan mesin bor

tangan dengan ukuran yang sesuai. Setelah papan peraga selesai dalam pembuatan

lubang, selanjutnya pemasangan papan pada rangka sekaligus pengeboran untuk

baut dan pemasangan bautnya. Proses terakhir dari perakitan ini adalah

pemasangan komponen beserta kabel-kabel komponennya, sebagai berikut:

 Proses pertama untuk memulai perakitan semua komponen adalah penyatuan

kerangka dengan papan untuk menyatukan papan peraga dengan kerangka ini

digunakan paku tembak.

 Komponen pertama yang dipasang adalah Kunci kontak

 Komponen kedua adalah sekering (fuse) yang rencana pemasangannya

dengan ditempelkan pada papan dan dibuatkan lubang baut untuk pengikatnya.

 Selanjutnya komponen keempat adalah system penerangan yang meliputi

lampu kabin.

 Komponen kelima adalah main unit dan central lock, komponen tersebut

dipasangkan. Selanjutnya memasang motor door lock sebagai pengunci pintu

lock maupun unlock dengan memasangkan baut di belakang papan.

 Kemudian memasang tombol-tombol switch door negative trigger

 kemudian memasang sirine dan alarm modul setelah semua komponen tersebut
54

terpasang pada papan peraga langkah selanjutnya yaitu instalasi alat dengan

cara pemasangan motor central lock dengan lima kabel disistem penguncian

bagian pintu sopir. Setelah itu, pasang juga motor central lock di pintu mobil

yang lain. catatan: pemasangan motor central lock di pintu mobil

menyesuaikan dengan kondisi masing-masing pintu. Sambungkan setiap warna

kabel-kabel sesuai petunjuk isntalasi wiring kelistrikan central lock setelah itu,

sambungkan motor central lock utama ke modul atau kontrol relay. Lima sisa

kabel pada modul disambungkan ke aki, ground atau body, dan ke sistem

saklar.

Gambar 4. 7 Pemasangan komponen di papan

Setelah semua komponen terpasang di alat peraga dan disusun dengan rapi

maka selanjutnya dilakukan tahapan yang terakhir yaitu proses instalasi rangkaian

kelistrikan komponen central lock agar bisa berfungsi dan bisa di uji coba.
55

Gambar 4. 8 Proses Instalasi Komponen

D. Validasi Desain

Sebelum alat peraga atau produk yang telah selesai dapat digunakan, alat

peraga yang telah dibuat dievaluasi melalui pertimbangan ahli untuk mendapatkan

data tentang hasil produk dari segi tampilan dan agar dapat diketahui kekurangan

dan apa yang harus diperbaiki pada produk.

E. Revisi Desain

Setelah didapatkan hasil validasi dari ahli materi dan ahli media, dilakukan

revisi pada saran dan kekurangan pada alat peraga yaitu menambahkan nama

komponen dan wiring diagram agar alat peraga lebih menarik dan penggunanya

bisa memahami diagram arus kelistrikan. Serta juga menambahkan tempat

dudukan baterai pada papan peraga yang akan di gunakan peserta didik.

F. Uji Coba Produk

Pada pengujian kerja sistem, pengujian dilakukan dengan membandingkan


56

keadaan kerja sistem pada alat peraga dengan keadaan sebenarnya sistem

kelistrikan bodi pada kendaraan. Dari hasil pemeriksaan diperoleh hasil bahwa

saat dilakukan pengujian sistem lock maupun unlock menggunakan remote, sistem

dapat bekerja sesuai dengan keadaan sebenarnya pada kendaraan mobil. Pengujian

dilakukan berulang sebanyak 3 kali dan didapatkan hasil yang sama yaitu semua

sistem dapat hidup sesuai keadaan yang sebenarnya pada central door lock

dengan remote. Pengujian kerja yang terdapat pada alat peraga sistem central

doorlock dengan remote diantaranya:

1. Alarm terkunci

Pada kondisi alarm terkunci sirine akan berbunyi sekali dan central lock akan

terkunci pada saat ditekan tombol lock.

