Anda di halaman 1dari 13

Modul 3: Pengelolaan Peralatan Rantai Vaksin dan Vaksin

MODUL 3
PENGELOLAAN PERALATAN RANTAI VAKSIN DAN VAKSIN

I. DESKRIPSI SINGKAT

Untuk menjamin kualitas keberhasilan pelayanan imunisasi, potensi vaksin


sangat penting. Vaksin adalah produk biologis yang sangat mudah rusak dan
kehilangan potensi bila tidak dikelola dengan benar. Peralatan rantai vaksin
dalam program imunisasi sangat menentukan potensi vaksin selama
penyimpanan maupun transportasi.
Dari hasil penilaian EVM (Effective Vaccine Management) yang dilakukan oleh
Kemenkes RI bersama UNICEF tahun 2011 dan 2012, diketahui banyak
peralatan rantai vaksin yang tidak dikelola secara benar sehingga banyak
terjadi kerusakan vaksin.
Disamping penataan vaksin secara benar, suhu penyimpanan vaksin
memerlukan pemantauan terus menerus untuk menghindari kerusakan vaksin
akibat paparan suhu yang tidak sesuai.
Modul ini dirancang dalam dua bagian sebagai berikut:

Peralatan Rantai Vaksin Penanganan Vaksin

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


Tujuan Pembelajaran Umum
Pada akhir sesi, peserta mampu melakukan pengelolaan peralatan rantai
vaksin dan vaksin secara benar
Tujuan Pembelajaran Khusus
Pada akhir sesi, peserta mampu:
1. Menyebutkan jenis peralatan rantai vaksin
2. Menjelaskan fungsi setiap peralatan rantai vaksin
3. Memelihara peralatan rantai vaksin
4. Menjaga suhu penyimpanan vaksin secara benar

32
Modul Basic Health Worker’s bagi Petugas Puskesmas
Direktorat Simkar dan Kesma, Ditjen PP dan PL Kementerian Kesehatan RI
Modul 3: Pengelolaan Peralatan Rantai Vaksin dan Vaksin

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN


1. Peralatan rantai vaksin
a. Jenis dan Fungsi peralatan rantai vaksin
b. Perawatan lemari es
c. Penempatan lemari es
d. Alat Pemantau suhu lemari es
2. Penanganan vaksin
a. Penyimpanan vaksin
b. Pengelolaan vaksin di unit pelayanan
IV. BAHAN BELAJAR
1. Indonesia, Departemen Kesehatan RI. 2005. Keputusan Menteri Kesehatan
RI No. 1611/Menkes/SK/ XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Imunisasi. Ditjen PP & PL Depkes RI : Jakarta.
2. Indonesia, Ditjen PP & PL, Depkes RI. 2005. Pedoman Teknis Imunisasi
Tingkat Puskesmas. Ditjen PP & PL Depkes RI : Jakarta.
3. Indonesia, Ditjen PP & PL Depkes RI dan PATH. 2005. Modul 1,2,3,4,5 & 6
Pelatihan Safe Injection. Ditjen PPM & PL Depkes RI : Jakarta
V. URAIAN MATERI
A. Peralatan Rantai Vaksin
Yang dimaksud dengan peralatan rantai vaksin adalah seluruh peralatan
yang digunakan dalam pengelolaan vaksin sesuai dengan prosedur untuk
menjaga vaksin pada suhu yang telah ditetapkan.
1. Jenis peralatan rantai vaksin.

a. Lemari es
Berdasarkan sistem pendinginannya, lemari es dibagi 2, yaitu: Sistem
kompresi dan absorpsi. Perbedaan kedua sistem tersebut adalah:

Sistem kompresi Sistem absorpsi

a. Lebih cepat dingin. a. Pendinginan lebih lambat


b. Menggunakan kompresor b. Tidak menggunakan mekanik
sebagai mekanik yang dapat sehingga tidak ada bagian
menimbulkan aus. yang bergerak sehingga tidak
ada aus.
c. Hanya dengan listrik AC/ DC.
c. Dapat dengan listrik AC/DC
d. Bila terjadi kebocoran pada
atau nyala api minyak tanah /
sistem mudah diperbaiki.
gas.
Contoh: Lemari Es Rumah
d. Bila terjadi kebocoran pada
Tangga, Vestfrost, Sansio,
33
Modul Basic Health Worker’s bagi Petugas Puskesmas
Direktorat Simkar dan Kesma, Ditjen PP dan PL Kementerian Kesehatan RI
Modul 3: Pengelolaan Peralatan Rantai Vaksin dan Vaksin

Sanyo, Haier, dll sistem tidak dapat diperbaiki.


