Anda di halaman 1dari 31

Wanti Nuraini Linda Putri L

FE07019017
Tugas Rangkuman

ANATOMI DAN FISIOLOGI


Adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan atau potongan tubuh dan
bagaimana alat tubuh tersebut bekerja.
Struktur tubuh manusia terdiri dari :
• Sel adalah satu unit dasar dari tubuh manusia dimana setiap organ merupakan penyatuan
dari berbagai macam sel yang dipersatukan satu sama lain oleh struktur-struktur
interselluler. Setiap jenis sel dikhususkan untuk melakukan suatu fungsi tertentu.
Misalnya sel darah merah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke
jaringan.
• Jaringan adalah sekumpulan sel-sel yang pekerjaannya tersusun menjadi satu dan
mempunyai fungsi tertentu . Ada 4 tipe jaringan dasar :
Jaringan epitel = Jaringan yang disusun oleh lapisan sel yang melapisi permukaan organ
seperti permukaan kulit. Jaringan ini berfungsi untuk melindungi organ yang dilapisinya,
sebagai organ sekresi dan penyerapan.
Jaringan pengikat = Sesuai namanya, jaringan pengikat berfungsi untuk mengikat
jaringan dan alat tubuh. Contoh jaringan ini adalah jaringan darah.
Jaringan otot = Jaringan otot terbagi atas tiga yaitu otot polos yang dapat ditemukan di
organ tubuh bagian dalam, otot lurik yang dapat ditemukan pada rangka tubuh, dan otot
jantung yang dapat ditemukan di jantung.
Jaringan saraf = Adalah jaringan yang berfungsi untuk mengatur aktivitas otot dan organ
serta menerima dan meneruskan rangsangan.
• Organ merupakan kumpulan beberapa jaringan untuk melakukan fungsi tertentu dalam
tubuh manusia.
• Sistem organ adalah kumpulan berbagai organ yang bekerja sama untuk melakukan
suatu fungsi tertentu.
Sistem kardiovaskular: memompa darah ke seluruh tubuh
Sistem pencernaan: pemrosesan makanan dengan mulut, perut, dan usus
Sistem endokrin: komunikasi dalam tubuh dengan hormon
Sistem kekebalan: mempertahankan tubuh dari serangan benda yang menyebabkan
penyakit
Sistem integumen: kulit, rambut
Sistem limfatik: struktur yang terlibat dalam transfer limfa antara jaringan dan aliran
darah
Sistem otot: menggerakkan tubuh
Sistem saraf: mengumpulkan, mengirim, dan memproses informasi dalam otak dan saraf
(SS. PUSAT, SS. PERIFER, SS. OTONOM)
Sistem reproduksi: organ seksual
Sistem pernafasan: organ yang digunakan bernafas, paru-paru
Sistem rangka: sokongan dan perlindungan struktural dengan tulang
Sistem urin: ginjal dan struktur yang dihubungkan dalam produksi dan ekskresi urin

Bidang tubuh :
• Median : Bidang tengah, yang membagi tubuh menjadi dua bagian yang hampir sama.
• Bidang sagital : membagi tubuh menjadi bagian kanan dan kiri/ bidang yang sejajar
dengan median.
• Bidang frontal/koronal : membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang / tegak
lurus dgn bidang sagital.
• Bidang transversal : membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah/ bidang melintang
tegak lurus pada arah panjang badan.
Arah / kedudukan bagian tubuh :
• Anterior (depan) / ventralis : bagian depan tubuh
Contoh: Lambung terletak anterior terhadap limpa.
• Posterior (belakang) /dorsalis : Ke arah belakang
Contoh: Jatung terletak posterior terhadap tulang rusuk
• Superior (atas) / kranial : Ke arah atas tubuh yg berdiri
Contoh: Mulut terletak superior terhadap dagu.
• Inferior (bawah) / kaudal : bagian tubuh yang menjauhi kepala dan mengarah ke bagian
bawah tubuh.
Contoh: Pusar terletak inferior terhadap payudara.
• Medial : bagian dari struktur tubuh yang terdekat dengan grs imajiner tubuh/garis
median/ Ke arah tengah menuju bidang median.
Contoh: Jari manis terletak medial terhadap jari jempol.
• Lateral : mengarah ke samping, menjauhi garis imajiner tubuh
Contoh: Telinga terletak lateral terhadap mata.
• Proksimal : mengacu pada bagian suatu struktur yg mendekati garis tengah tubuh.
Contoh: Siku terletak proksimal terhadap telapak tangan.
• Distal : mengacu pada bagian suatu struktur yang menjauhi grs tengah tubuh/ Lebih
dekat dengan ujung anggota.
Contoh: Pergelangan tangan terletak distal terhadap siku.
Arah pergerakan :
• Abduksi : Menjauhkan dari tubuh
• Adduksi : Mendekat/menuju tubuh
• Ekstensi : Meluruskan kembali
• Fleksi : Melipat atau membengkokkan
• Rotasi : Gerakan paksi atau memutar
• Sirkumduksi : Gerakan sirkuler
• Inversi : gerakan sendi pergelangan kaki yg memungkinkan telapak kaki menghadap ke
dalam atau ke arah medial.
• Eversi : gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki menghadap ke
arah luar
• Elevasi : pergerakan struktur ke arah superior spt saat mengatupkan mulut.
• Depresi : menggerakkan suatu struktur ke arah inferior, spt saat membuka mulut.
SISTEM TULANG DAN SENDI

SISTEM MUSKULOSKELETAL (OTOT-RANGKA)


Rangka (skeletal)
bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan tulang rawan (kartilago) sebagai
tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan
posisi
Otot (muscle)
jaringan tubuh yang berfungsi mengubah energi kimia menjadi kerja mekanik sebagai
respons tubuh terhadap perubahan lingkungan.
Sistem Rangka dan Sendi
• Alat gerak tubuh manusia
pasif rangka (skeletal)
aktif  otot (muscle)
• Rangka-tulang: jaringan ikat yg keras & kaku (jaringan penyokong) banyak
mengandung mineral, zat perekat dan zat kapur.
• Tulang rawan, tulang, dan sendi
Fungsi Sistem Rangka :
• Penyangga : berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen, otot, jaringan lunak
& organ
• Penyimpanan mineral (kalsium & fosfat) dan lipid
• Produksi sel darah (red marrow)
• Pelindung : membentuk rongga melindungi organ yang halus & lunak
• Penggerak : dapat mengubah arah & kekuatan otot rangka saat bergerak.
Fungsi Khusus Tulang :
• Sinus-sinus paranasalis: menimbulkan nada pada suara
• Gigi: memotong, menggigit dan menggilas makanan
• Tulang kecil telinga: mengkonduksi gelombang suara
• Panggul wanita: memudahkan proses partus (persalinan)

Faktor Pertumbuhan Tulang : Genetik, nutrisi, faktor endokrin, factor mekanis , penyakit-
penyakit.
Jenis Tulang : Tulang rawan, tulang keras
Tulang rawan berkembang dari mesenkim membentuk sel yang disebut kondrosit,
Kondrosit menempati rongga kecil (lakuna) di dalam matriks dengan substansi dasar
seperti gel (berupa proteoglikans).
Kalsifikasi menyebabkan tulang rawan tumbuh menjadi tulang (keras).

Macam – macam tulang kartilago :


a. Tl. Rawan Hyalin : kuat dan elastis terdapat pada ujung tulang pipa
b. Tl. Rawan Fibrosa : memperdalam rongga dari cawan-cawan (tl. Panggul) dan rongga
glenoid dari skapula.
c. Tl. Rawan Elastik : terdapat dalam daun telinga, epiglotis dan faring.

