SKRIPSI
Rubin
14.201020.048
SKRIPSI
Rubin
14.201020.048
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2018
HALAMAN PENGESAHAN
NPM : 14.201020.048
Jurusan : Agribisnis
Mengetahui, Menyetujui,
Dekan Fakultas Pertanian Pembimbing
ii
HALAMAN PENGESAHAN
NPM : 14.201020.048
Jurusan : Agribisnis
Penguji I
Penguji II
Penguji III
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Nama : Rubin
NPM : 14.201020.048
Sebatik Kabupaten Nunukan)” adalah hasil karya saya. Seluruh ide, pendapat
dan materi dari sumber lain telah dikutip dengan tata cara penulisan referensi
yang sesuai.
Pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan jika pernyataan
ini tidak sesuai dengan kenyataan, maka saya bersedia menanggung sanksi
yang akan dikenakan kepada saya termasuk pencabutan gelar Sarjana Pertanian
Rubin
iv
RIWAYAT HIDUP
Agustus 1993.
012 Balansiku pada Tahun 2001 – 2007, kemudian dilanjutkan di SMP Negeri 03
Sebatik, pada tahun 2007 – 2010, SMA Negeri 1 Sebatik Tengah pada tahun
2010 – 2013.
Malang pada tahun 2016, dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan
Mamburungan Timur Kecamatan Tarakan Timur Kota Tarakan pada tahun 2017,
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil „alamin Segala puja dan puji hanya milik Allah. Tuhan
bagi seluruh alam semesta dan hanya kepada – Nyalah kita menyerahkan segala
daya dan upaya kita sebagai makhluk ciptaan – Nya salam dan sholawat selalu
kita hanturkan kepada sang pencerah zaman Nabi Besar Muhammad SAW. Nabi
pembawa risalah suci dan kenikmatan bagi alam beserta isinya, yaitu Agama
Islam. Atas kehadirat Allah SWT dan rahmat – Nya akhirnya penulisan dapat
Nunukan)”.
1. Kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah – Nya yang diberikan
2. Untuk kedua orang tua penulis, Ayahanda M.Tawil dan Ibunda Hawisa
terima kasih atas cinta, kasih sayang, nasehat, doa yang tidak perah putus,
dan untuk semua kebaikan yang diajarkan, semoga penulis dapat menjadi
3. Prof. Dr. Adri Patton, M.Si selaku Rektor Universitas Borneo Tarakan.
4. Dr. Ir. Adi Sutrisno, MP selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang senantiasa
penuh kesabaran.
vi
5. Dr. Etty Wahyuni MS, S.Hut.,MP dan Anang Sulistyo, SP.,MP serta Galih
penulis.
10. Kepada Welti Apriani yang telah memberikan dukungan, bantuan, dan
11. Kepada sahabat penulis yang tergabung dalam perkumpulan “Anak Kos
vii
12. Terima kasih teman – teman Agribisnis angkatan 2014 yang memberikan
kritik dan saran sangat digunakan sebagai tambahan informasi dan wacana bagi
Rubin
viii
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN.................................................................................................... xv
I. PENDAHULUAN
ix
2.3.2. Analisis Lingkungan Eksternal ........................................................... 16
Keputusan ............................................................................................. 32
x
4.6.1. Analisis Lingkungan Internal Desa Balansiku .................................. 51
LAMPIRAN ...................................................................................................... 93
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
2016 ............................................................................................................. 60
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
xiv
RINGKASAN
xv
yang dihadapi oleh Desa Balansiku antara lain: (1) adanya program bantuan
Usaha Ekonomi Produktif dari pemerintah untuk usaha agribisnis, (2) adanya
kerjasama dengan pihak swasta dalam usaha pertanian budidaya bawang, (3)
adanya BUMDes dan (4) adanya pendampingan Penyuluh Pertanian Lapangan.
Ancaman yang dihadapi oleh Desa Balansiku antara lain: (1) stabilitas nilai tukar
mata uang, (2) Harga beli hasil pertanian di tetapkan oleh tengkulak, (3) Hama
dan penyakit tanaman dan peternakan, (4) pola berfikir masyarakat petani
terhadap dana bantuan pemerintah yang masih berkutat dana hibah yang tidak
wajib di bayar. Matriks SWOT Strategi Pemberdayaan Agribisnis Perdesaan
menghasilkan delapan alternatif strategi yang kemudian dianalisis menggunakan
matriks QSP, lalu diperoleh prioritas strategi dengan 3 prioritas utama yaitu (1)
membentuk dan membina lembaga pendukung permodalan, aksebilitas, dan
pemenuhan kebutuhan dasar untuk membantu petani memperluas usahatani
dengan nilai TAS sebesar 5,784 (strategi 4), (2) mengkoordinasikan setiap petani
dengan memanfaatkan kelompok tani untuk meningkatkan kualitas SDM dan
pemahaman tentang kebijakan pemerintah dengan nilai TAS sebesar 5,718
(Strategi 7), (3) meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan tenaga
pendamping melalui pelatihan dengan nilai TAS sebesar 5,493. Dari hasil
analisis tersebut strategi pemberdayaan agribisnis pedesaan diharapkan mampu
memberdayakan masyarakat miskin atau tingkat kesejahteraannya rendah agar
dapat meningkatkan kesejahteraannya dan memajukan perekonomian desa.
Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yaitu potensi Desa Balansiku
pada sektor pertanian diantaranya (1) padi, (2) pisang kepok, (3) merica dan (4)
tanaman sayur – sayuran seperti cabe, kacang panjang, ketimun, sawi, dan
kangkung. Pada sektor perkebunan diantaranya (1) kelapa sawit, (2) kelapa, dan
(3) buah – buahan seperti durian, rambutan, duku dan jeruk Sunkist Borneo.
Pada sektor perikanan adalah nelayan tangkap dengan hasil udang dan ikan
serta nelayan budidaya tambak ikan bandeng dan rumput laut. Pada sektor
peternakan yaitu ternak sapi dan kambing yang menjadi potensi. Saran dari hasil
penelitian adalah (1) Desa Balansiku merupakan desa yang memiliki luas wilayah
terluas diantara desa lainnya untuk itu perlu adanya keseriusan pemerintah desa
dalam membuat kebijakan maupun program yang berpihak kepada masyarakat
dalam hal agribisnis dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada,
disamping itu terkait dengan visi misi Desa Balansiku yang mendukung
pengembangan agribisnis di desa. (2) Peningkatan pengetahuan dan
keterampilan petani dengan cara membuat program workshop, pelatihan, studi
banding poktan yang difasiltasi oleh pemerintah atau swasta. (3) Sebaiknya
dilakukan pembimbingan dan pengawasan secara bertahap dari hasil alternatif
strategi pemberdayaan agribisnis perdesaan di Desa Balansiku sesuai dengan
prioritas sehingga tujuan dari pelaksanaan strategi tersebut dapat tercapai dan
tepat sasaran. (4) Disarankan pada peneliti berikutnya yang ingin melakukan
penelitian dengan topik yang sama maka diharapkan dapat mengkaji lebih dalam
masing – masing bagian dalam sistem agribisnis di desa.
xvi
SUMMARY
xvii
(2) the purchase prices of agricultural products set by middlemen, (3) pests and
diseases of crops and livestock, (4) the pattern of farmers thingking of the
goverment grants that are not required to be paid. SWOT Matrix of the Strategy
of Rural Agribusiness Empowerment produces eight alternative strategies wich
are then analyzed using the QSP matrix, then obtained strategic priorities with 3
main priorities, namely (1) forming and fostering capital support institutions,
accessibility, and fulfillment of basic needs to help farmers expand farming with
TAS values amounting to 5,784 (strategy 4), (2) coordinating each farmer by
utilizing farmer groups to improve the quality of human resources and
understanding of government policies with a TAS value of 5.718 (strategy 7), (3)
improving the quality of human resources and accompanying personnel through
training with TAS value is 5,493. From the results of the analysis, the strategy of
empowering rural agribusiness is expected to be able to empower the poor or low
level of welfare in order to improve their welfare and promote the village economy.
Conclusions of this research results are the potential of Balansiku Village at
Agricultural sector include (1) rice, (2) kepok bananas, (3) pepper and (4)
vegetable crops such as chili, long beans, cucumber, mustard greens, and kale.
In the plantation sector including (1) oil palm, (2) coconut, and (3) fruits such as
durian, rambutan, duku and Sunkist Borneo oranges. In the fisheries sector are
fishermen caught with the results of shrimp and fish and fishermen cultivating
milkfish and seaweed fish. In the livestock sector, cattle and goats are potential.
Suggestions of this research results are (1) Balansiku Village is the village that
has the widest area among other villages for it needs the village goverment
seriousness in making policies and programs that favor the community in terms
of agribusiness by utilizing existing strengths and opportunities. Besides that it is
related to the vision and mission of Balansiku Village which supports the
development of agribusiness in the village. (2) Increasing farmers knowledge and
skills by making workshops, training programs, comparative studies of farmer
group facilitated by the government or the private sector. (3) It is advisable to
carry out gradual guidance and supervision of the alternative results of rural
agribusiness empowerment strategies in Balansiku Village in accordance with
priorities so that the objectives of implementing these strategies can be achieved
and on target. (4) It is recommended that the next researcher who wants to do
research on the same topic is expected to be able to study more deeply each part
of the agribusiness system in the village.
xviii
I. PENDAHULUAN
kualitas sumber daya manusia, infrastruktur yang belum merata dan kurang
perdesaan masih didominasi dengan usaha skala mikro. Dengan pelaku utama
para petani, buruh tani, pedagang sarana produksi dan hasil pertanian,
dalam hal ini agribisnis (bisnis pertanian) namun faktanya sektor ini belum
tenaga kerja di sektor pertanian dapat dilihat berdasarkan data statistik BPS yaitu
data penduduk Indonesia yang bekerja di 15 tahun ke atas dari tahun 2013 –
Indonesia didominasi oleh sektor agribisnis, tetapi hal ini tidak berbanding lurus
dengan tingkat kesejahteraan para pelaku agribisnis terutama buruh tani yang
tersebut dapat dilihat dari persentase Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bansos
2
Tabel 2. KPM Bansos Rastra Desa Balansiku
Jumlah Keluarga Persentase
No Nama Desa Jumlah KK
Penerima Manfaat (%)
1 Balansiku 346 116 33.5
2 Tanjung Karang 612 198 32.4
3 Sei Manurung 223 64 28.6
4 Padaidi 201 23 11.4
Total 401
Sumber: Pagu Rastra Kecamatan Sebatik, 2018
Desa Balansiku merupakan salah satu desa yang memiliki luas wilayah
agribisnis yang cukup potensial dan memiliki luas wilayah paling luas
KPM Bansos Rastra tersebut dapat dilihat adanya ketimpangan antara potensial
yang dimiliki desa dengan tingkat kesejahteraan masyarakat desa yaitu nilai
persentase 33.5 persen merupakan persentase yang paling tinggi di antara desa
sistem dan sarana pemasaran hasil pertanian, konsolidasi dan jaminan luasan
Untuk mengetahui strategi mana yang paling tepat bagi Desa Balansiku,
maka langkah awal yang perlu dilakukan adalah mengetahui secara jelas faktor-
ancaman yang dimiliki desa. Hal tersebut dilakukan dengan metode analisis
sehingga dapat diajukan beberapa alternatif strategi yang tepat untuk diterapkan
3
sebagai solusi permasalahan yang ada. Agar pemberdayaan dapat berhasil perlu
Desa Balansiku.