Contoh: Lemari Es RCW 42EK,
RCW 50EK, dll

Hal-hal yang harus diperhatikan :


 Bila suhu pada lemari es sudah stabil antara + 20 s.d + 80 C, maka
posisi termostat jangan dirubah-rubah BERI SELOTIP
 Merubah termostat bila suhu pada lemari es dibawah + 20 C atau
di atas + 80 C
 Perubahan termostat tidak dapat merubah suhu lemari es dalam
waktu sesaat, perubahan suhu dapat diketahui setelah 24 jam

Berdasarkan cara membukanya, lemari es dibagi dua yaitu buka


atas dan buka depan. Perbedaan antara bentuk pintu buka depan
dan bentuk pintu buka keatas.
Bentuk buka dari depan Bentuk buka dari atas
a. Suhu tidak stabil. a. Suhu lebih stabil
Pada saat pintu lemari es Pada saat pintu lemari es
dibuka ke depan maka suhu dibuka ke atas maka suhu
dingin dari atas akan turun ke dingin dari atas akan turun
bawah dan keluar ke bawah dan tertampung
b. Bila listrik padam suhu tidak b. Bila listrik padam suhu dapat
dapat bertahan lama (max 2 bertahan lama (6 – 10 jam
jam tanpa membuka pintu tanpa membuka pintu lemari
lemari es) es)
c. Jumlah vaksin yang dapat c. Jumlah vaksin yang dapat
ditampung lebih sedikit. ditampung lebih banyak.
d. Susunan vaksin menjadi d. Penyusunan vaksin agak
mudah dan vaksin terlihat jelas sulit karena vaksin
dari depan. bertumpuk dan tidak jelas
dilihat dari atas.

Berdasarkan kondisi di atas, dianjurkan agar selalu menggunakan


lemari es buka atas. Penggunaan lemari es buka depan hanya
digunakan untuk sementara dalam keadaan darurat seperti kebakaran,
kebanjiran, gempa bumi atau bencana lainnya.

34
Modul Basic Health Worker’s bagi Petugas Puskesmas
Direktorat Simkar dan Kesma, Ditjen PP dan PL Kementerian Kesehatan RI
Modul 3: Pengelolaan Peralatan Rantai Vaksin dan Vaksin

b. Vaccine carrier
Vaccine carrier adalah alat untuk mengirim/membawa vaksin.
Biasanya digunakan untuk membawa vaksin dari kabupaten/kota ke
Puskesmas dan ke tempat pelayanan

c. Kotak dingin cair (cool pack)


Adalah wadah plastik berbentuk segi empat yang diisi dengan air
yang kemudian didinginkan pada lemari es selama 24 jam. Berguna
untuk menjaga suhu +2 0C s.d +8 0C selama 12 jam bila dimasukkan
dalam vaccine carrier.
2. Perawatan lemari es

a. Harian
1) Memantau suhu dengan melihat termometer atau alat pemantau
suhu digital setiap hari pada pagi dan sore.
2) Periksa apakah terjadi bunga es dan periksa ketebalan bunga
es. Apabila bunga es lebih dari 0,5 cm lakukan defrosting
(pencairan bunga es).
3) Lakukan pencatatan langsung pada kartu pencatatan suhu
setelah selesai pengecekkan suhu dan defrosting.

