Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

Pada hari Selasa, 24 September 2019, Mahasiswa Fakultas Teknik Prodi


Arsitektur Angkatan 2018 Universitas Katolik Parahyangan melaksanakan kegiatan
kuliah lapangan untuk Tugas 2 SPA 3, yaitu Tempat Tinggal dan Biro Arsitektur
Lansekap. Lokasi tujuan kuliah lapangan kami adalah Dago Pakar, Dago Village,
dan yang terakhir Cisatu. Kami berkumpul di studio pada pukul 7 pagi, dan mulai
melakukan perjalanan pada pukul 7.30 pagi menggunakan bus menuju lokasi
pertama, yaitu Dago Pakar setelah melakukan briefing oleh penanggung jawab
studio, Ir. Bachtiar Fauzy, IAI.
Setelah mengunjungi dan mengapresiasi tempat tinggal Bapak Pipi, kami
melanjutkan perjalanan kami menuju Dago Village untuk mengunjungi dan
mengapresiasi rumah kedua Bapak Pipi. Perjalanan menuju ke Dago Village
menggunakan bus, masih harus menempuh jalan yang menanjak dengan berjalan
kaki menuju rumah tersebut. Setelah melakukan apresiasi ruang, kami kembali ke
bus dan menuju Masagi Cafe untuk beristirahat dan mendengar briefing singkat
mengenai rumah ketiga Pak Pipi dan rumah Bapak Lemy.
Setelah kami beristirahat, makan, dan melakukan ishoma, kami melanjutkan
perjalanan kuliah lapangan kami dengan berjalan kaki ke rumah ketiga Bapak Pipi.
Di rumah tersebut kami diberi penjelasan mengenai rumah Bapak Pipi dan
bagaimana rumah tersebut terbentuk, kemudian dilanjutkan dengan melakukan
apresiasi rumah tersebut. Setelah selesai di rumah Bapak Pipi, kami mengunjungi
rumah Bapak Lemy. Disana kami juga diberikan penjelasan mengenai rumah
tersebut serta dipersilakan melakukan apresiasi pada rumah Bapak Lemy.
Setelah selesai mengunjungi keempat lokasi kuliah lapangan, pada pukul
15.30 sore kami dibubarkan dan kembali ke kampus.

1. APRESIASI RUANG
a. Rumah Bapak Pipi, Dago Pakar
Objek pengamatan kami yang pertama adalah rumah tinggal karya
Bapak Pipi yang sedang dalam proses pembangunan. Rumah tinggal
tersebut memiliki kontur memiliki kemiringan sedalam 3 meter. Bangunan ini
memiliki potensi view ke arah lereng, sehingga dibuat bangunan panggung
yang menyesuaikan dengan kontur serta dibuat bukaan-bukaan yang
menghadap ke arah lereng. Karena tanah pada daerah tersebut memiliki
kontur, maka bangunan ini dibuat panggung dengan kenaikan 1,2 meter agar
tidak banyak cut and fill.
Sedangkan zoning ruangannya, pada lantai yang paling bawah semua
ruangannya merupakan ruang service (tempat laundry, kamar mandi dan
kamar tidur pembantu). Lalu naik ke lantai atasnya, pada lantai dasarnya
merupakan ruang publik (ruang keluarga, ruang bersantai). Terakhir naik ke
lantai yang paling atas ruangnya privat karena kamar tidur terdapat pada
lantai paling atas semua. Sedangkan zoning vertikalnya, yaitu kamar mandi
dan tangga semua ditaruh di sebelah kanan bangunan dan sejajar ke atas.
Selain itu, juga berguna untuk memudahkan utilitasnya.
Potensi view membuat organisasi ruang yang memanfaatkan view
tersebut sebagai bukaan sehingga ruang tamu dan kamar utama menghadap
ke bukaan tersebut. Sedangkan material yang digunakan untuk semua kolom
dan balok adalah beton, material yang digunakan untuk pondasinya
menggunakan Strauss-Kahn beton. Kerangka atap rumah ini menggunakan
material baja dengan penutup atap zincalume.

b. Rumah Bapak Pipi, Dago Village


Objek pengamatan kami yang kedua adalah rumah tinggal yang dialih
fungsikan menjadi villa atau airbnb. Mirip dengan rumah tinggal pertama,
bangunan ini memiliki kesamaan dari zoning dan site plan. Bangunan ini
terletak di area atas sehingga harus berjalan kaki di jalanan yang menanjak
dan cukup jauh untuk mencapainya. Penggunaan bangunan ini disesuaikan
dengan kebutuhannya, namun umumnya sebagai rumah tinggal. Terdapat
area di lantai bawah yang merupakan kamar terpisah. Karena pada awalnya
merupakan bangunan dengan tujuan rumah tinggal, kamar tersebut awalnya
merupakan ruang servis yang kemudian dijadikan kamar setelah beralih
fungsi menjadi airbnb.
Material yang digunakan adalah baja sebagai mayoritas material
bangunan, terutama yang terlihat pada struktur bangunannya yang memiliki
kolom dan balok dari baja. Penggunaan material baja memberikan kesan
bangunan terlihat tipis. Selain itu, alasan lain rumah ini menggunakan
material baja adalah karena sulitnya pencapaian menuju site. Apabila
menggunakan beton, akan berat dan lebih sulit dalam proses
pengangkutannya. Struktur atap yang digunakan adalah zincalume yang
dilapisi isolasi, multipleks, dan plafon yang bermaterial kayu sungkai.
Orientasi bangunan bersifat memanjang dan mayoritas memiliki
bukaan kaca dengan tujuan agar view yang didapatkan optimal mengarah ke
Kota Bandung.

c. Rumah Bapak Pipi, terletak di Jl. Cisatu II no. 12A


Objek pengamatan kami yang ketiga adalah rumah yang dirancang
oleh Bapak Pipi yang merupakan rumah tinggal dan kantor. Menurut data
yang terpampang di depan rumah, GSB dari rumah ini 8 meter dan memiliki 5
buah sumur resapan. Awalnya di dalam site sudah ada bangunan
eksistingnya. Lalu setelah tanah dibeli, bangunan eksisting itu tidak
dihancurkan, namun akhirnya dijadikan kantornya dan di sebelah kantor
tersebut di bangun rumah untuk tempat tinggal ibu dan anaknya. Kemudian di
atas kantornya dibuat kamar tidur lagi untuk tempat tinggal.
Pada bagian depan bangunan terdapat area untuk menyambut para
tamu. Di area depan tersebut juga tersedia wc umum untuk para tamu agar
tidak masuk ke dalam bangunan. Hal ini ditujukan agar pengguna bangunan
bersifat lebih semi privat dan menjelaskan zona ruang yang dibuat.
Pendekatan perancangan rumah ini dari sirkulasi pengguna. Sirkulasi
yang dimiliki, dibagi menjadi 2 yaitu sirkulasi untuk karyawan dan sirkulasi
untuk keluarga (pemilik). Sirkulasi utama melewati pintu utama sedangkan
sirkulasi untuk karyawan dibuat mengitari kolam renang yang sudah
dirancang sedemikian rupa untuk meminimalisir cut and fill. Bangunan ini
memiliki basement lantai 1 dan lantai 2. Bangunan ini juga memiliki 2 massa
utama untuk membedakan ruang privat dan ruang untuk kantor. Bangunan ini
dihubungkan dengan jembatan yang terletak di lantai 2, dari area tinggal
menuju living room, dan taman pada lantai 1. Dari rumah, tidak ada akses
menuju ke kantor sama sekali sehingga untuk mengakses kantor harus
melalui jalan akses karyawan.
Konsep bangunan ini menggunakan sistem open space sehingga
dibuatlah void agar bangunan bersifat terbuka. Perletakan dinding miring
pada bagian depan pintu utama dan pintu belakang dibuat untuk menegaskan
arah pintu masuk dan membuat orientasi terhadap kolam renang. Bangunan
ditujukan untuk rumah tinggal dan kantor dengan kapasitas 12 orang, serta
teras yang luas dibuat memanjang.
Utilitas bangunan ini hanya menggunakan sistem up-feed dengan
menggunakan reservoir bawah. Penggunaan material untuk membuat tekstur
pada interiornya bermacam-macam, diantaranya dinding kamprot, aci garuk,
dan aci biasa.

