Anda di halaman 1dari 13

MUATAN LOKAL

HANDOUT PENDAMPINGAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK
TAHUN 2015

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2015

Muatan Lokal

PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL

A. Pengertian Muatan Lokal


1. Muatan lokal merupakan bahan kajian atau mata pelajaran pada
satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran
tentang potensi dan keunikan lokal. Muatan lokal sebagai kegiatan
kurikuler

untuk

mengembangkan

kompetensi

yang

disesuaikan

dengan ciri khas potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang


dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap
keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya.
2. Muatan lokal diajarkan untuk membekali peserta didik dengan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk:
a.

Meningkatkan Kesadaran peserta didik akan potensi lingkungan


alam, sosial, budaya, dan spiritual di daerahnya, dan

b. Melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan


daerah yang berguna bagi diri dan lingkungannya dalam rangka
menunjang pembangunan nasional.
B. Tujuan
Tujuan pembelajaran Muatan lokal (Mulok) adalah untuk membekali
peserta didik agar mampu:
1. Mengidentifikasi berbagai potensi yang ada di daerah tempat
tinggalnya;
2. Mengembangkan aspek lingkungan, social, budaya, dan seni yang
dapat menjadi nilai ekonomis, dan
3. Memanfaatkan sumber daya daerah untuk menunjang pembangunan
nasional.
C. Landasan Hukum
1. Permendikbud Republik Indonesia No. 79 Tahun 2014 tentang Muatan
Lokal Kurikulum 2013.
2. Permendikbud Republik Indonesia No. 61 Tahun 2014 tentang
@2015, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013, Direktorat PSMK

Muatan Lokal

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Pengembangan Kurikulum


Tingkat Satuan Pendidikan.
D. Prinsip-prinsip Pengembangan
Muatan lokal dikembangkan atas prinsip-prinsip:
1. Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik;
2. Keutuhan kompetensi;
3. Fleksibilitas jenis, bentuk, dan pengaturan waktu penyelenggaraan,
dan
4. Kebermanfaatan

untuk

kepentingan

nasional

dan

menghadapi

tantangan global.
E. Langkah-langkah Pengembangan
Langkah-langkah atau tahapan pengembangan Muatan Lokal adalah:
1. Analisis konteks lingkungan alam, sosial dan/atau budaya;
2. Identifikasi muatan lokal;
3. Perumusan kompetensi dasar untuk setiap jenis Muatan Lokal;
4. Penentuan tingkat satuan pendidikan yang sesuai untuk setiap
kompetensi dasar;
5. Pengintegrasian kompetensi dasar ke dalam muatan pembelajaran
yang relevan;
6. Penetapan Muatan lokal sebagai bagian dari muatan pembelajaran
atau menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri;
7. Penyusunan silabus, dan
8. Penyusunan buku teks pelajaran.
F. Pengembangan Mata Pelajaran
Jenis-jenis Muatan Lokal yang dapat diimplementasikan di satuan
pendidikan adalah:
1. Seni Budaya;
2. Prakarya;
@2015, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013, Direktorat PSMK

Muatan Lokal

3. Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan;


4. Bahasa, dan/atau
5. Teknologi.
Apabila mata pelajaran Muatan Lokal tidak dapat diintegrasikan pada
mata pelajaran yang ada, dapat menjadi mata pelajaran tersendiri.
G. Dokumentasi Muatan Lokal

Sebelum

Muatan

Lokal

dilaksanakan,

terlebih

dahulu

harus

menyiapkan dokumen yang dibutuhkan berupa:


1. Kompetensi Dasar;
2. Silabus, dan
3. Buku teks pelajaran.
H. Pelaksanaan Pembelajaran

Agar Muatan Lokal dapat dilaksanakan dengan baik, harus


memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:
1. Muatan lokal dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan dengan
memperhatikan sumber daya pendidikan yang tersedia.
2. Muatan lokal yang ditetapkan oleh satuan pendidikan untuk berdiri
sendiri sebagai mata pelajaran mempunyai waktu beban belajar
maksimum 2 (dua) jam per minggu. Jika muatan lokal tersebut telah
ditentukan dan ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah Provinsi
untuk satuan pendidikan yang ada di wilayahnya, maka sekolah harus
melaksanakannya.
3. Muatan lokal yang bukan berdiri sebagai mata pelajaran tersendiri,
harus diintegrasikan di dalam salah satu atau lebih dari ketiga mata
pelajaran

Kelompok

Wajib

(Seni

Budaya,

Prakarya

dan

Kewirausahaan, dan Pendidikan Jasmani, Olah raga dan Kesehatan)


dengan waktu beban yang terintegrasi pada salah satu atau lebih
mata pelajaran tersebut.
4. Kebutuhan sumber daya pendidikan sebagai implikasi penambahan
beban belajar muatan lokal, ditanggung oleh pemerintah daerah yang
menetapkan (Permendikbud 79 Tahun 2014, Pasal 8, ayat (3)).

@2015, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013, Direktorat PSMK

Muatan Lokal

5. Pelaksanaan muatan lokal pada satuan pendidikan perlu didukung


dengan:
a.

Kebijakan Pemerintah Pusat, pemerintah provinsi, pemerintah


kabupaten/ kota, dan satuan pendidikan sesuai kewenangannya,
dan

b. Ketersediaan sumber daya pendidikan yang dibutuhkan.


(Permendikbud 79 tahun 2014, Pasal 9).

@2015, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013, Direktorat PSMK

Muatan Lokal

I. Pengembang
Pengembangan Muatan Lokal dimulai dari tim pengembang kurikulum
pada Satuan Pendidikan, dilaporkan pada tim pengembang kurikulum
kabupaten/kota,

selanjutnya

dirumuskan

oleh

tim

pengembang

kurikulum Provinsi dengan langkah sebagai berikut:


1. Pengembang

muatan

lokal

di

satuan

pendidikan

adalah

tim

pengembang kurikulum satuan pendidikan yang melibatkan unsur


komite sekolah/madrasah, dan nara sumber, serta pihak lain yang
terkait.
2. Tim Pengembang muatan lokal provinsi adalah: Tim Pengembang
Kurikulum

Provinsi,

Pengembang

Kurikulum

Kabupaten/Kota,

Pengembang Kurikulum di Satuan Pendidikan, dan dapat melibatkan


nara sumber serta pihak lain yang terkait.
3. Pengembangan muatan lokal dikoordinasikan dan disupervisi oleh
dinas pendidikan atau kantor kementerian Agama provinsi dan
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.
(Permendikbud 79 tahun 2014, Pasal 10).
J. Analisis Potensi Daerah
Integrasi muatan lokal (Mulok) pada kurikulum 2013 berasal dari hasil
analisis potensi kebutuhan daerah. Menurut Permendikbud Nomor 79
Tahun 2014, yang dimaksud dengan potensi daerah adalah kemampuan
yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan atau kekuatan yang
terdapat di daerah tertentu yang pada dasarnya berkaitan dengan
lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial
budaya. Berikut, contoh analisis potensi daerah (format 1).

@2015, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013, Direktorat PSMK

Muatan Lokal

Format 1: Analisis Potensi Daerah


Pertanyaan
1. Produk atau kompetensi apa yang
berkembang di daerah/lingkungan satuan
pendidikan terkait bidang:
a. Seni budaya
b. Prakarya
c. Penjas Orkes
d. Bahasa
e. Teknologi

Jawaban
(Isi sesuai potensi di
daerah)
Sebutkan sesuai
kondisi riil.

2. Manakah dari produk atau kompetensi yang


tertuang pada jawaban pertanyaan no. 1,
yang dapat dikembangkan di lingkup SMK?
3. Produk dan kompetensi mana dari
pertanyaan no. 2 yang dapat dilakukan di
satuan pendidikan mengingat SDM dan
fasilitas yang dimiliki satuan pendidikan?
4. Apakah ada kompetensi lain yang
merupakan kebutuhan daerah yang
diperlukan guna mendukung arah
pengembangan daerah?
Sedangkan kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan
oleh masyarakat di suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup
dan peningkatan tarap kehidupan masyarakat, yang disesuaikan dengan
arah perkembangan daerah serta potensi daerah yang bersangkutan.
Kebutuhan daerah tersebut adalah seperti kebutuhan untuk:
1. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah;
2. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu
sesuai dengan keadaan perekonomian daerah;
3. Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan peserta
didik dan untuk mendukung pengembangan potensi daerah, seperti
potensi pariwisata, dan
4. Meningkatkan kemampuan berwirausaha.
K. Perumusan Kompetensi Dasar
Kompetensi

Dasar

pada

Kurikulum

2013

Sekolah

Menengah

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) berisi kemampuan dan


@2015, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013, Direktorat PSMK

Muatan Lokal

muatan pembelajaran yang mengacu pada kompetensi inti. Rumusan


Kompetensi Dasar (KD) merupakan penjabaran dari Kompetensi Inti (KI).
Rumusan KD pengetahuan meliputi dimensi proses kognitif dan
dimensi pengetahuan.
Rumusan

KD

keterampilan

berupa

keterampilan

abstrak

atau

keterampilan konkret.

Contoh:
a. KD:

Melakukan gerak tari berdasarkan unsur ruang, waktu

dan tenaga (KD ini mengandung dimensi psikomotorik dan


dimensi pengetahuan).
b. KD:

Merumuskan alternatif tindakan nyata dalam mengatasi

masalah yang kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik


dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (KD ini mengandung
dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan).
Kompetensi Dasar merupakan jabaran dari Kompetensi Inti dan terdiri
atas:
a. Kompetensi Dasar sikap spiritual;
b. Kompetensi Dasar sikap sosial;
c. Kompetensi Dasar pengetahuan, dan
d. Kompetensi Dasar keterampilan.
KD yang perlu dirumuskan hanya untuk pengetahuan dan keterampilan,
KD sikap tidak perlu dirumuskan karena tidak diajarkan.

Langkah-langkah penyusunan KD:


1. Identifikasi kemampuan apa yang diharapkan dikuasai peserta didik
terkait muatan lokal hasil analisis Lembar Kerja 1 (LK1) yang belum
terakomodasi di mata pelajaran wajib kelompok B.
2. Tentukan level kemampuan yang diharapkan dapat dicapai peserta
didik, misalnya:
a. KD pengetahuan: berdasarkan rumusan KI level dimensi kognitif
untuk pengetahuan sampai menerapkan, satuan pendidikan

@2015, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013, Direktorat PSMK

Muatan Lokal

dapat menggunakan kognitif level 2 (memahami) dan kognitif


level 3 (menerapkan).
b. KD keterampilan: berdasarkan rumusan KI level keterampilan, ada
pada:
1) ranah

konkret

(menggunakan,

mengurai,

merangkai,

memodifikasi, dan membuat), dan


2) ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang).
3. Rumuskan KD sesuai level kemampuan yang diharapkan dapat
dicapai siswa, misalnya: mata pelajaran bahasa daerah.
a. KD pengetahuan: memahami kosa kata bahasa daerah (isi apa
nama bahasa daerah).
b. KD keterampilan: mengucapkan kosa kata bahasa daerah (isi apa
nama bahasa daerah).
L. Penyusunan Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk
setiap bahan kajian mata pelajaran. Berdasarkan Permendikbud Nomor
65 Tahun 2013 dinyatakan bahwa silabus paling sedikit memuat:
1. Identitas SMK/MAK/Paket C/Paket C Kejuruan;
2. Identitas satuan pendidikan meliputi nama satuan pendidikan dan
kelas;
3. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang satuan pendidikan;
4. Kelas dan nama mata pelajaran;
5. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau
6. Mata pelajaran;
7. Materi pokok: memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator pencapaian kompetensi;
@2015, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013, Direktorat PSMK

Muatan Lokal

8. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan


peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
9. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
10.Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur
kurikulum untuk satu semester atau satu tahun, dan
11.Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
Lebih jauh dijelaskan pada Standar Proses bahwa silabus dikembangkan
berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada
setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam
pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Langkah-langkah penyusunan silabus:
1. Analisis KD pengetahuan dan KD keterampilan untuk menentukan KD
pengetahuan nomor berapa yang menjadi satu kesatuan dengan KD
keterampilan nomor berapa.
2. Menguraikan komponen silabus (seperti pada format 2 di bawah).
3. Menuliskan rumusan masing-masing komponen silabus sesuai dengan
penjelasan (seperti pada format 2).
4. Pengembangan silabus meliputi: (1) Pengkajian KI dan KD, (2)
Identifikasi

materi

pembelajaran,

(3)

Pengembangan

kegiatan

pembelajaran, (4) Perumusan indikator pencapaian kompetensi, (5)


Penentuan jenis penilaian, (6) Penentuan alokasi waktu, dan(7)
Penentuan sumber belajar(seperti pada format 2).
Format 2: Pengembangan Silabus
SILABUS MATA PELAJARAN
Sekolah

: ......................................................................

Mata Pelajaran

: ......................................................................

Kelas/Semester

: ......................................................................

Materi Pembelajaran
: ......................................................................
@2015, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013, Direktorat PSMK

Muatan Lokal

Alokasi Waktu

: ......................................................................

Kompetensi Inti
KI-1....................................................................................
KI-2....................................................................................
KI-3....................................................................................
KI-4....................................................................................
Kompeten
si Dasar

Sumb

Materi
Pembelajar

..
..

Pembelajaran

Penilaian

..
..

..
..

an
..
..

Alokasi

er

Waktu

Belaja

..
..

r
..
..

Cara pengisian kolom:

5.

Kolom KD

dituliskan semua KD dari KI-1 dan KI-2,


sedangkan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 yang
sepadan saja.

Kolom Materi
Pembelajaran

dituliskan berdasarkan KD dari KI-3 dan KD


dari KI-4, dalam berbentuk kata benda atau
kata kerja yang dibendakan.

Kolom
Pembelajaran

dilakukan dari mulai mengamati, menanya,


mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan
mengomunikasikan.

Kolom Penilaian

dituliskan jenis dan bentuk penilaian untuk KD


dari KI-1 sampai KD dari KI-4.

Kolom Alokasi
Waktu

prediksi waktu yang diperlukan untuk 1


silabus, dituliskan frekuensi pertemuan.

Kolom Sumber
Belajar

dituliskan sumber belajar yang digunakan


peserta didik saat belajar.

Pengembangan KI dan KD Muatan Lokal ditentukan oleh sekolah


berdasarkan hasil analisis kondisi dan kebutuhan daerah, potensi
peserta didik, dukungan internal dan eksternal.
Sistematika pengembangan KI-KD
a. Latar Belakang;
b. Tujuan;
c. Ruang Lingkup;
d. Penentuan KI dan KD, dan

@2015, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013, Direktorat PSMK

10

Muatan Lokal

e. Arah Pengembangan.
6. Silabus Mulok harus memenuhi prinsip-prinsip pengembangan silabus
yaitu: ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan
kontekstual, fleksibel, dan menyeluruh, sehingga lebih jelas dalam
menentukan materi, topik kegiatan, dan uraian materi, serta langkahlangkah pembelajaran (format 3).

Format 3: Langkah-langkah Penyusunan Bahan Ajar


1) Identifikasi kebutuhan bahan ajar terkait dengan jumlah kegiatan
pembelajaran yang sesuai silabus.

KD

3.1
4.1
3.2
4.2

Topik
Uraian
LangkahMateri
Kegiatan
Materi
langkah
Indikator Pembelajara Pembelajara Pembelajara Pembelaj
n
n
n
aran

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

Cara pengisian kolom:


Kolom Kompetensi
Dasar

diisi dengan semua KD dari KI-3 dan KI-4


dalam materi pokok yang sama.

Kolom Indikator

diisi dengan indikator dari KD pengetahuan


dan keterampilan.

Kolom Materi
Pembelajaran

diisi dengan materi pembelajaran dari


indikator pengetahuan dan keterampilan.

Kolom Topik
Kegiatan
Pembelajaran

diisi dengan topik dari setiap kegiatan


pembelajaran yang mengacu pada
indikator dan materi pembelajaran.

Kolom Langkahlangkah
Pembelajaran

diisi dengan rancangan kegiatan


pembelajaran yang mengacu pada
pendekatan saintifik.

2) Gunakan hasil analisis nomor 1) untuk menyusun bahan ajar yang


menggabungkan antara uraian materi pembelajaran dengan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran.

@2015, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013, Direktorat PSMK

11

Muatan Lokal

3) Gunakan uraian materi pembelajaran menjadi outline bahan ajar


pada setiap topik kegiatan pembelajaran yang akan disusun.
M. Latihan
Buatlah Muatan Lokal dengan melalui proses sebagai berikut.
1. Analisis Potensi Daerah;
2. Pengembangan Silabus dan Analisis Kompetensi Dasar, serta
3. Langkah-langkah penyusunan bahan ajar.

@2015, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013, Direktorat PSMK

12

Anda mungkin juga menyukai