Anda di halaman 1dari 11

Hemolisis Akibat Phospolipase A2 pada Racun Ular Cobra

Joshua Armando Sitompul


102016103
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat korespondesi : Jl. Terusan Arjuna No. 6, Jakarta Barat 11510, Indonesia
Email : joshua.2016fk103@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Protein yang merupakan salah satu senyawa yang terdapat di seluruh makhluk hidup yang menjadi salah
satu hal terpenting karena merupakan bagian dari stuktur dan sel dari makhluk hidup. Protein berdasarkan
bentuk dan stukturnya. Berdasarkan stukturnya, protein dibagi menjadi empat yaitu sekunder, primer,
tersier, dan kuartener sedangkan berdasarkan bentuknya dibagi menjadi 2 yaitu bentuk globular dan
serabut. Enzim merupakan salah satu jenis protein yang berfungsi untuk menghidrolisis asam lemak.
Membran plasma merupakan contoh dari salah satu bagian dari sel yang berasal dari pembentukan protein
pada makhluk hidup yang mana bagiannya terdiri dari lapisan ganda lipid khusus atau yang dinamai
sebagai Phospolipid dan terdiri dari lipid dan protein. Membran plasma selain memiliki lapisan ganda
lipid, juga terdiri dari membrane yang miliki lapisan lemak atau diseubt sebagai Lipid Bilayer.
Phospolipid tersebut adalah molekul lipid yang bersifat suka terhadap air atau yang disebut sebagai
hidrophilic dan memiliki dua ekor yang bersifat tidak suka terhadap air atau disebut sebagai hydrophobic.
Asam lemak adalah salah satu jenis senyawa yang mempercepat suatu reaksi yang dibagi berdasarkan
sifat nya yaitu Jenuh dan Tidak Jenuh. Selain asam lemak, lemak yang merupakan bagiannya merupakan
ester dari gliserol dengan asam lemak itu sendiri.

Kata Kunci: Protein, Enzim, Lemak, Membran Sel, Lipid Bilayer

Abstract

Protein which is one of the compounds found in all living things that became one of the most important
things as a part of the structure and the cells of living beings. Protein is based on the shape and structure
is. Based on the structure is, the protein is divided into four secondary, primary, tertiary, and quaternary
while based on the shape 2 is divided into globular shape and fibers. The enzyme is one type of protein
that serves to hydrolyze fatty acids. The plasma membrane is an example of one part of the cells derived
from the formation of proteins in living organisms which comprises parts of the lipid bilayer special or
named as phospholipids and consists of lipids and proteins. Besides having a plasma membrane lipid
bilayer, also consists of a membrane which have a layer of fat or diseubt as a Lipid Bilayer. The
phospholipid is a lipid molecule that is like the water or the so-called hidrophilic and has two tails that are
not like the water or referred to as hydrophobic. Fatty acids are one of the types of compounds that speed
up a reaction that is shared by its nature is Saturated and Unsaturated. In addition to fatty acids, the fat
that is parts of which are esters of glycerol with fatty acids itself.

Keywords: Proteins, Enzymes, Fats, Cell Membrane, Lipid Bilayer


Pendahuluan
Protein
Enzim

Pada tahun 1897, Eduard Buchner memulai kajiannya mengenai kemampuan ekstrak ragi
untuk memfermentasi gula walaupun ia tidak terdapat pada sel ragi yang hidup. Pada sederet
eksperimen di Universitas Berlin, ia menemukan bahwa gula difermentasi bahkan apabila sel
ragi tidak terdapat pada campuran. Ia menamai enzim yang memfermentasi sukrosa sebagai
"zymase" (zimase). Pada tahun 1907, ia menerima penghargaan nobel dalam bidang kimia atas
riset biokimia dan penemuan fermentasi tanpa sel yang dilakukannya. Mengikuti praktek
Buchner, enzim biasanya dinamai sesuai dengan reaksi yang dikatalisasi oleh enzim tersebut.
Umumnya, untuk mendapatkan nama sebuah enzim, akhiran -ase ditambahkan pada
nama substrat enzim tersebut (contohnya: laktase, merupakan enzim yang mengurai laktosa)
ataupun pada jenis reaksi yang dikatalisasi (contoh: DNA polimerase yang menghasilkan
polimer DNA).3

Enzim adalah salah satu jenis senyawa protein yang berfungsi sebagai biokatalisator
yang dimana mempercepat suatu reaksi kimia. Enzim terdiri dari protein atau senyawa yang
memiliki senyawa protein. Enzim itu sendiri biasanya disintesis dalam bentuk calon enzim yang
tidak aktif, kemudian diaktifkan dalam medium atau perantara dengan kondisi yang tepat dan
benar. Contoh dari enzim yang di aktifkan yaitu tripsinogen yang disintesis dalam pancreas yang
cara aktifnya dengan memecahkan salah satu peptidanya sehingga akan membentuk enzim
tripsin yang aktif yaitu zymogen.4

Lemak

Lemak adalah ester dari gliserol dengan asam-asam lemak (asam karboksilat pada suku tinggi) dan dapat
larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena
dan hidrokarbon lainnya, lemak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak
mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut tersebut. Beberapa lemak ada pula yang dapat larut oleh

Jenis-jenis Asam Lemak


Sebagaimana pembahasan sebelumnya bahwa molekul lemak terbentuk dari gliserol dan tiga
asam lemak. Oleh karena itu, penggolongan lemak lebih didasarkan pada jenis asam lemak
penyusunnya. Berdasarkan jenis ikatannya, asam lemak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang semua ikatan atom karbon pada rantai
karbonnya berupa ikatan tunggal (jenuh). Contoh: asam laurat, asam palmitat, dan asam
stearat.
Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh, yaitu asam lemak yang mengandung ikatan rangkap pada rantai
karbonnya. Contoh: asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.

Hidrolisis Lemak
Pada pembahasan ester telah dijelaskan bahwa reaksi pembentukan ester dari alkohol dengan
asam karboksilat disebut reaksi pengesteran (esterifikasi). Kebalikan dari reaksi esterifikasi
disebut reaksi hidrolisis ester.
R–CO–OH + R′ – OH ——-à R–C–OR′ + H2O
asam karboksilat alkohol ester

Dengan demikian, hidrolisis lemak menghasilkan gliserol dan asam-asam

Sedangkan, Hidrolisis lemak menghasilkan gliserol dan asam-asam lemak.

CH2-COO-R1 CH2-OH

CH -COO-R2 hidrolisis CH-OH + 3RCOOH

Menjadi CH2-COO-R3 -- CH2-OH 9 (Fosfat)

Membran Sel

Membran sel adalah bagian dari sitoplasma (sel) yang berbentuk lapisan tipis yang
memiliki fungsi sebagai pembatas isi sel dengan medium (perantaranya). Membran plasama juga
banyak mengandung banyak enzim penting dan sistem transport. Pada permukaan membran
plasma juga terdapat reseptor yang berfungsi untuk mengenali sel lain, mengikat hormone dan
merasakan berbagai isyarat lainnya yang berasal dari lingkungan luar. Membran plasa terbuat
dari ganda lipid khusus, yang dikenal sebagai fosfolipid. Membran plasma selain memiliki lapisan
ganda lipid, juga terdiri dari membrane yang miliki lapisan lemak atau diseubt sebagai Lipid Bilayer.
Phospolipid tersebut adalah molekul lipid yang bersifat suka terhadap air atau yang disebut sebagai
hidrophilic dan memiliki dua ekor yang bersifat tidak suka terhadap air atau disebut sebagai hydrophobic.

Phospolipid juga diatur dalam lapisan atau disebut sebagai bilayer yang berguna untuk
melindungi dan menjaga dengan lingkungan luar. Lapisan yang terdapat pada phospholipid juga
mengadung lemak atau disebut sebagai Lipid, karena lipid bersifat lemak oleh karena itu lipid
tidak dapat bercampur dengan air dan juga bersifat non-polar. Lapisan ganda lipid inilah yang
berfungsi untuk menjaga sitoplasma agar tetap di dalam sel dan juga berguna untuk menjaaga sel agar
tetap utuh dalam bentuk structural dan juga tahan air .
Stuktur Membran Sel

Setiap sel memiliki membran sel, sitoplasma dan juga nuleus. Sitoplasma dan nucleus
secara bersama-sama menyusun protoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat berbagai organel.
Ketiga bagian tersebut bersama-sama membentuk setiap sel dan menjadi salah satu bagian
terpenting pada makhluk hidup agar tetap hidup.

Komposisi Membran Sel

Komponen utama yang membentuk membran plasma adalah protein, karbohidrat, dan
lipid. Protein yang terdapat dalam membran sel terdiri dari 3 bagian utama yaitu:

Protein Integral

Protein integral mengandung daerah hydrophobic yang terbenam dibagian tengah dari lapisan
lipid bilayer yang bersifat hydrophilic . Posisi nya adalah memanjang dan menjangkau lapisan
ganda membran secara asimetris. Protein integral juga dibagi menjadi 2 bagian yaitu Ektoprotein
Integral yang sifatnya adanya penonjolan yang lebih besar dari bagian hydrophilic nya pada
permukaan luar membran, sedangkan Endoprotein Integral berciri-ciri adanya penonjolan
kebagian dalam membran yaitu sitoplasma.

Protein Perifer

Protein Perifer merupakan protein yang berada dalam membran sel yang tidak berinteraksi
langsung dengan phospholipid di dalam lapisan ganda.

Protein Bertaut Lipid

Protein Bertautt Lipid merupakan protein yang berada dalam membran sel yang melekat pada
membran dengan ikatan kovalen.

Lipid Bilayer

Lipid bilayer adalah komponen universal dari semua membran sel. Struktur ini disebut "lipid
bilayer" karena terdiri dari dua lapisan asam lemak yang diselenggarakan di dua lembar. Lapisan
ganda lipid memiliki sifat unik. Mereka terbentuk dalam struktur seperti lembaran yang berisi
baik hidrofilik dan bagian hidrofobik. Membran terdiri dari lipid dan protein dan kadang-kadang
bahkan karbohidrat. Ada dua protein membran yang berbeda dalam bilayer lipid. protein
membran integral melintasi bilayer lipid dan berdekatan dengan baik cairan ekstraseluler dan
sitoplasma sel. Protein membran perifer hanya mengikat ke permukaan protein integral dan
hanya di kedua sisi membran, luar atau dalam. protein tertentu pada permukaan membran
memediasi fungsi yang berbeda. Misalnya, pompa natrium-kalium memainkan peran utama
dalam menyeimbangkan gradien konsentrasi antara cairan ekstraseluler dan di dalam sel. bilayer
fosfolipid juga memiliki sifat listrik yang, seperti yang dibahas dengan pompa natrium-kalium,
memungkinkan transfer ion melalui dan keluar dari lapisan ganda lipid.

Struktur lapisan ganda lipid menjelaskan fungsinya sebagai penghalang. Lipid adalah
lemak, seperti minyak, yang tidak larut dalam air karena ekor hidrofobik yang panjang. Interaksi
hidrofobik antara beberapa fosfolipid dan glikolipid, struktur tertentu yang disebut lipid bilayer
atau lembaran Bimolekular disukai. Fosfolipid dan glikolipid memiliki kedua gugus hidrofilik
dan hidrofobik (amphiphilic atau amphipathic). Dengan demikian, ketika beberapa fosfolipid
atau glikolipid datang bersama-sama dalam larutan air, ekor hidrofobik berinteraksi satu sama
lain untuk membentuk pusat hidrofobik, sedangkan kepala hidrofilik berinteraksi satu sama lain
dengan membentuk lapisan hidrofilik pada setiap sisi dari titik bilayer radikal terhadap pelarut
polar. Pembentukan lipid bilayer ini spontan karena interaksi hidrofobik yang penuh semangat
menguntungkan untuk struktur. Lapisan ganda lipid adalah perakitan noncovalent. pembentukan
lipid bilayer ini spontan karena interaksi hidrofobik yang penuh semangat menguntungkan untuk
struktur. Lapisan ganda lipid adalah perakitan noncovalent. (Gambar

Gambar . Bentuk lipid bilayer.

