Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL PRESENTASI

KAMPUNG PELANGI 200

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Permukiman dari Dosen
Rochana Esti Pramesti, S.T., M.Sc
Disusun oleh:
Kelompok 8
Clement jonathan 2017420196
Marion 2017420184
Luqyana Alifa 2017420169
Kenjie Elton 2017420195
Ronald Ekaputra 2017420178
Pio Sikaraja 2017420200

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
2019
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan …………………………………………………………………….………………....2
Bab II Pembahasan ……………………………………………………………………………………….3
1. Deskripsi Fisik Kampung Pelangi 200 ……………………………………………………………………………………….3
1.1. Lokasi Kampung ……………………………………………………………………………………….3
1.2. Batas Wilayah Kampung ……………………………………………………………………………………….3
1.3. Awal Mula Berdirinya Kampung ……………………………………………………………………………………….4
1.4. Kondisi Perumahan secara Umum
2. Sarana dan Prasarana Kampung Pelangi 200 …………………………………………………………………………………………..4
2.1. Air Bersih …………………………………………………...……………………………………………………………. 4
2.2. Air Kotor …………………………………………………………….……………………………………………………4
2.3. Air Hujan ……………………………………………………………..…………………………………………………...4
2.4. Listrik ……………………………………………………………….………………………………………………....4
2.5. Sampah ……………………………………………………………….…………………………………………………5
3. Sarana Transportasi Serta Jalan dan Jembatan pada Kampung ……………………………………………………..……………….5
3.1. Sarana Transportasi dan Jalan / jembatan
Bab III Penutup ……………………………………………………………….………………………………5
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….…………………………….6

BAB I Permukiman adalah proses namun pemukiman juga merupakan


PENDAHULUAN bentuk. Berangkat dari judul mata kuliah ini, yaitu pengantar permukiman,
berarti akan lebih banyak belajar tentang “proses” terbentuknya sebuah

1
pemukiman. Belajar tentang permukiman berarti memahami esensi dari kata wawasan dalam proses pengembangan setiap desain. karena urbanisasi
ini yaitu proses bermukim. Proses bermukim yang dimaksud disini adalah proses wajar yang terjadi di setiap daerah.
melahirkan bentuk proses budaya. Jadi, ketika ingin belajar tentang sesuatu,
tentunya kita harus paham dasar kondisi eksisting terbentuk terkhusus pada
proses budaya ini.

Bagaimanapun semakin berkembangnya zaman, proses budaya pun


akan ikut terpengaruh. Dalam kondisi inilah kita perlu paham seluk beluk
terbentuknya tatanan sosial yang ada agar kita tidak semata-mata
menghilangkanya begitu saja ditelan zaman. Sejatinya dalam kondisi ini lah
kita yang berkecimpung dalam konteks perancangan lingkungan binaan
seperti arsitektur dan bidang lainnya harus paham betul esensi proses
budaya.

Proses budaya yang ada pastinya berawal dari ide manusia yang
kemudian sepakat untuk menetap pada sebuah tempat lalu membuat sebuah
“shelter”, proses ini dapat dipelajari dari pengenalan arsitektur vernakular.
Arsitektur vernakular adalah gaya arsitektur yang dirancang berdasarkan
kebutuhan lokal, ketersediaan bahan bangunan, dan mencerminkan tradisi
lokal. Arsitektur vernakular bergantung pada kemampuan desain dan tradisi
pembangunan local.

Pemahaman urbanisasi adalah proses wajar yang terjadi di setiap


daerah, maka, proses belajar ini mengajak kita untuk memahami bahwa
pemahaman budaya sangat penting untuk dilestarikan dan menambah

2
BAB II 1.2. Batas Wilayah Kampung
PEMBAHASAN Batas wilayah dari kampung menjadi Batas antar wilayah
perkampungan atau permukiman:
1. Deskripsi Fisik Kampung Pelangi 200 · Batas Utara: sulit ditentukan karena letak wilayah
1.1. Lokasi Kampung permukiman di sebelah kampung berdekatan dan sedikit
bercampur aduk.
· Batas Selatan: adanya daerah hutan yang masih liar
dijadikan sebagai batas wilayah.
· Batas Timur: Jalan di atas kampung yang merupakan jalan
dari perumahan menjadi batas dari kampung.
· Batas Barat: Sungai Cikapundung yang berada di bagian
bawah kampung yang menjadi salah satu daya tarik bagi
kampong menjadi batasnya.

1.3. Awal Mula Berdiri Kampung


Kampung Pelangi 200 merupakan sebuah sebutan bagi daerah padat
penduduk di kota Bandung yang dibangun di atas lereng bukit dengan
kemiringan 30 derajat di tepian sungai Cikapundung. Awal mula angka 200
berasal dari penggusuran pedagang kaki lima di sasana budaya ganesha
belasan tahun yang lalu oleh pihak ITB. Upah yang diberikan oleh pihak
ITB kepada warga yang tinggal disitu sebanyak 200 ribu rupiah untuk
membangun rumah mereka yang terkena penggusuran.
Kampung Pelangi terletak di Kelurahan Dago, Kecamatan Letaknya kampung ini di atas lereng menjadikan kampung ini
Coblong. Tepat di belakang Teras Cikapundung. Dapat terlihat bertumpuk. Warna-warni rumah-rumah di kampung ini merupakan
ditempuh dari jalan kecil yang ada di samping coffe toffe. ide milik pemerintah setempat dan PT. Rajawali Hyoto. Perusahaan cat
Lokasi Kampung Pelangi tidak terlalu jauh dari jalan besar. Rajawali Hyoto memberikan cat dengan merk sanlex dan mengusung tema
Dengan menempuh 200-300 meter kita dapat menikmati 45 tahun sanlex mewarnai, puluhan kaleng diberikan dan diletakan di lapang
indahnya Kampung Pelangi. terbuka. Warga diberikan wewenang untuk mewarnai jalan, rumah, dan
massa lainnya sesuai kemauan mereka. Warga sendiri antusias dalam

3
mewarnai kampung mereka. Kampung ini pada akhirnya menjadi kampung Jaringan air bersih di daerah permukiman di kampung pelangi 200
wisata yang diberikan nama Kampung Pelangi 200. sudah menerapkan sistem sumur bor untuk pasokan air bersih yang
kemudian di simpan di reservoir-reservoir air yang ada. selain mengambil
air dari sumur air bersih juga didapatkan dari PDAM yang dipasok oleh
pemerintah. Dengan pasokan air bersih di kampung pelangi 200 ini dapat
1.4. Kondisi Perumahan secara Umum digolongkan tidak tertinggal jauh dengan lingkungan perkotaan. Sehingga
Sejak awal mula Kampung didirikan, mayoritas warga di kampung air bersih yang mengaliri kampong ini dapat dianggap telah memenuhi
Pelangi 200 ini memilih untuk menggunakan beton sebagai material dari syarat kebersihan. Dengan banyaknya system pendapatan air bersih yang
struktur utama, mulai dari pondasi, kolom, sampai balok. Sedangkan untuk ada maka kampong tidak pernah kekurangan air bersih atau bahkan dapat
dinding, kebanyakan dari warga di desa tersebut menggunakan dinding dari dikatakan cukup berlimpah.
bata, dengan finishing plester, aci dan cat, ataupun dibiarkan terekspos,
namun karena adanya proses pengecatan massal beberapa waktu lalu, 2.2. Air Kotor
dengan Sanlex sebagai sponsor, dinding - dinding rumah di kampung Air limbah atau air buangan dari rumah tangga sebagian besar yang
tersebut dicat menjadi berbagai macam warna. ada di kampung masih dibuang ke sungai cikapundung yang dapat
mengganggu lingkungan karena zat-zat yang membahayakan. Sedangkan
Untuk pelapis atap, ada tiga material yang kerap digunakan di untuk pembuangan air dari kotoran atau tinja dialirkan ke septic tank yang
kampung tersebut, diantaranya adalah pelapis atap genteng tanah liat, ada di kampung.
pelapis atap seng gelombang, dan pelapis atap dari asbes gelombang.
2.3. Air Hujan
Perumahan di Kampung Pelangi 200 ini tersusun mengikuti kontur Sistem pengaliran air hujan dalam kampung ini memanfaatkan
tanah, yang cenderung naik mulai dari jembatan masuk sampai dengan batas kondisi eksisting tapak yang ada. Tapak yang curam ke arah sungai
belakang kampung yang berbatasan dengan jalan sangkuriang, dengan jarak Cikapundung dimanfaatkan sebagai saluran air hujan. Karena setiap rumah
antar rumah yang cukup sempit. tidak memiliki jarak yang cukup luas antar rumah, maka mereka
memerlukan talang air yang mengalirkan air dari atap agar tidak langsung
Kampung ini juga dilengkapi dengan sirkulasi dalam kampung ke tanah. Talang air disalurkan ke saluran air hujan yang mengikuti
yang sudah merupakan perkerasan dan dapat dilalui pengendara motor kemiringan tapak, yaitu 30 derajat, mengalirkan air ke sungai Cikapundung.
meskipun hanya sampai area area tertentu. Sungai Cikapundung berfungsi juga sebagai tempat akhir pengaliran air
hujan pada kampung.
2. Sarana dan Prasarana Kampung Pelangi 200
2.1. Air Bersih 2.4. Listrik

4
Setiap massa sudah mendapatkan pengaliran listrik. Sistem Jalan di kampung ini tidak hanya mengecil, tetapi juga menanjak ke atas
pengaliran listrik pada kampung ini sudah tersebar secara merata. Walaupun mengikuti kontur sehingga motor tidak bisa lewat.
tidak ada gardu listrik pada kampung ini (mungkin disebabkan oleh kondisi BAB III
tanah berkontur yang tidak memungkinkan dibangunnya gardu), tiang-tiang PENUTUP
listrik tersebar di beberapa titik di dalam kampung ini. Gardu listrik 1. Kesimpulan
kemungkinan berada pada area atas kampung, yaitu jalan sangkuriang.
Penduduk pada kampung tersebut dapat melakukan kegiatan mereka sehari- Urbanisasi adalah suatu kondisi wajar yang dialami sebuah daerah
hari tanpa gangguan sama sekali. dalam orientasi perkembangan kota. Hal ini menjadi sebuah perhatian
penting bagi kita yang terdidik terkhusus di bidang perancangan dalam
lingkup kecil hingga besar, memiliki peran penting dalam menyikapi hal ini.
2.5. Sampah Kota sendiri mengalami perubahan akibat dorongan ekonomi tersebut,
Lahan tanah kosong yang ada di pinggir kampung menjadi tempat dimana salah satunya bergerak akibat proses urbanisasi itu tersebut.
pembuangan sementara oleh warga kampung (TPS). TPS yang ada kurang Contohnya adalah Kampung Pelangi ini, yang pada awalnya bertempat
memadai sehingga terkesan ruang yang dipakai sebagai TPS menjadi ruang tinggal di tempat yang terbilang cukup terbatas dan sempit, namun dengan
kumuh yang mengganggu pemandangan dan menimbulkan bau. Selain adanya penanganan dari pemerintah dan persetujuan dari pihak Kampung
membuang sampah di TPS sampah kadang juga masih dibuang ke dalam Pelangi sendiri, mengakibat perubahan yang cukup menarik., dapat menarik
sungai yang menyebabkan pencemaran pada air sungai cikapundung. touristik ke dalam dan berpengaruh pada ekonomi tentunya.

3. Sarana Transportasi Serta Jalan dan Jembatan pada Kampung 2. Saran


3.1. Sarana Transportasi dan Jalan/Jembatan
Pada Kampung Pelangi 200 ini, terdapat satu buah jembatan yang Harapan untuk penduduk Kampung Pelangi dapat menjaga
merupakan akses keluar masuk pertama, dan juga terdapat jalan sirkulasi kebersihan dan keindahan Kampung Pelangi ini agar tetap
terbentang cukup panjang, yang berpapasan dengan batas area Teras berkelanjutan hingga diharapkan juga dapat membantu meningkatkan
Cikapundung BBWS yang menghubungkan kampung ini dengan jalan ekonomi Kampung tersebut.
besar, yaitu Jalan Siliwangi, Kami menyadari tulisan ini masih memiliki banyak
kekurangan, maka dari pada itu kami membutuhkan kontribusi dari
Sedangkan untuk media transportasi, kebanyakan dari warga di
pembaca berupa kritik dan saran. Jika ada kesalahan dalam tulisan ini,
Kampung Pelangi 200 ini datang dan pergi dengan berjalan kaki, namun
kami mohon maaf dan semoga memberikan informasi yang cukup
tidak sedikit juga warga yang menggunakan kendaraan beroda dua
meskipun hanya bisa sampai area - area tertentu karena pada beberapa titik, bagi pembaca.

5
DAFTAR PUSTAKA

Kelompok 8. 2019 “Permukiman di Kampung Pelangi 200”. Hasil


Wawancara Pribadi: 5 Mei 2019, Kampung Pelangi 200, Bandung,
Jawa Barat.

Noormansyah, Irfan. 2018. Jalan –Jalan ke Kampung Pelangi 200 di


Bandung. http://yourbandung.com/jalan-jalan-ke-kampung-pelangi-
200-di-bandung/ (31 Agustus 2018).

Anda mungkin juga menyukai