Anda di halaman 1dari 5

“Aku (Paulus) Menanam, Apolos Menyiram tetapi Allah yang Memberi Pertumbuhan”

Ingatlah Kamu adalah Garam dan Terang Dunia

Pada awal tahun 1968, Pdt Yohanes Kayadoe yang bertugas sebagai Ketua Majelis
Jemaat/Penghentar Jemaat GPM Tial di Tial Sarani Klasis Pulau Ambon dari tahun 1962 – 1968,
dimutasikan ke Jemaat GPM Waiheru – Nania menggantikan Pdt. P. Hutuwely yang dimutasikan
ke Jemaat GPM Tial. Sesuai Surat Keputusan (SK) Badan Pekerja Sinode GPM, beliau
ditugaskan terhitung mulai tanggal 03 Maret 1968 sebagai Ketua Majelis Jemaat/Penghentar
Jemaat GPM Waiheru – Nania. Karena itu diakhir bulan Februari 1968, tepatnya pada hari
Minggu, 25 Februari 1968 beliau sudah mengakhiri tugasnya di Jemaat GPM Tial dan pada hari
Senin, 26 Februari 1968 beliau bersama keluarga sudah berangkat atau pinda ke Waiheru - Nania
pada hari Minggu, 03 Maret 1968.

“Bpk. Abraham Malakauseya” yang biasa disapa “Bapa Bang” sekitar tahun 1960 – 1965
mengatakan bahwa pernah ada suatu perkumpulan Pemuda yaitu PPKM (Persatuan Pemuda
Kristen Maluku) diketuai oleh seorang guru yang bernama “Bpk Hein Marlissa”. Perkumpulan
PPKM ini satu – satunya yang benar ada dan bergerak di bidang kesaksian dan pelayanan
gerejawi khususnya di kalangan pemuda di Jemaat GPM Waiheru – Nania saat itu. Namun
setelah berpindahnya dari Waiheru ke Kota Ambon, sehingga kepemimpinan wadah tersebut
tidak berjalan dengan baik sampai akhirnya mati sama sekali.

Kemudian dengan bantuan Majelis Jemaat dalam hal ini seorang Penatua, yaitu Bpk. M.
Kailuhu yang disapa Bp Atus. beliau dengan Bpk. A. S. Kayadoe mengadakan inventarisasi atau
mendata pemuda – pemudi yang ada di Jemaat Waiheru – Nania dan alhasil terdaftar 27 orang
pemuda – pemudi yang ada di jemaat, sementara ada sebagian lagi yang belum tercatat dan
beberapa orang yang menetap di Kota Ambon karena sementara bersekolah di SMA dan sekolah
lainnya yang sederajat. Dengan modal 27 orang anggota pemuda – pemudi tersebut, mereka
merangkul dan membentuk paduan suara pemuda untuk mengisi acara Ibadah Minggu di jemaat.

Inilah merupakan cikal bakal pembentukan wadah pelayanan pemuda di Jemaat GPM
Waiheru – Nania saat itu.

Setelah sebulan berlalu dimana mereka hadir sebagai paduan suara pemuda pada
setiap Ibadah Minggu maka pada awal bulan Mei 1968 Bpk. A. S. Kayadoe mengusulkan
kepada teman – teman anggota agar membentuk sebuah organisasi pemuda dengan
memilih badan pengurusnya. Usulan ini diterima dan mereka menyusun kepengurusan
organisasi tersebut demi meningkatkan kegiatan – kegiatan lainnya selain paduan
suara.Untuk itu,

Dalam pertemuan pertama yang dilaksanakan, berhasil membentuk pengurus


pemuda Jemaat GPM Waiheru – Nania dengan komposisi sebagai berikut :
1. Ketua (A. S. Kayadoe)
2. Wakil Ketua (J. Mailuhu) dari Nania,
3. Sekretaris (D. Maitimu) dari Nania,
4. Bendahara (Nn. M. Maitimu), sedangkan untuk seksinya :
 Seksi Koinonia :
a. S. Hursepuny (Waiheru)
b. F. Yulis (Nania)
 Seksi Marturia :
a. M. Oraplean (Waiheru)
b. Y. Tanamal (Waiheru)
 Seksi Diakonia
a. A. Balubun (Waiheru)
b. F. Molle
 Seksi Usaha
a. Z. Molle (Waiheru)
b. O. Walaiya (Waiheru)
c. Y. Pattinasarany (Nania)
d. Y. Kailuhu (Waiheru)
e. M. Mailuhu (Nania)

Hasil pertemuan tersebut di laporkan kepada Majelis Jemaat untuk mendapatkan


pengesahan dan pengukuhannya. Dalam minggu kedua bulan Mei, selesai Ibadah Jemaat
di adakan pertemuan dengan Majelis Jemaat untuk membicarakan peresmian organisasi
pemuda tersebut dan pelantikan badan pengurus yang telah ada. Kemudian pada hari
Minggu, 19 Mei 1968 mengeluarkan keputusan terbentuknya organisasi pemuda gereja
jemaat GPM Waiheru dan merencanakan peresemian dan pelantikan badan pengurusnya
dilaksanakan pada hari Minggu, 26 Mei 1968 dalam Ibadah Syukur perayaan hari
Oikumene atau Hari Lahirnya Dewan Gereja Indonesia (DGI) yang jatuhnya pada
tanggal 25 Mei 1968.

Dengan ditetapkannya hari Minggu, 26 Mei 1968 untuk diadakan persemian dan
pelantikan badan pengurus pemuda tersebut, maka di usulkan agar organisasi pemuda ini
diresmikan dengan nama Perkumpulan Pemuda Oikumene Jemaat GPM Waiheru –
Nania. Ususlan ini diterima dan disetujui oleh semua – semua teman – teman pengurus
dan Majelis Jemaat.

Dan pada tanggal, 26 Mei 1968 Perkumpulan Pemuda Oikumene Jemaat GPM
Waiheru – Nania diresmikan dan sekaligus diadakan Pelantikan Badan Pengurusnya
dalam Ibadah Jemaat. Perjalanan organisasi ini sendiri tidak berlangsung lama hanya
berjalan sekitar 3 bulan.

Organisasi ini dilebur oleh pengurus cabang Ebenhaezer yang ingin menginventaris
ranting-ranting yang ada dalam wilayah kerja cabang Ebenhaezer sehingga terbentuklah
AM-GPM Ranting 7 Waiheru-Nania yang pada saat itu diketuai oleh Bpk. Albert
Kayadoe. Masa kepemimpinan Bpk. Albert Kayadoe sebagai ketua ranting berlangsung
cukup lama hingga mekarnya jemaat Waiheru dan Nania pada tahun 1983.

Setelah itu kepemimpinan ketua ranting dijabat oleh Bpk. Stevanus Lakburlawal
hingga tahun 1986. dan pada tahun 1986 terjadi kefakuman pada ranting Nazirat yang
disebabkan oleh konflik yang terjadi antara majelis jemaat dengan Kepengurusan
Angkatan Muda pada saat itu sehingga AM-GPM Ranting Nazirat pun fakum hingga
tahun 1989. Atas kebijakan dari Majelis Jemaat yang saat itu di ketuai oleh Bpk. Pdt. M.
Hanoatubun, maka dibentuklah Angkatan Muda pada masing-masing unit yang ada di
Jemaat Waiheru. Pada saat itu terdapat 4 unit yang ada dalam Jemaat Waiheru.

Pada tahun 1992 oleh kepengurusan cabang Ebenhaezer, dibentuklah AM-GPM


Ranting Waiheru dengan ketua pertamanya adalah Bpk. Fredick Maitimu dengan
sekertarisnya Bpk. Max Samusamu. Perjalanan kepemimpinan Bpk. F. Maitimu sendiri
selaku ketua ranting tidak berjalan sampai akhir periode kepemimpinannya (hanya sekitar
1 tahun masa jabatan). Kepemimpinan Bpk. F. Maitimu pun dilanjutkan oleh Bpk. Jhon
Tahalea sesuai dengan hasil keputusan Rapat Ranting Istimewa pada periode
kepemimpinan berikutnya Bpk. Jhon Tahalea kembali dipilih sebagai ketua ranting AM-
GPM Ranting Nasirat.

Berikut ini adalah periode kepemimpinan / Ketua Ranting AM-GMP

Ranting Nazirat.

No Ketua Sekertaris Periode

1 Bpk. Fredick Maitimu Bpk. Max Samusamu 1992 – 1993

2 Bpk. Jhon Tahalea Bpk. Max Samusamu 1993 – 1994

3 Bpk. Jhon Tahalea Bpk. Max Samusamu 1994 – 1996

4 Bpk. Ferry Putilehalat Bpk. Lucky Petta 1996 – 1998

5 Bpk. Lucky Petta Bpk. Ferry Sahertian 1998 – 2000

6 Bpk. Jhon Tahalea Sdr. Angky Taihuttu 2000 – 2002

7 Bpk. Jhon Tahalea Sdri. Camelia Molle 2002 – 2005

8 Sdri. Camelia Molle Sdr. Patrick Tohatta 2005 – 2007

9 Sdri. Camelia Molle Sdri. Desry Manuhuttu 2007 – 2009

10 Sdri. Novita Manusiwa Sdr. Patrick Tohatta 2009 – 2011

11 Sdr. Patrick Tohatta Sdr. Handry Tomasoa 2011 – 2013

12 Sdr. Titi Taberima Sdri. Jane Tomasila 2013 – 2015

13 Sdr. Bobby Persulessy Sdri. Jane Tomasila 2015 – 2018

14 Sdr. Jeffy Haryanto Sdri. Lina Kayadoe 2018 – 2019


Sekilas Pandang Daerah Pelayanan AM-GMP Ranting Nazirat

AM-GMP Ranting Nazirat yang lebih kenal dengan sebutan Ranaz adalah sebuah
wadah organisasi bagi Pemuda-Pemudi Kristen yang notabenennya merupakan warga
jemaat waiheru.

Saat dibentuk pada tanggal 14 Juni 1992 organisasi ini bernama Ranting Waiheru
dan kemudian berubah menjadi Ranting Nazirat Waiheru yang disesuaikan dengan nama
Gereja Nazirat Jemaat Waiheu.

Adapun wilayah kerja Ranting Nazirat Waiheru terletak di Desa Waiheru (Jemaat
Waiheru), dan pada saat terjadinya konflik sosial yang melanda Maluku, maka pada
bulan November 1999 Desa Waiheru juga merasakan imbas dari konflik tersebut dimana
Jemaat Waiheru menjadi terpecah di tempat – tempat pengungsian. Hal ini
mengakibatkan wilayah pelayanan AM-GPM Ranaz ikut tergusur dari Desa Waiheru.
Namun hal tidak menimbulkan rasa putus asa Pemuda – Pemudi Waiheru untuk terus
memuji dan memuliakan nama Tuhan melalui Wadah AM-GPM Ranaz. Jemaat GPM
Waiheru terpecah di beberapa daerah antara lain : Desa Nania, Negeri lama, Passo,
Lateri, Latta. Dalam kondisi tersebut Wilayah Pelayanan AM-GPM Ranaz disesuaikan
dengan lokasi Pengungsian Jemaat Waiheru tersebut.

Pada tahun 2005 Jemaat Waiheru kembali ke Desa Waiheru, tetapi masih ada
sebagian Jemaat yang tinggal di Lokasi Pengungsian seperti Desa Passo dan Lateri.

Anda mungkin juga menyukai