Anda di halaman 1dari 4

KAJIAN KESESUAIAN LAHAN

TAMBAK, KONSERVASI DAN PERMUKIMAN KAWASAN PESISIR


MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
(STUDI KASUS: PESISIR PANGANDARAN, JAWA BARAT)
Khrisna Protecta Adiprima1 dan Arief Sudradjat 2
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha 10 Bandung 40132
1
khrisnaprotecta@gmail.com dan 2 arief.sudradjat@yahoo.com

Abstrak : Pesisir merupakan wilayah yang rentan terhadap perubahan, baik perubahan yang terjadi karena proses
alami dan perubahan karena campur tangan manusia. Perubahan yang terjadi akan mempengaruhi tata guna lahan,
geomorfologi dan ekosistem wilayah tersebut. Wilayah yang akan dikaji menggunakan analisis kesesuaian lahan
adalah pesisir Pangandaran yang berada di bagian Selatan Pulau Jawa. Wilayah penelitian terdiri atas sepuluh desa,
yaitu Desa Batukaras, Desa Cijulang, Desa Parigi, Desa Karangjaladri, Desa Cibenda, Desa Sukaresik, Desa
Cikembulan, Desa Wonoharjo, Desa Pananjung, Desa Pangandaran dan Desa Babakan dimana wilayah tersebut
merupakan daerah wisata yang berkembang, kegiatan perikanan tambak, kawasan suaka alam, dan kawasan
permukiman. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi lahan yang sesuai untuk peruntukan tambak,
konservasi dan permukiman di kawasan pesisir Pangandaran. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu dengan analisis kesesuaian lahan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) berdasarkan evaluasi
multikriteria. SIG berfungsi untuk mengolah data spasial dan visualisasi hasil analisis kesesuaian lahan. Dari hasil
analisis didapatkan bahwa lahan yang sesuai (S1) untuk peruntukan lahan tambak, konservasi, dan permukiman
berturut-turut adalah 2.864,67 ha, 517,41 ha, dan 1.675,77 ha.
Kata kunci: kawasan pesisir, kesesuaian lahan, multikriteria, SIG.

PENDAHULUAN untuk menentukan rekomendasi pengelolaan dan


Pesisir merupakan wilayah yang rentan terhadap kebijakan suatu kawasan. Bandyopadhyay dkk. (2009)
perubahan, baik perubahan yang terjadi karena proses mengemukakan bahwa analisis kesesuaian lahan
alami dan perubahan karena campur tangan manusia. menggunakan SIG dapat membantu penilaian penentuan
Kegiatan-kegiatan di kawasan pesisir seperti perikanan lahan untuk peruntukan yang spesifik, (Jafari dan
tangkap, perikanan budidaya (tambak), pelabuhan, Narges, 2010) juga menjelaskan bahwa dengan
pariwisata, permukiman dan suaka alam dapat menggunakan analisis kesesuaian lahan maka dapat
mempengaruhi keseimbangan ekosistem dan ditentukan apakah lahan tersebut sesuai atau tidak untuk
geomorfologi kawasan pesisir. Konversi lahan dan digunakan oleh suatu peruntukan lahan secara spesifik.
pemanfaatan lahan di kawasan pesisir menjadi salah Kawasan pesisir Pangandaran merupakan daerah
satu penyebab utama terjadinya permasalahan pada wisata yang berkembang, kegiatan perikanan tambak,
kawasan pesisir yang mempengaruhi penyimpangan tata kawasan suaka alam, dan kawasan permukiman.
guna lahan di kawasan tersebut. Monitoring dan evaluasi pemanfaatan lahan di pesisir
Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk Pangandaran perlu dilakukan mengingat banyaknya
melakukan pemantauan lingkungan kawasan pesisir aktivitas manusia di wilayah tersebut yang dapat
dapat dilakukan dengan analisis kesesuaian lahan mempengaruhi kualitas lingkungan.
menggunakan teknologi penginderaan jauh dan Sistem Dengan demikian perlu dilakukan penelitian di
Informasi Geografis (SIG). Perencanaan pengelolaan kawasan pesisir Pangandaran untuk mengetahui
dan pengambilan keputusan yang tepat harus dilandasi pemanfaatan lahan dan kesesuaiannya sehingga dapat
oleh data dan informasi yang yang akurat tentang memberikan masukan untuk kebijakan lingkungan yang
kondisi lahan dengan demikian harus dilakukan dapat diterapkan di kawasan pesisir Pangandaran.
pemantauan kesesuaian lahan, penggunaan teknologi Penelitian ini dapat memberikan informasi dan
GIS dapat mempermudah analisis kesesuaian lahan pada gambaran kondisi lingkungan di wilayah pesisir
suatu kawasan/wilayah yang luas (Gatheru dan Maingi, Pangandaran berdasarkan data kesesuaian lahan
2010) seperti pada kawasan pesisir. Manurung (2002) menggunakan SIG.
dan Erwindy (2000) menyatakan bahwa analisis Kalogirou (2001) dan Hossain (2008) menyatakan
kesesuaian lahan menggunakan SIG dapat digunakan SIG dapat berfungsi untuk mengolah data spasial dan

1
visualisasi hasil analisis kesesuaian lahan. Dalam pada tingkat kepentingan parameter terhadap suatu
perencanaan penggunaan lahan seringkali harus peruntukan.
mengambil keputusan yang kompleks dalam waktu Analisis spasial menggunakan formula matematis
singkat, dan ketika harus memperhitungkan konsep sebagai berikut (Fauzy dkk., 2009):
pembangunan berkelanjutan dan pengembangan
P(x) = f (Abiotik) + f (Biotik) + f (RTRW)……….(1)
ekonomi maka satu set peta kesesuaian penggunaan
lahan akan sangat berguna dalam pengambilan dimana, P(x) = daerah potensial untuk pengembangan
keputusan (Joerin dkk., 2001, Geneletti dan Iris, 2008). usaha x.
METODOLOGI HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan di sepuluh Desa yang berada Kesesuaian Lahan
dalam wilayah pesisir Pangandaran. Secara Analisis kesesuaian lahan pesisir Pangandaran
Administratif wilayah penelitian berada pada wilayah difokuskan pada 3 peruntukan, yaitu perikanan tambak,
administrasi tingkat Kabupaten, yaitu Kabupaten konservasi dan permukiman yang didasarkan atas
Ciamis, Provinsi Jawa Barat yang terdiri atas sepuluh evaluasi multi kriteria dari parameter/faktor pembatas
Desa yang berbatasan langsung dengan laut di empat biofisik untuk setiap peruntukan. Secara keseluruhan
Kecamatan, yakni Desa Batukaras, Desa Cijulang, Desa luas wilayah yang dianalisis adalah seluas 7.875,75 Ha
Parigi, Desa Karangjaladri, Desa Cibenda, Desa dengan panjang garis pantai 48.119,48 m. Hasil analisis
Sukaresik, Desa Cikembulan, Desa Wonoharjo, Desa spasial dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis
Pananjung, Desa Pangandaran dan Desa Babakan. untuk masing-masing peruntukan pada ketiga kategori
Analisis kesesuaian lahan dilakukan dengan kesesuaian disajikan pada Tabel 1.
menggunakan analisis SIG, tahap pengumpulan data
spasial/vektor wilayah penelitian dilakukan bersamaan Tabel 1. Luas lahan (dalam hektar) untuk setiap
dengan identifikasi kriteria kesesuaian lahan baik untuk peruntukan lahan pada masing-masing kategori
kesesuaian.
tambak, konservasi dan permukiman. Setelah dilakukan
Sesuai Tidak Sesuai
pengumpulan data, data spasial/vektor yang sudah Peruntukan Sesuai (S1)
Bersyarat (S2) (N1)
didapat kemudian diolah menggunakan software SIG
dan dilakukan tumpang susun sesuai dengan criteria Tambak 2.596,30 1.202,13 4.077,32
kesesuaian lahan. Dalam proses pemetaan kesesuaian Konservasi 517,41 4.493,68 2.864,69
lahan, hasil pengolahan data kemudian dievaluasi dan
Permukiman 1.675,77 535,20 5.664,79
dianalisis sehingga didapatkan peta yang
menggambarkan distribusi kesesuaian lahan sesuai
dengan peruntukannya. Kesesuaian Tambak
Bahan-bahan yang dipergunakan dalam penelitian Dapat dilihat pada Tabel 1, kesesuaian lahan
ini adalah (1) peta rupa bumi pesisir Pangandaran skala tambak dengan kategori sesuai (S1) seluas 2.596,30 ha,
1 : 25.000, (2) peta lereng, (3) peta jenis tanah, (4) peta kemudian kategori sesuai bersyarat (S2) seluas total
penggunaan lahan, (5) peta administrasi, (6) peta status 1.202,13 ha dan kategori Tidak Sesuai (N1) seluas total
hutan, (7) peta ekosistem mangrove dan terumbu 4.077,32 ha. Tingkat kesesuaian didapatkan dari
karang, (8) peta sungai, dan (9) peta kawasan rawan. tumpang susun parameter-parameter kesesuaian lahan
Sedangkan peralatan yang digunakan dalam untuk peruntukan lahan tambak yang disajikan pada
penelitian ini adalah GPS Map sebagai alat untuk Tabel 2. Peta kesesuaian lahan tambak dapat dilihat
mengetahui posisi koordinat dan digunakan untuk pada Gambar 1.
melakukan koreksi georefference. Software yang Tabel 2. Parameter kesesuaian lahan tambak
digunakan dalam penelitian ini adalah Quantum-GIS berdasarkan tingkat kesesuaian lahan
untuk melakukan proses digitasi peta dan pengolahan
data spasial/vektor. Tingkat Kesesuaian
Parameter Sesuai Tidak Sesuai
Analisis kesesuaian lahan diolah menggunakan Sesuai (S1)
Bersyarat (S2) (N1)
Sistem Informasi Geografis (SIG), mencakup 4 tahapan
analisis, yaitu: Lereng 0-8% 8-15% (landai) <15% (curam)
1. penyusunan peta kawasan pesisir Pangandaran, (datar) Entisol
2. penyusunan matriks (CGIA, 2005) kesesuaian lahan Tanah Entisol 500-2000 m Non-entisol
tambak, konservasi dan permukiman Jarak dari 0-500 m >2000 m
sungai 2000-4000 m
3. pembobotan dan scoring (CGIA, 2005), dan Jarak dari 0-2000 m >4000 m
4. analisis spasial untuk mengetahui kesesuaian pantai Sawah,
kesesuaian lahan tambak, konservasi dan Penggunaan Hutan rawa, perkebunan Konservasi,
permukiman yang ada di kawasan pesisir lahan tegalan, permukiman,
Pangandaran. Penentuan bobot dan skor didasarkan belukar industri

2
Kesesuaian Konservasi permukiman) di kawasan pesisir Pangandaran lahan
Kesesuaian lahan bagi peruntukan kawasan yang memiliki kategori sesuai (S1) untuk setiap
konservasi (Tabel 2), menunjukan bahwa lahan dengan peruntukan berturut-turut yaitu seluas 2.596,30 ha untuk
kategori sesuai (S1) seluas total 517,41 ha, sesuai lahan tambak, 517,41 ha untuk konservasi, dan 1.675,77
bersyarat (S2) seluas total 4.493,68 ha, dan tidak sesuai untuk permukiman. Dari ketiga peruntukan tersebut
(N1) seluas total 2.864,69 ha. Kategori sesuai (S1) terdapat 1.320,63 ha lahan yang saling bertumpang
hanya terdapat di Desa Pangandaran sedangkan kategori susun dengan kategori sesuai (S1) untuk lahan tambak
sesuai bersyarat (S2) dan kategori tidak sesuai (N1) dan permukiman.
tersebar pada kesepuluh desa di kawasan pesisir Hasil tumpang susun antara peta lahan yang
Pangandaran. memiliki kategori sesuai (S1) dengan peta rencana pola
Tingkat kesesuaian didapatkan dari tumpang susun ruang kawasan Pangandaran yang diolah menggunakan
parameter-parameter kesesuaian lahan untuk peruntukan SIG didapatkan bahwa kawasan konservasi hasil
konservasi yang disajikan pada Tabel 3. Peta kesesuaian analisis sudah sesuai dengan dengan kawasan
lahan konservasi dapat dilihat pada Gambar 2. konservasi pada rencana pola ruang. Namun ditemukan
adanya luasan lahan yang tidak masuk pada kategori
Tabel 3. Parameter kesesuaian lahan konservasi
Sesuai (S1) untuk lahan permukiman yang berada pada
berdasarkan tingkat kesesuaian lahan
peta rencana pola ruang untuk kawasan permukiman
Tingkat Kesesuaian (perkotaan dan pedesaan) di pesisir Pangandaran.
Parameter
Sesuai
Tidak Sesuai
Sementara itu peruntukan lahan tambak belum terdapat
Sesuai (S1) Bersyarat pada peta rencana pola ruang kawasan Pangandaran
(N1)
(S2) yang disusun oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Tanah Entisol Entisol Non-entisol
Vegetasi Mangrove Pinus Kelapa
Penggunaan Cagar alam Hutan pantai, Permukiman,
lahan taman wisata pelabuhan
alam
Zona resapan Resapan air Resapan air Tidak berarti
air utama tambahan
Kec.
Kesesuaian Permukiman Kecamatan
Desa
Pada Tabel 2 dapat dilihat untuk kesesuaian lahan
S1
permukiman yang memiliki kategori sesuai (S1) yaitu
seluas total 1.675,77 ha, kemudian Kategori sesuai S2
bersyarat (S2) seluas total 535,20 dan Kategori tidak N1
sesuai (N1) seluas total 5.664,78 ha. Berdasarkan
peruntukannya, lahan untuk permukiman dibatasi oleh
parameter-parameter sebagai berikut (Tabel 4). Peta
kesesuaian lahan permukiman dapat dilihat pada
Gambar 3. Gambar 1. Peta kesesuaian lahan tambak
Tabel 4. Parameter kesesuaian lahan permukiman
berdasarkan tingkat kesesuaian lahan
Tingkat Kesesuaian
Sesuai
Parameter Tidak Sesuai
Sesuai (S1) Bersyarat
(N1)
(S2)
Kec.
Lereng <8% (datar) 8-15% >15% (curam) Kecamatan
(landai) 0-299 m Desa
Jarak dari rawa >500 m 300-500 m 0-300 m S1
Jarak dari >200 m 300-500 m
daerah banjir 0-150 m S2
Jarak dari >300 m 150-300 m N1
pasang Tidak berarti
tertinggi Resapan air Resapan air
Zona resapan utama tambahan
air
Berdasarkan analisis SIG yang telah dilakukan Gambar 2. Peta kesesuaian lahan konservasi
pada setiap kesesuaian lahan (tambak, konservasi, dan

3
sementara lahan dengan kategori sesuai (S1) untuk
konservasi hanya berada pada satu desa yaitu Desa
Pangandaran dengan luas 517,41 ha, dan lahan
dengan kategori sesuai (S1) untuk permukiman saja
hanya berada pada 4 desa yaitu Desa Batukaras,
Desa Cijulang, Desa Parigi dan Desa Babakan
dengan luas 355,14 ha.
3. Hasil analisis kesesuaian lahan kawasan pesisir
Kec.
Pangandaran dapat dijadikan sebagai masukan
Kecamatan
Desa dalam penyusunan rencana tata ruang yang lebih
S1 spesifik.
S2
Daftar Pustaka
N1 Bandyophadyay, S., Jaiswal, R. K., Hedge V. S., dan
Jayaraman, V. 2009. Assessment of Land Suitability
Potentials for Agriculture Using a Remote Sensing and
GIS Based Approach. International Journal of Remote
Sensing Vol. 30, Issue 4, March 2009, Hal. 879-895.
Gambar 3. Peta kesesuaian lahan permukiman CGIA, 2005. Land Suitability Analisys User Guide: For
ArcView 3.x and ArcGIS 9.x. Center for
Geographic and Information Analisys. Division of
Coastal Management, North Carolina.
Departemen Kelautan dan Perikanan. 2002. Pedoman Umum
Penataan Ruang Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Erwindy, J. 2000. Analisis Kesesuaian Lahan Sebagai
Masukan Pengembangan Wilayah Kecamatan Lembang.
Program Pasca Sarjana ITB, Bandung.
Fauzy, Y., Boko S., dan Zulfia, M. M. 2009. Analisis
Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Bengkulu
Melalui Perancangan Model Spasial dan Sistem
Informasi Geografis (SIG). Forum Geografi, Vol. 23,
No. 2, Desember 2009, Hal. 101 – 111.
Hossain, M. S., Sayedur, R. C., Nani, G. D., Sharifuzzaman,
S. M. dan Abida S. 2008. Integration of GIS and
Gambar 4. Peta tumpang susun kesesuaian lahan multicriteria decision analysis for urban aquaculture
development in Bangladesh. Landscape and Urban
kategori (S1) dengan peta rencana pola ruang
Planning, Vol. 90, No. 3-4, April 2009, Hal. 119-
133.
KESIMPULAN Jafari, S., dan Narges, Z. Land Suitability Analysis using
Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan Multi Attribute Decision Making Approach.
kawasan pesisir Pangandaran, dapat ditarik kesimpulan International Journal of Environmental Science and
Development, Vol.1, No.5, December 2010.
sebagai berikut:
1. Hasil analisis kesesuaian lahan bagi peruntukan Kalogirou, S. 2001. Expert System and GIS: an Application of
tambak, konservasi dan permukiman adalah: Land Suitability Evaluation. Computers, Environment
- Kategori sesuai (S1) bagi peruntukan tambak and Urban Systems, Volume 26, Issues 2-3, March-May
memiliki luas total 2.596,30 ha. 2002, Hal. 89-112.
- Kategori sesuai (S1) bagi peruntukan Manurung, H. 2002. Perubahan Penggunaan Lahan Kawasan
konservasi memiliki luas total 517,41 ha. Pesisir dan Pengaruhnya terhadap Sosial Ekonomi
- Kategori sesuai (S1) bagi peruntukan Masyarakat di Kabupaten Deli Serdang Propinsi
permukiman memiliki luas total 1.675,77 ha. Sumatera Utara. Program Pasca Sarjana USU, Medan.
2. Hasil tumpang susun lahan dengan kategori sesuai
(S1) untuk tambak saja tersebar di kesepuluh desa
wilayah penelitian dengan luas 1.275,67 ha,

Anda mungkin juga menyukai