Sel – sel penyusun tulang :


 Osteoblast : Menghasilkan osteosit dan mengkresikan fosfatase  dalam pengendapan
kalsium dan fosfat ke dlm matrix tulang
 Osteosit : Sel- sel tulang dewasa yang bertindak sebagai lintasan untuk pertukaran
kimiawi melaui tulang yang padat
 Osteoclast : sel-sel yang dapat mengabsorbsi mineral dan matrix tulang. Sel-sel ini
menghasilkan enzym proteolitik yang memecah matrix  mineral tulang  tulang
kalsium fosfat terlepas kedalam darah

Periosteum adalah Membran vaskuler fibrosa yang melapisi tulang, banyak pembuluh
darah dan melekat erat pada tulang.
Struktur mikroskopis tulang :
• Sistem Havers: saluran Havers (saraf, pembuluh darah, aliran limfe)
• Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).
• Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan–lempengan yang mengandung
sel tulang).
• Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke osteon).

Tulang menurut bentuknya :


1. Ossa longa (tulang panjang): tulang yg ukuran panjangnya terbesar, cth: os femur (tulang
paha)
2. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yg ketiga ukurannya kira-kira sama besar, cth: ossa
carpi
3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukuran lebarnya terbesar, cth: os parietale
(tulang pelipis)
4. Ossa irregular (tulang tak beraturan), cth: os sphenoidale
5. Ossa sesamoid (tulang bentuk kecil yg menempel pada tendon/otot, cth: os patella

Thorax terdiri dari Iga 1~7 (iga sejati), Iga 8~10 (iga palsu), Iga 11~12 (iga melayang).
Sendi adalah persambungan/ artikulasio : pertemuan antara dua atau lebih dari tulang rangka.
Jenis sendi berdasarkan struktur :
Fibrosa: hubungan antar sendi oleh jaringan fibrosa
Contoh: sutura
Kartilago/tulang rawan: ruang antar sendinya berikatan dengan tulang rawan.
Contoh: vertebra
Sinovial/sinovial joint: ada ruang sendi dan ligament untuk mempertahankan
persendian.
Contoh: sendi bahu/lutut
Sendi berdasarkan jenis persambungan :
Sinartrosis : sendi yang terdapat kesinambungan karena di antara kedua ujung tulang yang
bersendi terdapat suatu jaringan.
1. Syndesmosis: jaringan penghubungnya mrp jaringan ikat
a. Sutura: tepi-tepi tulang dihubungkan oleh jaringan ikat yg tipis. Cth: di antara tulang-
tulang tengkorak
c. Ghomphosis: tulang yang 1 berbentuk kerucut masuk ke dalam lekuk yang sesuai dgn
bentuk itu pada tulang lain.Cth: antara gigi dg rahang
d. Syndesmosis elastica: jaringan ikat penghubungnya merupakan jaringan ikat elastin.
Cth: di antara arc. Vertebra oleh lig.flavum
e. Syndesmosis fibrosa: jaringan ikat penghubungnya merupakan serat kolagen. Cth:
antara ulna & radius oleh membran interossa antebrachii
Diartrosis : sendi terdapat ketidak-sinambungan karena di antara tulang yang bersendi
terdapat rongga (cavum articulare)
Pada diartrosis terdapat bagian-bagian sbb:
1. Ujung-ujung tulang yg bersendi:
kepala sendi (caput articulare)
& lekuk sendi (cavitas glenoidalis)
2. Simpai sendi (capsula articularis): stratum fibrosum (bagian luar) & stratum synoviale
(bagian dalam)
3. Rongga sendi (cavum articulare) berisi cairan synovial
Alat-alat khusus:
- tendon: membatasi gerak sendi & sebagai penyokong
mekanik
- kartilago & bantalan lemak (fat pads): discus &
meniscus articulares sebagai alat menerima tumbukan,
penyangga, & untuk mengurangi diskongruen
- ligament (accessories, extracapsular, & intracapsular
ligaments)
SISTEM PENCERNAAN
Mulut
Mulut adalah pintu masuk utama sekaligus organ pencernaan yang pertama. Di sini terjadi 2 tipe
pencernaan, yaitu pencernaan secara mekanik dan kimia. Pencernaan mekanik melibatkan gigi-
gigi yang ada di dalam mulut, bertugas untuk mengunyah, mengoyak, sekaligus menghancurkan
makanan yang kasar dan besar-besar menjadi lebih halus. Proses pemecahan makanan juga
dibantu oleh air liur (saliva) dan jus pencernaan, hal inilah yang disebut dengan pencernaan
kimiawi. Air liur atau ludah diproduksi oleh kelenjar ludah yang terletak di bawah lidah dan
dekat rahang bawah. Air liur mengandung enzim pencernaan yang membantu melumatkan
makanan, sehingga lebih mudah ditelan ke kerongkongan. Enzim pencernaan tersebut bernama
enzim amilase, fungsinya untuk memecah karbohidrat (pati dan gula). Saat hendak menelan,
lidah berfungsi untuk membantu mendorong makanan menuju kerongkongan. Di permukaan
lidah terdapat banyak papila kasar untuk menggenggam makanan karena digerakkan oleh otot-
otot lidah. Ada sebuah katup kecil di tenggorokan bernama epiglotis, yang menutup saluran
pernapasan ketika Kita makan dan minum. Hal ini dapat membantu mencegah tersedak ketika
makanan masuk ke kerongkongan.
Kerongkongan (esofagus)
Sebelum masuk ke lambung, makanan akan bergerak di dalam kerongkongan dibantu oleh
gerakan peristaltik. Kerongkongan atau esofagus adalah saluran yang menghubungkan antara
mulut dan lambung, terletak di antara tenggorokan dan lambung. Di dalam kerongkongan
terdapat lapisan otot yang memungkinkan dinding-dindingnya bergerak dan membantu
melumatkan makanan. Saat makanan mencapai ujung kerongkongan, sfingter (cincin otot) yang
ada di esofagus bagian bawah akan relaksasi dan membiarkan makanan masuk ke lambung.
Sfingter ini kemudian akan kembali menutup agar isi perut Kita tidak kembali naik ke
kerongkongan.
Lambung
Lambung adalah organ seperti kantung, berbentuk seperti huruf J, dan memiliki dinding berotot
yang kuat. Lambung terletak di sisi kiri rongga perut, lebih rendah dari diafragma. Rata-rata
ukuran lambung adalah serupa dua kepalan tangan Kita yang diletakkan bersebelahan. Lambung
berfungsi sebagai tangki penyimpanan sekaligus mencerna makanan yang masuk ke dalam
tubuh. Lambung akan mengeluarkan zat asam (asam hidroklorat atau HCl) dan enzim kuat untuk
membantu memecah dan mencerna makanan. Dengan bantuan enzim dan jus pencernaan,
makanan di dalam lambung akan berubah bentuk menjadi semi-cair, disebut dengan chyme.
Bentuk makanan yang seperti inilah yang akan bergerak masuk ke usus halus. Sebagian besar
makanan akan meninggalkan lambung dan berpindah ke usus halus sekitar 4 jam setelah makan.
Usus halus
Sebagian besar proses pencernaan dan penyerapan makanan terjadi di usus halus. Usus halus
adalah tabung panjang yang berbentuk seperti lilitan di dalam perut. Lipatan pada usus halus ini
digunakan untuk memaksimalkan pencernaan dan penyerapan nutrisi dari makanan. Panjang
usus halus manusia rata-rata kurang lebih 600 cm. Usus halus terdiri dari 3 bagian, yaitu
duodenum (usus 12 jari), jejunum (bagian tengah melingkar), dan ileum (bagian terakhir usus
halus). Otot-otot usus halus dapat mencerna makanan dengan bantuan enzim dari pankreas, hati,
dan kantong empedu. Berikut perannya masing-masing:
1. Pankreas
Pankreas adalah organ berbentuk lonjong yang berfungsi untuk mengeluarkan enzim ke dalam
usus halus. Enzim ini akan memecah protein, lemak, dan karbohidrat dari makanan.
2. Hati (liver)
Hati memiliki 2 fungsi utama, yaitu menghasilkan cairan empedu dan membersihkan darah yang
mengandung nutrisi dari usus halus.
3. Kantong empedu
Kantong empedu adalah organ berbentuk buah pir yang berada tepat di bawah hati. Ada banyak
fungsi kantong empedu, yaitu untuk menyimpan cairan empedu yang diproduksi oleh hati,
membantu mencerna lemak, dan menghilangkan zat-zat limbah dari darah.

