Anda di halaman 1dari 53

STUDI KASUS DAN REKOMENDASI KOMITE K2

KECELAKAAN KONSTRUKSI JEMBATAN


PADA PROYEK STRATEGIS NASIONAL

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

JAKARTA, 3 april 2018

1
1. UMUM

KKJTJ KOMITE K2

OPERASIONAL/
PERENCANAAN LELANG KONSTRUKSI PEMELIHARAAN
2. Kompilasi Kecelakaan Konstruksi :
22 Januari 2018
Proyek Pembangunan LRT Kelapa Gading-Velodrome, Kegagalan 4 Februari 2018
dalam beton wet joint saat prosess stressing, (Malam)
Proyek Double Double Track, Jatinegara, Robohnya
launcher gantry pada saat setting (Subuh/ pagi)
2 Januari 2018
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok-
Antasari, Girder yang terpasang rubuh 20 Februari 2018
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA 15 Novembar 2017
karena terkena alat back hoe (Pagi)
11 12 Proyek Tol BECAKAYU, Jatuhnya bekisting
pier head PCB 34 akibat kurang
sempurnanya pemasangan form work pier
Proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta,
Robohnya Launcher Gantry, (Pagi)
10 13 head, (Subuh/ Pagi)

03 Novembar 2017
Proyek MRT, Gagal erection OCS Parapet
09 30 Desember 2017
05 06
akibat tidak stabilnya crane, (Malam)
Proyek Pembangunan Jalan Tol Pemalang-Batang,
Robohnya girder akibat sistem gantungan/lifting tidak

29 Oktober 2017
Proyek Pembangunan Jalan Tol PASPRO 04 07 08 sempurna menggunakan dua buah crawler crane, (siang)

(Pasuruan-Probolinggo), Robohnya girder 9 Desember 2017 5 Februari 2018


akibat sistem gantungan/lifting tidak Proyek Pembangunan Jembatan Ciputrapinggan,
sempurna menggunakan dua buah crawler Gagal proses pemasangan balok girder akibat Longsoran di Km 8+6/7
crane, (pagi) 16 Novembar 2017 kurang sempurnanya alat jacking dan perancah, Underpass Jalan Perimeter
03 Pemb. Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
(Elevated), Gagal proses Erection papan
(Siang) Selatan Bandara Soetta
VMS, (Subuh/ Pagi) 15 Januari 2018
Selasar Gedung Bursa Efek
01 02 26 Oktober 2017
Proyek pembangunan Jalan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR),
Indonesia, Jakarta
15 16
Robohnya alat portable tower crane (Sore)
4 Agustus 2017 22 September 2017 17 Agustus 2017
Pasca-
Pembangunan
Transit
Light
(LRT) Palembang,
Kegagalan Lifting, (Siang)
Rail
Pembangunan Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi, Robohnya girder
akibat kurang sempurnanya bracing/pengikat girder (Sore/malam)
Amblasnya Pondasi pilar Jembatan
Tanipah, kalimantan Tengah 14 Konstruksi
Pengelompokkan Kecelakaan Konstruksi :

4
Kronologis Proses Evaluasi KKK :
2. STUDI KASUS KECELAKAAN KONSTRUKSI
A. Kecelakaan Konstruksi Pemasangan PCI Girder

6
Kecelakaan Konstruksi Pemasangan PCI Girder Bentang 50 m
No Tanggal Proyek Kontraktor Jumlah Gelagar Korban

1. Sabtu Jembatan Overpass Caringin Sta. PT. Waskita karya Bentang 50m sebanyak Luka : 2 org
22 Sept. 2017 6+735, Ruas Jalan Tol Bogor - 1bh yang jatuh Tewas : 1 org
Ciawi - Sukabumi (BOCIMI), Jawa
Barat

2. Minggu Jembatan Overpass Sta. 4+556, PT. Waskita karya Bentang 50m sebanyak Luka : 2 org
29 Okt. 2017 Ruas Jalan Tol Pasuruan - 4bh yang jatuh Tewas : 1 org
Probolinggo (PASPRO), Jawa
Timur
3. Sabtu Jembatan Ciputrapinggan PT. Bangun Pilar Bentang 50m sebanyak Luka : 0 org
9 Des. 2017 KM.Bandung. 206+950, Ruas Patroman 2bh yang jatuh Tewas : 0 org
Banjar - Pangandaran, Jawa Barat

4. Sabtu Jembatan Overpass Proyek Jalan PT. Waskita karya Bentang 50m sebanyak Luka : 0 org
30 Des. 2017 Tol Pemalang - Batang, Jawa 1bh yang jatuh Tewas : 0 org
Tengah.
Kondisi Awal
TOL BOCIMI TOL PASPRO JEMBATAN TOL
(Bogor-Ciawi-Sukabumi) (Pasuruan-Probolingo) CIPUTRAPINGGAN PEMALANG – BATANG

Erection dengan 2 crane dengan Erection dengan 2 crane Erection dengan perancah dan Erection dengan 2 crane dengan
gantungan kabel sling dengan gantungan kabel sling digeser dengan jack hidaulic gantungan kabel sling
Kondisi Saat Kerusakan
TOL BOCIMI TOL PASPRO TOL
(Bogor-Ciawi-Sukabumi) (Pasuruan-Probolingo) JEMBATAN PEMALANG – BATANG
CIPUTRAPINGGAN

Sabtu, 22 September 2017 Minggu, 29 Oktober 2017 Sabtu, 9 Desember 2017 Sabtu, 30 Desember 2017

Luka-Luka : 2 org Luka-luka : 2 org Luka-luka : 0 org Luka-luka : 0 org


Korban Jiwa : 1 org Korban Jiwa : 1 org Korban Jiwa : 0 org Korban Jiwa : 0 org
1. Kondisi PCI Girder sebelum jatuh berada dalam kondisi tidak 1.Kondisi tidak stabil
(unstable equilibrum)
stabil (unstable equilibrum) .
2. Pada saat pemasangan pengaman gelagar dengan bracing
tulangan dengan pengelasan gantungan crane mengalami 2.Gantungan crane mengalami
pelonggaran sehingga gelagar tidak stabil. pelonggaran sehingga gelagar
berotasi.

3. Vertikalitas gantungan tidak sempurna.


3.Vertikalitas gantungan sulit dikontrol
4. Pengamanan gelagar berupa bracing baja tulangan tidak cukup
mampu menahan gaya guling PCI Girder.
5. Alat Jack Hidraulic yang tidak bekerja dengan baik (Metode
Perancah & Geser).
6. Gelagar menumpu di atas landasan perletakan dengan lebar 5.Jack Hidraulic yang tidak
bekerja dengan baik
lebih kecil dari lebar flen bawah gelagar.

4.Bracing baja tulangan tidak mampu menahan


gaya guling
1. Untuk gelagar yang masih diproduksi harus merubah ujung 1.dapped end (takikan ujung) 2.Baja
gelagar dengan bentuk dapped end (kursi) agar gelagar Gantungan

stabil.
2. Pengangkatan gelagar harus menggunakan baja
penggantung atau dengan lifting loop.
3. Pemasangan pengaku dengan sistem bracing baja
modular
4. Alat Jack Hidraulic harus dalam kondisi baik dan 3.Bracing Baja
terkalibrasi (Metode Perancah & Geser) Modular
5. Landasan perletakan harus lebar mendekati lebar flens
bawah gelagar
6. Grouting Post Tensioning Tendons dilakukan telebih 2.Lifting Loop 2.Lifting Loop
dahulu dan setelah cukup umur baru dilakukan erection.
3.Bracing Baja
7. Kontraktor pelaksana memiliki sertifikat SIO (Surat Ijin Modular
Operator) dan SILO (Surat Ijin Laik Operasi) Peralatan.
8. Kapasitas crane minimal 2.5 dari beban yang diperlukan.
Perbaikan yang dilakukan oleh PT. WASKITA KARYA

Penggunaan Lifting Frame

Penggunaan Bracing Modular


B. Kecelakaan Konstruksi Pada Pembangunan Jembatan Proyek
Double Double Track Manggarai - Matraman
Kecelakaan Konstruksi Pada Pembangunan Jembatan
Proyek Double Double Track Manggarai - Matraman
Kondisi Saat Kerusakan

1
2

Lokasi Korban
Kemungkinan Penyebab keruntuhan Launcher Erection Box Girder DDT Manggarai adalah :
Bergerak lepasnya front-leg dan brake system.
Proses Pembongkaran Launcher sedang berlangsung
Proses Pembongkaran Launcher sedang berlangsung
C. Kecelakaan Konstruksi KM 8+6/7 Underpass Jalan Perimeter
Selatan Bandara Soekarno-Hatta
Kondisi Awal

No Tanggal Proyek Kontraktor Panjang DPT Korban

1. Senin Konstruksi KM 8+6/7 Underpass PT. Waskita karya 29 m (roboh) Luka-luka : 1 org
5 Februari 2018 Jalan Perimeter Selatan Bandara Korban Jiwa : 1 org
Soekarno-Hatta
Kondisi Saat Kecelakaan Konstruksi
Tindakan Selanjutnya :

▪ Mengevakuasi korban yang terperangkap longsor.


▪ Penutupan Jalur Kendaraan
▪ Mengangkat material – material longsoran dari badan jalan.
▪ Melakukan investigasi teknis.
▪ Rekomendasi Penanganan Kedepan dari KKK (Mengganti
sistem pada dinding penahan tanah)
Usulan Kontraktor : Penggantian Dinding Penahan Tanah
dengan System Secant Pile Wall Method.
Proses saat ini adalah penanganan darurat dan dalam proses perencanaan secan pile
D. Kecelakaan Konstruksi Proyek Pembangunan Jalan Tol Bekasi
– Cawang - Kampung Melayu (BECAKAYU)
Kondisi Awal

No Tanggal Proyek Kontraktor Peristiwa Korban

1. Selasa Proyek Pembangunan Jalan Tol PT. Waskita karya Kegagalan tie rod pada Luka-luka : 7 org
20 Februari Bekasi – Cawang - Kampung form work
2018 Melayu (BECAKAYU)
Gambar 1. Kondisi Awal

Tol Bekasi – Cawang - Kampung Melayu (Becakayu)


Gambar 2. Kondisi Saat Kerusakan

Tol Bekasi – Cawang - Kampung Melayu (Becakayu)


Tindakan Selanjutnya :

▪ Mengevakuasi 7 korban dan dirujuk ke RS untuk penanganan medis;


▪ Penutupan daerah lokasi kejadian;
▪ Melakukan penghentian sementara proses pelaksanaan pekerjaan;
▪ Koordinasi dengan aparat dan pihak berwajib;
▪ Rekomendasi Penanganan Kedepan dari KKK (Perancah menggunakan
shoaring);
▪ Saat ini akan dilakukan evaluasi mutu beton pilar yang mengalami kecelakaan
konstruksi oleh Perguruan Tinggi Negeri UI.
E. Kecelakaan Konstruksi Pada Pembangunan Proyek LRT Jakarta
Koridor 1 Kelapa Gading - Velodrome
Kondisi Saat Kerusakan
Analisis Potensi Penyebab Kecelakaan Jembatan LRT
Kemungkinan penyebab keruntuhan Jembatan LRT Box Girder
Beton Prategang diakibatkan oleh :
1. Beton Wet Joint terdapat anomali mutu kuat tekan
beton termasuk dimungkinkan adanya
segregasi/keropos pada betonnya.
2. Ketidaktepatan SOP pada saat stressing dan
pencatatannya sehingga menyebabkan tegangan
berlebih (over stress)

Untuk memastikan mutu beton pada sambungan wet joint telah


dilakukan Investigasi lapangan dengan pengambilan sampel yang
dilakukan uji oleh Tim Direktorat Jembatan, Dirjen Bina Marga dan
Pusat Litbang Jalan dan Jembatan, Badan Litbang PUPR, yaitu:
1. Uji Mutu Beton hasil core drill
2. Uji Deteksi tulangan/ strand
3. Uji kondisi retak dan kerapatannya
4. Uji mutu kabel strand
5. Uji visual terhadap hasil pengecoran
PROGRESS REKONSTRUKSI KECELAKAAN KONSTRUKSI

Telah dilakukan perbaikan


mutu beton dan kalibrasi alat
jacking strand.
Proses pemasangan girder telah selesai dilaksanakan
F. Oprit Jembatan Tol Antasari - Depok

✓ Struktur berupa Seet pile dengan


menggunakan baja dan angkur
sebagai pengaku yang secara visual
kurang rapi, sehingga memerlukan
perbaikan dengan menutup
menggunakan panel beton.

✓ Kapasitas sheet pile telah


didiskusikan dengan hasil perhitungan
memenuhi persyaratan dengan
beberapa catatan.

✓ Saat ini masih dalam proses desain


dan persiapan penutupan dengan
menggunakan panel beton.
3. REKOMENDASI KOMITE K2 :

35
8 Kriteria evaluasi dan struktur layang yang dievaluasi
37
HASIL EVALUASI :

38
HASIL EVALUASI :
Hasil Evaluasi Komite Keselamatan Konstruksi :

1. Ada 3 Badan Usaha yang mendapat catatan dari Komite, yaitu:


• PT. Jasa Marga Kunciran Cengkareng agar meningkatkan penanganan K3;
• PT. Citra Wasphuttowa untuk ruas Depok - Antasari yang masih harus melengkapi dokumen
Lifting; dan
• PT Hutama Karya untuk Jalan Tol Trans Sumatra, dengan Catatan Safety Factor alat
angkat min. 2.5 dari beban dengan memperhitungkan jangkauan dan boom dan
dimasukkan ke dalam SOP, Memperhatikan SOP, Job Safety Analisis dan SMK3L selama
proses pelaksanaan.
2. Total Dokumen / Paket yang dievaluasi Komite 46 Paket, yang sudah presentasi 43 Paket, dan
yang mendapat rekomendasi lanjut ada 43 Paket
Hasil Evaluasi Komite Keselamatan Konstruksi :

Dari 36 Badan Usaha yang disurati Menteri:

Untuk Design and


Review terhadap Perencanaan harus
Build Design dan
Perencanaan dan Perencanaan dan dicek and recek agar
Persetujuan dapat
Metoda Metoda tidak terjadi
sambil Jalan namun
Pelaksanaannya Pelaksanaannya yang kesalahan-kesalahan
evaluasi dan
harus sudah disetujui ada juga harus elementer, dan sesuai
persetujuan dari
oleh KKJTJ; diapprovalkan dengan kaidah-kaidah
KKJTJ tetap
kembali ke KKJTJ; yang ada.
diperlukan;
• DARI SISI ADMINISTRASI DAN PERSYARATAN TELAH
MEMENUHI SYARAT - SYARAT, NAMUN DALAM
PELAKSANAAN MASIH KURANG DISIPLIN DAN INI
JUGA DISEBABKAN KARENA KURANGNYA
PENGAWASAN (SOP, JFA DAN SMK3L SELAMA
PROSES PELAKSANAAN);
• PENYEBAB KECELAKAAN KONSTRUKSI LEBIH
BANYAK KARENA SUBKON. HUBUNGAN MAINKON
DAN SUBKON HARUS JADI SATU DAN TIDAK BISA
DILEPAS. MAIN KONTRAKTOR HARUS
MENGUNDANG SUBKON-SUBKONNYA UNTUK
MELAKUKAN KOMITMEN K3 (BAIK SUBKON
PERALATAN, MATERIAL, DAN TERMASUK
DIDALAMYA ADALAH TENAGA KERJA);
• PERSONIL YANG BEKERJA DI PROYEK TIDAK DI
SCREENING OLEH MAINKON, MENYANGKUT
KOMPETENSINYA DAN PELATIHANNYA;

• SUB KONTRAKTOR HARUS MENJADI BAGIAN DARI


SISTEM; SUB KONTRAKTOR MENJADI BAGIAN DARI
PEMBINAAN YANG HARUS DILAKUKAN OLEH MAIN
KONTRAKTOR;

• PENGAWASAN HENDAKNYA TIDAK HANYA


DILAKUKAN OLEH KONSULTAN PENGAWAS, TAPI
JUGA OLEH PENGGUNA JASA/INVESTOR, BAHKAN
JUGA OLEH KONTRAKTOR. SEHINGGA
PENGAWASAN DILAKUKAN SECARA MENYELURUH;
• SUB KONTRAKTOR HARUS MENJADI BAGIAN
DARI SISTEM; SUB KONTRAKTOR MENJADI
BAGIAN DARI PEMBINAAN YANG HARUS
DILAKUKAN OLEH MAIN KONTRAKTOR;

• PENGAWASAN HENDAKNYA TIDAK HANYA


DILAKUKAN OLEH KONSULTAN PENGAWAS, TAPI
JUGA OLEH PENGGUNA JASA / INVESTOR,
BAHKAN JUGA OLEH KONTRAKTOR. SEHINGGA
PENGAWASAN DILAKUKAN SECARA
MENYELURUH;
• KONSULTAN PENGAWAS TIDAK MEMILIKI
PERAN, TIDAK DIDENGAR OLEH SUBKON DI
LAPANGAN. REKOMENDASI KONSULTAN
PENGAWAS SERING TIDAK DIDENGAR;

• KONSULTAN PENGAWAS TIDAK MEMBERIKAN


APPROVAL SEBELUM PEKERJAAN
DILAKSANAKAN, INI MENUNJUKAN ADA SOP
YANG TIDAK DIIKUTI;

• KONTRAKTOR MEMAKSAKAN PEKERJA


BEKERJA HINGGA MALAM (OVERTIME);
• KONTRAKTOR TIDAK MEMPERHITUNGKAN
KESEJAHTERAAN PEKERJANYA. KONDISI
PERCEPATAN MEMBUAT PARA PEKERJA
KELELAHAN;

• PEKERJA DI LAPANGAN KELELAHAN, TIDAK


ADA YANG MENGAWASI, YANG MENYETUJUI /
APPROVAL;

• KONSULTAN PENGAWAS HARUS SELALU ADA


DAN MENINGKATKAN KOMPETENSI;
• KURANGNYA TRAINING PENGAWAS MELALUI SUBKON,
JIKA SUBKON MELIHAT PENGAWAS DIRASA KURANG
KOMPETEN, MAKA DILAPORKAN, JADI SALING KERJA
SAMA / MENGINGATKAN;

• KURANGNYA DISIPLIN DAN KOMITMEN ANTARA PIHAK


KONTRAKTOR DAN KONSULTAN PENGAWAS.

• KURANGNYA PEMENUHAN AHLI K3 DILAPANGAN;


Memperketat pemilihan penyedia jasa

Melatih dan Mensertifikasi Personil konsultan, kontraktor, operator peralatan

Melatih dan mensertifikasi para pejabat pelaksana (Satker dan PPK) di bidang K3 Konstruksi

Meregister dan merecord peralatan yang digunakan

Memperbaiki aturan dan tata kerja kontraktor utama dan subkontraktor

Melakukan pemantauan dan evaluasi secara rutin terhadap pelaksanaan paket-paket kegiatan yang
mempunyai risiko bahaya tinggi

Memberikan sanksi bagi penyedia jasa yang tidak melaksanakan SMK3 Konstruksi dengan baik

48
QUALITY PLAN/ RENCANA MUTU :
QUALITY PLAN/ RENCANA MUTU (Permen No. 05/PRT/M/2014)
1.Rencana Mutu Unit Kerja (RMU) disusun oleh Unit Kerja Eselon I dan II
2.Rencana Mutu Pelaksanaan (RMP) disusun oleh Kepala Satker, SNVT, SKS, dan PPK
3.Rencana Mutu Kontrak (RMK) disusun Penyedia Barang/Jasa

PERENCANAAN LELANG KONSTRUKSI O/P


FS, PRELIMINARY DESIGN & DED Shop Drawing, Geometry Control & Construction Operasional & Pemeliharaan

Kewenanganan Pengesahan : 1. Shop drawing dan Spesifikasi Teknis


1. Jembatan Sederhana (P2JN dan 1.Data Teknis
2. SOP Pekerjaan terpenuhi
Balai) 2.Pemeriksaan Rutin,
3. SDM Kontraktor dan konsultan sesuai
2. Jembatan Kompleks dan Sumber 4. Peralatan (SILO) + Operator (SIO)
Berkala, Detail dan
Dana Loan, (P2JN , Balai/ Dit Jbt 5. Material (Mix Design, Trial Mix, JMF) Khusus
serta Independent Proof Checker , 6. Metode Pelaksanaan memenuhi SOP 3.SHMS
IPC) 7. Perhitungan scaffolding, Perhitungan Kapasitas angkut 4.Pemeliharaan Rutin
8. Teknologi memenuhi standar dan Rehabilitasi
3. Jembatan bentang > 100 m; Tinggi
9. Ijin Kerja, Laporan Harian, Pengujian/ QC, Pre Used 5.Pembangunan,
Pilar > 40m, Panjang total > 3 KM, Inspection Crane
pelengkung/ kabel > 60 m dan Duplikasi dan
10. SMK3L (HIRADC, Penilaian, JSA, APD, Tanggap Darurat,
pelebaran
terowongan >200 m oleh KKJTJ Daily& Weekly Awareness, Traffic Management dll
1. Undang-undang No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja
2. PP No 50/2012 tentang Penerapan Sistem Manjemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
3. Permen PU No 05/PRT/M/2014 tentang SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
4. Pedoman Pelaksanaan K3 untuk Konstruksi jalan dan Jembatan (Pedoman Bina Marga No 004/BM/2006)
5. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 66/SE/M/2015 tentang biaya penyelenggara-
an sistem manjemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 1 Tahun 1980 tentang Keselamatan Kerja pada Konstruksi Bangunan .
7. Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku lainnya yang terkait K3 dan pekerjaan Jembatan
8. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No.174/Men1986 dan 104/KPTS/1986
tentang K3 pada tempat kegiatan konstruksi.
1. Sebagai pedoman dalam perhitungan biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum dan bertujuan untuk mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
2. SE ini mencakup penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang
terdiri dari :
• Rincian kegiatan penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
• Biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
3. Surat Edaran ini merupakan acuan dalam penyusunan Analisa Harga Satuan
Pekerjaan (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum pengadaan jasa konstruksi
4. SANKSI, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang tidak melaksanakan surat edaran ini
akan dikenakan sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
Melakukan
Mematuhi perbaikan
berkelanjutan
peraturan terhadap Sistem
perundangan Manajeman K3
dan persyaratan guna
lain yang meningkatkan
budaya K3 yang
berlaku Meningkatkan baik di tempat
kinerja secara kerja

Mencegah cidera, berkesinambu


sakit akibat kerja, ngan Memberikan
pencemaran pelatihan,
lingkungan dan menyediakan
terjadinya insiden tempat dan
sarana kerja yang
keamanan yang sehat aman dan
berdampak pada nyaman kepada
proses bisnis seluruh
pekerjaan stakeholders.
konstruksi

52
Terima kasih
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

53

Anda mungkin juga menyukai