Full PDF
Full PDF
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Oleh:
Victor Purnama Agung FanggidaE
NIM: 098114129
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Oleh:
Victor Purnama Agung FanggidaE
NIM: 098114129
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Persetujuan Pembimbing
NIM: 098114129
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
Penulis
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet
atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Dibuat di Yogyakarta
Yang menyatakan
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Teman-temanku, sahabat-sahabatku
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PRAKATA
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena begitu besar kasih
dan Ultrasonikasi Untuk Pemisahan Pirantel Pamoat Dari Sediaan Suspensi Merk
“X"®” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi
1. Bapak Prof. Dr. Sudibyo Martono, M.S., Apt. selaku dosen pembimbing yang
skripsi ini.
3. Ibu Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si. selaku dosen penguji yang memberikan
4. Bapak Jeffry Julianus, M.Si. selaku dosen penguji yang memberikan kritik
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6. Ibu Rini Dwi Astuti, M.Sc, Apt. selaku Kepala Laboratorium Fakultas
7. Segenap dosen dan karyawan atas ilmu dan pengalaman yang berharga
10. Kedua orang tuaku, Bapak Christoffel Jusuf FanggidaE dan Ibu Marselina
Yohana Lay-FanggidaE atas doa, kasih sayang, dan dukungan semangat yang
12. Agnes Mutiara Kurniawan dan Novia Sarwoning Tyas selaku teman
13. Bernadetta Arum Wijayanti yang selalu mendukung penulis belajar menjadi
lebih baik, memberikan saran dan kritik, dan memberikan dorongan semangat
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14. Mas Dika, Ko Frank, Cik Lia, Mas Toni, Om Ridho yang telah meluangkan
15. Teman-teman skripsi bimbingan Bapak Prof. Dr. Sudibyo Martono, M. S.,
Apt. : Shinta, Metri, Sasya atas kerjasama dan dukungannya selama proses
Nety, Saka, Felix, Jati, Leo, Ina, Topan, Agus, Febrin, Ozy, Wisnu atas
Yogyakarta.
18. Liverpool FC, yang telah memberikan inspirasi dan motivasi lewat video
tentang arti perjuangan dan kerja keras kepada penulis sehingga tidak
19. Teman-teman FST & FKK 2009 atas pengalaman, keceriaan, dan
21. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk membantu penulis
dalam perkembangan selanjutnya. Akhir kata, semoga skripsi ini berguna bagi
pembaca.
Penulis
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
Hal
INTISARI .................................................................................................... xx
1. Permasalahan ............................................................................. 3
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B. Suspensi ........................................................................................... 6
C. Ekstraksi .......................................................................................... 8
G. Hipotesis .......................................................................................... 26
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a. Presisi ................................................................................... 32
b. Akurasi ................................................................................. 33
Pamoat ............................................................................................. 35
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Ekstraksi pada Suspensi dan Tanpa Proses Ekstraksi pada Tablet .......... 48
A. Kesimpulan ...................................................................................... 52
B. Saran ................................................................................................ 52
LAMPIRAN ................................................................................................ 57
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tablet ....................................................................................... 67
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
...Konsentrasi ........................................................................... 36
...Pamoat .................................................................................. 37
..Tablet ................................................................................... 49
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Pamoat .................................................................................. 62
50,0 mg ................................................................................ 63
Ultrasonikator ......................................................................... 66
xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tablet ...................................................................................... 67
xix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
INTISARI
xx
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
Pyrantel pamoate have efficacy as anthelmintic and most often used as a
self-treatment to overcome intestinal worms. One of the products that contain the
pyrantel pamoate active substance which is brand “X” ® pyrantel pamoate
suspension. Analysis is needed to determine the truth of the pyrantel pamoate
active ingredients content in the preparations. . Important step in the analysis is the
extraction of active ingredient pyrantel pamoate from the preparations. The
method of extraction were compared is a liquid-liquid extraction method using a
separating funnel and ultrasonicator to subsequently established the content using
UV spectrophotometer.
Liquid-liquid extraction using a separating funnel and the extraction of as
much as 3 times (@ 10 mL) for 1 min, whereas the extraction ultrasonicator lasted
for 15 minutes with the solvent volume ratio 1:3. Hexane acts as second solvent in
both extraction methods. The function is to extract other ingredients so obtained
pyrantel pamoate remain on the first solvent and free from the interferences.
Both of these methods have a qualified recovery, where the extraction of
the separating funnel is at the range 98,38-101,29% whereas the ultrasonicator are
on the range 99,29-100,96 %. Found that the difference was not statistically
significant between the two methods is the unpaired t test with a 95% of
confidence level using the R statistical software version 2.14.1.
xxi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
masa yang paling rentan mengalami berbagai macam penyakit. Salah satu
penyakit yang paling sering dialami adalah penyakit cacing atau biasa dikenal
dengan cacingan. Selain berefek pada gizi, kecerdasan, kesehatan dan konsentrasi
terjadinya penyakit ini tinggi, khususnya pada penduduk dengan tingkat ekonomi
Berbagai macam obat cacing yang beredar di pasaran, salah satu yang
paling sering digunakan adalah yang mengandung zat aktif pirantel pamoat.