2. Alarm terbuka

Pada kondisi alarm terbuka sirine akan berbunyi dua kali dan lampu akan

berkedip setelah ditekan tombol unlock. Kemudian pintu akan terkunci

atau terbuka secara otomatis sehingga, central door lock kembali ke status

normal.

3. Alarm mute

Pada mode alarm mute (tidak mengeluarkan bunyi) sirine tidak akan

berbunyi dan lampu akan berkedip sekali maka lampu akan berkedip tapi

tidak bersuara. Jika pintu terbuka, maka alarm akan aktif setelah 15 detik

kemudian.

4. Mencari kendaraan

Pada mode mencari kendaraan akan berfungsi ketika kita menggunakan


57

remote, yaitu: Menekan tanda petir (ϟ) pada mode penguncian normal sirine

akan berbunyi dan lampu akan menyala selama beberapa detik. Kemudian,

menekan kembali tanda petir (ϟ) untuk menghentikannya.

5. Menggunakan sistem keaamanan

Alarm peringatan akan berbunyi atau menyala ketika remote ditekan pada

posisi lock akan tetapi switch pintu belum ditutup/belum rapat. Kondisi ini

juga bisa terjadi pada saat keaadan lock tetapi pintu dibuka secara paksa tanpa

menekan tombol remot unlock dalam artian terjadi kemalingan. Alarm

peringatan akan berbunyi atau menyala ketika remote ditekan pada posisi lock

dan switch pintu ditutup. Tetapi kunci kontak dihidupkan, kondisi ini adalah

simulasi ketika kaca mobil dipecahkan dan mobil mau atau dihidupkan.

Berikut ini hasil akhir perancangan alat peraga central lock dan alarm system

dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4. 9 Hasil Rancangan Alat Peraga

Pada saat perancangan media pembelajaran alat peraga central lock setelah

jadi harus melewati beberapa pengujian sebelum digunakan, tujuan dari pengujian
58

ini adalah untuk mengetahui kualitas alat dan tingkat kelayakan sebelum

digunakan. Pengujian yang dilakukan pada media pembelajaran alat peraga

central lock apakah fungsi komponen berfungsi dengan baik dan bisa berkerja

sesuai yang diinginkan.

4.1.2 Hasil Uji Kelayakan Alat Peraga

1. Hasil validasi ahli materi

Validasi modul dalam penelitian ini diperoleh dari dosen ahli materi

sebagai validator ke-1 (MT 1) dan guru SMK Negeri 1 Simpang Ulim sebagai

validator ke-2 (MT 2), dengan tujuan dilakukannya validasi untuk mendapatkan

informasi, arahan, bimbingan, kritik dan saran. Hasil uji validasi kelayakan ahli

materi dari validator I dan II dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 4.2:

Tabel 4. 2 Hasil Validasi Ahli Materi


No Aspek yang dinilai MT1 MT2
1 Aspek Kelayakan Isi 93,75 96,87
2 Aspek Kelayakan Penyajian 100 100
3 Kelayakan Bahasa 93,75 96,87
Jumlah keseluruhan 287,5 293,74
Rata-rata keseluruhan 95,8 97,9
Nilai persentase keseluruhan 95,8% 97,9%
Interprestase penilaian buku pedoman alat Sangat Layak Sangat Layak
peraga
Sumber: Hasil Penelitian (2022)

Rata-rata persentase dari kedua validator menunjukkan kategori “Sangat

Layak” dengan bentuk diagram dapat dilihat pada Gambar 4.10 dibawah ini
59

Validasi Ahli Materi


102
100
98
96 MT 1
94 MT 2
92
90
aspek kelayakan isi aspek kelayakan aspek kelayakan
penyajian bahasa

Gambar 4. 10 Hasil Validasi Ahli Materi I dan II


Sumber: Hasil Penelitian (2022)

2) Hasil Validasi Ahli Media

Validasi alat peraga dalam penelitian ini diperoleh dari dosen ahli media

sebagai validator satu (MD 1) dan guru SMK Negeri 1 Simpang Ulim sebagai

validator dua (MD 2), dengan tujuan dilakukannya validasi untuk mendapatkan

informasi, arahan, bimbingan, kritik dan saran. Kritik dan saran dari validator

menjadi masukan untuk memperbaiki alat peraga sebelum diuji coba kepada

siswa. Hasil uji validasi kelayakan ahli media dari validator I dan II dapat dilihat

secara lengkap pada Tabel 4.3, sebagai berikut:

