Anda di halaman 1dari 65

Kampung Pelangi

Kalisari - Semarang

Perumahan & Permukiman Sederhana Berbasis


Kampung Wisata dan Kreativitas Karya

Oleh:
Moh. Nur Abdul Azis
Mahfudz Adnan khafidz
Wulan Nawang Sari
Review Kampung Pelangi Dulu
Sebelum menjadi kampung
pelangi kampung tersebut
bernama Kampung Wonosari,
orang lain ada yang menyebutnya
Kampung Belantik . Dengan posisi
permukiman dibalik pasar Bunga
yang saat itu belum dibangun oleh
pemerintah. Saat itu permukiman
tersebut tak ada yang melirik,
bahkan kebanyakan banyak yang
menghiraukan keberadaan
permukiman dibalik pasar bunga.
Apa Yang Melatar Belakangi Kampung Wonosari
Menjadi Kampung Pelangi ?
.
Sumber: DetikNews (Jumat 19 Mei 2017)
Proyek ini bermula dari rencana
perbaikan Pasar Bunga Kalisari yang
diinisiasi pemerintah kota tahun lalu
dengan renovasi sekitar Rp 9,6 milyar

"(Tapi) setelah perbaikan itu


selesai pada Desember lalu, kita
lihat keindahan pasar tidak
didukung oleh perkampungan di
belakangnya
yang merupakan kawasan
kumuh," kata Wali kota
Semarang
Hendrar Prihadi.

Dari situlah muncul ide untuk melakukan renovasi kampung


dengan proyeksi anggaran sekitar Rp 3 miliar. Namun proyek ini
tidak sepenuhnya didukung oleh anggaran pemerintah karena
tidak semua rumah di sana tergolong miskin, sehingga
pendanaan akhirnya dikumpulkan dari sumbangan, dana CSR
perusahaan, hingga uang pribadi.
1. Kondisi Lokasi
a. Lokasi
Kampung Pelangi Semarang berlokasi di
Jl. Wonosari III, Randusari, Semarang Selatan
Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.

Provinsi Semarang

Semarang Selatan
b. Kondisi Kontur Tanah
Kampung pelangi merupakan
wilayah perumahan permukiman
yang memiliki kontur tanah yang
tidak rata dan semakin
bertambahnya tinggi kontur tanah,
juga tidak membuat adanya jarak
rumah ke rumah.
Jalan berkontur dengan kondi akses jalan berupa jalan setapak dan jalan berupa tangga
2. Kondisi Fisik Kampung Pelangi
a. Kondisi Akses Jalan
1. Untuk masuk ke Kampung Pelangi, akses jalan masuk berupa gang-gang, dari
gang 1 sampai gang 8. Namun gang paling utama adalah gang 4.

Jl. Dr. Sutomo

:Jalur Akses Primer :Jalur Akses Sekunder : Jalur Aliran Kali : Jalan Raya
2. Kondisi akses pintu masuk langsung terlihat dari jalan Dr. Sutomo. Bisa berupa
gapura, plang nama, atau polos tanpa keduanya.

Pintu masuk dari gang 4


Pintu masuk dari gang 4
Pengunjung yang memanfaatkan karya
Gambar untuk berfoto
3. Gang pintu masuk berada diantara jejeran pasar bunga.

Gang

Gang
Gang
Pasar Bunga Pasar Bunga Pasar Bunga Pasar Bunga

Jl. Dr. Sutomo

Akses masuk menuju kampung pelangi diantara toko pasar bunga.


Untuk masuk kampung pelangi, tak lupa dengan
Akses jembatan sebagai tempat penyebrangan
di setiap Gangnya. Karena adanya kali sebagai
pembatas antara pasar bunga dengan
Kampung Pelangi.

