Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Perancangan


Tugas Merencana Dasar I ini merupakan salah satu prasyarat dalam pengambilan Tugas
Merencana Dasar II. Dengan dilengkapi pengalaman melalui Kerja Praktek (KP) serta Kuliah
Kerja Ekskursi, maka mahasiswa baru diizinkan untuk mulai melakukan penelitian project yang
disesuaikan dengan permintaan yang diambil. Adapun hasil yang ada digunakan untuk
penyusunan Tugas Akhir (Skripsi). Hal-hal diatas merupakan rangkaian persyaratan untuk
menempuh Program Strata Satu (S-1) Bidang Ilmu Teknik, Program Studi Teknik Mesin,
Fakultas Teknologi Industri yang berlaku di Indonesia.

I.2 Pokok Perancangan


Pokok-pokok perancangan dalam Tugas Merencana Dasar I (Rem) ini adalah :
Pembahasan bagaimana memilih dan menentukan bahan-bahan yang akan digunakan bagi
rancangan sebuah rem.
Melakukan perhitungan-perhitungan terhadap perancangan sebuah rem dengan menggunakan
rumus elemen mesin sebagai acuannya. Dibutuhkan pula data-data yang didapat dari brosur
atau sumber lainnya yang berhubungan. Dibutuhkan pula data-data yang didapat dari brosur
atau sumber lainnya yang berhubungan dengan proses perhitungan. Selain itu saya
menggunakan referensi seorang dosen pembimbing yang berdasarkan :
Bahan Kuliah Elemen Mesin I
Buku-buku literatur yang berhubungan

I.4 Batasan Perancangan


Agar penulisan rancangan ini mudah dipahami dan sesuai dengan tujuan pembahasan,
maka diperlukan beberapa batasan. Adapun batasan yang ada, hanya menyangkut masalah
tentang rem drum pada kendaraan Jeep 1973 kg.

1
I.5 Kontribusi Perancangan
Diharapkan dengan hasil perancangan ini akan dapat disajikan antara hasil rancangan dan
keadaan yang sesungguhnya. Selain itu dalam hal Metodologi Penulisan, hasil dari ranangan ini
dapat dijadikan acuan dalam Tugas Merencana Dasar selanjutnya serta dalam hal pembuatan
Laporan Kerja Praktek, KKN maupun dalam pembuatan Tugas Akhir mendatang. Tak lupa, hasil
rancangan ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penulis agar dapat merancang suatu
system pengereman yang lebih baik dikemudian hari.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Tentang Rem


Mesin adalah suatu bagian yang bergerak yang merubah tenaga panas menjadi tenaga
mekanik, tapi rem adalah suatu bagian yang melakukan suatu perubahan tenaga dinamik yang
berlawanan mnejadi tenaga panas dengan gesekan artifisial yang digunakan pada bagian mesin
yang bergerak.
Pada dasarnya prinsip kerja rem sama halnya dengan kopling, yaitu untuk
menghubungkan bagian yang berputar dengan bagian yang lainnya. Sedang fungsi utama dari
rem adalah memperlambat atau menghentikan putaran poros dan juga mengeliminir putaran
sesuai dengan yang dikehendaki.
Fungsi rem dapat pula diartikan sebagai alat untuk menyerap energi, baik energi kinetik
maupun energi potensial dengan cara memperlambat atau menghentikan bagian yang berputar.
Sistem kerja rem itu sendiri adalah dengan jalan menekankan sepatu rem yang tak
berputar terhadap tromol (brake drum) yang berputar dengan roda dan menghasilkan gesekan,
yang akan menghentikan kendaraan atau bagian yang berputar.
Kemampuan atau kapasitas rem tergantung pada faktor-faktor berikut :
Besarnya tekanan yang bekerja diantara permukaan bidang gesek.
Koefisien gesekan.
Kesanggupan rem untuk mengubah panas sesuai dengan energi yang diserap.
Juga harus diperhatikan dalam perancangan rem adalah besarnya momen pengereman yang harus
sesuai dengan yang diperlukan, terutama hubungannya dengan bahan gesek yang dipakai. Panas
yang berlebihan bukan hanya akan merusak bahan lapisan rem tetapi juga akan menurunkan
koefisien geseknya.

3
Pada beberapa kendaraan terdapat dua macam sistem pengereman yaitu :
1. Rem cakra untuk roda depan.
2. Rem tromol untuk roda belakang.
Tetapi ada juga kendaraan yang menggunakan rem cakra untuk roda depan maupun roda
belakang, dan ada pula yang memakai rem tromol untuk roda depan dan belakang.