Tabel 4. 3 Hasil Validasi Ahli Media


No Aspek yang dinilai MD 1 MD 2
1 Aspek media pembelajaran 100 100
2 Aspek ergonomi 100 83,33
3 Aspek estetika 87,5 100
4 Aspek K3 100 100
Jumlah keseluruhan 387,5 383,3
Nilai persentase keseluruhan 96,87% 95,82%
Interprestase penilaian alat peraga Sangat layak Sangat Layak
Sumber: Hasil Penelitian (2022)
60

Rata-rata persentase dari kedua validator menunjukkan kategori “Sangat

Layak”, bentuk diagram dari hasil penilaian validator dapat dilihat pada gambar

4.11 dibawah ini.

Validasi Ahli Media


120
100
80
60 MD 1
40 MD 2
20
0
aspek media aspek aspek estetika aspek K3
pembelajaran ergonomi

Gambar 4. 11 Hasil Validasi Ahli Media


Sumber: Hasil Penelitian (2022)

3) Hasil Respon Siswa Terhadap Alat Peraga

Pada bagian ini merupakan perhitungan terhadap hasil respon atau

tanggapan peserta didik terhadap alat peraga yang diajarkan dengan hasil sebagai

berikut.

Tabel 4. 4 Hasil Respon Siswa Terhadap Alat Peraga


Respon Siswa Terhadap Alat Peraga
Jumlah Skor Total 1012
Jumlah Skor Yang Didapatkan 985
Persentase Skor Akhir 97,33%
Kualifikasi Respon Alat Peraga Sangat Praktis
Sumber: Hasil Penelitian 2022

Dari tabel yang disajikan, didapatkan jumlah skor respon siswa sebesar 1012

dengan persentase skor akhir sebesar 97,33% dan kualifikasi respon alat peraga

yang diajarkan ialah “Sangat Praktis”. Berikut merupakan hasil grafik pilihan
61

peserta didik terhadap Perancangan Alat Peraga Central Lock Sebagai Media

Pembelajaran Kelas XI TKRO Di Smk Negeri 1 Simpag Ulim.

Hasil Respon Siswa


25

20

1
15
2
10 3
4
5

0
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11

Gambar 4. 12 Hasil Respon Siswa Terhadap Alat Peraga


Sumber: Hasil Penelitian (2022)

4.2 Pembahasan

4.2.1 Perancangan Alat Peraga

Perancangan alat peraga kelistrikan central lock secara umum, terbagi

menjadi pembuatan desain rancangan rangka, pembuatan rangka, pembuatan

papan panel dan pengujian. serta pembuatan buku pedoman penggunaan alat.

Setelah semua bahan sudah tersedia baik dari rangka, papan panel dan komponen-

komponen central lock. Langkah selanjutnya yaitu perakitan, perakitan dilakukan

secara bertahap dari pemasangan papan panel ke rangka hingga komponen-

komponen central door lock dengan remote. Kemudian merangkai dan melakukan

instalasi sambungan-sambungan kabel agar bisa dilakukan pengujian. Untuk tahap

terakhir yaitu proses pengujian, pengujian kerja sistem dan pengujian kinerja

alarm central lock.


62

Perancangan alat peraga pada materi kelistrikan central lock dilakukan

untuk kebutuhkan media praktik yang dapat membantu dan mempermudah siswa

dalam memahami materi pembelajaran pada pelajaran kelistrikan kendaraan

ringan. selain dengan menggunakan bahan ajar buku paket yang disediakan oleh

sekolah. Dengan pengunaan alat peraga ini sebagai inovasi dalam proses

pembelajaran yang dapat menarik siswa dan menjadikan siswa terdorong secara

mandiri untuk dapat menjelaskan konsep kerja central lock dengan pembelajaran

dengan cara yang mereka pahami. Hal ini sesuai dengan pendapat Arsyad (2013:

9) mengatakan, “alat peraga adalah media alat bantu pembelajaran dengan segala

macam benda yang digunakan untuk memperagakan materi pembelajaran”.

Ketertarikan siswa terhadap suatu bahan ajar menentukan hasil belajar

siswa, karena semakin tertarik siswa terhadap bahan ajar maka akan semakin

termotivasi siswa untuk mempelajari lebih dalam suatu materi pembelajaran.

Seperti yang dipaparkan oleh Daryanto (2013:1). Alat peraga disini mengandung

arti bahwa segala sesuatu yang masih bersifat abstrak lalu dikonkritkan untuk

menjelaskannya kembali agar siswa lebih memahaminya”.

Papan alat peraga central lock menggunakan warna orange dikarenakan

komponen komponen central lock dan alarm bewarna hitam sehingga menjadi

perpaduan yang selaras dan hitam sebagai warna rangka dengan alasan kedua

warna dapat menyatu baik, komponennya terlihat secara jelas dan dapat menarik

perhatian siswa seperti yang dikatakan oleh Basuki (2015:4) ‟Warna orange

dapat membuat sebuah objek terlihat lebih jelas (eye catching) dan mudah dilihat

dan dapat memberikan motivasi bagi pembacanya”.


63

4.2.2 Uji Kelayakan Alat Peraga

Alat peraga pada penelitian ini sebelum dijelaskan kepada siswa,

dilakukan telebih dahulu beberapa uji pada instrumen untuk mengetahui

kelayakan dari instrumen yang digunakan dalam penelitian. Dan didapatkan hasil

validasi ahli materi sebesar 95,8% oleh validator 1 dan sebesar 97,9% oleh

validator 2 dengan aspek penilaian pada kelayakan isi sebesar 93,75% dan

96,87%, aspek kelayakan penyajian sebesar 100% dan 100%, serta terhadap aspek

kelayakan bahasa sebesar 93,75% dan 96,87%, dengan kriteria hasil ‟Sangat

Layak” dari kedua validator. Begitu juga dengan hasil validasi ahli media yang

didapatkan sebesar 96,87% oleh validator 1 dan sebesar 95,82% oleh validator 2,

dengan kriteria aspek media pembelajaran sebesar 100% dan 100%, aspek

ergonomi 100% dan 83,33%, aspek estetika 87,5% dan 100%, aspek K3 100%

dan 100% serta interprestasi ‟Sangat Layak” oleh kedua validator. Nilai dan

interpretasi hasil validasi yang didapatkan didasarkan pada kriteria kualifikasi

hasil validasi ahli materi dan hasil validasi ahli media oleh Sugiyono (2018:94)

yang telah dijelaskan pada bab III sebelumnya.

Tanggapan atau hasil respon siswa terhadap alat peraga setelah dilakukan

perhitungan didapatkan jumlah skor respon peserta didik sebesar 985 dari 1012

total keseluruhan. Dengan persentase skor akhir sebesar 97,33% dan kualifikasi

respon alat peraga yang dikembangkan ialah ‟Sangat Praktis”. dan kualifikasi

respon peserta didik terhadap alat peraga didasarkan pada analisis kualitatif

persentase oleh Sugiyono (2012:133).


BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa dalam

Perancangan alat peraga central lock sebagai media pembelajaran pada mata

pelajaran pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan di kelas XI SMK Negeri 1

Simpang Ulim. Untuk dijadikan sebagai bahan pembelajaran. Kesimpulan yang

dapat diambil dari penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Perancangan alat peraga central lock adapun prosedur perancangannya

adalah: 1) Desain produk 2) Pembuatan rangka dudukan papan, 3)

Pemotongan bahan, 4) Perakitan rangka, 5) Pengecetan rangka, 6)

Perakitan komponen, 7) Pembuatan buku saku, 8) Uji coba produk.

2. Hasil uji kelayakan alat peraga

Setelah divalidasi oleh ahli materi dan media memberikan skor kelayakan

dari alat peraga, validasi dalam penelitian ini diperoleh dari dosen ahli

materi sebagai validator ke-1 yaitu memberikan skor sebesar 95,8%, dan

dari guru ahli materi sebagai validator ke-2 memberikan skor 97,9%.

Sedangkan hasil kelayakan alat peraga dari dosen ahli media sebagai

validator ke-1 memberikan skor 96,87%, dan dari guru ahli media sebagai

validator ke-2 memberikan skor 95,82%. Alat peraga central lock

mendapatkan respon dari siswa dengan sangat praktis, nilai keseluruhan

yang didapat sebesar 97,33%.

64
65

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan untuk alat peraga central lock

sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran pemeliharaan kelistrikan

kendaraan ringan di kelas XI SMK Negeri 1 Simpang Ulim adalah:

1. Kepada guru, sebaiknya guru lebih kreatif dalam melakukan modifikasi

bahan ajar yang telah tersedia agar pembelajaran tidak monoton. Guru

menggunakan metode yang bervariatif didukung dengan pemakaian media

pembelajaran seperti alat peraga ini sehingga akan meningkatkan minat,

motivasi pemahaman siswa dan hasil belajar siswa.

2. Kepada pihak sekolah, sebaiknya menerapkan da n me nyed iaka n

le bih ba nyak media pembelajaran visual yang menekankan sifat mandiri

disemua kompetensi kejuruan serta melengkapi sarana prasarana, sehingga

mencapai hasil belajar yang maksimal.

3. Dan juga kepada peneliti selanjutnya, agar mendapat peningkatan hasil

belajar yang lebih baik dengan media yang interaktif, maka perancang

selanjutnya perlu melanjutkan revisi pada alat peraga yang dikembangkan

semisal penambahan Stekerbust agar siswa bisa melakukan praktik

merangkai rangkaian kelistrikan sendiri, serta menemukan ide-ide baru

dalam perancangan alat peraga central lock.


DAFTAR PUSTAKA

Agung, A. I. (2013). “Potensi Sumber Energi Alternatif Dalam Mendukung


kelistrikan nasional”. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro”, Volume (2),
892–897.

Anderson, Ronald, H. (2014). Pemilihan dan Pengembangan Media untuk


Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Barus, Gunadi. (2008). Teknik Bodi Otomotif Jilid 3. Jakarta:


Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Buntarto, dkk. (2015). Sistem Central Lock dan Power Window Yogyakarta:
PT. Pustaka.

Daryanto. (2013). Menyusun Modul: Bahan Ajar Untuk Persiapan Guru Dalam
Mengajar. Yogyakarta: Gava Media.

Daryanto. (2015). Media pembelajaran. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani


Sejahtera.

Depdiknas. 2008. Paduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Jenderal


Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Fawaid, M. (2017). Perancangan Media Pembelajaran Sistem Kelistrikan Luar


Mobil, Journal of Mechanical Engineering Education. Vol.2, No 1.

FKIP Unimal (2018). Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Aceh Utara:


FKIP Unimal.

Hidayatullah, A. dan M. Safrodin (2011). Sistem Alarm, Central Lock, dan Power
Windows pada Kendaraan. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani.

Hasan, Fajar dan Angga Rusdinar (2021). “Perancangan Kendali Pengereman


Mobil Listrik Berbasis Remote Control”. Jurnal Universitas Telkom,
Bandung, Vol 8.

66
67

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2014). Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen


Pendidikan Nasional.

Kustandi, C, & Sutjipto, B. (2013). Media Pembelajaran. Bogor: Ghalia


Indonesia.

Murdiyanto, T. (2018). Pegembangan Alat Peraga Matematika Untuk


Menigkatkan Minat Dan Motivasi Belajar Matematika Siswa SD, Jurnal
Pendidikan Vol 11 No 1.

Musfiqon. (2012). Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT.


Prestasi Pustakaraya.

Mustamant. (2014). Kenali Lebih Jauh Kelistrikan Mobil dan Motor. Bandung:
Teman Belajar.

Naz, A.A & Akbar, R.A. (2012). “Use of media for effective instruction its
importance: Some consideration”. Journal of Elementary Education,
18(1-2). 35-40.

Nugroho, J.K. 2015. “Kelistrikan Central Lock Pada Toyota Corolla”. Jurnal
politeknosains, Volume XIV NO 2.

Nurrita, Teni. (2018). “Pengembangan Media Pembelajaran untuk Meningkatkan


Hasil Belajar Siswa”. Jurnal Pembelajaran, volume 03, No. 1: 171-184.

Oemar, Hamilik. (2017). Proses Belajar Mengajar. Jakarta :


Bumi Aksara.

Rosyid Abdul (2017) “Pengembangan Alat Peraga Sistem Central Lock Pada
Kompetensi Sistem Kelistrikan Bodi”, Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta.

Sanaky, AH. (2013). Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta:


Kaukuba Dipantara.

Sanjaya, wina. (2014). Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana


Prenada Media Group, 2014, 73-75.

Sauri, S. (2016). Strategi Pembangunan Bidang Pendidikan Untuk Mewujudkan


Pendidikan Bermutu. Bandung: UPI.
68

Setiawan, E. Dwi, Widjanarko, dan Budiyono. (2017) “Pengembangan Panel


Peraga Multifungsi Sitem Lampu Kepala”. Jurnal PTM, Volume 9, No1.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (2011). Media Pengajaran. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Suranto, A. T. (2013). Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan. Surakarta:


Putra Nugraha.

Tafonao, T. 2018. “Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat


Belajar Mahasiswa”. Jurnal Komunikasi Pendidikan, Volume 02, No. 1:
110.

Team Toyota. (2012). New Step 2. Jakarta : PT. Toyota Astra Motor.

Trianto.(2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya:


Kencana.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor, 20 Tahun 2003, Tentang Sistem


Pendidikan Nasional. Jakarta: Balaipustaka.

Wa’dah, Siti. (2021). “Pengembangan Modul Litosfer Untuk Meningkatkan Hasil


Belajar Mata Pelajaran Geografi Pada Kelas X Sekolah Menengah Atas”.
Jurnal Paedagogy. Vol. 8 No. 1.

Wibowo, Nugroho. (2016). “Upaya Memperkecil Kesenjanagan Konpetensi


Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Tuntutan Industri”. Jurnal
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Volume 23 Nomor 1.

.
69

LAMPIRAN A:

PERANGKAT PENELITIAN

1.Alat Peraga Central Lock

2. Gambar Teknik Desain Alat


70

LAMPIRAN A1 Alat Peraga Central Lock

(TAMPAK BELAKANG) TAMPAK DEPAN)

(TAMPAK KESELURUHAN
71

LAMPIRAN A2 Gambar Teknik Desain Alat


72
LAMPIRAN B:

INSTRUMEN PENELITIAN

1 Lembar Hasil Validasi Kelayakan Ahli Materi

2 Lembar Hasil Validasi Kelayakan Ahli Media

3 Lembar Hasil Kuesioner Responden Siswa

4 Lembar Perhitungan Kuesioner Responden Siswa

5 .Buku pedoman alat

73
74

LAMPIRAN B1. Lembar Hasil Validasi Kelayakan Ahli Materi

(AHLI MATERI I)
75
76
77

Hasil Perhitungan Validasi Ahli Materi I Oleh Dosen Pvtm

1. Aspek Kelayakan Isi



P = ∑ × 100%

P= × 100%

P = 93,75 %

2. Aspek Kelayakan Penyajian



P = ∑ × 100%

P= × 100%

P =100 %

3. Aspek Kelayakan Bahasa



P = ∑ × 100%

P= × 100%

P = 93,75%
78

(AHLI MATERI II)


79
80
81

Hasil Perhitungan Validasi Ahli Materi Ii Oleh Guru Smk Negeri 1 Simpang
Ulim

1. Aspek Kelayakan Isi



P = ∑ × 100%

P= × 100%

P = 96,87 %

2. Aspek Kelayakan Penyajian



P = ∑ × 100%

P= × 100%

P =100 %

3. Aspek Kelayakan Bahasa



P = ∑ × 100%

P= × 100%

P = 96,87%
82

LAMPIRAN B2 Lembar Hasil Validasi Kelayakan Ahli Media

(AHLI MEDIA I)
83
84
85

Hasil Perhitungan Nilai Angket Validasi Ahli Media I Oleh Dosen Pvtm

1. Aspek Media Pembelajaran



P = ∑ × 100%

P= × 100%

P = 100 %

2. Aspek Ergonomi

P = ∑ × 100%

P= × 100%

P = 100 %

3. Aspek Estetika

P = ∑ × 100%

P = × 100%

P = 87,5 %

4. Aspek K3

P= × 100%

P = × 100%
P = 100 %
86

(AHLI MEDIA II)


