Terdapat beberapa merode yang dapat dilakukan untuk mengontrol rasa sakit melalui
anestesi local. Variasi teknik yang digunakan untuk mendeposisi obat anestesi local antara lain:
(1) anestesi topical, (2) Anestesi infiltrasi, (3) Field block, dan (4) Nerve block.
Pemilihan teknik anestesi yang akan dilakukan tergantung area dan jenis pembedahan
yang akan dilakukan. Secara umum, anestesi infiltrasi tergolong cukup untuk area yang tidak
begitu luas dan terisolasi, field block diindikasikan apabila terdapat beberapa gigi yang akan
dirawat (lebih dari dua), dan nerve block diindikasikan apabila operator akan melakukan
Anestesi Topikal
Pada metode ini, ujung-ujung (terminal) saraf kecil di permukaan mukosa atau kulit
hingga kedalaman 2 mm akan teranestesi, dengan mengaplikasikan agen anestesi local secara
Indikasi:
a. Sebelum melakukan injeksi teknik anestesi infiltrasi atau blok, sehingga saat insersi
jarum pasien tidak merasa sakit atau dapat mengurangi rasa sakit.
1
Bentuk sediaan:
a. Spray:
i. Bahan aktif pada sediaan ini adalah agen anestesi local yang sesuai, seperti
lignokain hidroklorida 10-15% yang water base. Sediaan ini akan didepositkan
Kelebihan: Onset yang cepat, berkisar antara 1 menit dam durasi anestesi berkisar
antara 10 menit.
pada area yang akan dipenetrasi jarum;, atau dapat juga disemprotkan ke bulatan
kapas atau gulungan kapas dan ditempatkan di area yang akan dianestesi selama 1
menit.
ii. Spray Etil Klorida: Agen ini menghasilkan efek anestesi dengan cara
permukaan mukosa atau kulit, bahan ini akan menguap dengan cepat dan
bunga es.
2
b. Salep
Digunakan untuk tujuan yang sama dengan anestesi topical berbentuk spray.
Bahan aktif yang terkandung dalam sediaan ini adalah lignokain hidroklorida 5%.
c. Emulsi
Bahan aktif yang terkandung dalam sediaan ini adalah lignokain hidroklorida 2%.
Indikasi:
i. Sebelum melakukan pencetakan pada pasien dengan reflex muntah yang besar.
ii. Meredakan rasa sakit pasca operasi dan pembengkakan setelah bedah
Metode Aplikasi: sebanyak satu sendok teh emulsi dikumur dalam mulut dan
daerah orofaring selama 1-2 menit, dan kemudian diludahkan sesaat sebelum
melakukan pencetakan.
d. Injeksi Jet
Merode: merupakan suatu teknik dimana sejumlah kecil bahan anestesi local berbentuk
sol didepositkan sebagai jet kedalam submucosa tanpa menggunakan jarum hipodermik.
Spuit injeksi khusus digunakan dalam teknik ini. Teknik ini bergantung pada
pelepasan sejumlah kecil bahan anestesi local berbentuk sol dari sebuah reservoir. Teknik
ini akan menghasilkan jet halus yang akan berpenetrasi kedalam mukosa melalui luka
3
diinsersikan melalui luka yang sama, dimana insersi ini akan terasa lebih nyaman dan
tidak sakit oleh pasien. Teknik ini biasanya digunakan sebelum injeksi di palatal.
Metode ini juga dikenal sebagai metode anestesi terminal atau peripheral, oleh karena
efek anestesinya didapatkan melalui aksi bahan anestesi terhadap ujung (terminal) serabut saraf.
Maksila
Maksila memiliki plat kortikal bagian bukal atau labial yang tipis, sifat tulangnya memiliki
banyak porous, serta pada bagian tulang yang kompak ditemukan banyak foramina. Hal-hal
tersebut dapat membantu penetrasi dan absorpsi larutan anestesi local. Oleh karena itu, maksila
Mandibula
Tulang pada mandibula secara umum lebih padat dan memiliki plat kortikal yang lebih tebal
daripada maksila, terutama di daerah posterior dan daerah linea oblik eksterna. Hanya bagian
anterior dari mandibula yang menunjukkan adanaya porositas, oleh karena itu dareah ini dapat
4
Saraf dan Daerah yang Teranestesi
Ujung cabang saraf perifer atau ujung saraf bebas pada beberapa dearah tertentu akan teranestesi
melalui deposisi larutan anestesi local pada area tersebut. Larutan anestesi diinjeksikan dibawah
Contoh: Pemberian larutan anestesi local di daerah submucosa sebelum melakukan insisi atau
Kelebihan
Kekurangan
Efek anestesinya terbatas pada daerah yang tidak begitu luas, oleh karena itu jumlah larutan
anestesi local yang cukup banyak dan beberapa daerah penetrasi jarum diperlukan apabila
Indikasi
Merode ini dilakukan apabila hanya membrane mukosa dan jaringan ikat dibawahnya yang ingin
dianestesi.
Kontraindikasi
Terdapat inflamasi atau infeksi akut pada daerah yang akan diinjeksi.
Aplikasi
Anestesi infiltrasi dapat digunakan untuk menganestesi (1) gigi oleh karena larutan anestesi
dapat mencapai serabut saraf sebelum serabut masuk ke foramen apical, dan (2) jaringan
5
periodontal. Aplikasi lain: seringkali digunakan bersamaan dengan anestesi umum untuk
mengontrol perdarahan pada daerah operasi apabila lartan anestesi mengandung vasokonstriktor.
Teknik
Jarum: direkomendasikan untuk menggunakan jarum 25, 27, atau 30 gauge dan Panjang yang
Bevel jarum: bevel jarim harus menghadap tulang saat penetrasi mukosa.
Teknik ini kemungkinan menbutuhkan lebih dari satu kali penetrasi jarum apabila daerah
Hal-hal ini akan mengakibatkan cedera pada jaringan yang akan menyebabkan rasa sakit pada
saat injeksi larutan, atai rasa sakit persisten pasca injeksi, atau mengelupasnya mukosa di daerah
injeksi.
Terdapat beberapa jenis anestesi infiltrasi,hal ini bergantung pada letak daerah deposisi
larutan anestesi. Larutan anestesi dapat didepositkan dibawah mukosa atau didalam lapisan
submucosa, didalam jaringan ikat subkutan, diatas periosteum, dibawah periosteum, dalam
ligament periodontal, didalam tulang cancellous, didalam septum interdental, atau didalam
6
jaringan pulpa gigi. Berdasarkan daerah deposisi larutan anestesi, jenis-jenis infiltrasi dapat
dibedakan menjadi:
a. Injeksi Submukosa
Teknik (gambar 17.1): larutan anestesi local didepositkan di dekat jaringan submucosa.
Larutan anestesi kemudian akan berdifusi melalui jaringan interstitial dan mencapai
ujung terminal dari serabut saraf pada daerah deposisi larutan anestesi.
Prosedur: Jarun diinsersikan dibawah jaringan mukosa. Hal ini harus dilakukan dengan
hati-hati agar larutan tidak diinjeksikan terlalu superfisial. Jumlah larutan anestesi yang
b. Injeksi Supraperiosteal
Dilakukan pada daerah maksila dan anterior mandibula oleh karena daerah ini memiliki
7
Daerah insersi: Jarum diinsersikan melalui mukosa, dan larutan anestesi didepositkan
dekat dengan daerah periosteum atau sepanjang periosteum, disekitar apeks gigi yang
akan dianestesi sedekat mungkin dengan tulang. Hal ini dapat memungkinkan terjadinya
difusi larutan anestesi melalui periosteum dan penetrasi melalui kanal haversian pada
tulang kortikal. Kanal-kanal ini jumlahnya banyak, terutama di dekat daerah apeks gigi.
Dr. Mendel Nevin telah menggaris bawahi bahwa istilah “supraperiosteal” tidak
sesuai dengan arti harfiahnya. Sebab, istilah tersebut tidak mengindikasikan tempat
injeksi. Tempat injeksi pada teknik ini apabila disesuaikan dengan namanya dapat
berkisar antara pada permukaan mukosa hingga permukaan luar periosteum. Biasanya
dalam teknik ini, larutan anestesi diinjeksikan ke dalam jaringan submucosa yang lebih
dalam, atau diatas dan diluar lapisan periosteum. Oleh karena itu istilah paraperiosteal
yang berarti sepanjang periosteum lebih sesuai untuk digunakan, daripada istilah
supraperiosteal.
Teknik: Pada metode ini, larutan anestesi local didepositkan diatas atau disamping
periosteum. Teknik ini tidak selalu menghasilkan efek anestesi yang memuaskan oleh
pembengkakan), oleh karena injeksinya yang superfisial. Pada metode ini, larutan
anestesi local tidak dideposisikan dengan cepat melalui tulang alveolar, yang dapat
menyebabkan meskipun jumlah larutan anestesi yang didepositkan cukup namun tidak
menghasilkan efek anestesi yang diinginkan, oleh karena larutan tidak berdifusi melalui
Teknik Dr. Nevin: Semua insisif maksila dapat dianestesi dengan cara menginsersikan
jarum ada daerah kaninus di setiap sisi rahang, kemudian menginsersikannya secara
8
horizontal menuju insisif sentral. Metode ini bagus untuk dilakukan pada saat akan
Kelebihan teknik Dr. Nevin: Daerah insersi jarum yang terdapat di labial hanya ada
dua. Jika operator ingin menganestesi seluruh gigi anterior mandibula, maka hanya
dibutuhkan satu titik insersi. Daerah insersi jarum terletak pada mukosa vestibular pada
Saraf yang teranestesi: daerah yang dipersarafi oleh ujung batang saraf yang besar
seperti jaringan pulpa gigi rahang atas, tulang alveolar yang mendukungnya,
Indikasi: Metode ini digunakan untuk prosedur yang dilakukan pada rahang atas dan
bagian anterior rahang bawah. Plat kortikal pada area ini tipis dan terdapat banyak
tulang cancellous. Larutan anestesi local akan berpenetrasi ke tulang alveolar melalui
kanal haversian. Jumlah kanal ini banyak terutama didekat apeks gigi.
1. Anestesi jaringan pulpa gigi apabila perawatan hanya dilakukan pada satu atau dua
2. Anestesi jaringan lunak untuk prosedur bedah pada daerah yang terbatas.
9
3. Digunakan pada anak-anak dan dewasa muda. Pada anak-anak, teknik ini dapat
masih tipis.
Kontraindikasi:
2. Terdapat tulang alveolar yang padat diatas apeks gigi yang akan dianestesi, misalnya
pada daerah molar pertama rahang atas oleh karena adanya buttress zygoma.
Kelebihan:
3. Biasanya atraumatic
Kekurangan:
Teknik ini tidak direkomendasikan untuk menganestesi daerah yang luas karena: (i)
diperlukan beberapa titik penetrasi jarum, (ii) perlu mendepositkan sejumlah larutan
anestesi yang banyak, dan (iii) efek anestesi yang memuaskan tidak dapat dicapai.
Titik insersi jarum: pada daerah mukobukal fold setinggi apeks gigi yang akan
dianestesi
10
Anatomical landmark:
o Mahkota gigi
Prosedur:
Posisi pasien: permukaan oklusal gigi rahang atas menbentuk sudut 450 terhadap
permukaan lantai.
Posisi operator:
a. Untuk injeksi maksila sebelah kanan, operator berada di sebelah kanan pasien.
b. Untuk injeksi mandibula sebelah kiri, operator berada di sebelah kanan pasien,
dan untuk injeksi mandibula sebelah kanan operator berada di sebelah depan
pasein.
Persiapan jaringan lunak: pada daerah insersi jarum diulas bahan antiseptic.
Ambil spuit injeksi yang sudah terisi larutan anestesi. Pegang spuit injeksi
membentuk sudut 450 terhadap sumbu Panjang gigi yang akan dianestesi, dengan
bevel menghadap tulang. Masukkan jarum pada daerah mukobukal fold, atau
detik.
11
Keluarkan jarum secara perlahan.Tutup jarum dengan penutupnya.
Tunggu selama 2-3 menit sampai obat bekerja, cek apakah efek anestesinya sudah
1. Subjektif: pasien merasa kebas pada daerah distribusi saraf yang teranestesi.
2. Objektif: tidak adanya rasa sakit pada saat instrumentasi dan selama perawatan.
Infiltrasi Subperiosteal
Dalam metode ini, larutan anestesi lokal diinjeksikan dibawah periosteum. Injeksi
membatasi deposit larutan anestesi hanya dibawah lapisan periosteum. Larutan ini dibawah
tekanan dapat berpenetrasi kedalam tulang cancellous, membran periodontal, dan akhirnya
Jarum diinsersikan ditengah-tengah margin gingiva ke daerah apeks gigi yang akan
dianestesi. Sudut yang dibentuk harus benar terhadap plat kortikal bukal, untuk dapat menembus
Jarum kemudian dipegang membentuk sudut 450 terhadap tulang alveolar, bevel
menghadap ke tulang, dan diarahkan kearah apeks gigi yang akan dianestesi. Saat meninsersikan
jarum, sebanyak 0.3-0.5 mL larutan anestesi diinjeksikan secara perlahan. Lapisan periosteum
akan menenkan larutan anestesi melewati plat kortikal kedalam tulang cancellous.
12
Prosedur yang sama kemudian diulang pada daerah lingual. Jumlah larutan anestesi yang
didepositkan adalah sebanyak 0.5 mL. Difusi larutan anestesi melalui kortikal plate di lingual
lebih cepat oleh karena adanya foramen yang banyak. Panjang jarum yang diinsersikan sekitar 5-
7 mm.
Periosteum
Ada beberapa hal yang perlu didiskusikan terkait metode injeksi subperiosteal. Sebuah
teori mengatakan bahwa injeksi subperiosteal dapat menyebabkan rasa sakit yang persisten atau
prolong oleh karena robeknya periosteum tulang. Periostemu sebenarnya tidak benar-benar
Menurut Gray, periosteum pada tulang yang muda bersifat lebih tebal, lebih vaskular, dan
tidak terlalu menempel pada bagian tulang, dimana periosteum biasanya dibatasi terhadap tulang
oleh lapisan jaringan ikat yang mengandung odontoblas. Seiring bertambahnya usia, lapisan
periosteum menjadi lebih tipis dan kurang vaskular, dan sel-sel odontoblas berdiferensiasi
menjadi sel epital. Hanya pada ujung tulang, dimana periosteum melekat erat pada permukaan
tulang.
Apabila deposisi sejumlah kecil larutan anestesi akan merobek lapisan periosteum, maka
seharusnya prosedur flap mukoperiosteal dianggap lebih mencederai jaringan. Namun, telah
diketahui bahwa prosedur pengangkatan flap mukoperiosteum menghasilkan rasa sakit yang
minimal.
Keuntungan
13
4. Jumlah larutan anestesi yang dipakai lebih sedikit untuk mendapatkan hasil yang
5. Onset efek anestesi yang cepat. Kedalaman anestesi yang diperlukan untuk ekstraksi gigi
dengan cepat didapatkan, namun untuk perawatan konservatif seperti ekstirpasi pulpa,
ada baiknya operator menunggu selama beberapa menit untuk membiarkan larutan
6. Metode ini secara signifikan dapat mengurangi insidensi administrasi obat secara
intravaskular.
Kerugian
Secara teoritis, beresiko dapat menyebabkan kerusakan periosteum. Tidak ada trauma besar yang
Injeksi Suplemental
Terdiri dari injeksi intraligamen, intrapulpa, intraoseus, dan intraseptal.teknik ini adalah teknik
lain yang dapat menghasilkan efek anestesi di dalam rongga mulut. Teknik ini akan
menghasilkan efek anestesi yang memuaskan apabila dilakukan dengan benar. Setiap teknik ini
memiliki fungsinya masing-masing dalam perawatan gigi. Terkadang, teknik-teknik ini akan
menghasilkan efek anestesi yang diinginkan ketika teknik-teknik lainnya gagal. Teknik-teknik
Injeksi Intraligamen
Sesuai namanya, larutan anestesi lokal diinjeksikan kedalam ligamen periodontal atau membran
periodontal. Teknik injeksi ini diklaim merupakan teknik injeksi yang aman, apabila ujung jarum
14
yang akan diinsersikan dibersihkan terlebih dahulu dan tindakan asepsis yang baik dilakukan.
Larutan anestesi lokal kemudian berpenetrasi ke tulang alveolar menuju foramen apikal,
Indikasi
Teknik injeksi ini merupakan metode injeksi yang efisien terutama untuk preparasi kavitas,
Keuntungan
2. Efek analgesik yang spesifik pada daerah gigi yang terisolasi. Satu gigi mandibula dapat
dianestesi tanpa melakukan blok pterigomandibular. Hal ini menghindari kebasnya bibir
dan lidah.
3. Dapat digunakan bersamaan dengan teknik konvensional anestesi lokal, dan dapat
Larutan anstesi lokal diinjeksikan sepanjang membran periodontal dari gigi maksila dan
mandibula. Jumlah larutan anestesi yang didepositkan sedikit, berkisar antara 0.2mL, dan harus
menggunakan sistem spuit khusus yang dapat mendepositkan larutan anestesi dengan cepat dan
dengan tekanan tinggi. Teknik ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan syringe
15
Jarum diinsersikan kedalam sulkus gingiva hingga ke ligamen periodontal. Teknik ini
hanya dapat menganestesi satu gigi secara individual. Pada gigi dengan akar tunggal, larutan
diinjeksikan di bagian mesial dan distal, atau bagian bukal dan lingual. Sedangkan pada gigi
dengan akarganda, larutan anestesi diinjeksikan pada setiap akar. Jumlah larutan anestesi yang
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa injeksi larutan anestesi dengan tekanan dan
Prosedur
2. Jarum diinsersikan pada bagian mesial gigi yang akan dirawat, kedalam sulkus gingiva
3. Beberapa tetes larutan anestesi diinjeksikan kedalam jaringan dengan tujuan agar pada
saat penetrasi jarum selanjutnya tidak akan menyebabkan atau berkurangnya rasa sakit.
4. Jarum kemudian didorong masuk kedalam ligamen periodontal, dengan arah penetrasinya
5. Biasanya sebanyak 0.2-0.4 mL larutan anestesi cukup untuk menghasilkan efek anestesi
yang diinginkan.
Syringe dipegang sedekat mungkin dengan jarum dan masukkan jarum mencapai ke dalam
membran periodontal. Jarum dipegang membentuk sudut 150 terhadap sumbu panjang gigi,
masukkan jarum sampai menyentuh septum interdental di pertengahan permukaan gigi secara
16
Menggunakan septum interdental sebagai patokan, jarum kemudian dibengkokkan kearah
gigi yang mau dianestesi, kemudian dorong jarum masuk kedalam membran mukosa. Larutan
anestesi didepositkan dengan tekanan tinggi, dimana tekanan ini cukup untuk menyebabkan
ruptur pada jaringan yang akan menyebabkan larutan anestesi dapat merembes melaluinya.
Apabila efek anestesi tidak terjadi dalam waktu 2-3 menit, maka prosedur yang sama dapat
Anestesi Intrapulpa
Teknik anestesi infiltrasi ini diindikasikan untuk menghasilkani efek anestesi pada prosedur yang
membutuhkan instrumentasi jaringan pulpa. Pertama-tama, letakkan bulatan kapas kecil yang
telah dibasahi larutan anestesi pada ruang pulpa, tunggu selama 1 menit, dan kemudian jarun 25
atau 27 gauge diinsersikan secara langsung ke dalam ruang pulpa. Jarum harus dipegang dengan
kuat atau ditekan kedalam raung pulpa atau saluran akar. Biasanya pasien akan merasakan rasa
sakit minimal yang kemudian akan hilang dengan cepat. Terkadang jarum anestesi dibengkokan
Injeksi Intraoseus
Pada metode ini, larutan anestesi lokal didepositkan secara langsung ke dalam tulang
cancellous yang dekat dengan gigi yang akan dianestesi, yaitu diantara dua plat kortikal pada
rahang atas dan bawah. Injeksi intraoseus biasanya digunakan bersamaan dengan teknik lain,
dimana biasanya teknik utama gagal menghasilkan efek anestesi yang diinginkan.
Keuntungan
17
Kerugian
Jaringan lunak diatas apeks gigi yang akan dianestesi pertama-tama diinjeksi dengan
teknik paraperiosteal. Injeksi ini ditempatkan di bagian mesial atau distal dari gigi dan
sedikit diatas akar gigi dengan tujuan untuk menghindari cedera pada gigi.
Sebuah bukaan atau perforasi dibuat di lapisan luar plat kortikal dengan menggunakan
bur SS White HP-8. Larutan anestesi kemudian didepositkan melalui perforasi tersebut
diatas tulang cancellous dengan bantuan syringe dan jarum. Jarum yang digunakan harus
berujung tumpul.
Field Block
Teknik ini merupakan teknik anestesi lokal yang umum digunakan, dan dalam kedokteran gigi
seringkali disebut sebagai infiltrasi lokal. Realitanya, teknik ini merupakan field block, dengan
larutan anestesinya didepositkan pada atau diatas apeks gigi yang akan dianestesi. Teknik ini
merupakan teknik yang paling dipilih untuk merawat semua gigi kecuali gigi posterior bawah.
Saraf yang teranestesi: ujung batang saraf yang dekat dengan area yang akan dianestesi.
Area yang teranestesi: Area yang teranestesi untuk teknik ini lebih luas dan berbatas jelas. Area
ini termasuk pulpa gigi dan jaringan lunak di distal daerah injeksi yaitu tulang alveolar
18
Perbedaan antara Field Block dan Blok Saraf
Perbedaannya pada dasarnya adalah perluasan daerah yang teranestesi atau ujung saraf mana
yang teranestesi. Fild block area anestesinya lebih terbatas, meliputi jaringan lunak dan
mencakup 102 gigi. Sedangkan blok saraf area anestesinya lebih luas, melibatkan batang saraf
yang lebih besar, dan dapat menganestesi seluruh daerah pada distribusi batang saraf tersebut,
Indikasi:
Kontraindikasi:
Teknik:
Larutan anestesi lokal didepositkan di dekat ujung batang saraf yang besar. Secara teknis, semua
injeksi yang diberikan di daerah apeks gigi mandibula tergolong sebagai field blok.
Kesimpulan
Terdapat beberapa merode yang dapat dilakukan untuk mengontrol rasa sakit melalui
anestesi local. Variasi teknik yang digunakan untuk mendeposisi obat anestesi local antara lain:
(1) anestesi topical, (2) Anestesi infiltrasi, (3) Field block, dan (4) Nerve block.
Pemilihan teknik anestesi yang akan dilakukan tergantung area dan jenis pembedahan
yang akan dilakukan. Secara umum, anestesi infiltrasi tergolong cukup untuk area yang tidak
19
begitu luas dan terisolasi, field block diindikasikan apabila terdapat beberapa gigi yang akan
dirawat (lebih dari dua), dan nerve block diindikasikan apabila operator akan melakukan
Bentuk sediaan yang biasa dipakai untuk teknik anestesi topikal dapat berupa spray,
salep, emulsi, dan injeksi jet. Sedangkan untuk teknik anestesi lokal lain, pada umumnya alat
yang dipakai adalah sediaan berbentuk larutan yang diisikan pada syringe, dan didepositkan
melalui jarum.
20
TUGAS TRANSLATE
DISUSUN OLEH :
Dini Hanifah
2015-16-071
21