Materi - Permutasi Dan Kombinasi PDF
Materi - Permutasi Dan Kombinasi PDF
Statistika
@ 2012
Pendahuluan
Probabilitas
intepretasi keluaran peluang yang terjadi dalam suatu percobaan
Tingkat kepastian dari munculnya hasil percobaan statistik
Dilambangkan dengan P
Konsep probabilitas dari permainan yang dilakukan pengamatan
untuk diperoleh fakta (empiris) kemudian diformulakan kedalam
konsep dan dilakukan pengujian
Matematika permutasi dan kombinasi banyak digunakan
Permutasi vs. Kombinasi
Keduanya digunakan untuk mengukur posibility.
Perbedaan keduanya adalah permasalahan URUTAN.
Perhatikan kartu poker berikut:
A♦, 5♥, 7♣, 10♠, K♠
Apakah sama dengan ini:
K♠, 10♠, 7♣, 5♥, A♦
Apakah urutan kartu di atas penting?
JikaYA, maka kita berurusan dengan Permutasi
JikaTIDAK, maka kita menggunakan kombinasi
3
Permutasi dan Kombinasi
Faktorial
n! = n(n-1)(n-2)…3.2.1
0! = 1 dan 1! = 1
Permutasi
susunan yang dibentuk dari anggota suatu himpunan
dengan mengambil seluruh atau sebagian anggota
himpunan dan memberi arti pada urutan anggota dari
susunan
n!
n Pr
n r !
permutasi
Definisi:
permutasi dari sekumpulan objek adalah
banyaknya susunan objek-objek berbeda dalam
urutan tertentu tanpa ada objek yang diulang
dari objek-objek tersebut
permutasi
Misalkan H adalah himpunan dengan n objek
Misalkan k ≤ n, permutasi k objek dari himpunan H adalah
susunan objek-objek berbeda dalam urutan tertentu yang terdiri dari k
objek anggota himpunan H
Lambang permutasi adalah huruf P (nPk)
permutasi n objek dari n objek
yang berbeda
situasi: ada n objek yang satu sama
lain berbeda
masalah: menentukan banyaknya
susunan terurut terdiri dari
n objek yang ada
n
notasi: n Pn P(n, n) P n
Masalah tersebut dapat dipandang sebagai masalah
menempatkan n objek dalam n kotak yang berbeda
Tahap pertama adalah mengisi kotak ke-1, tahap kedua adalah mengisi
kotak ke-2, dan seterusnya sampai tahap ke-n
1 1 n
2 2 n–1
… … …
n–1 n–1 2
n n 1
Menurut kaidah perkalian
Banyak cara mengisi kotak tersebut adalah:
n(n-1)(n-2)(n-3) …2 • 1 = n!
n Pn = n!
Contoh:
Dari empat calon pengurus LK Mahaika, berapa banyak susunan
yang dapat terjadi untuk menentukan ketua, wakil ketua, sekretaris
dan bendahara?
Solusi:
Masalah tersebut merupakan masalah permutasi 4 objek dari 4 objek
n
notasi: n Pk P(n, k ) P k
Masalah tersebut dapat dipandang sebagai masalah
memilih k objek dalam n objek yang ada, k ≤ n
Tahap pertama adalah mengisi kotak ke-1, tahap kedua adalah mengisi
kotak ke-2, dan seterusnya sampai tahap ke-k
1 1 n
2 2 n–1
… … …
k–1 k–1 n - (k - 2) = n – k +2
k k n - (k -1) =n – k +1
Menurut kaidah perkalian
Banyak cara mengisi kotak tersebut adalah:
n(n-1)(n-2)(n-3) …(n – k + 1) = n!
(n k )!
n!
n Pk
(n k )!
Contoh:
Tentukan banyak susunan presiden dan wakil presiden jika ada
enam calon.
Solusi:
Masalah tersebut merupakan masalah permutasi 2 objek dari 6 objek
sehingga ada:
6! 6!
6 P2 6 5 30 susunan presiden dan wakil presiden
(6 2)! 4!
Permutasi n objek dari n objek
dengan beberapa objek sama
situasi:
ada n objek yang beberapa diantaranya sama. Misal ada sejumlah
n1 objek q1, sejumlah n2 objek q2, … nk objek qk, dengan
n1+n2+…+nk = n
masalah:
menentukan banyak susunan terurut terdiri dari n objek
notasi:
n P( n1 , n2 ,...........nk )
Permutasi n objek dari n objek yang terdiri dari sejumlah n1 objek
q1, sejumlah n2 objek q2, … nk objek qk, dengan n1+n2+…+nk = n
adalah: n!
P
n ( n1 , n 2 ,...........n k )
n1!n2!...nk !
Contoh: Berapa banyak susunan huruf berbeda yang dapat dibentuk dari
kata MATEMATIKAWAN?
Solusi: Terdapat 13 huruf pada kata MATEMATIKAWAN, terdiri dari 2 huruf M, 4
huruf A, 2 huruf T, 1 huruf I, 1 huruf E, 1 huruf K, 1 huruf W, 1 huruf N
13! 13.12.11.10.9.8.7.6.5.4!
13 P( 2, 4, 2,1,1,1,1,1) 64864800
2!4!2!1!1!1!1!1! 1.2.1.2.4!
Contoh
Himpunan {a,b,c}
diambil 3 anggota, diperoleh susunan:
abc; acb; bac; bca; cab; cba
3!
3 P3 6
3 3!
diambil 2 anggota, diperoleh susunan:
ab; ba; bc; cb; ac; ca
3!
3 P2 6
3 2!
Kombinasi
Kombinasi
susunan yang dibentuk dari anggota suatu himpunan
dengan mengambil seluruh atau sebagian anggota
himpunan dan tanpa memberi arti pada urutan anggota dari
susunan n n!
Cr
r r !n r !
n
Element
Defined target
population
Sampling unit
Sampling frame
Sampling Error
Probability Nonprobability
sampling sampling
Representatif
Sample Size
Critical factor is whether sample is representative
Necessary sample size depends on population size
Recommendations:
Use tables from books
30 per group
Descriptive studies – 10-20% of population
No more than 50% of population
Statistical power
Attrition
Other Sampling Considerations
Random assignment
Sampling of treatments (experimental research)
Use post hoc analysis to show groups were equal at the start
Since random sampling is often impossible, sample must be
selected on some theoretical basis
Be careful with generalizations
When Selecting Subjects …
Are subjects with special characteristics necessary for
your research? (age, gender, trained/untrained,
expert/novice, size, etc.)
Can you obtain the necessary permission and
cooperation from the subjects?
Can you find enough subjects?
1. Ulangan
2. Pengacakan
3. Kesalahan percobaan
4. Pengawasan Setempat
UNSUR DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN
(1) ULANGAN
Perlakuan diberikan lebih dari Sampel Perlakuan Kimiawi
sekali dalam suatu percobaan Sedimen A B C
ke:
→ perlakuan tsb. dikatakan
1 ... ... ...
diulang. ... ... ...
2
.
.
Ulangan ... ... ...
Fungsi Ulangan: n
1). Untuk menghasilkan nilai-dugaan bagi galat percobaan
Fungsi Pengacakan:
1. Untuk menghindari bias atau untuk memperkecil bias
yang mungkin terdapat dalam percobaan.
2) Meningkatkan ketelitian / ketepatan percobaan
3) Memperluas daya cakup kesimpulan percobaan
Contoh:
Meneliti 2 varitas rumput laut di daerah tertentu.
(I) ( II )
- Satuan percobaan diberi - P,Q, R, S danT ditulis
nomor 1, 2, 3, 4 dan 5 dikertas, dan digulung
- Ambil 5 potongan kertas kecil, - 1, 2, 3, 4 dan 5 ditulis
tuliskan huruf P, Q, R, S danT dikertas, dan digulung
↓ ↓
kertas digulung ambil satu persatu: Pengambilan pertama dari
Pengambilan pertama tertulis Q, kertas isi perlakuan → S.
berarti ditempatkan pada Pengambilan pertama dari
satuan percobaan ke 1 kertas isi sat. percob.→ 5
Pengambilan kedua tertulis T, un- ↓
tuk satuan percobaan ke 2 maka S menempati sat.percob. 5
Dan seterusnya. - Dan seterusnya
( B ) Dengan tabel bilangan acak → (lebih dianjurkan)
CONTOH:
Suatu percobaan mendapat perlakuan A, B, C dan D
masing-masing diulang 5 kali
1 2 3 4 5
A4 C5 A2 D4 D3
Sudah menghilang-
6 7 8 9 10 kan sifat berbias
C1 B1 B4 A1 B2 dalam penempatan
perlakuan ke dalam
11 12 13 14 15 satuan percobaan
D5 D2 A3 B3 C4
16 17 18 19 20
C2 B5 A5 D1 C3
Stratified Random Sampling
Technique
Divide population into various strata
Randomly sample within each strata
Sample from each strata should be proportional
Advantage
Better in achieving representativeness on control variable
Disadvantage
Difficult to pick appropriate strata
Difficult to ID every member in population
PENGAMBILAN SAMPEL SECARA BERSTRATA:
Bila populasi tidak homogen → perlu distratakan terlebih dahulu
menjadi bagian-bagian yang homogen.
↓
Dari bagian-bagian homogen inilah
baru diambil sampelnya
CONTOH:
Suatu penelitian terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan →
diperlukan 20 ekor ikan tuna yang “seragam”. Namun
yang tersedia dilapangan ikan tuna umur ½ s/d 3½ bln.
↓
perlu distratakan menjadi 4 kelompok yang homogen:
kelompok I, ikan tuna umur kurang 1 bln
kelompok II, ikan tuna umur 1 – 2 bln
kelompok III, ikan tuna umur 2 – 3 bln
kelompok IV, ikan tuna umur lebih 3 bln
Systematic Sampling
Technique
Use “system” to select sample (e.g., every 5th item in alphabetized list, every
10th name in phone book)
Advantage
Quick, efficient, saves time and energy
Disadvantage
Not entirely bias free; each item does not have equal chance to be selected
System for selecting subjects may introduce systematic error
Cannot generalize beyond pop actually sampled
PENGAMBILAN SAMPEL SECARA SISTEMATIK
10 petak tanah, masing-masing ditanami
7 x 12 = 84 rumput gajah → diambil bbrp
tanaman sampel untuk diteliti
.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 . . . . . . . . . . . .
2 . x . . . x = . . x . .
3 . . . . . . . . . . . .
4 . . . x = . = x = . . .
5 . . . . . . . . . . . .
6 . x . . . x = . . x . .
7 . . . . . . . . . . . .
D
A
F
C E
B