Anda di halaman 1dari 26

ARUS,HAMBATAN DAN

TEGANGAN GERAK
ELEKTRIK

Oleh :
Sabar Nurohman,M.Pd

Ke Menu Utama
Lihat Tampilan Berikut:
ARUS
Arus listrik didefinisikan sebagai banyaknya muatan yang
mengalir melalui suatu luas penampang tiap satuan waktu.
i
+ r
i
dQ
I=
r r r
vd
r+ vd vd - vd
+ vd r -
-
E
vd
E dt

+ -
+
+ -
+ - -
+ -
dV

vd dt
r r r r r r r
vd vd v d vd vd v d vd
+ r + ++ r + + + r+ + + ++ r +
vd r vd r vd r vd r
+ v d + v d + v d + vd
+ + + +

Apabila dalam suatu penampang


konduktor dengan luas A terdapat n
buah partikel persatuan volume yang dQ nqAvd dt
bermuatan q bergerak dengan I= =
dt dt
kecepatan Vd selama rentang waktu
dt, maka besarnya kuat arus : I = nqvd A
Kerapatan arus menyatakan besarnya
arus persatuan luas penampang,
I = nqvd A
dirumuskan sbb :
r I r
J = = n q vd Dalam percobaannya, rasio antara
A medan listrik E dan Kerapatan
arus J “selalu” konstan. Besaran
yang menunjukan rasio E dan J
disebut sebagai resistivitas (ρ) :

r r
E J
ρ = v atau σ = r
J E
1
Jadi : ρ = − − > σ = Konduktivitas
σ
HAMBATAN (RESISTENSI)
Hukum Ohm dapat dituliskan sbb : r r
E = ρJ
Berdasarkan uraian sebelumnya, kita telah mengetahui bahwa
V=Ed atau jika panjang konduktor L maka V=EL, sedangkan J
adalah rapat arus (I/A), jadi persamaan di atas dapat
dinyatakan sebagai berikut :
V ρI ρL
= atau V = I
L A A
Persamaan di atas memperlihatkan bahwa arus total I
sebanding dengan selisih potensial V. Rasio V terhadap I
untuk sebuah konduktor dinamakan Hambatan (resistensi)

V Dengan L 1 L
V = RI − − > R = R = ρ =
demikian maka : A σ A
I
Grafik Hubungan antara Resistivitas dengan Suhu
ρ = f (t )
ρ
ρ = ρ 0 + at + bt 2 ....
ρ0 ρ = ρ 0 + at
Kemiringan :
ρ0α ρ = ρ 0 + ρ 0αt
T0 T ρ = ρ 0 (1 + αt )
R = R0 (1 + αt )
Warna Nilai
faktor
Toleransi Membaca nilai
pengali hambatan :
Hitam 0 1
Coklat 1 10 1%
Merah 2 100 2% Angka pertama
Jingga 3 1.000 Toleransi
Kuning 4 10.000
Hijau 5 100.000
Biru 6 106
Violet 7 107
Angka kedua pengali
Abu-abu 8 108
Putih 9 109
Emas - 0.1 5%
Perak - 0.01 10%
Tanpa warna - - 20%
TEGANGAN GERAK ELEKTRIK
Pada sebuah konduktor, agar arus listrik tetap berjalan harus
ada pengaruh dari luar yang dapat membuat arus mengalir
dari potensial rendah ke potensial tinggi. Pengaruh tersebut
dinamakan sebagai TEGANGAN GERAK ELEKTRIK (tge).
Adapun alat yang mampu menghasilkan pengaruh tersebut
disebut sebagai sumber tge. Sumber tge adalah alat yang
mampu mempertahankan beda potensial di antara 2 terminal.

Pada keadaan alamiah, beda


- +
potensial a dan b akan Fe b
a
menyebabkan gerakan muatan dari - + E1 - +
a ke b, namun kondisi ini akan cepat E2 +
-
berakhir ketika q telah mengumpul Etot=E1-E2=0
di satu terminal yang menyebabkan
tidak ada lagi beda potensial.
I a Fe b I Untuk itu harus ada gaya luar Fn yang
+ E - berfungsi untuk mempertahankan
Fn
beda potensi.
I

Gaya luar tersebut akan melakukan kerja


sebesar qЄ untuk melawan kerja qVab = qε ===> Vab = ε
elektrostatik qVab. Dengan demikian maka : Sehingga :
ε = Vab = IR

Namun dalam kenyataannya, selalu saja ada V ab = ε − Ir


Sehingga :
hambatan dalam (r) pada sumber tge
V ab = IR = ε − Ir
tersebut, sehingga :
ε
I =
R + r
Energi dan Daya dalam Rangkaian Listrik

Jika suatu arus listrik I bergerak akibat beda potensial


Vab selama rentang waktu dt, maka banyaknya muatan yang
dipindahkan adalah dQ=I dt. Ini berarti bahwa kerja (dU
atau dW) yang bekerja pada muatan ini adalah :
dW = Vab dQ = Vab Idt

DAYA LISTRIK (P)


didefinisikan sebagai laju dW V 2
perpindahan energi terhadap = P = VabI = I 2R = ab
waktu, maka P dirumuskan : dt R
Keluaran Daya sebuah Sumber

I
a Fe b I
Kotak bagian atas menyatakan
+ v q+
Aki -
Fn Mobil
sebuah sumber dengan tge Є dan
hambatan dalam r, sehingga Vab=Є-Ir.
Lampu
a
+
mobil b Sehingga kita dapati daya yang
-
bekerja:
I
P = V ab I = ε I − I 2 r
Anda lihat ada dua komponen daya dalam kasus ini,
komponen pertma:ЄI menunjukan laju konversi energi
nonlistrik menjadi listrik di dalam sumber tge,
sedangkan komponen : -I2r menunjukan
laju pengurangan (disipasi) energi listrik akibat
hambatan dalam pada sumber tge tersebut.
Masukan Daya ke Sebuah Sumber
I
a v b
I
Sekarang ditinjau apabila tge kotak
+ q+ -
yang bagian bawah lebih besar
Aki Mobil
daripada tge bagian atas.
alternator
a Mobil b
+ -

Dalam kasus ini maka akan tejadi aliran energi dari


alternator yang memiliki tge lebih tinggi ke aki. Sehingga
pada aki akan terjadi pembalikan arus dari a ke b.
Sehingga pada aki mobil berlaku : Vab=Є+Ir
Hal ini mengakibatkan jumlah daya pada aki mobil menjadi:

P = Vab I = εI + I 2 r
ЄI menunjukan kelajuan perubahan energi listrik menjadi nonlistrik
(kimia), sedangkan I2r adalah laju disipasi energi dalam hambatan
pada aki.
Latihan :
Berdasarkan rangkaian di bawah ini, tentukan :
a)laju konversi energi kimia ke listrik,
b)laju disipasi energi dalam aki,
c)keluaran daya netto dari aki, dan
d)berapa daya listrik yang dipakai oleh resistor!

Vab=8 V

V
I 2r єI
a b

r=2Ω,є=12V
I A I=? A

R=4Ω
RANGKAIAN ARUS SEARAH

Resistor dalam Sambungan Seri


a
Rangkaian seri V = V + V = IR + IR
R1 Vac ab ac cb 1 2
adalah rangkaian
Vab c V = I ( R1 + R 2 )
R2
pembagi tegangan, ab
Vcb
jadi : V ab = R ek = R1 + R 2
b
I
Resistor dalam Sambungan Paralel

a I Rangkaian paralel
I1 I2 adalah rangkaian
Vab R1 R2 pembagi arus,
b jadi :
V ab V
I = I1 + I 2 = + ab
R1 R2
1 1
I = V ab ( + )
R1 R2
I 1 1 1
= = +
V ab R ek R1 R2
Kaidah Kirchhof

Adakalanya kita dihadapkan pada rangkaian yang sulit


untuk dianalisis dengan dasar pengetahuan kita tentang
jenis sambungan seri dan paralel. Untuk melakukan
analisis terhadap rangkaian yang rumit, maka digunakan
kaidah kirchhof sbb :
1. Kaidah titik pertemuan kirchhof : Jumlah aljabar
dari arus ke dalam setiap titik pertemuan adalah nol
(∑I=0)
2. Kaidah Simpal Kirchhof : Jumlah aljabar dari selisih
potensial dalam setiap simpal adalah nol (∑V=0)
Strategi Analisis Rangkaian berdasarkan Kaidah Kirchhof :

1. Buat anggapan arah arus yang mengitari simpal (loop)


tertutup,
2. Bertolak dari sembarang titik dalam rangkaian
tersebut, kita tambahkan tge dan IR setiap kita
menjumpai tge dan IR tersebut.
3. Jika kita melewati sumber dalam arah dari – ke +, maka
tge dipandang berharga positif, jika kita berjalan dari
+ ke -, tge dipandang bernilai negatif.
4. Bila kita berjalan melalui sebuah resistor dalam arah
yang sama seperti arah arus yang diasumsikan, maka
suku IR bernialai negatif, bila sebaliknya maka IR
bernilai positif.
Rangkaian di samping menunjukan dua
r2 =2Ω,є2 =12V
b
buah aki yang saling dihubungkan dengan
hambatan dalam dan tge masing-masing,
diantara kedua aki terdapat dua buah
R2= R1=
3Ω, 7Ω resistor. Cari a) arus dalam rangkaian,
b)selisih potensial Vab, c) keluaran daya
a
tge dari setiap aki!
r1=4Ω,є1 =4V

Asumsikan arus bergerak dari a ke tge 4V, kemudian


menuju resistor 7Ω, tge 12V, resistor 3Ω dan kembali
ketitik a. Sehingga persamaan ∑V=0 menjadi :

− Ir1 − ε 1 − IR1 + ε 2 − Ir2 − IR3 = 0


Rangkaian Resistensi-Kapasitansi

Saklar Saklar
є є
terbuka tertutup

q=o
i=o i +q -q
a b C c a b C c
R R

Gambar pertama menunjukan rangkaian seri R-C yang


dapat digunakan untuk menjelaskan persoalan
pengisian dan pengosongan muatan pada kapasitor.

Pada saat saklar terbuka, muatan pada kapasitor adalah


“NOL”, begitu saklar dihubungkan, maka proses
pengisian kapasitor telah dimulai.
Mengisi/ Memberi Muatan Kapasitor

Pada saat t=o, muatan pada kapasitor adalah nol sedangkan


tegangan pada R yaitu Vab= tge aki є. Sehingga arus mula-mula
I0=є/R.
Jika saklar terus di tutup, maka akan terjadi pengisian
muatan pada kapasitor, pada kasus ini Vbc akan bertambah
sedangkan Vab menurun, namun jumlah antara keduanya selalu
konstan (yaitu є) mengikuti kaidah kirchhof, sbb :
q ε q
ε − iR − = 0 i= −
C R RC
Kita dapat menurunkan persamaan umum arus I dan muatan q
sebagai fungsi waktu sbb:
dq ε q q − Cε
i= = − −t
dt R RC = e RC
− Cε
dq 1 −t −t
=− (q − C ε ) q = Cε (1 − e RC
) = Q f (1 − e RC
)
dt RC
dq dt dq ε − t RC −t
=− i= = e = I 0 e RC
q − Cε RC dt R
q t
dq′ dt ' Dari persamaan tersebut tampak

0
q′ − Cε
= −∫
0
RC bahwa pada saat t=RC, arus telah
 q − Cε 
ln 
t berkurang menjadi 1/e dari nilai
 = −
 − C ε  RC awalnya (I0), dan muatan pada
kapasitor bertambah menjadi (1-
1/e) dari nilai akhirnya Qf.
Kita juga bisa melihat
adanya konstanta waktu:

Coba anda buktikan bahwa RC berdimensi


τ = RC [T] (Waktu) !!
−t
q = Q f (1 − e RC
)
−t
i = I 0e RC

I0 q

t t

Apabila pengisian telah usai, ditandai dengan nilai muatan


pada kapasitor telah sampai pada nilai akhirnya Qf, maka
arus akan menjadi nol dan Qf=Cє.
Pengosongan Kapasitor
ε q
i= − − − > ( untuk ε = 0)
+Q0 -Q i
R RC
0 +q -q
a c
q
a
R b C c R b C i = −
RC
Sekarang kita akan melakukan (anda lihat i bernilai negatif)
pengosongan muatan pada dq = − q − − > dq = − dt
kapasitor. Hal ini dilakukan dt RC q RC
dengan melepas sumber tge q dq t
dt
(є=o). Pada saat awal, muatan q ∫ q = − ∫ RC
Q 0
pada kapasitor adalah Q0. 0

t
Begitu saklar ditutup maka q ln q t −
= − − − > q = Q 0 e RC
akan bergerak dan membentuk Q0 RC
arus listrik yang arahnya Arus i bernilai :
berlawanan dengan arah pada dq
t
Q 0 − RC
saat pengisian. Hal ini sesuai i = dt = RC e
dengan kaidah kirchhof : −
t
Jadi − − − − − −− > i = I 0 e RC
Perubahan arus yang mengalir pada rangkaian dan muatan
yang mendiami kapasitor pada saat pengosongan kapasitor

t t
− −
i = I 0e RC
q = Q0e RC

t Q0

I0 t

Pada saat pengosongan, baik arus maupun


muatan semua bergerak menuju ke titik nol.
Sekarang kita akan lihat berapa
banyak energi yang bisa disimpan
oleh kapasitor:

Q
V = − −− > dW = vdq
C
Q
q q Q2
dW =
C
dq − − > W = ∫
0
C
dq =
2C
Q2 1 2 1
W =U = = CV = QV
2C 2 2

Anda mungkin juga menyukai