Selama Kita makan, kantong empedu akan berkontraksi untuk mengirimkan cairan empedu ke
usus halus. Makanan yang sudah bercampur dengan enzim dan cairan empedu tersebut kemudian
akan dicerna dan diserap nutrisinya, dibantu dengan gerakan peristaltik di sepanjang usus halus.

Dinding usus halus bertugas untuk menyerap air dan nutrisi dari makanan ke dalam aliran darah.
Sementara itu, zat-zat limbah dari proses pencernaan akan berpindah ke usus besar. Pada saat
meninggalkan usus halus, sekitar 90% semua nutrisi dari makanan sudah diserap dengan
sempurna.

Usus besar
Usus besar adalah tabung berotot sepanjang 152-183 cm yang berbentuk U terbalik, letaknya
mengelilingi usus halus. Organ ini menghubungkan sekum (bagian pertama usus besar) ke
rektum (bagian akhir usus besar) Fungsi usus besar adalah mengeluarkan air dan garam
(elektrolit) dari sisa-sisa makanan yang tidak tercerna dan mengubah limbah menjadi tinja atau
feses. Proses ini dibantu juga dengan adanya bakteri simbiosis yang menyerap sejumlah nutrisi
penting dari limbah, terutama vitamin K.
Bagian-bagian usus besar antara lain:
Sekum: bagian pertama usus besar, yaitu tempat perpindahan makanan dari usus halus ke usus
besar.
Kolon asenden: bagian usus besar yang bergerak naik, terletak di kanan rongga perut.
Kolon transversum: melintang dari arah kanan ke kiri di bagian atas rongga perut.
Kolon desenden: bagian usus besar yang bergerak turun, terletak di kiri rongga perut.
Kolon sigmoid: bagian akhir usus besar yang berbentuk huruf S, terhubung dengan rektum.
Rektum: tempat berkumpulnya tinja atau feses sebelum dikeluarkan lewat anus.
Zat-zat limbah yang masuk ke usus besar meliputi sisa-sisa makanan, cairan, dan sel-sel tua yang
berasal dari saluran pencernaan. Makanan yang masuk ke usus besar awalnya berbentuk semi-
cair, kemudian akhirnya berubah menjadi padat setelah kandungan airnya diserap oleh tubuh.

Usus besar juga melakukan gerakan peristaltik yang berfungsi untuk membantu memindahkan
feses ke rektum. Feses akan disimpan di kolon sigmoid sebelum terdorong ke rektum dan keluar
lewat anus pada saat buang air besar. Feses biasanya membutuhkan waktu sekitar 36 jam untuk
melewati usus besar.

Ketika gas atau tinja mulai masuk ke rektum, sensor akan mengirim sinyal ke otak. Berkat sinyal
tersebut, otak akan memutuskan apakah gas atau tinja akan dilepaskan atau tidak.

Saat Kita merasa ingin buang air besar, sfingter (otot) akan rileks dan rektum berkontraksi. Hal
inilah yang membuat feses keluar saat Kita buang air besar.

Sedangkan ketika Kita menahan buang air besar, sfingter akan kontraksi dan menahan supaya
feses tidak keluar. Alhasil, sensasi ingin buang air besar akan hilang sementara.

Anus
Anus adalah bagian terakhir dari saluran pencernaan. Anus terdiri dari otot-otot dasar panggul
dan dua sfingter anal (otot internal dan eksternal). Otot dasar panggul membentuk sebuah sudut
antara rektum dan anus, fungsinya untuk menghentikan tinja keluar saat Kita tidak ingin buang
air besar. Sedangkan sfingter anal berfungsi untuk membantu mengendalikan keluarnya feses.
Sfingter anal internal membantu mencegah Kita buang air besar pada saat tidur. Sedangkan
setelah Kita menyadari ingin buang air besar, maka giliran sfingter eksternal yang membantu
menahan feses agar tidak keluar sebelum Kita sampai ke toilet.
SISTEM SARAF

Bagian Sistem Saraf pada Manusia

Secara umum, sistem saraf terdiri dari beberapa bagian, yaitu otak, sumsum tulang belakang, dan
sel-sel saraf (neuron). Fungsi dari bagian-bagian ini saling berhubungan satu dengan yang lain.
Berikut adalah penjelasannya:

Otak

Otak adalah pusat kendali yang bertugas untuk mengatur segala fungsi di tubuh, mulai dari
gerakan, sekresi atau mengeluarkan hormon, daya pikir atau kognitif, sensasi, hingga emosi.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang adalah bagian dari sistem saraf pusat. Sebagian rangsangan yang
sifatnya refleks bisa melewati sumsum tulang belakang tanpa melewati otak.

Sel saraf (neuron)

Neuron adalah unit kerja sistem saraf pusat. Terdiri dari 12 nervus kranial, semua nervus spinal,
dan cabangnya. Fungsinya sebagai penghantar informasi berupa rangsangan atau impuls. Dengan
adanya sel-sel saraf ini, baik organ maupun sistem gerak bisa memberikan respons sebagaimana
mestinya.

Fungsi Sistem Saraf pada Manusia

Setelah mengetahui bagian umum dari sistem saraf, Anda perlu mengenali fungsi sistem saraf.
Fungsi yang paling utama adalah untuk menerima, mengolah dan menyampaikan rangsangan
dari seluruh organ. Fungsi ini akan berjalan dengan baik jika ada koordinasi antara fungsi
sensorik, fungsi pengatur, dan fungsi motorik.

Selain itu, jika diuraikan lebih lanjut, sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi memiliki fungsi
sebagai berikut:
Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat mengendalikan seluruh pengaturan dan pengolahan rangsangan, mulai dari
mengatur pikiran, gerakan, emosi, pernapasan, denyut jantung, pelepasan berbagai hormon, suhu
tubuh, hingga koordinasi seluruh sel saraf untuk melakukan fungsi pengaturan di dalam tubuh.

Sistem saraf tepi

Fungsi utama dari sistem saraf tepi adalah menerima rangsangan dan menghantarkan semua
respons yang sudah diolah oleh sistem saraf pusat. Sistem ini terdiri dari beberapa fungsi dan
bagian, yaitu:

Fungsi sensorik

Bagian ini berfungsi untuk menerima setiap rangsangan atau impuls, baik yang dari luar maupun
dalam tubuh. Rangsangan yang diterima bisa berupa cahaya, suhu, bau, suara, sentuhan, tekanan.

Fungsi motorik

Bagian motorik berperan untuk memberikan tanggapan atau reaksi tubuh terhadap rangsangan
yang sudah diproses oleh sistem saraf pusat. Ketika terkena gangguan, misalnya karena penyakit
saraf motorik, maka tubuh tidak dapat bergerak dengan normal atau bahkan tidak dapat bergerak
sama sekali.

Fungsi somatik

Selain kedua fungsi tersebut, sistem saraf tepi juga mengelola respons semua kegiatan yang tidak
disadari, seperti respons flight-or-fight dan kebalikannya.

Contohnya, ketika mengalami ancaman, tubuh akan merespons keadaan tersebut dengan
mempercepat denyut nadi, meningkatkan frekuensi pernapasan, serta meningkatkan aliran darah.
Setelah keadaan yang dirasa mengancam sudah teratasi, tubuh akan mengembalikan respons ke
kondisi normal.

Beberapa penyakit tertentu, seperti gegar otak, meningitis, penyakit Alzheimer, penyakit
Parkinson, multiple sclerosis, dan kanker otak, dapat menyebabkan terganggunya fungsi sistem
saraf pusat.
Sistem Tulang dan Sendi

Pengertian Sendi

Sendi merupakan tempat dua tulang bertemu (penghubung antartulang). Tulang di dalam tubuh
dihubungkan oleh tulang rawan dan ligamen. Di dalam tubuh terdapat cairan yang disebut
dengan cairan sinovial. Cairan ini berfungsi untuk menyerap syok dan memungkinkan tulang dan
sendi melakukan gerakan halus. Seseorang akan rentan mengalami gangguan sendi ketika salah
satu dari bagian tersebut terganggu.

Macam-Macam Sendi

Berdasarkan sifat gerakannya, ada tiga macam sendi, yaitu:

1. Sendi mati (sinartrosis), merupakan sendi yang tidak bisa bergerak. Contohnya sendi
yang terdapat pada tulang tengkorak.

2.

3. Sendi kaku (amfiartrosis), merupakan sendi yang masih dapat digerakkan meski


gerakannya terbatas. Contohnya sendi yang terdapat pada tulang antarruas tulang
belakang dan tulang rusuk. 

4.

5. Sendi gerak (diartrosis), merupakan sendi yang dapat digerakkan secara leluasa.

Berdasarkan arah gerakannya, ada tiga macam sendi, yaitu:

1. Sendi geser (plane). Contoh dari sendi ini adalah sendi pada ruas tulang belakang. Sendi
ini memungkinkan gerakan antara tulang yang satu menggeser yang lain.

2.

3. Sendi engsel (hinge) merupakan sendi yang memungkinkan terjadinya pergerakan satu


arah saja. Biasanya, sendi engsel hanya bisa diluruskan atau ditekuk. Sendi engsel ada
pada tulang lutut dan siku.

4.
5. Sendi gulung (condylar). Sendi ini memungkin tubuh untuk melakukan gerak rotasi pada
poros, tapi gerakannya terbatas. Contohnya, hubungan antara tulang hasta dan pengumpil.

6.

7. Sendi putar (pivot) merupakan salah satu sendi yang gerakan salah satu ujung tulangnya
mengitari atau membuat gerakan berputar pada ujung tulang lain. Sendi inilah yang
membuat kepala kita bisa berputar dengan enak. Contohnya, sendi antara tulang
tengkorak dan atlas.

8.

9. Sendi peluru (ball and socket) merupakan sendi yang bisa bergerak ke segala arah.
Bentuknya mirip bola dan tulang seperti mangkuk. Contohnya, sendi yang
menghubungkan antara tulang atas dan gelang bahu.

10.

11. Sendi pelana (saddle), sendi ini mampu bergerak ke samping dan depan, atau membuat
gerakan dua arah. Contoh sendi penala adalah sendi di tulang pangkal ibu jari.

Gangguan pada Sendi dan Tulang

1. Autoimun

Gangguan sendi umum autoimun adalah artritis reumatoid. Jika kamu mengalami gangguan
sendi, sistem kekebalan tubuh akan menyebabkan kerusakan pada tulang rawan dan jaringan
ikat, yang akan kehilangan tekstur halus dan menjadi kasar.

Seiring berjalannya waktu, tulang rawan akan lemah. Obat-obatan yang bisa mengontrol respons
sistem imun dan mengurangi peradangan merupakan obat yang bisa digunakan untuk mengatasi
masalah ini.

2. Inflamasi

Gangguan sendi inflamasi disebabkan oleh pilihan pola makan yang kurang sehat, serta luka atau
infeksi. Ketika seseorang mengalami kondisi ini, gejalanya bisa berupa sendi menjadi merah,
nyeri, dan bengkak. Gangguan ini berupa encok, psoriasis artritis, dan artritis enteropati
(penyakit Crohn). Penyakit sendi inflamasi umumnya punya periode kambuh dan remisi.

3. Degeneratif

Gangguan sendi jenis ini merupakan gangguan yang amat umum dari penyakit sendi. Gangguan
sendi ini contohnya dislokasi, keseleo, atau kerusakan sendi lainnya. Cara untuk mengatasi
dislokasi atau keseleo bisa dengan beristirahat. Selanjutnya, diikuti dengan mengompres bagian
yang cedera mengggunakan es untuk mengurangi pembengkakan. Hal ini akan membantu
mempercepat proses penyembuhan.

4. Infeksi

Sendi bisa meradang akibat infeksi. Infeksi ini bisa dalam tubuh atau sendi. Jenis gangguan sendi
meliputi kondisi seperti septic Infeksi pada sendi di antaranya berupa artritis dan Lyme artritis.

Lyme arthritis disebabkan oleh infeksi bakteri yang ditularkan melalui gigitan kutu. Gejala
termasuk ruam, kelelahan, dan gejala seperti flu. Infeksi bakteri ini terjadi ketika bakteri masuk
ke dalam tubuh dan melakukan perjalan ke sendi, sehingga menimbulkan kerusakan jaringan.
Sistem Indra

Pada tubuh manusia memiliki alat indera dengan berbagai fungsi atau kegunaan. Alat indera
pada manusia disebut juga dengan panca indera. Karena alat indera manusia terdiri dari lima,
yakni indera penglihatan ( mata), indera pendengar ( telinga), indera pembau ( hidung), indera
pengecap ( lidah), dan indera peraba ( kulit). Indera penglihatan (mata) Indera penglihatan pada
manusia adalah mata. Indera penglihatan disebut juga fotoreseptor, karena mata sangat peka
terhadap rangsangan cahaya Mata merupakan organ indera khusus yang mampu menerima
gambar visual. Selanjutnya gambar visual tersebut dibawa ke otak. . Bagian Mata dan Fungsinya
Di dalam mata terdapat beberapa bagian sebagai proses penglihatan. Bagian-bagian tersebut
memiliki fungsinya masing-masing. Berikut bagian pada mata: Kornea Kornea mata berfungsi
meneruskan cahaya yang masuk ke dalam mata. Cahaya tersebut akan masuk dan berakhir pada
selaput jala atau retina. Iris Iris merupakan selaput pelangi yang letaknya di belakang kornea
mata. Di tengah selaput pelangi terdapat celah yang disebut anak mata atau pupil. Pupil berfungsi
untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata. Iris mengandung pembuluh
darah dan pigmen, jumlah pigmen akan menentukan warna mata. Bila tidak ada pigmen maka
mata akan berwarna merah. Lensa Lensa mata berfungsi untuk memfokuskan agar cahaya yang
masuk ke dalam mata jatuh tepat pada retina. Maka benda yang terlihat tampak jelas. Lensa
dapat menipis atau menebal sesuai jarak mata dengan benda yang dilihat. Retina Retina
berfungsi untuk menangkap cahaya yang masuk ke dalam mata. Retina terletak di paling
belakang pada mata. Baca juga: Saat Bersin, Kenapa Mata Kita Tertutup? Saraf mata Saraf mata
memiliki fungsi untuk meneruskan rangsang cahaya ke otak. Semua informasi akan dibawa saraf
yang kemudian diproses ke otak. Otot mata Otot mata berfungsi untuk menggerakan bola mata.
Sehingga mata bergerak ke kanan, kiri, atas dan bawah. Pada setiap mata terdapat enam otot
lurik yang menghubungkan bola mata dengan tulang di sekitarnya.

Telinga Indera pendengar (telinga) Indera pendengar manusia adalah telinga. Telinga selain
berfungsi sebagai indera pendengaran, juga sebagai alat keseimbangan. Dikutip situs resmi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pada telinga terdiri tiga bagian,
yakni: Telinga luar Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga, saluran telinga luar. Daun
telinga tersusun atas tulang rawan dan jaringan fibrosa, kecuali pada ujung paling bawah yaitu
cuping telinga. Baca juga: Misteri Tubuh Manusia: Kenapa Kita Punya Kotoran Telinga? Fungsi
daun telinga untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk ke dalam telinga. Saluran
telinga luar berfungsi menghasilkan minyak serumen. Letaknya dekat dengan lubang telinga dan
dilengkapi rambut-rambut halus untuk menjaga agar benda asing tidak masuk. Telinga tengah
Telinga bagian tengah merupakan suatu ruang di dalam tulang pelipis dengan dilapisi jaringan
mukosa. Pada telinga tengah terdapat tulang pendengaran dan saluran eustachius. Tulang
pendengaran adalah tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Ketiganya saling
berhubungan melalui sendi dan memiliki fungsi mengalirkan getaran suara dari gendang telinga
menuju rongga telinga dalam. Sementara itu saluran eustachius merupakan saluran yang
menghubungkan telinga tengah dengan faring. Saluran tersebut berfungsi menjaga keseimbangan
tekanan udara telinga luar dengan tengah. Telinga dalam Pada telinga bagian dalam terdiri atas
jendela, labirin, dan organ korti. Jendela pada telinga ada dua macam yaitu tingkap oval dan
tingkap bulat (jorong). Baca juga: Bagian Hidung dan Fungsinya Telinga dalam terdiri dari
rongga yang menyerupai saluran. Rongga itu disebut labirin tulang dan rongga yang dilapisi
membran disebut labirin membran. Labirin tulang terdiri dari tiga bagian yaitu vestibula, koklea
(rumah siput), dan tiga saluran setengah lingkaran.

Hidung Indera pembau (hidung) Indera pembau memiliki fungsi untuk merespon rangsangan
bau. Hidung adalah indera khusus yang terletak di dalam rongga hidung yang merupakan daerah
sensitif. Pada indera pembau ada beberapa sruktur: Sel-sel penyokong yang berupa sel-sel epitel
sel-sel pembau (sel olfaktori) yang berupa sel saraf sebagai reseptor. sel olfaktori sangat peka
pada rangsangan gas kimia. Dalam sel-sel olfaktori memiliki tonjolan ujung dendrit berupa
rambut yang terletak di selaput lendir hidung. Ujung yang lain berupa tonjolan akson membentuk
berkas yang disebut saraf otak (nervus olfaktori).

Indera pengecap (lidah) Lidah merupakan indera pengecap pada manusia. Pada permukaan lidah
terdapat tonjolan kecil yang disebut papila, sehingga permukaan lidah terlihat kasar. Baca juga:
Mengapa Anjing Selalu Menjulurkan Lidah? Berdasarkan bentuk papila dibedakan menjadi tiga
jenis, yakni: Papila filiformis Papila filiformis adalah berbentuk seperti benang. Papila tersebut
banyak terdapat pada bagian depan lidah. Papila fungiformis Papila fungiformis adalah papila
yang berbentuk tonjolan, seperti kepala jamur. Untuk letaknya ada dibagian depan lidah dan sisi
lidah. Papila sirkumvalata Papila sirkumvalata adalah papila yang bentuknya sepeerti huruf V
terbalik dan ada pada pangkal lidah. Di dalam papila tersebut terdapat banyak tunas pengecap.
Setiap tunas pengecap akan merespon secara maksimal salah satu rasa.

Indera peraba (kulit) Kulit merupakan indera peraba yang di dalamnya terdapat ujung-ujung
saraf peraba. Bagian paling peka adalah ujung jari dan bibir Dari Kulit Hewan Hingga Kain
Kulit dapat membedakan kasar, halus, panas, dingin, dan sakit. Kulit adalah organ terluar dari
tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Kulit adalah organ yang memiliki banyak fungsi,
seperti sebagai pelindung tubuh dari berbagai hal yang dapat membahayakan, berperan dalam
eksresi, pengatur suhu tubuh. Secara umum kulit memiliki 2 lapisan yaitu epidermis (kulit ari)
dan dermis (kulit jangat). Lapisan epidermis Lapisan Epidermis adalah lapisan luar yang terus
berganti, tipis dan tidak mempunyai pembuluh darah ataupun sel saraf. Lapisan dermis Lapisan
dermis letaknya di bawah epidermis terdiri atas sel-sel yang longgar dengan letak yang berjauhan
dan mengandung pembuluh darah. Pada bagian kulit terdapat reseptor khusus untuk
membedakan sentuhan, tekanan, temperatur (panas dan dingin), rasa sakit atau nyeri.
SISTEM URINARIA

Sistem urinaria adalah sistem organ yang berfungsi untuk menyaring dan membuang zat limbah
dengan cara menghasilkan urine. Jika fungsi sistem ini terganggu, limbah dan racun bisa
menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.

Sistem urinaria atau saluran kemih terdiri dari ginjal, kandung kemih, ureter, dan juga uretra
(saluran kencing). Setiap bagian dalam sistem urinaria memiliki fungsi dan peranannya masing-
masing. Melalui saluran kemih, urine yang membawa limbah dan racun akan dikeluarkan dari
dalam tubuh.

Bagian dari Sistem Urinaria dan Fungsinya

Urine adalah limbah cair yang terdiri dari air, garam, dan zat sisa metabolisme tubuh, seperti
urea dan asam urat. Agar proses berkemih atau buang air kecil berlangsung normal, semua
bagian dalam sistem urinaria perlu bekerja dengan baik.

Berikut ini adalah organ-organ yang tergolong dalam sistem urinaria beserta fungsinya:

1. Ginjal

Tubuh manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di area punggung kiri dan kanan, tepat di
bawah tulang rusuk bagian belakang. Masing-masing ginjal memiliki ukuran sebesar kepalan
tangan orang dewasa dan berbentuk menyerupai kacang.

Fungsi utama ginjal adalah mengatur jumlah air dalam darah, menyaring zat limbah atau sisa
metabolisme tubuh, menghasilkan hormon yang berfungsi untuk mengendalikan tekanan darah
dan produksi sel darah merah, serta mengatur pH atau tingkat keasaman darah.

2. Ureter

Ureter adalah bagian dari sistem urinaria yang berbentuk menyerupai saluran pipa atau tabung.
Ureter berfungsi untuk mengalirkan urine dari masing-masing ginjal untuk ditampung di
kandung kemih.

3. Kandung kemih
Organ yang berada di dalam perut bagian bawah ini bertugas menyimpan urine. Jika kandung
kemih sudah terisi penuh oleh urine, akan timbul dorongan untuk buang air kecil. Kandung
kemih orang dewasa mampung menampung urine hingga 300–500 ml.

4. Uretra

Uretra atau saluran kencing adalah saluran yang menghubungkan antara kandung kemih ke
lubang saluran kemih pada ujung penis atau vagina.

Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm, sedangkan uretra pada wanita hanya sekitar 4
cm saja. Pada bagian antara kandung kemih dan uretra terdapat cincin otot atau sfingter yang
bertugas menjaga urine agar tidak bocor.
SISTEM ENDOKRIN

Tubuh manusia diatur oleh beragam senyawa kimia. Sistem kelenjar endokrin merupakan salah
satu sistem utama pada tubuh yang mengoordinasikan senyawa-senyawa kimia tersebut. Kinerja
sistem endokrin berdampak kepada hampir seluruh sel, organ, serta berbagai fungsi di tubuh
manusia.

Sistem endokrin tersusun oleh beragam kelenjar, termasuk hormon-hormon yang dihasilkannya.
Dalam proses kerjanya, sistem endokrin banyak bekerja sama dengan sistem saraf, yang
membentuk sistem neuroendokrin.

Cara Kerja Kelenjar Endokrin

Secara umum, kelenjar endokrin bertanggung jawab atas hampir seluruh proses dalam tubuh
yang berlangsung lambat, mencakup pertumbuhan sel, tumbuh kembang badan, proses
reproduksi, serta metabolisme. Sedangkan proses tubuh yang berlangsung lebih cepat, misalnya
pernapasan dan pergerakan tubuh, diatur oleh sistem saraf.

Di dalam sistem endokrin, kelenjar dan hormon bagaikan sebagai fondasi. Hormon merupakan
senyawa kimia yang tugasnya mengirim informasi dan perintah dari sel satu ke sel yang lain.
Masing-masing hormon dirancang khusus untuk bekerja spesifik pada sel-sel tertentu. Oleh
karena itu, banyak hormon berbeda yang hilir mudik di dalam aliran darah.

Kelenjar-kelenjar di Dalam Sistem Endokrin

Macam-macam kelenjar di dalam sistem endokrin, antara lain adalah:

Kelenjar tiroid

Kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) yang bertugas
mengendalikan tingkat pembakaran energi dari makanan. Selain itu sel parafolikular di kelenjar
tiroid menghasilkan hormon kalsitonin yang berperan dalam pembentukan tulang.

Kelenjar paratiroid

Kelenjar ini melepaskan hormon paratiroid yang tugasnya adalah mengatur kadar kalsium dalam
darah. Tugas hormon ini dibantu oleh hormon kalsitonin yang dihasilkan tiroid.
Kelenjar pituitari

Kelenjar pituitari atau hipofisis merupakan kelenjar terpenting dalam sistem endokrin. Kelenjar
pituitari memproduksi hormon yang fungsinya mengatur berbagai kelenjar endokrin lainnya.
Termasuk di dalamnya hormon prolaktin yang sangat penting bagi ibu menyusui, dan hormon
luteinizing yang berperan dalam mengatur estrogen pada wanita dan testosterone pada pria.

Kelenjar adrenal

Kelenjar adrenal terbagi menjadi dua bagian. Pertama, bagian korteks yang memproduksi
hormon kortikostreroid. Hormon ini bertugas mengatur keseimbangan cairan dan kadar garam di
dalam tubuh. Hormon ini juga memengaruhi metabolisme, sistem imun, respons tubuh terhadap
stres, serta perkembangan dan fungsi seksual. Kedua, bagian medulla yang memproduksi
hormon epinefrin atau adrenalin. Ketika tubuh mengalami stres, epinefrin meningkatkan tekanan
darah dan detak jantung.

Kelenjar pankreas

Memproduksi dua hormon penting, yaitu glukagon dan hormon insulin. Kedua hormon ini
bekerja sama untuk memelihara kadar gula darah dan memelihara simpanan energi di dalam
tubuh.

Kelenjar reproduksi

Kelenjar reproduksi pada pria (testis) terdapat di skrotum, sedangkan kelenjar reproduksi wanita
(indung telur atau ovarium) terdapat di rongga panggul. Testis memproduksi hormon testosteron,
sedangkan indung telur memproduksi hormon wanita, yaitu estrogen dan progesteron.

Tubuh terdiri dari begitu banyak unsur dan senyawa kimia. Jika terjadi gangguan yang
menyebabkan kondisi berbagai senyawa tersebut menjadi tidak seimbang, misalnya terlalu
sedikit atau terlalu banyak, dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan. Umumnya, dokter
akan menangani masalah pada sistem kelenjar endokrin dengan mengendalikan produksi hormon
atau menggantikan hormon tertentu dengan obat-obatan.
SISTEM IMUN

Sistem imun merupakan sistem pertahanan atau kekebalan tubuh. Sitem imun berperan dalam
mengenal, menghancurkan benda-benda asing atau sel abnormal yang merugikan tubuh. Sistem
imun tidak memiliki tempat khusus dalam tubuh manusia dan tidak dikontrol oleh organ pusat,
seperti otak. Sel-sel tertentu berperan sebagai pasukan pertahanan untuk memerangi benda asing
yang masuk tubuh yang berpotensi menimbulkan gangguan pada tubuh. sistem imun adalah
kelompok pertahanan yang ditemukan pada manusia untuk membantu mengusir organisme
penyebab penyakit yang ada di dalam tubuh. Pada pertahanan tubuh dibagi menjadi dua tipe,
yakni: Pertahanan tubuh bawaan (non spesifik) Pertahanan tubuh bawaan merupakan garis utama
tubuh yang pertama melawan semua agen asing yang masuk ke dalam tubuh. Alat yang
menghalangi dalam imunitas bawaan, seperti kulit, air mata, mukus (cairan lengket dan tebal
yang disekresikan oleh membran dan kelenjar mukosa), dan air ludah. Mereka berfungsi untuk
mencegah laku peradangan setelah terjadi luka atau infeksi. Mekanisme kekebalan bawaan
adalah menghalangi masuknya dan penyebaran penyakit. Tapi tidak spesifik mengusir atau
mencegah secara keseluruhan. Pada pertahanan tubuh bawaan memiliki dua garis pertahanan,
yakni: Garis pertahanan bagian eskternal ada beberapa macam pada pertahanan bagian
eksternal: Kulit Kulit ditutupi sel-sel epitel yang sangat rapat. Kulit yang normal tidak dapat
ditembus oleh bakteri dan virus. Mikroorganisme hanya dapat masuk melalui kulit yang terluka.
Itu menyulitkan bakteri dan virus untuk dapat tetap hidup di permukaan kulit. Apalagi lapisan
sel-sel yang mati membuat permukaan kulit selalu berganti maka bakteri yang ada di permukaan
kulit selalu terbuang dengan sel yang mati. Membran mukosa Membran mukosa melapisi saluran
pencernaan, saluran respirasi, saluran kelamin dan saluran ekskresi. Membran mukosa juga tidak
bisa ditembus bakteri dan virus. Karena antara satu membran dan membran lain sangat rapat.
Membran mukosa menghasilkan lendir yang merupakan cairan kental untuk mengikat dan
menggumpalkan bakteri yang masuk kedalam tubuh. Gumpalan itu dibuang oleh tubuh dalam
bentuk cairan kental melalui mekanisme bersin atau batuk. Baca juga: Peneliti: Uban Berkaitan
dengan Sistem Imun Manusia Zat kimia antimikroba Zat kimia dapat menghancurkan lapisan
peptidoglikan dinding sel bakteri. Interferon yang merupakan protein antivirus yang dapat
disintesis oleh sebagian besar sel tubuh sebagai respon terhadap kehadiran virus. Interferon
berfungsi menghentikan reproduksi dari virus. Garis pertahanan kedua terjadi di bagian dalam
tubuh berupa fagositosis oleh sel fagosit, reaksi inflamasi dan interferon. Fatagosit Sel-sel
fatagosit menelan dan mencerna benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Itu dilakukan sel
darah putih dengan jenis neutrofil, monosit, eosinofil, dan sel pembuluh alami. Reaksi inflamasi
Jika mikroba telah merusak jaringan, sel-sel jaringan yang telah rusak tersebut kemudian akan
mengirimkan sinyal. Sinyal pertama adalah histamin yang mengakibatkan peradangan (pelebaran
pembuluh darah), sedangkan yang kedua adalah interferon yang akan menyiagakan sel-sel lain.
Pada pertahanan adaptif terjadi jika garis pertama tubuh mendapat serbuan. Maka sel, molekul
dan organ dari sistem imunitas menghasilkan suatu pertahanan yang spesifik untuk melawan
agen yang menyerang. Sehingga sistem pertahanan tersebut akan bekerja untuk melawan bila
agen asing menyerang tubuh. Imunitas dihasilkan dari produksi antibodi spesifik yang
dikhususkan untuk antigen tertentu. Antigen adalah suatu molekul penanda yang terdapat pada
permukaan sel yang dapat merangsang produksi antibodi. Pertahanan spesifik dapat mengenal
benda asing, karena terdapat kemampuan mengingat kembali antigen tertentu. Itu dapat
diaplikasikan pada konsep imunisasi. Imunisasi adalah pemberian perlindungan pada tubuh dari
serangan penyakit dengan memberikan vaksin. Vaksin adalah suatu cairan bersisi bakteri atau
virus yang telah dilemahkan. Maka dapat menimbulkan kekebalan antibodi. Kedua sistem
tersebut bekerja bersama untuk menghalangi masuknya organisme dan berkembangbiak di dalam
tubuh. Mekanisme kekebalan tersebut juga membantu menghilangkan sel-sel abnormal tubuh
yang dapat berkembang menjadi kanker.
SISTEM HEMATOLOGI

Hematologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari darah dan gangguan pada darah.
Dengan ilmu hematologi, dokter dapat mendiagnosis dan mengobati berbagai kelainan darah,
seperti anemia, gangguan pembekuan darah, hemofilia, dan leukemia. Dokter yang mempelajari
ilmu tentang hematologi dikenal dengan sebutan hematolog. Seorang dokter ahli hematologi
memiliki kompetensi untuk mendiagnosis dan merawat pasien yang memiliki kelainan darah.

Pentingnya Mengetahui Kondisi Darah

Darah berperan penting untuk membawa nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh serta untuk
mengangkut limbah hasil metabolisme, seperti karbon dioksida, agar dapat dikeluarkan dari
tubuh. Selain itu, darah juga berperan dalam melawan infeksi, menghancurkan benda atau zat
asing yang masuk ke dalam tubuh, membunuh sel kanker, dan menghentikan perdarahan ketika
terjadi luka.

Ketika jumlah darah terlalu banyak atau terlalu sedikit, atau bila fungsi darah terganggu, dapat
terjadi masalah pada kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kelainan darah atau gangguan
hematologis bisa terjadi akibat beberapa hal, misalnya penyakit tertentu, efek samping obat-
obatan, atau kekurangan nutrisi tertentu.Perawatan yang diperlukan untuk penyakit darah
bervariasi, tergantung pada kondisi darah dan tingkat keparahannya.

Berbagai Komponen Darah dan Gangguan Hematologi

Kelainan hematologi atau gangguan pada darah dapat terjadi pada beberapa komponen utama
darah, yaitu:

Sel darah merah

Sel darah merah berfungsi membawa oksigen ke jaringan tubuh dan mengangkut karbon
dioksida untuk dikeluarkan dari saluran pernapasan. Gangguan pada sel darah merah yang paling
sering terjadi adalah anemia atau kurangnya jumlah sel darah merah. Kondisi ini umumnya
terjadi ketika tubuh kekurangan zat besi, folat, atau vitamin B12, serta perdarahan kronis.

Anemia ringan sering kali tidak bergejala, namun kondisi ini bisa semakin parah jika tidak
segera diobati. Ketika sudah terjadi anemia berat, seseorang bisa mengalami gejala cepat lelah,
kulit pucat, sesak napas, dan dada berdebar.

Sel darah putih

Sel darah putih berfungsi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh yang bertugas untuk
melawan infeksi, benda asing, dan sel kanker.

Kelainan hematologi yang membuat jumlah dan fungsi sel darah putih terganggu bisa disebabkan
oleh infeksi bakteri dan virus, multiple myeloma dan sindrom mielodisplasia, gangguan sumsum
tulang, serta kanker, seperti leukemia atau kanker darah dan limfoma.

Trombosit

Komponen darah yang satu ini dikenal juga sebagai keping darah atau platelet. Trombosit
berperan dalam proses pembekuan darah saat tubuh mengalami luka. Oleh karena itu, bila tubuh
kekurangan trombosit, hal ini dapat menyebabkan perdarahan sulit berhenti.

Sebaliknya, ketika jumlah trombosit meningkat, tubuh akan mudah mengalami pembekuan
darah. Kondisi ini bisa berdampak buruk bagi tubuh karena bekuan atau gumpalan darah yang
terbentuk secara spontan dapat menyumbat aliran darah.

Ada beberapa kondisi yang bisa memengaruhi jumlah trombosit, di antaranya idiopathic
trombocytopenic purpura (ITP), demam berdarah dengue, leukemia, gangguan sumsum tulang,
trombositopenia, dan trombositosis.

Berbagai Fungsi Pemeriksaan Hematologi

Ada banyak jenis pemeriksaan hematologi yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah
pemeriksaan darah lengkap. Dalam pemeriksaan ini, komponen darah yang akan diperiksa
meliputi:

Hemoglobin

Hematokrit
Jumlah atau volume sel darah merah

Jumlah sel darah putih dan hitung jenis sel darah putih

Jumlah trombosit

Laju endap darah

Tujuan utama dari pemeriksaan hematologi adalah untuk mengevaluasi atau menilai jumlah dan
fungsi berbagai komponen darah. Melalui tes hematologi, dokter juga dapat menilai fungsi
pembekuan darah pada tubuh pasien.

Selain itu, pemeriksaan hematologi juga dapat dilakukan untuk beberapa alasan berikut:

Memantau kondisi kesehatan tubuh seseorang secara umum

Mendeteksi penyakit tertentu, seperti infeksi, anemia, atau kelainan pada produksi sel-sel darah

Mendeteksi golongan darah ketika seseorang hendak melakukan donor darah atau transfusi darah

Memantau respons atau keberhasilan pengobatan tertentu, misalnya pengobatan anemia

Menilai kondisi pasien sebelum dan setelah menjalani tindakan medis tertentu, misalnya operasi
SISTEM KARDIOVASKULER

Sistem peredaran darah manusia memiliki peran yang sangat penting bagi tubuh. Tak hanya
mengalirkan nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh, sistem ini juga berperan dalam proses
metabolisme. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga kesehatan dan kelancaran sistem
peredaran darah. Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular terdiri dari berbagai organ
yang memiliki fungsinya masing-masing. Sistem organ ini memiliki tugas utama untuk
mengedarkan oksigen dan nutrisi ke seluruh sel dan jaringan tubuh.

Selain itu, sistem peredaran darah manusia juga memiliki berbagai fungsi lain, di antaranya:

Mengeluarkan sisa proses metabolisme berupa karbon dioksida melalui paru-paru

Menyalurkan hormon ke seluruh tubuh

Menjaga suhu tubuh tetap stabil

Mempertahankan kinerja dan fungsi berbagai sistem organ di dalam tubuh

Mendukung proses pemulihan luka atau cedera

Kenali Berbagai Organ dalam Sistem Peredaran Darah Manusia

Sistem peredaran darah manusia tersusun atas pembuluh darah dan beberapa organ, yaitu:

1. Jantung

Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk memompa
darah ke seluruh tubuh. Jantung terletak di bagian tengah rongga dada, tepatnya di bagian
belakang sisi kiri tulang dada. Ukuran jantung orang dewasa kira-kira sedikit lebih besar dari
satu kepalan tangan.Di dalam jantung, terdapat empat ruangan yang terbagi menjadi dua bilik
(ventrikel) dan dua serambi (atrium). Serambi dan bilik kiri jantung berisi darah bersih yang
kaya oksigen, sedangkan bilik dan serambi kanan berisi darah kotor. Empat ruangan di dalam
jantung juga dilengkapi empat katup yang berfungsi untuk menjaga aliran darah mengalir ke arah
yang tepat.

2. Pembuluh darah

Pembuluh darah adalah bagian dari sistem peredaran darah yang berfungsi untuk mengedarkan
darah dari jantung ke berbagai organ dan jaringan tubuh maupun sebaliknya. Ada dua jenis
pembuluh darah di dalam tubuh, yaitu:

Arteri

Pembuluh darah ini bertugas membawa darah yang kaya akan oksigen dari jantung menuju
seluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali pembuluh arteri pulmonalis. Darah bersih dipompa
keluar dari jantung akan melalui pembuluh darah utama (aorta) dari bilik kiri jantung. Aorta ini
kemudian bercabang menjadi pembuluh darah arteri yang lebih kecil (arteriol) yang menyebar di
seluruh bagian tubuh.

Vena

Pembuluh darah vena berfungsi untuk membawa darah dari seluruh jaringan dan organ tubuh
untuk kembali ke jantung, baik dari seluruh tubuh atau dari paru-paru. Pembuluh vena besar
(vena cava) membawa darah kotor yang mengandung karbon dioksida dari seluruh tubuh untuk
dialirkan ke paru-paru dan ditukar dengan oksigen melalui proses pernapasan. Sementara itu,
vena pulmonalis (vena paru) membawa darah bersih yang kaya oksigen dari paru-paru menuju
jantung.

3. Darah

Darah adalah komponen terpenting dari sistem peredaran darah manusia. Darah berperan sebagai
pembawa nutrisi, oksigen, hormon, dan antibodi ke seluruh tubuh. Tak hanya itu, darah juga
mengangkut zat beracun dan sisa metabolisme seperti karbondioksida, untuk dikeluarkan dari
tubuh.

Darah manusia terdiri atas beberapa bagian, yang meliputi:


Plasma darah merupakan cairan berwarna kekuningan yang mengandung berbagai zat penting,
seperti hormon dan protein.

Sel darah merah (eritrosit) berfungsi sebagai pembawa oksigen dan karbon dioksida.

Sel darah putih (leukosit) merupakan komponen utama dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah ini
bertugas untuk mendeteksi keberadaan benda asing yang berbahaya, seperti zat beracun dan
kuman, lalu melawannya agar tubuh terlindungi dari berbagai penyakit.

Keping darah (trombosit) dibutuhkan oleh tubuh untuk menunjang proses pembekuan darah saat
terjadi luka atau cedera.

Mekanisme Sistem Peredaran Darah Manusia

Sistem peredaran darah manusia terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

Sirkulasi sistemik

Sirkulasi sistemik merupakan sirkulasi darah yang mencakup seluruh tubuh. Sirkulasi ini
berlangsung ketika darah bersih yang mengandung oksigen mengisi serambi kiri jantung melalui
vena pulmonalis setelah melepaskan karbon dioksida di paru-paru.

Darah yang sudah berada di serambi kiri, kemudian diteruskan ke bilik kiri jantung untuk
disalurkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah utama (aorta). Darah yang dipompa
melewati aorta akan terus mengalir hingga ke bagian paling ujung di seluruh area tubuh.

Setelah menyalurkan berbagai zat ke sel-sel tubuh, darah akan kembali menuju serambi kanan
jantung untuk mengalami proses pembersihan darah.

Sirkulasi pulmonal

Sirkulasi pulmonal atau sirkulasi paru merupakan sirkulasi darah dari jantung menuju paru-paru
dan sebaliknya. Sirkulasi ini berlangsung saat darah yang mengandung karbon dioksida dari sisa
metabolisme tubuh kembali ke jantung melalui pembuluh vena besar (vena cava).

Selanjutnya, darah tersebut akan masuk ke serambi kanan dan diteruskan ke bilik kanan jantung.
Darah yang sudah berada di bilik kanan akan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis
untuk ditukar menjadi oksigen. Darah bersih yang kaya oksigen kemudian akan masuk ke
serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
Sirkulasi koroner

Sama seperti organ tubuh lain, jantung juga membutuhkan asupan oksigen dan nutrisi agar dapat
menjalankan fungsinya dengan baik. Darah yang membawa nutrisi dan oksigen ke otot-otot
jantung akan dialirkan melalui pembuluh arteri koroner. Ketika pembuluh darah jantung
tersumbat (aterosklerosis), aliran darah di jantung akan mengalami gangguan. Hal ini bisa
membuat otot-otot jantung kekurangan oksigen dan nutrisi, sehingga fungsinya terganggu.
Kondisi ini lama-kelamaan bisa menyebabkan terjadinya serangan jantung.

Gangguan pada Sistem Peredaran Darah

Aliran darah yang terganggu dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh, sehingga
menimbulkan berbagai penyakit serius. Gangguan sistem peredaran darah dapat disebabkan oleh
kelainan bawaan atau gangguan genetik maupun penyakit tertentu, seperti diabetes.

Berikut ini adalah beberapa macam gangguan atau penyakit yang dapat terjadi pada sistem
peredaran darah:

Hipertensi atau tekanan darah tinggi

Sumbatan pembuluh darah arteri (aterosklerosis)

Penyakit jantung koroner

Gagal jantung

Aneurisma aorta

Gangguan irama jantung atau aritmia

Henti jantung

Syok

Kelainan otot jantung atau lemah jantung (kardiomiopati)

Penyakit arteri perifer

Emboli dan trombosis vena dalam

Penyakit jantung bawaan


Gangguan pada sistem peredaran darah merupakan kondisi berbahaya yang tidak bisa dianggap
remeh. Jika tidak segera diobati, kondisi tersebut bisa menimbulkan komplikasi serius, misalnya
kerusakan organ dan bahkan kematian.

Anda mungkin juga menyukai