Anda di halaman 1dari 27

PENDAHULUAN

Anatomi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang uraian tubuh


manusia. Dilihat dari penggolongannya, anatomi termasuk Biologi, dengan
pemecahan sebagai berikut:
Biologi, dibagi menjadi:
1. Fisiologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang fungsi/faal alat-alat tubuh.
2. Morfologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan susunan tubuh,
dibagi menjadi:
Embriologi yaitu ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh pada saat
masih embrio.
Anatomi yaitu ilmu urai tubuh, yang pada manusia dikenal dengan istilah
antropometri.
Anatomi mikroskopika yang mempelajari anatomi dengan menggunakan peralatan
optik, dibagi menjadi:
Sitologi yang mempelajari tentang sel
Histologi yang mempelajari tentang jaringan
Anatomi makroskopika yang mempelajari anatomi dengan menggunakan mata
biasa, dibagi menjadi:
A.segmentae yang mempelajari susunan tubuh berdasarkan
ruas.
A.topografiga yang mempelajari letal alat tubuh.
A.plastika/superfisialis yang mempelajari bentuk tubuh dari
luar.
A.komparativa yang mempelajari perbandingan antar alat
tubuh.
A.sistematika/descriptiva yang memepalajari bentuk dan
susunan tiap alat untuk tiap sistem, dibagi menjadi:
Osteologi, ilmu tulang.
Artrologi, ilmu sendi.
Miologi, ilmu otot.
Angiologi, ilmu peredaran
darah,
Spinologi, ilmu alat dalam.
Endokrinologi, ilmu hormon.
Neurologi, ilmu saraf.
Estesiologi, ilmu indera.

1
OSTEOLOGI

Osteologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sistem pertulangan pada


tubuh manusia.
Sistem pertulangan ini dinamakan sistema skeleti, dan karena pada
manusia terdapat pada bagian dalam tubuh maka dinamakan sistema endoskeleti.

Menurut bentuknya, tulang dibagi menjadi:


1. Os longum yaitu tulang panjang, usuran panjang melebihi lebarnya, misalnya
os femur (tulang paha).
2. Os breve yaitu tulang pendek, usuran panjang dan lebar serta tabal hampir
sama, misalnya os vertebra (tulang punggung).
3. Os planum yaitu tulang pipih, ukurannya lebar dan pipih, misalnya os scapula
(tulang belikat).
4. Os irregularis yaitu tulang tak beraturan, ukurannya tidak beraturan, misalnya
os palatinum (tulang langit-langit atas).
5. Os pneumatikum yaitu tulang berongga, ukurannya besar tapi ringan karena
didalamnya berongga-rongga, misalnya os temporale (tulang pelipis).

Fungsi tulang adalah:


- Memberi kekuatan/keteguhan pada tubuh.
- Memberi bentuk pada tubuh.
- Melindungi alat-alat tubuh bagian dalam, terutama yang lunak dan penting,
tanpa menganggu fungsi alat-alat yang bersangkutan.
- Menjadi alat gerak pasif pada tubuh.

Lapisan tulang dibedakan menjadi:


1. Periosteum yaitu lapisan terluar pada tulang keras.
2. perichondrium yaitu lapisan terluar pada tulang rawan.
3. Endosteum (perioesteum internum) yaitu lapisan dalam pada tulang yang
meliputi rongga yang terletak di dalam tulang.
Rongga yang terdapat di dalam tulang dinamakan cavum medulare, terisi
oleh medula osium (sumsum tulang).

Sumsum tulang dibedakan menjadi:


1. Medula osium rubra, berwarna merah, berguna untuk pembentukan darah dan
jaringan tulang rawan ataupun keras. Pada bayi terdapat pada semua tulang.
Pada orang dewasa tidak lagi terdapat dalam os longum.
2. Medula osium flava, berwarna kuning, tidak lagi berfungsi, terdapat pada
orang dewasa yaitu pada os longum.
3. Medula osium gelatinosa, merupakan degenerasi medula osium flava menjadi
jaringan seperti agar-agar, terdapat pada orang tua.

2
Bagian-bagian tulang:
1. Ujung tulang yang dekat dengan tubuh dinamakan epipisis proksimalis,
terdiri atas jaringan yang longgar dan merupakan lanjutan cavum medulare
yang juga terisi oleh medula osium, disebut substansia spongiosa.
2. Bagian tengah tulang dinamakan diapisis, terdiri dari jaringan yang padat,
disebut substansia compacta.
3. Ujung tulang yang jauh dari tubuh dinamakan epipisis distalis, terdiri atas
substansia spongiosa pula.

Pemberian makanan pada tulang melalui dua jalan yaitu:


1. Melalui pembuluh darah yang bekerja sama dengan pembuluh limfe: datang
dari luar, masuk ke periosteum, bercabang-cabang masuk ke tulang melalui
canalis haversi (yang sejajar dengan permukaan tulang) dan canalis volkmani
(yang letaknya tegak lurus terhadap sumbu tulang).
2. Melalui arteria/vena nutrisia:
Datang dari luar melalui lubang yang disebut foramen nutricium, sampai ke
medula osium. Jalannya di dalam tulang adalah khusus, yaitu masing-masing
siku (untuk lengan) dan menuju panggul/tumit (untuk tungkai)

Proses pertumbuhan tulang dinamakan osteogenesis, dibedakan menjadi:


1. Osteogenesis endesmalis:
Tulang langsung terjadi dari dan di dalam jaringan ikat. Tulang ini dinamakan
tulang desmal.
Di sini terdapat sel-sel pembentuk jaringan tulang yang disebut osteoblast,
yang kemudian dirusak oleh sel-sel perusak tulang yang disebut osteoclast.
Pertumbuhan terjadi secara vertikal berselang seling dengan penulangan
secara horisontal. Bagian tengah tulang menjadi substansia spongiosa, dan
bagian tepi menjadi substansia compacta. Osteoblast yang telah menghasilkan
ossein (bahan tulang), menjadi cukup dewasa dan disebut osteosit (sel tulang).
Contoh tulang desmal: os temporale, os patella.
2. Osteogenesis chondralis:
Tulang keras yang terjadinya daru tulang rawan. Disini terdapat sel-sel
pembentuk tulang rawan yang disebut chondroblast, yang menghasilkan bahan
tulang rawan yang disebut chondrin; dan sel-sel perusak tulang rawan yang
disebut chondroclast, sehingga terjadi pula rongga-rongga.
Contoh: os longum.
Ada beberapa tulang rawan yang tidak berubah menjadi jaringan tulang keras,
misalnya daun telinga.
Osteogenesis chondralis dibagi menjadi tiga yaitu:
Osteogenesis perichondralis:
Proses permulaan berasal dari tepi tulang.
Osteogenesis enchondralis:
Proses permulaan berlangsung dari bagian dalam tulang.
Osteogenesis chondrometaplastika:
Jaringan tulang rawan langsung berubah menjadi jaringan tulang keras
secara menyeluruh, misalnya os mandibula.

3
Demikianah, pada prinsipnya suatu tulang tidak tumbuh membesar karena
bertambah banyaknya jaringan tulang saja, melainkan selalu dibuat jaringan
tulang baru yang berlapis-lapis menempel pada jaringan tulang yang lama, cara
seperti ini dinamakan apposisi (-tio).
Untuk menghindari agar tulang tidak bertambah besar/berat tanpa batas,
maka setiap penambahan jaringan tulang selalu disertai dengan
penghancuran/perusakan serta resoppsi.
Proses regenerasi pada tulang terjadi bila pada tulang terhadi suatu
gangguan atau penyakit, misalnya fraktur (patah tulang). Pada saat ini maka
osteoblast yang terdapat pada periosteum maupun meula osium akan membentuk
jaringan tulang spongiosa yang menutupi bagian yang rusak itu, disebut callus.
Mula-mula callus ini menebal, untuk kemudian menipis kembali dan
menyesuaikan keadaan semula karena adanya peristiwa resorpsi. Kalau ditinjau
secara mikroskopis maka periosteum terdiri dari dua lapis:
- Bagian luar disebut stratum fibrosum, terdiri dari jaringan ikat fibrosa dan
sedikit serabut elastis serta banyak urat-urat darah.
- Bagian dalam disebut stratum germinativum/generativum, terdiri dari banyak
serabut elastis dan sel-sel osteoblast serta osteoclast, pembuluh darah hanya
sedikit.
Serabut-serabut periosteum banyak yang dikirim masuk ke dalam tulang,
disebut serabut Sharpey.
Istilah-istilah yang dipakai di dalam anatomi, memudahkan kita untuk
berkomunikasi di dalam ilmu. Pengelompokan istilah itu adalah sebagai berikut:
1. Istilah untuk menentukan letak alat yang satu terhadap yang lain:
- cranial : lebih ke arah kepala.
superior : yang lebih tinggi, yang terdapat di sebelah atas.
- caudal : lebih ke arah ekor.
inferior : yang lebih rendah, yang terdapat di sebelah bawah.
- dorsal : lebih ke arah punggung.
posterior : sebelah belakang.
- ventral : lebih ke arah perut.
anterior : sebelah depan.
- sinister : sinistra, sinistrum, sebelah kiri.
dexter : dextra, dextrum, sebelah kanan.
2. Istilah istimewa untuk anggota badan:
- radial : untuk daerah lengan bawah, arti: lebih ke arah os radius.
- ulnar : untuk daerah lengan bawah, arti: lebih ke arah os ulna.
- tibial : untuk daerah tungkai bawah, arti: lebih ke arah os tibia.
- fibulair : untuk daerah tungkai bawah, arti: lebih ke arah os fibula.
- volair : untuk daerah tangan, arti: lebih ke arah volamanus.
- plantair : untuk daerah kaki, arti: lebih ke arah plantar pedis.
- distal : lebih jauh dari tubuh.
- proksimal : lebih dekat dari tubuh.
3. Istilah untuk daerah yang meninggi:
- tuber : tonjolan besar yang membulat.
tuberculum : tuber yang kecil.

4
- condylus : bulatan pada ujung tulang dekat sendi, bagian dari sendi.
epicondylus : tonjolan di atas condylus.
- juga : tonjolan seperti bukit.
- spina : bangunan seperti duri panjang.
- procesus : tonjolan kecil yang runcing.
- crista : tepi yang meninggi.
- linea : tepi yang tidak meninggi.
- labium : peninggian yang tumpul dan lebar.
- pecten : tepi yang tidak begitu lebar dan tinggi.
- emineentia : daerah yang meninggi.
- cornu : seperti tanduk.
- caput : bulatan yang besar.
capitulum : caput kecil.
4. Istilah untuk bagian yang mendalam:
- Fovea : cekungan seperti lembah.
Foveola : fovea kecil.
- Impresio : cekungan yang terjadi karena desakan alat lain.
- Fisura : celah.
- Incisura : takik.
- Sulcus : parit.
- Fossa : lembah luas.
Fossula : fossa kecil.
5. Istilah untuk lubang:
- Apertura : pintu masuk ke dalam rongga.
- Ostium : muara suatu saluran ke dalam rongga.
- Porus : pintu masuk atau suara keluar, foramen, orificium.
- Foramina : lubang kecil.
6. Istilah untuk saluran:
- Vas : saluran secara umum.
- Canalis : kanal, canalisulus: kanal kecil.
- Ductus : saluan, ductulus: saluran kecil.
- Tubus : pipa, tubulus: pipa kecil.
- Meatus : liang.
7. Istilah untuk rongga:
- Cavum : rongga besar, cavitas: rongga kecil.
- Sinus : rongga tertutup, biasanya berisi udara atau cairan.
- Cellula : rongga kecil dalam tulang, berisi udara.

5
ARTROLOGI

Artrologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang sendi, sedangkan


sendi sendiri berarti hubungan antara dua tulang atau lebih. Pada os longum,
hubungan tersebut terdapat pada ujung tulang, sedangkan pada umumnya os breve
dan os irregularis mempunyai hubungan pada beberapa bagian permukaan tulang
untuk membentuk persendiannya. Os planum dan os pneumatikum membentuk
persendian dengan hubungan antar tepi tulang.
Menurut susunan jaringan yang membentuknya, sendi dapat dibagi
menjadi:
1. Synarthrosis/synarthrodial/fibrous-joint:
Meliputi semua persendian yang permukaan tulang yang bersangkutan saling
kontak dan dihubungkan dengan jaringan ikat yang kuat. Pada persendian ini
tidak terjadi gerakan.

Macam synarthrosis:
a.Sutura/synostosis:
Di sini, tepi yang berdampingan pada suatu tulang yang datar, saling
dihubungkan dengan jaringan ikat yang tipis tetapi kuat.
Contoh: articulatio antar tulang-tulang kepala.
b.Schindylesis:
Di sini, suatu tepi tulang yang berbentuk keping tipis, masuk ke dalam
suatu celah yang ada pada tulang lain.
Contoh: articulatio antara bagian atas os maxillaris dengan os palatum.
c,Gomphosis:
Di sini, suatu tonjolan tulang masuk ke dalam suatu kantong yang
dibentuk oleh tulang lain.
Contoh: tetanamnya gigi pada geraham.
d.Synchondrosis:
Ada pada tulang-tulang manusia sebelum mencapai usia pertumbuhan
yang maksimal, dimana ada perbatasan tulang yang berupa tulang rawan
yang nantinya akan berubah menjadi tulang keras setelah orang yang
bersangkutan mencapai batas usia pertumbuhan.

2. Amphiartrosis/amphiarthrodial/cartilaginous-joint:
Meliputi semua persendian yang penghubung antara tulang-tulang
pembentuknya adalah tulang rawan, campuran tulang rawan dan jaringan ikat,
serta ligamentum.
Pada persendian ini sedikit terjadi gerakan.

Macam amphiartrosis:
a.Symphisis/hyaline-joint:
Di sini penghubungnya adalah tulang rawan.
Contoh: articulatio antar corpus vertebrae.

b.Fibro-cartilaginour-joint:

6
Di sini penghubungnya berupa tulang rawan yang bercampur dengan jaringan
ikat.
Contoh: articulatio sacro iliaca.

c.Syndesmosis:
Di sini penghubungnya berupa ligamentum interosseus.
Contoh: articulatio tibio fibularis.

