Koordinator Laboratorium
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, penyusun memanjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penyusun, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi
2019/2020.
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi ini telah disusun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan tuliasn ilmiah ini. Untuk itu penyusun menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan tulisan ilmiah ini.
Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka penyusun menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
penulis dapat memperbaiki tulisan ini.
Akhir kata, semoga dengan Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi ini
bisa bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya penyusun nantinya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
TATA TERTIB
LABORATORIUM PERPETAAN TOPOGRAFI PROGRAM
STUDI TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019/2020
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Maksud dan Tujuan ................................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Peta topografi juga bisa disebut sebagai peta umum sebab dalam peta
topografi tersebut unsur-unsur yang disajikan bukan hanya satu jenis saja, tetapi justru
dicoba untuk menyajikan semua unsur yang ada pada permukaan bumi ini. Penyajian
tersebut sudah tentu dengan perhitungan skala. Jadi peta topografi dapat digunakan
untuk bermacam-macam tujuan. Peta topografi dikenal sebagai peta dasar yang
digunakan sebagai sarana perencanaan umum untuk suatu perkerjaan perencanaan
pengembangan suatu wilayah.
Dalam praktikum ini lebih di titik beratkan pada pembuatan peta dasar yang
menggambarkan tentang rupa bumi yang didapatkan dari pengukuran data permukaan.
Aplikasi dari peta ini sendiri adalah untuk perhitungan luas dan volume dari suatu
bahan galian serta sebagai penunjuk lokasi yang tepat pada peta tersebut.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari Praktikum Perpetaan Topografi adalah agar praktikan dapat
memahami dan mengerti kegunaan dari perpetaan. Pengertian ini meliputi tata cara
dalam penggunaan alat dan pengolahan data, yang harus dilakukan dengan baik dan
benar. Tujuan dari Praktikum Perpetaan Topografi adalah agar praktikan dapat
menggunakan alat Total station dengan benar dan dapat melakukan pengolahan data
hingga tahap pemetaan topografi untuk menghasilkan peta topografi.
BAB II
DASAR TEORI
pemuaian peta.
Gambar 2.1. Skala fraksi (A), Skala verbal (B), Skala grafis (C).
e. Orientasi Peta
Merupakan bagian yang menunjukan ukuran dari
peta,arah utara di kenal ada dua macam yaitu sebagai berikut :
1) Arah utara magnetik, yaitu arah utara yang ditunjukan oleh
jarum magnet.
2) Arah utara sebenarnya, yaitu arah utara secara geografis
atau arah utara yang sesuai dengan sumbu bumi.
f. Legenda
Pada peta topografi banyak digunakan tanda untuk
mewakili bermacam-macam keadaan yang ada di lapangan dan
biasanya terletak di bagian bawah dari peta.
g. Judul Peta dan Lembar peta.
Merupakan nama daerah yang mencangkup dalam peta,
sedangkan nomor lembar peta berdasarkan sistem pembagian
peta tertentu.
h. Converage Diagram
Merupakan diagram yang menunjukan keterangan cara
atau metode pembuatan peta, hal ini untuk dapat memperkirakan
sampai sejauh mana kebaikan/ketelitian peta, misalnya :
Dibuat berdasarkan foto udara
Dibuat berdasarkan pengukuran di lapangan
i. Indeks Administrasi.
Merupakan pembagian daerah berdasarkan hukum
pemerintahan. hal ini penting untuk memudahkan pengurusan
surat izin untuk melakukan atau mengadakan
penelitian/pemetaan.
rata.
Beberapa sifat garis kontur yang harus diketahui adalah
sebagai berikut :
1. Garis kontur merupakan garis yang tertutup.
2. Nilai garis kontur dihitung dari ketinggian muka air
laut rata-rata sebagai nilai nol
3. Garis kontur tidak akan berpotongan atau bertemu
dengan nilai ketinggian yang berlainan, kecuali
dalam keadaan ekstrim seperti over hanging cliff.
BAB III
DASAR PERHITUNGAN
SD
VA tr
α
D
ta
Pada Hasil pembacaan alat akan didapatkan Ha, Va, SD. Untuk mencari
H dan D digunakan rumus sebagai berikut:
H = Talat + Y – T rambu
Keterangan:
Ha : Pembacaan horizontal ta : tinggi alat
Va : Pembacaan vertikal tr : tinggi rambu
a. Poligon Terbuka
Merupakan serangkaian garis yang berhubungan tetapi
tidak kembali ke titik awal atau dengan kata lain titik awal
tidak sama dengan titik akhir. Poligon Terbuka biasanya
digunakan untuk pemetaan daerah yang luas, pemetaan jalan
raya, saluran irigasi, sungai, dan lain – lain.
Koreksi jarak
b. Poligon Tertutup
Serangkaian garis-garis yang membentuk kurva
tertutup, dengan kata lain titik awal dan akhir berada pada titik
yang sama. Poligon tertutup biasanya digunakan dalam
pekerjaan geoteknik, pembangunan bendungan, waduk,
pemukiman, dan pembuatan kontur.
Apabila:
Koreksi Ha:
Apabila:
BAB IV
PENGENALAN ALAT
5. Meteran
Digunakan untuk mengukur tinggi alat pada saat digunakan.
6. Kompas Geologi
Digunakan untuk mengorientasikan alat pada utara sebenarnya.
Handl
e
Focusing
teleskop Battery
Mounting
Teleskop
Penggerak halus
Diopter ring vertikal
Pengunci vertikal
Nivo
tabung
Pengunci
Screen horizontal
Penggerak halus
horizontal
Klem pengunci
tribrach
Gambar 4.1. Bagian Alat Total Station.
2. Tombol-tombol Operasi
Keterangan:
O-S, untuk melakukan pengkuran off set, atau input angka 9, atau huruf G,
H, I
PROGRAM, untuk masuk menu program atau input angka 4, atau huruf J, K,
L
Lumi-Guide, untuk menyalakan lumi guide sewaktu pekerjaan
stakeout.
DATA, berfungsi untuk melihat data secara cepat (shortcut ke menu
Data)
atau input angka 6 atau huruf P, Q, R
USR, berfungsi sebagai shorcut ke perintah HT, Targer, COGO dsbnya atau
input angka 1 atau huruf S, T, U
1. Setting Job
Dilakukan untuk melakukan setting seperti : Skala
factor, Temperature dan Pressure, Sudut, Jarak dan
sebagainya. Setelah kita buat Job, akan ada pilihan untuk
masuk ke menu Sett.
- AZ Zero : North
- Order : NEZ / ENZ
- HA : Azimuth
Catatan :
Setting ini cukup dilakukan sekali karena akan tetap
tersimpan meskipun alat dimatikan.
Setting ini juga bisa dilakukan dari MENU (tombol
menu)--> Setting (nomor 3).
2. Setting Measurements
Setting ini digunakan untuk melakukan setting seperti : target,
konstanta prisma dan lainlain. Dengan adanya dua tombol MSR (MSR1
clan MSR2) memungkinkan kita untuk setting dua mode pengukuran
yang berbeda, misal MSR1 untuk yang non-prisma dan MSR2 untuk
yang prisma. Langkahnya:
Keterangan :
Target : - N-Prisma (untuk reflectorless)
- Prisma (untuk pakai reflector)
Const : Isikan sesuai dengan konstanta
prisma (mis : 0 mm, 30 mm,
dsbnya)
Mode : Precise / Normal
Ave : 1 -99
Rec mode : - MSR only (hanya mengukur, data tidak disimpan )
- Confirm (ada pertanyaan data mau disimpan/tidak)
-All (mengukur dan data otomatis langsung disimpan)
2. Membuat Job
Untuk membuat Job pengukuran yaitu dengan cara menekan tombol
MENU 4 pilih JOB atau tekan tombol angka 14 ENTER sehingga akan muncul
seperti berikut :
Pilih Create (tekan tombol MSR1) - Masukkan nama JOB (maksimal 8 karakter)
Untuk menghapus job pilih DEL atau tekan tombol MSR2.
3. Mencari sudut azimuth pendekatan dengan kompas.
- Pasang kompas di atas alat.
- Putar alat secara horisontal (ke kanan atau ke kiri) sehingga teropong
menghadap ke arah "Utara" yang disesuaikan dengan arah utara pada
kompas, kemudian kunci alat.
- Bacaan sudut horizontal di alat ( HA ) dibuat menjadi 0 ( nol ) dengan
cara tekan tombol "ANG" kemudian pilih 0 set.
- Setelah bacaan sudut horizontal menjadi 0 ( nol ), putar teropong ke arah
X : Masukkan koordiat X
kemudian tekan tombol
5. Memasukkan Backsight ( BS )
Setelah koordinat tempat berdiri alat (STN) dimasukkan, maka secara
otomatis dari alat akan meminta untuk memasukkan informasi titik backsight (
BS ). Informasi ini dapat berupa :
- Informasi koordinat backsight
- Informasi azimuth dari titik koordinat berdiri alat ke titik Backsight
PT 3: foresight ( 3)
HT: tinggi Prisma CD :
kode titik
Kemudian tekan tombol ENT
Keterangan :
BS : Masukkan point
target backsight
HT : Tinggi target / prisma CD :
Kode
8. Ulangi langkah seperti di atas ( langkah no. 6 ) hingga semua titik telah
terukur.
1. Membuat Job
Untuk membuat Job pengukuran yaitu dengan cara menekan tombol
MENU 4 pilih JOB atau tekan tombol angka 1 --> ENTER sehingga akan
muncul seperti berikut :
2. Memulai Pengukuran
a. Memasukkan Koordinat Tempat berdiri Alat (STN)
Untuk memulai pengukuran, masukkan tinggi alat dan
koordinat tempat berdiri alat. Untuk memasukkan koordinat tempat
berdiri alat yaitu dengan cara : Tekan tombol STN ( tombol nomor 7),
sehingga akan muncul seperti berikut :
b. Memasukkan Backsight ( BS )
Setelah koordinat tempat berdiri alat dimasukkan, maka secara
otomatis dari alat akan meminta untuk memasukkan informasi backsight
(BS) dan tinggi prisma. Informasi ini dapat berupa :
- Informasi Koordinat backsight (X, Y, Z)
- Informasi azimuth dari titik koordinat berdiri alat ke titik
Backsight Misal diketahui azimuth 135°25'05" maka
penulisan di alat 135.2505
Kemudian arahkan teropong ke BS dan bidik (tekan tombol MSR),
untuk merekam tekan tombol ENT.
BAB V
PENGGAMBARAN PETA
2) Bila titik ketinggian tidak sesuai dengan batas atas maka rumus
yang digunakan yaitu:
Keterangan:
IK = Interval Kontur
t1 = Titik ketinggian terendah
c. Penggambaran kontur.
Dalam proses ini sangat diperlukan pemahaman bentuk
kontur daerah pengambilan data, untuk itu diperlukan sketsa pada
saat pengambilan data dilapangan. Prosedur penggambarannya
yaitu:
Menentukan letak kedudukan garis kontur berdasarkan interval
kontur yang telah dipilih pada titik detail yang sudah diplot
sebelumnya.
Setelah itu tarik garis kontur berdasarkan nilai elevasi yang sama
dimulai dari elevasi tertinggi.
Hapus semua angka elevasi yang ada pada kertas millimeter,
kecuali nilai elevasi yang dijadikan nilai kontur indeks.
Pertebal garis kontur indeks berdasarkan kelipatan interval.
Dalam penarikan garis harus memperhatikan sifat – sifat garis
kontur itu sendiri.
Memindahkan gambar kedalam kertas kalkir.
BAB VI
SOFTWARE SURFER
6. Setelah itu pada plot windows pilih Map > Contour Map > OK
6. Buka sungai dari new base map dari data yang digitized bln tadi.
Gambar 6.23. Memilih Peta Yang Sudah Ada Sungai Saat Akan
Di Slice.
5. Buka worksheet dan buka data grid slice tadi yang dalam bentuk .dat
7. Dan buka yang barusan di save dari map new post map
Kemudian atur sesuai dengan keinginan dengan menu yang disamping kanan
peta.
BAB VII
SOFTWARE MAPINFO
Kita buat folder mapinfo dan xls persis seperti gambar diatas. Data excel
yang telah berisi koordinat dan elevasi dimasukkan kedalam folder xls.
MAP INFO:
Input data Excel ke dalam map info
1. Buka software map info
2. Click file - open - buka folder xls – pilih file xls ny
Lalu click ok , dan akan muncul menu set field properties. Click
OK
Hingga muncul tampilan koordinat browser seperti gambar
dibawah ini
Pastikan Proyeksi pada peta anda sama seperti gambar di bawah ini.
11. Kemudian buat frame untuk batasan penelitian dengan Click file –
new table, centang add to current mapper, kemudian click create
BAB VIII
SOFTWARE GLOBAL MAPPER
Konturing
1. Buka Global mapper lalu click file – open data files – pilih data
SRTM pada folder SRTM – OK
2. Ubah sistem proyeksi dengan cara click tool – configure
Contohnya : Projection:
Lalu click OK
Gambar 7.4.Configuration.
yang diinginkan.
Lalu pilih countur bound, pilih crop to selected lalu OK
Centang hilangkan
semua selain
Generate conture
MAP INFO:
Editing konture:
1. Click file – open – pilih data kontur di folder map info
2. Click kanan – layer control – centang editable – ok
Membuat grid:
1. Click map – option – projection – pilih jenis proyeksi yang
diinginkan.
Yakni dengan cara, click kanan garis grid yang diluar frame –
select all from editable layer
LAYOUT:
1. Click window – new layout window – ok
2. Pilih ukuran kertas yang diinginkan. Caranya page
setup – pilih ukuran kertas
3. Atur frame nya ke pojok kertas
Posisikan kertas
sesuai dengan skala
yang akan digunakan
dengan cara :
BAB IX
STAKE OUT DAN UPLOAD DOWNLOAD
2. Stake Out
- Lakukan prosedur pengukuran seperti sewaktu akan melakukan
pengukuran detil, yakni set-up alat dan centering, input STN dan
Backsight serta membidiknya.
- Untuk masuk ke menu stake out tekan tombol S - 0 atau menekan
tombol nomor 8, sehingga akan tampil seperti berikut :
- Masukan no point yang akan kita stake out, maka akan muncul :
1. Download Data
Untuk melakukan proses Download data dari alat ke komputer,
langkah yang dilakukan yaitu:
- Koneksikan antara komputer dengan alat Nikon Total
station menggunakan kabel koneksi.
b. Settings
Untuk settings, pilih :
- Vertical Angle : Zenith
- Coordinate Order : ENZ/NEZ
- Horizontal Angle :
Azimuth
- Azimuth :
Gambar 8.10. Menu
North Setting.
c. Comm
Untuk comm.
- ComPort : Sesuaikan
dengan port di komputer
yang digunakan
- Baud rate : Samakan dengan
baudrate di alat
Gambar 8.11 Menu Comm.
Kemudian tekan OK
Keterangan :
2. Upload Data
Upload data diperlukan untuk memindah data dari komputer ke alat
survey total station. Data tersebut berupa data koordinat yang umumnya
digunakan untuk keperluan staking out.
Proses Upload data ini ada dua cara yaitu :
a. Upload data secara langsung
Yang dimaksud secara langsung yaitu memindahkan data
koordinat dengan cara menginputkan secara langs`ung ke alat tanpa
melalui komputer.
Cara menginputkan koordinat di alat secara langsung yaitu :
1. Masuk ke menu COGO kemudian pilih INPUT atau
dengan menekan tombol nomor 2
Data format :
ASCII Coordinate
Job Name:
*. *
Kemudian pilih file
yang akan kita
buka.
Gambar di samping
mengindikasikan progress
transfer data.
BAB X
INPUT DATA GEOLOGI
hutan, selain itu peta yang kita gunakan haruslah peta yang memiliki
koordinat grid, sedangkan tidak semua peta menggunakan koordinat
grid.
2. Metode Kompas
Metode ini menggunakan beberapa titik yang diketahui
posisinya pada peta. Metode kompas terbagi menjadi dua bagian, yaitu
:
a. Resection
Resection adalah menentukan kedudukan / posisi di peta
dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang
dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang alam yang
terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda
medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai,
sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya
perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik. Langah-langkah
resection :
1) Lakukan orientasi peta.
2) Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan
dan di peta, minimal dua buah.
3) Kemudian bidiklah dengan kompas, catat nilai
sudut yang terbaca dalam dan hitung back azimuth-
nya untuk kedua titik tersebut.
4) Gambarkan sudut back azimuth dalam peta dengan
membuat perpanjangan garis hingga kedua titik
berpotongan pada suatu titik.
5) Perpotongan garis tersebut merupakan posisi kita
saat itu di peta.
b. Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik
(benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda
medan yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk
mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat
dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita
sudah yakin pada posisi kita di peta. Langkah-langkah
melakukan intersection :
1) Lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita.
2) Bidik obyek yang kita amati.
3) Gambarkan sudut yang kita dapat dipeta.
4) Bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut
di peta, lakukan langkah 2) dan 3).
5) Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut
yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.
lembah
(Gambar b).
c. Pada lapisan tegak akan membentuk pola singkapan berupa
garis Iurus, dimana pola singkapan ini tidak dipengaruhi
oleh keadaan topografi (Gambar c).
d. Lapisan yang miring searah dengan arah slope dimana
kemiringan lapisan lebih besar dari pada slope, akan
membentuk pola singkapan dengan huruf "V" yang searah
dengan arah slope tersebut (Gambar d).
e. Lapisan dengan kemiringan yang searah dengan slope,
dimana besar kemiringan lapisan lebih kecil dari slope,
maka pola singkapan akan membentuk huruf "V" yang
berlawanan dengan arah kemiringan slope (Gambar e).
f. Lapisan dengan kemiringan searah dengan kemiringan
lereng dan besarnya kemiringan lapisan sama dengan
kemiringan lereng, maka pola singkapannya terlihat seperti
(Gambar f).
BAB XI
TUTORIAL DESAIN SURVEI
Global Mapper :
2. Kemudian buka gambar yang disimpan dari google earth tadi. Klik
open our own data files pilih gambar yang dismpan tadi.
DAFTAR PUSTAKA