Anda di halaman 1dari 21

ADHD

(Gangguan Pemusatan Perhatian & Hiperaktivitas)


Robi Heryanto Pembimbing
1710221065
Dr. Isa Multazam Noor, Sp.KJ (K)
FK UPN
Seorang perempuan berusia 7 tahun dibawa ke dokter anak atas saran
guru (kelas 2 SD) nya. Pasien kembali bersekolah selama 3 minggu setelah
liburan musim panas. Menurut gurunya, pasien sangat kesulitan untuk
menyelesaikan tugas kelasnya sejak kembali ke sekolah. Anak tersebut
jarang terganggu tetapi tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas dalam waktu
yang ditentukan meskipun teman sekelasnya mengerjakan tugas tanpa
kesulitan. Dia juga dikenal suka membuat kesalahan-kesalahan yang
ceroboh dalam kerjaannya. Meskipun demikian dia masih dapat
menyelesaikan tugas kelasnya, tetapi nilainya turun, dan sepertinya dia juga
banyak melamun di kelas. Gurunya melaporkan bahwa dibutuhkan beberapa
pengulangan instruksi pada pasien untuk menyelesaikan sebuah tugas
(contohnya pada kelas seni). Pasien menikmati pendidikan jasmani dan
melakukannya dengan baik.

Case Report
Meskipun orang tuanya telah memperhatikan beberapa perilaku yang sama
di rumah, mereka tidak terlalu khawatir karena mereka telah menemukan
cara untuk mengatasinya. Jika mereka memantau anaknya dan
pekerjaannya secara langsung, dia dapat menyelesaikan PRnya, tetapi
mereka harus terus-menerus memeriksa pekerjaannya atas kesalahan-
kesalahan ceroboh. Dia sepertinya tahu jawaban yang benar saat
ditunjukkan. Orang tuanya juga melaporkan bahwa pasien tidak bersiap
untuk bersekolah di pagi hari tanpa pemantauan sesaat. Kamar tidurnya
berantakan, dan dia kehilangan barang setiap saat. Orang tuanya
menggambarkan bahwa anaknya adalah anak yang bahagia yang
menikmati bermain bersama saudara dan temannya. Mereka mencatat
bahwa anaknya tidak suka masuk sekolah, kecuali pada saat kelas
pendidikan jasmani.

Case Report
• Kesulitan untuk menyelesaikan tugas kelasnya
• Jarang mengganggu tetapi tidak dapat menyelesaikan tugas dalam waktu
yang ditentukan padahal temannya menyelesaikan tugas tanpa kesulitan
• Suka membuat kesalahan-kesalahan yang ceroboh dalam kerjaannya
• Masih dapat menyelesaikan tugas kelasnya, tetapi nilainya turun, dan
sepertinya dia juga banyak melamun di kelas
• Butuh beberapa pengulangan instruksi pada pasien untuk menyelesaikan
sebuah tugas
• Pasien dapat menyelesaikan PRnya, tetapi orang tuanya harus terus-
menerus memeriksa pekerjaannya agar tidakterjadikesalahan ceroboh
• Tidak segera bersiap untuk sekolah pagi jika tidak dipantau
• Kamar tidurnya berantakan, dan dia kehilangan barang setiap saat
• Tidak mau masuk sekolah, kecuali pada saat kelas pendidikan jasmani .

Tanda & Gejala


A. Salah satu (1) atau (2)
1. Terdapat minimal 6 (atau lebih) gejala inatensi berikut telah menetap seama
sekurang-kurangnya 6 bulan bahkan sampai tingkat yang maladaptif dan tidak
konsisten dengan tingkat perkembangan anak.
a. Sering gagal dalam memberikan perhatian pada hal yang detail dan tidak teliti dalam
mengerjakan tugas sekolah, pekerjaan atau aktivitas lainnya.
b. Sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian terhadap tugas atau aktivitas
bermain.
c. Sering tidak tampak mendengarkan apabila berbicara langsung
d. Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelessaikan tugas sekolah, pekerjaan, atau
kewajiban di tempat kerja (bukan karena perilaku menentang atau tidak dapat mengikuti
instruksi)
e. Sering mengalami kesulitan dalam menyusun tugas dan aktivitas
f. Sering menghindari, membenci atau enggan untuk terlibat dalam tugas yang memiliki
usaha mental yang lama ( seperti tugas disekolah dan pekerjaan rumah)
g. Sering menghilangkan atau ketinggalan hal-hal yang perlu untuk tugas atau aktivitas
(misalnya tugas sekolah, pensil, buku ataupun peralatan)
h. Sering mudah dialihkan perhatiannya oleh stimuladir dari luar.
i. Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari

Kriteria Diagnostik GPPH (DSM IV)


2. Terdapat minimal enam (atau lebih) gejala hiperkativitas-implusivitas berikut ini
yang telah menetap selama sekurang-kurangnya enam bulan sampai tingkat yang
maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan anak.

Hiperaktivitas Impusivitas
• Sering gelisah dengan tangan dan kaki atau • Sering menjawab pertanyaan tanpa berfikir
sering menggeliat-geliat di tempat duduk lebih dahulu sebelum pertanyaan selesai
• Sering meninggalkan tempat duduk dikelas • Sering sulit menunggu gilirannya
atau di dalam situasi yang diharapkan anak • Sering menyela atau mengganggu orang lain
tetap duduk (misalnya : memotong masuk ke percakapan
• Sering berlari-lari atau memanjat secara atau permainan)
berlebihan dalam situasi yang tidak tepat (pada • Beberapa gejala hiperaktif-impulsif atau
remaja mungkin terbatas pada perasaan inatentif yang menyebabkan gangguan telah
subyektif kegelisahan) ada sebelum usia 7 tahun
• Sering mengalami kesulitan bermain atau • Beberapa gangguan akibat gejala terdapat
terlibat dalam aktivitas waktu luang secara dalam 2 (dua) atau lebih situasi (misalnya
tenang disekolah atau pekerjaan di rumah)
• Sering “siap-siap pergi” atau seakan-akan • Harus terdapat bukti yang jelas adanya
“didorong oleh sebuah gerakan” gangguan yang bermakna secara klinis dalam
• Sering berbicara berlebihan fungsi sosial, akademik dan fungsi pekerjaan
• Gejala tidak semata-mata selama gangguan
perkembangan pervasif, skizopfrenia atau
gangguan psikotik lain dan bukan merupakan
gangguan mantal lain (gangguan mood,
gangguan kecemasan, gangguan disosiatif atau
gangguan kepribadian)
B. Beberapa gejala-gejala hiperaktif-impulsif atau inatensi yang
menyebabkan gangguan ini sudah timbul sebelum anak berusia
7tahun
C. Gejala-gejala yang menyebabkan gangguan ini terjadi minimal
pada 2 situasi/tempat yang berbeda, misal di sekolah atau tempat
kerja, dan di rumah)
D. Ada bukti yang jelas bahwa gejala-gejala ini menimbulkan
gangguan klinis yang bermakna di bidang sosial, akademik, dan
fungsi pekerjaan lainnya
E. Gejala-gejala tidak timbul secara eksklusif selama perjalanan
penyakit gangguan perkembangan pervasif, skizofrenia, atau
gangguan psikotik lainnya dan tidak dapat dijelaskan oleh
gangguan mental lainnya (seperti gangguan mood, gangguan
cemas, gangguan disosiatif, atau gangguan kepribadian)

Kriteria Diagnostik GPPH (DSM IV


GPPH tipe GPPH tipe
GPPH tipe Inatensi
Hiperaktif impulsif Kombinasi

Jika memenuhi Jika memenuhi


Bila memenuhi
kriterian A1 tapi kriteria A2 tetapi
kriteria baik A1
tidak memenuhi tidak memenuhi
maupun A2 selama
kriteria A2 selama 6 kriteria A1 selama 6
6 bulan terakhir
bulan terakhir bulan terakhir

Tipe GPPH
Axis I F90.0 Gangguan aktivitas dan perhatian

Axis II Tidak ada gangguan kepribadian

Axis III Tidak ada penyakit yang menyertai

Axis IV Masalah pendidikan

Axis V GAF current: 70-61

Diagnosis Multi Aksial


TINJAUAN PUSTAKA
• Anak dengan GPPH adalah anak yang menunjukkan
perilaku hiperaktif, impulsif, dan sulit memusatkan
perhatian yang timbul lebih sering, persisten, dengan
tingkat yang lebih berat jika dibandingkan dengan anak-
anak lain seusianya

Definisi
• Jenis kelamin
• Laki-laki > Perempuan (4 : 1)
• Anak remaja dan dewasa < Anak sekolah dasar

Demografi
• Prevalensi GPPH diseluruh dunia diperkirakan berkisar 5,29%
berdasarkan tinjauan sistematik terhadap 102 penelitian yang
meliputi 171.756 subyek
• Menurut hasil survey yang dilakukan oleh National Survey of
Children’s Health pada tahun 2007 di Amerika Serikat
didapatkan prevalensi GPPH untuk anak laki – laki 13,2% dan
untuk anak perempuan 5,6%7
• Di Indonesia sendiri dilaporkan angka prevalensi yang juga
berbeda antara anak laki – laki dan anak perempuan yaitu
35,2% untuk anak laki – laki dan 18,3% untuk anak perempuan

Prevalensi
• Saudara kandung dari anak dengan GPPH
beresiko 5-7 kali
Genetik • Orang tua yang menderita GPPH memiliki
kemungkinan sekitar 50% untuk menurunkan
gangguan ini

• Hasil PET scan pada anak GPPH didapatkan


penurunan metabolisme glucose di korteks prefrontal
Neurofisiologis
dan frontal terutama sebelah kanan
dan Struktur
• Menurut NIMH di USA, didapatkan gambaran area
Anatomi
globus pallidus, vermis dan nucleus caudatus pada
anak GPPH lebih kecil dibandingkan anak normal

Etiologi
• Lobus prefrontal kanan
 Proses editing perilaku, mengurangi distraktibilitas,dan
kesadaran seseorang
• Nukleus kaudatus kanan
 Menghambat respon otomatik yang datang pada bagian otak,
sehingga koordinasi optimal
• Globus palidus kanan
 Menghambat respon otomatik yang datang pada bagian otak,
sehingga koordinasi optimal
• Vermis
 Keseimbangan

Etiologi
• Peningkatan ambilan kembali dopamin ke dalam sel
neuron di daerah sistem limbik dan lobus prefrontal
Neurokimiawi akibat dari Dopamine Transporter Gene akibat dari
otak proses mutasi (Cook EH & Barkley, 1995)
• Pengulangan allele ke-7 dari reseptor dopamine 4
(Faraone, 2001)

• Peristiwa psikis yang menimbulkan stress


Faktor
• Gangguan pada keseimbangan keluarga
Psikososial
• Faktor pencetus ansietas

Etiologi
• Farmakologi
o Stimulan
o Anti Depresan
• Non-Farmakologi
o Pendekatan psikososial

Tatalaksana
Metilfenidat (Stimulan)
• Sediaan tablet: 10 mg dan 20mg
• Dosis: dimulai 5 mg/hari dilanjutkan 0,3-0,7 mg/kgBB/hari
• Mekanisme kerja:↑ aktivitas SSP  ↓ fluktuasi aktivitas atau ↓ ambang
sensitivitas saraf.

Anti Depresan:
• Bupoprion
• Venlafaksin
• Guanfasin
• Agonis reseptor alfa-adrenergik klonidin

Farmakologi
Pendekatan Psikososial:
• Adanya pelatihan keterampilan sosial bagi anak ADHD
• Edukasi bagi orang tua dan guru
• Modifikasi perilaku dengan prinsip ABC (Antecendents,
Behavior, Consequences)
• Kebutuhan akan kelompok dukungan keluarga atau
kelompok antar orang tua

Non-farmakologi
• Ad vitam : dubia ad bonam
• Ad Functionam : dubia ad bonam
• Ad Sanationam : dubia ad malam

Prognosis

Anda mungkin juga menyukai