3. Diarthrosis/diarthrodial/synovial-joint:

Meliputi semua persendian yang susunan pembentuknya paling


komplit. Banyak terdapat pada tubuh manusia, gerakannya paling luas.
Susunan sendi ini terdiri dari:
a. Tulang pembentuk persendian yang dilapisi oleh fibro-cartilago.
b. Kapsul sendi yang terdiri dari stratum fibrosum di bagian luas yang
berfungsi sebagai penguat sendi, dan stratum synoviale di bagian dalam
yang berfungsi sebagai pelicin sendi karena menghasilkan cairan synovia,
berwarna putih bening.
c. Ligamentum-ligamentum yang terletak di luar kapsul sendi, yang
berfungsi sebagai penguat sendi,yaitu jaringan ikat putih dan berkilat,
lentur tapi ulet.
d. Cavum sendi yaitu bagian yang terdapat di dalam kapsul sendi, yang
berupa ruangan.
e. Kadang-kadang terdapat bantalan diantara kedua tulang yang membentuk
persendian, disebut discus articularis.
f. Bursa sendi yaitu suatu kantong yang berisi cairan, berfungsi juga sebagai
bantalan, cairan itu lebih kental daripada synovia.

Macam diarthrosis:

3.1.Uni-axial joint
Meliputi semua persendian yang beraxis gerakan tunggal. Dibedakan
menjadi:
a.Ginglymus/hinge-joint/sendi engsel:
Sendi ini mempunyai axis gerakan transversal, bentuk dataran
sendinya sedemikian pas sehingga hanya bisa terjadi satu pasang
gerakan yaitu ke muka dan ke belakang.
Contoh: articulatio interphalangeal, dihambat lateral ligamen.

b.Trochoides/pivot-joint/sendi putar:
Sendi ini mempunyai axis gerakan longitudinal, bentuk dataran
sendinya berupa suatu poros yang berputar terhadap suatu
lingkaran atau sebaliknya, dimana lingkaran itu terbentuk sebagian
oleh tulang dan sebagian oleeh ligamentum atau keseluruhannya
oleh tulang, gerakan terbatas pada rotasi.
Contoh: articulatio atlanto eepistrophei.

7
3.2. Bi-axial joint:
Meliputi semua persendian yang beraxis gerakan dua.

a.Ellipsoides/condyloid-joint/sendi bonggol:
Sendi ini mempunyai dua axis gerakan horisontal yang saling
membentuk sudut, dataran sendinya berupa suatu bonggol yang
berhubungan dengan dataran berbentuk elips, tak ada axis untuk
gerakan rotasi, permukaan sendi diperkuat oleh ligamentum pada
posisi anterior, posterior dan lateral.
Contoh: articualtio pada pergelangan tangan.
.
bSellaris/trochlea-joint/seddle-joint/sendi pelana:
Sendi ini mempunyai dua axis gerakan yang saling mempengaruhi,
permukaan sendi yang satu adalah concaf dan convex, sedangkan
permukaan sendi yang lain adalah convex dan concaf, sehingga
pas, tak ada axis gerakan rotasi, permukaan sendi diperkuat oleh
ligamentum yang melingkupi (capsular ligamen).
Contoh: articulatio carpo metacarpal ibu jari.

3.3. Poly-axial joint/Multi-axial joint:


Meliputi semua persendian yang beraxis lebih dari dua.

a,Enarthrosis/ball-and-socket-joint/gluboid-joint/sendi peluru.
Pada sendi ini, tulang yang distal bias bergerak mengelilingi
beberapa axis yang mempunyai satu pusat, terbentuk oleh kepala
sendi yang buat, masuk ke dalam cavum seperti mangkok,
dipertahankan oleh capsular ligament dan ligament-ligament
tambahan.

b.Arthrodia/plana-joint/gliding-joint/sendi luncur:
Pada sendi ini, terdapat dataran sendi yang hamper datar atau
sedikit concaf, yang bertemu dengan dataran sendi yang hampir
datar atau sedikit convex, dipertahankan oleh ligamentum atau
tonjolan tulang yang dekat sendi itu. Contoh: articulation inter
tarsalia

8
MYOLOGI

Otot adalah jaringan kontraktil pada tubuh dan merupakan alat gerak aktif.
Ada dua macam otot yaitu otot polos yang bekerja di luar kesadaran kita, dan otot
seran lintang yang bekerja di bawah control kesadaran kita. Gerakan aktif anggota
tubuh dilakukan oleh otot seran lintang, yaitu dengan adanya ujung-ujung otot
yang bergerak saling mendekati dan menjauhi.

Bentuk kerja otot ada tiga macam yaitu:


1. static, yaitu kontraksi otot tanpa menghasilkan gerakan.
2. concentric, yaitu kontraksi otot di mana kedua ujung saling mendekati.
3. excentric, yaitu kontraksi otot di mana kedua ujung saling menjauhi.

Tempat perlekatan otot ada dua yaitu:


1. origo, yaitu tempat perlekatan otot yang relatif kurang bergerak.
2. insertio, yaitu tempat perlekatan otot yang relatif banyak bergerak.

Bagian otot yang melekat pada origo, biasanya disebut caput, bagian
tengah disebut perut otot, dan bagan yang melekat di insertion disebut cauda.
Setiap otot mempunyai fungsi tersendiri, sedangkan suatu gerakan terjadi
atas kerja sama beberapa otot.

Bentuk kerjasama kelompok otot dinamakan:


1. agonis, yaitu kelompok otot yang bekerja dengan arah sama dalam
menghasilkan statu gerakan, penggerak utama.
2. antagonis, yaitu kelompok otot yang bekerjasama melawan arah agonis,
dengan maksud mengontrol arah gerakan agonis.
3. sinergis, yaitu kelompok otot yang bekerja bersama agonis, dengan maksud
memberi arah yang lebih tepat pada agonis.
Selain itu, biasanya pada suatu gerakan terdapat pula kelompok otot
fixator, yaitu kelompok otot yang bertugas memfixasi bagian tertentu pada saat
suatu gerakan terjadi, dengan maksud agar gerakan itu tidak dikompensasi oleh
sendi atau otot lain. Biasanya, kelompok otot fixator ini memfixasi (membuat
tidak bergerak) tulang tempat origin agonis.

Berdasarkan bentuknya, otot dibagi menjadi:


1. otot pipih, yang bentuknya pipih, gepeng, datar.
2. otot kipas, yang bentuknya melebar seperti kipas.
3. otot fusiform, yang bentuknya seperti bendel yang mempunyai dua ujung.

Berdasarkan jalannya serabut, otot dibagi menjadi:


1. otot paralel, yang arah serabutnya saling sejajar.
2. otot kipas, yang arah serabutnya pada satu ujung menyatu dan ujung yang
lain menyebar.
3. otot penatus, yang arah serabutnya seperti serat daun pada umumnya.
4. otot melingkar, yang arah serabutnya melingkar.

9
Berdasarkan banyaknya bagian, otot dibagi menjadi:
1. otot bercaput satu, tiga, banyak.
2. otot berventer satu, dua, tiga, banyak.
3. otot bercauda satu, dua, tiga, banyak.
Berdasarkan banyaknya sendi yang dilewati, kita kenal:
1. otot monoarticulair, yang melewati satu sendi.
2. otot polyarticulari, yang melewati lebih dari satu sendi.

Sifat-sifat fisiologis otot yaitu:


1. exitability, suatu kemampuan otot untuk menerima rangsang.
2. contractility, suatu kemampuan otot untuk memendek atau menebal dengan
tujuan menggerakkan atau membuat gerakan.
3. conductivity, suatu kemampuan otot untuk meneruskan rangsang ke seluruh
sel.
4. elasticity, suatu kemampuan otot yang bias kembali ke ukuran semula setelah
mengalami penguluran.
5. extensibility, suatu kemampuan otot untuk dapat diulur tanpa rusak.

Massa yang berhubungan dengan uraian tentang otot yaitu:


- tendon: merupakan tali putih dan berserat, terdiri dari jaringan fibrous
berwarna putih yang saling berarah sejajar.
- aponeurosis: merupakan tendon yang berbentuk tipis, merata dan lebar.
- fascia: merupakan lembaran tipis dari jeringan fibrous yang menutupi hampir
sebagian besar tubuh.
-
Sistem skeleti pada tubuh manusia, terbagi menjadi beberapa kelompok:
1. skeleton capitis/cranium = tengkorak, rangka kepala.
2. skeleton extrSemitas superior/extremitas cranialis/upper extremity =
rangka anggota gerak atas.
3. skeleton extremitas inferior/extremitas caudalis/lower extremity = rangka
anggota gerak bawah.
4. skeleton trunci/trunk = rangka batang tubuh.

SKELETON TRUNCI
Rangka batang tubuh dibentuk oleh beberapa tulang, yaitu:
1. Ossa vertebrae (tulang-tulang belakang), dibagi menjadi:
Vertebrae Cervicales (tulang-tulang leher), berjumlah 7 buah, singkatanya VC
atau C.
Vertebrae Thoracales (tulang-tulang punggung), berjumlah 12 buah, singkatannya
Vth atau Th.
Vertebrae Lumbales (tulang-tulang pinggang), berjumlah 5 buah, singkatannya VL
atau L.
Vertebrae Sacrales (tulang-tulang kelangkang), berjumlah 5 buah, tetapi telah
bersatu menjadi satu disebut os sacrum, singkatannya VS atau S.
Vertebrae Coccygeae (tulang-tulang ekor), berjumlah 3-6 buah, singkatannya
VCocc atau Cocc.

10
2. Os Strernum (tulang dada), berjumlah 1 buah.
3. Osca Costae (tulang-tulang rusuk), berjumlah 12 buah.
Bagian atas rangka batang tubuh dinamakan bagian dada/thorax, yang
dibentuk oleh:
- 12 buah Vertebra Thoracalis.
- 1 buah Os Sternum.
- 12 buah Os Costa.

1. OSSA VERTEBRAE
Ossa vertebrae merupakan deretan ruas tulang-tulang pendek yang
membentuk statu tiang di bagian belakang tubuh, disebut columna vertebrales.
Disini terdapt lengkungan-lengkungan dengan arah tertentu, daerah leer
membentuk lengkungan yang cembung ke arah depan disebut lordosis cervicalis,
daerah punggung membentuk lengkungan yang cembung ke arah belakang
disebut kiposis thoracalis, daerah pinggang membentuk lengkungan yang
cembung ke arah depan disebut lordosis lumbalis. Pada keadaan normal,
lengkungan-lengkungan ini dalam batas tertentu. Apabila batas ini terlewati maka
terjadilah suatu keadaan patologis yang dinamakan kelainan struktur tulang
belakang, dalam bentuk kiposis dan atau lordosis.
Dilihat dari camping, columna vertebrales merupakan statu garis yang
lupus. Dalam keadaan tidak normal, bisa terjadi kelainan dalam bentuk
lengkungan ke arah camping kiri ataupun kanan, ini dinamakan kelainan struktur
tulang belakang dalam bentuk scoliosis. Bisa kelainan dalam bentuk sederhana
yaitu tipe C, ataupun komplek yaitu tipe S.
Susunan umum suatu vertebra terdiri atas tiga bagian, yaitu:
- corpus (badan),
- arcus (lengkungan),
- foramen vertebrale (lubang besar yang dibatasi oleh corpus dan arcus).
Diantara dua vertebra terdapat suatu bantalan yang dinamakan discus
intervertebralis.
Corpus: pada bagian ini terdapat beberapa dataran yang disebut:
- facies superior/cranialis, bentuknya datar;
- facies inferior/caudalis, bentuknya datar;
- facies anterior/ventralis, convex arah kiri kanan, concaf atas bawah;
- facies posterior/dorsalis, bentuknya concaf.
- facies lateralis.
Facies inferior vertebra atas dan facies superior vertebra bawah mengapit
apa yang dinamakan discus intervertebralis.
Arcus: Merupakan lengkung simetris di kanan dan kiri. Berpangkal pada
corpus disebut radix arcus vertebrae, dan bertemu di linea mediana posterior
disebut processus spinosus. Batas antara radix dan arcus terdapat ua pasang
tonjolan vertikal. Yang sepasang di sebelah cranial disebut processus articularis
superior, punya dataran sendi disebut facies articularis superior. Yang sepasang di
sebelah caudal disebut processus articularis superior. Yang sepasang di sebelah

11
caudal disebut processus articularis inferior, punya dataran sendi disebut facies
articularis inferior. Ada pula tonjolan ke arah lateral disebut processus transversus.
Diantara radix dan corpus terdapat cekungan, sebelah atas disebut incisura
vertebralis superior dan sebelah bawah disebut incisura vertebralis inferior.
Incisura vertebralis inferior dari tiap vertera bersama dengan incisura vertebralis
superior dari tiap vertebra yang berada dibawahnya, membentuk foramen
intervetebrale,yang akan dilalui oleh nervi spinalis.

12
Tampak ventral Tampak lateral
Columna vertebralis
Foramen vertebrale: merupakan lubang besar yang terdapat diantara
corpus dan arcus. Secara keseluruhan, bila dilihat dari columna vertebralis,
foramen vertebrale ini membentuk suatu saluran yang disebut canalis vertebralis,
yang akan terisi oleh medula spinalis (sumsum tulang belakang yang termasuk
susunan saraf sentral).
Discus intervetebralis: Merupakan tulang rawan yang terdiri dari dua
bagian. Bagian tepi (keliling) merupakan lingkaran-lingkaran yang konsentrik,
disebut anulus fibrosus. Bagian tengah disebut nucleus pulposus yang sangat
elastis, berguna untuk bantalan, memperkecil gerakan diantara vertera, dan
menentukan serta mengatur besar kecilnmya foramen intervertebralis. Bagian
tengah ini berupa mucoid yang bekerja sebagai pegas, sehingga setiap gerakan
vertebra merupakan gerakan yang lentur.

VERTEBRAE CERVICALES
Vertebra cervicalis I: disebut atlas. Agak lain dengan vertebra yang lain.
Kalau vertebra yang lain, terbentuk dari 2 x ½ uersegment (ruas puba, pada masa
pembentukan), yaitu ½ uersegment yang cranial dan ½ uersegment yang caudal.
Sedangkan atlas terbentuk dari 3 x ½ uersegment, kemudian corpus atlas
melepaskan diri dan bersatu dengan vertebra cervicalis II. Sehingga atlas tiak
mempunyai corpus. Arcusnya merupakan lengkung ke depan disebut arcus
anterior yang saling bertemu sebagai tonjolan disebut tuberculum anterius.
Demikian pula terdapat lengkung ke belakang disbeut arcus posterior yang saling
bertemu sebagai tonjolan disebut tuberculum posterius. Di sebelah lateral, arcus
anterior dan posterior ini saling bertemu sebagai bagian yang tebal dan kuat
disebut massa lateralis, yang melanjutkan diri sebagai processus transversus yang
berlubang besar disebut foramen transversarium untuk jalannya a. dan v.
vertebralis. Di sebelah atas massa lateralis terdapat cekungan disebut fovea
articularis superior untuk bersendi dengan tulang kepala. Di sebelah bawah massa
lateralis terdapat dataran sendi disebut facies articularis inferior. Disebelah
belakang fovea articularis superior terdapat sulcus untuk dilalui a. atau v.
vertebralis disebut sulcus arteria vertebralis. Kadang dekat fovea ini ke arah
belakang terdapat pertumbuhan tulang yang disebut ponticulus lateralis. Kalau
tumbuhnya pada arcus posterior disebut ponticulus dorsalis. Sehingga sulcus
arteria vertebralis tadi tertutup oleh jembatan tulang sehingga berubah menjadi
saluran canalis arteria vertebralis. Dataran belakang arcus anterior punya dataran
sendi disebut fovea dentis.

13
Vertebra cervicalis II: Disebut epistropheus. Corpus atlas melekat pada
corpus epistropheus disebut dens epistrophei.
Mempunyai dataran sendi: facies articularis anterior untuk bersendi
dengan fovea dentis, facies articularis posterior. Juga mempunyai processus
transversus dan foramen transversarium. Bagian-bagian yang lain seperti susunan
ossa vertebrae pada umumnya.
Vertebra cervicalis III s/d V: Processus spinosus bersifat bifida (bercabang
dua). Foramen transversarium membagi processus transversus menjadi tubercuum
anterius dan posterius. Lateral foramen transversarium terdapat sulcus nervi
spinalis, dilalui oleh n.spinalis.

Vertebra cervicalis V Vertebra cervicalis VII

14
Vertebra cervicalis II-VII Vertebra cervicalis I-VII

Vertebra cervicalis VI: Perbedaan dengan VC I s/d V, yang lain adalah


tuberculum anterius membesar disebut tuberculum caroticum, karena dekat
a.carotica (tuberculum chassaignag).
Vertebra carvicalis VII: Processus spinosus meruncing menuju ke dorsal,
tidak bercabang lagi, sangat menonjol disebut vertebra prominens. Tuberculum
anterius mengecil atau bahkan menghilang. Apabila tuberculum anterius ini justru
bertumbuh, disebut tuberculum costarius (ditemukan juga oleh Chassaignag). Ada
pula yangtumbuh memanjang dan bersendi dengan processus transversus, disebut
costas cervicalis. Foramen transversarium sangat kecil dan belum dilalui oleh urat
darah.

VERTEBRA THORACALES
Bentuk corpus seperti kubus. Dataran depan lebih rendah daripada dataran
belakang.
Processus spinosus berbentuk prismatis, segitiga. Samping corpus terdapat
lekukan disebut fovea costalis corporis. Fovea costalis corporis ini pada Th 1 s/d
10 ada dua yaitu superior dan inferior, sedangkan pada Th 11 dan 12 hanya ada
satu.
Pada processus transversus, pada dataran yang menghadap latero ventral
terdapat cekungan yang disebut fovea costalis transversalis, kecuali pada Th 11
dan 12 tidak ada.
Foramen vertebralenya paling kecil dibanding C ataupun L.

VERTEBRAE LUMBALIS
Bentuk corpusnya seperti ginjal melintang. Dataran depan lebih tinggi
daripada dataran belakangnya.
Processus spinosusnya pendek. Di ujung lateral processus articularis
superior terdapat tonjolan disebut processus mamilaris.
Pada basis processus transversus terdapat tonjolan kecil disebut processus
accesorius.
Foramen vertebralenya berbentuk segitiga.

15
Vertebra thoracales

16
Vertebra lumbalis
OS SACRUM
Berbentuk segitiga, basis menghadap cranial, apex menghadap ke caudal.
Ada 5 macam dataran yang kita jumpai yaitu:
- Facies pelvina yaitu dataran yang menghadap ke muka.
- Facies dorsalis yaitu dataran yang menghadap ke belakang.
- Pars lateralis yaitu dataran yang menghadap ke samping.
- Basis ossis sacri yaitu dataran yang menghadap ke atas.
- Apex ossis sacri yaitu dataran yang menghadap ke bawah.
Facies pelvina berbentuk concaf. Pada linea mediana terdapat garis
melintang 4 buah, disebut linea transversa, bekas tempat persatuan ruas-ruas. Tiap
ujung garis itu terdapat lubang disebut foramina sacralia anteriora, yang ke arah
lateral melanjutkan diri sebagai saluran disebut sulcus nervi spinalis.

17
Facies dorsalis berbentuk convex, banyak tonjolan sebagai tempat
perlekatan otot. Pada linea mediana terdapat rigi yang jelas disebut crista sacralis
media, bekas tempat persatuan processus spinosus. Di sebelah lateralnya terdapat
rigi yang lain disebut crista sacralis articularis yaitu persatuan procesus articularis
masing-masing ruas. Processus articularis superior kiri dan kanan yang paling atas
masih ada, dipakai untuk bersendi dengan L5. Terdapat lubang-lubang yang
disebut foramina sacralia posteriora. Di sebelah lateral lubang ini terdapat lagi rigi
yang disebut crista sacralis lateralis, merupakan sisa persatuan processus
transversus. Canalis vertebralis melanjutkan diri pada bagian dalam os sarum,
yang kemudian keluar pada daerah apex disebut hiatus sacralis. Di sebelah kanan
dan kiri hiatus terdapat tonjolan yang disebut cornu sacrale, yang merupakan sisa
processua articularis inferior os sacrum yang paling bawah.
Pada facies lateralis (pars lateralis) terdapat dataran sendi berbentuk daun
telinga disebut facies auricularis. Sebelah belakang terdapat dataran kasar disebut
tuberositas sacralis, yang ke bawah melanjutkan diri sebagai crista sacralis
lateralis.
Pada facies superior (basis ossis sacri) terdapat facies articularis superior
untuk bersendi dengan L5, juga terdapat processus articularis superior. Tepi atas
dan muka sangat menonjol disebut promotorium.
Facies inferior (apex ossis sacri) merupakan facies articularis yang
berbentuk oval untuk bersendi dengan os coccygeus.
Lanjutan canalis vertebralis pada os sacrum disebut canalis sacralis. Tepi
lateral canalis ini terdapat lubang-lubang yaitu foramina sacralia yang telah
disebutkan di depan. Lateral lubang-lubang ini, dalam os sacrum, terdapat canalis
lagi disebut caalis intersaclaris yang bercabang dua, masing-masing bermuara
pada foramina sacralis anteriora dan posteriora.
Perbedaan os sacrum pria dan wanita:
- Pada pria os sacrum berupa segitiga tak sama sisi, pada wanita merupakan
segitiga sama sisi. Karena, pada wanita lebih besar tetapi lebih pendek
daripada pria.
- Facies pelvina pada pria lebih concaf.

OS COCCYGEUS
Semakin ke caudal, ruas semakin kecil. Pada ruas I terdapat sisa arcus
vertebrae yang lebih lebar daripada ruas yang lain. Pada ujung cranial dan caudal

18
ruas I terdapt discus intervertebralis (tuang rawan) untuk bersendi dengan os
sacrum dan ruas II.
Tepi cranial ruas I terdapat bangunan seperti tanduk, sepasang disebut
cornu coccygea, yaitu sisa processus articularis superior untuk bersendi dengan
cornu sacrale os sacrum. Terdapat pula processus transversus yang telah mengecil.
Ruas II dapat bersatu dengan ruas III. Pada umur lanjut, ruas-ruas terakhir sering
menjadi satu, bahkan ruas I dapat bersatu secara penulangan dengan os sacrum.

Os coccygeus

2. OS STERNUM
Terdiri atas tiga bagian yaitu manubrium sterni (paling atas), corpus sterni
(bagian tengah) dan processus xiphoideus (paling bawah).
Manubrium sterni berbentuk trapezium, bagian tertebal. Lekukan bagian
atas ada tiga yaitu: 1. di tengah disebut incisura jugularis kira-kira setinggi Th3, 2.
di kiri dan kanan disebut incisura clavicularis yang mempunyai facies articularis
untuk bersendi dengan os clavicula (tulang selangka). Tepi lateral atas ada lekukan
disebut incisura costalis prima untuk bersnedi dengan os costa I (tempat
melekatnya cartilago costa I. Di bawah terdapat ½ lekukan, yang bersama-sama
dengan ½ lekukan yang terdapat pada corpus sterni membentuk incisura costalis
secunda untuk bersendi/tempat melekatnya cartilago costa II.
Corpus sterni sampai usia kira-kira 30 tahun masih terpisah dengan
menubrium sterni, lalu bersatu dengan perantaraan serabut tulang rawan disebut
synchondrosis sternalis. Batas antara manubrium sterni dan corpus sterni
menonjol ke depan disebut angulus sterni. Corpus sterni mempunyai dua dataran
yaitu planum sternale (yang menghadap ke muka) dan facies posterior yang
menghadap ke belakang. Planum sternale mempunyai 4 garis melintang, bekas
persatuan ruas sternum, disebut sternebrae. Tepi lateral mempunyai lekukan-
lekukan. Lekukan paling atas hanya ½ seperti telah disebutkan di atas. Lalu ada
lag 5 buah lekukan, tempat melekatnya cartilago costa III s/d VII, disebut incisura
costalis ke III s/d ke VII.

19
Processus xiphoideus, tipis, runcing, ujungnya bisa bercabang atau tidak.
Kadang berlubang. Pada umur lanjut, tulang rawan ini akan mengalami proses
penulangan ata bersatu dengan corpus sterni.

Os sternum

3. OSSA COSTAE
Menurut matrixnya, dibagi menjadi dua bagian yaitu Os costale dan
cartilago costalis, tulang keras dan tulang rawan.
Os costale terdiri dari 3 bagian yaitu: capitulum costae, collum costae dan
corpus costae.

20
Capitulum costae, dataran medialnya mempunyai dataran sendi disebut
facies articularis capituli costae untuk bersendi dengan fovea costalis corporis
vertebrae thoracales. Facies ini pada costa II s/d X terbagi dua oleh rigi yang
disebut crista capituli costae.
Collum costae, ujung lateral posterior menonjol besar dan bulat ke arah
posterior disebut tuberculum costae, untuk bersendi dengan fovea costalis
transversalis vertebrae thoracales. Karena Th 11 dan 12 tidak punya fovea ini
maka costa XI dan XII juga tidak punya tuberculum costae. Pada umumnya tepi
atas collum terdapt rigi disebut crista colli costae.
Corpus costae terletak setelah tuberculum costae. Dekat tempat ini, corpus
membelok membentuk sudut disebut angulus costae. Sudut ini tidak ada pada
costa I dan XII, kadang tak ada pula pada costa XI. Dataran yang menghadap
inferior dan anterior mempunyai alur untuk jalannya a, v, n, intercostalis disebut
sulcus costae.
Costa I pada dataran atas corpus mempunyai tonjolan disebut tuberculum
scaleni lisfranci, tempat melekatnya otot scalenus anterior. Medial tonjoan ini ada
alur disebut sulcus subclavius, dilalui a.subclavia.
Costa II pada dataran atas corpus mempunyai bagian yang kasar disebut
tuberositas costae secunda, tempat melekatnya otot seratus anterior.
Cartilago costalis costa V s/d IX memberi cabang tulang rawan ke
cartilago costalis costa dibawahnya, sehingga terbentuk semacam persendian
disebut articulatio interchondralis. Ke arah depan, cartilago costalis akan melekat
pada sternum (untuk costa I s/d VII), melekat pada cartilago costalis yang berada
di sebelah atasnya (untuk costa VIII s/d X) dan melayang yaitu berakhir bebas
dalam lapisan otot dinding perut (untuk costa XI dan XII). Sehingga ada tiga
macam jenis os costa yaitu:
- costa vera (sejati); yang melekat pada os sternum (I s/d VII).
- Costa spuria (palsu); yang melekat pada cartilago costalis yang ada dis ebelah
atasnya (VIII s/d X).
- Costa fluctuans (melayang); yang berakhir bebas dalam lapisan otot dinding
perut (XI dan XII).

THO RAX
Dibentuk oleh tulang-tulang:
- 12 buah vertebrae thoracales,
- 1 buah os sternum,
- 12 buah ossa costae.
Mempunyai bentuk kerucut, lubang masuk dari atas disebut apertura
thoracis superior, lubang masuk dari bawah disebut apertura thoracis inferior.
Lubang atas agak sempit, berbentuk seperti jantung, letak miring dari
cranioposterior caudo anterior, dibatasi oleh:
- corpus vertebra thoracalis I,
- costa I,
- manubrium sterni yaitu pada jugularis incisura)
Lubang bawah lebih luas, dibatasi oleh:
- corpus vertebra thoracalis XII,

21
- costa XII yaitu arcus costarum (lengkung yang dibentuk oleh tepi-tepi
terbawah costa-costa yang paling bawah),
- processus xiphoideus sterni.
Mempunyai tiga dinding yaitu dinding anterior, posterior dan lateral.
Dinding anterior dibentuk oleh:
- sternum,
- cartilago costales.
Dinding posterior dibentuk oleh:
- columna vertebralis thoracalis,
- bagian popsterior costae sampai angulus costae.
Dinding lateral dibentuk oleh:
- bagian lateral ossa costales.
Dilihat dari belakang, terdapat beberapa alur:
- sulci dorsales, alur antara procesus transversus dan proc. spinosus.
- Sulcus costa vertebralis minor, alur antara ujung proc. transversus dan costa
didekatnya.
- Sulcus costa vertebralis major, alur antara proc. spinosus dan angulus costae.
Dilihat terutama dari samping, terlihat celah antar costa disebut spatia
intercostalis, yang terlebat adalah batas antara os costale dan cartilago costalis.
Dilihat dari depan, terdapat sudut yang dibentuk oleh arcus costarum kiri
dan kanan, yaitu pada daerah processus xiphoidue, disebut angulus infra sternalis.
Dilihat dari sebelah dalam, pada daerah belakang terdapat alur yang
dibentuk oleh columna vertebralis thoracalis dan angulus costae disebut sulci
pulmonales.
Beda thorax pria dan wanita:
- Pada pria lebih panjang dan ramping.
- Sternum pada pria lebih panjang dan ramping.
- Pada pria spatia intercostalis lebih sempit.
- Pada pria angulus infra sternalis lebih sempit dan tajam.

22
PERSENDIAN PADA DAERAH TRUNK

Persendian yang akan dibahas di sini meliputi:


1. Persendian pada daerah trunk, meliputi:
Articulatio sterno costalis
Articulatio sterno clavicularis.
Articulatio costo vertebralis.
Articulatio inter corpus vertebrae.
Articulatio inter arcus vertebrae.
Articulatio sacro lumbalis.
Articulatio sacro coccygeae.
Articulatio sacro illiaca.

1.1 ARTICULATIO STERNO COSTALIS


Dibentuk oleh incisura costalis sterni I s/d VII dengan cartilago costalis I
s/d VII. Macam persendiannya adalah amphiarthrosis (hyaline-joint).
Ligamen yang memperkuat adalah:
- Ligamentum sterno costalis radiata: berbentuk radiar dan spiral, berasal dari
perichondrium dan periosteum costae menuju dataran antrior corpus sterni.
- Ligamentum sterno costalis inter anticulare: berbentuk kecil, berasal dari
incisura costalis sterni menuju corpus sterni lalu ke cartilago costalis.

1.2 ARTICULATIO STERNO CLAVICULARIS


Dibentuk oleh incisura clavicularis sterni dengan facies articuaris sternalis
claviculae, dan mempunyai discus articularis.
Macam persendiannya adalah diarthrosis (bi-axial joint/ellipsoides).
Ligamen yang memperkuat adalah:
- Ligamentum costo clavicularis: kuat, berasal dari bagian superior cartilago
costalis I menuju tuberositas costalis claviculae.
- Ligamentum sterno claviculare: terdapat di bagian anterior dan posterior
persendian, berasal dari clavicula menuju os sternum.
- Ligamentum interclaviculare: mencegah turunnya clavicula, menghubungkan
extremitas sternalis claviculae dextra dan sinistra dengan melalui incisura
jugularis sterni.

1.3 ARTICULATIO COSTO VERTEBRALIS


Dibentuk oleh:
- Fovea costalis corporis superior dan inferior V.TH 1-10 atau fovea costalis
corporis V.TH 11-12 dengan capituli costae, disebut juga articulatio capituli.
- Fovea costalis transversalis V.TH. 1-10 dengan tuberculum costae I-X, disebut
juga articulatio costo transversalis.
Macam persendiaannya adalah diarthrosis (bi-axial joint/ellipsoides).
Ligamen yang memperkuat adalah:
- Ligamentu costo transversarium anterius, posterius, lateralis: berasal dari
collum costae menuju procesus transversus yang berada di sebelah

23
superiornya, masing-masing terdapat pada daerah anterior dan posterior serta
lateral dari setiap persendian.
- Ligamentum capitis costae radiatum: berasal dari capitulum costae menuju
corpus vertebrae dimana capitulum costae bersendi.
- Ligamentum capitis costae intra articulare: berasal dari capitulum costae
menuju discus intervertebralis, membagi dua cavum sendi pada articulatio
capituli.
- Ligamentum tuberculi costae: berasal dari ujung proceus transversus menuju
ke os costa tepat di sebelah posterior tuberculum costae.
Ketiga macam persendian tersebut di atas, di dalam membentuk thorax,
membentuk persendian sebagai rantai kinematika tertutup. Sendi seperti ini,
dipandang dari segi gerak, mempunyai kebebasan gerak yang kecil atau terbatas.
Sendi-sendi tersebut, berguna pula didalam pergerakan pernapasan meskipun
ruang geraknya tidak bebas mengingat bahwa persendian ini merupakan rantai
kinematika tertutup. Keluasan gerak persendian ini di dalam bernapasn,
tergantung pada: daya ekspansi thorax, kapasitas vital paru dan elastisitas paru.
Semakin besar daya ekspansi thorax, semakin besar volume kapasitas vital paru,
dan semakin elastis paru berarti persendian ini makin luas ruang geraknya.
Pada saat inspirasi (tarik napas), persendian ini bergerak sedemikian rupa
sehingga thorax di sebelah superior akan bergerak ke anterior dan di sebelah
inferior lebih mengembang ke lateral. Pada saat ini maka diaphragma akan
bergerak ke arah inferior.
Pada saat ekspirasi (hembus napas), persendian ini akan bergerak sedemikian rupa
sehingga thorax di sebelah superior akan mengempis ke posterior dan di sebelah
inferior akan mengempis ke medial. Pada saat ini maka diaphragma akan bergerak
kembali ke superior.

1.4 ARTICULATIO INTER CORPUS VERTEBRAE


Dibentuk oleh corpus vertebrae yang saling berbatasan, diantaranya
terdapat bantalan sendi yang disebut discus intervertebralis. Discus ini tidak sama
ukurannya untuk setiap persedian. Di daerah cervical, discus ini di bagian anterior
lebih tebal daripada bagian posterior. Di daerah thoracal, bagian anterior sama
tebal denganbagian posterior. Di daerah lumbal, bagian anterior lebih tebal
daripada bagian posterior. Pada daerah cervical dan lumbal, ketidaksamaan tebal
discus bagian anterior dan posterior ini lebih mendukung terbentuknya kurve
normal pada vertebralis, yang dinamakan lordosis cervicalis dan lordosis
lumbalis.
Macam persendiannya adalah amphiarthrosis (hyalinee-joint).
Ligamen yang memperkuat adalah:
- Ligamentum longitudinale anterior: berbentik pita yang lebar, tebal, kuat.
Berasal dari bagian anterior corpus vertebrae yang berada di sebelah superior
menuju ke corpus vertebrae yang berada di sebelah inferiornya, mulai V.C 2
s/d os sarum bagian superior facise pelvina. Di bagian atas, meluas sampai
tuberculum anterior atlantis dan pars basillaris os occipitalis. Di bagian anteror
tiap corpus, ligamentum ini menebal karena mengisi kecekungan yang ada di
situ. Berfungsi membatasi gerak columna vertebralis ke belakang.

24
- Ligamentum longitudinale posterior: berada di sebelah posterior dorpus
vertebrae sehinggaberad di bagian anterior canalis vertebralis. Melekat pada
corpus V.C 2 dan memanjang sampai ke os sacrum. Bentuk di sebelah anterior
melebar, sedangkan di sebelah posterior menyempit. Berfungsi membatasi
gerak columna vertebralis ke arah depan.

1.5 ARTICUlATIO INTER ARCUS VERTEBRAE


Dibentuk oleh procesus articularis inferior vertebrae yang dibelah atas
dengan procesus articularis di daerah cervical lebih kendor dibanding dengan
daerah lumbal ataupun thoracal.
Ligamen yang memperkuat:
- ligamentum intr transversatium: melekat diantara procesus transversus dua
vertebrae yang berdekatan. Berfungsi mengunci persendian.
- Ligamentum flavum: melekat pada permukaan anterior tepi inferior tepi
superior lamina berikutnya. Di daerah cervical lebih tipis dan semakin ke
bawah semakin tebal. Letaknya menutup foramen intervertebrale sehingga
menjadi canalis intervertebralis. Berfungsi memperkuat persendian.
- Ligamentum interspinale: melekat pada tepi inferior suatu procesus spinosus
ke tepi superior procesus spinosus vertebrae yang berada di sebelah bawahnya.
Berhubungan dengan ligamentum supra spinale, makin ke bawah semakin
tebal.
- Ligamentum supra spinale: melekat pada puncak-puncak procesus spinosus
yang dimulai dari V.C 7 sampai ke os sacrum. Di bagian anterior berhubungan
dengan ligamentum interspinale. Berfungsi membatasi gerakan columna
vertebralis ke arah depan.

1.6 ARTICULATIO SACRO LUMBALIS


Dibentuk oleh facies inferior V.L 5 dengan basis ossis sacri. Dan procesus
inferior V.L 5 dengan procesus articularis superior sacri.
Diannya adalah amphiartrosis (hyaline joint).
Ligamen yang meperkuat adalah:
- Ligamentum longitudinale anterior: lihat pembahasan pada articulation inter
corpus vertebrae.
- Ligamentum longitudinale posterior: lihat pembahasan pada articulation inter
corpus vertebrae.
- Ligamentum inter transversarium: lihat pembahasan pada articulation inter
arcus vertebrae.
- Ligamentum flavum: lihat pembahasan pada articulation inter arcus vertebrae.
- Ligamentum inter spinale: lihat pembahasan pada articulation inter arcus
vertebrae.
- Ligamentum supra spinale: lihat pembahasan pada articulation inter arcus
vertebrae.

1.7 ARTICULATIO SACRO COCCYGEAE


Dibentuk oleh apex ossis sacri dengan facies superior coccygeae dan cornu
sacrale dengan cornu coccygeae.

25
Macam persendiannya termasuk amphiarthrosis (hyaline joint).
- Ligamentum sacro coccygeae dorsale superficialis dan profundus: yang
terletak di bagian posterior persendian.
- Ligamentum sacro coccygeae ventrale: yang terletak di bagian anterior
persendian.
Meniscus medialis disebut pula internal semilunar cartilage, berbentuk
panjang dan besar tetapi kurang bulat, berasal dari sebelah anterior fossa
intercondyloidea, melingkar, berakhir pada fossa intercondyloidea sebelah medial
bagian posterior.
Meniscus lateralis disebut pula external semilunar cartilage, terletak di
bagian anterior eminentia intercondyloidea sebelah lateral, melingkar ke posterior
sampai bagian anterior eminentia intercondyloidea bagian lateral, hampir
menyerupai lingkaran bentuknya.
Kedua meniscus ini menutupi facies articularis bagian lateral, melekat
pada bagian lateral capsul articularis, di sebelah anterior dihubungkan oleh
ligamentum.
Di sebelah anterior, condylus femoralis mempunyai dataran sendi
berbentuk katrol dengan mempunyai sulcus di tangannya untuk bersendi dengan
os patella.
Macam persendiannya adalah diarthrosis (uni-axial joint/ginglymus).
Bila diteliti secara terurai maka articulation genu terdiri dari lima
persendian yaitu:
1. articulatio antara os femur dengan os patella
2. articulatio antara os femur dengan meniscus lateralis
3. articulatio antara os femur dengan meniscus medialis
4. articulatio antara meniscus lateralis dengan os tibia
5. articulatio antara meniscus medialis dengan os tibia
Capsul articularis, mempunyai dua lapisan yaitu stratum synoviale dan
stratum firbosum. Stratum synoviale tidak melekat pada stratum fibrosum. Di
bagian posterior menonjol oleh adanya ligamentum cruciatum sehingga menonjol
ke dalam cavum articularis membentuk septum intercondyloideum. Di bagian
superior, di atas patella, stratum ini melanjutkan diri sebagai bursa supra
patellaris. Pada os tibia, capsul ini melekat pad abatas cartilago articularis, karena
fossa intercondyloidea tidak ditutupi oleh cartilago.
Stratum fibrosum, di sebelah posterior berbentuk tipis dan lebar, di sebelah
anterior berupa tendon musculus quadriceps femoris (tendon patellae), di sebelah
lateral berbentuk tebal dan pendek.
Dihubungkan dengan tendon patellae, maka patela berfungsi sebagai
pengungkit dan mencegah perpindahan tendon ini pada saat gerakan flexi lutut.
Dis ebelah kanan dan kiri tendon juga terdapat jaringan ikat, yang kemudian
melekat pada margo infra glenoidalis tibiae, disebut retinaculum patella medialis
dan lateralis.
Lipatan capsul yang terbesar terdapat pada sebelah distal os patella, yang
berisi jaringan lunak disebut plica alaris, yang ujung distalnya bersatu dengan
ligamentum cruciatum.

26
Capsul articularis ini juga merupakan tempat perlekatan beberapa otot,
yaitu m.plentaris, m.popliteus, m.gastrocnemius.
Stratum fibrosum diperkuat oleh ligamentum popliteum di bagian
posterior, oleh ligamentum collaterale laterale di bagian lateral, oleh ligamentum
collaterale mediale di bagian medial, oleh tendon m. quadriceps femoris dan
tendon patellae serta os patella di bagian anterior. Di antara ligamentum
collaterale mediale dan tendon patellae terdapat lagi penguat yang disebut
fascialata. Di sni terdapat bangunan yang disebut patellar retinacular, yang
merupakan perluasan bangunan otot vastus lateralis dan vastus medialis.
Ligamen yang memperkuat persendian ini:
- Ligamentum collaterale mediale/tibiale: melekat pada condylus medialis
femoris dan menuju tuberositas tibiae lalu juga melekat pada condylus
medialis tibiae. Berfungsi menghambat gerak extensi lutut.
- Ligamentum collaterale laterale/fibulare: melekat pada condylus laterale
femoris dan menuju capitulum fibulae. Berfungsi menghambat gerak extensi
lutut.
- Ligamentum patellae: berasal dari bagian inferior os patella menuju
tuberositas tibiae.

1.8 ARTICULARIS SACRO ILIACA


Dibentuk oleh pars lateralis ossis sacri dengan facies auricularis illia.
Macam persendiannya termasuk amphiarthrosis (fibrocartilaginous joint)
Ligament yang memperkuat:
- Ligamentum sacroiliacum auterius/ventrale: menutupi bagian anterior
persendian ini.
- Ligamentum sacroiliacum posterius/dorsale: menutupi bagian posterior
persendian ini, terdiri dari dua kelompok yaitu brevis dan longus.
- Ligamentum sacroiliacum interosseum: terdapat di dalam celah antara os
sacrum dan os ilium.
- Ligamentum sacro spinale: terbentang diantara os sacrum dengan ischiadica.
- Ligamentum sacro tuberale: terbentang diantar os sacrum dengan tuber
ischiadicum. S
Selain itu masih terdapat beberapa ligamentum yang mnghubungkan
secara bersama-sama yaitu:
- Ligamentum ilio lumbale: membentang dari dataran anterior V.L 5 menyebar
ke lateral untuk melekat pada crista iliaca. Berfungsi sebagai penghubung
antara columna vertebralis dengan pelvis (os coxae).
- Ligamentum pubicum superior: terbentang di atas symphisis ossis pubis.
- Ligamentum arcuatum pubis: terbentang di bawah symphisis ossis pubis.

27

Anda mungkin juga menyukai