Anda di halaman 1dari 11

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Bumi Indonesia

ANALISIS KESESUAIAN
LAHAN DAN NILAI KEINDAHAN LANSKAP UNTUK PARIWISATA
PESISIR DAN PANTAI DI KECAMATAN SANDEN

Kiki Rizki Fitriyani


kikirizkif04@gmail.com

Djati Mardiatno
djati.mardiatno@ugm.ac.id

ABSTRACT

This research was carried out in Sanden Sub-district. The purpose of this
reserach is to analyze the land suitabilit and the beauty of the landscape asses
for tourism in the coast.. The method used to analyze the land suitability is a
weight matching method on the land suitability for tourism, whereas the method
used for assesing the landscape beauty is the SBE (Scenic Beauty Estimation)
method. Result showed that the land suitability for tourism to the playground,
picnic area, and camping is S2 (quite appropriate) as well as the land suitability
for coastal tourism is S3 (marginal appropriate)and N (not appropriate). While
the highest landscape beauty value or the most favored is 118,68 found in Goa
cemara beach and the lowest 0 present on Pengklik Samas. This research is
calculate the land suitability, the beauty of the landscape asses, and land use.

Keyword: Land suitability, tourism, coastal, SBE, Sanden Sub-district

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sanden. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis kesesuaian lahan dan menilai keindahan lanskap
pariwisata pantai. Metode yang digunakan untuk menganalisis kesesuaian lahan
adalah metode weight matching pada kesesuaian lahan untuk pariwisata,
sedangkan metode yang digunakan untuk menilai keindahan lanskap adalah
metode SBE (Scenic Beauty Estimation). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kesesuaian lahan pariwisata untuk tempat bermain, tempat piknik, dan tempat
berkemah adalah S2 (cukup sesuai) serta kesesuaian lahan untuk pariwisata pantai
adalah S3 (sesuai marginal) dan N (tidak sesuai). dengan nilai keindahan lanskap
tertinggi atau yang paling disukai adalah 118,68 terdapat pada lanskap di Pantai
Goa cemara dan terendah 0 terdapat pada lanskap di Pengklik Samas. Penelitian
ini menghasilkan rekomendasi penggunaan lahan hasil dari nilai kesesuaian lahan,
nilai keindahan, dan penggunaan lahan aktual.
Kata Kunci: kesesuaian lahan, pariwisata, pesisir, SBE, Kecamatan Sanden

