Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PENELITIAN EKSPERIMEN

Disusun Oleh:
Evi Anggraini/5525162056
Lisca Andriani Saraswati/5525161585
Pranawulan Dwi Anugerah/5525165329
Mata Kuliah:
Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu:
Ernita Maulida, Ph.D

PENDIDIKAN VOKASIONAL DESAIN FAHION


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................................3
A. Pengertian Metodologi Penelitian..............................................................................................3
B. Komponen-komponen penelitian...............................................................................................3
C. Metode Penelitian......................................................................................................................4
D. Objek Penelitian........................................................................................................................5
E. Desain penelitian.......................................................................................................................5
F. Klasifikasi Penelitian.................................................................................................................5
G. Etika Penelitian..........................................................................................................................6
BAB 2 PEMBAHASAN.......................................................................................................................8
A. Pengertian Penelitian Eksperimen.............................................................................................8
B. Ciri dan Karakteristik Penelitian Eksperimen..........................................................................10
C. Ruang Lingkup Penelitian Eksperimen....................................................................................11
D. Tujuan Penelitian Eksperimen.................................................................................................12
E. Syarat Penelitian Eksperimen..................................................................................................12
F. Variabel Penelitian Eksperimen...............................................................................................12
G. Validitas Penelitian Eksperimen...............................................................................................13
H. Langkah-Langkah atau Proses Penelitian Eksperimen.............................................................15
I. Desain Penelitian Eksperimen.................................................................................................16
J. Contoh Penelitian Eksperimen.................................................................................................22
BAB 3 CONTOH ARTIKEL............................................................................................................23
BAB 4 PENUTUP..............................................................................................................................24
A. Kesimpulan..............................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................25
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Pengertian Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian berasal dari kata “metode” yang artinya cara yang tepat untuk
melakukan sesuatu dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi metodologi artinya cara
melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu
tujuan. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat merumuskan,
dan menganalisi sampai menyusun laporannya. (Priyono, 2016:1)
Metodologi penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan
pengamatan dengan pemikran yang tepat secara terpadu melalui tahapan-tahapan yang
disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun serta menganalisis dan menyimpulkan data-
data, sehingga dapat dipergunakan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji
kebenaran suatu pengetahuan berdasarkan bimbingan Tuhan. (Priyono, 2016:2)

B. Komponen-komponen penelitian

1. Permasalahan
Masalah atau problem dapat diartikan sebagai jarak antara apa yang diharapkan
dengan apa yang terwujud atau tercapai. Masalah menunjukkan adanya ketidak
sesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang terwujud atau tercapai
(Kuntjojo, 2009:17). Sumber masalah penelitian menurut Turney dan Noble yaitu:
pengalaman probadi, informasi yang diperoleh secara kebetulan, kerja dan kontrak
professional, pengujian dan pengembangan teori, analisis literature professional
dan hasil penelitian sebelumnya.
2. Teori ilmiah
Teori ilmiah adalah himpunan pengertian yang saling berkaitan, batasan, serta
posisi yang menyajikan pandangan sistematis tentang gejala-gejala dengan jalan
menetapkan hubungan yang ada di antara variable-variabel, dan dengan tujuan
untuk menjelaskan serta meramalkan gejala-gejala tersebut (Ary, et al, 2000:26,
dalam kunjojo, 2009:21).
3. Variable
Menurut Kuntjojo (2009) variable adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian dan konsep yang memiliki variasi nilai. Variable adalah
karakteristik yang bisa diduplikasikan sekurang-kurangnya dua klarifikasi atau
indicator, berdasarkan: (Sunaryo, 2010:34).
a. Dilihat dari klasifikasi penggunaannya: variable kuantitatif (dapat dinyatakan
dengan angka) dan variable kualitatif (tidak dapat dinyatakan dengan angka).
b. Dilihat dari peran dan posisinya: variable bebas (independent variable.
Antecedent variable, variable pejelas, variable predictor/penentu/penduga),
variable terikat (dependent variable, variable konsekuensi atau akibat), dan
vaiabel intervening (variable penghubung).
4. Hipotesis
Secara etimologis, hipotesis berasal dari dua kata hypo yang erarti “kurang dari”
dan thesis yang berarti pendapat. Jadi hipotesis merupakan suatu pendapat atau
kesimpulan yang belum final dan harus diuji kebenarannya (rjarwanti, 1994:13,
dalam Kuntjojo, 2009:26).
5. Populasi
Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau
individu-individu yang karakteristiknya hendak di teliti.
6. Sampel
Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diteliti (Djarwanto, 1994:43, dalam kuntjojo, 2009:29).
7. Data
Data merpakan segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun suatu informasi dan merupakan materi mentah yang membentuk semua
laporan penelitian.
8.
C. Metode Penelitian

Metode Penelitian atau metode iliah adalah prosedur atau langkah-langkah dalam
mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu yang biasanya mengacu pada bentuk-bentuk
penelitian. Sedangkan teknik penelitian adalah cara untuk melaksanakan metode penelitian.
(Suryana, 2010: 20). Macam-macam metode penelitian: metode eksperimen
(mengujicobakan), metode verivikasi (pengujian), metode deskriptif (mendeskripsikan),
metode historis (merekonstruksi).

D. Objek Penelitian

Objek penelitian memuat tentang variable-variabel penelitian beserta karakteristik-


karakteristik/unsur-unsur yang akan diteliti, populasi penelitan, sampel penelitian, unit
sampel penelitian dan tempat penelitian. Objek penelitian memuat tentang apa, siapa ,
dimana, dan kapan.
E. Desain penelitian

Desain penelitian merupakan tife penyelidikan yang akan di lakukan tergantung pada
tife masalah. Ada beberapa dessain penelitian, di antaranya desain korelasional, desain kausal
komparatif, desain penelitian kasus dan penelitian lapangan, desain penelitian eksperimen,
dan desain penelitian tindakan (action research).
F. Klasifikasi Penelitian

Berikut klasifikasi penelitian yang ada dalam Priyono (2016:39):


1. Klasifikasi penelitian berdasarkan manfaat
a. Penelitian murni, merupakan penelitian yang dilakukan atas kebutuhan
peneliti sendiri atau untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang mencakup
hal-hal akademis.
b. Penelitian terapan, merupakan penelitian yang ditunjukkan untuk menjawab
suatu permasalahan dengan menghasilkan jawaban yang langsung bisa
digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan kata lain, hasil
penelitian harus bisa diterapkan di dunia nyata, sehingga peneletian ini
cenderung menggunakan konsep-konsep operasional, bukan konsep abstrak.