2.2 Macam-macam Rem


Macam-macam rem ada empat macam yaitu :
2.2.1 Rem Blok (Rem Sepatu)
a) Rem Blok Tunggal (Gambar 2.1)
Rem Blok Tunggal adalah jenis rem yang paling sederhana dimana rem hanya terdiri dari
satu blok rem yang ditekan terhadap drum rem. Biasanya pada permukaan blok rem
tersebut terpasang lapisan rem atau bahan gesek (kampas rem) yang dapat sewaktu-waktu
diganti bila telah aus atau habis tergesek.
Satu hal yang merugikan pada pemakaian jenis rem ini adalah gaya tekan yang bekerja
pada suatu arah saja, sehingga pada poros akan timbul momen lentur serta gaya tambahan
pada bantalan yang tidak dikehendaki. Disamping itu untuk pelayanan manual jika
diperlukan gaya pengereman yang besar tuas perlu dibuat sangat panjang sehingga
kurang praktis. Karena alasan inilah maka jenis rem ini jarang dipakai pada mesin-mesin
yang memerlukan momen pengereman yang besar.

Gb.2.1 Rem Blok Tunggal

4
Gb. 2.2 Macam-macam Rem Blok Tunggal

b) Rem Blok Ganda (Gambar 2.3)


Rem blok ganda merupakan rem blok yang menggunakan dua blok rem yang menekan
drum dari dua arah yang berlawanan, baik dari sisi sebelah dalam maupun dari sebelah
luar, sehingga terjadi keseimbangan gaya gesek pada drum yang berakibat dapat
diperkecilnya atau sangat kecilnya momen lentur pada poros. Rem blok ganda yang
menekan dari arah luar dipakai pada mesin-mesin industri yang pada umumnya
digerakkan secara numerik, sedangkan rem blok ganda rem blok ganda yang menekan
dari arah dalam banyak dipakai pada kendaraan jalan raya yang umumnya digerakkan
secara hidrolik.
Rem blok ganda ini memiliki sifat yang lebih baik daripada rem blok tunggal, karena
momen lentur yang terjadi relatif lebih kecil.

Gb. 2.3 Rem Blok Ganda

5
2.2.2 Rem Pita (Tali) (Gambar 2.4)
Rem pita memiliki bagian yang terdiri dari sebuah pita atau tali baja yang fleksibel yang
berfungsi untuk menekan bagian luar dari dinding silinder gesek yang berputar. Rem pita
memiliki putaran yang bagian rendah dalam hal ini harus diperhatikan kedudukan pita yang
harus selalu berada pada drum, pada saat penyerapan energi yang terjadi saat pengereman
dilakukan. Dan juga tetap harus diperhatikan bahwa disaat rem sedang tidak bekerja keadaan rem
pita atau tali harus bebas dan bersih.
Keuntungan dari rem pita :
Luas permukaan lapisan dapat dibuat besar pada keadaan berhenti.
Pembuatannya mudah.
Pemasangannya tidak sulit.
Gaya rem besar pada keadaan berhenti, dll.
Adapun kekurangannya adalah sukar untuk dikendalikan, oleh karena itu tidak baik untuk
digunakan pada putaran tinggi dan dipandang tidak cocok alat-alat pengangkutan manusia
sehingga hanya untuk dipakai pada alat pengangkat yang memiliki putaran rendah seperti derek.

Gb. 2.4 Rem Pita (Tunggal)

6
(a) (b) (c)
Gb. 2.5 Macam-macam Rem Pita
(a) Macam deferensial
(b) Untuk putaran dalam dua arah
(c) Untuk putaran dalam dua arah

2.2.3 Rem Cakra (Disc Brake) (Gambar 2.6)


Rem Cakra adalah sebuah alat pengereman dimana sebuah cakra dijepit oleh lapisan rem
dari dua sisinya yang terjadi pada saat pengereman.
Sifat-sifat yang menguntungkan dari rem ini adalah :
Mudah dikendalikan.
Pengereman yang stabil.
Radiasi panas yang lebih baik.
Ditinjau dari keuntungan yang ada, maka bentuk rem seperti ini dipandang sangat baik,
khususnya bila digunakan untuk jenis pengereman roda bagian depan pada kendaraan bermotor.
Adapun kelemahan dari rem ini adalah umur lapisan rem yang pendek serta ukuran silender rem
yang besar pada roda. Pada rem cakra perlambatan putaran poros dilakukan oleh kerja gesekan
antara permukaan cakra yang berputar dengan kanvas rem yang diam. Hal ini mengakibatkan
benda yang direm akan berkurang energi kinetiknya dan sebagian energinya berubah menjadi
panas.
Jika ditinjau dari sistem kerjanya, rem cakra memiliki dua tipe yaitu :
a) Rem cakra tipe mekanis, dimana lapisan rem (pada rem) digerakan secara mekanis pada saat
menekan cakra (disc).
b) Rem cakra tipe hidraulis, dimana gaya tekan lapisan rem (pad) digerakan tenaga hidraulis.