87
88
89

Hasil Perhitungan Nilai Angket Validasi Ahli Media I Oleh Guru Smk
Negeri 1 Simpang Ulim

1. Aspek Media Pembelajaran



P = ∑ × 100%

P= × 100%

P = 100 %

2. Aspek Ergonomi

P = ∑ × 100%

P= × 100%

P = 83,33 %

3. Aspek Estetika

P = ∑ × 100%

P = × 100%

P = 87,5 %

4. Aspek K3

P = ∑ × 100%

P = × 100%

P = 100 %
90

LAMPIRAN B3 Lembar Hasil Kuesioner Responden Siswa


91
92

LAMPIRAN B4 Lembar Perhitungan Kuesioner Responden Siswa


P = ∑ × 100%

P= × 100%

P = 97,33 %

Respon Siswa Terhadap Alat Peraga


Jumlah Skor Total 1012
Jumlah Skor Yang Didapatkan 985
Persentase Skor Akhir 97,33%
Kualifikasi Respon Alat Peraga Sangat Praktis
93

LAMPIRAN B5 .Buku pedoman alat


Tampak depan

Tampak belakang
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
LAMPIRAN C:

GAMBAR DOKUMENTASI PENELITIAN

1. Observasi awal

2.Validasi alat peraga

3.Proses penelitian

107
108

LAMPIRAN C1.Kegiatan observasi awal

(Kegiatan saat menjadi penguji UKK(Uji kompetensi keahlian) kelas XII TKRO)

(Foto bersama selesai kegiatan UKK)


109

LAMPIRAN C2 Kegiatan Validasi

a. Validasi Dengan Ahli Media II Guru SMK Negeri 1 Simpang Ulim


110

b. Validasi Dengan Ahli Materi II Guru SMK Negeri 1 Simpang Ulim


111

LAMPIRAN C3 Kegiatan Penelitian Di Dalam Kelas

a. .Menjelaskan cara penggunaan alat peraga bersama siswa kelas XI

b. Menjelaskan fungsi komponen alat peraga


112

c. Menjelaskan konsep kerja alarm

d. Membagikan angket respon siswa


LAMPIRAN D:

DOKUMEN ADMINISTRASI PENELITIAN

1. Surat Izin Penelitian

2. Surat Balasan Telah Melakukan Penelitian

113
114

LAMPIRAN D1. Surat Izin Penelitian


115

LAMPIRAN D2. Surat telah selesai melakukan penelitian


LAMPIRAN E. BIODATA PENULIS

Nama : Alief Hidayatullah


NIM :180750042
Tempat, Tanggal Lahir : Kutabinjei, 28 mei 2000
Email : alief.180750042@mhs.unimal.ac.id
Nomor HP : 082297344581
Agama : Islam
Alamat Mahasiswa : Julok tunong, kecamatan julok, aceh timur

Nama Ayah : Rusli


Pekerjaan : Petani
Nama Ibu : Fitria
Pekerjaan : Guru
Alamat Orang Tua : Julok tunong, kecamatan julok, aceh timur

Judul Skripsi : Perancangan alat peraga central lock sebagai


media pembelajaran mata pelajaran PLKR di
kelas XI SMK Negeri 1 Simpang Ulim
.
a. SD Negeri 1 Kutabinjei : Tahun 2006 s/d 2012
b. SMP Negeri 1 Julok : Tahun 2012 s/d 2015
c. SMA Negeri 1 Julok : Tahun 2015 s/d 2018
d. Universitas Malikussaleh : Tahun 2018 s/d 2023

Aceh Utara, 13 Januari 2023

Alief Hidayatullah
180750042

116

Anda mungkin juga menyukai