1
1. PENDAHULUAN lapangan dan pengambilan sampel tanah
Sebagai negara kepulauan yang berdasarkan pertimbangan bentuklahan.
memiliki garis pantai yang panjang, Pengumpulan data keindahan
Indonesia memiliki beragam tipe pantai. adalah menggunakan metode survei dan
Tipe pantai yang terdapat di sepanjang pengisian kuisioner pada analisis SBE
garis pantai tersebut memiliki banyak (Scenic Beauty Estimation). Tahapan
variasi. Terdapat pantai dengan tipe dalam pengambilan data keindahan
berpasir, berlumpur, berkarang, dan lanskap terdiri dari pengambilan foto.
bertebing terjal dengan keanekaragaman Foto yang digunakan merupakan foto
dan pemandangan alam yang khas. yang paling mewakili keanekaragaman
Keadaan alami pesisir dan pantai lanskap di lokasi. Serta penilaian foto
yang terjaga memang menjadi poin dengan cara pengisian kuisioner.
keunikan tersendiri bagi tujuan wisata. Kuisioner dinilai secara langsung di
Wisata pantai yang ada di DIY berada lokasi wisata dan secara online.
di bagian selatan provinsi ini. Tingginya Responden akan menilai foto yang
minat pengunjung membuat banyak berada di kuisioner dengan memberikan
pembangunan terjadi di sekitar pesisir nilai 1 (tidak indah) sampai dengan 10
dan pantai untuk memenuhi fasilitas (indah).
pengunjung. Sehingga diperlukan 2.2. Teknik Pengolahan Data
pengelolaan destinasi wisata yang baik 2.2.1. Pengolahan Data Kesesuaian
agar lokasi wisata berkelanjutan dan Lahan
tidak menimbulkan degradasi baik fisik a. Pembuatan Peta Bentuklahan
maupun sosial di sekitar tempat wisata Peta bentuklahan dibuat
(Manuhua, 2013). menggunakan data dasar berupa peta
Tujuan dilakukannya penelitian RBI, peta geologi, dan citra google
ini adalah: Earth. Pembuatan peta dilakukan
1. Menganalisis kesesuaian lahan menggunakan software ArcGIS 10.
untuk pariwisata di pesisir dan b. Pembuatan Kelas Kesesuaian
pantai Kecamatan Sanden; Lahan Untuk pariwisata
2. Menilai keindahan lanskap Pembuatan kelas kesesuaian
pariwisata pantai di Kecamatan lahan dilakukan dengan cara
Sanden. pembobotan pada tiap parameter
kesesuaian lahan. Sistem klasifikasi
2. METODE PENELITIAN kesesuaian lahan menggunakan sistem
2.1. Teknik Pengumpulan Data FAO (1976). Kelas kesesuaian lahan
Pengumpulan data kesesuaian untuk pariwisata ditentukan berdasarkan
lahan terbagi menjadi primer dan besarnya faktor penghambat
sekunder. Data primer didapatkan (Hardjowigeno, 2011).
melalui pengamatan dan pengukuran 2.2.2. Pengolahan Data Keindahan
langsung di lapangan serta pengujian Pengolahan data keindahan
langsung di laboratorium. Data dilakukan menggunakan nilai distribusi
sekunder didapatkan melalui instansi kumulatif Z. Nilai ini dihasilkan dari
terkait serta ekstraksi dari citra dan peta akumulasi penilaian yang diberikan oleh
untuk kepentingan pembuatan peta responden terhadap foto lanskap.
dasar. Pengumpulan data kesesuaian Masing-masing foto dihitung frekuensi
lahan dilakukan berdasarkan survei (f), frekuensi kumulatif (cf), dan

2
peluang kumulatif (cp) kemudian dicari pengembangan sarana rekreasi.
nilai Z dari tabel distribusi kumulatif Z Penggunaan kesesuaian lahan untuk
dan dibuat rata-rata. Khusus untuk nilai pengembangan sarana rekreasi pada
cp = 1.00 atau cp = (z = ± 0) digunakan dasarnya adalah untuk mengurangi
rumus perhitungan cp = 1 – 1/(2n) atau dampak negatif agar keseimbangan
cp = 1/(2n) (Bock dan Jones, 1968 ekologis dapat terjaga. Pengembangan
dalam Daniel dan Boster, 1976). Nilai Z sarana rekreasi yang ada di pariwisata
yang dijadikan pembanding dalam pantai tentunya juga memerlukan sifat
perhitungan SBE adalah nilai Z dari air laut untuk mengetahui dinamikanya
suatu obyek foto yang memiliki nilai Z terhadap lahan di pesisir dan pantai.
rata-rata terendah atau mendekati 0. (Hardjowigeno, 2011).
Selanjutnya nilai SBE dihitung Sifat fisik tanah hasil uji
mengunakan rumus: laboratorium dan lapangan dapat
disimpulkan bahwa keadaan lahan
SBEx = (ZLx – ZLs) x 100 secara makro adalah memiliki
Keterangan: kemiringan lereng yang cenderung
SBEx : Nilai SBE ke x
ZLx : nilai rata-rata z ke x
datar; drainase dan permeabilitas tanah
tergolong baik karena terdiri dari
ZLs : nilai rata-rata z yang material pasir lepas-lepas yang mampu
digunakan sebagai standar menyerap dan meloloskan air dengan
baik; bahaya banjir pasang berada di
2.3. Teknik Analisis Data bagian pantai hingga pesisir pada beting
Analisis kesesuaian lahan untuk gisik, banjir pasang terjadi pada saat
pariwisata dilakukan dengan cara puncak musim penghujan dengan
menggabungkan hasil survei fisik kecepatan angin yang cukup tinggi. Hal
dengan kondisi di lapangan berdasarkan ini dapat menjadikan tinggi gelombang
penggunaan lahan terutama zona di samudra menjadi berbahaya serta
konservasi. Analisis menggunakan bersifat destruktif terhadap apa yang
metode weight matching. Selanjutnya dilewatinya; tekstur tanah didominasi
diberikan rekomendasi penggunaan oleh material pasir yang berasal dari
lahan. Penyusunan rekomendasi ini endapan sungai, endapan pantai, serta
dilakukan dengan cara menggabungkan erupsi gunungapi; karena material yang
data hasil analisis fisik kesesuaian lahan dominan dipengaruhi oleh aktivitas
untuk melihat kesesuaian fisik, data pengendapan, maka kondisi tanah
keindahan lanskap untuk melihat permukaan memiliki solum yang tebal,
kualitas visual lanskap pesisir dan batuan penyusun tidak dapat terlihat
pantai, serta data penggunaan lahan pada kedalaman 1 meter; bahan kasar
aktual dengan zona yang telah terdiri dari moluska laut yang berukuran
ditentukan. kecil pada bagian pantai serta batu
3. HASIL DAN PEMBAHASAN kerikil yang diameternya lebih dari
4.1. Sifat Fisik Lahan 2mm. Sifat dari parameter tanah juga
Sifat fisik lahan yang diamati dipengaruhi oleh adanya penggunaan
adalah sifat fisik lahan sebagai penciri lahan di pesisir dan pantai. Penggunaan
kesesuaian lahan. Sifat fisik tersebut lahan dapat membuat sifat fisik dan
berupa sifat fisik tanah untuk kimia tanah berubah.
mengetahui kesesuaiannya terhadap

3
4.2. Analisis Kesesuaian Lahan kajian berada di bagaian beting gisik
4.2.1. Kesesuaian Lahan Pariwisata dengan penggunaan lahan utama adalah
Untuk Tempat Berkemah lahan kosong, tegalan, dan hutan
Banyak hal yang harus cemara. Serta kelas tidak sesuai (N)
diperhatikan dalam kegiatan kemah adalah seluas 205,478 Ha dengan
seperti bahaya binatang buas, kondisi presentase 27,8% dari total seluruh
tanah yang dapat menopang kuat pasak wilayah kajian berada di bagian swale
tenda, kendaraan kemah, mudah dilalui dan dataran banjir dengan penggunaan
oleh manusia namun tidak dilalui oleh lahan utama berupa sawah dan tegalan
kendaraan, bahaya pasang air laut pada serta gisik pantai.
saat malam dan dini hari, serta ada atau
tidaknya vegetasi. Tabel 1.1. Luas Lahan Berdasarkan
Kelas kesesuaian lahan untuk Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tempat
tempat berkemah dapat digolongkan Berkemah.
Luas Lahan Berdasarkan
kedalam kelas S1 (sesuai). Nama Kelas Kesesuaian (Ha)
Pertimbangan tempat berkemah di Bentuklahan
S1 S2 N
pesisir dikarenakan sudah terdapat Gisik (B2) 16,954
banyak vegetasi pesisir seperti tanaman Beting Gisik Tua
313,594
(B1)
cemara udang yang dapat melindungi Beting Gisik (B3) 219,151
tempat berkemah dari bahaya angin Dataran banjir
146,903
(C1)
kencang. Hal ini juga diperkuat dengan Swale (D1+D2) 41,621
hasil uji laboratorium bahwa bumi TOTAL 313,594 219,151 205,478
perkemahan memiliki kelas sesuai pada % 42,5 29,7 27,8
bentuklahan B1 (Beting gisik tua dan Sumber: Pengolahan Data 2016
B2 (beting gisik) dan tidak sesuai pada
Kegiatan berkemah dapat
bentuklahan B3 (gisik), C1 (dataran
dilakukan apabila kondisi alam
banjir), D1(swale) yang berada diantara
memungkinkan. Daya tarik dari
beting gisik tua, dan D2 (swale) yang
kegiatan berkemah ditepi pantai adalah
berada di antara beting gisik. Distribusi
dapat melihat panorama keindahan
kelas kesesuaian lahan disajikan pada
berupa sunrise (matahari terbit) pada
Gambar 1.1.
pagi hari dan sunset (matahari
Kesesuaian lahan terbagi
tenggelam) pada sore hari. Selain itu,
menjadi luasan berdasarkan bentuklahan
suhu udara di pantai tidak terlalu dingin.
marin dengan klasifikasi kesesuaian S1,
Sehingga dapat menjadi alternatif bagi
S2, dan N. Luas lahan berdasarkan kelas
wisatawan yang tidak tahan dengan
kesesuaian disajikan pada Tabel 1.1.
suhu dingin.
Luas kesesuaian lahan dengan kelas
sesuai (S1) adalah 313,594 Ha dengan 4.2.2. Kesesuaian Lahan Pariwisata
presentase 42,5% dari luas keseluruhan Untuk Daerah Piknik
terdapat pada bentuklahan beting gisik Daerah piknik merupakan
tua dengan penggunaan lahan utama wilayah dengan panorama alam yang
adalah permukiman dan kebun jauh dari kebisingan. Selain itu, lokasi
campuran. Kelas cukup sesuai (S2) yang digunakan untuk tempat piknik
dengan kelas kesesuaian S2ft memiliki memiliki vegetasi dan keadaan yang
luas 219,151 Ha dengan presentase mendukung.
29,7% dari luas keseluruhan wilayah