Akses jalan utama disetiap gangnya, diawal,


bisa selebar 3,5 meter dan semakin keatas
semakin mengecil hingga 1,5 meter.
Akses jalan penghubung selebar 2 meter
Akses jalan berupa gang sempit dari halaman
rumah yang berdempetan nisa selesar <1meter
b. Kondisi Administrasi Kampung Pelangi
Pembagian batas administrasi tingkat Rukun Warga (RW) kampung pelangi memiliki 2 RW,
Yaitu RW III dan RW IV.
RW III --- memiliki 10 RT
RW IV --- memiliki 9 RT

:Jalur Akses Primer :Jalur Akses Sekunder : Jalur Aliran Kali : Jalan Raya
c. Kondisi Kepadatan Kampung Pelangi
Untuk kepadatan perumahan pada kampung pelangi bisa dilihat dari jarak GSB depan,
Jarak bebas samping dan jarak bebas belakang pada rumah, yang hampir sebagian besar, rumah
tidak memiliki jarak dengan rumah yang lain. Kebanyakan berdempetan antara satu rumah
dengan rumah yang lain.

Berdempetannya antara rumah satu dengan yang lainnya

Akses jalan pada gang 5 selebar 1 meter


Adanya jarak dan open space berupa
Jalan kecil, secara keseluruhan jalan
Kecil tersebut selebar 1 meter. Yang
Dimanfaatkan untuk akses jalan pintas,
Tempat menjemur, vegetasi, dan
Bahkan drainase.
Kemudian hampir secara keseluruhan
open space berupa teras pada rumah.
d. Kondisi Sebagian Besar Rumah
Kondisi rumah kebanyakan di Kampung Pelangi adalah tidak bersusun, dengan luas lantai
bangunan tidak lebih dari 70m. Sangat sedikit sekali rumah yang berlantai 2 di Kampung
Pelangi.

Seperti contoh rumah Ibu Sutaji, warga RT 09 RW IV


Berdasarkan hasil observasi rumah beliau memiliki luas bangunan 24m, 4m x 6m tanpa
adanya jarak bebas belakang untuk rumahnya, hanya ada sebuah jalan tikus disamping
rumahnya. dengan kebutuhan parkir hanya bisa satu buah motor yang ditaruh di depan
teras serta kebutuhan lainnya seperti menjemur pakaian di depan rumah.
Berdasarkan hasil pengamatan dari kampung pelangi mulai dari RW III & RW IV
dapat dilihat kriteria rumah kebanyakan di Kampung Pelangi, adalah sebagai berikut:

Kriteria Keterangan
Pintu, Jendela, Venilasi

Pintu: Jendela: Ventilasi:


1 daun pintu, 1 daun jendela, jendela mati adanya ventilasi bagian
Bahan kayu. maksimal 8 jendela/rumah depan rumah untuk sirkulasi
rata-rata 3 jendela udara.
bahan kayu

Atap Rumah

Atap rumah menggunakan bahan :


asbes
seng
genteng
campuran (asbes, seng, genteng)
Kriteria Keterangan
Dinding Dinding rumah menggunakan
bahan:
batu bata merah
untuk fasad sebagian
difinishing, sebagian tidak
difinishing.

Lantai Lantai rumah menggunakan


bahan:
keramik biasa
keramik tegel
keramik motiv
Ukuran 30x30cm , 20x20cm

Teras Teras rumah:


berpagar, tinggi maksimal 1
meter
Tidak berpagar
3. Kondisi Lingkungan
a. Kondisi Kebersihan
1. Kebersihan Lingkungan Rumah
Kebersihan lingkungan rumah di Kampung Pelangi bisa dikatakan bersih bebas dari adanya
sampah yang berserakan, karena warga sendiri menjaga kebersihan baik secara pribadi
seperti ibu rumah tangga yang setiap sore dan pagi membersihkan rumah serta teras
dan jalan di depan rumah.
Juga karena adanya kerja bakti yang dilakukan setiap minggu untuk program RT & RW.

2. Kebersihan Lingkungan Luar


Kebersihan lingkungan luar yang berada di luar lingkup Kampung Pelangi namun masih
menjadi bagian didalamnya, seperti kali. Kebersihan kali masih kurang terjaga karena
Masih adanya sampah yang berserakan, jika tidak ditangani akan menimbulkan bau tak
sedap dan juga tak enak dipandang mata.
kebersihan kali yang masih harus
Ditingkatkan dari sampah yang
Berserakan.
b. Kondisi Kebisingan
Kondisi kebisingan bisa di dapat dari 2 sumber, yaitu
1. Kebisingan Jalan Utama (Dr. Sutomo)
Kebisingan kendaraan dari jalan Dr. Sutomo bisa dikatakan menimbulkan kebisingan
walau tidak akan menimbulkan efek bagi warga Kampung Pelangi, karena jarak jalan
dengan rumah warga Kampung Pelangi yang paling bawah adalah >10 meter. Dengan
adanya pasar bunga dan kali sebagai batas pencapaian suara.

2. Kebisingan Suara Individu dan Kelompok Warga


Untuk kebisingan satu ini, tidak bisa dipungkiri lagi sangat mempengaruhi sebuah
lingkungan keluarga. Dan bisa dikatakan adalah hal yang lumrah. Karena mengingat
padatnya rumah warga, tidak memungkinkan suara sangat mudah terdengar. Dan akan
menimbulkan efek interaksi ataupun pengaruh pada pribadi seseorang. Seperti aktivitas
interaksi sosial, obrolan antar tetangga, anak-anak yang bermain, interaksi jual beli,
bahkan ditambahnya wisatawan yang berkunjung ke kampung ini karena telah menjadi
kampung wisata.
Interaksi Jual Beli & Obrolan Antar Tetangga
Anak-anak yang bermain
c. Kondisi Penghijauan
Penghijauan yang ada Di Kampung Pelangi,
1. Adanya Tanaman Hias (Tanaman Pot)
Adanya tanaman pot di setiap rumah yang diletakan di teras rumah ataupun di samping
rumah untuk dijadikan penghijaun, sebagai alternative tidak adanya lahan luas untuk
menanam pohon besar seperti pohon peneduh, kecuali di area luar permukiman.
2. Tidak Adanya Lahan Terbuka Hijau (Taman)
Tidak adanya lahan hijau seperti taman di kampung Pelangi karena jika diusung untuk
diadakannya taman, maka tidak ada lahan untuk membuatnya.
4. Fasilitas Umum
Berdasarkan informasi fasilitas umum Kampung Pelangi juga berdasarkan hasil wawancara
Bapak Ahmad Yasim selaku RW III dan hasil observasi Kampung Pelangi.
1. Masjid & Mushola RW III
Masjid & Mushola dapat dibagi berdasarkan RW, yang pertama adalah Masjid &
Mushola RW III, yang memiliki 1 masjid dan 2 mushola. Fungsi masjid selain
Tempat beribadah juga untuk tempat pengajian, dan qasidahan, dan lain-lain.

Masjid Nurul Hidayah Mushola


2. Masjid & Mushola RW IV
Masjid & Mushola RW IV berjumlah
2 masjid, untuk masjid umum dan Masjid LDII,
1 Mushola

Masjid Umum Masjid LDII


3. Tempat Pembuangan Sampah
A. Sistem Pembuangan Sampah RW III

Setiap rumah memiliki tempat sampah seperti foto diatas yang disediakan untuk pembuangan
sampah hasil rumah tangga. Dimana sampah akan diambil oleh petugas pengurus sampah
Setiap pukul 05.30 pagi dan sampah dari warga tersebut akan diangkut oleh truk sampah.
Menurut warga, jasa pengangkut sampah akan dikenakan tarif Rp 5000 per kepala keluarga,
Setiap bulannya.
A. Sistem Pembuangan Sampah RW III
Namun sayangnya, adanya perbedaan dari sistem pembuangan sampah pada RW III,
Ibu Sutaji warga Kampung Pelangi, adanya perbedaan sistem, beliau menyebutnya
Adanya perbedaan antara warga bawah dan warga atas. Penarikan sampah tidak sampai
Warga atas, dikarenakan terlalu tinggi tempat tinggal mereka. Sehingga warga atas
membuang sampah di tanah perkuburan yang kosong dan kemudian membakarnya.
B. Sistem Pembuangan Sampah RW IV
Untuk warga RW IV sendiri sistem yang digunakan sama yaitu membuang hasil sampah
rumah tangga di tong sampah, dan akan diambil oleh petugas kebersihan warga RW IV
sendiri. Hasil dari sampah tersebut akan dibuang ke TPS berupa bak besar yang difasilitasi
RW IV sendiri
4. Drainase
A. Drainase RW III

