Anda di halaman 1dari 2

PEMBERIAN ANASTESI LOKAL DAN

SEDASI DI KLINIK

No. Dokumen : /PKP /VII/2022


No. Revisi : -
SPO Tanggal Terbit : Juli 2022
Halaman :½

KLINIK PRATAMA MAKODAM


I/BB drg. Naufal Mowandy
Jl. Gatot Soebroto KM.7,5 Letnan Satu Ckm
Medan NRP 11180043891094
Telp : 0821- 63097868

1. Pengertian 1. Pemberian anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan


rasa sakit atau nyeri secara lokal tanpa disertai hilangnya
kesadaran.

2. Obat anestesi lokal / regional adalah obat yang menghambat


hantaran saraf bila dikenakan secara lokal. Anestesi lokal
idealnya adalah yang tidak mengiritasi atau merusak jaringan
secara permanen, batas keamanan lebar, mula kerja singkat,
masa kerja cukup lama, larut dalam air, stabil dalam larutan,
dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan dan efeknya
reversibel.

3. Pemberian anastesi lokal dan sedasi dapat dengan tehnik :


3.1. Anastesi permukaan adalah pengolesan atau
penyemprotan analgetik lokal diatas selaput mukosa seperti
mata, hidung, faring.
3.2. Anastesi infiltrasi adalah penyuntikan larutan analgetik
local langsung diarahkan disekitar tempat lesi, luka atau
insisi. Cara infiltrasi yang sering digunakan adalah blokade
lingkar dan larutan obat disuntikan intra dermal atau
subcutan.
3.3. Anastesi blok adalah penyuntikan analgetik lokal
langsung kesaraf utama atau pleksus saraf.
3.4. Anastesi regional intravena adalah penyuntikan larutan
analgetik lokal intravena.
3.5. Sedasi (diazepam) diberikan secara suppositoria dengan
dosis 5 mg dan 10 mg tergantung berat badan anak

4.Contoh obat anastesi lokal dan sedasi


4.1. Lidokain (xylocain) adalah anestesi lokal kuat yang
digunakan secara topical dan suntikan. Efek anastesi lebih
kuat, cepat, ekstensif dibanding prokain
.4.2. Pehakain adalah anastesi lokal yang berisi lidokain dan
adrenalin.

2. Tujuan Untuk menghilangkan rasa sakit sementara ketika dilakukan /


melakukan tindakan bedah minor
3. Kebijakan SK Kepala Klinik Pratama Makodam I/BB No : SK/41/PKP/VI/2022
Tentang Jenis-Jenis Anastesi lokal dan Sedasi yang dapat dilakukan d
Puskesmas
4. Referensi 1.UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan
2.Keputusan Menteri Kesehatan No.779/MENKES/VIII/2008 tentang
Standard pelayanan anastesiologi dan Reanimasi di Rumah Sakit;
5. Prosedur  Petugas mengidentifikasi pasien, mencocokkan identitas
pasien dengan rekam medis.
 Petugas menganamnesa pasien
 Petugas mencatat anamnesa pasien kerekam medis
 Petugas menidurkan pasien di ruang tindakan dan
memposisikan luka yang akan dilakukan anastesi
 Petugas memberikan informed consent pada pasien dan
keluarga tentang tindakan anastesi yang akan dilakukan
 Pasien menandatangani lembar informed consent setelah
diberi informasi oleh petugas
 Petugas mempersiapkan alat dan bahan steril untuk
melakukan tindakan anestesi
7. Unit Terkait Semua unit terkait

8. Riwayat Perubahan Dokumen

Isi Perubahan
No Yang Dirubah TanggalTerbit

Anda mungkin juga menyukai