7
Gb. 2.6 Rem Cakera

2.2.4 Rem Drum (Gambar 2.8)


Rem drum termasuk salah satu rem yang banyak dipakai pada otomotif yang mempunyai
keunggulan dari ciri lapisan rem yang terlindung dapat dihasilkan gaya rem yang kecil dan umur
lapisan rem yang cukup panjang (jenis ekspansi). Kelemahan dari rem ini adalah sistem
pemancaran panas yang buruk. Gaya rem pada jenis ini tergantung pada letak engsel sepatu rem
dan arah putaran porosnya.
a) Rem drum ini memiliki sepasang sepatu rem yang dapat menekan permukaan dalam silinder
gesek yang berputar. Setiap sepatu pada ujungnya dihubungkan dengan engsel yang tetap,
sedang ujung lainnya disinggungkan pada piston penekanan.
Macam bentuk dari Rem drum adalah :
Bentuk yang banyak dipakai, yaitu yang memakai sepatu rem depan dan sepatu rem
belakang sehingga meskipun arah putaran poros berlawanan gaya rem tetap besar.
Bentuk yang memakai dua sepatu rem depan dimana gaya rem satu arah putaran jauh
lebih besar.
Bentuk ketiga adalah bentuk rem yang dibuat sebagai Duo Servo.
Jika ditinjau dari bentuk Blok rem yang dipakai terdapat dua bentuk sepatu rem :
1) Sepatu berengsel.
2) Sepatu mengambang yaitu sepatu yang menggelinding pada suatu permukaan.

8
Pada sepatu berengsel memerlukan ketelitian yang tinggi dari pada sepatu mengambang dalam
hal pembuatan.

Gb. 2.7 Macam-macam bagian rem drum

Gb. 2.8 Rem Drum

9
Gb. 2.9 Susunan Rem Drum
2.2.5 Rem Hidrolik (Gambar 2.10)
Skema dari sistem kerja rem hidrolik ditunjukkan pada gambar 2.10. Di dalam sistem ini,
bagian pedal kaki terletak dekat master silinder. Saat pedal ditekan, master silinder tersebut akan
menggerakkan piston, dan mendorong cairan hidrolik keluar sistem dan menuju silinder yang
terdapat pada masing-masing roda kendaraan. Ditempat inilah yang menyebabkan piston dalam
silinder bergerak dan menekan sepatu rem, selanjutnya sepatu rem piringan metal yang berputar
dan beradu pada roda sehingga roda akan berhenti berputar.
Di dalam master rem terdapat pegas. Pegas tersebut berfungsi sebagai penarik atau
membalikkan piston kembali ke dalam silindernya. Saat pegas tersebut meregang, cairan hidrolik
akan keluar dari master silinder menuju ke silinder yang terdapat pada keempat roda sehingga
piston akan keluar dari silinder tersebut. Tetapi pada saat piston tersebut kembali ke bentuk

10
semula, maka cairan hidrolik akan masuk ke dalam master silinder dan piston akan bergerak
kembali kedalam silinder.

Gb. 2.10 Rem Hidrolik

11
BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN

Tata cara perhitungan dijelaskan dalam bentuk diagram aliran atau FLOW CHART
sehingga diperoleh gambaran menyeluruh tentang langkah-langkah yang perlu dilakukan.
Diagram aliran digambarkan dengan menggunakan lambang-lambang seperti di bawah ini.
Lambang-lambang tersebut agak berbeda dari yang biasa dipergunakan dalam program umum
komputer untuk memudahkan pengertian tatacara perencanaan. Jumlah barang yang dipakai
diusahakan sedikit mungkin seperti dibawah ini.

LAMBANG NAMA KETERANGAN


Terminal Untuk menyatakan mulai (start),
berakhir (end), atau berhenti (stop)
Input Data dan persyaratan yang diberikan
disusun di sini
Pekerjaan Pengolahan dilakukan secara
orang mekanis dengan menggunakan
persamaan, tabel dan gambar
Pengolahan Pengolahan dilakukan secara
mekanis dengan menggunakan
persamaan, tabel dan gambar
Keputusan Harga dihitung dengan
perbandingan harga patokan
Dokumen Hasil perhitungan yang utama
dikeluarkan pada alat tik
Penghubung Untuk menyatakan pengeluaran dari
tempat keputusan ke tempat
sebelum atau berikutnya
Yes Garis aliran Untuk menghubungkan langkah-
No langkah yang berurutan
3.1 Diagram Alir Perhitungan Awal

START

Berat total W (N)


Berat gandar depan WD (N)
Berat gandar belakang WB
Beban
Gaya rem roda dinamis
depanJarak (N)roda depan
padapengereman
pada
dinameter 12
S (m)
luar WDD
roda BID(N)
(N)
Gaya rem Beban Jarak
tiap roda sumbu
dinamis
depan padatotal
pada roda
roda L (mm)

belakang
dinameter
Perlambatan luarWDB (N) (N)
roda BID
Gaya remBeban
roda belakagTinggi
dinamis pada
pada titik
tiapberat
roda(h)
dinameter depan WDDBIB(N)
V luart (s)roda
Waktu pengereman (N)
Kecepatan
STOP
END
Beban dinamis pada
Gaya rem tiap roda belakang
Energi tiap
pada
Kinetikroda belakang
dinameter
E (Nm) WDB
luar roda (N)
BIB (N)
(ms)
3.2 Diagram Alir Perencanaan Poros

START

Daya max Pmax (kW)


Torsi max Tmax (Nm)

Pemilihan bahan poros


Faktor keselamatan SF,
pemilihan faktor koreksi fc
Faktor beban terhadap beban
torsi kt, faktor beban terhadap
beban bending km. teg. Tarik
max. t. teg. Lentur mx b

Data yang direncanakan Pd (kW)

Moment torsi yang direncanakan MTd (Nm)

Ambil MT yang direncanakan


Dibandingkan dengan Mtmax

Ambil MT yang
terbesar

Beban pada tiap road depan WDD (N)

Moment torsi ekivalen Mtekiv (Nm)


Moment bending ekivalen Mbekiv (Nm)

Diameter dari perhitungan dengan Mtekiv (mm)


Diameter dari perhitungan dengan Mbekiv (mm)

Diameter terbesar dari


Perhitungan Mtekiv dan

STOP END

13
3.3 Diagram Alir Perhitungan Bidang Gesek

START

Jari-jari dalam bidang gesek R1


(mm)
Jari-jari luar bidang gesek R2 (mm)

Bahan pelat gesek


Tekanan permukaan
Bahan pelat
bidang
gesek
gesek (N/mm2)
Tekanan gesek
Koefisien permukaan
bahanbidang gesek
pelat gesek
(N/mm2)
Koefisien gesek bahan pelat gesek
Jari-jari rata-rata bidang gesek RM (mm)

Luas bidang gesek (mm2)

Gesek F (N) Gaya tekan permukaan bidang

Moment rem T1 (Nmm)

Besar putaran roda n (rpm)

Putaran sudut roda (rad/sec)

Daya pengereman P (kW)

Lama pemakaian (jam)

Asumsi frekuensi pemakaian tiap tahun (jam)

Lama pemakaian (dalam tahun)

Bahan pelat gesek. Ukuran pelat gesek (mm)


Umur pelat gesek (tahun)

STOP

END

14
3.4 Diagram Alir Perhitungan Bantalan

START

Ukuran bantalan sesuai dengan


diameter poros
Beban tiap roda depan (N)

No.
Bantalan

Beban radial bantalan WR (N)

Beban aksial bantalan WT (N)

Beban ekivalen We (N)

Umur bantalan (dalam putaran)

Asumsi frekuensi pemakaian penggunaan bantalan

Umur bantalan (dalam tahun)

Dimensi bantalan
Umur bantalan

STOP

END

3.5 Diagram Alir Perhitungan Piston

START

15
Tekanan gesek (N)

Tekanan pedal
(kg)

Tekanan minyak rem (N/mm2)

Luar piston Aw (mm2)

Diameter piston D (mm)

Bahan piston, kekuatan tarik max t


(N/mm2)
Kekuatan tekan max tek. (N/mm2),
faktor
Keselamatan SF
Kekuatan tarik yang diizinkan ta (N/mm2)
Kekuatan tekan yang diizinkan tek (N/mm2)

no
Tekanan tekan yang terjadi teks (N/mm2)

teks < tek


yes

Bahan piston
Diameter piston

STOP

END

16
3.6 Diagram Alir Perhitungan Drum

START

Ukuran cakera sesuai


dengan perhitungan
sebelumnya

Bahan cakera, tegangan tarik max t


(N/mm2)

Tegangan tarik yang diizinkan t (N/mm2)

Gaya rem tiap roda BID (N)

Perhitungan tegangan tarik cakera ts (N.mm2)

no
ta < ts

yes

Bahan cakera
Dimensi cakera

STOP

END

3.7 Diagram Alir Perhitungan Temperatur

START
17
Diameter luar bidang gesek D2 (mm)
Diameter dalam bidang gesek D1 (mm)
Moment gesek T1 (N)
Kecepatan sudut roda (rad/s)
Temperatur rem yang diizinkan Ti (C)

Luas bidang pendingin Ad (mm2)

Kerja yang hilang akibat gesekan Wo (Nmm)

Daya yang hilang akibat gesekan Po (watt)

Produktivitas thermal
karena
gesekan k (watt/mm2C)
Kenaikan temperatur karena gesekan t ()

Temperatur ruang tr (C)

Temperatur rem Tr (C)

Tr <
Ti
yes

no Temperatur Rem Tr (C)

STOP

END

18
3.8 Diagram Alir Perhitungan Efisien Rem

START

Momen torsi MT (Nm)


Putaran sudut (rad/s)
Moment gesek satu sisi T1 (Nm)

Daya yang ditransmisikan poros P (watt)

Moment gesek 2 sisi Mg (Nm)

Waktu pengereman (detik)


Frekuensi pengereman tiap jam

Daya rata-rata Pm (watt)

Daya yang hilang pada saat pengereman po (watt)

Efisiensi rem (%)

STOP

END
BAB IV
PERANCANGAN REM DRUM

19
4.1 Analisis

Data teknis :
Data teknis :
- Berat total kendaraan W = 19730 N
- Berat gandar depan Wd = 10500 N
- Berat gandar belakang Wb = 9230 N
- Jarak gandar L = 2350 mm
- Tinggi titik berat h = 300 mm
- Diameter luar ban D = 600 mm
- Jarak pengereman S = 15 m
- Kecepatan kendaraan V = 60 km/jam = 16,67 m/s

Dari data-data teknis yang ada, diketahui bahwa rem yang digunakan pada ke empat roda adalah
rem drum ( tromol ). Namun sebelum dilakukan perhitungan yang sebenarnya, terlebih dahulu
dilakukan perhitungan mengenai jarak pengereman, rencana yang akan mempengaruhi keamanan
rem tersebut serta beban-beban yang akan diterima.

4.1.1 Perencanaan pengereman


Direncanakan mobil berhenti pada jarak 15 m pada kecepatan 60 km/jam atau 16,67 m/s.
Perlambatan pengereman
Dalam keadaan darurat pengereman dilakukan dengan perlambatan sebesar :
1 = e . g (m/s) dimana e = 0,6 ; g = 9,8 m/s
1 = e.g dimana harga e = 0,5 - 0,8
= 0,6 x 9,81 maka dipilih e = 0,6 ( berdasarkan
= 5,886 m/s buku Elemen Mesin Sularso )

Waktu yang dibutuhkan untuk pengereman


v 16,67

20
Te = = = 2,83 det
1 5,886

4.1.2 Beban Pada Roda Saat Pengereman


Pada saat pengereman dilakukan akan timbul gaya inersia pada
titik berat sebesar ; W (a x g). Sehingga pada roda depan akan bertambah, sedangkan beban pada
roda belakang akan berkurang. Hal ini didapat dengan mengambil ban belakang sebagai engsel
pada saat menghitung tambahan gaya reaksi pada roda depan atau dengan menganggap roda
depan sebagai engsel saat menghitung roda belakang.

Sebelum Pengereman Sesudah Pengereman


Gbr.4.1 Beban depan dan beban belakang

4.1.3 Gaya-Gaya Reaksi yang Timbul Pada Saat Pengereman


Pertambahan gaya reaksi pada roda depan (Wd)
* Beban dinamis pada roda depan
WdD = WD + W.e (h/l)
300
= 1050 + 1973 . 0,6
2350
= 11782,98 N

Pengurangan gaya reaksi pada roda belakang


* Beban dinamis pada roda belakang

21
WdB = WB - W.e (h/l)
300
= 923 - 1973 . 0,6
2350
= 7572,10 N

GAYA REM YANG DIPERLUKAN


Gaya rem yang diperlukan untuk roda depan dan belakang (BI)
* Roda depan
BID = e x (WD + W.e. h/l)
= 0,6 (1201,12)
= 7069,79 N

* Roda belakang
BIB = e x (WB - W.e. h/l)
= 0,6 (771,87)
= 4543,22 N
4.1.4 Perencanaan Drum

Direncanakan sebuah drum dengan dimensi sebagai berikut :


Bahan drum
* Baja tempa SFNCM 70 D JIS 3222
* Dengan kekuatan tarik = 70 kg/mm = 686,7 N/mm
SF = 3,2 (Golongan II Dinamis II)
Tegangan tarik yang diizinkan

a =
SF

686,7
= = 214,5 N/mm
3,2

22
Tegangan geser yang diizinkan
a
g =
3

214,5
= = 123,84 N/mm
3

s < g
Aman untuk digunakan

Gbr. 4.2 Drum

Perencanaan dan Perhitungan Sistem Rem


Sistem yang dipakai adalah system rem drum berengsel yang memakai sepatu depan dan
sepatu belakang.

23
Gbr. 4.3 Rem Drum Berengsel

Dimensi rem
* Direncanakan rem drum dengan ukuran
a = 180 mm BID = 7069,79 N
b = 82 mm BIB = 4543,22 N
e = 90 mm
= 0,38

24
Gb. 4.4 Sepatu rem

Perhitungan gaya fl roda depan


- F x 180 fl x 85 + (fl/0,38) x 82 = 0
180
l = F = 1,43 F
125,79

F = e x WdD
= 0,6 x 11782,98
= 7069,78 N
Perhitungan gaya ft roda belakang
- F x 180 ft x 90+ (ft/0,38) x 82 = 0
180
t = F = 0,59 F
305,79

F = e x WdB
= 0,6 x 7572,10
= 4543,26 N
t + l = 2,02

25
Perhitungan Piston
*Tekanan minyak (Pw)

Diasumsikan bahwa : Q = gaya injak pedal = 20 kgf


Pw 21,3(kg) , Pw = (2,37 . Q) 4,49
Pw = 43

*Gaya Pengereman ( F )

Untuk roda depan, FD = F___ = 7069,78 = 3499,89 N


t + l 2,02

Untuk roda belakang, FB= F___ = 4543,26 = 2249,13 N


t + l 2,02

*Rem depan
Fpiston = Fsepatu + Fpegas
= 3499,89 + 20
= 3519,89 N

* Rem belakang
Fpiston = Fsepatu + Fpegas
= 2249,13 + 20
= 2269,13 N

*Luas Penampang (Aw)

Rem depan AwD


FD = AwD x Pw
FD 349,9
AwD = = = 8,13 cm

Pw 43

26
Rem belakang AwB
FB = AwB x Pw

FB 224,9
AwD = = = 5,23 cm
Pw 43

Diameter piston silinder hidrolik (Dw)


* Rem depan DwD
AwD = (/4) x dwD / 100
DwD = 32,18 mm

* Rem belakang DwB


AwB = (/4) x dwB / 100
DwB = 25,81 mm

Lebar sepatu rem (b)


* Lebar sepatu rem depan

AlD = x x rd x bD
180

3,14
25675,97 = x 250 x 113 x bD
180

bD = 52,10 mm = 52 mm

* Lebar sepatu rem belakang bB

27

AlB = x x rd x bB
180

3,14
19369,58 = x 250 x 117,5 x bD
180

bB = 39,30 mm = 40 mm

Catatan : AlD didapat dari perhitungan bidang gesek

4.1.5 Perencanaan Silinder

Direncanakan silinder dengan menggunakan bahan besi cor kelabu FC 20 JIS 5501 dengan
sf = 3,2 (Golongan II Dinamis II)
* Kekerasan maksimum = 217 kg/mm = 2128,77 N/mm
2128,77 N/mm
* Kekerasan yang diizinkan = = 665,240 N/mm
3,2

Tebal Silinder
* Silinder depan
FpistonD 3519,89
tD = = = 5,29 6 mm
Kekerasan yang diizinkan 665,240 N/mm

* Silinder Belakang
FpistonB 2269,13 N
tB = = = 3.41 4 mm
Kekerasan yang diizinkan 665,240 N/mm

28
Gb.4.5 Silinder

4.1.6 Perhitungan Bidang Gesek

Perbandingan distribusi gaya (Bd)


* Rem depan BDD

BDD (WD / W) Dimana es = titik kunci sinkron sebesar


es =
h / 2L 0,6 dari buku Elemen Mesin hal 89

BDD ( 1050 / 1973 )


0,6 =
300 / 4700

0,038 = BDD - 0,532

BDD = 0,57

29
*Untuk roda belakang :
* Rem belakang BDB

BdB
BDB =
BdD + BdB

4865,48
=
6747,6 + 4865,48

= 0,43

Jadi perbandingan distribusi gaya rem depan dan rem belakang adalah
Rem depan : Rem belakang
0,57 : 0,43

Gaya rem yang sebenarnya (Bd)


* Rem depan (Bd)D
BdD = W x e x BDD
= 1973 . 0,6 . 0,57
BdD = 6747,6 N

* Rem belakang (Bd)B


BdD + BdB = e.w
6747,6 + BdB = 0,6 . 19355,13 N
6747,6 + BdB = 11613,078
BdB = 4865,48 N

30
4.1.7 Energi kinetik pada saat pengereman

1
Ek = mv
2

1 w
= v
2 g

1 1973
= 16,72
2 9,81

= 28045,36 kg m/s

Kapasitas energi lapisan (K1) D dan K1)B


Harga (K1)D dan (K1)B diusahakan dapat ditekan sampai sebesar 0,18 menurut buku elemen
mesin hal. 90. Maka dapat diambil 0,11 kgm/mm2s

Luas penampang rem (A1)


* Roda depan A1D

Ek x BDD
klD =
2 x AlD x te

28045,36 x 0,57
0,11 =
2 x AlD . 2,83

28045,36 x 0,57
AlD = = 25675,97 mm
2 x 0,11 . 2,83

31
* Roda belakang AlB

Ek x BDB
klB =
2 x AlB x te

28045,36 x 0,43
0,11 =
2 x AlB . 2,83

28045,36 x 0,43
AlB = = 19369,58 mm
2 x 0,11 . 2,83

4.1.8 Daya yang hilang Akibat Gesekan


Torsi pada 2 buah sepatu (T)
* Rem Depan (TD) P1 = 35 N/cm
TD = x P1 x bD x r x cos
= 0,38 . 35 . 5,2. (11,3) . cos 250
= 3020,39 N cm
* Rem Belakang
TB = x P1 x bB x r1 x cos
= 0,38 . 35 . 4 . (11,3) . cos 250
= 2323,37 N cm
Kecepatan sudut pada gambar ()
= 2n / 60 (rad / s)
2 x 3,14 x 6000
= rad /s
60

= 628 rad / S
n = putaran mesin pada daya max = 6000 rpm

32
Kerja yang hilang (Wg)
Jika diperkirakan gesekan terjadi selama rata-rata 2 detik (tg) maka kerja yang hilang akibat
gesekan adalah

* Roda depan
WgD = 0,5 x TD x x tg
= 0,5 x. 3020,39 x 628 x 2
= 1896804,92 J
= 1896,80 KJ
* Roda belakang
WgB = 0,5 x TB x x tg
= 0,5 x 2323,37 x 628 x 2
= 1459076,36 J
= 1459,07 KJ
Daya yang hilang akibat gesekan (Pg)
* Roda depan
WgD x Z
PgD =
3600

1896804,92 x 80
=
3600

= 42151,22 watt
= 42,152 kW

Z = jumlah pemakaian 80 x dalam 1 jam (3.600 detik)

33
* Roda belakang
WgB x Z
PgB =
3.600

1459076,36 x 80
=
3600
= 32423,92 watt
= 32,423 kW

4.1.9 Perhitungan temperatur rem


Luas bidang pendinginan (Ad)
* Rem depan (AdD)
AdD = x d x bD
= 3,14 x 22,6 x 5,2
= 369,01 cm
= 0,036901 m

* Rem belakang (AdB)


AdB = x d x bB
= 3,14 x 22,6 x 4
= 283,856 cm
= 0,028385 m

34
Temperatur rem (t)
* Roda depan (tD)
Kenaikan temperatur = t2
Faktor perpindahan panas = = 1,2 kcal / C det
PgD tD total = t1 + t2
t2D =
AdD x = 30 + 113,32

42151,22 = 143,32 C
= = 113,32 C
0,036901 x 5040

* Roda belakang (tB)


PgB tD total = t1 + t2
t2B =
AdB x = 30 + 113,36

32423,92 = 143,36 C
= = 113,36C
0,028385 x 5040

4.2 Perhitungan Umur Rem

Direncanakan :
Tebal minimal plat gesek (tp) = 1 mm
Angka kerusakan (Ak) = 2 kwh/cm
Usia pemakaian rem adalah (Lr)
tp x Al x Ak
Lr =
Pg
Diperkirakan pemakaian pertahun :
1 hari = 8 jam pemakaian
1 jam = 80 kali gesekan

35
1 kali = 3 detik
- Sehingga pemakaian perhari
8 x 80 x 3 = 1920 detik
- Pemakaian pertahun
1920 x 365 = 700.800 detik = 194,66 jam

* Untuk rem roda depan


tp x AlD x Ak
LrD = Umur rem roda depan
PgD 1218,25
= 6,25 tahun
1 x 25675,97 x 2 194,66
=
42,152

= 1218,25 jam
* Untuk rem roda belakang
tp x AlB x Ak
LrB = Umur rem roda depan
PgB 1194,80
= 6,13 tahun
1 x 19369,58 x 2 194,66
=
32,423

= 1194,80 jam

4.3 Perencanaan Pegas Penarik


Direncanakan bahan pegas penarik adalah
* Baja pegas SUP 4 JIS G 4801
Dengan kekuatan tarik = 125 kg/mm = 1226,25 N/mm
SF = 7
* Tegangan tarik yang diizinkan
1226,25
= = = 175,18 N / mm
SF 7
* Tegangan geser yang diizinkan adalah

36
175,18
= = = 101,14 N / mm
3 3

* Diameter lilitan rata-rata (D) = 15 mm


* Diameter kawat (d) = 3 mm
* Lendutan () = 4 mm
* Modulus geser = 27x10

Gb.4.6 Pegas
Maka :
c = indeks pegas
= D/d
= 15/3 = 5
Factor tegangan wahl/konstanta pegas (k)

4c 1 0,615 (4 .5) 1 0,615


K = + = + = 1,31
4c 4 c (4.5) 4 5

Jumlah beban yang harus ditanggung (Wl)


..d3
W1=
8K.D

3,14 . 101,14 . (3) 3


=
8 . 1,31 . 15

= 54,55 N

37
WI
K =

54,55
= = 13,64 N/mm
4

Jumlah lilitan yang bekerja (n)


8 x n x Wl x D3
=
d4 x G

8 . n . 54,55 (15)3
4 =
(3)4 . 27000

n = 5,939 = 6

Jumlah lilitan seluruhnya


N =n+2
=6+2
=8
Dimensi akhir pegas
D = 15 mm
d = 3 mm
n =6
p=3

4. 4 Penentuan Poros

Direncanakan :
* Bahan yang dipakai 2 JIS G 3123 S35 C-D
* Tegangan tarik = 58kg/mm = 568,98 N/mm
* SF = 3,2 (Golongan II Dinamis II)
* Tegangan tarik yang diizinkan

38
568,98
u = = = 177,80 N / mm
SF 3,2

* Tegangan geser yang diizinkan


a 177,80
g = = = 102,65 N / mm
3 3

Tampak Depan Tampak Samping

Gb. 4.7 poros

Daya maksimum sesungguhnya


Pmax = diasumsikan 100 Ps pada putaran 5000 RPM
= 100 x 0,746
= 74,6 kW
Daya rencana (Pd)
Pd = fc x P max Pd = daya rencana
= 0,8 x 74,6 Fc = factor koreksi
= 59,68 kW Pmax = daya max

39
Menentukan momen rencana (Mp)
Pd
Mp = 9,74 x 105 x
Gn

59,68
5
= 9,74 x 10 x
5000

= 9,74 x 100.000 x 0,011936


= 11625,664 kg mm
= 114047,76 N mm

Menentukan diameter poros (ds)

5,1 1/3 Kt = factor koreksi = 2,6


ds = x kt x cb x Mp Cb = factor lenturan = 2,1
u Mp = momen rencana
(Buku Elemen Mesin, Sularso, Hal 8)
5,1 1/3
= x 2,6 x 2,1 x. 114047,76
102,65
= [30937,88]1/3
= 31,39 = 35 mm

4. 5 Perhitungan Bantalan
Berdasarkan perhitungan poros, diketahui diameter poros ( ds ) = 35 mm maka dalam
perencanaan ini digunakan bantalan bola, menurut tabel dalam buku Elemen Mesin ( Sularso,
hal 143 ) dapat menggunakan jenis terbuka dengan nomor bantalan 6307 dengan diameter poros
35 mm dan kapasitas dinamis spesifik ( C ) = 2620 kg ( 25702,2 N ) dan kapasitas normal statis
spesifik ( Co ) = 1840 kg ( 18050,4 N ).

40
Gbr. 4.8 Bantalan Bola

Untuk roda kendaraan, karena tumbukan yang terjadi halus, maka Faktor V =
1,2 ; e = 0,35 ; Y = 1,45 ; X = 0,56. maka dapat ditentukan :
Besarnya beban aksial ( Fa ):
Fa = x WdD ,dimana : Fa = beban aksial ( N )
= 0,6 x 11782,98 = koef. Gesek = 0,6
= 7069,78 N WdD = beban pada roda = 11782,98 N

Besarnya beban radial karena beban aksial ( Fr ):


Fr = Fa x Rb/c
= 7069,78 x 190/150
= 8955,054 N

Beban Ekivalen dinamis ( P )


P = X . V . Fr + Y . Fa
= 0,56 x 1,2 x 8955,054 + 1,45 x 7069,78
= 16268,977 N

41
Besarnya faktor putaran ( fn ) dapat dicari dengan rumus :
33,3
fn = ]1/3
n

33,3
=[ ]1/3 = 0,42
568

Besarnya faktor umur ( fh )


fn x C
fh =
Pn

0,42 x 25702,2
fh = = 2,8
16268,977

Umur bantalan yang direncanakan ( Lh )


Lh = 500 x fh3
= 500 x 2,83 = 10976 jam

Dengan memperhatikan diameter poros, maka dipilih bantalan bola dengan jenis terbuka
dengan nomor bantalan 6307 dengan dimensi-dimensi sebagai berikut :
Diameter dalam d = 35 mm
Diameter luar D = 80 mm
Tebal keseluruhan T = 22,75 mm
Tebal cincin luar B = 20 mm
Tebal cincin dalam b = 18 mm
Jari-jari r = 2,5 mM

42
Gbr. 4.10 Diagram Titik Kunci Sinkron
( Buku Elemen Mesin, Sularso, hal 90 )
Diketahui : Berat total kendaraan W = 19730 N
Berat beban depan Wd = 10500 N
Berat beban belakang Wb = 9230 N
Tinggi titik berat h = 300 mm
Jarak sumbu roda L = 2350 mm

43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Hasil analisa perencanaan rem tromol dapat ditarik beberapa kesimpulan :
Berdasarkan hasil perhitungan dalam perancangan rem drum maka diperoleh hasil
sebagai berikut :
1. Bidang gesek rem depan dengan luas permukaan 25675,97 mm dan lebar 52 mm, sedangkan
luas rem belakang 19369,58 mm dan lebar 40 mm.
2. Temperatur rem depan yang diizinkan 143,32C dan rem belakang 143,36C.
3. Diameter piston rem depan 32,18 mm 32 mm dan rem belakang 25,81 mm 25 mm.
4. Diameter poros sebesar 31,39 mm 35 mm.
5. Perkiraan umur rem depan 6,25 tahun dan rem belakang 6,13 tahun.
6. Dimensi rem hasil perancangan 153 x 48,5 x 153
7. Umur bantalan yang direncanakan 10976 jam
Jadi dari data-data diatas, rem ini cukup aman dipakai karena memiliki effisiensi yang
tinggi dan memiliki umur yang cukup lama.

44
5.2 SARAN
1. Pendokumentasian yang baik dengan tanda-tanda pengerjaan, ukuran, dan
toleransi yang baik mutlak diperlukan untuk memungkinkan realisasi dari komponen yang
dirancang.
2. Dalam pembuatan tugas merencana ini perlu ditambah referensi buku-buku
pendukung yang baik, yang dapat menunjang pembuatan tugas yang diberikan.
3. Penggunaan rem hendaknya dilakukan seefisien mungkin.
4. Pengambilan factor keamanan yang tepat agar dapat menjamin keamanan bahan.
5. Pemilihan bahan komponen yang ada dalam standarisasi yang dipakai seperti :
AISI, DIN, JIS, dan lain-lain.
6. Penggunaan komputer untuk mempermudah perhitungan ulang apabila ada
perubahan pada data teknis.

45
DAFTAR PUSTAKA

Khurmi, R.S, J.K. Gupta, A Text Book of Machine Design, Eurasis Publishing House

LTD., Tam Nagar, New Delhi, 1982.

Niemann, G., Elemen Mesin Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1994.

Sularso, Ir, Elemen Mesin, Pradnya Paramitha, Jakarta, 1986.

Tedjakumala, Indra, Ir., Dasar Perencanaan Elemen Mesin, Universitas Trisakti, Jakarta,

2015.

Spotts, M.F., Design of Machine Elements, Prentice Hall Inc, New Jersey, 1985.

46

Anda mungkin juga menyukai