Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang
memiliki keanekaragaman multikultur (adat istiadat, tata cara, bahasa,
kesenian, kerajinan, keterampulan daerah dan lain-lain) merupakan ciri khas
yang memperkaya nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu,
keanekaragaman tersebut harus selalu dilestarikan dan dikembangkan dengan
tetap mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia melalui upaya
pendidikan. Pengenalan keadaan lingkungan, sosial, dan budaya kepada
peserta didik memungkinkan mereka untuk lebih mengakrabkan diri dengan
lingkungannya. Pengenalan dan pengembangan lingkungan melalui
pendidikan diarahkan untuk menunjang peningkatan kualitas sumber daya
manusia, dan pada akhirnya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
siswa.
Kebijakan yang berkaitan dengan dimasukkannya program muatan
lokal dalam standar isi dilandasi kenyataan bahwa di Indonesia terdapat
beraneka ragam kebudayaan. Sekolah tempat program pendidikan
dilaksanakan merupakan bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, program
pendidikan di sekolah perlu memberikan wawasan yang luas pada peserta
didik tentang kekhususan yang ada di lingkungannya. Standar isi yang
seluruhnya disusun secara terpusat tidak mungkin dapat mencakup muatan
lokal tersebut. Oleh karena itu, perlulah disusun mata pelajaran yang berbasis
muatan lokal.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan di bahas dalam makalah ini yaitu :
1. Apa itu muatan lokal dalam kurikulum ?
2. Apa tujuan dari muatan lokal dalam kurikulum ?

1
3. Apa saja landasan muatan lokal dalam kurikulum ?
4. Apa saja ruang lingkup muatan lokal ?
5. Bagaimana pengembangan mata pelajaran muatan lokal ?

C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam makalah ini yaitu :
1. Mampu menjelaskan apa itu muatan lokal dalam kurikulum
2. Mampu menjelaskan apa dari muatan lokal dalam kurikulum
3. Mampu menyebutkan apa saja landasan muatan lokal dalam kurikulum
4. Mampu menjelaskan ruang lingkup dalam muatan lokal
5. Mampu menjelaskan pengembangan mata pelajaran muatan lokal

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Muatan Lokal


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus.
Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler (yang bersangkutan
dengan kurikulum) untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan
dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.
Substansi mata pelajaran muatan local ditentukan oleh satuan pendidikan,
tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Di dalam muatan lokal
terdapat standar isi yang harus di capai. Keberadaan mata pelajaran
muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak
terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-
masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan
kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya
peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum
muatan local mendukung dan melengkapi kurikulum nasional. Karena
merupakan mata pelajaran di satuan pendidikan, maka muatan lokal harus
mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Satuan
pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran local setiap
semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat
menyelenggarakan dua mata pelajaran lokal.

3
B. Tujuan Muatan Lokal
Muatan lokal memiliki 2 macam tujuan, yaitu ;
1. Tujuan Umum
Mempersiapkan murid agar mereka memiliki wawasan yang
luas tentang lingkungannya serta sikap dan perilaku bersedia melestarikan
dan mengembangkan sumber daya alam ,kualitas sosial, dan kebudayaan
yang mendukung pembangunan nasional.
2. Tujuan Khusus
Mata pelajaran muatan lokal bertujuan untuk memberikan bekal
pengetahuan,, keterampilan, dan perilaku kepada siswa agar mereka
memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dan
kebutuhan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai/ aturan yang berlaku di
daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta
pembangunan nasional.
a) Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial dan
budayanya.
b) Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan
mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan
masyarakat pada umumnya.
c) Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/ aturan-
aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan
mengembangkan niali-nilai luhur budaya setempat dalam rangka
menunjang pembangunan nasional.

C. Landasan Muatan Lokal


1. UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 37 ayat (1) dan pasal 38 ayat (2)
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan

4
D. Ruang Lingkup Muatan Lokal
1. Lingkup keadaan dan kebutuhan daerah. Keadaan daerah adalah segala
sesuatu yang terdapat di daerah tertentu yang pada dasarnya berkaitan
dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan
sosial budaya. Kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan
oleh masyarakat di suatu daerah, khusunya untuk kelangsungan hidup dan
peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut, yang disesuaikan
dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah yang
bersangkutan. Kebutuhan daerah tersebut misalnya kebutuhan untuk :
- Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah
- Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu,
sesuai dengan keadaan perekonomian daerah
- Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan sehari-
hari dan menunjang pemberdayaan individu dalam melakukan belajar
lebih lanjut (belajar sepanjang hayat)
- Meningkatkan kemampuan berwirausaha
2. Lingkup isi / jenis muatan lokal, dapat berupa : bahasa daerah, bahasa
Inggris, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat
dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta
hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.

E. Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal


Ada dua pola pengembangan mata pelajaran Muatan Lokal dalam
rangka menghadapi pelaksanaan KTSP. Pola tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pengembangan Muatan Lokal Sesuai dengan Kondisi Sekolah Saat Ini
Langkah dalam pengembangan mata pelajaran Muatan Lokal bagi
sekolah yang memang tidak mampu mengembangkannya, adalah sebagai
berikut.

5
a) Analisis mata pelajaran Muatan Lokal yang ada di sekolah. Apakah
masih layak dan relevan mata pelajaran Muatan Lokal diterapkan di
sekolah?
b) Bila mata pelajaran Muatan Lokal yang diterapkan di sekolah tersebut
masih layak digunakan, kegiatan berikutnya adalah mengubah mata
pelajaran Muatan Lokal tersebut ke dalam SK dan KD.
c) Bila mata pelajaran Muatan Lokal yang ada tidak layak lagi untuk
diterapkan, sekolah bisa menggunakan mata pelajaran Muatan Lokal
dari sekolah lain atau mengembangkan muatan lokal yang lebih sesuai.
2. Pengembangan Muatan Lokal dalam KTSP
a) Proses Pengembangan, pengembangan mata pelajaran Muatan Lokal
sepenuhnya ditangani oleh sekolah dann komite sekolah yang
membutuhkan penanganan secara profesional dalam merencanakan,
mengelola, dan melaksanakannya. Dengan demikian, di samping
mendukung pembangunan daerah dan pembangunan nasional,
perencanaan, pengelolaan, maupun pelaksanaan muatan lokal
memerhatikan keseimbangan dengan kurikulum tingkat satuan
pendidikan. Penanganan secara profesional muatan lokal merupakan
tanggung jawab pemangku kepentingan (stakeholders), yaitu sekolah
dan komite sekolah.
Pengembangan mata pelajaran Muatan Lokal oleh sekolah dan komite
sekolah dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah
Kegiatan ini dilakukan untuk menelaah dan mendata berbagai
keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Data tersebut
dapat diperoleh dari berbagai pihak yang terkait di daerah yang
bersangkutan, seperti Pemda/Bappeda, instansi vertikel terkait,
perguruan tinggi, dan dunia usaha/industri. Keadaan daerah dapat
ditinjau dari potensi daerah yang bersangkutan yang meliputi aspek

6
sosial, ekonomi, budaya, dan kekayaan alam. Kebutuhan daerah
dapat diketahui antara lain :
- Rencana pembangunan daerah bersangkutan termasuk prioritas
pembangunan daerah, baik pembangunan jangka pendek,
pembangunan jangka panjang, maaupun pembangunan
berkelanjutan (sustainable development)
- Pengembangan ketenagakerjaan termasuk jenis kemampuan dan
keterampilan yang diperlukan
- Aspirasi masyarakat mengenai pelestarian alam dan
pengembangan daerahnya, serta konservasi alam dan
pemberdayaannya.
2) Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal
Berdasarkan kajian dari beberapa sumber seperti diatas dapat
diperoleh berbagai jenis kebutuhan. Berbagai jenis kebutuhan ini
dapat mencerminkan fungsi muatan lokal di daerah, antara lain
untuk :
- Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah
- Meningkatkan keterampilan di bidang pekerjaan tertentu
- Meningkatkan kemampuan berwiraswasta
- Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan
sehari-hari
3) Menentukan bahan kajian muatan lokal
Penentuan bahan kajian muatan lokal didasarkan pada kriteria:
- Kesesuaian dengan tingat perkembangan peserta didik
- Kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang
diperlukan
- Tersedianya sarana dann prasarana
- Tidak bertentangan dengan agama dan niali luhur bangsa
- Dapat dikembangkan sendiri sesuai dengan kondisi dan
situasi daerah.

7
4) Menentukan mata pelajaran muatan lokal
Kegiatan pembelajaran ini pada dasarnya dirancang agar bahan
kajian muatan lokal dapat memberikan bekal pengetahuan,
keterampilan, dan sebagainya. Kegiatan ini berupa kegiatan
kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan
dengan ciri khas, dan potensi daerah yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.
5) Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta
Silabus dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan
(a) Pengembangan SK dan KD. Dimana SK menentukan
kompetensi yang didasarkan pada materi sebagai basis
pengetahuan.dan KD merupakan kompetensi yang harus
dikuasai siswa dengan melibatkan guru, ahli bidang kajian, ahli
dari instansi lain yang sesuai.
(b) Pengembangan silabus secara umum mencakup:
- Mengembangkan indicator
- Mengidentifikasi materi pelajaran
- Mengembangkan kegiatan pembelajaran
- Mengalokasikan waktu
- Mengembangkan penilaian
- Menentukan sumber belajar.

b) Pihak yang Terlibat dalam Pengembangan


Sekolah dan komite sekolah mempunyai wewenang penuh dalam
mengembangkan program muatan lokal. Bila dirasa tidak mempunyai
SDM dalam mengembangkannya, sekolah dan komite sekolah dapat
bekerja sama dengan unsur-unsur Depdiknas seperti Tim Pengembangan
Kurikulum (TPK) di daerah, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
(LPMP),Perguruan Tinggi, dan instansi/lembaga di luar Depdiknas,
misalnya pemerintah daerah atau Bapeda, dinas depertemen lain terkait,

8
dunia usaha/industri, tokoh masyarakat. Adapun peran-peran dari unsur-
unsur Depdiknas seperti yang telah disebutkan diatas yaitu :
 Peran , tugas, dan tanggung jawab TPK secara umum adalah sebagai
berikut:
- Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing.
- Menentukan komposisi atau susunan jenis muatan lokal.
- Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing.
- Menentukan prioritas bahan kajian muatan lokal yang akan
dilaksanakan.
- Mengembangkan silabus muatan lokal dan perangkat kurikulum
muatan lokal lainnya, yang dilakukan bersama sekolah, mengacu
pada Standar Isi yang di tetapkan oleh BSNP.
 Peran perguruan tinggi dan LPPM antara lain memberikan bimbingan
dan bantuan teknis dalam:
- Mengidentifikasi dan menjabarkan keadaan, potensi, dan
kebutuhan lingkungan kedalam komposisi jenis muatan lokal.
- Menentukan lingkup masing-masing bahan kajian/pelajaran.
- Menentukan metode pengajaran yang sesuai dengan tingkat
perkembangan peseta didik dan jenis bahan kajian/pelajaran.
 Peran instansi/lembaga di luar Depdiknas secara umum adalah :
- Memberikan informasi mengenai potensi daerah yang meliputi
aspek sosial, ekonomi, budaya, kekayaan alam, dan sumber daya
manusia yang ada di daerah yang bersangkutan , serta prioritas
pembangunan daerah di berbagai sektor yang dikaitkan dengan
sumber daya manusia yang dibutuhkan.
- Memberikan gambaran mengenai kemampuan-kemampuan dan
keterampilan yang diperlukan pada sektor-sektor tertentu.

9
- Memberikan sumbangan pemikiran, pertimbangan, dan tenaga
dalam menentukan prioritas muatan lokal sesuai dengan nilai-
nilai dan norma setempat.

c) Rambu-rambu
Berikut ini rambu-rambu untuk diperhatikan dalam pelaksanaan
muatan lokal.
- Sekolah yang mampu mengembangkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar beserta silabusnya dapat melaksanakan mata
pelajaran muatan lokal. Apabila sekolah belum mampu
mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar beserta
silabusnya, sekolah dapat melaksanakan muatan lokal berdasarkan
kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh sekolah, atau dapat
meminta bantuan kepada sekolah yang terdekat yang masih berada
dalam satu daerah. Bila beberapa sekolah dalam satu daerah belum
mampu mengembangkan, dapat meminta bantuan TPK daerah, atau
meminta bantuan dari LPMP di provinsinya.
- Program pengajaran hendaknya dikembangkan dengan melihat
kedekatan dengan peserta didik yang meliputi dekat secara fisik dan
secara psikis. Dekat secara fisik maksudnya terdapat dalam
lingkungan tempat tinggal dan sekolah peserta didik, sedangkan
dekat secara psikis maksudnya bahwa bahan kajian tersebut mudah
dipahami oleh kemampuan berpikir dan mencerna informasi sesuai
dengan siswa. Untuk itu, bahan pengajaran hendaknya disusun
berdasarkan prinsip belajar : (1) dikembangkan dari yang di ketahui
ke hal yang belum diketahui; (2) dari pengalaman lama ke
pengalaman baru; (3) dari yang mudah/sederhana ke yang lebih
sukar/rumit. Selain itu, bahan kajian/pelajaran hendaknya bermakna
bagi peserta didik, yaitu bermanfaat karena dapat membantu peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari.

10
- Bahan kajian/pelajaran hendaknya memberikan keluwesan bagi guru
dalam memilih metode mengajar dan sumber belajar seperti buku dan
narasumber. Dalam kaitan dengan sumber belajar, guru diharapkan
dapat mengembangkan sumber belajar yang sesuai dengan
memanfaatkan potensi di lingkungan sekolah, misalnya dengan
memanfaatkan tanah/kebun sekolah, meminta bantuan dari instansi
terkait atau dunnia usaha/industri (lapangan kerja) atau tokoh-tokoh
masyarakat. Selain itu, guru hendaknya dapat memilih dan
menggunakan strategi yang melibatkan peserta didik aktif dalam
proses belajar mengajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial.
- Bahan kajian muatan lokal yang diajarkan harus bersifat utuh dalam
arti mengacu kepada suatu tujuan pengajaran yang jelas dan memberi
makna kepada peserta didik. Namun demikian, bahan kajian muatan
lokal tertentu tidak harus secara terus-menerus diajarkan mulai dari
kelas 1 s.d VI atau dari kelas VII s.d IX, dan X s.d XII. Bahan kajian
muatan lokal juga dapat disusun dan diajarkan hanya dalam jangka
waktu satu semester, dua semester, atau satu tahun ajaran.
- Alokasi waktu untuk bahan kajian/pembelajaran muatan lokal perlu
memperhatikan jumlah minggu efektif untuk mata pelajaran muatan
lokal.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Muatan lokal merupakan mata pelajaran yang dimaksudkan untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi, termasuk keunggulan daerah tersebut.
2. Muatan lokal memiliki 2 tujuan yang mencakup tujuan umum dan tujuan
khusus. Pada umumnya kedua tujuan itu sama yang membedakan
hanyalah pada tujuan khusus itu pengembangan lebih dipusatkan kedaerah
tersebut.
3. Ada tiga landasan muatan lokal dalam kurikulum.
4. Terdapat 2 ruang lingkup muatan lokal yaitu pertama lingkup keadaan dan
kebutuhan daerah dan kedua lingkup isi atau jenis muatan lokal.
5. Pengembangan muatan lokal dalam kurikulum yaitu proses
pengembangan, pihak yang terlibat dalam pengembangan dan rambu-
rambu dalam pelaksanaan muatan lokal.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyaknya
kekurangan yang terdapat di dalamnya, mulai dari kurangnya referensi yang
kami miliki, hingga kurangnya pengalaman dalam tahapan penyusunan
makalah. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan. Diharapkan kepada para pembaca untuk
mengambil serta membaca berbagai referensi dari artikel lainnya yang
memuat tentang informasi mengenai Muatan Lokal dalam Kurikulum.

12
DAFTAR PUSTAKA

Rusman. 2012. Manajamen Kurikulum. PT Raja Grafindo Persada. Depok

Burhanuddin Afid. 2013. Pengelolaan Kurikulum Muatan Lokal (online)


https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/12/31/pengelolaan-kurikulum-
muatan-lokal/. Diakses tanggal 10 Mei 2019 20:06 WITA

13

Anda mungkin juga menyukai