b. Mingguan
1) Memeriksa steker jangan sampai kendor, bila kendor
kencangkan baut dengan obeng.
2) Perhatikan adanya tanda – tanda steker hangus dengan melihat
perubahan warna pada steker, jika itu terjadi gantilah steker
dengan yang baru.
3) Sebelum membersihkan badan lemari es, cabut steker terlebih
dahulu agar tidak terjadi konsleting/arus pendek.
4) Bersihkan seluruh badan lemari es dengan menggunakan lap
basah, kuas yang lembut/spon busa dan sabun.
5) Pergunakan lap kering untuk mengeringkan badan lemari es.
6) Ketika membersihkan badan lemari es, jangan membuka pintu
lemari es untuk menjaga suhu tetap 2 s/d 8 0C.
7) Setelah selesai melakukan hal tersebut diatas colokkan kembali
steker.
8) Lakukan pencatatan pada kartu pemeliharaan lemari es sebagai
kegiatan pemeliharaan mingguan.

c. Bulanan
1) Sehari sebelum pemeliharaan bulanan, lakukan penghitungan
vaksin yang akan dipindahkan dan kondisikan cool pack (kotak
dingin cair), vaksin carrier atau cold box sesuai dengan
kebutuhan.
2) Pindahkan vaksin kedalam vaksin carrier atau cold box yang
telah berisi cool pack (kotak dingin cair).

35
Modul Basic Health Worker’s bagi Petugas Puskesmas
Direktorat Simkar dan Kesma, Ditjen PP dan PL Kementerian Kesehatan RI
Modul 3: Pengelolaan Peralatan Rantai Vaksin dan Vaksin

3) Sebelum melakukan defrosting, cabut steker lemari es.


4) Lakukan pembersihan kondensor, pada model terbuka gunakan
sikat yang lembut atau dengan tekanan udara, pada model
tertutup tidak perlu dilakukan pembersihan.
5) Lakukan pembersihan karet pintu lemari es, pada model yang
mudah dibuka gunakan kain atau busa yang lembut untuk
mencucinya dan pasang kembali setelah kering, pada model
tertutup pembersihan dilakukan dengan menggunakan lap
basah atau dengan tekanan udara.
6) Memeriksa kerapatan pintu menggunakan selembar kertas, bila
kertas sulit ditarik berarti karet pintu masih baik, sebaliknya bila
kertas mudah ditarik berarti karet sudah sudah mengeras, beri
bedak untuk sementara dan rencanakan untuk diganti.
7) Jika ditemukan baut kendor pada engsel pintu kencangkan
dengan menggunakan obeng.
8) Setelah selesai melakukan hal tersebut colokkan kembali steker.
9) Setelah suhu lemari es mencapai 2 s.d 8 0C, susun kembali
vaksin.
10) Lakukan pencatatan pada kartu pemeliharaan lemari es sebagai
kegiatan pemeliharaan bulanan.

kondensor

1. 2.

Keterangan gambar :
1) Membersihkan kondesor model terbuka pada lemari es buka
depan
2)Kondensor model tertutup
Beberapa kondisi yang dapat mengakibatkan suhu lemari tidak sesuai
standar :
1) Pengaturan thermostat tidak tepat
Cara melakukan pengaturan thermostat :
- Pastikan steker dalam kondisi On
- Putar thermostat ke skala medium, tunggu 24 jam
- Periksa suhu lemari es

36
Modul Basic Health Worker’s bagi Petugas Puskesmas
Direktorat Simkar dan Kesma, Ditjen PP dan PL Kementerian Kesehatan RI
Modul 3: Pengelolaan Peralatan Rantai Vaksin dan Vaksin

