1) Peralatan Tangan
Peralatan tangan adalah alat bantu yang digunakan oleh mekanik dalam
melaksanakan pekerjaan perbaikan bodi, mulai dari membongkar komponen,
melakukan perbaikan, merakit, maupun menyetel berbagai komponen
kendaraan. Peralatan tangan pada perbaikan bodi kendaraan yang utama adalah
palu, dolly, body spoon, kunci-kunci, gergaji, kikir pahat, penitik, penggores,
jangka, skrap, sikat logam, tap dan snei, dan lainnya. Akan tetapi, dalam bab
ini hanya akan dibahas peralatan pokok yaitu palu, dolly, dan body spoon.
Peralatan ini yang paling sering digunakan dalam perbaikan dengan peralatan
tangan.
a) Palu
Palu adalah alat bantu untuk memukul benda kerja yang aman,
konstruksinya terdiri dari kepala palu yang keras terbuat dari baja karbon
(0.60- 0.80%) tersedia dalam beberapa ukuran antara 150-1500 gr, serta gagang
yang disesuaikan dengan ukuran kepala palu. Kepala palu terdiri dari dua
permukaan yang bisa dipergunakan untuk memukul.
b) Dolly
c) Body Spoon
Body spoon mempunyai fungsi hampir sama dengan palu dan dolly,
sebagai alat perata bagian bodi kendaraan yang berlekuk atau bentuk-bentuk
tetentu yang tidak memungkinkan menggunakan dolly, yaitu dengan cara
dicungkil atau sebagai alas pukul pada body yang sempit. Bentuknya seperti
sendok terdiri dari batang sebagai peganganatau pengungkit dan bagian kepala
sebagai permukaan untuk mencongkel atau alas.
Gambar 7. Bentuk body spoon dan contoh penggunaan
2) Peralatan Listrik
Peralatan perbaikan bodi dengan menggunakan sumber daya listrik
diantaranya:
a) Gerinda (untuk kepentingan potong, poles, amplas)
Peralatan ini dapat digerakkan dengan tenaga listrik
maupun pneumatik.
b) Washer welder
Prinsip kerja penarikan mirip dengan teknik off dolly. Penarikan bisa
dengan menggunakan hand puller, sliding hammer, maupun lock chain.
3) Peralatan hidrolik
a) Portable Crane
beda.
Keuntungan Kelemahan
a) Suhu api yang dihasilkan, adalah sifat fisis yang ditentukan oleh
perbandingan bahan bakar dan oksigen disamping panas kalor yang
dimiliki bahan bakar tersebut. Dalam pengelasan suhu api yang dibutuhkan
adalah api netral.
a) Persiapan
c) Melaksanakan pengelasan
(1) mengarahkan api las ke permukaan kampuh sambungan untuk
mulai memanaskan benda kerja.
(2) Menggunakan kerucut nyala api dalam yang berwarna kebiruan
untuk memanasi permukaan benda kerja (jarak berkisar 3–5 mm
antara ujung moncong brander dengan permukaan benda kerja.
(3) Banyaknya panas nyala api yang disalurkan ke benda kerja
tergantung pada jarak api las dan sudut kemiringan
(4) Permukaan logam akan mulai mencair dan terlihat mengkilap, lalu
meleleh dan terbentuk kolam kecil pada kampuh sambungan (biasa
disebut kawah lasan).
(5) gunakan api las untuk sedikit mengaduk kawah lasan agar kedua
benda kerja menyatu dan menghasilkan jalur sambungan lasan (bila
perlu gunakan bahan tambah)
(6) Setelah terjadi penyatuan kawah lasan, gerakkan api las secara
perlahan dan kontinyu mengikuti jalur kampuh sambungan hingga
selesai.
(1) Setelah proses pengelasan selesai, matikan nyala api las dengan
menutup kran acetylene, kemudian oksigenpada brander
(2) Bersihkan terak yang ada pada jalur lasan menggunakan palu terak
dan sikat kawat baja sewaktu benda kerja masih panas.
(1) Matikan api las dengan menutup semua kran brander sesuai
prosedur yang benar, kemudian kencangkan katup tabung oksigen
hingga tertutup rapat.
(2) Buka kran oksigen pada brander untuk mengeluarkan sisa tekanan
kerja oksigen yang terdapat di sepanjang saluran oksigen.
Las busur nyala listrik berasal dari arus listrik yang mengalir diantara
dua logam. Energi panas disalurkan pada ujung-ujung bagian logam yang
akan disambung hingga bagian tersebut meleleh. Arus listrik yang cukup
tinggi dimanfaatkan untuk menciptakan busur nyala listrik (arc) sehingga
dihasilkan suhu pengelasan yang tinggi, mencapai 4000oC. Sumber arus
listrik yang digunakan dapat berupa listrik arus searah (direct current/DC)
maupun arus bolak-balik (alternating current/AC).
Busur nyala listrik terjadi di antara benda kerja yang akan disambung
dan
elektroda (dapat berupa batang atau kabel). Pada umumnya, elektroda selain
berfungsi sebagai penghantar arus listrik untuk menghasilkan busur nyala
listrik sekaligus berfungsi sebagai bahan tambah. Bersamaan dengan
timbulnya busur nyala listrik, elektroda meleleh dan mengisi celah
sambungan bagian logam yang akan disambung.
Gambar 16. Skema dasar las busur nyala listrik
Kawah lasan yang berupa paduan lelehan benda kerja dan elektroda
akan membeku pada saat elektroda bergeser sepanjang jalur sambungan yang
akan dibuat, sehingga dihasilkan sambungan las yang kuat berupa paduan
logam dari bahan tambah dan benda kerja yang disambung.
Parameter Pengelasan
Keuntungan Kekurangan
efisiensi pengelasan yang tinggi, Sering terjadi burnback
karena tidak perlu sering mengganti Jika gas pelindung tidak keluar
kawat las. sempurna maka dapat terjadi
Dapat digunakan untuk semua cacat porosity.
jenis material dan posisi Setting pengelasan yang harus
pengelasan. lebih detail agar hasil las lasan
Tidak menghasilkan kerak atau slag maksimal.
sehingga tidak perlu proses Busur tidak stabil.
pembersihan yang banyak.
a) GMAW MAG (Metal Active Gas) :
Proses Las MAG adalah jenis pengelasan GMAW yang
menggunakan gas pelindung CO2 saat proses pengelasan berlangsung.
Namun kelemahan gas ini tidak dapat digunakan untuk jenis pengelasan
GMAW spray transfer, jika ingin menggunakan jenis spray transfer maka
harus dilakukan pencampuran gas CO2 dengan gas Helium atau gas
Argon.
(1) Memastikan kabel input dan terminal sambungannya dalam kondisi baik.
(2) Memeriksa kabel output dan terminal sambungan (terminal sambungan
positif (+) ke wire feeder, terminal sambungan negatif (-) ke meja
kerja.
(3) Memeriksa sambungan selang gas, kabel switch torch, kabel power dan
kabel wire feeder.
(4) Memeriksa ukuran roll wire feeder, sesuaikan dengan ukuran kawat
yang digunakan (misal Ø 1,2)
(1) Membuka katup botol gas, dan menyetel katup kontrol tekanan gas
sampai tekanan gas mencapai 2 - 3 kg/cm2.
(2) Memutar “switch gas check” ke pengecekan dan membuka katup kontrol
aliran gas dan mengatur sampai aliran gas 15 l/menit.
(3) Setelah penyetelan besarnya aliran gas , memutar kembali “switch
gas check” ke “AUTO”.
(4) Memutar tombol arus dan voltage ke posisi tengah-tengah.
(5) Menyalakan busur dengan menekan torch switch “ON” pada beda kerja
Tahapan yang yang perlu dilakukan dan hal-hal penting yang harus
diperhatikan
(1) Persiapan, menyiapkan lokasi kerja dan area benda yang akan dilas.
(2) Penyetelan kondisi pengelasan
(5) Pengelasan
(a) Menggerakkan torch sehingga ujung kawat selalu terletak
pada sisi depan logam cair.
(b) Melakukan pengelasan sepanjang garis pengelasan.
Gambar 29. Proses pengelasan lurus (tanpa ayunan)
(Prosedur penggunaan Las MIG sama dengan MAG, hanya berbeda bahan
gas pelindung, yaitu Argon dan Helium)
g) Atur saklar pemilihan pengisian kawah las pada posisi “NO filling”
(1) Memastikan kabel utama pesawat las sudah tepasang dengan benar pada
sumber listrik. Pada saat pemasangan kabel utama pada sumber arus
kondisi pesawat las harus dalam kondisi OFF.
(2) Melakukan pengecekan terhadap: saluran pendingin, tekanan gas, dan
volume campuran gas
(3) Menyetel besar arus sesuai bahan yang akan di las (misal 240 ampere)
(5) Menggunakan alat keselamatan kerja, seperti helm dan kaca mata, sarung
tangan dan baju las.
(7) Menyambungkan massa pada benda kerja atau meja kerja dengan kencang
(9) Posisi torch di tahan pada sudut 60-85 derajat, kemudian logam pengisi di
umpan dari luar dengan gerakan melingkar memenuhi kampuh las
membentuk rigi-rigi las.
Gambar 40. Pembentukan rigi-rigi
(10) Pemeriksaan hasil lasan meliputi bentuk dan lebar pelelehan, bentuk las-
lasan atau lelehan bagian belakang rata, dan permukaan las teroksidasi.
1) Vacuum Cup
3) Alat Hidrolik
Apabila kerusakan yang terjadi pada plat bodi lebar atau parah, kadang
teknik yang sudah disampaikan diatas tidak cukup untuk menyelesaiakan
pekerjaan perbaikan. Oleh karena itu kadang perlu peralatan hidrolik untuk
menarik, atau menekan/ mendorong plat bodi yang rusak tadi. Untuk menarik
plat tadi bisa dibuat kaitan pada plat bodi seperti pada teknik sebelumnya, yaitu
bisa membuat lubang atau menambah pengait.
3) Letakkan dolly pada bagian plat yang rusak (bila tidak terlihat, maka
Anda harus merasa yakin dolly telah tepat pada posisinya, bisa dengan
bantuan melakukan pukulan ringan).
7) Teknik Pengikiran
Kikir digunakan untuk meratakan permukaan. Pada pekerjaan plat
bodi kendaraan, penggunaan kikir untuk meratakan permukaan plat sering
sekali digunakan. Sebagai contoh, plat yang mengalami kerusakan akibat
tabrakan kadang meninggalkan sudut yang perlu diratakan dengan kikir.
Demikian juga dengan bekas pengelasan harus dibuat rata kembali.
Penggunaan mesin gerinda bisa digunakan untuk mempercepat
menghilangkan cacat pada bodi. Namun agar hasilnya baik, maka perbaikan
akhir (finishing) lebih halus jika menggunakan kikir.
8) Teknik hot-shrinking
Kerusakan plat bodi kendaraan yang sering terjadi akibat adanya
tekanan gaya luar (misal tabrakan) adalah mulurnya plat bodi. Selain
menggunakan teknik palu-on-dolly dan palu-off-dolly, mulurnya plat bodi
juga bisa diperbaiki dengan teknik hot-shrinking.
Gambar 51. Teknik hot shrinking
Aseton Bahan ini berupa cairan berwarna bening, fungsinya yaitu untuk
mencairkan resin. Zat ini digunakan apabila resin terlalu kental yang
akan mengakibatkan pembentukan fiberglass menjadi sulit dan lama
keringnya.
Cobalt Bahan kimia yang berwarna kebiru-biruan berfungsi sebagai bahan
aktif pencampur katalis agar cepat kering, terutama apabila kualitas
katalisnya kurang baik dan terlalu encer. Perbandingannya adalah 1
tetes cobalt dicampur dengan 3 liter katalis. Apabila perbandingan
cobalt terlalu banyak, dapat menimbulkan api.
PVA Bahan ini berupa cairan kimia berkelir biru menyerupai spiritus.
Berfungsi untuk melapis antara master mal/cetakan dengan bahan
fiberglass. Tujuannya adalah agar kedua bahan tersebut tidak saling
menempel, sehingga fiberglass hasil cetakan dapat dilepas dengan
mudah dari master mal atau cetakannya
Mirror Bahan ini manfaatnya hampir sama dengan PVA, yaitu menimbulkan
efek licin. Bahan ini berwujud pasta dan mempunyai warna
bermacam- macam.
Dempul Bahan ini untuk finishing hasil pembuatan fiberglass. Setelah hasil
cetakan terbentuk dan dilakukan pengamplasan, permukaan yang tidak
rata dan berpori-pori perlu dilakukan pendempulan.
b) Peralatan Fiberglass
Pembuatan fiberglass memerlukan beberapa peralatan antara lain:
(3) Kuas, untuk meratakan resin pada permukaan yang dilapisi fiberglass.
(6) Alat tambahan lain seperti gergaji, gunting, gerinda dan lain-lain mungkin
dibutuhkan dalam beberapa jenis pekerjaan.
c) Pembuatan Fiberglass
Melapisi mal tersebut dengan PVA atau mirror. Apabila bahan ini
tidak tersedia maka dapat menggunakan cairan pembersih lantai.
Resin sejumlah 1,5 – 2 liter dicampur dengan talk dan diaduk rata.
Apabila campuran yang terjadi terlalu kental maka perlu ditambahkan
katalis. Penggunaan katalis harus sesuai dengan perbandingan 1 : 1/40.
Oleh karena itu apabila resinnya 2 liter, maka katalis-nya 50 cc.
Agar didapatkan hasil yang lebih baik, perlu ditunggu beberapa menit
sampai pelicin tersebut menjadi kering. Untuk mempercepat proses
pengeringan, dapat dijemur di terik matahari.
Langkah finishing
(1) Memotong bagian bodi fiberglass yang rusak dengan gergaji, gunting,
atau gerinda, selanjutnya membangun fiberglass baru pada bagian
tersebut. Untuk mendapatkan konstruksi fiberglass yang lebih kuat lagi,
maka bahan mat lebih diperbanyak.
(2) Proses selanjutnya hampir sama dengan saat kita membuat fiberglass
baru, yakni diawali dengan membuat adonan dan selanjutnya
menuangkan adonan tersebut pada bagian yang rusak. Pada proses
perbaikan bodi fiberglass ini tidak memerlukan cetakan.
e) Keselamatan Kerja
(1) Katalis dan cobalt dengan perbandingan yang terlalu banyak dapat
menimbulkan api.
(2) Apabila tangan tanpa pelindung menyentuh mat, maka tangan dapat
timbul iritasi/gatal.
Pada dasarnya ada dua tipe atau jenis kaca pada kendaraan, yaitu:
1) Laminated glass, yaitu kaca yang digunakan pada kaca depan (windshield)
kendaraan. Pada laminated safety glass tersusun dari bahan kaca yang
didalamnya terdapat lapisan plastik yang sangat kuat. Lapisan plastik ini
terletak diantara dua lapisan kaca depan kendaraan. Apabila kaca depan
terkena benturan benda lain atau terjadi tabrakan sehingga menyebabkan
pecah, maka lapisan plastik diantara kaca tersebut akan mempertahankan
kaca tidak berhamburan kemana-mana.
2) Tempered glass, yaitu kaca yang digunakan pada seluruh kaca samping
dan kaca belakang dari kendaraan. Jenis kaca tempered glass, adalah kaca
yang diperkeras dan seandainya pecah menjadi pecahan-pecahan kecil
tidak akan berakibat fatal terhadap penumpang. Proses untuk
menghasilkan kaca tempered adalah dengan memanaskan kaca hingga
suhu tertentu (± 650ºC - 750ºC) dan kemudian didinginkan secara tiba-tiba
dengan semprotan udara. Kaca tempered memiliki beberapa sifat yaitu:
kuat terhadap benturan, karena telah melalui proses tempering maka kaca
lebih kuat dari pada kaca biasa, mampu menahan benturan ±1.500 kgdan
tahan terhadap perubahan suhu udara, perubahan suhu sampai ± 200º C
serta kaca tempered tidak bisa dipotong.
(1) Langkah pertama periksa kondisi karet penghapus kaca dari kemungkinan
getas dan retak.
(2) Menyiapkan air cadangan dan lap khusus agar bisa membersihkan kaca
belakang untuk mobil yang tidak punya penghapus khusus. Sebelum
memulai penggosokan, kaca dibersihkan dengan air dan lap hingga benar-
benar bebas dari debu. Lalu mulailah menggosok dengan cara memutar
dan tidak statis satu arah.
(3) Jangan membersihkan kaca (dengan atau tanpa shampo atau sabun)
langsung di bawah sinar matahari. Bebeapa shampo yang mengandung zat
kimia ini akan cepat menyerap di bawah pancaran sinar matahari, dan
masuk ke dalam pori kaca.
(4) Lakukan pemolesan dengan alat khusus (cairan pembersih) untuk kaca
yang tergores akibat kristal debu atau gesekan karet wiper.
(5) Setiap menambah air di tabung wiper, campurkan cairan shampo khusus
kaca dan usahakan air dan shampo dalam tabung diganti tiap bulan
Kerusakan karena
udara terjebak
saat perbaikan
(1) Lakukan pengeboran pada retakan (dengan diameter kurang dari 5 cm)
terlebih dahulu.
(2) Lakukan penyuntikan dengan resin encer.
(3) Setelah resin masuk ke rongga kaca yang telah dibor, keringkan dengan
menggunakan ultraviolet.
(4) Selanjutnya, retakkan kembali disuntik dengan resin yang lebih kental
agar rongga retakkan makin padat terisi resin.
(5) Lakukan pengeringan kembali dengan ultraviolet.
(6) Setelah kering, permukaan sekitar kaca yang retak diolesi Cerium (bahan
poles kaca). Lakukan pemolesan dengan menggunakan sender kecil.
(7) Setelah rata, kaca dibersihkan.
Dengan mengetahui tipe sinar ultraviolet dan bahaya bagi manusia maka
mobil juga harus dilindungi dari bahaya ultraviolet ini. Salah satu untuk
melindungi mobil dari bahaya sinar ultraviolet adalah dengan memasang kaca
film.
Peralatan Bahan
Pisau silet Cairan sabun
Meteran Kertas tissue
Pemanas (hairdryer) Kaca Film
Penyeka plastik
Penyeka 3 in 1
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat pemasangan kaca film
pisau silet.
Bentangkan film pada bagian kaca, jika dari luar kaca maka lem
dibagian luar, jika dari dalam kaca maka lem dibagian dalam. Rapikan
potongannya agar sesuai dengan ukuran kaca, dengan pisau silet. Proses
pemotongan harus menyisakan satu inci tambahan pada tiap sisi, untuk
memastikan keseluruhan kaca tertutup nantinya.