Anda di halaman 1dari 6

HEAVY ROTATION HOUSE

Rumah sempit dengan fasad kotak seluas 105 meter.

Arsitek: Parametr Indonesia


Luas: 105 m2
Tahun: 2017
Foto: Ario Andito
Manufaktur: Dulux, Onduline, Toto
Manajer Proyek: Bamby Subiakto
Kontraktor: Yatno Builder

PROFILE ARSITEK:
PARAMETR rupacita adalah sebuah firma arsitektur & desain interior yang berbasis di Jakarta,
Indonesia. Perusahaan ini dipimpin oleh Harun Wisaksono dengan visi untuk menciptakan
keindahan dan kemajuan bagi masyarakat.

PARAMETR rupacita didirikan pada tanggal 20 September 2009 sebagai Parametr Arsitektur
(Parametr Indonesia) oleh tiga mitra pendiri. Berawalnya dimulai dari bengkel butik dan dengan
keyakinan tinggi yang mengedepankan praktik profesional di dunia arsitektur.

PARAMETR rupacita berbasis di Jakarta dan terus melayani berbagai klien, baik regional
maupun internasional, untuk proyek desain bisnis dan swasta.

Karya rupacita PARAMETR sangat beragam, dengan portofolio yang mencakup proyek
perumahan, perkantoran, perhotelan, pendidikan, dan ritel. Mereka telah banyak diliput dan
diakui oleh media nasional dan internasional.

PARAMETR rupacita kepribadian yang unik selalu tercermin dalam desain kami yang sesuai
dengan antusiasme kami untuk membawa pengalaman orang ke tingkat tertinggi dengan desain
kami, di setiap proyek kami dan untuk semua klien kami. Kami percaya pekerjaan kami dapat
menciptakan dunia yang lebih baik untuk semua.
DESKRIPSI KARYA ARSITEKTUR YANG DIPILIH:
Deskripsi teks disediakan oleh arsitek. Terletak di kecamatan Jagakarsa, kota Jakarta Selatan,
rumah ini terletak di perumahan khas pengembang dengan tipe kamar dan fasad yang serupa dan
berhimpitan dengan rumah tetangga. Pemilik rumah ingin menambah ruang di rumahnya dengan
luas tanah 7x15m.

Menambahkan peningkatan
Salah satu langkah estetika dalam proyek pemugaran adalah bagaimana elemen bangunan lama
dapat digunakan kembali, dan menyelaraskan elemen bangunan baru dengan yang lama.
Konsep global dari renovasi rumah ini adalah dengan hanya menambahkan pelat ke ruang yang
diperlukan, karena pada penyelidikan rumah pra-renovasi menghasilkan beberapa hasil /
kesimpulan seperti potensi, dan tantangan di rumah. Salah satu potensi rumah yaitu struktur yang
sudah disiapkan untuk 2 lantai, sehingga dapat digunakan dan meminimalkan biaya renovasi
untuk menambah ruangan di lantai 2, serta beberapa hal yang masih dapat digunakan adalah
kolom dan pelat lantai 2 sebesar 33% dari total luas bangunan, strategi strukturnya adalah tidak
menambah pondasi baru pada rumah hal ini berdampak pada tipologi lantai 2 pada bangunan
yang mengikuti struktur tersebut.

Dampak spasial
Dengan meningkatnya kebutuhan ruang dan luas lantai 2, ruang di
rumah rotasi berat dipecah dari kekakuan ruang dan massa untuk itu
harus menjadi 'breakpoint', arsitek menggunakan filosofi krowakism
(krowak = lubang) , dengan memanfaatkan void dan skylight serta
penggunaan bridge grating pada sirkulasi lantai dua, sehingga
suasana lantai satu dan dua dapat lebih luas dan bias pada batas.

Pendekatan iklim

Lokasi rumah rotasi berat menghadap timur-barat menjadi tantangan tersendiri bagi rumah di
daerah tropis karena berhadapan langsung dengan matahari. Tantangan tersebut diatasi dengan
memutar massa / ruangan pribadi di lantai atas sebesar 45° sehingga meminimalkan massa
bangunan yang terkena sinar matahari langsung, massa tingkat bawah merespon tantangan
tersebut dengan penambahan kulit sekunder, sehingga bagian dalam bangunan menjadi lebih
dingin.
Pemanfaatan pencahayaan dan suasana alami, diakomodasi dengan membuat bukaan jendela
setinggi 3 meter pada fasad bangunan, dan hadirnya skylight di tengah ruang bangunan, sehingga
terciptanya ventilasi silang.

Kebutuhan & pendekatan yang diinginkan


Dalam perencanaan rumah rotasi berat, ada kebutuhan dan keinginan
pemilik rumah yang harus dipenuhi. Perbandingan kebutuhan ruang
sebelum dan selama refusbishment,

Setiap pemilik rumah, pastinya mempunyai rumah ideal versi mereka sendiri, tak terkecuali
Mahestya Adhy Sanjaya dan Elya Krisnia.
Nyaman, cantik, bersih, dan tentu merasa bahagia ketika berada di rumah, menjadi serangkaian
impian yang mereka harapkan hadir dalam huniannya.

Beruntungnya, Joffi Febriando dari Parametr Architecture berhasil mewujudkan hunian impian
tersebut ke pasangan suami istri ini.

Diakui sang arsitek, banyak sekali tantangan yang harus dilaluinya kala merenovasi rumah
tersebut.

Lahan yang terbatas dengan adanya struktur bangunan lama yang tak bisa diubah banyak, serta
arah hadap rumah yang salah.

Parametr Architecture pun melakukan trik cerdas dengan memutar fasad rumah dan
meminimalisasi bukaan.

“Ciri khas dari rumah ini adalah fasad yang diputar dengan maksud menghindari paparan sinar
matahari langsung. Nah, untuk itulah rumah ini disebut Heavy Rotation House,” jelas Joffi.

Menyiasati lahan yang terbatas, lantai satu sebagai area publik dibuat tak terkotak-kotak.
Semuanya serba terbuka sehingga membuat pandangan menjadi bebas.

Posisi dapur yang berada di depan pun dibuat sebagai kamuflase agar ruang utama lebih
dominan.

Sedangkan ruang makan berada di ujung ruangan demi memperluas area bebas yang berada di
tengah.

Salah satu yang menjadi pusat perhatian dari hunian ini adalah tangganya.
Untuk mendapatkan kesan tangga yang ringan dan tidak berat sebelah maka diputuskanlah
desain tangga tanpa railing. Sepintas, mungkin tampak tak aman.

Namun, sang arsitek mengantisipasinya dengan membuat lebar tangga dengan ukuran cukup
besar sehingga orang akan lebih cenderung merapat ke arah dinding secara psikologis.

Diakui Adhy dan Elya, bersih dan simpel adalah kesan yang ingin mereka tonjolkan dalam
huniannya.

Untuk itulah ornamen seperti railing ditiadakan untuk menghilangkan framing yang ada dan
desain interiornya pun dibuat seminimal

mungkin dengan hanya mengusung 3 konsep warna yakni putih yang menggambarkan
kebersihan dan cokelat serta hijau yang diambil dari unsur alam.

“Beauty in simplicity, inilah yang mendasari konsep desain rumah kami,” ungkap Adhy dan
Elya.
#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork

Menyiasati lahan yang terbatas, lantai satu sebagai area publik dibuat tak terkotak-kotak.
Semuanya serba terbuka sehingga membuat pandangan menjadi bebas.

Posisi dapur yang berada di depan pun dibuat sebagai kamuflase agar ruang utama lebih
dominan.

Sedangkan ruang makan berada di ujung ruangan demi memperluas area bebas yang berada di
tengah.

Salah satu yang menjadi pusat perhatian dari hunian ini adalah tangganya.

Untuk mendapatkan kesan tangga yang ringan dan tidak berat sebelah maka diputuskanlah
desain tangga tanpa railing. Sepintas, mungkin tampak tak aman.

Namun, sang arsitek mengantisipasinya dengan membuat lebar tangga dengan ukuran cukup
besar sehingga orang akan lebih cenderung merapat ke arah dinding secara psikologis.

Diakui Adhy dan Elya, bersih dan simpel adalah kesan yang ingin mereka tonjolkan dalam
huniannya.

Untuk itulah ornamen seperti railing ditiadakan untuk menghilangkan framing yang ada dan
desain interiornya pun dibuat seminimal

mungkin dengan hanya mengusung 3 konsep warna yakni putih yang menggambarkan
kebersihan dan cokelat serta hijau yang diambil dari unsur alam.

“Beauty in simplicity, inilah yang mendasari konsep desain rumah kami,” ungkap Adhy dan
Elya.
https://idea.grid.id/read/092187449/heavy-rotation-house-rumah-sempit-dengan-fasad-kotak-
seluas-105-meter-dalamnya-bikin-pangling?page=all
https://www.archdaily.com/872524/heavy-rotation-house-parametr-architecture

Anda mungkin juga menyukai