Anda di halaman 1dari 12

PENATALAKSANAAN DENGUE

SHOCK SYNDROM PADA ANAK

DISUSUN OLEH:
POLYCARPUS B. R. KOTEN
• Syok merupakan keadaan kegawatan. Cairan
pengganti adalah pengobatan utama, yang
berguna untuk memperbaiki kekurangan
volume plasma. Pasien anak cepat sekali
mengalami syok dan sembuh segera dalam 48
jam setelah diobati.
PENATALAKSANAAN
1. Penggantian Volume Plasma Segera
Cairan resusitasi yang diberikan adalah cairan
kristaloid dan koloid. Cairan kristaloid isotonik
efektif mengisi ruang interstitial, mudah disediakan,
tidak mahal dan tidak meninbulkan reaksi alergi.
Namun hanya seperempat bagian bolus yang tetap
berada di dalam intravaskular, sehingga diperlukan
lebih banyak volume dan berisiko terjadi oedem
jaringan terutama paru. Contoh larutan ini adalah
ringer laktat, ringer asetat dan NaCl 0,9%.
• Cairan koloid berada lebih lama di ruang intravaskular,
mampu mempertahankan tekanan onkotik, namun
lebih mahal, dapat menyebabkan reaksi sensitivitas
dan komplikasi lain. Contoh cairan koloid adalah
albumin, dextran dan gelatin
• Pengobatan awal cairan intravena larutan ringer laktat
10-20 ml/kgbb, tetesan secepatnya. Apabila syok
belum teratasi dalam 30 menit, tetesan dinaikkan lagi
menjadi 20 ml/kgbb disamping pemberian koloid 10-20
ml/kgbb/jam, tidak melebihi 30 ml/kgbb/jam. Apabila
setelah pemberian kedua cairan tresebut syok belum
teratasi sedangkan kadar Ht menurun didiga terjadi
perdarahan maka dianjurkan pemberian transfusi
darah segar. Setelah keadaan klinis membaik, tetesan
infus dikurangi bertahap sesuai keadaan klinis dan
kadar Ht.
2. Pemeriksaan Hematokrit untuk
Memantau Penggantian Volume
• Pemberian cairan tetap diberikan walaupun
tanda vital telah membaik dan kadar Ht turun.
Tetesan cairan segera diturunkan menjadi 10
ml/kgbb/jam dan kemudian disesuaikan
tergantung dari kehilangan plasma yang
terjadi selama 24-48 jam. Cairan intravena
dapat dihentikan apabila Ht telah turun,
jumlah urin 1 ml/kgbb/jam atau lebih
merupakan keadaan sirkulasi membaik
3. Koreksi Gangguan Metabolik dan
Elektrolit
• Hiponatremi dan asidosis metabolik sering
menyertai pasien DSS, maka pemeriksaan
analisis gas darah dan kadar elektrolit harus
selalu diperiksa
4. Pemberian Oksigen
• Terapi oksigen harus selalu diberika pada
semua pasien syok. Dianjurkan pemberian
oksigen dengan menggunakan masker, tetapi
harus diingat bahwa anak sering menjadi
gelisah apabila dipasang masker oksigen
5. Transfusi Darah
• Pemeriksaan golongan darah dan cross-matching harus
dilakukan pada setiap pasien syok, terutama pad asyok
yang berkepanjangan (prolonged shock). Transfusi
darah diberikan pada keadaan manifestasi perdarahan
yang nyata. Penurunan ematokrit tanpa parbaikan
klinis walaupun telah diberikan cairan yang mencukupi
merupakan tanda perdarahan. Pemberian darah segar
adalah untuk meningkat konsentrasi sel darah merah.
Plasma segar atau suspensi trombosit berguna untuk
pasien dengan DIC yang menimbulkan perdarahan
masif. Pemeriksaan hematologi seperti PT, PTT dan FDP
berguna untuk mementukan berat-ringannya DIC.
6. Pemantauan
Tanda vital dan kadar hematokrit harus dimonitor dan dievaluasi secara
teratur untuk menilai hasil pengobatan. Hal-hal yang harus diperhatikan
pada pemantauan adalah :
• Nadi, tekanan darah, respirasi dan temperatur harus dicatat setiap 15-
30 menit atau lebih sering sampai syok teratasi.

• Kadar hematokrit harus diperiksa tiap 4-6 jam sampai klinis pasien
stabil.

• Setiap pasien harus mempunyai formulir pemantauan mengenai jenis


cairan, jumlah dan tetesan, untuk mementukan apakah cairan sudah
mencukupi.

• Jumlah dan frekuensi diuresis (normal diuresis 2-3 ml/kgbb/jam).


7. Rawat di PICU
• Anak dengan DSS sebaiknya dirawat di PICU
untuk memantau dan mengantisipasi
perubahan sirkulasi dan metabolik serta
memberiakn tindakan suportif
DAPUS
• https://id.scribd.com/upload-
document?archive_doc.

Anda mungkin juga menyukai