Anda di halaman 1dari 23

Pengaruh Vitamin Terhadap Biosintesis Otot, Tulang, Sendi dan Kulit

Joshua Armando Sitompul


102016103
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat korespondesi : Jl. Terusan Arjuna No. 6, Jakarta Barat 11510, Indonesia
Email : Joshua.2016fk103@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Tubuh manusia memiliki berbagai komponen penting didalamnya yang harus dijaga, karena pada
manusia 1 komponen selalu berhubungan dengan yang lainnya seperti pada hubungan antartulang. Dalam
tubuh berhubungan satu dengan yang lain agar dapat melakukan fungsinya dengan baik itu disebut
sebagai persendian (artikulasi), persendian dibagi lagi menjadi sendi
engsel,pelana,putar,geser,luncur,peluru, dan sendi ellipsoid. Ketika kita masih bayi kita memiliki sekitar
300 tulang. Namun, ketika kita beranjak dewasa beberapa dari tulang-tulang ini ada yang melebur hingga
akhirnya menjadi 206 tulang. Tulang terdiri dari tulang rawan, tulang keras, tulang kompak, dan tulang
spongia. Selain tulang dan sendi, tanpa adanya otot kedua hal tersebut tidak akan dapat bergerak, otot
sendiri dibagi menjadi otot jantung, otot polos dan juga otot lurik (skelet). Ketiga hal tersebut memiliki
jaringan ikat antara satu dengan yang lain baik jaringan ikat padat maupun jaringan ikat longgar. Ketika
ketiga hal tersebut telah lengkap, lapisan yang menutupinya seperti kulit juga sangat berperan dalam
manusia. Keempat hal tersebut harus lah tetap dijaga sehingga menjadikannya kokoh atau kuat.
Mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran juga sangatlah bagus untuk menjaga kulit, tulang, dan otot
karena didalamnya ada unsur vitamin yang dapat memperkuat keempat hal penting tersebut. Oleh sebab
itu kita sebagai menusia harus perlu memperhatikan dan menjaga tubuh kita dengan baik dengan
mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran serta berolahraga untuk selalu tetap sehat dan berstamina.
Kata Kunci : Sendi, Tulang, Otot, Kulit, Vitamin.

Abstract
The human body has a variety of important components in it that must be maintained, because the human
one component is always in touch with others such as the relationship antartulang. In the body relative to
one another in order to perform its function properly it is referred to as the joint (articulation), the joints
are further divided into a hinge joint, saddle, rotate, slide, glide, bullets, and ellipsoid joints. When we
were babies we have about 300 bones. However, when we get older some of these bones there that melt
until it became 206 bones. Bone is composed of cartilage, the hard bone, compact bone, and bone
Spongia. In addition to the bones and joints, without both of these muscles will not be able to move, the
muscles themselves are divided into cardiac muscle, smooth muscle and striated muscle (skeletal).
Thirdly it has a connective tissue between one another either dense connective tissue and loose
connective tissue. When all three things are complete, the soil covering as the skin is also very important
role in humans. The four things should be is maintained so that makes it sturdy or strong. Consuming
fruits and vegetables are also very good for keeping the skin, bones, and muscles because in it there is an
element of vitamins to strengthen the four important issues. Therefore we as a human family should have
to pay attention and care of our body by consuming fruits and vegetables and exercising to always stay
healthy and stamina

Keywords: Joints, Bones, Muscles, Skin, Vitamin.

PENDAHULUAN
Tubuh manusia merupakan salah satu bentuk kompleks dari susuan biologis.Tubuh
manusia itu sendiri terdiri atas satuan-satuan biologis yang mencakup satuan fisik, kimiawi, dan
biologis. Di dalam tubuh manusia terdapatnya Sel-sel membentuk jaringan, jaringan membentuk
organ, dan organ-organ yang bekerja bersama-sama membentuk sistem. Keterkaitan,
keharmonisan, dan keterpaduan fungsi komponen-komponen nilai yang merupakan keunikan
sifat mahkluk hidup yang disebut manusia. Di dalam tubuh manusia lah terdapat banyaknya
organ-organ , tulang, otot, persendian yang melengkapi tubuh manusia itu sendiri. Tetapi banyak
orang yang tidak peduli dan tidak terlalu menjaga hal tersebut, padahal hal tersebut lah yang
membuat manusia itu menjadi utuh. Manusia sering kali lupa untuk menjaga tubuh mereka
sendiri dan kurang memperhatikannya, padahal tanpa adanya salah satu dari hal tersebut maka
manusia itu sendiri akan tidak berdaya. Oleh sebab itu kita sebagai manusia harus mengetahui
betapa pentingnya untuk menjaga komponen-komponen tersebut dengan salah satunya
mengkonsumsi Vitamin.
Vitamin selain sebagai suplemen pada tubuh manusia, vitamin juga sangatlah berperan
untuk komponen-komponen di tubuh seperti tulang, otot, kulit, dan persendian. Vitamin
memiliki peranan sangat penting untuk keempat hal tersebut karena vitamin membuat otot,
tulang, kulit dan persendian menjadi kuat dan menjadi lebih sehat. Akan tetapi kebanyakan
manusia tidak terlalu mementingkan hal tersebut dan terlalku bersikap acuh. Padahal vitamin
dapat kita peroleh seperti dari buah-buahan, sayuran, minuman, bahkan makanan, tetapi sikap
tidak peduli manusia itu selalu menghalangi untuk mengkonsumsi itu. Pada ,makalah ini
membahas tentang otot, tulang, kulit, dan persendian yang masing-masingnya sangatlah
membutuhkan asupan yang cukup untuk membuat mereka menjadi lebih kuat dan lebih terjaga
yaitu dengan vitamin baik vitamin A,B,C,D,E dan K karena vitamin bukan hanya sebagai untuk
tubuh manusia melainkan untuk memperkuat otot,tulang, kulit dan persendian.