Sediaan tersebut dapat berupa tablet ataupun suspensi dan sangat mudah
Kandungan zat aktif pirantel pamoat yang tertera di dalam label kemasan
sediaannya adalah 125 mg/5 mL. Penggunaan pirantel pamoat sebagai antelmintik
sesuai dosisnya akan memberikan efek farmakologis yang optimum. Dosis yang
dengan dosis yang tertera pada label kemasan. Penggunaan produk obat ini
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 2
edisi IV dan USP (United States Pharmacopoeia) XXX tahun 2007 dijabarkan
(KLT). Metode KCKT dan KLT memiliki kekurangan, yakni alat dan biaya
operasional yang mahal, serta kedua metode ini juga membutuhkan waktu analisis
yang lama.
Oleh karena itu, diperlukan suatu metode analisis baru yang relatif
murah, waktu analisis yang cepat serta dapat memberikan hasil dan presisi yang
baik. Metode analisis yang dipilih adalah metode spektrofotometri UV, yang
dan selektivitas yang baik untuk penetapan kadar senyawa tunggal serta
Indonesia.
pamoat dari bentuk sediaan suspensinya. Tahap penelitian ini merupakan salah
satu dari rangkaian tahap untuk menuju tahap validasi dan penetapan kadarnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 3
penelitian khusus mengenai metode ekstraksi zat aktif pirantel pamoat dari bentuk
sediaannya.
metode ekstraksi yang digunakan dalam analisis ini belum pernah dilakukan
hasil paling optimum dalam memisahkan zat aktif pirantel pamoat dari bentuk
1. Permasalahan
mengekstraksi zat aktif pirantel pamoat dari sediaan suspensi merk “X”® ?
2. Keaslian penelitian
adalah tentang Penetapan Kadar Pirantel Pamoat dalam Sediaan Tablet Secara
perbandingan metode ekstraksi zat aktif pirantel pamoat dari sediaan suspensi
3. Manfaat penelitian
suatu metode yang baru dalam melakukan ekstraksi zat aktif pirantel pamoat
salah satu acuan metode bagi pihak industri untuk digunakan dalam analisis
spektrofotometri UV.
B. Tujuan Penelitian
pamoat dari sediaan suspensi merk “X”® agar dapat ditetapkan kadarnya
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pirantel Pamoat
mengobati infeksi yang disebabkan oleh beberapa jenis cacing di usus, seperti
Obat ini menjadi salah satu referensi obat yang sering digunakan dalam mengatasi
Pirantel pamoat mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih
dari 103,0% C11H 14N2 S . C23H16 O6, dihitung terhadap zat anhidrat (Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995). Pemeriannya berupa serbuk
kristal kuning sampai coklat. Zat ini praktis tidak larut dalam air, metanol, dan
etanol; larut dalam dimetil sulfoksida; serta sukar larut dalam dimetil formamida
5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 6
366 dan nilai Ɛ sebesar 21770 M-1.cm-1, serta pada 288 nm dengan nilai
sebesar 370 dan nilai Ɛ sebesar 22000 M-1.cm-1 (Moffat, Osselton and Widdop,
2005).
B. Suspensi
bahan obat dalam bentuk halus yang tidak larut tetapi tetap terdispersi dalam
pelarutnya. Selain zat aktif, bahan tambahan pada suspensi umumnya digunakan
untuk semakin meningkatkan kestabilannya, salah satu yang paling penting adalah
tablet, bahan aktif dalam sediaan suspensi memiliki keuntungan, yakni akan lebih
cepat penyerapannya oleh karena bentuk partikel yang lebih kecil dan
harus terdapat dalam cairan pembawa yang sesuai, dan terutama mengandung
basa pirantel (C11H14N2S) tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
dari jumlah yang tertera pada label kemasan (Direktorat Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan POM RI, 1979). Beberapa komponen yang pada umumnya
1. Suspending agent
Hal ini dimaksudkan untuk menutupi aroma yang tidak enak dari
zat aktif. Bahan yang umum digunakan adalah minyak aromatik (minyak
3. Pemanis
tersebut. Sukrosa adalah gula yang paling sering dipakai sebagai dalam
formulasi suatu suspensi, ataupun dapat diganti oleh gula yang lain seperti
dekstrosa, atau pengganti gula seperti sorbitol, gliserin dan propilen glikol.
sitrat, glukonat, laktat dan fosfat. Buffer dalam suspensi berguna untuk
stabilitas maksimum.
5. Pewarna
6. Pengawet
C. Ekstraksi
senyawa organik dari larutan yeng bersifat polar (pada umumnya air) dengan
larutan non polar (pada umumnya larutan organik) yang tidak saling campur dan
didiamkan hingga terbentuk dua lapisan yang kemudian dapat dipisahkan. Zat
2. Waktu ekstraksi
3. Kuantitas pelarut
4. Suhu pelarut
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 9
RI, 1979).
D. Ekstraksi Cair-Cair
dengan teknik lainnya tidak dapat dicapai, antara lain seperti distilasi, evaporasi
dan kristalisasi. Ekstraksi cair-cair adalah proses pemisahan suatu komponen dari
fase cair ke fase cair lainnya berdasarkan kelarutan relatifnya. Teknik ekstraksi
1. Kontak antara pelarut dengan fase cair yang mengandung komponen yang
akan diambil (solute), kemudian solute akan berpindah dari fase umpan
2. Pemisahan dua fase yang tidak saling melarutkan, yaitu fase yang
banyak mengandung pelarut disebut fase ekstrak dan fase yang banyak
disebut juga Hukum Partisi yang menyatakan bahwa “apabila suatu analit
dilarutkan ke dalam dua pelarut yang tidak saling campur, maka analit akan
terdistribusi dalam proporsi yang sama (merata) diantara dua pelarut yang tidak
pelarut yang tidak saling campur disebut koefisien distribusi atau koefisien partisi
KD = ............................................................................................(1)
Corg dan Caq masing-masing merupakan konsentrasi analit dalam fase pertama dan
dalam fase kedua. Semakin besar konsentrasi analit dalam fase pertama maka
konsentrasi analit dalam fase pertama maka akan semakin kecil nilai koefisien
distribusinya.
yang berbeda karena adanya disosiasi (ionisasi), protonasi dan kompleksasi atau
polimerisasi sehingga definisinya dapat disebut rasio distribusi (D) atau rasio
D= ............................................................................................(2)
(Cs)1 dan (Cs)2 masing-masing merupakan konsentrasi total analit (dalam segala
bentuk) dalam fase pertama dan fase kedua. Jika tidak ada interaksi antar analit
yang terjadi pada kedua fase tersebut maka nilai KD dan D adalah sama (Gandjar
Salah satu teknik ekstraksi cair-cair yang paling sering digunakan adalah
yakni dengan hanya menambahkan pengekstrak yang tidak saling campur dengan
analit dalam kedua fase, didiamkan dan dipisahkan. Kelemahan ekstraksi ini yakni
kurang praktis, dan ada kemungkinan besar hilangnya analit selama proses
ekstraksi tergantung pada nilai distribusi analit (D) dan volume relatif kedua fase.
Secara teoritis dapat dihitung jumlah analit yang terekstraksi dengan persamaan
sebagai berikut:
E= ........................................................................................(3)
V1 dan V2 masing-masing merupakan volume fase pertama dan fase kedua yang
persamaan berikut
Keterangan : (Caq)n : banyaknya analit dalam fase air setelah n kali ekstraksi
nikotin dari permen karet yang hanya memerlukan waktu sekitar 20 menit.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 12
Hal ini tentu saja lebih efisien dibandingkan ekstraksi dengan metode
hasil yang sama. Dalam penelitian yang dilakukan Cameron and Wang (2006)
dibuktikan bahwa rendemen pati jagung yang diperoleh dari proses ultrasonik
selama 2 menit adalah sekitar 55,2-67,8%, hampir sama dengan rendemen yang
proses ekstraksi dan akan meningkatkan osmosis atau penetrasi dari senyawa
dari kavitasi mikro pada sekeliling bahan yang diekstraksi sehingga akan
2. Terdapat efek ganda yang dihasilkan yaitu pemecahan dinding sel sehingga
2009).
berkurangnya tekanan cairan tersebut sampai titik jenuh uapnya. Bila suatu cairan
energi yang besar berakibat pertumbuhan yang tidak stabil sehingga menyebabkan
berupatekanan dan suhu tinggi sesaat pada dimensi molekuler (Susilo, Hawa dan
Hermanto, 2010). Liu, Yang, Zhang, and Majetich (2010) menyatakan bahwa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 14
kavitasi ultrasonik menghasilkan daya yang akan memecah dinding sel secara
ultrasonik yakni:
sampai kering
digunakan.
5. Meningkatkan ekstraksi lipid dan protein dari biji tanaman, seperti kedelai
(misalnya, tepung kedelai atau yang dihilangkan lemak) atau bibit minyak
lainnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 15
biaya yang relatif mahal serta dapat menimbulkan bunyi yang bising (Santos,
Gambar 3. Skema cara kerja ekstraksi dengan bantuan ultrasonik (Santos, Lodeiro, and
Capelo-Martinez, 2009).
sonikasi tak langsung dalam rangka produksi kitosan (Arifin, 2012), studi
Jia and Wang, 2009). Selain itu, dalam perkembangannya aplikasi ultrasonik juga
massa.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 16
E. Spektrofotometri Ultraviolet
diteruskan. Keduanya dikenal sebagai serapan (A) dan transmitan dengan satuan
persen (%) T. Jika radiasi elektromagnetik dikenakan terhadap suatu zat yang
dengan intensitas radiasi datang (I0), maka hal yang terjadi radiasi tersebut dapat
diserap (Ia), diteruskan (It), dan dipantulkan (Ir) sehingga terdapat persamaan:
I0 = Ia + It + Ir ..........................................................................................(5)
I0 = Ia + It .................................................................................................(6)
serapan terhadap intensitas radiasi atau konsentrasi zat yang dianalisis dan tebal
yang menyerap, maka didapatkan persamaan oleh Bouguer, Lambert dan Beer
T= = 10-Ɛbc ..........................................................................................(8)
A = serapan
1. Jika suatu berkas radiasi monokromatik yang sejajar jatuh pada medium
penyerap pada sudut tegak lurus setiap lapisan yang sangat kecil akan
2. Jika suatu cahaya monokromatis mengenai pada medium yang transparan, laju
cahaya.
Hubungan antara nilai dengan daya serap molar (Ɛ) adalah sebagai
berikut:
Nilai Ɛ merupakan daya serap molar atau koefisien ekstingsi molar. Nilai
Ɛ tiap molekul atau ion dalam pelarut tertentu memiliki karakter masing-masing,
pada panjang gelombang tertentu serta tidak dipengaruhi oleh konsentrasi dan
nilai Ɛ yang berpengaruh terhadap puncak spektrum adalah sebagai berikut: 1-10
M-1.cm-1: sangat lemah; 10-102 M-1.cm-1: lemah; 102-103 M-1.cm-1: sedang; 103-
104 M-1.cm-1: kuat; 104-105 M-1.cm-1: sangat kuat (Mulja dan Suharman, 1995).
Daya serap oleh molekul dalam daerah spektrum ultraviolet dan visibel
tergantung dari struktur elektronik molekul itu sendiri. Keadaan dasar suatu
molekul utama, yaitu orbital sigma (σ), orbital pi () dan orbital elektron bebas
(n). Baik orbital σ maupun orbital dibentuk dari tumpang tindih dua orbital
atom atau hibrid. Oleh karena itu, masing-masing orbital molekul ini mempunyai
suatu orbital σ* atau * antiikatan yang berkaitan dengannya. Jika suatu molekul
atau transisi elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi. Transisi-transisi elektron
mencakup promosi suatu elektron dari salah satu dari tiga keadaan dasar (σ; ;
atau n) ke salah satu dari dua keadaan eksitasi (σ* atau *). Terdapat empat
kromofor yang berperan adalah yang mempunyai elektron pada orbital molekul σ.
Molekul tersebut merupakan organik jenuh yang tidak mempunyai atom dengan
pasangan elektron bebas, seperti alkana (C-C dan C-H). Terjadi pada daerah
ultraviolet jauh (sekitar 150 nm) dan membutuhkan energi terbesar. Transisi n
σ* terjadi pada ultraviolet jauh, diperankan oleh kromofor dalam senyawa dengan
molekul organik jenuh yang mempunyai satu atau lebih atom dengan pasangan
elektron, seperti karbonil (C=O), C-S, C-N dan C-Cl. Transisi * terjadi pada
daerah ultraviolet jauh (sekitar 200 nm), diberikan oleh senyawa yang hanya
memiliki orbital molekul (alkena dan alkuna), seperti CC dan C=C (Anonimd,
2013).
transmitan. Terdapat empat cara pelaksanaan analisis kuantitatif zat tunggal, yaitu:
jauh.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 20
dan dibandingkan dengan serapan jenis yang dianalisis, yang tertera pada
buku resmi.
dengan cara (c) hanya saja perhitungan serapan molar lebih tepat karena
prinsipnya, dicari serapan atau beda serapan dari masing-masing komponen zat
yang memiliki korelasi linear dengan konsentrasi tertentu dan dihitung kadar
masing-masing komponen zat atau salah satu komponen zat yang terdapat dalam
campuran.
sebagai berikut:
besar.
terpenuhi.
Penggunaan pelarut yang tepat merupakan salah satu titik krusial dalam
radiasi dalam daerah panjang gelombang yang dikehendaki, tidak memiliki sistem
ikatan rangkap terkonjugasi, tidak berwarna dan kemurniannya harus tinggi atau
derajat untuk analisis tinggi. Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah
(Sastrohamidjojo, 2001).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 22
tersebut terdapat pada pemberian cahaya, dimana pada single beam cahaya hanya
melewati satu arah dan yang diperoleh hanya nilai serapan dari larutan yang
langsung diukur bersamaan dengan nilai serapan larutan yang diinginkan dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 23
satu kali proses yang sama. Prinsipnya adalah dengan adanya chopper yang akan
membagi sinar menjadi dua, dimana salah satunya melewati blanko (reference
single beam karena nilai serapan larutannya yang telah mengalami pengurangan
nilai terhadap nilai serapan blanko. Selain itu, pada spektrofotometer double beam
Kelemahan spektrofotometer double beam yakni lebih rumit dan harganya lebih
sebagai berikut:
1. Sumber cahaya:
2. Monokromator:
3. Tempat cuplikan:
atau sel dari silika yang dilebur, sedangkan untuk daerah visibel digunakan
4. Detektor:
(Sastrohamidjojo, 2001).
F. Landasan Teori
dilakukan analisis mengenai penetapan kadar pirantel pamoat, baik secara metode
pirantel pamoat dapat didahului dengan adanya ekstraksi zat aktif pirantel pamoat
dari bentuk sediaannya. Terdapat 2 metode ekstraksi yang bisa digunakan, yakni
pirantel pamoat yang hilang selama proses ekstraksi besar, hasil ekstraksi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 25
tergantung pada banyaknya ekstraksi yang dilakukan dan volume pelarut yang
yang dirambatkan melalui medium air akan menghasilkan getaran yang dapat
berperan sebagai pengadukan yang intensif sehingga kontak antara analit dan
pelarut lebih sering dan konstan. Efek lain yang dapat ditimbulkan karena adanya
sehingga memperbesar luas permukaan kontak analit dengan pelarut yang sesuai
dengan kelarutannya. Semakin besar luas permukaan kontak antara analit dan
pelarut, maka akan makin besar pula proses transfer material atau kelarutan analit
pada pelarut yang sesuai. Hal ini tentu saja akan dapat meningkatkan hasil
pamoat, lebih praktis dan tidak mengakibatkan perubahan struktur kimia dari
G. Hipotesis
spektrofotometer UV-Vis.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian eksperimental murni karena adanya perlakuan terhadap subyek uji serta
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
2. Variabel tergantung
yang terekstraksi.
pengotor yang berasal dari alat-alat gelas yang digunakan dikendalikan dengan
menggunakan alumunium foil, dan pelarut yang digunakan adalah pelarut dengan
27
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 28
C. Definisi Operasional
1. Baku pirantel pamoat yang dianalisis adalah baku pirantel pamoat yang
lampiran 1).
pamoat.
3. Metode ekstraksi yang optimum dapat diketahui dari parameter presisi dan
akurasi.
D. Bahan Penelitian
Heksan, Dimethyl sulfoxide dried (max 0,05 % H2O), (p.a., E.Merck), kertas
E. Alat Penelitian
UV-Vis merk Shimadzu UV-1800, kuvet UV merk Hellma, neraca analitik merk
Ohaus dengan kepekaan 0,1 mg (4 angka di belakang koma, satuan g), hot plate
merk LabTech, mikropipet skala 100-1000 µL merk Socorex, vortex merk Genie,
ultrasonikator merk Retsch UR-275, corong pisah merk Pyrex dan seperangkat
dimasukkan ke dalam labu takar 100,0 mL, larutkan dengan DMSO sebanyak 8
Dipipet 100; 200; dan 300 µL larutan stok baku pirantel pamoat 1 mg/mL,
dimasukkan ke dalam labu takar 10,0 mL dan encerkan dengan metanol hingga
batas tanda sehingga diperoleh kadar seri baku 10; 20; dan 30 µg/mL. Larutan
Dipipet 100; 150; 200; 250; dan 300 µL dari larutan stok baku pirantel
pamoat 1 mg/mL, kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 10,0 mL. Encerkan
dengan metanol hingga batas tanda sehingga diperoleh kadar seri baku sebesar 10;
15; 20; 25; dan 30 µg/mL. Serapannya diukur pada panjang gelombang
regresi linear antara kadar pirantel pamoat dan serapannya, kemudian tentukan
persamaan garis regresi linear dan nilai koefisien korelasinya. Suatu metode
dikatakan memiliki linearitas yang baik apabila memenuhi syarat, yakni memiliki
nilai koefisien korelasi (r)-nya ≥ 0,999, terutama untuk penetapan kadar senyawa
sampel sediaan suspensi pirantel pamoat merk “X”® yang setara dengan
dengan metanol dalam labu takar hingga volume tepat 100,0 mL. Larutan
sebanyak 3 kali dengan heksan sebanyak 10,0 mL. Fase metanol yang
dalam beaker glass dan uapkan menggunakan hot plate sampai kering di
lemari asam.
metanol dalam labu takar hingga volume tepat 25,0 mL. Larutan
dalam labu takar sampai volume tepat 10,0 mL. Ukur serapannya
G. Analisis Hasil
CV = x 100 % ..........................................................(12)
Kriteria presisi yang diterima untuk kadar zat analit 100 % adalah CV
Kriteria akurasi yang diterima untuk kadar zat analit 100 % adalah pada
BAB IV
pirantel pamoat dalam sediaan suspensi merk “X®” sebagai pembanding untuk
Kepastian mengenai analit yang terdapat di dalam sampel benar adalah analit yang
dimaksud dapat dilihat dari kesamaan spektra serapan yang diperoleh serta
yang telah ditentukan. Pelarut yang digunakan dalam penelitian adalah dimetil
sulfoksida (DMSO) karena analit dapat larut dengan baik dalam DMSO, serta
penelitian ini sebesar 100 µg/mL, yang kemudian digunakan untuk membuat 3
maksimum, yaitu 10; 20; dan 30 µg/mL serta 5 tingkat konsentrasi untuk
34
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 35
alat dalam mendeteksi suatu analit, dimana pada daerah sekitar puncak kurva
seri kadar dengan tujuan untuk mengetahui keterulangan respon analit jika
digunakan adalah 10; 20; dan 30 µg/mL. Seri kadar tersebut mewakili seri kadar
rendah, sedang dan tinggi. Pembacaan serapan (scanning) dilakukan pada rentang
maksimum teoritis dari pirantel pamoat dalam pelarut metanol adalah 288 nm dan
300 nm. Sementara itu, rentang pergeseran panjang gelombang maksimum yang
gelombang yang ditentukan pada alat yang telah dikalibrasi (Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1979). Data hasil pengukuran panjang
gelombang maksimum yang diperoleh yaitu pada 301 nm. Berdasarkan hasil
lebih dari 1 nm dari panjang geombang teoritis (300 nm) sehingga dapat
serapan pelarut yang digunakan. Pelarut yang digunakan yakni dimetil sulfoksida
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 37
(DMSO) yang memiliki serapan (UV cut-off) pada 268 nm dan metanol dengan
nilai serapan (UV cut-off) 205 nm (Snyder, Kirkland and Glajch, 1997). Adanya
teoritis dapat disebabkan karena kondisi penelitian yang berbeda, baik dari
penelitian.
ultraviolet yakni memiliki gugus kromofor dan gugus auksokrom. Pirantel pamoat
regresi linear dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran analit minimal lima
dengan nilai koefisien korelasi (r) yang paling baik. Hal penting yang perlu
linearitas yang baik jika memiliki nilai r > 0,999 (Snyder, Kirkland, and Glajch,
1997). Dalam penelitian ini persamaan regresi linear yang digunakan untuk
Replikasi I
1,4
1,2
1
y = 0,0400 x - 0,0344
Serapan
0,8 r = 0,9998
0,6
0,4
0,2
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Konsentrasi Pirantel Pamoat (µg/mL)
Gambar 10. Hubungan Antara Konsentrasi Pirantel Pamoat dengan Serapan Replikasi I
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 40
D. Preparasi Sampel
berasal dari merk tertentu dan sebelum dilakukan pencuplikan sampel terlebih
satu syarat penting dalam melakukan ekstraksi cair-cair adalah analit dapat
terlarut dalam solven. Oleh karena itu, digunakan metanol yang mampu menjaga
menggunakan corong dan kertas saring yang telah diberi kapas untuk
Pada penelitian ini prinsip metode ekstraksi yang dipilih adalah ekstraksi
cair-cair. Hal ini dikarenakan dari sisi kondisi sampel yang berupa suatu larutan
Kirkland, and Dolan (2010), untuk sampel yang berupa larutan dapat dilakukan
cepat dan mudah dilakukan, memiliki reprodusibilitas pelarut yang baik serta
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 41
relatif lebih murah, dibandingkan dengan SPE yang relatif lebih mahal, memiliki
tahap prosedur pengerjaan yang panjang, variasi yang cukup besar pada kolom
(cartridge) yang dijual serta kemungkinan adsorpsi bolak-balik pada kolom SPE
(Gandjar dan Rohman, 2007). Selain itu, juga terdapat dasar pertimbangan lain
dikerjaan), product value (jumlah analit yang terekstraksi), product quality dan
selectivity yang menjadi dasar peneliti untuk lebih memilih menggunakan prinsip
senyawa dalam dua pelarut yang tidak saling campur dan dapat dipisahkan
keduanya dalam corong pisah sesuai massa jenis masing-masing pelarut. Ekstraksi
ini dilakukan agar didapatkan analit yang akan diukur kadarnya dalam bentuk
tunggal.
aktif dan bahan tambahan (ingredient) lain yang umumnya digunakan dalam
formulasi sediaan suspensi. Dalam ekstraksi ini, sampel yang digunakan bersifat
lebih polar dari fase organik pengekstraknya. Berdasarkan hasil orientasi, fase
organik yang tepat untuk digunakan dalam proses ekstraksi adalah heksan. Hal ini
karena ketika dilakukan penggojogan tidak saling campur dengan fase polarnya,
yakni metanol, dibandingkan dengan fase organik lain seperti kloroform, toluen
dan aseton. Heksan memiliki nilai indeks polaritas yang sangat kecil
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 42
(Tabel.2).
senyawa target menggunakan pelarut kedua, dalam ekstraksi ini heksan berperan
untuk menarik bahan-bahan tambahan lain (ingredient) yang bersifat non polar
dapat terlarut dalam DMSO, yang mana merupakan pelarut dengan rentang
polaritas yang sangat luas sehingga mampu melarutkan senyawa lain juga yang
berada jauh dari nilai indeks polaritasnya. Oleh karena itu, tidak memungkinkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 43
untuk menjadikan DMSO sebagai pelarut kedua karena juga akan mampu menarik
pengotor lainnya dalam sampel sehingga proses ekstraksi tidak menjadi sempurna.
Selain itu, dalam menentukan efisiensi partisi juga tidak berdasarkan nilai
koefisisen distribusi zat dalam kedua pelarut yang digunakan. Hal ini dikarenakan
pirantel pamoat yang hanya dapat terlarut dalam DMSO, sehingga pada proses
ekstraksi ini DMSO berperan sebagai pelarut perantara agar dapat diencerkan
dengan metanol yang berperan sebagai fase polar. Oleh karena itu, efisiensi partisi
dalam ekstraksi ini dapat dilihat dari nilai recovery pada saat penetapan kadarnya.
ekstraksinya tidak dipengaruhi gaya dari luar seperti penggojogan yang dilakukan
sehingga komponen senyawa dapat terlarut pada kedua fase. Ekstraksi ini
dipengaruhi oleh adanya kavitasi atau getaran (energi kinetik) yang ditimbulkan
medium perantaranya, pelarut dan sampel yang telah dimasukkan dalam beaker
glass diletakkan dalam medium air, penghitung waktu dihidupkan maka ekstraksi
Penetapan kadar zat aktif pirantel pamoat dalam sampel suspensi merk
gelombang 301 nm. Pada penetapan kadar ini diharapkan hanya serapan dari
2.14.1. Pada langkah awal sampel data dari masing-masing metode ekstraksi diuji
melihat distribusi data yang diperoleh terdistribusi normal atau tidak secara
Wilk karena menggunakan sampel data yang sedikit, yakni kurang atau sama
Berdasarkan data tersebut, diperoleh hasil bahwa semua data pada kedua metode
ini digunakan untuk mengetahui apakah dua atau lebih kelompok data mempunyai
varians yang sama atau tidak. Nilai p > 0,05 berarti distribusi beberapa set data
Berdasarkan hasil uji di atas, menunjukkan bahwa varian data yang dibandingkan
memiliki varian yang sama karena nilai p yang dihasilkan sebesar 0,4642.
Kesamaan varian adalah syarat yang tidak mutlak untuk 2 kelompok tidak
skala variabel numerik, jumlah kelompok data yang tidak lebih dari 2 dan tidak
diperbandingkan tersebut tidak saling mempengaruhi. Jika diperoleh nilai p < 0,05
Berdasarkan hasil analisis sampel data, diketahui bahwa nilai p yang diperoleh
sebesar 0,3162, sehingga secara statistik hasil perbandingan metode ekstraksi cair-
cair menggunakan corong pisah dan ultrasonikator adalah berbeda tidak bermakna
baiknya dalam mengekstraksi pirantel pamoat dari sediaan suspensi merk “X”.
Agustina (2010) tentang penetapan kadar pirantel pamoat dalam sediaan tablet
yang dilakukan pun berbeda. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 49
Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa pola spektra pirantel pamoat hasil
pirantel pamoat hasil ekstraksi yang dilakukan peneliti, baik pada ekstraksi cair-
Agustina (2010) dapat terjadi karena pirantel pamoat memang memiliki dua
panjang gelombang maksimum teoritis, yakni pada 288 dan 300 nm. Pemilihan
panjang gelombang maksimum yang digunakan sudah tepat karena sesuai dengan
Farmakope Indonesia III, yakni ± 1 nm dari panjang gelombang teoritis pada alat
maupun penulis berada dalam rentang yang dipersyaratkan, yakni sebesar 98-
102% untuk kadar zat analit 100% (AOAC cit., Gonzales and Herrador, 2007).
pirantel pamoat dari sediaan suspensi merk “X”®, baik menggunakan corong
pisah maupun ultrasonikator sudah tepat karena memiliki kesamaan pola spektra
dan nilai recovery yang diperoleh sudah berada dalam rentang yang berlaku
dibandingkan dengan penetapan kadar pirantel pamoat dalam sediaan tablet tanpa
BAB V
A. Kesimpulan
mengekstraksi zat aktif pirantel pamoat dari sediaan suspensi merk “X” ®.
B. Saran
pirantel pamoat dalam sediaan suspensi merk “X”® sehingga diperoleh metode
spektrofotometri UV.
52
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 53
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, N., 2010, Penetapan Kadar Pirantel Pamoat dalam Sediaan Tablet
Secara Spektrofotometri Ultraviolet, Skripsi, Universitas Sumatera Utara,
Medan, hal. 44-48.
Alupului, A., Calinescu, I. and Lavric, V., 2009, Ultrasonic Vs. Microwave
Extraction Intensification of Active Principles From Medicinal Plants,
AIDIC Conference Series, 9, (1-8).
Ansel, C. and Howard, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV,
University of Indonesia Press, Jakarta, hal. 328-335.
Argekar, A.P., Raj, S.V. and Kapadia, S.U., 1997, Simultaneous Determination of
Mebendazole and Pyrantel Pamoate from Tablets by High-Performance
Liquid Chromatography-Reverse Phase (RP-HPLC), Talanta, 44 (11),
1959-1965.
Arifin, Z., 2012, Pemanfaatan Teknologi Sonikasi Tak Langsung Dalam Rangka
Produksi Kitosan, Konversi, 1 (1), 1-6.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 54
Cameron, D.K. and Wang, Y.J., 2006, Application of protease and high-intensity
ultrasound in corn starch isolation from degermed corn flour, Cereal Chem.
83, 505-509.
Clark, J., 2006, A Double Beam UV Absorption Spectrometer,
http://www.chemguide.co.uk/analysis/uvvisible/spectrometer.html, diakses
pada tanggal 3 Mei 2013.
Dibbern, H.W., Muller, R.M. and Wirbitzki, E., (Eds.), 2002, UV and IR Spectra :
Pharmaceutical Substances (UV and IR) and Pharmaceutical and Cosmetic
Excipients (IR), Edition Cantor Aulendorf, Germany, pp. 230-234.
Gandjar, I.G. dan Rohman, A., 2007, Kimia Analisis Farmasi, Edisi I, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, hal. 46-49.
Huang, W., Xue, A., Niu, H., Jia, Z. and Wang, J., 2009, Optimised Ultrasonic-
Assisted Extraction of Flavonoids From Folium Eucommiae and Evaluation
Of Antioxidant Activity In Multi-Test Systems In Vitro, Food. Chem., 114,
1147-1154.
Liu, Q.M., Yang, X.M., Zhang, L. and Majetich, G., 2010, Optimization of
Ultrasonic-assisted extraction of chlorogenic acid from Folium
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 55
Moffat, A.C., Osselton, M.D. and Widdop, B., (Eds), 2005, Clarke‘s Analysis Of
Drug And Poisons, 3rd edition, Pharmaceutical Press. Electronic version,
London.
Nanizar, Z. dan Joenoes, 1990, Resep yang Rasional, Airlangga University Press,
Surabaya, hal. 142.
Snyder, L.R., Kirkland, J. J. and Glajch, J.L., 1997, Practical HPLC Method
Development, 2nd ed., John Wiley & Sons, Inc., New York, pp. 67-68, 161,
687-691.
Susilo, B., Hawa, L.C. dan Hermanto, M.B., 2010, Model Kavitasi Irradiasi
Gelombang Ultrasonik Pada Transesterifikasi Minyak Tanaman Menjadi
Biodiesel, Laporan Hasil Penelitian Fundamental Tahun II, Universitas
Brawijaya, Malang
a. Skema Pembuatan
↓
Ukur serapannya pada panjang gelombang 301 nm
↓
Lakukan replikasi sebanyak 3 kali
Pirantel pamoat (g) Replikasi I (g) Replikasi II (g) Replikasi III (g)
Dengan perhitungan : V1 × C1 = V2 × C2
0,10 mL × 1023 µg/mL = 10 mL × C2
C2 = 10,23 µg/mL
Replikasi II
1,4
1,2
1
y = 0,0407x - 0,0194
Serapan
0,8 r = 0,9992
0,6
0,4
0,2
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Konsentrasi Pirantel Pamoat (µg/mL)
Replikasi III
1,4
1,2
1
y = 0,0392x - 0,0114
r = 0,9996
Serapan
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Konsentrasi Pirantel Pamoat (µg/mL)
Panjang Gelombang
Konsentrasi Pirantel
Maksimum (nm)
Pamoat (µg/mL)
301
10
20 301
30 301
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 63
= 360,3 mg/5 mL
menggunakan mikropipet
= 50,0374 mg
yakni:
= 500,374 µg/mL
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 64
C2 = 200,1496 µg/mL
C2 = 30,02244 µg/mL
Gambar 17. Hasil Scanning Fase Polar Ekstraksi Menggunakan Corong Pisah dalam
Pelarut Metanol
Gambar 18. Hasil Scanning Fase Non Polar Ekstraksi Menggunakan Corong Pisah
dalam Pelarut Heksan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 66
Gambar 19. Hasil Scanning Fase Polar Ekstraksi Menggunakan Ultrasonikator dalam
Pelarut Metanol
Gambar 20. Hasil Scanning Fase Non Polar Ekstraksi Menggunakan Ultrasonikator
dalam Pelarut Heksan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 67
Tabel 13. Hasil Pengukuran Recovery Pirantel Pamoat pada Sediaan Tablet
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 68
BIOGRAFI PENULIS
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah TK Ratu Damai (1995-
SMA Negeri 1 Kota Kupang (2006-2009), kemudian pada tahun 2009 penulis
Selama kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi, antara lain
(2010 dan 2011), Ketua Panitia Temu Alumni Akbar Fakultas Farmasi (2012),
Stadion Maguwoharjo, Sleman (2010). Selain itu penulis juga pernah menjadi