Disusun oleh:
Imam Dwi Wahyudi
6120018019
Pembimbing:
dr. Winawati Eka Putri ., Sp. KK
i
LEMBAR PENGESAHAN
Referat
PENGGUNAAN LASER PADA LESI HIPERPIGMENTASI
Oleh :
Imam Dwi Wahyudi
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 2
CAHAYA LASER.............................................................................................. 2
INTERAKSI LASER DAN JARINGAN PADA KULIT BERPIGMEN .......... 2
PENGGUNAAN LASER PADA LESI HIPERPIGMENTASI ......................... 5
A. Laser yang Dapat Digunakan Untuk Pengobatan Lesi Hiperpigmentasi .... 5
B. Indikasi Laser Pada Lesi Hiperpigmentasi .................................................. 8
C. Kelainan Pigmen di Dermis Lainnya ........................................................... 9
D. Kontraindikasi Laser Pada Lesi Hiperpigmentasi ....................................... 10
E. Prosedur Laser, Perawatan Sebelum dan Pasca Tindakan Laser ................. 11
F. Komplikasi Penggunaan Laser .................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. CAHAYA LASER
a. Spektrum elektromagnetik
Wilayah kerja bedah laser berada dalam spectrum ultraviolet (UV,
10-400 nm), cahaya tampak (400-720 nm), dan infra merah (720-1000
nm/infra merah dekat, 1.000-1.000.000 nm/infra merah sedang dan jauh)
b. Karakteristik cahaya laser
Cahaya laser berbeda dengan jenis cahaya lainnyakarena memiliki 3
sifat khas, yakni :
1. Monokromasi ialah terdiri dari atas 1 macam panjang gelombang
atau warna.
2. Koheren ialah cahaya laser berjalan dengan tempo dan jarak yang
sama.
3. Kolimasi ialah cahaya berjalan pararel.
c. Sifat optik jaringan
Cahaya laser bila mengenai kulit atau jaringan maka akan mengalami:
1. Refleksi
2. Absorbs
3. Scattering (penghamburan)
4. Transmisi (diteruskan)
2
Laser adalah suatu peralatan yang menghasilkan berkas sinar dengan
panjang gelombang tertentu atau warna yang bersifat sangat sejajar dan
koheren.12 Panjang gelombang cahaya tersebut diabsorpsi secara maksimal
oleh komponen kulit yang akan diobati. Bila karakteristik absorpsi jaringan
target bertemu secara tepat dengan panjang gelombang yang paling ideal,
spesifisitas maksimal interaksi laser-jaringan akan muncul.9,12,13
Bila sinar laser mengenai kulit (gambar 1), sinar tersebut dapat
dipantulkan (4 – 6%), diserap (kira-kira 90% sinar akan diabsorbsi di
epidermis), dihamburkan, dan diteruskan.10,12
10
Gambar 1. Interaksi laser dengan jaringan
3
Terdapat 3 kromofor utama pada kulit yaitu melanin, hemoglobin,
dan air.8 Melanin memiliki spektrum absorpsi yang luas pada sinar
ultraviolet, cahaya tampak, dan infra merah, namun absorpsinya menurun
dengan peningkatan panjang gelombang. Panjang gelombang yang diabsorpsi
terutama antara 600-1100 nm, yang disebut optical win-dow, cahaya tersebut
2,14
menembus dalam ke lapisan dermis. Target laser pada lesi
hiperpigmentasi dapat berupa melanosom (yang mengandung melanin) yang
terdapat di keratinosit, melanosom yang terdapat di melanosit, dan
melanosit.8
4
III. PENGGUNAAN LASER PADA LESI HIPERPIGMENTASI
A. Laser yang dapat digunakan untuk pengobatan lesi hiperpigmentasi
Laser untuk lesi hiperpigmentasi dapat dikategorikan ke dalam laser
nonselektif, misalnya CO2 (10.600 nm) dan erbium:YAG (2940 nm);2 laser
cukup selektif, misalnya laser argon, laser krypton (520-530 nm) dan copper
(511 nm);14 dan sangat selektif. Laser yang sangat selektif terhadap pigmen
dibagi menjadi:
1. Laser sinar hijau, terdiri atas sistem pulsed dan nonpulsed. Tidak
menembus dalam ke kulit karena panjang gelom-bangnya lebih
pendek, sehingga hanya efektif untuk pengobatan lesi hiperpigmentasi
di epidermis.14 Laser pulsed dye dengan panjang gelombang 504 nm
dan durasi pulse 300 nanodetik dapat mengangkat berbagai lesi
hiperpigmentasi jinak epidermis dengan sempurna, dengan
mengembalikan warna dan tekstur kulit normal.1
2. Laser sinar merah, terdiri atas sistem shortpulsed (Q-switched) dan
long-pulsed (normal-mode). Contoh laser shortpulsed untuk lesi
hiperpigmentasi adalah laser Q-switched ruby dan Q-switched
alexandrite. Panjang gelombang yang lebih besar pada laser ini
memungkinkan penetrasi yang lebih dalam ke dermis.2,12,14
3. Laser sinar near-infrared. Laser Q-switched Nd:YAG menghasilkan
sinar dengan panjang gelombang 1064 nm dengan durasi pulse 10
nanodetik.2,14 Melanin tidak mengabsorpsi dengan baik panjang
gelombang 1064 nm, sehingga tidak ideal untuk pengobatan lesi
hiper-pigmentasi jinak. Namun, karena mampu menembus lebih
dalam ke kulit (hingga 4-6 mm), laser ini bermanfaat untuk
pengobatan lesi pada individu dengan kulit lebih gelap.14
Saat ini sebagian besar ahli telah meneliti dan melaporkan efek yang
bagus pada laser Q-switched.8,14 Quality-switched (q -switched = QS) berarti
kemampuan untuk membentuk pulse yang sangat pendek (5-100 nanodetik)
dengan daya puncak yang sangat tinggi.2,6,9,12 Laser QS menghasilkan efek
fotoakustik, yang berasal dari pem-bentukan gelombang cepat setelah
penyinaran laser yang mengakibatkan kerusakan terhadap struktur selular dan
5
ruptur membran, yang akhirnya merusak melanosom, dengan kerusakan
minimal terhadap struktur selular disekitarnya.6,14
Ada beberapa jenis laser QS yang banyak digunakan saat ini (tabel
1), yaitu:
6
Tabel 1. Parameter pengobatan standar untuk lesi hiperpigmentasi2
(mm) (J/cm2)
7
B. Indikasi laser pada lesi hiperpigmentasi
1. Kelainan pigmen di epidermis
Sejumlah penelitian klinis telah melaporkan efikasi dan keamanan
laser Q-switched dan laser pulsed dye 510 nm pada pengobatan
berbagai lesi hiperpigmentasi di epidermis, contohnya efelid, lentigo,
makula café-au lait, keratosis seboroik, nevus spilus, dan nevus
Becker. Pigmen pada lesi di epidermis terletak superfisial, sehingga
panjang gelombang yang lebih pendek dapat digunakan secara
efektif.2 Lesi di epidermis membutuhkan 1-6 sesi pengobatan untuk
sembuh. Lesi tersebut mudah menga-lami kekambuhan dan dianjurkan
penggunaan tabir surya yang adekuat untuk pemeliharaan.6
a. Lentigo
8
sesi pengobatan dengan laser pulsed dye 510 nm dan setelah 3-6
sesi pengo-batan dengan laser Q-switched Nd:YAG 532 nm.2,14
9
Tipe dermal: melanofag ditemukan di dermis superfisial dan mid
dermis.
Kombinasi tipe dermal dan epidermal.
Laser QS tidak efektif untuk pengobatan melasma dan hiperpigmentasi
pascainflamasi, bahkan meningkatkan melanofag dermis dan memperparah
hiperpigmentasi.2,32 Laser CO2 atau erbium:YAG resurfacing merupakan
modalitas alternatif untuk melasma, namun hiperpigmentasi pascainflamasi
hampir selalu timbul setelah operasi. 2
10
2. Relatif
Prosedur laser
1. Persiapan operator
Pelindung mata khusus (laser safety goggles) perlu digunakan,
termasuk oleh seluruh orang dalam ruangan selama tindakan laser dan
pemakaian pelindung, sarung tangan dan masker.
2. Persiapan ruangan
Laser harus digunakan pada daerah yang aman dari
kemungkinan gangguan. Penerangan harus secukup mungkin dan
meja/kursi operasi harus senyaman mungkin. Ruangan tidak boleh
memiliki cermin dan bahan metalik yang dapat memantulkan sinar
laser. Sistem pendingin harus tersedia untuk setiap mesin dan tombol
11
emergensi harus tersedia untuk mematikan seluruh sistem jika terjadi
kecelakaan atau masuknya orang yang tidak berkepentingan.
3. Persiapan pasien
Harus dicatat riwayat kesehatan, pengobatan terakhir, riwayat
alergi, tindakan bedah sebelumnya, kecenderungan mengalami
perdarahan dan bagaimana penyem-buhan luka (sembuh dengan
hiperpigmentasi atau hipo-pigmentasi). Pasien harus dijelaskan
mengenai semua hal tentang prosedur laser. Diharuskan membuat foto
lesi dan memperlihatkan kepada pasien foto lesi yang sama sebe-lum
dan setelah pengobatan serta hasil akhir. Beberapa persiapan
preoperatif yang perlu diperhatikan adalah:
12
4. Teknik operasi
13
F. Komplikasi Penggunaan Laser
14
juga dapat timbul hipopigmentasi persisten bila terjadi trauma termal yang
berlebihan pada saat pengobatan.33 Hipo-pigmentasi pascainflamasi dapat
bertahan beberapa minggu hingga beberapa bulan dan sulit untuk untuk
diobati. Foto-terapi dapat digunakan untuk mengobati hipopigmentasi ini.6
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Tan OT, Morelli JG, Kurban AK. Pulsed dye laser treatment of benign
cutaneous pigmented lesions. Lasers in Surgery and Medicine. 1992; 12:538-
42.
2. Dover JS, Arndt KA, Ort RJ. Lasers in the treatment of pigmented lesion.
Dalam: Kaminer MS, Arndt KA, Dover JS, editor. Principles and practices in
cutaneous laser surgery. Edisi pertama. Philadelphia: Harcourt Saunders;
2002. h. 489-503.
3. Chapas AM, Geronimus RG. Cosmetic applications of non-ablative lasers
and other light devices. Dalam: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest
BA, Paller AS, Leffell DJ, editor. Fitzpatrick’s dermatology in general
medicine. Edisi ke-7. New York: Mc Graw-Hill; 2008. h. 2372-7.
4. Sakamoto FH, Wall T, Avram MM. Anderson RR. Lasers and flashlamps in
dermatology. Dalam: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller
AS, Leffell DJ, editor. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. Edisi
ke-7. New York: Mc Graw-Hill; 2008. h. 2263-79.
5. Duke DD, Byers R, Sober AJ, Anderson RR, Grevelink JM. Treatment of
benign and atypical nevi with the normal-mode ruby laser and the Q–
switched ruby laser. Arch Dermatol. 1999;135: 290-6.
6. Aurangabadkar S, Mysore V. Standard guidelines of care: Lasers for
a. tattoos and pigmented lesions. 2009; 75 (Suppl 2): 111-26.
16
11. Arimuko A. Fisika dasar laser. Seminar basic laser dermatology dan
comprehensive CO2 laser. Jakarta 21 Februari 2009.
12. Sudharmono A. Laser tissue interaction. Seminar basic laser dermatology dan
comprehensive CO2 laser. Jakarta 21 Februari 2009.
13. Brauner GJ. Cutaneous laser surgery: Historical perspectives. Dalam: Kaminer
MS, Arndt KA, Dover JS, editor. Principles and practices in cutaneous laser
surgery. Edisi pertama. Philadelphia; Harcourt Saunders; 2002. h. 3-57.
14. Scheinfeld NS, Goldberg D. Laser treatment of benign pigmented lesions.
Diakses dari: www.emedicine.com. Disitasi pada tanggal 14 Maret 2008.
15. Jones CE, Nouri K. Laser treatment for pigmented lesions: a review.
16. J Cos Dermatol. 2006; 5: 9–13
17. Kono T, Manstein D, Chan HH, Nozaki M, Anderson RR. Q-Switched ruby
versus long-pulsed dye laser delivered with compression for treatment of
facial lentigines in Asians. Lasers in Surgery and Medicine. 2006; 38: 94–7.
18. Goldberg DJ. Laser treatment of pigmented lesions. Dermatol Clinic. 1997;
15: 397-407.
19. Zhong L, Lihua F, Sheng J, Wen H, Junpang C, Xiasheng W. Treatment of
522 patients with nevus of Ota with Q-switched alexandrite laser. Chinese
Med J. 2003; 116 (2): 226-30.
20. Todd MM, Rallis TM, Gerwels JW, Hata TR. A comparison of 3 lasers and
liquid nitrogen in the treatment of solar lentigenes. Arch Dermatol. 2000;
136: 841-6.
21. Kaufmann R, Beier C. Lasers. Dalam: Gilchrest BA, Krutmann J,
22. editor. Skin aging. Edisi pertama. New York: Springer-Verlag Berlin
Heildelberg; 2006. h. 185-94.
23. Taylor SC. Photoaging and pigmentary changes of the skin. Dalam: Burgess
CM, editor. Cosmetic dermatology; edisi pertama. New York: Springer-
Verlag Berlin Heildelberg; 2005. h. 29-51
24. Li Y, Yang K. Comparison of the frequency-doubled Q-switched Nd:YAG
laser and 35% trichloroacetic acid for the treatment of face lentigines.
Dermatol Surg. 1999; 25: 202–4
17
25. Sánchez RL, Raimer SS. Pigmentary disturbances and melanocytic tumors.
Dalam: Sánchez RL, Raimer SS, editor. Dermatopathology. Edisi pertama.
Texas: Landes Bioscience; 2001. h. 271-92.
26. Hunter JAA, Savin JA, Dahl MV. Disorders of pigmentation. Dalam: Stuart T,
editor. Clinical dermatology, edisi ke-3. Minnesota: Blackwell Science; 2003.
h. 242-52.
27. Kauvar ANB, Rosen N, Khrom T. A newly modified 595-nm pulsed dye
laser with compression handpiece for the treatment of photodamaged skin.
Laser in Surgery and Medicine. 2006; 38: 808-13.
28. Wang CC, Sue YM, Yang CH, Chen CK. A comparison of Q-switched
alexandrite laser and intense pulsed light for the treatment of freckles and
lentigenes in Asia persons: a randomized, physician-blinded, split-face
comparative trial. J Am Acad Dermatol. 2006; 54: 804-10.
29. Lapeere H, Boone B, Schepper SD, Verhaeghe E, Ongenae, Geel NV, dkk.
Hypomelanoses and hypermelanoses. Dalam: Wolff K, Goldsmith LA, Katz
SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editor. Fitzpatrick’s dermatology in
general medicine. Edisi ke-7. New York: Mc Graw-Hill; 2008. h. 622-40.
30. Kono T, Nozaki M, Chan HH, Mikashima Y. A retrospective study looking at
the long-term complications of Q-switched Ruby laser in the treatment of
nevus of Ota. Lasers in Surgery and Medicine. 2001; 29:156-9
31. Chan HHL, King WWK, Chan ESY, Mok CO, Ho WS, Krevel CV,dkk. In
vivo trial comparing patients tolerance of Q-switched alexandrite (QS Alex)
and Q-switched neodymium:Yttrium-Aluminum-Garnet (QS Nd:YAG) lasers
in the treatment of nevus of Ota. Lasers in Surgery and Medicine. 1999; 24:
24–8
32. Kishi K, Okabe K, Ninomiya R, Konno E, Hattori N, Katsube K, dkk. Early
serial Q-switched ruby laser therapy for medium-sized to giant congenital
melanocytic naevi. Br J Dermatol. 2009; 1: 1-7
33. Macedo FS, Kaminsky SK, Bagatin E, Hassun KM, Talarico S. Melasma: a
comparative study of the combination of glycolic acid and hydroquinone in
association with glycolic acid peelings. Med Cutan Iber Lat Am. 2006; 34(1):
11-6
18
34. Chan HLL. Effective and safe use of lasers, light sources, and radiofrequency
devices in the clinical management of Asian patients with selected
dermatoses. Lasers in Surgery and Medicine. 2005; 37: 179–85.
35. Willey A, Anderson RR, Azpiazu JL, Bakus AD, RJ Barlow, Dover JS, dkk.
Complications of laser dermatologic surgery. Lasers in Surgery and
Medicine. 2006; 38:1–15
36. Sudharmono A. Pre and post care, the key of pigmented laser treatments
success. Seminar laser in pigmented lesions. Semarang 1 Agustus 2009.
37. Sadighha A, Saatee S, Muhaghegh-Zahed G. Efficacy and adverse effects of
Q-switched ruby laser on solar lentigines: A prospective study of 91 patients
with Fitzpatrick skin type II, III, and IV. Dermatol Surg. 2008; 34: 1465–8.
19