Hubungan Antartulang ( Artikulasi / Persendian )


Antartulang dalam tubuh berhubungan satu dengan yang lain agar dapat melakukan
fungsinya dengan baik. Hubungan antartulang itu disebut persendian (artikulasi).
Berdasarkan keleluasaan gerakan yang dihasilkan, ada tiga jenis persendian, yaitu sinartrosis,
sinfibrosis, dan diartrosis.1
Sinartrosis
Sinartosis adalah persendian yang tidak dapat digerakkan. Ada dua tipe utama sinartrosis,
yaitu suture dan sinkondrosis. Suture atau sinostosis adalah hubungan antartulang yang
dihubungkan dengan jaringan ikat serabut padat, contohnya pada tengkorak. Sinkondrosis adalah
persendian oleh tulang rawan (kartilago) hialin, contohnya hubungan antara epifisis dan diafisis
pada tulang dewasa
Amfiartrosis atau Sinfibrosis
Amfiartrosis atau Sinfibrosis adalah persendian yang dihubungkan oleh tulang rawan
(kartilago), jaringan ikat serabut, dan ligamen sehingga memungkinkan terjadi sedikit gerakan.
Contohnya sendi antara tulang betis dan tulang kering.
Diartrosis
Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan gerakan tulang-tulang secara leluasa.
Misalnya sendi engsel pada lutut dan siku serta sendi peluru pada pangkal paha dan lengan atas.
Ujung tulang yang membentuk persendian (diartrosis) bersifat khas, yaitu berbentuk bonggol,
sedangkan ujung yang lain membentuk lekukan yang sesuai ukuran bonggol. Setiap permukaan
sendi dilapisi dengan tulang rawan hialin dan dibungkus dengan selaput sinovial yang
membentuk minyak sinovial. Minyak sinovial atau minyak sendi ini berfungsi untuk melicinkan
gerakan. Diartrosis meliputi beberapa macam persendian. Berdasarkan arah gerak yang
ditimbulkannya, diartrosis dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dan macam sendi yang
dijelaskan sebagai berikut.

Pembagian sendi menurut bentuk dan letaknya.


Macam-macam Sendi Terdapat pada
1. Sendi Engsel Persendian pada tulang siku dan lutut.
Sendi engsel adalah persendian yang
memungkinkan terjadinya gerakan ke satu
arah
2. Sendi Pelana Persendian pada hubungan antara tulang ibu
Sendi pelana adalah persendian yang jari dan tulang telapak tangan.
memungkinkan gerakan ke dua arah.

3. Sendi Putar
Sendi putar adalah persendian tulang yang tengkorak dengan tulang atlas dan radius
satu mengitari tulang yang lain sehingga dengan ulna.
menimbulkan gerak rotasi

4. Sendi Geser Persendian pada hubungan antara ruas-ruas


Sendi geser adalah persendian yang tulang belakang.
gerakannya hanya menggeser, kedua ujung
agak rata dan tidak berporos. Sendi geser
disebut juga sendi kepat atau sendi avoid.
5.
Sendi Luncur
, Skapula dengan klavikula dan karpal dengan
Sendi luncur adalah persendian tulang metakarpal.
yang memungkinkan terjadinya gerakan
badan melengkung ke depan, ke belakang
atau memutar
6.
Sendi Peluru
, Tulang lengan atas dengan gelang bahu dan
Sendi peluru adalah persendian tulang tulang paha dengan gelang panggul.
yang gerakannya paling bebas di antara
persendian yang lain, yaitu dapat bergerak
ke segala arah.
7.
Sendi Elipsoid / Kondiloid hubungan antara tulang pengumpil dan tulang
pergelangan tangan
Mirip dengan sendi peluru, hanya saja
sendi elipsoid memiliki bonggol dan
ujung-ujung tulangnya tidak membulat,
tetapi sedikit oval. Oleh karena itu,
gerakan yang dihasilkan lebih terbatas
dibandingkan dengan sendi peluru

Struktur Miskroskopik Tulang

Ketika kita masih bayi kita memiliki sekitar 300 tulang. Namun, ketika kita beranjak dewasa
beberapa dari tulang-tulang ini ada yang melebur hingga akhirnya menjadi 206 tulang. Struktur
tulang ada yang di bedakan berdasarkan jaringan dan sifat fisik tulang. Berdasarkan jaringan
penyusun dan sifat-sifat fisiknya tulang dibedakan menajdi 2 jenis yaitu:

Tulang Rawan (Kartilago)

Adalah tulang yang tidak menagndung pembuluh darah dan saraf kecuali lapisan luarnya
(perikondrium). Tulang arawan memiliki sifat lentur karena tulang rawan tersusun atas zat
interseluler yang berbentuk jelly yaitu kondroitin sulfat yang didalamnya terdapat serabut
kolagen dan elastin. Maka dari itu, tulang rawan bersifat lentur dan lebih kuat dibandingkan
dengan jaringan ikat biasa.2
Pada zat interseluluer tersebut juga terdapat rongga-rongga yang disebit lacuna yang berisi sel
tulang rawan yaitu kondrosit. Tulang rawan terdiri dari 3 tipe yaitu:

Tulang rawan hialin: tulang yang berwarna putih sedikit kebiru-biruan, mengandung serat-serat
kolagen dan kondrosit.

Tulang Rawan elastin: tulang yang mengandung serabut-serabut elastin.

Tulang rawan fibrosa: tulang yang banyak mengandung serat kolagen sehingga tulang rawan
fibrosa sangat kuat dan lebih kaku.

Tulang keras (osteon)

Berfungsi untuk menyusun berbagai sistem rangka. Tulang tersusun atas:2

Osteoblas : sel pembentuk jaringan tulang

Osteosit : sel tulang dewasa

Osteoklas : sel pengahancur tulang

Pada umumnya penyusun tulang di seluruh tubuh kita semuanya berasal dari material yang sama.
Dari luar ke dalam kita akan dapat menemukan lapisan-lapisan berikut ini, yaitu :

Periosteum
Pada lapisan pertama kita akan menemukan periosteum. Periosteum merupakan selaput luar
tulang yang tipis. Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan
ikat dan pembuluh darah. periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka ke tulang
dan berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.

Tulang kompak

Tulang kompak terdiri dari sistem havers, setiap sistem havers terdiri dari saluran havers yaitu
saluran yang sejajar dengan sumbu tulang. Di dalam saluran terdapat pembuluh-pembuluh darah
dan saraf. Di sekeliling sistem havers terdapat lamella-lamella yang konsentris dan berlapis-
lapis. Lamella adalah suatu zat intraseluler yang berkapus. Pada lamella terdapat rongga-rongga
yang disebut lacuna. Di dalam lacuna terdapat osteosit. Dari lacuna keluar menuju ke segala arah
saluran-saluran kecil yang disebut canaliculi yang berhubungan dengan lacuna lain atau canalis
havers. Canaliculi penting dalam nutrisi osteosit. Di antara sistem havers terdapat lamella
interstitial yang lamella-lamellanya tidak berkaitan dengan sistem havers. Pembuluh darah dari
periosteum menembus tulang kompak melalui saluran volkman dan berhubungan dengan
pembuluh darah saluran havers. Kedua saluran ini arahnya saling tegak lurus. Tulang spons tidak
mengandung sistem havers.

Pada lapisan kedua ini kita akan menemukan tulang kompak. Tulang ini teksturnya halus dan
sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur
sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak
mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun serat-serat sehingga lebih lentur.
Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.

Tulang Spongiosa
Pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa. Sesuai dengan namanya, tulang
spongiosa adalah tulang yang memiliki banyak rongga. Rongga tersebut diisi oleh sumsum
merah yang mampu memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa ini terdiri dari kisi-kisi tipis
yang disebut dengan trabekula.

Sumsum Tulang
Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum tulang. Sumsum
tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini dilindungi oleh tulang spongiosa
seperti yang telah dijelaskan di bagian tulang spongiosa. Sumsum tulang berperan penting dalam
tubuh kita karena berfungsi memproduksi sel-sel darah yang ada dalam tubuh.

Otot
Otot ialah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu berkontraksi. Otot terdiri dari
serabut silindris yang mempunyai sifat yang sama dengan sel dari jaringan lain. 3 Pada manusia,
otot dapat digolongkan lagi menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memiliki fungsi
khusus.Otot tersebut ialah otot rangka, otot polos, dan otot jantung.
OTOT LURIK

Gambar 1. Mikroskopik otot lurik 1

Otot lurik atau disebut juga dengan otot rangka karena melekat pada rangka dan berfungsi
menggerakkan rangka.

Ciri-ciri pada serabut otot pada otot lurik adalah


Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar berkisar antara 10
mikron sampai 100 mikron, kemudian setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di
bagian perifer, dan kontraksinya sangat cepat dan kuat.3.4

Struktur Mikroskopis Otot Skelet/Rangka

Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabut-serabut berbentuk
silinder yang panjang, disebut myofiber/serabut otot. Setiap serabut otot sesungguhnya adalah
sebuah sel yang mempunyai banyak nukleus ditepinya.Cytoplasma dari sel otot disebut
sarcoplasma yang penuh dengan bermacam-macam organella, kebanyakan berbentuk silinder
yang panjang disebut dengan miofibril. Miofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang
berbeda-beda ukurannya, yang kasar terdiri dari protein myosin dan yang halus terdiri dari
protein aktin/actin. Fascia adalah jaringan yang membungkus dan mengikat jaringan
lunakFungsi: mengelilingi otot, menyedikan tempat tambahan otot, memungkinkan struktur
bergerak satu sama lain dan menyediakan tempat PD dan saraf. Otot rangka merupakan
kumpulan fasciculus (berkas sel otot berbentuk silindris yang diikat oleh jaringan ikat).Seluruh
serat otot dihimpun menjadi satu oleh jaringan ikat yang disebut epimysium (fascia).Setiap
fasciculus dipisahkan oleh jar.ikat perimysium. Di dalam fascicle, endomysium mengelilingi 1
berkas sel otot. Di antara endomysium & berkas serat otot tersebar sel satelit yang berfungsi
dalam perbaikan jaringan otot yang rusak. Tendon, yakni jaringan ikat fibrosa (tidak elastis)
yang tebal dan berwarna putih yang menghubungkan otot rangka dengan tulang. Sebagian besar
tendon menyerupai tali, tapi beberapa rata (flat) yang disebut aponeurosis. Tendon tersusun dari
jaringan ikat yang sangat kuat dan menyatu dengan fascia yang melingkupi otot dan dengan
periosteum (jaringan ikat yang melingkupi tulang). Suatu otot biasanya memiliki dua tendon,
masing-masing melekat pada dua tulang yang berbeda. Perlekatan yang immobile atau statis
disebut origo, sementara perlekatan yang lebih banyak digerakkan disebut insersio. Otot itu
sendiri melewati sendi dari kedua tulang dimana otot tersebut melekat, sehingga bila otot
tersebut berkontraksi, otot akan menarik insersionya dan menggerakkan tulang ke arah tertentu

Cara kerja otot lurik


Bila otot lurik berkontraksi, maka menjadi pendek dan setiap serabut turut dengan berkontraksi.
Otot-otot jeis ini hanya berkontraksi jika di rangsangan oleh rangsangan daraf sadar (otot
valunter). Kerja otot lurik adalah bersifat sadar, karena itu disebut otot sadar, artinya bekerja
menurut kemauan, karena itu di sebut otot sadar, artinya bekerja menurut kemauan atau perintah
otak. Reaksi kerja otot lurik terhadap perangsang cepat tapi tidak tahan kelelahan.

OTOT POLOS

Gambar 2: Mikroskopis otot polos2

Merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding
berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem
respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah.5
Serabut otot polos ini berbentuk spindel dengan nukleus sentral. Serabut ini berukuran kecil,
berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah) sampai 0,5 mm pada uterus wanita hamil.
Kontraksinya kuat dan lambat.

Struktur Mikroskopis Otot Polos

Sarcoplasmanya terdiri dari myofibril yang disusun oleh myofilamen-myofilamen

Ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot distimulasi untuk berkontraksi.

Otot polos unit ganda(multiunit) ditemukan pada dinding pembuluh darah besar, pada jalan
udara besar traktus respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan lensa dan menyesuaikan
ukuran pupil dan pada otot erektor pili rambut.

Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan dinding organ berongga
atau visera. Semua serabut dalam lapisan mampu berkontraksi sebagai satu unit tunggal. Otot
ini dapat bereksitasi sendiri atau miogenik dan tidak memerlukan stimulasi saraf eksternal
untuk hasil dari aktivitas listrik spontan.

Cara kerja otot polos


Bila otot polos berkontraksi, maka bagian tengahnya membesar dan otot menjadi pendek.
Kerutan itu terjadi lambat, bila otot itu mendapat suatu rangsang, maka reaksi terhadap berasal
dari susunan saraf tak sadar (otot involunter), oleh karena itu otot polos tidak berada di bawah
kehendak. Jadi bekerja di luar kesadaran kita.

OTOT JANTUNG

Gambar 3. Mikroskopis otot jantung3


Otot jantung bersifat lurik dan invalunter berkontraksi secara ritmis dan automatis. Mereka
hanya terdapat pada miokard (lapisan otot pada jamtung) dan pada pembuluh darah yang besar
yang secara langsung berhubungan dengan jantung. Pada daerah khusus yang disebut diskus
interkalaris. Setiap sel mempunyai panjang sekitar 1x00micrometer dan panjang 15 micrometer,
ujungnya terbelah dua yang terletak pada sel yang berdekatan. Serat otot jantung dibungkus
suatu sarkolema tipis mirip yang terdapat pada otot rangka, dan sarkoplasma yang penuh
mitokondria. Miofibril-miofibril terpisah oleh deretan mitokondria yang mengakibatkan
gambaran gurat-gurat memanjang yang nyata. Gambaran lurik melintang pada miofibril, dengan
guarat-gurat A,1,2,N dan M sebagaimana pada otot rangka juga nyata tetapi guratnya tidak
sejelas terdapat pada otot rangka . Intinya lonjong panjang dan terdapat di tengah serat diantara
miofibril-miofibril yang divergen. Sekitar inti terdapat daerah sarkoplasma berbentuk gelandong
dengan banyak mitokondria.6

Struktur Halus Pada Otot Jantung


Miofilamen yang mengandung aktin dan myosin terdapat pada rangka dan memperlihatkan
susunan yang sama. Walaupun tidak banyak, miofilamen hanya terbatas pada sel-sel otot itu
sendiri dan tidak mengalami batas sel. Pengelompokan miofilamen menjadi miofibril tidak
sempurna seperti pada otot rangka dan potongan melintang memperlihatkan miofibril-miofibril
yang dikelilingi oleh sarkoplasma dan RE. Diskus interkalaris merupakan batas sel yang khusus
pada garis-garis. Bila dua sel dapat dipisahkan pada diskus ini, maka permukaan sel yang
berhadapan akan memperlihatkan gambaran yang kompleks berupa papilla dan tonjolan-
tonjolan.

Kontraksi Otot Jantung


Sejak permulaan kehidupan embrional, terjadi kontraksi miogenik spontan pada sel-sel otot
jantung. Di beberapa bagian jantung dewasa, sel-sel otot jantung mengalami modifikasi dan
membentuk sistem hantar rangsang yangmengandung denyut jantung. Rambatan rangsang terjadi
dari sel otot jantung ke sel lain melalui nucleus. Sel-sel miokard atrium berbeda dari sel miokard
ventrikel. Sel atrium lebih kecil dengan sistem T yang kurang berkembang.
Regenerasi
Otot jantung lebih tahan terhadap trauma bila dibandingkan dengan otot jenis lainnya, tetapi
hampir tidak ada tanda regenerasi setelah terjadinya suatu cedera. Otot jantung yang rusak
diperbaiki dengan meninggalkan suatu jaringan parut.7

Jaringan ikat
Jaringan ikat terdiri atas komponen yang telah dibicarakan: serat, sel, dan substansi dasar,
meskipun cukup bervariasi di struktur histologis.Jaringan ikat terdiri dari suatu matriks yang
berfungsi menghubungkan dan mengikat sel dan organ dan pada akhirnya akan memberikan sokongan
kepada tubuh. Hal itu berujung pada penggunaan nama atau klasifikasi untuk berbagai jenis
jaringan ikat.8

Jaringan Ikat Umum

Terdapat 2 golongan jaringan ikat umum: longgar dan padat.

Jaringan Ikat Longgar


Jaringan ikat ini biasanya menunjang jaringan epitel, membentuk lapisan yang membungkus
pembuluh darah dan limfe, serta mengisi ruang antara serabut otot dan saraf. Jaringan ikat
longgar juga ditemukan pada stratum papilare di dermis, hipodermis, lapisan rongga peritonium,
dan rongga pleura, di kelenjar dan di membran mukosa (membran basah yang melapisi organ
berongga) yang menyokong sel-sel epitel.
Jaringan ikat longgar yang terkadang disebut jaringan areolar, memiliki semua komponen utama
jaringan ikat (sel, serat, dan substansi dasar) dalam proporsi yang kira-kira setara. Sel yang
terbanyak ditemukan adalah fibroblas dan makrofag, tetapi jenis lain sel jaringan ikat juga
dijumpai. Serat kolagen, elastin, dan retikular juga terdapat di jaringan ini. Dengan substansi
dasar dalam jumlah sedang, jaringan ikat longgar memiliki konsistensi halus, bersifat fleksibel,
dipendarahi dengan baik, dan tidak terlalu resistan terhadap stress.

Jaringan Ikat Padat

Teradaptasi untuk memberikan ketahanan dan proteksi. Jaringan ini memiliki komponen yang
sama seperti komponen jaringan ikat longgar, tetapi selnya lebih sedikit dan serat kolagennya
lebih banyak di substansi dasar. Jaringan ikat padat kurang fleksibel dan jauh lebih tahan
terhadap stres ketimbang jaringan ikat longgar. Jaringan tersebut dikenal sebagai jaringan ikat
padat ireguler bila serat-serat kolagennya tersusun berupa berkas-berkas tanpa adanya orientasi
tertentu. Serat kolagen membentuk anyaman 3-dimensi di jaringan ikat yang tidak teratur dan
tahan terhadap stress dari segala arah. Jaringan ikat padat ireguler sering ditemukan berdekatan
dengan jaringan ikat longgar. Kedua tipe jaringan ikat tersebut sering tumpah tindih satu sama
lain dan pembedaan antara keduanya sering kali acak. Berkas kolagen jaringan ikat padat regular
tersusun menurut pola tertentu dengan serat kolagen yang tersusun dengan orientasi linear
fibroblas sebagai respons terhadap stres berkepanjangan dalam arah yang sama. Susunan ini
tahan sekali terhadap daya tarikan. Tendon dan ligamen adalah contoh yang paling umum untuk
jaringan ikat padat regular. Struktur silindris panjang ini melekatkan komponen sistem
muskuloskeletal; karena banyaknya serat kolagen, tendon tampak berwarna putih dan tidak dapat
diregangkan. Jaringan ini terdiri atas himpitan berkas-berkas kolagen yang sejajar, dan
dipisahkan oleh sedikit substansi dasar antarsel. Fibrositnya mengandung inti panjang yang
sejajar terhadap serat dan sedikit lipatan sitoplasma yang meliputi bagian berkas kolagen.
Sitoplasma fibrosit ini jarang terlihat dengan pulasan H&E tidak hanya karena jumlahnya yang
sedikit, tetapi juga karena terpulas dengan warna yang sama seperti seratnya. Sejumlah ligamen,
seperti ligamenta flava columna vertebrae, juga mengandung sejumlah besar berkas serat elastin
yang sejajar. Berkas kolagen tendon memiliki ukuran yang bervariasi dan diselubungi oleh
jaringan ikat longgar yang mengandung pembuluh darah dan saraf. Namun, secara keseluruhan
tendon kurang mendapat pendarahan dan perbaikan tendon yang rusak berjalan sangat lambat. Di
luar, tendon dikelilingi oleh selubung jaringan ikat padat iregular. Pada tendon tertentu, selubung
ini terdiri atas dua lapisan, dan keduanya dilapisi sel-sel sinovial gepeng yang berasal dari
mesenkim. Satu lapisannya melekat pada tendon, dan lapisan lain melapisi struktur di dekatnya.
Rongga di antara kedua lapisan ini mengandung cairan kental (mirip dengan cairan sendi
sinovial) yang terdiri atas air, protein, hialuronat, dan GAG lainnya. Sekresi sinovial ini bekerja
sebagai pelumas yang memungkinkan mulusnya pergeseran tendon di dalam selubungnya.

Jaringan Retikular
Jaringan ikat retikuler adalah nama lain untuk serat retikuler yang merupakan bagian penting dari
struktur jaringan. Sel-sel yang dibangun dengan serat retikuler adalah fibroblast yang juga
dikenal sebagai sel retikuler. Serat retikuler terbuat dari kolagen dan glikoprotein. Serat ini
sangat tipis dan hampir tidak terlihat di bagian histologis. Namun, dapat dilihat secara
mikroskopis setelah impregnasi dengan noda perak. Ini afinitas serat retikuler untuk perak noda
dikenal sebagai argyrophilia. Serat retrikular juga diresapi dengan reaksi PAS karena
glikoprotein yang ada di dalamnya. Serat retikuler juga merupakan bentuk dari kolagen tipe III.
Jaringan menyusun sendiri untuk sel dalam berbagai organ seperti sumsum tulang, kelenjar getah
bening, limpa dan hati. Serat retikuler adalah bagian dari sebagian besar dari jaringan ikat dan
selalu serat dominan. Jaringan ini membentuk kerangka struktural untuk sel organ di banyak
organ dan jaringan.

Jaringan Mukosa
Jaringan mukosa terutama ditemukan di tali pusat (korda umbilikalis) dan jaringan janin.
Jaringan mukosa memiliki banyak substansi dasar yang terutama terdiri dari atas asam
hialuronat, yang membuatnya menjadi jaringan mirip jeli yang mengandung sedikit serat kolagen
dengan sebaran fibroblas. Jaringan mukosa merupakan komponen utama tali pusat, yang disebut
Wharton’s jelly. Bentuk jaringan ikat serupa juga ditemukan di dalam pulpa gigi yang masih
muda.

Kulit

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar, berfungsi sebagai alat pertahanan tubuh yang
pertama terhadap rangsangan dari luar tubuh. Fungsi kulit sangatlah penting bagi semua
manusia, karena kulit melindungi tubuh kita dari segala bakteri, dari jahatnya sinar UV, dan lain-
lain. Secara mikroskopis, kulit terdiri dari 3 lapisan utama, masing-masing dar luar ke dalam:

Lapisan Epidermis (kulit ari)

Terdiri dari ; Lapisan Tanduk (stratum korneum) adalah lapisan paling luar berfungsi sebagai
penahan cahaya, panas dan zat kimia. Lapisan Bening (stratum lucidium) berperan pada proses
penuaan kulit, Lapisan Berbutir (stratum granular), Lapisan Bertanduk (stratum
spinosum) adalah lapisan kulit yang paling tebal dan berperan bagi pertahanan seluler dan
Lapisan Benih (stratum basale) yaitu lapisan yang paling bawah sangat kaya akan oksigen dan
makanan.
Lapisan Dermis

Merupakan lapisan tebal di bawah epidermis yang terdiri dari dari jaringan elastic dan
jaringan fibrous padat, folikel rambut, kelenjar lemak, kelenjar keringat, pembuluh darah lymphe
dan saraf.

Lapisan Hypodermis

Adalah lapisan kulit yang paling bawah dari kulit. Merupakan jaringan ikat kendor yang
memisahkankulit dengan otot di bawahnya.9

Pengaruh Vitamin C terhadap Biosintesa Kolagen

Kolagen adalah protein terbanyak pada serat-serat jaringan ikat kulit, tulang, dan kartilago.
Kolagen tidak dapat larut dalam air, tetapi mudah dicerna dan mudah larut dalam basa. Seperti
halnya protein lainnya, kolagen juga mengandung rantai polipeptida. Rantai panjang dari
molekul-molekul kolagen mengandung kira-kira seribu residu asam amino, sekitar enam ribu
atom. Proses sintesis kolagen dimulai dengan reaksi hidroksilasi, dimana reaksi ini terjadi dalam
tiga tahap, yaitu: (1) suatu struktur tiga dimensi terbentuk, dengan asam amino prolin dan glisin
sebagai komponen utamanya. struktur tiga dimensi ini belum menjadi kolagen, tetapi masih
berupa prekursornya yaitu prokolagen. Karena vitamin C dibutuhkan pada proses ini, maka
vitamin C ikut berperan dalam proses pembentukan rantai peptida menjadi prokolagen. (2)
Proses konversi ini membutuhkan ion hidroksida (OH-) untuk bereaksi dengan hidrogen (H+).
(3) Reaksi katalisis. Reaksi hidroksilasi ini dikatalisis oleh enzim prolyl-4-hidroksilase and lisil-
hidrokslase. Penyakit skorbut menyerang struktur kolagen. Gejala utama dari penyakit ini adalah
perdarahan gusi, perdarahan subkutan, dan penyembuhan luka. Tanda-tanda ini mencerminkan
gangguan sintesis kolagen yang disebabkan oleh defisiensi prolil dan lisil hidroksilase, yang
keduanya membutuhkan asam askorbat sebagai kofaktor.
Pemberian vitamin C pada keadaan normal tidak terlalu menunjukkan efek samping yang jelas.
Tetapi pada keadaan defisiensi, pemberian vitamin C akan menghilangkan gejala penyakit dengan
cepat. Efek samping penggunaan vitamin C sebelum makan adalah rasa nyeri pada epigastrium.10
Metabolisme Tulang
Merupakan suatu proses pembentukan dan pertumbuhan tulang dalam tubuh seiring dengan
bertambahnya usia. Ada dua macam cara berdasarkan sumbernya, yaitu osifikasi
intramembranosa dan osifikasi endokondral (intrakartilago).
Osifikasi Intramembranosa
Pembentukan tulang ini berasal langsung dari jaringan mesenkim atau jaringan ikat. Proses ini
bnayak terjadi pada pembentukan tulang pipih, maxilla, dan mandibular. Berikut ini meruapakan
langkah-langkahnya:
Sel-sel mesenkim berkelompok/bergerombol mengadakan kondensasi, kemudian sel-sel
mesenkim tersebut mengadakandiferensiasi menjadi osteoblast dan terbentuknya pusat osifikas,
kemudian osteoblast mensekresikan matriks yang belum terklasifikasi yang disebut dengan
osteoid, setelah itu osteoid yang sudah mengalami proses kalsifikasi maka akan menangkap
osteoblast. Osteoblast yang sudah tertangkap maka akan berubah menjadiosteosit dan akan
terisolasi ke dalam lacuna dan pada akhrinya pulau-pulau pertumbuhna tulang (spikula) akan
menyatu dan membentuk percabangan untuk membuat jarring-jaring tulang cancellus berongga
atau trabekula.
Osifikasi Endokonral
Adalah proses pembentukan tulang rawan menjadi tylang keras. Terjadi pada hamper seluruh
tylang yang ada di tubuh.6 Proses osifikasi ini berlangsung lambat dan tulang akan etrus tumbuh
sampai mencapai ukuran tylang yang seharusnya. Berikut ini tahapan-tahapannya:

Pusat osifikasi primer terbentuk dari bagian tengah tulang panjang, kemudian Sel-sel kartilago
pada pusat osifikasi primer akan berpoliferasi dan mengalami hipertrofi, setelah itu Matriks
kartilago disekitarnya mengalami kalsifikasi melalui proses pengendapan kalsium fosfat dan
plerikondrium yang mengelilingi didaerah sekitar diafsis yang berubah menjadi periosteum,
kemudian Sel tulang rawan yang mengalami hipertrofi akan mati sehingga terbentuk ruang-ruang
kecil yang akan menyatu membentuk rongga sumsum primer yang akan ada di pembuluh darah
dan jaringan ikat embrional, kemudian pertumbuhan tulang akan menyebar ke dua arah menuju
epifisis, kemudian Setelah lahir, terjadi pusat osifikasi sekunder yang tumbuh dalam kartilago
epifisis di kedua ujung tulang panjang.11
Mandibula
Mandibula adalah tulang rahang bawah pada manusia danberfungsi sebagai tempat
menempelnya gigi-geligi. Mandibula berubungan dengan basis kranii dengan adanya temporo-
mandibularis joint dan disangga oleh otot otot pengunyahan. Mandibula terdiri dari korpus
berbentuk tapal kuda dan sepasang ramus. Korpus mandibular bertemu dengan ramus masing-
masing sisi pada angulus mandibula. Pada permukaan luar garis tengah korpus mandibular
terdapat sebuah rigi yang menunjukan garis fusi dari kedua belahan selama perkembangan yaitu
simfisis mandibular.12

Pada Mandibula adanya saraf yang berguna untuk mandibula untuk bergerak dan menerima
rangsanga. Mandibula dipersarafi oleh 3 cabang nervus yaitu:

Nervus Bucallis Longusn.

Bucallis Longusn keluar tepat di luar foramen ovale. Saraf berjalan di antarakedua caput m.
pterygoideus externus, menyilang ramus untuk kemudian masukke pipi melalui m. buccinators,
di sebelah bukal gigi molar ketiga atas. Cabang-cabang terminalnya menuju membrane mukosa
bukal dan mukoperiosteum disebelah lateral gigi-gigi molar atas dan bawah.

Nervus Lingualis Neveus

cabang berikut berjalan ke depan menuju garis median. Saraf berjalan ke bawah superficial dari
m. Pterygoideus internus berlanjut ke lingualapeks gigi molar ketiga bawah. Pada titik ini saraf
masuk ke dalam basis lingualmelalui dasar mulut dan menginervasi duapertiga anterior lidah,
mengeluarkan percabangan untuk menginervasi mukoperiosteum dan membrana mukosa lingual.

Nervus Alveolaris Inferior

Iniabang terbesar dari n. Mandibularis. Saraf turun balik dari m. Pterygoideus externus, disebelah
posterior.r dan dibagian luar n.lingualis, berjalan antara ramus mandibula dan ligamentum
sphenomandibularis.Bersama-sama dengan arteri alveolaris inferior saraf berjalan terus di
dalamcanalis mandibula dan mengeluarkan percabangan untuk gigi-geligi. Padaforamen mentale
saraf bercabang menjadi dua salah satunya adalah nervusincicivus yang berjalan terus ke depan
menuju garis median sementara nervusmentalis meninggalkan foramen untuk mempersarafi kulit
13
(Gambar 1)14

Gambar 4. Saraf pada mandibula


Otot-Otot Pengunyah pada Mandibula

Pada mandibula, ada otot-otot yang bekerja di dalamnya sehingga dapat mengunyah suatu materi
yaitu makanan sehingga dapat masuk ke dalam dalam tubuh manusia. Berikut otot-otot
pengunyah yang ada pada Mandibula.
Tulang-tulang Pada Mandibula

Korpus
Korpus juga mempunyai dua permukaan, yaitu :

Permukaan eksternus
Permukaan eksternus kasar dan cembung. Pada bagian ini terdapat suatu linea oblikum yang
meluas dari ujung bawah pinggir anterior ramus menuju ke bawah dan ke muka serta berakhir
pada tuberkumum mentale di dekat garis tengah. Dan terdapat juga foramen montale yang
terletak di atas linea oblikum dan simpisis menti yang merupakan rigi di garis tengah yang tidak
nyata di bagian atas pada tengah pada tempat persatuan dari kedua belahan foetalis dari korpus
mandibula.

Permukaan internus
Permukaan internus agak cekung. Pada permukaan ini terletak sebuah linea milohyodea, yang
meluas oblik dari di bawah gigi molar ke tiga menuju ke bawah dan ke muka mencapai garis
tengah, linea milohyodea ini menjadi origo dari muskulus milohyodeus. Linea milohyoidea
membagi fossa sublingualis dari fossa submandibularis.

Korpus mempunyai dua buah pinggir, yaitu :

Pinggir atas (alveolaris)


Merupakan lekuk dari gigi geligi tetap. Terdapat delapan lekuk dari masing – masing belahan
mandibula ( dua untuk gigi seri, satu untuk gigi taring, dua untuk gigi premolar dan tiga untuk
gigi molar). Pada orang tua setelah gigi – gigi tanggal lekuk – lekuk ini tidak tampak karena
atropi tulang yang mengakibatkan berkurangnya lebar corpus mandibula.

Pinggir bawah (basis)


Pinggir ini tebal dan melengkung yang melanjutkan diri ke posterior dengan pinggir bawah
ramus. Sambungan kedua pinggir bawah ini terletak pada batas gigi molar ke tiga, di tempat ini
basis disilang oleh arteri fasialis. Fossa digastrika yang merupakan lekukan oval terletak pada
masing – masing sisi dari garis tengah. Merupakan origo dari venter anterior muskulus
digastrikus. Sepanjang seluruh basis dilekatkan lapis dari fasia kolli dan tepat di atasnya
(superfasialis) dilekatkan platisma.

Ramus
Ramus terdiri dari dua permukaan, yaitu :

Permukaan eksternus (lateralis)


Permukaan ini kasar dan datar. Bagian posterior atas licin yang berhubungan dengan glandula
parotis. Sisa dari permukaan merupakan insersio dari muskulus masseter.

Permukaan internus (medialis)


Pada permukaan ini terletak foramen mandibulare yang merupakan awal dari kanalis
mandibularis serta dilalui oleh nervus dentalis dan pembuluh – pembuluh darahnya.15
(Gambar 2 & 3)16

Gambar 5. Mandibula dari sisi Frontal


Gambar 6. Mandibula dari sisi Lateral

MAXILLA
Maxilla atau disebut juga sebagai rahang atas pada manusia memiliki fungsi yang
sangat berperan dalam proses pengunyahan pada manusia, karena dengan adanya maxilla
(rahang atas), manusia dapat menelan dan mengunyah makanan dengan mudah karena adanya
gerak dari rahang ke atas dan kebawah serta dengan bantuan gigi juga sehingga manusia dapat
menngunyah makanan dan bisa masuk ke dalam tubuh manusia. Di Maxilla terdapat bagian-
bagian yang sangat kompleks yang semuanya memiliki peran penting dalam proses pengunyahan
yang dapat kita lihat seperti di gambar.17 (Gambar 4)18

Gambar 7.Maxiilla dari Sisi Lateral


Daftar Pustaka

1. Hubungan antartulang (Artikulasi dan Persendian). Di unggah pada 22 Juli 2011. Di


unduh pada http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/hubungan-antartulang-
artikulasi.html, 20 Maret 2017 pukul 17.04

2. Histologi Sel. Johnson KE.1994. Edisi 1. Jakarta. Binarupa Aksara . h.197-9

3. Sloane, E. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 2004.

4. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Ed 10. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2002.h.155-8

5. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;
2005.h.15-7

6. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Ed 12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2002.h.236-7

7. Handoko P. Pengobatan Alternatif. Jakarta: PT Elex Media Komputindo; 2008.h.142-7

8. Mescher AL. Histologi dasar junqueira teks & atlas. Edisi 12. Jakarta: EGC; 2006. h.
113-5
9. Mengenal anatomi jaringan kulit. Di unggah pada 18 Juli 2014. Di unduh pada
http://www.bookmedical.com/2014/07/mengenal-anatomi-jaringan-kulit.html, 20 Maret
2017 pukul 17.33

10. Pengaruh vitamin C terhadap biosintesis kolagen. Di unggah pada 12 Maret 2014. Di
unduh pada http://www.pdfchapterII.com/123456/2014/03/, 20 Maret 2017 pukul 18.03

11. Lauralee. Anatomi dan Fisiologi, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2004. h. 77-8

12. Mandibular Anatomy System. Di unggah pada 27 Oktober 2015. Di unduh pada
http://emedicine.medscape.com/article/852734, 22 Maret 2017 pukul 14.21

13. Saraf Pada Mandibula. Di unggah pada 6 Juli 2014. Di unduh pada
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25272/3/Chapter%20II.pdf, 22 Maret 2017 pukul
14.36
14. Gambar Persarafan Pada Mandibula. Di unggah pada 14 Januari 2013. Di unduh pada
http://www.vikaasriningrum.com/2009/09/anaesthesiology-trigeminal-nerve.html, 22 Maret 2017
pukul 14.43
15. Tulang Pada Mandibula. Di unggah pada 7 Juli 2011. Di unduh pada
radiografmandibula.org/2011/07/anatomi-tulang-mandibula.html, 22 Maret 2017 pukul 14.51
16. F.Paulsen, J. Waschke. Atlas Anatomi Manusia; Kepala, Leher, dan Neuroanatomi. Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2008.h.34
17. Anatomi Pada Maxilla. Di unggah pada 25 April 2012. Di unduh pada
anatomiindo.org/2012/04/anatomi-dasar, 22 Maret 2017 pukul 15.19
18. F.Paulsen, J. Waschke. Atlas Anatomi Manusia; Kepala, Leher, dan Neuroanatomi. Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2008.h.23, 22 Maret 2017 pukul 15.33

Anda mungkin juga menyukai