Anda di halaman 1dari 126

Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

LABORATORIUM PERPETAAN TOPOGRAFI


PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019/2020

Koordinator Laboratorium

Ardian Novianto, S.T., M.T.

Staff Asisten Laboratorium

Joko Wahyu Cahyono


Benni Carli Naibaho
Lisna Tri Utami
Rizki Nurdianto
Gilang Abdurrozaq Hidayat
Rr. Hedwigine Amanda Govina E.C

Laboratorium Perpetaan Topografi i


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, penyusun memanjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penyusun, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi
2019/2020.
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi ini telah disusun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan tuliasn ilmiah ini. Untuk itu penyusun menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan tulisan ilmiah ini.
Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka penyusun menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
penulis dapat memperbaiki tulisan ini.
Akhir kata, semoga dengan Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi ini
bisa bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya penyusun nantinya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Laboratorium Perpetaan Topografi ii


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

TATA TERTIB
LABORATORIUM PERPETAAN TOPOGRAFI PROGRAM
STUDI TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019/2020

TATA TERTIB PRAKTIKUM PERPETAAN TOPOGRAFI


A. Tata Tertib Acara Kelas
1. Selama mengikuti acara praktikum, praktikan diwajibkan mengenakan
baju Korsa, celana panjang (tidak robek), dan wajib memakai sepatu
(dipakai selayaknya).
2. Tidak makan, minum, merokok dan mengkonsumsi alkohol selama
kegiatan praktikum berlangsung (termasuk konsultasi).
3. Tidak diperkenankan mengikuti praktikum diluar jadwal yang telah
ditentukan tanpa seizin asisten.
4. Praktikan wajib hadir paling lambat 10 menit sebelum kegiatan praktikum
dimulai
5. Toleransi keterlambatan 10 menit, lewat waktu toleransi praktikan
dilarang mengikuti kegiatan praktikum saat itu dan dinyatakan Tidak
Mengikuti Praktikum.
6. Seluruh praktikan wajib menjaga dan bertanggung jawab terhadap alat
yang digunakan dalam pengambilan data. Apabila terjadi kerusakan alat,
maka kerusakan menjadi tanggung jawab seluruh praktikan.
7. Praktikan dinyatakan GUGUR, jika tidak mengikuti lebih dari 2 kali acara
praktikum kelas.
8. Praktikan dilarang keras Copy Edit dan atau Copy Paste laporan praktikan
yang lain. Apabila hal itu terjadi praktikan yang meng-copy paste serta
yang di copy paste akan diberikan sanksi nilai 0 (NOL).
9. Lebih dari 2 kali Copy Paste dan Copy Edit akan diberikan sanksi
GUGUR.
10. Praktikan disarankan untuk konsultasi kepada asisten berkaitan dengan
tugas yang diberikan, apabila menginginkan konsultasi diadakan sesuai
perjanjian dengan asisten dengan batas konsultasi sampai dengan pukul
16.00 WIB diadakan dalam lingkungan kampus.
11. Pengumpulan tugas paling lambat H -1 acara praktikum selanjutnya pukul
16.00 WIB. Laporan dikumpulkan pada tempat yang telah disepakati.

Laboratorium Perpetaan Topografi iii


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

B. Tata Tertib Acara Kelas


1. Selama mengikuti acara lapangan, praktikan mengenakan baju Korsa,
celana panjang (tidak robek), dan wajib memakai sepatu (dipakai
selayaknya).
2. Tidak makan, minum, merokok dan mengkonsumsi alkohol selama acara
lapangan berlangsung.
3. Tidak diperkenankan mengikuti praktikum diluar jadwal yang telah
ditentukan tanpa seizin asisten.
4. Praktikan wajib hadir paling lambat 10 menit sebelum acara lapangan
dimulai, tidak ada toleransi keterlambatan. Lebih dari waktu yang
ditentukan dinyatakan tidak mengikuti acara lapangan.
5. Praktikan dinyatakan GUGUR apabila tidak mengikuti 1 kali acara
lapangan.
6. Dalam akuisisi data, praktikan wajib mematuhi SOP (Standart
Operational Procedure) yang berlaku.
7. Selama acara lapangan, praktikan wajib menjaga nama baik Instansi.

Laboratorium Perpetaan Topografi iv


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
TATA TERTIB............................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Maksud dan Tujuan ................................................................................... 2

BAB II. DASAR TEORI


2.1. Pengetahuan Dasar Tentang Peta .............................................................. 3

BAB III. DASAR PERHITUNGAN


3.1. Konsep Dasar Alat .................................................................................... 10
3.2. Kerangka Pemetaan................................................................................... 11

BAB IV. PENGENALAN ALAT


4.1. Alat-Alat Pemetaan Topografi .................................................................. 17
4.2. Bagian-Bagian Alat dan Fungsinya .......................................................... 19
4.3. Perlakuan Umum Terhadap Alat ............................................................... 22
4.4. Mendirikan Statif dan Sentering Alat ....................................................... 22
4.5. Komposisi Alat.......................................................................................... 23
4.6. Set-Up Instrument ..................................................................................... 24
4.7. Seeting Instrument..................................................................................... 24
4.8. Pengukuran Poligon .................................................................................. 28
4.9. Pengukuran Detil ....................................................................................... 35

Laboratorium Perpetaan Topografi v


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

BAB V. PENGGAMBARAN PETA


5.1. Metode Interpolasi .................................................................................... 39
5.2. Penggambaran dan Plotting Posisi ............................................................ 40

BAB VI. SOFTWARE SURFER


6.1. Pengenalan Software Surfer ...................................................................... 44
6.2. Langkah Penggunaan ................................................................................ 44

BAB VII. SOFTWARE MAPINFO


7.1. Pembuatan Peta ........................................................................................ 62

BAB VIII. SOFTWARE GLOBAL MAPPER


8.1. Pengenalan Global Mapper....................................................................... 73
8.2. Langkah Penggunaan ................................................................................ 73

BAB IX. STAKE OUT DAN UPLOAD DOWNLOAD


9.1. Langkah Stake Out .................................................................................... 81
9.2. Download dan Upload Data ...................................................................... 84

BAB X. INPUT DATA GEOLOGI


10.1. Teknik Plotting Posisi ............................................................................. 98
10.2. Metode Penentuan Penyebaran Batuan ................................................... 100

BAB XI. TUTORIAL DESAIN SURVEI


11.1. Langkah Pembuatan Desain Survei ........................................................ 107

DAFTAR PUSTAKA

Laboratorium Perpetaan Topografi vi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomu dan peningkatan investasi
dalam pemanfaatan sumber daya alam, maka kebutuhan informasi geografi suatu
wilayanh dalam skala yang lebih detail merupakan suatu hal yag sangat sekali untuk
diketahui oleh seorang ahli geofisika. Hal tersebut tentunya harus dapat memberikan
informasi sejelas mungkin dengan mengunakan peta sebagai dasar penyajian yang
terkait dengan keadaan bumi.

Pengetahuan dasar-dasar peta sangat penting sekali untuk diketahui oleh


seorang ahli geofisika, karena sebagai seorang ahli geofisika harus dapat memberikan
informasi sejelas mungkin dengan menggunakan peta sebagai dasar penyajian yang
terkait dengan keadaan bumi. Peta topografi adalah peta yang menggambarkan relief
permukaan bumi yang dinyatakan dengan garis ketinggian (kontur) yang
memperlihatkan unsur asli atau alam dan unsur-unsur buatan mausia seperti jalan,
bangunan, sungai, saluran dan lain sebagainya di atas permukaan bumi. Unsur-unsur
tersebut dapat diknal dan pada umunya diusahakan untuk diperlihatkan pada posisi
sebenarnya.

Peta topografi juga bisa disebut sebagai peta umum sebab dalam peta
topografi tersebut unsur-unsur yang disajikan bukan hanya satu jenis saja, tetapi justru
dicoba untuk menyajikan semua unsur yang ada pada permukaan bumi ini. Penyajian
tersebut sudah tentu dengan perhitungan skala. Jadi peta topografi dapat digunakan
untuk bermacam-macam tujuan. Peta topografi dikenal sebagai peta dasar yang
digunakan sebagai sarana perencanaan umum untuk suatu perkerjaan perencanaan
pengembangan suatu wilayah.
Dalam praktikum ini lebih di titik beratkan pada pembuatan peta dasar yang
menggambarkan tentang rupa bumi yang didapatkan dari pengukuran data permukaan.

Laboratorium Perpetaan Topografi 1


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Aplikasi dari peta ini sendiri adalah untuk perhitungan luas dan volume dari suatu
bahan galian serta sebagai penunjuk lokasi yang tepat pada peta tersebut.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari Praktikum Perpetaan Topografi adalah agar praktikan dapat
memahami dan mengerti kegunaan dari perpetaan. Pengertian ini meliputi tata cara
dalam penggunaan alat dan pengolahan data, yang harus dilakukan dengan baik dan
benar. Tujuan dari Praktikum Perpetaan Topografi adalah agar praktikan dapat
menggunakan alat Total station dengan benar dan dapat melakukan pengolahan data
hingga tahap pemetaan topografi untuk menghasilkan peta topografi.

Laboratorium Perpetaan Topografi 2


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengetahuan Dasar Tentang Peta


2.1.1 Pengertian Peta
Peta merupakan ungkapan miniatur suatu posisi permukaan bumi
yang dilihat dari atas dan diproyeksikan pada bidang datar. Kegunaan peta
adalah untuk mengeplot atau mencantumkan suatu objek pengamatan di
permukaan bumi kedalam peta (diantaranya : lokasi, singkapan batuan, jalan
raya, kota, dan permukiman).
2.1.2 Penggolongan Peta
a. Berdasarkan atas skala peta
- Peta Teknik - Peta Geografi
- Peta Topografi - Peta Situasi

b. Berdasarkan atas tema pembuatan peta (Peta Tematik)


- Peta Geologi - Peta Navigasi
- Peta Kehutanan - Peta Hidrogeologi
c. Berdasarkan letak peta terhadap muka bumi
- Peta Pemukaan
- Peta Bawah Permukaan

2.1.3 Kelengkapan Peta


Kelengkapan peta merupakan hal yang sangat penting dalam
pembuatan peta, hal ini berhubungan dengan informasi apa saja yang ada
dalam peta tersebut. Berikut unsur-unsur penting yang harus ada dalam peta
khususnya peta topografi, antara lain:
a. Relief
Adalah beda tinggi suatu tempat atau gambaran
kenampakan tinggi rendah suatu daerah serta curam landainya

Laboratorium Perpetaan Topografi 3


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

sisi-sisi perbukitan. Jadi menunjukkan perbedaan tinggi


rendahnya permukaan bumi. Contoh : bukit, lembah,
pegunungan, gawir, dll.
b. Drainage
Drainage atau pola pengaliran adalah segala macam
bentuk- bentuk yang hubungannya dengan penyaluran air baik di
permukaan maupun di bawah permukaan bumi. Contoh : sungai,
danau, rawa, laut/pantai, dll.
c. Culture
Merupakan segala bentuk hasil kebudayaan (budi daya
manusia) atau kebudayaan manusia, seperti perkampungan,
perkebunan, persawahan, dll.
d. Skala
Merupakan perbandingan jarak horisontal sebenarnya
dengan jarak di peta. Skala ada 3 jenis yaitu:
 Skala Fraksi
Contoh :skala 1 : 25.000, artinya adalah 1cm dalam peta
sama dengan 25000 cm, (250 m) di lapangan. Kelemahan
dari skala ini adalah bila peta mengalami pembesaran,
pengecilan atau pemuaian maka skala ini tidak di pakai
lagi.
 Skala Verbal
Skala ini dinyatakan dengan ukuran panjang.
Contoh : 1cm = 10 km. Skala ini tidak jauh berbeda
dengan skala frasi.
 Skala Grafis
Perbandingan jarak horizontal sesunguhnya dengan jarak
peta yang ditunjukan dengan garis. Keuntungannya tidak
akan terpengaruh baik pembesaran, pengecilan, maupun

Laboratorium Perpetaan Topografi 4


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

pemuaian peta.