2. Klasifikasi penelitian berdasarkan tujuan penelitian (dalam sudut pandang peneliti


dalam hubungannya dengan objek yang diteliti)
a. Penelitian eksploratif, merupakan penelitian yang dilakukan untuk menggali
suatu gejala yang masih baru, sehingga bersifat fleksibel, kreatif, dan terbuka
bagi berbagai informasi yang ada dengan menggunakan pertanyaan uama
“Apa” dan “Siapa” dalam menggali informasi. Tujuan penelitian ini yaitu: 1)
mengembangkan gagasan dasar mengenai topik baru; 2) memberikan dasar
bagi penelitian lanjutan.
b. Penelitian deskriptif, merupakan penelitian yang dilakukan untuk memberikan
gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala dengan hasil akhir berupa
tipologi atau pola-pola fenomena yang dibahas. Pertanyaan yang digunakan
adalah “Bagaimana” dalam mengembankan informasi yang ada. Tujuan
penelitian ini adalah: 1) menggambarkan mekanisme sebuah proses; 2)
menciptakan seperangkat kategori atau pola.
c. Penelitian eksplanatif, merupakan penelitian yang dilakukan untuk
menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau gejala terjadi
dengan hasil akhir berupa gambaran mengenai hubungan sebab akibat.
Pertanyaan yang digunakan adalah “Mengapa” dalam mengembangan
informasi yang ada, dengan tujuan: 1) menghubungkan pola-pola yang
berbeda namum memiliki keterkaitan; 2) menghasilkan pola hubungan sebab
akibat.

3. Klasifikasi penelitian berdasarkan dimensi waktu


a. Penelitian cross-sectional, merupakan penelitian yang hanya digunakan dalam
waktu tertentu dan tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu yang berbeda
untuk diperbandingkan.
b. Penelitian longitudinal, merupakan penelitian yang dilakukan setidaknya dua
kali pada waktuu yang berbeda dengan topik yang sama dengan tujuan
membandingkan antar topik tertentu. Penelitian ini terbagi menjadi 3, yaitu: 1)
penelitian kecenderungan (gejala sama, waktu berbeda, responden berbeda); 2)
penelitian sampel (gejala sama, waktu berbeda, responden sama); 3) penelitian
kohort (gejala sama, waktu berbeda, responden memiiliki karakteristik sama).

4. Klasifikasi penelitian berdasarkan teknik pengumpulan data


a. Penelitian survei, menggunakan kuisioner sebagai instrument penelitian.
b. Penelitian eksperimen, meakukan manipulasi terhadap subjek sesuai dengan
kebutuhan penelitian.
c. Analisis isi, penelitian yang dilakukan kepada symbol, film, dsb.
d. Penelitian lapangan, penelitian yang dimulai dengan perumusan masalah yang
tidak terlalu baku, dengan instrument yang hanya berisi pedoman wawancara.
e. Analisis wacana.
f. Perbandingan sejarah, bertujuan mengumpulkan data dan menjelaskan aspek
kehidupan sosial yang terjadi di masa lalu.
Dalam sumber lain, SUbiyanto (2009:2), menyebutkan bahwa penelitian memiliki
tiga bentuk yang berbeda-beda, yaitu: 1) Disciplinary research (bertujuan memperkaya ilmu
pengetahuan); 2) Subject-matter research (bertujuan mencari serta menunjukkan masalah
serta pemecahannya); dan 3) Problem-solving research (bertujuan menyelesaikan masalah
yang telah diketahui).

G. Etika Penelitian

Etika penelitian dapat diartikan sebagai pedoman bagi seorang peneliti untuk
melakukan suatu diadakan dalam upayanya menemukan jawaban atas pertanyaan yang
diajukan. Seorang peneliti boleh melakukan segala sesuatu demi pengetahuan dengan catatan
bahwa hal-hal yag dilakukan berguna untuk mengembangkan pengetahuan itu sendiri.
(Priyono, 2016:12)
Beberapa aspek dalam etika penelitian:
1. Scientifik misconduk, artinya seorang peneliti tidak boleh melakukan penipuan
dalam melakukan sebuah penelitian, baik dalam prosesnya, data yang digunakan
maupun hasil yang didapatkan (pemalsuan data/research fraud), serta mencontek
hasil penelitian orang lain (plagiarism).
2. Adanya pengaturan mengenai perlindungan terhadap partisipan (subjek penelitian)
dan pertanggungjawaban peneliti dalam bentuk informed consent (kesediaan
subjek untuk diteliti), sehingga peneliti dilarang untuk merugikan subjek dalam
segala aspek.
3. Adanya anonimitas (merahasiakan subjek) dan kerahasiaan agar tercapai informed
consent, dan tidak ada inferred identity (data yang secara tidak langsung mengarah
pada subjek).
4. Peneliti harus bebas dari kepentingan subjektif sponsor penelitian, motif personal
dan kelompok, serta memenuhi syarat metodologis.
BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Eksperimen

Ada berbagai macam pengertian penelitian eksperimen yang dikemukakan para ahlli,
di antaranya yaitu:
1. Isaac dan Michael (1977: 24) menerangkan bahwa penelitian eksperimen bertujuan
untuk meneliti kemungkinan sebab akibat dengan mengenakan satu atau lebih kondisi
perlakuan pada satu atau lebih kelompok eksperimen dan membandingkan hasilnya
dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan.
2. Arboleda (1981: 27) mendefinisikan eksperimen sebagai suatu penelitian yang dengan
sengaja peneliti melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih variabel dengan suatu
cara tertentu sehingga berpengaruh pada satu atau lebih variabel lain yang di ukur.
Lebih lanjut dijelaskan, variabel yang dimanipulasi disebut variabel bebas dan
variabel yang yang akan dilihat pengaruhnya disebut variabel terikat.
3. Borg & Gall (1983), menyatakan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian
yang paling dapat diandalkan keilmiahannya (paling valid), karena dilakukan dengan
pengontrolan secara ketat terhadap variabel-variabel pengganggu di luar yang
dieksperimenkan.
4. (Moch. Ali, 1993:134) Eksperimen merupakan modifikasi kondisi yang dilakukan
secara sengaja dan terkontrol dalam menentukan peristiwa atau kejadian, serta
pengamatan terhadap perubahan yang terjadi pada peristiwa itu sendiri
5. (Margono, 2005: 110) Penelitian eksperimen menggunakan suatu percobaan yang
dirancang secara khusus guna membangkitkan data yang diperlukan untuk menjawab
pertanyaan penelitian.
6. Yatim Riyanto (dalam Zuriah, 2006: 57) penelitian eksperimen merupakan penelitian
yang sistematis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi.
7. (Sukardi 2011:179) Penelitian eksperimen pada prisipnya dapat didefinisikan sebagai
metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab
akibat (causal-effect relationship).

Berdasarkan ketujuh pengertian penelitian eksperimen yang telah disebutkan di atas,


dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian eksperimen:
 dilakukan dengan sengaja dan dirancang khusus
 bertujuan meneliti kemungkinan fenomena sebab akibat (causal-effect
relationship)
 dilakukan dengan menerapkan satu atau lebih kondisi perlakuan (manipulasi)
pada satu atau lebih kelompok eksperimen (variabel)
 melihat pengaruhnya terhadap variabel lain yang diukur
 perubahan yang terjadi dianggal sebagai hasil dan diamati
 hasilnya dibandingkan dengan kelompok (kontrol) lain (variabel lain) yang tidak
diberi kondisi perlakuan (manipulasi)
 variabel yang dimanipulasi disebut variabel bebas, sedangkan variabel yang akan
dilihat pengaruhnya disebut variabel terikat
 pengontrolan (terkontrol) secara ketat terhadap variabel pengganggu diluar
eksperimen, sehingga dianggap penelitian keilmiahan yang paling valid.
 merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti dalam melakukan kontol
terhadap kondisi.

Menurut Sukardi (2011:180), penelitian eksperimen dalam bidang pendidikan


dibedakan menjadi dua yaitu penelitian di dalam laboratorium dan di luar laboratorium.
Sehubungan dengan subjek dalam pendidikan adalah siswa, penelitian yang paling banyak
dilakukan adalah di luar laboratorium. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa keunggulan
yang dimiliki oleh penelitian di luar laboratorium, diantaranya: (a) variabel eksperimen dapat
lebih kuat; (b) lebih mudah dalam memberikan perlakuan; (c) dapat melakukan setting yang
mendekati keadaan sebenarnya; dan (d) hasil eksperimen lebih aktual. Selain itu, penelitian
eksperimen juga lebih cocok dilakukan dalam bidang pendidikan. Hal ini dikarenakan dua
alasan sebagai berikut: (1) metode pengajaran yang lebih tepat disetting secara alami dan
dikomparasikan di dalam keadaan yang tidak bias; (2) penelitian dasar dengan tujuan
menurunkan prinsip umum teoritis ke dalam ilmu terapan yang sesuai dengan permasalahan
yang dihadapi oleh sekolah.
Akan tetapi, di lain pihak Ibnu Subiyanto (2009:109) menyatakan bahwa metode
eksperimen banyak digunakan dalam penellitian bersifat laboratoris, dapat diterapkan pada
penelitian sosial, akan tetapi menjadi sangat rumit karena objek yang diteliti menyangkut
interaksi manusia dengan lingkungan atau antar manusia sendiri. Pendekatan ini sulit
diterapkan dalam situasi sosial, karena: 1) sangat sulit membuat manipulasi situasi sosial
seperti yang ada pada variable yang diuji, dan 2) sangat sulit untuk menentukan mana sajakah
variable yang mempengaruhi variable yang sedang diuji tersebut.
Berikut ini merupakan pandanga Amat Jaenudin yang dikutip dari makalahnya
mengenai penerapan metodologi penelitian dala ranah pendidikan:
Metode penelitian eksperimen pada umumnya digunakan dalam penelitian yang
bersifat laboratoris. Namun, bukan berarti bahwa pendekatan ini tidak dapat digunakan dalam
penelitian sosial, termasuk penelitian pendidikan. Jadi, penelitian eksperimen yang
mendasarkan pada paradigma positivistic (kuantitatif) pada awalnya memang banyak
diterapkan pada penelitian ilmu-ilmu keras (hard-science), seperti biologi dan Fisika, yang
kemudian diadopsi untuk diterapkan pada bidang-bidang lain, termasuk bidang sosial dan
pendidikan.
Pada dasarnya, pada semua penelitian dengan menggunakan paradigma positivistik,
akan menghadapi dua pertanyaan besar, yaitu: (1) apakah hasil penelitian ini benar atau dapat
dipercaya?; dan (2) apakah kita dapat menggeneralisasikan hasil penelitian ini kepada
sejumlah subyek yang kondisinya dianggap sama dengan subyek yang kita teliti?
Permasalahan nomor (1) adalah berkaitan dengan validitas internal suatu hasil
penelitian, sedangkan permasalahan yang berkaitan dengan pertanyaan nomor (2)
menyangkut validitas eksternal suatu hasil penelitian. Penelitian eksperimen pada umumnya
lebih menekankan pada pemenuhan validitas internal, yaitu dengan cara
mengontrol/mengendalikan/mengeliminir pengaruh faktor-faktor di luar yang
dieksperimenkan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen.
Penggunaan metode penelitian eksperimen pada penelitian sosial dan pendidikan akan
dihadapkan pada permasalahan yang menyangkut subyek penelitian. Dalam hal ini,
penggunaan metode eksperimen ini akan menjadi sangat rumit mengingat obyek yang diteliti
menyangkut interaksi manusia dengan lingkungan, atau interaksi antar manusia itu sendiri.
Selain itu, tidak mudah untuk mencari orang yang bersedia dengan sukarela menjadi subyek
dari penelitian eksperimen ("kelinci percobaan").
Di lain pihak, penelitian eksperimen yang dilakukan di dalam kelas oleh guru
terhadap siswanya atau sebagai penelitian kelas, juga akan menghadapi persoalan validitas
hasil penelitian. Dalam hal ini, guru sebagai peneliti akan dihadapkan pada persoalan apakah
dia bisa bersikap obyektif, mengingat sebagai peneliti dia juga sebagai manusia yang
berinteraksi dengan subyek yang diteliti, yaitu siswanya sendiri.

B. Ciri dan Karakteristik Penelitian Eksperimen

Karakteristik penelitian eksperimen yang membedakan dengan penelitian positivistik lainnya,


(Jaedun, 2011:6) yaitu:
1. Metode eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang dianggap paling
dapat menguji hipotesis hubungan sebab-akibat, atau paling dapat memenuhi validitas
internal.
2. Metode eksperimen merupakan rancangan penelitian yang memberikan pengujian
hipotesis yang paling ketat dibanding jenis penelitian yang lain.
3. Metode eksperimen merupakan penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap dampaknya dalam kondisi yang terkendalikan.
4. Ciri khas yg membedakan penelitian eksperimen dengan penelitian yang lain:
a. Satu atau lebih variabel bebas dimanipulasi (kondisinya dibuat berbeda, misal:
treatment dan non-treatment
b. Semua variabel lainnya, kecuali variabel perlakuan (variabel bebas), dikendalikan
(dipertahankan tetap).
c. Pengaruh manipulasi variabel bebas (pemberian perlakuan) terhadap variable
terikat diamati, dengan asumsi karena diberi perlakuan yang berbeda maka akan
berdampak yang berbeda pula.
d. Adanya komparasi, sehingga perlu penyamaan antara kelompok yang akan
dikenai perlakuan dengan kelompok yang tidak dikenai perlakuan (dua kelompok
yang akan dibandingkan tersebut harus komparabel).

Menurut Kusaeri (2017:130) karakteristik penelitian eksperimen yaitu:


1. Memerlukan pengaturan secara ketat terhadap variabel-variabel dan kondisi-kondisi
ekperimental baik secara langsung/manipulasi atau melalui randomisasi (pengaturan
secara acak).
2. Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan
dengan kelompokkelompok yang menerima perlakuan eksperimen.
3. Terkonsentrasi pada pengontrolan varians:
a. Memaksimalkan varians variabel yang terkait dengan hipotesis-hipotesis
penelitian
b. Meminimalkan varians variable luar atau “yang tidak diinginkan” yang mungkin.
berpengaruh terhadap hasil ekperimen, tetapi bukan merupakan tujuan penelitian
c. Meminimalkan varians kesalahan atau varians rambang, termasuk apa yang
disebut kesalahan pengukuran.
4. Validitas internal merupakan sine qua non dari rancangan penelitian dan merupakan
tujuan pertama dari metodologi eksperimental. Validitas internal ini menanyakan:
Apakah manipulasi eksperimental dalam studi ini benar-benar menimbulkan
perbedaan?
5. Validitas eksternal merupakan tujuan kedua dari metode eksperimen. Validitas
eksternal ini menanyakan: Seberapa representatifkah temuan-temuan penelitian
tersebut dan dapatkah hasil-hasil tersebut digeneralisasikan terhadap keadaan-keadaan
dan subyek- subyek yang serupa.
6. Dalam rancangan eksperimen klasik, seluruh variabel yang terkait diusahakan tetap
kecuali satu variabel perlakuan yang disengaja dimanipulasi atau divariasikan.
Perluasan-perluasan dari metode ekperimental seperti rancangan faktorial dan analisis
varians memungkinkan peneliti untuk memanipulasi lebih dari satu variabel atau
memvariasikan secara bersama-sam lebih dari satu kelompok eksperimental. Hal yang
demikian, memungkinkan secara simultan menentukan:
a. Pengaruh variabel utama (perlakuan).
b. Variasi yang bergabung dengan variabel-variabel kelompok (classificatory
variable).
c. Interaksi dari kombinasi variabel bebas dan/atau classificatory variable yang
dipilih/ditentukan.
7. Meskipun pendekatan eksperimental, merupakan pendekatan yang laing kuat karena
pengontrolannya terhadap seluruh variabel-variabel yang relevan, akan tetapi
pendekatan ini juga paling bersifat membatasi (restrictive) dan dibuat-dibuat. Hal ini
merupakan kelemahan utama dalam pengaplikasiannya pada subyek manusia, karena
manusia sering bertingkahlaku lain jika tingkah-lakunya dibatasi, dimanipulasi, atau
diekspos dengan pengamatan dan evaluasi secara sistematis.

C. Ruang Lingkup Penelitian Eksperimen

Amat Jaenudin dalam makalahnya menyebutkan bahwa ruang lingkup penelitian


eksperimen adalah sebagai berikut:
1. Sebagian besar eksperimen dalam bidang pendidikan pada umumnya dilakukan dalam
rangka melakukan inovasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena
itu, biasanya berkaitan dengan usaha untuk menguji pengaruh materi, media, metode,
atau praktik pendidikan yang baru terhadap hasil belajar siswa.
2. Rancangan penelitian eksperimen pada umumnya, menggunakan variable tunggal:
a. satu variabel perlakuan dimanipulasikan (dibuat kondisinya berbeda), selanjutnya
diamati akibat/danpak dari perlakuan tersebut terhadap 1 atau lebih variabel
tergantung.
b. Variabel yang dimanipulasikan disebut: variabel perlakuan, variable treatment,
variabel eksperimen, atau variabel independen.
c. Variabel yang merupakan akibat/dampak disebut: variabel tergantung, variabel
dependen, atau variabel dampak.
d. Masalah pokok: menentukan kelompok kontrol (pembanding) yang sebanding
(komparabel); dan membuat konstan (mengontrol/ mengendalikan) variabel-
variabel non-eksperimental yang dapat mempengaruhi variabel dampak.

D. Tujuan Penelitian Eksperimen

Menurut Farida (2012:4) tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti
pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu
dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda.
Zuriah (2006: 58) menyatakan bahwa penelitian eksperimen bertujuan:
1. Menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
2. Memprediksi kejadian atau peristiwa di dalam latar eksperimen.
3. Menarik generalisasi hubungan antarvariabel.

E. Syarat Penelitian Eksperimen

Menurut Wilhelm Wundt dalam Alsa (2004) dalam Farida (2012:4)syarat-syarat yang
harus dipenuhi peneliti dalam melaksanakan penelitian, yaitu:
1. Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia akan
melakukan penelitian;

2. Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang sama;

3. Peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang diteliti


sesuai dengan yang dikehendakinya;

4. Diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang diberi


perlakukan (experimental group).

F. Variabel Penelitian Eksperimen

Variabel, adalah gejala atau fakta (data) yang harganya berubah-berubah atau bervariasi.
Berikut ini dijelaskan jenis-jenis variabel yang termasuk dalam penelitian eksperimen
(Jaedun, 2011:7), yaitu:
1. Variabel Bebas/independen (variabel perlakuan/eksperimen): merupakan variabel
yang akan dilihat pengaruhnya terhadap variabel terikat/dependen, atau variabel
dampak.
2. Variabel Terikat/dependen (variabel dampak): merupakan variable
hasil/dampak/akibat dari variabel bebas/perlakuan. Variabel terikat: umumnya
menjadi tujuan penelitian, sumber masalah, yang ingin ditingkatkan kualitasnya.
3. Variabel Kontrol (Pengendali): variabel yang berpengaruh terhadap variable terikat,
tetapi pengaruhnya ditiadakan/dikendalikan dengan cara dikontrol (diisolasi)
pengaruhnya. Pengontrolan dapat dilakukan melalui pengembangan disain
penelitiannya (kondisinya dibuat sama) atau secara statistik tertentu.
4. Variabel Moderator: variabel yang mempengaruhi tingkat hubungan (pengaruh)
variabel bebas terhadap variabel terikat. Atau hubungan/pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat memiliki nilai yang berbeda pada level yang berbeda.

Jenis variabel yang berkaitan dengan penelitian eksperimen menurut Yatim Riyanto (dalam
Zuriah, 2006: 64) antara lain sebagai berikut:
1. Variabel bebas dan terikat
Variabel bebas adalah kondisi yang oleh pengeksperimen dimanipulasikan untuk
menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Sedangkan variabel
terikat adalah kondisi yang berubah ketika pengeksperimen mengintroduksi atau
mengganti variabel bebas.
2. Variabel organismik atau variabel atribut
Variabel ini menunjuk pada karakteristik atau kondisi yang tidak dapat diubah oleh
pengeksperimen. Seperti variabel bebas: umur, jenis kelamin, suku atau yang lainnya
yang serupa.
3. Variabel imbuhan (extraneous variabel)
Variabel imbuhan adalah variabel yang tidak dapat dikontrol, yakni variabel yang
tidak dapat dimanipulasikan oleh pengeksperimen, tetapi mempunyai pengaruh yang
berarti pada variabel tergantung. Seperti variabel antusias guru, usianya, tingkat sosial
ekonominya dan lain sebagainya.
Untuk mengontrol variabel imbuhan yang bukan merupakan perhatian langsung
peneliti, dapat ditiadakan atau diminimalkan pengaruhnya melalui beberapa jalan atau
teknik, yaitu:
a. Meniadakan variabel
b. Penjodohan kasus
c. Penyeimbangan kasus
d. Analisis kovarian
e. pertimbangan

G. Validitas Penelitian Eksperimen

Menurut Kusaeri (2017:136) kata validitas berarti dapat diterima atau absah. Istilah
ini mengandung pengertian bahwa sesuatu yang dinyatakan valid atau absah berarti telah
sesuai dengan kebenaran yang diharapkan sehingga dapat diterima dalam suatu kriteria
tertentu. Validitas dalam penelitian eksperimen mengandung beberapa kelemahan yang harus
dipertimbangkan, antara lain: (1) internal validity, (2) eksternal validity, (3) statistical
conclution validity, dan (4) construct validity.
Menurut Cambell dan Stanley dalam Ross dan Morrison (2003:1024) ada beberapa
kelemahan dalam validitas internal, antara lain:
a. History: Banyak kejadian di masa lampau yang dapat mempengaruhi validitas
penelitian eksperimental yang disebabkan oleh adanya interaksi antar individu.

b. Maturation: Beberapa perubahan dapat terjadi pada dependent variable yang


berfungsi dalam kurun waktu dan bukannya kejadianyang spesifik ataupun
kondisi tertentu. Terutama berkaitan dengan jangka waktu pengamatan yang
memakan waktu lama.

c. Testing: Proses pengujian juga dapat menimbulkan distorsi yangakan mempengaruhi


hasil-hasil eksperimen.

d. Instrumentation: Instrumen yang digunakan dalam penelitian eksperimen kadang


kala sudah tidaksesuai lagi dengan standar yang berlaku.

e. Selection: Peneliti kadang masih menggunakan unsur subjektifitas dalam memilih


orang yang akan dijadikan objek eksperimen yang baik.

f. Statistical regretion: Peneliti kadangkala dihadapkan pada kesulitan apabila hasil


yang diperoleh dalam penelitian menghasilkan skoryang ekstrim.

g. Experiment mortality: Dalam penelitian eksperimen seringkali terjadi perubahan


komposisi kelompok yang diobservasi. Ada anggota kelompok yang harus didrop
karena tidak sesuai dengan situasi pengetesan saat tertentu.

Selain dipengaruhi oleh validitas internal, eksperimen juga dipengaruhi oleh


validitas eksternal, antara lain:
a. Interaction of treatments and treatments: Kelemahan ini terjadi apabila
pengalaman responden lebih dari satu treatment. Seseorang yang dipilih
sebagai objek eksperimen mungkin pernah mengalami eksperimen yang sama
maka pengamatan kedua terhadap si responden tersebut akan menjadi bias.

b. Interaction of testing and treatment: Dalam eksperimen pretest, responden


harus dipekekan agar mendorong eksperimen dengan alternatif yang berbeda.

c. Interaction of selection and treatment: Hal ini menimbulkan pertanyaan dalam


membuat generalisasi antara beberapa kategori manusia antar grup. Sebab
diantara mereka telah terjadi hubungan original yang telah terbentuk
sebelumnya.

d. Interaction of setting and treatment: Antara setting penelitiandengan treatment


yang dilakukan akan terjadi interaksi diantara keduanya. Dengan demikian
interaksi keduanya akan mendukung jalannya proses penelitian yang sedang
dilakukan.

e. Interaction of history and treatment: Kadangkala terjadi hubungan sebab


akibat antara kejadian masa lalu dan masa sekarang yang merupakan
kejadian tak biasa dan berpotensi tidak dapat diukur dalam penelitian.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, antara lain:


a. Menggunakan pilihan acak (randomly) untuk memilih orang, setting, atau waktu yang
digunakan dari populasi yangada agar generalisasi menjadi lebih baik

b. Membuat agar grup individu, manusia ataupun settingnya dibuat heterogen.


Langkah ini ditempuh jika pendekatan random tidak dapat digunakan

c. Individu, setting, dan waktu dikonsentrasikan agar memperoleh satu grup modal
populasi

d. Menggunakan terget populasi yang spesifik (individu, seting, waktu) untuk


memenuhi target yang ingin dicapai. Dalam setiap penelitian eksperimen perlu
diketahui persoalanpersoalan tentang internal maupun eksternal validitas agar
subjektifitas dalam penelitian dapat dihindari

H. Langkah-Langkah atau Proses Penelitian Eksperimen

Langkah-langkah dalam penelitian eksperimen pada dasarnya hampir sama dengan


penelitian lainnya. Menurut Gay (1982 : 201) langkah-langkah dalam penelitian eksperimen
yang perlu ditekankan adalah sebagai berikut:
a. Adanya permasalahan yang signifikan untuk diteliti.
b. Pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
c. Pembuatan atau pengembangan instrumen.
d. Pemilihan desain penelitian.
e. Eksekusi prosedur.
f. Melakukan analisis data.
g. Memformulasikan simpulan.
Proses penyusunan penelitian eksperimen pada prisnsipnya sama dengan jenis
penelitian lainnya. Secara eksplisit dapat dilihat sebagai berikut:
1) Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan.
2) Mengidentifikasikan permasalahan.
3) Melakukan studi litelatur yang relevan, mempormulasikan hipotesis penelitian,
menentukan definisi operasional dan variabel.
4) Membuat rencanpenelitian mencakup:
- identifikasi variabel yang tidak diperlukan,
- menentukan cara untuk mengontrol variabel, memilih desain eksperimen yang
tepat,
- menentukan populasi dan memilih sampel penelitian,
- membagi subjek ke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen,
- membuat instrumen yang sesuai,
- mengidentifikasi prosedur pengumpulan data
- menentukan hipotesis.
5) Melakukan kegiatan eksperimen (memberi perlakukan pada kelompok eksperimen.
6) Mengumpulkan data hasil eksperimen.
7) Mengelompokan dan mendeskripsikan data setiap variabel.
8) Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang sesuai.
9) Membuat laporan penelitian eksperimen.

I. Desain Penelitian Eksperimen

Menurut Sukardi (2003) rancangan penelitian memiliki dua macam pengertian , yaitu
secara luas dan secara sempit. Secara luas, rancangan penelitian adalah semua proses yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.dengan demikian, dalam suatu
rancangan akan memuat struktur penelitian dari menemukan ide peneliti, sampai tahapan
akhir.
Rancangan penelitian dalam arti sempit, yaitu penggambaran secara jelas tentang
hubungan antar variable, pengumpulan data, dan analisis data. Dengan demikian, dengan
adanya rancangan penelitian dapat memberikan gambaran tentang keterkaitan antara variable
yang ada dalam konteks penelitian kepada peneliti ataupun orang yang berkepentingan.
Desain penelitian atau rancangan penelitian adalah perencanaan struktur dan strategi
penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga akan mendapatkan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan penelitian dan dapat mengontrol varian variabel (Kerlinger, 1986:
300).
Menurut hal diatas, sebuat perencanaan atau strategi dalam penelitian untuk mendapat
jawaban atas pertanyaan sekaligus dapat mengontrol variable. Desain penelitian secara tidak
langsung memberi petunjuk kepada peneliti bagaimana penelitian harus dialaksanakan,
bagaimana observasi harus dilakukan dan bagaimana analisis terhadap hasil observasi harus
dilaksanakan.
Pada dasarnya rancangan eksperimen menggambarkan prosedur yang memungkinkan
peneliti menguji hipotesis penelitiannya. Pola-pola eksperimen yang dikemukakan oleh John
W. Best dalam Zuriayah (2006: 64-65) terdiri dari tiga kategori, yaitu (1) pra eksperimen, (2)
eksperimen semu, dan (3) eksperimen murni.
Menurut Sugiyono (2011:73) terdapat beberapa bentuk desain eksperimen, yaitu: (1)
pre-experimental (nondesign), yang meliputi one-shot case studi, one group pretestposttest,
intec-group comparison; (2) true-experimental, meliputi posttest only control design, pretest-
control group design; (3) factorial experimental; dan (4) Quasi experimental, meliputi time
series design dan nonequivalent control group design.
1. Rancangan Pra-Eksperimental (pre-experimental (nondesign))
Pada rancangan ini belum terbentuk apapun. Rancangan ini hanya untuk informasi
awal, masih ada variable luar yang mempengaruhi variable terikat. Ada tiga hal yang
lazim digunakan pada rancangan pra- eksperimental, menurut Fraenkel & Wallen
(1990), yaitu
a. Studi kasus bentu tunggal(one- Shot case study)
b. Tes awal-tes akhir kelompok tunggal (the one group pretest-postest)
c. Perbandingan kelompok statis (the static group comparison design)
A. Studi kasus bentuk tunggal(one- Shot case study)
The one – shot case study merupakan suatu rancangan eksperimen yang
digunakan satu kelompok yang diberi perlakuan dan kemudian setelah perlakuan
dianggap cukup, diadakan tes.Jika hasil tersebut baik maka dapat dikatakan berhasil.
Dalam hal ini, ketika suatu kelompok diberi perlakuan(X), lalu diberikan waktu untuk
menentukan batas perlakuan melalui tes kepada kelompok tersebut (O). sehingga
dihasilkan skema.

X O
Dimana:
X= perlakuan
O= tes
Contoh: Pengaruh penggunaan Komputer dan LCD (X) terhadap hasil belajar siswa
(O).
B. Tes awal-tes akhir kelompok tunggal (the one group pretest-postest)
The one group pretst – postest design merupakan suatu rancangan eksperimen
yang digunakan satu kelompok sampel yang terlebih dahulu diberikan tes awal
(pretest=T1).Kemudian kepada kelompok itu diberikan perlakuan dan setelah selesei
pemberian perlakuan dilakukan tes akhir (postest = T2).Untuk mendapatkan
kesimpulan tentang keberhasilan perlakuan itu dilakukan dengan membandingkan
hasil tes awal dengan hasil test akhir (T1:T2).Jika ternyata hasil tes akhir lebih baik
dari pada hasil tes awal (T2 > T1), maka perlakuan itu dinyatakan berhasil. Gambar
atau bagan untuk rancangan eksperimen ini adalah seperti ini

T1 - - - - - -X - - - - - - T2

Rancangan ini sebagai perbaikan dari one shot case study karena anda dapat
mengetahui hasil tentang subyek dan mengetahui seberapa baik hasil akhir yang
dilakukan setiap subyek.
Desain ini mempunyai beberapa kelemahan, karena akan menghasilkan
beberapa ukuran perbandingan. Kelemahan tersebut antara lain disebabkan oleh faktor
historis (tidak menghasilkan perbedaan O1 dan O2), maturitation (subjek penelitian
dapat mengalami kelelahan, kebosanan, atau kelaparan dan kadang enggan menjawab
jika dinilai tidak sesuai dengan nilai yang berlaku), serta pembuatan instrument
penelitian. Kejelekannya yang paling fatal adalah tidak akan menghasilkan apapun.
C. Perbandingan kelompok statis (the static group comparison design)
Penelitian jenis ini menggunakan satu group yang dibagi menjadi dua, yang
satu memperoleh stimulus eksperimen (yang diberi perlakuan) dan yang lain tidak
mendapatkan stimulus apapun sebagai alat kontrol. Masalah yang akan muncul dalam
desain ini adalah meyangkut resiko penyeleksian terhadap subjek yang akan diteliti.
Oleh karena itu, grup tersebut harus dipilih secara acak.
Sebagai contoh, seorang peneliti ingin mengetahu seberapa besar pengaruh
metode demonstrasi terhadap siswa. Untuk itu, peneliti membagi kelas menjadi dua
secara random, satu kelas menggunakan metode demonstrasi(O1) dan satu kelas lagi
menggunakan metode ceramah(O2). Jika dengan metode demokrassi hasil belajar
siswa meningkat,maka metode demokrasi ini berpengaruh positif. Skema yang dapat
dibuat:

X O1
O2

X= perlakuan
O1= kelas yang mendapat perlakuan
O2= kelas yang tidak mendapat perlakuan apapun
2. Rancangan Eksperimen Murni (true-experimental)

Pada desain ini peneliti dapat megontrol variable luar yang mempengaruhi penelitian
sehingga kualitas pelaksanaan rancangan menjadi tinggi. Sejalan dengan hal tersebut, tujuan
dari true experiments menurut Suryabrata (2011 : 88) adalah untuk menyelidiki kemungkinan
saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan perlakuan dan membandingkan
hasilnya dengan grup kontrol yang tidak diberi perlakuan. True experiments ini mempunyai
ciri utama yaitu sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol
diambil secara random dari populasi tertentu. Atau dengan kata lain dalam true experiments
pasti ada kelompok kontrol dan pengambilan sampel secara random.
Rancangan eksperimen murni ini mempunyai tiga arakteristik, menurut Fraenkel & Wallen
(1990), yaitu:
a. adanya kelompok control

b. siswa ditarik secara rambang, dan ditandai untuk masing-masing kelompok

c. sebuah tes awal diberikan untuk mengetahui perbedaan antarkelompok


Tiga karakteristik ini berguna untuk menghindari semua masalah yang berhubunga sengan
kebenaran internal dan eksternal. Dua rancangan eksperimen secara garis besar dijelaskan
sebagai berikut:
R X1 O1
R X2 O2

1. Rancangan Secara Acak dengan Tes Akhir dan Kelompok Kontrol ( The Randomized
Postest Only Control Group Design)

Dalam rancangan ini, ada 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang diberi
perlakuan dan kelompok control yang tidak diberi perlakuan. Lalu, siswa diberikan
tanda untuk menentukan secara acak kelompok eksperimen atau kelompok control.
Dalam penyeleksian ini siswa akan mendapatkan kelompoknya. Nilai tes akhir
digunakan untuk mengukur perlakuan.
R X O1
R O2
R= random
X= perlakuan (treatment)
O= hasil tes kelompok eksperimen
O2= hasil tes kelompok control
2. Rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir dengan kelompok control (The
Randomized Pretest-Postest Control Group Design)

Pada rancangan ini sebenarnya sama dengan sebelumnya, yaitu, terdapat kelompok
eksperimen dan kelompok control. Perbedaannya tedapat pada tes awal yang
diberikan pada rancangan ini.
R O1 X1 O2

R O3 X2 O4

Supaya tes awal tidak mempengaruhi pada tes akhir maka harus ada jarak antara tes
awal dan akhir setidaknya 2 minggu. Jika dirasa tidak mungkin maka tidak diperlukan tes
awal. Tes awal dan tes akhir hendaknya memuat isi yang setara, yaitu setara, valid, dan
reliable.
Pencapaian perlakuan X1 dilihat dari X1= O2-O1, sedangkan untuk pencapaian X2= O4-O3.
3. Rancangan secra acak empat kelompok Solomon (the randomized Solomon four
group design)

Rancangan ini termasuk gabungan dari 2 rancangan sebelumnya. Dua kelompok


sebagai kelompok eksperimen dan dua kelompok lagi sebagai kelompok
control.Kelebihan utama dari desain ini adalah dapat mengatur dampak potensial
pretest pada keluaran posttest.
Peneliti dapat menentukan apakah perbedaan posttest disebabkan intervensi pretest,
atau kombinasi dari perlakuan eksperimen dan pretest. Desain ini menawarkan fitur
terbaik dari kedua kelompok desain yang memungkinkan peneliti dapat menguji
perbedaan dasar antar kelompok tanpa pengaruh administrasi pretest pada hasil.
Dengan alasan ini, desain empat kelompok Solomon dapat dilihat sebagai contoh
yang sangat dasar dari desain factorial karena menguji efek terpisah dan gabungan
terhadap lebih dari satu variable bebas.

R O1 X1 O2
R O2 X2 O4
R X1 O2
R X2 O4

4. Rancangan secara acak dengan pemasangan subyek melalui Tes Akhir dan Kelompok
Kontrol (the randomized posttest- only control group design)

Pemasangan dan penjodohan pada rancangan ini dengan cara acak. Peneliti tidak
mengadakan tes awal. Subjek pada kelompok eksperimen dan kelompok eksperimen.
Dasar penentuan pasangan adalah penelitian terdahulu, teori, dan pengalaman peneliti.
Hasil dapat digeneralisasikan.
R X1 O1
R X2 O2
5. Rancangan secara acak dengan pemasangan subjek melalui tes awal –tes akhir dan
kelompok control

Pada rancangan ini, peneliti tidak melakukan tes awal. Dilakukan penjodohan
subjek secara random. Subjek yang diteliti terdiri atas kelompok eksperimen dan
kelompok control. Dari dua kelompok di ekuivalensi.

RO1 X1 O2
RO2 X2 O4
Dasar penentuan pasangan adalah penelitian terdahulu, teori, dan pengalaman
peneliti. Hasil dapat digeneralisasikan
6. Factorial Design

Desain merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan


memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi
perlakuan terhadap hasil. Semua grup dipilih secara random kemudian diberi pretest.
Grup yang akan digunakan untuk penelitian dinyatakan baik jika setiap kelompok
memperoleh nilai pretest yang sama.
R O X1 r1 O
R O C1 r1 O
R O X1 r1 O
R O C1 r2 O

3. Rancangan Eksperimen Semu

Rancangan ini disebut juga sebagai ranangan pura-pura. Desain ini mempunyai
variable control tetapi tidak sepenuhnya mengontrol variable luar yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain ini digunakan apabila pneliti dapat
mengontrol variable, tetapi tidak dapat melakukan eksperimen.
Dengan menggunakan eksperimen semu ini, kita mengontrol banyak variable dan
batasan dari jenis interpretasi yang kita lakukan untuk mengetahui sebab pengaruh
pertautan dan membatasi kekuatan dari generalisasi pernyataan kita.
Beberapa rancangan eksperimen kuasi (semu) menurut Fraenkel & Wallen (1990),
yaitu:
a. Rancangn dengan Pemasangan Subjek melalui Tes AKhir dan Kelompok Kontrol
(The Randomized Posttest- Only Control Group Design)

Pada rancangan ini, subjek kelompok eksperimen dan kelompok control


dipasangkan. Peneliti tidak membuat tes awal. Penelitian ini tidak menjamin
adanya ekuivalensi. Generalisasimya lemah.
M X1 O1
M X2 O2
b. Rancangan dengan Pemmasangan Subjek melalui Tes Awal-Tes Akhir dan
Kelompok Kontrol(The Randomized Posttest-Only Control Group Design)

Pada rancangan ini, subjek kelompok eksperimen dan kelompok control


dipasangkan. Peneliti membuat tes awal dan tes akhir. Penelitian ini tidak
menjamin adanya ekuivalensi. Generalisasinya lemah
Adapun racangan penelitian:
O1 M X1 O2
O3 M X2 O4
c. Rancangan Tiga Perlakuan dengan Pengaruh Imbangan (A Three Treatment
Counter Balanced)

Rancangan ini meneliti tiga kelompok. Masing-masing kelompok diberi


perlakuan. Dalam menentukan subjek tidak menggunakan random (acak). Peneliti
tidak mlakukan tes awal, namun melakukan tes akhir setiap akhir perlakuan.
d. Rancangan Rangkaiam Waktu (A Basic Time-Series Design)

Cara untuk menghadapi dalam kekurangan kelompok control adalah dengan


rancangan ini. Pada rancangan ini diberika tes awal dan tes akhir. Setidaknya ada
3 kali tes awal yang akan dilakukan peneliti tanpa adanya percobaan khusus.
Kemudian percobaan diberikan dan hanya sedikit tes akhir yang dilihat
perbaikannya.tidak ada nomor atau tanda dalam tes awal dan akhir ini. Namun,
diperlukan kurva untuk melihat perbandingan pada tiga percobaan tersebut.
Semua tes tersebut akan dapat dilihat percobaan anda berhasil atau tidak.
e. Rancangan Faktorial (Factorial Design)

Penelitian ini bertujuan untuk mecari interaksi antara variable independen dan
variable lain, yaitu variable moderator. Variable moderator ini diberi perlakuan.
Sampel ditentukan secara acak. Pada kelompok eksperimen dan control dilakukan
tes awal dan tes akhir. Hasil dapat di generalisasikan.
f. Rancangan Eks- Pos Fakto

Penelitian ex post facto merupakan penelitian yang variable-variabel bebasnya


telah terjadi perlakuan tidak saat penelitian berlangsung. Hal ini, membuat
penelitian ini biasanya dipisahkan dengan penelitian eksperimen. Penelitian ini
mencari factor apa yang terjadi. Penelitian ini harus menggunakan tes dan
sebelum adanya penelitian harus ada perlakuan.
Penelitian ex post facto dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penelitian korelasi dan
penelitian kausal komparatif. Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang
melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan apakah ada hubungan
dan tingkat hubungan antarab variable satu atau lebih. Sedangkan penelitian
kausal komperatif adalah pengidentifikasian pengaruh dua variable terhadap
variable lainnya. Kemudian peneliti akan berusaha mencari kemungkinan variable
penyebabnya.
g. Rancangan Non- Equivalent Control Group Design
Rancangan ini sering digunakan oleh peneliti. Perbandingan hasi dari pretest
(O1:O2) adalah indicator derajat kesamaan antara variable yang ditest dengan
variable control. Jika terdapat perbedaan hasil yang tidak diinginkan maka akan
timbul sebuah pertanyaan baru. Dan sebaliknya jika observasi menunjukkan
derajat kesamaan diantara tiap group, maka validitas internal dari eksperimen ini
baik. Skema yang dihasilkan adalah

O1 X O2
O3 O4
J. Contoh Penelitian Eksperimen

Kusaeri (2017:130) memberikan contoh penelitian penelitian eksperimen, sebagai


berikut:
1. Menyelidiki pengaruh dua jenis metode mangajar terhadap hasil belajar mata
pelajaran tertentu, berdasarkan ukuran kelas (kelas besar dan kecil) dan taraf
intelegensi siswa (tinggi, sedang dan rendah) dengan cara menempatkan guru secara
random berdasarkan intelegensia, ukuran kelas, dan metode mengajar.
2. Penelitian untuk menyelidiki pengaruh program pencegahan penyalahgunaan obat
terhadap sikap para siswa Sekolah Menengah Pertama, dengan menggunakan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu kelompok yang diperkenalkan dan
tidak diperkenalkan denga program tersebut dengan menggunakan pretest-posttest
design dimana hanya setengah dari siswa-siswa tersebut diberikan pretest untuk
menentukan seberapa banyak perubahan sikap dapat dikatakan disebabkan oleh
pretesting atau oleh program pendidikan.
3. Studi untuk menyelidiki perbedaan pemahaman sains di kelas satu Sekolah Dasar,
antara siswa yang berasal dari Taman Kanak-Kanak dan yang tidak melalui Taman
Kanak- Kanak.
BAB 3 ANALISIS ARTIKEL TERKAIT

1. Artikel 1
Artikel ini berjudul “Pengaruh Pemberian Pre-Test dan Post-Test Terhadap Hasil
Belajar Mata DiklatHDW.DEV.100.2A (Menginstal PC) Pada Siswa SMK Negeri 2 Lubuk
Basung” yang ditulis oleh Ilham Effendy, Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro, Universitas
Negeri Padang. (diunduh dari Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/VOLT).
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Populasi penelitian ini
adalah siswa kelas 1 Jurusan Teknik Informatika di SMK Negeri 2 Lubuk Basung yang terdiri
dari 2 kelas dengan jumlah populasinya 75 siswa.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana hasil penerapan
pemberian pre-test dan post-test pada hasil aktifitas belajar siswa, sehingga dapat diketahui
apakah metode ini dapat diterapkan untuk seerusnya atau tidak. Perancangan Pre-test dan
Post-test berdasarkan kategori analisis data berpasangan. Data berpasangan timbul apabila
unit eksperimental yang sama diukur pada variabel yang sama pada waktu yang berbeda atau
pada waktu yang sama dalam kondisi yang berbeda.variabel ekperimen yang diberikan
perlakuan merupakan kelas yang diberikan penerapan pre-test dan post-test, sedangkan
variable kontrol merupakan kelas yang tidak diberikan penerapan pre-test dan post-test.hasil
dari penelitian ini yaitu:
Tabel 1. Rata-rata nilai Pre-test dan Post-test

Pertemuan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen


I 64.29 76.86
II 56.94 76.39
III 53.61 78.33

Berdasarkan hasil yang disajikan, dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen


memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Oleh karena itu,
penerapan pre-test dan post-test pada hasil belajar HDW.DEV.100.2.A (Menginstal PC)
dianggap berhasil dan dapat terapkan untuk seterusnya.
2. Artikel 2
3. Artikel 3
BAB 4 PENUTUP

A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Artikel:
Nurayahidah, Farida. 2012. Penelitian Eksperimen.
Nuriannah, Amalia. 2013. Metode Penelitian Eksperimen.
Setyanto. A. Eko. 2012. Memperkenalkan Kembali Metode Eksperimen dalam Kajian
Komunkasi.
Kholistianingsih & Hardiansyah. 2011. Jenis-Jenis Desain Penelitiam Secara Umum dan
Pendekatannya.

Makalah:
Jaedun, Amat. 2011. Metodologi Penelitian Eksperimen. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarya.

Buku:
Kuntjojo. 2009. Metodologi Penelitian. Kediri.
Kusaeri. 2017. Metodologi Penelitian. Surabaya: IAIn Sunan Ampel.
Priyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif. Sidoarjo: Zifatama Publishing.
Subiyanto, Ibnu. 2009. Metodologi Penelitian. Universitas Gunadarma.
Suryana. 2010. Metodologi Penelitian: Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Syamsuddin & Damaianti, Vismania S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya & Sekolah Pascasarjana UPI

Anda mungkin juga menyukai