Drainase untuk RW III sendiri secara hampir keseluruhan adalah drainase tertutup,
Faktor tersebut dikarenakan padatnya rumah, dan juga kondisi kontur tanah yang terlalu
curam. Menurut Pak RW sendiri, hasil dari drainase tersebut biasanya berupa limbah untuk
kegiatan sehari-hari seperti mandi dan mencuci. Kemudian saluran dari atas akan disalurkan
kebawah dan dibuang menuju kali.
B. Drainase RW IV
Untuk drainase warga perumahan RW IV sendiri sebagian besar adalah drainase
selokan terbuka, dan ada pula yang tertutup yang berada di sisi kanan kiri jalan. Muara dari
saluran air tersebut juga menuju ke kali, untuk pembuangan limbah air mandi dan cucian.
5. WC Umum
Karena adanya aktivitas ekonomi dari pasar bunga sendiri, tentu adanya WC umum
Yang disediakan untuk pengguna dari pedagang maupun pengunjung.

WC umum RW III WC umum RW IV


6. Posyandu & Poskamling

Posyandu Poskamling

Untuk Posyandu sendiri biasanya digunakan pada kegiatan bagi ibu rumah tangga yang
Diadakan selama 1 bulan sekali. Untuk pusat pelayanan kesehatan terpadu.
Untuk poskamling selalu digunakan setiap harinya untuk menjaga keamanan yang dijaga
oleh hansip yang benama Limas disetiap RW-nya yang beranggotakan 6 orang.
7. Makam Umum
Makam umum berada paling atas di permukiman Kampung Pelangi.

:Jalur Akses Primer :Jalur Akses Sekunder : Jalur Aliran Kali : Jalan Raya
Makam yang berbaur dengan rumah warga
Namun Ibu Sutiaji & Ibu Ida yang merupakan
Narasumber meyakinkan bahwa, tidak perlu
Takut, karena walau makam, pada malam hari
Tidak bernuansa menyeramkan. Beliau pun
Juga meyakinkan setiap pengunjung yang
Berkunjung kesana.
8. Lapangan Olahraga
Lapangan olahraga ini digunakan oleh warga untuk olahraga bulu tangkis. Namun sayangnya
kurang dirawat dan dimanfaatkan. Dikarenakan tempatnya yang Terpencil diatas permukiman
ditambah dikelilingi oleh hutan bambu.
5. Kegiatan Swadaya Masyarakat
Kegiatan swadaya masyarakat sendiri tentunya kegiatan yang telah diusung sesuai
Dengan peraturan RT dan RW setempat guna menunjang kesejahteraan dan
Kemakmuran antar warga dan meningkatkan kualitas sosial antar warga demi
Kepentingan bersama
Berikut program swadaya masyarakat di Kampung Pelangi,
1. Program PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga)
2. Program Pengajian
Pengajian Ibu-Ibu (Jumat & Sabtu)
- Program Mengaji
- Program Qasidahan
Menurut Bapak Sadikin Warga Kampung pelangi, mengatakan bahwa kelompok
Qasidah sendiri tidak lama ini selesai lomba qasidahan tingkat kota Semarang dan
Kelompok qasidahan Ibu-Ibu warga Kampung Pelangi telah mewakili bagian
Semarang Selatan.
Pengajian Bapak-Bapak
Pengajian dilaksanakan setiap malam Jumat
Pengajian Anak-Anak
Pengajian yang dilakukan setiap hari Senin, Selasa, dan Rabu. Yang dilakukan
sore hari.
3. Karang Taruna
Kegiatan yang diusung remaja laki-laki dan perempuan. Mengurus kegiatan seperti
Isra Miraj. Yang baru dilakukan bulan April kemarin.
Ibu-Ibu yang sedang melakukan
Pengajian Pada hari Jumat di Siang
hari.
4. Musyawarah antar RT & RW.
Musyawarah antar RT dilakukan sebulan sekali. Bapak Ahmad Yasim selaku ketua
RW III mengatakan bahwa rapat RT diadakan di setiap rumah Ketua Rt yang
terpilih sesuai dengan kocokan arisan. Jadi akan bergilir.
Begitu juga dengan musyawarah yang dilakukan oleh Ketua RW, yang dilakukan
di rumah ketua RT yang terpilih.
5. Kerja Bakti (Gotong Royong Kebersihan)
Kerja bakti sendiri dilakukan setiap minggu yang diusung untuk setiap RW.
6. Posyandu
Program posyandu dilakukan setiap sebulan sekali.
7. Siskamling
>> Hari biasa
Setiap harinya ada yang siskamling. Adanya Limas atau hansip yang berjumlah 6
orang untuk berjaga-jaga untuk keamanan kampung. Juga salah satunya
menutup portal pada pukul 23.00 WIB dan membuka portal pada pukul 05.00
WIB.
>> Bulan Ramadhan
Khusus untuk bulan Ramadhan sendiri, warga diikutsertakan untuk menjaga
keamanan di bulan puasa. Karena bukan Limas yang berjaga, maka kewajiban
mengikuti kegiatan ini hanya sebulan sekali untuk setiap kepala keluarga yang
terpilih sesuai gilirannya. Jika tidak bisa ikut siskamling maka akan di denda Rp
10.000. Dengan sistem Dari kita untuk Kita.
Program Kedepan:
Akan dibentuknya Program DasarWisma
menyangkut dengan Kampung Pelangi yang berbasis Kampung
Wisata. Ibu-Ibu yang tidak hanya menjadi Ibu Rumah Tangga
namun akan memiliki peran untuk membuat usaha
perekonomian mengenai kerajinan tangan. Hasil dari
kerajinan tangan tersebut akan dijual oleh para wisatawan
yang datang ke Kampung Pelangi tersebut.
6. Aktivitas Interaksi Sosial Budaya
Aktivitas interaksi sosial juga menyangkut disetiap tingkatan masyarakat mulai dari
Anak-anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia, dengan lingkungannya. Bagus
tidaknya lingkungan juga tergantung dari interaksi sosial budaya yang terjalin dari dulu
Hingga sekarang, berikut adalah interaksi sosial budaya pada masyarakat kampung
Pelangi,
1. Interaksi Sosial Anak-Anak
Anak-anak di kampung pelangi, masih memiliki interaksi yang baik, karena belum
terpengaruhnya gadget yang biasa dibawa anak jaman sekarang untuk usia belia.
mereka masih melakukan interaksi dengan bermain bersama, baik itu permainan
olahraga, ataupun tradisional.

Seperti Citra dan Vica usia 7 tahun yang


Duduk di bangu kelas 2 SD ini.
Mereka bermain bersama di sekitar rumah
Yang masih melestarikan permainan
Anak-anak, seperti:
- Petak Umpet
- Polisi Maling
- Lempar Sandal
Permainan tahun 90-an yang masih
Dimainkan hingga sekarang.
Anak-anak bermain plastisin .

Bermain bola Bermain bersama di sore hari


2. Interaksi Sosial Orang Dewasa (Mengobrol Bersama Tetangga (Guyub Siang))
Hampir sebagian besar warga berkumpul bersama tetangga biasanya di siang hari
untuk sekedar berinteraksi yang sudah menjadi kebiasaan dalam berkomunikasi
yang baik antar tetangga.
3. Adanya Pengajian Perumah
Biasanya untuk memperingati hari tertentu, seperti memperingati hari kematian keluarga
atau untuk sekedar untuk tanda rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa. Biasanya
pengajian pribadi ini akan mengundang tetangga-tetangga. Baik itu pengajian bapak-
bapak ataupun pengajian ibu-ibu.
4. Hajatan (Acara Pernikahan)
Warga kampung Pelangi, akan saling gotong royong, untuk membantu terselenggaranya
hajatan pada pihak yang mengadakan pernikahan, biasanya membantu untuk masak-
masak.
5. Peringatan Hari Raya
- Idul Fitri
antar tetangga saling memberikan makanan yang dimasak untuk hari raya, dan juga
bisa berupa THR
- Idul Adha
berpartisipasi dan saling membantu untuk mengikuti pemotongan hewan qurban
hingga pembagian hewan qurban.
6. Hari Kemerdekaan
Warga juga berpartisipasi untuk memeriahkan kemerdekaan Indonesia ini, tidak hanya
untuk anak-anak tapi juga adanya perlombaan untuk orang dewasa.
7. Aktivitas Perekonomian
Aktivitas perekonomian pada Kampung Pelangi
1. Pasar Bunga
Meski secara garis besar Pasar bunga tidak memiliki keterkaitan secara
langsung dalam perekonomian yang membantu Kampung Pelangi,
namun keduanya menjadi pelengkap satu sama lain. Karena tidak hanya
pada Kampung Pelangi namun juga ada tambahan pasar Bunga. Yang
keduanya memiliki peluang seseorang tertarik untuk berkunjung.
2. Warung
Merupakan suatu usaha yang dijalankan dirumah, biasanya warga
Kampung pelangi membuka warung kelontong, rumah makan, usaha
elektrik seperti pulsa HP, pulsa listrik, dan lain-lain.

Pasar Bunga Warung kelontong Warung kelontong


Perekonomian yang tumbuh setelah Kampung Pelangi dibuka untuk Kampung Wisata.

Meski baru dibuka sebulan yang lalu dan belum selesainya proyek pengecetan Kampung
Pelangi secara utuh, namun sudah ada yang berdagang.
8. Jaringan Utilitas
1. Jaringan Air Bersih
Bapak Ahmad Yasim selaku ketua RW mengatakan, jaringan air bersih pada kampung
pelangi menggunakan Air PDAM dan Sumur. Untuk daerah bawah memakai sistem air PD
AM , sedangkan untuk yang daerah atas memakai sistem sumur.
2. Jaringan Air Kotor.
- Pembuangan Air Limbah
air limbah akan dibuang melalui saluran drainase, baik itu hasil dari mandi dan
mencuci, dan akan dialirkan ke Kali.
- Pembuangan Air kotor
pembuangan air limbah kotor menggunakan sistem tanam, dan tidak adanya
proses pendaur ulang.
3. Jaringan Listrik.
Jaringan listrik Kampung Pelangi tentunya menggunakan PLN, dan terdapat fasilitas
tiang listrik untuk disalurkan ke beberapa rumah.
Saran
1. Kampung Pelangi merupakan permukiman padat yang mulai diajukannya sebagai kampung
wisata. Mengingat akan jumlah pengunjung yang bisa dikatakan akan mencapai batas maksimum.
Tentu kebutuhan akan fasilitas disana ditingkatkan, seperti:
>> Area peribadatan, berupa masjid, seperti ditingkatkannya peralatan ibadah seperti mukena,
sarung, dan bahkan tempat wudhu.
>> Toilet Umum, dimaksimalkannya kebersihan serta, fungsi. Jika bisa dimaksimalkan dalam jumlah.
Jadi tidak hanya 2 toilet seperti sekarang.
>> Area Tempat Singgah, Mengingat kampung pelangi adalah lahan berkontur, tentunya setiap
pengunjung yang telah sampai diatas akan merasa lelah. Akan lebih baik jika bagian atas
dibuatnya tempat singgah atau peristirahatan sementara, baik itu hanya area yang terdapat
tempat duduk atau sekedar warung yang jual minuman, dan makanan ringan. Area tersebut
dibuat dilahan area yang kosong, mungkin akan berdampingan dengan makam, namun hal
tersebut bertujuan untuk menghilangkan anggapan menakutkan jika berada di area makam.
2. Kampung Pelangi diberi nama tersebut karena mencerminkan kampung yang berwarna-warni
seperti warna pelangi. namun yang masih dipertanyakan adalah bagian apa yang bisa dikatakan
seperti pelangi jika dilihat? Kampung pelangi mungkin lebih indah dari yang sebelumnya, namun
warna-warna pengecatan dinding dan yang lainnya sungguh full color, bahkan seperti taman
bermain anak-anak dan belum menemukan makna dari pelangi itu sendiri. Maka dari itu saran
yang perlu diajukan adalah dari atap-atap rumah penduduknya sendiri. Jika dilihat menggunakan
drone jika bisa atap atap rumah penduduk dibuat seperti pelangi dengan urutan warna sesuai
dengan 7 warna. Yang jika orang lain melihat, akan melihat sebuah pelangi yang besar yang ada di
daratan, yaitu kampung pelangi sendiri.
3. Perlu diperbaharui kembali fungsi dan fasilitas seperti lapangan bulu tangkis yang berada di area
makam dan pohon bambu. Tempat tersebut kurang fungsional dikarenakan tempatnya yang
kurang strategis. Jika tempat tersebut diperbaharui dan diolah kembali, tempat tersebut bisa
dijadikan sebagai tempat singgah atau peristirahatan, warung-warung makan, yang sebagai area
terpusat dalam menjual dan membeli.
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai