Anda di halaman 1dari 4

PEMBERIAN ANESTESI LOKAL

NO.
DOKUMEN :

NO. REVISI :

S P O TGL. TERBIT :

HALAMAN :
PUSKESMAS
SILOAM TAMAKO

Ditetapkan Oleh :
Kepala Puskesmas Siloam Tanda Tangan :
Tamako dr. KRISTIAN PARERA

NIP. 19811223 200803 1 002

Pengertian Pemberian anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit atau
nyeri secara lokal tanpa disertai hlangnya kesadaran.
Pemberian anestesi lokal dapat dengan tekhnik:
Anestesi permukaan adalah pengolesan atau penyemprotan
analgetik lokal diatas selaput mukosa seperti mata,hidung,faring.
Anestesi infiltrasi adalah penyuntikan larutan analgetik lokal
langsung diarahkan disekitar tempat lesi,luka atau insisi.cara
infiltrasi yang serng digunakan adalah blokade lingkar dan larutan
obat disuntikan intradermal atau subcutan.
Anestesi blok adalah penyuntikan analgetik lokal langsung ke
saraf utama atau pleksus saraf.
Anestesi regional intravena adalah penyuntikan larutan analgetik
lokal intravena.
Obat anestesi lokal/regional adalah obat yang menghambat hantaran saraf
bila dikenakan secara lokal.anestesi lokal idealnya adalah yang tidak
mengiritasi atau merusak jaringan secara permanen,batas keamanan
lebar,mula kerja singkat,masa kerja cukup lama,larut dalam air,stabil
dalam larutan,dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan dan efeknya
reversibel.
Contoh obat anestesi lokal
Lidokain (liqnikaon,xylocain) adalah anestesi lokal kuat yang
digunakan secara topikal dan suntikan.Efek anestesi lebih
kuat,cepat,ekstensif dibanding prokain
Bupivakain adalah anestetik golongan amida dengan mula kerja lambat
dan masa kerja panjang.
Tujuan Untuk menghilangkan rasa sakit sementara ketika melakukan tindakan
bedah minor dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit
pada tubuh.
Pasien menerima segala resiko dari pengobatannya sehingga tidak
terjadi penuntutan di kemudian hari.
Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Siloam Tamako Nomor Tahun
tentang Jenis Pembedahan Minor Yang Dapat Dilakukan Di Puskesmas
2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Siloam Tamako Nomor Tahun
tentang Monitoring Status Fisiologi Pasien Selama Pemberian Anestesi
Lokal dan Sedasi
Referensi 1. Chris Tanto et all. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Keempat, Jilid
Kedua. Penerbit Media Aesculapius. FKUI. Jakarta. 20145
2. Siregar M. B. Bachsinar B. Atals Berwarna dan Dasar-Dasar Bedah
Minor. Edisi I (Revisi). Widys Medika. Jakarta. 1995
3. William De Jong et all. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. EGC. Jakarta.
2005
Langkah- langkah Anestesi lokal dengan menggunakan lidokain
A. Petugas mempersiapkan alat dan bahan :
a. Lidocaine 2 % atau lidocaine compositum (lidocaine dan
epinephrine)
b. Spuit jarum suntik 1 ml atau 3 ml
c. Kapas alcohol 70 %
d. Larutan Iodin povidone 10 %
B. Jika menggunakan lidokain compositum (kombinasi
epinephrine) petugas memastikan bukan merupakan
kontraindikasi, meliputi :
a. Organ akral (end organ), misalnya telinga, jari tangan dan kai,
cuping hidung dan penis
b. Penderita lanjut usia (geriatric)
c. Penderita hipertensi
d. Penderita penyakit kardiovaskular
e. Penderita diabetes mellitus
f. Penderita tirotoksikosis
g. Infiltrasi, blok saraf spinal pada pesalinan spontan dengan bayi
yang belum lahir
C. Petugas mempersiapkan pasien
a. Mencocokkan identitas pasien
b. Memberitahukan pasien/ keluarga atas tindakan yang akan
dilakukan dengan pengisian lembar persetujuan tindakan medis
(informed consent)
c. Mempersilahkan pasien untuk posisi berbaring yang nyaman
D. Petugas memilih teknik anestesi
Tiga teknik dalam enestesi lokal dengan lidokain :
1. Teknik Infiltrasi : penyuntikan lidokain langsung diarahkan
disekitar tempat lesi, luka atau insisi. Cara yang sering digunakan
adalah blockade lingkar dan obat disuntikkan intradermal atau
subkutan.
2. Teknik Field Block : obat ditempatkan pada cabang-cabang
saraf yang lebih besar mengelilingi daerah tindakan.
3. Teknik Block Saraf : obat ditempatkan pada batang saraf yang
besar, sehingga daerah yang dilayani (distal) saraf yang
bersangkutan akan teranestesi.

PROSEDUR I (TEKNIK INFILTRASI)


Untuk lesi-lesi permukaan (superfisialis)
1. Petugas mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun
2. Petugas memakai sarung tangan
3. Petugas membersihkan sekitar lesi dengan antiseptik
4. Petugas memasukkan lidocaine ke dalam spuit jarum suntik
5. Petugas menusukkan jarum suntik menyusur kulit secara subkutan
6. Petugas melakukan asoirasi
7. Petugas menyuntikkan perlahan-lahan sambal mencabut jarum, bila
tidak masuk pembuluh darah.
8. Petugas saat mencabut jarum pada jarak tertentu, dilakukan aspirasi
kembali dan penyuntikkan, demikian seterusnya sampai daerah yang
dimaksud selesai dianestesi
9. Petugas melakukan pengurutan pada tempat yang telah dianestesi agar
zat anestetik merata sambal menunggu kerja obat.

PROSEDUR II (TEKNIK FIELD BLOCK)


Digunakan pada pengangkatan lesi kecil hingga sedang
1. Petugas mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun
2. Petugas memakai sarung tangan
3. Petugas membersihkan sekitar lesi dengan antiseptic
4. Petugas memasukkan lidocaine ke dalam spuit jarum suntik
5. Petugas menusukkan jarum suntik, arahkan pada satu sisi daerah yang
akan dianestesi
6. Petugas melakukan aspirasi
7. Petugas menyuntikkan obat sambal jarum ditarik mundur
8. Petugas menarik jarum tapi tidak sampai habis lalu menyuntikkan kea
rah yang bersudut dengan arah suntian pertama (sisi lain dari lesi)
9. Petugas melakukan aspirasi.
10. Petugas menyuntikkan obat sambal jarum ditarik mundur.
11. Petugas mengulangi prosedur diatas pada benjolan lainnya.
12. Petugas menyuntikkan obat dengan ujung-ujung suntikan pada kedua
sisi bertemu dengan ujung suntikan yang dibuat pada benjolan
lainnya.
13. Bila perlu petugas memberikan suntikan pada lapisan yang lebih
dalam atau pada jaringan di bawah lesi.

PROSEDUR III( TEKNIK BLOK SARAF)


Biasa digunakan untuk tindakan yang agak luas
1. Petugas mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun
2. Petugas memakai sarung tangan.
3. Petugas membersihkan sekitar lesi dengan antiseptic
4. Petugas memasukkan idocain ke dalam spuit jarum suntik.
5. Petugas memasukkan jarum suntik pada daerah proksimal dari daerah
yang akan dilakukan tindakan.
6. Petugas menanyakkan pada pasien apakah merasakan kesemutan pada
saat jarum ditusukkan (jika merasa kesemutan berarti posisi suntikan
sudah tepat)
7. Setelah suntikan selesai, petugas melakukan masase (pijatan pada
daerah suntikan untuk membantu penyerapan obat)
8. Petugas mengalihkan perhatian pasien misalnya dengan diajak bicara
sambal melakukan tes apakah obat sudah bekerja, dengan menusuk
daerah yang akan dilakukan tindakan dengan banda tajam seperti
jarum.
9. Bila pasien tidak kesakitan, berarti blok berhasil

Bagan Alir

Dokumen Terkait Rekam medis

Unit Terkait 1. BP Umum


2. BP Gigi
3. KIA/ KB
4. UGD
5. Rawat Inap

Rekaman Historis Perubahan

Tgl. Mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai