Anda di halaman 1dari 17

PREEKLAMPSIA PADA G1P0A0 DENGAN SINDROM HELLP

Merry Beatrix Da Clama Nusa


102016241
Skenario
Seorang perempuan berusia 18 tahun, primigravida, usia kehamilan 37 minggu dibawa ke
IGD karena pusing dan pandangan kabur. Gerakan janin dirasakan aktif, tidak ada rasa
kencang-kencang diperut.
RM
Gambaran Klinis

Epidemiologi

Etiologi
Anamnesis, PF, PP
Faktor Resiko

Patofisiologi

Penatalaksanaan
WD: pre-
eklampsia Pencegahan

Komplikasi

Prognosis
Hasil Anamnesis, PF dan PP
PP :
• proteinuria (+++)
Anamnesis :Bengkak kaki, tidak • Hb 11
pernah kontrol ke bidan • Ht 30
• Leu 9 rb
• trombo 100 rb

Pf : TD 180/120, nadi 90x/menit, RR : 20x/menit, suhu: 36,6 djj:155


Leopold 1: bulat,lunak, balotemen (-)
Leopold 2 : datar, keras dan memanjang (kiri). Teraba bagian kecil (kanan)
Leopold 3 : bulat, keras, melenting dan mudah digerakkan
Status obstetri : perut membuncit, tinggi fundus uteri 1 jari dibawah processus xiphoideus,
tidak teraba keras dan nyeri. Edema (+) di kaki
Hipertensi dalam Masa Kehamilan

Hipertensi Gestasional

Hipertensi Kornik

Hipertensi kronik superimposed pre-eklampsia

Pre-eklampsia dan Eklampsia


Wanita hamil dengan
TD >140/90 mmHg

Sebelum usia Setelah usia


kehamilan 20 minggu kehamilan 20 minggu

Proteinuria baru /
peningkatan
Tanpa proteinuria proteinuria, terjadi Proteinuria Tanpa proteinuria
peningkatan TD atau
sindrom HELLP

Preeklampsia
superimposed
Hipertensi kronik hipertensi kronik Preeklampsia Hipertensi gestasional
Kriteria Diagnosis Pre eklampsia

Kriteria preeklampsia berat :


Kriteria minimal preeklampsia : • TD >160/10 mmHg
• TD >140/90 mmHg setelah kehamilan • Proteinuria >= 4gr/hari atau dipstik >= +2
20 minggu • Oliguria <400 cc/hari ( karena penurunan
• Ekskresi protein dalam urin >300 mg/ darah dari ginjal dan GFR)
urim 24 jam atau > +1 dipstik • Sakit kepala berat dan gangguan
penglihatan
• Peningkatan SGOT dan SGPT >2x normal
• Nyeri epigastrik
• Edema pulmonary (sianosis)
• Gangguan pertumbuhan janin
Epidemiologi

Penyebab utama kematian ibu:


• 28% perdarahan
• 24% eklampsia • faktor risiko penyakit kardiovaskular dan
• 11% Infeksi metabolik pada perempuan.
• Insiden terjadinya eklampsia adalah 1-3
dari 1000 pasien preeklampsia.
Kasus Preeklamsia:
• Di Negara berkembang
0,3-0,7%,
• Di Negara maju sekitar 0,05-
0,1%
Etiologi Faktor Resiko

• Etiologi eklampsia masih belum jelas • Adanya riwayat pre-eklampsia dan eklampsia
sebelumnya
Faktor prostasiklin • Adanya riwayat keluarga dengan pre-eklampsia
& Tromboksan dan eklampsia
Pengaruh • Primigravida
imunologis • Obesitas
• Kehamilan dengan usia terlalu muda ataupun
Faktor
genetik terlalu tua
• Adanya riwayat penyakit tertentu
Disfungsi
endotelial

Kelainan
pembuluh darah
Patofisiologi
Patofisiologi
Prinsip
Penatalaksanaan
• Mencegah terjadinya kejang
• Kontrol tekanan darah
• Mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara yang aman

Tatalaksana

• Anti hipertensi Nifedipin short acting 10-30 mg x4


 Nikardipin 5mg/jam
 Metildopa 250-500mg x (dosis max: 2000mg/hari)

Tatalaksana Non-
Medika mentosa

• Induksi persalinan sedekat mungkin dengan masa aterm


SSIKAP TERHADAP KEHAMILAN
Preeklampsia dengan gejala berat
 MRS, Evaluasi gejala, DJJ,dan cek
laboratorium ≥ 34minggu
 Stabilisasi, pemberian MgSO4
profilaksis

< 34 minggu

Jika didapatkan :
 Eklampsa Jika usia kehamilan ≥ 24
 Edema paru minggu, janin hidup :
 DIC Berikan pematangan
Terminasi
 HT berat, tidakterkontrol paru (dosis tidak harus
kehamilansetelah
 Gawat janin Iya selalu lengkap) tanpa
stabilisasi
 Solusio plasenta menunda terminasi
 IUFD
 Janin tidak viabel (tergantungkasus)

Tidak

Jika didapatkan : Jika usia kehamilan >


 Gejala persisten 24 minggu :
 Sindrom HELLP Pematangan paru
 Pertumbuhan janin terhambat (inj. dexamethason
 Severe olygohydramnion Iya IM 2x6 mg atau
 Reversed end diastolic flow betamethason IM
 Gangguan renal berat 1x12 mg) 2x24 jam

Tidak

Perawatan konservatif:
 Evaluasi di kamar bersalin selama 24-48jam  Usia kehamilan≥
 Rawat inap hingga terminasi 34 minggu
 Stop MgSO4, profilaksis (1x24 jam)  KPPatauinpartu
 Pemberian anti HT jika TD≥160/110  Perburukan
 Pematangan paru 2x24 jam maternal -fetal
 Evaluasi maternal-fetal secaraberkala
• Sikap terhadap Kehamilan
Berdasarkan William Obstetrics, ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan
gejala-gejala preeklamsia berat selama perawatan; maka sikap terhadap kehamilannya
dibagi menjadi:

Aktif (Agressive
Management)
kehamilannya segera
diakhiri / diterminasi +
pemberian pengobatan
medikamentosa.

Konservatif (Ekspektatif):
kehamilan dipertahankan +
pemberian pengobatan
medikamentosa
Pencegahan

Komplikasi

HELLP syndrome :
Triad of :

Hemolysis
Liver Enzymes elevated
Low Platelet count
Prognosis
• Preeklampsia diperkirakan berakibat kematian maternal
sebesar 14%.
• Kemungkinan preeklampsia berulang 10%.
• Apabila wanita tersebut mengalami preeklampsia dengan
komplikasi, maka kemungkinan untuk berulang di kehamilan
berikutnya menjadi lebih besar.
• Jika kejadian dideteksi lebih dini, maka kemungkinan
prognosisnya juga lebih baik.
Kesimpulan
Wanita tersebut mengalami pre eklampsia dengan syndrom HELLP.
Pre-eklampsia merupakan suatu kondisi dimana ibu yang sedang hamil yang
mengalami tekanan darah tinggi setelah 20 minggu masa kehamilan disertai
dengan proteinuria ataupun tanda – tanda kerusakan organ lainnya.
Sindrom HELLP merupakan suatu keadaan dimana terjadi hemolisis, peningkatan
enzim hati, serta penurunan platelet atau trombosit.
Tujuan utama dalam pengangan pre eklampsia adalah dengan mencegah terjadinya
kejang, kontrol tekanan darah, serta mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara
yang aman setelah ibu mengizinkan.

Anda mungkin juga menyukai