Anda di halaman 1dari 39

PRESENTASI KASUS

ASTHMA BRONKHIAL

Pembimbing:
dr. Tiara Paramita., Sp.PD

Disusun oleh:
Rahardita Alidris G4A016065
Dessy Dwi Zahrina G4A016066
Tiara Dwivantari G4A016068
SMF ILMU PENYAKIT DALAM RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARDJO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERISTAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2017
Ringkasan Kasus
Identitas Pasien

Nama : Ny. D

Umur : 51 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Panembangan RT 2/1 Cilongok

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Agama : Islam

No RM : 00667942

Tgl. Masuk RS : 7 September 2017

Tgl Periksa : 9 September 2017


Bangsal : Mawar
Anamnesis
 Keluhan utama : Sesak nafas
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Pasien datang ke IGD RSMS 8 Agustus 2017 dengan keluhan sesak napas tiba-tiba dan
memberat. Keluhan dirasakan sejak 3 hari yang lalu dan memberat hingga kini. Keluhan muncul
pertama kali ketika pasien sedang membersihkan halaman rumah saat pagi hari. Sesak napas
yang dirasakan seperti tercekik dan terdapat bunyi ngik-ngik. Keluhan tersebut dirasakan
muncul >3x dalam seminggu dan mengganggu aktivitas pasien. Keluhan serupa pernah
dirasakan oleh pasien saat dahulu, ketika pasien terapapar udara dingin 3 bulan yang lalu.
Keluhan memberat ketika ada udara dingin dan lingkungan sekitar berdebu, berkurang ketika
pasien meminum obat dan beristirahat atau menjauh dari udara dingin atau paparan debu.
Obat pasien untuk masalah sesak telah habis 1 minggu ini. Pasien pernah berobat untuk
masalah sesak napas dan hidung berair yang hilang timbul 1 tahun yang lalu dan dinyatakan
memiliki penyakit rhinitis alergi, namun karena dirasa telah membaik, pasien tidak melanjutkan
kontrol.
 Pasien juga rutin kontrol di poli Penyakit Dalam karena memiliki penyakit DM dan Hipertensi sejak
1 tahun yang lalu, obat dari poli tidak dibawa dan pasien lupa dengan nama obat tersebut.
Riwayat Penyakit Dahulu :

 Riwayat hipertensi : diakui


 Riwayat DM : diakui
 Riwayat penyakit jantung : disangkal
 Riwayat penyakit ginjal : disangkal
 Riwayat alergi ` : diakui
 Riwayat sakit kuning : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :

 Riwayat keluhan yang sama : disangkal


 Riwayat hipertensi : disangkal
 Riwayat DM : disangkal
 Riwayat penyakit jantung : disangkal
 Riwayat penyakit ginjal : disangkal
 Riwayat alergi : diakui
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
 Community
Pasien merupakan seorang ibu ibu rumah tangga yang tinggal bersama
suaminya. Rumah pasien berada di tempat yang padat penduduk dan
berada di pinggir jalan Rumah terdiri dari 3 kamar tidur, kamar mandi, dapur
dan ruang keluarga. Rumah pasien berukuran kurang lebih sekitar 10x8 m,
hubungan pasien dengan tetangga baik.
 Occupational
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang kegiatan kesehariannya pergi
berbelanja di pasar dan mengurusi rumah.
 Personal Habit
Pasien tidak memiliki kebiasaan tertentu dalam keseharian.
 Drugs and Diet
Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan. Pasien juga tidak pernah
mengkonsumsi minuman beralkohol. Menu makan pasien terdiri dari nasi,
banyak sayur-mayur, dan lauk-pauk. Pasien makan 3 kali sehari.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Vital Sign : TD : 140/80 mmhg

N : 82 x/menit

RR : 24 x/menit

S : 36,4 OC
STATUS GENERALIS
Pemeriksaan Kepala
Bentuk Kepala : Mesochepal, simetris, venektasi temporal (-)

Rambut : Warna putih campur hitam, mudah rontok (-), distribusi merata

Pemeriksaan Mata
Palpebra : Edema (-/-), ptosis (-/-)
Konjunctiva : Anemis (+/+)
Sklera : Ikterik (-/-)
Pupil : Reflek cahaya (+/+), isokor Ø 3 mm
Pemeriksaan Telinga : Otore (-/-), deformitas (-/-), nyeri tekan (-/-)

Pemeriksaan Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-/-), rinore (-/-)

Pemeriksaan Mulut : Bibir sianosis (-), tepi hiperemis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), tremor (-), ikterik (-),
sariawan (-)

Pemeriksaan Leher
Trakea : Deviasi trakea (-)
Kelenjar Tiroid : Tidak membesar
Kel. Limfonodi : Tidak membesar, nyeri tekan (-)
JVP : Dalam batas normal, 5+2 cmH2O
STATUS LOKALIS PULMO& COR
PULMO
 Inspeksi : Hemithorax dextra = sinistra, ketinggalan gerak (-)
 Palpasi : Vocal fremitus apex dextra = sinistra
Vocal fremitus basal dextra = sinistra
 Perkusi : Sonor, batas paru hepar SIC V LMCD
 Auskultasi : SD vesikuler +/+, Ronkhi -/-, Wheezing +/+
COR
 Inspeksi : Ictus cordis tampak di SIC VII 2 jari medial LMCS
 Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC VII 2 jari medial LMCS, kuat angkat (-)
 Perkusi : Batas Jantung
Kanan atas : SIC II LPSD
Kiri atas : SIC II LPSS
Kanan bawah : SIC VIII LPSD
Kiri bawah : SIC VIII LMCS
 Auskultasi : S1>S2 reguler, Murmur (-), Gallop (-)
STATUS LOKALIS ABDOMEN
 Inspeksi : Datar
 Auskultasi : Bising usus (+) normal
 Perkusi : Timpani, pekak sisi (-), pekak alih (-)
 Palpasi : Supel, nyeri tekan (-) di seluruh lapang perut, undulasi (-)

 Hepar : Tidak teraba pembesaran


 Lien : Tidak teraba pembesaran
PEMERIKSAAN EXTREMITAS
Pemeriksaan Ekstremitas superior Ekstremitas inferior

Dextra Sinistra Dextra Sinistra

Edema (pitting) - - - -

Sianosis - - - -

Kuku kuning (ikterik) - - - -

Akral dingin - - - -

Reflek fisiologis
Bicep/tricep + +
Patela + +
Reflek patologis
Reflek babinsky - - - -

Sensoris D=S D=S D=S D=S


Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin 8,3 L SGOT 37
Leukosit 13960 H SGPT 55
Hematokrit 26 L Glukosa Sewaktu 539 H
Eritrosit 3,1 L Ureum 59 H
Trombosit 423.000 Kreatinin Darah 1,94 H
MCV 82,6 Natrium 132 L
MCH 26,9 Kalium 4
MCHC 32,4 Klorida 102
RDW 12
MPV 9,8
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 1,2 H
Eosinofil 4,8 H
Batang 1,3
Segmen 80,1
Limfosit 11,1
Monosit 7,4
Pemeriksaan Rontgen Thorax

Kesan :
 Bronchopneumonia
 Cardiomegaly (LVH)
 Sistema tulang yang tervisualisasi
baik
EKG
Diagnosis

 Asma bronkial
 Hiperglikemia ec DM tipe II
 Hipertensi
Terapi

 O2 NK 4 lpm  Diet Rendah Gula


Nebul ventoline:flexotide 3x/hari

 Penurunan berat badan
 IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
 Olahraga rutin
 Inj Ceftazidine 2x1 amp
 Inj Ranitidin 2x50 mg  Edukasi mengenai penyebab, faktor
risiko, pengobatan, komplikasi, dan
 Inj Metilprednisolon 1x62,5 mg
prognosis Asthma Bronkhial
 Ambroxol 3x1 tab
 Edukasi mengenai penyebab,
 Amlodipin 1x10 mg
gejala, pengobatan, komplikasi dan
 Actrapid 3x10 iu pentingnya kontrol untuk penyakit
 Novorapid 3x10 DM serta prognosisnya.
 Levemir 0-0-20
TINJAUAN PUSTAKA
ASTHMA BRONKHIAL
DEFINISI

 Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang


melibatkan banyak sel dan elemennya. Asma sering dipicu oleh
faktor-faktor seperti olahraga, paparan alergi atau iritasi,
perubahan cuaca, atau infeksi pernafasan virus. Inflamasi kronik
menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan napas yang
menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas,
dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau dini
hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas
yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau
tanpa pengobatan (GINA, 2016).
Epidemiologi
 Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2011, 235 juta orang di seluruh dunia menderita
asma dengan angka kematian lebih dari 8% di negara-negara berkembang yang sebenarnya
dapat dicegah.2 National Center for Health Statistics (NCHS) pada tahun 2011, mengatakan
bahwa prevalensi asma menurut usia sebesar 9,5% pada anak dan 8,2% pada dewasa,
sedangkan menurut jenis kelamin 7,2% laki-laki dan 9,7% perempuan.
 Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 mendapatkan hasil
prevalensi nasional untuk penyakit asma pada semua umur adalah 4,5 %. Dengan prevalensi
asma tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah (7,8%), diikuti Nusa Tenggara Timur (7,3%), DI
Yogyakarta (6,9%), dan Sulawesi Selatan (6,7%). 2 Dan untuk provinsi Jawa Tengah memiliki
prevalensi asma sebesar 4,3 %. Disampaikan pula bahwa prevalensi asma lebih tinggi pada
perempuan dibandingkan pada laki-laki.
 Asma merupakan diagnosis masuk yang paling sering dikeluhkan di rumah sakit anak dan
mengakibatkan kehilangan 5-7 hari sekolah secara nasional/tahun/anak. Sebanyak 10-15% anak
laki-laki dan 7-10% anak perempuan dapat menderita asma pada suatu waktu selama masa
kanak-kanak. Asma dapat timbul pada semua umur: 30% penderita mulai merasakan gejala
pada usia 1 tahun, dan 80-90% anak asma mengalami gejala pertama kali sebelum usia 4-5
tahun (RISKESDAS, 2013).
Etiologi
 Etiologi Asthma dibedakan berdasarkan klasifikasi jenisnya :
1. Alergik
2. Non Alergik
3. Asma Gabungan
Faktor Resiko

 Atopi
 Hiperreaktivitas bronkus
 Jenis kelamin
 Obesitas
Penegakan diagnosis

Anamnesis

Setengah sampai duapertiga penderita kolelitiasis adalah asimtomatis.


Pada yang simtomatis, keluhan utama berupa nyeri di daerah
epigastrium, kuadran kanan atas atau perikomdrium. Rasa nyeri
lainnya adalah kolik bilier yang mungkin berlangsung lebih dari 15
menit, dan kadang baru menghilang beberapa jam kemudian.
Klasifikasi Asthma Bronkhial

 Intermitten  Ringan
 Persisten ringan  Sedang
 Persisten sedang  Berat
 Persisten Berat

(Depkes RI, 2009) ( GINA, 2016)


Asma Intermitten

 gejala kurang dari 1 kali seminggu;


 eksaserbasi singkat;
 gejala malam tidak lebih dari 2 kali sebulan;
 bronkodilator diperlukan bila ada serangan;
 jika serangan agak berat mungkin memerlukan kortikosteroid;
 APE atau VEP1 ≥ 80% prediksi;
 variabiliti APE atau VEP1 < 20%
Asma Persisten Ringan

 gejala asma malam >2x/bulan;


 eksaserbasi >1x/minggu, tetapi 1x/minggu;
 eksaserbasi mempengaruhi aktivitas dan tidur;
 membutuhkan steroid inhalasi dan bronkhodilator setiap hari;
 APE atau VEP1 60-80%; 6) variabiliti APE atau VEP1 >30%
Asma Persisten Sedang

 gejala hampir tiap hari;


 gejala asma malam >1x/minggu;
 eksaserbasi mempengaruhi aktivitas dan tidur;
 membutuhkan steroid inhalasi dan bronkhodilator setiap hari;
 APE atau VEP1 60-80%;
 variabiliti APE atau VEP1 >30%
Asma Persisten Berat

 APE atau VEP1 <60%


 Variabiliti APE atau VEP1 > 30%
Klasifikasi Asma menurut GINA, 2016
Tingkat Kontrol Asma menurut GINA, 2016
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Anamnesis

 Lebihdari satu gejala (mengi, sesak napas, batuk,


sesak dada), terutama pada orang dewasa
 Gejala sering memburuk di malam hari atau di pagi
hari
 Gejala bervariasi dari waktu ke waktu dan
intensitasnya
 Gejala dipicu oleh infeksi virus (pilek), olahraga,
paparan alergen, perubahan cuaca, tawa, atau
Iritasi seperti asap knalpot mobil, asap atau bau kuat.
Pemeriksaan Fisik
 Kelainan pemeriksaan fisik yang paling serig ditemukan adalah
Mengi Atau Wheezing pada auskultasi.
 Pada sebagian penderita, auskultasi dapat terdengar normal
walaupun pada pengukuran objektif (faal paru) telah terdapat
penyempitan jalan napas, edema dan hipersekresi dapat
menyumbat saluran napas, maka sebagai kompensasi penderita
bernapas pada volume paru yang lebih besar untuk mengatasi
menutupnya saluran napas. Hal itu meningkatkan kerja pernapasan
dan menimbulkan tanda klinis berupa sesak napas, mengi dan
hiperinflasi.
 Pada serangan ringan, mengi hanya terdengar pada waktu
ekspirasi paksa. Walupun demikian mengi dapat tidak terdengar
(silent chest) pada serangan yang sangat berat, tetapi biasanya
disertai gejala lain misalnya sianosis, gelisah, sukar biacara,takikardi,
hiperniflasi dan penggunan otot bantu napas.
Pemeriksaan Penunjang

1. Spirometri
2. Arus Puncak Ekspirasi (APE)
3. Uji Provokasi Bronkus
4. Pengukuran Status Alergi
Penatalaksanaan
 Edukasi :
1. Meningkatkan pemahaman mengenai penyakit asma secara
umum dan pola penyakit asma itu sendiri.
2. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan dalam
penanganan asma sendiri/asma mandiri
3. Meningkatkan kepatuhan dan penanganan mandiri
Reliever Drug
 Bronkodilator
1. Short-acting β2 agonist
2. Epinefrin
3. Beta-2 Agonis Selektif
 Methyl Xantine
 AntiCholinergics
 Corticosteroid
Drug Controller
 Inhalasi Glukokortikosteroid
 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)
 Long acting β2 Agonist (LABA)
 Teofilin lepas lambat
Kesimpulan
 Asma adalah inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan
peranan banyak sel dan elemen seluler. Inflamasi krnoik
menyebabkan eningkatan hiperesponsivitas jalan napas yang
menimbulkan gejala episodik berulang: mengi, sesak napas; dada
terasa berat, dan batuk-batuk khususnya pada alam hari atau dini
hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas
yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau
tanpa pengobatan.
 Secara etiologis, asma adalah penyakit yang heterogen,
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti genetik (atopik,
hiperaktivitas bronkus, jenis kelamin dan ras) dan faktor-faktor
lingkungan (infeksi, pajanan dari pekerjaan, rokok, alergen, dan
lain-lain).
 Kontrol pemeriksaandiri harus secara teratur dilakukan agar asma
tidak menjadi berat dan pengobatan yang paling baik adalah
menghindari faktor pencetusnya.
DAFTAR PUSTAKA
 Baratawidjaja KG, Soebaryo RW, Kartasasmita CB, Suprihati, Sundaru H, Siregar sp, et al. 2006. Allergy and
asthma, The scenario in Indonesia. In Shaikh WA. Editor. Principles and practice of tropical allergy and
asthma. Mumbai: Vikash Medical Publishers; 707-36.
 Global Initiative for Asthma (GINA). 2016. Pocket Guide For Asthma Management and Prevention (2016
Updates).
 Levy ML, Quanjer PH, Booker R, et al. 2009. Diagnostic spirometry in primary care: Proposed standards for
general practice compliant with American Thoracic Society and European Respiratory Society
recommendations: a General Practice Airways Group (GPIAG) document, in association with the
Association for Respiratory Technology & Physiology (ARTP) and Education for Health. Prim Care Respir
J;18:130-47.
 National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI). 2007. Expert Panel Report 3: Guidelines for the Diagnosis
and Management of Asthma. National Heart, Lung and Blood institute. National Asthma Education and
Prevention Program. Full Report.
 O’Byrne P, Bateman ED, Bousquet J, Clark T, Paggario P, Ohta K, dkk. Global Initiative For Asthma. Medical
Communications Resources, Inc ; 2006.
 Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo 2007
 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2004. Asma dan Pedoman Pentalaksanaan di
Indonesia. Jakarta: Balai penerbit FKUI.
 Rahajoe N. Tatalaksana Jangka Panjang Asma Anak. dalam: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto
DB, penyunting. Buku Ajar Respirologi Anak. edisi pertama. Jakarta : Badan Penerbit IDAI ; 2008.
h.134-46.
 Rengganis, Indri. 2008. Diagnosis dan Tatalaksana Asma Bronkial dalam Majalah Kedokteran
Indonesia volum:58. pp. 444-51.
 Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian RI tahun 2013.
 Suherman SK. Ascobat P. Adrenokortikotropin, Adrenokortikosteroid, Analog Sintetik dan
Antagonisnya. dalam: Gunawan SG, penyunting. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI. 2008. h. 496-500.
 Supriyatno B, S Makmuri M. Serangan Asma Akut. dalam: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB,
penyunting. Buku Ajar Respirologi Anak. edisi pertama. Jakarta : Badan Penerbit IDAI ; 2008. h.120-
32.
 Supriyatno B, Wahyudin B. Patogenesis dan Patofisiologi Asma Anak. dalam: Rahajoe NN,
Supriyatno B, Setyanto DB, penyunting. Buku Ajar Respirologi Anak. edisi pertama. Jakarta : Badan
Penerbit IDAI ; 2008. h.85-96.

Anda mungkin juga menyukai