Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

Agranulositosis Pada Pasien Yang Mendapat Obat Anti Tuberkulosis


Lydia Sarah Shabrina*, Irza Wahid**, Nuzirwan Acang**, Eifel Faheri**, Rudy Afriant**, Vesri
Yoga**, Fauzar***
** Sub Divisi Hemato-onkologi Medik Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas /RSUPDr. M. Djamil Padang
*** Sub Divisi Pulmonologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas /RSUPDr. M. Djamil Padang

PENDAHULUAN
Agranulositosis adalah neutropenia berat dengan penurunan absolut jumlah granulosit <100
sel/mm3. Penyakit Tuberkulosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Pada terapi tuberkulosis, penggunaan isoniazid, Rifampisin dan Ethambutol dapat
menyebabkan efek samping hematologi yaitu agranulositosis. Agranalulositosis yang diinduksi
obat-obatan merupakan keadaan yang jarang terjadi. Insidens agranulositosis dilaporkan kurang
dari 1% dan estimasi risiko 3 per 10.000 pasien pertahun. Laporan tingkat kematian kasus adalah 5-
16 %. Lebih dari 70% kasus agranulositosis akibat induksi obat. Estimasi Insiden agranulositosis
akibat obat anti tuberkulosis (OAT) adalah 0,06 %. Manajemen pada agranulositosis dimulai
dengan penghentian obat, pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah kejadian sepsis.
Pemberian colony stimulating factor (CSF) dipergunakan untuk meningkatkan sel granulosit.

METODE
Laporan Kasus

HASIL
Laki-laki 31 tahun datang dengan demam 2 hari disertai bengkak pada leher. Riwayat penyakit
sebelumnya menderita TB kelenjar pada leher sejak 23 hari dan telah mendapatkan OAT.
Pemeriksaan fisis didapatkan suhu 39,9 °C. Konjugtiva anemis dan sklera ikterik, serta ditemukan
pembesaran KGB colli dextra.Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hemoglobin 11 g/dl, leukosit
320/mm3 hematokrit 32 %, trombosit 153.000/mm3. Hitung jenis :0/0/0/0/26/4, SGOT 65 u/l, SGPT
325 u/l Biakan sputum ditemukan Acinetobacter baumannii. Pasien didiagnosis dengan Febril
Netropenia, Limfadenitis TB dan DILI ec OAT. Pasien ditatalaksana dengan filgrastim 1x300 mcg
SK , dan OAT dihentikan kemudian diberikan antibiotik meropenem 3x1 gr IVserta levofloxacin
1x750 mg IV. Pada hari ke-4 menunjukkan respon baik dimana leukosit 10.120 / mm3 Hitung jenis
:0/0/12/30/34/9, SGOT 92 u/l dan SGPT 166 u/l.

DISKUSI
Telah dilaporkan pasien berusia 31 tahun dengan diagnosis Febril Netropenia , Limfadenitis TB
dalam terapi dan DILI ec OAT, yang telah diterapi dengan filgrastim yang memberikan respon yang
baik. Agranulositosis ditandai oleh penurunan secara absolut jumlah granulosit pada sirkulasi darah
tepi <0,1x109/L. Kasus ini telah terpenuhi dua dari tiga kriteria agranulositosis obat. Obat anti
tuberkulosis yang menyebabkan agranulositosis adalah Isoniazid,Rifampisin dan Ethambutol.
Infeksi dapat meningkatkan risiko kematian pada keadaan agranulositosis oleh sebab itu, pasien ini
diberikan profilaksis antibiotik.Studi retrospektif dengan penggunaan G-CSF (dosis 5μ/kg/hari)
dapat memperpendek waktu pemulihan granulosit, risiko terjadinya infeksi dan angka mortalitas.
Waktu pemulihan dengan menggunakan G-CSF adalah 6-8hari. Pasien usia muda. sehingga
pemulihan menjadi lebih cepat setelah pemberian G-CSF (filgrastim).

KESIMPULAN
Dilaporkan suatu kasus jarang dengan agranalusitosis sekunder akibat OAT pada penderita
usia muda limfadenitis TB. Terapi berupa filgrastim memberikan respon yang baik.

KATA KUNCI: Agranulositosis, OAT, G-CSF

Anda mungkin juga menyukai