4
b. Bagi Desa, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukkan dan
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Agribisnis
Agribisnis berasal dari kata agri dan bisnis. Agri berasal dari bahasa
inggris, agriculture dan bisnis berarti usaha komersial dalam dunia perdagangan.
Agribisnis adalah kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau
keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran produk
– produk yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas (Soekartawi,
2003).
Dengan kata lain agribisnis adalah cara pandang ekonomi bagi usaha
meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan
usul, dan hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
– unsur fisiografis, sosial ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di tempat
tersebut dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain
berdasarkan hak asal – usul yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran dalam
Adapun yang menjadi ciri-ciri masyarakat perdesaan antara lain sebagai berikut :
7
c. Sebagian besar warga masyarakat perdesaan hidup dari pertanian.
dapat disimpulkan bahwa desa merupakan suatu wilayah yang diakui secara
hukum oleh Negara dan memiliki tatanan kehidupan tersendiri yang menjadi ciri
khas dengan memiliki kewenangan untuk mengatur wilayah sendiri dan saling
berinteraksi satu sama lain yang terdiri dari beberapa unsur yaitu pemerintahan,
PDB, dan kesempatan kerja serta merupakan sumber pertumbuhan baru yang
saling berkaitan:
8
a. Memberdayakan ekonomi masyarakat desa yang memerlukan masukan
masyarakat desa.
diutamakan.
1996).
A. Konsep Pemberdayaan
9
Jimmu (2008) dalam Prasetyo (2015) menyatakan bahwa pengembangan
pembangunan.
awal harus diprogramkan oleh pemerintah daerah, maka salah satu langkah ke
arah itu ialah memberi kemudahan kepada petani dalam memperoleh segala
bentuk sumber daya agraria. Akan tetapi kalau sumber daya agraria ini sulit, atau
10
karena hambatan birokrasi, maka dapat diperkirakan bahwa petani kita tidak
akan pernah bangkit dari nestapa keterpurukan mereka sebagai petani yang
B. Tujuan Pemberdayaan
(income generation).
Pemahaman tersebut tidaklah salah akan tetapi belum cukup, oleh karena
– upaya masyarakat setempat untuk dengan atau tanpa dukungan pihak luar
– pertimbangan:
11
C. Aspek – Aspek Pemberdayaan
pokok , yaitu:
2009).
12
E. Objek Pemberdayaan
1) Jumlah warga yang secara nyata tertarik untuk hadir dalam tiap kegiatan
yang dilaksanakan.
kegiatan.
13
3) Tingkat kemudahan penyelenggaraan program untuk memperoleh
4) Jumlah dan jenis ide yang dikemukakan oleh masyarakat yang ditujukan
hidup.
memantau lingkungan perdesaan dan juga dapat berfungsi sebagai dasar untuk
organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan
14
dalam hal ini lingkungan internal perdesaan bertumpu pada asset yang
pertama dan utama pada manusia (people center) sebagai subyek yang penting.
akses yang lebih baik terhadap kondisi penghidupan mereka (Baiquni, 2006).
penghidupan lainnya (DFID, 1999). Dalam hal ini, modal manusia dinilai dari
tenaga kerja, dan karakter diri/ motivasi/ inovasi. Kualitas manusia perlu terus
daya sosial umumnya bersifat intangible tidak mudah untuk diukur, namun
memiliki manfaat bagi masyarakat (DFID 2001). Modal sosial terdiri dari unsur
jaringan sosial.
mereka, yaitu meliputi cadangan atau persediaan baik milik sendiri ataupun
15
lembaga keuangan, serta berupa aliran dana teratur (DFID, 2001). Modal
bantuan.
biaya langsung (DFID, 2001). Modal fisik meliputi sarana dan prasarana,
Modal Sumber Daya Alam atau modal alam merupakan persediaan alam
yang menghasilkan daya dukung dan nilai manfaat bagi penghidupan manusia
(DFID, 2001). Modal alam meliputi sumber daya lahan yang terdiri dari
penguasaan lahan dan produktivitas lahan, sumber daya air, dan jasa
lingkungan.
16
efektif dan dapat menangani ancaman dari luar. Lingkungan eksternal
B. Faktor Ekonomi,
masyarakat perdesaan. Faktor ekonomi mengacu pada sifat, cara dan arah dari
keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang dan gaya hidup dari orang-orang
kondisi kultural, ekologis, pendidikan dan kondisi etnis. Seandainya faktor sosial
berubah maka permintaan untuk berbagai produk dan aktivitas juga turut
17
pendapatan. Melihat dinamisnya perubahan yang global mengikuti trend, bukan
D. Demografi
E. Teknologi
kegiatan agribisnis yang harus berorientasi pada pasar. Artinya teknik budidaya
Menurut David (2009) strategi adalah sarana yang memiliki tujuan jangka
patungan (join venture). Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu industri
kecil, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk
18
yang baik mengenai konsep strategi dan konsep – konsep lain yang
bersaing yaitu :
2) Diferensiasi
3) Fokus
kelemahan internal. Dari hasil analisis SWOT akan diperoleh strategi alternatif
19
atau lembaga dapat tumbuh dan berkembang. Rencana strategis didesain atas
operasi.
lingkungan desa.
Berbagai peluang
Kelemahan Kekuatan
Internal Internal
Berbagai ancaman
20
Menurut Rangkuti (2016), matriks SWOT terdiri dari 4 kuadran yang
c. Kuadran III adalah profil strategi turn around yaitu kondisi dimana
Tujuannya yaitu untuk menetapkan ketertarikan dari strategi bervariasi yang telah
21
dirumuskan pada analisis SWOT. Secara konseptual, QSPM (Quantitative
Strategic Planning Matrix) menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi
dimanfaatkan atau diperbaiki. Daya tarik relatif dari setiap strategi di dalam
faktor keberhasilan penting eksternal dan internal. Berapa pun rangkaian strategi
terdahulu yang terkait dengan topik rencana penelitian yaitu penelitian dengan
penulis juga mengkaji penelitian terdahulu dengan melihat alat analisis yang
digunakan yaitu IFAS dan EFAS, matriks analisis SWOT dan matriks QSPM.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Rika Hariance et al. (2016) mengenai
Berdasarkan hasil penelitian yang didasarkan pada hasil analisis faktor – faktor
internal maupun eksternal yang terdiri dari faktor kekuatan, kelemahan, peluang
dalam matriks SWOT agribisnis kota robusta berada pada kuadran 1. Kudran ini
22
robusta memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang
yang ada. Strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
Dari penelitian yang disusun oleh Musna Mohamad et al. (2016) yang
Kecamatan Ampana Tete Kabupaten Tojo Una Una. Penulis dapat melihat
berbagai alternatif strategi hasil dari matriks analisis SWOT diperoleh alternatif
pihak industri atau pemerintah untuk memperoleh pasar dan pengadaan saprodi.
Pada penelitian yang susun oleh Permata Ika Hidayati (2017) tentang
23
digunakan alat analisis matriks QSPM diperoleh gambaran nilai TAS yang
tersebut yaitu peningkatan pangsa pasar untuk meraih posisi market leader
melalui kebijakan dari pemerintah daerah dan perusahaan yang terkait, dengan
skor 5,194. Itu berarti bahwa strategi pengembangan agribisnis peternakan ayam
dan pengawasan terhadap hama atau penyakit ternak agar usaha peternakan
bisa berkelanjutan menjadi pilihan kedua dengan skor 4,661. Strategi alternatif
Dari penelitian yang disusun oleh Hajry Arief Wahyudy et al. (2015) tentang
Singingi, Provinsi Riau penulis dapat melihat berdasarkan hasil penelitian dan
pengamatan dari sistem agribisnis karet diperoleh beberapa faktor internal dan
Kabupaten Kuansing. Berdasarkan hasil dari matriks IFAS dan EFAS dapat
menunjukkan bahwa total nilai dari kekuatan adalah 1,07 dan kelemahan adalah
1,69 sehingga total keseluruhan dari faktor internal adalah 2,76. Faktor eksternal
bahwa nilai peluang adalah 1,48 dan ancaman adalah 1,21 sehingga total
24
keseluruhan dari faktor eksternal adalah 2,68. Selanjutnya, hasil analisis pada
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hendro Wibowo dan Nur Hayati
(Lkma) penulis dapat melihat berdasarkan hasil penelitian pada tahap analisis,
diketahui posisi pemberdayaan organisasi ada pada kuadran I yang didapat dari
hasil analisis SWOT. Faktor internal yang meliputi kekuatan (strengths) dan
4,10 dan kelemahan adalah 2,90 sehingga total keseluruhan dari faktor internal
adalah 7,00. Faktor eksternal yang meliputi peluang (opportunities) dan ancaman
(threats) menunjukkan bahwa nilai peluang adalah 4,00 dan ancaman adalah
3,85 sehingga total keseluruhan dari faktor eksternal adalah 7,83. Pada matriks
yang efisien. (2) Membuka peluang pemasaran hasil dengan segmen yang
beragam dengan membentuk unit usaha Gapoktan yang dikelola oleh petani –
petani yang memiliki usaha sejenis. (3) Menumbuhkan unit lembaga keuangan
mikro berbasis modal dari petani dengan meningkatkan peran modal petani
25
wilayah Jakarta Selatan dengan menggunakan Matriks Perencanaan Strategi
Kuantitatif atau dikenal dengan QSPM. Selanjutnya Dari matriks QSPM, dapat
dilihat bahwa total kemenarikan relatif dari beberapa alternatif secara berurutan
kelembagaan tani dengan teknologi yang efisien dengan total nilai daya tarik
(TAS) sebesar 6,49. (2) Menumbuhkan unit lembaga keuangan mikro berbasis
modal dari petani dengan meningkatkan peran modal petani dalam pemupukan
modal Gapoktan dengan total nilai daya tarik (TAS) sebesar 5,45. (3) Membuka
unit usaha Gapoktan yang dikelola oleh petani – petani yang memiliki usaha
Pada usulan penelitian ini akan dilakukan dengan melihat gambaran umum
26
bertujuan untuk mengetahui apakah kekuatan yang dimiliki lebih besar dari
pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Lalu dari hasil matriks IFE dan EFE
Penentuan alternatif strategi ini terdiri dari empat alternatif strategi yaitu
dihasilkan dari matriks akan dipilih strategi yang terbaik untuk dapat diterapkan
analisis ini nantinya dapat diketahui prioritas strategi yang akan diterapkan di
Score/WAS).
