Anda di halaman 1dari 2

PEMBERIAN ANASTESI LOKAL DAN

SEDASI DI KLINIK

No. Dokumen : SOP/ / /2021


No. Revisi : -
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Muhamad Pudji
FKTP KLINIK PRATAMA
Rusdiantoro
HESTIWIRASAKTI
Pelda
NRP 21010114560980
1. Pengertian 1. Pemberian anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit
atau nyeri secara lokal tanpa disertai hlangnya kesadaran.

2. Obat anestesi lokal/regional adalah obat yang menghambat hantaran


saraf bila dikenakan secara lokal. Anestesi lokal idealnya adalah yang
tidak mengiritasi atau merusak jaringan secara permanen,batas
keamanan lebar,mula kerja singkat,masa kerja cukup lama,larut dalam
air,stabil dalam larutan,dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan
dan efeknya reversibel.

3. Pemberian anestesi lokal dan sedasi dapat dengan tehnik:


3.1 Anestesi permukaan adalah pengolesan atau penyemprotan
analgetik lokal diatas selaput mukosa seperti mata, hidung, faring.
3.2 Anestesi infiltrasi adalah penyuntikan larutan analgetik lokal
langsung diarahkan disekitar tempat lesi,luka atau insisi.cara
infiltrasi yang serng digunakan adalah blokade lingkar dan larutan
obat disuntikan intradermal atau subcutan.
3.3 Anestesi blok adalah penyuntikan analgetik lokal langsung ke
saraf utama atau pleksus saraf.
3.4 Anestesi regional intravena adalah penyuntikan larutan analgetik
lokal intravena.
3.5 Sedasi (diazepam) diberikan secara suppositoria dengan dosis 5
mg dan 10 mg tergantung berat badan anak

4. Contoh obat anestesi lokal dan sedasi


4.1 Lidokain (xylocain) adalah anestesi lokal kuat yang digunakan
secara topikal dan suntikan. Efek anestesi lebih
kuat,cepat,ekstensif dibanding prokain
4.2 Pehakain adalah anastesi lokal yang berisi lidokain dan adrenalin.

2. Tujuan Untuk menghilangkan rasa sakit sementara ketika dilakukan melakukan


tindakan bedah minor
3. Kebijakan SK Kepala Klinik Pratama Hestiwirasakti Nomor SK/ / /2021 Tentang
Jenis-Jenis Anaestesi local dan Sedasi yang dapat dilakukan di
Puskesmas

4. Referensi 1.UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan


2.Peraturan Menteri Kesehatan No.290/MENKES/PER/III/2008 Tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran
5. Prosedur  Petugas mengidentifikasi pasien, mencocokkan identitas pasien
dengan rekam medis.
 Petugas menganamnesa pasien
 Petugas mencatat anamnesa pasien ke rekam medis
 Petugas menidurkan pasien di ruang tindakan,memposisikan luka
yang akan dilakukan anestesi terlihat kasat mata
 Petugas memberikan informed consent pada pasien dan keluarga
tentang tindakan anestesi yang akan dilakukan
 Pasien menandatangani lembar informed consent setelah diberi
informed consent oleh petugas
 Petugas mempersiapkan alat dan bahan steril untuk melakukan
tindakan anestesi
6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait Semua unit terkait

8. Riwayat Perubahan Dokumen

Isi Perubahan
No Yang Dirubah Tanggal Terbit

Anda mungkin juga menyukai