Anda di halaman 1dari 21

NO.

ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT x RATING


1. M1 (MAN)
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Adanya sistem pengembangan staf berupa pelatihan dan sebanyak 0,2 3 0,6
96% perawat telah mengikuti pelatihan
2. Jenis Ketenagaan : 0,2 3 0,6
a) S2 Keperawatan : -
b) S1 Keperawatan+Ners : 2orang S-W=
c) S1 Keperawatan: 1 orang 2,9-2= 0,9
d) D3 Keperawatan : 15 orang
e) Tenaga Non medis :2 orang
3. Masa kerja < 10 tahun sebanyak 14 0,1 2 0,2
Masa kerja > 10 tahun sebanyak 4
4. Adanya pelatihan perawat 0,1 3 0,3
5. Pembagian tugas sesuai dengan bagiannya 0,2 3 0,6
6. Kepala ruangan menjalankan tugasnya 0,1 3 0,3
7. Ketua tim menjalankan tugasnya 0,1 3 0,3

Total 2,9
Weaknes
1. Beban kerja perawat di ruangan cukup tinggi 0,6 2 1,2
2. Sebagian perawat tidak mengikuti MAKP 0,4 2 0,8

Total 1 2

b. Eksternal Faktor (EFAS)


Opportunity
1. Adanya kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang 0,2 3 0,6
lebih tinggi
2. Adanya program pelatihan atau seminar khusus tentang 0,2 2 0,4
menejemen keperawatan dari diklat O-T=
3. Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi perawat 0,3 3 0,9 2,8-3,4=
4. Adanya program akreditasi RS dari pemerintah dimana MAKP 0,3 3 0,9 -0,6
merupakan suatu penilaian

Total 1 2,8
Treathened
1. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya 0,3 3 0,9
kesehatan.
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan hukum. 0,2 4 0,8
3. Persaingan antar RS yang semakin kuat 0,2 4 0,8
4. Terbatasnya kuota tenaga keperawatan yang melanjutkan 0,3 3 0,9
pendidikan tiap tahun
Total 1 3,4

2. M2 (SARANA DAN PRASARANA)


a. Internal Faktor (IFAS)
Strenght
1. Mempunyai sarana dan prasarana yang memadai untuk pasien 0,2 3 0,6
tenaga kesehatan dan keluarga pasien termasuk sarana
prasarana universal precoution untuk perawat. S-W =
2. RS pemerintahan tipe paripurna 0,1 2 0,2 2,6-3,7 =
3. Terdapat administrasi penunjang (misal buku injeksi buku TT 0,2 2 0,4 -1,1
buku visite SOP dan lain-lain yang memadai.
4. Tersedianya nurse station. 0,2 3 0,6
5. Pemeliharaan dan perawatan dari sarana dan prasarana 0,1 2 0,2
penunjang kesehatan sudah ada.
6. Lokasi dan denah ruangan baik 0,1 3 0,3
7. Perawat mengerti cara menggunakan alat-alat perawatan 0,1 3 0,3
pasien
Total 1 2,6
Weakness.
1. Adanya alat yang tidak pernah digunakan sesuai kebutuhan 0,3 3 0,9
2. Berencana menambah peralatan 0,4 4 1,6
3. Alat kurang sesuai dengan rasio pasien 0,3 4 1,2

Total 1 3,7
b. Eksternal Faktor (EFAS)
Oportunity
1. Adanya pengadaan sarana dan prasarana yang rusak dari 0,5 3 1,5
bagian pengadaan barang (AC,syringe pump).
2. Adanya program pelatihan atau seminar khusus tentang 0,5 3 1,5
pengoperasian alat. O-T = 3,0-
Total 1 3,0 3,7 = -0,7
Treathened
1. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya 0,3 3 0,9
kesehatan.
2. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk melengkapi 0,4 4 1,6
sarana dan prasarana.
3. Kesenjangan antara jumlah pasien dengan peralatan yang ada. 0,3 4 1,2
Total 1 3,7
3 M3 (METHODE)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
0,1 2
1. RS memiliki visi, misi dan motto sebagai acuan melaksanakan 0,2
kegiatan pelayanan 0,2
0,1 2
2. Sudah ada Model MAKP yang digunakan S-W =2,1-
3. Supervisi sudah dilakukan kepala ruang 0,2 3 0,6 2,3 = -0,2
0,1 1
4. Mempunyai Protap/SOP setiap tindakan 0,1
5. Terlaksananya komunikasi yang adekuat : Perawat dan tim 0,2 2 0,4
kesehatan lain
6. Adanya pendidikan perawat ners 0,1 2 0,2
7. Model MAKP menjadikan semakin pendek lama rawat inap 0,2
0,1 2
8. Perawat dapat menilai kondisi pasien sesuai kebutuhan 0,1 2 0,2

TOTAL 1 2,1

WEAKNESS 0,2 2 0,4


1. Pelaksanaan MAKP kasus belum optimal. 0,9
0,3 3
2. Ketenagaan keperawatan belum memenuhi syarat untuk MAKP
(S1 keperawatan 4 orang)
3. Komplain dari keluarga pasien 0,2 2 0,4
4. Ketua tim menegur perawat pelaksaan 0,2 2 0,4
5. Peningkatan kepercayaan pasien 0,2
0,1 2

TOTAL 2,3
1

b. Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan praktik manajemen 0,4
0,2 2
keperawatan
0,3 3
2. Ada kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan perawat 0,9
Ruangan O-T =2,6-
0,3 3
3. Ada kerjasama antara institusi dengan RS 0,9 3,3 = -0,7
4. Ada kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi perawat 0,2 2 0,4

TOTAL 1 2,6
THREATENED
1. Persaingan dengan Rumah Sakit lain yang semakin ketat 0,2 3 0,6
2. Adanya tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap 1,2
0,3 4
peningkatan pelayanan keperawatan yang lebih profesional
0,2 3
3. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum 0,6
4. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 0,3 3 0,9
TOTAL 1 3,3
a. Internal Faktor (IFAS)
1. TIMBANG TERIMA
Strength
1. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima setiap 0,2 3 0,6
pagi
2. Timbang terima sudah menggunakan status pasien tidak 0,2 2 0,4
menggunakan laporan
3. Timbang terima sudah merupakan kegiatan rutin yang telah 0,1 1 0,1
dilaksanakan adanya kemauan perawat untuk melakukan S-W =
timbang terima 2,3-2,8 = -
4. Timbang terima dihadiri karu, katim, perawat shift malam dan 0,6 0,5
0,2 3
pagi
5. Adanya klarifikasi saat timbang terima pasien 0,4
0,2 2
6. Adanya form timbang terima 0,1 2 0,2

Total 1 2,3
Weaknes
1. Timbang terima sudah dilakukan dengan baik, (PP melaporkan 0,3 3 0,9
identitas pasien, keluhan utama, DS, DO, MK, dan Intervensi)
tetapi intervensi masih bersifat umum tidak berdasarkan MK dan
evaluasi tidak lengkap.
0,2 2
2. Pelaksanaan timbang terima masih belum optimal, khususnya 0,4
dari shift sore ke malam
0,3 3
3. Timbang terima tidak dilakukan tepat waktu 0,9
4. Mengunjungi masing-masing pasien kurang dari 5 menit 0,2 3 0,6

Total 1 2,8

c. Eksternal Faktor (EFAS)


Opportun
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang praktik manajement 0,2 3 0,6
keperawatan di ruang tersebut
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa keperawatan
0,4 4
yang praktik dengan praktek ruangan 1,6
3. Adanya Kebijakan RS (bidang keperawatan) tentang timbang 0,4 4 1,6
terima O-T = 3,8
Total 1 3,8 – 3,6 = 0,2
Treathened
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk 0,4 3 1,2
mendapatkan pelayanan terbaik keperawatan yang profesional
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab 0,6 4 2,4
dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan
Total 1 3,6

2. RONDE KEPERAWATAN
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Bidang keperawatan dan ruangan mendukung adanya 0,2 3 0,6
kegiatan Ronde Keperawatan
2. Banyaknya kasus yang memerlukan perhatian khusus 0,2 2 0,4
3. SDM banyak mempunyai pengalaman dalam bidang 0,9
0,3 3
keperawatan medis
0,3 2
4. Sertifikat perawat sesuai keahliannya 0,6
Total 1 2,5 S-W =
2,5- 3,4 =
Weaknes - 0,9
1. Ronde Keperawatan adalah kegiatan yang belum dilaksanakan 0,9
0,3 3
di ruang teratai 3
2. Karakteristik tenaga yang memenuhi kualifikasi belum merata 1,6
0,4 4
3. Tim dalam ronde keperawatan belum dibentuk 0,3 3 0,9
Total 1 3,4
b. Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity
1. Adanya pelatihan dan seminar tentang manajemen keperawatan 1,2
0,4 3
2. Adanya kesempatan dari kepala ruang untuk mengadakan
0,6 4
ronde keperawatan pada perawat dan mahasiswa praktik 2,4
Total 1 3,6 O-T = 3,6
Treathened – 3,0 = 0,6
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk 0,4 3 1,2
mendapatkan pelayanan yang baik
2. Persaingan pelayanan antar ruangan semakin kuat dalam 0,6 3 1,8
pemberian pelayanan

1
Total 3,0

3. PENERIMAAN PASIEN BARU


a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Adanya persetujuan antara keluarga pasien dengan petugas 0,3 3 0,9
penerima (perawat)
0,3 3
2. Perawat mengerti bagaimana penerimaan pasien baru 0,9
3. Pembagian tugas keperawatan penerimaan pasien baru 0,2 2 0,4
4. Perawat melakukan dokumentasikan pasien baru
0,2 2 0,4
S-W =
3,6
Total 3,6-4,9 =
1
Weaknes -1,3
1. Kurangnya sarana dan prasarana membuat beberapa yang
1,2
seharusnya diberikan menjadi terhambat, seperti leaflet untuk HE 0,6 4
kepada pasien baru
3,7
2. Kurang optimalnya dalam pemberian edukasi karena keterbatasan
0,4 3
kemampuan komunikasi, gangguan kognitif dan tingkat
pendidikapasien
1 4,9
Total
b. Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity
0,6 4
2,4
1. Adanya keluarga yang mendampingi pasien bisa membantu
perawat dan mudah menjelaskan kondisi pasien
1,2
2. Adanya mahasiswa praktik yang dapat membantu tugas dari 0,4 3
perawat
3,6
Total 1
Treathened O-T = 3,6-
0,6 4
1. Adanya tuntutan yang lebih baik dari masyarakat untuk 2,4 4,0 = -0,6
mendapatkan pelayanan terbaik
0,4 4
2. Semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya 1,6
kesehatan
1
Total 4,0
4. SENTRALISASI OBAT
a. Internal Faktor (IFAS)
Strenght
0,1 2
1. Tersedianya sarana prasarana untuk pengelolaan sentralisasi 0,3
obat
0,2 3
2. Kepala ruangan mendukung kegiatan sentralisasi obat 0,6
3. Sudah dilaksakan kegiatan sentralisasi obat oleh perawat 0,1 2 0,2
berkolaborasi dengan depo farmasi
4. Ada lembar pendokumentasian obat yang di terima di setiap 0,2 2 0,4
status pasien 0,1
0,1 1
5. Perawat mengetahui tentang sentralisasi obat S-W =
0,1 1
6. Ada format penyerahan obat perawat dengan pasien 0,1 1,9-3,2 = -
7. perawat memisahkan obat antar pasien 0,1 1 0,1 1,3
0,1 1
8. perawat memberikan alamat pada obat pasien 0,1
Total 1 1,9

Weaknes
0,4 2
1. Perawat mengkonfirmasi obat kepemilikan pada pasien 0,8
0,6 4
2. Kurang tertatanya sentralisasi obat 2,4

Total 1 3,2

b. Eksternal Faktor (EFAS)


Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 Keperawatan yang praktik manajemen O-T = 3,2-
0,4 2
keperawatan 0,8 3,6 = -0,4
4
2. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum 2,4
0,6

Total
1 3,2

Threatened
1. Adanya tuntutan pasien untuk mendapatkan pelayanan yang
profesional 0,6 4 2,4
2. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum
0,4 3
Total 1,2
1 3,6
5. SUPERVISI
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Supervisi telah dilaksanakan secara rutin
0,2 3
2. Telah ada program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi 0,6 S-W= 3,4-
0,3 3
3. Kepala ruangan mendukung dan melaksanakan supervisi 0,9 4,2= -0,8
0,2 3
4. Perawat mengerti tentang supervisi 0,6
0,3 4
1,2
Total
1
3,4
Weaknes
1. Kurangnya pengadaan program pelatihan, sosialisasi supervisi
0,2 3
2. Supervisi belum terstruktur dan tidak semua form tersedia 0,6
0,3 4
3. Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas 1,2
0,3 3
4. Pelaksanaan supervisi belum konsisten 0,9
0,2 3
0,6
Total
b. Ekternal Faktor (EFAS) 3,4
1
Opportunity
1. Adanya mahasiswa s1 keperawatan yang praktik manajemen
keperawatan 0,3 3 0,9
2. Adanya teguran dari kepala ruangan bagi perawat yang tidak O-T= 4,2-
melaksanakan tugas dengan baik 0,4 4 2,4 3,1=1,1
3. Hasil supervisi dapat dilakukan sebagai pedoman untuk DP3
0,3 3 0,9
Total
1 4,2
Threatened
1. Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk mendapatkan
pelayanan yang profesional 0,2 3 0,6
2. Supervisi belu, terstruktur dan tidak semua form tersedia 0,3 3 0,9
3. Pelaksanaan supervisi belum konsisten 0,3 4 1,2
4. Belum ada dokumentasi supervisi yang jelas 0,2 2 0,4
Total
1 3,1

6. DISCHARGE PLANNING
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Tersedianya resume medis untuk pasien pulang
2. Tersedianya sarana dan prasarana discharge planning di 0,2 2 0,4 S-W =
Ruangan untuk pasien pulang (format atau kartu DP) 0,2 2 0,4 2,2- 3,8 =
3. Adanya kemauan untuk memberikan pendidikan kesehatan - 1,6
kepada pasien/keluarga 0,2 3 0,6
4. Adanya kartu kontrol obat
5. Perawat memberikan pendidikan kesehatan secara informal 0,2 2 0,4
kepada pasien /keluarga selama dirawat atau pulang 0,1 2 0,2
6. Perawat mengerti tentang Discharge Planning
0,1 2 0,2
Total
1 2,2
Weaknes

1. Pelaksanaan discharge planing belum optimal.


0,2 2 0,6
2. Belum tersedianya leaflet pasien pulang

3. Pemberian pendidikan kesehatan belum dilakukan secara 0,2 2 0,4


dokumentasi 0,3 3 0,9
4. Belum adanya PJ tentang operasional Discharge Planning
Total 0,3 3 0,9
1 3,8
b. Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang melakukan praktik 0,4 3 1,2
manajemen keperawatan
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa S1 0,6 4 2,4
keperawatan dengan perawat klinik
Total 1 3,6

O-P = 3,6
– 3,7 = -1
Treathened
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan 0,3 2 0,6
keperawatan yang profesional
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya 0,3 3 0,9
kesehatan
3. Persaingan antar Rumah Sakit yang semakin ketat 0,4 3 1,2

Total 1 3,7
7. DOKUMENTASI KEPERAWATAN
a. Internal faktor (IFAS)
STRENGTH
1. tersedianya sarana dan prasarana dokumentasi untuk tenaga 0,2 2 0,4
kesehatan 0,2 3 0,6
2. sudah ada sistem pendokumentasian SOR S-W = 3,1
3. format asuhan keperawatan sudah ada 0,3 3 0,9 -3,4 = - 0,3
4. adanya kesadaran perawat tentang tanggung jawab dan tanggung 0,3 4 1,2
gugat.
1 3,1
TOTAL
WEAKNESS
1. Dari observasi status pasien, pengisian dokumentasi kurang 0,3 3 0,9
lengkap ( respon pasien pasca tindakan kurang terapntau)
2. SAK dan SOP belum maksimal digunakan 0,3 3 0,9
3. Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian belum 0,4 4 1,6
terlaksana secara optimal
TOTAL 1 3,4

b. Internal faktor (IFAS)


Oppurtunity 0,3 2 0,6
1. Adanya program pelatihan 0,2 3 0,6
2. Peluang perawat untuk meningkatkan pendidikan
(pengembangan SDM). 0,2 4 0,8
3. Mahasiswa S-1 keperawatan praktek untuk O-T
mengembangkan sistem dokumentasi PIE 0,2 4 0,8 3,1 – 3,0
4. Kerja sama yang baik antara perawat dan mahasiswa 0,1 2 0,3 = 0,1
5. Istem MPKP yang di terapkan mahasiswa S-1 keperawatan

TOTAL 1 3,1
Theatened
1. Tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan keluarga) akan 0,75 3 2,25
tanggung jawab dan tanggung gugat
2. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan keperawatan 0,25 3 0,75

1 3,0
TOTAL
Mutu (M5)
a. Internal faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Rumah sakit sudah terakreditasi SNARS 0,2 3 0,6
2. Berdasarkan hasil pembagian kuesioner menunjukkan bahwa
sebagian besar kepuasaan pasien terhadap pelayanan kesehatan 0,3 3 0,9 S–W
di rumah sakit menyatakan puas, kadang – kadang dan ada 3,4 – 2 =
yang tidak . 1,4
3. Rata-rata BOR ideal 0,3 3 0,9
4. Adanya variasi karakteristik dari pasien (Umum, BPJS PBI dan 0,2 5 1
BPJS non PBI)

TOTAL 1 3,4
WEAKNESS
1. Terdapat pasien yang kurang puas terhadap pelayanan 1 2 2
TOTAL 1 2
b. Eksternal faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Mahasiswa S1 Keperawatan Praktik Manajemen 0,6 4 2,4
2. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa 0,4 3 1,2 O–T
TOTAL 1 3,6 3,6 – 3 =
0,6
TREATHENED
1. Adanya peningkatan standart masyarakat yang harus dipenuhi 0,5 3 1,5
2. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan keperawatan 0,5 3 1,5
TOTAL 1 3

Anda mungkin juga menyukai