Hasil matriks QSPM akan diperlihatkan dari perolehan skor yang tertinggi
Adapun kerangka pemikiran pada usulan penelitian ini dapat di lihat pada
gambar berikut:
27
Desa Balansiku
`
Formulasi Strategi Matriks SWOT
Rekomendasi Strategi
28
III. METODE PENELITIAN
peluang bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Adapun jenis
Pemilihan sampel atau informan kunci pada penelitian ini dilakukan atas
dasar keterwakilan dari pemerintah dan lembaga atau intansi serta tokoh
masyarakat di desa lokasi penelitian yang memiliki kontribusi dan peranan besar
Jenis dan sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu berupa
data primer dan data sekunder yang dapat mendukung penelitian dan bersifat
a. Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata – kata yang
diucapkan secara lisan, gerak – gerik atau perilaku yang dilakukan oleh
diteliti atau data yang dperoleh dari informan kunci secara langsung
(Arikunto, 2010). Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
Adapun data yang akan di ambil untuk dijadikan bahan analisis berupa
data dari aspek SDM, modal sosial, modal finansial ekonomi, infrastruktur
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data
yang menunjang data primer. Dalam penelitian ini diperoleh dari hasil
observasi yang dilakukan oleh penulis serta dari studi pustaka. Dapat
dikatakan data sekunder ini bisa berasal dari dokumen – dokumen grafis
seperti tabel, catatan, sms, foto dan lain – lain (Arikunto, 2010). Data
studi kepustakaan atau studi literatur yang relevan atau berkaitan dengan
30
Profil Desa, dan data dari lembaga di Kecamatan Sebatik yang terkait
dengan penelitian ini serta situs internet atau bahan pustaka lain yang
relevan.
a. Kuesioner (Angket)
informan kunci untuk dijawab dan dapat berbentuk pertanyaan tertutup atau
terbuka yang diberikan kepada infroman kunci secara langsung atau tidak
peneliti kepada informan kunci, dengan adanya kontak langsung antara peneliti
dengan informan kunci akan menciptakan suatu kondisi yang baik, sehingga
informan kunci dengan sukarela akan memberikan data obyektif dan cepat.
b. Wawancara
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab yang dilakukan dengan tatap muka
dengan dukungan alat bantu seperti kuesioner untuk mencatat informasi yang
dibutuhkan dan kamera atau hp untuk bukti jelas jika memang benar melakukan
c. Observasi
sengaja dan sistematis yang mempunyai ciri spesifik terhadap aktivitas individu
atau objek lain yang diselidiki dan jumlah informan kunci yang diamati tidak
31
terlalu besar. (Sugiyono, 2013). Pelaksanaan observasi yaitu dengan
d. Dokumentasi
berupa tulisan, gambar ataupun berita media online, arsip – arsip tertulis dari
bahan informasi berupa buku, jurnal ilmiah, data internet berkaitan yang
membantu penelitian.
Pada dasarnya dalam tahap ini tidak hanya sekedar pengumpulan data,
namun juga merupakan suatu tahap pra – analisis dan pengklasifikasian. Pada
tahap ini data dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal dan data internal
dimana model yang digunakan pada tahap ini yaitu matrik faktor strategi internal
32
A. Matrik IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary) dan Matrik EFAS
Cara untuk menyimpulkan faktor – faktor strategis dalam suatu daerah adalah
1) Tentukan faktor – faktor IFAS dan EFAS yang paling penting dalam kolom
2) Berilah bobot pada masing – masing faktor tersebut dengan skala mulai
dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting) dengan jumlah
total pada kolom bobot IFAS dan EFAS mencapai angka 1.00.
berikut: (1) Memiliki pengaruh positif sangat kecil diberi nilai 1, (2) Memiliki
pengaruh positif kecil diberi nilai 2, (3) Memiliki pengaruh positif besar
diberi nilai 3, (4) Memiliki pengaruh positif sangat besar diberi nilai 4
diberi nilai 1, (2) Memiliki pengaruh negatif kecil diberi nilai 2, (3) Memiliki
pengaruh negatif kecil diberi nilai 3, (4) Memiliki pengaruh negatif sangat
33
4) Selanjutnya nilai dari pembobotan dikalikan dengan nilai rataan rating pada
tiap-tiap faktor dan semua hasil kali (skor) tersebut dijumlahkan secara
Total
Sumber: Rangkuti, 2016
Pada tahap ini dimana matriks SWOT digunakan sebagai alat analisis
34
A. Matrik SWOT
mengevaluasi dan kemudian memilih strategi terbaik yang paling cocok dengan
35
A. Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
Alat analisis yang dapat digunakan pada tahap pengambilan keputusan adalah
kelemahan.
Alternatif strategi yang memiliki nilai total terbesar merupakan strategi yang
36
3.6. Definisi Operasional
a. Desa dan perdesaan yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan objek
b. Strategi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu sarana yang
d. Sumber daya manusia merupakan salah satu aspek utama yang dinilai
penghidupan masyarakat
g. Modal fisik adalah prasarana dasar dan fasilitas lain yang dibangun untuk
usaha pemberdayaan.
37
j. Keadaan ekonomi merupakan suatu kemampuan ekonomi daerah
perdesaan
(agribisnis) di perdesaan.
n. Matrik IFAS yang dimaksud dalam penelitian ini adalah faktor-faktor internal
agribisnis perdesaan
o. Matrik EFAS yang dimaksud dalam penelitian ini adalah faktor-faktor eksternal
agribisnis perdesaan.
q. Matrik QSP yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu suatu analisis yang
r. Bobot yang dimaksud dalam penelitian ini adalah angka – angka dalam
38
indikator yang ada pada faktor – faktor internal dan eksternal yang
s. Rating dimaksud dalam penelitian ini adalah angka – angka dalam rentangan
skala 1 sampai 4 yang digunakan sebagai nilai tingkat kekuatan indikator yang
lingkungan perdesaaan.
39
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelah utara : Garis 4° 10‟ 05” Lintang Utara berbatasan dengan desa
Tanjung Harapan
Sebelah selatan : Garis 4° 01‟ 37” Lintang Utara berbatasan dengan laut
sulawesi
Sebelah timur : Garis 117° 55‟ 56” Bujur Timur berbatasan dengan desa
Bukit Aru Indah, Tanjung Aru, Padaidi, Sungai Manurung dan desa Tanjung
Karang.
Sebelah barat : Garis 117° 41‟ 05” Bujur Timur berbatasan dengan Desa
dengan jumlah penduduk sebanyak 1.380 orang yang terdiri dari penduduk laki –
laki sebanyak 716 orang dan penduduk wanita sebesar 664 orang. Struktur
Desa Balansiku merupakan desa termuda diantara desa lain yang ada di
Tahun 2010 dari hasil pemekaran Desa Tanjung Karang. Berikut data
Jarak dari Desa Balansiku ke ibu kota kecamatan yaitu Kecamatan sebatik
30 menit. Akses ke kecamatan dapat di tempuh dengan jalur laut dan darat akan
tetapi jalur yang lebih umum di gunakan yaitu jalur darat melalui jalan raya.
tempuh dengan kendaraan umum dan kenderaan pribadi yaitu sepeda motor.
Perdesaaan
41
memberdayakan perekonomian masyarakat desa. Berikut ini merupakan visi misi
Visi
Perkebunan”.
Misi
tani.
dan perikanan.
permodalan.
42
14) Peningkatan sarana dan prasarana peribadatan.
Berdasarkan dari visi misi yang telah dipaparkan tersebut terdapat point –
perdesaan. Dari visi terlihat jelas bahwa adanya visi yang berbunyi
dengan masyarakat desa lain yang lebih maju dengan mengandalkan pada
bidang pertanian dan perkebunan secara luas, sedangkan dari misi yang terkait
3, 4, 5, 8, 9, 10, 17, dan 19. Dari visi dan misi yang ada diharapkan pemerintah
43
perikanan 10% dan usaha kecil menengah 7%. Pada sektor pertanian dan
meliputi padi, pisang kepok, merica dan tanaman sayur – sayuran seperti cabe,
kelapa sawit, kelapa, dan buah – buahan seperti durian, rambutan, duku dan
jeruk Sunkist Borneo yang menjadi potensi khas Desa Balansiku. Berbagai
kendala yang di alami Desa Balansiku dalam usaha agribisnis khususnya daerah
RT 6, 7 dan 8 dimana akses jalan yang kurang memadai atau kondisi jalan rabat
beton yang sudah rusak parah sebagai jalur untuk membawa hasil – hasil
pertanian sering mengakibatkan hasil – hasil pertanian tidak dapat terjual karena
pada saat kondisi hujan jalan tidak dilalui oleh sarana transportasi pengangkut
hasil pertanian.
pencarian sebagai nelayan tangkap dan budidaya, suatu keunggulan yang hanya
dimiliki oleh Desa Balansiku diantara desa lain yang ada di Kecamatan Sebatik
yaitu dengan adanya tambak. Adapun untuk kegiatan nelayan tangkap yaitu troll
udang dan ikan sedangkan kegiatan bagi nelayan budidaya yaitu tambak ikan
bandeng dan rumput laut. Beberapa bantuan dari pemerintah seperti pemberian
jaring troll kepada nelayan tangkap dan perahu sebagai sarana untuk aktivitas
sapi, kambing dan ayam kampung. Adanya ternak sapi merupakan salah satu
bantuan dari pemerintah yang diberikan kepada beberapa kelompok tani yang
kemudian diternak secara bergulir dengan status induk sapi sebagai pinjaman
ketika sudah memiliki anak sapi sebagai gantinya diberikan kepada anggota
44
kelompok yang lain untuk di ternak lagi dan kemudian induk sapi yang awal
menjadi hak milik. Berikut ini data jenis ternak dan populasinya yang terdapat
modal dasar yang perlu dikelolah dan dikembangkan bagi keberlangsungan dan
perkembangan desa dimana potensi dapat berupa fisik dan nonfisik. Dalam
aktivitas bisnis dibidang pertanian yang saling terkait dan saling tergantung satu
sama lain, yang terdiri dari empat subsistem mulai dari: (1) subsistem agribisnis
a. Pertanian
daerah lain dengan pengadaan yang masih bersifat individu karena dalam
penyediaan peralatan dan bahan pertanian tidak terdapat koperasi atau lembaga
45
berupa alat mesin pertanian, benih, pupuk dan obat pengendalian hama dan
industri kecil rumah tangga dan pendampingan budidaya bawang merah. Hal
tersebut dikarenakan lahan pertanian di desa Balansiku masih cukup luas akan
tetapi masih ketergantungan dari hasil bawang merah milik negara tetangga yaitu
masyarakat mampu memanfaatkan SDA berupa lahan yang ada tanpa harus
rendah/minim.
b. Perikanan
dipesisir sangat dekat dengan laut sehingga mudah mendapatkan air laut
46
subsistem hulu yang ada di desa Balansiku untuk nelayan budidaya maupun
nelayan tangkap pada awalnya mendapatkan sarana input bibit atau benih,
pakan, obat, mesin – mesin dan peralatan tangkap di peroleh dari luar daerah
sangat besar untuk usaha budidaya seperti tambak dan rumput laut.
Dalam aktivitas subsistem hilir sektor perikanan di desa belum ada nelayan
yang melakukan usaha dalam subsistem ini meskipun nilai tambah pada
subsistem hilir dapat dikatakan relatif besar. Tidak adanya fasilitas dalam
mengusahakan subsistem hulu dan hilir sekaligus sangat sulit. Tidak adanya
mengirim hasil produksi keluar daerah seperti Tarakan, Nunukan dan Tawau.
c. Peternakan
di Desa Balansiku masih sangat minim. Pada subsistem agribisnis hulu, yaitu
47
usaha/industri pakan, industri obat – obatan, industri inseminasi buatan belum
tersedia di desa.
ini disebut sebagai usaha ternak sapi atau kambing masih secara tradisional
penelitian sama hal dengan subsistem hulu belum ada implementasi kegiatan
dari salah satunya. Pelaku agribisnis yang berada pada bagian hilir dimana
pedagang menikmati manfaat yang relatif besar, sementara para peternak hanya
menikmati manfaat yang relatif kecil karena usaha ternak hanya sebatas ternak
pedaging.
d. Perkebunan
sangat potensial dikembangkan oleh didukung dengan faktor sumber daya alam
yaitu masih banyaknya tersedia lahan yang dominan dimiliki masyarakat desa
komoditi ini, diantaranya pengadaan sarana input bibit terkhusus untuk kelapa
sawit dan jeruk Sunkist Borneo yang disalurkan kepada masing – masing
48
kelompok tani sedangkan untuk saprodi yang lain penyediaannya masih
perorangan.
badan jalan perkebunan yang rusak sehingga dalam kondisi musim penghujan
ketergantungan pada pengolahan ke luar daerah seperti Tawau hal ini terjadi
karena kapasitas pabrik pengolahan hasil perkebunan seperti kelapa sawit masih
belum mampu menampung hasil produksi yang ada Sebatik. Pada sisi lain juga
negri yaitu Tawau dengan nilai jual ringgit dianggap lebih menguntungkan jika
e. Kehutanan
Balansiku belum ada yang berjalan selain dari penyediaan sarana input bibit
tanaman pohon seperti jati putih dan karet yang diberikan oleh pemerintah.
karena status kepemilikan lahan yang dominan dimiliki perorangan akan tetapi
budidayakan.
49
4.5. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa
kelompok yang paling kecil, keluarga atau rumah tangga, sampai dengan
desa untuk meningkatkan ekonomi dan kapasitas masyarakat desa hal tersebut
dapat dilihat dari derajat tingkat kesejahteraan petani yang di tandai dengan
sebesar 33,5%.
50
secara kelompok kepada masyarakat dan dengan metode sekolah lapang,
desa belum ada upaya seperti pelatihan sejenis kerajinan tangan hal tersebut
dikarena tidak adanya motivasi dari masyarakat dalam usaha kerajinan tangan
prospek yang baik dan menjanjikan. Namun pada keberlanjutannya dari upaya
pelatihan yang dilakukan belum ada penerapan hasil pelatihan atau implementasi
secara nyata yang dilakukan oleh petani yang telah menerima pelatihan salah
satu hal yang mempengaruhi juga yaitu frekuensi penyuluhan bagi masyarakat
keseluruhan. Baik faktor – faktor yang berada diluar perdesaan maupun yang
dikategorikan kedalam dua bagian besar, yang digunakan dalam penelitian ini
Lingkungan internal adalah semua sumber daya manusia dan fisik yang
51
lingkungan internal dalam penelitian ini mencakup pengidentifikasian faktor
SDM merupakan suatu potensi yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mewujudkan sesuatu sebagai makhluk sosial atau SDM yaitu kemampuan daya
pikir dan daya fisik yang dimiliki seorang individu dan berprilaku dipengaruhi oleh
lepas dari sikap pengembangan dan potensi yang ada dalam diri untuk
peran serta dan daya dukung sumber daya manusia menjadi bagian terpenting
organisasi dengan baik akan lebih mudah berkembang dan beradaptasi terhadap
52
keterampilan dan tingkat pendidikan juga masih banyak rendah bahkan ada yang
masih buta huruf. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel kualitas angkatan kerja
Berdasarkan data angkatan kerja dan pembagian usia produktif pada tabel
dikatakan bahwa proses adopsi suatu inovasi pada kelompok umur produktif (25-
55 tahun) akan berjalan cukup baik dibanding kelompok usia yang lebih muda
atau lebih tua. Jumlah tenaga kerja di Desa Balansiku cukup banyak, dilihat dari
jumlah penduduk yang berumur 18 – 56 tahun yaitu sebanyak 640 orang secara
keseluruhan yang terdiri dari laki – laki dan perempuan. Presentase jumlah
53
Tabel 11. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Balansiku
sekitar 34,13 persen masyarakat desa berpendidikan formal tingkat dasar (SD)
hal tersebut menunjukkan tingkat SDM masih lemah. Faktor sosial yang
(SLTP dan SLTA) sekitar 42,31 persen. Tingkat pendidikan formal sangat penting
bagi petani, karena akan membantu petani untuk lebih mudah dalam memahami
54
B. Keuangan
Dalam skala usaha salah satu aspek yang sangat penting untuk
diperhatikan yaitu aspek keuangan dimana hal tersebut juga berlaku bagi para
modal usaha sendiri namun dalam usaha tersebut juga rata – rata hanya dalam
usaha skala kecil. Seiring dengan berjalannya usaha agribisnis yang diusahakan
masyarakat desa tersebut beberapa bantuan modal baru kemudian di salur oleh
bantuan sosial dan juga program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan status
miskin yang dilaksanakan dengan memberikan bantuan uang sebesar Rp. 2 Juta
per orang/kepala keluarga. Bantuan uang diberikan untuk dijadikan modal usaha
pada sektor informal. Berbeda dengan sumber modal yang berasal dari program
usaha yang di berikan rata – rata berkisar Rp. 1.000.000 – Rp. 10.000.000 hal
hambatan dalam hal bantuan permodalan dengan status pinjaman dimana dalam
manajemen keuangan sehingga hal tersebut menjadi faktor tidak mampunya dari
55
para masyarakat desa untuk mengembalikan modal pinjaman tersebut disisi lain
pola pikir masyarakat yang beranggapan bahwa modal pinjaman atau dana
bantuan pemerintah tersebut Pola yang masih berkutat dana hibah yang tidak
wajib di bayar.
C. Infrastruktur
ekonomi (Hulten dan Schwab, 1991 dalam Lulus Prapti et al. 2015). Kondisi
infrastruktur di Desa Balansiku dapat di nilai masih kurang memadai, hal tersebut
terutama pada kondisi infrastruktur jalan rabat beton atau semenisasi yang
infrastruktur jalan utama pada wilayah RT lain merupakan jalan aspal dan masih
kelapa sawit (Tandan Buah Segar) dengan muatan yang melebihi kapasitas yang
masyarakat yang optimal karena semakin banyak sarana dan prasarana, berarti
semakin mudah dan cepat dijangkau oleh masyarakat dan biaya yang
56
terdapat 4 unit posyandu dan 1 unit Puskesmas Pembantu (Pustu). Pada sektor
Taman Kanak – kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah
Pertama (SMP), sedangkan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dapat di akses
pada desa lain yaitu Desa Padaidi yang ada di Kecamatan Sebatik. Berikut data
Sumber daya alam atau yang disingkat SDA merupakan sesuatu yang
yang ada disekitar. Dari segi sifat pembaharuan SDA dibagi menjadi dua jenis
antara lain SDA yang dapat di perbarui yaitu SDA yang dapat digunakan
berulang kali dan dapat dilestarikan dan SDA yang tidak dapat diperbarui yaitu
SDA yang tidak dapat didaur ulang atau tidak dapat digunakan berkali – kali dan
dapat punah.
pesisir desa memiliki topografi wilayah yang datar. Luas wilayah Desa Balansiku
seluas 2.358 ha dengan 70% berupa daratan dan dimanfaatkan sebagai lahan
57
perkebunan, pertanian dan tambak sedangkan 30% berupa perumahan
balansiku:
bidang pertanian akan tetapi dalam pembangunan dan penataan pengelolaan air
masih memiliki kendala dan belum di atasi dengan baik. Hal demikian terjadi
dengan adanya bantuan mesin pengolahan air laut menjadi air tawar dari
58
Tabel 13. Cakupan Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih
E. Modal Sosial
Modal sosial merupakan sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat dalam
bentuk norma – norma atau nilai – nilai yang memfasilitasi dan membangun kerja
sama melalui jaringan interaksi dan komunikasi yang harmonis dan kondusif.