- Apabila suhu diatas 80 C, putar thermostat ke skala yang lebih


besar, apabila suhu di bawah 20 C putar thermostat ke skala
yang lebih kecil dan tunggu 24 jam hingga kondisi suhu +20 C
s.d +80 C.
- Jika suhu sudah sesuai, maka thermostat diberi isolatip.
2) Thermostat rusak
Cara mengganti thermostat :
- Cabut steker lemari es.
- Buka lemari es bagian belakang dengan menggunakan
obeng.
- Lepaskan thermostat yang lama dengan menggunakan
obeng dan pasang dengan yang baru sesuai dengan model
dan tipe lemari es.
- Colokkan kembali steker lemari es
- Apabila suhu diatas 8 0C, putar thermostat ke skala yang
lebih besar, apabila suhu di bawah 2 0C putar thermostat ke
skala yang lebih kecil dan tunggu 24 jam hingga kondisi suhu
20 C s.d 80 C.
- Jika suhu sudah sesuai, maka thermostat diberi isolatip.
3) Bila voltage tidak sesuai dengan lemari es
Gunakan voltage regulator
4) Pada lemari es kompresi, kompresor tidak bekerja secara benar
- Kompresor kekurangan oli
- Isi freon berkurang
Untuk pemeliharaan lemari es jenis absorbsi/kompresi, diharapkan
pada setiap unit penyimpanan vaksin minimal mempunyai suku
cadang untuk lemari es:
- Thermostat (Lemari Es Kompresi dan Absorbsi)
- Sumbu dan Semprong (Lemari Es Absorbsi)
- Heater (Lemari Es Absorbsi)
- Karet pintu
3. Penempatan lemari es
a. Jarak minimal antara lemari es dengan dinding belakang adalah 10
– 15 cm atau sampai pintu lemari es dapat dibuka.
b. Jarak minimal antara lemari es dengan lemari es lainya adalah + 15
cm.
c. Lemari es tidak boleh terkena sinar matahari langsung.

37
Modul Basic Health Worker’s bagi Petugas Puskesmas
Direktorat Simkar dan Kesma, Ditjen PP dan PL Kementerian Kesehatan RI
Modul 3: Pengelolaan Peralatan Rantai Vaksin dan Vaksin

d. Ruangan mempunyai sirkulasi udara yang cukup (dapat


menggunakan exchaust fan)
e. Setiap 1 unit lemari es/freezer menggunakan hanya 1 stop kontak
listrik.
4. Setiap lemari es harus menggunakan voltage
stabilizer
5. Alat pemantau suhu lemari es
a. Lemari es dipantau dengan 1 buah termometer.
b. Indikator paparan suhu beku
c. Indikator paparan suhu panas
d. Buku grafik dan lembar pencatatan suhu.
Contoh alat pemantau suhu
1) Termometer Muller
2) Freeze tag (indicator paparan suhu beku)
3) VCCM/vaccine cold chain monitor (indicator paparan suhu panas
pada vaksin BCG)
4) VVM/vaccine vial monitor (indicator paparan suhu panas)

1. 2. 3.

4.

B. Penanganan vaksin
38
Modul Basic Health Worker’s bagi Petugas Puskesmas
Direktorat Simkar dan Kesma, Ditjen PP dan PL Kementerian Kesehatan RI
Modul 3: Pengelolaan Peralatan Rantai Vaksin dan Vaksin

1. Penyimpanan vaksin
a. Semua vaksin disimpan pada suhu 20 C s.d 80 C
b. Letakkan cool pack di bagian bawah lemari es sebagai penahan
dingin dan menjaga kestabilan suhu.
c. Peletakan dus vaksin mempunyai jarak antara minimal 1- 2 cm atau
satu jari tangan.
d. Vaksin HS (BCG, Campak, Polio) diletakkan dekat dengan
evaporator.
e. Vaksin FS (Hepatitis B, DPT-HB-Hib, DT, Td, TT) diletakkan jauh
dengan evaporator.
f. Vaksin dalam lemari es harus diletakkan dalam kotak vaksin .
Catatan :
 Vaksin HB Uniject (ADS PID) di BDD (Bidan di Desa) disimpan pada
suhu ruangan ataupun dibawa saat kunjungan rumah tanpa rantai
vaksin. Kelayakan pemakaian vaksin diukur dengan melihat status
VVM.
 Pelarut vaksin BCG dan campak boleh disimpan dluar lemari es
ditempat yang sejuk (suhu kamar).
 Letakkan pelarut dalam lemari es minimal 12 jam sebelum
melakukan pelayanan.
 Lemari es tempat menyimpan vaksin tidak boleh menyimpan barang
selain vaksin (makanan, minuman, barang-barang laboratorium).

gambar penyimpanan vaksin pada lemari es buka atas

39
Modul Basic Health Worker’s bagi Petugas Puskesmas
Direktorat Simkar dan Kesma, Ditjen PP dan PL Kementerian Kesehatan RI
Modul 3: Pengelolaan Peralatan Rantai Vaksin dan Vaksin

40
Modul Basic Health Worker’s bagi Petugas Puskesmas
Direktorat Simkar dan Kesma, Ditjen PP dan PL Kementerian Kesehatan RI
Modul 3: Pengelolaan Peralatan Rantai Vaksin dan Vaksin

MENYUSUN VAKSIN DALAM VAKSIN CARRIER

1. Masukan 4 Cool pack, 2. Letakkan vaksin ditengah-tengah

3. Tutup vaksin carrier 4. Vaksin siap dibawa.

41
Modul Basic Health Worker’s bagi Petugas Puskesmas
Direktorat Simkar dan Kesma, Ditjen PP dan PL Kementerian Kesehatan RI
Modul 3: Pengelolaan Peralatan Rantai Vaksin dan Vaksin

2. Penanganan Vaksin di Unit Pelayanan


Tempat pelayanan imunisasi baik di komponen statis maupun di
posyandu adalah merupakan mata rantai paling akhir dari sistem rantai
vaksin. Oleh karena itu perlakuan vaksin di unit ini sangat penting.
a. Di puskesmas dan unit pelayanan statis lainnya (RS, Klinik
Bersalin, Dokter/ Bidan Praktik Mandiri).
1) Vaksin disimpan dalam vaccine carrier yang diberi kotak dingin
cair.
2) Letakkan vaccine carrier di meja yang tidak terkena sinar
matahari langsung.
3) Dalam penggunaan, letakkan vaksin diatas spon/busa yang
berada di dalam vaccine carrier.
4) Di dalam vaccine carrier tidak boleh ada air yang merendam
vaksin. Ini untuk mencegah kontaminasi vaksin dari bakteri
lain.
b. Di Posyandu dan komponen lapangan lainnya
Pada prinsipnya sama seperti di komponen statis, dan intinya
vaksin tetap berada pada suhu 20 C s.d 80 C. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan:
1) Sepulang dari lapangan, sisa vaksin yang belum dibuka diberi
tanda khusus untuk didahulukan penggunaannya pada jadwal
pelayanan berikutnya selama VVM nya masih baik.
2) Semua sisa vaksin yang sudah dibuka pada kegiatan lapangan
misalnya pada posyandu, sekolah, atau pelayanan di luar
gedung lainnya tidak boleh digunakan lagi.

42
Modul Basic Health Worker’s bagi Petugas Puskesmas
Direktorat Simkar dan Kesma, Ditjen PP dan PL Kementerian Kesehatan RI
Modul 3: Pengelolaan Peralatan Rantai Vaksin dan Vaksin

LATIHAN SOAL

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan singkat!

1. Sebutkan macam-macam peralatarn rantai vaksin yang ada di Puskesmas !

2. Sebutkan keuntungan pemakaian lemari es buka atas !

3. Apakah kerugiannya apabila lemari es terlalu sering dibuka ?

4. Jelaskan cara-cara perawatan lemari es !

5. Sebutkan bermacam-macam alat pemantau suhu vaksin yang anda ketahui !

43
Modul Basic Health Worker’s bagi Petugas Puskesmas
Direktorat Simkar dan Kesma, Ditjen PP dan PL Kementerian Kesehatan RI
Modul 3: Pengelolaan Peralatan Rantai Vaksin dan Vaksin

REFERENSI

1. Indonesia, Departemen Kesehatan RI. 2005. Keputusan Menteri Kesehatan RI


No. 1611/Menkes/SK/ XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi.
Ditjen PP & PL Depkes RI : Jakarta.
2. Indonesia, Departemen Kesehatan RI. 2005. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat
Puskesmas. Ditjen PP & PL Depkes RI : Jakarta.
3. Indonesia, Ditjen PP & PL Depkes RI dan PATH. 2005. Modul 1,2,3,4,5 & 6
Pelatihan Safe Injection. Ditjen PPM & PL Depkes RI : Jakarta
4. World Health Organization. 2004. Immunization in Practice : A Practical Guide for
Health Staff -- 2004 Update. World Health Organization : Geneva, Switzerland.

44
Modul Basic Health Worker’s bagi Petugas Puskesmas
Direktorat Simkar dan Kesma, Ditjen PP dan PL Kementerian Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai