KISTA BARTHOLONI
Oleh :
Ni Putu Devi Indriyani
P17211186022
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Ni Putu Devi Indriyani
P17211186022
Mahasiswa
( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN KISTA BARTHOLINI
A. Pengertian
1. Kista Bartholini adalah penyumbatan pada kelenjar Bartholini yang ada di
vagina sehingga menyebabkan cairan lubrikasi pada vagina tidak keluar
(Baradero, 2006).
2. Kista Bartholini adalah tumor kistik jinak yang ditimbulkan akibat saluran
kelenjar Bartholini yang mengalami sumbatan yang biasanya disebabkan oleh
infeksi kuman Neisseria gonorrhoeae (Widjanarko, 2007).
3. Kista Bartholini adalah penyumbatan pada kelenjar Bartholini yang ada di
vagina sehingga menyebabkan cairan lubrikasi pada vagina tidak keluar.
Penyumbatan pada kelenjar Bartholini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri
(Baradero, 2006).
Menginfeksi Vulva
Kerusakan jaringan
+ proses inflamasi Penurunan suplay darah
ke jaringan sekitar Tekanan pada pembuluh
darah genitalia eksternal Cemas
Perangsangan
reseptor nyeri
Sintesis
Protaglandin
Pelepasan Histamin, Nyeri
Vasokonstriksi perifer Bradikinin, dan Serotonin
2. Marsupialisasi
Kadang merupakan terapi terpilih untuk pasien dibawah umur 40 tahun jika
tidak di indikasi eksisi kista. Selain itu marsupialisasi ditujukan untuk
mencegah kekambuhan dimasa mendatang.7
Marsupialisasi kista Bartholini.(I)
4. Kateter Word
Kateter word biasanya digunakan untuk penanganan kista saluran bartolini dan
abses. Batang karet kateter ini memiliki panjang 1 inchi dan diameter no.10
french foley catheter. Balon kecil yang ditiup di ujung kateter dapat menahan
sekitar 3 ml larutan salin atau garam. Setelah persiapan steril dan anestesi local,
dinding kista atau abses dijepit dengan forsep kecil, dan mata pisau no 11
digunakan untuk membuat sayatan 5 mm (menusuk) kedalam kista atau abses.
Sayatan harus berada dalam introitus hymenalis eksternal terhadap daerah
dilubang saluran. Jika sayatan terlalu besar, kateter word akan jatuh keluar.
Setelah dibuat sayatan, kateter word dimasukkan, dan ujung balon di
kembangkan dengan 2-3 ml larutan garam yang disuntikkan melalui pusat
kateter yang memungkinkan balon kateter untuk tetap berada di dalam rongga
kista atau abses. Ujung bebas kateter dapat di tempatkan dalam vagina. Untuk
memungkinkan ephitelialisasi dari pembedahan saluran di ciptakan, kateter
word dibiarkan pada tempatnya selama empat sampai enam minggu, meskipun
epithelialisasi dapat terjadi segera setelah tiga sampai empat minggu. Jika kista
bartolini atau abses terlalu dalam, penempatan kateter tidak praktis, dan pilihan
laian harus di pertimbangkan (Mast, 2010).
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian Fokus
a. Wawancara
Identitas klien, keluhan utama (nyeri), riwayat obstetrik, riwayat ginekologi,
riwayat perkawinan, pekerjaan, pendidikan, keluhan sejak kunjungan terakhir,
pengeluaran pervaginam, riwayat kehamilan, riwayat persalinan.
b. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)
Tanda-tanda vital: Tekanan darah normal, nadi meningkat (> 100 x/mnt), suhu
meningkat (> 370C), RR normal (16 – 20 x/mnt)
Genitalia: Nyeri pada area genitalia, adanya benjolan lunak dan supel
berisi cairan berwarna kuning dan berbau, adanya perubahan warna kulit,
udem pada labia mayor posterior, adannya pengeluaran cairan pada
kelenjar bartolini
c. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan urin
Pemeriksaan kultur cairan vagina
d. Terapi
Pemberian antibiotik spektrum luas
1. Pengkajian Keperawatan
1) Data biografi pasien
2) Riwayat kesehatan saat ini, meliputi : keluhan utama masuk RS, faktor
pencetus, lamanya keluhan, timbulnya keluhan, faktor yang memperberat,
upaya yang dilakukan untuk mengatasi, dan diagnosis medik.
3) Riwayat kesehatan masa lalu, meliputi : penyakit yang pernah dialami, riwayat
alergi, imunisasi, kebiasaan merokok,minum kopi, obat-obatan dan alkohol
4) Riwayat kesehatan keluarga
5) Pemeriksaan fisik umum dan keluhan yang dialami. Untuk pasien dengan
kanker servik, pemeriksaan fisik dan pengkajian keluhan lebih spesifik ke arah
pengkajian obstretri dan ginekologi, meliputi :
Riwayat kehamilan, meliputi : gangguan kehamilan, proses persalinan, lama
persalinan, tempat persalinan, masalah persalinan, masalah nifas serta
laktasi, masalah bayi dan keadaan anak saat ini
Pemeriksaan genetalia
Pemeriksaan payudara
Riwayat operasi ginekologi
Pemeriksaan pap smear
Usia menarche
Menopause
6) Masalah yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi
Kesehatan lingkungan/higiene
Aspek psikososial meliputi : pola pikir, persepsi diri, suasana hati,
hubungan/komunikasi, kebiasaan seksual, pertahanan koping, sistem nilai
dan kepercayaan dan tingkat perkembangan.
7) Data laboratorium dan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang lain
Terapi medis yang diberikan
Efek samping dan respon pasien terhadap terapi
8) Persepsi klien terhadap penyakitnya
2. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan inkontinitus jaringan sekunder
2) Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses atau
tindakanoperasi.
3) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit; keterbatasan kognitif
4) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan dan perubahan
perkembangan penyakit
5) Resiko perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
distress emosional, ketetihan, control nyeri buruk
6) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma pada kulit atau tindakan
operasi.
3. Intervensi Keperawatan