d. Rumah Bapak Lemy, Jl. Cisatu II no. 9


Objek pengamatan kami yang keempat adalah bangunan dengan
fungsi rumah tinggal yang memiliki dua massa yaitu untuk fungsi rumah
tinggal dan service yang dipisah. Area service terletak di area depan rumah
karena menurut Bapak Lemy, area service dapat meredam suara dari jalan di
depan rumah dan juga dari luar tidak dapat melihat situasi di dalam rumah
karena terhalang oleh area service. Area service ini dibuat terbuka di bagian
atasnya serta memiliki lubang jendela yang menghadap ke ruang terbuka
yang berada di tengah (antara massa untuk rumah tinggal dan service).
Kemarin saat melihat proyek, ada salah satu dinding kamar yang sedang
ditambah ketebalannya dari 15 cm menjadi 30 cm. Rumah ini juga memiliki
banyak sekatan ruang yang membuat tempatnya terkesan sempit, contohnya
lebar tangga yang terkesan sempit karena tidak ada cahaya dari pinggir lalu
ukuran kamar anak yang hanya berukuran 3 meter x 4 meter. Walaupun
begitu, beberapa sekatan yang ada di ruang-ruang utama menciptakan efek
jatuhnya cahaya pada beton ekspos yang memberi kesan bersih pada
dinding. Setelah bertanya kepada Proyek Arsiteknya pada saat itu, diketahui
bahwa klien nya adalah satu keluarga yang mempunyai dua anak kecil dan
bapak dan ibu dari keluarga tersebut suka bermain game seperti Playstation
dan game online. Denah dari rumah ini tidak siku-siku yang membuat banyak
ruang yang menjadi miring mengikuti bentuk tapaknya. Material yang
dominan digunakan adalah beton dengan perpaduan baja pada rangka
atapnya.

2. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa adanya persamaan-persamaan pada desain
rumah tinggal Bapak Pipi. Menurut arsitek juniornya, zoning pada bangunan
karya Bapak Pipi memiliki kemiripan. Biasanya, setelah pintu masuk akan
ditemukan living room. Ruang servis, toilet, dan tangga akan terletak agak
belakang dan disembunyikan. Tangga dibatasi dinding pada sebelah kanan
dan kirinya (tertutup) namun memiliki void dari lantai bawah sampai atas agar
sirkulasi udara tetap baik. Selain itu toilet biasanya diletakkan di pojok dan
memiliki garis utilitas lurus atau peletakannya sama lurus secara vertikal.
Bapak Lemy sebagai arsitek sangat memperhatikan hubungan antara
ruang publik dan privat. Ia membuat program ruang sedemikian rupa agar
ruang yang paling privat tidak terganggu oleh keadaan publik di luar rumah
yaitu di jalan depan dalam konteks rumah ini. Kamar tidur utamanya terletak
di paling belakang denah rumah.
LAPORAN KULIAH LAPANGAN
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 3
TUGAS 2

DIBUAT OLEH:
REGU E4
Felicia Angelina G 6111801020
Britney Evelyn 6111801049
Denny Himawan 6111801112
Karel Audrey M. C. 6111801113
Kerin Novita Yonatan 6111801124
Charlene Alicia 6111801125
Tjan, Vinsensa Thalia K 6111801138

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


BANDUNG
2019

Anda mungkin juga menyukai