Anda di halaman 1dari 80

SKRIPSI

PERAN KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MEMPENGARUHI


KEPUTUSAN MEMBELI HASIL PRODUKSI TANAMAN ORGANIK
DI KEBUN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NUSA NIPA
INDONESIA

Oleh :

ELISABETH YUVENSIA PAULINA


NIM : 041170029

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA NIPA
MAUMERE
2021
SKRIPSI

PERAN KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MEMPENGARUHI


KEPUTUSAN MEMBELI HASIL PRODUKSI TANAMAN ORGANIK
DI KEBUN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NUSA NIPA
INDONESIA

Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh


gelar Sarjana Agribisnis

Oleh :

ELISABETH YUVENSIA PAULINA


NIM : 041170029

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA NIPA
MAUMERE
2021

ii
MOTTO

“ Kecerdasan bukan penentu kesuksesan, tapi kerja keraslah yang merupakan penentu
kesuksesan yang sebenarnya . Kesuksesan itu bukanlah akhir segalanya tetapi
hanyalah sebuah pencapaian “

PERSEMBAHAN

Terima kasih Tuhan Yesus untuk segala berkat dan penyertaan yang telah Engkau
berikan kepada anak-Mu ini sehingga sudah mampu menyelesaikan skripsi. Karya
sederhana ini saya persembahkan untuk :

1. Almamater tercinta, Universitas Nusa Nipa Maumere.


2. Bapak Rofinus Soprinius dan Mama Fransiska Nona Lenti yang selalu
memberikan kasih sayang secara tulus serta doa yang selalu teriring dalam
menempuh bahtera kehidupan dan perkuliahan ini. Serta adik sematawayang
Mario Kana.
3. Semua keluarga terkhusus keluarga Kana dan keluarga Antasary yang selalu
memberikan dukungan baik dukungan moril maupun materiil selama masa
perkuliahan penulis.

iii
LEMBARAN PENGESAHAN

NAMA :ELISABETH YUVENSIA PAULINA

NIM : 041170029

PROGRAM STUDI : AGRIBISNIS

JUDUL :“PERAN KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM


MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MEMBELI HASIL
PRODUKSI TANAMAN ORGANIK DI KEBUN
FAKULTAS

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Gabriel Otan Apelabi, ST.,M.T Sarlina Noni, S.Pt.,M.Agb.


NIDN 0829099001 NIDN 0805067204

Mengetahui :

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi Agribisnis

Julianus Jeksen, S.P.,M.P Yoseph Yakob Da Rato,S.P.,M.Si


NIDN 0816068101 NIDN 0809077401

Disetujui pada tanggal………………………………………...2021

iv
LEMBARAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini benar-benar karya saya
sendiri. Sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis
atau diterbitkan orang lain, kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah diijinkan.

Tandatangan dosen penguji yang tertera di halaman pengesahan adalah asli,


jika tidak asli saya siap menerima sanksi sesuai dengan keputusan yang ditetapkan.

Maumere, April 2021

Yang Menyatakan

Elisabeth Yuvensia Paulina


NIM. 041170029

v
RIWAYAT HIDUP

Elisabeth Yuvensia Paulina, lahir di RS. St. Elisabeth,Lela pada tanggal 01


November 1999, dari pasangan Bapak Rofinus Soprinius dan Mama Fransiska Nona
Lenti yang adalah anak pertama dari dua bersaudara.

Riwayat Pendidikan :
1. Tahun 2006 masuk Sekolah Dasar Inpres Dihit dan tamat tahun 2011
2. Tahun 2011 masuk Sekolah Menengah Pertama Katolik Bina Wirawan
Maumere dan tamat tahun 2014
3. Tahun 2014 masuk Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Maumere dan tamat
tahun 2017
4. Pada tahun 2017 di terima sebagai mahasiswa pada Universitas Nusa Nipa
Fakultas Pertanian Program Studi Agribisnis
5. Pada bulan Agustus 2020 mengikuti Kegiatan Kerja Nyata Tematik (KKN-T)
di Desa Korowuwu Kecamatan Lela Kabupaten Sikka
6. Pada bulan September 2020 mengikuti Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) di Kebun Praktek Fakultas Pertanian Universitas Nusa Nipa Maumere

vi
ABSTRAK

ELISABETH YUVENSIA PAULINA, (Nim: 041170029) dengan judul


penelitian “PERAN KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MEMBELI HASIL PRODUKSI
TANAMAN ORGANIK DI KEBUN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA NIPA INDONESIA”

Dibimbing oleh Bapak Gabriel Otan Apelabi, ST., MT ( NIDN : 0829099001 )


dan Ibu Sarlina Noni, S.Pt.,M.Agb ( NIDN : 0805067204 )

Sebagai negara berbasis pertanian, sektor pertanian merupakan sektor utama


di Indonesia. Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis dan potensial dalam
pembangunan perekonomian nasional. Salah satu prioritas untuk mencapai tujuan
tersebut adalah pengembangan komoditas tanaman organik. Komunikasi pemasaran
dapat mengubah cara berpikir dan perilaku konsumen yang bergantung pada cara
komunikasi yang disampaikan oleh pihak pemasaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran komunikasi
pemasaran dalam mempengaruhi keputusan membeli hasil produksi tanaman organik
di Kebun Fakultas Pertanian. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan metode sampel purposive dengan sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang
sebagai responden.
Menguji permasalahan ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif
dengan analisis data Rank Spearman . Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam
meningkatkan daya saing dan minat beli konsumen tentunya peran komunikasi
pemasaran cukup berpengaruh dalam keputusan membeli hasil produksi tanaman
organik .

Kata Kunci : Komunikasi Pemasaran, Keputusan Membeli

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Peran pemasaran dalam mempengaruhi keputusan membeli hasil produksi
tanaman organik di kebun praktek Fakultas Pertanian Universitas Nusa Nipa
Maumere.

Skripsi ini merupakan laporan yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam
memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pertanian Universitas Nusa Nipa Maumere.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak bisa terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. Ir. Angelinus Vincentius, M.Si selaku Rektor Universitas Nusa
Nipa Maumere yang telah bersedia menerima penulis menyelesaikan studi
Program Studi S1 Agribisnis.
2. Bapak Julianus Jeksen , SP., MP selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Nusa Nipa Maumere yang telah memberikan dukungan dan memberikan
ilmu-ilmu pengetahuan selama proses perkuliahan.
3. Bapak Yoseph Yakob Da Rato, SP., M.Si selaku Ketua Program Studi
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Nusa Nipa yang telah memberikan
dukungan , pengarahan serta memberikan ilmu-ilmu pengetahuan selama
proses perkuliahan.
4. Bapak Gabriel Otan Apelabi, ST., MT selaku dosen pembimbing I yang
telah memberikan masukan, arahan serta bimbingan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Sarlina Noni, S.Pt.,M.Agb selaku pembimbing II yang selalu meluangkan
waktunya dan memberikan masukan , saran dan bimbingan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.

viii
6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Agribisbis dan Program Studi
Agroteknologi serta para pegawai Fakultas Pertanian
7. Kedua orang tua dan adik sematawayang yang sangat saya cintai yang selalu
memberikan do’a , dukungan moril maupun materiil serta hiburan kepada
penulis disaat letih lesu.
8. Teman-teman mahasiswa/i Fakultas Pertanian yang selalu membantu penulis
dalam menyelesaikan studinya
9. Bagi semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
berkontribusi dalam penyusunan laporan ini.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yanng sifatnya membangun
sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan
sumbangan berarti bagi yang membutuhkan.

Maumere, April 2021

Penulis

ix
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................................i
HALAMAN SAMPUL..........................................................................................ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iv
LEMBARAN PERNYATAAN............................................................................v
RIWAYAT HIDUP...............................................................................................vi
ABSTRAK.............................................................................................................vii
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................4
1.4 Kegunaan Penelitian................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi..............................................................................................6
2.1.1 Indikator Komunikasi.....................................................................6
2.1.2 Persepsi...........................................................................................7
2.2 Pemasaran................................................................................................9
2.2.1 Indikator Pemasaran........................................................................9
2.2.2 Peran Komunikasi Pemasaran.........................................................10
2.2.3 Bauran Komunikasi Pemasaran......................................................12
2.3 Komunikasi Pemasaran............................................................................14
2.4 Konsep Usahatani....................................................................................15
2.5 Konsep Produksi......................................................................................16

x
2.6 Tanaman Organik.....................................................................................17
2.7 Keputusan Membeli.................................................................................18
2.8 Keputusan Membeli Tanaman Organik...................................................19
2.8.1 Sikap Konsumen.............................................................................20
2.8.2 Pengambilan Keputusan Pembelian................................................21
2.9 Rank Spearman........................................................................................21
2.10 Uji Korelasi Rank Spearman.................................................................22
2.11 Penelitian Terdahulu..............................................................................23
2.12 Kerangka Berpikir..................................................................................25
2.13 Hipotesis................................................................................................26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian..................................................................27
3.2 Rancangan Penelitian...............................................................................27
3.3 Jenis dan Sumber Data.............................................................................27
3.3.1 Jenis Data........................................................................................27
3.3.2 Sumber Data....................................................................................28
3.4 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................28
3.5 Metode Pengambilan Populasi dan Sampel.............................................28
3.5.1 Populasi...........................................................................................28
3.5.2 Sampel.............................................................................................28
3.6 Metode Analisis Data...............................................................................29
3.7 Uji Korelasi Rank Spearman...................................................................30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian.......................................................32
4.1.1 Lokasi dan Letak Geografis............................................................32
4.1.2 Keadaan Geografis..........................................................................32
4.1.3 Profil Lokasi Penelitian...................................................................32
4.1.4 Visi dan Misi ..................................................................................33
4.1.5 Struktur Organisasi.........................................................................34

xi
4.2 Karateristik Responden............................................................................36
4.3 Analisis Data Metode Penelitian..............................................................45
4.3.1 Uji Validitas....................................................................................45
4.3.2 Uji Reliabilitas................................................................................46
4.3.3 Uji Normalitas.................................................................................48
4.3.4 Analisis Korelasi Rank Spearman..................................................49
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan..............................................................................................51
5.2 Saran........................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu....................................................................................22


Tabel 2.2 Kerangka Penelitian.....................................................................................25
Tabel 4.1.5 Struktur Organisasi Kebun Praktek Fakultas Pertanian...........................34
Tabel 4.2.1 Karateristik Responden berdasarkan Umur Tahun 2020..........................36
Tabel 4.2.2 Pendidikan................................................................................................37
Tabel 4.2.3 ∑ Tanggungan Keluarga...........................................................................38
Tabel 4.2.4 data kuesioner variabel X........................................................................39
Tabel 4.2.5 data kuesioner variabel Y.........................................................................42
Tabel 4.3.1 Hasil Uji Validitas...................................................................................44
Tabel 4.3.2 Hasil Uji Reliabilitas................................................................................45
Tabel 4.3.3 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov.................................47
Tabel 4.3.4. Koefisien Korelasi Rank Spearman.........................................................48

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor
1. Kuesioner
2. Rekapitulasi data kuesioner
3. Hasil olah data analisis Rank Spearman
4. Gambar Responden Kuesioner

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara dengan potensi yang melimpah di bidang sumber
daya alam di hampir semua sektor, salah satunya adalah sektor pertanian. Sebagai
negara berbasis pertanian, sektor pertanian merupakan sektor utama di Indonesia.
Hal ini terlihat jelas pada mayoritas penduduk Indonesia yang bekerja sebagai
petani. Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis dan potensial dalam
pembangunan perekonomian nasional.
Strategi pembangunan pertanian jangka panjang bertujuan untuk membangun
pertanian yang fleksibel, maju, dan efisien, mengingat selama ini sebagian besar
masyarakat Indonesia bergerak di sektor pertanian. Salah satu prioritas untuk
mencapai tujuan tersebut adalah pengembangan komoditas tanaman organik.
Prospek pengembangan komoditas organik masih luas, karena Indonesia masih
memiliki banyak lahan yang belum dimanfaatkan secara optimal (Enggelina Onna :
E-journal 2016).
Pertanian organik merupakan bagian dari sektor pertanian dan sangat dihargai
oleh masyarakat di negara maju dan berkembang, pada saat yang sama masyarakat
lebih memperhatikan kesehatan manusia dan kesehatan lingkungan dalam
mengubah gaya hidup. Saat ini pangsa pasar organik meningkat pesat.  Oleh karena
itu, pangan organik dan pertanian organik akan menjadi “in a great demand” pada
masa mendatang (Saragih, 2008).
Sejalan dengan hal untuk menghadapi persaingan yang ketat maka perusahaan
harus menggunakan konsep pemasaran yang melliputi manfaat , mutu atau kualitas
dan kepuasan antara kebutuhan dan keinginan sehingga perusahaan akan memperoleh
target penjualan yang diinginkan ( Kotler : 2009 : 12 ).

1
2

Lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat memaksa produsen untuk terus
secara aktif merumuskan dan mengkomunikasikan informasi promosi untuk
memperoleh sumber daya guna memperoleh keunggulan kompetitif. Hal ini
membawa komunikasi dalam aktivitas pemasaran menjadi perhatian
produsen/perusahaan ini. Produsen dituntut untuk mengkomunikasikan bagaimana
produk diproduksi sehingga dapat dijual di pasaran dan dievaluasi sebagai produk
berkualitas tinggi.
Komunikasi pemasaran dapat mengubah cara berpikir dan perilaku konsumen
yang bergantung pada cara komunikasi yang disampaikan oleh pihak pemasaran.
Tujuan dari kegiatan pemasaran ini untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi
dan mengingatkan khalayak sasaran untuk menerima, membeli, dan setia pada produk
atau jasa produksi yang disediakan.
Menurut Keller dalam (Tandiarruan 2013:4) menjelaskan bahwa peran
komunikasi pemasaran adalah mengkontribusikan ekuitas merek dengan menetapkan
merek pada memori dan hubungan yang kuat, menguntungkan, dan asosiasi yang
unik kedalamnya. Berbagai macam pilihan komunikasi pemasaran yang berbeda ada
untuk membantu pemasar. Sedangkan (Jatmiko:2014) dalam jurnalnya yang berjudul
Komunikasi Pemasaran sebagai strategi Memperluas Pasar , mengutip apa yang
dikatakan Philip Kotler menjelaskan bahwa dalam operasional sebuah perusahaan ,
komunikasi pemasaran memiliki peran sangat penting dalam sebuah organisasi atau
perusahaan.
Kabupaten Sikka merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara
Timur (NTT) Indonesia, yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian
sebagai petani. Menurunya luas panen tidak berarti turunnya jumlah produksi karena
ada banyak hal yang mempengaruhi produksi selain luas panen, salah satunya adalah
produktivitas. Bisnis tanaman organik di Kabupaten Sikka khususnya kota Maumere
sangat menjanjikan dan tidak sedikit petani milenial yang terjun menjadi petani
organik karena banyaknya permintaan pasar dan keuntungan yang diperoleh pun
lumayan besar.
3

Kebun Praktek Pertanian merupakan salah satu lahan yang dimiliki Yayasan
Pendidikan Tinggi Nusa Nipa yang bergerak pada bidang pertanian seluas 2,5ha .
Ada banyak tanaman organik yang dikelola dalam kebun praktek pertanian misalnya
bawang merah (Allium cepa var. Aggregatum L.) , cabai (Capsicum frutescens) ,
terung (Solanum melongena) , pepaya (Carica papaya) , Sawi hijau (Brassica
chinensis var. Parachinensis) , Semangka (Citrullus lanatus ), Mentimun (Cucumis
sativus) dan Tomat (Solanum Lycopersicum).
Pertanian organik menggabungkan inovasi, tradisi dan ilmu pengetahuan dan
dapat memperoleh manfaat dari lingkungan untuk menjaga kualitas hidup yang
lebih baik. Prinsip dasar tanaman organik harus berkontribusi pada kesehatan dan
kesuburan tanah, tumbuhan, hewan, dan lingkungan alam. Dengan mengembangkan
tanaman organik, artinya memberi manusia yang sehat makanan yang tidak
mengandung bahan kimia yang mencemari dan berbahaya. Dengan semakin
terbukanya pangsa pasar, banyak pelaku pertanian organik bermunculan. Bukan
hanya karena nilai ekonominya yang tinggi, pertanian organik juga penting untuk
perbaikan agroekosistem yang semakin banyak dihancurkan oleh paparan bahan
sintetis atau kimiawi seperti pestisida.
Sebagai produsen sayuran organik, agar mampu bersaing dengan produsen lain
untuk menarik konsumen maka perlu dilakukan upaya komunikasi pemasaran.
Komunikasi pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009) adalah :
“sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan ,membujuk, dan
mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk
dan merk yang dijual”.
Upaya tersebut berhubungan dengan keputusan pembelian konsumen dimana
komunikasi pemasaran merupakan aspek penting dalam keseluruhan misi
pemasaran, termasuk penentu suksesnya pemasaran dimana bahwa masyarakat yang
menjadi konsumen sayuran organik menyatakan negatif ketika tidak mengkonsumsi
sayuran organik (Andari,2006).
4

Oleh karena itu, komunikasi pemasaran diharapkan dapat menarik konsumen


terutama yang belum pernah membeli produk tersebut untuk mempertahankan
konsumen yang sudah ada dan terus mengkonsumsi produk nabati organik tersebut.
Komunikasi pemasaran diharapkan dapat berdampak pada proses pengambilan
keputusan pembelian konsumen yang membeli produk organik tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis melakukan penelitian yang
berjudul Peran Komunikasi Pemasaran Dalam Mempengaruhi Keputusan
Membeli Hasil Produksi Tanaman Organik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut :
Bagaimana peran komunikasi pemasaran dalam mempengaruhi keputusan membeli
hasil produksi tanaman organik ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yanng telah diuraikan diatas,
maka tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui peran komunikasi pemasaran dalam mempengaruhi keputusan
membeli hasil produksi tanaman organik
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, hasil yang diperoleh dari penelitian ini juga diharapkan dapat
menjadi salah satu sumber informasi dan bahan acuan untuk melakukan
penelitian-penelitian selanjudnya.
2. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dan masukan bagi pemerintah setempat dalam
menentukan suatu kebijakan yang tepat mengenai usaha yang lebih optimal
bagi masyarakat.
5

3. Sebagai bahan untuk membuat proposal yang merupakan salah satu syarat
untuk dapat menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian Universitas Nusa
Nipa, Maumere.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi
2.1.1 Indikator Komunikasi
Pengertian komunikasi menurut Shimp (2003:162) adalah sesuatu yang
dilakukan seseorang dengan orang lain, bukan sesuatu yang dilakukan seseorang
kepada orang lain. Sedangkan hakikak komunikasi menurut Effendi (1993:28) adalah
proses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.
Komunikasi sering di artikan sebagai proses penyampaian pesan dari
konunikator kepada komunikannya. Raymond S. Ross ( 1983 : 8 ) mendefinisikan
komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol
demikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon
dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang komunikator.
Definisi-definisi diatas tentunya belum mewakili semua definisi yang telah
dibuat dari para ahli, namun kita telah mengetahui berbagai pandangan dari para ahli
tentang definisi komunikasi. Pada hakikatnya komunikasi adalah proses pernyataan
antar manusia, berupa pikiran atau perasaan seseorang atau sekelompok orang kepada
orang atau kelompok lain dengan menggunakan lambang-lambang yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak (Effendy, 1993 : 9).
Indikator komunikasi agar efektif ada empat diantaranya :
1. Pemahaman, Merupakan  suatu kemampuan memahami pesan secara cermat
sebagaimana yang disampaikan  oleh komunikator. Dalam hal ini komunikan
dikatakan efektif apabila mampu memahami secara tepat. Sedang
komunikator dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan secara
cermat.
7

2. Kesenangan, Apabila proses komunikasi itu selain berhasil menyampaikan


informasi, juga dapat berlangsung dalam suasana yang menyenangkan ke dua
belah
3. pihak. Sebenarnya tujuan berkomunikasi tidaklah sekedar transaksi pesan,
akan tetapi dimaksudkan pula untuk saling interaksi secara menyenangkan
untuk memupuk hubungan insani.
4. Pengaruh pada sikap, Apabila seorang komunikan setelah menerima pesan
kemudian sikapnya berubah sesuai dengan makna pesan itu. Tindakan
mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari di
perkantoran. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang
lain dan berusaha agar orang lain bersikap positif sesuai keinginan kita.
5. Hubungan yang makin baik, Bahwa dalam  proses komunikasi yang efektif
secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Di
perkantoran, seringkali terjadi komunikasi dilakukan bukan untuk
menyampaikan informasi atau mempengaruhi sikap semata, tetapi kadang-
kadang terdapat maksud implisit di sebaliknya, yakni untuk membina
hubungan baik.
2.1.2 Persepsi
Mempelajari tentang persepsi seseorang berkaitan dengan latar belakang budaya
dan kehidupan seseorang, karena pola pemikiran, sikap, dan perilaku seseorang itu
tidak pernah lepas dari lingkungan sosial dimana dia berada.Persepsi adalah satu
proses dengan mana seseorang menyeleksi, mengorganisikan, dan
mengertepretasikan stimuli kedalam suatu gambaran dunia yang berarti dan
menyeluruh (Bilson Simamora, 2004:102).
Faktor yang membuat persepsi berbeda-beda pada setiap fasilitas yang sama
karena adanya perbedaan dalam otak kita yang terbatas, sehingga tidak mungkin
semua stimuli tertampung, hal tersebut dipengaruhi oleh faktor personal dan faktor
stimuli yang terdiri dari (Bilson Simamora, 2004:104):
a. Faktor personal terdiri dari:
8

1. Pengalaman masa lalu


2. Kebutuhan saat ini
3. Pertahanan diri
4. Adaptasi
b. Faktor stimulus
Karateristik stimulus memegang peranan penting dalam merebut perhatian
konsumen seperti hukum kontras yang dikemukakan Weber yaitu “ yang lain dari
sekelilingnya, lebih mungkin untuk mendapat perhatian“ hal tersebut dapat diciptakan
melalui:
1. Ukuran yang berbeda-beda
2. Warna yang paling mencolok dari yang lain
3. Posisi
4. Keunikan
Persepsi adalah salah satu faktor internal yang mempengaruhi pembelian.
Konsumen akan menampakkan perilakunya setelah melakukan persepsi terhadap
keputusan apa yang akan diambil dalam membeli suatu produk.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:146), Persepsi merupakan suatu proses
yang membuat seseorang untuk memilih, mengorganisasikan dan
menginterprestasikan rangsangan-rangsangan yang diterima menjadi suatu gambaran
yang berarti dan lengkap tentang dunianya. Sedangkan Kotler dan Amstrong
(1996:156) mengemukakan bahwa dalam keadaan yang sama, persepsi seseorang
terhadap suatu produk dapat berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh adanya proses
seleksi terhadap berbagai stimulus yang ada.
Pada hakekatnya persepsi akan berhubungan dengan perilaku seseorang dalam
mengambil keputusan terhadap apa yang dikehendaki. Salah satu cara untuk
mengetahui perilaku konsumen adalah dengan menganalisis persepsi konsumen
terhadap produk. Dengan persepsi konsumen kita dapat mengetahui hal–hal apa saja
yang menjadi kekuatan, kelemahan, kesempatan ataupun ancaman bagi produk kita.
Tanggapan terhadap kualitas produk yang akan dibeli dapat diartikan berbeda antara
9

konsumen yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut dapat diakibatkan
adanya perbedaan persepsi yang bersifat subjektif pada masingmasing konsumen
(Sumarwan, 2004:123).
Seringkali konsumen mempunyai keterbatasan informasi dalam melakukan
penilaian terhadap atribut intrinsik produk. Akibatnya konsumen cenderung untuk
mengandalkan atribut ekstrinsik, seperti nama merek, nama toko dan harga dalam
mengevaluasi kualitas produk (Ferrinadewi, 2008:61). Pada dasarnya persepsi
terhadap kualitas produk dapat dikatakan sebagai persepsi dari konsumen terhadap
keseluruhan kualitas, keunggulan atau kebaikan suatu produk dalam menjalankan
fungsinya untuk memenuhi harapan konsumen.
2.2 Pemasaran
2.2.1 Indikator Pemasaran
Konsep pemasaran digunakan dalam aktivitas pertukaran atau transaksi. Salah
satu kegiatan yang dapat menentukan keberhasilan tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan, yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan yang menguntungkan
dengan cara memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen yaitu pemasaran.
Konsep pemasaran merupakan konsep yang berorientasi pada konsumen, yaitu
semua kebutuhan dan keinginan konsumen menjadi prioritas utama perusahaan.
Definisi pemasaran menurut Kotler,(2008:9) adalah suatu proses social yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkakn apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan
produk yang bernilai dengan pihak lain.
Sedangkan menurut Nasution, (2006:1) manajemen pemasaran adalah sebagai
suatu proses merencanakan dan melaksanakan konsep tertentu dan produk, harga,
promosi dan distribusi baik gagasan (ideas), barang (goods), dan jasa (service)
dalam menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individual maupun
organisasi.
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemasaran tidak hanya
penjualan dan distribusi, tetapi juga serangkaian sistem yang saling berhubungan
10

yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dengan berkembangnya


ekonomi masyarakat, sikap atau pemahaman masyarakat tentang pemasaran juga
berubah.

2.2.2 Peran Komunikasi Pemasaran secara umum dan khusus


Komunikasi pemasaran melaksanakan banyak fungsi kepada konsumen atau
pasar sasaran terutama memberitahukan dan memperlihatkan seputar bagaimana dan
mengapa produk itu digunakan, siapa pasar sasaannya, dimana dan kapan produk itu
dapat diperoleh.
Umumnya strategi komunikasi pemasaran yang baik harus dilaksanakan
dengan hati-hati saat menyusun rencana, terlebih pada saat menerapkan strategi
untuk produk atau jasa yang baru saja dirilis, strategi pemasaran produk yang baru
harus tepat dan tepat. Kita tidak boleh menganggap entengnya dan menyebut kita
sebagai bauran komunikasi pemasaran dari langkah-langkah komunikasi pemasaran.
Peran komunikasi secara khusus antara lain mendukung tujuan bisnis, agar
bisnis menjadi lebih efektif dan efisien. Juga membantu memperbaiki pengelolaan
bisnis sehingga tujuan perusahaan akan tercapai.Karena jika ini terjadi maka strategi
pemasaran produk atau jasa tidak akan efektif dan tidak akan memenangkan
konsumen. Oleh karena itu, komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat
sangat penting, sebelum melakukan pemasaran harus kita ketahui.
Kegiatan komunikasi pemasaran juga memiliki peran yang sangat penting
dalam membentuk ekuitas merek dan mendorong efektivitas dan efisiensi penjualan
suatu produk. Misalnya dengan cara menciptakan kesadaran tentang merek,
menciptakan penilaian atau perasaan tentang merek yang positif, dan dapat
memfasilitasi koneksi merek-konsumen yang lebih kuat. Menurut Philip Kotler &
Kevin Lane Keller (2009), membangun merek melalui komunikasi pemasaran
terintegrasi.
1. Mengembangkan Komunikasi Pemasaran.
11

Indentifikasi pasar sasaran pada pengem bangan komunikasi pemasaran,


tujuan dasarnya adalah untuk mengetahui siapakah sebenarnya pasar sasaran dari
sebuah aktifitas pemasaran tersebut. Apakah mereka pembeli potensial produk
perusahaan, pengguna, pengambil keputusan, atau bahkan kelompok yang memberi
pengaruh kepada konsumen potensial. Selanjutnya juga perlu dilihat apakah pasar
sasaran tersbut setia pada merek perusahaan, ataukah kepada pesaing. Jawaban yang
diperoleh akan menentukan strategi komunikasi pemasaran yang harus dilakukan.
Selebihnya atas dasar jawaban yang diperoleh, akhirnya juga dapat dilakukan analisis
citra guna memberikan pandangan lebih jauh, berdasarkan profil pasar sasaran
terhadap pengetahuan merek.
2. Strategi Marketing Public Relation (MPR)
Strategi ini merupakan penempatan misi perusahaan atau penetapan sasaran
organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan
kebijaksanaan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan
implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan
tercapai. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
Marketing Public Relations merupakan perpaduan pelaksanaan program dan strategi
pemasaran (Marketing Strategi Implementation) dengan aktivitas program kerja PR
(Work Program of Public Relations). Dalam pelaksanaanya terdapat tiga strategi
penting dalam Marketing Public Relations, (Saka, 1994:99) yaitu Push Strategy
(strategi mendorong), Pull Strategy (strategi menarik), Pass Strategy (strategi
mempengaruhi)
3. Strategi Memperluas Pasar
Jauh dibalik penilaian bisnis yang sedang berjalan, perencanaan strategi harus
menentukan bisnis masa depan dan arah bisnis yang harus dipertimbangkan oleh
perusahaan. Dalam merencanakan strategi, manajemen perusahaan pertama-tama
perlu meninjau kembali apakah terdapat peluang lebih jauh untuk meningkatkan
prestasi bisnis yang ada sekarang. Ansoff telah menyarankan sebuah kerangka yang
bermanfaat dalam menentukan strategi, yang dikenal dengan kisi perluasan
12

produk/pasar (produk market expansion grid) menunjukkan kisi perluasan


produk/pasar. Ada tiga strategi yang dapat dilaksanakan perusahaan yaitu strategi
penerobosan pasar (penetrasi), strategi pengembangan pasar (ekspansi), dan strategi
pengembangan produk (stay).

4. Strategi Pengembangan Produk (Ber tahan/Stay).


Perusahaan perlu memperhatikan kemung kinan dilaksanakannya
pengembangan produk baru atau menyempurnakan produk-produknya bagi pasarnya
yang sekarang.
2.2.3 Bauran Komunikasi Pemasaran 
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:116), terdapat lima bauran komunikasi
pemasaran, yaitu sebagai berikut:
a. Iklan (Advertising) 
Iklan adalah komunikasi massa dan harus untuk menarik kesadaran,
menanamkan informasi, mengembangkan sikap, atau mengharapkan adanya suatu
tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan. Sebuah iklan dipakai oleh
komunikator untuk menyampaikan tentang suatu informasi kepada khalayak banyak
dengan tujuan tertentu. Misalnya; memberikan informasi, mempengaruhi dan
mengajak khalayak untuk mengikuti apa yang ditampilkan di iklan.
b. Promosi Penjualan (Sales Promotion) 
Promosi penjualan merupakan upaya pemasaran yang bersifat media dan non-
media untuk merangsang coba-coba dari konsumen, meningkatkan permintaan dari
konsumen atau untuk memperbaiki kualitas produk. Upaya pemasaran melalui
promosi penjualan ini dilakukan dalam jangka pendek.

c. Hubungan Masyarakat (Public Relations) 


13

Membangun hubungan baik dengan berbagai kalangan untuk mendapatkan


publisitas sesuai yang diinginkan, membangun citra perusahaan yang baik, dan
menangani atau menghadapi rumor, berita dan kejadian tidak menyenangkan.
d. Penjualan secara Pribadi (Personal Selling) 
Interaksi langsung yang terjadi dengan pelanggan atau calon pelanggan untuk
dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Dengan penjualan secara pribadi ini,
perusahaan sudah berhadapan langsung dengan calon pembeli untuk mencoba
menginformasikan kepada konsumen tentang suatu produk sekaligus membujuk
secara langsung untuk membeli.
e. Pemasaran Langsung (Direct Marketing) 
Hubungan langsung dengan konsumen individual yang ditargetkan secara
cermat untuk memperoleh respon segera dan membangun hubungan pelanggan yang
langgeng. Misalnya; penggunaan surat langsung, telepon, televisi respons langsung,
e-mail, Internet, dan sarana lain untuk berkomunikasi dengan konsumen tertentu.
f. Pemasaran interaktif
Kegiatan dan program onlline yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau
prospek secara langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, mempebaiki
citra atau menciptakan penjualan produk dan jasa.
g. Penjualan personel
Interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan
melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan pengadaan pesanan.
2.3 Komunikasi Pemasaran
Komunikasi sering diartikan sebagai proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan. Hakikat komunikasi menurut Effendi (1993: 28)
adalah proses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat
penyalurnya.
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh suatu
perusahaan baik perusahaan komoditi maupun perusahaan jasa untuk menjaga
14

kelangsungan usahanya. Hal ini dikarenakan pemasaran merupakan kegiatan


perusahaan dan berhubung langsung dengan konsumen. Oleh karena itu, aktivitas
pemasaran dapat diartikan sebagai aktivitas manusia yang berhubungan dengan pasar.
Komunikasi pemasaran merupakan upaya menginformasikan atau
menyampaikan informasi adanya produk dan jasa yang dijual dan beredar di pasar
kepada masyarakat (konsumen) agar dapat dipahami, dibeli dan kemudian menjadi
pelanggan.
Menurut Kennedy dan Soemanagara (2006:5), komunikasi pemasaran adalah
kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi yang bertujuan
untuk memberikan informasi kepada khalayak agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu
terjadinya peningkatan pendapatan atas penggunaan jasa atau pembelian produk yang
ditawarkan.
Sedangkan, menurut Kotler dan Amstrong (2008:116), komunikasi pemasaran
perusahaan merupakan paduan spesifik iklan, promosi penjualan, hubungan
masyarakat, penjualan personal, dan sarana pemasaran langsung yang digunakan
perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan
membangun hubungan pelanggan.
2.4 Konsep Usahatani
Bagi petani, analisis pendapatan merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan
pengelolaan usahatani, pendapatan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari bahkan dapat digunakan sebagai modal untuk mengembangkan
pertanian. Hal ini sesuai dengan Patong (1995: 14), yaitu bentuk pendapatan total
memiliki fungsi yang sama, yaitu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memberikan
pelayanan yang memuaskan kepada petani untuk melanjutkan usahanya. Soeharjo
dan Patong (1994:16) menyatakan bahwa analisis pendapatan usahatani memerlukan
dua hitungan pokok, yaitu keadaan penerimaan dan keadaan pengeluaran selama
jangka waktu yang ditetapkan.
Penerimaan usahatani berwujud tiga hal, yaitu:
1. Hasil penjualan tanaman, ternak, dan hasil ternak
15

2. Produksi yang dikonsumsikan keluarga


3. Kenaikan nilai industri
Untuk lebih menjelaskan pengertian usahatani dapat diikuti dari definisi yang
dikemukakan oleh Moebyarto (1997:41) yaitu usahatani adalah himpunan ssumber-
sumber alam yang terdapat pada sektor pertanian itu diperlukan untuk produksi
pertanian, tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan di atas tanah dan
sebagainya, atau dapat dikatakan bahwa pemanfaatan tanah untuk kebutuhan hidup.
Moebyarto (1997:41) mengemukakan bahwa usahatani adalah himpunan sumber-
sumber alam yang terdapat di tempat itu yang dilakukan untuk produksi pertanian.
Jadi usahatani yang sesungguhnya tidak sekedar hanya terbatas pada pengambilan
hasil, melainkan benar-benar usaha produksi, sehingga di sini berlangsung
pendayagunaan tanah, investasi, tenaga kerja dan manajemen. Tingkat keberhasilan
dalam pengelolaan usahatani sangat ditentukan oleh keempat faktor di atas.
Menurut Mosher (1995:38) mengemukakan usahatani adalah bagian permukaan
bumi dimana seorang petani dan keluarganya atau badan hukum lainnya bercocok
tanam atau memelihara ternak. Menurut Soekartawi (1996:39) mendefinisikan
usahatani sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan
sumberdaya yang ada secara afektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan
yang tinggi pada waktu tertentu.

Pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa budidaya pada awalnya untuk


memenuhi kebutuhan keluarga petani, maka berbagai tanaman telah dicoba.
Mengupayakan dan mengisi semua jenis ternak untuk menemukan spesies yang
sesuai dengan kondisi alam setempat, kemudian disesuaikan dengan infrastruktur
yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan hasil pertanian.
2.5 Konsep Produksi
Konsep produksi adalah salah satu konsep tertua dalam bisnis ini. Konsep
produksi menunjukkan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia di
banyak tempat dan murah. Manajer organisasi yang berorientasi pada produksi fokus
16

pada pencapaian efisiensi produksi yang tinggi dan upaya distribusi yang luas.
Setidaknya dalam dua kasus, asumsi bahwa konsumen terutama tertarik pada
ketersediaan produk dan harga rendah benar adanya. Pertama, ketika permintaan
produk melebihi pasokan, seperti di negara berkembang. Di situs ini, konsumen lebih
tertarik untuk mendapatkan produk daripada fungsi produk, dan pemasok akan fokus
pada peningkatan output. Situasi kedua adalah biaya produksi sangat tinggi, dan biaya
produksi harus diturunkan untuk memperluas pasar.
Menurut Sofyan Assoury (2001;11) pengertian produksi adalah: “Produksi
adalah kegiatan mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output),
tercakup semua aktifitas atau kegiatan menghasilkan barang dan jasa, serta kegiatan-
kegiatan lain yang mendukung atau usaha untuk menghasilkan produksi tersebut”.
Sedangkan menurur Barry Render dan Jay Holzer (2001;2) pengertian Produksi
adalah : “Produksi adalah penciptaan barang dan jasa”. Berdasarkan pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa produksi adalah sebagian kegiatan yang
mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output), tercakup semua
kegiatan yang menghasilkan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa serta
kegiatan-kegiatan lain yang mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan
produk.
2.6 Tanaman Organik
Tanaman organik adalah tanaman yang ditanam secara organik. Pada saat yang
sama, pertanian organik adalah metode atau teknologi yang digunakan untuk
bercocok tanam. Tanaman organik bertujuan untuk menjaga ekosistem, kesehatan
tanah dan lingkungan sekitarnya dengan menggunakan proses ekologi dan
keanekaragaman hayati yang beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Pertanian organik menggabungkan inovasi, tradisi, dan sains untuk memberi
manfaat bagi lingkungan dan bertujuan untuk menjaga kualitas hidup yang lebih baik.
Singkatnya, tumbuhan organik adalah tumbuhan yang diproduksi tanpa menggunakan
bahan non-sintetik atau bahan kimia. Oleh karena itu bahan-bahan non sintetik dan
17

kimiawi seperti pupuk, pestisida dan berbagai tanaman obat biasanya digunakan
dalam budidaya.
Berikut ini beberapa pendapat para ahli mengenai pertanian organik :
1. Menurut Heriawan (2009) Pertanian organik merupakan sebuah bentuk
solusi baru untuk menghadapi ‘kebuntuan’ yang dihadapi para petani
berhubungan dengan banyaknya intervensi bahan bahan sintetis dalam
dunia pertanian akhir akhir ini. Dapat dilihat dan di cermati, mulai dari
pupuk, insektisida, perangsang tumbuh, semuanya telah dibuat dari
bahan-bahan yang disintesis dari senyawa-senyawa murni .
2. Menurut Bahar (2007) pertanian organik dapat diartikan sebagai sistem
pertanian secara alami yang menggunakan pupuk organik dari alam dan
sedikit melakukan pengolahan tanah.
2.7 Keputusan Pembelian
Keputusan konsumen untuk membeli suatu produk atau jasa dimulai dengan
pemenuhan kebutuhan atau keinginannya dan menyadari adanya masalah lebih lanjut,
sehingga konsumen akan melalui beberapa tahapan dan akhirnya sampai pada
tahapan
evaluasi pasca pembelian. Setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan
alternatif, keputusan pembelian pun dibuat.
Sebelum menentukan pilihan, pengambil keputusan mungkin perlu melalui
beberapa tahapan. Proses keputusan pembelian khusus mencakup urutan kejadian
berikut, yaitu: identifikasi persyaratan masalah, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian.
Berikut definisi dan pengertian keputusan pembelian dari beberapa sumber
buku:
1. Menurut Alma (2011), keputusan pembelian adalah suatu keputusan
konsumen yang dipengaruhi oleh ekonomi keuangan, teknologi, politik,
budaya, produk, harga, lokasi, promosi, physical evidence, people dan
process, sehingga membentuk suatu sikap pada konsumen untuk mengolah
18

segala informasi dan mengambil kesimpulan berupa respon yang muncul


produk apa yang akan dibeli.
2. Menurut Kotler & Amstrong (2008), keputusan pembelian merupakan
membeli merek yang paling disukai dari berbagai alternatif yang ada, tetapi
dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor
pertama adalah sikap orang lain dan faktor yang kedua adalah faktor
situasional.
2.8 Keputusan Membeli Tanaman Organik
Dalam proses pengambilan keputusan konsumen membeli sayuran organik
seperti yang kita ketahui bersama, dalam tahap penentuan permintaan, alasan
responden tertarik membeli adalah ketahui manfaat sayuran organik berkualitas tinggi
untuk kesehatan, motivasi atau alasan beli sekarang karena anda ingin sehat. Selama
tahap pencarian informasi, orang yang diwawancarai tahu pemanfaatan sayuran
organik pertama kali melalui media cetak dan paling mempengaruhi pembelian
sayuran anorganik adalah miliknya sendiri.
Pada tahap evaluasi alternatif perlu dipertimbangkan pembelian karena sayuran
lebih segar dan responden juga akan membelinya. Selama proses pembelian, tanaman
organik yang paling banyak dibeli adalah sawi hijau, tomat , semangka dan terung.
Responden tetap akan membeli jika satu sayuran organik tidak ada / habis, yang
lainnya.
Masyarakat menjadi lebih sadar Penggunaan material dapat berdampak negatif
terhadap kesehatan dan lingkungan Zat kimia dalam produksi pertanian. Akibatnya,
konsumsi makanan Secara tradisional organik, salah satunya adalah sayuran
organik. Di outlet penjualan tersebut konsumen membuat keputusan pembelian dan
membeli kembali produk sayuran organik. Keputusan membeli sayuran organik
dipengaruhi oleh bauran pemasaran Yaitu, (product) produk, (place) tempat, (price)
harga, (promotion) promosi, (physical evidence) bukti fisik.
19

Potensi pasar produk pertanian organik didalam neegeri masih sangat kecil.
Penggunaan produk organik hingga saat ini masih terbatas pada kalangan menengah
dan atas. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya informasi tentang pentingnya
produk organik bagi kesehatan, tidak ada jaminan mutu dan standar kualitas organik
dan harga produk pangan organik masih tergolong mahal. Produsen pertanian organik
di Indonesia masih terbatas. Kendala yang dihadapi oleh produsen untuk
mengembangkan pertanian organik antara lain belum ada insentif harga yang
memadai untuk produsen produk organik , perlu investasi mahal pada awal
pengembangan karena harus memilih lahan yang benar-benar steril dari bahan
agrokimia dan belum ada kepastian harga sehingga petani enggan memproduksi
komoditas tersebut (Mayrowani:2012)
2.8.1 Sikap Konsumen
Menurut Engel et al. (1995), sikap menunjukkan apa yang konsumen sukai dan
yan tidak disukai. Surmawan (2011) mengemukakan bahwa sikap (attitudes)
konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen.
Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2002:147), sikap terdiri
dari tiga komponen yaitu kognitif, afektif dan konatif.
1. Komponen kognitif. Komponen sikap ini menggambarkan pengetahuan
dan persepsi terhadap suatu objek sikap. Pengetahuan dan persepsi
tersebut biasanya berbentuk kepercayaan (beliefs) artinya konsumen
mempercayai bahwa suatu objek sikap memiliki atribut dan perilaku yang
spesifik dan akan mengarahkan pada hasil yang spesifik.
2. Komponen afektif. Afektif menggambarkan perasaan dan emosi seseorang
terhadap suatu produk atau merk. Perasaan dan emosi tersebut merupakan
evaluasi menyeluruh terhadap objek sikap (produk atau merk). Afektif
mengungkapkan penilaian konsumen terhadap suatu produk apakah baik
atau buruk, disukai atau tidak disukai.
20

3. Komponen konatif. Konatif adalah komponen ketiga dri sikap yang


mneggambarkan kecenderungan dari seseorang untuk melakukan tindakan
tertentu yang berkaitan dengan objek sikap (produk atau merk).

2.8.2 Pengambilan Keputusan Pembelian


Keputusan pembelian merupakan suatu pemecahan masalah yang dilakukan oleh
seseorang konsumen dalam memutuskan suatu tindakan pembellian atau konsumsi.
Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam
pembelian mereka. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian
masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dan memenuhi
keinginan serta kebutuhannya.
Amirullah (2002:61) mengemukakan pendapat dalam konteks perilaku
konsumen, keputusan konsumen adalah suatu proses dimana konsumen melakukan
penilaian terhadap berbagai alternatif pilihan dan memilih salah satu atau lebih
alternatif yang diperlukan berdasarkan pertimbanngan-pertimbangan tertentu.
Anoroga (2000:228) menyatakan bahwa ada lima tahap dalam proses
pengambilan keputusan untuk membeli yang umum dilakukan oleh seseorang yaitu:
a. Pengenalan kebutuhan
b. Proses informasi konsumen
c. Evaluasi produk dan merk
d. Pembelian
e. Evaluasi pasca pembelian
2.9 Rank Sperman
Adapun untuk mengetahui peran komunikasi pemasaran dalam mempengaruhi
keputusan membeli hasil produksi tanaman organik di Kebun Fakultas Pertanian
Universitas Nusa Nipa Maumere digunakan analisis uji korelasi Rank Spearman
dengan rumus :
6 d2
rs ( rho )=1− 2
n (n −1)
21

Keterangan :
rs (rho = Koefisien korelasi rank spearman
d2 = Selisih antara X dan Y
∑ = Sigma atau jumlah
n = Jumlah individu dalam sampel
Angka 1 dan 6 = Bilangan konstan (Sugiyono, 2012)
Data yang diperoleh kemudian didistribusikan dalam kategori berbeda-beda
kategori dapat dikatakan berdasarkan kelas-kelas interval tertentu dengan
menggunakan rumus:
Nomo Pencapaian Kategori
r
1 80% - 100% Sangat berperan.
2 60%-79,99% Berperan
3 40%-59,99% Kurang berperan
4 20%-39,99% Tidak berperan
5 0%-19,99% Sangat tidak berperan

100 100
i= = =20
jumlah kelas 5
Keterangan :
i = Interval Kelas
Jumlah Kelas = Jumlah Kelas atau Kategori yang ditentukan
2.10 Uji Korelasi Rank Spearman
Uji Koefisien Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui tingkat
keeratan hubungan yang dimiliki antar variabel dalam penelitian. Untuk dasar
pengambilan keputusan dalam uji korelasi rank spearman adalah:
a. Jika nilai sig. < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi
yang signifikan antara variabel yang dihubungkan
b. Jika nilai sig. > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
korelasi yang signifikan antara variabel yang dihubungkan.
22

Kriteria tingkat hubungan (koefisien korelasi) antar variabel berkisar antara ±


0,00 - ± 1,00 tanda (+) adalah positif dan tanda (-) adalah negatif. Adapun kriteria
penafsirannya adalah:
a. 0,00 sampai 0,20 : hampir tidak ada korelasi.
b. 0,21 sampai 0,40 : korelasi rendah.
c. 0,41 sampai 0,60 : korelasi sedang.
d. 0,61 sampai 0,80 : korelasi tinggi.
e. 0,81 sampai 1,00 : korelasi sempurna

2.11 Penelitian Terdahulu

Landasan yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini dapat di lihat pada
tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Nama Judul Metode Penelitian Hasil


penelitian Penelitian Penelitian
dan Tahun
penelitian
1. I Gusti Pengaruh - Pendekatan non Komunikasi
Agung Ketut komunikasi parametrik dengan pemasaran
Sri Ardani pemasaran desain penelitian terpadu dan
(2015) terpadu dan asosiatif ekuitas merek
Ekuitas berpengaruh
Merek - Regresi linier secara
terhadap berganda, uji simultan dan
loyalitas normalitas, uji signifikan
konusmen multikolinearitas terhadap
(E-Jurnal dan uji loyalitas
Manajemen konsumen.
23

Unud , heteroskedastisitas Komunikasi


2015:8) pemasaran
terpadu dan
ekuitas
memiliki
pengaruh
yang cukup
kuat terhadap
loyalitas
konsumen.
2. Suherman Strategi Studi kasus pendekatan Berdasarkan
Kusniadji komunikasi kualitatif analisis yang
(2016) pemasaran dilakukan
dalam diperoleh
kegiatan kesimpulan
pemasaran yaitu strategi
produk komunikasi
Customer pemasaran
Goods menggunakan
bauran
promosi
berupa
advertising,
sales
promotion,
personal
selling dan
marketing
evemt.
24

Aktivitas
komunikasi
pemasaran
banyak
didukung oleh
perusahaan
pemegang
merk.

2.12 Kerangka Berpikir


Kerangka pemikiran adalah alur berpikir peneliti yang melatarbelakangi
terjadinya penelitian tersebut dan berkaitan dengan kerangka teori yang dipaparkan.
Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2011: 60) Kerangka berpikir dapat
ditafsirkan sebagai model konseptual untuk bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang diidentifikasi sebagai masalah penting. Sedangkan Scribd
mengatakan bahwa kerangka berpikir adalah pemahaman yang mendasari
pemahaman lain, menjadi pemahaman dasar dan dasar bagi setiap pemikiran
selanjutnya.Membuat kerangka berpikir memang bukanlah hal yang mudah, Hal itu
harus menjadi pemikiran yang mendalam, tidak untuk menyimpulkan berdasarkan
fakta yang dirasakan atau hanya berdasarkan pada informasi yang dipotong. Tidak
hanya itu, ada juga kebutuhan untuk berpikir cerdas dan brilian dalam semua
informasi, serta mencoba menarik kesimpulan yang membangun kepercayaan.

Jadi kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang
disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang
telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis,
sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa
tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan
hipotesis (Sugiyono, 2010:60-61).
25

Komunikasi pemasaran terpadu sebagai bentuk pengembangan dan


implementasi berbagai bentuk program komunikasi persuasif kepada pelanggan yang
betujuan untuk mempengaruhi atau memberikan efek langsung kepada perilaku
khalayak sasaran yanng dimilikinya . Strategi komunikasi pemasaran merupakan pola
yang terimplikasi melalui aktivitas pemasaran seperti halnya merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang
dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli maupun pembeli potensial dengan
tujuan untuk menyebarkan informasi, menyampaikan pesan dan mengingatkan pasar
pada produk melalui beberapa aktivitas kegiatan diantaranya periklanan, pemasaran
langsung , penjualan personal dan lainnya dengan tujuan dapat memenuhi kebutuhan
konsumen (Tjiptono, 1997:219).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat digambarkan dalam kerangka penelitian


sebagai berikut :

Tabel 2.2 Kerangka Penelitian

KOMUNIKASI PEMASARAN

PEMAHAMAN PROMOSI

KESENANGAN PEMASARAN LANGSUNG


(DIRRECT MARKETING)
PENGARUH PADA SIKAP
PENJUALAN PERSONEL
HUBUNGAN YANG
BAIK
26

KEPUTUSAN MEMBELI
HASIL PRODUKSI
TANAMAN ORGANIK

Berdasarkan di atas dapat digambarkan dalam kerangka dan paradigma


penelitian sebagai berikut : Peran Komunikasi pemasaran dapat mempengaruhi
keputusan pembelian karena seorang wirausaha di dalam mengembangkan usahanya
tidak hanya di pengaruhi oleh banyaknya modal yang dimiliki dan fasiltas atau
koneksi, tetapi yang lebih penting adalah bahwa usaha itu dikelola oleh orang yang
berpikir tentang pengembangan usahanya dan tahu persis apa, mengapa dan
bagaimana bisnis harus dijalankan dan dikelola.
2.13 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian
yang bertujuan mengarahkan dan memberikan pedoman dalam pokok permasalahan
serta tujuan penelitian. Maka dari uraian masalah yang ada dapat dimunculkan suatu
hipotesis penelitian sebagai berikut :

H0 : Diduga Peran Komunikasi Pemasaran berpengaruh secara signifikan


terhadap keputusan membeli hasil produksi tanaman organik.

Ha : Diduga Peran Komunikasi Pemasaran tidak berpengaruh terhadap hasil


produksi tanaman organik.
27
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Alok Kabupaten Sikka Provinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT). Pemilihan lokasi di lakukan berdsarkan atas potensi
kecamatan yang akan diteliti yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Kecamatan
yang dipilih merupakan salah satu kecamatan dimana letak dari kebun Fakultas
Pertanian Universitas Nusa Nipa Indonesia di Maumere. Waktu Penelitian akan
dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober sampai dengan 1 November 2020.
3.2 Rancangan Penelitian
Adapun rancangan penelitian ini didesain sebagai penelitian deskriptif. Alsa
(2010), bahwa desain penelitian dipakai untuk menunjuk pada rencana peneliti
tentang bagaimana peneliti akan melaksanakan penelitian. Adapun Nazir (2005),
bahwa penelitian deskriptif adalah studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi
yang tepat. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Fakultas Pertanian Universitas Nusa
Nipa Indonesia di Maumere.
3.3 Jenis dan Sumber Data
3.3.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
a. Data primer adalah yang diperoleh langsung dari responden atau obyek yang
diteliti atau ada hubungan dengan obyek yang di teliti (Pabundu,2003:57)
b. Data sekunder adalaha data yang terlebih dahulu dikumpulkan dan
dilaporkan oleh perusahaan diluar dari peneliti sendiri walaupun yang
dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli (Pabundu,2003:57)
3.3.2 Sumber Data
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah :
28

a. Data primer diperoleh dari hasil observasi langsung pada objek penelitian
ini dalam mengisi kusioner adalah konsumen yang membeli produk tanaman
organik yang ada di Kebun Fakultas pertanian Universitas Nusa Nipa
Indonesia di Maumere.
b. Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi atau lembaga terkait seperti
Kantor Dinas Pertanian.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yan digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Menurut Sugiyono (2011), “Kusioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya”.
3.5 Metode Pengambilan Populasi dan Sampel
1.5.1.1.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2011), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya,
populasi dalam penelitian ini adalah semua orang yang membeli hasil produksi di
kebun praktek unipa dengan jumlah populasi ± 500 orang.
3.5.2 Sampel
Menurut Arikunto (2006) sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang
di teliti. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik
pengambilan sampel purposive sampling yaitu penarikan sampel yang dilakukan
dengan memilih subjek berdasarkan kriteri spesifik yang diterapkan peneliti atau
pengambilan sampel yang dilakukan dengan sengaja tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi itu,besar sampel dala penelitoian ini adalah 30 orang. hal ini
karena persamaan komoditas yang homogen (Arikunto, 2005).

3.6 Metode Analisis Data


29

Menguji permasalahan yang pertama menggunakan metode analisis deskriptif,


Analisis deskriptif yaitu menjelaskan dan menggambarkan keadaan fenomena yang
terjadi di daerah penelitian serta untuk mengetahui peran komunikasi pemasaran .
Alat yanng digunakan untuk mengambil data tentang Peran Komunikasi Pemasaran
penulis menggunakan kuesioner dan uji dengan menggunakan uji validitas, uji
reliabilitas dan uji normalitas kemudian diolah dengan menggunakan statistik
parametrik korelasi dan Rank Spearman.
Menurut Sugiyono (2009) pengukuran dapat dilakukan dengan skala likert, Skala
likert merupakan suatu rskala psikometrik yang umum digunakan dalam kuisioner
dan menyatakan skala yang paling banyak digunakan untuk riset berupa survei.
Penggunaan penelitian yang sering menggunakan skala ini adalah bila peneliti
menggunakan jenis penelitian survei deskriptif (gambaran), nama skala gambaran,
nama skala ini diambil dari nama pencipta Rensis Likert, yang menerbitkan suatu
laporan yang menjelaskan penggunaannya. Untuk menanggapi pertanyaan dalam
skala likert, responden menentukan tingkat persertujuan mereka terhadap suatu
pernyataan atau pertanyaan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia.
Mencari total skor dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
TS = T . Pn
Dimana : T = Total jumlah responden yang memilih jawaban
Pn = Pilihan angka skor likert
TS
Rumus index % = x100 %
y

Dimana :
TS = Total Skor
Y = Skor tertinggi likert X Jumlah Responden
Adapun untuk mengetahui hubungan tingkat kreativitas dan inovasi digunakan
analisis uji korelasi Rank Spearman dengan rumus : a
30

6 d2
rs ( rho )=1− 2
n (n −1)
Keterangan :
rs (rho) = Koefisien korelasi rank spearman
d2 = Selisih antara X dan Y
∑ = Sigma atau jumlah
n = Jumlah individu dalam sampel
Angka 1 dan 6 = Bilangan konstan (Sugiyono, 2012)
Data yang diperoleh kemudian didistribusikan dalam kategori berbeda-beda
kategori dapat dikatakan berdasarkan kelas-kelas interval tertentu dengan
menggunakan rumus:
Nomor Pencapaian Kategori
1 80% - 100% Sangat berperan.
2 60%-79,99% Berperan
3 40% - 59,99% Kurang berperan
4 20% - 39,99% Tidak berperan
5 0%-19,99% Sangat tidak berperan

i= 100 = 100 = 20
Jumlah Kelas 5
i = 20

Keterangan :
i = Interval Kelas
Jumlah Kelas = Jumlah Kelas atau Kategori yang ditentukan.
3.7 Uji Korelasi Rank Spearman
Uji Koefisien Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui tingkat
keeratan hubungan yang dimiliki antar variabel dalam penelitian. Untuk dasar
pengambilan keputusan dalam uji korelasi rank spearman adalah:
31

a. Jika nilai sig. < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang
signifikan antara variabel yang dihubungkan
b. Jika nilai sig. > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi
yang signifikan antara variabel yang dihubungkan.
Kriteria tingkat hubungan (koefisien korelasi) antar variabel berkisar antara ±
0,00 - ± 1,00 tanda (+) adalah positif dan tanda (-) adalah negatif. Adapun kriteria
penafsirannya adalah:
a. 0,00 sampai 0,20 : hampir tidak ada korelasi.
b. 0,21 sampai 0,40 : korelasi rendah.
c. 0,41 sampai 0,60 : korelasi sedang.
d. 0,61 sampai 0,80 : korelasi tinggi.
e. 0,81 sampai 1,00 : korelasi sempurna.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian


4.1.1 Lokasi dan Letak Geografis
Secara astronomis, Kecamatan Alok merupakan salah satu kecamatan yang
berada di Kabupaten Sikka bagian dari wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang
terletak di Pulau Flores. Berdasarkan posisi geografisnya, Kecamatan Alok memiliki
batas-batas sebagai berikut :
1. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Alok Timur
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Nita
3. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Flores
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Alok Barat
4.1.2 Keadaan Geografi
Kecamatan Alok merupakan salah satu kecamatan kepulauan, dimana tiga
desa yang dimiliki berada di dua pulau yang berbeda yakni pulau pemena dan pulau
sukun. Dipulau pemana terdapat 2 desa yaitu desa Pemana dan desa Gunung sari
sedangkan pulau Sukun dengan desanya tersendiri yaitu desa Samparong. Kecamatan
Alok adalah kecamatan yang memiliki luas 14,64 km2 . Desa/kelurahan terluas
adalah desa Samparong dengan luas 3,63 Km² (24,80%) dari luas kecamatan.
Desa/Kelurahan terkecil adalah kelurahan Kabor hanya memiliki luas 0,58 Km²
(3,96%) dari liuas kecamatan. Pemukiman penduduk berada berada diwilayah daratan
rendah dan pantai. Puncak tertinggi adalah Kelurahan Nangalimang dengan
ketinggian 72 meter dari permukaan laut sedangkan ketinggian terendah kelurahan
Kota uneng yaitu 12 meter dari permukaan laut.
4.1.3 Profil Lokasi Penelitian
Kebun praktek Fakultas Pertanian Universitas Nusa Nipa dibangun pada tahun
2017 adalah lahan praktikum bagi mahasiswa Program Studi Agribisnis dan
Agroteknologi yang bergerak di bidang usaha agribisnis seluas 2 Ha (hectare) terletak
di Jalan Litbang, Kelurahan Kota Uneng, Kec. Alok, Kabupaten Sikka.
33

Kebun Praktek Program Studi Agroteknologi Dan Agribisnis Fakultas


Pertanian Universitas Nusa Nipa Maumere
Jln. Litbang, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka
PROFIL LEMBAGA
1. Nama : Kebun Praktek Program Studi Agroteknologi Dan Agribisnis
Fakultas Pertaniain Universitas Nusa Nipa Maumere.
Tanggal Berdiri : 11 November 2017
2. Alamat : Jln. Litbang, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok,
Kabupaten Sikka.
3. Penanggung Jawab : Dekan Fakultas Pertanian.
4.1.4 Visi dan Misi Fakultas Pertanian Universitas Nusa Nipa Maumere
Visi :
Menjadi Fakultas Pertanian Yang Unggul Dalam Bidang Agroteknologi dan
Agribisnis Untuk Pengembangan Kawasan, Mandiri, Inovatif, Berkarakter,
Berdaya Saing dan Berkualitas Melalui Pelaksanaan Tri Darma Perguruan
Tinggi Tahun 2022.
Misi:
1. Menyelengarakan pendididkan tinggi dalam bidang pertanian khususnya
agribisnis dan agroteknologi yang berkualitas untuk menghasilkan lulusan
yang memiliki kompetensi pada bidang keahliannya serta memiliki soft skill
yang baik, mandiri serta memiliki integritas pribadi, moral dan etika profesi
yang tinggi.
2. Menyelengarakan penelitian yang berkualitas dengan orientasi pada
peningkatan IPTEKS dalam bidang agribisnis dan agroteknologi.
3. Menyebarluaskan hasil-hasil penelitian melalui pengabdian kepada
masyarakat.
4. Membina dan mengembangkan kerja sama kemitraan dan institusi perguruan
tinggi dan institusi di luar perguruan tinggi lain dengan prinsip kesetaraan.
34

4.1.5.Struktur Organisasi Kebun Fakultas Lahan Pertanian Fakultas Pertanian


Dalam Struktur pelaksanaan usahatani dan pemasaran kebun praktek Fakultas
Pertanian dipimpin oleh penanggung jawab dan membawahi 3 bidang dalam usaha
tersebut.

4.1.5 Tabel struktur organisasi Kebun Praktek Fakultas Pertanian.

PENANGGUNG JAWAB

JULIANUS JEKSEN, S.P.,M.P.

KEPALA KEBUN PRAKTEK

HENDRIKUS DARWIN BEJA, S.P.,M.Si.

KABAG KEUANGAN KABAG PEMASARAN

IGNASIUS JEDE,A.Ma TARSISIUS SUTRISNO,S.


LONGGA S.Psi

KOORDINATOR LAPANGAN

SYARIFUDIN H. HASAN

STAF LAPANGAN

1. MAGDALENA S. I. KWUTA, S.P


2. FRANSISKUS RIKI ALSON
3. DANIEL DEMBU,S.Pd
4. HAIDIN GUNAWAN
35

Setiap bidang melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing sesuai dengan


bidang yang dijalani. Dalam pelaksanaannya, organisasi di perusahaan tersebut sudah
berjalan menurut tugasnya masing-masing.
Deskripsi tugas masing-masing bidang dalam struktur organiasasi adalah:
Penanggung jawab Mengawasi, memberikan arahan
kepada bidang-bidang yang
ada di kebun praktek terkait
jalannya usahatani.
Bidang Produksi Mengkordinir kegiatan produksi
usahatani.
Bidang Keuangan Melaksanakan pengelolaan keuangan
dan pencatatan keuangan.
Bidang Pemasaran Melaksanakan kegiatan penyaluran
pemasaran,
mengidentifikasi target
sasaran untuk pemasaran
tanaman hortikultura
dikebun praktek.
4.2 Karateristik Responden
Alat ukur yang digunakan untuk menguji signifikansi antara variabel independen
peran komunikasi pemasaran terhadap variabel dependen keputusan membeli hasil
hasil produksi tanaman organik di Kebun Fakultas Pertanian adalah kuesioner yang
terdiri dari 28 item pertanyaan yanh mewakili masing-masing variabel serta diperoleh
berdasarkan jawaban kuesioner dari 30 responden yang menjadi sampel dalam
penelitian ini. Dalam penelitian ini pengenalan karateristik responden sangat
diperlukan karena responden yang ditunjukkan tersebut telah dianggap mewakilli
keadaan tersebut dimana pertani mengusahakan satu cabang usahatani. Secara rinci
katareristik responden petani yang meliputi umur, pendidikan dan jumlah tanggungan
keluarga sebagai berikut :
36

1. Umur
Salah satu karateristik yang digunakan dalam penelitian ini adalah umur
responden. Umur responden merupakan usia responden dari awal kelahiran sampai
pada saat penelitian ini dilakukan. Umur petani mempengaruhi luasnya lahan yang
diusahakan. Jika umur petani semakin tua maka kekuatan fisik dalam bekerja
semakin berkurang. Petani yang lebih muda biasanyan cenderung lebih agresif dan
lebih dinamis dalam berusahatani. Rata-rata umur responden berkisar sekitar 21-54
tahun. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.2.1 berikut ini :

Tabel 4.2.1 Karateristik Responden berdasarkan Umur Tahun 2020

NO USIA (TAHUN) ∑ ORANG PRESENTASI


1 21-30 17 56,7
2 31-40 8 26,7
3 41-54 5 16,6
TOTAL 30 100
Sumber : Data primer diolah 2021
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dirincikan sebagai berikut : Usia 21-30 tahun
sebanyak 17 orang atau 56,7 %, usia 31-40 sebanyak 8 orang atau 26,6 % dan usia
41-54 tahun sebanyak 5 orang atau 16,6 % . Dengan kondisi usia saat ini maka peran
komunikasi dalam meningkatkan hasil produksi cukup bagus karena semakin
produktifnya umur maka diharapkan memiliki kemungkinan besar untuk memajukan
tingkat hasil produksi tanaman organik.
2. Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan faktor yang penting guna menentukan tingkat
keterampilan dan ilmu yang dimiliki seseorang. Pendidikan penting dalam mengatasi
dan mengikuti tantangan zaman serta dapat membawa pengaruh positif dalam
berbagai sendi-sendi kehidupan.
37

Pendidikan responden dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2.2 Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan maka dapat dihitung dalam tabel 4.2.2 sebagai
berikut :
NO PENDIDIKAN ∑ ORANG PRESENTASI
1 SD 3 10
2 SMP 3 10
3 SMA 17 56,7
4 DIPLOMA 2 6,7
5 SARJANA 5 16,6
6 TIDAK SEKOLAH 0 0
TOTAL 30 100
Sumber : Data primer diolah 2021
Berdasarkan pada tabel 4.2.2 diatas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan
responden yaitu SD sebanyak 3 orang atau 10%, SMP sebanyak 3 orang atau 10%,
SMA sebanyak 17 orang atau 56,7%, Diploma sebanyak 2 orang atau 6,7%, Sarjana
sebanyak 5 orang atau 16,6%, dan tidak sekolah 0%.
3. Jumlah tanggungan keluarga
Jumlah tanggungan keluarga responden merupakan jumlah seluruh anggota
keluarga yang harus ditanggung oleh kepala keluarga. Setiap masing-masing keluarga
memiliki jumlah tanggungan yang berbeda. Asumsinya semakin banyak jumlah
tanggungan keluarag , maka kbeuthhan dalam keluraga semakin banyak. Namun,
semakin banyak jumlah tanggungan keluarga juga dapat mendatangkan keuntungan
berupa tenaga kerja yang dapat dimanfaatkan dalam keberhasilan usahataninya.
Responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga dapat dilihat pada tabel berikut
ini:

Tabel 4.2.3 ∑ Tanggungan Keluarga

Berdasarkan tingkat ∑ Tanggungan Keluarga maka dapat dihitung dalam tabel 4.2.3
sebagai berikut :
38

NO ∑Tanggungan Keluarga ∑ Orang Presentasi


1 1-3 21 70
2 4-6 8 26,7
3 >6 1 3,3
TOTAL 30 100
Sumber : Data primer diolah 2021
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa jumlah tanggungan
anggota keluarga responden dengan kategori 1-3 berjumlah 21 orang atau 70%,
kategori 4-6 berjumlah 8 orang atau 26,7%, dan >6 berjumlah 1 orang atau 3,3%.
Banyaknya jumlah tanggungan keluarag tersebut merupakan faktor yang
mempengaruhhi semangat kepala keluarga untuk semakin meningkatkan
produktivitas dan waktu yang disediakan responden untuk bekerja semakin efektif.

Variabel Komunikasi ( Variabel X )


Variabel bebas atau variabel independen merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen atau terikat (Sugiyono, 2011:61). Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah Komunikasi.

Tabel 4.2.4 data kuesioner variabel X

Item Total % Total % Total % Total % Total %


Pertanyaan STS TS N S SS

1 0 0 0 0 0 0 6 20 24 80
2 0 0 2 6,7 15 50 10 33,3 3 10
3 0 0 1 3,3 5 16,7 22 73,3 2 6,7
4 0 0 0 0 2 6,7 20 66,7 8 26,7
5 0 0 0 0 4 13,3 15 50 11 36,7
6 0 0 0 0 0 0 15 50 15 50
39

7 0 0 0 0 3 10 23 76,7 4 13,3
8 0 0 1 3,3 1 3,3 25 83,3 3 10
9 0 0 0 0 14 46,7 10 33,3 6 20
10 0 0 0 0 6 20 18 60 6 20
11 0 0 0 0 0 0 30 100 0 0
12 0 0 0 0 16 53,3 8 26,7 6 20
13 0 0 0 0 2 6,7 25 83,3 3 10
14 0 0 2 6,7 7 23,3 10 33,3 11 36,7
15 0 0 0 0 0 0 25 83,3 5 16,7
16 0 0 0 0 3 10 22 73,3 5 16,7

Berdasarkan data kuesioner yang diperoleh untuk variabel komunikasi


menunjukkan hasil pada item sebagai berikut :

Pada item pertanyaan 1, sebanyak 20% responden menyatakan setuju dengan


pernyataan bahwa tanaman organik bermanfaat bagi kesehatan, dan 80% responden
menyatakan sangat setuju.

Pada item pertanyaan 2, sebanyak 6,7% menyatakan tidak setuju dengan


pernyataan bahwa mampu memahami informasi yang disampaikan , 50% responden
menyatakan netral, 33,3% responden menyatakan seytuju, dan 10% responden
menyatakan sangat setuju.

Pada item pertanyaan 3, sebanyak 3,3% responden menyatakan tidak setuju


dengan pernyataan bahwa selalu mendapatkan informasi tentang kualitas tanaman
organik, 16,7% responden menyatakan netral, 73,3% responden menyatakan setuju
dan 6,7% responden menyatakan sangat setuju.
40

Pada item pertanyaan 4, sebanyak 6,7% responden menyatakan Netral dengan


pernyataan bahwa telah mencoba konsumsi tanaman organik yang di pasarkan, 66,7%
responden menyatakan setuju, dan 26,7 responden menyatakan sangat setuju.

Pada item pertanyaan 5, sebanyak 13,3% responden menyatakan netral


dengan pernyataan bahwa tanaman organik terbebas dari pengaruh kimia, 50%
responden setuju, dan 36,7% responden menyatakan sangat setuju.

Pada item pertanyaan 6, sebanyak 50% responden menmyatakan setuju


dengan pernyataan bahwa tingkat tanaman organik memiliki kualitas baik bagi
kesehatan, dan 50% responden menyatakan sangat setuju.

Pada item pertanyaan 7, sebanyak 10% responden menyatakan netral dengan


pernyataan bahwa merasa puas denngan produk tanaman organik, 76,7% responden
setuju dan 13,3% responden menyatakan sangat setuju.
Pada item pertanyaan 8, 3,3% responden menyatakan tidak setuju dengan
pernyataan tanaman organik yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen,
3,3% netral , 83,3% setuju dan 10% responden menyatakan sangat setuju.

Pada item pertanyaan 9, 46,7% responden menyatakan netral dengan


pernyataan bahwa selalu menerima usul saran tentang tanaman organik, 33,3%
responden menytakan setuju dan 20% responden menyatakan sangat setuju.

Pada item pertanyaan 10, 20% responden menytakan netral dengan


pernyataan bahwa mampu melayani dengan konsumen, 60% responden setuju dan
20% responden menyatakan sangat setuju.
Pada item pertanyaa 11, 100% responden menyatakan setuju dengan
pernyataan adanya sikap saling menghargai sesama konsumen.
41

Pada item pertanyaan 12, 53,3% responden menyatakan netral dengan


pernyataan mampu merekomendasikan pembelian tanaman organik di Kebun
Praktek, 26,7% responden menyatakan setuju dan 20% responden menytakan sangat
setuju.

Pada item pertanyaan 13, 6,7% responden menyatakan netral dengan


pernyataan mampu mengontrol diri untuk bekerja, 83,3% responden menyatakan
setuju dan 10% responden menyatakan sangat setuju.

Pada item pertanyaan 14, 6,7% responden menyatakan tidak setuju dengan
pernyataan bahwa memberikan pelayanan terbaik terhadap konsumen, 23,3%
responden menyatakan netral, 33,3% responden setuju dan 36,7% responden
menyatakan sangat setuju.

Pada item pertanyaan 15, 83,3% responden menyatakan setuju dengan


pernyataan adanya kerjasama antara produsen dan konsumen, dan 16,7 responden
menyatakan sangat setuju

Pada item pertanyaan 16, 10% responden menyatakan netral dengan


pernyataan menciptakan suasana kerja yang kondusif, 73,3% responden setuju dan
16,7% responden menyatakan sangat setuju.

Variabel Pemasaran ( Variabel Y )


Variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:61). Variabel
terikat pada penelitian ini yaitu pemasaran.

Tabel 4.2.5 data kuesioner variabel Y

Item Tota % Total % Tota % Total % Tota %


42

Pertanyaa l TS lN S l SS
n STS
1 0 0 2 6,7 12 40 14 46,7 2 6,7
2 0 0 1 3,3 21 70 6 20 2 6,7
3 0 0 1 3,3 8 26,7 20 66,7 1 3,3
4 0 0 0 0 1 3,3 9 30 20 66,7
5 0 0 8 26,7 6 20 15 50 1 3,3
6 0 0 9 30 12 40 8 26,7 0 0
7 0 0 0 0 2 6,7 23 76,7 5 16,7
8 0 0 0 0 1 3,3 12 40 17 56,7
9 0 0 0 0 0 0 18 60 12 40
10 0 0 0 0 3 10 25 83,3 2 6,7
11 0 0 1 3,3 18 60 10 33,3 1 3,3
12 0 0 0 0 8 26,7 17 56,7 5 16,7

Berdasarkan data kuesioner yang diperoleh untuk variabel komunikasi


menunjukkan hasil pada item sebagai berikut :

Pada pertanyaan 1, 6,7% responden menyatakan tidak setuju dengan


pernyataan bahwa mendapatkan info melalui media massa, 40% responden
menyatakan netral, 46,7% responden menyatakan setuju dan 6,7% sangat setuju.

Pada pertanyaan 2, 3,3% responden menyatakan tidak setuju dengan


pernyataan bahwa konsumen membeli tanaman organik dalam jumlah banyak
mendapatkan bonus, 70% responden menyatakan netral, 20% responden setuju dan
6,7 responden sangat setuju.

Pada pertanyaan 3, 3,3% responden menyatakan tidak setuju dengan


pernyataan bahwa mengetahui penjualan tanaman organik di kebun praktek dari
43

kerabaat, 26,7% menyatakan netral, 66,7% responden setuju dan 3,3 responden
sangat setuju.

Pada pertanyaan 4, 3,3% responden menyatakna netral dengan pernyataan


bahwa hasil penjualan meningkat setelah adanya promosi, 30% responden
menyatakan setuju dan 66,7% responden sangat setuju.

Pada pertanyaan 5, 26,7% responden menyatakan tidak setuju dengan


pernyataan bahwa promosi tanaman organik melalui media massa, 20% menyatakan
netral, 50% responden setuju dan 3,3% responden sngat setuju.

Pada pertanyaan 6, 30% responden menyatkan tidak setuju denngan


pernyataan bahwa penjualan dilakukan dengan mengantarkan langsung ke pembeli,
40% responden netral, 26,7% responden menyatakan setuju.

Pada pertanyaan 7, 6,7% responden menyatakan netral dengan pernyataan


bahwa penjual kreatif menarik minat pembeli, 76,7% responden menyatakan setuju
dan 16,7% responden sangat setuju.

Pada pertanyaan 8, 3,3% responden menyatakan netral dengan pernyataan


bahwa penjualan produk tanaman organik sesuai dengan harga pasar, 40% responden
menyatakan setuju dan 56,7% responden sangat setuju.

Pada pertanyaan 9, 60% responden menyataan setuju dengan pernyataan


bahwa penjual bersikap ramah terhadap konsumen, dan 40% responden sangat setuju.

Pada pertanyaan 10, 10% responden menyatakan netral dengan pernyataan


bahwa penjualan dilakukan di kebun praktek, 83,3% responden setuju dan 6,7%
responden menyatakan sangat setuju.

Pada pertanyaan 11, 3,3% responden menyatakan tidak setuju dengan


pernyataan bahwa masyarakat membeli produk tanaman organik yang ditawarkan,
44

60% responden menyatakan netral, 33,3% responnden setuju dan 3,3% responden
sangat setuju.

Pada pertanyaan 12, 26,7% responden menyatakan netral dengan pernyataan


bahwa kebutuhan sayuran terpenuhi jika membeli langsung di kebun praktek, 56,7%
responden setuju dan 16,7% responden sangat setuju.

4.3 Analisis Data

4.3.1 Uji Validitas

variabel peran komunikasi terdiri atas 16 item pernyataan dan variabel

keptusan membeli terdiri atas 12 item pernyataan. Hasil uji validitas dengan

menggunakan program SPSS.25, didapatkan hasil yang ditunjukan pada tabel 4.

berikut ini :

Tabel 4.3.1 Hasil Uji Validitas

No Koefisien Korelasi
Kriteria uji
Item Peran Keputusan Keterangan
validitas
Komunikasi Membeli
1 0,353 0,660 0,30 Valid
2 0,743 0,444 0,30 Valid
3 0,550 0,411 0,30 Valid
4 0,338 0,413 0,30 Valid
5 0,485 0,673 0,30 Valid
6 0,444 0,735 0,30 Valid
7 0,623 0,495 0,30 Valid
8 0,372 0,399 0,30 Valid
9 0,675 0,581 0,30 Valid
10 0,673 0,487 0,30 Valid
11 0,319 0,626 0,30 Valid
12 0,767 0,456 0,30 Valid
13 0,390 0,30 Valid
14 0,726 0,30 Valid
15 0,484 0,30 Valid
45

16 0,355 0,30 Valid


Koefisien Korelasi > 0,30 = Valid
(Sumber : hasil analisis data)

Berdasarkan tabel 4. di atas dapat dilihat bahwa hasil analisis uji validitas

menunjukan pada seluruh item pernyataan untuk variabel peran komunikasi dan

keputusan membeli mempunyai nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0,3 sehingga

dinyatakan valid. Dengan demikian maka pernyataan yang diajukan dalam kuesioner

penelitian ini dapat digunakan untuk mengukur varibel penelitian.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Variabel peran komunikasi terdiri atas 16 item pernyataan dan variabel

keputusan membeli terdiri atas 12 item pernyataan. Hasil uji reliabilitas dengan

menggunakan program SPSS.25, didapat dilihatkan hasil yang ditunjukkan pada tabel

4. berikut ini :

Tabel 4.3.2 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Peran Komunikasi Variabel Keputusan Membeli


No Cronba Cronbac Keterangan No Cronb Cronbach’s Keterangan
Ite ch’s h’s Ite ach’s alpha if
m alpha alpha if m alpha item
item deleted
deleted
1 0,831 Reliabel 1 0,737 Reliabel
2 0,801 Reliabel 2 0,764 Reliabel
3 0,817 Reliabel 3 0,767 Reliabel
4 0,830 Reliabel 4 0,772 Reliabel
5 0,822 Reliabel 5 0,739 Reliabel
46

6 0,822 Reliabel 6 0,725 Reliabel


7 0,813 Reliabel 7 0,756 Reliabel
8 0,827 Reliabel 8 0,766 Reliabel
9 0,808 Reliabel 9 0,748 Reliabel
10 0,808 Reliabel 10 0,757 Reliabel
11 0,827 Reliabel 11 0,741 Reliabel
12 0,799 Reliabel 12 0,763 Reliabel
13 Reliabel 0,769
0,825
14 0,804 Reliabel
15 0,821 Reliabel
16 0,827 Reliabel
Cronbach's Alpha > 0,6

(Sumber : hasil analisis data)

Hasil uji reliabilitas variabel peran komunikasi dan keputusan membeli pada

tabel 4. menunjukan bahwa nilai cronbach’s alpha melebihi persyaratan minimal 0,6.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semua kuesioner dari kedua variabel ini

adalah reliabel sehingga dapat digunakan untuk analisis data selanjutnya.

4.3.3 Uji Normalitas

Hasil analisis uji normalitas untuk melihat normal tidaknya data dengan

menggunakan program SPSS.25. Berdasarkan uji kolmogorow-smirnov didapatkan

hasil yang ditunjukan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3.3 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov


Test

X Y

N 30 30
47

Normal Parametersa,b Mean 64,0333 45,6333

Std. 5,41698 4,21396


Deviation

Most Extreme Absolute ,090 ,099


Differences
Positive ,090 ,099

Negative -,075 -,099

Test Statistic ,090 ,099

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d ,200c,d

(Sumber : hasil analisis data)

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.3 di atas diketahui bahwa nilai

signifikan untuk semua variabel lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa

data yang diuji berdistribusi normal.

4.3.4 Analisis Korelasi Rank Spearman

Hasil analisis dengan menggunakan program SPSS.25, diperoleh hasil

Koefisien Korelasi rank spearman yang ditunjukkan pada Tabel 4. berikut ini :

Tabel 4.3.4. Koefisien Korelasi Rank Spearman


X Y

Spearman's Correlation 1,000 ,574**


rho Coefficient

Sig. (2-tailed) . ,001

N 30 30
48

Correlation ,574** 1,000


Coefficient

Sig. (2-tailed) ,001 .

N 30 30

(Sumber : Hasil Analisis Data)

Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 4.7 di atas terlihat bahwa hubungan

antara peran komunikasi (X) dengan keputusan membeli (Y) adalah sebagai berikut:

nilai koefesien korelasi (r) sebesar 0,574, nilai ini terletak antara Interval koefisien

0,41 sampai 0,60 sehingga tingkat hubungan antara peran komunikasi (X) dengan

keputusan membeli (Y) diinterprestasikan sedang.

Penelitian ini mengetahui bagaimana “Peran Komunikasi Pemasaran dalam


mempengaruhi Keputusan Membeli Hasil Produksi Tnaman Organik di Kebun
Praktek Fakultas Pertanian “. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui
seberapa besar signifikansi antara peran komunikasi pemasaran terhadap keputusan
membeli hasil produksi tanaman organik di Kebun Fakultas Pertanian . Data yang
diperoleh dalam penelitian ini diolah secara statistik dengan metode korelasi ranking
Spearman (Spearman’s Rank Correlations). Angka korelasi yang digunakan untuk
mengetahui keeratan dan arah hubungan antara dua variabel yang di analisis.
Pengujian statistik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang
signifikan antara dua variabel yang di analisis.
Pada dasarnya pengujian statistik digunakan untuk menguji hipotesis yang
dirumuskan dalam bab sebelumnya yaitu :
H₀₁ : Ada hubungan yang signifikan antara peran mengenai komunikasi
pemasaran terhadap perilaku keputusan membeli hasil produksi tanaman
organik di Kebun Fakultas Pertanian.
49

H₀₂: Tidak adanya hubungan yang signifikan antara peran mengenai


komunikasi pemasaran terhadap perilaku keputusan membeli hasil produksi
tanaman organik di Kebun Fakultas Pertanian.
H₀₁ ditolak (adanya hubungan yang signifikan) bila korelasi yang diuji memiliki
nilai sig. < 0,05 .
H₀₁ diterima (tidak ada hubungan signifikan) bila korelasi diuji memiliki nilai sig. >
0,05 .
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS (lihat lampiran) untuk hubungan antara
peran mengenai komunikasi pemasaran terhadap keputusan membeli hasil produksi
tanaman organik di Kebun Fakultas Pertanian diperoleh nilai korelasi Spearman ( rₛ)
sebesar 0,574** dengan signifikansi sebesar 0,001. Angka sig. < 0,05 maka
diputuskan bahwa H₀₁ ditolak atau dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang
signnifikan antara peran mengenai komunikasi pemasaran terhadap keputusan
membeli hasil produksi tanaman organik di Kebun Fakultas Pertanian .
Nilai korelasi Spearman (rₛ) sebesar 0,574** menunjukkan bahwa tingkat
keeratan hubungan antara kedua variabel termasuk sedang. Korelasi bertanda positif
menunjukkan bahwa arah hubungan kedua variabel adalah berbanding lurus artinya
semakin baik peran komunikasi pemasaran maka semakin baik pula keputusan
membeli hasil produksi tanaman organik di Kebun Fakultas Pertanian .
50
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan uji statistik dengan menggunakan korelasi
Rank Spearman maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari kedua variabel yang dinilai paling berpengaruh terhadap keputusan
membeli adalah peran terhadap komunikasi pemasaran , ini menunjukkan
bahwa kualitas dalam kegiatan pemasaran sangat dibutuhkan.
2. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS hubungan antara peran komunikasi
pemasaran dalam mempengaruhi keputusan membeli hasil produksi tanaman
organik di Kebun Fakultas Pertanian diperoleh nilai korelasi Spearman (rₛ)
sebesar 0,574, nilai ini terletak antara Interval koefisien 0,41 sampai 0,60
sehingga tingkat hubungan antara peran komunikasi (X) dengan keputusan
membeli (Y) diinterprestasikan sedang.
5.2 Saran
1. Dengan adanya perkembangan dunia media sosial diharapkan tenaga kerja
dapat memanfaatkan media tersebut secara intens guna membujuk dan
memberikan informasi yang tepat sasaran melalui market place sehingga
komunikasi pemasaran berjalan lebih efektif dan efisien.
2. Menetapkan target dari setiap kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan
guna mendapatkan hasil penjualan yang optimal.
52

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari, 2013. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Alphabeta,


bandung

Buchari Alma. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:


Alfabeta.

Effendy, Onong, (1993). Komunikasi dan Praktek. Bandung, Remaja Pengantar Ilmu
Komunikasi.Jakarta: Grasindo. Rosdakarya

Engel. James F., Roger D. Blackwell, Paul .W Miniad.1995. Perilaku Konsumen,


edisi ke 6 jilid kedua . Jakarta : Binarupa Aksara

Engel. James.F.Roger. D.Black Well And Paul.W.Miniard, 1995.,perilaku


konsumen.Jakarta.Bina Rupa Aksara.Hal. 3

Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Sultan Syarif Kasim Riau. 2010.Pertanian
Organik di Indonesia. Pekanbaru. (http://www.google.com. Diakses
Tanggal 10 April 2010).

Ferrinadewi,Erna, 2008, Merek & Psikologi Konsumen Implikasi pada Strategi


Pemasaran, edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta

Ginting, M. 2002. Strategi Komunikasi Bagi Penyuluh Pembangunan. DEP SEP FP


USU. Medan.

Hermawan, Agus. 2012. Komunikasi Pemasaran. Erlangga

Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13 Jakarta: Erlangg.

Kotler, Armstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran 2. Edisi keduabelas. Jakarta:


Erlangga.

Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid 2,
53

Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid 2, edisi
Ketiga edisi Ketiga Belas, Terjemahan Bob Sabran, MM. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kotler,Philip and Gary Armstrong. 2012. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi13. Jilid 1.


Jakarta: Erlangga

Morissan, M.A. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Kencana

Nasution, Z. 1989. Prinsip Prinsip Komunikasi Untuk Penyuluhan, Lembaga Penerbit


FE UI. Jakarta.

Sugiyono.2004. Metode Penelitian Bisnis: Penerbit CV. Alfabeta: Bandung.

Sugiyono.2007.Metode Penelitian Pendidikan(Pendekatan Kuantitatif,kualitatif,dan


R&D). Bandung:Alfabeta

Sugiyono.2009.Metode Penelitian Bisnis: Bandung : CV Alfabeta.

Sumarwan, Ujang, Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya Dalam


Pemasaran, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor, 2011

Sutisna, SE.ME . 2001, Perilaku Konsumen dan Komunikasi. Bandung: Remaja


Rosda Karya.

Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

Tjiptono, F. 2001. Strategi Pemsaran. Edisi I. Yogjakarta : Andi

Uma, Sekaran. 2011. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4. Jakarta: Salemba
Empat.
LAMPIRAN

1. Kuesioner

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :
2. Jenis Kelamin : Laki-laki/ Wanita
3. Usia saat ini : Tahun
4. Asal/alamat :
5. Pendidikan terakhir : (pilih salah satu di bawah ini)
a. SD d. Diploma
b. SMP e. Sarjana
c. SMA f. Tidak Sekolah

6. Jumlah Tanggungan Keluarga


: a. 1 – 3 orang
b. 4 - 6 orang
c. > 6 orang

Jadwal Kuesioner

Hari/Tanggal :

TTD :
Berilah tanda ( √ ) salah satu jawaban sesuai dengan pendapat bapa / ibu dengan
memberikan pada masing - masing kolom
Keterangan :
(5) SS : Sangat Setuju
(4) S : Setuju
(3) N : Netral
(2) TS : Tidak Setuju
(1) STS : Sangat Tidak Setuju
A. Komunikasi
1. Pemahaman

No Pertanyaan S S N TS STS
S
1. Saya tahu bahwa tanaman organik, memberi
banyak manfaat bagi kesehatan kita
2. Saya mampu memahami informasi yang di
sampaikan oleh komunikator
3. Saya selalu mendapatkan informasi penjual
tentang kualitas tanaman organik
4. Saya telah mencoba konsumsi tanaman organik
yang di pasarkan

2. Kesenangan

No Pertanyaan S S N TS STS
S
1. Tanaman organik terbebas dari pengaruh bahan
kimia
2. Saya tahu bahwa tingkat tanaman organik
memiliki kualitas dan manfaat yang baik bagi
kesehatan
3. Saya merasa puas dengan produk tanaman
organik yang dipasarkan
4. Tanaman organik yang dihasilkan harus dapat
memenuhi kebutuhan konsumen

3. Pengaruh pada sikap

No Pertanyaan SS S N TS STS
1. Saya selalu menerima usul saran dari
konsumen tentang produk tanaman organik
2. Mampu melayani dan berkomunikasi dengan
konsumen
3. Adanya sikap saling menghargai sesama
konsumen
4. Merekomendasikan pembelian tanaman
organik di Kebun praktek

4. Hubungan yang baik

No Pertayaan SS S N TS STS
1. Mampu mengontrolkan diri untuk bekerja
sebaik-baiknya
2. Saya selalu memberikan pelayanan yang
terbaik terhadap konsumen
3. Adanya kerjasama antara produsen dan
konsumen
4. Menciptakan suasana kerja yang kondusif

B. Pemasaran
1. Promosi

No Pertanyaan S S N TS STS
S
1. Saya mendapatkan info penjualan melalui
media massa
2. Konsumen yang membeli tanaman organik
dalam jumlah banyak mendapatkan bonus
3. Saya mengetahui informasi mengenai
penjualan tanaman organik di Kebun praktek
dari kerabat
4. Hasil penjualan meningkat setelah adanya
promosi

2. Pemasaran Langsung ( Dirrect Marketing)

No Pertanyaan S S N TS STS
S
1. Saya mempromosikan tanaman organik melalui
media massa
2. Penjualam dilakukan dengan mengantarkan
langsung produk kepada pembeli
3. Penjual kreatif dalam menarik minat pembeli
4. Penjualan produk tanaman organik sesuai
dengan harga pasar

3. Penjualan Personel

No Pertanyaan S S N TS STS
S
1. Penjual bersikap ramah terhadap setiap
konsumen
2. Penjualan tanaman organik dilakukan di kebun
praktek
3. Masyarakat membeli setiap produk tanaman
organik yang ditawarkan
4. Kebutuhan sayuran terpenuhi jika membeli
langsung di kebun praktek

2. Responden Kuesioner
 Pengisian Kuesioner di Pasar oleh penjual sayuran
 Pengisian kuesioner oleh responden (Konsumen)

 Pengisian kuesioner di Kebun Praktek oleh mahasiswa Fakultas Pertanian


3. Uji Korelasi Rank Spearman

NONPAR CORR

/VARIABLES=X Y

/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Nonparametric Correlations

Notes

Output Created 29-MAR-2021 15:49:28

Comments
Input Active Dataset DataSet6

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 30


File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values


are treated as missing.

Cases Used Statistics for each pair of


variables are based on all the
cases with valid data for that
pair.

Syntax NONPAR CORR

/VARIABLES=X Y

/PRINT=SPEARMAN
TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Resources Processor Time 00:00:00,02

Elapsed Time 00:00:00,01

Number of Cases Allowed 629145 casesa

a. Based on availability of workspace memory

Correlations
X Y

Spearman's rho X Correlation Coefficient 1,000 ,574**

Sig. (2-tailed) . ,001

N 30 30

Y Correlation Coefficient ,574** 1,000

Sig. (2-tailed) ,001 .

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Lampiran Rekapan data kuesioner


NO NAMA RESPONDEN UMUR JENIS KELAMIN PEND. ∑
( TAHUN ) TERA TANGGU
KHIR NGAN
L P
KELUAR
GA

1 Magdalena S. I. Kwuta 32 √ Sarjana 3


2 Ignasius Jedhe 33 √ Diplom 3
a
3 Yohanes Siprianus 35 √ SMA 3
4 Nur Aini 34 √ SMP 3
5 Syarifudin H. Hasan 37 √ SMA 3
6 Tarsisius S. Lenggu 37 √ Sarjana 4
7 Agustina L. Kwuta 22 √ SMA 1
8 Clarita V. Rasong 22 √ SMA 1
9 Maria I. Evidayanti 21 √ SMA 1
10 Magdalena D. Nensi 22 √ SMA 1
11 Yovita Sanggu 54 √ SD 7
12 Maria Yasinta 39 √ SMP 5
13 Silvia Yuliana Natasha 21 √ SMA 3
14 Rudolfus Dea 48 √ SMA 4
15 Laurensiana N. Leni 40 √ SD 4
16 Rofinus Soprinius 46 √ SD 4
17 Paskalia R. Aryati 43 √ SMA 4
18 Eustachia Conslata 54 √ SMP 3
19 Eucharis C. Willi 21 √ SMA 1
20 Alwin Owon 22 √ SMA 1
21 Sheptriani Paula Inyolia 23 √ Diplom 1
a
22 Hendrika Y. Bado 22 √ SMA 1
23 Charles Sareng 29 √ SMA 1
24 Irene T. Teluma 23 √ SMA 1
25 Modesta Y. Mesi 22 √ SMA 1
26 Kristiani B. Aran 23 √ SMA 1
27 Stevania L. N. Odang 26 √ Sarjana 1
28 Magdalena Ice 24 √ Sarjana 1
29 Ningsih Maing 22 √ SMA 1
30 Maya Isancus 30 √ Sarjana 4

Anda mungkin juga menyukai