Nomor :
Revisi Ke :
Tanggal Terbit :
A. Pendahuluan
Stop Buang air besar Sembarangan (SBS) adalah suatu kondisi ketika setiap individu
dalam komunitas tidak buar air besar sembarangan. Perilaku SBS diikuti dengan pemanfaatan
sarana sanitasi yang saniter berupa jamban sehat. Verifikasi desa SBS diperlukan untuk
memastikan bahwa telah terjadi perubahan perilaku masyarakat di suatu desa/kelurahan.
B. Latar belakang
Tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah masalah sosial budaya dan
perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar (BAB) di sembarang tempat, khususnya ke
badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan higienis lainnya.
Buruknya kondisi sanitasi merupakan salah satu penyebab kematian anak di bawah 3 tahun
yaitu sebesar 19% atau sekitar 100.000 anak meninggal karena diare setiap tahunnya dan
kerugian ekonomi diperkirakan sebesar 2,3% dari Produk Domestik Bruto (Studi World Bank
2007).
Kondisi seperti ini dapat dikendalikan melalui intervensi terpadu melalui pendekatan
sanitasi total. Oleh sebab itu Pemerintah mengembangankan Strategi Nasional yang bertujuan
untuk meningkatkan akses sanitasi dan air minum yang layak melalui program STBM (Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat). Kementerian Kesehatan melalui Surat Edaran Menkes RI Nomor
132 Tahun 2013 mengamanatkan agar masing-masing Pemerintah Daerah di semua
kabupaten/kota dapat melaksanakan program STBM yang terdiri dari lima (5) pilar yaitu Stop
BAB sembarangan, cuci tangan pakai sabun (CTPS), Pengelolaan air minum rumah tangga
(PAM-RT), pengelolaan sampah rumah tangga, dan pengelolaan limbah cair rumah tangga.
Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan STBM diperlukan untuk mengukur
perubahan dalam pencapaian program serta mengidentifikasi pembelajaran yang ada dalam
pelaksanaannya, mulai pada tingkat komunitas masyarakat di desa/kelurahan. Salah satu
indikator pemantauan dan evaluasi pelaksanaan STBM adalah Desa/kelurahan SBS. Teknik
pelaporan hasil pemantauan dan evaluasinya dilakukan salu satunya dengan verifikasi terhadap
Desa/kelurahan yang menyatakan dirinya telah mencapai status SBS.
C. Tujuan
1. Memastikan bahwa telah terjadi perubahan perilaku masyarakat di suatu desa/kelurahan;
2. Monitoring berkala untuk memastikan status desa Stop BABS (SBS).
Dalam melaksanakan kegiatan, petugas harus mematuhi tata nilai Puskesmas, yaitu:
1. Profesionalisme
2. Ramah
3. Inisiatif dan Inovatif
4. Malu
5. Akuntabel
Selain itu demi menunjang keberhasilan pelaksanaan kegiatan, petugas bekerja sama
dengan lintas program maupun lintas sektor terkait sesuai dengan perannya masing-masing.
Adapun lintas program dan lintas sektor yang terlibat dalam verifikasi desa SBS adalah:
A. LINTAS PROGRAM
B. LINTAS SEKTOR
F. Sasaran
Sasaran dalam kegiatan verifikasi SBS adalah Desa/Kelurahan yang menyatakan dirinya
telah mencapai Desa Stop BABS (SBS) baik melalui surat/lisan/elekronik dari Kepala Desa.
G. Jadwal kegiatan
2017
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Verifikasi Desa SBS √