Gliserol

Glycerophospolipid

Gliserofosfolipid yang mana berada di alam dan merupakan komponen kunci dari lapisan ganda
lipid sel, serta terlibat dalam metabolisme dan sinyal. Gliserofosfolipid dapat dibagi ke dalam
kelas yang berbeda, berdasarkan sifat kepolar-an nya pada posisi sn-3 dari tulang punggung
gliserol pada eukariota dan Eubacteria atau sn-1 posisi dalam kasus archaebacteria.
Contoh gliserofosfolipid ditemukan dalam membran biologis adalah:

- Fosfatidilkolin (juga dikenal sebagai PC atau GPCho, dan lesitin)

- Phosphatidylethanolamine (PE atau GPEtn)

- Phosphatidylserine (PS atau GPSer).

Dalam phosphatidate asam lemak diesterifikasi dengan hidroksil pada C1 dan C2, sedangkan
hidroksil C3 diestifikasi untuk fosfat. Membran mengandung beberapa kelas lipid di mana dua
asam lemak ester-terkait dengan gliserol pada C-1 dan C-2, dan sangat polar atau dibebankan
(dan karena itu hidrofilik) kelompok kepala melekat pada C-3. Yang paling melimpah ini lipid
polar dalam kebanyakan membran adalah gliserofosfolipid, kadang-kadang disebut
phosphoglycerides. Dalam gliserofosfolipid, alkohol kutub bergabung ke C-3 dari gliserol
melalui ikatan fosfodiester. Semua gliserofosfolipid adalah turunan dari asam fosfatidat, dan
diberi nama untuk kelompok kepala polar mereka (fosfatidilkolin dan phosphatidylethanolamine,
misalnya). Semua memiliki muatan negatif pada kelompok fosfat pada pH 7,0. Alkohol kepala-
kelompok juga dapat berkontribusi satu atau lebih biaya pada pH dekat 7. Mereka berbeda dalam
spesies yang berbeda, dalam jaringan yang berbeda dari spesies yang sama, dan dalam berbagai
jenis gliserofosfolipid dalam sel yang sama atau jaringan. Secara umum, gliserofosfolipid
mengandung asam lemak jenuh pada C-1 dan asam lemak tak jenuh pada C-2, dan kelompok
lemak asil umumnya 16 atau 18 karbon panjang tetapi ada banyak pengecualian.

Glyserophospolipid selain berguna sebagai komponen utama dari membran sel dan mengikat
situs untuk protein intra dan antar, beberapa gliserofosfolipid dalam sel eukariotik, seperti
phosphatidylinositols dan asam fosfatidat yang baik prekursor, atau diri mereka sendiri,
membran yang diturunkan menjadi bagian ke dua. Biasanya satu atau kedua dari kelompok-
kelompok hidroksil yang terasilasi dengan asam lemak rantai panjang, tetapi ada juga alkil-
linked dan 1Z-alkenil-linked (plasmalogen) gliserofosfolipid, serta dialkylether varian di
prokariota.

SEL ERITROSIT

Eritrosit berbentuk bulat bikonkaf berukuran 7,5 pm - 7,7 pm dan tidak memiliki inti. Eritrosit memiliki
pigmen respirasi yang dinamakan hemoglobin. Hemoglobin berperan mengikat oksigen (O2) sehingga
membentuk oksihemoglobin(HbO2). Ikatan oksihemoglobin menyebabkan warna merah pada darah.
Hemoglobin memiliki unsur Fe2. Hb memiliki daya afinitas terhadap CO lebih tinggi dari pada terhadap
O2. Oleh sebab itu, pengikatan O2 oleh Hb dapat bersaing dengan pengikatan CO oleh Hb, padahal CO
sangat berbahaya bagi tubuh.
Eritrosit dibentuk didalam sumsum tulang merah. Pada anak-anak, eritrosit dibentuk pada tulang pipa atau
tulang panjang, selama perkembangannya. Eritrosit dalam sumsum tulang memiliki ukuran sel dan inti sel
yang besar, Tetapi tidak mengandung hemoglobin. Dari sumsum tulang, eritrosit kemudian masuk
kedalam peredaran darah. Inti sel dan sel darah merah kemudian menghilang dan mengandung
hemoglobin. Dalam tubuh, jumlah eritrosit diperkirakan 3 kali 1013 atau 5 juta setiap mm3 pada laki-laki.
Atau 4,5 juta setiap mm3 pada wanita. Umur eritrosit dalam sistem peredaran darah sekitar 120-126 hari,
kemudian eritrosit diangkat ke dalam hati untuk dihancurkan. Sebagai gantinya, pada waktu bersamaan
dari sumsum tulang dikeluarkan eritrosit muda. Hal ini bertujuan agar darah yang beredar dalam tubuh
berjumlah tetap.

PEMBAHASAN KASUS

Racun ular Indian Cobra mengandung Phospholipase A2 yang dapat mengkatalis rekasi
hidrolisis asam-asam lemak pada posisi C-2 Glycerophospolipid. Hasil Hidrolisis adalah lechitin
dan berbagai phospholipid yang bersifat amfifatik. Pada konsentrasi tinggi, lechitin dan
phospholipid dapat merusak membarane sel eritsorit dan menyebabkan hemolysis.

Berdasarkan skenario diatas, dapat kita lihat bahwa racun Ular Indian Cobra mengandung
phospholipase A2 yang dapat mengkatalis reaksi hidrolisis asam-asam lemak pada posisi C2
glycerophospolipid. Hasil hidrolisis adalah lechitin dan berbagai phospholipid yang bersifat
amfifatik. Pada konsentrasi tinggi, lechitin dan phospholipid dapat merusak membrane sel
eritrosit dan menyebabkan hemolysis. Pada hewan membran plasma adalah meliputi bagian
terluar dari sel sedangkan pada tumbuhan, jamur, dan beberapa bakteri terletak dibawah (
dinding sel). Di skenario dijelaskan bahwa racun ular indian cobra mengandung phospholipase
dimana Fosfolipase A 2 adalah salah satu protein membran yang paling intensif dipelajari yang
menghidrolisis fosfolipid pada posisi sn-2 untuk membentuk asam lemak dan produk
lysophospholipid. Ini adalah protein kecil dan struktur 3-D diketahui resolusi tinggi untuk
beberapa spesies. Fosfolipase A 2 protein menjadi perhatian farmasi yang tinggi karena mereka
bertanggung jawab untuk pelepasan asam arakidonat dari membran, dan karena konversi
berikutnya dari asam lemak ini untuk leukotrien dan prostaglandin merupakan bagian dari respon
inflamasi.

Enzim ini juga menunjukkan interaksi yang sangat menarik dengan membran yang mengikat. Hal
ini diaktifkan dalam beberapa cara ketika berinteraksi dengan bentuk gabungan dari substrat, seperti lipid
bilayers. Interaksi elektrostatik dan hidrofobik yang diduga terlibat dalam mengikat enzim pada
membran. Sangat sedikit yang diketahui tentang struktur kompleks enzim membran dan mengapa enzim
bereaksi jauh lebih efisien setelah mengikat substrat dalam bentuk agregat. Struktur lapisan ganda lipid
menjelaskan fungsinya sebagai penghalang. Lipid adalah lemak, seperti minyak, yang tidak larut dalam
air karena ekor hidrofobik yang panjang. Interaksi hidrofobik antara beberapa fosfolipid dan glikolipid,
struktur tertentu yang disebut lipid bilayer atau lembaran Bimolekular disukai. Fosfolipid dan glikolipid
memiliki kedua gugus hidrofilik dan hidrofobik (amphiphilic atau amphipathic). Dengan demikian, ketika
beberapa fosfolipid atau glikolipid datang bersama-sama dalam larutan air, ekor hidrofobik berinteraksi
satu sama lain untuk membentuk pusat hidrofobik, sedangkan kepala hidrofilik berinteraksi satu sama lain
dengan membentuk lapisan hidrofilik pada setiap sisi dari titik bilayer radikal terhadap pelarut polar.
Daftar pustaka

1.

2.

3. http://www.mentari-dunia.com/2013/02/makalah-tentang-enzim.html

4. http://www.carinfomu.com/2014/08/makalah-enzim-biokimia.html

5. tentang enzim. http://www.mentari-dunia.com/2013/02/makalah-tentang-enzim.html

6. membran sel. http://diarzahrah.blogspot.co.id/2015/11/makalah-membran-sel.html

7. Tentang glyserolphospolipid http://humpath.com/spip.php?article13905

Anda mungkin juga menyukai