Gambar 2.1. Skala fraksi (A), Skala verbal (B), Skala grafis (C).
e. Orientasi Peta
Merupakan bagian yang menunjukan ukuran dari
peta,arah utara di kenal ada dua macam yaitu sebagai berikut :
1) Arah utara magnetik, yaitu arah utara yang ditunjukan oleh
jarum magnet.
2) Arah utara sebenarnya, yaitu arah utara secara geografis
atau arah utara yang sesuai dengan sumbu bumi.

Gambar 2.2. Orientasi Peta.

Laboratorium Perpetaan Topografi 5


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

f. Legenda
Pada peta topografi banyak digunakan tanda untuk
mewakili bermacam-macam keadaan yang ada di lapangan dan
biasanya terletak di bagian bawah dari peta.
g. Judul Peta dan Lembar peta.
Merupakan nama daerah yang mencangkup dalam peta,
sedangkan nomor lembar peta berdasarkan sistem pembagian
peta tertentu.
h. Converage Diagram
Merupakan diagram yang menunjukan keterangan cara
atau metode pembuatan peta, hal ini untuk dapat memperkirakan
sampai sejauh mana kebaikan/ketelitian peta, misalnya :
 Dibuat berdasarkan foto udara
 Dibuat berdasarkan pengukuran di lapangan
i. Indeks Administrasi.
Merupakan pembagian daerah berdasarkan hukum
pemerintahan. hal ini penting untuk memudahkan pengurusan
surat izin untuk melakukan atau mengadakan
penelitian/pemetaan.

Gambar 2.3. Indeks Administrasi.

Laboratorium Perpetaan Topografi 6


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

j. Indeks To Adjoining Sheet.


Merupakan petunjuk tentang kedudukan / posisi peta
tehadap peta-peta yang ada di sekitarnya.

Gambar 2.4. Indeks To Adjoining Sheet.


k. Edisi Peta
Keterangan tentang tahun pembuatan peta tersebut yang
berguna untuk mengetahui mutu daripada peta atau mengetahui
kapan peta tersebut dicetak atau dibuat.

2.1.4 Peta Topografi


Peta Topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk
penyebaran dan ukuran dari roman muka bumi yang sesuai dengan daerah
sebenarnya menggunakan garis kontur. Karena target praktikum ini adalah
untuk membuat peta topografi dan peta situasi maka harus dipelajari
terlebih dahulu tentang garis kontur beserta sifat-sifatnya yang antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Garis kontur
Merupakan garis khayal tertutup, yang menghubungkan
titik- titik ketinggian yang sama di permukaan bumi atau
kedalaman yang sama di dasar laut, yang diukur dari suatu titik
ketinggian acuan biasanya diambil dari permukaan air laut rata-

Laboratorium Perpetaan Topografi 7


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

rata.
Beberapa sifat garis kontur yang harus diketahui adalah
sebagai berikut :
1. Garis kontur merupakan garis yang tertutup.
2. Nilai garis kontur dihitung dari ketinggian muka air
laut rata-rata sebagai nilai nol
3. Garis kontur tidak akan berpotongan atau bertemu
dengan nilai ketinggian yang berlainan, kecuali
dalam keadaan ekstrim seperti over hanging cliff.

4. Garis kontur tidak bercabang


5. Garis kontur rapat menunjukan topografi yang
curam, sebaliknya garis kontur yang renggang
menunjukan topografi yang landai
6. Garis kontur akan meruncing ke hulu jika memotong
suatu lembah sungai
7. Garis kontur yang digambarkan dengan garis putus-
putus dengan harga interval setengah dijumpai pada
bagian puncak bukit.
b. Interval Kontur
Jarak vertikal antara garis kontur satu dengan garis
kontur lainnya yang berurutan. interval kontur pada peta
tergantung dari :
1) Skala peta, perbandingan luas daerah yang akan
dipetakan.
2) Relief, kontras beda elevasi daerah yang akan
dipetakan
3) Tujuan dari peta, apakah untuk pekerjaan geologi
umum maupun geologi teknik atau untuk
kepentingan militer. Jika tidak ada hal-hal khusus
atau dalam keadaan umum, maka interval kontur

Laboratorium Perpetaan Topografi 8


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

dapat ditentukan sebagai berikut :

IK (Interval Kontur) = skala peta X 1/2000

Misalnya skala peta 1 : 50.000


IK = 50.000 X 1/2000 = 25 meter
Rumus diatas digunakan untuk peta berskala 1:
25.000 dan peta berskala lebih dari 1: 25.000
c. Indeks Kontur
Garis kontur yang dicetak tebal pada peta, yang mana
merupakan kelipatan tertentu dari beberapa garis kontur
(kelipatan lima atau sepuluh).

Laboratorium Perpetaan Topografi 9


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

BAB III

DASAR PERHITUNGAN

3.1 Konsep Dasar Alat

SD

VA tr
α
D

ta

Gambar 3.1. Konsep Dasar Alat.

Pada Hasil pembacaan alat akan didapatkan Ha, Va, SD. Untuk mencari
H dan D digunakan rumus sebagai berikut:

α = 90⁰ - VA Y = SD Sin (90⁰ - VA)

D (jarak datar) = SD cos α

H = Talat + Y – T rambu

Keterangan:
Ha : Pembacaan horizontal ta : tinggi alat
Va : Pembacaan vertikal tr : tinggi rambu

Laboratorium Perpetaan Topografi 10


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

SD : Jarak Miring H : Ketinggian D : Jarak sebenarnya

Laboratorium Perpetaan Topografi 11


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

3.2 Kerangka Pemetaan


Dalam pembuatan peta topografi perlu adanya titik ikat dimana titik
tersebut digunakan sebagai acuan dalam penggambaran peta. Titik acuan adalah
titik yang mempunyai sebuah koordinat yang dalam penghitungannya mengacu
pada sebuah datum dan proyeksi peta, di Indonesia datum yang di gunakan
adalah WGS 84. Sedangkan koordinat lokal adalah koordinat yang tidak
mengacu pada dua hal tersebut (koordinat sementara). Titik ikat tersebut
berfungsi sebagai titik kontrol agar data yang didapatkan dapat diolah sesuai
dengan sistem koordinat yang ada. Kumpulan sejumlah titik ikat ini disebut
kerangka dasar pemetaan atau biasa disebut dengan Poligon.
3.1.2 Poligon
Poligon berasal dari kata polygon yang berarti poly : banyak dan
gon(gone) : titik. Secara umum Poligon dibagi menjadi dua jenis yaitu
Poligon Terbuka dan Poligon Tertutup.

Gambar 3.2. Poligon Terbuka (A), Poligon Tertutup (B).

a. Poligon Terbuka
Merupakan serangkaian garis yang berhubungan tetapi
tidak kembali ke titik awal atau dengan kata lain titik awal
tidak sama dengan titik akhir. Poligon Terbuka biasanya
digunakan untuk pemetaan daerah yang luas, pemetaan jalan
raya, saluran irigasi, sungai, dan lain – lain.

Laboratorium Perpetaan Topografi 12


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 3.3. Koreksi Poligon Terbuka.


 Koreksi azimut

 Koreksi jarak

b. Poligon Tertutup
Serangkaian garis-garis yang membentuk kurva
tertutup, dengan kata lain titik awal dan akhir berada pada titik
yang sama. Poligon tertutup biasanya digunakan dalam
pekerjaan geoteknik, pembangunan bendungan, waduk,
pemukiman, dan pembuatan kontur.

Gambar 2.4. Koreksi Poligon Tertutup.

Laboratorium Perpetaan Topografi 13


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

a) Koreksi Sudut Dalam dapat dicari dengan rumus :

Gambar 3.5 Koreksi Sudut Dalam.


b) Koreksi Ha
Koreksi sudut dalam dapat dicari dengan rumus :

Gambar 3.6. Ha Sudut Dalam Terkoreksi.

Laboratorium Perpetaan Topografi 14


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

c) Perhitungan Koreksi Poligon


Untuk mendapatkan nilai absis (x) dan ordinat (y), digunakan rumus
sebagai berikut:

Apabila:

Gambar 3.7. D Terkoreksi Dengan Konsep Pythagoras.

Laboratorium Perpetaan Topografi 15


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Koreksi Ha:

Gambar 3.8. Pembagian Kuadran Dalam Koreksi Ha

Gambar 3.9. Sketsa Perhitungan Ha Sesuai Kuadran.

Laboratorium Perpetaan Topografi 16


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

d) Koreksi Beda Tinggi


Perhitungan beda tinggi harus memperhatikan tinggi alat, tinggi
target/rambu, Y yang telah diperoleh pada bagian perhitungan dasar. Berikut
adalah rumus yang digunakan untuk menghitung beda tinggi:

Apabila:

Hasil akhir yang diperoleh dari koreksi beda tinggi adalah


ketinggian (elevasi) dari tiap BM

Laboratorium Perpetaan Topografi 17


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

BAB IV

PENGENALAN ALAT

Dalam setiap praktikum, praktikan diharapkan mengenal


alat yang digunakan, meliputi bagian alat dan kegunaannya,
mengoperasikan alat, metode pembacaan dan perhitungan dari data
yang didapat.

4.1 Alat – alat Pemetaan Topografi


Alat-alat yang digunakan adalah:
1. Total Station
Merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk membuat peta
topografi maupun planimetri. Data yang diperoleh dari pengukuran
dilapangan menggunakan alat ini adalah sudut vertikal (Va), sudut
horizontal (Ha), jarak Vetikal (SD) yang menentukan posisi, jarak,
dan beda tinggi.
2. Statif (Tripot)
Digunakan untuk meletakan (menyangga) Total station atau Prisma
Poligon. Tinggi rendahnya dapat diatur sesuai kenyamanan dalam
pengukuran.
3. Prisma Poligon
Digunakan sebagai target dalam pengambilan titikpoligon atau
Pengambilan Backsight (BS) dan Foresight (FS). Prisma poligon
diletakan pada sebuah Tripot.
4. Prisma Detil
Digunakan sebagai target dalam pengambilan titik detil. Prisma detil
diletakan pada suatu batang yang dapat ditinggikan dan direndahkan
sesuai keadaan di lapangan.

Laboratorium Perpetaan Topografi 18


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

5. Meteran
Digunakan untuk mengukur tinggi alat pada saat digunakan.
6. Kompas Geologi
Digunakan untuk mengorientasikan alat pada utara sebenarnya.

Laboratorium Perpetaan Topografi 19


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

4.2 Bagian-bagian Alat dan Fungsinya


1. Bagian Alat

Handl
e

Focusing
teleskop Battery
Mounting

Teleskop
Penggerak halus
Diopter ring vertikal

Pengunci vertikal

Nivo
tabung
Pengunci
Screen horizontal
Penggerak halus
horizontal

Klem pengunci
tribrach
Gambar 4.1. Bagian Alat Total Station.

2. Tombol-tombol Operasi

Gambar 4.2. Tombol Operasi.

Laboratorium Perpetaan Topografi 20


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Keterangan:

Tombol Power, fungsi untuk menyalakan/mematikan instrumen

Illumination, fungsi untuk menyalakan layar

Menu, fungsi untuk masuk / memilih menu pengukuran


Mode, berfungsi untuk mengganti fungsi keypad dari alphabet ke
numeric

Record/Enter, berfungsi untuk eksekusi perintah/merekam data

Escape, berfungsi untuk membatalkan/kembali keperintah sebelumnya

MSR1/MSR2, untuk melakukan pengukuran/setting mode pengukuran

Display, berfungsi untuk mengganti tampilan pada layar

Angel, berfungsi untuk mengatur sudut

STN, untuk input Station atau angka 7, atau huruf A, B, C

S-O, untuk melakukan stake-out, atau input angka 8, atau huruf D, E, F

O-S, untuk melakukan pengkuran off set, atau input angka 9, atau huruf G,
H, I
PROGRAM, untuk masuk menu program atau input angka 4, atau huruf J, K,
L
Lumi-Guide, untuk menyalakan lumi guide sewaktu pekerjaan
stakeout.
DATA, berfungsi untuk melihat data secara cepat (shortcut ke menu
Data)
atau input angka 6 atau huruf P, Q, R
USR, berfungsi sebagai shorcut ke perintah HT, Targer, COGO dsbnya atau
input angka 1 atau huruf S, T, U

COD, berfungsi sebagai shortcut ke pemberian code, atau input angka 3


atau
huruf Y, Z
HOT KEY, untuk masuk ke menu HT, Suhu dan tekanan, Target dan
sebagainya

Buble indicator, untuk mengetahui posisi Nivo/tilt sensor

Laboratorium Perpetaan Topografi 21


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

4.3 Perlakuan Umum Terhadap Alat


1. Memeriksa kondisi alat
Sebelum dibawa ke lapangan alat harus diperiksa, apakah kondisinya
baik atau tidak.
2. Cara Membawa Alat
Alat dimasukkan kedalam box yang telah tersedia, jangan diduduki,
usahakan sebelum memasukan alat, box dibersihkan terlebih dahulu
dan pengunci pada alat dikendorkan.

4.4 Mendirikan Statif dan Sentring Alat


Maksud dari kegiatan ini adalah untuk meletakan kedudukan
instrument alat ukur pada posisi yang benar-benar vertikal.
Cara kerja:
1. Dirikan statif dengan benar dan buat tatanan instrument yang
sedatar mungkin. Tinggi rendahnya dapat diatur sesuai
kenyamanan dalam pengukuran.
2. Tancapkan statif dalam-dalam pada tanah, sehingga tidak
mudah bergerak kemudian kunci statif dengan memutar ke
kanan skrup yang terdapat pada masing-masing kaki statif.
3. Letakkan alat Total Station di atas statif lalu kunci skrup
pengencang alat.
4. Gelembung pada nivo kotak kita ketengahkan dengan
menyetel ketiga skrup penyetel, buka pengunci pada kaki
statif, gerakan kebelakang dan kedepan hingga nivo kotak
berada di tengah, kemudian kunci kembali skrup pada kaki
statif.
5. Setelah gelembung udara pada nivo kotak berada di tengah,
kemudian mengatur nivo tabung dengan ketiga sekrup
penyetel dengan memutar alat Total Station dengan

Laboratorium Perpetaan Topografi 22


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

menyetarakan pada ketiga sisi kaki statif untuk mengetahui


ketepatan nivo kotak dan nivo tabung.

Gambar 4.3. Pengaturan Nivo.

6. Setelah kedua nivo berada di tengah lihat kembali pada


teropong untuk memastikan ketepatan paku agar berada di
tengah. Bila dilihat pada teropong berubah (tidak ditengah)
buka kunci sekrup pengencang alat kemudian menggeser Alat
Total Station sambil melihat pada teropong agar ketepatan
paku benar-benar di tengah.
7. Setelah langkah a, b, c, d, e, dan f dikerjakan dengan baik,
maka alat Total Station siap untuk melakukan pengamatan

4.5 Komposisi Alat


Komposisi peralatan dan kelengkapan yang diperlukan untuk pengukuran :
- Main unit TS Nikon DTM 352 series dan Tripod
- Prisma untuk poligon 2 buah
1. 1 buah untuk Backsight (BS) + Tripod
2. 1 buah untuk Foresight (FS) + Tripod
- Prisma untuk detil minimal 1 buah + Pole
- Meteran kecil untuk mengukur tinggi alat & prisma

Laboratorium Perpetaan Topografi 23


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Note: Komposisi ini juga bisa menggunakan 1 buah pnsma poligon,


kelemahannya jika kita akan membidik titik FS kita harus
memindahkan prisma terlebih dahulu

4.6 Set-Up Instrumen

Gambar 4.4. Set- Up Instrumen.

Sebelum melakukan pengukuran kita harus melakukan set up alat


terlebih dahulu, langkahnya adalah :
1. Dirikan alat TS di titik STN (titik tempat berdiri alat, misal titik 2 )
dan lakukan centering dengan mengatur nivo kotak dan nivo tabung
sampai seimbang.
2. Dirikan prisma poligon masing-masing pada titik 1 ( untuk
Backsight
= BS) dan titik 3 (untuk Foresight = FS), kemudian lakukan
centering.
Langkah centering sama dengan waktu centering dengan alat TS.
3. Total station siap digunakan untuk melakukan pengukuran.

4.7 Setting Instrumen


Ada beberapa setting yang perlu dilakukan sewaktu kita akan melakukan
pengukuran :

Laboratorium Perpetaan Topografi 24


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

1. Setting Job
Dilakukan untuk melakukan setting seperti : Skala
factor, Temperature dan Pressure, Sudut, Jarak dan
sebagainya. Setelah kita buat Job, akan ada pilihan untuk
masuk ke menu Sett.

- Sett parameter yang sesuai


dengan menekan tombol
navigator
Gambar 4.5. Display Setting Job. kanan/kiri

Untuk masuk ke menu setting tekan tombol MSR2


Berikut Parameter yang perlu untuk di setting :
- Scale (skala factor) : 1.000000
- T - P corr (temperature dan pressure)
- ON (koreksi temperatur & tekanan aktif)
- OFF (koreksi tempertur & tekanan tidak aktif)
- Sea Level : ON
- C & R Corr : 0.132
- Angle : DEG
- Distance : Meter
- Temp :°C
- Press : mmHg
- VA Zero : Zenith

Laboratorium Perpetaan Topografi 25


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

- AZ Zero : North
- Order : NEZ / ENZ
- HA : Azimuth
Catatan :
 Setting ini cukup dilakukan sekali karena akan tetap
tersimpan meskipun alat dimatikan.
 Setting ini juga bisa dilakukan dari MENU (tombol
menu)--> Setting (nomor 3).

2. Setting Measurements
Setting ini digunakan untuk melakukan setting seperti : target,
konstanta prisma dan lainlain. Dengan adanya dua tombol MSR (MSR1
clan MSR2) memungkinkan kita untuk setting dua mode pengukuran
yang berbeda, misal MSR1 untuk yang non-prisma dan MSR2 untuk
yang prisma. Langkahnya:

- Tekan tombol MSR dan tahan beberapa saat, sehingga akan


muncul gambar sebagai berikut :

Gambar 4.6. Display Setting Measurement.

Laboratorium Perpetaan Topografi 26


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Keterangan :
Target : - N-Prisma (untuk reflectorless)
- Prisma (untuk pakai reflector)
Const : Isikan sesuai dengan konstanta
prisma (mis : 0 mm, 30 mm,
dsbnya)
Mode : Precise / Normal
Ave : 1 -99
Rec mode : - MSR only (hanya mengukur, data tidak disimpan )
- Confirm (ada pertanyaan data mau disimpan/tidak)
-All (mengukur dan data otomatis langsung disimpan)

Perlu diperhatikan juga setting constanta prisma, karena jika kita


memasukkan nilai konstanta prisma yang tidak sesuai maka hasil
pengukuran yang kita lakukan juga tidak tepat. Untuk itu perlu
diperhatikan jika kita melakukan pengukuran, maka kita pastikan bahwa
nilai konstanta prismanya sudah sesuai.

Contoh setting konstanta prisma:


Konstanta Prisma = -30 mm

Maka kita isikan juga :


Target : kita pilih Prisma
Const : kita masukkan 0 (not)

Gambar 4.7. Prisma Poligon.


Demikian juga jika konstanta prismanya adalah 0 mm, -

Laboratorium Perpetaan Topografi 27


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

maka kita isikan dengan 0 mm.


4.8 Pengukuran Poligon
Poligon dapat diartikan sebagai suatu rangkaian dari titik-titik secara
berurutan sebagai kerangka pemetaan. Posisi atau koordinat titik-titik poligon
tersebut diperoleh dengan mengukur sudut dan jarak antar titik poligon, serta
azimuth salah satu sisinya.
Misal diketahui poligon tertutup seperti berikut :

Gambar 4.8. Desain Survei Lapangan.


Deskripsi : - Alat di titik 2 sebagai STN (station)
- Prisma Poligon di titik 1 sebagai BS (backsight)-dari di titk 2
sedangkan titik 3 sebagai FS (foresight) dari titik 2.

Langkah kerja yang dilakukan sebelum melakukan pengukuran dengan


alat survey Nikon Total station adalah sebagai berikut :
1. Set-up alat
Lakukan set-up alat seperti deskripsi di atas, dan lakukan centering sampai
setimbang sehingga alat siap untuk digunakan, baik untuk TS maupun kedua
prismanya.

Laboratorium Perpetaan Topografi 28


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

2. Membuat Job
Untuk membuat Job pengukuran yaitu dengan cara menekan tombol
MENU 4 pilih JOB atau tekan tombol angka 14 ENTER sehingga akan muncul
seperti berikut :

Gambar 4.9. Langkah-Langkah Membuat Job.

Pilih Create (tekan tombol MSR1) - Masukkan nama JOB (maksimal 8 karakter)
Untuk menghapus job pilih DEL atau tekan tombol MSR2.
3. Mencari sudut azimuth pendekatan dengan kompas.
- Pasang kompas di atas alat.
- Putar alat secara horisontal (ke kanan atau ke kiri) sehingga teropong
menghadap ke arah "Utara" yang disesuaikan dengan arah utara pada
kompas, kemudian kunci alat.
- Bacaan sudut horizontal di alat ( HA ) dibuat menjadi 0 ( nol ) dengan
cara tekan tombol "ANG" kemudian pilih 0 set.
- Setelah bacaan sudut horizontal menjadi 0 ( nol ), putar teropong ke arah

Laboratorium Perpetaan Topografi 29


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

backsight (misal titik 1) serta bidik backsight, kemudian kunci alat.


- Bacaan horizontal yang ditampilkan di alat tersebut adalah sudut
azimuthnya, kemudian kita catat bacaan sudutnya tersebut.

4. Memasukkan Koordinat Tempat berdiri Alat


Untuk memulai pengukuran, masukkan tinggi alat dan koordinat tempat
berdiri alat. Untuk memasukkan koordinat tempat berdiri alat yaitu dengan
cara :
- Tekan tombol STN ( tombol nomor 7), sehingga akan muncul seperti
berikut:

Gambar 4.10. Set-Up Base Station.


- Untuk memasukan koordinat tempat berdiri alat kita pilih KNOWN atau
tekan tombol 1.
- Maka untuk selanjutnya kita diminta untuk memasukkan nomer titik
dan koordinat STN (koordinat X,Y,Z) tempat berdiri alat, serta kodenya.
Catatan : Kode dapat berupa BM, detil, patok, dll.
Kode ini boleh diisi atau dapat juga dikosongkan

Laboratorium Perpetaan Topografi 30


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

ST : nomor titik tempat berdiri alat (mis:


titik 2). Kemudian tekan tombol ENT atau
tombol panah kebawah.
HI : tinggi alat (dalam meter) CD : kode

X : Masukkan koordiat X
kemudian tekan tombol

Gambar 4.11. ENT atau tombol panah ke


Memasukkan bawah.
Data Stasiun
Y : Masukkan koordinat Y
kemudian tekan tombol
ENT atau tombol panah ke
bawah.
Z : Masukkan elevasi titik
kemudian tekan tombol
ENT atau tombol panah ke
bawah.

Laboratorium Perpetaan Topografi 31


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

5. Memasukkan Backsight ( BS )
Setelah koordinat tempat berdiri alat (STN) dimasukkan, maka secara
otomatis dari alat akan meminta untuk memasukkan informasi titik backsight (
BS ). Informasi ini dapat berupa :
- Informasi koordinat backsight
- Informasi azimuth dari titik koordinat berdiri alat ke titik Backsight

Gambar 4.12. Titik Backsight


Untuk awal pengukuran yang kita ketahui adalah sudut, dalam hal ini
adalah sudut azimuth yang sudah diperoleh dari azimuth pendekatan dengan
kompas ( yang sudah dicatat ). Lihat langkah no.3
Maka untuk memasukkan bacaan sudut itu kita tekan tombol no 2 atau
dengan panah ke atas / ke bawah kita pilih Angle, maka akan muncul seperti
berikut :

Gambar 4.13. Input Backsight.


Keterangan :
- BS : masukkan nomor titik backsight ( nomor 1 ) kemudian tekan
tombol ENT atau panah ke bawah
- HT : masukkan tinggi target / prisma kemudian tekan tombol ENT
atau panah ke bawah
Masukkan nilai sudut azimuthnya, misal diketahui
azimuth 135°25'05" maka penulisan di alat 135.2505

Laboratorium Perpetaan Topografi 32


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 4.14. Input Azimuth


Kemudian tekan ENT maka :

Gambar 4.15. STN Dari Input Azimuth.


Bidik backsight, tekan tombol MSR1 untuk merekam data
tekan tombol ENT, karena pada saat melakukan pengukuran backsight
menggunakan azimuth, maka apabila ingin diketahui koordinat titik
backsight maka tekan MSR1 ( posisi teropong masih ke arah
backsight ).

Ingat : setelah melakukan pengukuran kemudian tekan ENT untuk


perekaman data sehingga akan muncul seperti berikut :

Karena kita masih pada pengukuran


backsight, maka :
PT : masukkan nomor titik
backsight
HT : tinggi Prisma Kemudian

Gambar 3.16. CD : kode titik


Input titik STN. tekan tombol ENT

Laboratorium Perpetaan Topografi 33


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

6. Melakukan Pengukuran Foresight


Putar teropong dan arahkan ke titik 3, kemudian lakukan
pengukuran dengan cara menekan tombol MSR1, kemudian tekan
tombol ENT untuk merekam data.

PT 3: foresight ( 3)
HT: tinggi Prisma CD :
kode titik
Kemudian tekan tombol ENT

Gambar 4.17. Input Foresight.

7. Pindah Alat ke titik selanjutnya ( titik 3)


Posisi alat berdidri di titik 3, sedangkan backsight di titik 2 dan foresight di
titik 4. Langkah yang dilakukan sama dengan langkah no 3, 4 dan 5, yang
berbeda pada saat melakukan pengukuran backsight, yang kita inputkan adalah
koordinat backsight. Koordinat backsight ini diperoleh dari hasil pengukuran
pada saat berdiri di titik 2.

Keterangan :
BS : Masukkan point
target backsight
HT : Tinggi target / prisma CD :
Kode

Gambar 4.18. Input Titik Target Backsight

Apabila koordinat untuk backsight belum ada / belum pernah


terekam di alat maka secara otomatis kita diminta untuk meng-
inputkan koordinat backsight tersebut.

Laboratorium Perpetaan Topografi 34


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

8. Ulangi langkah seperti di atas ( langkah no. 6 ) hingga semua titik telah
terukur.

4.9 Pengukuran Detil


Sebelum melakukan pengukuran detil kita perlu juga untuk input
STN dan juga BS. Prosedur pengukurannya juga harus kita jalani dulu seperti
set-up alat dan centering. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan
untuk melakukan pengukuran detil .

1. Membuat Job
Untuk membuat Job pengukuran yaitu dengan cara menekan tombol
MENU 4 pilih JOB atau tekan tombol angka 1 --> ENTER sehingga akan
muncul seperti berikut :

Gambar 4.19. Menu Job.

Pilih Create (tekan tombol MSR1) 4 Masukkan nama JOB Untuk


menghapus
job pilih DEL atau tekan tombol MSR2.

Gambar 4.20. Membuat Job.

Laboratorium Perpetaan Topografi 35


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

2. Memulai Pengukuran
a. Memasukkan Koordinat Tempat berdiri Alat (STN)
Untuk memulai pengukuran, masukkan tinggi alat dan
koordinat tempat berdiri alat. Untuk memasukkan koordinat tempat
berdiri alat yaitu dengan cara : Tekan tombol STN ( tombol nomor 7),
sehingga akan muncul seperti berikut :

Gambar 4.21. Set-Up Job.

Untuk memasukan koordinat tempat berdiri alat kita pilih


KNOWN atau tekan tombol 1, kemudian masukkan informasi titik STN
seperti nilai X, Y, Z dan tinggi alat dan kode.

b. Memasukkan Backsight ( BS )
Setelah koordinat tempat berdiri alat dimasukkan, maka secara
otomatis dari alat akan meminta untuk memasukkan informasi backsight
(BS) dan tinggi prisma. Informasi ini dapat berupa :
- Informasi Koordinat backsight (X, Y, Z)
- Informasi azimuth dari titik koordinat berdiri alat ke titik
Backsight Misal diketahui azimuth 135°25'05" maka
penulisan di alat 135.2505
Kemudian arahkan teropong ke BS dan bidik (tekan tombol MSR),
untuk merekam tekan tombol ENT.

Laboratorium Perpetaan Topografi 36


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

3. Melakukan Pengukuran Detil


Setelah memasukkan koordinat tempat berdiri alat dan informasi
backsight selesai dilakukan, maka selanjutnya dapat dilakukan pengukuran
titik detail yang diinginkan. Cara pengukurannya adalah :
- Arahkan teropong ke posisi prisma detil, kemudian tekan tombol
MSR
- Untuk menyimpan datanya tekan ENTER, kemudian akan
muncul :
masukkan nomor titik pengukuran --
> PT masukkan tinggi target -->
HT masukkan kodenya (jika
diperlukan ) --
> CD
Gambar 4.22 Input Detil.

- Kemudian tekan ENTER, sehingga data akan tersimpan dalam alat.


- Setelah tersimpan otomatis no point akan bertambah/naik satu.
- Lakukan pengukuran clan perekaman untuk titik-titik detil yang seperti
prosedur di atas.
Note : Sewaktu kita menyalakan alat maka otomatis kita akan masuk Job
terakhir yang terbuka/aktif. Atau kita bisa juga mengeceknya
melalaui MENU JOB, maka job yang aktif adalah yang ada tanda
bintangnya.

Laboratorium Perpetaan Topografi 37


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Seperti contoh disamping, maka Job


yang aktif adalah STADIUM.
 Jika kita ingin pindah ke job lain,
tinggal pilih job yang lainnya dengan
tombol navigasi.
Gambar 4.23. Job Manager.

Laboratorium Perpetaan Topografi 38


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

BAB V
PENGGAMBARAN PETA

4.1. Metode Interpolasi


Merupakan suatu metode untuk menentukan nilai ketinggian suatu titik
dengan menganggap bahwa suatu titik tersebut berada pada suatu bidang yang
beraturan.ada empat (4) cara dalam perhitunganya yaitu:
1) Bila titik ketinggian disesuaikan dengan interval kontur, maka
rumus yang digunakan adalah :

2) Bila titik ketinggian tidak sesuai dengan batas atas maka rumus
yang digunakan yaitu:

3) Bila titik yang tidak bersesuian dengan batas bawah,maka


rumusnya :

Laboratorium Perpetaan Topografi 39


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

4) Bila titik ketinggianya tidak bersesuaian sama sekali


maka dapat dicari dengan rumus :

Keterangan:
IK = Interval Kontur
t1 = Titik ketinggian terendah

t2 = Titik ketinggian tertinggi

Y = Panjang garis interpolasi

X = Panjang garis penggal


ta = Titik ketinggian yang tidak sesuai batas atas
tb = Titik ketinggian yang tidak sesuai batas bawah

4.2. Penggambaran dan Plotting Posisi


4.2.1. Penggambaran Poligon dan Kontur
Selain pengambilan data lapangan, pengolahan data, ada hal yang
juga penting dikuasai dalam perpetaan yaitu ploting posisi. Plotting posisi
adalah suatu teknik menentukan posisi titik di dalam sebuah peta. Dalam
pembuatan peta topografi teknik ini wajib dikuasai karena sangatlah fatal
apabila kita salah menentukan posisi pada peta. Dalam penggambaran peta
topografi ada beberapa tahapan atau prosedur yang harus dikerjakan,
yaitu:

Laboratorium Perpetaan Topografi 40


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

a. Penggambaran titik poligon, prosedur yang diikuti adalah :


 Menyiapkan scale paper, yaitu kertas gambar yang diberi kerangka
koordinat berupa milimeter block dengan ukuran sesuai kebutuhan.
 Penggambaran / plotting dari titik poligon mula-mula dari titik
poligon yang diketahui koordinat. Biasanya dengan milimeter block
dengan ukuran sesuai kebutuhan.
 Plotting poligon pada kertas kalkir dengan jarak grid 10 cm.

b. Penggambaran titik detail, prosedur yang diikuti adalah :


 Dimulai dari titik ikat, yaitu titik poligon.
 Dari titik ikat ini kita tarik garis lurus antara titik detail yang
mempunyai
azimuth yang sama.
 Penggambaran titik tersebut cukup menggunakan data jarak dan
azimuth
hasil pengukuran ( tidak perlu menggunakan data koordinat ).
 Jika detail merupakan titik tinggi yang nantinya akan digunakan
untuk penggambaran garis kontur, maka sebaiknya langsung
dituliskan ketinggianya agar lebih efektif.
 Jika detail berupa bangunan, maka harus diperhitungkan sketsa
bangunan tersebut dari lapangan. Hal ini bertujuan untuk
menghindari kesalahan.

c. Penggambaran kontur.
Dalam proses ini sangat diperlukan pemahaman bentuk
kontur daerah pengambilan data, untuk itu diperlukan sketsa pada
saat pengambilan data dilapangan. Prosedur penggambarannya
yaitu:
 Menentukan letak kedudukan garis kontur berdasarkan interval
kontur yang telah dipilih pada titik detail yang sudah diplot

Laboratorium Perpetaan Topografi 41


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

sebelumnya.
 Setelah itu tarik garis kontur berdasarkan nilai elevasi yang sama
dimulai dari elevasi tertinggi.
 Hapus semua angka elevasi yang ada pada kertas millimeter,
kecuali nilai elevasi yang dijadikan nilai kontur indeks.
 Pertebal garis kontur indeks berdasarkan kelipatan interval.
 Dalam penarikan garis harus memperhatikan sifat – sifat garis
kontur itu sendiri.
 Memindahkan gambar kedalam kertas kalkir.

d. Penggambaran Cross Section.


Untuk memudahkan kita menggambarkan bentuk medan
dari peta topografi yang ada, maka dibuatlah penampang lintasan.
Langkah- langkah membuat penampang lintasan adalah sebagai
berikut :
 Membuat garis penampang yang kita inginkan pada peta.

 Membuat potongan kertas sepanjang penampang yang kita buat.


 Menggambarkan ulang (menandai) titik-titik harga ketinggian yang
dilewati oleh garis penampang yang telah kita buat dan catat pula
nila ketinggiannya pada kertas atau mistar untuk diproyeksikan
pada kertas blok milimeter.

Laboratorium Perpetaan Topografi 42


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 5.1. Pembuatan Sayatan


 Menghubungkan titik-titik proyeksi pada blok milimeter hasil
proyeksi dari kertas.
 Memberikan keterangan-keterangan profil, bila profil melewati
puncak bukit, sungai, atau zona depresi.

Gambar 5.2. Penampang Melintang (cross section).

Laboratorium Perpetaan Topografi 43


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

BAB VI
SOFTWARE SURFER

6.1 Pengenalan Software Surfer


Surfer adalah salah satu software yang digunakan dalam pembuat peta,
baik peta topografi maupun peta – peta tematik lainnya.

6.2 Langkah-Langkah Penggunaan Software Surfer


Berikut langkah – langkah pengolahanya:
1. Buka Surfer.
2. Open worksheet > copykan data posisi X, Y, Z pada kolom yang
ada.

Gambar 6.1. Worksheet.


3. Save data dalam format Save .bln.
4. Open plot document > grid data

Laboratorium Perpetaan Topografi 44


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 6.2. Grid Data.


5. Pilih kolom dimana posisi X,Y, Z > pilih Gridding Method > OK

Gambar 6.3. Gridding Method.

Laboratorium Perpetaan Topografi 45


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

6. Setelah itu pada plot windows pilih Map > Contour Map > OK

Gambar 6.4. Menu Map.

Maka, muncul seperti ini, klik open

Gambar 6.5. Open Grid.


Dan akan muncul seperti dibawah ini,

Laboratorium Perpetaan Topografi 46


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 6.6. Tampilan Hasil Peta.


7. Untuk memunculkan scale bar pada peta klik Kanan
pada peta > Add > Scale Bar >Enter

Gambar 6.7. Scale Bar.


8. Atur posisi layout sesuai keinginan kita.

Membuat Sungai di Surfer


1. Membuat sketsa sungai dengan polyline

Gambar 6.8. Polyline.

Laboratorium Perpetaan Topografi 47


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

2. Digitize awal sampai akhir beberapa kali (semakin banyak


semakin bagus) dan harus balik lagi ke awal.

Gambar 6.9. Menu Digitize.


3. Save as data digitize dalam bentuk .bln
4. Pilih grid-blank pilih data petanya (dalam bentuk grid). Kemudian save
dalam bentuk grid.

Laboratorium Perpetaan Topografi 48


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 6.10. Grid Blank.


Kemudian pilih data yang digitized tadi (dalam bentuk .bln), sehingga
seperti dibawah ini dan klik open.

Laboratorium Perpetaan Topografi 49


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 6.11. Membuka Data Digitize Sungai.


Kemudian save dalam bentuk grid. Nanti akan ada peta baru yang ada
sungainya (dalam bentuk grid).

Gambar 6.12. Menyimpan Peta Yang Ada Sungainya.


5. Buka peta baru yang ada sunagainya dengan cara open (peta yang ada
sungai tadi dalam bentuk grid) dari new contour map.

Laboratorium Perpetaan Topografi 50


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 6.13. Membuka Peta Yang Ada Sungainya.

Sehingga akan muncul seperti ini

Gambar 6.14. Tampilan Peta Yang Ada Sungainya.

Laboratorium Perpetaan Topografi 51


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

6. Buka sungai dari new base map dari data yang digitized bln tadi.

Gambar 6.15. Membuka Data Digitized bln.

Sehingga tampilan seperti dibawah ini :

Gambar 6.16. Tampilan Setelah Membuka Data Digitized bln.

Laboratorium Perpetaan Topografi 52


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Lalu di overlay ke peta baru, caranya seperti di bawah ini :

Gambar 6.17. Menu Overlay Peta Dan Sungai.

Sehingga tampilan akan menjadi seperti dibawah ini :

Gambar 6.18. Tampilan Overlay Peta Dan Sungai.

Membuat Sayatan di Surfer


Langkah-langkah yang dilakukan seperti dibawah ini :
1. Polyline dari ujung ke ujung (kontur ke kontur)

Laboratorium Perpetaan Topografi 53


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 6.19. Menu Polyline.

Laboratorium Perpetaan Topografi 54


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

2. Digitize ujung ke ujung kemudian save dalam bentuk bln

Gambar 6.20. Menu Digitize.

Laboratorium Perpetaan Topografi 55


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 6.21. Menyimpan Data Digitize Sayatan.

3. Kemudian pilih menu grid  slice sehingga muncul seperti ini

Gambar 6.22. Menu Slice.

Laboratorium Perpetaan Topografi 56


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

dan pilih petanya yang ada sungai tadi :

Gambar 6.23. Memilih Peta Yang Sudah Ada Sungai Saat Akan
Di Slice.

kemudian pilih data yang digitized tadi :

Gambar 6.24. Memilih Data Sayatan.

Laboratorium Perpetaan Topografi 57


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

4. Di folder grid slice save dalam bentuk keduanya saat


muncul seperti dibawah ini.

Gambar 6.25. Menyimpan Data Sayatan Dalam Dua Format.

5. Buka worksheet dan buka data grid slice tadi yang dalam bentuk .dat

Gambar 6.26. Membuka Data Sayatan .dat.

Laboratorium Perpetaan Topografi 58


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Maka akan muncul seperti ini :

Gambar 6.27. Data Sayatan .dat.

6. Ganti dari kolom D – kolom A dan kolom C - kolom B kemudian Save


as dalam bentuk .bln di worksheet

Gambar 6.28. Data Untuk Penampang Sayatan .dat.

Laboratorium Perpetaan Topografi 59


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

7. Dan buka yang barusan di save dari map  new  post map

Gambar 6.29. Menu Post Map.

Gambar 6.30. Membuka Data Penampang Sayatan..

Laboratorium Perpetaan Topografi 60


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Sehingga akan muncul seperti ini :

Gambar 6.31. Hasil Penampang Sayatan.

Kemudian atur sesuai dengan keinginan dengan menu yang disamping kanan
peta.

Gambar 6.32. Merapikan Hasil Penampang.

Laboratorium Perpetaan Topografi 61


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

BAB VII
SOFTWARE MAPINFO

7.1 Pembuatan Peta Topografi Dengan Menggunakan Software MapInfo


Penggunaan software MapInfo dalam pembuatan peta topografi yaitu
dibutuhkan data koordinat beserta elevasi. Untuk lebih jelasnya mari kita ikuti
langkah-langkah berikut:
 Manajemen Folder:
Sebelum masuk ke mekanis pembuatan pembuatan petanya kita mulai
dari manajemen folder. Tujuannya untuk memudahkan penempatan file
yang disimpan sekaligus digunakan tergantung format file yang dipakai
nanti.

Gambar 7.1 Manajemen Folder.

Kita buat folder mapinfo dan xls persis seperti gambar diatas. Data excel
yang telah berisi koordinat dan elevasi dimasukkan kedalam folder xls.

Laboratorium Perpetaan Topografi 62


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

MAP INFO:
 Input data Excel ke dalam map info
1. Buka software map info
2. Click file - open - buka folder xls – pilih file xls ny

Gambar 6.2. Open Folder.


Ubah files of type : microsoft Excel - lalu click open.
3. Setelah itu akan muncul menu Quick Start, pilih open worksheet
lalu klik open.
4. Lalu centang excel informationnya. Itu bertujuan untuk baris
pertama pada data di jadikan sebagai judul.

Laboratorium Perpetaan Topografi 63


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 7.3. Excel Information.

Lalu click ok , dan akan muncul menu set field properties. Click
OK
Hingga muncul tampilan koordinat browser seperti gambar
dibawah ini

Gambar 6.4. Koordinat Browser.

5. Setelah mucul koordinat browser klick: file – save coppy as


kemudian
simpan dalam folder map info kemudian click save.

Laboratorium Perpetaan Topografi 64


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 6.5. Folder MapInfo

6. Kemudian click file – close all.

7. Kemudian buka data yang telah disimpan di folder


map info. Maka akan muncul table yang sama.

Laboratorium Perpetaan Topografi 65


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 7.6. Koordinat Browser MapInfo.


8. Kemudian click table – create points.

Pastikan Proyeksi pada peta anda sama seperti gambar di bawah ini.

Gambar 7.7. Create Point.

Laboratorium Perpetaan Topografi 66


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

9. Lalu click “ Window – New map window ”.


dimana ini merupakan tahap pemunculan titik detil
yang telah diplot di lapangan.

Gambar 7.8. Koordinat Map.

10. Kemudian lihat pada menu Layer Control.


Klik On pada Selectable : untuk melihat bagannya.

Gambar 7.9. Layer Control 1.


Klik On pada menu Editable untuk memulai pengeditan

Gambar 7.10. Layer Control 2.


Klik On pada menu AutomaticLabels untuk
memunculkan keterangan pada titik plot.

Laboratorium Perpetaan Topografi 67


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 7.11. Layer Control 3.

11. Kemudian buat frame untuk batasan penelitian dengan Click file –
new table, centang add to current mapper, kemudian click create

Gambar 7.12. New Table Structure

12. Kemudian kembali pada menu LAYER CONTROL. Close


windows frame yang muncul, hingga tersisa seperti ini pada menu
Layer Control.

Laboratorium Perpetaan Topografi 68


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 7.13. Menu Layer Control : frame

13. Kemudian click RECTANGLE pada toolbar, lalu pilih batasan


yang akan di bataskan pada daerah penelitian.

Gambar 7.14. Rectangle Toolbar.

Untuk mengubah tampilan pada frame, yakni dapat dilakukan dengan


click dua kali pada bagian dalam frame, maka akan muncul peritah seperti
ini.

Laboratorium Perpetaan Topografi 69


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 7.15. Edit Frame.


Kemudian click style, pilih “none” pada “pattern”.
Lalu klik OK – OK. Klik file save table.

14. Membuat Kontur


Klik menu Discover, pilih Surface Menu untuk
memunculkannya. setelah itu klik Surfaces – Creat Grid –
Interactive. Maka akan muncul menu seperti ini :

Gambar 6.16. Create Grid.


Klik OK

Laboratorium Perpetaan Topografi 70


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 7. 17. Interactive Gridding.


Metode yang digunakan dalam Gridding terserah.Gambar diatas
menggunakan metode Minimum Curvature. Setelah memilih metode
gridding klik SAVE

Klik menu Surfaces – Contour a Grid. Sesuaikan Interval


Kontur beserta Major kontur sesuai keinginan anda. Setelah itu
klik Output Contour Table lalu save dengan nama “Kontur”.

Laboratorium Perpetaan Topografi 71


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 7.18. Output Contour.

Laboratorium Perpetaan Topografi 72


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

BAB VIII
SOFTWARE GLOBAL MAPPER

8.1 Pengenelanan Global Mapper


Global Mapper adalah software GIS yang digunakan untuk mengolah
citra satelit maupun data peta seperti peta scan, digunakan untuk tampilan
3d view atau analisa data topografi yang bersifat Digital Elevation Model.

8.2 Langkah-Langkah Penggunaan Software Global Mapper


 Google Earth
1. Ambil data dari google earth dengan cara search dan add placemark
(sekali saja) kemudian save place as dengan nama daerah.

Gambar 8.1. Data Google Earth

Laboratorium Perpetaan Topografi 73


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 8.2. Add Placemark

Masuk ke Global Mapper


2. Kemudian buka data SRTM dan buat frame.
3. Kemudian klik feature info tool di menu bar klik petanya , agar yang
tercover petanya kemudian .
4. Kemudian klik file dan generate contour, contour bounds yang crop di
centang agar kontur yang di frame saja yang di buat.

 Konturing
1. Buka Global mapper lalu click file – open data files – pilih data
SRTM pada folder SRTM – OK
2. Ubah sistem proyeksi dengan cara click tool – configure

Gambar 8.3. Data SRTM.

Laboratorium Perpetaan Topografi 74


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Kemudian pilih jenis proyeksi yang diinginkan

Contohnya : Projection:

UTM Zone : - 49 southern

Lalu click OK

Gambar 7.4.Configuration.

3. Kemudian membuat frame melalui global mapper yakni


dengan cara click tool – digitizer.

Gambar 8.5. Tools Menu.


Lalu pilih daerah yang akan di buat kontur.
Selain melalui global mapper dapat juga menggunakan frame dari
map info
4. Kemudian click tool – feature info
5. Lalu click file – generate conture, kemudian masukan interval
kontur

Laboratorium Perpetaan Topografi 75


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

yang diinginkan.
Lalu pilih countur bound, pilih crop to selected lalu OK

Gambar 8.6. Contour Setting.

Lalu click tool – control center seperti dibawah ini.

Gambar 8.7. Control Center.

Laboratorium Perpetaan Topografi 76


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Maka akan tampak tampilan berikut ini.

Centang hilangkan
semua selain

Generate conture

Gambar 8.8. Generate Contour.

Akan terlihat seperti ini

Gambar 8.9. Overlay Contour Center.

6. Lalu click file – export vector – map info TAB/MAP


Save as di folder map info.

MAP INFO:
 Editing konture:
1. Click file – open – pilih data kontur di folder map info
2. Click kanan – layer control – centang editable – ok

Laboratorium Perpetaan Topografi 77


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

3. Kemudian beri indeks kontur dengan cara centang


label pada layer control.

Gambar 8.10. Layer Control.

 Membuat grid:
1. Click map – option – projection – pilih jenis proyeksi yang
diinginkan.

Gambar 8.11. Proyeksi

Laboratorium Perpetaan Topografi 78


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

2. Click discover – map grid – atur spasi


grid yang diinginkan Lalu save as – ok

Gambar 8.12. Discover.


Maka akan muncul seperti ini.

Gambar 8.13. Grid.

Untuk mengatur agar rapi, maka dilakukan secara manual.

Laboratorium Perpetaan Topografi 79


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Yakni dengan cara, click kanan garis grid yang diluar frame –
select all from editable layer

Lalu click kanan – edit object – pilih frame – erase outside


untuk memindahkan angka grid dan garis tekan ctrl dan SHIFT
kemudian arah yang diinginkan.

 LAYOUT:
1. Click window – new layout window – ok
2. Pilih ukuran kertas yang diinginkan. Caranya page
setup – pilih ukuran kertas
3. Atur frame nya ke pojok kertas

Posisikan kertas
sesuai dengan skala
yang akan digunakan
dengan cara :

Double click maka


akan muncul map
skala.

Jika yang diinginkan


telah selesai di edit
maka simpan dengan
cara file save window
as jika ingin gambar
Sedangkan save
Gambar 8.14. Save Work. workspace jika
disimpan secara berkas
arsip

Lalu masuk ke Corel draw untuk disesuaikan dengan format


peta yang diinginkan.

Laboratorium Perpetaan Topografi 80


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

BAB IX
STAKE OUT DAN UPLOAD DOWNLOAD

Pengukuran Stake out adalah suatu model pengukuran yang digunakan


untuk menentukan lokasi koordinat suatu titik dilapangan. Prinsipnya adalah
terbalik dengan konsep pengambilan data lapangan. Kalau pengambilan data
lapangan kita mencari/mengukur koordinat titik dari lapangan, sedangankan
stake out adalah mengembalikan koordinat ke lapangan dari desain. Ada banyak
cara dalam pekerjaan stake out yaitu :
1. Stake out berdasarkan koordinat (X, Y, Z), yaitu menentukan
posisi suatu titik dilapangan berdasrkan data koordinat.
2. Stake out berdasarkan HA-HD, yaitu stake out berdasarkan pada
besaran sudut horizontal dan jarak datar
3. Stake out DivLine, yaitu stake out untuk menentukan posisi titik-
titik dengan membagi jarak yang sama pada satu garis
4. Stake out RefLine, yaitu stake out untuk menentukan offset suatu
titik berdasarkan dua titik pada suatu garis.
Namun, dilapangan yang sering digunakan adalah stake out berdasarkan
nilai koordinat karena lebih praktis dan mudah. Sehingga pada bab ini juga kita
hanya akan singgung pekerjaan stake out berdasarkan koordinat.

9.1 Langkah - Langkah Stake out


1. Input Koordinat
Karena kita akan melakukan pekerjaan stake out berdasarkan
koordinat, maka kita harus memasukkan titik-titik yang akan kita stake
out, termasuk juga nilai koordinatnya. Ada dua model input data
koordinat ke dalam alat TS, yaitu :
- Cara manual/langsung
Cara ini kita memasukkan koordinat titik secara manual

Laboratorium Perpetaan Topografi 81


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

dengan cara memasukkan satu-per satu ke dalam alat TS,


caranya :
Dari MENU --> COGO --> INPUT 4 INPUT XYZ

Gambar 9.1. Input Koordinat XYZ.


- Kemudian masukkan nilai koordinat (X, Y, Z) dan no point
serta kode-nya kemudian tekan ENTER untuk
menyimpannya.
- Lakukan langkah yang sama untuk titik-titik yang lain.
- Dengan computer
Cara ini dikenal dengan istilah Upload data. Pada langkah ini diperlukan
software transfer (Download/Upload) TransIT. Langkah-langkah Upload
akan dibahas tersendiri pada BAB 8. DOWNLOAD/UPLOAD DATA..

2. Stake Out
- Lakukan prosedur pengukuran seperti sewaktu akan melakukan
pengukuran detil, yakni set-up alat dan centering, input STN dan
Backsight serta membidiknya.
- Untuk masuk ke menu stake out tekan tombol S - 0 atau menekan
tombol nomor 8, sehingga akan tampil seperti berikut :

Gambar 9.2. Menu Stake Out.

Laboratorium Perpetaan Topografi 82


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

- Pilih no 2. XYZ, sehingga akan muncul :

Gambar 9.3. Input Point.

- Masukan no point yang akan kita stake out, maka akan muncul :

Gambar 9.4. Point Stake Out.


Besaran diatas maksudnya adalah :
dHA : sudut menuju arah/titik yang dituju
HD : jarak antara instrumen ke titik yang dimaksud

- Putar teropong sehingga diperoleh dHA = 0° 00' 00" dan kemudian


kunci penggerak halus horizontal
Ingat, posisi teropong ini tidak boleh diputar-putar lagi ke arah
horizontal...!!
- Asistan surveyor yang pegang prisma berjalan sejauh HD dengan
mengikuti arah teropong.
- Kemudian bidik prisma detil dengan menekan tombol
MSR, sehingga muncul :

Laboratorium Perpetaan Topografi 83


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

dHA : sudut arah/titik yang kita


tuju (putar ke kiri 26")
R : posisi prisma kurang ke
kiri 5,5 cm
IN : posisi prisma kurang
Gambar 8.5. Menu PT. maju
0.92 meter
Fil : posisi prisma kurang
naik 3,6 cm
- Dan informasi di atas yang pegang prisma harus maju
sebesar 0.92 m, kemudian tekan MSR lagi sampai
diperoleh selisih HD = 0

Lakukan langkah di atas untuk titik-titik yang lain.

Dalam pembuatan peta topografi data yang didapatkan


sangatlah banyak sehingga tidak mungkin diolah dengan cara manual,
oleh karena itu diperlukan software untuk mengolah data – data tersebut.
Dalam BAB ini akan diberikan beberapa tutorial software yang akan
digunakan dalam pembuatan peta topografi.

9.2 Download dan Upload Data


Proses Download dan Upload data hasil pengukuran Nikon Total station
menggunakan software bawaan dari Nikon, yaiut TransIT Software. Software
ini digunakan untuk proses Download data dari alat survey Nikon Total station
ke komputer maupun untuk proses Upload data dari komputer ke alat survey
Nikon Total station.
Untuk melakukan proses Download maupun Upload data, terlebih
dahulu kita harus installkan TransIT software tersebut ke dalam komputer.

Laboratorium Perpetaan Topografi 84


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

1. Download Data
Untuk melakukan proses Download data dari alat ke komputer,
langkah yang dilakukan yaitu:
- Koneksikan antara komputer dengan alat Nikon Total
station menggunakan kabel koneksi.

- Jalankan program TransIT atau dari Start>Program>


TransIT, maka akan muncul tampilan seperti berikut :

Gambar 8.6. Menu TransIT.

- Untuk Download data klik Transfer pilih Data


Recorder To PC

Gambar 8.7. Data Recorder.

Laboratorium Perpetaan Topografi 85


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

- Kemudian akan muncul

Gambar 8.8. Transfer Data.


Keterangan :
- Data Recorder : Pilih tipe Nikon Total station (DTM 350, DTM 450
dsbnya)
- Job Name : Masukkan nama job / file yang
akan di Download ke komputer
- Data Format : Pilih tipe format data ( Raw Data atau Koordinat Data )
- Directories : Pilih directori. /folder tempat penyimpanan data di
komputer

Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan proses Download data


adalah
a. Unit
Tekan button
Units, kemudian
pilih
- Angle: Degrees
- Jarak : Meters Gambar 8.9. Menu Units

Laboratorium Perpetaan Topografi 86


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

b. Settings
Untuk settings, pilih :
- Vertical Angle : Zenith
- Coordinate Order : ENZ/NEZ
- Horizontal Angle :
Azimuth
- Azimuth :
Gambar 8.10. Menu
North Setting.

c. Comm
Untuk comm.
- ComPort : Sesuaikan
dengan port di komputer
yang digunakan
- Baud rate : Samakan dengan
baudrate di alat
Gambar 8.11 Menu Comm.

Setelah semua setting sudah sesuai


tekan OK

Gambar 8.12. Accept TransIT.

Kemudian tekan OK

Laboratorium Perpetaan Topografi 87


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 8.13. Transfer to PC.


Dengan demikian komputer sudah siap menerima data. Langkah
selanjutnya adalah langkah-langkah di alat Nikon TS
1. Nyalakan alat Nikon Total station dengan cara
menekan tombol Power.
2. Buka job yang akan di Download datanya dengan
cara tekan Menu 4 Job 4 pilih Job yang akan di
Download 4 Open
3. Kemudian tekan tombol Menu 4 pilih Comm (tekan
tombol nomor 5 ) untuk masuk ke menu
downlnad/Upload.

Gambar 8.14. Menu.

Pilih Download atau tekan tombol nomor 1

Laboratorium Perpetaan Topografi 88


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 9.15. Menu Download.


Akan muncul seperti berikut :

Keterangan :

Format : pilih Nikon


Data : pilih RAW atau Koordinat
dengan cara menekan tombol
Gambar 9.16. panah ke kanan atau ke kiri
Download Job.
Kemudian tekan Enter

Laboratorium Perpetaan Topografi 89


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Pilih COMM untuk memastikan bahwa PORT Communicationnya


sama dengan di komputer.

Gambar 9.17. Point Comm.


Pilih GO atau tekan tombol F4 untuk memulai Download data

Gambar 9.18. Point Download.


Setelah selesai proses Download data kita dapat menghapus file
/job yang ada di alat dengan cara tekan tombol F4 dan apabila
tidak dihapus pilih F1 atau abort.

Gambar 9.19. Delete Job.

Laboratorium Perpetaan Topografi 90


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Format data dan extension data setelah Download :

Data Format Extension


DR-48 All Format *.D48
DTM-300 Format *. D30
DTM-310 Format *. D31
DTM-400 Format *. D40
DTM-700 AP700 Database Format *.dbm
ASCII Coordinate 2D/3D comma *.asc
or
Nikon Raw *.raw
Dalam format ASCII dapat berupa comma atau space delimited.

2. Upload Data
Upload data diperlukan untuk memindah data dari komputer ke alat
survey total station. Data tersebut berupa data koordinat yang umumnya
digunakan untuk keperluan staking out.
Proses Upload data ini ada dua cara yaitu :
a. Upload data secara langsung
Yang dimaksud secara langsung yaitu memindahkan data
koordinat dengan cara menginputkan secara langs`ung ke alat tanpa
melalui komputer.
Cara menginputkan koordinat di alat secara langsung yaitu :
1. Masuk ke menu COGO kemudian pilih INPUT atau
dengan menekan tombol nomor 2

Laboratorium Perpetaan Topografi 91


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 9.20. Menu Input.

2. Masukkan koordinat dengan cara pilih INPUT XYZ atau


dengan menekan tombol nomor 3

Gambar 9.21. Input XYZ.


3. Untuk merekam data tekan tombol ENTER

Gambar 9.22. Rekam XYZ.

b. Upload menggunakan komputer


Data koordinat yang akan kita masukkan ke alat TS di komputer
dapat berupa EXCELL dalam extension Comma Delimeted (.csv). Jadi
dari file excel (*.xls) harus diubah ke format CSV dengan cara save as
ke CSV (Comma delimeted).
Langkah yang dilakukan dalam Upload data yaitu :
1. Masuk ke program TransIT, kemudian panggil file yang akan kita
Upload. FILE Import Job...

Laboratorium Perpetaan Topografi 92


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Data format :
ASCII Coordinate
Job Name:
*. *
Kemudian pilih file
yang akan kita
buka.

Gambar 9.23. Import Job.

2. Tekan OK, sehingga datanya akan terdisplay

Gambar 8.24. Display Point.

Setelah datanya muncul, berarti data siap untuk di Upload ke Nikon TS


3. Nyalakan Alat survey Nikon Total station dengan cara menekan tombol
POWER.
4. Tekan Tombol MENU kemudian pilih COMM atau
tekan tombol nomor 5.

Laboratorium Perpetaan Topografi 93


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 9.25. Menu.

5. Pilih UPLOAD XYZ atau tekan tombol nomor 2

Gambar 8.26. Menu Comm.

Laboratorium Perpetaan Topografi 94


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

6. Sebelum melakukan Upload data, terlebih dahulu kita harus


membuat JOB baru dengan cara pilih JOB atau menekan tombol
MSR1 kemudian Create Job.
Pembuatan job ini dimaksudkan agar data yang akan diUpload
tidak bercampur ke dalam Job lain yang sudah ada di a/at survey
Nikon Total station tersebut.

7. Pilih GO untuk melakukan Upload data atau dengan cara menekan


tombol ANG.

Pastikan PORT Communicationnya


sama dengan di komputer

Gambar 8.27. Comm Job.

Laboratorium Perpetaan Topografi 95


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

8. Kembali ke menu TransIT untuk Upload data TRANSFER PC


TO DATA RECORDER

Gambar 8.28. Data Recorder.


9. Pilih tipe Nikon yang digunakan, misal DTM 350 (untuk DTM dan
NPL sama saja), dan pastikan setting Comm-nya sudah sesuai
antara di alat TS dan komputer, kemudian tekan OK

Gambar 8.29. TransIT Message.

Pesan di atas maksudnya adalah bahwa alat TS sudah harus siap


menerima data. Kemudian tekan OK

Gambar di samping
mengindikasikan progress
transfer data.

Gambar 8.30. Transfer Status.

Laboratorium Perpetaan Topografi 96


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

10. Pada saat bersamaan perhatikan pula progress di alat TS


Gambar 8.31. Record.

11. Setelah tranfer data selesai, akan muncul pesan di aalat


TS bahwa transfer, data complete

Laboratorium Perpetaan Topografi 97


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

BAB X
INPUT DATA GEOLOGI

Peta topografi merupakan peta dasar dalam pembuatan peta geologi.


Dalam peta geologi terdapat data kedudukan batuan yang akan diproses menjadi
batas litologi. Pengetahuan tentang aturan penarikan batas litologi ini sangat
penting mengingat kedudukan litologi dan bentuk morfologi yang berlainan
akan mengakibatkan terbentukya pola penyebaran litologi di permukaan yang
berlainan pula.

10.1 Teknik Plotting Posisi


Selain digunakan dalam proses pembuatan peta topografi, teknik
plotting posisi juga digunakan dalam pekerjaan geologi lapangan. Ada 2 metode
dalam teknik ploting posisi ini, antara lain :
1. Metode GPS
Penggunaan GPS sangatlah sederhana sehingga metode ini
sangat mudah digunakan, dengan bantuan protractor. Langkah-
langkahnya yaitu :
a. Ukur koordinat posisi tempat yang ingin kita plotkan pada
peta dengan menggunakan GPS.
b. Catat absis (X) dan ordinatnya (Y).
c. Kemudian cari posisi pada koordinat yang ada di peta.
d. Dengan menggunakan protractor dapat ditentukan koordinat
detailnya.

Metode ini memiliki beberapa kelebihan yaitu sangat sederhana


dan mudah. Disamping itu juga terdapat beberapa kelemahan antara lain
data GPS tidak akan akurat jika terdapat penghalang di atasnya,
sedangkan kebanyakan kita menentukan sesuatu terdapat di dalam

Laboratorium Perpetaan Topografi 98


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

hutan, selain itu peta yang kita gunakan haruslah peta yang memiliki
koordinat grid, sedangkan tidak semua peta menggunakan koordinat
grid.

2. Metode Kompas
Metode ini menggunakan beberapa titik yang diketahui
posisinya pada peta. Metode kompas terbagi menjadi dua bagian, yaitu
:
a. Resection
Resection adalah menentukan kedudukan / posisi di peta
dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang
dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang alam yang
terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda
medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai,
sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya
perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik. Langah-langkah
resection :
1) Lakukan orientasi peta.
2) Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan
dan di peta, minimal dua buah.
3) Kemudian bidiklah dengan kompas, catat nilai
sudut yang terbaca dalam dan hitung back azimuth-
nya untuk kedua titik tersebut.
4) Gambarkan sudut back azimuth dalam peta dengan
membuat perpanjangan garis hingga kedua titik
berpotongan pada suatu titik.
5) Perpotongan garis tersebut merupakan posisi kita
saat itu di peta.

Laboratorium Perpetaan Topografi 99


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

b. Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik
(benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda
medan yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk
mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat
dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita
sudah yakin pada posisi kita di peta. Langkah-langkah
melakukan intersection :
1) Lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita.
2) Bidik obyek yang kita amati.
3) Gambarkan sudut yang kita dapat dipeta.
4) Bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut
di peta, lakukan langkah 2) dan 3).
5) Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut
yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.

10.2 Metode Penentuan Penyebaran Batuan


1. Hukum "V" ( V Rule)
Hubungan antara lapisan yang mempunyai kemiringan dengan
bentuk topografi ber-relief akan menghasilkan suatu pola singkapan
yang beraturan, dimana aturan penggambarannya dikenal dengan nama
hukum "V".
Aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Lapisan horisontal akan membentuk pola singkapan yang
mengikuti pola garis kontur (gambar a).
b. Lapisan dengan kemiringan yang berlawanan dengan arah
kemiringan lereng (slope) maka kenampakan lapisan akan
memotong lembah dengan pola singkapan membentuk
huruf "V" yang berlawanan dengan arah kemiringan

Laboratorium Perpetaan Topografi 100


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

lembah
(Gambar b).
c. Pada lapisan tegak akan membentuk pola singkapan berupa
garis Iurus, dimana pola singkapan ini tidak dipengaruhi
oleh keadaan topografi (Gambar c).
d. Lapisan yang miring searah dengan arah slope dimana
kemiringan lapisan lebih besar dari pada slope, akan
membentuk pola singkapan dengan huruf "V" yang searah
dengan arah slope tersebut (Gambar d).
e. Lapisan dengan kemiringan yang searah dengan slope,
dimana besar kemiringan lapisan lebih kecil dari slope,
maka pola singkapan akan membentuk huruf "V" yang
berlawanan dengan arah kemiringan slope (Gambar e).
f. Lapisan dengan kemiringan searah dengan kemiringan
lereng dan besarnya kemiringan lapisan sama dengan
kemiringan lereng, maka pola singkapannya terlihat seperti
(Gambar f).

Laboratorium Perpetaan Topografi 101


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 10.1. Pola Persebaran Berbentuk “V”.


Pada gambar diatas diperlihatkan metoda penentuan sebaran
batuan berdasarkan singkapan batuan yang diketahui jurus dan
kemiringan lapisan batuannya. Untuk menentukan sebarannya dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Membuat garis “kontur struktur” melalui titik P (batas
kontak batuan pada ketinggian 900 meter). Kontur struktur
900 dibuat melalui titik P yang merupakan kelanjutan dari
jurus perlapisan batuan. Batas sebaran kontak batuan

Laboratorium Perpetaan Topografi 102


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

adalah perpotongan antara garis kontur struktur dengan


kontur topografi pada ketinggian yang sama, yaitu pada
kontur 900 meter (gambar a).
2. Garis kontur struktur 880, 860, 840 dibuat dengan cara
menarik garis yang sejajar dengan garis struktur 900. Posisi
garis kontur struktur 880, 860, 840 akan berada dibagian
selatan dari garis kontur struktur 900 karena arah
kemiringan lapisan ke arah selatan (gambar b).
3. Penyebaran kontak batuan ditentukan berdasarkan
perpotongan antara “kontur struktur” dengan “kontur
topografi” (kontur struktur 900 dengan kontur topografi
900, kontur struktur 880 dengan kontur topografi 880,
kontur struktur 860 dengan kontur topografi 860, dan
kontur struktur 840 dengan kontur topografi 840.
4. Perpotongan kontur struktur dan kontur topografi 900
berpotongan di 2 titik, kontur 880 berpotongan di 2 titik,
kontur 860 juga 2 titik, demikian juga perpotongan kontur
840 juga ada
2 titik. Penyebaran kontak batuan dibuat dengan cara
menghubungkan titik-titik perpotongan tersebut seperti
diperlihatkan pada gambar c dengan garis putus-putus.

Laboratorium Perpetaan Topografi 103


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 10.2. Langkah Menghubungkan Titik Potong.

Cara lain yang digunakan dalam metode penentuan


penyebaran batuan ditunjukkan pada gambar di bawah ini dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pada lokasi A diketahui kontak antara batupasir dan
batulanau dengan kedudukan N090oE/20o, dari titik ini
diplot kedudukan lapisan batuan tersebut.

Laboratorium Perpetaan Topografi 104


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

2. Membuat Folding line, yaitu garis yang tegak lurus dengan


jurus, (garis OB).
3. Membuat bidang kemiringan lapisan sebesar 20 o diukur
dari folding line.
4. Mmbuat kontur struktur di bawahnya dengan interval yang
disesuaikan dengan skala peta, pada contoh ini interval 100
meter.
5. Memberi tanda titik pada setiap perpotongan antara kontur
struktur dengan garis kontur yang mempunyai ketinggian
sama.
6. Menghubungkan titik-titik potong yang sudah ditandai
tersebut secara berurutan. Garis penghubung tersebut
merupakan pola singkapanya, sehingga peta geologi daerah
tersebut didapatkan.

Gambar 10.3. Rekontruksi Pola Singkapan.

Laboratorium Perpetaan Topografi 105


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Contoh rekonstruksi pola singkapan suatu lapisan batubara dengan kedudukan


N180oE/15o dimana bagian lapisan tersebut tersingkap di titik A, sedangkan bagian
atasnya tersingkap di titik B.

Laboratorium Perpetaan Topografi 106


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

BAB XI
TUTORIAL DESAIN SURVEI

11.1 Langkah – Langkah Pembuatan Desain Survei Menggunakan


Software ;
Google Earth :
1. Buka Google Earth. Kemudian masukkan data koordinat desain survey
(X,Y) pada add placemark

Gambar 11.1. Tampilan Google Earth dan Data Titik BM


2. Untuk mengganti dalam format UTM, klik Tools kemudian pilih Options

Laboratorium Perpetaan Topografi 107


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 11.2. Menu Tools

3. Kemudian simpan dengan klik file  save  save image  OK

Gambar 10.3. Menyimpan Peta Pada Google Earth

Laboratorium Perpetaan Topografi 108


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Global Mapper :

1. Buka software global mapper maka akan muncul seperti ini.

Gambar 11.4. Tampilan Global Mapper

2. Kemudian buka gambar yang disimpan dari google earth tadi. Klik
open our own data files  pilih gambar yang dismpan tadi.

Gambar 11.5. Membuka Data Ke Global Mapper

Laboratorium Perpetaan Topografi 109


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Maka akan muncul seperti dibawah ini dan klik OK

Lalu akan muncul seperti ini :

Gambar 11.6. Revtifer Image

3. Pada kotak dialog unknown proection pilih OK sehingga


akan muncul menu dialog seperti ini:

Laboratorium Perpetaan Topografi 110


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 10.7. Menu Projection


Pada Projection pilih UTM, pada Zone pilih zona UTM daerah yang ingin
dibuatkan desain surveinya. Dalam hal ini, dipilih zona -49 Southern, WGS 84

4. Kemudian kembali untuk merecttifying peta

Gambar 10.8. Menu Rectifying


Klik pada bagian pojok peta, untuk memasukkan koordinat pojok peta
kita lihat nilai X Y pada google earth. Seperti gambar dibawah ini :

Laboratorium Perpetaan Topografi 111


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Pilih add placemark letakkan dipijikan akan otomatis keluar nilai X Y .


Lalu masukkan data koordinat X, Y perpojok dari gambar

Laboratorium Perpetaan Topografi 112


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Kemudian klik Add Point

Lalu lanjutkan ke setiap pojokan pada gambar hingga seperti dibawah


ini :

Laboratorium Perpetaan Topografi 113


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

5. Sehingga kemeudian akan muncul gambar seperti dibawah


ini. Untuk membuat bidang pada poligon, menggunakan
menu create area feature, lalu di gambar sesuai dengan
desain survei data X Y.:

Gambar 11.9. Membuat Area Penelitian


6. Selanjutnya membuat kotak grid pada daerah penelitian
yang sudah ditandai dengan cara klik menu Discover 
Map grid.

Laboratorium Perpetaan Topografi 114


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 11.10. Menu Discover

Lalu akan muncul seperti dibawah ini, atur MapProjection, Grid


Spacing,
Dsb. Kemudian klik OK

Gambar 11.11. Menu Map Grid


7. Terlihat garis kotak grid sudah muncul pada daerah wilayah pengukuran
seperti gambar berikut.

Laboratorium Perpetaan Topografi 115


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 11.12. Tampilan setelah diatur Map Grid


8. Kemudian untuk menyimpan hasil dari peta grid, klik dalam menu
Window
 New Layout Window.

Gambar 10.13. Menu Window


Sehingga muncul seperti gambar layout dibawah ini, kemudian pilih file

page setup, pilih ukuran kertas lalu klik OK.

Laboratorium Perpetaan Topografi 116


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Gambar 11.14. Menu New Layout Window

Laboratorium Perpetaan Topografi 117


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

9. Langkah selanjutnya akan muncul seperti gambar dibawah ini,

Gambar 11.15. Tampilan Hasil Gambar Desan Survei

Dan kemudian pilih file  save windows as  lalu diberi


nama file yang kan disimpan seperti dibawah ini.

Laboratorium Perpetaan Topografi 118


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

Kemudian klik Save. Untuk selanjutnya dirapikan


dengan diberi keterangan seperti contoh dibawah ini.

Gambar 11.16. Tampilan Hasil Gambar Desan Survei dan


Keterangan.

Laboratorium Perpetaan Topografi 119


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku PanduanPraktikum Perpetaan Topografi 2019

DAFTAR PUSTAKA

Djoko, Walijatun. 1993. Dasar-Dasar Pengukuran Tanah. Erlangga.


Heunz, Frick. 1979. Ilmu dan Alat Ukur Tanah. Yogyakarta:Kanisius.
James R, Wirshing.1998.Pengantar Perpetaan. Semarang: Erlangga.
Noor, Djauhari.2009. Pengantar Geologi. Program Studi Teknik Geologi, Fakultas
Teknik: Universitas Pakuan.
Phillip, Kissam.1998.Surveying Practice. McGraw-Hill Book Company.
Petunjuk Praktis Total Station Nikon NPL 302 Series, PT Data Script.

Laboratorium Perpetaan Topografi 120


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai