Pembimbing:
Disusun oleh:
Robi Heryanto 1710221065
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
SMF ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
RSUD PASAR MINGGU
JAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS JOURNAL READING
Disusun oleh:
Robi Heryanto 1710221065
diajukan untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian pada SMF Anestesiologi dan
Terapi Intensif RSUD Pasar Minggu Jakarta
Pembimbing,
FISIOLOGI JANTUNG
Sistem Konduksi Jantung
Nodus Sinoatrial (Nodus SA)
Nodus SA secara normal menimbulkan potensial aksi, seperti impuls-impuls
elektrik yang menginisiasi terjadinya kontraksi:
o Nodus SA merangsang atrium kanan berjalan melalui bundleBachmann untuk
merangsang atrium kiri
o Impuls-impuls berjalan melalui intermodal pathway di atrium kanan menuju
nodus atrioventrikular (Nodus AV)
Dari nodus AV, impuls kemudian berjalan melalui bundle His dan turun ke
percabangan bundle, serat-serat khusus yang ada pada bundle His untuk
mempercepat transmisi impuls-impuls elektrik. Disisi lain pada septum
interventricular terjadi:
o RBB mendepolarisasi ventrikel kanan
o LBB mendepolarisasi ventrikel kiri dan septum interventrikular
Kedua percabangan bundle berakhir di serat purkinje,yaitu jutaan serat-serat kecil
yang memproyeksikan seluruh myocardium
Ritme kontraksi jantung yang teratur membutuhkan perambatan yang adekuat dari
impuls-impuls elektrik sepanjang jalur konduksi. Catatan, impuls pada system His-
Purkinje berjalan sedemikian rupa yang mempelopori kontraksi otot papiler pada
ventrikel,dengan demikian mencegah regurgitasi pada aliran darah melalui katup-
katup Atrioventrikular.
Untuk menganalisa sistol dan diastole lebih rinci, siklus jantung biasanya
dibagi menjadi 7 fase. Fase pertama dimulai dengan gelombang P pada
elektrokardiogram, yang menggambarkan depolarisasi atrium, dan merupakan fase
terkahir diastole.fase 2-4 menggambarkan keadaan sistol, dan fase 5-7
menggambarkan keadaan diastole awal dan pertengahan. Fase terakhir dari siklus
jantung berakhir dengan munculnyagelombang P berikutnya,yang memulai siklus
baru
Fase 1 (Kontraksi atrium)
Fase pertama pada siklus jantung diinisiasi oleh gelombang P pada EKG,
yang menunjukkan depolarisasi listrikpada atrium. Depolarisasi atrium
menginisasi kontraksi otot-otot pada atrium. Saat atrium berkontraksi, tekanan di
dalam ruang atrium meningkat, yang memaksa lebih banyak aliran darah
melintasi katup atrioventrikular yang terbuka, aliran darah mengalir cepat ke
ventrikel. Darah tidak kembali ke vena cava karena efek inersia dari aliran balik
venadan karena gelombang kontraksi melalui atrium bergerak menuju katup AV
sehingga memiliki “efek memerah susu”.
Kontraksi atrium biasanya menyumbang sekitar 10% dari pengisian ventrikel
kiri ketika seseorang dalam keadaan diam karena sebagian besar pengisian besar
pengisian ventrikel terjadi sebelum kontraksi atrium ketika darah mengalir secara
pasif dari vena paru, ke atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri melalui katup
mitral. Pada denyut jantung yang tinggi ketika ada sedikit waktu untuk pengisian
ventrikel pasif, kontraksi atrium dapat mencapai hingga 40% dari pengisian
ventrikel. Hal ini disebut dengan “kick atrium”. Setelah kontraksi atrium selesai,
tekanan atrium mulai turun yang menyebabkan pembalikan gradien tekanan yang
melintasi katup AV. Hal ini menyebabkan katup melayang ke atas (pra-posisi)
sebelum menutup. Pada saat tersebut, terjadi volume ventrikel maksimal, yang
disebut end diastolic volume (EDV).