4
Gambar 1.1. Peta Kesesuaian Lahan Pariwisata Untuk Tempat Berkemah
Kesesuaian lahan yang dinilai Tabel 1.2. Luas Lahan
dan tersaji pada peta (Gambar 1.2) Berdasarkan Kelas Kesesuaian
adalah kesesuaian berdasarkan sifat- Lahan Untuk Daerah Piknik
sifat fisik tanpa memperhitungkan
Luas Lahan Berdasarkan
aspek kegiatan piknik. Berdasarkan Nama Kelas Kesesuaian (Ha)
Bentuklahan
Tabel 1.2 kondisi fisik dilihat dari S1 S2 N
kesesuaian lahan untuk daerah piknik Gisik 16.954
Beting Gisik Tua 313.594
di lokasi kajian terbagi menjadi 3 kelas Beting Gisik 219.151
yaitu S1, S2ft, dan N. Kelas S1 terdapat Dataran banjir 146.903
pada bentuklahan beting gisik tua Swale 41.621
dengan luas 313,594 Ha atau sekitar TOTAL 313.594 236.105 188.524
% 42,5 32 25,5
42,5% dari total luas keseluruhan
Sumber: Pengolahan data 2016
dengan penggunaan lahan utama adalah
permukiman dan kebun campuran. Dari segi fisik tanah, beting
Kelas kesesuaian S2ft terdapat pada gisik tua memiliki kelas yang sangat
bentuklahan beting gisik dan gisik cocok untuk kegiatan piknik. Namun,
pantai dengan luas 236, 105 Ha atau penilaian destinasi wisata bukan hanya
32% dari total luas wilayah kajian. dari segi fisik. Dari segi panorama dan
Parameter pembatas pada kelas sumberdaya wisata, wilayah ini tidak
kesesuaian lahan tersebut adalah memiliki atraksi panorama seperti yang
parameter banjir pasang dan tekstur tersedia di bagian beting gisik dan gisik
tanah permukaan. Kelas kesesuaian pantai. karena memiliki kelas S1 maka
lahan selanjutnya adalah N dengan luas wilayah ini tidak perlu dilakukan
wilayah 188,524 Ha atau seluas 25,5% pengelolaan yang berat.
dari total keseluruhan..

5
Gambar 1.2. Peta Kesesuaian Lahan Pariwisata Untuk Daerah Piknik
4.2.3. Kesesuaian Lahan Pariwisata Tabel luas kesesuaian lahan disajikan
Untuk Tempat Bermain pada Tabel 1.3.
Tempat bermain adalah suatu Tabel 1.3. Luas Lahan
tempat yang lapang, digunakan untuk Berdasarkan Kelas Kesesuaian
bermain, dan melakukan kegiatan Lahan Untuk Tempat Bermain.
berolahraga. Sehingga diperlukan
Luas Lahan Berdasarkan
daerah yang datar, tidak berbatu-batu Nama Bentuklahan Kelas Kesesuaian (Ha)
seta memiliki konsistensi tanah yang S1 S2 N
teguh (Hardjowigeno, 2011). Lahan di Gisik 16,954
Beting Gisik Tua 313,594
pesisir dan pantai terbagi dalam kelas Beting Gisik 219,151
kesesuaian S2 dan N. Distribusi Dataran banjir 146,903
kesesuian lahan untuk tempat bermain Swale 41,621
TOTAL 0 532,745 205,478
disajikan dalam Gambar 1.3. Untuk % 0 72,2 27,8
kelas kesesuaian S2s dengan pembatas Sumber: Pengolahan Data 2016
berupa lereng berada di bentuklahan
beting gisik tua. Pada beting gisik tua Klasifikasi terakhir adalah kelas
pengelolaan dilakukan dengan cara kesesuaian N. Kelas kesesuaian lahan
meratakan tanah untuk kepentingan N memiliki luas 205,478 Ha atau
bermain. Proses perataan tanah ini sekitar 27,8% dari total keseluruhan
tidak membutuhkan biaya yang banyak wilayah kajian. Kelas kesesuaian ini
karena morfologi mikro pada berada di swale, gisik pantai, dan
bentuklahan ini cukup datar. dataran banjir. Pada gisik pantai kelas
Kelas kesesuaian selanjutnya pembatas yang paling besar terletak
adalah S2ts yang berada di bagian pada tekstur tanah dan bahaya
beting gisik. Luas keseluruhan kelas hempasan gelombang.
kesesuaian S2 adalah 532,745 Ha

6
Gambar 1.3. Peta Kesesuaian Lahan Pariwisata Untuk Tempat Bermain
Kelas pembatas tersebut Kelas kesesuaian S3kla berada di pantai
memiliki nilai N yang artinya memiliki Goa Cemara. Kelas pembatas pada
kesulitan untuk memperbaikinya, pantai tersebut adalah kecerahan
sehingga pada gisik pantai tidak sesuai perairan, penutup lahan pantai, dan
untuk permainan yang menggunakan kecepatan arus. Untuk tujuan wisata, hal
lahan permanen. ini tidak menjadi masalah besar selama
4.2.4. Kesesuaian Lahan Pariwisata masih menaati peraturan yang ada di
Untuk Pariwisata Pantai sepanjang kawasan wisata pantai. Kelas
Kesesuaian lahan untuk kesesuaian yang ada di Pantai
pariwisata pantai lebih menekankan pandansari adalah S3ka dengan
pada pengaruh dinamika air laut parameter pembatas berupa kecerahan
terhadap lahan pantai dan pesisir yang perairan dan kecepatan arus. Parameter
akan digunakan sebagai tempat kegiatan ini mengindikasikan bahwa pesisir
berwisata. kesesuaian lahan untuk selatan Jawa memiliki arus yang cukup
pariwisata pantai menggunakan kuat, kecerahan perairan yang ada di
parameter kecerahan perairan, tipe Pantai Pandansai berkisar antara 7-8
pantai, penutup lahan pantai, kecepatan meter lebih rendah dibandingkan pantai
arus, kedalaman dasar peraian pantai, goa cemara. Kelas kesesuaian tidak
substrat, dan ketersediaan air tawar sesuai atau N berada di bagian pantai
sebagai parameter pembatas kelas samas dan pengkilk samas. Yang
kesesuaian. Hasil analisis menunjukkan menjadi faktor ketidaksesuaian adalah
bahwa kelas kesesuaian lahan di dari kelas pembatas kecerahan peraian
wilayah kajian terbagi menjadi kelas yang hanya mencapai kedalaman 2-4
kesesuaian S3 (Sesuai marginal) dan N meter saja. Hal ini dikarenakan pantai
(tidak sesuai) pada Gambar 1.4. ini dekat dengan muara sungai yang
menjadi pertemuan antara air sungai dan
air laut. Sehingga air menjadi keruh.

7
Gambar 1.4. Peta Kesesuaian Lahan Pariwisata Untuk Pariwisata Pantai
Banyaknya sampah dan bahan
pencemar yang ada di sekitar pantai ini
juga membuat air menjadi keruh.
Pengelolaan yang lebih baik lagi
sangat disarankan agar sampah yang ada
di pantai-pantai ini dapat teratasi.
Terlebih pantai ini sering dijadikan Sumber: Pengolahan Data 2016
sebagai tujuan wisata budaya.
Gambar 1.5. Grafik Nilai
4.3. Nilai Keindahan Lanskap Keindahan Lanskap Pada Destinasi
Penilaian dilakukan dengan Wisata Pantai di Kecamatan Sanden.
menggunakan analisis SBE (Scenic
Beauty Estimation) dengan mengambil Kualitas keindahan lanskap
foto di lokasi dan menyajikannya dalam tertinggi adalah pada pantai goa cemara
bentuk kuisioner. Pertimbangan dan terendah pada pengklik samas di
penggunaan metode ini adalah banyak bagian hutan mangrove. Nilai keindahan
penelitian visual yang menggunakan lanskap yang dominan adalah pada
metode ini karena dianggap efektif dan kelas sedang. Nilai tertinggi adalah
dapat dipercaya untuk menilai 118,68 dan terendah adalah 0. Nilai
keindahan lanskap (Yu, 1995 dalam terendah pada foto dijadikan sebagai
Khakim 2008). Hasil penilaian bahan acuan untuk perhitungan seluruh
keindahan adalah nilai kualitas foto lanskap. Penilaian keindahan
keindahan dari rendah ke tinggi. Grafik lanskap yang dilakukan bertujuan untuk
kelas keindahan lanskap disajikan mengetahui kualitas visual lanskap yang
dalam Gambar 1.5. ada di wisata pantai Kecamatan Sanden.

8
Dari hasil tersebut dapat meminimalisir dampak dari gelombang
disimpulkan bahwa lanskap yang paling tinggi dan angin kencang yang ada di
banyak disukai adalah lanskap dengan sekitar pantai. Area persawahan pada
proporsi alami dari vegetasi pantai yang wilayah kajian terdapat pada
menarik. sedangkan yang paling tidak bentuklahan swale dan dataran banjir.
disukai adalah lanskap yang memiliki Kawasan ini dapat direkomendasikan
ketidak teraturan vegetasi dan tidak sebagai wisata agro pada lokasi tertentu.
terawat (kotor). Rekomendasi penggunaan lahan
tersebut kemudian dikomparasikan
5.3. Evaluasi Sumberdaya Wisata dengan nilai keindahan lanskap. Hasil
dan Rekomendasi penilaian keindahan lanskap
Evaluasi sumberdaya wisata menunjukkan kualitas lanskap pesisir
salah satunya dilakukan dengan berdasarkan panorama yang disajikan.
kesesuaian lahan, hasil kesesuaian lahan Lanskap dengan kualitas tinggi hingga
berupa rekomendasi penggunaan lahan sedang berada di kawasan wisata Pantai
untuk pariwisata. Hasil kesesuaian Goa cemara dan Pantai Pandansari.
lahan, nilai keindahan lanskap dan Sedangkan lanskap dengan kualitas
penggunaan lahan aktual dijadikan rendah berada pada kawasan wisata
dasar pembuatan peta rekomendasi Pantai Samas dan Pengklik Samas.
penggunaan lahan yang ada di wilayah Lanskap di pantai Kecamatan Sanden
kajian. Peta Rekomendasi penggunaan ini juga memiliki atraksi alam yang
lahan disajikan pada Gambar 1.6. sedikit. Disamping itu, pengelolaan dari
Rekomendasi penggunaan lahan atraksi alam juga kurang memadai.
untuk beting gisik tua apabila dilihat Daerah ini termasuk kedalam daerah
dari kesesuaian lahan untuk pariwisata, yang sudah berkembang, sehingga perlu
lahan di wilayah ini memiliki kelas diarahkan pada pemantauan
cukup sesuai dan sesuai. Rekomendasi berkelanjutan terhadap pelaksanaan
untuk wilayah ini adalah sebagai zona pengembangan yang akan dilakukan
pendukung wisata. Dimana zona ini (Mardiatno, 2002). Namun, daerah ini
menyediakan fasilitas pendukung untuk masih perlu dukungan berbagai macam
para wisatawan. Rekomendasi infrastruktur untuk mendukung kegiatan
penggunaan lahan untuk beting gisik pariwisata.
adalah sebagai tempat bermain, tempat
piknik, dan bangunan. 5. KESIMPULAN
Sedangkan penutup lahan berupa hutan Berdasarkan hasil analisis yang
cemara digunakan untuk tempat dilakukan ditarik kesimpulan sebagai
berkemah. Tempat bermain pada berikut.
wilayah ini tidak mencangkup taman 1) Analisis mengenai kesesuaian lahan
bermain melainkan permainan yang menghasilkan:
dapat dilakukan di segala medan. a. kesesuaian lahan fisik yang terdapat
Bentuklahan gisik pantai di pesisir dan pantai Kecamatan Sanden
direkomendasikan untuk tempat digolongkan ke dalam kelas S1 dan N;
bermain pada jenis permainan pantai b. faktor penghambat secara umum
yang bersifat sementara. Bukan antara lain tekstur, lereng, kecerahan
permainan yang membutuhkan fasilitas perairan, kecepatan arus, dan bahaya
permanen. Hal ini dimaksudkan untuk hempasan gelombang;

9
Gambar 1.6. Peta Rekomendasi Penggunaan Lahan Sebagian Kecamatan Sanden

2) Nilai keindahan lanskap Manuhua, D. (2013). Kesesuaian Lahan


mengasilkan: dan Desain Tata Ruang
a. tertinggi adalah 118,68 terdapat pada Ekowisata pada Kawasan
hutan cemara pada Pantai Goa Cemara Taman Wisata Alam gunung
dan terendah adalah 0 terdapat pada Meja. SKRIPSI. Yogyakarta:
mangrove di Pengklik Samas. Fakultas Geografi, Universitas
b. lanskap didominasi oleh nilai Gadjah Mada.
keindahan sedang karena atraksi alam Mardiatno, D. 2002. Kajian Geoekologi
tidak begitu banyak dan minim Daerah Kepesisiran Lombok
pengelolaan. Barat UntukPengembangan
Wisata Pantai. Majalah
Geografi Indonesia, Vol. 16,
DAFTAR PUSTAKA No.1,Maret 2002
Siswanto. (2006). Evaluasi Sumberdaya
Daniel, T. C. and Booster R. S. (1976). Lahan. Surabaya: UPN Press.
Measuring Landscape Esthetics: Sujali. (1989). Geografi Pariwisata dan
The Scenic Beauty Estimation Kepariwisataan. Yogyakarta:
Method. USDA Forest Service. Fakultas Geografi Universitas
Research Paper RM-167. U.S. Gadjah Mada.
Sunarto. 2001. Geomorfologi dan
Department Of Agriculture
Kontribusinya dalam
Hardjowigeno, S., & Widiatmaka.
(2011). Evaluasi Kesesuaian Pelestarian Pesisir Bergumuk
Lahan dan Perencanaan Tata Pasir Aeolian dari Ancaman
guna Lahan. Yogyakarta: Bencana Agrogenik dan
Gadjah Mada University Press. Urbanogenik. Pidato

10
Pengukuhan Guru Besar
Fakultas Geografi UGM.

11

Anda mungkin juga menyukai