Modal sosial memberi kekuatan atau daya dalam beberapa kondisi – kondisi
namun merupakan pendatang dari berbagai daerah bahkan ada yang berasal
dari dari Negara tetangga Malaysia. Walaupun demikian pada dasarnya para
Indonesia yang pernah menjadi TKI mencari nafkah di Negara tetangga tersebut.
Disisi lain penduduk Desa Balansiku juga mayoritas berasal Sulawesi Selatan
sehingga tradisi – tradisi masyarakat dengan gotong royong menjadi modal dasar
59
pengidentifikasian faktor peluang dan ancaman dari segi pemberdayaan
A. Ekonomi
ekonomi suatu daerah dapat di lihat pada pada tabel realisasi indikator makro
Tabel 14. Realisasi Indikator Makro Ekonomi Menurut PDRB Berdasarkan Harga
Konstan Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Tahun 2013 - 2016
Sektor 2013 2014 2015 2016
Primer 7,769,460 8,623,855 8,749,420 8,908,079
Sekunder 1,743,274 1,822,507 1,908,568 2,005,155
Tersier 1,673,097 1,855,468 1,980,561 2,091,427
Produk Domestik Regional Bruto 11,183,818 12,299,816 12,636,533 13,002,645
Sumber: BPS Kabupaten Nunukan, 2016
60
Berdasarkan kondisi pertumbuhan makro mikro ekonomi menurut PDRB
tiga golongan yaitu sektor primer, sekunder dan tersier dapat dilihat terjadi
alam yang sangat potensial, akan tetapi rata – rata masih tergolong dalam usaha
skala kecil. Peran sektor primer dimana pertanian, perkebunan, perikanan, dan
selama tiga tahun berturut 2014 – 2016 yaitu sektor tersier, pada peranan ketiga
dimana sektor sekunder selama empat tahun berturut 2013 – 2016 mengalami
peningkatan setiap tahunnya meskipun menjadi sektor urutan kedua pada tahun
Kebijakan dapat juga berarti sebagai rangkaian konsep dan asas yang
Kebijakan dapat berbentuk keputusan yang dipikirkan secara matang dan hati-
yang rutin dan terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan. Jadi
politik dalam rangka memilih tujuan dan bagaimana cara untuk mencapainya.
61
pengembangan pembangunan yang lebih merata keseluruh daerah pedalaman
dan perbatasan dengan meningkatkan peran serta masyarakat. Misi Kedua yaitu:
lingkungan hidup dan budaya setempat. Misi Ketiga: (3) Penguatan Ekonomi
yang menguasai IPTEK dan dilandasi IMTAQ. Misi Keempat: (4) Membuka
peluang untuk perdagangan bebas sabah Malaysia dan Brunei Darussalam. Misi
C. Teknologi
penting dalam produksi pertanian dan tidak dapat pungkiri bahwa informasi
Desa Balansiku merupakan salah satu dari tiga Desa di Indonesia yang
melalui penyiapan informasi pertanian yang tepat waktu relevan, yang dapat
terhadap pelayanan publik, informasi pasar, input produksi, tren konsumen, yang
62
secara positif berdampak pada kualitas dan kuantitas produksi
peluang pasar dan harga pasar input maupun output pertanian sangat penting
D. Demografi
kesehatan fisik dan mental bangsa. Dengan adanya penduduk yang berkualitas,
maka bangsa mempunyai modal yang kuat dalam segala hal, akan menguasai
Sosial, budaya dan lingkungan adalah salah satu hal yang tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan yang lain dengan masyarakat. Masyarakat itu
sendiri adalah kelompok orang yang sudah lama hidup bersama dan saling
bekerjasama, yang bertujuan tidak lain adalah untuk menghasilkan daya cipta
yang berbetuk budaya. Adat istiadat banyak macam dan ragamnya, oleh karena
itu tidak salah jika adat istiadat adalah hal yang membedakan satu suku dengan
suku yang lain, adat istiadat diadakan dengan tujuan mengatur kehidupan
satu bagian dari kebudayaan adat istiadat sudah tentu akan beredar antar
63
kelompok yang berbeda keadaan sosial, maupun etnisnya. Kehidupan
suku lainnya. Pada umumnya mereka dapat hidup dengan rukun dan damai.
Perbedaan suku ataupun golongan tidak menjadi sulit untuk bergaul dengan baik
terlaksana dengan baik, seperti gotong – royong, posyandu, kegiatan PKK dan
baik.
A. Kekuatan
penyerapan SDM sebagai tenaga kerja di bidang pertanian akan lebih meningkat
64
masyarakat di bidang pertanian maka diharapkan mampu mengembangkan
Kelompok tani menjadi satu wadah bagi para anggotanya yaitu para
kelompok tani menjadi salah satu tolak ukur untuk melihat sejauh mana
Pembangunan sosial ekonomi desa tentu tidak terlepas dari adanya suatu
kebijakan. Kebijakan baik dari pemerintah daerah, provinsi, pusat dan lembaga
desa yang terkontrol dan terencana sesuai kebijakan yang telah ditetapkan.
karena wilayah Desa Balansiku memiliki lahan yang luas dan dekat dari akses
seperti rumput laut dan tambak ikan bandeng. Letak Desa Balansiku yang cukup
salah satu contohnya yang sudah ada yaitu pengembangan usaha tambak.
65
swadaya masyarakat terutama dalam pelaksanaan pembangunan sarana dan
berhubung Desa Balansiku juga merupakan desa yang baru. Ini semua dapat
dan Kepala Dusun sangat memegang peranan sesuai dengan tugas dan
B. Kelemahan
Kualitas SDM yang masih rendah ini dipengaruhi oleh pengetahuan yang
lemah yaitu dilihat dari pendidikan dan keterampilan. Pemuda di Desa Balansiku
rata – rata hanya tamatan SMP/MTs lalu putus sekolah untuk bekerja sebagai
petani dan nelayan atau bagi perempuan ada yang setelah lulus SMA menikah.
Pemuda yang lulus S1 sampai saat baru sekitar 25 orang meskipun demikian
wilayah. Semakin baik kondisi jalan, maka tingkat aksesibilitas akan semakin
baik tingkat aksesibilitas, biasanya suatu daerah akan lebih maju karena aliran
transportasi, komunikasi, teknologi, informasi, dan produk daru luar maupun dari
66
dalam akan semakin mudah. Tetapi di Desa Balansiku, kualitas jalan tidak
koperasi sehingga untuk pengadaan saprodi petani harus membeli dari luar atau
dengan sistem patungan melalui kelompok tani untuk pengadaan saprodi agar
tingkat bunga yang ringan yang dapat digunakan secara dinamis sehingga
semakin tinggi hasil produksi dan semakin mahal harganya maka keuntungan
dari usahatani pun semakin tinggi pula, namun harga saprodi juga
merupakan modal utama dalam berusahatani entah itu harga alat-alat pertanian,
sebagainya.
Kandang ternak merupakan salah satu unsur penting dalam suatu usaha
merugikan, baik dari sengatan matahari, kedinginan, kehujanan dan tiupan angin
kencang. Selain itu, kandang juga harus bisa menunjang peternak dalam
67
melakukan kegiatannya, baik dari segi ekonomi maupun segi kemudahan dalam
dan minum dengan adanya kandang ternak, diharapkan ternak tidak berkeliaran
di sembarang tempat, mudah dalam pemberian pakan dan kotorannya pun bisa
A. Peluang
kelembagaan petani. Berbagai upaya sudah sejak lama dirintis oleh pemerintah
Bersama (UEP-KUBE).
KUBE merupakan himpunan dari keluarga yang tergolong fakir miskin yang
berintegrasi antara satu dengan lain, dan tinggal dalam satuan wilayah tertentu
68
Kelompok Usaha Bersama ini terdiri dari 10 KK setiap kelompoknya, dengan
bawang merah
hibrida tropis „Cap Panah Merah‟ PT East West Seed Indonesia (EWINDO) tidak
dilakukan dari PT. East West Seed Indonesia untuk teknik bertanam bawang
merah yang benar, dimana dilakukan bagi para petani pemula dalam budidaya
bawang merah yang ada di Desa Balansiku. Dalam hal ini budidaya bawang
dengan “pindah tanam” dengan potensi hasil panennya lebih besar dibanding
menggunakan umbi bibit dan juga biaya produksinya jauh lebih rendah.
oleh strategi yang diambil oleh pengelola atau pengurus BUMDes. Strategi dapat
sumber daya tertentu yang dibutuhkan, untuk mencapai suatu tujuan BUMDes.
Perbedaan antara sebuah strategi yang handal dengan yang lemah adalah pada
produk dan jasa BUMDes pada posisi yang memiliki keunggulan bersaing yang
69
Balansiku masih terdiri dari satu unit usaha yaitu sistem pelayanan air minum isi
karena BUMDes di Desa Balansiku masih tergolong baru beroperasi yaitu sejak
di resmikannya pada bulan Mei 2018, hal lain yang menjadi permasalahan untuk
mengelolah unit BUMDes bahkan masyarakat desa juga masih banyak yang
kreativitas dan keterampilan para pelaku agribinis terutama petani dan nelayan
dimana dengan metode sekolah lapang digunakan sebagai wadah pelatihan dan
B. Ancaman
Penggunaan mata uang ganda ringgit dan rupiah di Desa Balansiku telah
berlangsung secara terus menerus serta menjadi yang tidak terpisahkan dari
baik dari sisi ekonomi dan budaya masyarakat. Dari sisi ekonomi bisa berdampak
70
pada proses transaksi, pendapatan masyarakat dengan menggunakan mata
uang ringgit.
seperti pisang dan kelapa sawit juga di jual dengan menggunakan mata uang
ringgit sehingga stabilitas nilai tukar menjadi pengaruh daya beli masyarakat
di pasar ketika suatu produk dibeli murah kepada pelaku agribinis tetapi
kemudian dijual dengan harga tinggi. Ada beberapa tengkulak di Desa Balansiku
satu yang menjadi faktor karena skala usaha masih tergolong kecil sehingga
tepat oleh petani maupun peternak agar tidak mengganggu produktivitas hasil
71
peternak. Penyuluhan tentang hama penyakit dapat menjadi langkah yang dapat
dimana dengan menyalurkan bantuan modal usaha baik dalam bentuk dana
menjadi salah satu hambatan. Salah satunya ketika pemberian dana bantuan
Paradigma masyarakat terkadang juga acuh tak acuh yang berfikir dana bantuan
pemerintah yang berupa modal pinjaman tidak perlu di kembalikan atau tidak
wajib dibayar ketika sudah mendapat bantuan modal hal tersebut menjadi suatu
faktor tersebut merupakan kekuatan yang besar atau yang kecil bagi perdesaan.
Hasil pemberian bobot dan rating dari faktor – faktor internal perdesaan dapat
dilihat pada tabel berikut dan hasil perhitungannya pada Lampiran 3 dan 4:
72
Tabel 15. Matrik IFE Perdesaan
Faktor Strategi Internal Bobot Rating B x R (Skor)
Kekuatan - - -
Luasnya lahan pertanian dan mata pencarian
utama di sektor pertanian
0.125 3.133 0.391
Adanya kelompok petani sebagai wadah penyatu
0.140 3.133 0.440
petani
Kebijakan Pemerintah desa (visi dan misi)
mendukung agribisnis
0.122 2.800 0.343
Letak wilayah strategis 0.108 2.867 0.309
Kelemahan -
Rendahnya kualitas SDM 0.141 3.267 0.461
Akses jalan yang kurang memadai/tidak kondusif 0.160 3.533 0.565
Tidak adanya lembaga khusus yang mendukung
usaha agribisnis
0.102 2.800 0.285
Tidak adanya kadang ternak bagi peternak 0.102 2.933 0.298
Total 1.000 3.092
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2018
sebagai wadah penyatu petani merupakan kekuatan utama yang dimiliki oleh
Desa Balansiku dengan jumlah skor 0,440 dalam kaitannya hal ini sesuai dengan
hasil observasi dilapangan dimana kelompok tani menjadi suatu wadah bagi para
tani juga merupakan wujud aktualisasi program dari pihak ketiga atau misi
internal dari kelompok itu sendiri. Pada umumnya potensi suatu kelembagaan
akses jalan yang kurang memadai/tidak kondusif dengan nilai skor sebesar 0,565
negatif terhadap usaha tani akibat rusaknya akses jalan diantara hasil usahatani
73
tidak dapat terjual atau busuk, sulit untuk mengakses jalan dengan kenderaan
untuk membawa hasil pertanian dan perkebunan untuk dijual karena berlumpur.
daerah dapat diangkut dan dijual kepasar (Basri, 2002 dalam Sry Devi T dan
internal perdesaan, didapatkan total skor rata-rata IFE adalah sebesar 3,092. Hal
ini berarti bahwa posisi strategis usaha agribisnis di Desa Balansiku berada pada
kekuatan yang besar atau yang kecil bagi perdesaan. Hasil pemberian bobot dan
rating dari faktor – faktor eksternal perdesaan dapat dilihat pada tabel berikut dan
74
Tabel 16. Matriks EFE Perdesaan
Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating B x R (Skor)
Peluang - - -
Adanya program bantuan produktif dari
pemerintah untuk usaha agribisnis
0.138 3.000 0.414
Adanya kerjasama dengan pihak swasta dalam
0.128 3.067 0.393
usaha pertanian budidaya bawang
Adanya BumDes 0.120 2.867 0.343
Adanya pendampingan PPL 0.133 3.200 0.425
Ancaman -
Stabilitas nilai tukar mata uang 0.095 3.000 0.285
Harga beli hasil pertanian di tetapkan oleh
0.177 2.400 0.282
tengkulak
Hama dan penyakit tanaman dan peternakan 0.123 2.667 0.328
Pola berfikir masyarakat petani terhadap dana
bantuan pemerintah yang masih berkutat dana 0.146 3.067 0.447
hibah yang tidak wajib di bayar
Total 1.000 2.917
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2018
Berdasarkan pada tabel diatas peluang yang terbesar yang dimiliki oleh
desa dengan skor sebesar 0,425 hal ini terkait dengan peran penyuluh pertanian
petani. Fungsi utamanya yaitu mengubah perilaku petani dengan pendidikan non
berkutat dana hibah yang tidak wajib di bayar dengan skor sebesar 0,447 hal ini
terkait dengan pola fikir petani yang masih tradisional dengan masih minimnya
75
tingkat kepercayaan bank sebagai perantara penyaluran bantuan juga rendah
matrik EFE, diperoleh jumlah skor rata-rata untuk faktor kunci eksternal adalah
sebesar 2,917 hal ini menunjukkan bahwa desa mampu merespon faktor
76
4.7.5. Analisis SWOT
77
agribisnis perdesaaan di Desa Balansiku. Pada tahap ini merupakan tahapan
kekuatan dan kelemahan dari faktor internal dengan peluang dan ancaman dari
faktor eksternal.
A. Strategi S – O
peluang yakni :
kerja produktif, dan teknologi budidaya (S1, S2, S4, O1, O2).
bawang merah sangat penting. Persepsi adalah suatu bagian dari interaksi sosial
yaitu: (1) memuncul suatu adopsi teknologi budidaya komoditas pertanian baru
78
yang dimiliki dengan suatu inovasi produk yang belum dimilki daerah lain sampai
kebijakan dan bantuan modal dari pemerintah (S1, S2, S3, S4,O1,O3).
dalam bentuk bimbingan dan pembinaan usaha maupun tidak langsung dalam
bentuk insentif yang dapat mendorong petani menerima hal – hal baru dan
modal secara rutin dan berkelanjutan sehingga para pelaku agribisnis mampu
mengelolah dan memanajemen bantuan modal usaha dengan baik dan efektif
B. Strategi W – O
pelatihan dan pengelolaan tenaga atau pegawai untuk mencapai suatu hasil
79
untuk meningkatkan nilai tambah menjadi beberapa olahan produk seperti
kebutuhan yang sangat mendesak dan mutlak diperlukan oleh petani, agar
beberapa tahap, diantaranya yaitu (a) pengembangan unit usaha jasa dan
dan juga mempermudah bagi para pelaku usaha agribisnis yang masih tergolong
Pembukaan badan jalan usaha tani, jalan lingkungan, jalan produksi dan
dan perikanan. (b) pembangunan kios atau toko tani dan gudang penyimpanan
hasil pertanian.
C. Strategi S – T
80
dampak ancaman eksternal. Adapun alternatif strategi yang direkomendasikan
sebagai berikut:
agar menghasilkan produk siap bersaing di pasar (S3, S4, T1, T2).
dan mutu hasil panen dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen, dimana
harus mampu menghasilkan produk yang unggul dari kualitas, kuantitas dan
mutu produk. Hal ini akan menciptakan kepuasan konsumen sehingga konsumen
agribisnis yang efisien. Ciri usaha agribisnis yang efisien adalah usaha yang
mampu memproduksi barang atau jasa yang bermutu tinggi, dalam jumlah besar,
D. Strategi W – T
kelompok tani juga salah satu syarat pelancar pembangunan pertanian adalah
81
adanya kegiatan petani yang tergabung dalam kelompok tani. Strategi ini
kelompok tani hanya sebagai wadah penyaluran bantuan dari pemerintah tetapi
pengalaman berorganisasi serta wadah kerja sama. Dengan adanya strategi ini
diharapkan adanya timbal balik antar penyuluh dan kelompok tani dimana juga
petani. Selain hal tersebut dengan adanya metode ini diharapkan mampu lebih
sektor agribisnis.
pengendalian hama akan diperoleh hasil yang terbaik yaitu stabilitas produksi
strategi ini diharapkan mampu menekankan pemahaman petani tentang PHT dan
pengaruhnya pada skala kecil dan skala luas serta dampaknya terhadap
82
Menurut Achjadi (1985) dalam Isna Lailatur Rohma (2012) kegiatan
dengan pemeliharaan ternak, kasus penyakit ternak, sistem informasi dan lain
dengan ciri khas peternakan dengan model tersebut yaitu tidak pernah mengenal
langkah antara bidang pembibitan (Breeding), pakan (Feeding), dan tata laksana
(Management).
dengan menggunakan alat analisis matriks QSP yang berdasarkan pada hasil
Desa Balansiku berdasarkan arah kebijakan dan kondisi riil masyarakat di desa
tersebut. Matrik QSP dibuat berdasarkan faktor – faktor utama internal dan
Pada matrik QSP terdapat nilai AS dan TAS. Nilai AS menunjukkan daya
tarik masing – masing strategi terhadap faktor kunci yang dimiliki. Nilai AS
diperoleh melalui kuisioner yang ditujukan kepada responden yaitu Pak Ismail
Balansiku. Ketiga informan kunci ini dianggap memiliki pengetahuan yang cukup
83
baik mengenai perkembangan masyarakat di Desa Balansiku. Ketiga responden
ini juga memiliki pengaruh yang cukup tinggi karena mereka merupakan
sektor agribisnis.
Nilai TAS merupakan hasil perkalian antara bobot rata – rata dengan nilai
AS dari setiap faktor kunci strategis. Alternatif strategi dari matrik SWOT yang
memperluas usahatani.
kebijakan pemerintah.
84
Berdasarkan hasil penilaian dari matriks QSP, maka diperoleh urutan
strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat perdesaan dari yang nilai TAS - nya
paling tinggi hingga paling rendah dimana prioritas strategi ditekankan pada 3
prioritas strategi. Dari urutan tersebut dapat dihasilkan strategi yang paling
para pengambil dan pelaksana kebijakan. Perumusan strategi ini hanya sampai
tahap formulasi strategi. Adapun hasil perhitungan mastriks QSP terdapat pada
85
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
a. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa potensi Desa Balansiku pada
sektor pertanian diantaranya (1) padi, (2) pisang kepok, (3) merica dan (4)
tanaman sayur – sayuran seperti cabe, kacang panjang, ketimun, sawi, dan
kelapa, dan (3) buah – buahan seperti durian, rambutan, duku dan jeruk
hasil udang dan ikan serta nelayan budidaya tambak ikan bandeng dan
rumput laut. Pada sektor peternakan yaitu ternak sapi dan kambing yang
menjadi potensi.
b. Dari hasil pengidentifikasian dan analisa faktor internal dan faktor eksternal
faktor internal yang dimiliki oleh desa, yaitu: (1) luasnya lahan pertanian
dan mata pencarian utama di sektor pertanian, (2) adanya kelompok petani
sebagai wadah penyatu petani, (3) kebijakan pemerintah desa (visi dan
kualitas SDM, (6) Akses jalan yang kurang memadai/tidak kondusif, (7)
Tidak adanya lembaga khusus yang mendukung usaha agribisnis dan (8)
Pada faktor eksternal dari aspek peluang dan ancaman yang dimiliki oleh
desa, yaitu: (1) adanya program bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP)
pihak swasta dalam usaha pertanian budidaya bawang merah, (3) adanya
Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes), (4) adanya pendampingan Petugas Penyuluh
Lapangan (PPL), (5) stabilitas nilai tukar mata uang, (6) harga beli hasil
pertanian di tetapkan oleh tengkulak, (7) hama dan penyakit tanaman dan
pemerintah yang masih berkutat dana hibah yang tidak wajib di bayar. Dari
analisis IFE dan EFE dihasilkan nilai rata – rata IFE sebesar 3,092 dan
dengan nilai Total AS tertinggi yaitu (1) Membentuk dan membina lembaga
(Strategi 7), (3) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan tenaga
pendamping melalui pelatihan dengan nilai TAS sebesar 5,493 (Strategi 3).
5.2. Saran
diantara desa lainnya untuk itu perlu adanya keseriusan pemerintah desa
peluang yang ada, disamping itu terkait dengan visi misi Desa Balansiku
87
b. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dengan cara membuat
dengan topik yang sama maka diharapkan dapat mengkaji lebih dalam
88
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik (BPS). 2016. Penduduk Indonesia 15 Tahun Ke Atas yang
Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2013 – 2016.
http://www.bps.go.id 12 Maret 2018.
David FR. 2009. Manajemen Strategis Konsep Edisi 12. Salemba Empat.
Jakarta.
Junaidi. 2007. Pemahaman tentang Adopsi, Difusi dan Inovasi (Teknologi) dalam
Penyuluhan Pertanian. www.litbang.pertanian.go.id di akses tanggal 27 Juli
2018.
89
Juniarsih T. 2012. Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor
Pertanian Terhadap PDRB Provinsi Aceh. [Skripsi]. Universitas Syiah
Kuala, Banda Aceh. [Indonesia]
Kenmore PE. 1987. IPM Means the Best Mix. Rice IPM Newsletter. VII (7). IRRI.
Manila, Philippines.
90
Republik Indonesia. 2013. Undang-Undang No 19 Tahun 2013 tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Lembaran Negara RI Tahun
2013 No 131. Sekretariat Negara. Jakarta.
Sulistiyani AT. 2004. Kemitraan dan Model – Model Pemberdayaan. Gaya Media.
Yogyakarta.
91
Wibowo H, Nur Hayati. 2013. Strategi Program Pengembangan Usaha Agribisnis
Pedesaan (PUAP) Dalam Pembentukan Lembaga Keuangan Mikro Syariah
Berbasis Agribisnis (LKMA). Proceeding Seminar Nasional dan Call For
Papers Sancall. Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI. Surakarta. 23 Maret
2013. [Indonesia]
92
Lampiran 1
Kepala Desa
H.Firman
Sekretaris Desa
Yuslan
K. Pelaksana
Kewilayahan
Dusun I,II,III
93
Lampiran 2
Kuisioner Terbuka
KUISIONER PENELITIAN
Tanggal Pengisian :
1. Nama :
2. Alamat :
7. Pendidikan Terakhir :
8. Pekerjaan :
94
b. Rp. 500.001 – Rp. 1.000.000 e. Rp. 2.000.001 – Rp. 2.500.000
10. Rata-rata Pengeluaran untuk konsumsi (makanan dan minuman) per bulan
(Rupiah):
Balansiku ?
b. Baik d. Buruk
Sektor Pertanian :
Sektor Peternakan :
Sektor Perikanan :
Sektor Perkebunan :
Sektor Kehutanan :
3. Apa saja hambatan, kendala dan permasalahan yang umum dan sering
95
4. Menurut anda apakah usaha di sektor agribisnis di Desa Balansiku
b. Baik d. Buruk
5. Apakah ada perhatian serta peran dari pemerintah untuk memajukan kegiatan
Jika ada, menurut anda apakah perhatian serta peran dari pemerintah terlaksana
dengan baik?
Sebutkan!
96
a. Sangat Berminat c. Kurang Berminat
B. Keuangan
11. Dari mana saja sumber modal para pelaku agribisnis/usaha di Desa
Balansiku?
b. Bank f. Rentenir
12. Berapa rata-rata jumlah modal awal anda sebagai pelaku usaha/agribisnis?
Jelaskan Mengapa!
15. Berapa biaya rata-rata yang biasanya anda keluarkan sebagai pelaku
usaha/agribisnis?
97
a. ≤ Rp. 500.000 d. Rp. 3.000.001 – Rp. 5.000.000
16. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana produksi on-farm dan off-
farmnya?
18. Bagaimana ketersediaan tenaga kerja untuk kegiatan produksi dan operasi
di sektor agribisnis?
perkembangan usahanya?
98
D. Pemasaran
24. Daerah mana saja yang dijadikan daerah pemasaran atas komoditas yang
99
27. Apakah ada inovasi atau aplikasi teknologi baru yang diterapkan di sektor
c. Umbi-umbian
usaha/agribisnis?
100
6. Apakah ada upaya dan strategi untuk mengatasi pesaing dalam usaha
7. Menurut anda potensi di bidang agribisnis apa saja yang bisa dikembangkan
101
Kuisioner Strategi
KUESIONER PENELITIAN
PENENTUAN BOBOT DAN RATING
FAKTOR STRATEGI INTERNAL DAN EKSTERNAL
Tanggal Pengisian :
Petunjuk : Beri tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang menurut penilaian
1. Nama :
2. Alamat :
7. Pendidikan Terakhir :
8. Pekerjaan :
102
b. Pegawai Negeri d. Wiraswasta f. Lainnya
10. Rata-rata Pengeluaran untuk konsumsi (makanan dan minuman) per bulan
(Rupiah):
Tujuan :
internal dan eksternal dengan cara pemberian bobot melalui seberapa besar nilai
Petunjuk pengisian :
berikut :
103
Nilai 4 : Jika indikator penting
Desa Balansiku
Bobot
No Faktor Internal
1 2 3 4 5
Kekuatan - - - -
Luasnya lahan pertanian dan mata pencarian utama di
1
sektor pertanian
Adanya kelompok petani sebagai wadah penyatu
2
petani
Kebijakan Pemerintah desa (visi dan misi) mendukung
3
agribisnis
4 Letak wilayah strategis
Kelemahan - - - - -
1 Rendahnya kualitas SDM
2 Akses jalan yang kurang memadai/tidak kondusif
Tidak adanya lembaga khusus yang mendukung
3
usaha agribisnis
4 Tidak adanya kadang ternak bagi peternak
Bobot
No Faktor Eksternal
1 2 3 4 5
Peluang - - - - -
Adanya program bantuan usaha ekonomi produktif
1
dari pemerintah untuk usaha agribisnis
Adanya kerjasama dengan pihak swasta dalam usaha
2
pertanian budidaya bawang
3 Adanya BumDes
4 Adanya pendampingan PPL
Ancaman - - - - -
1 Stabilitas nilai tukar mata uang
2 Harga beli hasil pertanian di tetapkan oleh tengkulak
3 Hama dan penyakit tanaman dan peternakan
Pola berfikir masyarakat petani terhadap dana
4 bantuan pemerintah yang masih berkutat dana hibah
yang tidak wajib di bayar
104
Pemberian Rating Terhadap Faktor Strategi Internal dan Eksternal
Perdesaan
Tujuan :
pengembangan agribisnisnya.
Balansiku
Petunjuk Pengisian
Rating
No Faktor Internal
1 2 3 4
Kekuatan - - - -
Luasnya lahan pertanian dan mata pencarian utama di
1
sektor pertanian
2 Adanya kelompok petani sebagai wadah penyatu petani
Kebijakan Pemerintah desa (visi dan misi) mendukung
3
agribisnis
4 Letak wilayah strategis
Kelemahan - - - -
1 Rendahnya kualitas SDM
2 Akses jalan yang kurang memadai/tidak kondusif
Tidak adanya lembaga khusus yang mendukung usaha
3
agribisnis
4 Tidak adanya kadang ternak bagi peternak
105
B. Pemberian Nilai Rating Terhadap Faktor-Faktor Eksternal Di Desa
Balansiku
Petunjuk Pengisian
Balansiku dalam meraih peluang yang ada berikut ini dengan memberikan
Rating
No Faktor Eksternal
1 2 3 4
Peluang - - - -
Adanya program bantuan usaha ekonomi produktif dari
1
pemerintah untuk usaha agribisnis
Adanya kerjasama dengan pihak swasta dalam usaha
2
pertanian budidaya bawang
3 Adanya BumDes
4 Adanya pendampingan PPL
Ancaman - - - -
1 Stabilitas nilai tukar mata uang
2 Harga beli hasil pertanian di tetapkan oleh tengkulak
3 Hama dan penyakit tanaman dan peternakan
Pola berfikir masyarakat petani terhadap dana bantuan
4 pemerintah yang masih berkutat dana hibah yang tidak
wajib di bayar
106
KUESIONER PENELITIAN
Tujuan :
QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa
Nama :
Pekerjaan :
Alternatif Strategi :
No Alternatif Strategi :
1. Mengoptimalkan penggunaan lahan dan jumlah input yang tersedia,
tenaga kerja produktif, dan teknologi budidaya
2. Meningkatkan hasil produksi usaha agribisnis dengan memanfaatkan
kebijakan dan bantuan modal dari pemerintah.
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan tenaga pendamping
melalui pelatihan.
4. Membentuk dan membina lembaga pendukung permodalan, aksebilitas,
dan pemenuhan kebutuhan dasar untuk membantu petani memperluas
usahatani.
5. Pengembangan usaha dengan pemanfaatan bantuan modal
6. Meningkatkan kualitas secara dengan optimal dan menciptakan harga
yang stabil agar menghasilkan produk siap bersaing di pasar.
7. Mengkoordinasikan setiap petani dengan memanfaatkan kelompok tani
untuk meningkatkan kualitas SDM dan pemahaman tentang kebijakan
pemerintah
8. Pelatihan Pengendalian Hama Terpadu tanaman holtikultur dan pelatihan
wirausaha ternak.
Petunjuk Pengisian :
Tentukan Attractive Score (AS) dari masing-masing faktor internal (kekuatan dan
107
alternatif strategi dengan nilai. Pilihan Attractive Score (AS) pada isian berikut
terdiri dari :
Strategi
Attractive Score (AS)
NO 1 2 3 4 5 6 7 8
Kekuatan - - - - - - - -
Luasnya lahan pertanian dan mata
1
pencarian utama di sektor pertanian
Adanya kelompok petani sebagai
2
wadah penyatu petani
Kebijakan Pemerintah desa (visi
3
dan misi) mendukung agribisnis
4 Letak wilayah strategis
Kelemahan - - - - - - - -
1 Rendahnya kualitas SDM
Akses jalan yang kurang
2
memadai/tidak kondusif
Tidak adanya lembaga khusus yang
3
mendukung usaha agribisnis
Tidak adanya kadang ternak bagi
4
peternak
Peluang - - - - - - - -
Adanya program bantuan produktif
1 dari pemerintah untuk usaha
agribisnis
Adanya kerjasama dengan pihak
2 swasta dalam usaha pertanian
budidaya bawang
3 Adanya BumDes
4 Adanya pendampingan PPL
Ancaman - - - - - - - -
1 Stabilitas nilai tukar mata uang
Harga beli hasil pertanian di
2
tetapkan oleh tengkulak
Hama dan penyakit tanaman dan
3
peternakan
Pola berfikir masyarakat petani
terhadap dana bantuan pemerintah
4
yang masih berkutat dana hibah
yang tidak wajib di bayar
108
Lampiran 3
Tabel Tabulasi Bobot Matriks IFAS
Bobot
Faktor Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total
Internal Bobot
Kekuatan
1 0.133 0.100 0.143 0.111 0.154 0.115 0.100 0.115 0.103 0.156 0.091 0.138 0.125 0.147 0.138 1.870 0.125
2 0.133 0.133 0.143 0.111 0.115 0.154 0.167 0.154 0.138 0.094 0.152 0.138 0.156 0.147 0.172 2.107 0.140
3 0.167 0.133 0.114 0.111 0.115 0.115 0.133 0.115 0.138 0.125 0.152 0.103 0.063 0.147 0.103 1.836 0.122
4 0.133 0.100 0.086 0.111 0.115 0.115 0.100 0.115 0.138 0.125 0.091 0.103 0.094 0.088 0.103 1.619 0.108
Kelemahan
5 0.133 0.133 0.143 0.148 0.115 0.154 0.167 0.154 0.172 0.094 0.121 0.138 0.156 0.118 0.172 2.119 0.141
6 0.133 0.133 0.143 0.185 0.192 0.154 0.167 0.192 0.172 0.125 0.152 0.172 0.156 0.147 0.172 2.397 0.160
7 0.100 0.133 0.114 0.111 0.077 0.115 0.100 0.077 0.069 0.125 0.121 0.103 0.125 0.088 0.069 1.529 0.102
8 0.067 0.133 0.114 0.111 0.115 0.077 0.067 0.077 0.069 0.156 0.121 0.103 0.125 0.118 0.069 1.523 0.102
Total 1.000
109
Tabel Tabulasi Bobot Matriks EFAS
Bobot
Faktor Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total
Eksternal Bobot
Peluang
1 0.154 0.139 0.135 0.154 0.115 0.138 0.154 0.154 0.121 0.120 0.125 0.156 0.133 0.143 0.129 2.070 0.138
2 0.154 0.139 0.135 0.115 0.115 0.138 0.115 0.115 0.152 0.120 0.094 0.125 0.167 0.143 0.097 1.924 0.128
3 0.115 0.111 0.135 0.115 0.115 0.138 0.115 0.115 0.091 0.120 0.156 0.094 0.133 0.143 0.097 1.795 0.120
4 0.115 0.139 0.135 0.115 0.154 0.103 0.115 0.154 0.121 0.120 0.156 0.156 0.133 0.114 0.161 1.994 0.133
Ancaman
5 0.077 0.111 0.108 0.115 0.077 0.103 0.077 0.077 0.091 0.120 0.063 0.094 0.100 0.114 0.097 1.424 0.095
6 0.115 0.111 0.135 0.077 0.115 0.103 0.115 0.154 0.152 0.120 0.125 0.094 0.100 0.114 0.129 1.760 0.117
7 0.115 0.111 0.108 0.154 0.154 0.138 0.115 0.115 0.121 0.120 0.125 0.125 0.100 0.114 0.129 1.846 0.123
8 0.154 0.139 0.108 0.154 0.154 0.138 0.192 0.115 0.152 0.160 0.156 0.156 0.133 0.114 0.161 2.187 0.146
Total 1.000
110
Lampiran 4
Rating
Faktor Rata - Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Internal rata Skor
Kekuatan
1 3 4 3 2 3 2 4 3 4 3 3 4 3 4 2 3.133 0.391
2 3 4 3 2 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3.133 0.440
3 4 2 3 2 2 3 3 3 4 2 3 2 3 4 2 2.800 0.343
4 2 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 2 3 4 3 2.867 0.309
Kelemahan
5 4 3 4 3 2 3 2 3 4 3 3 4 4 4 3 3.267 0.461
6 4 4 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3.533 0.565
7 2 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 4 2 2.800 0.285
8 2 3 3 2 3 4 4 3 3 2 4 4 3 2 2 2.933 0.298
Total 3.092
111
Tabel Tabulasi Rating Matriks EFE
Rating
Faktor Rata - Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Eksternal rata Skor
Peluang
1 3 3 4 2 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3.000 0.414
2 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 2 4 2 4 4 3.067 0.393
3 3 3 3 2 2 4 4 4 2 3 2 2 4 3 2 2.867 0.343
4 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3.200 0.425
Ancaman
5 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 3 3 3 4 3.000 0.285
6 2 2 3 1 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2.400 0.282
7 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 4 3 3 3 4 2.667 0.328
8 4 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 4 4 3.067 0.447
Total 2.917
112
Lampiran 5
Alternatif Strategi
Fator Kunci Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 Strategi 7 Strategi 8
1 0.125 3.00 0.37 3.00 0.37 2.33 0.29 3.00 0.37 2.67 0.33 3.00 0.37 2.67 0.33 3.00 0.37
2 0.140 3.00 0.42 2.33 0.33 3.33 0.47 3.00 0.42 2.33 0.33 3.00 0.42 3.67 0.52 3.67 0.52
3 0.122 2.67 0.33 2.67 0.33 2.33 0.29 3.00 0.37 2.67 0.33 2.67 0.33 3.33 0.41 2.33 0.29
4 0.108 3.33 0.36 2.67 0.29 1.67 0.18 2.67 0.29 2.00 0.22 2.33 0.25 2.00 0.22 2.33 0.25
5 0.141 3.00 0.42 2.00 0.28 3.67 0.52 2.33 0.33 2.00 0.28 2.33 0.33 3.00 0.42 3.00 0.42
6 0.160 2.33 0.37 2.00 0.32 2.00 0.32 2.33 0.37 2.33 0.37 2.00 0.32 2.33 0.37 2.00 0.32
7 0.102 2.67 0.27 3.33 0.34 3.00 0.31 3.33 0.34 3.33 0.34 3.33 0.34 3.00 0.31 2.67 0.27
8 0.102 3.00 0.30 3.00 0.30 3.00 0.30 3.67 0.37 3.33 0.34 2.67 0.27 2.33 0.24 3.33 0.34
9 0.138 3.00 0.41 3.67 0.51 3.00 0.41 3.00 0.41 3.00 0.41 2.33 0.32 3.33 0.46 3.00 0.41
10 0.128 3.33 0.43 3.00 0.38 3.33 0.43 2.33 0.30 2.00 0.26 3.00 0.38 3.00 0.38 3.00 0.38
11 0.120 2.33 0.28 3.00 0.36 2.67 0.32 3.33 0.40 2.00 0.24 2.33 0.28 2.33 0.28 1.67 0.20
12 0.133 2.67 0.35 2.33 0.31 3.00 0.40 3.00 0.40 2.00 0.27 3.33 0.44 2.67 0.35 3.00 0.40
113
Alternatif Strategi
Fator Kunci Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 Strategi 7 Strategi 8
13 0.095 1.67 0.16 2.33 0.22 2.00 0.19 2.67 0.25 2.33 0.22 2.33 0.22 2.33 0.22 2.00 0.19
14 0.117 2.33 0.27 2.67 0.31 2.67 0.31 3.67 0.43 3.00 0.35 3.00 0.35 3.00 0.35 2.00 0.23
15 0.123 3.00 0.37 2.00 0.25 3.00 0.37 2.33 0.29 2.00 0.25 2.67 0.33 3.00 0.37 3.33 0.41
16 0.146 2.00 0.29 3.00 0.44 2.67 0.39 3.00 0.44 2.00 0.29 2.00 0.29 3.33 0.49 2.00 0.29
Prioritas
IV V III I VIII VII II VI
Strategi
114
Lampiran 6
115
116